enterprise resource planning, penjualan, produksi, work order, otomatisasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "enterprise resource planning, penjualan, produksi, work order, otomatisasi"

Transkripsi

1 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING SUBSISTEM PENJUALAN DAN PRODUKSI DENGAN OTOMATISASI PEMBUATAN WORK ORDER PADA PT. X, SIDOARJO Jimmy Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya Gedung TC, Lantai 2, Raya Kalirungkut, Surabaya jimmy@if.ubaya.ac.id, jimmyoentung@gmail.com ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang percetakan. PT. X melakukan produksi produk berdasarkan konfigurasi yang dipesan oleh pelanggan. Bagian produksi akan membuat work order untuk memproduksi setiap produk yang dipesan pelanggan. Work order menyimpan informasi tentang jenis bahan baku, jumlah bahan baku, jenis proses dan lama waktu proses yang dibutuhkan untuk memproduksi produk sesuai dengan konfigurasi pelanggan. Proses pembuatan work order dimulai dengan pendataan konfigurasi produk yang diminta pelanggan oleh bagian penjualan. Bagian produksi kemudian akan membuat work order yang dibutuhkan untuk memproduksi produk sesuai konfigurasi produk yang diminta pelanggan. Pembuatan work order secara manual memiliki kelemahan dalam hal kecepatan. Kelemahan tersebut muncul karena untuk membuat sebuah work order, bagian produksi harus menghitung secara manual jumlah kebutuhan tiap bahan baku dan lama proses untuk tiap proses untuk memproduksi produk. Permasalahan lain yang timbul adalah adanya permintaan dari bagian penjualan tentang informasi biaya produksi produk dengan cepat sebagai dasar penentuan harga jual produk. Penelitian ini dilakukan untuk menghubungkan subsistem penjualan dan subsistem produksi. Bagian penjualan akan memasukkan konfigurasi produk ke dalam sistem, kemudian sistem akan secara otomatis menciptakan work order yang dibutuhkan untuk memproduksi produk tersebut. Sistem penjualan dan produksi yang terhubung telah dapat mempercepat proses pembuatan work order per hari, yang semula memakan waktu sampai delapan jam menjadi kurang dari satu jam. Kata kunci : enterprise resource planning, penjualan, produksi, work order, otomatisasi ABSTRACT PT. X is an enterprise that moves in a printing industry. PT.X produce their products based on the product configuration demanded by the customer. The Production department made a work order to produce each product ordered by the customer. Each work order stores information about hour of processes and quantity of materials required to produce the product. Sales person started the work order creation process by gathering information about product configuration demanded by the customer. Then, production department will create a work order to produce the product based on the product configuration information gathered by the sales person. Work order creation by manual had a problem in speed. That problem arose because to create a work order, production department had to manually calculate hour of each process and quantity of each material required to produce the product. Another

2 problem is to provide the production cost information as soon as possible, since that information will be use by the marketing department to determine the product price. This research is conducted to integrate the sales subsystem with the production subsystem in order to create a better and faster communication between the marketing department and the production department. First, marketing department will input the product configuration into the system, then system will be able to automatically create the work order required to produce the product. The integrated sales and production subsystem had shorten time required to process work orders per day, from eight hours per day down to less than an hour per day. Keywords : enterprise resource planning, sales, production, work order, automation PENDAHULUAN Latar Belakang PT. X merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan. Untuk mencari dan memuaskan pelanggannya, PT. X menawarkan ketepatan hasil produk yang sesuai dengan permintaan pelanggan, ketepatan waktu pengiriman produk dan harga yang kompetitif. Berdasarkan tujuan tersebut, proses produksi produk yang terjadi di PT. X dilakukan berdasarkan konfigurasi produk yang ditentukan oleh pelanggan (made to order) dan PT. X menetapkan standard waktu pengiriman produk ke pelanggan adalah 14 hari sesudah konfigurasi produk dan permintaan pembelian diterima oleh perusahaan. Sebelum penelitian ini dilakukan, sistem informasi penjualan dan sistem informasi produksi yang dimiliki oleh PT. X merupakan sistem yang terpisah. Bagian penjualan akan memasukkan data data penjualan ke dalam sistem informasi penjualan dan mencatat konfigurasi produk pada sebuah dokumen yang disebut sebagai Data Form. Bagian penjualan kemudian akan menyerahkan data penjualan (kecuali harga jual) dan data form ke bagian produksi. Proses serah terima data penjualan ini dilakukan per hari. Setelah menerima data penjualan dan data form, bagian produksi akan membuat sebuah work order untuk memproduksi produk yang dipesan pelanggan. Work Order berisi data konfigurasi produk, jumlah permintaan produk, kebutuhan bahan baku dan jenis proses yang diperlukan untuk memproduksi produk. Proses pembuatan work order tersebut dilakukan oleh satu orang dan dapat menghabiskan waktu hingga 8 jam untuk semua work order yang turun dalam satu hari. Sehingga lead time yang terjadi dari penerimaan pesanan pelanggan sampai dengan terciptanya work order dapat mencapai 2 hari kerja. Sistem tersebut diatas memiliki kelemahan dalam hal kecepatan. Lead time dua hari kerja dirasa terlalu lama karena work order masih merupakan awal proses produksi produk. Lead time dua hari kerja tersebut juga merupakan standard yang tidak memperhitung kendala seperti tidak masuknya personel produksi yang bertugas membuat work order. Permasalahan lain yang timbul adalah adanya permintaan informasi biaya produksi yang mendadak dan dibutuhkan dengan cepat oleh bagian penjualan untuk menentukan harga jual produk. Pada sistem yang lama, bagian penjualan akan meminta informasi biaya produksi tersebut ke bagian produksi. Bagian produksi kemudian akan menghitung biaya produksi berdasarkan kebutuhan bahan baku dan proses yang diperlukan untuk memproduksi produk yang diinginkan. Proses C-1-2

3 perhitungan biaya produksi hampir sama dengan proses pembuatan work order dan membutuhkan waktu hingga 2 jam per produk. Berdasarkan kelemahan yang ada pada sistem yang lama, perusahaan merasa diperlukannya sebuah sistem baru yang dapat mempercepat proses pembuatan work order dan perhitungan biaya produksi. Sistem yang baru diharapkan juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap personel tertentu untuk proses pembuatan work order dan perhitungan bahan baku. Rumusan Masalah Bagaimana mempercepat proses pembuatan work order dan perhitungan biaya produksi pada PT. X? Tujuan Tujuan penelitian ini untuk membuat sistem yang proses pembuatan work order dan penghitungan biaya produksinya lebih cepat dari sistem lama yang telah berjalan. Sistem yang akan dibuat juga harus dapat mengurangi ketergantungan sistem terhadap personel tertentu untuk dapat berjalan. Sistem yang dibuat tidak mencakup proses penjadwalan produksi maupun proses produksi, melainkan mulai proses penerimaan pesanan produk sampai dengan proses pembuatan work order. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari pembuatan sistem penjualan dan sistem produksi yang baru ini bagi PT. X antara lain sebagai berikut : 1. Proses pembuatan work order lebih cepat sehingga proses produksi dapat dilakukan dengan lebih cepat. 2. Biaya produksi suatu produk dapat diketahui dengan cepat, sehingga proses penetapan harga produk dan negosiasi dengan pelanggan menjadi lebih lancar. 3. Mengurangi ketergantungan proses produksi dan perhitungan biaya produksi pada personel tertentu. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan untuk membuat sistem baru pada PT. X mangacu pada the traditional information system development cycle yang diilustrasikan pada Gambar 1 (O Brien, 1999). Gambar 1. The traditional Information System Development Cycle C-1-3

4 Tahap Investigasi Sistem Penelitian ini diadakan sebagai bagian dari proses implementasi enterprise resource planning (ERP) yang dilakukan oleh PT. X. Penelitian ini mulai diadakan ketika proses implementasi subsistem finansial sedang berjalan dan rencananya subsistem penjualan dan produksi akan diimplementasikan setelah subsistem finansial telah berjalan dengan stabil. Perangkat lunak ERP yang dibeli oleh PT. X memiliki tiga buah pilihan perlakuan produk yang dapat digunakan oleh PT. X, yaitu sebagai barang stok, sebagai manufactured item, atau sebagai configured item. Produk sebagai barang stok Ketika produk diperlakukan sebagai barang stok, maka produk akan memiliki sifat yang sama seperti barang yang dibeli dari pemasok. Sistem penjualan produk stok sama sekali tidak terhubung dengan sistem produksi. Karena sistem penjualan tidak terhubung dengan sistem produksi, maka penambahan dan pengurangan jumlah stok produk juga tidak berhubungan dengan proses produksi. Memperlakukan produk sebagai barang stok merupakan pilihan yang paling mudah untuk diimplementasikan. Namun, pilihan ini memiliki sejumlah kelemahan yang sangat merugikan, yang diakibatkan oleh tidak terhubungnya produk dengan sistem produksi. Produk sebagai manufactured item Setiap produk yang diperlakukan sebagai Manufactured item dapat menyimpan informasi tentang jenis dan jumlah bahan baku serta jenis dan lama proses yang dibutuhkan untuk memproduksi produk tersebut. Sistem penjualan produk manufactured item terhubung dengan sistem produksi. Ketika produk tercatat dalam suatu transaksi penjualan, sistem secara otomatis akan menciptakan work order yang dibutuhkan untuk memproduksi produk yang bersesuaian sesuai dengan jumlah pesanan. Untuk setiap jenis produk baru yang dipesan, harus dibuat data produk baru. Selanjutnya, bagian produksi harus menentukan dan memasukkan secara manual jenis bahan baku, jumlah bahan baku,jenis proses dan lama proses yang dibutuhkan untuk memproduksi produk baru tersebut. Produk sebagai configured item Setiap produk yang diperlakukan sebagai configured item dapat menyimpan rumus rumus yang digunakan untuk menentukan dan menghitung jumlah kebutuhan bahan baku dan proses produksi yang dibutuhkan untuk memproduksi produk tersebut. Sistem penjualan produk configured item terhubung dengan sistem produksi. Bagian penjualan harus memasukkan konfigurasi produk, sistem kemudian akan memproses data konfigurasi produk menggunakan rumus rumus yang telah didefinisikan sebelumnya untuk menentukan dan menghitung jumlah kebutuhan bahan baku dan proses produksi yang dibutuhkan. Proses implementasi produk sebagai configured item relatif lebih sulit dan lama dibandingkan dengan sebagai stok atau manufactured item. Tidak semua jenis industri cocok menggunakan configured item. Apabila proses penentuan dan penghitungan kebutuhan bahan baku dan proses produksi untuk tiap produk banyak yang bervariasi maka perusahaan tersebut tidak disarankan untuk memperlakukan produknya sebagai C-1-4

5 configured item. Karena untuk setiap jenis proses penentuan dan penghitungan kebutuhan bahan baku dan proses produksi produk, harus dibuat sebuah configured item beserta rumus rumusnya. Dari hasil investigasi sistem diatas, pilihan produk sebagai configured item dirasa paling layak karena jenis proses penentuan dan penghitungan kebutuhan bahan baku dan proses produksi produk PT. X tidak banyak (kurang dari 5). Pilihan produk sebagai stok hanya dipakai ketika subsistem penjualan dan produksi belum berjalan karena mudah untuk diimplementasikan namun memiliki banyak kelemahan. Pilihan produk sebagai manufactured item dianggap kurang cocok untuk PT. X karena mayoritas pesanan produknya merupakan pesanan produk baru. Tahap Analisis Sistem Setelah memutuskan untuk memperlakukan produk sebagai configured item, selanjutnya akan dilakukan analisis sistem untuk meneliti kebutuhan dan keinginan PT.X pada subsistem penjualan dan produksi. Proses analisis sistem terdiri dari tiga studi yang mendetail, yaitu analisis organisasi, analisis sistem lama yang telah berjalan dan analisis kebutuhan fungsional (O Brien 1999). Analisis organisasi digunakan untuk mempelajari struktur organisasi, peraturan dan proses bisnis yang berjalan di PT.X. Setelah melakukan analisis organisasi, diketahui beberapa informasi berikut : Tidak semua parameter yang digunakan untuk menentukan bahan baku dan jenis proses produksi diketahui oleh bagian penjualan. Keberadaan bagian produksi dalam membuat work order mutlak diperlukan. Sales order menjadi tanggung jawab bagian penjualan dan bagian produksi tidak boleh melakukan perubahan terhadap data sales order kecuali data konfigurasi produk yang berhubungan dengan teknis produksi. Setiap sales order yang dibuat harus mendapat persetujuan dari kabag penjualan. Work order menjadi tanggung jawab bagian produksi dan bagian penjualan tidak boleh melakukan perubahan apapun terhadap data work order. Apabila terdapat perubahan konfigurasi atau perubahan jumlah pesanan produk, maka bagian penjualan wajib memberi memo tentang perubahan tersebut ke bagian produksi. Setiap hari bagian penjualan akan menyerahkan daftar pesanan produk yang harus diproduksi ke bagian produksi. Bagian produksi akan membuat work order sesuai dengan daftar pesanan produk tersebut. Analisis sistem lama yang telah berjalan digunakan untuk mempelajari informasi informasi apa saja yang digunakan dalam sistem penjualan dan produksi. Analisis ini juga mempelajari kapan, bagaimana dan siapa yang memperoleh dan memasukkan informasi tersebut ke dalam sistem penjualan dan produksi. Analisis kebutuhan fungsional dilakukan untuk mempelajari kebutuhan bagian produksi dan bagian penjualan terhadap sistem baru yang akan dibuat. Setelah melakukan analisis kebutuhan fungsional, diketahui beberapa kebutuhan yang harus ada pada sistem baru sebagai berikut : Perhitungan jumlah bahan baku dan lama proses produksi harus dapat dihitung secara otomatis. Sistem mendukung proses penyalinan konfigurasi produk. Penggunaan status pada sales order dan work order sebagai penanda perkembangan proses penjualan dan produksi. C-1-5

6 Tahap Desain Sistem Tahap desain dilakukan untuk menentukan desain sistem yang dapat memenuhi semua kebutuhan yang telah diketahui pada tahap anailisis sistem. Tahap desain sistem meliputi desain user interface, desain data dan desain proses (O Brien 1999). Karena PT. X membeli software ERP, maka user interface dan struktur data sudah tersedia. Desain proses dilakukan untuk menentukan prosedur yang harus dilakukan oleh pengguna sistem. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan sistem, diagram proses penjualan dan produksi dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram Proses Penjualan dan Produksi Pada tahap desain juga dilakukan proses desain data produk. Karena memandang produk sebagai configured item, maka tidak dibutuhkan dan tidak disarankan adanya banyak master data produk. Tiap produk yang memiliki cara perhitungan jumlah kebutuhan bahan baku dan lama proses produksi yang sama dapat menggunakan data produk yang sama dengan kode produk yang sama juga. Pembedaan produk yang satu dengan yang lain hanya menggunakan nomor work order yang diciptakan untuk memproduksi produk tersebut. Tahap Implementasi Sistem Tahap implementasi sistem dilakukan untuk merealisasikan desain yang telah dibuat menjadi sistem yang siap pakai. Tahap implementasi terdiri pembuatan prototipe sistem, uji coba prototipe dan penggatian sistem lama dengan sistem baru. Prototipe perlu dibuat agar apabila terjadi kesalahan pembuatan sistem, kesalahan tersebut tidak berdampak pada data perusahaan yang sebenarnya. Pada tahap pembuatan prototipe, dilakukan pembuatan rumus rumus perhitungan jumlah bahan baku dan proses untuk setiap jenis perhitungan configured item yang ada. Pada tahap ini C-1-6

7 juga dilakukan proses pengaturan hubungan sistem penjualan dan produksi dengan sistem akuntansi manufaktur yang telah berjalan. Tampilan untuk memasukkan data konfigurasi produk dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Tampilan untuk Memasukkan Data Konfigurasi Produk Proses uji coba dilakukan untuk memastikan prototipe berjalan dengan baik dan benar serta dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Uji coba dilakukan dengan menggunakan data transaksi perusahaan yang sebenarnya. Hal hal yang harus dapat dibuktikan benar dalam uji coba adalah sebagai berikut : Pembatasan hak akses terhadap tiap bagian pengguna Prosedur persetujuan sales order Perubahan status sales order dan work order Jenis dan jumlah kebutuhan material yang tercantum di work order Jenis dan lama proses produksi yang tercantum di work order Pencatatan akuntansi manufaktur dan penjulan Stok bahan baku dan barang jadi Setelah prototipe teruji dan terbukti dapat memenuhi semua kebutuhan dengan baik dan benar, selanjutnya dilakukan proses implementasi sistem baru untuk menggantikan sistem penjualan dan produksi yang baru. Proses pergantian sistem yang dilakukan pada PT. X menggunakan pendekatan parallel. Pada pendekatan parallel sistem lama tetap dijalankan secara bersama dengan sistem yang baru sampai sistem yang baru benar benar terbukti berjalan dengan baik dan benar. Tahap Pemeliharaan Sistem Tahap pemeliharaan sistem adalah proses yang dilakukan setelah sistem berjalan. Tiga aktifitas utama yang dilakukan pada tahap pemeliharaan sistem adalah pembetulan error, update sistem dan peningkatan kemampuan sistem (McLeod 2001). Error paling banyak terjadi pada rumus perhitungan kebutuhan bahan baku dan lama proses configured item yang telah dimasukkan. Kesalahan rumus tersebut sering kali terlambat diketahui karena secara sistem tidak akan nampak error, sehingga diperlukan kejelian dan kedisiplinan dari bagian produksi untuk mengawasi apakah jumlah bahan baku dan lama proses yang dihasilkan benar. Proses update sistem yang perlu dilakukan secara berkala adalah update data harga bahan baku dan rate mesin. Kedua data tersebut perlu dilakukan agar perhitungan biaya produksi dan pencatatan akuntansi manufaktur benar. C-1-7

8 Proses peningkatan kemampuan sistem meliputi penambahan atau perubahan fasilitas dan laporan yang dibutuhkan oleh bagian penjualan dan produksi. Proses ini berjalan secara terus menerus untuk memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerja sistem. HASIL Hasil dari penelitian ini adalah sebuah sistem penjualan dan sistem produksi yang terintegrasi. Siklus penjualan dan produksi yang berjalan di PT. X menjadi sebuah siklus yang sama dan tidak terpisahkan. Karena berada pada siklus sistem yang sama, semua pengguna dituntut untuk menggunakan sistem dengan teliti dan disiplin. Kesalahan atau keterlambatan dalam pemasukkan data akan menyebabkan kesalahan dan keterlambatan pada keseluruhan sistem perusahaan. Sistem penjualan dan produksi yang dihasilkan juga terintegrasi dengan sistem akuntansi ERP. Semua jenis transaksi penjualan dan produksi yang melibatkan perubahan data kekayaan dan kewajiban perusahaan (penerbitan invoice, pemakaian bahan baku, pengiriman produk, dan lain lain) akan secara otomatis tercatat pada jurnal akuntansi yang terdapat di ERP. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Sistem penjualan dan produksi yang terintegrasi mampu mempercepat waktu yang dibutuhkan dari proses penerimaan pesanan sampai proses pembutan bahan baku. Rumus perhitungan jumlah bahan baku dan lama waktu proses produksi yang telah dimasukkan ke dalam sistem menyebabkan maka proses perhitungan jumlah kebutuhan bahan baku dan lama waktu proses produksi menjadi lebih cepat dan lebih mudah untuk digunakan oleh semua orang. Sistem penjualan dan produksi yang berada dalam suatu siklus sistem yang sama dan yang terintegrasi dengan sistem akuntasi dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas tenaga kerja apabila digunakan dengan baik dan benar. Sebaliknya apabila terjadi kesalahan pada salah satu bagian siklus, maka perbaikan data perlu dilakukan pada data penjualan, produksi dan akuntansi. DAFTAR PUSTAKA Alter, Scott W., 2000, User Interface Design : Tips and Techniques, Cambridge University Press. McLeod, Jr., Raymond dan Schell, George, 2001, Management Information Systems. Eight Edition, Prentice Hall, New Jersey. O Brien, James A, 1999, Management Information Systems : Managing Information in the Internetworked Enterprise, Fourth Edition, McGraw Hill. C-1-8

SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA COFFEE SHOP STUDI KASUS: KRAKATOA COFFEE AND GEMSTONE

SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA COFFEE SHOP STUDI KASUS: KRAKATOA COFFEE AND GEMSTONE Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 22 September 2014 SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA COFFEE SHOP STUDI KASUS: KRAKATOA COFFEE AND GEMSTONE Murdiaty 1), Agustina 2), Christy Veronica 3) 1, 3 Program

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Magister Akuntansi UNS BANDI 7/21/2017 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 Siklus Produksi Materi 10 7/21/2017 bandi.staff.fe.uns.ac.id 2 PENDAHULUAN Produksi merupakan proses bisnis

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SOFTWARE ERP ODOO 8 DI WAREHOUSE PT APPAREL ONE INDONESIA SEMARANG. Andana Cantya P, Dyah Ika Rinawati*

IMPLEMENTASI SOFTWARE ERP ODOO 8 DI WAREHOUSE PT APPAREL ONE INDONESIA SEMARANG. Andana Cantya P, Dyah Ika Rinawati* IMPLEMENTASI SOFTWARE ERP ODOO 8 DI WAREHOUSE PT APPAREL ONE INDONESIA SEMARANG Andana Cantya P, Dyah Ika Rinawati* Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto,

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X RANCANG BANGUN APLIKASI PERENCANAAN PRODUKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKU PADA CV. MITRA TECHNO SAINS BERBASIS WEB Kentdra Handyono 1) Sri Hariani Eko Wulandari 2) Rudi Santoso 3) S1 / Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ Hendra Alianto Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Binus University Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA Mada Jimmy Fonda Arifianto 1 ; Edi Santoso 2 ABSTRACT Article presents manufacture information system

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM INFORMASI PRODUKSI DI PT INDOSIPA BETON

DESAIN SISTEM INFORMASI PRODUKSI DI PT INDOSIPA BETON DESAIN SISTEM INFORMASI PRODUKSI DI PT INDOSIPA BETON David Sundoro* dan Arif Djunaidy** * PT Indosipa Beton Raya Surabaya-Mojokerto Km 19, Sepanjang, Sidoarjo email : david.sundoro@gmail.com ** Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dampak dari penggunaan teknologi informasi pada masa kini yang sangat luas tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga dalam kegiatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. NMS SALATIGA) 1) Imanuel Susanto, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI MANAJEMEN STUDIO INTERAKTIF X BERBASIS WEB

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI MANAJEMEN STUDIO INTERAKTIF X BERBASIS WEB Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 22 September 2014 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI MANAJEMEN STUDIO INTERAKTIF X BERBASIS WEB Andri Pradipta 1), Meliana Christianti J. 2) 1,2 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Bansa Tuasikal 06.11.1012 S1 Ti 10A Daftar Isi : Pendahuluan...1 Pengertian ERP...2 Tujuan dan Peran ERP Dalam Perusahaan...3 Kelebihan

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 4 KSI LANJUT SCM dan IT dalam SCM Peran Teknologi Informasi dalam Suatu SCM. Pentingnya Informasi dalam SCM. Penggunaan Informasi dalam Suatu SCM.

Lebih terperinci

KONSEP SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) PADA PROSES PRODUKSI DALAM PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ABSTRAK

KONSEP SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) PADA PROSES PRODUKSI DALAM PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ABSTRAK KONSEP SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) PADA PROSES PRODUKSI DALAM PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU Francka Sakti francka_sakti@yahoo.com Sistem Informatika Universitas Bunda Mulia ABSTRAK Persaingan dunia

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET Ronaldus Soegiarto dan Mahendrawathi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: ronaldus04@yahoo.com

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.

Lebih terperinci

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA Enterprise Resource Planning Visual Manufacturing ERP Infor Visual Alur Part Maintenance Modul Dengan menggunakan Visual Manufacturing Unit Of Measure, Vendor, Shop Resource, maintenance Engineering Master

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada era globalisasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Dengan adanya teknologi informasi, maka dapat membantu berbagai kegiatan di semua

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DI BENGKEL LANCAR MOTOR PADA BAGIAN BENGKEL MESIN

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DI BENGKEL LANCAR MOTOR PADA BAGIAN BENGKEL MESIN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DI BENGKEL LANCAR MOTOR PADA BAGIAN BENGKEL MESIN Oleh : Arip Budiono, ST. Ign. A. Sandy, S.Si., M.T. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X )

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Supply Chain Management Systems

Supply Chain Management Systems Supply Chain Management Systems Abstraksi Supply chain management systems mengacu kepada koordinasi berbagai aktifitas dan termasuk penciptaan dan pembuatan serta perpindahan suatu produk dari satu titik

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 05 ERP: Produksi ERP: PRODUKSI Ditujukan untuk mendukung proses produksi atau manufakturing Sistem produksi adalah Sistem yang menyediakan aplikasi manufaktur dalam berbagai

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X

PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X Silvia Rostianingsih 1, Arlinah Imam Raharjo 2, & Basuki Setiawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra, Siwalankerto

Lebih terperinci

TRANSACTION PROCESSING

TRANSACTION PROCESSING TRANSACTION PROCESSING Enterprise System : ENTERPRISE SYSTEM Pusat sistem suatu perusahaan yang menjamin informasi dapat disebarkan keseluruh fungsi bisnis dan semua level manajemen untuk mendukung berjalannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pemodelan Proses Bisnis bagian Produksi di PT Gramasurya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pemodelan Proses Bisnis bagian Produksi di PT Gramasurya BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemodelan Proses Bisnis bagian Produksi di PT Gramasurya Gambar 4. 1 Proses Bisnis bagian Produksi Proses produksi di PT Gramasurya dimulai dengan menginput data pemesanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Globalisasi dunia menuntut suatu perusahaan untuk dapat mengelola suatu data dan informasi menjadi lebih baik agar kebutuhan pihak terkait dapat terpenuhi dengan cepat.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT MITRA SINERGI ADHITAMA 1 Ria Ayu Anggraini Binus University, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia Tanty Oktavia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaya Utama Motor merupakan salah satu perusahaan dagang yang berlokasi di jalan M.yamin No. 149, Kota Padang. Toko ini bergerak di bidang penjualan suku cadang kendaraan,

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI DAN SUB KONTRAK PADA PERUSAHAAN GARMEN X

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI DAN SUB KONTRAK PADA PERUSAHAAN GARMEN X PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI DAN SUB KONTRAK PADA PERUSAHAAN GARMEN X Candra Septiani Putri Jurusan Teknik Informatika / Fakultas Teknik Universitas Surabaya candraseptiani.putri@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap perusahaan untuk menghasilkan data dan informasi dalam jumlah banyak setiap harinya, oleh karena itu

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PADA PETERNAKAN AYAM PETELUR X

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PADA PETERNAKAN AYAM PETELUR X PEMBUATAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PADA PETERNAKAN AYAM PETELUR X Silvia Rostianingsih, Leo Willyanto Santoso, Andrew Alfonso Setiawan Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN TUNAI PADA APOTIK CIPTA DENGAN OBJECT ORIENTED METHODOLOGY

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN TUNAI PADA APOTIK CIPTA DENGAN OBJECT ORIENTED METHODOLOGY MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN TUNAI PADA APOTIK CIPTA DENGAN OBJECT ORIENTED METHODOLOGY Hamidah 1 1, Okkita Rizan 2 2 1 Program Studi Komputerisasi Akuntansi, STMIK Atma Luhur, Pangkalpinang E-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam perusahaan. Peran teknologi informasi saat ini tidak hanya dalam kegiatan operasional tetapi juga

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.4 Tahun 2014

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.4 Tahun 2014 DATA FLOW DIAGRAM (DFD) PADA APOTEK CANDRA KOTA JAMBI Yunan Surono 1 Abstract Apotek Candra is a trading business engaged in the sale of drugs, which in the process of doing business is still using manual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan teknologi yang semakin cepat, memicu sebagian besar perusahaan untuk mempercepat proses bisnis mereka.

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI RUMAH MAKAN MULTICABANG X

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI RUMAH MAKAN MULTICABANG X PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI RUMAH MAKAN MULTICABANG X Ali Reza Yudhistira Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya alipunya@ymail.com Abstrak Rumah makan X saat ini telah

Lebih terperinci

Pembuatan Sistem Informasi Produksi Pada Perusahaan label X. Melvina Setiadi Jurusan Teknik Informatika

Pembuatan Sistem Informasi Produksi Pada Perusahaan label X. Melvina Setiadi Jurusan Teknik Informatika Pembuatan Sistem Informasi Produksi Pada Perusahaan label X Melvina Setiadi Jurusan Teknik Informatika Melvina.setiadi91@gmail.com Abstrak - Perusahaan label X merupakan pabrik yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

RANCANGAN IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) PT WORLD YAMATEX SPINNING MILLS BANDUNG MENGGUNAKAN OPENBRAVO *

RANCANGAN IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) PT WORLD YAMATEX SPINNING MILLS BANDUNG MENGGUNAKAN OPENBRAVO * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 RANCANGAN IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) PT WORLD YAMATEX

Lebih terperinci

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE Manajemen & SIM 2 Bisnis Elektronik Hal. 1 SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Definisi Bisnis Elektronik Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pembuatan Sistem Informasi Administrasi dengan Inventory Control Pada Perusahaan Mie Ikan Mas

Perencanaan dan Pembuatan Sistem Informasi Administrasi dengan Inventory Control Pada Perusahaan Mie Ikan Mas Perencanaan dan Pembuatan Sistem Informasi Administrasi dengan Inventory Control Pada Perusahaan Mie Ikan Mas Valentina Winda 1, Djoni H. Setiabudi 2, Zeplin J. Tarigan 3 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

APLIKASI ACTIVITY-BASED COST SYSTEM DALAM SISTEM INFORMASI BIAYA MANUFAKTUR. Saarce Elsye Hatane*, Antonio Sugianto**, dan Oviliani Yenty Yuliana***

APLIKASI ACTIVITY-BASED COST SYSTEM DALAM SISTEM INFORMASI BIAYA MANUFAKTUR. Saarce Elsye Hatane*, Antonio Sugianto**, dan Oviliani Yenty Yuliana*** APLIKASI ACTIVITY-BASED COST SYSTEM DALAM SISTEM INFORMASI BIAYA MANUFAKTUR Saarce Elsye Hatane*, Antonio Sugianto**, dan Oviliani Yenty Yuliana*** *Jurusan Akuntansi FE Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

Keywords: Cost of Production, Process Costing, Bakery

Keywords: Cost of Production, Process Costing, Bakery Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Harga Pokok Proses Pada Ud. Barito Bakery Ivan Kurniawan Yoewono 1, Yulia 2, Alexander Setiawan 3 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Perencanaan Sumber Daya

Perencanaan Sumber Daya MODUL PERKULIAHAN Perencanaan Sumber Daya Accounting and Finance in System Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Program Magister Teknik B11536BA Pascasarjana Industri (M-203) 07 Abstract

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi sudah seharusnya menjadi suatu hal yang penting pada sebuah perusahaan, khusus nya bagi perusahaan yang mempunyai proses bisnis yang kompleks. Salah

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 10, Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 10, Tahun 2016 ISSN X RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA DEPO GALVALUM BERBASIS WEB Yogie Hartanto Putra ) Ayuningtyas 2) Achmad Arrosyidi 3) Program Studi/Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Dan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI TATA LETAK TERHADAP PRODUKTIVITAS OPERASIONAL PRODUKSI DAN INVENTORY CONTROL PADA PT.MEGATAMA PLASINDO

ANALISIS STRATEGI TATA LETAK TERHADAP PRODUKTIVITAS OPERASIONAL PRODUKSI DAN INVENTORY CONTROL PADA PT.MEGATAMA PLASINDO ANALISIS STRATEGI TATA LETAK TERHADAP PRODUKTIVITAS OPERASIONAL PRODUKSI DAN INVENTORY CONTROL PADA PT.MEGATAMA PLASINDO Dita Gisela Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak PT. MEGATAMA

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dari alur penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. 4.1 Analisa Permasalahan Dari hasil analisa didapat bahwa, PT. Gramasurya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini negara-negara berkembang berpacu dalam memajukan perekonomian negaranya. Peningkatan produksi merupakan cara paling efektif yang dipilih guna

Lebih terperinci

Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Pemasaran Perumahan pada PT. Anugerah Bangun Cipta

Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Pemasaran Perumahan pada PT. Anugerah Bangun Cipta Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Pemasaran Perumahan pada PT. Anugerah Bangun Cipta Anton 1, Hendra 2 STMIK IBBI Jl. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 Email : Anton_hwang@yahoo.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA

PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA Nur Aini Rachmawati, Iwan Vanany Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penjualan merupakan faktor utama dalam menunjang kelangsungan hidup dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus mampu dalam menentukan kebijakan kebijakan yang berhubungan dengan aktivitas

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA PT XYZ

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA PT XYZ ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA PT XYZ Devyano Luhukay; Yohannes Kurniawan; Titan Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN MATA PELAJARAN DAN PENGOLAHAN DATA NILAI SISWA PADA SEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 02 KOTA BARU.

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN MATA PELAJARAN DAN PENGOLAHAN DATA NILAI SISWA PADA SEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 02 KOTA BARU. Jurnal Informatika, Vol. 12, No. 2, Desember 2012 Indera RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN MATA PELAJARAN DAN PENGOLAHAN DATA NILAI SISWA PADA SEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 02 KOTA BARU 1Indera 1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING Dosen : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. Disusun Oleh : Nama : NURUL FARIDA NIM : 09.11.3242 Kelas : S1 TI 10 Jurusan : S1 Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS ORACLE PADA MODUL ORDER MANAGEMENT (STUDI KASUS : PT.

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS ORACLE PADA MODUL ORDER MANAGEMENT (STUDI KASUS : PT. EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS ORACLE PADA MODUL ORDER MANAGEMENT (STUDI KASUS : PT. JAR) Angeline Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Richard Nawijaya

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI INVENTORY BARANG MATERIALS DAN PRODUCT. Gita Ayu Syafarina, S.Kom, M.Kom

PERANCANGAN APLIKASI INVENTORY BARANG MATERIALS DAN PRODUCT. Gita Ayu Syafarina, S.Kom, M.Kom Technologia Vol 7, No.1, Januari Maret 2016 25 PERANCANGAN APLIKASI INVENTORY BARANG MATERIALS DAN PRODUCT Gita Ayu Syafarina, S.Kom, M.Kom (gitaayusyafarina@gmail.com) ABSTRAK Sistem informasi merupakan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN Tugas : Individu Ujian Tengah Triwulan / E52 Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Prof.Dr. Ir. Imam Suroso, Msc(CS) Batas : 17 Januari 2015 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN

Lebih terperinci

ANALYSIS AND DESIGN INFORMATION SYSTEM LOGISTICS DELIVERY SERVICE IN PT REPEX WAHANA

ANALYSIS AND DESIGN INFORMATION SYSTEM LOGISTICS DELIVERY SERVICE IN PT REPEX WAHANA ANALYSIS AND DESIGN INFORMATION SYSTEM LOGISTICS DELIVERY SERVICE IN PT REPEX WAHANA Stephanie Surja 1 ; Lius Steven Sanjaya 2 1,2 Information Systems Department, School of Information Systems, BINUS University

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Obat Pada Klinik Rakyat Dengan Metode Economic Order

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai tujuan. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah untuk menjaga tingkat persediaan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PD. Sumur Sari merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. PD. Sumur Sari setiap hari melakukan kegiatan produksi garam, kerupuk, dan tepung. Dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam suatu perusahaan khususnya perusahaan industri, persediaan dalam proses produksi memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk itu

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Material (MRP)

Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) Komponen-komponen: 1. Sistem penjadwalan produksi menghasilkan master jadwal produksi yang mencakup lead time terpanjang ditambah waktu produksi terpanjang. 2. Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan pembangunan yang semakin pesat saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan,

Lebih terperinci

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi lainnya. ERP telah

Lebih terperinci

Materi #12. TKT312 - Otomasi Sistem Produksi T a u f i q u r R a c h m a n

Materi #12. TKT312 - Otomasi Sistem Produksi T a u f i q u r R a c h m a n Materi #12 Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 2 Mampu mengidentifikasi kebutuhan otomasi dalam suatu sistem manufaktur/jasa dan mampu menganalisa aspek teknis dan non teknis perancangan sistem otomasi dalam

Lebih terperinci

Pembuatan Sistem Informasi Akuntansi Leveransir Material Galian C Berbasis Web Pada CV X

Pembuatan Sistem Informasi Akuntansi Leveransir Material Galian C Berbasis Web Pada CV X Pembuatan Sistem Informasi Akuntansi Leveransir Material Galian C Berbasis Web Pada CV X Adi Putera Nugraha Program Studi Teknik Informatika Adiputera2123@gmail.com Abstrak - CV. X adalah usaha yang begerak

Lebih terperinci

Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Process Costing Pada Peternakan Ayam Petelur Lawu Farm

Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Process Costing Pada Peternakan Ayam Petelur Lawu Farm Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Process Costing Pada Peternakan Ayam Petelur Lawu Farm Andreas Handojo, Christian Purnama, Magdalena Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sebuah perusahaan memerlukan sistem informasi yang membantu untuk mengelola dan menyimpan data. Hasil pembahasan laporan penelitian ini adalah cara merancang dan mengembangkan sebuah sistem yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage).

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perusahaan dituntut untuk dapat menghadapi persaingan yang kompleks, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada PT. Buana Jaya Lestari menggunakan sistem terkomputerisasi, yaitu dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada PT. Buana Jaya Lestari menggunakan sistem terkomputerisasi, yaitu dalam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem akuntansi pembelian dan penjualan onderdil yang sedang berjalan pada PT. Buana Jaya Lestari menggunakan sistem terkomputerisasi, yaitu dalam pencatatan pembelian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah pabrik, menentukan harga pokok produk merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan, agar setiap pabrik dapat tetap berdiri dan bersaing dengan pabrik

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. ARTHA JAYA GRAPRINT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED PROCESS BERORIENTASI OBJEK

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. ARTHA JAYA GRAPRINT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED PROCESS BERORIENTASI OBJEK PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. ARTHA JAYA GRAPRINT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED PROCESS BERORIENTASI OBJEK Hersanto Binus University Jl. O No. 3 RT.007 RW.010, Kelurahan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI E-MAINTENANCE PT TRIMITRA CHITRAHASTA

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI E-MAINTENANCE PT TRIMITRA CHITRAHASTA RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI E-MAINTENANCE PT TRIMITRA CHITRAHASTA Fritz Gamaliel Program Studi Teknik Komputer, Politeknik META Industri Cikarang Cikarang TechnoPark Building Jalan Inti 1 Blok C1 No.7

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

OLEH: Vicky Tigana Alim

OLEH: Vicky Tigana Alim Konsentrasi/Bidang Minat: Akuntansi Internal ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA SIKLUS PENDAPATAN GUNA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA PT FULUSO OLEH: Vicky Tigana Alim 3203007131

Lebih terperinci

Week 11 SIA SIKLUS PRODUKSI. Awalludiyah Ambarwati

Week 11 SIA SIKLUS PRODUKSI. Awalludiyah Ambarwati Week 11 SIA SIKLUS PRODUKSI Awalludiyah Ambarwati Production Methods Continuous Processing creates a homogeneous product through a continuous series of standard procedures. Batch Processing produces discrete

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PART MESIN UNIT PABRIKASI DRUM PLANT MENGGUNAKAN DATA BASE MANAGEMENT SYSTEM (Studi kasus di PT. ABC)

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PART MESIN UNIT PABRIKASI DRUM PLANT MENGGUNAKAN DATA BASE MANAGEMENT SYSTEM (Studi kasus di PT. ABC) D-1-1 SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PART MESIN UNIT PABRIKASI DRUM PLANT MENGGUNAKAN DATA BASE MANAGEMENT SYSTEM (Studi kasus di PT. ABC) * Agus Mansur, ** Budi Rianto Aribowo Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi penggunaan teknologi informasi sangat berguna untuk perusahaan, yang digunakan untuk mempercepat dan mempermudah setiap kegiatan yang dilakukan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ERP merupakan salah satu cara untuk mengintegrasikan aspek-aspek yang ada dalam perusahaan. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005, p.11) Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Investigasi Awal 4.1.1. Informasi dan Data 4.1.1.1 Input Sistem kerja yang ada dan berjalan sebelumnya dilakukan secara manual. Manual dalam hal ini adalah masih menggunakan

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB III IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 3.1 Implementasi Sistem Implementasi sistem merupakan tahap penerapan sistem yang sudah didesain atau dirancang, agar sistem yang telah dibuat dapat dioperasikan dan

Lebih terperinci

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d Materi #12 Pendahuluan 2 Manajemen manufaktur menggunakan komputer sebagai: Sistem konseptual (pada area persediaan: Titik pemesanan kembali, MRP, JIT). Elemen dalam sistem produksi fisik (CAD, CAM, dan

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM MANUFACTURING BERBASIS OPENERP DENGAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (STUDI KASUS : PT. GENTA TRIKARYA)

PENERAPAN SISTEM MANUFACTURING BERBASIS OPENERP DENGAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (STUDI KASUS : PT. GENTA TRIKARYA) PENERAPAN SISTEM MANUFACTURING BERBASIS OPENERP DENGAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (STUDI KASUS : PT. GENTA TRIKARYA) IMPLEMENTATION OF MANUFACTURING SYSTEM BASED ON OPENERP USING RAPID APPLICATION

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PD MASA BARU BAN PONTIANAK

PENERAPAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PD MASA BARU BAN PONTIANAK PENERAPAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PD MASA BARU BAN PONTIANAK Thommy Willay 1, Sandi Tendean 2 1,2 Sistem Informasi, STMIK Widya Dharma, Pontianak e-mail: 1 twillay@yahoo.com, 2 sanditendean@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi informasi yang terintegrasi telah banyak memberikan kontribusi kepada perkembangan bisnis saat ini. Semua proses bisnis dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat diantara perusahaan-perusahaan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) mendorong perusahaan untuk terus meningkatkan efektivitas

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN PENERAPAN ERP PADA PT. PWI DENGAN MENGGUNAKAN SWOT

ANALISA KELAYAKAN PENERAPAN ERP PADA PT. PWI DENGAN MENGGUNAKAN SWOT ANALISA KELAYAKAN PENERAPAN ERP PADA PT. PWI DENGAN MENGGUNAKAN SWOT Nikodemus Handrianto, Rully Soelaiman Jurusan Manajemen Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Kampus

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN dan PEMBELIAN APOTEK BERBASIS WEB PHP dan MySQL NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN dan PEMBELIAN APOTEK BERBASIS WEB PHP dan MySQL NASKAH PUBLIKASI PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN dan PEMBELIAN APOTEK BERBASIS WEB PHP dan MySQL NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Kresna Bayu Saputra

Lebih terperinci

BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN

BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN BAB7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Sistem infonnasi merupakan suatu cara bagi perusahaan dalam upaya memenangkan kompetisi bisnis dengan menciptakan keunggulan internal sebagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN BUKU PADA PD. KENCANA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN BUKU PADA PD. KENCANA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN BUKU PADA PD. KENCANA Maryani Program Information System Audit, School of Information System, BINUS University, Jakarta Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebun Jeruk Jakarta

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning Modul ke: Enterprise Resource Planning Fakultas FASILKOM PENTINGNYA ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) DAN TEKNOLOGI TERKAIT Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Anita Ratnasari, M.Kom Latar

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 PENGERTIAN ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak di Jl.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak di Jl. BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Prima Rezeki Pertiwi adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2001: 80-86 SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Bernardo Nugroho Yahya Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan

Lebih terperinci

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu:

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu: SIKLUS PRODUKSI Siklus produksi adalah serangkaian kegiatan usaha yang berulang dan operasi pemrosesan data yang terkait berhubungan dengan pembuatan produk. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii PERUNTUKAN... iii AYAT AL-QURAN... iv PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini perlu diterapkan di segala bidang kehidupan termasuk dalam proses bisnis perusahaan. Semakin tinggi tingkat

Lebih terperinci