BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah penerapan Six Sigma untuk peningkatan kualitas pada proses pengisian pulsa elektrik. penulis menggunakan lima langkah utama, yaitu DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) untuk mengimplementasikan Six Sigma pada GrahaPulsa.com. Pada bab ini juga akan dicantumkan jurnal yang terkait dengan metode Six Sigma terutama pada proses DMAIC yang digunakan untuk meningkatkan pengembangan piranti lunak. 4.1 Tahap Define Aktivitas utama dari tahap define ini adalah menentukan CTQ (Critical to Quality), yaitu sebuah fokus permasalahan yang menjadi hal yang paling penting dalam pemenuhan keinginan customer. Pada tahap ini yang pertama kali dilakukan adalah menetapkan proyek yang akan dijalankan berdasarkan skala prioritas yang telah ditentukan, kemudian menentukan CTQ, hal ini dilakukan untuk mengetahui keinginan dari konsumen sesuai dengan tujuan dari metode six sigma untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, lalu membentuk sebuah team, membuat jadwal proyek, membuat process mapping dan yang teakhir mengidentifikasi proses yang mempengaruhi CTQ atau biasa disebut sebagai CTP (Critical to Process). 59

2 Menentukan Proyek Six Sigma Proses pengisian pulsa elektrik bisa dilakukan oleh siapa saja yang terdaftar menjadi anggota dalam grahapulsa.com, maka dibutuhkan pemilihan tempat dan anggota yang akan dijadikan sebagai proyek penelitian sehingga penelitian pun dapat lebih fokus dan relatif tidak banyak memakan waktu. Dibutuhkan sebuah parameter yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan proyek, yaitu data Voice of Customer. 1. Memilih Cabang Kritikal Sebagai kota besar dan memiliki potensi pangsa pasar dalam usaha pengisian pulsa yang paling besar, Jakarta menjadi cabang yang dipilih dalam melakukan penelitian ini. 2. Mengumpulkan data Voice of Customer (VOC) Menurut George(2003, p.71), Voice of Customer adalah keinginan yang diinginkan oleh customer. Terdapat dua cara dalam mendapatkan VOC yaitu reactive methode dan proactive methode. Reactive methode berarti bahwa informasi yang didapat berasal dari inisiatif dari customer, bisa melalui komplain, pujian, pertanyaan, technicall support, dan sales, web site dan , sedangkan proactive methode berarti bahwa pihak perusahaan yang berinisiatif untuk menghubungi customer, bisa melalui survey / questioner, wawancara, tur, point of sales contact, dan lain-lain. Divisi Customer Service menetapkan bahwa penilaian proses pengisian pulsa elektrik berdasarkan hasil proses dan kepuasan pelanggan. Proyek akan dilakukan

3 61 berdasarkan survey terhadap kepuasan konsumen yang dilakukan pada bulan September tahun Survey dibagi menjadi dua tahap, yang pertama, survey dilakukan untuk mendapatkan prioritas CTQ dan pada tahap kedua, survey dilakukan untuk mendapatkan target CTQ atau batas yang diinginkan oleh customer. Tabel 4.1 Survey Customers Satisfaction Index Pada Tahun 2009 No. Voice Of Customer % 1. Speed & Duration Process Result Quality / Accuracy Responsiveness Price / Value Of Money Courtesy Customer Service Competence Technical Staff Communication Facility Convenient Access 1.2 Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa ada 4 item voice of customer yang tertinggi, yaitu : a. Speed and duration of processes : 37.5 % b. Result Quality / Accuracy : 33.2 % c. Responsiveness : 12.3 %

4 62 Dalam penentuan CTQ, keinginan customer disesuaikan dengan performance perusahaan dengan menggunakan KBF (Key Buying Factor) (George, 2003, p.74). Key Buying Factor adalah perbandingan antara prioritas keinginan customer terhadap perfoma perusahaan pada saat itu. Yang menjadi prioritas dalam perbaikan atau improvisasi adalah prioritas customer paling tinggi dengan performa perusahaan yang paling rendah atau dengan kata lain prioritas didapat dari nilai KBF yang paling rendah atau negatif. Gambar 4.1 Key Buying Factor of Customer Satisfaction 2009

5 63 Gambar 4.2 Key Buying Factor of Company Performance 2009 Dari Gambar 4.1 kita dapat melihat keinginan customer setelah diconversi ke dalam tingkatan KBF, dimana 7 = sangat penting dan 0 = tidak penting. Setelah itu dibandingkan dengan performa perusahaan pada gambar 4.2 dimana kecepatan transaksi (1) sangat rendah yaitu hanya 4,5. sehingga jika diurutkan sesuai dengan tingkat KBF maka hasil prioritas untuk CTQ dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

6 64 Tabel 4.2 Perbandingan customer need dan company performance no VOC customer need performance KBF 1 Speed & Duration Process Result Quality / Accuracy Responsiveness Courtesy Customer Service Competence Technical Staff Price / Value Of Money Communication Facility Convenient Access Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa satu-satunya kriteria yang memiliki nilai KBF yang paling kecil, bahkan negatif adalah speed and duration process. Dengan begitu, maka speed and duration of processes akan dijadikan sebagai prioritas utama dalam perbaikan kualitas, proses perbaikan tersebut akan dianalisa pada Critical to Process. Dan pada survey tahap ke dua dilakukan untuk mengetahui target waktu yang diinginkan oleh customer, maka target speed and duration of processes yang diinginkan oleh customer adalah sebesar 38 detik. Untuk memudahkan penelitian, maka Voice of Customer di atas diterjemahkan sebagai kriteria kualitas yang diinginkan oleh konsumen, yaitu : 1. kecepatan transaksi dari penginputan data sampai masuknya pulsa 2. kesalahan penginputan nomor 3. ketidakpastian laporan pengisian yang diterima

7 Menentukan CTQ (Critical to Quality) Kepuasan konsumen dapat dipenuhi jika semua kriteria yang diinginkan oleh konsumen dapat dicapai. Six Sigma menegaskan bahwa keinginan konsumen harus dipenuhi dengan cara mengukur dan menyempurnakan proses dan kualitas layanan / jasa, dan karakteristik dari CTQ adalah menetapkan ukuran untuk mengurangi defect yang merugikan konsumen. Gambar 4.3 Data Waktu Transaksi Pengisian Pulsa elektrik Dengan menggunakan Sms Pada September 2009 & Oktober 2009 Berdasarkan data yang ada pada gambar 4.1 terlihat bahwa waktu transaksi pengisian pulsa tercepat dengan menggunakan metode sms pada periode september

8 66 sampai dengan oktober 2009 adalah 47.8 detik. Padahal target yang harus dicapai sesuai dengan keinginan konsumen adalah 38 detik. Hal ini membuat perusahaan menjadikan waktu transaksi sebagai target Six Sigma agar mendapatkan solusi dengan biaya pengeluaran yang optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan sebuah transaksi adalah : 1. Media dan metode kerja 2. Jumlah transaksi pengisian pulsa 3. Jumlah server 4. Status jaringan dari provider Proses-proses yang mempengaruhi kecepatan transaksi antara lain, kecepatan pengetikan, kecepatan pengiriman atau penerimaan pesan permintaan, dan kecepatan penerimaan laporan transaksi. Dari proses-proses tersebut, dapat dirumuskan bahwa kecepatan rata-rata transaksi adalah sebagai berikut : Dimana : Y = f((x 11 + X 21 + X 31 ) + ( X 1 n + X 2 n + X 3 n)) n Y = Kecepatan rata-rata transaksi pengisian pulsa X 1 = Kecepatan pengetikan dalam pengiriman pesan (request) pulsa X 2 = Kecepatan penerimaan pesan pada SMS center X 3 = Kecepatan pemrosesan dan penerimaan laporan transaksi dari SMS Gateway

9 67 n = Total transaksi USL (Upper Specification Limit) : 38 s Dari rumus diatas, dapat disimpulkan bahwa waktu transaksi dapat dirubah dan ditingkatkan dan disebut sebagai faktor variabel (variabel factor) yang akan menentukan kacepatan transaksi secara keseluruhan. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipastikan bahwa Critical to Quality (CTQ) yang menjadi kebutuhan konsumen adalah : kecepatan transaksi yang lebih baik. CTQ (Critical To Quality) : Waktu Proses Transaksi Poject Charter Untuk memformulasikan proyek, peneliti menggunakan Project Charter Tool. Tool ini berguna untuk membuat suatu shared understanding tentang proyek yang akan dilakukan dan tujuan dari proyek ini. Project Six Sigma Pada Proses Pengisian Pulsa Elektrik Created By Johnny Harjono & Team Date Sep Des Phone Francesco_johnny@yahoo.com Mission Menjadikan GrahaPulsa.com sebagai cara pengisian pulsa yang terbaik, tercepat dan termurah.

10 68 Objectives Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan mengurangi reduksi dalam transaksi pengisian pulsa, antara lain : 1. Meningkatkan kecepatan transaksi 2. Meningkatkan kualitas respon yang lebih baik 3. Mengoptimalkan biaya pengoperasian 4. Mengurangi kesalahan dalam pengoperasian Deliverables Stakeholders Roles and Responsibilities Communications Risks Documentation Boundaries Decision Making Process Signatures Transaksi yang lebih cepat dan Biaya operasi yang lebih murah M.Rizky Akbar (Director), project manager, customer, IT staff, customer service, staff and team. Data yang bisa diakses sesuai dengan hak akses Jalur komunikasi yang paling utama adalah melalui yahoo messenger dan telepon Kemungkinan gagalnya penerapan sistem dikarenakan keterbatasan server gateway dan relatif banyaknya data dan transaksi yang terjadi Dokumentasi transaksi akan disimpan secara uptodate pada Transaksi pengisian pulsa elektrik GrahaPulsa.com di Jakarta Mengukur sistem yang lebih cepat, murah, dan baik M.Rizky Akbar (director), project manager and team Tabel 4.3 Project Charter Dari gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa project charter ini akan menunjukkan misi dari proyek, latar belakang proyek, tujuan dan keuntungan yang diperoleh dari proyek ini, orang-orang yang terlibat dalam proyek ini, lamanya proyek dan proyek status. Tujuan dari proyek ini adalah untuk meningkatkan tingkat kepuasan konsumen melalui peningkatan dalam proses operasional pengisian pulsa elektrik.

11 Membuat Proses Mapping / SIPOC Diagram Pembuatan proses mapping atau Suplier Input Process Output Customer ini (SIPOC) Diagram dilakukan untuk menunjukkan segala aktivitas yang berhubungan dengan proses operasional pengisian pulsa elektrik, baik dari aktivitas bagian teknik informatika, maupun aktivitas-aktivitas dari bagian-bagian yang lain yang berhubungan dengan proses pengisian pulsa elektrik. Supplier Input Process Output Customer Marketing Provider Respon Distributor Finance Nominal Laporan Konsumen IT division Nomor Pulsa PIN Serial Number Pengisian Pulsa Elektrik Permintaan Konfirmasi Penerimaan Pemeriksaan Pengiriman pulsa & input nomor Permintaan Status Pulsa & & Nominal Jaringan Serial Number Gambar 4.4 SIPOC Process Diagram

12 Menentukan Critical To Process (CTP) Pada bagian ini, akan ditentukan faktor-faktor apa saja yang menghambat proses pengisian pulsa eketrik, sehingga dapat dilakukan tindakan yang lebih lanjut untuk mengantisipasi faktor-faktor tersebut. Berdasarkan penetapan dalam USL (Uper Specificaions Limit) CTQ (Critical to Quality), maka faktor-faktor tersebut dapat dikatakan bermasalah atau perlu perbaikan apabila speed / kecepatan proses pengisian pulsa elektrik kurang dari nilai LSL yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan kebutuhan konsumen, yaitu 38 detik, jadi apabila ada faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan proses pengisian pulsa, maka faktor-faktor tersebut dapat dikatakan sebagai area yang bermasalah atau dikatakan sebagai Critical to Process (CTP) sehingga perlu dilakukan perbaikan pada bagian-bagian tersebut. Dengan demikian peneliti dapat lebih fokus dalam melakukan perbaikan proses. Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya penurunan kecepatan proses pengisian pulsa elektrik adalah : 1. Media yang dipakai 2. Center penerimaan pesan 3. Status jaringan provider Maka ke-tiga faktor tersebut dapat dikatakan sebagai CTP, dimana kecepatan proses pengisian pulsa bergantung kepada ke tiga faktor tersebut.

13 Tahap Measure Pada tahap measure, akan dilakukan pengambilan sampel yang digunakan untuk mengukur karakteristik CTQ maupun kapabilitas proses sekarang Mengukur Karakteristik CTQ Pada pengujian sistem pengukuran ini dilakukan berdasarkan sistem pengukuran yang telah ada. Sistem pengukuran dari kecepatan proses pengisian pulsa didasarkan atas Key Performance Index (KPI). Tujuan dari KPI adalah untuk mengawasi atau memonitor dan menyediakan informasi tentang lamanya waktu per transaksi yang telah dilakukan dalam pengisian pulsa selama dua bulan. Pengukuran ini berdasarkan lamanya waktu transaksi dan jumlah transaksi selama kurun waktu dua bulan. Dimana : Y = (X 11 + X 21 + X 31 ) + ( X 1 n + X 2 n + X 3 n) n Y = Kecepatan rata-rata transaksi pengisian pulsa X 1 = Kecepatan pengetikan pada permintaan (request) pulsa X 2 = Kecepatan penerimaan pesan pada SMS center X 3 = Kecepatan pemrosesan pulsa dan penerimaan laporan transaksi dari SMS Gateway n = Total transaksi

14 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui defect pada transaksi, sehingga dapat membantu peneliti dalam melihat trend dan pattern dari data tersebut. Tools ini dapat menentukan defect berdasarkan history. Gambar 4.5 Pemetaan defect pada proses pengisian pulsa Dari gambar 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat tiga jenis defect yang terjadi dalam proses pengisian pulsa elektrik, antarai lain : X1 : kecepatan pengetikan dalam permintaan pulsa X2 : keterlambatan penerimaan permintaan pulsa oleh server melalui sms center X3 : keterlambatan pemrosesan pulsa dari diterimanya permintaan sampai pengiriman pulsa dan laporan. Pada diagram tersebut mengidentifikasikan bahwa X1 = S artinya bahwa kelambatan dalam pengetikan terjadi pada setiap transaksi dan diperlukan suatu inovasi

15 73 pada metode pengetikan. Defect yang terjadi karena keterlambatan permintaan pulsa oleh server melalui sms center (X2) sebesar 28%, sedangkan defect yang terjadi karena keterlambatan pemrosesan pulsa dari diterimanya permintaan sampai pengiriman pulsa dan laporan oleh sms gateway (X3) sebesar 7% dan defect karena kedua penyebab tersebut sebesar 3% Mengukur Kapabilitas Proses Sekarang Setelah sistem pengukurannya dinyatakan layak untuk digunakan, maka kita dapat mengukur kapabilitas proses yang ada pada saat ini, agar kita dapat mengetahui seberapa besar kapabilitas yang dimiliki dan apakah proses tersebut perlu diperbaiki lagi atau tidak. ini. Hasil pengukuran untuk penentuan kapabilitas proses saat ini dapat dilihat setelah Analisa Kecepatan Proses Pengisian Pulsa Kapabilitas proses dianalisa menggunakan Capability Analysis (Normal) yang tersedia pada minitab 15. Analisa dilakukan untuk mengetahui kemampuan proses untuk memenuhi spesifikasi (USL) yang telah ditetapkan berdasarkan keinginan pelanggan (customer) yaitu 38 detik. Analisis kapabilitas proses dari proses pengisian pulsa (before) yang dibuat berdasarkan hasil pengukuran, akan ditunjukkan pada gambar 4.5 di bawah ini.

16 74 Gambar 4.6 Analisa Kapabilitas Pada Proses Pengisian Pulsa (before) Karena hanya terdapat batas spesifikasi atas (USL), maka nilai kapabilitas yang muncul hanya Z. Bench, Z. USL dan cpk untuk short term dan Z. Bench, Z. USL dan ppk untuk long term Cp dan Pp hanya dapat dihitung apabila terdapat dua batas spesifikasi yaitu USL dan LSL jika hanya terdapat USL, maka nilai Cp dan Pp tidak dapat dihitung, begitu juga dengan nilai CPL dan PPL. Jika hanya terdapat satu batas spesifikasi, nilai Cpk sama dengan nilai CPU dan CPL, nilai Ppk sama dengan nilai PPU dan PPL. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa semua hasil pengukuran berada di atas USL (38). Sehingga apabila tidak dilakukan proses perbaikan, maka keinginan konsumen tidak akan terpenuhi. Jika dilihat dari kolom performance overall mengindikasikan bahwa terdapat ,76 PPM (Parts Per Million) dan pada within performance terdapat ,67

17 75 PPM yang berada di luar batas spesifikasi. Dan untuk perhitungan manual dalam mencari nilai sigmanya dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini. Diketahui : Zst : Zlt : Penyelesaian : Zshift = Zst Zlt = (-4.41) = 0.10 Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai Cpk sebesar -1,44 yang nilainya lebih kecil (< 1,0) maka dapat dikatakan bahwa proses tidak mampu memenuhi spesifikasi atas (USL = 48) yang ditetapkan oleh pelanggan. Sedangkan nilai sigma pada proses tersebut adalah -4,31 (Zst) dimana tanda negatif menandakan bahwa lebih dari 50% hasil proses berada di luar batas spesifikasi atas (USL). Setelah melakukan perhitungan analisis kapabilitas proses adalah memetakan hasil perhitungan tersebut ke dalam 4 block diagram seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.6 berikut.

18 76 poor 3.0 Zshift 1.5 A B C D good poor Zst good C : Good Control & Poor Technology Gambar Block Diagram Kecepatan Transaksi (before) Pada gambar 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan proses berada di kolom c yang menunjukkan bahwa teknologi yang digunakan dalam proses pengisian pulsa masih tergolong rendah namun kontrol terhadap prosesnya sudah baik. Sehingga dibutuhkan perbaikan dan inovasi dalam perbaikan proses, sehingga indeks kapabilitas prosesnya menjadi baik. Jadi pada saat proses perbaikan lebih fokus kepada perbaikan yang berkaitan dengan komponen-komponen yang mempengaruhi proses. 4.3 Tahap Analyze Pada tahap ini lebih memfokuskan pada pemilihan faktor-faktor yang berpengaruh cukup signifikan terhadap kecepatan proses pengisian pulsa elektrik yang dijadikan

19 77 sebagai CTP (Critical to Process) sehingga target kecepatan 38 detik dapat tercapai. Hal yang pertama kali dilakukan adalah menentukan faktor-faktor yang berpotensi untuk mempengaruhi kecepatan pengisian pulsa dengan menggunakan fishbone analysis. Dengan melibatkan masukan baik dari customer maupun dari anggota tim. Kemudian dilanjutkan dengan memilih faktor-faktor yang vital terhadap lambatnya proses pengisian pulsa elektrik dengan melalui pengambilan beberapa sample untuk setiap faktor yang dianggap vital Menentukan Potensial Faktor Untuk menentukan faktor-faktor yang berpotensial menyebabkan kelambatan dalam proses pengisian pulsa elektrik yaitu dengan menggunakan Fishbone analysis untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan keterlambatan dalam proses pengisian pulsa elektrik dan agar lebih mudah dalam menentukan faktor yang berpotensi untuk mempengaruhi kelambatan dalam proses pengisian pulsa elektrik (George,2003,p.274). Agar lebih banyak masukan dalam menganalisa CTP, maka selain inputan atau masukan yang diterima dari customer, seluruh anggota tim juga diminta untuk memberikan masukan dalam menentukan potencial factor tersebut, karena setiap anggota tim memiliki keahlian di bidangnya masing-masing sesuai dengan permasalahan yang ditemukan. Hasil penentuan potencial factor dengan menggunakan fishbone analysis dapat dilihat pada gambar 4.7

20 78 regulation Policies customer People / Personel / Man fill when puls empty unclear guaranted from provider behavior IT staff Skill up Rules & responsibility unreriable system Unclear policy procedure No process ownership time estimation Low speed of Transaction transaction unreriable Auto input & confirmation SMS gateway Not enough Request stack Security unavailable tool/key Tools slow Tipyng time Procedure / Methode Plant / Technology gambar 4.8 Cause and Effect diagram

21 79 Penentuan vital factor dilakukan dengan menggunakan metode 5w-2h (Gasperzs,2002). Berikut adalah faktor-faktor vital dikarenakan prosentase prioritas ketidakpuasan yang paling tinggi : 1. Tools (48%) Tools adalah media yang digunakan dalam pengisian pulsa elektrik. Potensial faktor yang paling berpengaruh menurut survey adalah tools, karena media yang digunakan berpengaruh terhadap kecepatan pengetikan yang pada akhirnya berpengaruh pada kecepatan transaksi. Rata-rata waktu pengetikan transaksi f(x1) dengan menggunakan telepon genggam yaitu 32,7 detik. Dan pengaruh waktu pengetikan dengan kecepatan transaksi keseluruhan dapat dilihat pada tabel regresi di bawah ini. Gambar 4.9 Normal Plot of Residual waktu pengetikan

22 80 2. SMS Gateway (32%) SMS Gateway merupakan sebuah gerbang untuk menerima pesan sebelum pesan yang diterima tersebut diproses. Penerimaan pesan pada SMS gateway merupakan proses yang termasuk potensial faktor. Banyaknya jumlah transaksi dan kurangnya kapasitas pada SMS gateway menyebabkan penumpukan pesan pada SMS gateway, sehingga permintaan pulsa menjadi terhambat. Hal ini dapat disebabkan karena jumlah SMS gateway yang minim atau metode yang penerimaan data yang kurang optimal. Pengaruh waktu pengiriman pesan sampai penerimaan pesan dengan kecepatan transaksi keseluruhan dapat dilihat pada tabel regresi di bawah ini. Gambar 4.10 Normal Plot of Residual waktu pengiriman pesan

23 81 3. Time estimation (23%) Time estimation adalah perkiraan waktu dari penerimaan pesan sampai masuknya pulsa kepada customer yang hanya dapat diberikan oleh provider kepada pihak perusahaan, sehingga customer dapat mengetahui status jaringan apakah normal, kosong, lambat atau gangguan dan customer dapat juga mengetahui estimasi waktu penerimaan pulsa. Kerjasama dengan provider belum terjalin dengan baik, sehingga jika provider mengalami gangguan teknis, pihak perusahaan tidak mengetahuinya secara langsung / real time sehingga pihak perusahaan tidak bisa mengambil tindak lanjut yang dampaknya mempengaruhi kepuasan konsumen, karena jika provider mengalami gangguan, saldo yang terpotong tidak langsung dikembalikan, hal ini juga merugikan bagi pihak penjual. 4.4 Tahap Improve Tahap ini merupakan tahap ke empat dari serangkaian proses DMAIC dan akan ditentukan setting yang paling baik untuk setiap faktor vital yang didapat dari langkah sebelumnya sehingga dapat menghasilkan Y yang optimum. Dilanjutkan dengan membuat inovasi baru dan menghitung kembali kapabilitas prosesnya setelah implementasi Menentukan Setting Factor Yang Optimal Di sini akan dicari kombinasi level dari setiap faktor yang akan menghasilkan hasil yang optimal bagi proses. Untuk menentukannya dapat dengan memberikan skor

24 82 pada beberapa opsi solusi yang memungkinkan untuk mengidentifikasikan, memilih dan membuat proses optimal serta merencanakan pengimplementasiannya. Untuk mencapai hasil Y yang optimal, maka proses improvisasi / perbaikan difokuskan terhadap 3 faktor vital yang telah didapat pada tahap analisa, yaitu tools, SMS gateway, dan time estimation. Pada 3 faktor vital ini, harus dilakukan perubahan pada prosedur kerja dan inovasi pada teknologi guna meningkatkan kecepatan transaksi. Perubahan yang harus dilakukan pada ke tiga vital faktor berikut ini adalah : A. Tools * menambah pilihan tools yang akan digunakan B. SMS Gateway * menambah jumlah sms center atau alternatif center yang lain C. Time Estimation * customer - mendapatkan & memeriksa status jaringan ( normal, lambat atau under maintanance) secara realtime - mendapatkan & memeriksa waktu estimasi transaksi dari input sampai output (pulsa diterima end user) * provider - memberikan status jaringan ( normal, lambat atau under maintanance) secara realtime

25 83 - memberikan waktu estimasi transaksi dari input sampai output (pulsa diterima end user) - membuat forum untuk customer Membuat Prosedur Penyempurnaan Setelah ditemukan setting factor yang paling optimal, maka langkah berikutnya adalah membuat prosedur atau gambaran dari sistem yang baru (yang telah diperbaiki) sehingga dapat dijadikan acuan pada saat melakukan tahap implementasi. A. Tools Menambah pilihan tools Tools merupakan faktor vital yang mempengaruhi kecepatan proses transaksi terutama pada proses pengetikan. Penginputan angka yang selama ini dilakukan hanya melalui telepon genggam, kini bisa dilakukan melalui komputer (keyboard) dan proses pengiriman / transaksi dengan menggunakan yahoo messenger. Yahoo messengger adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan menggunakan koneksi internet. Transaksi menggunakan yahoo messengger selain lebih cepat, juga lebih aman, karena menggunakan multiple PIN pada saat log in dan pada saat transaksi.

26 84 Gambar 4.11 Contoh Transaksi Menggunakan Yahoo Messengger Selain yahoo messenger, terdapat tools yang lain pada pengisian pulsa, yaitu dengan menggunakan website. Perbedaan antara transaksi dengan menggunakan yahoo messengger dengan web site adalah pada kecepatan dan keamanan transaksi, jika menggunakan yahoo messengger, maka transaksi yang dilakukan akan lebih cepat karena tidak memerlukan konfirmasi sebanyak menggunakan web site yaitu tiga kali, sedangkan transaksi menggunakan web site lebih aman, karena adanya proses konfirmasi sebanyak tiga kali, yaitu pada saat login, yang ke dua, saat mensinergikan antara account yang ada di website dengan nomor handphone pemilik account dan yang ke tiga yaitu PIN transaksi itu sendiri. Namun mengingat CTQ yang diinginkan oleh customer yaitu kecepatan transaksi, maka penelitian akan lebih fokus kepada transaksi dengan menggunakan yahoo messengger.

27 85 B. SMS Gateway Pada proses sebelumnya, GrahaPulsa.com memiliki 14 sms center namun seiring pertumbuhan customer dan meningkatnya jumlah transaksi yang cukup signifikan berdampak pada penumpukan pesan pada sms gateway, sehingga dibutuhkan penambahan server terus menerus, hal ini merupakan langkah yang kurang baik, mengingat cost yang akan dikeluarkan pun semakin banyak. Dari analisa tersebut, maka tim mendiskusikan bahwa penggunaan yahoo messengger akan lebih baik jika menggunakan sms gateway dan server tersendiri, sehingga proses transaksi tidak lagi menumpuk atau pending, selain itu, perusahaan tidak perlu terus menerus menambah biaya untuk menambah sms center. Selain itu, apabila transaksi menggunakan yahoo messengger semakin banyak, maka hal ini akan membantu proses transaksi yang masih menggunakan sms karena jumlah transaksi sudah beralih ke yahoo messenger sehingga diharapkan penumpukan pada sms gateway bagi pengguna handphone menjadi berkurang. C. Time Estimation Karena waktu dan kecepatan merupakan faktor yang terpenting bagi customer, maka estimasi waktu sangat diperlukan dalam hal ini, walaupun estimasi waktu tidak langsung mempengaruhi kecepatan transkasi, namun estimasi diperlukan untuk mengatasi faktor vital yang tidak bisa dikendalikan atau diluar kendali perusahaan, misalnya ada gangguan teknis dari provider. Waktu estimasi sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu status jaringan dan waktu pemrosesan dari penginputan data sampai laporan transaksi diterima. Status jaringan diperlukan oleh reseller agar dapat mengambil keputusan dalam penjualan, misalnya jika provider sedang mengalami gangguan teknis, maka resseler

28 86 tidak perlu melakukan transaksi dan juga bisa memberitahukan customer bahwa provider sedang mengalami gangguan teknis, sehingga customer bisa memakluminya dan tidak merasa tertipu dengan membayar terlebih dahulu. Status jaringan dibagi menjadi 3, yaitu ready, kosong dan gangguan Mengukur Karakteristik Setelah Implementasi Pada tahap ini akan diperlihatkan hasil pengukuran yang diperoleh dari pengimplementasian penyempurnaan proses yang dibahas pada sub bab sebelumnya, yaitu pada tahap analyze. Dengan data hasil pengukuran ini, dapat dilihat seberapa besar keberhasilan dari penyempurnaan proses yang dilakukan untuk meningkatkan kecepatan transaksi pada proses pengisian pulsa dalam hal meningkatkan kepuasan konsumen. Gambar 4.12 Data Waktu Transaksi Pengisian Pulsa elektrik Dengan menggunakan Yahoo messenger Pada November 2009 & Desember 2009

29 87 Dari hasil pengamatan yang ada pada gambar 4.11 di atas, tahap implementasi improvisasi dilakukan mulai pada bulan november Kecepatan proses transaksi dalam 9 minggu mengalami peningkatan dari 47,8 detik menjadi 35,4 detik, padahal target yang ingin dicapai adalah 38 detik. Peningkatan tersebut dikarenakan oleh dampak daripada proses improve pada setiap vital faktor yang telah diperbaiki / ditingkatkan. Pada proses pengetikan pesan permintaan pulsa menggunakan yahoo messengger (keyboard) mengalami peningkatan yang paling signifikan dari sebelumnya yang hanya menggunakan media SMS yaitu 32,6 detik menjadi hanya 16,8 detik. Hal ini disebabkan karena susunan key pada keyboard lebih banyak sehingga mencakup lebih banyak tombol dibandingkan dengan susunan key pad yang ada pada handphone (SMS). Sedangkan peningkatan pada kecepatan proses penerimaan pesan pada SMS Gateway mengalami peningkatan dari 7,5 detik menjadi 3,4 detik. Hal ini disebabkan karena penumpukan penerimaan pesan pada SMS center menjadi berkurang, karena penerimaan pesan menggunakan yahoo messenger memiliki kapasitas yang lebih besar. Penumpukan penerimaan pesan pada SMS center dapat dilihat pada gambar 4.11

30 SMS Stack / Pending Center 1 Center 2 Center 3 Center 4 Kapasitas Gambar 4.13 Proses Penerimaan Pesan Menggunakan SMS center 20 Kapasitas Yahoo Center Gambar 4.14 Proses Penerimaan Pesan Menggunakan Yahoo Messengger

31 Mengukur Kapabilitas Proses Setelah Implementasi Pada sub bab ini akan menggunakan cara yang sama dengan perhitungan kapabilitas proses yang ada pada tahap measure. Namun pada sub bab ini, perhitungan menggunakan sample data yang telah mengalami proses improvisasi dalam implementasi. Kapabilitas proses dianalisa menggunakan Capability Analysis (Normal) yang tersedia pada minitab 15. Analisa dilakukan untuk mengetahui kemampuan proses untuk memenuhi spesifikasi (USL) yang telah ditetapkan berdasarkan keinginan pelanggan (customer) yaitu 38 detik. Analisis kapabilitas proses dari proses pengisian pulsa (improved) yang dibuat berdasarkan hasil pengukuran, akan ditunjukkan pada gambar 4.9 di bawah ini. Gambar 4.15 Analisa Kapabilitas Pada Proses Pengisian Pulsa (improved)

32 90 Karena hanya terdapat batas spesifikasi atas (USL), maka nilai kapabilitas yang muncul hanya Z. Bench, Z. USL dan cpk untuk short term dan Z. Bench, Z. USL dan ppk untuk long term Cp dan Pp hanya dapat dihitung apabila terdapat dua batas spesifikasi yaitu USL dan LSL jika hanya terdapat USL, maka nilai Cp dan Pp tidak dapat dihitung, begitu juga dengan nilai CPL dan PPL. Jika hanya terdapat satu batas spesifikasi, nilai Cpk sama dengan nilai CPU dan CPL, nilai Ppk sama dengan nilai PPU dan PPL. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar hasil pengukuran berada di bawah USL (38). Jika dibandingkan dengan hasil pengukuran pada tahap measure maka dapat dikatakan bahwa proses telah mampu memenuhi spesifikasi atas (USL = 38) yang ditetapkan oleh keinginan konsumen dan kapabilitas proses tersebut tergolong sangat baik. Jika dilihat dari kolom performance overall terdapat ,97 PPM dan within performance terdapat ,94 PPM (Parts Per Million) yang mengindikasikan bahwa terdapat waktu siklus yang tidak sesuai dengan spesifikasi sebesar ,94 PPM secara within (short term). Dan untuk perhitungan manual dalam mencari nilai sigmanya dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini. Diketahui : Zst : 0,58 Zlt : 0,58 Penyelesaian : Zshift = Zst Zlt = 0,58 0,58

33 91 Zshift = 0 Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai Cpk sebesar 0,19 yang nilainya lebih besar (> 0) maka dapat dikatakan bahwa proses sudah lebih baik dengan batas atas (USL = 38) yang ditetapkan oleh pelanggan. Sedangkan nilai sigma pada proses tersebut adalah 0,58 (Zst) dimana tanda positif menandakan bahwa lebih dari 50% hasil proses berada di dalam batas spesifikasi atas (USL). Sedangkan Zshift-nya sebesar 0 sigma sehingga berdasar prediksi perhitungan bahwa pergeseran proses tersebut masih berada pada batas yang diperbolehkan. Setelah melakukan perhitungan analisis kapabilitas proses adalah memetakan hasil perhitungan tersebut ke dalam 4 block diagram seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.16 berikut. poor 3.0 Zshift 1.5 A B C D good poor Zst good C : Good Control & Poor Technology Gambar Block Diagram Kecepatan Transaksi (improved)

34 92 Pada gambar 4.16 di atas terlihat bahwa kemampuan proses berada di kolom C positif yang berarti bahwa prosesnya masih perlu perbaikan dan control terhadap prosesnya sudah baik. Sehingga dibutuhkan inovasi yang dapat memperbaiki proses, sehingga indeks kapabilitas prosesnya menjadi lebih baik. Jadi perbaikan atau inovasi akan lebih tepat apabila difokuskan terhadap komponen-komponen yang mempengaruhi proses, baik mesin, manusia (operator), maupun prosedur kerja. 4.5 Tahap Kontrol Pada tahap akhir ini akan lebih terfokus pada bagaimana caranya untuk dapat menjaga dan mempertahankan kondisi dari hasil dari ide-ide perbaikan agar tidak berubah lagi atau kembali lagi pada kondisi awal. Sehingga dibutuhkan seperangkat prosedur yang akan digunakan sebagai alat untuk menjaga dan mengawasinya Merancang Sistem Kontrol Disini akan dirancang seperangkat sistem control yang cocok dengan kondisi yang ada. Sistem kontrol disini maksudnya adalah seperangkat alat dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk melakukan pengontrolan terhadap proses yang telah mengalami perbaikan. Pengontrolan dan pengawasan disini ditujukan kepada kecepatan transaksi, agar semua hasil yang telah dicapai dapat terjaga pada batas-batas yang ditentukan. Berikut ini akan diuraikan beberapa rancangan yang akan digunakan pada tahap pengontrolan.

35 FlowChart Sistem Kontrol Flowchart dibuat dengan tujuan agar sistem control atau pengawasan terhadap proses yang telah mengalami perbaikan dapat berjalan dengan baik karena adanya pedoman atau acuan sehingga penyerahan tugas untuk pengawasannya dapat lebih fleksible. Pengawasan ataupun pengontrolan dilakukan dengan mengambil data pengukuran setiap harinya dan data tersebut dimasukkan ke dalam satu subgroup. Dari data-data yang dikumpulkan setiap hari tersebut baru akan dilakukan pengukuran kapabilitas prosesnya setelah terkumpul selama 1 bulan. Setelah ditemukan sigma levelnya barulah nilai sigma level tersebut di petakan ke dalam Grafik Kontrol Sigma Level yang digunakan untuk mengontrol penyimpangan pada nilai sigma level, yang dalam hal ini penyimpangan yang diijinkan adalah sebesar 1,5 sigma dan ini didasarkan pada pengalaman Motorola dalam menangani prosesnya. Jadi apabila sigma level yang ditargetkan sebesar 6 sigma maka minimal sigma level proses yang diijinkan hingga pada level 4,5 sigma. Atau dengan kata lain bahwa level 4,5 sebagai UCL (Uper Control Unit) pada Grafik Kontrol Sigma Level tersebut apabila sigma level proses telah berada di luar UCL maka dapat proses tersebut harus diperbaiki dulu.

36 94 Lakukan Pengukuran (Pengumpulan Data) 5 data/hari (1 subgroup) selama 1 bulan Uji Keseragaman Data Gunakan Minitab Seragam? YA Uji Kecukupan Data Data Cukup? YA Uji Kenormalan Data Gunakan Minitab TIDAK TIDAK Solusi Masalah Ambil Data Kembali Normal? TIDAK YA Mengukur Kapabilitas Proses Ambil Data Kembali Apakah proses mampu (capable)? YA Menentukan Sigma Level (Zst) Proses TIDAK Perbaikan Proses Memasukkan Sigma Level (Zst) ke Lembar Kontrol Sigma Level Apakah Sigma Level dalam batas kontrol? TIDAK YA PRINT REPORT Gambar 4.17 Flow Chart Sistem Kontrol

37 Alat Kontrol Disini akan dibuat beberapa lembar rancangan yang akan digunakan sebagai alat pengontrolan atau pun pengawasan terhadap proses yang sudah mengalami perbaikan. Alat kontrol tersebut diantaranya adalah : a. Lembar Pengukuran Yang digunakan untuk pengambilan data yang dilakukan setiap harinya. Sehingga dibutuhkan satu format yang dapat dijadikan standar pada saat melakukan pengukuran. Tabel 4.4 Lembar Pengukuran Tanggal UserID TrxID Provider Nominal Price SN Time Duration Region By b. Tabel Hasil Pengukuran Merupakan lembaran oleh data yang berbentuk table dan dibuat dengan program excel sehingga dapat secara langsung untuk memperoleh informasi tentang seragam atau tidaknya data maupun cukup atau tidaknya data yang dikumpulkan. Dari pengisian data lembar pengukuran, maka tabel hasil pengukuran dapat ditampilkan secara dinamis dengan menggunakan visual basic, sesuai dengan yang ingin ditampilkan, misalnya kecepatan rata-rata transaksi pada tiap-tiap region atau kecepatan

38 96 rata-rata transaksi pada tiap-tiap provider, dan dapat diurutkan sesuai dengan periode atau pun besarnya kecepatan yang ingin ditampilkan. Periode : 12 Januari januari 2010 Tabel 4.5 Tabel Hasil Pengukuran No. Region Duration (mean) 1 2 Jakarta Barat Jakarta Selatan 37,6 39,3 No. Provider Duration (mean) 1 2 XL Simpati 38,7 40,2 Tabel hasil pengukuran di atas merupakan salah satu contoh dalam lembar hasil pengukuran yang ingin dilihat berdasarkan keinginan perusahaan, yaitu kecepatan pada tiap-tiap region dan kecepatan dari provider. c. Tabel Kontrol Sigma Level Merupakan table yang digunakan untuk mencatat semua informasi mengenai kapabilitas proses yang dapat dicapai oleh stasiun kerja setiap bulannya dan dibuat dengan format per tahun untuk pelaporannya. Dan untuk tampilan dari table tersebutdapat dilihat pada table 4.5 berikut.

39 97 Tabel 4.6 Tabel Kontrol Sigma Level d. Grafik control sigma level Merupakan grafik yang digunakan untuk menampilkan sigma level yang dapat dicapai oleh suatu proses secara visual sehingga lebih memudahkan untuk mengetahui kondisi proses tiap hari dan grafik tersebut dibuat dalam jangka waktu 1 bulan. Untuk tampilan dari grafik dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut

40 98 Gambar 4.18 Control Chart e. Forum Forum sangat penting dalam tahap control pada proses DMAIC. Terutama pada tahap Define dan Analyze. Forum dapat membantu mengumpulkan data-data customer baik berupa voice of customer yang menggunakan sistem voting maupun keluhan langsung dari customer. Sedangkan pada tahap analyze, forum dapat membantu dalam hal diskusi perbaikan atau peningkatan proses pada CTP.

Meningkatkan Kualitas Pada Proses Pengisian Pulsa Elektrik Dengan Menggunakan Metode Six Sigma RESEARCH

Meningkatkan Kualitas Pada Proses Pengisian Pulsa Elektrik Dengan Menggunakan Metode Six Sigma RESEARCH Meningkatkan Kualitas Pada Proses Pengisian Pulsa Elektrik Dengan Menggunakan Metode Six Sigma RESEARCH JOHNNY HARJONO (0700723304) BINUS BUSINESS SCHOOL PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN BUSINESS MANAGEMENT

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang metodologi penelitian dari langkahlangkah penelitian, penelitian pendahuluan, identifikasi masalah, studi pustaka yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KUALITAS PADA PROSES PENGISIAN PULSA ELEKTRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA. Johnny Harjono 1 BINUS Business School

MENINGKATKAN KUALITAS PADA PROSES PENGISIAN PULSA ELEKTRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA. Johnny Harjono 1 BINUS Business School MENINGKATKAN KUALITAS PADA PROSES PENGISIAN PULSA ELEKTRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA Johnny Harjono 1 BINUS Business School Jeddy J. Sardjono 2 PT. Krakatau Engineering ABSTRAK In globalization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting, tidak sedikit industri yang bergerak di bidang telekomunikasi berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. penting, tidak sedikit industri yang bergerak di bidang telekomunikasi berlomba-lomba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalsisasi seperti sekarang, komunikasi menjadi kebutuhan yang sangat penting, tidak sedikit industri yang bergerak di bidang telekomunikasi berlomba-lomba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ABSTRAK Six Sigma adalah sebuah disiplin kualitas yang memfokuskan diri pada produk dan pelayanan yang lebih baik untuk menciptakan sebuah kebudayaan yang menyempurnakan permintaan sebagai target setiap

Lebih terperinci

BAB V PENYEMPURNAAN PROSES

BAB V PENYEMPURNAAN PROSES 147 BAB V PENYEMPURNAAN PROSES 5.1 Tahap Improve Tahap ini adalah tahap keempat dalam proses DMAIC dan akan dipilih setting yang paling baik untuk setiap vital factor yang didapat dari langkah sebelumnya

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISASI PROSES

BAB IV KARAKTERISASI PROSES 110 BAB IV KARAKTERISASI PROSES 4.1 Tahap Define Aktivitas utama pada tahap Define ini adalah menemukan CTQ (Critical to Quality), yaitu sebuah fokus permasalahan yang menjadi hal yang paling penting untuk

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah yang digunakan untuk penelitian penurunan hasil Fabric Width Utilization adalah dengan menggunakan metode Penyelesaian Masalah Six Sigma,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)

ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: INTAN ALIFIYAH ILMI NRP. 2406 00 063 Pembimbing: Ir. Ya umar,

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah: BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Tahapan Penelitian 3.1.1 Identifikasi Dan Perumusan Masalah Langkah ini merupakan langkah awal untuk melakukan penelitian dengan melakukan observasi ke unit

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Kualitas Pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Permasalahan yang timbul dalam perusahaan merupakan indikasi bahwa terdapat penyimpangan terhadap proses bisnis yang ada, sehingga menghasilkan kinerja

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Metode Penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan yakni

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI MESIN POMPA PADA RUMAH POMPA PDAM SURABAYA UNIT X DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: Resty Dwi S.

ANALISIS EFISIENSI MESIN POMPA PADA RUMAH POMPA PDAM SURABAYA UNIT X DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: Resty Dwi S. ANALISIS EFISIENSI MESIN POMPA PADA RUMAH POMPA PDAM SURABAYA UNIT X DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: Resty Dwi S. 240905022 Ir.Ya umar,mt Dosen Pembimbing: Ir.Ali Musyafa, MSc Diperlukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Kualitas Keistimewaan atau keunggulan suatu produk dapat diukur melalui tingkat kepuasan pelanggan. Salah satunya dapat dilihat dari sisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA

PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA Titi Jayati 0800775012 ABSTRAK Operational excellent didasari oleh banyak perusahaan sebagai salah satu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rencana Implementasi Rencana implementasi ditetapkan dari solusi bisnis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Rencana implementasi yang akan dilakukan dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. mencapai suatu tujuan penelitian. Oleh karena itu, agar suatu penelitian berhasil,

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. mencapai suatu tujuan penelitian. Oleh karena itu, agar suatu penelitian berhasil, BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metode Penelitian Metode dalam suatu penelitian merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Oleh karena itu, agar suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendekatan Six Sigma yang digunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari 5 (lima) fase yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analize, Improve

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dalam perusahaan agar tetap survive. Buruknya kualitas ataupun penurunan kualitas akan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DMAIC UNTUK UKURAN PANJANG PRODUK BUSHING DI PT.INDOKARLO PERKASA

PENERAPAN METODE DMAIC UNTUK UKURAN PANJANG PRODUK BUSHING DI PT.INDOKARLO PERKASA PENERAPAN METODE DMAIC DALAM PENINGKATAN ACCEPTANCE RATE UNTUK UKURAN PANJANG PRODUK BUSHING DI PT.INDOKARLO PERKASA TUGAS AKHIR Oleh FERDIAN HARTOYO 1100001641 YUDHA YUDHISTIRA 1100001843 ANDRY CHANDRA

Lebih terperinci

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUK KAWAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE, CONTROL DENGAN METODE TAGUCHI DI PT. UNIVERSAL METAL WORK SIDOARJO Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Pada penelitian ini dilakukan pengamatan langsung terhadap aliran proses produk dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan di PT XYZ. Data-data tersebut kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara yang tepat. Kemudian, penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Langkah langkah

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ditetapkan. Gasper (2008:1) mendefiniskan kualitas sering kali diartikan

BAB II LANDASAN TEORI. ditetapkan. Gasper (2008:1) mendefiniskan kualitas sering kali diartikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Kualitas 2.1.1 Pengertian Kualitas Kualitas didefinisikan sebagai totalitas karakteristik suatu produk yang menunjang kemapuan produk itu untuk memuaskan kebutuhan yang

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994)

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian kualitas Kualitas memiliki kaitan yang sangat erat dengan dunia perindustrian, baik industri barang maupun jasa. Definisi dari kualitas sendiri bermacam-macam, karena

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN POWER QUALITY UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI RS. X

ANALISIS PERBAIKAN POWER QUALITY UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI RS. X ANALISIS PERBAIKAN POWER QUALITY UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI RS. X Nur Yulianti Hidayah 1, Desi Rahmawaty 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nur.yulianti@univpancasila.ac.id,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan Manusia membutuhkan komunikasi dalam hidupnya baik komunikasi jarak dekat ataupun jarak jauh. Dahulu manusia menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh. Seiring

Lebih terperinci

MODEL INTEGRASI BALANCED SCORECARD DENGAN SIX SIGMA MOTOROLA

MODEL INTEGRASI BALANCED SCORECARD DENGAN SIX SIGMA MOTOROLA MODEL INTEGRASI BALANCED SCORECARD DENGAN SIX SIGMA MOTOROLA Iwan Kurniawan Hadianto, Patdono Suwignjo Program Studi Magister Bidang Keahlian Manajemen Operasional Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan 3.1.1. Studi Lapangan Pada tahap awal ini yang dilakukan adalah pengamatan langsung terhadap perusahaan dan juga untuk mengetahui

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI..... viii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 33 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Secara umum, metodologi penelitan diartika sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Yang dimaksud sebagai cara ilmiah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

PROCESS CAPABILITY ANALYSIS PADA NUT (STUDI KASUS: PT SANKEI DHARMA INDONESIA)

PROCESS CAPABILITY ANALYSIS PADA NUT (STUDI KASUS: PT SANKEI DHARMA INDONESIA) PROCESS CAPABILITY ANALYSIS PADA NUT (STUDI KASUS: PT SANKEI DHARMA INDONESIA) Helena Sisilia R. S.*, Hendy Tannady* Program Studi Teknik Industri, Universitas Bunda Mulia Jl. Lodan Raya No. 2, Ancol-Jakarta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lean Definition 2.2 A House of Lean

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lean Definition 2.2 A House of Lean BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lean Definition Lean Manufacturing adalah sistem yang membantu mengidentifikasi dan mengeliminasi dari pemborosan, meningkatkan kualitas, dan mengurangi waktu produksi dan biaya.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1 BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data 1.1.1 Profil Perusahaan PT KGI merupakan salah satu perusahaan manufaktur nasional yang memproduksi berbagai produk makanan dan minuman. PT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT PADA PART CRANK CASE L TIPE KVL PROSES

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1. Proses Bisnis Modul SMS Gateway ini merupakan salah satu dari tiga modul Sebuah Software Auto Refill Voucher (ARV). Oleh karena itu sebelum mendeskripsikan penjelasan-penjelasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Define Identifikasi masalah pada Bakmi GM, yakni adanya ketidakstabilan perfect order untuk delivery service pada enam bulan terakhir, yang bervariasi antara 54% sampai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi peradaban yang memungkinkan pekerjaanpekerjaan di dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang.

1.1 Latar Belakang. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang ingin berkembang dan bertahan harus dapat memberikan kepada para pelanggan produk baik barang maupun jasa yang bermutu lebih baik dan memberikan kepuasan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 62 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul

Lebih terperinci

REDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS)

REDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS) TUGAS AKHIR RI 1592 MENGURANGI JUMLAH CACAT DAN BIAYA KERUGIAN PADA PRODUK GENTENG WW ROYAL ABU-ABU DENGAN PENDEKATAN DMAIC DAN FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS) NOVEMIA PRANING H NRP 2502

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu penilaian program kelayakan dasar (pre requisite program), evaluasi penerapan program Hazard Analysis Critical

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH. Tahapan selanjutnya dalam metode Six Sigma adalah analisa. Setelah

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH. Tahapan selanjutnya dalam metode Six Sigma adalah analisa. Setelah BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 TAHAP ANALISIS (ANALYZE) Tahapan selanjutnya dalam metode Six Sigma adalah analisa. Setelah melakukan pengukuran untuk mengetahui akar masalah secara kuantitatif. Alat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan InayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD.

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. Ngudi Lestari 1 Kecamatan Kebasen, Banyumas) ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian

Lebih terperinci

deduktif. Kajian induktif adalah kajian pustaka yang bermakna untuk menjaga

deduktif. Kajian induktif adalah kajian pustaka yang bermakna untuk menjaga BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Langkah-langkah penelitian perlu disusun secara baik untuk mempermudah penyusunan laporan penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian dapat dipresentasikan seperti

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Ganjil 2005/2006 USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT HANGER TIPE TAC 6212 PADA PROSES INJECTION

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat. 36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Desain Penelitian Metodologi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu pemecahan masalah dengan menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai

Lebih terperinci

Usulan Penerapan Metodologi DMAIC untuk Meningkatkan Kualitas Berat Produk di Lini Produksi Filling (Studi Kasus: PT Java Egg Specialities)

Usulan Penerapan Metodologi DMAIC untuk Meningkatkan Kualitas Berat Produk di Lini Produksi Filling (Studi Kasus: PT Java Egg Specialities) Usulan Penerapan Metodologi DMAIC untuk Meningkatkan Kualitas Berat Produk di Lini Produksi Filling (Studi Kasus: PT Java Egg Specialities) Feliks Prasepta S. Surbakti 1, Martinus Tukiran 2, Agnes Natalia

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (descriptif research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis /Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metode Pemecahan Masalah Flow Chart metodologi pemecahan masalah merupakan diagram alir yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci