BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perusahaan dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perusahaan dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah"

Transkripsi

1 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dan Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah terlihat ketika kegiatan bisnis berfluktuasi. Selama iklim usaha baik, penjualan menjadi tinggi dan persediaan bergerak lebih cepat dari pembelian ke penjualan. Namun ketika kondisi ekonomi menurun, tingkat penjualan juga menjadi turun, persediaan bertumpuk dan perlu dilakukan penjualan meskipun mengalami kerugian. Persediaan terdiri dari barang-barang yang dimiliki oleh suatu bisnis. Persediaan ini disimpan dengan baik dan digunakan untuk membuat produk atau sebagai produk yang siap dijual.persediaan dalam perusahaan dagang disebut persediaan barang dagang, yaitu barang barang yang dibeli baik dengan tunai maupun kredit dengan tujuan untuk dijual kembali. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai persediaan, pada bagian ini diberikan batasan maupun kriteria mengenai pengertian persediaan. Istilah persediaan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) didefinisikan sbb : IAI ( 2002 : 14.03) Persediaan adalah aktiva : a. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b. dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan ; atau

2 7 c. dalam bentuk bahan / perlengkapan ( supplies ) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Persediaan menurut Skousen (2001:360) adalah nama yang diberikan untuk barang-barang baik yang dibuat atau dibeli untuk dijual kembali dalam bisnis normal. Sedangkan menurut Richardus (2003:4), barang persediaan adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dalam keadaan siap pakai dan ditatausahakan dalam buku perusahaan. Pendapat yang hampir sama mengenai persediaan juga diungkapkan oleh Warren (2005:440) yang mengatakan bahwa persediaan adalah (1) barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan, dan (2) bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu. 2. Jenis-Jenis Persediaan Karakteristik dari barang yang diklasifikasikan sebagai persediaan sangat bervariasi terhadap jenis usaha. Secara umum perusahaan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Oleh sebab itu, jenis-jenis persediaan pada ketiga perusahaan tersebut berbeda. a. Jenis-jenis Persediaan menurut Fungsinya 1) Batch Stock atau Lot Size Inventory Ini merupakan persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang

3 8 dibutuhkan pada saat itu. Persediaan ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah. 2) Fluctuation Stock Persediaan ini diadakan apabila terjadi fluktuasi permintaan konsumen pada saat yang tidak dapat diramalkan. 3) Anticipation Stock Persediaan ini diadakan pada saat permintaan konsumen dapat diramalkan berdasarkan pengalaman atau data tahun lalu. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories) dan persediaan ini juga untuk mengatasi permintaan yang meningkat. b. Jenis-jenis Persediaan menurut Jenis dan Posisi Barang 1) Bahan Baku (Raw Materials Stock) Barang berwujud yang dibeli atau diperoleh dengan cara lain (misalnya dengan menambang) dan disimpan untuk penggunaan langsung dalam membuat barang untuk dijual kembali. 2) Bagian Produk atau parts yang dibeli (Purchased Parts/Component Stock) Persediaan ini merupakan barang-barang yang terdiri dari komponenkomponen yang diperoleh dari perusahaan lain dan secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk. Dalam hal bahan baku yang digunakan di dalam proses produksi berupa suku cadang dan harus dibeli dari pihak lain,

4 9 maka barang-barang demikian sering juga disebut sebagai persediaan suku cadang. 3) Bahan-bahan Pembantu / Perlengkapan (Supplies Stock atau manufacturing supplies incentory) Persediaan ini adalah barang-barang yang dibutuhkan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi. Termasuk dalam kelompok persediaan ini antara lain ; minyak pelumas untuk mesin-mesin pabrik, lem, benang dan lain-lain untuk penjilidan buku-buku pada perusahaan percetakan. 4) Barang setengah jadi / dalam proses (Work in Process / Progess Stock) Persediaan ini adalah keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. Produk dalam proses, pada umumnya dinilai berdasarkan jumlah harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ( biaya produksi tidak langsung lainnya ) yang telah dikeluarkan atau terjadi sampai dengan tanggal tertentu. 5) Barang jadi (Finished Goods Stock) Persediaan ini adalah barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada langganan. Seperti halnya produk dalam proses, produk jadi umumnya dinilai sebesar jumlah harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut.

5 10 B. Komponen-Komponen Biaya Biaya yang terkait dengan manajemen persediaan disebut biaya persediaan, yang biasanya terdiri dari: Biaya persediaan menurut Freddy (2004:16) terdiri dari : a. Biaya Penyimpanan (holding cost) yaitu terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan ialah : - biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pendingin ruangan, dan sebagainya). - biaya modal (opportunity cost of capital) yaitu alternatif pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan. - biaya keusangan - biaya perhitungan fisik - biaya asuransi persediaan - biaya pajak persediaan - biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan - biaya penanganan persediaan dan sebagainya. Biaya-biaya tersebut di atas adalah variabel apabila bervariasi dengan tingkat persediaan. Apabila biaya fasilitas penyimpanan (gudang) tidak variabel, tetapi tetap, maka tidak dimasukkan dalam biaya penyimpanan per unit. b. Biaya Pemesanan atau pembelian (ordering cost atau procurement costs). Biaya-biaya ini meliputi : - pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi - upah - telepon - pengeluaran surat-menyurat - biaya pengepakan dan penimbangan - biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan - biaya pengiriman ke gudang - biaya utang lancar dan sebagainya c. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage costs), adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan barang. Biaya-biaya yang termasuk dengan biaya kekurangan bahan adalah sebagai berikut: - biaya kehilangan kesempatan penjualan - biaya kehilangan langganan - biaya pemesanan khusus - biaya ekspedisi - terjadinya selisih harga

6 11 - terganggunya operasi - tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya. Biaya kekurangan bahan, sulit diukur dalam praktek terutama dalam kenyataannya biaya ini sering merupakan opportunity costs, yang sulit diperkirakan secara objektif. C. Metode Pencatatan Dan Penilaian Persediaan 1. Metode Pencatatan Persediaan Pada dasarnya ada dua alternatif cara dapat digunakan dalam menentukan volume, kuantitas, atau fisik barang terdapat dalam persediaan pada saat tertentu, tergantung pada apakah perusahaan mengunakan (1) sistem periodik atau (2) sistem perpetual sebagai sistem akuntansi persediaannya. a. Sistem Persediaan Periodik Menurut Harnanto (2002 : 224), Di dalam metode periodik, informasi mengenai kuantitas atau fisik persediaan hanya dapat diketahui di akhir periode akuntansi. Dalam sistem persediaan periodik, perhitungan fisik aktual atas barang-barang yang ada di tangan diselenggarakan pada akhir setiap periode akuntansi ketika menyiapkan laporan keuangan. Barangbarang dihitung, ditimbang, atau jika tidak diukur, dan jumlahnya dikalikan dengan biaya per unit untuk menilai persediaan. Catatan atas persediaan dapat dibuat untuk menghitung unit-unit dan jumlah barang yang dibeli dan dijual (atau dikeluarkan) serta saldo yang ada di tangan. Pembelian di debet ke akun pembelian, dan ayat jurnal akhir periode dibuat untuk menutup akun pembelian, persediaan awal, dan untuk

7 12 mencatat persediaan akhir sebagai aktiva (persediaan akhir menggantikan persediaaan awal dalam akun). Harga pokok penjualan (cost of sales) dihitung sebagai jumlah residu (persediaan awal ditambah pembelian bersih dikurangi persediaan akhir). Sebagai ilustrasi, pertimbangan data berikut untuk Lea Company: Unit Biaya per Unit Total Persediaan awal 500 $4,00 $2.000 Pembelian $4,00 $4.000 Barang tersedia untuk dijual Penjualan 900 Persediaan akhir 600 Persediaan awal : 500 x $4,00 $2.000 Pembelian barang dagang : x $4, Total barang tersedia untuk dijual selama periode tersebut Dikurangi persediaan akhir : 600 x $4, Harga pokok penjualan $3.600 b. Sistem Persediaan Perpetual Menurut Harnanto (2002 : 225), Dalam sistem persediaan perpetual, akuntan dituntut untuk menyelenggarakan pencatatan secara kontinyu terhadap kuantitas atau fisik persediaan. Catatan persediaan

8 13 perpetual untuk setiap barang harus memberikan informasi pencatatan penerimaan, pengeluaran, dan saldo ditangan. Dengan informasi ini, kuantitas fisik dan penilaian barang yang ada di tangan tersedia setiap waktu. Jadi, perhitungan persediaan fisik tidak diperlukan kecuali untuk memverifikasi jumlah persediaan. Perhitungan fisik biasanya dilakukan secara tahunan untuk tujuan audit yang membandingkan persediaan di tangan dengan catatan perpetual dan menyatakan data untuk setiap jurnal penyesuaian yang dibutuhkan (misalnya kesalahan dan kerugian). Catatan persediaan harus disesuaikan ke perhitungan fisik apabila terdapat perbedaan pencatatan. Berikut ini merupakan perbedaan antara metode pencatatan periodik dengan metode perpetual :

9 14 Tabel 2.1 Perbedaan Pencatatan Periodik dan Perpetual Sistem Periodik Pembelian barang secara kredit : Pembelian xx Hutang dagang xx Pembayaran biaya angkut pembelian: Biaya angkut pembelian xx Kas xx Sistem Perpetual Persediaan xx Hutang dagang xx Persediaan xx Hutang dagang xx Dikembalikan kepada pemasok : Hutang dagang xx Retur & Pot. Pembelian xx Hutang dagang xx Persediaan xx Penjualan secara kredit : Piutang dagang xx Penjualan xx Tidak Ada Jurnal Untuk Mencatat Harga Pokok Barang Dijual Penyesuaian Untuk Persediaan Akhir: Ikhtisar Laba Rugi xxx Persediaan barang dagang xxx Persediaan barang dagang xxx Ikhtisar laba rugi xxx Sumber : Thomas (1999 : 384) Piutang dagang xx Penjualan xx Harga Pokok Barang Dijual xx Persediaan barang dagang xx Tidak Ada Jurnal

10 15 2. Metode Penilaian Persediaan a. Penilaian Nilai Persediaan Berdasarkan Harga Pokok Penentuan harga pokok persediaan sangat bergantung dari metode penilaian yang dipakai yaitu metode FIFO, LIFO dan metode weighted average. 1) Metode FIFO ( First In First Out ) Menurut Zulian (2005 : 200), Dengan metode FIFO, biaya persediaan dihitung berdasarkan asumsi bahwa barang akan dijual atau diapakai sendiri dan sisa dalam persediaan menunjukkan pembelian atau produksi yang terakhir. Sebagian besar perusahaan mengeluarkan barang sesuai dengan urutan pembeliannya. Hal ini terutama untuk barang-barang yang tidak tahan lama dan produk-produk yang modelnya cepat berubah. Sebagai contoh, toko bahan pangan menyusun produk-produk susu dalam rak-rak berdasarkan tanggal kadaluwasarnya. Begitu juga toko pakaian memajang pakaian sesuai dengan musim. Pada akhir musim, toko ini biasanya memberikan diskon untuk menjual pakaian yang musimnya sudah lewat atau ketinggalan mode. Jadi, metode FIFO dapat dikatakan konsisten dengan arus fisik atau pergerakan barang. Jika perusahaan menggunakan sistem persediaan periodik, hanya pendapatan yang dicatat setiap kali penjualan dilakukan. Tidak ada jurnal yang dibuat pada saat penjualan untuk mencatat harga pokok penjualan. Pada akhir periode akuntansi, perhitungan fisik dilakukan untuk

11 16 menentukan biaya atau harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan. Untuk mengilustrasikan pemakaian metode FIFO dalam sistem persediaan periodik, asumsikanlah data-data berikut : 1 Jan Persediaan : 200 unit@ $ 9 $ Mar Pembelian : 300 unit@ $10 $ Sep Pembelian : 400 unit@ $11 $ Nov Pembelian : 100 unit@ $12 $ Tersedia untuk dijual unit $ Perhitungan fisik pada tanggal 31 Desember memperlihatkan bahwa 300 unit belum terjual. Dengan menggunakan metode FIFO, harga pokok dari 700 unit yang telah terjual ditentukan sbb : Biaya paling awal, 1 Januari 200 $ 9 $ Biaya paling awal berikutnya, 10 Mar 300 $10 $ Biaya paling awal berikutnya, 21 Sep 200 $11 $ Harga pokok penjualan 700 $ Dengan mengurangi harga pokok penjualan sebesar $ dari $ barang dagang yang tersedia untuk dijual menghasilkan nilai persediaan sebesar $ per 31 Desember.

12 17 Pembelian Barang yang Tersedia Harga Pokok Untuk dijual Penjualan 1 jan 200 $ 9 $ $ mar $10 $ $ sep 400 $11 $ unit $ $ Persediaan $ nov 100 $12 $ $ $ $ ) Metode LIFO ( Last In First Out ) Metode ini merupakan kebalikan dari metode FIFO dimana unit yang dibeli terakhir merupakan unit pertama dijual. Metode LIFO untuk kalkulasi biaya per unit akuisisi terbaru dengan pendapatan penjualan periode berjalan. Penggunaan LIFO dan bukannya FIFO dapat menyebabkan perbedaan signifikan dalam laporan laba rugi dan neraca, tergantung pada apakah unit biaya meningkat atau menurun. Jika unit biaya konstan, kedua metode tersebut memberikan hasil yang sama. Apabila harga meningkat, FIFO membandingkan biaya yang rendah (lebih lama) dengan pendapatan penjualan periode berjalan (yang lebih tinggi). Sebaliknya LIFO menandingkan biaya yang tinggi (yang lebih baru) dengan pendapatan penjualan periode berjalan (yang lebih tinggi) tetapi memberikan penilaian persediaan atas dasar biaya yang rendah.

13 18 Apabila metode LIFO digunakan, harga pokok penjualan terdiri dari harga pokok paling akhir. Berdasarkan data yang terdapat dalam contoh FIFO, harga pokok terdiri dari 700 unit persediaan ditentukan sbb : Biaya paling akhir, 18 Nov 100 $ 12 $ Biaya paling akhir berikutnya, 21 Sep 400 $ 11 $ Biaya paling akhir berikutnya 10 maret 200 $10 $ Harga pokok penjualan 700 $ Dengan mengurangi harga pokok penjualan sebesar $ dari $ barang dagang yang tersedia untuk dijual menghasilkan nilai persediaan sebesar $ per 31 Desember. Pembelian Barang yang Tersedia Persediaan Untuk dijual 1 jan 200 $ 9 $ $ mar $10 $ unit $ Harga Pokok Penjualan $ sep 400 $ 11 $ $ nov 100 $12 $ $ $ $ ) Metode Rata- Rata ( Weighted Average ) Asumsi metode ini adalah unit dijual tanpa memperhatikan urutan pembeliannya dan menghitung harga pokok penjualan serta persediaan akhir. Biaya per unit rata-rata tertimbang dihitung dengan membagi jumlah biaya persediaan awal dan biaya pembelian periode berjalan. Biaya

14 19 rata-rata tertimbang per unit yang sama digunakan dalam menentukan biaya persediaan barang pada akhir periode. Dengan menggunakan data biaya yang sama seperti pada contoh FIFO dan LIFO, biaya rata-rata dari unit, $ 10,40 dan harga pokok dari 700 unit, $ 7.280, ditentukan sbb : Biaya rata-rata per unit : $ / unit = $ 10,40 Harga Pokok Penjualan : $ 700 unit x $ 10,40 = $ Dengan mengurangi harga pokok penjualan sebesar $ dari $ barang dagang yang tersedia untuk dijual, akan diperoleh nilai persediaan per 31 Desember sebesar $ b. Penilaian Persediaan Selain Dari Harga Pokok Dalam beberapa kasus, persediaan dapat dinilai selain dari harga pokok. Situasi semacam itu timbul apabila (1) biaya penggantian barang-barang persediaan lebih rendah daripada biaya yang tercatat dan (2) persediaan tidak dapat dijual pada harga jual normal karena cacat, usang, perubahan gaya, atau penyebab lainnya. 1) Nilai terendah antara Harga Pokok atau Harga Pasar Jika biaya penggantian suatu persediaan lebih rendah daripada biaya pembeliannya maka metode nilai terendah antara harga pokok atau harga pasar ( lower-of-cost-or-market method-lcm ) digunakan untuk menilai persediaan. Harga pasar, yang digunakan dalam LCM, adalah biaya untuk mengganti barang dagang pada tanggal persediaan. Nilai pasar ini didasarkan pada jumlah yang biasanya dibeli dari sumber pemasok yang

15 20 biasa. Dalam bisnis yang sering dilanda inflasi, harga pasar jarang turun. Namun, dalam bisnis yang teknologinya berubah cepat ( misalnya, televisi, dan komputer ), penurunan harga sering terjadi. Keunggulan utama dari metode LCM adalah bahwa laba kotor ( dan laba bersih ) akan berkurang dalam periode terjadinya penurunan nilai pasar. Dalam menerapkan metode LCM, biaya dan biaya penggantian dapat ditentukan dengan salah satu dari tiga cara berikut. Biaya dan biaya penggantian (replacement cost) dapat ditentukan untuk (1) setiap jenis barang dalam persediaan, (2) kelas atau kategori utama persediaan, dan (3) persediaan secara keseluruhan. Dalam praktik, yang ditentukan biasanya adalah biaya dan biaya penggantian setiap jenis barang. Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa terdapat 400 unit barang A yang identik dalam persediaan, yang dibeli dengan harga $ 10,25 per unit. Jika pada tanggal persediaan barang tersebut akan memerlukan biaya $ 10,50 untuk menggantinya, maka harga sebesar $ 10,50 akan dikalikan dengan 400 untuk menentukan nilai persediaan. Pada sisi lain, jika barang tersebut dapat diganti dengan harga $ 9,50 per unit, biaya penggantian (replacement cost ) sebesar $9,50 akan digunakan untuk tujuan penilaian. Tampilan berikut akan mengilustrasikan metode untuk penyusunan data persediaan dan penerapan metode LCM ke setiap barang persediaan. Jumlah penurunan nilai pasar, $450 ( $ $ ), bisa dilaporkan sebagai pos terpisah dalam laporan laba rugi atau dimasukkan

16 21 dalam harga pokok penjualan. Yang pasti laba bersih akan berkurang sebesar harga pasar. Tabel 2.2 Penerapan Metode LCM Total Kuantitas Biaya Harga Pasar Lebih rendah Komoditas Persediaan per Unit per unit Biaya Pasar Biaya atau pasar A 400 $ 10,25 9,50 $ B ,50 24, C 600 8,00 7, D ,00 14, Total Sumber : Carl (2005 : 457) 2) Penilaian pada Nilai Realisasi Bersih Barang dagang yang telah usang, rusak, cacat atau yang hanya bisa dijual dengan harga di bawah harga pokok harus diturunkan nilainya. Barang dagang semacam itu harus dinilai dengan nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih (net realizable) adalah estimasi harga jual dikurangi biaya pelepasan langsung, seperti komisi penjualan. Sebagai contoh, asumsikan bahwa barang dagang yang telah rusak, yang berharga pokok $ 1.000, hanya dapat dijual dengan harga $ 800, dan beban penjualan langsung diestamsi sebesar $ 150. Persediaan ini harus dinilai sebesar $650 ( $ $ 150 ), yang merupakan nilai realisasi bersihnya.

17 22 c. Mengestimasi Harga Pokok Persediaan Perusahaan perlu mengetahui jumlah persediaan jika pencatatan persediaan perpetual tidak dilakukan dan apabila perhitungan fisik tidak praktis untuk dilakukan. Sebagai contoh, perusahaan yang menggunakan sistem persediaan periodik perlu membuat laporan laba rugi bulanan, tetapi tidak ekonomis jika melakukan perhitungan fisik persediaan setiap bulan (terlalu mahal). Selain itu jika terjadi bencana seperti kebakaran yang menghancurkan persediaan, maka jumlah kerugian harus ditentukan. Dalam kasus ini, perhitungan fisik tidak dapat dilakukan, bahkan jika catatan persediaan persediaan perpetual ada, catatan akuntansi itu juga telah hancur. Jika hal ini terjadi, biaya persediaan dapat diestimasikan dengan menggunakan (1) metode eceran atau (2) metode laba kotor. 1. Metode Eceran untuk Penentuan Harga Pokok Persediaan Metode persediaan eceran ( retail inventory method ) mengestimasikan biaya persediaan berdasarkan hubungan antara harga pokok barang dagang yang tersedia untuk dijual dengan harga eceran dari barang dagang yang sama. Untuk menggunakan metode ini, harga eceran dari semua barang dagang harus ditetapkan dan dijumlahkan. Berikutnya, persediaan eceran ditentukan dengan mengurangi penjualan selama periode berjalan dari harga eceran barang yang tersedia untuk dijual selama periode bersangkutan. Estimasi biaya persediaan kemudian dihitung dengan

18 23 mengalikan persediaan eceran dengan rasio biaya terhadap harga jual (eceran) barang dagang yang tersedia untuk dijual, seperti berikut : Tabel 2.3 Penilaian Berdasarkan Metode Eceran Harga Pokok Harga Eceran Persediaan barang dagang, 1 Januari $ $ Pembelian bulan Januari ( bersih ) $ $ Barang yang tersedia untuk dijual $ $ Rasio biaya terhadap harga eceran = $ = 62 % $ Penjualan bulan Januari ( bersih ) $ Persediaan barang dagang 31 Januari pada eceran $ Persediaan barang dagang 31 Januari pada estimasi biaya ( $ x 62 % ) $ Sumber : Carl (2005 : 460) 2) Penilaian Persediaan Berdasarkan Metode Laba Kotor Metode laba kotor ( gross profit method ) menggunakan estimasi laba kotor yang direalisasi selama periode dimaksud untuk mengestimasi persediaan pada akhir periode. Laba kotor biasanya diestimasikan dari tahun sebelumnya, disesuaikan dengan setiap perubahan yang terjadi dengan harga pokok dan harga jual selama periode berjalan. Dengan menggunakan tingkat laba kotor, penjualan untuk suatu periode dapat dibagi ke dalam dua komponen : (1) laba kotor dan (2) harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan dapat dikurangkan dari harga pokok

19 24 barang yang tersedia untuk dijual guna mendapatkan estimasi persediaan akhir barang dagang. Dalam contoh ini, persediaan per 1 Januari diasumsikan sebesar $57.000, pembelian selama bulan Januari adalah $ , dan penjualan bersih selama bulan tersebut adalah $ Selain itu, laba kotor historis adalah 30 % dari penjualan bersih. Ilustrasinya adalah sebagai berikut : Tabel 2.4 Penilaian Persediaan Berdasarkan Laba Kotor Persediaan barang dagang, 1 Januari $ Pembelian selama Januari ( bersih ) $ Barang yang tersedia untuk dijual $ Penjualan selama Januari ( bersih ) $ Dikurangi : estimasi laba kotor ( 30% x $ ) $ Estimasi harga pokok penjualan $ Estimasi persediaan barang dagang, 31 Januari $ Sumber : Carl (2005 : 461) Metode laba kotor sangat berguna dalam mengestimasi persediaan untuk laporan keuangan bulanan atau triwulan dalam sistem persediaan periodik. Metode ini juga berguna dalam mengestimasi harga pokok barang dagang yang rusak akibat kebakaran atau bencana alam lainnya.

20 25 D. Perencanaan dan Pengawasan Persediaan J.B. Heckert (1996 : 429) mengemukakan bahwa terdapat beberapa keuntungan yang akan diperoleh dari perencanaan dan pengawasan persediaan yang baik yaitu : 1. Menekan investasi modal dalam persediaan pada tingkat yang minimum. 2. Mengeliminasi atau mengurangi pemborosan dan biaya yang timbul dari penyelenggaraan persediaan yang berlebihan, kerusakan, penyimpanan, kekunoan, dan jarak serta asuransi persediaan. 3. Mengurangi resiko kecurangan atau kecurian persediaan. 4. Memungkinkan pemberian jasa yang lebih memuaskan kepada para pelanggan dengan cara selalu mernyediakan bahan atau barang yang diperlukan. 5. Dapat mengurangi investasi dalam fasilitas dan peralatan pergudangan. 6. Mengurangi biaya opname fisik persediaan tahunan. 7. Melalui pengendalian yang wajar dan informasi yang tersedia untuk persediaan, dimungkinkan adanya pelaksanaan pembelian yang lebih baik untuk memperoleh keuntungan dari harga khusus dari harga khusus dari perubahan harga. 8. Mengurangi penjualan dan biaya administrasi, melalui pemberian jasa / pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggan. 1. Perencanaan Persediaan Barang Dagang Menurut Hansen dan Mowen (2004:354) perencanaan adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan tertentu Hal-hal yang tercakup dalam perencanaan persediaan barang dagang yaitu: a. Metode Kuantitas Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity) Merupakan teknik jumlah persediaan yang dipesan pada suatu waktu sedemikian rupa sehingga meminimalkan biaya persediaan tahunan. Jika perusahaan membeli persediaan secara tidak terlalu sering

21 26 dan dalam jumlah yang besar, biaya penyimpanan menjadi tinggi karena investasi yang cukup besar dalam persediaan. Jika pembelian dilakukan dalam jumlah yang kecil, dengan pemesanan yang cukup sering, akibatnya biaya pemesanan yang tinggi akan terjadi. Asumsikan bahwa permintaan diketahui, maka total biaya pemesanan dan penyimpanan dapat diuraikan sbb : TC = PD + CQ Q 2 = Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan Dimana TC = Total biaya pemesanan dan penyimpanan P = Biaya melakukan pesanan dan penerimaan pesanan ( atau biaya pelaksanaan produksi ) D Q = Jumlah permintaan tahunan diketahui = Jumlah unit yang dipesan setiap waktu pesanan dilakukan (atau ukuran lot produksi) C = Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama satu tahun Contoh 1 : D = unit Q = unit P = $ 25 sen per pesanan C = $ 2 per unit Maka TC = PD + CQ Q 2 = ( $25 x ) + ( $2 x )

22 27 = $ $ = $ Namun, kuantitas sebanyak dengan total biaya $ mungkin bukan merupakan pilihan terbaik. Beberapa kuantitas pesanan lainnya mungkin menghasilkan total biaya yang lebih rendah. Maka kita dapat menggunakan model EOQ untuk meminimalkan biaya. Q = EOQ = 2 DP C = = 500 Dengan menstubstitusi 500 sebagai nilai Q ke dalam contoh 1 maka akan menghasilkan total biaya sebesar $ dengan perhitungan sbb : TC = PD + CQ Q 2 = ( $25 x ) + ( $2 x 500 ) = $ $ 500 = $ Dari perhitungan diatas, kuantitas sebesar 500 adalah lebih murah daripada pemesanan sebesar b. Inventory Turn Over Teknik ini membandingkan antara permintaan tahunan dengan rata-rata persediaan. Tingkat perputaran standar untuk persediaan secara menyeluruh atau penggolongan persediaan yang berbeda-beda dapat ditetapkan. Suatu

23 28 variasi dari prinsip ini adalah penetapan suatu batas dana yang dapat diinvesatasikan dalam persediaan. Rumus : Perputaran barang jadi = Jumlah harga pokok penjualan Perputaran Rata-Rata barang jadi Jadi, apabila tingkat perputaran persediaan yang diperlukan adalah empat kali per tahun dan penjualan ( menurut harga pokok ) yang berjumlah $ maka persediaan rata-rata tidak boleh melebihi $ Metode ini dapat dipergunakan dalam kondisi ekonomi yang agak stabil dan bahan dapat diperoleh dengan mudah. Tingkat perputaran yang rendah menunjukkan adanya investasi yang terlalu besar dalam persediaan. Sebaliknya tingkat perputaran yang sangat tinggi dapat diperoleh dengan menekan jumlah persediaan serendahrendahnya. Hal ini mengakibatkan perusahaan kehilangan sebagian penjualan atau terpaksa membeli dengan harga yang lebih mahal karena pembelian yang jumlahnya kecil. Tingkat perputaran yang lebih tinggi juga dapat diperoleh melalui penjualan atau pemakaian barang yang lebih besar. Tingkat perputaran memegang peranan tertentu dalam menilai efisiensi, tetapi peningkatan perputaran tidak boleh dipandang tujuan akhir. Metode ini bukan merupakan alat pengendalian yang otomatis. c. Perencanaan Melalui Anggaran ( Budgetary Plan ) Biasanya pengendalian anggaran cenderung mengharuskan adanya persediaan yang terkoordinasi secara erat dengan pemakaian yang

24 29 diperkirakan. Anggaran persediaan barang dagang mencakup perencanaan pembelian dan penjualan. Perusahaan harus menentukan jumlah persediaan awal yang ada di perusahaan dan pembelian yang akan dilakukan untuk mendukung penjualan yang telah direncanakan. Bertolak dari persediaan awal tahun, maka ditetapkan adanya pembelian. Persediaan inilah ( persediaan awal ditambah pembelian ) yang akan dipertanggungjawabkan sebagai jumlah penjualan. 2. Pengawasan Persediaan Barang Dagang Menurut Freddy (2004 : 9) tujuan utama dari adanya pengawasan persediaan barang dagang adalah : 1. menjaga agar tidak terjadi kehabisan persediaan 2. menjaga agar pembentukan persediaan stabil 3. menghindari pembelian dalam jumlah yang kecil 4. dapat melakukan pemesanan yang ekonomis ( sesuai kebutuhan ) Sistem pengawasan internal menurut SAS No.48 dalam Sofyan (2001:123) menyatakan bahwa : Pengawasan intern mencakup kontol administrasi yang tidak hanya terbatas pada struktur organisasi, prosedur, dan catatan yang melaksanakan transaksi yang otorisasi manajemen. Otorisasi ini merupakan fungsi manajemen yang langsung menyangkut tanggung jawab untuk mencapai tujuan perusahaan dan hal ini merupakan awal dalam melaksanakan accounting control atas transaksi perusahaan. Kontrol akuntansi meliputi struktur organisasi, prosedur, dan catatan yang berhubungan dengan usaha untuk menjaga keamanan aktiva dan dipercayainya catatan keuangan perusahaan.

25 30 Menurut Warren (2005 : 228), pengendalian internal memberikan jaminan bahwa : 1. aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha 2. informasi bisnis akurat Adapun jenis-jenis pengawasan intenal terhadap persediaan adalah : a. Pengawasan Fisik 1) Terdapat gudang atau tempat yang memadai sebagai tempat penyimpanan persediaan serta telah dilengkapi dengan fasilitas yang diperlukan seperti lemari, pengatur suhu, pendingin, dll. Persediaan harus berada di tempat yang aman dan semua bahan yang tinggi nilainya harus mendapatkan perhatian khusus. Apabila gudang atau tempat penyimpanan tidak beroperasi, ada baiknya area penyimpanan persediaan harus dikunci. 2) Menugaskan orang-orang tertentu untuk menjaga gudang dan menerapkan ketentuan bahwa pemasukan dan pengeluaran barang dagang hanya bisa dilakukan bila ada persetujuan dari pihak yang berwenang. Jika diperlukan, tenaga kerja yang bekerja di gudang harus dievaluasi dan memiliki latar belakang yang baik. Diperlukan juga pembentukan dan penggunaan tenaga keamanan untuk mencegah kerusakan atau pencurian dari karyawan. 3) Persediaan diasuransikan untuk menghindari kerugian akibat pencurian atau kebakaran.

26 31 b. Pengawasan Akuntansi Pengawasan ini berhubungan dengan sistem dan prosedur intern perusahaan yang meliputi : 1) Pemisahan Fungsi dan Prosedur Dalam suatu perusahaan, diperlukan adanya pemisahan fungsi atau tugas dari satu bagian terhadap bagian lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya ketidakefisiensian, kesalahan, dan penggelapan. Misalnya pemisahan antara fungsi pembelian dengan fungsi penerimaan, fungsi pembelian dengan fungsi bagian gudang, dan fungsi bagian gudang dengan fungsi penjualan. Untuk bagian pembelian, bukti yang dianggap paling penting adalah faktur. Di faktur ini tercantum : - asalnya ( siapa yang mengeluarkan faktur ) - tanggal - nama - banyaknya dan uraian dari barang-barang yang telah diserahkan - harga untuk setiap satuan yang diserahkan - jumlah uang - biaya-biaya tambahan ( jika ada ) Akhirnya perlu juga dikemukakan disini, bahwa akuntan sebagai pengawas intern, harus menyarankan setiap faktur diparaf, misalnya dengan menggunakan sebuah cap.

27 32 Jika tanggung jawab terhadap pemesanan, pemeriksaan terhadap penerimaan pesanan, dan pembayaran terhadap pemasok dilakukan oleh karyawan yang sama, maka penyelewengan berikut dapat terjadi : - Pemesanan bisa dilakukan berdasarkan hubungan pribadi dengan pemasok, bukan berdasarkan harga, mutu dan faktor-faktor objektif lainnya. - Kuantitas dan kualitas barang pesanan yang diterima mungkin tidak diperiksa, sehingga barang yang diterima atau barang yang mutunya jelek tetap dibayar. - Barang yang dibeli tersebut mungkin akan dicuri oleh karyawan. - Keabsahan dan keakuratan faktur mungkin tidak diperiksa dengan cermat, sehingga menyebabkan pembayaran atas faktur yang tidak benar dan tidak akurat. Sedangkan pada bagian penjualan, akuntan sebagai pengawas intern harus dapat menjamin bahwa pengeluaran barang-barang sudah sesuai dengan tagihan penjualan. Pengeluaran barang dari gudang juga harus diawasi dengan menggunakan formulir permintaan barang yang disahkan oleh petugas yang berwenang. Formulir serta bukti-bukti dari prosedur pembelian, penerimaan, penyimpanan dan pemakaian barang harus memiliki pengawasan yang ketat sehingga internal check yang baik dapat terlaksana. Akibat dari adanya pemisahan fungsi ini, maka dokumen perusahaan yang disiapkan oleh suatu departemen tidak akan tumpang tindih.

28 33 Pengawasan internal ini dapat melindungi persediaan dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan persediaan pada lokasi yang tidak tepat. 2) Pengawasan Terhadap Kartu Persediaan dan Pembukuan Pencatatan jumlah persediaan dalam kartu-kartu persediaan dapat diambil langsung dari copy laporan penerimaan dan copy permintaan pemakaian, sehingga kejadian di gudang akan sesuai dengan kartu-kartu persediaan. Dengan demikian apabila dalam kartu-kartu persediaan menunjukkan saldo tertentu dengan anggapan tidak ada kekeliruan dalam pencatatan, maka saldo tersebut akan sama dengan sisa fisik persediaan barang dagang di gudang. Menurut Heckret (1996 : 450), suatu catatan gudang yang sederhana meliputi hal-hal berikut : 1. Uraian mengenai jenis bahan / barang yang bersangkutan 2. Ukuran 3. Satuan 4. Nomor kode 5. Lokasi 6. Kuantitas yang diorder : - Tanggal - Nomor kode pembelian 7. Kuantitas yang diterima : - Tanggal 1. Nomor order pembelian 2. Harga pokok per unit 8. Kuantitas yang dikeluarkan - Tanggal - Nomor bon penerimaan - Harga pokok per unit 9. Kuantitas yang ada di tangan : - Harga pokok per unit

29 34 E. Penyajian Dalam Laporan Keuangan Tujuan pokok akuntansi persediaan adalah untuk : (1) menentukan labarugi periodik ( income determination ) yaitu melalui proses mempertemukan antara harga pokok barang yang dijual dengan hasil penjualan dalam suatu periode akuntansi dan (2) menentukan jumlah persediaan yang akan disajikan dalam neraca. Terdapat perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Hal tersebut dapat dilihat dari pendapatan dan beban dalam laporan laba rugi berikut ini : Tabel 2.5 Perbedaan Perusahaan Jasa dan Dagang Perusahaan Jasa Perusahaan Dagang Pendapatan Jasa xxx Penjualan xxx Beban Operasi - xxx Harga Pokok Penjualan - xxx Laba Bersih xxx Laba Kotor xxx Beban Operasi - xxx Laba Bersih $xxx Sumber : Carl (2005 : 288) Aktivitas perusahaan jasa untuk menghasilkan pendapatan diperoleh dari pemberian pelayanan kepada pelanggan. Pada laporan laba rugi perusahaan jasa, pendapatan jasa yang diberikan dilaporkan sebagai pendapatan jasa ( fee ). Beban operasi yang terjadi dalam penyediaan jasa dikurangkan dari pendapatan jasa untuk mendapatkan laba bersih. Sebaliknya, aktivitas perusahaan dagang untuk menghasilkan pendapatan diperoleh dari pembelian dan penjualan barang dagang.

30 35 Perusahaan dagang terlebih dahulu membeli barang dagang untuk dijual kepada pelanggan. Jika barang dagang dijual, pendapatan dilaporkan sebagai penjualan, dan biaya dari barang dagang tersebut diakui sebagai beban yang disebut dengan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan dikurangkan dari penjualan untuk mendapatkan laba kotor. Jumlah ini disebut laba kotor karena belum dikurangkan dengan beban operasi. Persediaan yang masih tersisa disebut dengan persediaan barang dagang ( merchandise inventory ). Persediaan barang dagang dilaporkan sebagai aktiva lancar di neraca.

31 36 Tabel 2.6 Laporan Laba Rugi NET SOLUTIONS LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 Pendapatan dari penjualan : Penjualan $ Dikurangi : Retur dan potongan penjualan $ Diskon Penjualan $ $ Penjualan Bersih $ Harga Pokok Penjualan $ Laba Kotor $ Beban Operasi : Beban Penjualan : Beban gaji penjualan $ Beban iklan $ Beban penyusutan-peralatan toko $ Beban penjualan rupa-rupa $ Total beban penjualan $ Beban administrasi : Beban gaji kantor $ Beban sewa $ Beban penyusutan-peralatan kantor $ Beban asuransi $ Beban perlengkapan kantor $ Beban administrasi rupa-rupa $ Total beban administrasi $ Total beban operasi $ Laba dari operasi $ Pendapatan dan beban lain-lain : Pendapatan sewa $ Beban bunga ($ ) ($ ) Laba Bersih $ Sumber : Carl (2005 : 291)

32 37 Aktiva Lancar : Aktiva Tabel 2.7 Neraca NET SOLUTIONS NERACA 31 DESEMBER 2007 Kas $ Piutang Usaha $ Persediaan barang dagang $ Perlengkapan kantor $ Asuransi dibayar di muka $ Total aktiva lancar $ Properti, bangunan, dan peralatan : Tanah $ Peralatan toko $ Dikurangi : Akm. Penyusutan $ $ Peralatan kantor $ Dikurangi : Akm. Penyusutan $ $ Total properti, pabrik, dan peralatan $ Total Aktiva $ Kewajiban lancar : Kewajiban Utang usaha $ Wesel bayar ( bagian lancar ) $ Utang gaji $ Sewa diterima di muka $ Kewajiban jangka panjang : Total kewajiban lancar $ Wesel bayar ( jatuh tempo 2017 ) $ Total kewajiban $ Ekuitas Pemilik Modal Chris Clark $ Total kewajiban dan ekuitas pemilik $ Sumber : Carl (2005 : 295)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Fungsi, dan Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Sebagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Keiso, Weygandt dan Warfield (2007:402) persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan PSAK No.14 (2012), paragraf 06, Persediaan adalah Aset yang dimiliki dan tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk penjualan

Lebih terperinci

Biaya persediaan = Rp ,-

Biaya persediaan = Rp ,- BAB 5 PERSEDIAAN A. Pengertian Salah satu aset lancar yang umumnya memiliki nilai yang besar diantara aset-aset lancar lainnya adalah persediaan. Persediaan merupakan jenis aset produktif yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Dalam perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, persediaan sangat penting dan termasuk bagian aktiva lancar yang aktif. Persediaan (inventory) adalah

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan. Fungsi Persediaan (2) Fungsi Persediaan 11/18/2015

Pengendalian Persediaan. Fungsi Persediaan (2) Fungsi Persediaan 11/18/2015 Pengendalian Persediaan Suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, atau Persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Handri Mulya, (2010:214) Persediaan dalam sebuah perusahaan merupakan aset yang cukup besar nilainya. Keberadaannya dalam sebuah perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perencanaan dan pengendalian Produksi. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian produksi adalah kegiatan menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perencanaan dan pengendalian Produksi. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian produksi adalah kegiatan menghasilkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGENDALIAN BAHAN BAKU 1. Pengertian Perencanaan dan pengendalian Produksi Dalam pengertian sederhana, produksi berarti menghasilkan barang/jasa. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Pengertian Akuntansi menurut Rudiyanto ( 2012 : 4 ) akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB 4 Persediaan (inventory)

BAB 4 Persediaan (inventory) BAB 4 Persediaan (inventory) Akuntansi Dasar 2 Modul Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian persediaan 2. Menjelaskan sistem akuntansi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan,

Lebih terperinci

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi; Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

Bab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

Bab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Bab 9 Persediaan Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Tujuan 1. Mengikhtisarkan dan memberikan contoh-contoh prosedur pengendalian internal atas persediaan. 2. Menjelaskan pengaruh kesalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis I. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Evaluasi dan Kebijakan Pengertian evaluasi menurut Syahrul dan Nizar (2000:58) adalah sebagai berikut: Penilaian atau proses penelitian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur,

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset perusahaan yang mempunyai pengaruh yang sangat sensitif bagi perkembangan financial

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kegiatan bisnis untuk dijual tanpa perubahan bentuk atau untuk diproses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kegiatan bisnis untuk dijual tanpa perubahan bentuk atau untuk diproses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset perusahaan yang mempunyai pengaruh yang sangat sensitif bagi perkembangan financial

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang - barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: 05 Akuntansi Pajak Persediaan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang yang dibeli/diproduksi/dimiliki oleh perusahaan yang akan dijual kembali sebagai aktivitas atau kegiatan normal perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan dalam perusahaan mempunyai kedudukan yang sangat penting baik dalam jumlah maupun dalam peranannya. Jumlah (nilai) persediaan pada umumnya relatif

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menggambarkan kontrol internal terhadap pesediaan. 2. Menjelaskan pengaruh pencatatan persediaan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4 Manajemen Produksi dan Operasi Inventory M-4 1 2 PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

INVENTORY. (Manajemen Persediaan) INVENTORY (Manajemen Persediaan) Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan dan Jenis-jenis Persediaan 2.1.2 Pengertian Persediaan Persediaan adalah bagian utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan yang nilainya cukup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari proses akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan mengharapkan mendapat keuntungan untuk mencapai hal tersebut manajemen harus dapat mengelola faktor-faktor produksi dimana dalam

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan Berikut beberapa defenisi persediaan menurut beberapa ahli : Persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Persediaan 1. Peneliti Terdahulu Fransiska Simorangkir (2008) meneliti tentang Analisis Penerapan Metode Laba Kotor Dalam Penilaian Persediaan Pada Laporan Keuangan

Lebih terperinci

#12 MANAJEMEN PERSEDIAAN

#12 MANAJEMEN PERSEDIAAN #12 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.

Lebih terperinci

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN #14 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.

Lebih terperinci

Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang

Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang Awalludiyah Ambarwati PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang membeli barang dagang untuk dijual kepada pelanggan tanpa mengubah bentuk atau memroses lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Jenis Jenis dan Biaya-Biaya Persediaan 1. Pengertian Persediaan Perusahaan didalam menjalankan operasoinalnya tentu memliki persediaan, baik itu perusahaan dagang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama dan Tahun Penelitian : Fifi Irmalinda (2004) Judul Penelitian : Perencanaan dan Pengawasan Persediaan pada PT. Samafitro Perwakilan Medan Perumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. This page was created using BCL ALLPDF demo software. To purchase, go to

BAB I PENDAHULUAN. This page was created using BCL ALLPDF demo software. To purchase, go to BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan era globalisasi yang juga mempengaruhi kemajuan perkembangan dunia usaha, Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang menggalakkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 (2009:14.5), persediaan diartikan sebagai berikut: Persediaan adalah aset : a.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa. BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1. Pengertian Piutang Menurut Skousen (2005 : 286), Piutang dapat di defenisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dagangan yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis. mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dagangan yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis. mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian persediaan Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untuk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG 5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG PETA KONSEP Jurnal penyesuaian terdiri dari Persediaan Beban yang masih harus dibayar Pendapatan yang masih harus diterima Beban diterima di muka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSATAKA

BAB II TINJAUAN PUSATAKA BAB II TINJAUAN PUSATAKA A. Persediaan Barang Menurut C. Wigati Retno Astuti dan Cornelio Purwantini (2002:58), pengertian persediaan barang adalah semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam industri manufaktur, persediaan bahan baku merupakan aset perusahaan yang sangat vital. Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi pasti memerlukan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan ditujukan pada bahan baku yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal dan dalam kasus perusahaan manufaktur, yaitu barang dalam proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan adalah suatu aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Persediaan Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencatatan Pada suatu perusahaan tentunya diperlukan untuk adanya pencatatan persediaan, karena akan membantu kegiatan operasional perusahaan, pencatatan persediaan sangat membantu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut James A. Hall (2011 : 6) Sistem adalah kelompok dari dua orang atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG Pada buku satu kita telah mempelajari akuntansi untuk perusahaan jasa dengan menerapkan satu siklus akuntansi secara menyeluruh, mulai dari pencatatan transaksi sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya.

Lebih terperinci

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN #14 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING. Material : Controlling, Costing, and Planning. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

COST ACCOUNTING. Material : Controlling, Costing, and Planning. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis COST ACCOUNTING Material : Controlling, Costing, and Planning Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Biaya merupakan salah satu elemen

Lebih terperinci

BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG PENCATATAN METODE PERPETUAL Asgard Chapter 2008 www.cherrycorner.com AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG: PENCATATAN METODE PERPETUAL Perusahaan dagang dapat menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Pada hakekatnya persediaan merupakan faktor-faktor yang penting bagi setiap perusahaan industri maupun perusahaan dagang. Persediaan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk dapat menjual barang atau

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk dapat menjual barang atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk dapat menjual barang atau jasa yang dihasilkannya, hal tersebut merupakan dasar untuk dihasilkannya pendapatan.

Lebih terperinci

Anggaran Bahan Baku. Deskripsi Materi :

Anggaran Bahan Baku. Deskripsi Materi : Anggaran Bahan Baku Deskripsi Materi : Mampu menghitung kebutuhan bahan langsung dan membuat anggaran biaya dan pembelian bahan langsung Pemahaman mengenai anggaran rencana dan pengendalian Bahan Baku

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Definisi Persediaan Persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 1.1 Tinjauan Teori Pengertian Aset

BAB III PEMBAHASAN 1.1 Tinjauan Teori Pengertian Aset BAB III PEMBAHASAN Dalam bab pembahasan ini akan disajikan beberapa hal secara tinjauan teori maupun tinjauan praktik mengenai persediaan. Diantaranya pada tinjuan teori akan dibahas mengenai pengertian

Lebih terperinci

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006 SISTEM

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) yang dimulai sejak pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY II. 1. Persediaan II. 1. 1. Pengertian Persediaan Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Piutang Usaha 2.1.1. Pengertian dan Klassifikasi Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada

Lebih terperinci

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) Karakteristik Persediaan Di dalam akuntansi, persediaan meliputi semua barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual, dikonsumsi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Muhammad Rizal Satria, SE., M.Ak., Ak. Program Studi Akuntansi, Politeknik Pos Indonesia rizalstr@gmail.com ABSTRACT Inventories are covering all goods owned by the

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 tentang Persediaan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Menurut Warren (2005 : 392) Piutang (receivables) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci