BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Pada hakekatnya persediaan merupakan faktor-faktor yang penting bagi setiap perusahaan industri maupun perusahaan dagang. Persediaan merupakan salah satu aktiva perusahaan dengan peredaran yang relatif cepat setelah unsur kas, piutang, dan surat berharga. Jalannya suatu perusahaan bergantung dari cepat tidaknya perputaran persediaan. Semakin cepat perputaran persediaan semakin baik juga jalannya usaha dari perusahaan tersebut, karena akan mempengaruhi besarnya penjualan dan akan meningkatkan laba perusahaan tentunya. Hal ini dapat dilihat pada aktivitas perusahaan dagang yang kegiatannya membeli barang untuk kemudian dijual kembali secara terus menerus. Bagi perusahaan industri, terdapat persediaan bahan baku sebagai unsur pembentuk harga pokok persediaan barang jadi yang selanjutnya juga akan mengalami peredaran dengan waktu yang relative cepat. Persediaan merupakan bagian dari harta perusahaan dalam bentuk barang yang ditujukan untuk dijual maupun untuk diproses lebih lanjut sebelum dijual. Menurut Warren Dkk (2005 : 440), Persediaan (inventory) digunakan untuk mengindikasikan : 1. Barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan dan 4

2 2. Bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu Menurut Jusup, Al Haryono ( 2005 : 333 ) persediaan, yang terdiri atas barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan usaha. Pengertian menurut Ikatan Akuntansi Indonesia melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Per 1 September 2007, PSAK No.14) mendefinisikan persediaan sebagai berikut: Persediaan adalah asset: (a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; (b) dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau (c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Sedangkan menurut Agoes, Sukrisno ( 2006 : 205 ) memberikan pengertian persediaan sebagai berikut: Pengertian persediaan adalah Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan barang yang dimiliki untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan usaha normal, apakah itu merupakan jenis persediaan barang jadi, barang dalam proses produksi atau bahan baku. Ketiga jenis persediaan tersebut 5

3 berfungsi sebagai barang yang nantinya akan digunakan dalam proses produksi ataupun langsung diperdagangkan tergantung dari jenis perusahaan yang bersangkutan. Ketentuan suatu barang digolongkan sebagai persediaan adalah tergantung pada tujuan perusahaan untuk memiliki atau memperlakukannya, sebab persediaan pada suatu perusahaan belum tentu sebagai persediaan pada perusahaan lain. Misalnya, tanah dan bangunan pada perusahaan real estate adalah merupakan persediaan, sedangkan bagi perusahaan perkebunan itu merupakan aktiva tetap. Istilah persediaan pada umumnya dihubungkan dengan barang yang merupakan objek usaha pokok suatu perusahaan. Oleh karena itu, persediaan untuk tiap-tiap perusahaan berbeda, tergantung kepada jenis perusahaan yang bersangkutan. Istilah persediaan menurut Kieso Dkk ( 2007 : ), dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Persediaan perusahaan dagang terdiri dari beberapa produk yang berbeda. Sebagai contoh, dalam sebuah toko bahan makanan, ssebagian kecil persediaan yang dimilikinya meliputi makanan kaleng, produk susu, daging. Produk-produk tersebut memiliki dua karakteristik umum: (1) Dimiliki oleh perusahaan, (2) memiliki siap jual. Hanya satu klasifikasi persediaan barang dagang, yang dibutuhkan untuk menggambarkan beberapa produk yang berbeda dalam persediaan. 2. Persediaan perusahaan manufaktur juga dimiliki oleh perusahaan, tetapi beberapa barang belum siap jual. Berdasarkan hal tersebut, persediaan 6

4 biasanya diklasifikasikan menjadimtiga kategori: barang jadi, barang dalam proses, dan bahan baku. B. Klasifikasi Persedian Jenis persediaan barang sangat bervariasi tergantung pada jenis kegiatan usaha perusahaan, apakah perusahaan itu merupakan usaha dagang atau perusahaan pabrikasi (manufacturing enterprises). Perusahaan dagang pada umumnya mempunyai jenis persediaan barang yang tidak memerlukan proses lebih lanjut. Perusahaan dagang mengadakan persediaan dagang dengan tujuan untuk dijual kembali kepada konsumen, tanpa harus merubah bentuk fisiknya. Akibatnya perusahaan ini hanya mempunyai satu jenis persediaan, yaitu persediaan barang dagangan. Perusahaan manufaktur memiliki jenis persediaan barang yang memerlukan pengolahan lebih lanjut (proses produksi), sebelum dijual kembali, karenanya jenis persediaan lebih kompleks. Dalam perusahaan manufaktur biasanya terdiri dari tiga jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku meliputi barang-barang berwujud yang diperoleh untuk digunakan dalam pembuatan barang dan penggunaan langsung dalam proses produksi.bahan baku ini misalnya kayu untuk proses pembuatan kursi, meja yang terbuat dari kayu atau baja untuk memproduksi mobil dan lain sebagainya. Persediaan barang dalam proses meliputi produk-produk yang telah mulai dimasukkan dalam proses produksi, namun belum selesai diolah. Disuatu titik 7

5 dalam proses produksi yang berkelanjutan terdapat beberapa unit yang belum selesai proses. Biaya bahan dari produksi yang telah dimulai tetapi belum diselesaikan ditambah biaya bahan langsung yang dibebankan secara spesifik pada bahan ini dan bagian yang merasta dari biaya overhead pabrik merupakan barang dalam proses. Biaya-biaya yang diidentifikasikan pada unit yang telah selesai tetapi belum terjual pada akhir periode fiskal dilaporkan sebagai persediaan barang jadi. C. Pengukuran Persediaan Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Berbagai dasar pengukuran tersebut menurut (IAI 2007:14) adalah sebagai berikut 1. Biaya Persediaan Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition) 2. Biaya Pembelian Biaya pembelian persediaan meliputi harga pembelian, bea masuk, dan pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh perusahaan kepada kantor pajak), biaya pengangkutan, penanganan, dan biaya lainnya secara langsung dapat didistribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang (trade discount), rabat, dan pos lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian. 8

6 3. Biaya Konversi Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahn barang menjadi barang jadi. Biaya overhead produksi tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relativ konstan, tanpa memerhatikan volume produksi yang dihasilkan, sseperti penyusutan dan pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik, biaya manajemen dan administrasi pabrik. 4. Biaya Lain-lain Biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam konndisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. 5. Biaya Persediaan Pemberian Jasa Biaya persediaan perusahaan jasa terutama meliputi upah dan biaya personalia lainnya yang secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk tenaga penyelia, dan overhead yang diatribusikan. Upah dan biaya lainnya yang menyangkut personalia penjualan serta administrasi umumtidak termasuk sebagai biaya persediaan, tapi diakui sebagai beban pada periode terjadi. Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis. Namun dalam sejumlah 9

7 kasus persediaan bisa dinilai selain dari pada harga pokok. Dua situasi semacam itu muncul apabila: 1. Biaya pergantian item-item persediaan lebih rendah dari pada biaya yang tercatat 2. Persediaan tidak dapat dijual pada harga normal karena ketidaksempurnaan, usang, perubahan gaya dan penyebab lainnya. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 14.1) persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, yamg lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. D. Biaya Persediaan Setiap perusahaan harus dapat memperhitungkan biaya persediaannya dengan tepat. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 14.2) biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition). Untuk perusahaan dagang biasanya biaya persediaan adalah biaya pembelian. Baiya pembelian persediaan meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh perusahaan kepada kantor pajak), dan biaya pengangkutan, penanganan dan 10

8 biaya lainnya yang secara langsung dapat didistribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang (trade discount), rabat dan pos lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian. Pada perusahaan pabrikasi, selain biaya pembelian juga terdapat biaya konversi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 14.2) biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variable yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi bahan menjadi bahan jadi. Biaya overead produksi tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relative konstan, tanpa memerhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan pemeliharaan dan peralatan pabrik, biaya manjemen dan administrasi pabrik. Biaya overhead produksi variable adalah biaya yang berubah secara langsung, atau hampir secara langsung, mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan dan upah tidak langsung. Biaya persediaan itu sendiri dalam perusahaan pabrikasi didapatkan untuk menghitung berapa biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam suatu periode dan berpengaruh kepada kegiatan perusahaan itu dalam menjalankan usahanya terutama dalam menentukan harga pokok. Sehingga pihak manajemen dapat mengetahui berapa keuntungan atupun berapa harga jual produknya. Biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. Misalnya dalam keadaan tertentu diperkenankan untuk membebankan biaya overhead non 11

9 produksi atau biaya pencanangan produk untuk pelanggan khusus sebagai biaya persediaan. Biaya periode, beban penjualan dan dalam situasi biasa, beban umum dan administrasi dianggap tidak langsung berkaitan dengan perolehan atau produksi dari barang dan dengan demikian, bukan dipandang sebagai bagian dari persediaan. Biaya-biaya itu merupakan biaya periode, bukan biaya produk atau biaya persediaan. E. Metode Pencatatan Persediaan Pencatatan memegang peranan penting dalam sistem pencatatan persediaan, karena pencatatan merupakan bentuk dokumenttasi tertulis dari suatu transaksi yang akan memberikan informasi untuk pemecahan masalah dalam pengelolaan persediaan. Disamping itu berguna dalam membantu kegiatan yang dilakukan manajemen untuk mempermudah pekerjaan menjadi efektif dan efisien berdasarkan laporan yang tersusun dengan baik dan relevan. Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2007 : ), ada 2 metode yang sering digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan dalam usahanya yaitu : 1. Metode pencatatan secara perpetual Dalam sistem persediaan perpetual (perpetual inventory system), rincian catatan mengenai setiap pembelian dan penjualan persediaan disimpan. Sistem ini secara terus-menerus menunjukkan persediaan harus dimilki untuk setiap jenis barang. Sebagai contoh, sebuah agen pengiriman, Ford, 12

10 memiliki catatan persediaan yang terpisah untuk setiap kendaraan, truk, dan van yang dimilikinya. Dengan menggunakan bar codes (kode batang) dan pemindai optik (optical scanners), sebuah toko grosir dapat mencatat setiap kotak sereal dan setiap toples jelly yang dibeli dan dijual setiap harinya. Berdasarkan sistem persediaan perpetual, harga pokok penjualan ditentukan setiap kali terjadi penjulanan. Untuk mengilustrasikannya, diasumsikann bahwa Neraca saldo Celine s Sport Wear Shop per tanggal 31 Desember menunjukkan Persediaan Barang Dagang senilai $25.000, Penjualan senilai $ , Retur dan Potongan Penjualan sebesar $ , Pendapatan Sewa sebesar $6.000, Biaya pengirimamn sebesar $1.800, Beban Sewa $8.800, serta Beban Gaji dan Upah sebesar $ Ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah : 31 Des Penjualan Pendapatan Sewa Ikhtisar Laba Rugi Des Ikhtisar Laba Rugi Harga Pokok Penjualan Retur dan Potongan Penjualan Diskon Penjualan Beban Pengiriman Beban Sewa Beban Gaji dan Upah

11 2. Metode pencatatan secara periodik Dalam sistem persediaan periodik (periodic inventory system), rincian catatan persediaan barang yang dimiliki tidak sesuaikan secara terusmenerus dalam satu periode. Harga pokok penjualan barng ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi (secara periodik). Pada saat itu, dilakukan perhitungan persediaan secara fisik untuk menentukan harga pokok penjualan yang tersedia (Persediaan Barang Dagang). Untuk menentukan harga pokok penjualan dalam sistem persediaan periodik, Anda harus (1) menentukan harga pokok baranng yang tersedia (cost of goods on hand) pada awal periode akuntansi, (2) menambahkannya pada harga pokok barng yang dibeli (cost of goods purchased), dan (3) menguranngkannya dengan harga pokok barang yang tersedia pada akhir periode akuntansi. Untuk mengilustrasikannnya, diasumsikan bahwa General Suppliers memiliki harga pokok barang tersedia untuk dijual sebesar $ Jumlah ini berdasarkan pada persediaan awal sebesar $ dan harga pokok barang yang dibeli sebesar $ Persediaan yang ada sebanyak unit dengan biaya $3 per unit, Alokasi dari kumpulan biaya ditunjukkan di bawah ini. Sebagaimana yang ditunjukkan, harga pokok barang tersedia untuk dijual sebesar $ dialokasikan ke persediaan akhir sebesar $ (5.000 x $3) dan ke harga pokok penjualan sebesar $

12 Kumpulan Biaya Harga Pokok Barang Tersedia untuk Dijual Persediaan awal $ Harga pokok barang yang dibeli Harga Pokok barang tersedia untuk dijual $ Langkah 1 Langkah 2 Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan Biaya perbiaya Harga pokok barang tersedia untuk dijual $ Unit Unit Total Dikurangi: Persediaan akhir $3,00 $ Harga pokok penjualan $ F. Metode Penilaian Persediaan Berdasarkan Cost Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2007 : 14.4 ) mengakui adanya beberapa metode yang dapat dipakai untuk penilaian persediaan. Metode tersebut adalah identifikasi khusus biaya ( specific identification ), Masuk Pertama Keluar Pertama ( MPKP atau FIFO ), rata-rata tertimbang (weighted average cost method), atau Masuk Terakhir Keluar Pertama ( MTKP atau LIFO). Penjelasan dari masing-masing metode arus biaya menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel ( 2007 : 336 ) 1. Identifikasi Khusus Biaya Metode ini menelusuri arus fisik aktual dari barang Masingmasing jenis persediaan ditandai, diberi label, ataupun diberi kode sesuai dengan spesifik biaya per unitnya. Pada akhir periode, biaya spesifik dari persediaan yang masih menjadi persediaan merupakan biaya 15

13 total dari persediaan akhir. Sebagai contoh, diasumsikan bahwa Southland Music Company membeli 3 set televisi 46 inci dengan harga masingmasing $700, $750, dan $800. Selama tahun berjalan 2 set televisi tersebut dijual dengan harga $1.200 per unit. Pada tanggal 31 Desember, televisi dengan harga $750 masih belum terjual. Persediaan akhirnya adalah $750 dan harga pokok penjualannnya dalah $1500 ($700 + $800). 2. Firt-In, Firt-Out (FIFO) Metode FIFO (FIFO method) mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali dibeli adalah barang pertama kali dijual. FIFO bahkan pararel dengan arus fisik aktual perssediaan barang dagang karena umumnya merupakan praktik bisnis sehat untuk menjual pertama kali barang yang dibeli lebih dulu. Dengan metode FIFO, harga pokok barang yang lebih dulu dibeli merupakan biaya pertama kali diakui sebagai harga popko penjuallan. Kumpulan Biaya Harga Pokok Barang Tersedia untuk Dijual Tanggal Uraian Unit Biaya per Unit Biaya Total 1/1 Persediaan awal 100 $10 $ /4 Pembelian /8 Pembelian /11 Pembelian Total $

14 Langkah 1 Langkah 2 Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan Biaya Per Biaya Tanggal Unit Unit Total Harga pokok barang tersedia untuk dijual $ / $13 $5.200 Dikurangi: Persediaan akhir / Harga pokok penjualan $ Total 450 $ Last-In. First-Out (LIFO) Metode LIFO (LIFO method) mengasumsikan bahwa barang yang terakhir dibeli adalah barang yang pertama kali dijual. LIFO jarang bertepatan dengan arus fisik aktual persediaan. Hanya untuk orang barang dalam tumpukan seperti rumput, batu bara, atau produksi pada toko bahan makanan metode ini cocok dengan arus fisik persediaan. Berdasarkan metode LIFO, harga pokok barang terakhir dibeli adalah yang pertama kali ditetapkan dalam menghitung harga pokok penjualan. Alokasi harga pokok barang tersedia dijual pada Bow Valley Electronics berdasarkan metode LIFO Kumpulan Biaya Harga Pokok Barang Tersedia untuk Dijual Tanggal Uraian Unit Biaya per Unit Biaya Total 1/1 Persediaan awal 100 $10 $ /4 Pembelian /8 Pembelian /11 Pembelian Total $

15 Langkah 1 Langkah 2 Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan Biaya Per Biaya Tanggal Unit Unit Total Harga pokok barang tersedia untuk dijual $ /1 100 $10 $1.000 Dikurangi: Persediaan akhir / Harga pokok penjualan $ / Total 450 $ Biaya Rata-Rata Tertimbang Metode biaya rata-rata (average cost method) mengasumsikan bahwa barang yang tersedia untuk dijual memiliki biaya per unit yang sama (rarta-rata). Pada umumnya barang yang dijual adalah identik. Berdasarkan metode tersebut, harga pokok barang tersedia untuk dijual dialokasikan pada dasar biaya rata-rata tertimbang per unit. Rumus dan contoh perhitungan dari biaya rata-rata tertimbang per unit adalah sebagai berikut: Harga Pokok Barang Tersedia + Total Unit yang Tersedia = Biaya Rata-rata Tertimbang Untuk Dijual untuk Dijual per Unit $ = $12,00 Biaya rata-rata tertimbang per unit kemudian diterapkan pada unit yang tersedia. Perhitungan tersebut menentukan biaya persediaan akhir. 18

16 Alokasi harga pokok tersedia untuk dijual pada Bow Valley Electronics dengan mengunakan biaya rata-rata. Untuk memverifikasi data harga pokok penjualan pada contoh dibawah ini, kalikan unit yang terjual dengan biaya rata-rata tertimbang per unit (550 x $12 = $6.600). Perhatikan bahwa metode tersebut tidak menggunakan biaya rata-rata biaya per unit. Rata-rata biaya tersebut adalah $11,5 ($10 + $11 + $13 = $46; $46 / 4). Metode biaya rata-rata mengunakan rata-rata tertimbang dari jumlah yang dibeli untuk setiap biaya per unit. Kumpulan Biaya Harga Pokok Barang Tersedia untuk Dijual Tanggal Uraian Unit Biaya per Unit Biaya Total 1/1 Persediaan awal 100 $10 $ /4 Pembelian /8 Pembelian /11 Pembelian Total $ Langkah 1 Langkah 2 Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan $ / = $12,00 Harga pokok barang tersedia untuk dijual $ Biaya Biaya Dikurangi: Persediaan akhir Tanggal per Unit Total Harga pokok penjualan $ x $12,00 = $

17 G. Metode Penilaian Persediaan Selain dari Harga Pokok 1. Lower of Cost or Market (LCM) Jika biaya pergantian item persediaan lebih rendah daripada biaya pembelian awal, maka metode mana yang lebih rendah antara harga pokok atau harga pasar (lower-of-cost-or market method-lcm) digunakan untuk menilai persediaan. Harga pasar, yang digunakan dalam LCM, adalah biaya untuk mengganti barang dagang pada tanggal persediaan. Nilai pasar ini didasarkan pada kuantitas yang biasanya dibeli dari sumber pemasok yang biasa. Dalam bisnis yang sering dilanda inflasi, harga pasar jarang turun. Namun, dalam bisnis yang teknologinya berubah cepat (misalnya, televise dan mikrokomputer), penurunan harga sering terjadi. Keunggulan utama dari metode LCM adalah bahwa laba kotor (dan laba bersih) akan berkurang dalam periode terjadinya penurunan nilai pasar. Dalam menerapkan metode LCM, biaya dan biaya penggantian dapat ditentukan dengan salah satu dari 3 cara berikut. Biaya dan biaya penggantian (replacement cost) dapat ditentukan untuk : 1. setiap item dalam persediaan, 2. kelas atau kategori utama persediaan, dan 3. persediaan secara keseluruhan. Dalam praktek, yang ditentukan biasanya adalah biaya dan biaya penggantian setiap item. Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa terdapat 40 unit item A yang identik dalam persediaan, yang dibeli dengan harga $10,25 per unit. Jika 20

18 pada tanggal persediaan item tersebut akan merlukan biaya $10,50 untuk menggantinya, maka harga sebesar $10,25 akan dikalikan dengan 400 untuk menentukan nilai persediaan. Pada sisi lain, jika item tersebut dapat digganti dengan harga $9,50 per unit, biaya penggantian (replacement cost) sebesar $9,50 akan digunakan untuk tujuan penilaian. Harga Total Kuantitas Harga Pasar Komoditas Persediaan Per Unit per Unit Biaya Pasar LCM A 400 $10,25 $ 9,50 $3.800 $3.800 $3.800 B ,50 24, C 600 8,00 7, D ,00 14, Total $ $ $ Jumlah penurunan nilai pasar, $450 ($ $15.070), bisa dilaporkan sebagai item terpisah dalam laporan laba rugi atau dimasukkan dalam harga pokok penjualan. Yang pasti, laba bersih akan berkurang sebesar penilai pasar. 2. Penilaian pada Nilai Realisasi Bersih Seperti yang telah diperkirakan, barang dagang yang telah using, rusak, cacat, atau yang hanya bisa dijual dengan harga di bawah harga pokok harus diturunkan nilainya. Barang dagang semacam itu harus dinilai pada nilai realisasi bersih. Nilai realisasi Bersih (net realizable value) adalah estimasi harga jual dikurangi biaya pelepasan langsung, seperti komisi penjualan. Sebagai contoh, asumsikan bahwa barang dagang yang telah rusak, yang berharga pokok $1.000, hanya dapat dijual dengan harga 21

19 $800, dan beban penjualan langsung diestimasi sebesar $150. Persediaan ini harus dinilai sebesar $650 ($800 - $150), yang merupakan nilai realisasi bersihnya. H. LABA 1. Pengertian Laba Laba merupakan salah satu alat ukur keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan. Peningkatan laba memberikan penilaiaan yang bagus atas kinerja perusahaan. Menurut Ghozali, dkk (2007 : 345) menyatakan bahwa pengertiaan laba adalah merupakan selisih pengukuran pendapatan danm biaya. Menurut Ikatan Akuntan Keuangan (per 1 September 2007 : PSAK No.25) yaitu : Semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu periode harus tercakup dalam penetapan laba atau rugi bersih untuk periode tersebut kecuali jika standar akuntansi keuangan yang berlaku mensyaratkan atau memperbolehkan sebaliknya. Biasanya semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu periode tercakup dalam penetapan laba atau rugi bersih untuk periode tersebut, termasuk juga pos luar biasa dan dampak perubahan estimasi akuntansi. Tetapi dalam keadaan tertentu mungkin diperlukan untuk 22

20 mengeluarkan unsur-unsur tertentu dari laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Pernyataan ini menyangkut dua kondisi tertentu: koreksi atas kesalahan yang mendasar dan dampak perubahan kebijakan akuntansi. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan terdiri atas unsur-unsur berikut, yang masing-masing harus diungkapkan pada laporan laba rugi: (a) laba atau rugi dari aktivitas normal; dan (b) pos luar biasa 2. Komponen Unsur-unsur Laba Menurut Harahap, Sofyan Syafri dalam buku Teori Akuntansi (2005 : ) komponen-komponen unsur laba adalah sebagai berikut : a. Pendapatan (Income) Pendapatan adalah arus masuk atau penambahan atas aktiva suatu entitas atau penyelesaiaan kewajiban-kewajiban yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, produksi barang, pemberian jasa atau aktivitas-aktivitas laba yang merupakan operasi utama atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas. b. Beban (Expenses) Adalah sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode 23

21 yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan. c. Keuntungan (Gain) Adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi kejadian lainnya yang mempengaruhi entity selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil aatu investasi dari pemillik. d. Kerugian (Losses) Adalah turunnya nilai equity dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari seluruh transaksi kejadian lainnya yang mempengaruhi entity selama periode tertentu kecuali yang berasal dari biaya atau pemberian kepada pemilik (prive). 24

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Keiso, Weygandt dan Warfield (2007:402) persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan 2.1.1 Definisi atau Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011;14.5), persediaan dapat diartikan sebagai berikut

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 tentang Persediaan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset perusahaan yang mempunyai pengaruh yang sangat sensitif bagi perkembangan financial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Pengertian Akuntansi menurut Rudiyanto ( 2012 : 4 ) akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan ditujukan pada bahan baku yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal dan dalam kasus perusahaan manufaktur, yaitu barang dalam proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Dalam perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, persediaan sangat penting dan termasuk bagian aktiva lancar yang aktif. Persediaan (inventory) adalah

Lebih terperinci

Biaya persediaan = Rp ,-

Biaya persediaan = Rp ,- BAB 5 PERSEDIAAN A. Pengertian Salah satu aset lancar yang umumnya memiliki nilai yang besar diantara aset-aset lancar lainnya adalah persediaan. Persediaan merupakan jenis aset produktif yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Evaluasi dan Kebijakan Pengertian evaluasi menurut Syahrul dan Nizar (2000:58) adalah sebagai berikut: Penilaian atau proses penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan PSAK No.14 (2012), paragraf 06, Persediaan adalah Aset yang dimiliki dan tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk penjualan

Lebih terperinci

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi; Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 )

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, ( sesudah mempelajari, menyelidiki

Lebih terperinci

Akuntansi Persediaan (INVENTORY)

Akuntansi Persediaan (INVENTORY) Akuntansi Persediaan (INVENTORY) PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah barangbarang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barangbarang yang akan dijual. Klasifikasi Persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Fungsi, dan Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Sebagian

Lebih terperinci

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menggambarkan kontrol internal terhadap pesediaan. 2. Menjelaskan pengaruh pencatatan persediaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari proses akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN (PSAK NO. 14) PADA PT. APIS

EVALUASI ATAS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN (PSAK NO. 14) PADA PT. APIS EVALUASI ATAS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN (PSAK NO. 14) PADA PT. APIS SKRIPSI Program Studi Akuntansi Nama : KADAR RAHMAWAN N I M : 03202-283 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007 EVALUASI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan

Lebih terperinci

didefinisikan sebagai jumlah kas pembelian atau kas konversi, termasuk kas lain untuk

didefinisikan sebagai jumlah kas pembelian atau kas konversi, termasuk kas lain untuk 1. Penilaian IAS 2 mendiskripsikan bahwa basis utama akuntansi persediaan adalah kas, dan kas didefinisikan sebagai jumlah kas pembelian atau kas konversi, termasuk kas lain untuk membuat persediaan ada

Lebih terperinci

Oleh :Rr Indah Mustikawati PSAK 14 PERSEDIAAN IAS 2 - INVENTORIES

Oleh :Rr Indah Mustikawati PSAK 14 PERSEDIAAN IAS 2 - INVENTORIES Oleh :Rr Indah Mustikawati PSAK 14 PERSEDIAAN IAS 2 - INVENTORIES Perubahan 2008 Mengadopsi IAS 2 (2003) Tidak untuk pialang komiditi Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Handri Mulya, (2010:214) Persediaan dalam sebuah perusahaan merupakan aset yang cukup besar nilainya. Keberadaannya dalam sebuah perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis I. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: 05 Akuntansi Pajak Persediaan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tidak bisa dipungkiri bahwa di dalam kehidupan sehari-hari, seluruh kegiatan membutuhkan jasa akuntansi. Karena informasi akuntansi berguna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pesediaan pada umumnya merupakan barang-barang yang tersedia untuk dijual yaitu jika perusahaan itu berbentuk perusahaan dagang, jika perusahaan berbentuk

Lebih terperinci

BAB PERSEDIAAN. Mohammad Aryo Arifin, SE., M.Si., Ak Page 1

BAB PERSEDIAAN. Mohammad Aryo Arifin, SE., M.Si., Ak Page 1 BAB PERSEDIAAN PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan salah satu aset yang paling penting bagi banyak perusahaan. PSAK 14 mendefinisikan persediaan sebagai aset yang: a) Tersedia untuk dijual dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II LANDASANTEORI

BAB II LANDASANTEORI BAB II LANDASANTEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaao Secara umum pengertian persediaan menunjuk pada barang-barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan operasi normal perusahaan

Lebih terperinci

Materi: 7 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (PENILAIAN, ESTIMASI & PERPUTARAN PERSEDIAAN)

Materi: 7 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (PENILAIAN, ESTIMASI & PERPUTARAN PERSEDIAAN) Materi: 7 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (PENILAIAN, ESTIMASI & PERPUTARAN PERSEDIAAN) 2 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Membandingkan dan membedakan penggunaan ketiga metode biaya tersebut. 2. Menghitung penilaian persediaan

Lebih terperinci

BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN

BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN A. Penilaian Persediaan dan Perhitungan Harga Pokok Penjualan dengan Metode FIFO Persediaan adalah barang yang dimiliki perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 Persediaan (inventory)

BAB 4 Persediaan (inventory) BAB 4 Persediaan (inventory) Akuntansi Dasar 2 Modul Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian persediaan 2. Menjelaskan sistem akuntansi dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur,

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Klasifikasi Persediaan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Klasifikasi Persediaan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Klasifikasi Persediaan Klasifikasi dan pengukuran yang terpisah atas persediaan di perlukan karena perannya sebagai salah satu aktiva lancar yang paling penting bagi banyak perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Definisi Persediaan Persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang - barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Pengertian Persediaan Syakur (2009;125)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Pengertian Persediaan Syakur (2009;125) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Persediaan merupakan suatu elemen yang paling penting bagi perusahaan dagang maupun perusahaan industri, tanpa adanya persediaan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan dalam perusahaan mempunyai kedudukan yang sangat penting baik dalam jumlah maupun dalam peranannya. Jumlah (nilai) persediaan pada umumnya relatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kegiatan bisnis untuk dijual tanpa perubahan bentuk atau untuk diproses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kegiatan bisnis untuk dijual tanpa perubahan bentuk atau untuk diproses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset perusahaan yang mempunyai pengaruh yang sangat sensitif bagi perkembangan financial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. This page was created using BCL ALLPDF demo software. To purchase, go to

BAB I PENDAHULUAN. This page was created using BCL ALLPDF demo software. To purchase, go to BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan era globalisasi yang juga mempengaruhi kemajuan perkembangan dunia usaha, Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang menggalakkan pembangunan

Lebih terperinci

lancar, sehingga investasi pada persediaan memerlukan dana yang cukup

lancar, sehingga investasi pada persediaan memerlukan dana yang cukup BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan dan Perputaran Persediaan Sumber penghasilan yang utama dari sebuah perusahaan adalah penjualan atas barang - barang atau jasa yang dihasilkan. Harga jual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan adalah suatu aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan harus dimiliki sebuah perusahaan karena merupakan produk perusahaan yang harus dijual sebagai sumber pendapatan perusahaan. Persediaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 (2009:14.5), persediaan diartikan sebagai berikut: Persediaan adalah aset : a.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keakuratan data dan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. keakuratan data dan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai refrensi dalam menunjang keakuratan data dan penelitian yang dilakukan saat ini. Dalam penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Persediaan 1. Peneliti Terdahulu Fransiska Simorangkir (2008) meneliti tentang Analisis Penerapan Metode Laba Kotor Dalam Penilaian Persediaan Pada Laporan Keuangan

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA

PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA Dosen : Christian Ramos Kurniawan PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA Intermediate Accounting 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Persediaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PERSEDIAAN BARANG JADI SESUAI DENGAN PSAK NO.14 PADA PT.FORTUNA INTI ALAM

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PERSEDIAAN BARANG JADI SESUAI DENGAN PSAK NO.14 PADA PT.FORTUNA INTI ALAM ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PERSEDIAAN BARANG JADI SESUAI DENGAN PSAK NO.14 PADA PT.FORTUNA INTI ALAM Angellica Karundeng 1, David Saerang 2, Hendrik Gamaliel 3 1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan dan Jenis-jenis Persediaan 2.1.2 Pengertian Persediaan Persediaan adalah bagian utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan yang nilainya cukup

Lebih terperinci

Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang

Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang Awalludiyah Ambarwati PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang membeli barang dagang untuk dijual kepada pelanggan tanpa mengubah bentuk atau memroses lebih lanjut.

Lebih terperinci

Inventories (Persediaan)

Inventories (Persediaan) 6-1 Chapter 6 Inventories (Persediaan) Financial Accounting, IFRS Edition Weygandt Kimmel Kieso 6-2 Tujuan Pembelajaran 1. Menggambarkan langkagh-langkah dalam menentukan kuantitas persediaan. 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Muhammad Rizal Satria, SE., M.Ak., Ak. Program Studi Akuntansi, Politeknik Pos Indonesia rizalstr@gmail.com ABSTRACT Inventories are covering all goods owned by the

Lebih terperinci

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) Karakteristik Persediaan Di dalam akuntansi, persediaan meliputi semua barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual, dikonsumsi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Akuntansi Positif (Accounting Positive Theory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Akuntansi Positif (Accounting Positive Theory) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Teori Akuntansi Positif (Accounting Positive Theory) Teori akuntansi positif merupakan teori yang berusaha menjelaskan dan memprediksi fenomena tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dagangan yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis. mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dagangan yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis. mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian persediaan Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untuk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia sekarang ini sedang di perioritaskan pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat agar lebih maju dan merata. Banyak perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis Berbagai teori yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini: 1. Persediaan a. Pengertian persediaan Persediaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

Bab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

Bab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Bab 9 Persediaan Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Tujuan 1. Mengikhtisarkan dan memberikan contoh-contoh prosedur pengendalian internal atas persediaan. 2. Menjelaskan pengaruh kesalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan antarperusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal tetapi mencakup kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Persediaan Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

PERSEDIAAN A. HARGA PEROLEHAN/HARGA POKOK PERSEDIAAN

PERSEDIAAN A. HARGA PEROLEHAN/HARGA POKOK PERSEDIAAN PERSEDIAAN Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan berbeda-beda, tergantung dari jenis usahanya. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dagang berupa persediaan barang dagangan. Persediaan barang dagangan

Lebih terperinci

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) Karakteristik Persediaan Di dalam akuntansi, persediaan meliputi semua barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual, dikonsumsi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Zimmerman (1960) yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Zimmerman (1960) yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Akuntansi Positif Teori akuntansi positif merupakan teori yang dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman (1960) yang menjelaskan tentang kebijakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 1.1 Tinjauan Teori Pengertian Aset

BAB III PEMBAHASAN 1.1 Tinjauan Teori Pengertian Aset BAB III PEMBAHASAN Dalam bab pembahasan ini akan disajikan beberapa hal secara tinjauan teori maupun tinjauan praktik mengenai persediaan. Diantaranya pada tinjuan teori akan dibahas mengenai pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan (2000:1) akuntansi adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam operasi suatu perusahaan baik perusahaan profit maupun perusahaan non profit (nirlaba)

Lebih terperinci

diperlukan pabrik untuk diolah, yang setelah melalui beberapa proses diharapkanmenjadi barng jadi. Pencatatannya ke dalam jurnal adalah:

diperlukan pabrik untuk diolah, yang setelah melalui beberapa proses diharapkanmenjadi barng jadi. Pencatatannya ke dalam jurnal adalah: diperlukan pabrik untuk diolah, yang setelah melalui beberapa proses diharapkanmenjadi barng jadi. Pencatatannya ke dalam jurnal adalah: BDP-biaya bahan baku Persediaan bahan baku xx 2. Persediaan barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perusahaan dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perusahaan dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dan Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang. Pengaruh persediaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; dalam bentuk bahan atau

Lebih terperinci

Pengertian Persediaan

Pengertian Persediaan Pengertian Persediaan Persediaan adalah aset: (a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, (b) dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau (c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies)

Lebih terperinci

BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Yang dimaksud dengan persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, barang dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk tujuan itu (Fess et al, 2006:452). Menurut PSAK No. 14, persediaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk tujuan itu (Fess et al, 2006:452). Menurut PSAK No. 14, persediaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Persediaan Persediaan digunakan untuk mengindikasikan (1) barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan; (2) bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

Persediaan (Inventory)

Persediaan (Inventory) Persediaan (Inventory) Pengertian Inventory merupakan asset : 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal 2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan 3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA PT. YANA PRIMA HASTA PERSADA, Tbk. SIDOARJO

ANALISA PENERAPAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA PT. YANA PRIMA HASTA PERSADA, Tbk. SIDOARJO ANALISA PENERAPAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA PT. YANA PRIMA HASTA PERSADA, Tbk. SIDOARJO Alifah Soesilawati Soema Admaja STIE Mahardhika Surabaya ABSTRAK Di dalam penerapan akuntansi persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Sistem dan Metode Pencatatan Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan atau sering disebut dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) secara umum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Persediaan 2.1.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam kegiatan operasional perusahaan yang secara berlanjut

Lebih terperinci

BAB 7 PENILAIAN PERSEDIAAN

BAB 7 PENILAIAN PERSEDIAAN BAB 7 PENILAIAN PERSEDIAAN D alam setiap periode fiscal tertentu, besar kemungkinan suatu barang akan dibeli dengan beberapa harga berbeda. Jika persedian akan dinilai pada biaya perolehan dan beberapa

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis Perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan untuk memperoleh laba. Akan tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara efesein.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU

ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU Dian Ofasari Program Studi Akuntansi Politeknik Sekayu dheyan.theone@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdirinya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek pada umumnya adalah mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan dan Jenis-jenis Persediaan 2.1.1 Persediaan Barang Menurut Zaki Baridwan (2000:149) pengertian persediaan (inventory) adalah: pos-pos aktiva yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang di gunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi keuangan. Proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penilaian & Pengendalian Persediaan. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Penilaian & Pengendalian Persediaan. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Persediaan Modul ke: Penilaian & Pengendalian Persediaan Fakultas Ekonomi & Bisnis Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Penilaian Persediaan Penilaian Persediaan

Lebih terperinci