IV. PEMODELAN SISTEM B. KONFIGURASI MODEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. PEMODELAN SISTEM B. KONFIGURASI MODEL"

Transkripsi

1 IV. PEMODELAN SISTEM A. ASUMSI PERHITUNGAN MODEL Perencanaan penjadwalan produksi menggunakan beberapa asumsi. Asumsi-asumsi ini merupakan hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan produksi secara keseluruhan. Asumsi-asumsi yang digunakan antara lain : 1. Penjadwalan yang dilakukan mencakup enam jenis produk kopi kemasan yang menggunakan fasilitas produksi yang berbeda, dalam arti mesin dan tenaga kerja berbeda. 2. Ruang lingkup penjadwalan hanya dalam rentang bulan Januari Maret Selama proses produksi berlangsung, mesin-mesin yang digunakan dalam kondisi baik, sehingga peluang terjadinya kerusakan pada mesin sangat kecil dan dapat diabaikan. 4. Mesin-mesin yang digunakan untuk memproduksi kopi kemasan diasumsikan aktif. Proses produksi kopi kemasan dilakukan dengan asumsi bahwa selalu tersedia bahan baku dan bahan kemasan seperti gula, kremer, coklat, kardus, plastik kemasan, dan sebagainya. 5. Perhitungan hal-hal yang terdapat dalam model antara lain : jumlah produk diproduksi, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan hari kerja, dan kebutuhan material. 6. Tenaga kerja selalu tersedia dan tidak ada overtime. 7. Penyusunan jadwal produksi didasarkan pada toleransi masa simpan produk. B. KONFIGURASI MODEL Model penjadwalan produksi yang diberi nama GSPS 1.0 (Gasandry Production Schedule Versi 1.0) merupakan program aplikasi yang berguna untuk membantu proses penjadwalan produksi di PT.Gasandry. GSPS 1.0 dirancang untuk membantu pihak terkait dalam mengambil keputusan penjadwalan produksi yang dapat meminimalkan waktu menganggur (idle time) selama proses produksi berlangsung dengan mengoptimalkan pemakaian jumlah tenaga kerja.

2 GSPS 1.0 terdiri dari sistem manajemen tabel data, sistem manajemen basis model dan sistem manajemen dialog. Pengembangan model GSPS 1.0 menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0 untuk pengembangan sistem, Microsoft Office Access 2007 untuk pengembangan tabel datanya dan Adobe Photoshop untuk pengembangan user interface. C. RANCANGAN MODEL Untuk membantu proses perencanaan produksi, dikembangkan model penjadwalan produksi. Model penjadwalan produksi digunakan untuk mempermudah pengambilan keputusan mengenai urutan pengerjaan pesanan yang akan dilaksanakan pada bagian produksi sehingga dapat meminimalkan waktu menganggur selama proses produksi. Didalam model penjadwalan ini terdapat model perhitungan kebutuhan produksi yang meliputi perhitungan kebutuhan produk yang diproduksi, kebutuhan material, kebutuhan tenaga kerja serta kebutuhan hari kerja. Selain itu terdapat perhitungan kebutuhan jumlah lini yang terdapat pada model jadwal produksi. Proses produksi kopi ditentukan oleh ketersediaan bahan baku dan bahan kemasan. Pada penelitian ini hanya bahan kemasan yang diperhitungkan dalam penjadwalan. Pemesanan material dilakukan ketika telah diketahui material yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan produksi, yaitu pada rentang waktu dari data pesanan didapatkan dari distributor hingga pelaksanaan produksi pada periode baru akan dilaksanakan. Sehingga proses produksi dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. GSPS 1.0 memiliki 8 tabel utama dalam sistem, yaitu tabel pesanan, tabel master produk, tabel data produk masuk, tabel data produk keluar, tabel data master material, tabel data material masuk, tabel data pesan material dan tabel data hari kerja. Selain tabel data juga terdapat basis model yaitu model kebutuhan produksi, model penjadwalan, model master produk, model master material, model produk masuk, model produk keluar, model material masuk, model pesan material dan model hari kerja. 17

3 a. Kerangka Model Basis model memiliki keterkaitan dalam menganalisis data yang dimasukkan maupun yang terdapat pada tabel data pada penentuan perencanaan perusahaan. Basis model yang dikembangkan yaitu model kebutuhan produksi, model jadwal produksi, model master produk, model master material, model produk masuk, model produk keluar, model pesan material dan model hari kerja. 1. Model Produk Masuk Model ini digunakan untuk mengetahui jenis dan jumlah produk yang masuk ke gudang setelah selesai diproduksi. Input dari model ini adalah nama produk, tanggal masuk gudang, dan jumlah produk yang masuk kedalam gudang. Output dari model ini adalah jumlah produk yang terdapat digudang. Model ini akan berhubungan dengan model master produk untuk mengetahui jumlah persediaan produk didalam gudang. Diagram alir deskriptif model produk masuk dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini. Gambar 5. Diagram Alir Deskriptif Model Produk Masuk 18

4 2. Model Produk Keluar Model ini digunakan untuk mengetahui jenis dan jumlah produk yang keluar dari gudang atau produk yang akan dikirim kepada distributor. Input dari model ini adalah nama produk, tanggal keluar gudang, dan jumlah produk yang keluar dari gudang. Output dari model ini adalah jumlah produk yang keluar dari gudang atau telah dikirim. Model ini akan berhubungan dengan model master produk untuk mengetahui jumlah persediaan produk yang tersisa didalam gudang. Diagram alir deskriptif model produk keluar dapat dilihat pada Gambar 6 dibawah ini. Gambar 6. Diagram Alir Deskriptif Model Produk Keluar 3. Model Master Produk Model ini berisi informasi mengenai produk serta persediaan produk jadi dalam gudang. Informasi mengenai produk yang terdapat pada model master produk yaitu kode produk,nama produk, bobot per sachet, efisiensi proses, kapasitas mesin penggilingan, mesin pencampuran dan mesin penggilingan yang digunakan, toleransi masa simpan, serta persediaan produk didalam gudang. Persediaan produk didalam gudang ini 19

5 didapatkan dari model produk masuk dan model produk keluar. Adapun rumus untuk mengetahui total persediaan produk dalam gudang yaitu : Total Persediaan = Persediaan awal + Jumlah produk masuk Jumlah Produk Keluar Diagram alir deskriptif model master produk dapat dilihat pada Gambar 7 dibawah ini. Mulai Input : - Kode Produk - Nama Produk - Satuan - Persediaan Produk Jadi - Efisiensi - Bobot/Sachet - Kapasitas Mesin Penggilingan - Kapasitas Mesin Pencampuran - Kapasitas Mesin Pengemasan - Toleransi Masa Simpan Model Master Produk Output: Data Produk Baru - Kode Produk - Nama Produk - Satuan - Persediaan Produk Jadi - Efisiensi - Bobot/Sachet - Kapasitas Mesin Penggilingan - Kapasitas Mesin Pencampuran - Kapasitas Mesin Pengemasan - Toleransi Masa Simpan Selesai Gambar 7. Diagram Alir Deskriptif Model Master Produk 4. Model Material Masuk Model ini digunakan untuk mengetahui jenis dan jumlah material yang masuk ke gudang. Input dari model ini adalah nama produk, jenis material, tanggal masuk gudang, dan jumlah produk yang masuk kedalam gudang. 20

6 Output dari model ini adalah jumlah material yang masuk kegudang dan total persediaan material yang berhubungan dengan model master material. Diagram alir deskriptif model material masuk dapat dilihat pada Gambar 8 dibawah ini. Gambar 8. Diagram Alir Deskriptif Model Material Masuk 5. Model Master Material Model ini berisi informasi mengenai jumlah persediaan material yang ada didalam gudang. Input dari model ini adalah nama produk, jenis material, kode material dan jumlah material. Output dari model ini adalah jumlah persediaan material yang terdapat didalam gudang. Model ini berhubungan dengan model material masuk untuk menghitung jumlah persediaan material. Diagram alir deskriptif model master masuk dapat dilihat pada Gambar 9 dibawah ini. 21

7 Gambar 9. Diagram Alir Deskriptif Model Master Material 6. Model Kebutuhan Produksi Model kebutuhan produksi digunakan untuk mengetahui jumlah produk yang akan diproduksi, jumlah kebutuhan hari kerja, jumlah kebutuhan tenaga kerja dan jumlah kebutuhan material. Model kebutuhan produksi ini dihubungkan dengan tabel data master produk, master material dan tabel data pesan material. Tabel data master produk digunakan untuk mengetahui persediaan produk jadi, bobot produk setiap sachet serta efisiensi proses. Tabel data master material digunakan untuk mengetahui persediaan material sedangkan tabel data pesan material digunakan untuk menyimpan data material yang belum dipesan jika terjadi kekurangan material untuk melaksanakan kegiatan produksi. Input dari model ini yaitu data nama produk dan jumlah pesanan. Jumlah produk yang akan diproduksi diketahui dengan mengurangi jumlah pesanan dengan persediaan produk jadi. Input model yaitu data jumlah persediaan produk jadi menggunakan masukan dari tabel master produk.adapun rumus perhitungan yang digunakan yaitu : 22

8 Total produksi = jumlah pesanan jumlah persediaan produk Selain itu masukan dari tabel data master produk juga digunakan untuk mengetahui kapasitas mesin yang dipakai dalam berproduksi sehingga didapatkan output berupa kebutuhan tenaga kerja dan kebutuhan hari kerja. Kebutuhan material dihitung berdasarkan jumlah produk yang diproduksi dibagi dengan besarnya nilai konversi masing-masing material. Informasi kebutuhan material ini berguna bagi bagian produksi dan bagian pembelian untuk menentukan jumlah material yang harus disediakan pada periode tiga bulan kedepan. Perhitungan yang digunakan yaitu : Satu dus produk kopi jahe susu berisi 120 sachet atau 12 renceng, untuk memproduksi satu dus produk kopi jahe susu memerlukan 12 hanger dan 1260 cm kemasan. Perhitungan kebutuhan material adalah sebagai berikut: Hanger : Jumlah produk diproduksi (Dus) 12 hanger (tiap dus) Kemasan : Jumlah produk diproduksi (Dus) 12,6 m / 1000 m Pada saat perhitungan kebutuhan material juga dilakukan pengecekan persediaan material. Informasi mengenai persediaan material menggunakan masukan dari tabel data master material. Jika saat pengecekan material terdapat kekurangan jumlah material maka dapat langsung dilakukan pemesanan dan data material yang belum dipesan akan masuk kedalam tabel data pesan material. Hasil perhitungan pada model kebutuhan produksi ini akan disimpan pada tabel data pesanan yang akan menjadi acuan dalam penyusunan jadwal produksi. Diagram alir deskriptif model kebutuhan produksi dapat dilihat pada Gambar 10 dibawah ini. 23

9 Gambar 10. Diagram Alir Deskriptif Model Kebutuhan Produksi 7. Model Penjadwalan Model penjadwalan produksi digunakan untuk menghasilkan suatu jadwal produksi berdasarkan toleransi masa simpan produk. Model ini menekankan prioritas pengurutan pengerjaan pesanan yang akan dikerjakan terlebih dahulu adalah pesanan yang waktu toleransi masa simpannya lebih lama. Sebelum dilakukan penyusunan penjadwalan produksi, terlebih dahulu akan ditentukan jumlah lini produksi yang dibutuhkan. Penentuan jumlah lini produksi bertujuan untuk menyesuaikan total waktu pengerjaan pesanan dengan jumlah hari yang tersedia sehingga tidak terjadi kekurangan hari kerja. Selain berdasarkan toleransi masa simpan produk, penyusunan penjadwalan juga menggunakan teknik Longest Processing Time (LPT). Teknik LPT merupakan salah satu metode sequencing yang memproses terlebih dahulu produk yang memiliki waktu pemrosesan terpanjang. Teknik ini digunakan jika terdapat lebih dari satu produk yang memiliki waktu toleransi masa simpan yang sama dengan waktu pemrosesan yang 24

10 berbeda. Aturan LPT digunakan untuk meminimumkan waktu penyelesaian produk (make span) dan rata-rata waktu alir (flow time). Penjadwalan didapatkan setelah melakukan penentuan terhadap bulan dilakukannya produksi. Model menggunakan masukan dari model kebutuhan produksi yaitu data kebutuhan tenaga kerja dan waktu pengerjaan pesanan. Selain itu, model juga menggunakan masukan dari model master hari kerja yang berupa data jumlah hari kerja tersedia pada bulan produksi bersangkutan. Keluaran dari model ini berupa jadwal produksi yang dihubungkan dengan software Microsoft Excel 2007 yang berisi informasi mengenai jumlah hari kerja, jumlah tenaga kerja, jumlah lini produksi yang dibutuhkan serta urutan produk yang diproduksi. Diagram alir deskriptif model penjadwalan dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Diagram Alir Deskriptif Model Penjadwalan 25

11 b. Struktur Basis Data Basis data adalah kumpulan dari struktur record atau data yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis (Fatansyah, 2004). Basis data pada model terdiri atas beberapa tabel. Tabel data berfungsi sebagai pemasukan, penghapusan, penyimpanan, pengolahan, pengorganisasian, pemanggilan, penyedia data serta sebagai masukan dalam model penjadwalan produksi. Tabel data dalam model program GSPS 1.0 menggunakan Microsoft Access 2007 untuk pengolahan tabel data. Manajemen tabel data pada program aplikasi GSPS 1.0 mempunyai fasilitas dalam memanipulasi data seperti input, ubah, simpan, hapus serta mencetak hasil penjadwalan. Model GSPS 1.0 disusun atas basis data dan basis model. Basis data yang digunakan dalam pengembangan program GSPS 1.0 terdiri atas tabeltabel data yaitu tabel data pesanan, tabel data master produk, tabel data produk masuk, tabel data produk keluar, tabel data master material, tabel data material masuk, tabel data pesan material,dan tabel data hari kerja. Dibawah ini merupakan diagram keterkaitan antar tabel (entity relationship diagram) dalam program GSPS 1.0. produk_masuk nomor_masuk jumlah_produk_masuk nama_produk_masuk master_produk tanggal_produk_masuk kode_produk jumlah_produk_masuk nama_ produk satuan persediaan_produk bobot jumlah_produk_keluar produk_keluar nomor_keluar nama_produk_keluar tanggal_produk_keluar jumlah_produk_keluar kapasitas_mesin_giling kapasitas_mesin_pencampuran kapasitas_mesin_pengemasan masa_berlaku nama_produk master_hari_kerja bulan tahun jumlah_hari_kerja bulan pesanan nomor_input nama_produk jumlah_pesanan stok_produk kebutuhan_produksi kebutuhan_tenaga_kerja kebutuhan_hari_kerja kebutuhan_material pesan_material nama_material kode_produksi nama_produk jenis_material jumlah_pesan_material jumlah_pesan_material kode_material master_material kode_material nama_produk jenis_material jumlah_material... jumlah_material_masuk material_masuk nomor_material_masuk nama_produk jenis_kemasan tanggal_material_masuk jumlah_material_masuk Gambar 12. Entity Relationship GSPS

12 Tabel data penyusun program dibagi menjadi dua yaitu tabel data master dan tabel data transaksi. Tabel data master terdiri atas tabel data master produk, tabel data master material, dan tabel data hari kerja. Untuk tabel data transaksi terdiri atas tabel data produk masuk, tabel data produk keluar, tabel data material masuk, tabel data pesanan, tabel data pesan material. Uraian tabel data adalah sebagai produk : 1. Tabel data produk masuk Tabel data produk masuk merupakan tabel data yang berisi informasi mengenai jumlah produk yang masuk kedalam gudang setelah selesai diproduksi. Selain itu, terdapat juga informasi mengenai tanggal produk masuk kedalam gudang. Tabel data ini bersifat dinamis sehingga pengguna dapat melakukan penambahan, perubahan dan pengurangan data. 2. Tabel data produk keluar Tabel data produk keluar merupakan tabel data yang berisi informasi mengenai jumlah produk yang keluar gudang untuk dikirim kepada distributor. Selain itu, terdapat juga informasi mengenai tanggal produk keluar gudang. Tabel data ini bersifat dinamis sehingga pengguna dapat melakukan penambahan, perubahan dan pengurangan data. 3. Tabel data master produk Tabel data master produk berisi informasi mengenai jenis produk yang terdapat pada PT.Gasandry serta informasi lain seperti bobot produk per sachet, kapasitas mesin yang digunakan, toleransi masa simpan produk serta jumlah persediaan produk. Informasi mengenai jumlah persediaan produk menggunakan masukan dari tabel data produk masuk dan tabel data produk keluar. Pada tabel data ini dapat dilakukan penambahan,pengurangan serta perubahan data. 4. Tabel data material masuk Tabel data material masuk merupakan tabel data yang berisi informasi mengenai jumlah material yang masuk kedalam gudang beserta 27

13 tanggal masuk material tersebut. Tabel data ini menjadi masukan dalam perhitungan jumlah persediaan material pada tabel data master material. Tabel data ini dirancang secara dinamis sehingga pengguna dapat melakukan kegiatan penambahan, pengurangan, serta perubahan data. 5. Tabel data master material Tabel data master material berisi informasi mengenai jumlah persediaan material yang ada digudang. Pada tabel data ini dapat dilakukan penambahan,pengurangan serta perubahan data. Tabel data ini akan menjadi masukan pada tabel data pesanan untuk membandingkan kebutuhan material untuk melakukan kegiatan produksi dengan persediaan material yang ada didalam gudang. 6. Tabel data pesan material Tabel data pesan material merupakan tabel data yang berisi informasi mengenai material yang belum dipesan. Tabel data ini berhubungan dengan pengecekan material dalam model kebutuhan produksi. 7. Tabel data pesanan Tabel data pesanan merupakan tabel data yang berhubungan dengan pesanan produk. Tabel data ini berisi informasi mengenai bulan pemesanan, nama produk, jumlah pesanan, jumlah produk diproduksi, kebutuhan material,kebutuhan tenaga kerja, dan kebutuhan hari kerja (waktu pengerjaan produk). Tabel data ini dirancang secara dinamis sehingga pengguna dapat melakukan kegiatan penambahan, pengurangan, serta perubahan data. 8. Tabel data hari kerja Tabel data hari kerja berisi informasi mengenai jumlah hari kerja yang tersedia pada bulan tertentu. Tabel data ini berguna dalam penyusunan jadwal produksi dalam model penjadwalan. Tabel data ini dirancang secara dinamis sehingga pengguna dapat melakukan kegiatan penambahan, pengurangan, serta perubahan data. 28

14 c. Sistem Manajemen Dialog Sistem manajemen dialog merupakan fasilitas yang dapat mengatur interaksi antar pengguna dengan program ketika menjalankan program. Interaksi ini dapat berupa keadaan ketika pengguna memberikan input kepada program, seperti menambah, mengurangi, atau memodifikasi input di tempat yang telah disediakan oleh program. Kondisi lainnya adalah ketika pengguna memerintahkan program untuk menjalankan fungsi tertentu, atau ketika pengguna memperoleh output yang ditampilkan oleh program dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pengguna, misalnya dalam bentuk tulisan, angka, satuan, tabel, gambar, dan lain-lain. 29

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI PERUSAHAAN a. Proses Produksi Proses produksi merupakan rangkaian operasi yang dilalui bahan baku baik secara fisik maupun kimia untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM. 5. Mesin yang digunakan adalah dua buah mesin.

IV. PEMODELAN SISTEM. 5. Mesin yang digunakan adalah dua buah mesin. IV. PEMODELAN SISTEM A. ASUMSI PERHITUNGAN MODEL Perencanaan penjadwalan produksi menggunakan beberapa asumsi, asumsi-asumsi ini merupakan hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan produksi secara keseluruhan.

Lebih terperinci

MODEL PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. GASANDRY, BOGOR

MODEL PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. GASANDRY, BOGOR MODEL PENJADWALAN PRODUKSI DI PT. GASANDRY, BOGOR Oleh MITHA PRAWITHA F34060826 2010 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Mitha Prawitha. F34060826. Model Penjadwalan Produksi Di

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Setiap perusahaan memiliki tujuan akhir untuk mencapai keuntungan maksimum. Beberapa faktor yang mempengaruhi perolehan keuntungan diantaranya penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan produksi merupakan salah satu tahap penting sebelum memulai suatu kegiatan produksi. Penjadwalan produksi ini sangat penting dilakukan pada proses produksi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN Tujuan...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN Tujuan... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Pembatasan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI PERUSAHAAN a. si produksi merupakan bagian terpenting dalam sebuah industri. produksi yang diterapkan oleh PT. Triteguh Manunggal Sejati (TRMS) termasuk ke dalam proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perusahaan manufaktur, manajemen persediaan merupakan kegiatan untuk merencanakan, mengelompokkan dan mengontrol aktivitas-aktivitas selama proses terbentuknya

Lebih terperinci

AMIK GI MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

AMIK GI MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 AMIK GI MDP Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 APLIKASI SISTEM PENJUALAN SPAREPART PADA ESSEN AUTOMOBIL PALEMBANG Dwi Pusbarini 2007110034

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Persaingan antar perusahaan pada era sekarang tidak lagi terbatas secara lokal tetapi mencakup kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan sistem pendukung keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran atau kecepatan penyelesaian berbagai pekerjaan apapun.

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran atau kecepatan penyelesaian berbagai pekerjaan apapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran Sistem Informasi dalam perusahaan sangatlah penting. Terutama untuk menunjang perusahaan tersebut agar lebih maju dan berkembang. Sistem yang bagus dan

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Lengkong Putra 2 adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi kusen dan mebeul. Perusahaan ini memiliki banyak cabang di wilayah Jawa Barat. Salah satu cabangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Perusahaan harus bisa melakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 26 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pengelolaan bahan baku produksi pada PT. Asia Sakti Wahid Foods Manufacture dinilai kurang efektif dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyelesaian tugas akhir ini digunakan landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada perusahaan. 2.1 Sistem Menurut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan urutan langkah-langkah yang dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang jelas dan mudah untuk menyelesaikan permasalahan. Tiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Sygma Examedia merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jalan Babakan Sari I No 71, Kiaracondong. PT Sygma Examedia bergerak di bidang pencetakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi telah banyak merambah kedalam kegiatan suatu perusahaan. Setiap perusahaan memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai upaya untuk membantu menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah tertentu dalam setiap periode waktu tertentu. Untuk itu, perlu dibuat suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah tertentu dalam setiap periode waktu tertentu. Untuk itu, perlu dibuat suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan manufaktur pasti memiliki bagian khusus yang mengurusi pembuatan jadwal produksi. Suatu perusahaan pasti memiliki permintaan dalam jumlah tertentu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan. Secara garis besar penulis dapat menganalisa sistem pengolahan data barang di Perum Damri Bandung. Pada saat ini bahwa sistem yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laboratorium klinik kesehatan adalah salah satu perusahaan yang bergerak

BAB 1 PENDAHULUAN. Laboratorium klinik kesehatan adalah salah satu perusahaan yang bergerak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laboratorium klinik kesehatan adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa kesehatan yang pelayanannya sudah banyak di gunakan jasanya oleh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. penyelesaian produksi dengan menggunakan metode Earliest Due Date (EDD) ini

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. penyelesaian produksi dengan menggunakan metode Earliest Due Date (EDD) ini BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Kebutuhan Sistem Dalam merancang dan membangun pembuatan aplikasi perhitungan penyelesaian produksi dengan menggunakan metode Earliest Due Date (EDD) ini ada

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penggunaan Mesin yang berguna bagi bagian produksi. hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak).

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penggunaan Mesin yang berguna bagi bagian produksi. hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak). BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Implementasi aplikasi adalah tahap penerapan hasil analisis dan perancangan aplikasi yang akan dibuat agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan,

Lebih terperinci

`BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Material Requirement Planning (MRP) berbasis web pada CV. Mitra Techno Sains.

`BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Material Requirement Planning (MRP) berbasis web pada CV. Mitra Techno Sains. 17 `BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi masalah, analisis dan perancangan sistem, rancangan pengujian, dan evaluasi sistem dalam rancang bangun aplikasi

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 81 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Tahap ini merupakan proses untuk melakukan pembuatan perangkat lunak yang telah disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang dibangun

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan 3.1.1 Identifikasi Masalah Proses penjadwalan produksi pada CV Azaria dilakukan dengan model penjadwalan berdasarkan tanggal pesan pertama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR TABEL... xxiii BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR TABEL... xxiii BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xxiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distributor galvalum. Depo Galvalum terletak di Jl. Dr. Wahidin No.128A Sidoarjo.

BAB I PENDAHULUAN. distributor galvalum. Depo Galvalum terletak di Jl. Dr. Wahidin No.128A Sidoarjo. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Depo Galvalum adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang distributor galvalum. Depo Galvalum terletak di Jl. Dr. Wahidin No.128A Sidoarjo. Perusahaan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN pada RUDI AGENCY

SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN pada RUDI AGENCY SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN pada RUDI AGENCY Oleh : Sofian Horas H Siregar, (sofyanhoras@gmail.com) Dosen Pembimbing : Rinci Kembang Hamsari Program studi : Sistem Informasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggajian merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh Karyawan. Gaji dan Upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk

Lebih terperinci

BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi, khususnya teknologi komputer sebagai mesin pengolah dan penyimpanan data sangat berperan penting dalam menunjang setiap pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Definisi dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat dirumuskan dengan melihat beberapa pengertian SPK menurut beberapa ahli, misalnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM. material tersebut. untuk lebih jelasnya dapat dilihat document flow pada gambar 3.1

BAB III ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM. material tersebut. untuk lebih jelasnya dapat dilihat document flow pada gambar 3.1 BAB III ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Sesuai dengan latar belakang masalah di atas diketahui permasalahan yang ada selama ini adalah proses pengadaan material dilakukan setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian Indonesia yang berkembang dengan pesat dewasa ini, telah menyebabkan banyak aspek - aspek bisnis bergerak dengan cepat dan dinamis mengikuti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Prosedur Usulan Perhitungan Harga Pokok Produk Di bawah ini adalah usulan prosedur perhitungan harga pokok produk dan pemberian label dengan menggunakan metode Specific Identification

Lebih terperinci

V. PEMODELAN SISTEM. Pengguna. Sistem Manajemen Dialog. Sistem Pengolahan Pusat. Gambar 7. Konfigurasi Program Aplikasi SCHATZIE 1.

V. PEMODELAN SISTEM. Pengguna. Sistem Manajemen Dialog. Sistem Pengolahan Pusat. Gambar 7. Konfigurasi Program Aplikasi SCHATZIE 1. V. PEMODELAN SISTEM 5.1. KONFIGURASI SISTEM Model perencanaan bahan baku industri teh di PTPN VIII Kebun Cianten dirancang dan dibuat dalam satu paket komputer sistem manajemen yang diberi nama SCHATZIE

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN DATA PERSEDIAAN BARANG PADA PT. RINDU PALEMBANG MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008

APLIKASI PENGOLAHAN DATA PERSEDIAAN BARANG PADA PT. RINDU PALEMBANG MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008 APLIKASI PENGOLAHAN DATA PERSEDIAAN BARANG PADA PT. RINDU PALEMBANG MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008 Rusna Leni Jurusan Manajemen Informatika POLITEKNIK PalComTech Palembang Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Rengganis adalah sebuah perusahan jasa percetakan yang melakukan usaha pada bidang percetakan, dengan cakupan bisnis jasa untuk memberikan pelayanan bagi pelanggan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI INVENTORY BARANG MATERIALS DAN PRODUCT. Gita Ayu Syafarina, S.Kom, M.Kom

PERANCANGAN APLIKASI INVENTORY BARANG MATERIALS DAN PRODUCT. Gita Ayu Syafarina, S.Kom, M.Kom Technologia Vol 7, No.1, Januari Maret 2016 25 PERANCANGAN APLIKASI INVENTORY BARANG MATERIALS DAN PRODUCT Gita Ayu Syafarina, S.Kom, M.Kom (gitaayusyafarina@gmail.com) ABSTRAK Sistem informasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut agar lebih maju dan berkembang. Dengan kemajuan sistem

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut agar lebih maju dan berkembang. Dengan kemajuan sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi menurut Menurut John F. Nash (1995: 8) adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang ditujukan

Lebih terperinci

Sistem Perencanaaan Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Material Requirement Planning pada Toko Roti X Bakery SKRIPSI. Oleh :

Sistem Perencanaaan Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Material Requirement Planning pada Toko Roti X Bakery SKRIPSI. Oleh : Sistem Perencanaaan Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Material Requirement Planning pada Toko Roti X Bakery SKRIPSI Oleh : SOFIA DWI RIZANI NPM. 0735010030 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

Gambar 4.75 Form Menu Utama (b)

Gambar 4.75 Form Menu Utama (b) 214 Gambar 4.75 Form Menu Utama (b) Kemudian user mencari dapat berdasarkan 2 kategori yaitu berdasarkan nama dan kode dari staf tersebut seperti pada Gambar 4.62 Form Menu Utama (b). 215 Gambar 4.76 Form

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan bahan baku (Bhattacharyya, 2011). target penjualan (made to stock) dan pesanan pelanggan (made to order) untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan bahan baku (Bhattacharyya, 2011). target penjualan (made to stock) dan pesanan pelanggan (made to order) untuk BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang UD Eka adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi kebutuhan alas kaki, produk yang dihasilkan antara lain sandal, sol dan sepatu. Perusahaan yang berdiri sejak tahun

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Pintu Sukses Lestari (PSL) adalah sebuah perusahaan yang memproduksi kusen, pintu, dan jendela. PSL berdiri sejak tahun 2009 bulan september yang sekarang dipegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai tujuan. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah untuk menjaga tingkat persediaan

Lebih terperinci

3 Bab 3 Metode Perancangan Sistem

3 Bab 3 Metode Perancangan Sistem 3 Bab 3 Metode Perancangan Sistem 3.1 Metode Perancangan Sistem Prototype Model Dalam pengembangan sistem informasi persediaan barang pada toko besi dan bangunan Sederhana menggunakan metode prototype.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan koordinasi penyusunan rencana kegiatan perjalanan dinas. Kegiatan perjalanan dinas dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. data yang dibutuhkan, termasuk dalam bidang perhotelan. dimana orang tersebut berasal dari daerah lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. data yang dibutuhkan, termasuk dalam bidang perhotelan. dimana orang tersebut berasal dari daerah lain. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputer adalah suatu alat pendukung manusia dalam menjalankan aktifitas. Saat ini, teknologi komputer banyak mengalami kemajuan. Dalam perkembangan teknologi, komputer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah makan Ayam Cobloos merupakan perusahaan yang bergerak dibidang makanan dan minuman siap saji. Rumah makan Ayam Cobloos memiliki lima cabang logistik, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu yang sangat penting bagi dunia perkantoran sebagai arsip. Arsip

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu yang sangat penting bagi dunia perkantoran sebagai arsip. Arsip BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini kemajuan teknologi dan informasi sangat berpengaruh terhadap kemajuan di sektor pemerintahan maupun swasta. Sistem informasi adalah salah satu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... xix

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... xix DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan

Lebih terperinci

pada tabel 2. Untuk mengurangi resistance to change serta agar tidak mempersulit

pada tabel 2. Untuk mengurangi resistance to change serta agar tidak mempersulit 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Permasalahan pada PT Swastisiddhi Amagra dapat dilihat pada diagram tulang ikan (Gambar 1). Berdasarkan diagram tulang ikan tersebut, analisis kebutuhan sistem pada PT Swastisiddhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi yang semakin pesat dan canggih telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi yang semakin pesat dan canggih telah membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi yang semakin pesat dan canggih telah membawa dampak yang sangat besar dalam kehidupan saat ini. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. produksi yang dilakukan dapat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebelum

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. produksi yang dilakukan dapat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebelum BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Aplikasi optimasi penjadwalan produksi merupakan media untuk membantu CV Azaria dalam membuat penjadwalan produksi, sehingga proses produksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan pengolahan data transaksi dapat dilakukan dengan cepat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem kontrol persediaan dan produksi, dan MRP tipe 3 berhubungan dengan. sistem perencanaan manufaktur (Tersine, 1984).

BAB II LANDASAN TEORI. sistem kontrol persediaan dan produksi, dan MRP tipe 3 berhubungan dengan. sistem perencanaan manufaktur (Tersine, 1984). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) MRP dibagikan dan didefinisikan dalam 3 kategori, yaitu MRP tipe 1 berhubungan dengan sistem kontrol persediaan, MRP tipe 2 berhubungan dengan

Lebih terperinci

SISTEM PELAYANAN TERPADU PADA PT. SRIKANDI PALEMBANG

SISTEM PELAYANAN TERPADU PADA PT. SRIKANDI PALEMBANG SISTEM PELAYANAN TERPADU PADA PT. SRIKANDI PALEMBANG Dwi Irwinsyah Feri Anugrah Putra Hendri Chandra Jurusan Sistem Informasi STMIK PalComTech Palembang Abstrak PT. Srikandi Palembang adalah suatu perusahaan

Lebih terperinci

AMIK MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Semester Genap Tahun 2010/2011

AMIK MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Semester Genap Tahun 2010/2011 AMIK MDP Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Semester Genap Tahun 2010/2011 APLIKASI PENGELOLAAN PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PADA CV INTI PEMBANGUNAN PALEMBANG Robertus Veriyanto

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Tahap implementasi sistem ini merupakan suatu tahap penerapan dari analisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kebutuhan dari sistem

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4. BAB II LANDASAN TEORIDASAN TEORI. dengan Microsoft Access 2000 sebagai database. Implementasi program

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4. BAB II LANDASAN TEORIDASAN TEORI. dengan Microsoft Access 2000 sebagai database. Implementasi program 36 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4. BAB II LANDASAN TEORIDASAN TEORI 4.1. Implementasi Dalam tahap ini dijelaskan mengenai implementasi perangkat lunak yang dibangun,dikembangkan menggunakan pemrograman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini sudah sangat cepat dan maju, sebagai alat bantu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini sudah sangat cepat dan maju, sebagai alat bantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam era globalisasi saat ini, sebagian besar aktivitas manusia baik secara formal maupun informal menggunakan komputer sebagai penunjang. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT EWINDO merupakan perusahaan milik swasta yang bergerak di bidang manufaktur, memproduksi kabel elektronik, kabel penyusun kendaraan seperti motor dan mobil,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR TABEL... xix. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR TABEL... xix. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xix DAFTAR LAMPIRAN... xxii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap yang bertujuan untuk merubah hasil analisis dan perancangan ke dalam bahasa pemrograman yang dimengerti oleh

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PRODUKSI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEMASAN PADA PT. MARS LESTARI MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008

SISTEM INFORMASI PRODUKSI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEMASAN PADA PT. MARS LESTARI MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008 SISTEM INFORMASI PRODUKSI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEMASAN PADA PT. MARS LESTARI MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008 M. Jehan Manggala Jurusan Sistem Informasi STMIK PalComTech Palembang

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pengelolaan Transportasi Pengiriman BBM Pada PT. Ratah Indah Samarinda

Sistem Informasi Pengelolaan Transportasi Pengiriman BBM Pada PT. Ratah Indah Samarinda Sistem Informasi Pengelolaan Transportasi Pengiriman BBM Pada PT. Ratah Indah Samarinda Bartolomius Harpad 1), Salmon 2) 1,2) Sistem Informasi STMIK WiCiDa Samarinda Jl. M. Yamin No. 25, Samarinda, 75123

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Pada model Linear Programming untuk optimalisasi produksi terdiri dari beberapa variabel. Berikut adalah variabel yang digunakan dalam model Linear Programming:

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang baik didukung metodologi yang baik yang memuat variabelvariabel terkait dalam pembahasan alur penelitian. Penelitian yang dilakukan juga harus berjalan dengan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR TUGAS AKHIR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN INVENTORY DAN PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6 (Studi Kasus : PelangiMart Jl. Ponconoko No.28 Nirbitan, Tipes, Sukoharjo) TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. SISTEM INFORMASI MANUFACTURE DENGAN PROGRAM BORLAND DELPHI 7 (Studi Kasus : CV. PERMATA 7 FURNITURE, WONOGIRI)

TUGAS AKHIR. SISTEM INFORMASI MANUFACTURE DENGAN PROGRAM BORLAND DELPHI 7 (Studi Kasus : CV. PERMATA 7 FURNITURE, WONOGIRI) TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI MANUFACTURE DENGAN PROGRAM BORLAND DELPHI 7 (Studi Kasus : CV. PERMATA 7 FURNITURE, WONOGIRI) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Tugas Akhir Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. PT. PEWETE Gudang Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. dengan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. PT. PEWETE Gudang Surabaya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT. PEWETE adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa persewaan gudang yang bekerja sama dengan perusahaan semen yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang dibangun, dikembangkan dengan bahasa pemrograman visual basic.net

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang dibangun, dikembangkan dengan bahasa pemrograman visual basic.net BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi Kebutuhan Sistem Dalam melakukan tahap implementasi program dilakukan penerapan dari analisa dan perancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya. Perangkat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Tahap implementasi sistem adalah tahap penerapan dari hasil analisis dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Tahap implementasi sistem adalah tahap penerapan dari hasil analisis dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi sistem adalah tahap penerapan dari hasil analisis dan perancangan ke dalam bahasa pemrograman yang dimengerti oleh komputer sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah jika era sekarang disebut sebagai era informasi. Akibat kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. salah jika era sekarang disebut sebagai era informasi. Akibat kemajuan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan masyarakat di dunia termasuk Indonesia pada masa sekarang ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi, sehingga tidak salah jika era sekarang

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN DATA PERSEDIAAN SUKU CADANG PADA PT. ASTRA MOTOR BATURAJA DENGAN MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008

APLIKASI PENGOLAHAN DATA PERSEDIAAN SUKU CADANG PADA PT. ASTRA MOTOR BATURAJA DENGAN MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008 APLIKASI PENGOLAHAN DATA PERSEDIAAN SUKU CADANG PADA PT. ASTRA MOTOR BATURAJA DENGAN MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008 Ardiansyah Jurusan Manajemen Informatika POLITEKNIK PalComTech Palembang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SPK

BAB IV PERANCANGAN SPK 17 BAB IV PERANCANGAN SPK Proses perancangan SPK ini dilakukan dengan berdasarkan pada hasil wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dengan proses perancangan jadwal produksi, serta pihakpihak yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, maka penulis menggunakan metode penyelesaian masalah yang dapat digambarkan sebagai berikut: Penelitian Pendahuluan Identifikasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang minimal harus dipenuhi sehingga sistem dapat berjalan dengan baik.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang minimal harus dipenuhi sehingga sistem dapat berjalan dengan baik. BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Tahap implementasi sistem ini merupakan suatu tahap penerapan dari anaslisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kebutuhan dari sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, sehingga diperlukan berbagai upaya untuk memenangkan persaingan ini. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN KEASLIAN TA... ii SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Optimasi merupakan pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimum atau minimum suatu fungsi

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN DATA PEMASANGAN SPEEDY PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPEGTEL) DENGAN MENGGUNAKAN DELPHI 2007 DAN SQL.

APLIKASI PENGOLAHAN DATA PEMASANGAN SPEEDY PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPEGTEL) DENGAN MENGGUNAKAN DELPHI 2007 DAN SQL. APLIKASI PENGOLAHAN DATA PEMASANGAN SPEEDY PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPEGTEL) DENGAN MENGGUNAKAN DELPHI 2007 DAN SQL. SERVER 2008 Andry Satriawan Jurusan Manajemen Informatika POLTEK PalComTech Palembang

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi informasi berbasis komputer dewasa ini dirasa sangat pesat dan hal ini berpengruh terhadap aspek pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi dewasa ini memacu pertumbuhan industri di segala bidang, menyebabkan meningkatnya persaingan antara perusahaaan-perusahaan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2004/2005 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Penjadwalan Proses Pencetakan Produk dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Multi Star Teknik merupakan perusahaan manufaktur yang berada di Jalan Terusan Bojongsoang No.293 Bandung, didirikan pada tahun 2002. Dahulu perusahaan ini bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No A Surabaya ini

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No A Surabaya ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Tidar Jaya adalah sebuah perusahaan jasa yang berdiri pada tahun 1989. Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No. 136-138 A Surabaya ini bergerak pada bidang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Rancangan Pada sub bab spesifikasi rancangan ini akan dibahas mengenai spesifikasi perangkat lunak dan spesifikasi perangkat keras. 4.1.1 Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Investigasi Sistem. Tahap Analisa Sistem. Tahap Perancangan Sistem. Tahap Penerapan Sistem. Tahap Pemeliharaan Sistem

III. METODOLOGI. Tahap Investigasi Sistem. Tahap Analisa Sistem. Tahap Perancangan Sistem. Tahap Penerapan Sistem. Tahap Pemeliharaan Sistem III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah meningkatkan persaingan dalam dunia bisnis. Ketersediaan informasi yang cepat, tepat dan akurat akan memperlancar

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang 127 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang dimulai dari pendataan bahan yang baru, bahan masuk yang dimulai

Lebih terperinci

5 RANCANG BANGUN SISTEM

5 RANCANG BANGUN SISTEM 85 5 RANCANG BANGUN SISTE Pada bab ini akan diuraikan rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan Intelijen PPIC Adaptif pada industri pangan yang untuk pembahasan berikutnya akan diberi nama S IPRADIPA.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM. ada selama ini adalah proses pengadaan material dilakukan setiap awal proyek

BAB III ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM. ada selama ini adalah proses pengadaan material dilakukan setiap awal proyek BAB III ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Sesuai dengan latar belakang masalah di atas diketahui permasalahan yang ada selama ini adalah proses pengadaan material dilakukan setiap

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan produksi merupakan inti dari sebuah perusahaan manufaktur. Dalam sistem produksi terjadi suatu proses yang mengubah bahan mentah menjadi sebuah produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Toko 12 Bersaudara adalah toko yang bergerak dalam bidang penjualan dan penyediaan alat-alat listrik. Toko ini merupakan satu-satunya toko yang menjual alat listrik

Lebih terperinci