ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA INDUSTRI SARUNG TANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA INDUSTRI SARUNG TANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR"

Transkripsi

1 Prosiding Seminar Nasional XXIII Kimia dalam Industri dan Lingkungan Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014 ISSN : ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA INDUSTRI SARUNG TANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir (PKSEN)-BATAN, Jakarta ABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PADA INDUSTRI SARUNG TANGAN KARET DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR. Sebagai negara penghasil karet alam terbesar kedua di dunia, Indonesia diharapkan dapat menjadi pemasok bagi kebutuhan karet dunia yang terus meningkat. Aplikasi teknologi nuklir telah mampu menghasilkan karet alam/ lateks iradiasi yang kualitasnya lebih unggul dibanding lateks non radiasi. Salah satu industri berbahan baku lateks alam iradiasi yang cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah industri sarung tangan. Penelitian ini ditujukan untuk melakukan perhitungan kelayakan finansial investasi pada industri sarung tangan karet iradiasi. Penelitian dilakukan dengan mengembangkan model perhitungan kelayakan berbasis spreadsheet, selanjutnya dilakukan perhitungan kelayakan finansial berdasar data masukan maupun parameter teknis dan ekonomi. Indikator kelayakan finansial yang digunakan dalam studi ini adalah Benefit Cost Ratio (BCR), Nilai Kini Bersih (NPV Net Present Value) dan Tingkat Pengembalian Internal (IRR-Internal Rate of Return). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usulan investasi pada industri sarung tangan karet alam iradiasi dinilai layak, ditunjukkan oleh nilai NPV yang positif (Rp ,61), nilai BCR (1,44) > 1 dan nilai IRR (17,78%) > MARR (8%). Kata-kata kunci: kelayakan finansial, sarung tangan karet alam iradiasi, NPV, IRR, BCR ABSTRACT FINANCIAL ASSESSMENT ANALYSIS ON RUBBER GLOVES INDUSTRY INVESTMENT WITH NUCLEAR TECHNOLOGY APPLICATIONS. As the country's second-largest producer of natural rubber in the world after Thailand, Indonesia is expected to become a supplier for rubber demand in the world that continues to be increase. Applications of nuclear technology has been able to produce irradiation rubber/ latex that the quality is superior compared to non radiation latex. One of the industries with irradiation natural latex as raw material that are sufficient potential to be developed in Indonesia is the glove industry. This study aimed to perform the calculation of the financial feasibility of the investment in the irradiation rubber gloves industry. Research carried out by developing a spreadsheet-based model of the feasibility calculation, and then the feasibility assessment was performed based on the data input and the technical and economic parameters. Financial assessment indicators used in this study are Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV) and Internal Rate of Return (IRR). The results showed that proposed investment in the irradiation natural rubber gloves industry is considered feasible,indicated by a positive NPV (Rp 405,201,223,797.61), the value of BCR (1.44) > 1 and the value of IRR (17.78 %) > MARR (8%). Keywords: financial assessment, irradiation natural rubber gloves, NPV, IRR, BCR PENDAHULUAN P rospek perdagangan karet alam di pasar dunia dinilai sangat cerah. Konsumsi karet alam dan karet sintetik dunia yang pada tahun 2004 baru mencapai 20,03 juta ton diproyeksikan akan meningkat mencapai 28,67 juta ton pada tahun 2020 [1]. Pada jangka panjang diperkirakan akan terdapat kekurangan pasokan karet alam. Hal ini tidak saja disebabkan oleh permintaan dunia yang meningkat dengan cepat, tetapi juga 2 diantara 3 negara penghasil karet alam yaitu Malaysia dan Thailand akan mengalami kendala peningkatan produksi di samping juga adanya kemungkinan mereka akan menjadi generasi baru dari Newly Industrialized Countries (NICs) yang akan cenderung meninggalkan agrobisnis karet di sektor hulu. Mengingat Indonesia merupakan negara penghasil karet terbesar kedua di dunia, maka Indonesia 289

2 290 Prosiding Seminar Nasional XXIII Kimia dalam Industri dan Lingkungan ISSN : Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014 diharapkan dapat mengisi kekurangan pasok kebutuhan karet alam dunia tersebut [2]. Dari proyeksi kebutuhan sejumlah 28,67 juta ton pada pada tahun 2020, sebesar 11,5 juta ton diantaranya adalah karet alam dan Indonesia diharapkan dapat memasok sejumlah 3,5 juta ton [1]. Sebagian besar produksi karet alam Indonesia diekspor dalam bentuk bahan baku (sekitar 85%) dan hanya sekitar 15% hasil produksi yang digunakan oleh industry hilir di Indonesia [3]. Hal ini menunjukkan bahwa industri barang-barang dari karet dalam negeri belum berkembang dengan baik. Padahal mengingat potensi yang cukup besar, industri berbahan dasar karet alam ini sebenarnya menjadi peluang yang dapat dikembangkan untuk peningkatan nilai tambah (value added) komoditas karet dan pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat. Teknologi nuklir dapat diaplikasikan dalam industri berbahan dasar karet alam, yaitu teknologi pengolahan getah karet alam atau lateks dengan teknik iradiasi yang mampu menghasilkan lateks alam dengan kualitas yang lebih unggul dibanding lateks alam proses belerang. Lateks alam iradiasi adalah lateks alam yang divulkanisasi dengan menggunakan teknologi nuklir, dan langsung dapat digunakan untuk membuat barang karet seperti sarung tangan, balon, topeng, bola, produk dekorasi panggung/film, kondom, dan lainnya. Alat yang digunakan dalam teknologi iradiasi disebut irradiator, dimana didalamnya digunakan sinar gamma Cobalt-60 atau berkas elektron sebagai sumber energi [2]. Sebagai salah satu produk dari teknologi lateks alam iradiasi, sarung tangan karet merupakan produk yang banyak digunakan untuk keperluan medis, kimia, klinik, industri kimia dan makanan, serta keperluan rumah tangga (house hold). Permintaan komoditas sarung tangan karet dunia selalu meningkat rata-rata 20% per tahun terutama di negaranegara Afrika dan Asia [1]. Mengingat pasar yang masih cukup potensial, maka industri sarung tangan karet iradiasi ini dinilai cukup prospektif untuk dikembangkan. Salah satu tahapan yang harus dilakukan sebelum dibangunnya suatu pabrik atau industri, termasuk industri sarung tangan karet iradiasi, adalah studi kelayakan baik dari aspek teknis maupun ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kelayakan finansial dari usulan investasi pada industri sarung tangan karet dengan aplikasi teknologi nuklir. Penelitian dilakukan dengan mengembangkan model perhitungan kelayakan finansial berbasis spreadsheet. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat terkait aplikasi teknologi nuklir di dunia industri. TINJAUAN PUSTAKA 1. Lateks Alam Iradiasi Terdapat dua cara atau teknik yang dapat dilakukan dalam pengolahan lateks alam, yaitu teknik konvensional (lateks alam proses belerang) dan teknik iradiasi sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Secara visual antara lateks alam proses belerang dengan lateks alam iradiasi tidak dapat dibedakan, baik warna, bau maupun bentuknya sama, yaitu berupa cairan berwarna putih susu atau berbau. Namun berdasar tinjauan kualitas, lateks alam iradiasi dinilai memiliki berbagai keunggulan dibandingkan lateks alam proses belerang, diantaranya [2] : a. Melalui Scanning Electron Microscope diketahui bahwa diameter rata-rata partikel lateks alam iradiasi lebih kecil dari pada lateks alam non iradiasi. b. Berdasar hasil uji fisik dan mekanik diketahui bahwa modulus dan tegangan putus film lateks alam iradiasi lebih kuat, ulet dan elastis dibanding lateks alam non radiasi. c. Daya simpan lateks alam iradiasi lebih tahan lama (hingga 6 bulan), sedangkan lateks alam vulkanisasi belerang hanya mampu disimpan sekitar 3 minggu. d. Lateks alam iradiasi bebas nitrosamin (bahan karsinogenik) dan rendah protein, sehingga bila digunakan untuk barang karet tidak menyebabkan kanker atau alergi. e. Vulkanisasi lateks alam dengan radiasi lebih hemat bahan kimia, tidak perlu diperam dan dipanaskan, serta langsung dapat diproses menjadi produk industri karet yang dikehendaki. f. Produk karet dari lateks alam iradiasi lebih mudah didegradasi oleh alam, karena energi aktivitasnya lebih rendah, sehingga tidak mencemari lingkungan.

3 Prosiding Seminar Nasional XXIII Kimia dalam Industri dan Lingkungan 291 Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014 ISSN : Produk Suhu 100 C selama 1 jam Pemanasan Lanjutan Suhu 70 C selama 2 jam Sulfur, anti oksidan, pencepat, pemantap Dispersi Dilakukan di dalam penggilingan selama 24 jam Pencampuran Pemanasan Awal Suhu C selama 2-3 hari Pencelupan Gambar 1. Proses Vulkanisasi Lateks Alam dengan Belerang [2] Gambar 2. Proses Vulkanisasi Lateks Alam dengan Radiasi [2] Teknologi iradiasi mulai berkembang ketika Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) - BATAN melakukan penelitian tentang vulkanisasi lateks alam iradiasi pada tahun Saat itu digunakan sumber radiasi berkapasitas sekitar Curie, yang mampu meradiasi 2 liter setiap 17 jam. Selanjutnya tahun 1979 didirikan Iradiator Panoramic Serba Guna (Irpasena) berkapasitas Curie dan mampu menghasilkan lateks alam iradiasi 400 kg setiap 30 jam. Penelitian ini makin berkembang pesat dengan didirikannya iradiator lateks alam yang diresmikan pada tanggal 8 Desember Iradiator lateks ini menggunakan sumber radiasi Cobalt-60 berkapasitas Curie serta dapat meradiasi lateks alam sebanyak ton setahun (1.500 kg setiap 20 jam) [2]. Teknologi Lateks Alam Iradiasi adalah suatu teknologi untuk memproduksi barangbarang karet dari lateks alam iradiasi. Saat ini ada lima cara membuat barang-barang karet dari lateks alam iradiasi, yaitu dengan cara celup, cara tuang, cara semprot, cara pelapisan dan cara pembusaan. Sarung tangan karet merupakan jenis produk dari teknologi lateks alam iradiasi dengan cara celup. Teknik celup dilakukan dengan memasukkan cetakan ke dalam lateks alam iradiasi, kemudian lateks yang menempel pada cetakan dikeringkan, selanjutnya dilepas dari cetakannya. Barangbarang karet yang dihasilkan dengan cara celup ini mempunyai ketebalan di bawah 0,5 mm. Indikator Kelayakan Finansial Indikator kelayakan proyek yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial investasi pada industri sarung tangan karet dengan aplikasi teknologi nuklir ini antara lain: Nilai Kini Bersih (Net Present Value NPV), Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return IRR), dan Benefit Cost Ratio (BCR). Nama

4 292 Prosiding Seminar Nasional XXIII Kimia dalam Industri dan Lingkungan ISSN : Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014 a. Nilai Kini Bersih (Net Present Value NPV) Metode NPV menghitung selisih antara nilai kini dari investasi dengan nilai kini dari penerimaan kas bersih yang akan terjadi selama umur investasi. Formula untuk menghitung NPV diberikan pada persamaan 1 [4]. Formula untuk menghitung IRR diberikan pada persamaan 2 [4]. = 0... (2) = (1) Keterangan: CF 0 = Initial Investment CF t = Penerimaan kas bersih pada tahun ke - t r = tingkat diskonto (discount rate), ditetapkan sebesar 10% n = umur proyek Kriteria penilaian kelayakan proyek berdasarkan NPV: - Jika NPV > 0, maka usulan proyek layak untuk dilaksanakan - Jika NPV < 0, maka usulan proyek tidak layak untuk dilaksanakan - Jika NPV = 0, maka usulan proyek tidak untung dan tidak rugi (impas) b. Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return - IRR) IRR menginformasikan tingkat kemampuan cash flow investasi/pabrik dalam mengembalikan investasi, yang dinyatakan dalam prosentase [5]. Nilai IRR dibandingkan dengan MARR (Minimum Acceptable Rate of Return), yaitu tingkat pengembalian minimal yang masih dapat diterima oleh pelaku proyek [6]. Kriteria kelayakan berdasar nilai IRR adalah: - Jika IRR > MARR, maka usulan investasi layak untuk dilaksanakan - Jika IRR < MARR, maka usulan investasi tidak layak untuk dilaksanakan - Jika IRR = MARR, maka pilih usulan investasi dengan resiko yang lebih kecil Secara filosofi, IRR adalah nilai discount rate yang menyebabkan nilai NPV = 0, artinya nilai kini investasi sama dengan nilai kini penerimaan kas bersih pada masa mendatang. c. Benefit Cost Ratio (BCR) Metode BCR memberikan penekanan terhadap perbandingan antara sisi manfaat (benefit) yang akan diperoleh dengan aspek biaya yang ditanggung (cost) dengan adanya investasi tersebut. Formula BCR diberikan pada persamaan 3....(3) Cara perhitungan BCR ini berbeda dengan cara perhitungan IRR. Pada perhitungan BCR, tingkat diskonto yang dipakai adalah tertentu, sedangkan pada perhitungan IRR yang dicari adalah besaran tingkat diskonto tersebut. Dengan demikian nilai IRR yang optimum dapat diperoleh apabila B C = 0...(4) dimana: B = discounted benefits (total penerimaan atau manfaat yang sudah didiskonto) C = discounted cost (total biaya yang sudah didiskonto) METODOLOGI PENELITIAN Studi dilakukan melalui langkah-langkah berikut: a. Menetapkan asumsi dan parameter yang akan menjadi dasar perhitungan terkait pembangunan pabrik sarung tangan karet iradiasi. b. Mengembangkan model perhitungan kelayakan finansial terhadap usulan investasi industri sarung tangan karet iradiasi, yang mana sering disebut model cash flow. Model ini mengakomodasi semua biaya yang dikeluarkan meliputi biaya investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan pabrik maupun biaya operasional pembuatan sarung tangan karet, sekaligus proyeksi penerimaan yang akan diperoleh dari penjualan produk sarung tangan. Dengan

5 Prosiding Seminar Nasional XXIII Kimia dalam Industri dan Lingkungan 293 Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014 ISSN : membandingkan besarnya penerimaan terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan selanjutnya dapat diketahui kelayakan dari usulan investasi tersebut. c. Mengumpulkan data-data (teknis & ekonomi) yang diperlukan dalam analisis kelayakan finansial pabrik sarung tangan karet iradiasi. d. Memasukkan data teknis dan ekonomi ke dalam model perhitungan. e. Analisis data, membuat penilaian dan menarik kesimpulan. DATA Sebelum dilakukan perhitungan kelayakan finansial investasi pada industri sarung tangan karet iradiasi, maka perlu didefinisikan terlebih dulu beberapa asumsi dan parameter yang akan menjadi basis perhitungan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Parameter Teknis dan Ekonomi Pabrik Sarung Tangan Karet Iradiasi No Keterangan Satuan Nilai 1. Suku bunga pinjaman (untuk investasi maupun modal kerja) % 8 2. Debt to Equity Ratio (DER) % 70 : Kapasitas Produksi per tahun kg Target Produksi per hari buah Harga jual/ buah Rp Faktor kapasitas 6 tahunan (pola faktor kapasitas 6 tahunan relatif sama, bedanya pada tahun pertama operasi kapasitasnya baru sebesar 70%) % 100, 87, 77, 67, 59, Umur Teknis dan ekonomis Tahun Weighted Average Cost of Capital (WACC) % 8 1. Sumber dan Penggunaan Dana Sumber dan penggunaan dana perlu dibahas untuk mengetahui darimana saja sumber dana yang digunakan dalam investasi serta untuk keperluan apa saja dana tersebut dialokasikan. Sumber dana diperoleh dari pinjaman Bank (debt) dan modal sendiri (equity) dengan proporsi 70% : 30%. Dana tersebut selanjutnya dibelanjakan untuk investasi pembangunan pabrik sarung tangan karet iradiasi. Dalam dunia akuntansi, pembelanjaan untuk investasi pembangunan pabrik ini diistilahkan sebagai pengeluaran aktiva tetap. Aktiva tetap yang diperlukan dalam investasi dapat diklasifikasikan menjadi aktiva tetap berwujud (tangible asset) dan tidak berwujud (intangible asset). Untuk menaksir biaya ini, diperlukan informasi tentang kebutuhan fisik investasi yang dapat diperoleh dari detail rancangan dan spesifikasinya, serta harga per komponen. Tangible Asset mencakup tanah dan pengembangan lokasi, bangunan dan peralatannya, serta pabrik dan mesin. Sedangkan yang termasuk dalam aktiva tetap tidak berwujud adalah: aktiva terkait kekayaan intelektual (patent, lisensi, engineering fees, copyright dan goodwill), biaya pendahuluan (studi pendahuluan, penyiapan pembuatan laporan Feasibility Study, survey pasar dan legal fee) dan biaya sebelum operasi (mobilisasi karyawan, pelatihan, beban bunga, biaya produksi percobaan). Rincian sumber dan penggunaan dana dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Sumber dan Penggunaan Dana Sumber Dana Rupiah 1. Pinjaman Bank 70% Modal sendiri 30% Total Sumber dana Penggunaan Dana Rupiah 1. Peralatan dan bangunan Tanah dan perijinan Engineering & Construction Biaya lain-lain Total Penggunaan Dana Nama

6 294 Prosiding Seminar Nasional XXIII Kimia dalam Industri dan Lingkungan ISSN : Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November Biaya Investasi & Operasional Biaya investasi merupakan pengeluaran yang harus diadakan baik untuk investasi pembangunan pabrik (menyangkut biaya lahan, biaya perijinan, biaya bangunan untuk iradiator dan bangunan biasa untuk pabrik, serta biaya untuk infrastruktur yang menunjang) maupun untuk modal kerja (seperti tangki, sumber irradiator, dll). Rincian biaya investasi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Biaya Investasi No Rincian Biaya Investasi Jumlah (Rp) 1 Tangki pengenceran, penampung, pengawet, pelarutan, penerimaan, pengendapan, polimerisasi, penampung kotoran, iradiasi, Pompa P-latex Centrifuge Bak penampung skim Cetakan sarung tangan Genset Sumber irradiator Bangunan biasa Bangunan irradiator Utilitas Tanah Perijinan Fasilitas umum Engineering and construction Contractor fee Contingency Biaya start-up Total Biaya Investasi Sedangkan biaya operasional merupakan pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk operasional pembuatan sarung tangan karet iradiasi serta pemeliharaan instalasi pabrik. Biaya operasional terdiri atas biaya operasional langsung dan tak langsung. Rincian biaya operasional dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Biaya Operasional Tahunan No Rincian Jumlah (Rp) A Biaya operasional langsung 1 Raw Material Labor Supervisi Maintenance Plant supplies B Biaya operasional tidak langsung 1 Packaging Depresiasi Asuransi Admnistrasi Sales Total Biaya Operasinal Tahunan

7 Prosiding Seminar Nasional XXIII Kimia dalam Industri dan Lingkungan 295 Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014 ISSN : HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan sarung tangan dari lateks alam iradiasi yang dikerjakan oleh industri dapat menghasilkan rata-rata 160 pasang sarung tangan dengan harga per pasang Rp Dengan kapasitas produksi kg dan target produksi 320 buah per hari, maka besarnya penerimaan dari penjualan produk dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kapasitas Produksi dan Penjualan Tahun Kapasitas Kapasitas Penjualan Tahun Produksi Produksi Penjualan 1 70% % % % % % % % % % % % Dengan pola kapasitas produksi tahunan tersebut, diperoleh biaya operasional tahunan yang dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kapasitas Produksi dan Biaya Operasional Tahun Kapasitas Kapasitas Biaya Operasional Tahun Produksi Produksi Biaya Operasional 1 70% % % % % % % % % % % % Berdasar data pada Tabel 5 dan Tabel 6 selanjutnya dapat dihitung indikator kelayakan finansial seperti NPV, IRR dan BCR. Hasil perhitungan indikator kelayakan finansial pembangunan pabrik sarung tangan karet iradiasi dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Perhitungan Kelayakan Finansial Investasi pada Industri Sarung Tangan Karet Iradiasi Indikator Satuan Nilai NPV Rp ,61 IRR % 17,78 BCR 1,44 Berdasar Tabel 7 diketahui bahwa investasi menghasilkan nilai NPV yang positif (Rp ,61). Karena nilai NPV > 0, maka investasi dinilai layak. Selain itu diperoleh nilai IRR sebesar 17,78%. Nilai ini selanjutnya dibandingkan dengan nilai WACC sebagai nilai MARR (Minimum Acceptable Rate of Return). Karena nilai WACC sebesar 8%, maka IRR > MARR. Berdasar tinjauan IRR, investasi dinilai layak. Indikator terakhir adalah nilai BCR, diketahui bahwa nilai BCR sebesar 1,44 atau lebih besar dari 1. Dengan memperhatikan ketiga nilai indikator kelayakan finansial tersebut (NPV > 0, IRR > MARR serta nilai BCR > 1), maka usulan investasi pada industri sarung tangan karet alam iradiasi dinilai layak pada harga jual minimal sebesar Rp 500,- per pasang. Berdasar hasil analisis kelayakan finansial tersebut, mengingat potensi karet alam Indonesia yang cukup besar, maka industri sarung tangan karet alam dengan aplikasi teknologi nuklir dinilai potensial untuk dikembangkan di Indonesia sebagai salah satu solusi bagi permasalahan ekonomi masyarakat. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh jika industri sarung tangan karet iradiasi dikembangkan antara lain: a. Menciptakan nilai tambah (value added) bagi komoditas sektor agrobisnis. Akan lebih menguntungkan jika diekspor sebagai produk jadi (seperti sarung tangan, ban, dll) dibandingkan jika harus diekspor sebagai karet alam mentah. b. Mampu menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran [7]. c. Tingginya kualitas sarung tangan karet alam iradiasi dibandingkan dengan teknologi konvensional (lateks alam Nama

8 296 Prosiding Seminar Nasional XXIII Kimia dalam Industri dan Lingkungan ISSN : Hotel Phoenix Yogyakarta, 13 November 2014 proses belerang) diharapkan mampu menciptakan kepuasan pelanggan dan impak lanjutannya adalah terciptanya keberlanjutan usaha pada sektor tersebut. KESIMPULAN Usulan investasi pada industri sarung tangan karet alam dengan aplikasi teknologi nuklir dinilai layak secara finansial, ditunjukkan oleh nilai NPV yang bernilai positif (yaitu sebesar Rp ,61), nilai IRR (17,78%) yang lebih besar dari MARR (8%) serta nilai BCR (sebesar 1,44) yang lebih besar dari 1. DAFTAR PUSTAKA 1., Peluang Investasi Industri Sarung tangan Karet Tahun Anggaran 2007, http: //regionalinvestment.com/ 2., Lateks Alam Iradiasi Sebagai Bahan Baku Industri Rumah Tangga Barang Jadi Karet, Pusat Diseminasi lptek Nuklir - BATAN, Jakarta 3., Identifikasi Peluang Investasi Sektor Agribisnis Strategis di Indonesia, Tahun Anggaran 2013, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) & PT. Primakelola Agribisnis Agroindustri. 4. BLANK & TARQUIN, Engineering Economy, 6th, Mc Graw Hill, Singapore, PERMATASARI, K., Analisis Kelayakan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi oleh Pengembang Panas Bumi di Indonesia, Skripsi, Jakarta: Program Studi Teknik Industri Universitas Indonesia, MARTLAND, Carl D., Project Evaluation Choosing a Discount Rate, evaluation-spring-2011/lecturenotes/mit1_011s11_lec06.pdf 7. HERWINARNI, dkk, Perhitungan Tekno Ekonomi Produksi Lateks Pekat Pravulkanisasi Radiasi, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, P3TM- BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003 TANYA JAWAB Ikin Sodikin. Apa yang berpotensi menjadi kendala bagi pengembangan industri sarung tangan karer dengan aplikasi tenaga nuklir? Mochamad Nasrullah Yang menjadi kendala adalah munculnya produk sejenis dari negara-negara penghasil karet. Karena meraka juga sudah mulai beralih ke sektor industri nuklir produk ogrobisnis termasuk karet. Oleh karena itu dukungan pemerintah sangat diperlukan agaar industri di Indonesia mampu menghasilkan produk dengan harga yang bersaing, sehingga tejadi keberlangsungan usaha.

LATEKS ALAM IRADIASI SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI RUMAH TANGGA BARANG JADI KARET

LATEKS ALAM IRADIASI SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI RUMAH TANGGA BARANG JADI KARET LATEKS ALAM IRADIASI SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI RUMAH TANGGA BARANG JADI KARET Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki perkebunan karet paling luas di dunia. Sebagian besar karet alam tersebut

Lebih terperinci

I.ATEKS AI.AiI IRADIA$I $EBAGAI BAHAN BAKU INDU$TRI RUMAH TANGGA BARANG IADI KARET

I.ATEKS AI.AiI IRADIA$I $EBAGAI BAHAN BAKU INDU$TRI RUMAH TANGGA BARANG IADI KARET I.ATEKS AI.AiI IRADIA$I $EBAGAI BAHAN BAKU INDU$TRI RUMAH TANGGA BARANG IADI KARET Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki perkebunan karet paling luas di dunia. Sebagian besar karet alam tersebut

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

Teknik Analisis Biaya / Manfaat

Teknik Analisis Biaya / Manfaat Teknik Analisis Biaya / Manfaat Komponen Biaya Biaya Pengadaan (procurement cost) Biaya Persiapan Operasi (start-up cost) Biaya Proyek (project-related cost) Biaya Operasi (ongoing cost) dan Biaya Perawatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

Investasi dalam aktiva tetap

Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Secara konsep Investasi dalam aktiva tetap tidak ada perbedaan dengan Investasi dalam aktiva lancar Perbedaannya terletak pada waktu dan cara perputaran

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Investasi Tambang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan endapan bahan galian yang meliputi

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Provisioning Provisioning (Quickguide Standar Instalasi PT-1) adalah proses penyediaan suatu layanan jaringan FTTH (Fiber To The Home) yang mencakup persiapan material, aksesoris

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Pasar dan Pemasaran Gula Tahun Jawa Luar Jawa Jumlah Peningkatan (%) 1990 1,693,589 425,920 2,119,509-1991 1,804,298 448,368 2,252,666 6.28

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

BAB VI ANALISA EKONOMI

BAB VI ANALISA EKONOMI digilib.uns.ac.id 155 BAB VI ANALISA EKONOMI Pada perancangan pabrik asetaldehida ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang menguntungkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda Reka racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda GLEN WEMPI WAHYUDI 1, DWI PRASETYANTO 2, EMMA AKMALAH

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR Intan Fardania Putri 1, Rispiningtati 2, Ussy Andawayanti 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Analisis kelayakan investasi proyek jalan tol pada dasaraya adalah mencoba mengkaji ulang suatu rencana penanaman sejumlah uang dengan memperhatikan manfaat yang dinikmati oleh

Lebih terperinci

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK PERTEMUAN III INISIASI PROYEK 3.1. Identifikasi Proyek Potensial Tahap pertama dalam manajemen proyek menentukan proyek teknologi informasi mana yang pertama dilakukan. Langkah pertama adalah mengenali

Lebih terperinci

DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI

DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4 BAB DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4 PERHITUNGAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4.1 Analisis Perbandingan Investasi Softswitch terhadap Circuit Switch Untuk membandingkan antara Investasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT

TEKNIK ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT TEKNIK ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT 1. Pendahuluan Pengembangan suatu sistem informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lainnya. Investasi berarti dikeluarkannya sumber sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Keputusan Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Gambaran Umum Penganggaran Modal Net Present

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS EKONOMI

BAB VI ANALISIS EKONOMI Prarancangan Pabrik Methacrolein 82 BAB VI ANALISIS EKONOMI Pada prarancangan pabrik Methacrolein ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui kelayakan pabrik yang dirancang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN KELAYAKAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN NET PRESENT VALUE METHOD DAN INTERNAL RATE OF RETURN METHOD

TINJAUAN KELAYAKAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN NET PRESENT VALUE METHOD DAN INTERNAL RATE OF RETURN METHOD TINJAUAN KELAYAKAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN NET PRESENT VALUE METHOD DAN INTERNAL RATE OF RETURN METHOD Andreas Y. H. Aponno NRP : 9221035 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

BAB VI ANALISA EKONOMI

BAB VI ANALISA EKONOMI BAB VI ANALISA EKONOMI Pada perancangan pabrik metil klorida dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud mengetahui perancangan pabrik menguntungkan atau tidak, komponen terpenting dari perancangan

Lebih terperinci

P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I

P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I MANAJEMEN KEUANGAN P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I Siti Hailatul Fikriyah S.Ikom., MM PENGERTIAN CAPITAL BUDGETING Capital budgeting atau penganggaran modal yaitu

Lebih terperinci

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi Pendahuluan Suatu program capital budgeting atau rencana investasi yang baik membutuhkan beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengambilan keputusan. Langkah-langkah tersebut adalah : 1) Penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan memegang peranan cukup strategis dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto Nasional (PDB) Indonesia. Sektor

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi dan Depresiasi Menurut Husein Umar (2000,p1), investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil, teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR Oleh: Candra Santosa 1119151001 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 PERNYATAAN Yang bertanda tangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi rumah tangga maupun industri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang pesat terutama pada sektor industri, telah mendorong berkembangnya perusahaan industri dalam bentuk yang bervariasi. Industri mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Investasi ialah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lainnya, dengan pengharapan untuk memperoleh imbalan di masa mendatang (Bodie, Kane, dan Marcus, 2008).

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Investasi Proyek Perumahan pada Proyek Pembangunan Perumahan Aura Tirta Graha Banjarnegara

Studi Kelayakan Investasi Proyek Perumahan pada Proyek Pembangunan Perumahan Aura Tirta Graha Banjarnegara 120 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 2, 120-132, November 2012 Studi Kelayakan Investasi Proyek Perumahan pada Proyek Pembangunan Perumahan Aura Tirta Graha Banjarnegara (Feasibility Study of

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA Florence Kartika Panditasiwi Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94 Bandung 40141 Tlp. (022)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini : Gambar 3.1 Tahapan Penelitian III-1 3.1 Penelitian Pendahuluan

Lebih terperinci

Aspek Finansial & Pendanaan Proyek

Aspek Finansial & Pendanaan Proyek LOGO LOGO Aspek Finansial & Pendanaan Proyek Pendahuluan Aspek finansial pada umumnya merupakan aspek yang paling akhir disusun dalam sebuah penyusunan studi kelayakan bisnis. Hal ini karena kajian dalam

Lebih terperinci

Cost-Benefit Analysis (CBA) Kusnawi, S.Kom, M.Eng

Cost-Benefit Analysis (CBA) Kusnawi, S.Kom, M.Eng Cost-Benefit Analysis (CBA) Kusnawi, S.Kom, M.Eng Karakteristik Cost-benefit analysis didasari oleh filsafat utilitarianism. Utilitarianism: memandang bahwa benar tidaknya suatu tindakan/kebijakan ditentukan

Lebih terperinci

CONTOH PERHITUNGAN. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan dan survey) Untuk tahun ke-1 sebesar 45 %. (Sumber PT. Dharmapala Usaha Sukses)

CONTOH PERHITUNGAN. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan dan survey) Untuk tahun ke-1 sebesar 45 %. (Sumber PT. Dharmapala Usaha Sukses) 115 CONTOH PERHITUNGAN PRODUKSI UNTUK TAHUN KE-1 Kapasitas Terpasang Gula Rafinasi KPT yang digunakan untuk PT. Dharmapala Usaha Sukses sebesar 500.000 ton/tahun. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan

Lebih terperinci

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI Keputusan investasi Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan (a) kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b)

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PERBAIKAN/REVISI LAPORAN TUGAS AKHIR iii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

Evaluasi Ekonomi Pabrik Crumb rubber Kapasitas 330 ton/tahun

Evaluasi Ekonomi Pabrik Crumb rubber Kapasitas 330 ton/tahun SI-04 Evaluasi Ekonomi Pabrik Crumb rubber Kapasitas 330 ton/tahun Laboratorium Pengendalian dan Perancangan Proses Jurusan Teknik Kimia Universitas Riau Kampus Binawidya Km. 12,5 Sp. Baru Pekanbaru 28293

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Indonesia merupakan produsen karet nomor dua terbesar di dunia dengan produksi sebesar 2,55 juta ton pada tahun 2007 setelah Thailand (2,97 juta ton).

Lebih terperinci

BAB VI ANALISA EKONOMI

BAB VI ANALISA EKONOMI BAB VI ANALISA EKONOMI Pada prarancangan pabrik acrylonitrile ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang dapat menguntungkan atau tidak

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA Dan MANFAAT

ANALISA BIAYA Dan MANFAAT Pertemuan 6 ANALISA BIAYA Dan MANFAAT ANALISA BIAYA Dan MANFAAT Pendahuluan Di dalam mengembangkan suatu sistem informasi perlu dipertimbangkan investasi yang dikeluarkan sebab menyangkut kepada dana perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLAMIDE DARI ACRYLONITRILE MELALUI PROSES HIDROLISIS KAPASITAS TON/TAHUN BAB VI ANALISA EKONOMI

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLAMIDE DARI ACRYLONITRILE MELALUI PROSES HIDROLISIS KAPASITAS TON/TAHUN BAB VI ANALISA EKONOMI BAB VI ANALISA EKONOMI Pada perancangan pabrik acrylamide dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud mengetahui prarancangan pabrik menguntungkan atau tidak. Komponen terpenting dari prarancangan

Lebih terperinci

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Kelayakan Ekonomi Bendungan Jragung Kabupaten Demak (Kusumaningtyas dkk.) KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Ari Ayu Kusumaningtyas 1, Pratikso 2, Soedarsono 2 1 Mahasiswa Program Pasca

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT ANALISA INVESTASI SETIAP INVESTASI TERDAPAT 2 KOMPONEN : KAS MASUK PROCEEDS : KEUNTUNGAN SETELAH PAJAK DAN DEPRESIASI SETIAP TAHUN. KAS KELUAR BIAYA INVESTASI. PENILAIAN SUATU PROYEK SISTEM DAPAT DIUKUR

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut dan dikikir bahan yang

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Menaksir Aliran Kas Beberapa Pertimbangan dalam Menaksir Aliran Kas Dalam analisis i keputusan investasi, i ada bb beberapa langkah yang akan dilakukan: 1) Menaksir aliran

Lebih terperinci

ANALYSIS RATE OF RETURN

ANALYSIS RATE OF RETURN ANALYSIS RATE OF RETURN Disusun Oleh: Nama Kelas Mata Kuliah : Alif Rendy Riyoga : 3IB01 : Ekonomi Teknik TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS GUNADARMA KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah

Lebih terperinci

BAB VI ANALISA EKONOMI

BAB VI ANALISA EKONOMI BAB VI ANALISA EKONOMI Pada prarancangan pabrik Etil klorida ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang ini menguntungkan dari segi ekonomi

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Penelitian merupakan suatu rangkaian proses yang saling terkait secara sistematis, setiap tahap merupakan bagian menentukan tahap berikutnya

Lebih terperinci

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR 4.1 Gambaran Umum Kelompok Tani Hurip Kelompok Tani Hurip terletak di Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga. Desa Cikarawang adalah salah satu Desa di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Untuk menjawab pertanyaan dari studi ini banyak digunakan acuan teori keuangan. Teori yang digunakan untuk landasan perhitungan studi ini adalah teori proses bisnis, financial planning

Lebih terperinci

TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL

TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL ADE ARISNAYANTI 1206325012 PROGRAM PROFESI AKUNTANSI UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013 PENGANGGARAN MODAL Prinsip Penilaian Aset Secara Umum

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Observasi desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol pada literatur Penyusunan desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol Pemilihan bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kelapa sawit merupakan salah satu agroindustri yang sangat potensial dan berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia telah menyumbang

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci