BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Handri Mulya, (2010:214) Persediaan dalam sebuah perusahaan merupakan aset yang cukup besar nilainya. Keberadaannya dalam sebuah perusahaan juga mengandung berbagai implikasi dilihat dari ada atau tidaknya persediaan tersebut. Jika persediaan dalam perusahaan ada dan jumlahnya cukup besar, maka implikasi biaya untuk menjaga keberadaan persediaan tidak dapat dihindari. Sebaliknya jika persediaan dalam perusahaan tidak tersedia, maka proses produksi dan penjualan tentu akan menjadi terganggu. Perusahaan yang baik dalam mengelola persediaan adalah perusahaan yang tidak memiliki persedian barang dagang. Menurut Warren, et all (343:2016) persediaan adalah sisa barang (belum terjual) pada akhir periode. Menurut Kieso, et all (402:2015) persediaan (Inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki perusahaan untuk di jual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual. Handri Mulya, (2010:214) menjelaskan bahwa: Persediaan menurut Standar Akuntansi adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal perusahaan, aktiva dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan atau 8

2 perlengkapan ( supplies ) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Hery, (2011:153) menjelaskan bahwa: Persediaan adalah komponen yang sangat signifikan ( Material ) dibandingkan dengan nilai keseluruhan aktiva lancar. Martani Dwi, et all (2016:245) menjelaskan bahwa : Persediaan adalah salah satu aset yang sangat penting bagi suatu entitas baik bagi perusahaaan ritel, manufaktur, jasa, maupun entitas lainnya. Jadi persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah terlihat ketika kegiatan bisnis sedang berfluktuasi 2.2 Jenis-Jenis Persediaan Menurut Warren, (2016:343) Persediaan pada setiap perusahaan berbeda dengan kegiatan bisnisnya. Persediaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 9

3 1. Persediaan barang baku Barang berwujud yang dibeli atau diperoleh dengan cara lain (misalnya dengan menabung) dan disimpan untuk penggunaan langsung dalam membuat barang untuk dijual kembali. 2. Persediaan barang dalam proses Barang yang terdiri dari baha-bahan yang telah diproses namun masih membutuhkan pekerjaan lebih lanjut sebelum dijual. Persediaan bahan dalam proses, pada umumnya dinilai jumlah harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang telah dikeluarkan/terjadi sampai dengan tanggal tertentu 3. Barang jadi Adalah barang yang sudah selesai diproduksi dan siap untuk dipasarkan. Persediaan produk jadi, meliputi semua barang yang telah diselasaikan dari proses produksi dan siap untuk dijual. Produk jadi pada umumnya dinilai sebesar jumlah harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang diperlukan untuk menghasilkan prosuk tersebut. 4. Persediaan barang penolong Meliputi semua barang yang dimiliki untuk keperluan produksi, tetapi tidak merupakan bahan baku yang membentuk produk jadi. 10

4 2.3 Pengendalian persediaan Menurut warren (2016:342) Ada dua tujuan utama dari pengendalian alat persediaan adalah sebagai berikut : 1. Melindungi persediaan dari kerusakan atau pencurian Pengendalian atas persediaan harus segera dimulai saat persediaan diterima. Dokumen-dokumen dibawah ini merupakan dokumen yang paling sering digunakan untuk pengendalian persediaan. 1. Pesanan pembelian (purchase order) adalah memberikan wewenang atas pembelian suatu barang dari pemasok. 2. Laporan Pengiriman (receiving report) adalah Laporan penerimaan harus dilengkapi segera setelah barang diterima dan harus dilengkapi oleh departemen penerimaan perusahaan sebagai akuntanbilitas atas persediaan. 3. Faktur Pemasok adalah barang yang dipesan, laporan penerimaan harus sesuai pesanan pembelian barang yang dikeluarkan perusahaan. Pengendalian untuk melindungi persediaan meliputi mengembangkan dan menggunakan tindakan keamanan untuk mencegah kerusakan persediaan atau pencurian oleh pelanggan atau karyawan. Beberapa contoh tingkat pengamanan meliputi hal-hal di bawah ini : 11

5 1. Persediaan harus disimpan dalam sebuah gudang atau area lain dengan akses terbatas hanya pada karyawan yang telah diberi kuasa. 2. Barang berharga mahal dipajang dalam lemari terkunci. 3. Menggunakan alat: cermin dua arah, kamera, dan penjaga keamanan. 2. Melaporkan Persediaan Untuk memastikan keakuratan jumlah persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, sebuah perusahaan dagang perlu melakukan penghitungan fisik persediaan (physical inventory), yaitu untuk menghitung persediaan secara fisik, setelah jumlah persediaan tersedia untuk dihitung, biaya perolehan persediaan dimasukkan kedalam laporan keuangan. 2.4 Sistem Pencatatan Persediaan Dalam akuntansi ada dua sistem pencatatan, yaitu : 1. Sistem Perpektual Menurut Ersa Tri Wahyuni, et all (2009:348) dalam sistem persediaan perpetual, semua kenaikan dan penurunan baran dagang dicatat dengan cara yang sama seperti mencatat kenaikan dan penurunan kas. Akun persediaan barang dagang pada awal periode akuntansi mengindikasikan stok pada tanggal tersebut. Pembelian dicatat dengan mendebit persediaan barang dagang dengan mengkredit 12

6 kas atau utang usaha. Pada tanggal penjualan, harga pokok barang yang terjual dicatat dengan mendebit harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan barang dagang. Penggunaan sistem perpetual memberikan sarana pengendalian yang paling efektif atas aktiva tersebut, demikian juga adanya kekurangan dapat ditentukan dengan mengadakan perhitungan periodik barang dan membandingkan perhitungan tersebut dengan saldo buku tambahan. Pemesanan kembali barang secara tepat waktu dan pencegahan kelebihan persediaan dapat dicapai dengan membadingkan saldo buku tambahan dengan tingkat persediaan maksimum dan minimum yang ditentukan terlebih dahulu. Dalam pencatatan terdapat 3 metode pencatatan yang digunakan yaitu metode persediaan FIFO (First In First Out), metode persediaan, LIFO (Last In First Out), metode persediaan Metode Rata-rata (Average Method), berikut ini adalah penjelasanya : 1. Metode FIFO Menurut Ersa Tri Wahyuni, et all (2009:348) Metode FIFO mengasumsikan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal masuk akan digunakan terlebih dahulu. Dengan metode FIFO, biaya-biaya dimasukan dalam harga pokok penjualan sesuai dengan urutan terjadinya transaksi. Dalam FIFO, persedian dan harga pokok penjualan akan sama pada akhir bulan. 13

7 Contoh : PT. X selama bulan Januari 2015 mempunyai data tentang persediaan sebagai berikut: Jan. 1 Persediaan 100 Rp /unit Jan. 4 Penjualan 70 unit Jan. 10 Pembelian 80 Rp /Unit Jan. 22 Penjualan 40 unit Jan. 28 Penjualan 20 unit Jan 30 Pembelian 100 Rp /Unit Jawab: Tabel 2.2 PT. X Pencatatan persediaan pada sistem Perpektual Tgl Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo) Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Jan Sumber : Ersa Tri Wahyuni, et all (2009:349) 14

8 2. Metode LIFO Menurut Ersa Tri Wahyuni, et all (2009:350) Metode LIFO diasumsikan bahwa biaya unit yang terjual merupakan biaya dari pembelian yang terakhir. Dengan metode LIFO, buku besar pembantu kadang kala disiapkan dalam jumlah unit saja. Kemudian, Jumlah unitnya diubah dalam satuan nominal (Misalnya, Rupiah) ketika laporan keuangan disiapkan pada akhir periode. Contoh tabel 2.1 Jawanb : Tabel 2.3 PT. X Pencatatan persediaan pada sistem Perpektual Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo) Tgl Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Jan Sumber : Sumber : Ersa Tri Wahyuni, et all (2009:350)

9 3. Metode Average (Rata-rata) Menurut Ersa Tri Wahyuni, et all (2009:351) Dalam metode ini harga beli rata-rata persatuan dihitung setiap terjadinya transaksi pembelian barang. Kemudian, biaya unit ini digunakan untuk menghitung biaya setiap penjualan sampai pembelian lain dilakukan dan biaya rata-rata yang baru di hitung. Contoh PT. X bulan Januari 2015 mempunyai data persediaan sebagai berikut Tabel 2.4 PT. X Jan. 1 Persediaan 100 Rp. 500/unit Jan. 10 Pembelian 800 Rp. 550/Unit Jan. 18 Penjualan 80 unit Jan. 20 Pembelian 700 Rp. 600/Unit Jan. 27 Penjualan 500 unit Sumber : Ersa Tri Wahyuni, et all (2009:351) Jawab : Tabel 2.5 PT. X Pencatatan persediaan pada sistem Perpektual Tgl Jan 1 Diterima Dikeluarkan Persediaan (saldo) Unit Cost Total Unit Cost Total Unit Cost Total

10 , , ,2 469, ,2 889, , , Sumber : Sumber : Ersa Tri Wahyuni, et all (2009:351) 4. Sistem periodik Menurut Ersa Tri Wahyuni, et all (2009:352) Dalam sistem periodik hanya pendapatan yang dicatat setiap kali terjadi penjualan. Tidak ada ayat jurnal yang dibuat saat penjualan untuk mencatat harga pokok penjualan. Pada akhir periode akuntansi, perhitungan fisik persediaan dilakukan untuk menghitung biaya persediaan dan harga pokok penjulan. Dalam pencatatan terdapat 3 metode pencatatan yang digunakan yaitu metode persediaan FIFO (First In First Out), metode persediaan, LIFO ( Last In First Out ), metode persediaan Metode Rata-rata ( Average Method ), berikut ini adalah penjelasanya : 1. Metode FIFO Menurut Ersa Tri Wahyuni, et all (2009:352) Metode FIFO mengasumsikan bahwa, biaya sisa persediaan pada akhir periode berasal dari biaya perolehan paling akhir. Contoh : Tabel 2.4 PT. X Jan. 1 Persediaan 100 Rp. 500/unit 17

11 Jan. 10 Pembelian 800 Rp. 550/Unit Jan. 18 Penjualan 80 unit Jan. 20 Pembelian 700 Rp. 600/Unit Jan. 27 Penjualan 500 unit Sumber : Ersa Tri Wahyuni, et all (2009:351) Jawab : Tabel 2.6 PT. X Per 31 Desember 2015 Tanggal Ket Unit Harga Per Unit Jumlah 1 Jan Persediaan Mar Pembelian Jul Penjualan 1600 Unit 30 Agts Pembelian Okt Penjualan 4000 Unit 26 Nov Pembelian Des Penjualan 800 Unit Sumber : Ersa Tri Wahyuni, et all (2009:352) Jawab : 1000 Unit x = Rp Unit x = Rp Unit Rp Metode LIFO 18

12 Menurut Ersa Tri Wahyuni, et all (2009:353) Metode LIFO diasumsikan bahwa, sisa biaya persediaan pada akhir periode berasal dari biaya perolehan paling awal. Contoh pada tabel 2.4 : Jawab : 1000 Unit x = Rp Unit x = Rp Unit Rp Metode Avarage Menurut Ersa Tri Wahyuni, et all (2009:354) Metode rata-rata tertimbang diasumsikan bahwa biaya ditandingkan (dipandankan) terhadap pendapatan sesuai dengan rata-rata biaya unit yang terjual. Biaya rata-rata tertimbang yang sama digunakan dalam menghitung biaya persediaan pada akhir periode. Biaya unit ratarata tertimbang dihitung dengan membagi jumlah biaya unit setiap barang yang tersedia untuk dijual selama periode tertentu dengan jumlah unit barang terkait. Contoh menggunakan tabel 2.6 data persediaan PT. X pada tahun Jawab : Harga rata-rata tertimbang per unit, Rp unit = Rp

13 Persediaan 31 desember 2015, unit x harga per unit = Rp Berikut adalah contoh melakukan pencatan terhadap transaksi pembelian dan penjualan dengan dua metode pencatatan yang berbeda : Tabel 2.6 Keterangan Metode Periodik Metode Perpektual 1. PT.YS memberi secara kredit barang dagang senilai Rp.xxx 2. PT.YS mengembalikan barang yang dibeli senilai Rp.xxx 3. PT.YS menjual barang secara kredit senilai Rp.xxx. Harga pokok barang dagang adalah Rp.xxx Pembelian Rp.xxx Hutang dagang RP.xxx Hutang Dagang Rp.xxx Retur Pembelian Rp.xxx Piutang dagang Rp.xxx Retur pembelian Rp.xxx P.Barang Dagang Rp.xxx Hutang Dagang Rp.xxx Hutang Dagang Rp.xxx P.Barang Dagang Rp.xxx Piutang Dagang Rp.xxx Penjualan Rpxxx Pers. Barang Dagang Rp.xxx HPP Rp.xxx 4. PT.YS menerima kembali barang dagang yang dijual senilai Rp.xxx. Harga pokok barang dagang adalah Rp. Xxx 5. Pada akhir periode ayat jurnal penyesuaian dibutuhkan. Dari contoh ini, maka sisa persediaan akhir adalah Rp. Xxx Retur Penjualan Rp. xxx Piutang Dagang Rp.xxx Ikhtisar L / R Rp. xxx Pers. Barang dagang awal Rp. xxx Pers. Barang dagang akhir Rp. xxx Ikhtisar L / R Rp. xxx Retur penjualan Rp.xxx Piutang Dagang Rp.xxx Pers. Barang dagang Rp.xxx HPP Rp.xxx Tidak ada jurnal penyesuaian karena setiap ada transaksi penjualan dan pembelian, persediaan secara otomatis telah disesuaikan Sumber : Hery, (2011:154) 2.4 Pengedalian Internal atas Persediaan 20

14 Menurut Hery, (2011:155) Pengendalian internal atas persediaan mutlak diperlukan mengingat aktiva ini tergolong cukup besar. Kalau kita bicarakan mengenai pengendaliaan internal atas persediaan, sesungguhnya ada 2 tujuan utama dari diterapkannya pengendaliaan internal tersebut, yaitu untuk mengamankan atau mencegah aktiva perusahaan (Persediaan) dari tindakan pencuriaan, penyelewengan, penyalahgunaan, dan kerusakan, serta menjamin keakuratan (ketepatan) penyajian perseediaan dalam laporan keuangan. Pengendaliaan internal atas persediaan seharusnya dimulai pada saat barang diterima ( yang dibeli dari pemasok ). Penggunaan sistem pencatatan perpektual juga memberikan pengendaliaan yang efektif atas persediaan. Informasi mengenai jumlah atas masing-masing jenis barang dagangan dapat segera tersedia dalam buku besar pembantu untuk masing-masing persediaan. Untuk menjamin keakuratan besarnya persediaan yang dilaporkan dalam dalam laporan keuangan, perusahaan dagang harusnya melakukan pemeriksaan fisik atas persediaannya. Jadi, dapat dikatakan bahwa dalam dalam sistem pencatan perpektual, pemeriksaan fisik dilakukan bukan untuk menghitung saldo akhir persediaan melainkan sebagai pengecekan silang mengenai keabsahan atas saldo persediaan yang dilaporkan dalam buku besar persediaan. 2.5 Pengukuran Persediaan 21

15 Persediaan diakui sebesar biaya persediaan yang meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain-lain yang muncul sampai dengan produk berada dalam kondisi dan lokasi siap untuk dijual atau dikonsumsi dalam kegiatan bisnis perusahaan. Biaya persediaan tidak mencakup biaya administratif, overhead, biaya penjualan dan biaya bunga. Berikut ini adalah skema biaya persediaan menurut Efraim Ferdinan Giri, (2012:172) : Gambar 11-1, Skema biaya persediaan Biaya Persediaan Biaya Pembeliaan Biaya Konversi Biaya Lain-Lain Biaya Langsung Biaya Overhead Biaya Tetap Biaya Variabel 2.6 Kesalahan Dalam Perhitungan Menurut Efraim Ferdinan Giri, (2012:174) Persediaan awal maupun persediaan akhir digunakan untuk menghitung besarnya harga pokok penjualan dalam sistem pencatatan periodik. Persediaan akhir periode berjalan akan secara otomatis menjadi persediaan awal di tahun berikutnya. Kesalahan yang terjadi dalam melakukan perhitungan atas persediaan akan mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi. Kesalahan dalm 22

16 mencatat besarnya fisik persediaan ini akan menyebabkan salah saji dalam saldo persediaan akhir. Karena persediaan merupakan aktiva lancar, maka besarnya aktiva lancar maupun total aktiva perusahaan secara keseluruhan juga akan menjadi salah saji di neraca. Di samping itu, kesalahan dalam melakukan perhitungan atas persediaan ini juga akan mengakibatkan besarnya harga pokok penjualan, laba kotor, dan laba bersih yang tersaji dalam laporan laba rugi menjadi keliru. Laba bersih ini akan ditutup ke akun modal pada setiap akhir periode akuntansi, sehingga besarnya modal juga akan menjadi salah saji di neraca. Besarnya salah saji untuk modal akan sama dengan besarnya salah saji untuk persediaan akhir, aktiva lancar, dan total aktiva. 2.7 Pengaruh Kesalahan Persediaan Terhadap Laporan Keuangan Menurut Efraim Ferdinan Giri, (2012:175) Kesalahan dalam penentuan dan penilaian persediaan membawa implikasi signifikan bagi kewajaran laporan keuangan. Setiap kesalahan dalam perhitungan persediaan akan mempengaruhi neraca maupun laporan laba rugi. Sebagai contoh, kesalahan dalam perhitungan fisik persediaan akan mengakibatkan kesalahan persediaan akhir, aktiva lancar, dan total aktiva pada neraca. Selain itu akan menimbulkan kesalahan harga pokok penjualan, laba kotor, dan laba bersih pada laporan laba rugi. 2.8 Cakupan Barang dalam Persediaan 23

17 Menurut Martani Dwi, dkk (2016:246) klasifikasi dari barang dalam persediaan mencakup : (i) barang yang ada pada suatu entitas dan merupakan miliknya; (ii) barang yang ada pada entitas tapi bukan miliknya; dan (iii) barang milik suatu entutas tetapi tidak ada di entutas tersebut. Pada klasifikasi kedua dan ketiga sering kali suatu entitas mengalami kesulitan dalam menentukan perpindahan hak kepemilikan atas barang. Kesulitan penentuan tersebut terjadi pada barang dalam transit dan brang konsinyasi. 1. Barang dalam Transit Dalam proses pembelian barang, dapat saja terjadi di masih berada mana barang masih berada pada posisi transit- belum diterima oleh pembeli tetapi sudah dikirim oleh penjual pada akhir periode fiskal. Pada dasarnya suatu barang diakui sebagai persediaan oleh suatu entitas yang memiliki tanggung jawab finansial terhadap biaya transportasi. Tanggung jawab finansial ini dapat diindikasikan dari istilah pengiriman (shipping term) yang biasanya diistilahkan sebagai free on board (FOB). Apabila barang yang dikirim dengan shipping term FOB Destination, akan biaya transportasi akan dibayar oleh penjual dan hak kepemilikan tidak beralih hingga pembeli menerima barang tersebut, sehingga pengakuan persediaan tetap berada pada penjual selama periode transit. Sedangkan, apabila FOB shipping Point, maka biaya transportasi akan dibayar oleh pembeli dan hak kepemilikan beralih ketika barang 24

18 dikirimkan, sehingga pengakuan persediaan berada pada pembelian ketika periode transit. 2. Penjualan Konsinyasi Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan penjualan, banyak perusahaan yang saat ini menggunakan metode konsinyasi dalam penjualanya. Perusahaan ritel sering kali menerima barang-barang konsinyasi untuk dijual. Pada kerja sama penjulan konsinyasi ini pemilik barang ( consignor ) mengirimkan barang kepada penjual ( consignee ), di mana penjual setuju untuk menerima barang tanpa ada kewajiban apa pun, kecuali perawatan dan penjagaan terhadap kehilangan dan kerusakan, hingga barang tersebut terjual kepada pihak lain. Barang konsinyasi akan tetap menjadi milik pemilik barang dan pemilik barang tetap akan mencatat barang tersebut pada persediaannya. Pihak penjual yang dititipkan barang tersebut tidak mengakui barang itu dalam persediaannya. Pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan dilakukan oleh pemilik barang dengan mengungkapkan jumlah barang yang dikonsinyasikan. 2.9 Melaporkan Persediaan dalam laporan keuangan Menurut Warren, (2016:356) kasus yang timbul pada saat pelaporan persediaan yaitu : 25

19 3. Biaya penggantian barang dalam persediaan berada di bawah biaya yang dicatat. 4. Persediaan tidak dapat dijual pada harga penjualan normal yang disebabkan oleh kondisi barang (cacat, rusak karena terlalu lama dipajang di toko), perubahan mode atau sebab lainnya. Seperti poin diatas bahwa biaya merupakan dasar utama dalam penilaian persediaan yaitu : 1. Penilaian pada Nilai yang Lebih Rendah Antara Biaya atau Pasar Jika biaya penggantian barang dalam persediaan lebih rendah daripada biaya pembelian awal, metode mana yang lebih rendah antara nilai pasar atau biaya perolehan (lower-of-cost-or-market LCM) digunakan untuk menilai persediaan. Nilai pasar yang dimaksud adalah biaya penggantian untuk mendapatkan barang sejenis pada tanggal persediaan. Nilai pasar ini di buat berdasarkan kuantitas yang biasanya dibeli dari sumber pemasok yang biasa. Dalam menerapkan metode nilai pasar atau biaya yang lebih rendah, biaya-biaya penggantian dapat ditentukan dengan dengan cara berikut : 1. Setiap barang dalam persediaan. 2. Kelas atau kategori utama dalam persediaan. 3. Persediaan secara keseluruhan. 26

20 2. Penilaian pada Nilai yang Lebih Rendah antara Biaya dengan Nilai Realisasi Bersih Persediaan yang sudah lewat dari musimnya atau rusak hanya bisa di jual dengan harga rendah atau di bawah harga aslinya. Persedian semacam ini harus dinilai pada nilai realisasi bersihnya. Nilai realisasi bersih (NRB net realizable value) adalah nilai perkiraan harga jual dikurangi seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan penjualan se[erti komisi penjualan. Nilai realisasi bersih dihitung dengan cara sebagai berikut Nilai Realisasi Bersih = Perkiraan Harga Jual Biaya Pelepasan Langsung Biaya pelepasan langsung (direct costs disposals) meliputi biaya penjualan seperti pengiklanan khusus atau komisi penjualan.contoh, diasumsikan bahwa di bawah ini merupakan data mengenai sebuah perediaan yang telah rusak : Biaya perolehan asli Rp Perkiraan harga jual Biaya penjualan Nilai realisasi bersih = Rp Rp = Rp

21 2.10 Penggunaan Metode Lain Dalam Valuasi Persediaan Menurut Martani Dwi, dkk ( 2016:258) Penggunaan metode lain dalam valuasi persediaan adalah : a. Metode Laba Bruto Metode ini menghitung persediaan dengan mengestimasikan jumlah persediaan akhir berdasarkan nilai barang yang tersedia untuk dijual, penjualan, dan prosentase laba bruto. Metode ini biasanya dipakai untuk mengestimasikan nilai persediaan perusahaan. Sebagai ilustrasi, PT Merdeka memiliki persediaan awal sebesar Rp dan pembeliaan sebesar Rp yang keduanya pada nilai biaya. Penjualan pada harga penjualan adalah sebesar Rp Margin perusahaan dari harga penjualan adalah 30 %. Berikut perhitungan persediaan berdasarkan metode laba bruto : Persediaan (awal pada nilai biaya) Rp Pembelian (pada nilai biaya) Rp Barang tersedia untuk dijual (pada nilai biaya) Rp Penjualan (pada harga penjulan) Rp Dikurangi : Laba neto (30% x Rp ) Rp Penjualan (pada nilai biaya) Rp Perkiraan nilai persediaan Rp

22 b. Metode Ritel Metode ritel merupakan metode pengukuran nilai persediaan dengan menggunakan rasio biaya. Metode ini banyak dipakai oleh entitas perdagangan yang dimiliki banyak sekali jenis barang dengan nilai per barangnya tidak besar seperti supermarket dan departement store. Entitas perdagangan dapat menghitung persediaan fisik pada harga ritel atau mengestimasikan nilai persediaan pada nilai biaya. Karenanya, metode ritel ini juga dapat digunakan untuk mengestimasikan nilai persediaan untuk keperluan pelaporan keuangan interim apabila perusahaan tidak melakukan stock opname. Metode ritel ini dapat digunakan dalam asumsi arus biaya yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu MPKP atau biaya rata-rata. 29

23 30

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Keiso, Weygandt dan Warfield (2007:402) persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal,

Lebih terperinci

BAB 4 Persediaan (inventory)

BAB 4 Persediaan (inventory) BAB 4 Persediaan (inventory) Akuntansi Dasar 2 Modul Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian persediaan 2. Menjelaskan sistem akuntansi dalam

Lebih terperinci

Biaya persediaan = Rp ,-

Biaya persediaan = Rp ,- BAB 5 PERSEDIAAN A. Pengertian Salah satu aset lancar yang umumnya memiliki nilai yang besar diantara aset-aset lancar lainnya adalah persediaan. Persediaan merupakan jenis aset produktif yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: 05 Akuntansi Pajak Persediaan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencatatan Pada suatu perusahaan tentunya diperlukan untuk adanya pencatatan persediaan, karena akan membantu kegiatan operasional perusahaan, pencatatan persediaan sangat membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain :

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini telah didefinisikan atau diuraikan oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan PSAK No.14 (2012), paragraf 06, Persediaan adalah Aset yang dimiliki dan tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan 2.1.1 Definisi atau Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011;14.5), persediaan dapat diartikan sebagai berikut

Lebih terperinci

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menggambarkan kontrol internal terhadap pesediaan. 2. Menjelaskan pengaruh pencatatan persediaan yang

Lebih terperinci

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi; Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Pengertian Akuntansi menurut Rudiyanto ( 2012 : 4 ) akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

Bab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

Bab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Bab 9 Persediaan Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Tujuan 1. Mengikhtisarkan dan memberikan contoh-contoh prosedur pengendalian internal atas persediaan. 2. Menjelaskan pengaruh kesalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Persediaan Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan ditujukan pada bahan baku yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal dan dalam kasus perusahaan manufaktur, yaitu barang dalam proses

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur,

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

PERSEDIAAN. Berdasarkan kriteria di atas, persediaan akan mencakup unsure-unsur sebagai berikut:

PERSEDIAAN. Berdasarkan kriteria di atas, persediaan akan mencakup unsure-unsur sebagai berikut: PERSEDIAAN ARTI PERSEDIAAN Istilah persediaan di dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu jumlah barang yang berwujud (tangible) yang memenuhi kriteria di bawah ini: 1. Tersedia untuk dijual (barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Evaluasi dan Kebijakan Pengertian evaluasi menurut Syahrul dan Nizar (2000:58) adalah sebagai berikut: Penilaian atau proses penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut James A. Hall (2011 : 6) Sistem adalah kelompok dari dua orang atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan

Lebih terperinci

Penilaian Persediaan: Pendekatan Kos (Inventory Valuation: Cost Method)

Penilaian Persediaan: Pendekatan Kos (Inventory Valuation: Cost Method) Penilaian Persediaan: Pendekatan Kos (Inventory Valuation: Cost Method) Definisi Persediaan: Adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 (2009:14.5), persediaan diartikan sebagai berikut: Persediaan adalah aset : a.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Persediaan 1. Peneliti Terdahulu Fransiska Simorangkir (2008) meneliti tentang Analisis Penerapan Metode Laba Kotor Dalam Penilaian Persediaan Pada Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam industri manufaktur, persediaan bahan baku merupakan aset perusahaan yang sangat vital. Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi pasti memerlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEEMPAT PERSEDIAAN BARANG (1) Pengertian Persediaan

PERTEMUAN KEEMPAT PERSEDIAAN BARANG (1) Pengertian Persediaan PERTEMUAN KEEMPAT PERSEDIAAN BARANG (1) Pengertian Persediaan Persediaan adalah aktiva yang tersedia dijual dalam kegiatan usaha normal atau dalam proses produksi atau dalam perjalanan atau dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian Persediaan Dalam Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:14), persediaan didefinisikan sebagai Persediaan adalah aktiva (1) tersedia untuk dijual dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Dalam perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, persediaan sangat penting dan termasuk bagian aktiva lancar yang aktif. Persediaan (inventory) adalah

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN

BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN A. Penilaian Persediaan dan Perhitungan Harga Pokok Penjualan dengan Metode FIFO Persediaan adalah barang yang dimiliki perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan merupakan barang atau bahan yang disimpan dan akan digunakan pada saat tertentu dan dengan tujuan tertentu. Misalnya untuk proses produksi, untuk

Lebih terperinci

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Muhammad Rizal Satria, SE., M.Ak., Ak. Program Studi Akuntansi, Politeknik Pos Indonesia rizalstr@gmail.com ABSTRACT Inventories are covering all goods owned by the

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 1.1 Tinjauan Teori Pengertian Aset

BAB III PEMBAHASAN 1.1 Tinjauan Teori Pengertian Aset BAB III PEMBAHASAN Dalam bab pembahasan ini akan disajikan beberapa hal secara tinjauan teori maupun tinjauan praktik mengenai persediaan. Diantaranya pada tinjuan teori akan dibahas mengenai pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan adalah suatu aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri

Lebih terperinci

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan dan Jenis-jenis Persediaan 2.1.2 Pengertian Persediaan Persediaan adalah bagian utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan yang nilainya cukup

Lebih terperinci

Akuntansi Persediaan (INVENTORY)

Akuntansi Persediaan (INVENTORY) Akuntansi Persediaan (INVENTORY) PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah barangbarang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barangbarang yang akan dijual. Klasifikasi Persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis I. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Fungsi, dan Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Sebagian

Lebih terperinci

BAB AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

BAB AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG BAB AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 6.1 Karakteristik Perusahaan Dagang Perusahaan dagang (Merchandising Company) ialah perusahaan yang kegiatannya membeli dan menjual barang dagangan tanpa memprosesnya lebih

Lebih terperinci

KAS. Menjual. Menerima Kas. Jasa PIUTANG. Belum buat ilustrasi posting buku besar. 13. Gamabaran Umum Perusahaan Dagang

KAS. Menjual. Menerima Kas. Jasa PIUTANG. Belum buat ilustrasi posting buku besar. 13. Gamabaran Umum Perusahaan Dagang Belum buat ilustrasi posting buku besar 13. Gamabaran Umum Perusahaan Dagang Perusahaan yang kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah atau memproses lebih lanjut barang tersebut.

Lebih terperinci

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) Karakteristik Persediaan Di dalam akuntansi, persediaan meliputi semua barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual, dikonsumsi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

Analisis Sistem Persediaan dalam Akuntansi Mina Sari dan Muhammad Dahria

Analisis Sistem Persediaan dalam Akuntansi Mina Sari dan Muhammad Dahria Analisis Sistem Persediaan dalam Akuntansi Mina Sari dan Muhammad Dahria Abstrak Persediaan (inventory) adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual

Lebih terperinci

Pert 12. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016

Pert 12. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Pert 12 Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Bahan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: Bahan baku (bahan langsung) adalah bahan yang menjadi bagian produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi.

Lebih terperinci

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) Karakteristik Persediaan Di dalam akuntansi, persediaan meliputi semua barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual, dikonsumsi,

Lebih terperinci

ekonomi Sesi METODE PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG A. SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG

ekonomi Sesi METODE PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG A. SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 13 Sesi NGAN METODE PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG A. SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG Persediaan barang dagang merupakan nilai barang yang tersimpan

Lebih terperinci

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG 5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG PETA KONSEP Jurnal penyesuaian terdiri dari Persediaan Beban yang masih harus dibayar Pendapatan yang masih harus diterima Beban diterima di muka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset perusahaan yang mempunyai pengaruh yang sangat sensitif bagi perkembangan financial

Lebih terperinci

Materi: 11, 12 & 13 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Materi: 11, 12 & 13 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Materi: 11, 12 & 13 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG AGENDA Pengantar Laporan Keuangan Penyusunan HPP Metode Pencatatan Perediaan Ilustrasi Pencatatan Penyusutan persediaan Daftar Bacaan Materi

Lebih terperinci

BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perusahaan dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perusahaan dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dan Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang. Pengaruh persediaan terhadap

Lebih terperinci

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I PENILAIAN PERSEDIAAN

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I PENILAIAN PERSEDIAAN MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I PENILAIAN PERSEDIAAN (Inventory Valuation) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I Dosen Pengampu : Rr. Indah Mustikawati, M.Si dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan harus dimiliki sebuah perusahaan karena merupakan produk perusahaan yang harus dijual sebagai sumber pendapatan perusahaan. Persediaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan dan Jenis-jenis Persediaan 2.1.1 Persediaan Barang Menurut Zaki Baridwan (2000:149) pengertian persediaan (inventory) adalah: pos-pos aktiva yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG PENCATATAN METODE PERPETUAL Asgard Chapter 2008 www.cherrycorner.com AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG: PENCATATAN METODE PERPETUAL Perusahaan dagang dapat menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang - barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar

Lebih terperinci

Akuntansi Perdagangan. Jual-Beli Barang

Akuntansi Perdagangan. Jual-Beli Barang Akuntansi Perdagangan Jual-Beli Barang Perusahaan perdagangan Bergerak di bidang penjualan & pembelian barang dagangan Perusahaan ritel Toko Swalayan/Supermarket Proses bisnis perusahaan perdagangan Barang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 )

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, ( sesudah mempelajari, menyelidiki

Lebih terperinci

PERSEDIAAN A. HARGA PEROLEHAN/HARGA POKOK PERSEDIAAN

PERSEDIAAN A. HARGA PEROLEHAN/HARGA POKOK PERSEDIAAN PERSEDIAAN Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan berbeda-beda, tergantung dari jenis usahanya. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dagang berupa persediaan barang dagangan. Persediaan barang dagangan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) yang dimulai sejak pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pesediaan pada umumnya merupakan barang-barang yang tersedia untuk dijual yaitu jika perusahaan itu berbentuk perusahaan dagang, jika perusahaan berbentuk

Lebih terperinci

Materi: 7 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (PENILAIAN, ESTIMASI & PERPUTARAN PERSEDIAAN)

Materi: 7 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (PENILAIAN, ESTIMASI & PERPUTARAN PERSEDIAAN) Materi: 7 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (PENILAIAN, ESTIMASI & PERPUTARAN PERSEDIAAN) 2 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Membandingkan dan membedakan penggunaan ketiga metode biaya tersebut. 2. Menghitung penilaian persediaan

Lebih terperinci

Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang

Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang Awalludiyah Ambarwati PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang membeli barang dagang untuk dijual kepada pelanggan tanpa mengubah bentuk atau memroses lebih lanjut.

Lebih terperinci

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual URAIAN MATERI A. Pengertian Akuntansi Dagang Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang aktivitas utamanya adalah membeli, menyimpan dan menjual kembali barang-barang dagang tanpa memberi nilai tambah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari proses akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1) Pengertian Piutang Piutang merupakan keringanan kepada langganan-langganannya pada waktu melakukan pembayaran atas penjualan barang. Menurut Warren et al (2008: 404)

Lebih terperinci

diperlukan pabrik untuk diolah, yang setelah melalui beberapa proses diharapkanmenjadi barng jadi. Pencatatannya ke dalam jurnal adalah:

diperlukan pabrik untuk diolah, yang setelah melalui beberapa proses diharapkanmenjadi barng jadi. Pencatatannya ke dalam jurnal adalah: diperlukan pabrik untuk diolah, yang setelah melalui beberapa proses diharapkanmenjadi barng jadi. Pencatatannya ke dalam jurnal adalah: BDP-biaya bahan baku Persediaan bahan baku xx 2. Persediaan barang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: 03Fakultas Ekonomi dan Bisnis Penilaian dan Pengendalian Persediaan Penilaian Persediaan Pengendalian Persediaan Dr. Sawarni Hasibuan, M.T. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I ASUMSI ARUS BIAYA, NILAI REALISASI NETO, DAN PENURUNAN NILAI PERSEDIAAN, METODE LABA KOTOR, METODE RITEL Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU

ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU Dian Ofasari Program Studi Akuntansi Politeknik Sekayu dheyan.theone@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. biasanya melakukan kegiatan bisnis dengan menjual barang dagangan atau barang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. biasanya melakukan kegiatan bisnis dengan menjual barang dagangan atau barang BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset atau aktiva lancar yang dimiliki perusahaan yang biasanya melakukan kegiatan

Lebih terperinci

Pengujian Substantif Persediaan

Pengujian Substantif Persediaan Pengujian Substantif Persediaan ( Pertemuan ke-9) Antariksa Budileksmana antariksa_b@yahoo.com www.antariksa.info 2008 Antariksa Budileksmana Prodi Akuntansi UMY 9-1 Jurnal transaksi pada persediaan Pembelian

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan Berikut beberapa defenisi persediaan menurut beberapa ahli : Persediaan

Lebih terperinci

BAB PERSEDIAAN. Mohammad Aryo Arifin, SE., M.Si., Ak Page 1

BAB PERSEDIAAN. Mohammad Aryo Arifin, SE., M.Si., Ak Page 1 BAB PERSEDIAAN PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan salah satu aset yang paling penting bagi banyak perusahaan. PSAK 14 mendefinisikan persediaan sebagai aset yang: a) Tersedia untuk dijual dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan antarperusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal tetapi mencakup kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Piutang Usaha 2.1.1. Pengertian dan Klassifikasi Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi Bahasan Konsep Bahan Baku dalam Akuntansi Biaya Pembelian Bahan Baku Harga Pokok Pembelian Bahan Baku Penentuan Harga Pokok Bahan Baku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Pada hakekatnya persediaan merupakan faktor-faktor yang penting bagi setiap perusahaan industri maupun perusahaan dagang. Persediaan merupakan salah satu

Lebih terperinci

K13 Antiremed Kelas 12 Ekonomi UAS

K13 Antiremed Kelas 12 Ekonomi UAS K13 Antiremed Kelas 12 Ekonomi UAS Persiapan UAS-1 Akuntansi Kelas 12 Doc Name: K13AR12EKO01UAS Version : 2017-11 halaman 1 01. Pada tanggal 8 Desember 2014, PD Maskapai membeli barang dagang senilai Rp6.000.000,00

Lebih terperinci

Kalkulasi Biaya Persediaan Makanan

Kalkulasi Biaya Persediaan Makanan Kalkulasi Biaya Persediaan Makanan By. Evada El Ummah Khoiro., M.AB Prodi Perhotelan smt 4 PENDAHULUAN Persedian (Inventory) akan secara langsung mempengaruhi laba, arus kas, produksi, dan pelayanan kepada

Lebih terperinci

AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

V. PENUTUPAN BUKU BESAR

V. PENUTUPAN BUKU BESAR V. PENUTUPAN BUKU BESAR Menutup buku adalah memindahkan saldo rekening-rekening nominal atau sementara ke rekening modal (laba ditahan untuk PT) sehingga menunjukkan saldo akhir sesuai yang tercantum dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tidak bisa dipungkiri bahwa di dalam kehidupan sehari-hari, seluruh kegiatan membutuhkan jasa akuntansi. Karena informasi akuntansi berguna

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

PERSEDIAAN DAN BIAYA PERSEDIAAN YANG TERJUAL

PERSEDIAAN DAN BIAYA PERSEDIAAN YANG TERJUAL PERSEDIAAN DAN BIAYA PERSEDIAAN YANG TERJUAL TOPIK BAHASAN Mengidentifikasi berbagai jenis Inventory Menjelaskan bagaimana penentuan kuantitas inventory Melakukan pencatatan atas Inventory Menghitung cost

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Materials : Controlling, Costing, and Planning Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Definisi Bahan Baku adalah Bahan yang secara

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN, PENGAKUAN PERSEDIAAN, PENILAIAN PERSEDIAAN Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

7. Pembelian Persediaan

7. Pembelian Persediaan PERUSAHAAN DAGANG 7. Pembelian Persediaan Ada dua sistem pencatatan persediaan a. Sistem Persediaan Periodik (Periodic Inventory System) b. Sistem Persediaan Perpetual (Perpetual Inventory System) Perbadingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keakuratan data dan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. keakuratan data dan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai refrensi dalam menunjang keakuratan data dan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian terdahulu

Lebih terperinci

TINJAUAN ATAS METODE PENCATATAN, PENILAIAN, DAN PELAPORAN PERSEDIAAN PADA PT. TRISULA TEXTILE INDUSTRIES BERDASARKAN PSAK NO. 14

TINJAUAN ATAS METODE PENCATATAN, PENILAIAN, DAN PELAPORAN PERSEDIAAN PADA PT. TRISULA TEXTILE INDUSTRIES BERDASARKAN PSAK NO. 14 TINJAUAN ATAS METODE PENCATATAN, PENILAIAN, DAN PELAPORAN PERSEDIAAN PADA PT. TRISULA TEXTILE INDUSTRIES BERDASARKAN PSAK NO. 14 Rina Tresnawati 1), Erin Rahmadini Fitriana 2) 1 Departement of Accounting,

Lebih terperinci