BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Definisi Sistem Produksi Menurut para ahli ada beberapa definisi mengenai sistem produksi, antara lain : 1. Asruri (1993) mendefinisikan sistem produksi sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan dari suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada. 2. Buffa (1996) mengartikan bahwa sistem produksi merupakan alat untuk mengubah masukan sumber daya guna menciptakan barang dan jasa yang berguna sebagai keluaran. 3. Nasution (2003) mendefinisikan sistem produksi sebagai kumpulan dari sub sistem sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. 4. Halim (2004) mendefinisikan bahwa sistem produksi adalah sistem yang melakukan proses transformasi atau konversi bahan mentah menjadi Universitas Mercu Buana Page 8

2 produk jadi dengan kualitas tinggi dan sesuai dengan desain produk yang telah ditetapkan. Dalam proses transformasi ini terjadi pertambahan nilai, sehingga produk jadi mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pada nilai bahan mentah. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi sistem produksi adalah suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang satu sama lain untuk memproses input (tenaga kerja, modal, material, mesin, metode, dan informasi) menjadi output (produk, limbah, dan informasi) sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Berikut gambaran singkat mengenai sistem produksi : Gambar 2.1 Sistem Produksi Universitas Mercu Buana Page 9

3 2.1.2 Klasifikasi Sistem Produksi Sistem produksi dapat dikelompokan berdasarkan; proses menghasilkan output, tujuan operasi, serta aliran operasi dan variasi produknya Menurut Proses Menghasilkan Output Sistem produksi menurut proses menghasilkan outputnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Sistem Produksi Kontinyu (Continuous Process) Sistem ini tidak memerlukan waktu set up yang lama dikarenakan sistem ini memproduksi barang yang sama secara terus menerus. 2. Sistem Produksi Terputus (Intermittent Process) Sistem ini membutuhkan waktu set up yang relative lama karena memproduksi berbagai jenis barang sesuai spesifikasi pesanan. 3. Sistem Produksi Repetatif Merupakan gabungan dari sistem produksi kontinyu dan sistem produksi terputus Menurut Tujuan Operasinya Berdasarkan tujuaan perusahaan melakukan proses produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen, maka sistem produksi dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu : 1. Engineering to Order (ETO) Konsumen meminta produsen untuk membuat produk yang dimulai dari proses perancangan produk. Contoh : desainer diminta oleh konsumennya untuk mendesain baju sesuai dengan keinginan konsumen tersebut. Universitas Mercu Buana Page 10

4 2. Make to Order (MTO) Konsumen meminta produsen untuk membuat prodek dengan memesannya terlebih dahulu. Contoh : produksi sepatu Nike pada PT. Pratama Abadi Industri sesuai dengan order dari Nike. 3. Assembly to Order (MTO) Perakitan produk berdasarkan pesanan. Contoh : perakitan computer sesuai dengan spesifikasi pemesan. 4. Make to Stock (MTS) Produsen membuat produk untuk disimpan dengan tujuan agar produk selalu tersedia ketika konsumen memesan. Contoh : pabrik mie instan. 5. Make to Demand (MTD) Strategi baru yang dikembangkan dalam perusahaan industry. Disaat respon terhadap permintaan pelanggan secara total adalah fleksibel. Dalam penyerahan produk dari perusahaan tepat waktu, jumlah dan kualitas berdasarkan keinginan pelanggan Menurut Aliran Operasi dan Variasi Produk Berdasarkan aliran operasi dan variasi produknya terdapat 5 jenis sitem produksi, diantaranya : 1. Flow Shop Sistem operasi yang suatu output secara berturut-turut melalui urutan proses yang sama pada mesin mesin khusus yang ditempatkan sepanjang lintasan produksinya. Universitas Mercu Buana Page 11

5 2. Job Shop Sistem produksi yang proses produksinya untuk setiap pesanan yang berbeda akan mengikuti urutan yang berbeda pula melalui pusat pusat kerja yang dikelompokan berdasarkan fungsinya. 3. Routing Proses pembuatan suatu produk dengan urutan urutan tugas yang bergantung pada kebbutuhan sumber daya dan dibatasi oleh waktu penyelesaian. 4. Batch Sistem operasi kombinasi dari Flow Shop dan Job Shop. Sistem ini memproduksi produk yang variatif dalam jumlah tertentu sehingga sistem ini harus fleksibel karena pembuatan produk dengan tipe berbeda akan mengakibatkan pergantian peralatan produksi. 5. Continues Bentuk ekstrim dari Flow Shop dimana terjadi aliran material yang konstan. 2.2 Penjadwalan Definisi Penjadwalan Menurut para ahli, ada beberapa definisi mengenai penjadwalan, antara lain : 1. Martinich (1997) mendefinisikan penjadwalan sebagai keputusan dalam penugasan dan waktu untuk memulai pekerjaan yang menggunakan sumber daya seperti manusia, peralatan dan fasilitas yang digunakan untuk kegiatan proses produksi untuk pekerjaan. Universitas Mercu Buana Page 12

6 2. Vollman (1998) mendefinisikan penjadwalan sebagai rencana pengaturan urutan kerja serta pengalokasian sumber, baik waktu maupun fasilitas untuk setiap operasi yang harus diselesaikan. 3. Scroeder (2000) mendefinisikan penjadwalan sebagai suatu petunjuk atau indikasi apa saja yang harus dilakukan, dengan siapa dan dengan peralatan apa yang digunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan pada waktu tertentu. 4. Michael Pinedo (2002) mendefinisikan bahwa penjadwalan selalu berhubungan dengan pengalokasian sumber daya yang ada pada jangka waktu tertentu. 5. Brown (2004) mendefinisikan penjadwalan sebagai suatu penugasan dari banyak perencanaan pekerjaan yang didefinisikan ke dalam periode waktu untuk mendapat solusi optimal dari penggunaan sumber daya pada saat sumber daya tersebut memiliki keterbatasan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi penjadwalan adalah suatu kegiatan berupa perancangan alokasi sumber daya untuk melakukan tugasnya sesuai dengan prosesnya dalam jangka waktu tetentu agar tujuan dapat tercapai Tujuan Penjadwalan Menurut David D Bedworth dkk. Tujuan dari aktivitas penjadwalan produksi adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan penggunaan sumber daya atau mengurangi waktu tunggunya, sehingga total waktu proses dapat berkurang, dan produktivitas dapat meningkat. Universitas Mercu Buana Page 13

7 2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah pekerjaan yang menunggu dalam antrian ketika sumber daya yang ada masih mengerjakan tugas lain. Teori Baker mengatakan, jika aliran kerja suatu jadwal konstan, maka antrian yang mengurangi rata-rata waktu alir akan mengurangi rata-rata persediaan barang setengah jadi. 3. Mengurangi beberapa kelambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu penyelesaian sehingga akan meminimasi penalti cost. 4. Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik dan jenis kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang mahal dapat dihindarkan Fungsi Penjadwalan Menurut Thomas E. Morton, dkk., penjadwalan memiliki beberapa fungsi dalam sistem produksi, yaitu : 1. Loading (pembebanan) bertujuan mengkompromikan antara kebutuhan yang diminta dengan kapasitas untuk mementukan fasilitas, operator dan peralatan. 2. Sequencing (penentuan urutan) bertujuan membuat prioritas urutan pengerjaan dalam pemrosesan order-order yang masuk. 3. Dispatching, pemberian perintah-perintah kerja ketiap mesin atau fasilitas lainnya. 4. Pengendalian kinerja penjadwalan, dengan cara : a. Memonitor perkembangan pencapaian pemenuhan order dalam semua sector b. Merancang ulang sequencing, bila ada kesalahan Universitas Mercu Buana Page 14

8 5. Updating schedule, pelaksanan jadwal selalu ada masalah baru yang berbeda dalam proses pembuatan jadwal. 2.3 Sistem Penjadwalan Input Sistem Penjadwalan Beberapa pekerjaan yang berupa alokasi untuk tiap-tiap order, penugasan prioritas dan job pengendalian jadwal produksi membutuhkan informasi terperinci yang akan dijadikan input dari sistem penjadwalan. Informasi yang dibutuhkan tersebut berupa kapasitas dari order yang terjadwalkan berdasarkan jumlah sumberdaya yang digunakan. Informasi yang dijadikan input dari sistem penjadwalan bisa diperoleh dari lembar kerja operasi yang berisi keterampilan dan peralatan yang dibutuhkan, waktu standar dan lain sebagainya, juga dari BOM yang berisikan kebutuhan kebutuhan komponen serta bahan pendukung lainnya. Salah satu input yang dibutuhkan misalnya jumlah pesanan yang apabila belum diketahui dapat terlebih dahulu kita perkirakan jumlahnya menggunakan teknik peramalan. Teknik peramalan ada dua jenis yaitu : 1. Peramalan Kualitatif; teknik peramalan yang melibatkan pendapat pribadi, pendapat para ahli dan sebagainya yang bertujuan untuk menggabungkan seluruh informasi yang diperoleh secara logika dan sistematis. 2. Peramalan Kuantitatif; teknik yang didasarkan pada data kuantitatif masa lalu.beberapa teknik peramalan kuantitatif yang biasa digunakan yaitu : Time Series Model dan Causal Model. Universitas Mercu Buana Page 15

9 2.3.2 Output Sistem Penjadwalan Setelah input berupa informasi tersebut diproses, maka sistem penjadwalan akan menghasilkan aktivitas aktivitas berikut : 1. Pembebanan (Loading) Pembebanan melibatkan penyesuaian kebutuhan kapasitas untuk tiap pesanan yang diterima. Pembebanan dilakukan dengan menugaskan pesanan pada fasilitas, operator dan peralatan tertentu. 2. Pengurutan (Sequencing) Pengurutan merupakan penugasan atas pesanan mana yang di prioritaskan untuk diproses terlebih dahulu disaat suatu fasilitas harus memproses banyak job. 3. Prioritas Job Prioritas kerja atas pekerjaan mana yang diseleksi dan diprioritaskan untuk diproses. 4. Pengendalian Kinerja Penjadwalan Pengendalian kinerja penjadwalan dilakukan dengan meninjau kembali status pesanan ketika melalui proses tertentu 5. Update jadwal Updating penjadwalan dilakukan sebagai refleksi kondisi operasi yang terjadi dengan memperhatikan prioritas. 2.4 Klasifikasi Penjadwalan Penjadwalan produksi dapat diklasifikasikan dilihat dari perbedaan kondisi yang mendasarinya, klasifikasi penjadwalan yang sering terjadi dalam proses produksi adalah sebagai berikut : Universitas Mercu Buana Page 16

10 1. Berdasarkan mesin yang digunakan : a. Penjadwalan pada mesin tunggal (Single machine shop) b. Penjadwalan pada mesin jamak/pararel (m machine) 2. Berdasarkan strategi desain proses : a. Flow Shop Proses penentuan urutan pekerjaan yang memiliki lintasan produk yang sama. Model flow shop operasi dari suatu pekerjaan hanya dapat bergerak satu arah yaitu dari proses awal sampai dengan proses akhir, diantara proses-proses tersebut tidak memungkinkan untuk kembali ke proses sebelumnya b. Job Shop Proses produksi dengan aliran ini tidak selalu sama untuk setiap jobnya. Setiap job dikerjakan dengan urutan mesin tertentu sesuai dengan kebutuhan prosesnya. 3. Berdasarkan product positioning : a. Make to order Jumlah dan jenis produk yang dibuat berdasarkan permintaan dari konsumen. b. Make to stock Jumlah dan jenis produk terus menerus dibuat untuk disimpan. 4. Berdasarkan pola kedatangan job : a. Statistik, pengurutan job terbatas pada pesanan yang ada. Job yang baru tidak mempengaruhi pengurutan job yang sudah dibuat. Universitas Mercu Buana Page 17

11 b. Dinamik, pengurutan job selalu diperbaharui jika ada job baru yang datang. 5. Berdasarkan waktu proses : a. Deterministik, waktu proses yang diterima sudah diketahui dengan pasti b. Stokastik, waktu proses yang diterima belum pasti. 2.5 Istilah Istilah dalam Penjadwalan 1. Processing time (waktu proses): estimasi waktu penyelesaian pekerjaan (job, task), t i 2. Setup time (waktu setup): waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan persiapan sebelum pemrosesan job dilaksanakan. Sequence dependent and independent setup times. s i 3. Flow time (waktu tinggal): waktu antara saat datang (arrival time) dan saat kirim (delivery date), F i a. Saat datang adalah saat job mulai berada di shop floor (production line), a i b. Delivery date (saat kirim): saat pengiriman job dari shop floor ke proses berikut atau ke konsumen, d i 4. Ready time (saat siap): saat sebuah job siap diproses. 5. Due date: saat batas (deadline) untuk job, yang setelah batas tersebut job dinyatakan terlambat, d i 6. Makespan: interval waktu total untuk penyelesaian seluruh job 7. Completion time (saat selesai): saat suatu job selesai diproses, c i 8. Lateness: deviasi antara saat selesai dan due date, L i = c i - d i 9. Tardiness (T i ): positive lateness. Earliness (E i ): negative lateness Universitas Mercu Buana Page 18

12 10. Slack: sisa waktu sampai due date, SL i = d i - t i saat sekarang 11. Gantt chart: adalah peta visual yang menggambarkan loading dan scheduling 12. Loading menggambarkan beban mesin. Schedule menggambarkan urutan (sequence) pemrosesan job, dan menggambarkan saat dimulai dan saat selesai suatu pekerjaan. 13. Waiting time adalah waktu job menunggu karena mesin yang seharus memproses job tersebut sedang memproses job lain 14. Idle time adalah waktu mesin tidak bekerja (menganggur) karena tidak ada job yang harus diprosespriority rule: aturan penentuan prioritas pemrosesan 15. Priority rules: FCFS (first come first serve); SPT (shortest processing time), LPT (longest processing time), EDD (earliest due date); rasio kritis (critical ratio, CR). CR = (due date today s date)/(lead time remaining) atau CR = (due date today s date)/(workdays remaining) 2.6 Metode dalam Penjadwalan Dalam aktivitas penjadwalan yang dilakukan akan melalui dua tahapan, yaitu : 1. Pekerjaan harus diturunkan ke mesin. Jika terdapat lebih dari satu mesin, maka akan diperhitungkan tentang kualitas, ongkos set up, pemeliharaan dan ketersediaan operator. 2. Mengurutkan pekerjaan yang ada di mesin yang membutuhkan aturan prioritas. Pemilihan aturan prioritas akan memberikan hasil penjadwalan yang tepat sesuai dengan tujuan penjadwalan yang ditetapkan dari kriteria yang dijadikan sebagai alat ukur performansi penjadwalan yang dilakukan. Universitas Mercu Buana Page 19

13 Metode penjadwalan Job Shop secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Job Shop Loading Ketika order tiba pada suatu job shop, kegiatan pertama pada penjadwalan adalah menugaskan order tersebut pada bermacam macam pusat kerja untuk diproses. Untuk permasalahan yang sederhana dengan asumsi tidak ada pemisahan job, maka job shop loading dapat dibuat dengan mudah menggunakan Gantt Chart dan Metode Penugasan. a. Gantt Chart Gantt chart menunjukan dan waktu luang pada beberapa departemen, mesin atau fasilitas serta beban kerja dalam sistem. Loading dengan gantt chart merupakan cara yang paling sederhana dan paling lama serta banyak digunakan dalam penjadwalan. Meskipun sederhana dan tervisualisasikan, Gantt Chart sangat lemah dalam mengevaluasi rencana rencana alternative untuk loading dan ketika jumlah job meningkat, proses ini menjadi cukup sulit. Gambar 2.2 Contoh Gantt Chart untuk Penjadwalan Job Shop Universitas Mercu Buana Page 20

14 b. Metode Penugasan Loading dengan metode penugasan merupakan cara pembebanan pekerjaan untuk job yang tersedia dengan tujuan meminimalisasi total waktu yang terpakai. 2. Job Sequencing Setelah beberapa pekerjaan ditugaskan (loading) pada pusat kerja tertentu, maka langkah selanjutnya adalah menentukan urutan urutan untuk memrosesnya. Sequencing adalah penetapan prioritas dalam bentuk antrian menuju pusat kerja untuk suatu proses produksi. Pemilihan prioritas sequencing tersebut mempertimbangkan efisiensi penggunaan fasilitas dengan criteria antara lain : biaya set up, biaya persediaan WIP, waktu menganggur, persentasi waktu menganggur dan lain sebagainya. Beberapa aturan job sequencing, diantaranya : 1. FISFS (First In Sistem First Served) Pemberian prioritas pekerjaan kepada pekerjaan yang pertama tiba di factory (bukan mesin). 2. FCFS (First Come First Served) Pekerjaan pertama yang datang di sebuah pusat kerja akan diproses terlebih dahulu. 3. SPT (Shortest Processing Time) Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan terpendek dikerjakan lebih dulu. 4. EDD (Earliest Due Date) Pekerjaan dengan batas waktu paling awal dikerjakan terlebih dahulu. Universitas Mercu Buana Page 21

15 5. LPT (Longest Processing Time) Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan lebih panjang dikerjakan lebih dulu. 6. LWR (Last Work Remaining) Pemberian prioritas kepada pekerjaan dengan jumlah pemrosesan total tersisa yang masih dikerjakan paling sedikit. 7. LSF (Least Stock First) Pemberian prioritas kepada pekerjaan yang waktu senggangnya terkecil. Waktu senggang adalah selisih antara waktu jatuh tempo dengan lama pengerjaan pekerjaan tersebut. 2.7 Perhitungan Metode Penjadwalan Perhitungan metode penjadwalan pada tinjauan pustaka ini dibatasi hanya menggunakan empat metode sesuai dengan pengolahan data yang akan dilakukan. Keempat metode tersebut, antara lain : FCFS (First Come First Served), SPT (Shortest Processing Time), EDD(Earliest Due Date), dan LPT(Longest Processing Time). Contoh: Lima job yang berkaitan menunggu untuk ditugaskan pada suatu perusahaan manufaktur ABC. Urutan pengerjaan sesuai dengan aturan FCFS, SPT, EDD dan LPT akan ditetapkan. Job ditandai dengan hurif sesuai dengan urutan kedatangan mereka. Waktu pengerjaan dan batas waktunya diberikan dalam tabel berikut : Universitas Mercu Buana Page 22

16 Tabel 2.1 Job Perusahaan ABC Job Processing Time (Days) Due Date (Days) A 6 8 B 2 6 C 8 18 D 3 15 E Perhitungan dengan Metode FCFS Urutan FCFS terlihat dalam tabel 2.2, yaitu A B C D E. Aliran waktu dalam sistem untuk urutan ini menghitung waktu yang dihabiskan oleh setiap job untuk menunggu ditambah dengan waktu pengerjaannya. Contoh : Job B menunggu selama 6 hari selama job A sedang diproses kemudian menghabiskan waktu 2 hari dalam pemrosesannya sehingga job B akan selesai dalam waktu 8 hari dengan keterlambatan 2 hari setelah batas waktunya. Tabel 2.2 Contoh Penjadwalan dengan Metode FCFS Job Processing Time Due Date Waktu Selesai Keterlambatan (Days) (Days) (Days) (Days) A B C D E Σ Perhitungan efektivitas : a. Rata rata waktu penyelesaian = Jumlah waktu penyelesaian Jumlah pekerjaan = 77 hari 5 = 15, 4 hari Universitas Mercu Buana Page 23

17 b. Utilisasi = Jumlah waktu proses Jumlah waktu penyelesaian x 100 % = 28 hari 77 hari x 100 % = 36,4% c. Jumlah job rata rata dalam sistem = Jumlah waktu penyelesaian Jumlah waktu proses 77 hari = 28 hari = 2,75 job d. Keterlambatan job rata rata = Jumlah Hari keterlambatan Jumlah pekerjaan 11 hari = 5 = 2,2 hari Perhitungan dengan Metode SPT Aturan SPT dibuat dengan cara memprioritaskan job dengan waktu pemrosesan terpendek sehingga menghasilkan urutan B D A C E seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 2.3 Contoh Penjadwalan dengan Metode SPT Job Processing Time Due Date Waktu Selesai Keterlambatan (Days) (Days) (Days) (Days) B D A C E Σ Perhitungan efektivitas : a. Rata rata waktu penyelesaian = 65 hari 5 = 13 hari Universitas Mercu Buana Page 24

18 b. Utilisasi = 28 hari 65 hari x 100 % = 43,1 % c. Jumlah job rata rata dalam sistem = 65 hari 28 hari d. Keterlambatan job rata rata = 9 hari 5 = 2,32 job = 1,8 hari Perhitungan dengan Metode EDD Aturan EDD dibuat dengan cara memprioritaskan job dengan due date paling awal sehingga menghasilkan urutan B A D C E seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 2.4 Contoh Penjadwalan dengan Metode EDD Job Processing Time Due Date Waktu Selesai Keterlambatan (Days) (Days) (Days) (Days) B A D C E Σ Perhitungan efektivitas : a. Rata rata waktu penyelesaian = b. Utilisasi = 68 hari 5 28 hari 68 hari = 13,6 hari x 100 % = 41,2 % c. Jumlah job rata rata dalam sistem = 68 hari 28 hari d. Keterlambatan job rata rata = 6 hari 5 = 2,43 job = 1,2 hari Universitas Mercu Buana Page 25

19 2.7.4 Perhitungan dengan Metode LPT Aturan LPT dibuat dengan cara memprioritaskan job dengan waktu proses terlama sehingga menghasilkan urutan E C A D B seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 2.5 Contoh Penjadwalan dengan Metode LPT Job Processing Time Due Date Waktu Selesai Keterlambatan (Days) (Days) (Days) (Days) E C A D B Σ Perhitungan efektivitas : a. Rata rata waktu penyelesaian = b. Utilisasi = c. Jumlah job rata rata dalam sistem = d. Keterlambatan job rata rata = 103 hari 5 28 hari 103 hari 103 hari 28 hari 48 hari 5 = 20,6 hari x 100% = 27,2% = 3,68 job = 9,6 hari Universitas Mercu Buana Page 26

20 berikut ini : Hasil perhitungan dari keempat metode diatas dapat terlihat dalam tabel Tabel 2.6 Contoh Hasil Perhitungan FCFS, SPT, EDD dan LPT Metode Rata - rata waktu penyelesaian (hari) Utilisasi (%) Jumlah job rata - rata dalam sistem Keterlambatan rata - rata (hari) FCFS 15,4 36,4 2,75 2,2 SPT 13,0 43,1 2,32 1,8 EDD 13,6 41,2 2,43 1,2 LPT 20,6 27,2 3,86 9,6 Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa LPT merupakan metode yang paling tidak efektif bagi perusahaan ABC. SPT unggul dalam 3 pengukuran, sementara EDD unggul dalam keterlambatan rata-rata. Hal ini memperjelas bahwa tidak ada satu aturan sequencing pun yang selalu unggul dalam semua kriteria. Perhitungan diatas menunjukan hal berikut : 1. SPT merupakan teknik terbaik untuk meminimasi aliran job dan meminimasi jumlah job rata-rata dalam sistem. Kelemahan utamanya adalah job yang memiliki waktu proses panjang dapat secara terus menerus tidak dikerjakan karena metode ini memprioritaskan job dengan waktu proses terpendek. 2. FCFS tidak menghasilkan kinerja yang baik hampir di semua kriteria, namun tidak juga begitu buruk karena FCFS memiliki kelebihan yaitu terlihat adil oleh pelanggan hal tersebut menjadi sangat penting dalam sistem jasa. Universitas Mercu Buana Page 27

21 3. EDD meminimasi keterlambatan maksimal yang mungkin dibutuhkan untuk job dengan penalti. Secara umum EDD bekerja baik ketika keterlambatan menjadi sebuah isu. 2.8 Pengukuran Kinerja Penjadwalan Suatu penjadwalan dapat dikatakan berhasil apabila tujuan dari penjadwalan tersebut dapat dicapai. Kriteria keberhasilan penjadwalan : 1. Minimasi shop time: flow time, makespan 2. Maksimasi utilization (minimasi idle time) 3. Minimasi WIP (work in process): Minimasi flow time, minimasi earliness 4. Minimasi customer waiting time: number of tardy jobs, mean lateness, maximum lateness, mean queue time 2.9 Hambatan-Hambatan dalam Penjadwalan Mencapai suatu kriteria keberhasilan penjadwalan bukanlah hal mudah karena pada penjadwalan terdapat beberapa hal yang menghambat realisasi suatu penjadwalan yang telah dilakukan dengan baik. Berikut beberapa hambatan penjadwalan : 1. Keterlambatan kedatangan bahan baku 2. Tidak tercapainya target produksi yang telah ditetapkan 3. Kerusakan mesin atau peralatan yang menyebabkan kegiatan produksi terganggu 4. Kecelakaan kerja 5. Pembatalan pesanan atau perubahan spesifikasi pesanan 6. Hari libur 7. Keterlambatan transportasi Universitas Mercu Buana Page 28

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem Produksi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian sistem produksi dari beberapa teori yang sudah ada, serta ruang lingkup sistem produksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Edward (1998) menjelaskan bahwa sebuah work center terdiri dari banyak jenis mesin, dan pada kenyataannya work center lebih sering diindikasikan sebagai mesin

Lebih terperinci

bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut adalah hasil sampingannya sep

bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut adalah hasil sampingannya sep BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Produksi Produksi adalah kegiatan mentranspormasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktifitas atau kegiatan menghasilkan barang dan jasa, serta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 26 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Definisi Penjadwalan Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai penugasan dan penentuan waktu dari kegunaan sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan fasilitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Pertemuan 13 & 14 Outline: Scheduling Referensi: Tersine, Richard J., Principles of Inventory and Materials Management, Prentice-Hall, 1994. Wiratno, S. E.,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, seorang manajer produksi dan operasi harus mampu membina dan mengendalikan arus masukan (input) dan keluaran (output),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyelesaian tugas akhir ini digunakan landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada perusahaan. 2.1 Sistem Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang atau jasa)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 22 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi penjadwalan Secara umum, penjadwalan merupakan proses dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang digunakan untuk merencanakan produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Peranan Penjadwalan dan Pengaruhnya Penjadwalan adalah proses pengambilan keputusan yang memainkan peranan penting dalam industri manufaktur maupun jasa.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENJADWALAN PRODUKSI Menurut Sumayang (2003), penjadwalan adalah mengatur pendayagunaan kapasitas dan sumber daya yang tersedia melalui aktivitas tugas. Perencanaan fasilitas dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sejumlah penelitian yang berkaitan dengan penjadwalan produksi telah dilakukan, antara lain oleh Wigaswara (2013) di PT Bejana Mas Perkasa.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Kadir (2008:3) program aplikasi adalah program siap pakai atau program yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Penjadwalan Penjadwalan adalah aktivitas perencanaan untuk menentukan kapan dan di mana setiap operasi sebagai bagian dari pekerjaan secara keseluruhan harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Optimasi merupakan pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimum atau minimum suatu fungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem

BAB II LANDASAN TEORI. informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Rudyanto (2011) melakukan penelitian tentang rancang bangun sistem informasi penjadwalan produksi paving block pada CV. Eko Joyo. Dimana sistem infomasi

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Sistem Produksi Secara umum, sistem produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengubah masukan (input) sumber daya menjadi barang jadi atau barang setengah

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS) 11 Dinamika Teknik Juli PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS) Antoni Yohanes Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. VII, No. 2

Lebih terperinci

JOB SHOP PANDUAN BIG PROJECT

JOB SHOP PANDUAN BIG PROJECT PANDUAN BIG PROJECT SIMULASI KOMPUTER - 2014 DAFTAR ISI 1. Pengertian... 1 2. Tujuan Penjadwalan Workcenter... 2 3. Pengurutan Tugas (Sequencing)... 2 4. Definisi dalam Penjadwalan... 3 5. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dasar Penjadwalan Produksi Secara umum, penjadwalan merupakan suatu proses dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang merencanakan produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Metode penelitian ini dilakukan dengan analisa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Produksi Perusahaan selalu melakukan penjadwalan produksi dalam pemenuhan kapasitas permintaan konsumen atau order dari konsumen untuk jangka pendek dalam rentang periode

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang atau jasa).

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY

PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY Penjadwalan Produksi Injection Moulding Pada PT. Duta Flow Plastic Machinery PENJADWALAN PRODUKSI MESIN INJECTION MOULDING PADA PT. DUTA FLOW PLASTIC MACHINERY Roesfiansjah Rasjidin, Iman hidayat Dosen

Lebih terperinci

Perencanaan Short-Term Scheduling dan Production Scheduling Model

Perencanaan Short-Term Scheduling dan Production Scheduling Model Perencanaan Short-Term Scheduling dan Production Scheduling Model Rudini Mulya Daulay Program, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana 2010 email: rudinimenteri@gmail.com Abstrak 1. SHORT-TERM SCHEDULING

Lebih terperinci

Metode Penugasan. Penugasan & Pengurutan Job. Metode Penugasan. Supl 15. Langkah-langkah Metode Penugasan 31/10/2015

Metode Penugasan. Penugasan & Pengurutan Job. Metode Penugasan. Supl 15. Langkah-langkah Metode Penugasan 31/10/2015 Penugasan & Pengurutan MANAJEMEN OPERASI: Manajemen Keberlangsungan & Rantai Pasokan Operations Management: Sustainability & Supply Chain Management Supl 15 Metode Penugasan Kelas khusus dari model pemrograman

Lebih terperinci

ANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING

ANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING ANALISIS PENJADWALAN KEGIATAN PRODUKSI PADA PT.MULIAGLASS FLOAT DIVISION DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD SCHEDULING 1 Elika Patricia 2 Hadi Suryono alb_hd@yahoo.com Penulis Elika Patricia adalah alumni

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Apriana (2009) melakukan penelitian mengenai penjadwalan produksi pada sistem flow shop dengan mesin parallel (flexible flow shop) sehingga

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Di setiap perusahaan yang didirikan tentunya disertai dengan harapan akan mengalami suatu perkembangan dan juga memperoleh keuntungan dikemudian hari. Harapan

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi SAP ERP

Perencanaan Produksi SAP ERP Materi #8 Perencanaan Produksi SAP ERP 2 6623 - Taufiqur Rachman 1 Sales Forecasting 3 Peramalan Penjualan dapat menggunakan data tahun lalu dikombinasikan dengan target keuangan dan inisiatif marketing

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. perencanaan dan pengendalian produksi dan juga merupakan rencana

BAB 2 LANDASAN TEORI. perencanaan dan pengendalian produksi dan juga merupakan rencana 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Penjadwalan Penjadwalan merupakan bagian yang strategis dari proses perencanaan dan pengendalian produksi dan juga merupakan rencana pengaturan urutan kerja serta pengalokasian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa Jumlah Pekerjaan dalam Sistem Jika dilakukan perbandingan jumlah pekerjaan dalam sistem dari penjadwalan produksi Thermowell di PT. Rangga Olah Cipta Systems yang ditelah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Produksi Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang dan jasa).

Lebih terperinci

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM 1 PENJADWALAN (SCHEDULING) Melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien agar tujuan tercapai. Oleh karena itu pemahaman mengenai konsep penjadwalan sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem kontrol persediaan dan produksi, dan MRP tipe 3 berhubungan dengan. sistem perencanaan manufaktur (Tersine, 1984).

BAB II LANDASAN TEORI. sistem kontrol persediaan dan produksi, dan MRP tipe 3 berhubungan dengan. sistem perencanaan manufaktur (Tersine, 1984). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) MRP dibagikan dan didefinisikan dalam 3 kategori, yaitu MRP tipe 1 berhubungan dengan sistem kontrol persediaan, MRP tipe 2 berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Umum Penjadwalan Produksi Untuk mengatur suatu sistem produksi agar dapat berjalan dengan baik, diperlukan adanya pengambilan keputusan yang tepat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ilmu yang terkait dalam penyelesaian dalam kerja praktek.

BAB III LANDASAN TEORI. ilmu yang terkait dalam penyelesaian dalam kerja praktek. BAB III LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang menjelaskan tentang ilmu yang terkait dalam

Lebih terperinci

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ.

hari sehingga menempatkan metode LPT sebagai metode paling tidak efektif untuk diterapkan di PT. XYZ. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Perb bandingan Penjadwalan FCFS, EDD, SPT dan LPT Jika di ilakukan perbandingan antara ke 4 metode yang digunakan, maka akan did dapatkan hasil sebagai berikut : Dari tabel

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO Yogyakarta,19Juni2010 PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO Agus Rudyanto 1, Moch. Arifin 2 1 Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Majemen Informatika

Lebih terperinci

P E N J A D W A L A N. Pertemuan 10

P E N J A D W A L A N. Pertemuan 10 P E N J A D W A L A N Pertemuan 10 Definisi Penjadwalan Pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi, yang mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan maupun tenaga kerja, dan menentukan urutan

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Bab 2 Landasan Teori Perencanaan dan Pengendalian Produksi Bab 2 Landasan Teori 2.1. Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi adalah suatu proses perencanaan dan pengorganisasian mengenai pekerjaan, bahan baku, mesin dan peralatan

Lebih terperinci

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG)

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG) USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (STUDI KASUS PADA PT PAN PANEL PALEMBANG) Yudit Christianta 1, Theresia Sunarni 2 12 Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Musi, Palembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun industri yang belum siap dan bangkit dari

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun industri yang belum siap dan bangkit dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini meskipun kondisi perekonomian sudah mengalami kemajuan, namun hal tersebut belumlah cukup untuk negara ini bisa bersaing pada era pasar bebas. Hal ini tercemin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penjadwalan Penjadwalan merupakan alat ukur yang baik bagi perencanaan agregat. Pesanan-pesanan aktual pada tahap ini akan ditugaskan pertama kalinya pada sumberdaya tertentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang dan/atau

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang dan/atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang dan/atau

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Kontak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem manufaktur adalah kumpulan dari equipment yang terintegrasi dan human resource, yang mempunyai fungsi untuk melakukan satu atau beberapa proses operasi

Lebih terperinci

2.1.1 PERANAN PENJAD WALAN DAN PENGARUHNYA

2.1.1 PERANAN PENJAD WALAN DAN PENGARUHNYA BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan tentang peranan penjadwalan dan pengaruhnya, definisi penjadwalan, tujuan penjadwalan, klasifikasi penjadwalan, istilah dan kriteria dalam penjadwalan, pendekatan

Lebih terperinci

ABSTRAK Giffler dan Thompson

ABSTRAK Giffler dan Thompson ABSTRAK Untuk tetap dapat bersaing, maka setiap perusahaan perlu melakukan perbaikan secara terus menerus dalam berbagai faktor. PT. Sarana Wira Reksa merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri

Lebih terperinci

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014 /0/0 Scheduling Problems Job Shop Scheduling Problems Mata Kuliah: Penjadwalan Produksi Teknik Industri Universitas Brawijaya Job Shop Scheduling () Job Shop Scheduling () Flow shop: aliran kerja unidirectional

Lebih terperinci

KEPENTINGAN STRATEGIS PENJADWALAN JANGKA PENDEK

KEPENTINGAN STRATEGIS PENJADWALAN JANGKA PENDEK Mata kuliah : MANAJEMEN OPERASI Dosen : Drs. Sugianto, MM Pokok bahasan : PENJADWALAN JANGKA PENDEK Materi : 1. Pentingnya Strategi Penjadwalan Jangka Pendek 2. Isu-isu Penjadwalan 3. Proses Penjadwalan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan untuk selanjutnya dianalisa dalam penjadwalan menggunakan pola kedatangan job secara statis dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah 7 BAB PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah dikembangkan dilakukan pengumpulan data sebagai berikut : 1. Pengujian model dalam masalah job shop dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC (Planning Production Schedule of PVC Pipe Product in PT Harapan Widyatama Pertiwi)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MENGGUNAKAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE)

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MENGGUNAKAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MENGGUNAKAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara 1. Latar Belakang Kecenderungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang CV. Greeng Inspiration merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi, yang menawarkan jasa pembuatan pakaian seperti, kaos oblong, kaos berkerah, polo,

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK P.T. Indo Extrusions adalah perusahaan yang berskala internasional dan bergerak di bidang pengolahan logam nonferos terutama alumunium. Terletak di jalan Leuwi Gajah No. 134, Cimindi, Cimahi menerapkan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL DUDEK SMITH (CDS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

OPTIMASI PENJADWALAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL DUDEK SMITH (CDS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OPTIMASI PENJADWALAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL DUDEK SMITH (CDS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan kegiatan mengolah data yang telah dikumpulkan setelah mempelajari cara pengolahan data yang bener pada saat tinjauan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Pengertian Penjadwalan Penjadwalan dalam proses produksi merupakan sesuatu yang cukup penting, dalam proses penjadwalan dapat menentukan waktu yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Istilah yang harus dimengerti:

Istilah yang harus dimengerti: Istilah yang harus dimengerti: Processing Time: Waktu yang diestimasi untuk menentukan berapa lama yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (Termasuk setup time) p j : WAKTU UNTUK MEMPROSES

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1 PERANCANGAN SISTEM SCHEDULING JOB MENGGUNAKAN DRUM BUFFER ROPE UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN ORDER DAN MANUFACTURING LEAD TIME PADA BAGIAN MACHINING MPM DI PT. DIRGANTARA INDONESIA 1 Rinda Rieswien, 2

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI PAVING BLOCK PADA CV. EKO JOYO

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI PAVING BLOCK PADA CV. EKO JOYO Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2 (SNATI 2) ISSN: 197-522 Yogyakarta, 19 Juni 2 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PRODUKSI PAVING BLOCK PADA CV. EKO JOYO Moch. Arifin 1, Agus Rudyanto

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Agronesia INKABA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang mempoduksi produk terknik berbahan baku karet. Sistem produksi di perusahaan ini adalah mass production dan job

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya dunia teknologi khususnya komputer yang semakin baik halam hal perangkat lunak maupun perangkat keras dan pentingnya informasi yang dikelolah,

Lebih terperinci

Pemodelan Simulasi untuk Analisis Performansi Penjadwalan pada Sistem Manufaktur Make to Order dengan Mesin Paralel

Pemodelan Simulasi untuk Analisis Performansi Penjadwalan pada Sistem Manufaktur Make to Order dengan Mesin Paralel Petunjuk Sitasi: Zagloel, T. Y., Ardi, R., & Adriana, L. (2017). Pemodelan Simulasi untuk Analisis Performansi Penjadwalan pada Sistem Manufaktur. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. E66-71). Malang:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penadwalan Penadwalan adalah aspek yang penting dalam pengendalian operasi baik dalam industri manufaktur maupun asa. Dengan meningkatkan titik berat kepada pasar dan

Lebih terperinci

Tugas Akhir SCHEDULING PROSES CETAK PADA PT. PERCETAKAN UNTUK MENGOPTIMALKAN WAKTU DEADLINE MAJALAH. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Tugas Akhir SCHEDULING PROSES CETAK PADA PT. PERCETAKAN UNTUK MENGOPTIMALKAN WAKTU DEADLINE MAJALAH. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir SCHEDULING PROSES CETAK PADA PT. PERCETAKAN UNTUK MENGOPTIMALKAN WAKTU DEADLINE MAJALAH Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Akhir Program Teknik Industri Disusun oleh: Yugo Indrayatno

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE INTEGER PROGRAMMING PADA PENJADWALAN PRODUKSI MAKE TO ORDER DENGAN MESIN PARALEL

SIDANG TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE INTEGER PROGRAMMING PADA PENJADWALAN PRODUKSI MAKE TO ORDER DENGAN MESIN PARALEL SIDANG TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE INTEGER PROGRAMMING PADA PENJADWALAN PRODUKSI MAKE TO ORDER DENGAN MESIN PARALEL (Studi Kasus: Bengkel Umum Unit III, PT. Gudang Garam,Tbk.) Dosen Pembimbing: Prof.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka akan memberitahukan bahwa terdapat sejumlah penelitian dengan topik permasalahan yang sama, namun memiliki obyek, metode, dan lokasi penelitian yang berbeda. Melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari hal data, permasalahan, pekerjaan itu sendiri (Jogiyanto, 2005).

BAB II LANDASAN TEORI. dari hal data, permasalahan, pekerjaan itu sendiri (Jogiyanto, 2005). 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Aplikasi adalah penerapan, menyimpan sesuatu data, permasalahan, pekerjaan kedalam suatu sarana atau media yang dapat digunakan untuk menerapkan atau mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan produksi merupakan salah satu tahap penting sebelum memulai suatu kegiatan produksi. Penjadwalan produksi ini sangat penting dilakukan pada proses produksi

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine)

PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine) PENJADWALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALISASI WAKTU PROSES PRODUKSI (Studi Pada PD. Point Pride Of Mine) R.M. Braridhan Haskara Ramadhan Putra Jurusan S1 Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi EKUITAS Jl. P.H.H.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 42 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah dan Penjelasannya 3.1.1 Studi Pendahuluan Untuk mengidentifikasi masalah yang akan diteliti di PT. Furin Jaya, maka penulis melakukan

Lebih terperinci

Pengertian Penjadwalan

Pengertian Penjadwalan 1 EMA302 Manajemen Operasional Pengertian Penjadwalan 2 Atau scheduling merupakan salah satu kegiatan penting dalam perusahaan yang diperlukan dalam mengalokasikan tenaga operator, mesin dan peralatan

Lebih terperinci

Sistem Penjadwalan di PT. XYZ

Sistem Penjadwalan di PT. XYZ Sistem di PT. XYZ Fernaldi Darmasaputra Leksono 1, I Gede Agus Widyadana 2 Abstract: Production scheduling in a manufacturing company is an important point to control the production process movements.

Lebih terperinci

TEKNIK Vol. V, No. 1 Januari 2011 Hal 1-12

TEKNIK Vol. V, No. 1 Januari 2011 Hal 1-12 1 Dinamika Teknik Januari PERANCANGAN SISTEM PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC Abstract Scheduling of production basically resource allocation to finish a group of work to be

Lebih terperinci

PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara. Konsep Penadwalan Penadwalan dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk membandingkan metode, dasar penelitian dan sasaran tujuan penelitian baik yang terdahulu maupun yang akan peneliti

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART

PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART PENJADWALAN PRODUKSI CETAK LETTER PRESS DAN OFFSET DI PT ART Bagus Setyo Widodo 1, I Nyoman Pujawan 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Teknologi ITS 2 Dosen Magister Manajemen Teknologi bagus_sw@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang industri seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan munculnya persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 42 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Start Observasi Lingkungan Produksi Studi Literatur Identifikasi Masalah Pengumpulan Data (dalam satu periode produksi) Menentukan Waktu Proses Tiap Pesanan Penjadwalan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL, DUDEK & SMITH PADA MESIN LASER MARKING JENIS EVERTECH UNTUK MEMINIMALISASI MAKESPAN

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL, DUDEK & SMITH PADA MESIN LASER MARKING JENIS EVERTECH UNTUK MEMINIMALISASI MAKESPAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL, DUDEK & SMITH PADA MESIN LASER MARKING JENIS EVERTECH UNTUK MEMINIMALISASI MAKESPAN Kurnia 1, Refdilzon Yasra 2, Vera Methalina Afma 3 1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. penumpukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menganggur (idle time) atau waktu menunggu untuk proses pengerjaan berikutnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Perusahaan harus bisa melakukan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FCFS, EDD, SPT DAN LPT UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FCFS, EDD, SPT DAN LPT UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FCFS, EDD, SPT DAN LPT UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA R. Bagus Yosan dan Herman Erwandi Teknik Industri Universitas Mercu Buana Jakarta hermanerwandi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri. yang terbatas terhadap pekerjaan yang berlebihan (Pinedo, 1992).

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri. yang terbatas terhadap pekerjaan yang berlebihan (Pinedo, 1992). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan (scheduling) dan sequencing merupakan suatu bentuk dari penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri manufaktur dan jasa. Penjadwalan

Lebih terperinci

Production Planning and Control

Production Planning and Control Production Planning and Control Achmad Zaini, SE Musthofa Hadi, SE PENGERTIAN PPC,- adalah kegiatan pabrik yang meliputi perencanaan dan pengendalian segala sesuatu yang berhubungan dengan produksi barang/jasa.

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI KOMPETENSI MATA KULIAH Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami pengembangan sistem pengendalian produksi dan umpan balik informasi perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu (Noviansyah, dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu (Noviansyah, dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Aplikasi adalah penggunaan atau penerapan suatu konsep yang menjadi suatu pokok pembahasan. Aplikasi dapat diartikan juga sebagai program komputer yang dibuat

Lebih terperinci

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi

Lebih terperinci

Ratih Wulandari, ST., MT

Ratih Wulandari, ST., MT 10/7/2015 Teknik IndustriIndustri-UG Ratih Wulandari, ST., MT Perencanaan dan pengendalian produksi yaitu merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian yang sangat berpengaruh dalam perkembangan suatu perusahaan, dimana

Lebih terperinci

Production Activity Control (PAC)

Production Activity Control (PAC) Production Activity Control (PAC) I. Kegiatan Utama PAC II. Sistem Informasi bagi PAC III. Planning & Control Database IV. Fungsi Utama Production Activity Control V. Tanggung jawab Production Control

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan diperlukan ketika beberapa pekerjaan harus diproses pada suatu mesin tertentu yang tidak bisa memproses lebih dari satu pekerjaan pada saat yang sama. Penjadwalan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFFLER THOMPSON

PENJADWALAN PRODUKSI JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFFLER THOMPSON PENJADWALAN PRODUKSI JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFFLER THOMPSON Diah Pramestari *) ABSTRAK Penjadwalan produksi merupakan tahapan yang penting dilakukan untuk melaksanakan jadwal induk produksi yang

Lebih terperinci

2 BAB II LANDASAN TEORI

2 BAB II LANDASAN TEORI 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem produksi Sistem produksi (Bambang, 2005) merupakan sistem integral yang mempunyai komponen struktural dan fungsional. Dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENJADWALAN PRODUKSI BERDASARKAN PESANAN PELANGGAN DENGAN METODE SEQUENCING. (Studi Kasus pada Pabrik Tegel Cap Kunci Yogyakarta)

ANALISIS SISTEM PENJADWALAN PRODUKSI BERDASARKAN PESANAN PELANGGAN DENGAN METODE SEQUENCING. (Studi Kasus pada Pabrik Tegel Cap Kunci Yogyakarta) ANALISIS SISTEM PENJADWALAN PRODUKSI BERDASARKAN PESANAN PELANGGAN DENGAN METODE SEQUENCING (Studi Kasus pada Pabrik Tegel Cap Kunci Yogyakarta) SCHOLASTICA MEGA P. Didit Krisnadewara Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan bagian yang penting dari proses produksi sebelum pekerjaan turun ke lantai produksi. Sistem penjadwalan yang kurang baik dapat memperpanjang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpul data yang telah dikumpulkan setelah mempelajari cara pengolahan data yang benar pada saat tinjauan

Lebih terperinci