STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM KEMITRAAN ANTARA KUD MOJOSONGO DENGAN PT FRISIAN FLAG INDONESIA DI KABUPATEN BOYOLALI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM KEMITRAAN ANTARA KUD MOJOSONGO DENGAN PT FRISIAN FLAG INDONESIA DI KABUPATEN BOYOLALI"

Transkripsi

1 STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM KEMITRAAN ANTARA KUD MOJOSONGO DENGAN PT FRISIAN FLAG INDONESIA DI KABUPATEN BOYOLALI Tissa Juliana Ismira, Suprapti Supardi, Kunto Adi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp./ Fax.(0271) imoadien@gmail.com. Telp Abstract: This study aimed to identify the partnership system, to identify either internally or externally factors, to formulate an alternative strategy and to formulate an appropriate strategy to develop partnership between KUD Mojosongo and PT. Frisian Flag Indonesia. The fundamental method of research is analytical descriptive method. The location of research was conducted deliberately, KUD Mojosongo, Boyolali Regency, because it established partnership with PT. Frisian Flag Indonesia. The data was obtained from key informan using interview and observation technique. The analysis methods used are SWOT analysis and QSPM analysis. The result of research showed that the partnership pattern between KUD Mojosongo and PT. Frisian Flag Indonesia was medium (madya) level one. The result of SWOT analysis showed that Internal Factors consists of 5 Strenghts and 2 Weakness, then External Factors consists of 4 Opportunities and 5 Threats. The result of SWOT analysis also showed 8 alternatif strategies that will be choosen 1 using QSPM analysis. QSPM analysis resulted in the most appropriate strategy to be developed in partnership system between KUD Mojosongo and PT. Frisian Flag Indonesia, namely, the strategy of improving the quantity of KUD s fresh milk through increasing the cow population of the members and providing business capital and improving the marketing network. Key words : Partnership, SWOT, QSPM, Development Strategy Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sistem kemitraan, faktor Internal dan Eksternal, merumuskan alternatif strategi dan menentukan strategi yang tepat untuk mengembangkan kemitraan yang telah berjalan antara KUD Mojosongo dengan PT Frisian Flag Indonesia. Metode dasar penelitian adalah metode deskriptif analitik. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara puposive. Informan yang digunakan untuk menggali data dalam penelitian adalah informan kunci ( key informan). Pengumpulan informasi dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi. Metode analisis data menggunakan analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kemitraan antara KUD Mojosongo dengan PT Frisian Flag Indonesia adalah pola kemitraan tahap madya. Analisis SWOT menghasilkan Faktor Internal yang terdiri dari 5 kekuatan (Strenghts) dan 2 kelemahan ( Weakness) dan Faktor Ekternal yang terdiri dari 4 peluang ( Opportunities) dan 5 ancaman ( Threats). Analisis SWOT menghasilkan 8 alternatif strategi yang akan dipilih satu strategi menggunakan analisis QSPM. Analisis QSPM menghasilkan strategi yang paling tepat dikembangkan dalam sistem kemitraan antara KUD Mojosongo dengan PT Frisian Flag Indonesia adalah meningkatkan kuantitas susu segar KUD melalui penambahan populasi sapi anggota dan pemberian modal usaha dan memperkuat jaringan pemasaran. Kata kunci : Kemitraan, SWOT, QSPM, Strategi Pengembangan

2 Saran untuk Pemerintah Pemerintah melalui dinas Koperasi dan UMKM dan Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali hendakknya meningkatkan perannya dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi kemitraan persusuan melalui penyusunan kebijakan harga pembelian susu, pakan, usaha dan kebijakan lain yang terkait, disamping memperbaiki sistem pemberian bantuan indukan sapi, baik dalam kemudahan akses informasi maupun administrasi. DAFTAR PUSTAKA Beverland, M. Dan Bretherthon, P The Uncertain Search Opportunities : Determinants Of Strategic Alliances. Qualitative Market Research. Vol. 4(2): MCB University Press. Cherian, M., Flores, M., dan Srinivasan, G Critical Success Factors to Collaborate in Cross Border Alliances: Experiences of Indian Manufacturing Enterprises. SMF conf. 08: IIT Kanpur. Vol 08 :1-16. Chung, S., H. Singh dan K. Lee Complementary, Status Similarity and Social Capital as Drives of Alliance Formation. Strategic Manajemen Journal. Vol 21 :1-22. Duysters, G., De Man A.P., dan Wildeman, L A Network Approach to Alliance management. European Management Journal. Vol 17 (2): Elmuti, D. dan Kathawala, Y An Overview of Strategic Alliances. Management Decision. Vol 39 (3): MCB University Press. Hafsah, M. Jafar Kemitraan Usaha Konsepsi Dan Strategi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Koentjaraningrat, Metode- Metode Penelitian Masyarakat. PT Gramedia. Jakarta Mukhtar, Ashry Ilmu produksi Ternak Perah. Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press). Surakarta. Semangun, H., Sri Wododo, Mas Soedjono, Hardiman dan Djoko Muljanto Kemitraan Usaha Perkebunan. Fakultas pertanian UGM. Jogjakarta.

3 kepada anggota dan penerapan SOP pada fasilitas MCC oleh KUD Mojosongo Faktor internal yang menjadi kelemahan meliputi : (1) pembayaran yang ditangguhkan setiap satu periode pengiriman (7 hari), dan (2) pembinaan di tingkat anggota masih lemah dan kurang aplikatif. Faktor eksternal yang menjadi peluang meliputi : (1) peluang peningkatan produksi susu, (2) jalan, akses transportasi, TPS dan kandang percontohan dalam kondisi baik dan mendukung, (3) permintaan susu meningkat, dan (4) pemberian pinjaman dana melalui program dana bantuan kementerian koperasi dan ukm. Faktor eksternal yang menjadi ancaman meliputi : (1) pasar bebas pada usaha persusuan membuat anggota bebas menjual susu ke pihak selain KUD Mojosongo, (2) munculnya broker susu /peloper susu yang menawarkan harga lebih tinggi, (3) serangan penyakit pada musim penghujan, (4) ketersediaan hijaun dan air pada musim kemarau tidak mencukupi dan (5) peternakan perah lesu beralih ke usaha sapi potong Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam upaya pengembangan sistem kemitraan antara KUD Mojosongo dengan PT Frisian Flag Indonesia di Kabupaten Boyolali adalah Meningkatkan kuantitas susu segar KUD melalui penambahan populasi sapi anggota dan pemberian modal usaha dan memperkuat jaringan pemasaran. Saran Saran untuk KUD Mojosongo Upaya peningkatan produksi dan mutu susu segar, hendaknya KUD Mojosongo dan PT FFI meningkatkan koordinasi dalam pembinaan cara beternak sapi perah yang baik ditingkat anggota. Pelaksanaan pembinaan diharapkan lebih aplikatif, dengan penyampaian yang mudah diterima peternak anggota dan intensitas pembinaan yang lebih sering. Selain itu juga diharapkan Rumah Kesehatan Hewan diaktifkan kembali sebagai tempat konsultasi para peternak anggota. Upaya memperkuat jaringan pemasaran dan hubungan dengan PT FFI hendaknya dilakukan perekrutan peternak lain di wilayah kerja KUD Mojosongo, sehingga pasokan susu KUD Mojosongo semakin meningkat. Upaya peningkatan populasi sapi dan modal usaha peternak anggota, hendaknya KUD Mojosongo berkerjasama dengan pihak perbankan dalam memperbaiki sistem pemberian kredit pengadaan indukan sapi. Perbaikan ini terutama pada jumlah nominal kredit yang dinaikkan agar peternak dapat membeli indukan sapi bermutu genetik baik. PT Frisian Flag Indonesia Hendaknya memberikan program pembinaan mengenai peternakan sapi perah yang baik secara langsung kepada peternak. Pelaksanaan pembinaan tersebut dapat dilakukan pada waktu diluar jadwal pembayaran susu sehingga lebih efektif. Hendaknya meninjau ulang sistem pembayaran susu yang ditangguhkan selama satu periode (7 hari pengiriman). Mengingat kegiatan transaksi kini telah dilakukan secara online dan disamping itu pula KUD Mojosongo harus membayar setoran susu segar kepada anggota.

4 samping itu diperlukan pula peran pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang baik. Seperti membuat program-program bantuan baik yang berupa kredit usaha ataupun impor indukan sapi perah. Keberhasilan strategi ini bergantung kepada koordinasi dan peran aktif dari pihak KUD Mojosongo, PT FFI sebagai mitra usaha dan pasar, dukungan lembaga keuangan, pemerintah sebagai pencipta iklim usaha persusuan yang kondusif dan peternak anggota sendiri. Tabel 2. Matriks QSPM pada Pengembangan Sistem Kemitraan Antara KUD Mojosongo Dengan PT FFI Faktor-Faktor Strategis Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Faktor Kunci Internal Bobot AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan 1. Komitmen yang kuat dari pihak-pihak yang bermitra 0, , ,2316 3,25 0, Kebijakan kerjasama kemitraan yang jelas 0, Kepastian pemasaran susu segar 0, ,6737 2,75 0, , Penyediaan peralatan dan mesin pelengkap MCC dan laboratorium oleh PT FFI 0, , , Permodalan KUD yang kuat sehingga dapat memberikan kredit dan subsidi kepada anggota 0, ,5895 1,75 0,2579 3,75 0, Penerapan SOP pada fasilitas MCC oleh KUD Mojosongo 0, ,75 0, Kelemahan 1. Pembayaran yang ditangguhkan setiap satu periode pengiriman (7 hari) 0, , Pembinaan di tingkat anggota masih lemah dan kurang aplikatif 0, , ,5474 3,5 0,4789 Faktor Kunci Eksternal Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Peluang Bobot AS TAS AS TAS AS TAS 1. Peluang peningkatan produksi susu 0, ,1835 2,5 0,1147 1,25 0, Jalan, akses transportasi, TPS dan kandang percontohan dalam kondisi baik dan mendukung. 0, ,5138 3,75 0, Permintaan susu meningkat 0, ,5872 3,5 0,5138 3,25 0, Pemberian pinjaman dana melalui program Dana Bantuan Kementerian Koperasi dan UKM 0, ,5138 3,75 0, ,3853 Ancaman 1. Pasar bebas pada usaha persusuan membuat anggota bebas menjual susu ke pihak selain KUD Mojosongo 0, , ,2752 1,75 0, Munculnya broker susu /peloper susu yang menawarkan harga lebih tinggi 0, ,5872 1,25 0, , Serangan penyakit pada musim penghujan 0, ,75 0,1261 3,75 0, Ketersediaan hijauan dan air pada musim kemarau tidak mencukupi 0, ,5872 3,5 0, Peternakan perah lesu beralih ke usaha sapi potong 0, ,5 0, ,25 0,3876 TOTAL TAS 6,3743 5,1862 4,3051 Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor internal dan eksternal dalam sistem kemitraan antara KUD Mojosongo dengan PT Frisian Flag Indonesia di Kabupaten Boyolali adalah faktor internal yang menjadi kekuatan meliputi : (1) komitmen yang kuat dari pihak-pihak yang bermitra, (2) kebijakan kerjasama kemitraan yang jelas, (3) kepastian pemasaran susu segar, (4) penyediaan peralatan dan mesin pelengkap MCC dan (5) laboratorium oleh PT FFI, permodalan KUD yang kuat sehingga dapat memberikan kredit dan subsidi

5 Mojosongo Dengan PT FFI, yakni pada tabel 1. Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT dapat dirumuskan delapan alternatif strategi, yang kemudian dipilih 3 startegi yang akan dianalisis menggunakan Matriks QSP (Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM). Analisis matriks QSP digunakan sebagai tahap pengambilan keputusan yakni penentuan prioritas strategi. Pemilihan 3 alternatif strategi diserahkan kepada pihak pelaku kemitraan yaitu : Ketua KUD Mojosongo, sekretaris, Ketua Unit Susu dan Supervisor Dairy Development Departement sebagai perwakilan PT FFI. Alternatif strategi yang terpilih adalah sebagai berikut : Alternatif Strategi 1 : Meningkatkan kuantitas susu segar KUD melalui penambahan populasi sapi anggota dan pemberian modal usaha dan memperkuat jaringan pemasaran (S1, S3, S5, O1, O4) Alternatif Strategi 2 : Meningkatkan kualitas susu segar KUD melalui peningkatan intensitas pembinaan ditingkat anggota, penyediaan mesin dan peralatan laboratorium (S4, S6, O2, O4) Alternatif Strategi 3 : Mempertahankan loyalitas peternak anggota dan KUD dengan bantuan pengadaan indukan sapi berkualitas, bantuan permodalan dan insentif harga susu segar (S1, S3, S5,T1, T2, T5) Penentuan prioritas strategi dilakukan dengan mengalikan bobot tiap-tiap faktor Internal-Eksternal dengan nilai daya tarik (AS/Atractivnes score) strategi tersebut terhadap tiap-tiap faktor Internal-Eksternalnya, sehingga diperoleh nilai daya tarik total (TAS/Total Attractiveness Score). Prioritas strategi yang diperoleh dapat didiketahui dengan melihat nilai daya tarik total ( TAS/Total Attractiveness Score) yang terbesar. Prioritas strategi yang diperoleh dalam pengembangan sistem kemitraan antara KUD Mojosongo dengan PT Frisian Flag Indonesia di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali adalah dengan meningkatkan kuantitas susu segar KUD melalui penambahan populasi sapi anggota dan pemberian modal usaha dan memperkuat jaringan pemasaran. Strategi prioritas ini terpilih dengan perolehan total Nilai Daya Tarik Total (TAS) terbesar yaitu 6,2189 yaitu pada alternatif strategi 1. Strategi ini merupakan perpaduan dari kekuatan ( strenght) yaitu komitmen yang kuat dari pihak yang bermitra, kepastian pemasaran susu segar dan permodalan KUD yang kuat dengan peluang ( opportunity) yaitu peningkatan kualitas susu segar dari anggota yang jumlahnya orang dan bantuan modal dalam bentuk Program Dana Bantuan Kementerian Koperasi dan UKM. Strategi ini berusaha meningkatkan kembali produksi susu segar KUD Mojosongo dengan jalan memberikan kredit ringan kepada anggota untuk menambah jumlah ternak dan memperbaharui ternak yang mengalami penurunan mutu genetiknya. Selain itu juga memanfaatkan kelebihan PT FFI di bidang ilmu dan teknologi dengan memberikan penyuluhan kepada anggota secara lebih rutin dan dengan pendekatan yang aplikatif. Di

6 Serangan penyakit pada ternak perah. Penyakit yang sering menyerang ternak perah yaitu mastitis, Milk fever dan cacingan. Serangan penyakit ini dapat menurunkan kuantitas maupun kualitas susu segar. karena perubahan fisik susu, kandungan bibit penyakit seperti larva cacing dan antibiotik akibat dari terlalu singkatnya jarak antara penyuntikan dengan pemerahan. Adanya serangan penyakit ini dapat meningkatkan resiko penolakan susu segar oleh PT FFI. Tabel 1. Alternatif Strategi Matrik SWOT Pengembangan Sistem Kemitraan Antara KUD Mojosongo Dengan PT FFI Strenght (S) Faktor eksternal Faktor Internal Opportunities (O) 1. Peluang peningkatan produksi susu 2. Jalan, akses transportasi, TPS dan kandang percontohan dalam kondisi baik dan mendukung. 3. Permintaan susu meningkat 4. Pemberian pinjaman dana melalui program Dana Bantuan Kementerian Koperasi dan UKM Threats (T) 1. Berlakunya pasar bebas membuat anggota bebas menjual susu ke pihak selain KUD Mojosongo 2. Munculnya broker susu /peloper susu yang menawarkan harga lebih tinggi 3. Serangan penyakit pada ternak perah 4. Ketersediaan hijauan dan air pada musim kemarau tidak mencukupi 5. Peternakan perah lesu beralih ke usaha sapi potong Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Matrik SWOT Berbagai alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan model analisis matrik SWOT. Keunggulan dari penggunaan matriks SWOT ini adalah kemudahan dalam memformulasikan strategi 1. Komitmen yang kuat 2. Kebijakan kerjasama kemitraan yang jelas 3. Kepastian pemasaran susu segar 4. Penyediaan peralatan dan mesin pelengkap MCC dan laboratorium oleh PT FFI 5. Permodalan KUD yang kuat 6. Penerapan SOP pada fasilitas MCC KUD Mojosongo Strategi S-O 1. Meningkatkan kuantitas susu segar KUD melalui penambahan populasi sapi anggota dan pemberian modal usaha dan memperkuat jaringan pemasaran (S1, S3, S5, O1, O4) 2. Meningkatkan kualitas susu segar KUD melalui peningkatan intensitas pembinaan ditingkat anggota, penyediaan mesin dan peralatan laboratorium (S4, S6, O2, O4) Strategi S-T 1. Mempertahankan loyalitas peternak anggota dan KUD dengan bantuan pengadaan indukan sapi berkualitas, bantuan permodalan dan insentif harga susu segar (S1, S3, S5,T1, T2, T5) 2. Meningkatkan keterjaminan akan pakan bernutrisi baik melalui kerjasama pembangunan instalasi panyedia pakan ternak (S2, S4, S5, T4, T5) Weakness (W) 1. Pembayaran yang ditangguhkan setiap satu periode pengiriman (7 hari) 2. Pembinaan di tingkat anggota masih lemah dan kurang aplikatif Strategi W-O 1. Meningkatkan skill sumber daya manusia dan profesionalitas dalam bisnis melalui penyuluhan, bimbingan manajemen dan teknis kepada KUD maupun peternak anggota secara kontinyu dengan pendekatan yang aplikatif (W3, O1, O2) 2. Perbaikan sistem pembayaran dan penentuan harga susu (W1, O4) Strategi W-T 1. Mengidentifikasi secara cepat dan tepat kemungkinan munculnya penyakit dan perubahan trend usaha melalui peran aktif staf PPL dan pemanfaatan media IT (T1, T2, T3, T4, T5) 2. Menerapkan kebijakan kerjasama yang demokratis dengan mengikutsertakan peran aktif anggota KUD (W1, W3, T1) berdasarkan gabungan faktor internal dan faktor eksternal. Strategi yang dapat disarankan terdiri dari 4 (empat) macam yaitu strategi SO, WO, ST dan WT. Matrik SWOT yang diperoleh dalam pengembangan Sistem Kemitraan Antara KUD

7 dari tahun-ketahun. Selisih antara konsumsi dan produksi susu dalam negeri tersebut mengindikasikan bahwa masih terdapat peluang bagi peningkatan produksi susu. Dengan adanya kemitraan diharapkan ketimpangan antar subsistem persusuan dapat diatasi, sehingga usaha persusuan dalam negeri dapat menopang kebutuhan susu segar baik konsumsi maupun industri susu. Pemberian pinjaman dana melalui Lembaga Perbankan dan Program Dana Bantuan Kementerian Koperasi dan UKM. Pemerintah turut berperan dalam memperkuat struktur permodalan koperasi dan UKM melalui program Dana Bantuan Kementrian Koperasi, yang bagi KUD Mojosongo digunakan sebagai dana kredit pengadaan sapi perah anggota. Hal ini akan membuat struktur permodalan KUD Mojosongo menjadi lebih kuat dalam menyediakan kredit pengadaan sapi perah bagi anggota dan pada akhirnya akan berdampak pada produksi susu segar yang meningkat. Faktor eksternal yang menjadi ancaman (Threath) adalah berlakunya pasar bebas pada usaha persusuan. Berlakunya pasar bebas persusuan membuat anggota bebas menjual susu segar ke pihak lain selain KUD. Bahkan bukan tidak mungkin apabila ada pihak yang lain memberikan tawaran pendapatan yang lebih tinggi maka hal ini akan menjadi ancaman dalam bermitra. Hal ini terjadi karena orentasi peternak pada besar pendapatan yang tinggi, bukan pada kenggotaan mereka dalam koperasi. Ketersediaan hijauan dan air pada musim kemarau tidak mencukupi. Ketersediaan air dan pakan hijauan tidak menemui kendala pada musim penghujan, namun pada musim kemarau hijauan tidak dapat tumbuh. Asupan air dan nutrisi dalam pakan yang berkurang pada musim kemarau tentunya akan menurunkan baik jumlah maupun mutu susu segar. Munculnya broker susu /peloper susu yang menawarkan harga lebih tinggi. Terdapat peloper susu di wilayah kerja KUD Mojosongo yang menjadi pesaing dalam memperoleh pasokan susu segar termasuk faktor eksternal ancaman dalam sistem kemitraan. Peloper tersebut bekerjasama dengan IPS dan Koperasi di luar Boyolali. Peloper susu tersebut adalah peternak besar yang dapat menyetorkan liter susu segar setiap harinya. Susu segar tersebut diperoleh dari peternakannya sendiri dan dari 600 peternak baik yang menjadi anggota KUD Mojosongo, Cepogo dan Musuk. Untuk harga beli susu, peloper berani memberi harga lebih tinggi antara Rp Rp3.900/liter dibandingkan harga yang ditawarkan KUD Rp3.270-Rp3.300/liter Sistem pembayaran susu juga serupa dengan sistem pembayaran susu KUD Mojosongo, yaitu 10 hari sekali penyetoran secara tunai. Usaha peternakan perah lesu, beralih ke usaha penggemukan sapi potong. Menurut PPL Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, tingginya biaya mengusahakan ternak perah yang tidak diimbangi perkembangan harga jual susu, mendorong peralihan usaha perah ke usaha penggemukan sapi potong. Selain itu juga usaha sapi potong dinilai lebih mudah dan lebih singkat menghasilkan keuntungan daripada sapi perah.

8 Mojosongo dapat menyeleksi susu dari anggota yang bagus mutunya, kemudian dapat mencegah penolakan susu oleh PT FFI. Permodalan KUD yang kuat sehingga dapat memberikan kredit dan subsidi kepada anggota. KUD Mojosongo berkerjasama dengan pihak perbankan dalam menyediakan kredit pengadaan sapi bagi anggota. KUD juga memberikan pelayanan dalam teknis budidaya sapi seperti suntikan masal, subsidi IB, pembangunan kandang percontohan dan subsidi pakan. Penerapan SOP pada fasilitas MCC oleh KUD Mojosongo. KUD Mojosongo menerapkan SOP pada fasilitas MCC dalam menjalankan proses penerimaan susu psegar dan pengiriman susu dingin ke PT FFI, dan proses pendinginan susu segar. SOP tersebut dilakukan untuk menjaga mutu susu segar agar dapat diterima IPS dan mendapat harga yang menguntungkan bagi peternak. Faktor Internal yang menjadi kelemahan ( Weakness) adalah pembayaran yang ditangguhkan setiap satu periode pengiriman (7 hari). Pembayaran setoran susu tersebut ditangguhakan selama satu periode penyetoran yaitu tujuh hari. Satu periode penyetoran dimulai hari Sabtu hingga hari Jumat minggu berikutnya dan pembayaran dilakukan hari Kamis minggu berikutnya. Pembinaan di tingkat anggota masih lemah dan kurang aplikatif. Dalam hal pembinaan KUD Mojosongo telah bekerjasama dengan Dairy Development Departemen PT FFI. Pembinaan dilakukan 3 bulan sekali secara bergilir kepada 9 kelompok peternak di 9 desa. Pelaksanaan pembinaan tersebut terlalu lama sehingga apabila terdapat permasalahan di tingkat peternak penyelesainnya pun tidak segera. Selain itu pembinaan dilakukan bersamaan dengan penyetoran susu, membuat transfer ilmu menjadi tidak efektif. Faktor eksternal yang menjadi peluang (Opportunity) adalah peluang peningkatan produksi susu. Unit susu merupakan bisnis utama yang dijalankan KUD Mojosongo, didukung oleh sumber daya anggota sebanyak peternak sapi perah. Menurut petugas PPL KUD Mojosongo rata-rata kepemilikan ternak sapi perah anggota adalah 4-5 ekor dengan produksi susu sapi 5-7 liter/sapi/hari dan masih dapat meningkat sampai 12-15liter/sapi/hari. Dengan banyaknya jumlah sumber daya anggota peternak dan kepemilikan ternak, peluang untuk meningkatkan produksi susu segar masih bisa diusahakan. Jalan, akses transportasi, TPS dan kandang percontohan dalam kondisi baik dan mendukung. Infrastruktur memiliki peran yang cukup penting di dalam kegiatan pengiriman susu. Infrastruktur dalam hal ini meliputi akses transportasi, jalan dan tempat penampungan susu (TPS). Kelancaran perhubungan antar desa tersebut berpengaruh pada kegiatan KUD Mojosongo dalam melayani anggotanya di seluruh wilayah kerjanya dan juga pada aktivitas pengambilan atau pengiriman susu segar. Permintaan susu meningkat. Bertambahnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan dan pentingnya minum susu bagi kesehatan masyarakat membuat konsumsi susu Indonesia meningkat

9 Saling Menguatkan Prinsip kemitraan yang selanjutnya adalah saling menguatkan antara perusahaan mitra dan KUD. Prinsip saling menguat menurut Semangun, et al., (1999:8-10) adalah terciptanya usaha yang efektif, efisien dalam skala ekonomis. Dengan adanya kemitraan KUD Mojosongo dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendinginan susu segar di stasiun MCC miliknya, seperti daya tampung MCC yaitu bertambahnya 3 unit milk storage tank dengan daya kapasitas masingmasing 5000 liter susu, proses pendinginan susu segar akan lebih cepat karena terdapat 2 unit icebank yang bekerja, serta penambahan 2 unit genset untuk mengantisipasi kemungkinan penurunan daya listrik. Pada laboratorium terdapat penambahan dan penggantian alat yang rusak dengan yang baru atau lebih canggih, sehingga dapat lebih teliti dalam mengidentifikasi kandungan susu segar. Dengan adanya perbaikan pada stasiun MCC dan laboratorium KUD Mojosongo, maka proses pendinginan susu segar akan lebih efisien yang nantinya akan memperkecil resiko penurunan mutu selam proses pengiriman. Bagi PT FFI kemitraan ini membuat IPS dapat meningkatkan pasokan bahan baku yang diikuti dengan peningkatan produksi, serta kontinyuitas pasokan susu segar dapat mengefisienkan penggunaan mesin dan pabrik pasar Rebo tempat produksi susu dilakukan. Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity and Threath) Faktor internal yang menjadi kekuatan (Strenght) adalah komitmen yang kuat dari pihak-pihak yang bermitra. Komitmen yang kuat dari KUD Mojosongo dan PT FFI dalam kemitraan terlihat pada lamanya hubungan kemitraan yang sudah terjalin yakni 7 tahun. Keduanya masih akan terus bermitra dalam jangka waktu yang lama atas dasar kecocokan satu sama lain. PT FFI masih melihat adanya potensi pasokan susu segar dari KUD, sementara itu KUD masih membutuhkan kepastian pemasaran. Kebijakan kerjasama kemitraan yang jelas. Kebijakan kerjasama kemitraan tertuang secara jelas dalam surat perjanjian kerjasama dan surat perjanjian pengadaan susu yang diperbaharui dari tahun ketahun. Kepastian pemasaran susu segar. PT FFI membeli seluruh susu segar KUD Mojosongo sesuai mutu dan harga yang telah disepakati dalam kontrak kerjasama. Kesanggupan PT FFI untuk menyerap susu segar pada saat jumlah produksi rendah maupun tinggi menjadikan KUD Mojosongo nyaman bermitra, sehingga menjadi faktor internal kekuatan dalam sistem kemitraan. Penyediaan peralatan dan mesin pelengkap MCC dan laboratorium oleh PT FFI. Upaya meminimalisir penurunan mutu susu selama pengiriman PT FFI menjamin penyediaan peralatan dan mesin pelengkap instalasi MCC dan laboratorium KUD Mojosongo. Selain itu terdapat pula pembinaan dalam penggunaan dan perawatan peralatan tersebut. Susu segar dapat didinginkan dengan baik pada suhu rendah (4 o C) sebelum pengiriman dalam MCC, sehingga mutunya akan terjaga sampai di pabrik pengolahan susu PT FFI di Pasar Rebo. Dengan adanya laboratorium yang peralatannya lengkap KUD

10 ciri dari kemitraan adalah kesejajaran kedudukan, tidak ada pihak yang dirugikan dan bertujuan untuk meningkatkan keuntungan bersama melalui kerjasama tanpa saling mengeksploitasi. Prinsip Saling Membutuhkan Prinsip saling membutuhkan dalam artian perusahaan mitra memerlukan pasokan bahan baku dari peternak untuk keperluan usahanya (Semangun, et al., 1999:8-10). Doz and Hamel 1998 dalam Cherian (2008:4-5) menambahkan, bahwa salah satu tujuan membentuk aliansi (kemitraan) adalah untuk mengamankan sumberdaya yang langka dan kemampuan lokal, serta mendapatkan teknologi dari mitra. KUD Mojosongo membutuhkan jaminan pemasaran susu segar produksi peternak anggota, dimana PT FFI sendiri tidak membatasi volume susu segar yang diserap asalkan sesuai standart. Selain pemasaran KUD Mojosongo juga membutuhkan teknologi berupa mesin pelengkap MCC dan peralatan laboratorium. Terjalinnya kemitraan membuat KUD Mojosongo dapat memperoleh teknologi tersebut dalam bentuk hibah dari PT FFI. PT FFI membutuhkan bahan baku berupa susu segar yang terjamin dari segi kualitas, kuantitas dan kontinyuitasnya. Kemitraan yang dijalin dengan peternak dan KUD salah satunya KUD Mojosongo adalah untuk mendapakan pasokan susu segar dari Kecamatan penghasil susu terbesar kedua di Kabupaten Boyolali tersebut. Hal ini dikarenakan PT FFI tidak memiliki peternakan sendiri sebagai penghasil susu segar. Saling Menguntungkan Brucellaria dalam Elmuti dan Kathawala (2001: ) menyatakan Strategic alliance (persekutuan strategik-kemitraan) adalah kerjasama dua atau lebih badan atau usaha yang bekerjasama untuk mencapai tujuan objektif yang sama-sama menguntungkan. Banyak studi yang mengilustrasikan bahwa prinsip saling menguntungkan dapat dicapai dalam kemitraan melalui usaha saling melengkapi (complementary). Salah satunya Doz dalam Chung et all., (2000:1) yang dalam hal ini meneliti bahwa complementary pada aset dan kekuatan antara perusahaan dapat membawa mitra ( partner) dalam kedudukan yang saling menguntungkan. Complementary yang terdapat pada hubungan kemitraan antara KUD Mojosongo dengan PT FFI di Kabupaten Boyoalai adalah pada aset berupa peternakan perah anggota dan kekuatan teknologi pasca perah pada stasiun Milk Cooling Center (MCC) dan peralatan laboratorium. Keuntungan yang didapat PT FFI pada kemitraan ini adalah terpenuhinya pasokan bahan baku berupa susu segar tanpa harus mengusahakan peternakan sapi perah sendiri. Peternakan sapi perah merupakan usaha yang membutuhka modal besar dan lahan yang luas. Dengan adanya kemitraan, PT FFI dapat memanfaatkan usaha peternakan sapi perah anggota KUD Mojosongo. Keuntungan yang diperoleh oleh KUD Mojosongo yang memiliki kelemahan pada teknologi pasca perah, melalui kemitraannya dengan PT FFI dapat memperoleh mesin pelengkap MCC dan peralatan laboratorium tanpa harus membeli.

11 Peran pemerintah ini diantaranya adalah dengan memberikan penyuluhan melalui petugas PPL Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali, memberikan bimbingan manajemen usaha melalui petugas PPL Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali, mengadakan pembangunan infrastruktur jalan agar akses antar desa berjalan lebih mudah dan menyusun kebijakan-kebijakan yang mendukung usaha persusuan. Kesepakatan Kemitraan Masing-masing pihak yang bermitra memiliki kewajiban yang pembagiannya diatur dalam surat perjanjian. Surat perjanjian tersebut terdiri dari Surat Perjanjian Kerjasama yang diperbaharui dalam jangka waktu lima tahun dan Surat Perjanjian Pengadaan Susu yang diperbaharui dalam jangka waktu satu tahun. Pembaharuan surat perjanjian kerjasama pada periode dilakukan secara musyawarah dan masing-masing pihak mengutus delegasinya. Untuk pembaharuan surat perjanjian periode 2008 hingga 2013 dilakukan melalui media fax. Delegasi pihak KUD Mojosongo adalah para pengurus dan pengawas sedangkan dari pihak PT FFI adalah President Director dan HR & GA Director. Isi dari surat Perjanjian Kerjasama terdiri dari Kewajiban Pihak Pertama (PT FFI ) antara lain (a) Memberikan alat sesuai spesifikasi, (b) Memeriksa dan memberikan masukan terhadap alat kepada anggota Pihak Kedua, (c) Memberikan pelatihan terkait dengan penggunaan dan perawatan alat dan (d) Memberikan perawatan rutin terhadap alat Kewajiban Pihak Kedua (KUD Mojosongo) antara lain : (a) Menjaga dan merawat alat sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh pihak pertama, (b) Bertanggungjawab atas seluruh pengeluaran yang timbul dalam rangka pengoperasian seharihari alat tersebut, (c) Membebaskan pihak pertama atas segala kerugian yang timbul sebagai akibat dari kerusakan dan kehilangan alat yang disebabkan oleh kelalalian Pihak Kedua dalam penggunaan alat (d) Pihak Kedua bertanggungjawab untuk memperbaiki atau mengganti Alat yang rusak sebagai kelalaian pihak kedua, (e) Pihak kedua bertanggungjawab mengganti alat apabila terjadi kehilangan yang diakibatkan kelalaian oleh pihak kedua, (f) Menyediakan suplay susu segar sesuai perjanjian pengadaan susu Isi dari Perjanjian Pengadaan Susu yakni mengenai prosedur pengiriman dan penerimaan, pengambilan sampel, pengendalian mutu dan jaminan kualitas, tata cara pembinaan kepada peternak anggota, kriteria susu segar dan peraturan harga dan cara pembayarannya, perubahan dan penambahan isi surat perjanjian serta jangka waktu dan pengakhiran surat perjanjian. Praktik Prinsip-prinsip Kemitraan Menurut UU no 9 tahun 1995 pasal 1 ayat 8 salah satu unsur penting dalam kemitraan adalah prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Duysters (1999:183) menambahkan bahwa kemitraan harus saling menguntungkan, yakni antara mereka harus menghasilkan prinsip kesetaraan ( win-win situation). Maka dari itu dapat pula disimpulkan bahwa

12 Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : identifikasi kondisi sistem kemitraan meliputi, pola, praktek prinsip-prinsip kemitraan dan kesepakatan masingmasing pihak yang bermitra dikaji secara diskriptif; identifikasi faktor Internal (kekuatan dan kelemahan) dan Faktor Eksternal (peluang dan ancaman) dianalisis menggunakan SWOT; perumusan alternatif strategi yang mungkin dikembangkan dengan cara membandingkan faktor internal kekuatan dan kelemahan dengan faktor ekternal peluang dan ancaman menggunakan analisis SWOT; penentuan prioritas strategi menggunakan analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Sistem Kemitraan KUD Mojosongo dengan PT Frisian Flag Indonesia Sistem kemitraan yang dijalin antara KUD Mojosongo dengan PT FFI adalah Pola Kemitraan Usaha Tahap Madya. Pola Kemitraan Usaha Tahap Madya menurut Hafsah (2003:90-91) merupakan pengembangan pola kemitraan sederhana dimana peran usaha besar terhadap usaha kecil mitranya semakin berkurang. Bantuan pembinaan usaha besar yang masih sangat diperlukan terutama dalam bantuan teknologi, alat mesin yang dibutuhkan peningkatan produksi dan mutu produksi, industri pengolahan (agroindustri) serta jaminan pemasaran. Dalam aspek penyediaan permodalan pada pola ini pihak usaha besar tidak lagi memberikan modal usaha, tetapi permodalan, manajemen usaha dan penyediaan sarana produksi disediakan oleh usaha kecil. Peran PT FFI dalam Kemitraan PT FFI sebagai perusahaan mitra berperan dalam menyediakan peralatan laboratorium dan mesin pelengkap fasilitas Milk Cooling Center (MCC) KUD, mengadakan pembinaan kepada staff PPL KUD dalam hal cara berternak sapi perah yang baik dan perawatan peralatan serta memberikan jaminan pemasaran susu segar. Dengan perannya tersebut PT FFI mendapat jaminan pasokan susu segar sesuai standart yang diterapkannya. Peran KUD dalam kemitraan Peran KUD dalam sistem kemitraan adalah sebagai perwakilan anggota yang memiliki badan hukum yaitu koperasi. Sebagai bentuk pelayanan terhadap anggota KUD Mojosongo telah menyalurkan kredit pengadaan sapi perah bagi anggota, mengadakan manajemen mutu pasca perah, memberikan subsidi pakan konsentrat, menyediakan pelayanan kesehatan hewan dan IB serta memberikan penyuluhan. Kemampuan KUD dalam menyediakan permodalan didukung oleh modal sendiri yang didapat dari simpanan wajib anggota sebesar Rp50.000,00/orang/tahun dan dari lembaga keuangan yaitu: Bank BRI, BCA, Mandiri dan Bukopin. Dengan perannya tersebut KUD mendapatkan harga susu antara Rp /liter dan fee sebesar Rp10,-/liter susu segar yang disetorkan. Peran Pemerintah dalam Kemitraan Pemerintah daerah tidak turut andil dalam kemitraan, melainkan hanya melakukan hal-hal yang sifatnya mendukung kelancaran kemitraan secara tidak langsung.

13 PENDAHULUAN Usaha persusuan di Boyolali dimulai sejak masa kolonial Belanda, yang dimulai atas usulan Kontrolir Schippers dan drh. Penning yang melakukan introduksi tujuh sapi Fries Hollands (Friesian Holstein FH) jantan sebagai pemacek (Mukhtar, 2006:23-25). Boyolali merupakan kabupaten dengan populasi sapi perah terbesar di Jawa Tengah yaitu ekor pada tahun 2010 dan kian meningkat menjadi ekor pada tahun Produksi susu Kabupaten Boyolali juga yang paling tinggi yaitu liter tahun 2010 dan meningkat menjadi liter tahun 2011 (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah, ) Perkembangan persusuan Boyolali tidak lepas dari berbagai permasalahan yang muncul dari level peternak, koperasi, hingga pada Industri Pengolahan Susu (IPS). Kemitraan adalah satu alternatif pengembangan usaha persusuan yang dinilai dapat menjembatani ketimpangan antara usaha besar (IPS) dengan usaha menengah dan kecil (KUD dan peternak), sehingga kelemahan yang ada pada pihak yang satu dapat diminimalisir oleh pihak mitra. KUD Mojosongo menghadapi permasalahan dalam menjalankan kemitraan tersebut, yaitu pada lemahnya bergaining pisition. Harga susu di tingkat peternak anggota kurang dapat bersaing yaitu Rp /liter, sedangkan terdapat peloper susu/broker susu yang menawarkan harga lebih tinggi yaitu Rp /liter. Masalah lain dalam sistem kemitraan ini adalah tidak kontinyu dan efisien pembinaan kepada anggota KUD Mojosongo. Tidak terdapat jaminan berupa ganti rugi apabila terjadi penolakan atas susu segar yang disetor KUD Mojosongo. Berlakunya pasar bebas pada usaha persusuan, membuat rasa loyal dan rasa memiliki para peternak terhadap KUD Mojosongo menurun. Terkait dengan permasalahan yang muncul dalam hubungan kemitraan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sistem kemitraan yang telah berjalan antara KUD Mojosongo dengan PT Frisian Flag Indonesia, mengidentifikasi berbagai faktor Internal dan Eksternal yang menjadi penentu keberlangsungan kegiatan di dalam sistem kemitraan antara KUD Mojosongo dengan PT Frisian Flag Indonesia, merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan sistem kemitraan dan merumuskan strategi yang tepat untuk mengembangkan kemitraan antara KUD Mojosongo dengan PT Frisian Flag Indonesia. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini dipilih secara purposive yaitu KUD Mojosongo di Desa Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Alasan pemilihan lokasi adalah karena KUD Mojosongo memiliki unit susu yang secara kontinyu beroperasi dan memasok susu segar kepada Industri Pengolah Susu PT Frisian Flag Indonesia. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis (Surakhmad, 1994:139). Informan yang digunakan untuk menggali data dalam penelitian adalah informan kunci ( key informan).

ANALISIS KEMITRAAN USAHA SUSU KOPERASI UNIT DESA (KUD) MUSUK DENGAN PT. SO GOOD FOOD (SGF) DI KABUPATEN BOYOLALI PENDAHULUAN

ANALISIS KEMITRAAN USAHA SUSU KOPERASI UNIT DESA (KUD) MUSUK DENGAN PT. SO GOOD FOOD (SGF) DI KABUPATEN BOYOLALI PENDAHULUAN P R O S I D I N G 535 ANALISIS KEMITRAAN USAHA SUSU KOPERASI UNIT DESA (KUD) MUSUK DENGAN PT. SO GOOD FOOD (SGF) DI KABUPATEN BOYOLALI Nugraheni Retnaningsih 1), Joko Setyo Basuki 2), Catur Budi Handayani

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS STRATEGI KEMITRAAN ANTARA KOPERASI UNIT DESA (KUD) MUSUK DENGAN PT. SO GOOD FOOD DI BOYOLALI

EFEKTIFITAS STRATEGI KEMITRAAN ANTARA KOPERASI UNIT DESA (KUD) MUSUK DENGAN PT. SO GOOD FOOD DI BOYOLALI EFEKTIFITAS STRATEGI KEMITRAAN ANTARA KOPERASI UNIT DESA (KUD) MUSUK DENGAN PT. SO GOOD FOOD DI BOYOLALI The Effectiveness of The Partnership Strategy of Village Unit Cooperatives Musuk With PT. So Good

Lebih terperinci

PENGANTAR. guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun

PENGANTAR. guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun PENGANTAR Latar Belakang Upaya peningkatan produksi susu segar dalam negeri telah dilakukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun ke tahun. Perkembangan usaha sapi perah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN KEMITRAAN PETANI TEMBAKAU DENGAN PT MERABU DI KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

STRATEGI PENGEMBANGAN KEMITRAAN PETANI TEMBAKAU DENGAN PT MERABU DI KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN STRATEGI PENGEMBANGAN KEMITRAAN PETANI TEMBAKAU DENGAN PT MERABU DI KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN Arsyadani Fahmi Akbar, Endang Siti Rahayu, Arip Wijianto Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

4. IDENTIFIKASI STRATEGI

4. IDENTIFIKASI STRATEGI 33 4. IDENTIFIKASI STRATEGI Analisis SWOT digunakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor-faktor internal dan eksternal dalam rangka merumuskan strategi pengembangan. Analisis ini didasarkan pada logika

Lebih terperinci

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at : Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 201, p -0 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI PERAH DI KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS Ajat 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi iis.iisrina@gmail.com Dedi Sufyadi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi internal

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 53 BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 4.1 Sejarah Perkembangan KPSBU Jabar Bangsa Belanda mulai memperkenalkan sapi perah kepada masyarakat Lembang sekitar tahun 1800-an. Seiring dengan berjalannya waktu,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya menghasilkan satu atau lebih komoditi. Salah satu contoh koperasi primer yang memproduksi komoditi pertanian adalah koperasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA

Lebih terperinci

Keyword : krecek, marketing strategic, swot analysis

Keyword : krecek, marketing strategic, swot analysis STRATEGI PEMASARAN KRECEK KULIT KERBAU DI UD.SUMBER BAROKAH KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI MARKETING KRECEK STRATEGY IN UD.SUMBER BAROKAH DISTRICT BANYUDONO REGENCY OF BOYOLALI M.Th.Handayani 1)*,Egydia

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Sondi Farm yang terletak di Kampung Jawa, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok

Lebih terperinci

7.2. PENDEKATAN MASALAH

7.2. PENDEKATAN MASALAH kebijakan untuk mendukung ketersediaan susu tersebut. Diharapkan hasil kajian ini dapat membantu para pengambil kebijakan dalam menentukan arah perencanaan dan pelaksanaan penyediaan susu serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN

CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN PENDAHULUAN Sektor pertanian (dalam arti luas termasuk peternakan, perikanan dan kehutanan) merupakan sektor yang paling besar menyerap

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 3.1.1. Capaian Kinerja Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : Tujuan 1 Sasaran : Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG. Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1

STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG. Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1 STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1 Program Studi Manajemen STIE YPPI Rembang email: anh.angjel@gmail.com 2 Program Studi Akuntansi STIE YPPI Rembang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada produksi karet remah di PT ADEI Crumb Rubber Industry yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Kel. Satria, Kec. Padang Hilir,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI POTONG DI KABUPATEN BLORA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI POTONG DI KABUPATEN BLORA NASKAH PUBLIKASI STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI POTONG DI KABUPATEN BLORA Program Studi Agribisnis Oleh Riana Aninditya Prastiti H0808040 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa Sukajaya mempunyai luas 3.090,68 Ha dan jumlah penduduk

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN KLASTER PETERNAKAN SAPI PERAH YANG IDEAL DI KECAMATAN SUMBERBARU KABUPATEN JEMBER TAHUN Fivien Muslihatinningsih

STRATEGI PENGEMBANGAN KLASTER PETERNAKAN SAPI PERAH YANG IDEAL DI KECAMATAN SUMBERBARU KABUPATEN JEMBER TAHUN Fivien Muslihatinningsih STRATEGI PENGEMBANGAN KLASTER PETERNAKAN SAPI PERAH YANG IDEAL DI KECAMATAN SUMBERBARU KABUPATEN JEMBER TAHUN 2013 Fivien Muslihatinningsih Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014 MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014 No Program/ Kegiatan Rincian Pekerjaan 1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 1.1 Kegiatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang lingkup wilayah kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Studi Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Analisa Faktor Internal dan Eksternal

BAB 3 METODOLOGI. Studi Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Analisa Faktor Internal dan Eksternal BAB 3 METODOLOGI Studi Pendahuluan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Analisa Faktor Internal dan Eksternal Pengolahan data Analisa Strategi dengan metode SWOT, IE Matrix, dan QSPM Penetapan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perusahaan Jamur NAD terdiri dari dua unit bisnis yaitu usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa

Lebih terperinci

VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN. 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan

VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN. 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN PERAH KUD 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan 7.1.1 Struktur Organisasi KUD Mandiri Cisurupan Dalam menjalankan usahanya manajemen

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian dan Pola Kemitraan Usaha Kemitraan usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kabupaten Boyolali

Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kabupaten Boyolali Sains Peternakan Vol. 7 No 2 (2009): 80-86 ISSN 1693-8828 Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kabupaten Boyolali U. Barokah Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis, Fakultas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

VI. PERUMUSAN STRATEGI

VI. PERUMUSAN STRATEGI VI. PERUMUSAN STRATEGI 6.1. Analisis Lingkungan Dalam menentukan alternatif tindakan atau kebijakan pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, dibutuhkan suatu kerangka kerja yang logis. Analisis

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR PARTY PARTNER MARKET DEVELOPMENT STRATEGY OF PARTY PARTNER

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR PARTY PARTNER MARKET DEVELOPMENT STRATEGY OF PARTY PARTNER ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 119 STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR PARTY PARTNER MARKET DEVELOPMENT STRATEGY OF PARTY PARTNER Akhmad Rayaldy Prodi S1 Manajemen Bisnis

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Mukhamad Johan Aris, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI Jurnal DIANMAS, Volume 6, Nomor 2, Oktober2017 PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI Wiwit Rahayu 1,2) dan Wara Pratitis Sabar Suprayogi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi Indonesia yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian. Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional mempunyai

Lebih terperinci

Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 216 : Hal. 157-169 ISSN 232-1713 Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga)

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga) III. METODE PEELITIA. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai Januari 2009 sampai dengan Maret 2009. Jenis dan Sumber Data.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Koperasi Unit Desa (KUD)

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN MELON DI KABUPATEN SRAGEN

STRATEGI PEMASARAN MELON DI KABUPATEN SRAGEN STRATEGI PEMASARAN MELON DI KABUPATEN SRAGEN Rita Yuliana Sugiarto 1 Susi Wuri Ani 2 Nuning Setyowati 3 Agribusiness of Agricultural Faculty, Sebelas Maret Surakarta University Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi 2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT RETRANS ENERGI PERKASA DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT RETRANS ENERGI PERKASA DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT RETRANS ENERGI PERKASA DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN RESTI ANNISA Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530 Telp. (62-21)

Lebih terperinci

RUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT. PINDAD (PERSERO) UNTUK BISNIS E-CLIP DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI

RUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT. PINDAD (PERSERO) UNTUK BISNIS E-CLIP DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.1 Vol.04 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 RUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT. PINDAD (PERSERO) UNTUK BISNIS E-CLIP DALAM

Lebih terperinci

PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM

PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM 1 PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu Pada Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG SKRIPSI DREVIAN MEITA HARDYASTUTI

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG SKRIPSI DREVIAN MEITA HARDYASTUTI STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG SKRIPSI DREVIAN MEITA HARDYASTUTI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

TESIS. ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL I>ALAM RANGKA MENYUSUN RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN RUMAn SAKIT PANTI N1RMALA MALA~G

TESIS. ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL I>ALAM RANGKA MENYUSUN RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN RUMAn SAKIT PANTI N1RMALA MALA~G TESIS a- ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL I>ALAM RANGKA MENYUSUN RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN RUMAn SAKIT PANTI N1RMALA MALA~G HARSONO SUSILO PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS AlRLANGGA SURABAYA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT... RINGKASAN EKSEKUTIF... RIWAYAT HIDUP PENULIS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFRTAR LAMPIRAN... i ii v vii ix xii xiii xiv I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Oleh: Rodianto Ismael Banunaek, peternakan, ABSTRAK

Oleh: Rodianto Ismael Banunaek, peternakan, ABSTRAK PENDEKATAN ANALISIS SWOT DALAM MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI BALI PROGRAM BANTUAN SAPI BIBIT PADA TOPOGRAFI YANG BERBEDA DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NTT Oleh: Rodianto Ismael Banunaek, peternakan,

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA USAHA PISANG AROMA DI KABUPATEN TEMANGGUNG

STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA USAHA PISANG AROMA DI KABUPATEN TEMANGGUNG STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA USAHA PISANG AROMA DI KABUPATEN TEMANGGUNG Yunita Hispana Suiza, Mohd. Harisudin, Arip Wijianto Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY 7.1. Tahapan Masukan Tahapan masukan terdiri dari matriks EFE (External Factors Evaluation) dan IFE (Internal

Lebih terperinci

PENGKAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN USAHA SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN TRENGGALEK

PENGKAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN USAHA SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN TRENGGALEK PENGKAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN USAHA SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN TRENGGALEK Kuntoro Boga Andri Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km.4, PO Box 188 Malang, 65101,

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014 SKPD No Misi dan kebijakan : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Program yang direncanakan CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014 Indikator Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERSUTERAAN ALAM DI KECAMATAN RANCAKALONG, KABUPATEN SUMEDANG SKRIPSI ACHMAD SUBANDY

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERSUTERAAN ALAM DI KECAMATAN RANCAKALONG, KABUPATEN SUMEDANG SKRIPSI ACHMAD SUBANDY PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERSUTERAAN ALAM DI KECAMATAN RANCAKALONG, KABUPATEN SUMEDANG SKRIPSI ACHMAD SUBANDY PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS PELAYANAN KOPERASI TERHADAP PRODUKTIVITAS SUSU SEGAR KUD DAU KABUPATEN MALANG

AKUNTABILITAS PELAYANAN KOPERASI TERHADAP PRODUKTIVITAS SUSU SEGAR KUD DAU KABUPATEN MALANG AKUNTABILITAS PELAYANAN KOPERASI TERHADAP PRODUKTIVITAS SUSU SEGAR KUD DAU KABUPATEN MALANG Awang Teja Satria dan Cahyo Sasmito Program Magister Administrasi Publik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER DI KABUPATEN SRAGEN

TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER DI KABUPATEN SRAGEN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER DI KABUPATEN SRAGEN Kusnia Sari, Kusnandar, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

II. BERILAH BOBOT (WEIGHT) PADA ISIAN BERIKUT.

II. BERILAH BOBOT (WEIGHT) PADA ISIAN BERIKUT. Kepada Responden Yang Terhormat Bersama ini kami mengharapkan bantuan Anda untuk mengisi kuesioner yang sedang kami edarkan. Adapun kuesioner ini merupakan survei tentang Peluang, Ancaman, Kekuatan dan

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI MINYAK ATSIRI KENANGA DI INDUSTRI KECIL SIDO MULYO KABUPATEN BOYOLALI

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI MINYAK ATSIRI KENANGA DI INDUSTRI KECIL SIDO MULYO KABUPATEN BOYOLALI STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI MINYAK ATSIRI KENANGA DI INDUSTRI KECIL SIDO MULYO KABUPATEN BOYOLALI Nanda Widhi Herlambang, Totok Mardikanto, R. Kunto Adi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Analisis Pemasaran Susu Segar di Kabupaten Klaten

Analisis Pemasaran Susu Segar di Kabupaten Klaten Sains Peternakan Vol. 9 (), Maret 20: 4-52 ISSN 693-8828 Analisis Pemasaran Susu Segar di Kabupaten Klaten Sugiharti Mulya Handayani dan Ivana Nurlaila 2 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di outlet takoyummy yang berlokasi di Plaza Ekalokasari Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi

BAB III METODE PENELITIAN. wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini merupakan rangkaian studi untuk menganalisis potensi wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi perah,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci