Rancang Bangun Aplikasi Penyimpanan Barang Di Ceva Logistics

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rancang Bangun Aplikasi Penyimpanan Barang Di Ceva Logistics"

Transkripsi

1 Rancang Bangun Aplikasi Penyimpanan Barang Di Ceva Logistics Jalu Prayogi 1) 1) S1/ Jurusan Sistem Informasi, STIKOM Surabaya, Abstract : Ceva Logistics which founded on 2007, is a logistic company that serve all clients logistic needs. Nowdays Ceva has a contract with Michelin Indonesia to serve the logistic needs of that company, which knows that Michelin Indonesia is the license holder of Michelin product market such as tires in Indonesia. In that contract, Ceva state as third party logistic (3PL) that providing a warehouse and handling logistic of the product for the client. At present, process to determine storage location and retrieval of goods decided by warehouse admin by searching one by one in a warehouse. That process feared would take a long time, so were deemed to be less efficient in terms of time. Human error also tend to occur in the process like this. In accordance with the problems described above, an application system of storage of goods at Ceva Logistics is need to be developed, that system expected to help the warehouse admin to locate and determine the location for the storage and retrieval of goods in the warehouse. Based on the results tests carried out on the application of the goods storage system at Ceva Logistics can be concluded that the application of the storage system is able to help the warehouse admin to locate and determine the location of goods storage in warehouses. For the future application, these goods storage systems can be developed into a warehouse management system and also can be applied more widely to the other warehouse. Keyword : Third Party Logistic (3PL), Logistic, Goods Storage, Goods Retrieval, Goods Storage System Ceva Logistik didirikan pada tahun 2007, adalah sebuah perusahaan logistik yang dapat menyediakan semua layanan logistik yang dibutuhkan oleh klien.sekarang ini Ceva mempunyai sebuah kontrak logistik dengan Michelin Indonesia, dimana Michelin Indonesia ini adalah pemegang lisensi dari Michelin untuk pemasaran produk yang berupa ban di wilayah Indonesia. Dalam kontraknya, Ceva sebagai pihak third party logistic (3PL) menyediakan sebuah gudang dan menangani proses logistik untuk produk dari klien. Proses logistik dalam gudang terdiri dari 3 proses utama, yaitu proses inbound (barang datang), penyimpanan barang, dan proses outbound (barang keluar). Tipe produk yang datang dan diterima di gudang ada 3 jenis, yaitu Passenger Car (TC), Light Truck (LT), Truck and Bus (PL). Saat ini penyimpanan produk dari klien yang diterima di gudang dilakukan dengan proses meletakkan terlebih dahulu produk yang datang pada docking yang kemudian akan diperiksa jumlah dan kualitasnya. Setelah dilakukan pemeriksaan, produk dikelompokkan berdasarkan tipe produk dan dikelompokkan lagi menurut jenis-jenisnya untuk kemudian dimasukkan dalam pallet dan disimpan pada gudang. Untuk proses penyimpanan dalam gudang pada satu lokasi penyimpanan diharuskan diisi dengan satu tipe produk, satu jenis produk, dan tidak lebih dari 8 minggu dari kode produksi produk yang pertama masuk di lokasi penyimpanan, dan untuk mencari lokasi penyimpanan tersebut dilakukan dengan cara

2 mencari lokasi satu-persatu dalam gudang. Proses penyimpanan seperti ini akan membutuhkan waktu yang lama, sehingga dianggap masih kurang efisien dalam segi waktu. Terjadinya human error juga dikhawatirkan terjadi pada proses penyimpanan seperti ini. Proses pengambilan produk dilakukan pada satu lokasi penyimpanan dimana produk yang diambil adalah produk yang datang lebih dulu di gudang dan mempunyai kode produksi yang lebih dulu. Produk yang akan diambil dicari di lokasi penyimpanan produk satu-persatu dalam gudang. Sama halnya dengan proses yang terjadi pada saat penyimpanan, efisiensi waktu dan terjadinya human error dikhawatirkan pada saat proses penyimpanan seperti ini Dengan keseluruhan proses yang dilakukan dalam gudang mulai dari barang datang sampai dengan barang keluar, aplikasi penyimpanan barang diharapkan dapat membantu untuk mencari lokasi penyimpanan produk dan mencari lokasi untuk pengambilan produk. Third Party Logistic (3PL) Berdasarkan Badan Supply Chain Management Profesional, Third Party Logistic (3PL) dapat didefinisikan sebagai perusahaan yang menyediakan beberapa layanan logistik untuk digunakan oleh pelanggan. Lebih baik apabila layanan digabungkan dan dijadikan satu oleh penyedia layanan. Penyedia layanan 3PL biasanya mengkhususkan diri pada pekerjaan yang terintegrasi, yaitu pelayanan gudang dan transportasi yang dapat di buat dan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan berdasarkan kondisi pasar, permintaan, dan kebutuhan layanan pengiriman untuk produk dan materialnya. Pengangkutan merupakan fungsi yang penting dalam penyedia layanan 3PL, fungsi lain dan juga sama pentingnya yang dikelola oleh perusahaan 3PL adalah kontrak logistik. Di bawah payung kontrak logistik yang luas, penyedia 3PL menyediakan layanan untuk pusat persiapan gabungan, pusat distribusi, gudang, dan layanan manajemen inventori. Aturan untuk proses penggudangan dan manajemen inventori yang terkait, adalah bagian integral dari banyak definisi tentang teori 3PL, dan dikutip sebagai elemen aktifitas noncompulsory yang pertama, ini menunjukkan fakta bahwa untuk kebanyakan 3PL perhatian utama pada aktifitas non-transport adalah area ini (Sweeny dan Evangelista, 2005, 3). Perusahaan 3PL menyewakan fasilitas seperti gudang, mereka berinvestasi dengan membangun fasilitas sendiri pada lokasi yang strategis dalam jaringan transportasi atau dekat dengan pasar utama, atau dalam beberapa kasus mereka membangun pada lokasi yang spesifik, yang dekat dengan fasilitas pelanggan. Pergudangan pada 3PL digunakan untuk mengelola inventori, baik barang baku ataupun barang jadi. Tergantung pada kebutuhan dan jumlah dari pekerjaan, 3PL mungkin mempersiapkan fasilitas sepenuhnya berdasarkan kebutuhan yang spesifik dari klien atau menyediakan ruang penyimpanan dan layanan untuk berbagi fasilitas ataupun juga menyediakan tempat untuk penyimpanan pallet yang penggunaannya

3 berdasarkan sewa dari klien. Ketiga cara ini digunakan tergantung pada kebutuhan khusus dari rencana logistik. Warehouse Management System (WMS) Dalam bentuk yang sederhana, Warehouse Management System (WMS) dapat melacak data produk selama proses produksi dan berlaku sebagai penerjemah dan juga penahan pesan diantara Enterprise Resource Planning (ERP) yang ada dengan sistem WMS. Saat ini WMS bukan hanya mengelola dalam lingkup gudang saja, WMS berlaku lebih lebar lagi yang melebihi lingkup fisik. Manajemen inventori, perencanaan inventori, manajemen biaya, teknologi komunikasi dan aplikasi IT akan digunakan dengan semua yang berhubungan pada manajemen gudang. Tempat penyimpanan barang, proses memuat dan membongkar barang juga tercakup dalam manajemen gudang. manajemen gudang saat ini adalah bagian dari Supply Chain Management (SCM) dan manajemen permintaan. Bahkan manajemen produksi juga bergantung besar pada manajemen gudang. Manajemen gudang yang efisien memberikan cara baru pada rantai distribusi untuk perusahaan ritel. Manajemen gudang bukan hanya dimulai dengan menerima material, tetapi sebenarnya dimulai dengan perencanaan awal ketika desain kontainer dibuat untuk produk. Model gudang dan model proses pada gudang juga termasuk dalam manajemen gudang. Manajemen gudang adalah bagian dari logistik dan SCM. Manajemen gudang mengawasi perkembangan dari produk yang melewati gudang. Proses ini melibatkan infrastruktur fisik dari gudang, sistem pelacakan, dan komunikasi diantara produk. Manajemen gudang berhubungan dengan penerimaan, penyimpanan, dan perpindahan barang, normalnya barang jadi ke tempat penyimpanan sementara atau ke pelanggan akhir. Tujuan dari manajemen gudang adalah membantu optimalisasi biaya dari waktu penyelesaian pesanan dengan cara mengelola sumberdaya secara ekonomis. Beberapa alasan untuk menggunakan WMS antara lain : 1. Karena angka perbedaan stok yang tinggi dalam gudang, bagian operasional membutuhkan WMS untuk memperbaikinya. Jadi akan memperbaiki dalam hal memenuhi pesanan dan akurasi data untuk stok. 2. Mengurangi biaya transportasi dan pengiriman dengan menggabungkan barang pesanan. 3. Mengurangi arus proses yang tidak efisien, pekerjaan yang serupa, inventori yang berlebihan. 4. Memperbaiki keseimbangan beban kerja dan perencanaan. 5. Membuat pertukaran informasi dan perpindahan barang lebih sederhana pada gudang. Detail untuk persiapan dan pemrosesan menggunakan WMS bisa saja sangat berbeda dari vendor software satu dengan yang lain, bagaimanapun juga logika dasarnya akan menggunakan kombinasi dari barang, lokasi, jumlah, ukuran, dan informasi pesanan untuk memeriksa dimana menaruh, dimana mengambil,

4 dan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk pekerjaan ini (Piasecki, 2003) Manajemen Penyimpanan Manajemen memiliki berbagai pengertian, secara umum manajemen adalah penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit maupun non profit. Manajemen sebagai seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan (Sule dan Saefullah, 2008). Penyimpanan barang adalah menempatkan barang dalam kondisi tunggu untuk di order atau dipersiapkan untuk diproses selanjutnya. Penyimpanan dilakukan sesuai dengan karakteristik barang. Putaway adalah aktifitas penempatan barang yang telah dicek (sesuai dengan dokumen) menuju ke tempat penyimpanan barang dengan aman dan sesuai dengan lokasi yang disediakan. Putaway dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu direct putaway atau penempatan barang secara langsung ke tempat dan directed putaway atau penempatan barang yang diarahkan oleh sebuah sistem. Jika sebuah gudang tidak memiliki sistem manajemen gudang, maka putaway dapat dilakukan dengan cara manual : 1. Tentukan area penyimpanan sesuai dengan jenis barang. 2. Letakkan barang yang sering keluar/masuk di dekat pintu keluar/masuk. 3. Catat lokasi dimana barang diletakkan. 4. Jika diperlukan, tentukan staff yang menangani setiap jenis barang. Michelin Putaway Standard Sebelumnya akan dijelaskan beberapa istilah yang digunakan pada putaway standard ini, yaitu : 1. Department Of Transport (DOT) adalah kode produksi yang digunakan pada produk, misal sebuah produk mempunyai DOT 1101, berarti produk tersebut diproduksi pada minggu pertama tahun Receiving date (Rotadate) adalah tanggal dimana produk diterima di gudang. 3. Pattern adalah pola yang digunakan dalam gudang, pola yang dimaksud adalah area yang digunakan dalam gudang berdasarkan tipe produk. 4. Pallet adalah sebuah tempat khusus untuk menyimpan produk. Michelin sebagai klien mempunyai standard untuk proses putaway produknya, diantaranya adalah : 1. Jika tidak ada stok untuk produk : a. Pallet akan direncanakan untuk ditaruh pada lokasi pertama pada pattern, sampai dengan tumpukan pada blok penuh dan kemudian mencari lokasi berikutnya pada pattern sampai semua pallet sudah direncanakan pada proses putaway. b. Jika tidak ada lokasi yang tersedia, maka pallet akan ditempatkan pada lokasi baru menurut pattern. 2. Jika ada stok untuk produk, dan ada satu lokasi yang terisi sebagian, maka akan diberlakukan aturan sebagai berikut :

5 a. Jika pallet mempunyai DOT yang sama, maka pallet akan direncanakan untuk ditaruh pada lokasi yang terisi sebagian tersebut. b. Jika pallet mempunyai DOT kurang dari atau sama dengan 8 minggu (misalnya satu lokasi mempunyai stok dengan DOT 1101 dan pallet dengan DOT dari 1102 sampai dengan 1108), maka pallet ini direncanakan untuk ditaruh pada lokasi yang terisi sebagian. c. Jika pallet mempunyai DOT lebih dari dengan 8 minggu, maka pallet akan direncanakan ke lokasi yang baru menurut pattern. d. Jika pallet mempunyai DOT yang sama, tetapi mempunyai status yang berbeda untuk stok dalam lokasi yang telah terisi sebagian, maka pallet akan direncanakan ke lokasi yang baru menurut pattern. e. Jika lokasi yang terisi sebagian ada peringatan stok untuk produk, maka tidak ada proses putaway yang akan direncanakan pada lokasi ini karena lokasi ini dibekukan. 3. Jika ada stok untuk produk, dan ada dua lokasi yang terisi sebagian, dan stok ini diterima dengan DOT dengan tahun yang sama dan : a. DOT kurang dari atau sama dengan 8 minggu, maka lokasi yang terakhir yang akan diisi, lokasi ini akan diisi sampai penuh dan kemudian lokasi selanjutnya pada pattern akan direncanakan untuk proses putaway seperti biasa. b. DOT lebih dari 8 minggu, maka pallet akan direncanakan untuk proses putaway ke lokasi selanjutnya pada pattern. Sistem Pelayanan Sistem pelayanan yang digunakan, yaitu: 1. Priority Priority adalah suatu metode dimana pelayanannya memprioritaskan data atau barang sesuai dengan perhitungan nilai prioritas. Setelah itu data atau barang yang masuk akan mendapat nilai prioritas dan nilai tertinggi, dari data itulah yang akan keluar terlebih dahulu. 2. First In First Out (FIFO) FIFO adalah suatu metode dimana data yang masuk paling awal adalah data yang keluar paling awal juga. Hal ini juga dapat dianalogikan (dalam kehidupan sehari-hari) misalnya saat sekelompok orang yang datang (enqueue) mengantri hendak membeli tiket di loket, maka orang yang pertama kali mengantri untuk membeli karcis akan mendapatkan pelayanan terlebih dahulu. Sama halnya dengan antrian barang yang akan masuk ke gudang penyimpanan (stuffing), pada saat barang datang maka dari pihak gudang akan memberikan pelayanan terlebih dahulu, kemudian menyusul barang yang ada di belakangnya. Analisis Permasalahan Setelah melakukan pengamatan sistem diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah, diantaranya :

6 1. Pada proses penyimpanan barang admin mencari lokasi berdasarkan data barang terakhir yang masuk ke gudang, hal ini membutuhkan waktu yang lebih untuk proses pencariannya, belum lagi apabila lokasi yang dimaksud sudah diisi barang atau lokasi yang dimaksud salah. 2. Pada proses pengambilan barang hampir sama dengan proses penyimpanan barang, admin mencari lokasi pengambilan barang berdasarkan tanggal barang yang diterima terlebih dahulu di gudang, hal ini juga membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Dari identifikasi masalah yang ada sistem penyimpanan barang mencoba memberi solusi dari masalah yang timbul. Pada proses penerimaan, barang yang datang akan ditempatkan pada pallet yang sejenis dan data dari barang datang disimpan di sistem. Kemudian data barang datang akan dicocokkan dengan data lokasi yang sejenis dan sudah memiliki nilai prioritas yang ada di sistem. Dari sini akan muncul sebuah informasi tentang lokasi dimana barang datang akan disimpan. Pada proses pengambilan, barang yang dipesan customer akan diinputkan di sistem. Dari data tersebut, sistem akan mencari data barang dengan tanggal terima yang terlama yang sudah masuk dalam database sistem. Setelah data barang yang dimaksud ditemukan, sistem akan memberi informasi lokasi barang tersebut. Solusi dari sistem penyimpanan barang diharapkan dapat mengurangi pekerjaan admin dalam mencari lokasi untuk barang dalam gudang. Model Pengembangan Sistem Pada model pengembangan ini akan digambarkan secara umum bagaimana sistem penyimpanan barang ini berjalan. Model pengembangan sistem penyimpanan barang dapat dilihat pada gambar di bawah. Gambar 1. Model Pengembangan Sistem Dalam gambar diatas dapat dijelaskan setelah admin gudang menerima dokumen PO (purchase order) dari Michelin, admin akan membuat dokumen inbound untuk gudang dan disimpan di database. Setelah order diterima di gudang, data-data barang yang diterima disimpan di database. Kemudian data diproses dan dicocokkan dengan lokasi berdasarkan jenis dan prioritas yang sudah ditetapkan pada lokasi penyimpanan. Dari proses tersebut akan dihasilkan sebuah lokasi penyimpanan yang akan diberikan ke operator gudang untuk proses penyimpanan barang. Pada proses pengambilan barang, Michelin memberikan dokumen SO (sales order) kepada admin gudang. Admin gudang akan membuat perintah outbound untuk gudang dan disimpan di database. Dari perintah outbound tersebut akan dicari data barang yang lebih dulu diterima di gudang, dan akan dihasilkan informasi lokasi pengambilan dengan data barang yang

7 dimaksud, yang kemudian akan diberikan ke operator untuk selanjutnya mengambil barang. Putaway Logic Pada gambar dibawah menggambarkan setelah barang diterima di gudang, barang akan dicarikan lokasi sesuai dengan jenis barangnya. Kemudian sistem akan memeriksa apakah ada stok yang serupa untuk barang yang baru datang, jika tidak ada maka barang akan ditempatkan di lokasi baru yang memiliki prioritas tertinggi. Jika ada sistem akan memeriksa apakah ada ruang kosong pada lokasi yang memiliki jenis yang sama dengan barang baru. Apabila masih ada ruang kosong, maka akan dilihat apakah barang yang baru datang masih masuk toleransi 8 minggu dari stok yang ada. Apabila masuk dalam toleransi 8 minggu barang akan ditempatkan dengan stok yang ada, jika tidak barang akan ditempatkan di lokasi yang baru sesuai jenis dan prioritas lokasi. Picking Logic Pada rancangan picking logic ini, dijelaskan bagaimana sistem akan mencari lokasi dan pallet untuk barang yang akan dikeluarkan dari gudang. Setelah menerima Delivery Order (DO), sistem akan mencari tanggal penerimaan barang yang terlama. Apabila barang memiliki tanggal penerimaan yang sama, akan diambil barang dengan umur terlama. Jika barang memiliki umur barang yang sama maka barang yang diambil adalah barang dari transaksi terlama yang diterima di gudang. Barang yang akan diambil dicatat pack ID dan location ID, yang kemudian dilihat di lokasi pengambilan, apakah barang yang akan diambil ini berada pada posisi yang memungkinkan untuk dilakukan picking. Jika tidak, akan dilakukan swap. Swap disini adalah proses menukar status pack ID barang yang seharusnya diambil dengan barang yang benarbenar diambil dalam keadaan aktualnya. Jika barang yang diambil ini mempunyai umur barang yang lebih dari 8 minggu dengan barang yang seharusnya diambil, maka akan terjadi error pada proses swap. Selanjutnya barang siap untuk diambil. Prosedur-prosedur yang dilakukan pada picking logic dapat dilihat pada gambar di bawah. Gambar 2. Putaway Logic

8 Gambar 3. Picking Logic System Flow Proses Penyimpanan Dokumen PO yang diterima admin kemudian diproses menjadi data inbound dan disimpan dalam tabel inbound. Data-data yang dibutuhkan pada proses inbound diambil dari beberapa tabel master, seperti supplier, UOM (Unit Of Measurement), order type, dan product. Dari dokumen inbound yang sudah dihasilkan dilanjutkan ke proses GR (Good Receipt). Pada proses GR ini data produk yang diterima akan dicocokkan dengan jenis lokasi dari tabel master location, dimana dalam tabel location terdapat nilai prioritas untuk masing-masing jenis lokasi. Dari proses GR ini barang yang diterima akan ditempatkan pada lokasi yang mempunyai nilai prioritas tertinggi. Setelah data lokasi didapatkan, dilanjutkan ke proses penyimpanan barang dan data barang yang dimasukkan ke gudang disimpan dalam tabel inventory. Gambar.4 System Flow Proses Penyimpanan System Flow Proses Pengambilan Admin menerima dokumen SO, dan diteruskan ke proses outbound. Dalam proses outbound akan diambil data dari tabel customer dan akan dicari data produk dengan tanggal terima paling lama di tabel inventory, data-data yang dihasilkan dari proses ini disimpan pada tabel outbound. Dari proses ini akan didapatkan lokasi untuk pengambilan produk yang diinginkan. Setelah didapatkan lokasi untuk pengambilan, dilanjutkan dengan proses pengambilan barang dan admin akan membuat dokumen DO. Dari dokumen DO tersebut dilanjutkan ke proses check DO dimana data yang dibutuhkan diambil dari tabel outbound dan disimpan dalam tabel DO. Setelah DO di cek, DO dikonfirmasi. Produk siap dikirim dan data produk yang sudah diambil disimpan dalam tabel

9 inventory. System flow proses pengambilan dapat dilihat pada gambar di bawah. Proses Picking Gambar.4 System Flow Proses Pengambilan Proses Putaway Form putaway digunakan untuk mencatat dan melihat data-data barang yang akan disimpan di gudang. Ada 3 tombol di bagian atas form, tombol save, digunakan untuk menyimpan sementara, setelah memasukkan data-data yang dibutuhkan. Setelah data-data barang sudah diyakini benar, tombol confirm digunakan untuk menyimpan form. Tombol exit digunakan untuk keluar dari form. Form putaway dapat dilihat pada gambar di bawah. Gambar.5 Form Putaway Gambar.6 Form Picking Form picking digunakan untuk mencatat dan melihat data-data barang yang akan diambil. Tombol save, digunakan untuk menyimpan sementara, setelah memasukkan data-data yang dibutuhkan. Setelah data-data barang sudah diyakini benar, tombol confirm digunakan untuk menyimpan form. Tombol exit digunakan untuk keluar dari form. Kesimpulan dan Saran Setelah dilakukan analisis, perancangan, pembuatan, dan evaluasi aplikasi sistem penyimpanan barang, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem penyimpanan barang ini telah mampu menjadi sistem yang dapat membantu admin gudang dalam proses operasional di gudang. Sistem penyimpanan barang ini mampu membantu untuk mencari dan menentukan lokasi penyimpanan dan pengambilan barang di gudang, sehingga dapat mengurangi waktu pencarian lokasi oleh admin gudang. Adapun saran yang dapat diberikan adalah aplikasi sistem penyimpanan barang ini dapat dikembangkan menjadi sistem yang lebih kompleks lagi, seperti sistem manajemen gudang. Pada sistem yang dikembangkan nantinya dapat ditambahkan sistem pendukung yang lain, sistem

10 untuk penagihan pembayaran customer, sistem yang terkoneksi dengan pihak bea cukai untuk proses impor barang, dan sistem manajemen transport untuk proses pengiriman barang. Daftar Rujukan Abusalih, Nidal. 2008, ERP (Enterprise Resource Planning), (Online), ( -technology-articles/, diakses 15 April 2012). Logistik Indonesia, 2010, Penyimpanan Barang, (Online), ( 0/07/penyimpanan-barang.html, diakses 22 Mei 2012). Newlin, Julie S. 2009, Effect of Enterprise Resource Planning Implementation on Organizational Productivity, (Online), (FindArticles.com, diakses 15 April 2012). Piasecki, Dave. 2003, Warehouse Management System (WMS), (Online), ( _management_systems.htm, diakses 14 April 2012). Sweeny, E., Evangelista, P. 2005, 3PL Definition and Taxonomy, Technical Focus in Logistic Solution, the Journal of the National Institute for Transport and Logistic, Vol. 7, No. 2, pp Sule, E.T., Saefullah, K., 2008, Pengantar Manajemen, Kencana, Jakarta. Wisner, Joel D., Leong, G. Keong, and Tan Keah- Choon. 2005, Principles of Supply Chain Management : A Balanced Approach, South-Western, USA.

Bab I Pendahuluan DOCKING INBOUND INPUT DATA PRODUK. Gambar I. 1 Proses Inbound

Bab I Pendahuluan DOCKING INBOUND INPUT DATA PRODUK. Gambar I. 1 Proses Inbound Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dalam Supply Chain, gudang memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan keberhasilan bisnis dalam tingkat biaya dan pelayanan pelanggan. Pergudangan adalah salah

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.

Lebih terperinci

Gambar I. 1 Alur distribusi produk di PT Distributor FMCG. (Sumber : PT Distributor FMCG, 2015)

Gambar I. 1 Alur distribusi produk di PT Distributor FMCG. (Sumber : PT Distributor FMCG, 2015) BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Distributor FMCG merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penyimpanan dan distribusi produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods). Perusahaan ini dapat dikatakan

Lebih terperinci

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis utama: penjualan dan pemasaran, manufaktur dan produksi,

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,

Lebih terperinci

SAP FUNDAMENTALS LOGISTICS PART I

SAP FUNDAMENTALS LOGISTICS PART I LOGISTICS PART I Logistics Logistik adalah seluruh proses yang melibatkan barang / jasa yang diproduksi kemudian dijual oleh perusahaan tersebut Mulai dari persiapan sebelum produksi, proses produksi itu

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 06 ERP: SCM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SCM adalah satu rangkaian bisnis demand dan supply yang melibatkan perusahaan dengan mitra kerjanya. Kelancaran proses dalam supply chain

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada Bab I ini Penulis akan membahas beberapa pokok bahasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Bab I ini Penulis akan membahas beberapa pokok bahasan yang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini Penulis akan membahas beberapa pokok bahasan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia perdagangan,

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia perdagangan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditengah persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia perdagangan, perusahaan-perusahaan distribusi harus berusaha ekstra keras, terus produktif dan terus melakukan

Lebih terperinci

BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI

BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI 4.1 Definisi Logistic Logistik berasal dari bahasa Yunani Logos yang berarti rangsum, kata, kalkulasi, alasan, cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam Supply Chain, gudang memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan keberhasilan bisnis dalam tingkat biaya dan pelayanan pelanggan. Pergudangan adalah salah satu

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X RANCANG BANGUN APLIKASI PERENCANAAN PRODUKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKU PADA CV. MITRA TECHNO SAINS BERBASIS WEB Kentdra Handyono 1) Sri Hariani Eko Wulandari 2) Rudi Santoso 3) S1 / Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

ERP Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS)

ERP Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS) Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS) www.perdanasistematika.com 1 CV PERDANA SISTEMATIKA www.perdanasistematika.com PROJECT PROPOSAL PENAWARAN SOFTWARE Warehouse Management System

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENJUALAN ONLINE SEPATU PADA TOKO STARS SHOP MEDAN

SISTEM INFORMASI PENJUALAN ONLINE SEPATU PADA TOKO STARS SHOP MEDAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN ONLINE SEPATU PADA TOKO STARS SHOP MEDAN 1 Febri Yana Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan JL. H.M. Joni No. 70C Medan 20152 Indonesia twentyone_february@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ERP Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS)

ERP Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS) Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS) www.perdanasistematika.com 1 CV PERDANA SISTEMATIKA www.perdanasistematika.com PROJECT PROPOSAL PENAWARAN SOFTWARE Warehouse Management System

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sempurna karena adanya kebutuhan project baru yang belum pasti, sehingga layout

BAB I PENDAHULUAN. sempurna karena adanya kebutuhan project baru yang belum pasti, sehingga layout BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Dynaplast Plant Cikarang 3 adalah plant terbaru dari Dynaplast Group di mana semua investasi mesin dan bangunan masih baru dan belum diset dengan sempurna karena

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI INVENTORI BERBASISKAN RFID PADA PT. ABC

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI INVENTORI BERBASISKAN RFID PADA PT. ABC ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI INVENTORI BERBASISKAN RFID PADA PT. ABC Herwin; Richard Saputra Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Bina Nusantara University Jln. Kemanggisan Ilir III

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */**

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** SAP (System Application and Product in data processing ) Pertemuan 6 PENGENALAN SAP SAP is Systems, Applications, Products in Data processing Founded in 1972 by 5

Lebih terperinci

III BAB I PENDAHULUAN

III BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu sistem manajemen rantai pasok memiliki peranan penting untuk meningkatkan kinerja dalam setiap aktivitas industri. Salah satu faktor pendukungnya adalah gudang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan persaingan industri baik industri manufaktur maupun industri jasa akibat adanya perdagangan bebas menyebabkan seluruh industri berusaha untuk melakukan

Lebih terperinci

SOAL QUIZ SAP PRA UTS BAGIAN A

SOAL QUIZ SAP PRA UTS BAGIAN A SOAL QUIZ SAP PRA UTS BAGIAN A 1. Salah satu bagian dari modul Logistik yang membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional berkaitan dengan proses pengelolaan customer order adalah... A. SD B. https://discord.gg/8ehjwnerp

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 MKK-3161 E-BisnisE INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 Infrastruktur Dasar E-Bisnis Infrastruktur e-bisnis adalah arsitektur hardware, software, konten dan data yang digunakan untuk memberikan layanan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Sistem Implementasi dilakukan setelah Bab 3 yaitu perancangan dan pembuatan program telah selesai dilakukan. Implementasi ini akan dilakukan sebagai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG MENGGUNAKAN OPEN ERP ADEMPIERE BERBASIS WEB

IMPLEMENTASI SISTEM PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG MENGGUNAKAN OPEN ERP ADEMPIERE BERBASIS WEB IMPLEMENTASI SISTEM PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG MENGGUNAKAN OPEN ERP ADEMPIERE BERBASIS WEB VitriTundjungsari FakultasTeknologiInformasi (FTI) UniversitasYarsi Jl. LetjenSuprapto, JakartaPusat e-mail

Lebih terperinci

A. Pengertian Supply Chain Management

A. Pengertian Supply Chain Management A. Pengertian Supply Chain Management Supply Chain adalah adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 PENGERTIAN ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA UD X. Hendri Susanto Gunawan

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA UD X. Hendri Susanto Gunawan PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA UD X Hendri Susanto Gunawan Program Studi Sistem Informasi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya nocoda888@yahoo.com Abstrak UD X merupakan

Lebih terperinci

Keywords ; supply chain management system, distribution system, manajemen mata rantai suplai, tracking items, mata rantai distribusi.

Keywords ; supply chain management system, distribution system, manajemen mata rantai suplai, tracking items, mata rantai distribusi. Abstract Secara internal sistem yang dipergunakan oleh PT Kian Ho Indonesia adalah sistem pembukuan ( akuntansi ) Accurate versi 4.03 yang merupakan salah satu produk software yang dibangun oleh CPSoft

Lebih terperinci

3.2.4 Data Flow Diagram Level DFD Level 1 Penjualan. Gambar 3.8 DFD Level 1 Penjualan

3.2.4 Data Flow Diagram Level DFD Level 1 Penjualan. Gambar 3.8 DFD Level 1 Penjualan 78 3.2.4 Data Flow Diagram Level 1 3.2.4.1 DFD Level 1 Penjualan Gambar 3.8 DFD Level 1 Penjualan 79 3.2.4.2 DFD Level 1 Pembelian Gambar 3.9 DFD Level 1 Pembelian 80 3.2.4.3 DFD Level 1 Pembayaran Penjualan

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN (Achieving Operational Excellence and Customer Intimacy: Enterprise Applications) Rangkuman ini akan

Lebih terperinci

Perencanaan Sumber Daya

Perencanaan Sumber Daya MODUL PERKULIAHAN Perencanaan Sumber Daya Accounting and Finance in System Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Program Magister Teknik B11536BA Pascasarjana Industri (M-203) 07 Abstract

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA AKTIVITAS PENGIRIMAN BARANG PT.TRIMEGA BATERINDO DI TROSOBO SIDOARJO

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA AKTIVITAS PENGIRIMAN BARANG PT.TRIMEGA BATERINDO DI TROSOBO SIDOARJO ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA AKTIVITAS PENGIRIMAN BARANG PT.TRIMEGA BATERINDO DI TROSOBO SIDOARJO Dwi Ayu Astarinda, Ali Rasyidi, Widya Susanti Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Sumber : http://en.wikipedia.org http://yanuar.kutakutik.or.id/ngeweb/erp-masih-validkahditerapkan-di-perusahaan/ www.mikroskil.ac.id/~erwin/erp/00.ppt http://www.army.mil/armybtkc/focus/sa/erp_intro.htm

Lebih terperinci

PENERAPAN SOFTWARE OpenERP MODUL WAREHOUSE MANAGEMENT PADA GUDANG MUSTIKA RATU DI SEMARANG

PENERAPAN SOFTWARE OpenERP MODUL WAREHOUSE MANAGEMENT PADA GUDANG MUSTIKA RATU DI SEMARANG PENERAPAN SOFTWARE OpenERP MODUL WAREHOUSE MANAGEMENT PADA GUDANG MUSTIKA RATU DI SEMARANG Agung Ratno Prabowo*), Darminto Pujotomo Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, memberikan dampak yang sangat signifikan bagi dunia bisnis, dimana semakin banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Tinjauan Organisasi 3.1.1. Sejarah Organisasi BUT Saka Indonesia Pangkah Limited anak usaha dari PT. Saka Energi Indonesia merupakan salah satu Bentuk Usaha

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Karya ilmiah ini dituliskan sebagai panduan dan deskripsi dari aplikasi website gudang logistik dengan penerapan metode knapsack. Informasi yang didapat dalam proses pembuatan web ini adalah hasil

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Oleh: Deni Mahdiana,S.Kom,MM,M.Kom E-BUSINESS GLOBAL : BAGAIMANA BISNIS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI 1 PROSES BISNIS DAN SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

APLIKASI SOFTWARE CUBE IQ DALAM AKTIVITAS LOADING (STUDI KASUS: PT X)

APLIKASI SOFTWARE CUBE IQ DALAM AKTIVITAS LOADING (STUDI KASUS: PT X) APLIKASI SOFTWARE CUBE IQ DALAM AKTIVITAS LOADING (STUDI KASUS: PT X) Rienna Oktarina Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Widyatama Jl. Cikutra 204 Bandung 40125 E-mail: rienna.oktarina@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rancang Bangun Menurut George M Scott yang diterjemahkan oleh Jogiyanto HM dalam bukunya yang berjudul Analisa dan Desain Sistem Informasi, perancangan didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) E-BUSSINES Enterprise Resource Planning (ERP) Disusun oleh : Mohammad Nidhom 08.11.2180 S1 TI 6E SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong terciptanya persaingan yang sengit diantara para pelaku bisnis di setiap bidang. Kemampuan perusahaan dalam merespon perubahan secara cepat

Lebih terperinci

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi OBJEK PEMBELAJARAN Definisi ERP Manfaat Penerapan ERP Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP Haryono Setiadi, M.Eng STMIK Sinar Nusantara Modul standart yg terintegrasi dengan ERP Definisi Sistem Informasi Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI PROSES BISNIS

BAB II EKSPLORASI PROSES BISNIS BAB II EKSPLORASI PROSES BISNIS 2.1 Kerangka Konseptual Proyek akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi beberapa indikator kinerja (Key Perfromance Indicator) pada proses warehouse, transportasi, dan customer

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : TEAMs, Pengadaan Asset, SAP EAM, Material Management, Line Item, Sistem Terintegrasi. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : TEAMs, Pengadaan Asset, SAP EAM, Material Management, Line Item, Sistem Terintegrasi. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Setiap perusahaan membutuhkan asset dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Sebelum sebuah material menjadi sebuah asset, terjadi proses pengadaan asset. Untuk dapat mengatur asset dengan baik,

Lebih terperinci

MODERN WAREHOUSE TECHNOLOGY

MODERN WAREHOUSE TECHNOLOGY MODERN WAREHOUSE TECHNOLOGY Seiring dengan semakin populernya aplikasi komputer, bidang manajemen logistik perusahaan juga tidak ketinggalan mulai menggunakan sistem aplikasi komputer seperti yang banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi sistem ERP (Enterprise Resources Planning) merupakan teknologi informasi yang memiliki peranan penting dan berinteraksi dengan sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Logistik Perusahaan Garment Pada umumnya proses bisnis manufakturing garment dikelola sendiri oleh perusahaan, dari proses perencanaan produksi, operasi di pabrik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Investigasi Awal 4.1.1. Informasi dan Data 4.1.1.1 Input Sistem kerja yang ada dan berjalan sebelumnya dilakukan secara manual. Manual dalam hal ini adalah masih menggunakan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Persewaan DVD ABSTRAK

Sistem Informasi Manajemen Persewaan DVD ABSTRAK Sistem Informasi Manajemen Persewaan DVD Julius Michell (0827009) Jurusan Sistem Komputer, Fakulktas Teknik Jalan Prof. drg. Surya Sumantri, MPH 65 Bandung ABSTRAK Bidang Teknologi informasi untuk lebih

Lebih terperinci

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56 Information Systems for Competitive Advantage Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif Tujuan Mengetahui model sistem umum (general system) perusahaan Memahami model lingkungan delapan elemen (eightelements

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN Untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan berbagai tahapan yang harus dilaksanakan secara cermat dan sistematis. Tahapan yang akan dilaksanakan pada bab ini membahas mengenai

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pick List. Lampiran 1 Tampilan Pick List

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pick List. Lampiran 1 Tampilan Pick List LAMPIRAN L1 Lampiran 1 Pick List Lampiran 1 Tampilan Pick List L2 Lampiran 2 Delivery Order Asli Lampiran 2 Tampilan Delevery Order Asli Lampiran 3 L3 Delivery Order Copy Lampiran 3 Tampilan Delevery Order

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Lama Melihat model bisnis dari PT XYZ maka kita dapat melakukan pembagian atas setiap proses bisnis yang ada didalam perusahaan. Adapun proses-proses bisnis tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, banyak perusahaan mengalami perkembangan dalam dunia bisnisnya dan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dengan memanfaatkan kecanggihan

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning MODUL PERKULIAHAN Enterprise Resource Planning Supply Chain Management and Customer Relationship Management Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Sistem Informasi Sistem Informasi 04 MK18046

Lebih terperinci

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses (process modelling) merupakan pusat dari berbagai macam bentuk pemodelan, karena pemodelan

Lebih terperinci

KONFIGURASI APLIKASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS WEB DI PT. X

KONFIGURASI APLIKASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS WEB DI PT. X KONFIGURASI APLIKASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS WEB DI PT. X Wajudi dan Fajar Baskoro Manajemen Teknologi Informasi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN 3.1 Analisa Sistem Berjalan 3.1.1 Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo P.T Berkat Jaya Komputindo pertama kali didirikan pada tanggal 5 Januari 1999,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X )

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Supply Chain Management Systems

Supply Chain Management Systems Supply Chain Management Systems Abstraksi Supply chain management systems mengacu kepada koordinasi berbagai aktifitas dan termasuk penciptaan dan pembuatan serta perpindahan suatu produk dari satu titik

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki yaitu : Monitor : SVGA 17. : Optical Mouse.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki yaitu : Monitor : SVGA 17. : Optical Mouse. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras yang direkomendasikan untuk menerapkan sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki

Lebih terperinci

20. Halaman Tambah Daftar Kontak

20. Halaman Tambah Daftar Kontak 402 ada, jika tombol submit ditekan, maka data di database akan ikut diubah. 20. Halaman Tambah Daftar Kontak Gambar 4.20. Halaman Tambah Daftar Kontak Pelanggan 403 Halaman ini adalah halaman yang digunakan

Lebih terperinci

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi lainnya. ERP telah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM ERP MODUL PROJECT MANAGEMENT PADA CLIENT PT. JIVA VENTURES (STUDI KASUS : PT. BEST PLANTATION INTERNATIONAL)

PENGEMBANGAN SISTEM ERP MODUL PROJECT MANAGEMENT PADA CLIENT PT. JIVA VENTURES (STUDI KASUS : PT. BEST PLANTATION INTERNATIONAL) PENGEMBANGAN SISTEM ERP MODUL PROJECT MANAGEMENT PADA CLIENT PT. JIVA VENTURES (STUDI KASUS : PT. BEST PLANTATION INTERNATIONAL) Devi, Deborah Kristianti Sitompul, Stephanie Veronica Watuna, Yanti Bina

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */**

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** Pertemuan 5 Compiere PENGENALAN COMPIERE Compiere mempunyai arti untuk melengkapi, menyelesaikan, mengerjakan (dalam bahasa Italia) Solusi bisnis ERP dan CRM yang

Lebih terperinci

enterprise resource planning, penjualan, produksi, work order, otomatisasi

enterprise resource planning, penjualan, produksi, work order, otomatisasi PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING SUBSISTEM PENJUALAN DAN PRODUKSI DENGAN OTOMATISASI PEMBUATAN WORK ORDER PADA PT. X, SIDOARJO Jimmy Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Button Batal : untuk membatalkan data master karyawan yang. telah di isi. Button Hapus : untuk menghapus data Master Karyawan.

Button Batal : untuk membatalkan data master karyawan yang. telah di isi. Button Hapus : untuk menghapus data Master Karyawan. 211 Button Batal : untuk membatalkan data master karyawan yang telah di isi. Button Hapus : untuk menghapus data Master Karyawan. 212 Jika Button Hapus di klik, maka akan muncul pesan Warning seperti berikut

Lebih terperinci

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Maria Natalia 1, Nyoman Sutapa 2 Abstract: The thesis discusses the value added and non-value added of the

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik Distribusi fisik dan efektivitas logistik memiliki dampak yang besar pada kepuasan dan biaya perusahaan. Manajemen logistik penting dalam rantai pasokan, tujuan dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. ARTHA JAYA GRAPRINT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED PROCESS BERORIENTASI OBJEK

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. ARTHA JAYA GRAPRINT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED PROCESS BERORIENTASI OBJEK PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. ARTHA JAYA GRAPRINT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED PROCESS BERORIENTASI OBJEK Hersanto Binus University Jl. O No. 3 RT.007 RW.010, Kelurahan

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Shortest Job First dan Round Robin pada Sistem Penjadwalan Pengiriman Barang

Implementasi Algoritma Shortest Job First dan Round Robin pada Sistem Penjadwalan Pengiriman Barang ISSN 2085-552 Implementasi Algoritma Shortest Job First dan Round Robin pada Sistem Penjadwalan Pengiriman Barang 9 Monica Santika, Seng Hansun Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BASIS DATA PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN LOGISTIC TRACKING: STUDI KASUS PT ABHIMATA CITRA ABADI

PENGEMBANGAN BASIS DATA PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN LOGISTIC TRACKING: STUDI KASUS PT ABHIMATA CITRA ABADI PENGEMBANGAN BASIS DATA PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN LOGISTIC TRACKING: STUDI KASUS PT ABHIMATA CITRA ABADI Ayuliana; Nadya Permata Putri; Araminta Pranoto; Ronald Novembry Computer Science Department, School

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 Wawancara 1. Bergerak dibidang apakah PT. Inti Berkah Chemindo dan kapan didirikannya? PT. Inti Berkah Chemindo bergerak dibidang chemical, khususnya pada pembuatan aroma untuk

Lebih terperinci

Sistem Informasi Toko Atom Komputer untuk Mengelola Proses Penjualan dan Pembelian Barang Menggunakan PHP dan Openwave

Sistem Informasi Toko Atom Komputer untuk Mengelola Proses Penjualan dan Pembelian Barang Menggunakan PHP dan Openwave Sistem Informasi Toko Atom Komputer untuk Mengelola Proses Penjualan dan Pembelian Barang Menggunakan PHP dan Openwave Meliana Christianti, Eric Kurniawan Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. bergerak di bidang sistem integrator, yang menyediakan solusi-solusi bagi

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. bergerak di bidang sistem integrator, yang menyediakan solusi-solusi bagi BAB AALISIS SISTEM YAG SEDAG BERJALA. Sejarah Organisasi PT Indonusa System Integrator Prima adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang sistem integrator, yang menyediakan solusi-solusi bagi pelanggannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri retail dan chain store telah berkembang pesat dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan customer, baik dalam skala internasional, nasional, bahkan lokal. Walmart

Lebih terperinci

PERANCANGAN BASIS DATA PEMBELIAN, PRODUKSI, DAN PENJUALAN PADA PT MAHA JAYA PLASTINDO INDONESIA Hariyanto Susilo; Steven Pratama; Gian Triangga; Hendro Nindito School of Information System, Binus University

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 3.1 Pengembangan Kerangka Kerja Secara garis besar terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah-langkah tersebut yaitu studi

Lebih terperinci

KUSTOMISASI DAN PENERAPAN SOFTWARE OPEN-ERP

KUSTOMISASI DAN PENERAPAN SOFTWARE OPEN-ERP KUSTOMISASI DAN PENERAPAN SOFTWARE OPEN-ERP DALAM STUDI KASUS PT GARAM SURABAYA Oleh : Junaidi 5206100056 Dosen Pembimbing : Mudjahidin ST. MT Laboratorium Bidang Minat E-Bisnis Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) SYSTEM BERBASIS OPEN SOURCE MENGGUNAKAN ADEMPIERE UNTUK UKM DAN INDUSTRI KECIL

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) SYSTEM BERBASIS OPEN SOURCE MENGGUNAKAN ADEMPIERE UNTUK UKM DAN INDUSTRI KECIL 45 ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) SYSTEM BERBASIS OPEN SOURCE MENGGUNAKAN ADEMPIERE UNTUK UKM DAN INDUSTRI KECIL Trio Pambudi, Muhammad Ilyas Sikki, Sri Marini Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALYSIS AND DESIGN INFORMATION SYSTEM LOGISTICS DELIVERY SERVICE IN PT REPEX WAHANA

ANALYSIS AND DESIGN INFORMATION SYSTEM LOGISTICS DELIVERY SERVICE IN PT REPEX WAHANA ANALYSIS AND DESIGN INFORMATION SYSTEM LOGISTICS DELIVERY SERVICE IN PT REPEX WAHANA Stephanie Surja 1 ; Lius Steven Sanjaya 2 1,2 Information Systems Department, School of Information Systems, BINUS University

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG Andy Wijaya 1) Muhammad Arifin 2) Tony Soebijono 3) S1 / Jurusan Sistem Informasi, STIKOM Surabaya, email : Email: 1)andy_winchester87@yahoo.com,

Lebih terperinci

PROSEDUR PROGRAM. Berikut adalah rancangan layar dan rancangan hasil transaksi pada Sistem Informasi Akuntansi siklus pengeluaran dan persediaan:

PROSEDUR PROGRAM. Berikut adalah rancangan layar dan rancangan hasil transaksi pada Sistem Informasi Akuntansi siklus pengeluaran dan persediaan: PROSEDUR PROGRAM Berikut adalah rancangan layar dan rancangan hasil transaksi pada Sistem Informasi Akuntansi siklus pengeluaran dan persediaan: User Interface Login Ketika karyawan yang hendak mengakses

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PD MASA BARU BAN PONTIANAK

PENERAPAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PD MASA BARU BAN PONTIANAK PENERAPAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PD MASA BARU BAN PONTIANAK Thommy Willay 1, Sandi Tendean 2 1,2 Sistem Informasi, STMIK Widya Dharma, Pontianak e-mail: 1 twillay@yahoo.com, 2 sanditendean@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini menjelaskan hasil analisis terhadap jawaban teknik dari obseravasi, wawancara dan teknik pengumpulan data arsipakan di uraikan mengenai pembahasannya. Responden dalam

Lebih terperinci

( UTA 45 ) SILABUS DAN SAP

( UTA 45 ) SILABUS DAN SAP Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi S1 SILABUS MANAJEMEN RANTAI PASOK (SCM) Dosen Pengampu : LUKIYANA, SE, MM A. Deskripsi Pengajaran mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan teori dan praktek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Proses Bisnis Yang Sedang Berjalan Sebelum menentukan proses bisnis yang baru, proses yang sedang berjalan harus dianalisa terlebih dahulu berikut masalah

Lebih terperinci

TRANSACTION PROCESSING

TRANSACTION PROCESSING TRANSACTION PROCESSING Enterprise System : ENTERPRISE SYSTEM Pusat sistem suatu perusahaan yang menjamin informasi dapat disebarkan keseluruh fungsi bisnis dan semua level manajemen untuk mendukung berjalannya

Lebih terperinci

DAH2F3. Perencanaan Sumber Daya Perusahaan. Minggu ke-2: Proses Bisnis dan Area Fungsional

DAH2F3. Perencanaan Sumber Daya Perusahaan. Minggu ke-2: Proses Bisnis dan Area Fungsional DAH2F3 Perencanaan Sumber Daya Perusahaan Minggu ke-2: Proses Bisnis dan Area Fungsional P r o d i D 3 K o m p u t e r i s a s i A k u n t a n s i F I T, U n i v e r s i t a s T e l k o m Area Fungsional

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan Perancangan sistem crane pada gudang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan metode FIFO sebagaimana mestinya. Berdasarkan kriteria perancangan maka dasar perancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap perusahaan untuk menghasilkan data dan informasi dalam jumlah banyak setiap harinya, oleh karena itu

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA PT SELATAN JAYA PRIMA PERKASA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA PT SELATAN JAYA PRIMA PERKASA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA PT SELATAN JAYA PRIMA PERKASA Stephanie Surja; Rini Wongso Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl.

Lebih terperinci

2 digudang juga harus tetap terpantau terus menerus. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang dapat memanajemen atau merencanakan keluar masuknya baran

2 digudang juga harus tetap terpantau terus menerus. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang dapat memanajemen atau merencanakan keluar masuknya baran 1 ANALISA FUNGSIONAL UNTUK IMPLEMENTASI ERP MICROSOFT DYNAMICS NAV PADA SISTEM PERAWATAN KOMPUTER Angga Rachman Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 17 September

Lebih terperinci

BAB IV GLOBAL PURCHASE ORDER

BAB IV GLOBAL PURCHASE ORDER BAB IV GLOBAL PURCHASE ORDER 4.1 Arsitektur Bisnis Arsitektur Bisnis pada aplikasi Global Purchase Order (GPO) ini digambarkan melalui beberapa komponen yang tercantum pada bab ini dan bab sebelumnya yaitu

Lebih terperinci