Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi"

Transkripsi

1 Pendahuluan Suatu program capital budgeting atau rencana investasi yang baik membutuhkan beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengambilan keputusan. Langkah-langkah tersebut adalah : 1) Penelitian dan penemuan adanya peluang investasi; 2) Pengumpulan data; 3) Evaluasi dan pengambilan keputusan; 4) Revaluasi dan penyesuaian. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi 1

2 Akuntansi Pembelanjaan Teknik Pengembangan Ide Pengumpulan Data Pengambilan Keputusan Hasil Penentuan Probabilitas Penentuan Ulang Probabilitas Revaluasi Capital Budgeting atau Rencana Investasi dapat dilakukan oleh investor sendiri maupun dengan menggunakan jasa dari Biro Konsultan. Namun laporan studi 2

3 kelayakan yang disusun oleh Biro Konsultan belum menjamin bahwa investasi dalam proyek yang dimaksud pasti berhasil. Hal ini berkaitan erat dengan asumsiasumsi yang digunakan dalam penyusunan Feasibility Study. Kelemahan-kelemahan yang sering dijumpai dalam laporan kelayakan dari suatu proyek/investasi antara lain : a. Dalam menganalisa pasar, proyeksi permintaan sering dilakukan atas dasar permintaan potensial (potential demand), seharusnya dari permintaan efektif (effective demand). b. Akibat dari kekurangan data, maka proyeksi disusun terlalu optimis, baik biaya maupun pemasaran. c. Pengambilan keputusan atas pemberian kredit investasi pada umumnya memakan waktu, sehingga studi kelayakan yang diajukan ke bank sudah out of date atau kadaluwarsa. Penilaian Kelayakan Investasi dilihat dari Aspek Keuangan 3

4 Suatu investasi merupakan pengadaan barang-barang modal dan atau jasa yang diperlukan untuk pelaksanaan suatu proyek baik proyek baru, rehabilitasi, modernisasi, ataupun ekspansi, penelitian dan pengembangan. Lebih luas lagi suatu investasi dapat diartikan sebagai penanaman baru ke dalam masyarakat untuk menghasilkan suatu barang dan atau jasa. Kredit yang diberikan untuk membiayai suatu investasi disebut Kredit Investasi. Penilaian kelayakan investasi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Dana yang tertanam dalam modal investasi lebih lama dari pada untuk membiayai modal kerja. b. Pengembalian pinjaman investasi berasal dari proceeds atau net cash in flow, yaitu laba bersih ditambah dengan penyusutan. c. Risiko lebih tinggi karena dana yang tertanam dalam jangka panjang. d. Jaminan utama dari proyek yang dibiayai dalam bentuk barang modal. 4

5 Keberhasilan pemberian pinjaman untuk keperluan investasi tidak terlepas dari keberhasilan proyek yang dibiayainya. Suatu proyek dikatakan berhasil apabila proyek tersebut mampu memperoleh hasil yang cukup sehingga dapat hidup dan berkembang serta bermanfaat, baik untuk bank, investor maupun masyarakat. Penilaian kelayakan atas suatu investasi, pada hakekatnya bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh RISIKO yang mungkin timbul atas dana yang diinvestasikan. Oleh karena itu dilihat dari aspek keuangan, investasi dalam suatu proyek harus profitable : dalam arti proyek tersebut dapat menghasilkan keuntungan, sehingga mampu mengembalikan pokok pinjaman beserta bunganya. Beberapa Permasalahan 5

6 Masalah utama dalam penilaian aspek keuangan terhadap kelayakan investasi adalah : a. Bagaimana meneliti rencana pembiayaan investasi yang telah tersusun. b. Sampai sejauh mana investasi tersebut dari aspek keuangan (cash flow)dapat memperoleh hasil yang cukup, sehingga mampu mengembalikan dana yang tertahan, membayar kembali pinjaman dan bunganya. 6

7 Secara garis besar, biaya/pengeluaran untuk investasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi 4 unsur, yaitu : a. Pengeluaran Fisik Merupakan pengeluaran untuk pengadaan barang, misalnya tanah, bangunan, mesin-mesin, alat pengangkutan, inventaris, dan lain-lain. Biaya physik ini sendiri dibedakan menjadi : - Import Content, yaitu pengeluaran-pengeluaran untuk barang-barang yang harus diimpor dari luar negeri. - Local Content, yaitu pengeluaran untuk barang-barang yang dapat diperoleh di dalam negeri. b. Pengeluaran Nonfisik Merupakan pengeluaran untuk biaya perizinan, biaya notaris, biaya konsultan, biaya tenaga kerja selama masa konstruksi dan biaya non barang lainnya. 7

8 c. Bunga dalam Masa Konstruksi (IDC) Merupakan pengeluaran untuk pembayaran bunga selama masa pembangunan proyek (Interest During Construction). Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, bunga masa konstruksi ini diatur sebagai berikut : - bagi perusahaan baru dapat dimasukkan dalam biaya proyek; dengan perkataan lain dapat diberikan kredit investasi. - bagi perusahaan yang sudah berjalan dan kredit investasi dipergunakan dalam rangka perluasan/rehabilitasi serta perusahaan dinilai mampu, maka bunga yang dimaksud harus dibayar efektif oleh nasabah. d. Pengeluaran untuk masa Trial Run Merupakan seluruh biaya yang diperlukan untuk mengadakan percobaan hasil produksi sebelum perusahaan melakukan produksi komersial. Hal - hal lain yang perlu diperhatikan dalam rencana pembiayaan investasi adalah : 8

9 a. Adanya larangan untuk membiayai komponen-komponen proyek tertentu. b. Ketentuan besarnya penyertaan pembiayaan nasabah (self financing) yang didasarkan pada prioritas atau tidaknya proyek yang akan dilaksanakan. c. Adanya sumber pembiayaan lain diluar kredit bank dan dana sendiri. Beberapa Teknik Untuk Mengukur Kelayakan Suatu Investasi Dilihat Dari Aspek Keuangan 9

10 a. Metode Pay Back Period Pay Back Period adalah periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceed atau net cash inflow. Sesudah pay back period tersebut dihitung, maka tahap berikutnya adalah membandingkan pay back period dari investasi yang diusulkan tersebut dengan maximum pay back period yang dapat diterima. Apabila pay back period dari investasi yang diusulkan lebih pendek daripada umur proyek, maka rencana investasi tersebut dapat dikatakan viable. Sebaliknya kalau lebih panjang, maka rencana investasi tersebut tidak viable. Contoh 1 : 10

11 Nilai investasi suatu proyek sebesar Rp ,00. Umur proyek 5 tahun. Pola cash flow dari proyek tersebut adalah sebagai berikut : Tahun Cash Inflow Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Payback Period = 2 tahun. Cara menghitung adalah : 11

12 Nilai investasi ,00) (Rp. Cash inflow tahun ke-1 Rp , ,00) (Rp. Cash inflow tahun ke-2 Rp ,00 0 ============= Umur proyek 5 tahun, payback period yang dibutuhkan hanya 2 tahun. Jadi dengan menggunakan metode ini, maka proyek viable untuk dibiayai. 12

13 Contoh 2 : Suatu proyek membutuhkan biaya investasi sebesar Rp ,00. Umur proyek 5 tahun. Pola cash flow sebagai berikut : Tahun Cash Inflow Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp. 13

14 ,00 Perhitungan Payback Period : Nilai investasi (Rp ,00) Cash inflow Tahun ke-1 Rp ,00 (Rp ,00) Tahun ke-2 Rp ,00 (Rp ,00) Tahun ke-3 Rp ,00 14

15 (Rp ,00) Tahun ke-4 Rp ,00 Surplus Rp ,00 ============= Cash inflow untuk tahun ke-4 Rp ,00 dibutuhkan untuk menutup payback period pada tahun keempat cukup dibutuhkan waktu : X 12 bulan = 8 bulan. Jadi payback period = 3 tahun 8 bulan. Dan masih lebih pendek dari umur proyek. Dengan demikian proyek layak untuk dibiayai. Cash flow sesudah masa payback period tercapai, diabaikan. 15

16 Contoh 3 : Suatu investasi dan apabila pada cash flow yang diharapkan sama, sebagai berikut : Tahun Nilai Investasi Cash Flow Tahunan 1 Rp ,

17 Payback period = Rp / Rp = 3 tahun Apabila cash flow tidak seragam, maka digunakan perhitungan payback period sebagai berikut : Nilai investasi misalnya Rp ,00. Tahun Nilai Investasi (Rp. 000) Cash Flow (Rp. 000) Cash Flow Kumulatif (Rp. 000)

18 Payback period = 4 tahun. Contoh 4 : Tahun Nilai Investasi (Rp. 000) Cash Flow (Rp. 000) Cash Flow Kumulatif (Rp. 000) Rp

19 Karena sifatnya cash flow seragam, maka payback period dapat dihitung : Rp / = 2,6 tahun. ====== Kelebihan metode Payback Period : 1. Konsepnya mudah untuk dimengerti. 2. Mudah dihitung. 3. Menekankan segi likuiditas. 4. Interpretasi secara terang/jelas. Kelemahan-kelemahan prinsipiil metode ini adalah : 1. Metode ini mengabaikan proceed yang diperoleh setelah masa payback period tercapai. 19

20 2. Metode ini mengabaikan time value of money. b. Metode Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) dimaksudkan untuk mengukur nilai bersih dari proyek setelah jangka waktu tertentu dari pelaksanaan proyek. Net Present Value adalah selisih antara cash inflow dengan cash outflow. Untuk menghitung NPV, maka cash flow / proceed harus didiskontokan atas dasar biaya modal (cost of capital) atau rate of return yang diharapkan, NPV dapat dirumuskan sebagai berikut : n CIF t - COF t 20

21 NPV = t = 0 (1+i) t atau n NCF t NPV = t = 0 (1+i) i NPV = Net Present Value CIF t = Cash Inflow COF t = Cash Outflow i = tingkat bunga t = tahun n = jangka waktu proyek NCF = Net Cash Inflow = CIF COF 21

22 NPV > 0 = NPV < 0 = Proyek bermanfaat Proyek tidak bermanfaat Dalam evaluasi suatu proyek, bilamana NPV > 0, berarti proyek mempunyai manfaat / keuntungan yang lebih besar dari jumlah pengorbanan (investasi) yang dikeluarkan. Bilamana NPV = 0, maka pada tingkat discount rate yang diperhitungkan besarnya manfaat / keuntungan sama besarnya dengan tingkat pengorbanan. Sedangkan bilamana NPV < 0, berarti besarnya pengorbanan lebih besar dari manfaat / keuntungan yang diperoleh. Jadi proyek tidak layak untuk dibiayai. 22

23 Contoh 1 : Suatu usulan proyek untuk pembelian mesin dengan harga Rp. 250 juta. Umur mesin 5 tahun. Depresiasi menggunakan metode garis lurus. Rate of return yang diminta sebesar 20%. Estimasi laba setiap tahun : Asumsi bahwa anda telah menyusun rugi laba proforma untuk lima tahun. Rugi laba proforma sebagai berikut : T A H U N Penjualan Harga pokok penjualan Laba kotor Biaya penjualan Biaya administrasi umum Penyusutan Biaya bunga (diabaikan)

24 Laba bersih sebelum pajak (20) P a j a k Laba bersih Cash Flow : Laba bersih Penyusutan Cash Flow ====================================== Perhitungan Net Present Value : Tahun NCIF DF 20% P.V Total Present Value Biaya Investasi

25 Net Present Value ======= Atas dasar perhitungan dengan menggunakan metode Net Present Value, maka usulan proyek tersebut layak untuk dibiayai karena menghasilkan NPV = Rp ,00. ====== Contoh 2 : Sebuah proyek (A) dilaksanakan dalam jangka waktu 7 tahun dengan nilai investasi sebesar Rp juta yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu : - tahun 0 : Rp. 800 juta - tahun 1 : Rp. 500 juta Biaya operasional yang dikeluarkan tiap tahun rata-rata Rp. 300 juta. Dari hasil penanaman modal tersebut mendapatkan hasil sebesar : 25

26 - tahun 1 : Rp. 100 juta - tahun 2 : Rp. 200 juta - tahun 3 s.d 7: rata-rata Rp juta. Bila diperhitungkan discount rate sebesar 15%, berapakah NPV proyek tersebut? Perhitungan NPV dengan menggunakan Tabel berikut : Tahun Cash Outflow Inv. Biaya Jumlah Manfaat/ Cash inflow Net benefit Disc. Rate (15%) Net Present Value

27 Annualized Net Present Value Bilamana nilai manfaat bersihnya (net benefit / net cash flow) besarnya tiap tahun adalah sama (konstan), maka dapat digunakan perhitungan berdasarkan nilai anuited-nya. Contoh 3 : Sebuah perusahaan (B) dengan perkembangan net cash flow-nya sebagai berikut : 27

28 Tahun Net Cash Flow Discount Factor (10%) Present Value Annuity Factor (10%) Present Value Nilai sekarang bersih anuited dari proyek (B) dapat dihitung sebagai berikut : NPVa = (2.000) x (3,791) = 7.582,00 28

29 Contoh 4 : Proyek (C) dengan nilai investasi sebesar Rp juta dan menghasilkan ratarata pendapatan tiap tahun Rp juta untuk selama 6 tahun. Proyek tersebut diproyeksikan tidak mempunyai nilai sisa (salvage value) pada akhir tahun. Bilamana diinginkan rate of return 16%, berapa NPV dari proyek (C) tersebut? NPV =

30 t = 1 (1 + 0,16) 6 = (4.000) (3,6847) - (10.000) = 4.739,00 Atau dapat dibuat tabel berikut : Tahu n Cash Flow DF 16% P.V , ,

31 NPV = ====== Gambaran dari proyek (C) dilihat dari berbagai tingkatan discount rate mulai dari 0% sampai dengan 40% adalah sebagai berikut : 31

32 Discount Annual Discounted Project N P V rate cash cash inflow cost inflow 0% % % % % % % % % Tabel tersebut di atas secara grafis dapat digunakan sebagai berikut : 32

33 40% % 10% 20% 30% 40% 50% 40% Metode Benefit and Cost Ratio (BCR) 33

34 Yang dimaksud dengan benefit dalam hal ini adalah present value daripada danadana yang mampu dihimpun oleh proyek yang dimaksud. Sedangkan yang merupakan cost adalah biaya proyeknya atau present value dari pengeluaran dana / modal yang dilaksanakan. Dengan demikian BCR atau profitability index tidak lain adalah perbandingan antara present value dari dana yang dihimpun disatu pihak dengan biaya proyek di lain pihak. BCR = n t= 0 n t= 0 CIFt (1 + i)t COF t (1 + i)t Pl = Profitability Index CIF = Cash Inflow COF = Cash Outflow t = Jangka waktu i = Tingkat bunga 34

35 Hubungan NPV dan BCR Hubungan antara NPV dan BCR (atau PI) beserta tingkat rate of return yang diharapkan adalah sebagai berikut : N P V B C R Expected Return Negatif Nol (0) Positif < 1 = 1 > 1 Dibawah harapan Sesuai dengan harapan Lebih besar dari yang diharapkan 35

36 Contoh : Tiga buah proyek A, B, dan C dengan gambaran sebagai berikut : Proyek A Proyek B Proyek C PV outflow PV inflow Manakah proyek yang peringkatnya lebih baik? Proyek A N P V B C R Peringkat 281 1,028 3 Proyek B ,068 2 Proyek C ,096 1 Internal Rate of Return ( IRR ) 36

37 IRR adalah merupakan rate of return atas investasi bersih suatu proyek pada jangka waktu tertentu. IRR menunjukkan tingkat discount rate yang diperhitungkan pada tingkat NPV = 0, dengan demikian IRR dapat dirumuskan sebagai berikut : IRR = NPV = 0 n NCF = = 0 t= 0 (1 + i)t Dalam mencari IRR, dapat dilakukan dengan mencoba-coba (trial and error) atau mencari tingkat discount rate yang mendekati hasil NPV = 0 atau tingkat discount rate 37

38 yang menghasilkan NPV positif dan NPV negatif yang perbedaannya terkecil. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka dapat diperhitungkan tingkat IRR dengan perhitungan formula berikut : NPV 1 IRR = i1 + (i2 i1) (NPV 1 NPV 2) i 1 = tingkat bunga rendah i 2 = tingkat bunga tinggi Contoh 1 : 38

39 Suatu perusahaan ingin mempertimbangkan perluasan kemampuan usahanya dari produksi yang ada. Nilai investasi yang dibutuhkan mencapai kapasitas ekstra tersebut sebesar Rp ,00. Rate of return yang diharapkan 12%. Estimasi net cash flow dengan asumsi umur proyek 6 tahun adalah sebagai berikut : Tahu Net Cash Inflow (Rp. jutaan)

40 Pada tahun keenam diasumsikan nilai residu (salvage value = 0). Hitunglah Net Present Value dan IRR! Tahu N C F (Rp. 000) PV Facto rs 12% PV (Rp 000) PV Factors 13% PV (Rp 000) ,037 0,567 0, ,974 0,543 0,

41 Total Present Value Project Cost Net Present Value IRR = 12% = (13 12) % = 12,84% Contoh 2 : Dengan menggunakan contoh perhitungan yang ada dalam Tabel 6, maka dapat kita hitung tingkat IRR sebagai berikut : Tahun Net Benefit DF 15% P V DF 25% P V 1,000 0,8696 0, ,0000 0,8000 0,

42 ,6575 0,5718 0,4972 0,4323 0, ,5120 0,4090 0,3277 0,2621 0, Dengan menggunakan formula perhitungan tersebut, dapat dihitung tingkat IRR dari proyek A sebagai berikut : NPV 1 IRR = i (i 2 - i 1 ) (NPV 1 - NPV 2 ) 289 = (25-15) ( - 220) 42

43 = ,67 = 20,67% IRR = Internal Rate of Return NPV 1 = Net Present Value (1) NPV 2 = Net Present Value (2) i = Discount factor Hubungan NPV, Net B/C dan IRR Dalam pemilihan suatu proyek pertimbangan atas dasar NPV dan IRR perlu dilihat secara menyeluruh berdasarkan tingkat discount faktor yang akan dipertimbangkan atau return yang diharapkan akan diperoleh. Contoh 3 : 43

44 Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp. 1 milyar yang dapat digunakan untuk mendirikan proyek A atau B dengan kondisi sebagai berikut : - Proyek A selesai untuk 1 tahun dan akan memberikan benefit pada akhir tahun kesatu sebesar Rp. 1,5 milyar. - Proyek B selesai untuk jangka waktu 2 tahun dengan memberikan benefit pada akhir tahun kedua sebesar Rp. 1.7 milyar. Proyek mana yang akan dipilih bilamana diperhitungkan tingkat discount rate sebesar 10%? Kalau tingkat risiko yang harus dapat di-cover (tingkat bunga modal, inflasi) diperkirakan sebesar 25% proyek mana yang menguntungkan? Dalam hal ini perlu dipergunakan cross over discount rate, yaitu dalam posisi proyek dengan tingkat NPV dan Net B/C yang sama pada suatu tingkatan discount rate tertentu. Kembali pada contoh tersebut di muka, maka gambarannya adalah sebagai berikut : 44

45 Discount Rate (%) NPV Proyek A NPV Proyek B Perbandingan NPV-B / NPV-A negatif negatif negatif 1,40 1,26 1,11 1,00 titik 0,94 cross over 0,72 0,44 0,04 negatif negatif negatif Dari tabel tersebut, dapat digambarkan secara grafik titik cross over pada tingkat discount rate sebesar 13,3% sebagai berikut : 45

46 NPV , Discount Rate % NPV Proyek A NPV Proyek B Kembali pada pertanyaan di atas, yaitu untuk tingkat discount rate sebesar 10% proyek yang menguntungkan adalah proyek B, dan bilamana tingkat risiko yang diperhitungkan adalah sebesar 25%, maka proyek yang menguntungkan adalah Proyek A. 46

47 4. Umur Investasi Yang dimaksud dengan umur investasi dalam hal ini adalah perkiraan sampai beberapa lama investasi tersebut dapat berproduksi (menghasilkan). Umur proyek tersebut biasanya dibedakan atas : a. Umur Ekonomis : biasanya ditentukan atas perkiraan sampai kapan proyek secara ekonomis masih dapat berproduksi. Jadi lebih ditekankan pada masalah efisiensi. b. Umur Teknis : lebih melihat dari segi kenyataan sampai kapan investasi tersebut secara teknis dapat digunakan untuk berproduksi, terlepas dari masalah efisiensi atau tidaknya. Dalam kaitannya dengan menghitung viabilitas investasi, dasar penentuan umur investasi yang digunakan adalah umur ekonomis untuk keperluan intern perusahaan (bukan untuk keperluan pajak). 47

48 5. Dana Yang Dapat Dihimpun (Proceed) Besarnya dana yang dapat dihimpun pada dasarnya terdiri dari dua unsur pokok, yaitu : a. Pendapatan setelah pajak (Net Income After Tax). b. Biaya-biaya tidak tunai (Non Cash Expenses) seperti misalnya biaya penyusutan aktiva tetap, amortisasi, dan lain-lain. Untuk keperluan tersebut, terlebih dahulu harus disusun proyeksi perhitungan laba-rugi (projected income statement). Besarnya Kredit Yang Dapat Diberikan Perhitungan viabilitas investasi yang telah diuraikan dalam bab terdahulu, hanya dimaksud untuk menentukan apakah bank bersedia memberikan kredit atau tidak, apabila proyek viable berarti dapat dilanjutkan dengan pembiayaan bank. Namun 48

49 sebaliknya, apabila proyek tidak viable sebaiknya bank tidak membiayainya. Jadi perhitungan viabilitas tersebut tidak dimaksudkan untuk menentukan besarnya kredit investasi yang dapat diberikan. Adapun besarnya kredit investasi yang dapat diberikan akan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : a. Besarnya dana yang diperlukan untuk investasi dalam proyek Yang dimaksud dengan dana yang diperlukan untuk investasi tersebut adalah semua biaya yang diperlukan untuk membangun proyek yang dimaksud sampai siap untuk beroperasi, termasuk pengeluaran-pengeluaran untuk keperluan masa percoban. 49

50 b. Adanya larangan untuk membiayai komponen-komponen proyek tertentu Sesuai dengan ketentuan kredit investasi tidak dapat diberikan untuk pembelian kendaraan, alat-alat / investaris kantor, pembangunan rumah-rumah pegawai, gedung-gedung dan barang-barang lain yang tidak secara langsung diperlukan untuk proyek. c. Ketentuan besarnya penyertaan pembiayaan nasabah (self financing) Besarnya penyertaan nasabah (self financing) akan ditentukan oleh prioritas atau tidaknya proyek yang diusulkan serta golongan kredit investasinya. d. Adanya sumber pembiayaan lain di luar kredit bank dan dana sendiri Sesuai dengan ketentuan, nasabah dari suatu bank yang kredit investasinya belum lunas, tidak boleh mendapat kredit dari pihak lain tanpa persetujuan terlebih dahulu dari bank pemberi kredit investasi yang bersangkutan, kecuali kredit yang lazim 50

51 dalam kegiatan perdagangan. Dengan demikian yang dimaksud sumber pembiayaan lain di luar kredit bank dan dana sendiri tersebut adalah berupa pembiayaan dari luar negeri yang umumnya terjadi proyek AID, dimana untuk import-content lazimnya dibiayai dengan kredit luar negeri tersebut. Apabila terjadi hal yang demikian, maka maksimal kredit investasi yang dapat diberikan oleh bank adalah jumlah biaya proyek setelah dikurangi bagian self financing nasabah dan pembiayaan dari sumber lain tersebut. Sebagai contoh, misalnya : - Total biaya proyek = Rp. 500 juta - Ketentuan penyediaan self financing = 20% - Kredit luar negeri = Rp. 150 juta - Maksimal kredit investasi yang dapat diberikan : Rp. 500 juta - (Rp. 100 juta + Rp. 150 juta) = 250 juta 51

52 Skala Penarikan dan Skala Pelunasan Apabila bank sudah sampai pada kesimpulan bersedia untuk memberikan fasilitas kredit investasi dan besarnya kredit sudah ditentukan, maka masalah pokok selanjutnya adalah menetapkan persyaratan-persyaratan kredit yang telah disetujui. Di antara sekian banyak persyaratan yang ditetapkan, maka penetapan skala penarikan maupun skala pelunasan merupakan masalah penting yang perlu diperhatikan. a. Skala Penarikan Masalah penting yang harus diperhatikan di dalam menetapkan skala penarikan adalah bahwa skala penarikan harus sesuai dengan kebutuhan pembangunan proyek. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu disusun rencana pembangunan proyek yang menggambarkan tahap-tahap pengeluaran uang baik untuk 52

53 pengeluaran lokal, pengadaan barang melalui impor, pengeluaran untuk tenaga kerja dan jasa lainnya, maupun untuk kebutuhan masa trial run. Jadi yang dimaksudkan dengan rencana pembangunan dalam hal ini bukanlah semata-mata terdiri dari tahap-tahap pembangunan physik, tetapi meliputi pula tahap-tahap pengeluaran uang bagi proyek yang bersangkutan dan biasanya tahap-tahap pengeluaran uang tidak selalu sama dengan tahap perkembangan physik proyek, karena sebelum terpasang pada proyek, biasanya nasabah sudah melakukan pengeluaran-pengeluaran uang baik untuk pembelian bahan-bahan, tenaga kerja, jasa dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam meneliti rencana pembangunan, ada 2 hal yang harus diperhatikan dan dijadikan titik-tolak dalam menetapkan skala penarikan, yaitu saat pengeluaran dan besarnya pengeluaran pada setiap tahapan. b. Skala Pelunasan Skala pelunasan adalah daftar yang memuat rencana pelunasan suatu pinjaman baik pelunasan hutang pokok maupun hutang bunga. Untuk dapat menyusun skala pelunasan tersebut, terlebih dahulu perlu disusun apa yang disebut Proyeksi 53

54 Penerimaan dan Pengeluaran Kas (Projected Cash Flow). Selain project income statement, minimal selama masa laku kredit investasi tersebut. Penyusunan projected cash flow biasanya dapat dilakukan dengan berbagai cara atau bentuk, namun biasanya secara garis besarnya dapat dibagi dalam 3 sektor, yaitu : Proyeksi Penerimaan Proyeksi penerimaan biasanya disusun berdasarkan atas pendapatan setelah pajak dan biaya-biaya noncash seperti penyusutan, amortisasi dan sebagainya. Jumlah tersebut adalah merupakan dana yang dapat dihimpun. Apabila diperkirakan ada penerimaan-penerimaan lain seperti penjualan aktiva tetap dan sebagainya, harus dimasukkan pula dalam sektor ini. Proyeksi Pengeluaran Dalam sektor ini dimasukan proyeksi pengeluaran-pengeluaran perusahaan di luar biaya operasional yang sudah dimasukkan dalam projected income statement. Namun apabila tidak memungkinkan untuk memproyeksikan pengeluaran-pengeluaran tersebut, maka cukup apabila dicadangkan saja 54

55 berdasarkan prosentase tertentu dengan memperhatikan debt service ratio yang wajar. Debt service ratio adalah perbandingan antar dana terhimpun dengan dana yang diperuntukkan bagi pelunasan. Dalam praktek, seringkali terjadi penunggakan-penunggakan pembayaran oleh nasabah, apabila semua dana yang terhimpun dipergunakan untuk pelunasan, karena umumnya perusahaan juga mempunyai pengeluaran-pengeluaran lain di luar pengeluaran untuk pelunasan kredit. Oleh karena itu tidak semua dana yang dapat dihimpun harus digunakan untuk pelunasan kredit. Rencana Pelunasan Kredit (Pokok dan Bunga) Selisih antara proyeksi penerimaan dengan proyeksi pengeluaran setelah ditambah dengan saldo awal kas, akan merupakan dana yang tersedia untuk pelunasan (hutang dan bunga). 55

56 Atas dasar projected cash flow tersebut kepada nasabah, perlu dibuatkan daftar / skala pelunasan tersendiri yang dipakai sebagai dasar atau pegangan, baik bagi bank maupun nasabah dalam mengikuti pelaksanaan pelunasan kredit. Untuk itu daftar / skala pelunasan tersebut harus dilampirkan pada Perjanjian Kredit (PK) yang ditandatangani bersama antara bank dengan nasabah dan sekaligus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari persetujuan kredit. 56

57 Projected Income Statement Projected income statement merupakan proyeksi laba rugi yang disusun atas dasar rencana usaha yang ingin dicapai. Pada dasarnya penyusunan proyek ini tidak berbeda dengan penyusunan laba rugi namun lebih singkat (ringkas). 57

58 LATIHAN 1. Ada 4 proyek A, B, C, dan D yang masing-masing jumlah investasi dan estimasi ROR yang berbeda-beda sebagai berikut : Nama Proye k A B C D Jumlah investasi Yang diperlukan Rp. 600 juta Rp. 500 juta Rp. 300 juta Rp. 700 juta Estimasi ROR 15% 17% 18,5% 19% 58

59 2. Jika cost of capital sebesar 18%, maka usulan proyek yang feasible adalah : a. proyek A b. proyek B c. proyek C d. proyek C dan proyek D. 3. Proyek A Proyek B Present value of net cash flows Rp. 650 juta Rp. 500 juta Initial cash outlay Rp. 500 juta Rp. 450 juta Net present value Rp. 150 juta Rp. 50 juta Profitability index 1,3 1,11 59

60 Sesuai dengan data tersebut di atas, maka usulan proyek a. A ditolak. b. B ditolak. c. A dan B ditolak. d. A dan B diterima. 4. Jika NPV positif sebesar Rp. 15 juta dari interest rate 17%, dan NPV negatif Rp. 2 juta dari interest 19%, maka besarnya IRR adalah : a. 17,76% b. 18,76% c. 19,76% d. 16,76% 60

61 5. Suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan net cash flow, disebut : a. net present value b. internal rate of return c. accounting rate of return d. payback 6. Profitability index dapat dihitung dengan cara membandingkan antara present value dari proceeds dengan : a. net sales. b. Gross sales. c. EBIT. d. Nilai investasi. 61

62 7. Jika anda akan mempertimbangkan 3 jenis usulan proyek dengan data sebagai berikut : Proye k In. Investme nt Cash Flow Thn. 1 Thn. 2 Thn. 3 Thn. 4 Thn. 5 A B C Target Rate of Return on Equipment 12% untuk setiap jenis, maka apabila menggunakan metode IRR, proyek mana yang akan dipilih? a. Proyek A. b. Proyek B. 62

63 c. Proyek C. 8. Dengan menghitung NPV, IRR dan Payback Period dari cash flow dan kedua proyek berikut, nama yang anda pilih, apabila target rate of return sebesar 15%? Proyek X Y In. Investment Thn. 1 Thn. 2 Thn. 3 Thn a. Proyek X b. Proyek Y 63

64 9. Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli 3 buah peralatan baru (mutually exclusive equipment). Initial outlay dan net cash flow after tax sebagai berikut : Proye k In. Investme nt Expected Cash Flow Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 1 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Dengan menggunakan NPV Criterion, dan target rate 14%, proyek mana yang anda pilih? a. Proyek 1. b. Proyek 2. 64

65 c. Proyek 3. d. Semua proyek ditolak. 10. Suatu perusahaan ingin memperluas product line. Investasi pada tahun 0 diperkirakan Rp. 700 juta, dan tahun 1 sebesar Rp. 1 milyar. Estimasi cash flow tahun 2 Rp ,00 tahun 3 Rp ,00 tahun 4 Rp ,00 tahun 5 10 Rp ,00 Apabila Rate of Return yang diminta 15%, maka net present value a. Positive Rp ,00 b. Negative Rp ,00 c. Negative Rp ,00 d. Positive Rp ,00 65

66 LEMBARAN JAWABAN Nomor 7 : Proyek A : NPV = Rp + Rp.. X = Rp.. + Rp.. =. NPV = berarti IRR =..% Proyek B : 66

67 NPV = Rp.. + Rp.. X = Rp.. + Rp.. = Rp.. NPV dengan DF % NPV = Rp. + Rp. X = Rp. + Rp. = Rp. IRR =.% +.. X. = % +.. % = % Proyek C : NPV = Rp + Rp. X.. = Rp + Rp. 67

68 = Rp NPV dengan discount factor % NPV = Rp + Rp. X = Rp + Rp. = Rp % IRR untuk proyek C : IRR =.. % +.. X =.. % +.. % =.. % 68

69 Ranking pengambilan keputusan : Proye I R R Target RR Keputusan I Ranking Keputusan A B C % % %. % %. % Proyek Y 69

70 Tahun Cash Flow DF % P V DF. % PV (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp ) (Rp...) (Rp ).. (Rp..) (Rp..) (Rp..) (Rp..) (Rp..) (Rp.) (Rp...) (Rp.) (Rp ) NPV (Rp ) (Rp..) IRR =.. % + X.. % =.. % + % =.. % Payback Period : 70

71 Total Project Cost Cash Flow Tahun I (Rp ). cash Flow Tahun II (Rp..). Cash Flow Tahun III (Rp ). Kelebihan Rp. Tahun ketiga = /.. X bulan =.. bl (. bulan). Payback Period= tahun. Metrik Keputusan : 71

72 Proye NPV I R R Payback Period Keputusan X Y Rp Rp % %. tahun. bulan. tahun Nomor 8 : Perhitungan NPV, IRR, dan Payback Period Proyek X 72

73 Tahun Cash Flow DF % P V DF. % PV (Rp.) (Rp.) (Rp ) (Rp...) (Rp..) (Rp..) (Rp..) (Rp.) (Rp ) NPV (Rp ) NPV (Rp..) IRR =.. % +.. X.. % =.. % +.. X.. % = % Payback Period : Total Project Cost Cash Flow Tahun I (Rp ). 73

74 cash Flow Tahun II (Rp..). Cash Flow Tahun III (Rp ). Kelebihan Rp. Tahun III = /.. X bulan =.. bl (. bulan). Payback Period= tahun. Metrik Keputusan : 74

75 Proye NPV I R R Payback Period Keputusan X Y Rp Rp % %. tahun. bulan. tahun Nomor 9 : Proyek 1 Tahu n Cash Flow DF % P V (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp ) (Rp...) (Rp 75

76 (Rp.) ) (Rp ) Proyek 2 NPV (Rp ) Tahun Cash Flow DF % P V (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) NPV (Rp ) (Rp...) (Rp ) (Rp ) (Rp ) Proyek 3 Tahun Cash Flow DF % P V (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp ) (Rp...) (Rp ) 76

77 3 (Rp.) (Rp ) NPV (Rp ) Keputusan : Tiga usulan proyek di.. karena menghasilkan NPV.. Nomor 10 : Tahu n Cash Flow DF % P V Rp (Rp...) Rp. Rp.... Rp.... Rp... (....)

78 Rp.... NPV.... (....) *) PV anuity. %,.. tahun PV anuity %, tahun.. s/d RANGKUMAN 78

79 Pada bagian ini khusus membahas alternatif metode penilaian investasi. Metode yang diterapkan antara lain payback period, net present value, internal rate of return, dan benefit cost ratio. Payback period untuk menentukan jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutup nilai investasi yang tertanam dalam proyek. Kriteria diterimanya apabila payback period lebih pendek dari umur proyek. Proyek ditolak jika payback period lebih lama dari umur proyek. Metode ini mempunyai kelemahan, yaitu tidak mempertimbangkan cash flow yang diterima setelah masa payback period tercapai. Dengan demikian tidak cocok jika metode ini digunakan sebagai ukuran profitabilitas. Metode ini juga mengabaikan time value of money. Untuk melengkapi kriteria investasi, digunakan metode net present value (NPV), yaitu selisih antara proposal present value dari net cash in flow dengan biaya investasi atau initialcash out flow. Bila NPV 0 atau lebih, maka proyek diterima dan jika kurang dari 9 proyek ditolak. NPV menunjukkan nilai potensi kenaikan nilai perusahaan bila proyek diterima. IRR merupakan discount rate yang sama jumlahnya dengan present value dari net cash in flow yang diharapkan terhadap initial cash outflow. Jadi pada saat itu NPV sama dengan 0. Bila net cash flow 79

80 tidak seimbang, maka IRR dicari dengan cara coba-coba. IRR lebih besar dari rate of return yang diminta, proyek diterima. 80

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI BAB V KEPUTUSAN INVESTASI A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami Pentingnya Keputusan Investasi Mampu Menghitung Cash Flow Proyek Investasi Memahami

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1

TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1 TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1 Penganggaran Barang Modal (Capital Budgeting) Adalah proses perencanaan pengeluaran untuk aktiva yang diharapkan akan

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS bsphandout@yahoo.co.id bahanajar INVESTASI Jangka Waktu yang panjang Penuh Ketidakpastian Beresiko Penganggaran Modal (Capital Budgeting) merupakan seluruh proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR)

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) ARR dapat dihitung dengan dua cara : 1. ARR atas dasar Initial Invesment NI ARR = ----------- x 100 % Io dimana : NI = Net Income (keuntungan netto rata-rata tahunan)

Lebih terperinci

Investasi dalam aktiva tetap

Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Secara konsep Investasi dalam aktiva tetap tidak ada perbedaan dengan Investasi dalam aktiva lancar Perbedaannya terletak pada waktu dan cara perputaran

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP INVESTSI DLM KTIV TETP nggaran/budget adalah suatu rencana yang menjelaskan arus kas keluar dan arus kas masuk yang diproyeksikan selama periode tertentu dimasa yang akan datang. Peranggaran Modal adalah

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XII. Penganggaran Modal (Capita l Budgeting) i 1. Pengantar Investasi aktiva tetap merupakan salah satu investasi yang mendapat perhatian karena jangka waktu pengembalian biasanya lebih dari satu tahun,

Lebih terperinci

METODE PENILAIAN INVESTASI. Jakarta, 20 Oktober 2005

METODE PENILAIAN INVESTASI. Jakarta, 20 Oktober 2005 METODE PENILAIAN INVESTASI Jakarta, 20 Oktober 2005 Outline Accounting/Average Rate of Return Payback Period Net Present Value Profitability Index Internal Rate of Return 2 Pendahuluan Penilaian investasi:

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB 14. Keputusan Investasi & Penganggaran Modal. Ekonomi Manajerial Manajemen

BAB 14. Keputusan Investasi & Penganggaran Modal. Ekonomi Manajerial Manajemen 1 BAB 14 Keputusan Investasi & Penganggaran Modal Ekonomi Manajerial Manajemen 2 PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Capital Budgeting. Capital budgeting meliputi keseluruhan proses perencanaan pengeluaran

Lebih terperinci

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi PENILAIAN INVESTASI I. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman (pengeluaran) modal (uang) waktu sekarang yang hasilnya baru diketahui diwaktu kemudian. Bentuk investasi dibedakan. Berdasarkan asset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Penganggaran Modal Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com PENGANGGARANMODAL (CapitalBudgeting) ANALISIS PENGANGGARAN MODAL (ANALISIS USULAN INVESTASI)

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M TIME VALUE OF MONEY Nilai uang saat ini lebih berharga dari pada nanti. Individu akan memilih menerima uang yang sama sekarang daripada nanti, dan lebih

Lebih terperinci

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa bisa menganalisis untuk keputusan investasi modal 2. Khusus : Mahasiswa memahami dan dapat melakukan analisis keputusan

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) Aditya Satriawan Topowijono Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan untuk dapat mengembangkan

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING JENIS INVESTASI FINANCIAL ASSET (Saham, Obligasi dst) RIIL ASSET (Property, Machine, dst) PRODUCT DERIVATE (Reksadana, Bursa Valas,Bursa Komoditas) COMBINATION Pengertian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian dan Pentingnya Investasi Investasi diambil dari kata bahasa Inggris investation yang bermakna penanaman modal. Investasi merupakan salah

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU

KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU 2013-31-167 UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN TA 2013/2014 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI KRITERIA PENILAIAN INVESTASI Konsep Nilai Waktu Uang Jika Anda dihadapkan pada 2 pilihan di mana pilihan pertama adalah diberi uang pada saat ini (misalkan tanggal 1 Januari 2001) diberi uang sebesar Rp1.000.000,00,

Lebih terperinci

Capital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang.

Capital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang. CAPITAL BUDGETING (ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG) Ikin Solikin Capital Budgeting adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang. Ada 3 alasan investasi dalam aktiva tetap perlu dikelola

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

BAB 5 Capital Budgeting Dan Analisa Investasi

BAB 5 Capital Budgeting Dan Analisa Investasi BAB 5 Capital Budgeting Dan Analisa Investasi 5.1. Proposal Investasi Dikenal beberapa istilah antara lain Sudi kelayakan proyek, Project appraisal, Project preparation dan Cost-Benefit Analsis serta istilah

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak perusahaan yang melakukan inovasi-inovasi agar kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak perusahaan yang melakukan inovasi-inovasi agar kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, banyak perusahaan yang melakukan inovasi-inovasi agar kondisi perusahaannya tetap dalam keadaan sehat. Dengan kondisi perusahaan yang sehat, maka

Lebih terperinci

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha BAB II Landasan Teori Kelayakan Usaha James C. Van Horne (1989:303) mengemukakan bahwa Feasibility is allocations of capital to long term capital investment used in the production of goods or services.

Lebih terperinci

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427)

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) Prian priyatna putra (0113u254) Shinta achadya (0113u248) Kelas D FAKULTAS

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ STUDI KELAYAKAN BISNIS Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ PENDAHULUAN Arti Studi Kelayakan Bisnis??? Peranan Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan Bisnis memerlukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M. Modul ke: Penganggaran Modal Fakultas EKONOMI Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return Program Studi Manajemen 84008 www.mercubuana.ac.id Nurahasan Wiradjegha,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI

STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI STUDI KELAYAKAN BISNIS METODE PEMIILIHAN INVESTASI IRR, PI, NPV, DISCOUNT PI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id POKOK BAHASAN Konsep nilai waktu uang Kriteria investasi IRR, PI, NPV, discount

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The aim of this research is to explore the feasibility of potato plantation project. From the finance point of view, Capital Budgeting Method will be suitable to be used as a measurement for the

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan

BAB VI ASPEK KEUANGAN. proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI Disusun Oleh: Paulina Sari 201210170311004 Aulia Pratiwi 201210170311033 Satria Sukanda 201210170311041 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam rencana melakukan investasi usaha baru, investor toko Salim Jaya perlu melakukan peninjauan terlebih dahulu dengan memperhitungkan dan menganalisis rencana investasinya. Hasil peninjauan

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang)

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) Arief Budiman Nengah Sudjana Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN 6.1. Kebutuhan Investasi Tahun ke-0 Dalam menjalankan usaha ini, FVN melakukan investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- sebelum masuk ke tahun pertama. FVN perlu membeli semua kebutuhan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi

Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang) ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang) Erika Kuncahyani Achmad Husaini Maria Goretti Wi Endang Fakuktas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Provisioning Provisioning (Quickguide Standar Instalasi PT-1) adalah proses penyediaan suatu layanan jaringan FTTH (Fiber To The Home) yang mencakup persiapan material, aksesoris

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis.

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis. ABSTRAK PT. Usaha Panca Samitra merupakan perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor umum. Didirikan pada november tahun 2003 oleh beberapa pengusaha. Pada saat ini PT. Usaha Panca Samitra berencana

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Keputusan Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Gambaran Umum Penganggaran Modal Net Present

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN Berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan pengolahan data dan analisis terhadap data-data tersebut. 4.1. Biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI BAB II KEPUTUSAN INVESTASI II.1. Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001: 284).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB XII PEMBELANJAAN KAPITAL

BAB XII PEMBELANJAAN KAPITAL BAB XII PEMBELANJAAN KAPITAL 12. 1. Perputaran Dana yang Dilnvestasikan datam Aktiva Tetap Dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap seperti halnya dana yang diinvestasikan dalam aktivaa lancar juga mengalami

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) Anandhayu Mahatma Ratri Moch. Dzulkirom Achmad Husaini Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: Penganggaran Perusahaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Dr. Aries Susanty, ST. MT Program Studi Penyusunan Anggaran Modal Abstract Memberikan pemahaman tentang lingkup kegiatan dalam menyusun anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dan tipe data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Sehingga penelitian ini bersifat deskriptif

Lebih terperinci

Aspek Finansial & Pendanaan Proyek

Aspek Finansial & Pendanaan Proyek LOGO LOGO Aspek Finansial & Pendanaan Proyek Pendahuluan Aspek finansial pada umumnya merupakan aspek yang paling akhir disusun dalam sebuah penyusunan studi kelayakan bisnis. Hal ini karena kajian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI Nama : Aji Tri Sambodo NPM : 10210466 Kelas : 3EA18 Pendahuluan Penilaian investasi / studi kelayakan sangat diperlukan oleh orang atau badan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

1. Studi Kelayakan Proyek. 2. Capital Budgeting. 3. Analisis Biaya-Volume-Laba

1. Studi Kelayakan Proyek. 2. Capital Budgeting. 3. Analisis Biaya-Volume-Laba 1. Studi Kelayakan Proyek 2. Capital Budgeting 3. Analisis Biaya-Volume-Laba Pengertian: serangkaian penelitian utk mengevaluasi dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan dg berhasil Tujuan: utk menghindari

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci