KONDISI SOSIAL EKONOMI BURUH TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

Transkripsi

1 0 KONDISI SOSIAL EKONOMI BURUH TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan SI (Strata I) ELISA PANGIDOAN NIM Pembimbing I Pembimbing II Erna Juita, S.Pd, M.Si Widya Prarikeslan, M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) PGRI PADANG SUMATERA BARAT 2014

2 1 SOCIO-ECONOMIC CONDITIONS LABOR FISH AUCTION (TPI) AIR BANGIS SUNGAI BEREMAS DISTRICT PASAMAN BARAT REGION Oleh : Elisa Pangidoan *Erna Juita**Widya Prarikeslan** *.the geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat. ** the lecturer at geography department of STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study aimed to obtain the data, process, and an overview of the Socio-Economic Conditions Labor Fish Auction (TPI) Air Bangis Sungai Beremas District Pasaman Barat Region, viewed from: 1) The level of income, 2) Level of Education, 3) Soundness, 4) Work Ethic and 5) Social Interaction This research is descriptive. Population was Labor In Fish Auction (TPI) Air Bangis Beremas District Pasaman Barat Region totaling 104 workers. Samples were taken entirely by total sampling technique. The results showed: 1) The level of labor income by Achievement Level Respondents (TCR) are in kind enough position with the percentage (74,8%) viewed from the labor income: non-food expenditure of labor/ year is Rp Rp and expenses, food expenses / month Rp Rp /month and expenditures for children's education costs Rp 500,000 - Rp /month, then from the above description can be concluded that the amount of revenue is Rp Rp /month, when compared with the regional minimum wage (UMR) Pasaman Barat Rp /month including middle- income, 2) The level of education of workers by Achievement Level Respondents (TCR) are in kind enough position with the percentage (76,3%), 3) the level of health of workers by level of achievement Respondents (TCR) are in kind enough position with the percentage (72,9%), 4) work ethic of a worker by achievement Level Respondents (TCR) are in a position unfavorable to the percentage (61,8%), and 5) social interaction based achievement Level Respondents (TCR) are in fairly good position with a percentage ( 69,4%). Key Words: income, education, health, ethic of work, social interaction 1

3 2 PENDAHULUAN Pembangunan ketenagakerjaan ditujukan untuk memperluas lapangan kerja produktif baik jumlah maupun mutunya. Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan dalam menyongsong era globalisasi, jumlah penduduk yang besar di satu sisi merupakan potensi sumber daya manusia yang dapat diandalkan, tetapi di sisi lain juga merupakan masalah besar yang berdampak pada berbagai sektor. Undang-undang No. 13 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 tentang ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukaan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Tenaga kerja atau pekerja adalah seseorang yang menjual tenaganya demi kelangsungan hidupnya. Ia tidak memiliki sarana dan faktor produktif selain tenaganya sendiri dan bekerja untuk menerima upah. Bicara tentang masalah keterampilan dalam bekerja, banyak pekerjaan yang tidak menuntut keahlian khusus dari individu yang bersangkutan, sehingga siapapun bisa melakukannya, tidak tergantung kepada umur, tingkat pendidikan dan aspek yang lainnya. Salah satunya yaitu bekerja sebagai buruh. Menurut Halili Toha dan Hari Pramono Buruh adalah orang yang bekerja pada orang lain (lazim disebut majikan), dengan menerima upah dan sekaligus mengesampingkan persoalan antara pekerjaan dan pekerja. Sebagai pekerja yang bekerja sebagai buruh yang dituntut hanyalah keseriusan dan tanggung jawab individu dalam melakukan pekerjaannya. Banyak orang memilih bekerja sebagai buruh karena pendidikan. Buruh terbagi pula dalam berbagai bidang yaitu buruh tani, buruh pabrik, dan ada juga buruh tempat pelelangan ikan (TPI). Di tempat pelelangan ikan buruh membersihkan ikan, menyortir dan juga mengepak ikan sebelum ikan tersebut dikirim ke daerah pemasaran. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Menurut Biro Pusat Statistik (Sensus Pertanian, 1993), adalah pasar yang biasanya terletak di dalam pelabuhan/pangkalan pendaratan ikan, dan di tempat tersebut terjadi transaksi penjualan ikan/hasil laut baik secara lelang maupun tidak (tidak termasuk TPI yang menjual/melelang ikan darat). Biasanya Tempat Pelelangan Ikan ini dikoordinasi oleh Dinas Perikanan atau Pemerintahan Daerah.Tempat pelelangan ikan banyak tersebar di daerah Sumatera Barat salah satunya di Kabupaten Pasaman Barat yaitu di Nagari Air Bangis. Air Bangis adalah sebuah Nagari yang mempunyai luas 440,48 km² dan terdiri atas 15 daerah kejorongan yaitu : Jorong Pasar Satu, Jorong Pasar Suak, Jorong Pasar Muara, Jorong Pasar Baru Barat, Jorong Pasar Baru Timur, Jorong Pasar Baru Utara, Jorong Pokan, Jorong Kampung Padang Utara, Jorong Kampung Padang Selatan, Jorong Bunga Tanjung, Jorong Silawai Tengah, Jorong Silawai Timur, Jorong Pigogah Patibubur, Jorong Pulau Panjang, Jorong Ranah Panantian. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang ada di Air Bangis memiliki 104 orang buruh. Pendapatan yang diterima sebagai buruh di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) tidak menentu, tergantung pada banyaknya ikan. Banyak orang memilih bekerja di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) ini karena, tidak menuntut banyak persyaratan dan tidak harus mempunyai keahlian dan keterampilan khusus seperti tenaga kerja di bidang lainnya. Faktor lainnya yang mendorong individu memilih bekerja di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) karena lokasi tempat bekerja yang dekat dengan pemukiman mereka METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan keadaan yang sebenarnya pada Buruh Tempat Pasaman Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah semua buruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat yang berjumlah 104 orang. Sampel penelitian diambil secara total sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 104 orang. Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis persentase yang dikemukakan Sudjana dan Ibrahim, (2007) yaitu

4 3 f P n 100% Analisis pencapaian responden terhadap etos kerja dan interaksi sosial buruh tempat pelelangan ikan Air Bangis dilakukan dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2001) sebagai berikut: Skor rata rata TCR = Skor maksimum x100% HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, Tingkat Pendapatan Buruh Tempat Kabupaten Pasaman Barat terhadap 104 orang responden penelitian adalah dengan rata-rata 3,00 dan Tingkat Pencapaian Jawaban Responden (TCR) yang persentasenya adalah 74,8% artinya terdapat pada kriteria Cukup Baik. Tingkat pendapatan Buruh dilihat dari tingkat pengeluarannya yaitu: pengeluaran non pangan/tahun, pengeluaran pangan/bulan dan pengeluaran untuk biaya pendidikan anak buruh. Pengeluaran non pangan/tahun buruh adalah Rp Rp /tahun, pengeluran pangan/bulan buruh Rp Rp dan pengeluaran untuk biaya pendidikan anak buruh sebesar Rp Rp /bulan, jadi dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapatan Buruh Tempat Pasaman Barat adalah Rp Rp /bulan, tingkat pendapatan buruh termasuk sedang jika dibandingkan dengan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Pasaman Barat yaitu Rp Hal ini sesuai dengan pendapat Sastraatmajo (1985) menyatakan bahwa tingkat pendapatan adalah semua hasil yang diterima seseorang kepada keuarga melalui berbagai jenis kegiatan ekonomi, tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemiskinan yaitu pendapatan perkapita pertahun dalam keluarga. Dalam Ensiklopedi Indonesia yang disusun oleh Sahadily (1989) dinyatakan bahwa pendapatan seseorang diartikan sebagai jumlah uang atau barang yang diterima sebagai hasil kerja yang dilakukan. Dan Darmawan (1984) menyatakan bahwa pendapatan adalah penghasilan berupa uang atau sederajat dengan uang selama periode tertentu Kedua, tingkat pendidikan buruh Tempat responden penelitian adalah dengan rata-rata 3,05 dan Tingkat Pencapaian Jawaban adalah 76,3% yang artinya terdapat pada kriteria cukup baik. Tingkat pendidikan buruh di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat umumnya tamat SD, pandangan terhadap pendidikan anak menyatakan sangat perlu, tingkat pendidikan formal tertinggi anak SMA, anak putus sekolah umumnya 1 orang, minat anak untuk melanjutkan pendidikan cukup tinggi dan sumber biaya pendidikan anak berasal dari keluarga sendiri Hal ini sesuai dengan pendapat Mudyahardjo,Redja (2002), pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang di selenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidkan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang di upayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang di serahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan dan tugas sosial mereka Ketiga, tingkat kesehatan buruh Tempat responden penelitian adalah dengan rata-rata 2,92 dantingkat Pencapaian Jawaban adalah 72,9% yang artinya terdapat pada kriteria cukup baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukarni (1989) dalam Pratama (2009) mengatakan bahwa sehat itu cakupan keadaan pada diri seseorang secara menyeluruh untuk tetap mempunyai kemampuan melakukan tugas fisiologis penuh. Pada hakekatnya derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor penentu yaitu : faktor bawaan, pelayanan, kesehatan, prilaku dan faktor lingkungan fisik Keempat, etos kerja buruh Tempat responden penelitian adalah dengan rata-rata

5 4 2,53 Tingkat Pencapaian Jawaban adalah 61,8% yang artinya terdapat pada kriteria kurang baik. Etos kerja adalah suatu pandangan dan sikap suatu bangsa atau satu umat terhadap kerja. Kalau pandangan dan sikap itu, melihat kerja sebagai suatu hal luhur untuk eksistensi manusia, maka etos kerja itu akan tinggi. Sebaliknya kalau melihat etos kerja sebagai hal tak berarti untuk kehidupan manusia, maka dengan sendirinya etos kerja akan rendah. Lebih jauh dia menyebutkan bahwa kerja adalah bagian paling mendasar dari kehidupan manusia yang akan memberikan status diri masyarakat yang ada dilingkungan yang bisa mengikat individu dan dapat memberikan isi dan makna dari kehidupan. (Anaroga: 2009). Kelima, interaksi sosial buruh Tempat responden penelitian adalah 2,78 dengan rata-rata Tingkat Pencapaian Jawaban adalah 69,4% yang artinya interaksi sosial termasuk pada kriteria cukup baik. Supardan (2009) yang menyatakan bahwa objek studi geografi meliputi semua fenomena yang terdapat dipermukaan bumi, baik organik maupun alam anorganik dalam interelasi dan interaksinya dalam ruang. Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa objek kajian geografi bukan hanya terbatas pada permukaan bumi yang dihuni oleh manusia melainkan kita juga harus mengkaji interaksi-interaksi atau peoses-proses yang terjadi didalamnya baik itu manusia, hewan, tumbuhan maupun bumi itu sendiri KESIMPULAN 1. Tingkat Pendapatan buruh Tempat Pasaman Barat berdasarkan Tingkat Capaian Responden (TCR) berada pada kriteria Cukup baik (74,8%). 2. Tingkat Pendidikan Buruh Tempat Pasaman Barat berdasarkan Tingkat Capaian Responden (TCR) berada pada kriteria cukup baik (76,3%). 3. Tingkat Kesehatan Buruh Tempat Pasaman Barat berdasarkan Tingkat Capaian Responden (TCR) berada pada kriteria cukup baik (72,9%). 4. Etos Kerja Buruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat berdasarkan Tingkat Capaian Responden (TCR) berada pada kriteria Kurang baik (61,8%). 5. Interaksi Sosial Buruh Tempat Pasaman Berada pada kriteria cukup baik (69,4%). SARAN 1. Diharapkan kepada Buruh Tempat Pasaman Barat untuk lebih giat bekerja agar penghasilan yang didapat meningkat sehingga kesejahteraan hidup buruh juga ikut meningkat. Diharapkan peran serta buruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat untuk lebih memperhatikan pendidikan anakanaknya. 2. Bagi pemerintah Daerah Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat hendaknya lebih memperhatikan Kondisi Sosial Ekonomi Buruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI). 3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih mendalami lagi tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat diihat dari variabel yang lain. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Anaroga, Panji Perilaku Organisasi. Jakarta: Pustaka Jaya Dona, Septi Kondisi Sosial Ekonomi Petani Kakao di Kenagarian Simpang

6 5 Surian Kecamatan Guguak Kabupaten 50 Kota. Padang FIS UNP. Fattah, Nanang Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Kantor BPS, 2012, Pasaman Barat In Figure. Badan Statitic Kabupaten Pasaman Barat. Maryati dan Suryawanti, Defenisi interaksi Sosial dalam sosial.html diakses tanggal 13 oktober 2013 Moekijat, Perencanaan Tenaga Kerja. Jakarta: CV Panir Jaya Sastrohardiwirjo, Siswanto Manajeman Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara Sinamo, Jansen Etos Pendongkrak Gairah Kerja. Intitut Darma Mahardika. Jakarta Sheraden, Pengukuran Tingkat Pendapatan. Jakarta: CV Raja Tasmara, Toto Membudayakan Etos Kerja Islam. Jakarta : Dina Bakti Wahyuni, Sri Perubahan Hubungan Sosial Ekonomi Sebelum dan Sesudah Keberadaan Perumnas Belimbing di Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji Kota Padang. STKIP PGRI SUMBAR Walgito,Bimo Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta. Andi WJS. Poerwadarma Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta : Balai Pustaka