ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER SATWA UTAMA DESA CIJULANG KECAMATAN BOJONG LOPANG KABUPATEN SUKABUMI SKRIPSI ASEP MULYANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER SATWA UTAMA DESA CIJULANG KECAMATAN BOJONG LOPANG KABUPATEN SUKABUMI SKRIPSI ASEP MULYANA"

Transkripsi

1 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER SATWA UTAMA DESA CIJULANG KECAMATAN BOJONG LOPANG KABUPATEN SUKABUMI SKRIPSI ASEP MULYANA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 RINGKASAN ASEP MULYANA. D Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler Satwa Utama Desa Cijulang Kecamatan Bojong Lopang Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Dr. Ir. Sri Mulatsih, M. Agr. Sc. Pembimbing Anggota : Ir. Wiwiek Rindayanti, MS. Peternakan ayam broiler merupakan salah satu usahaternak yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena ayam broiler memiliki keunggulan berproduksi lebih tinggi. Keuntungan yang dirasakan peternak adalah laju perputaran modalnya sangat cepat. Peningkatan konsumsi dan permintaan masyarakat terhadap daging ayam broiler merupakan peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan peternakan ayam broiler. Perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama yang ada di Desa Cijulang, Kecamatan Bojong Lopang, Kabupaten Sukabumi dijalankan dengan mempertimbangkan dan memperkirakan kemampuan usaha serta melihat besarnya peluang bisnis ayam broiler. Oleh karena itu, perlu adanya suatu penelitian yang menganalisis usaha peternakan ayam broiler. Salah satunya dengan analisis kelayakan finansial yang dapat dijadikan acuan untuk pengambilan kebijakan usaha selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) mengetahui tatalaksana pemeliharaan ayam broiler; (2) menganalisis kelayakan finansial usaha peternakan ayam broiler; dan (3) menganalisis sensitivitas usaha peternakan ayam broiler akibat adanya perubahan kenaikan harga DOC, kenaikan harga pakan dan penurunan harga jual ayam. Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama yang berlokasi di Desa Cijulang, Kecamatan Bojong Lopang, Kabupaten Sukabumi. Pengambilan data dilaksanakan selama satu bulan pada bulan Mei Penelitian ini didesain sebagai studi kasus yang bersifat deskriptif analisis. Unit analisis perusahan peternakan ayam broiler Satwa Utama. Hasil dari perhitungan kriteria kelayakan finansial pada tingkat suku bunga 8% dengan adanya pajak ataupun tanpa dikenai pajak menunjukan bahwa usahaternak ayam broiler di perusahaan peternakan Satwa Utama dinyatakan layak. Hasil dari perhitungan kriteria kelayakan finansial tanpa dikenakan pajak didapat nilai NPV sebesar Rp ,3, nilai BCR sebesar 1,049, nilai IRR sebesar 43,92% dan Pay back Period perusahaan 2,18 tahun. Sedangkan hasil perhitungan kriteria kelayakan finansial pada tingkat suku bunga yang sama setelah dikenai pajak menghasilkan nilai NPV sebesar Rp ,7, nilai BCR sebesar 1,049, nilai IRR 32,82% dan Pay back Period yang didapat 2,75 tahun. Tingkat kepekaan kelayakan finansial usahaternak ayam broiler perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama terhadap peningkatan harga DOC lebih dari 20,92% cateris paribus, peningkatan harga pakan lebih dari 6,58% cateris paribus dan penurunan harga jual ayam broiler lebih dari 4,33% cateris paribus perusahaan akan mengalami kerugian. Kata-kata Kunci : analisis kelayakan finansial, analisis sensitivitas, broiler

3 ABSTRACT Financial Feasibility Analysis of Satwa Utama Broiler Farm in Cijulang Village Bojong Lopang Subdistrict Sukabumi Regency Mulyana, A., S. Mulatsih, and W. Rindayanti The aims of this research was: (1) to find out the management of Satwa Utama broiler farm, (2) to analyze the financial feasibility of Satwa Utama broiler farm, and (3) to analyze the sensitivity of Satwa Utama broiler farm from the increase of DOC price, feed price increase and the decrease of chicken selling price. The data was collected in May 2006 at Satwa Utama in Cijulang village, Bojong Lapang subdistrict, Sukabumi regency, West Java. The data analysis included descriptively and the analyses included finance ( Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR), Pay Back Period (PBP)) and analysis of sensitivity. The result of financial feasibility on the interest rate of 8% p.a with or without tax showed that the broiler business at Satwa Utama was feasible. From the criteria calculation of financial feasibility without tax, NPV was Rp 1,122,608,995.3; BCR value was 1.049; IRR was 43.92%; and PBP value of Satwa Utama broiler farm was 2.18 years. From the criteria calculation of financial feasibility with tax, NPV was Rp 741,880,946.7; BCR value was 1.049; IRR was 32.82%; and PBP value of Satwa Utama broiler farm was 2.75 years. Sensitivity analysis showed that the increasing of DOC price (cateris paribus) more than percent, the increasing of feed price (cateris paribus) more than 6.58 percent and the decreasing of broiler selling price (cateris paribus) more than 4.33 percent will cause a financial loss for Satwa Utama broiler farm. Keywords: financial feasibility, sensitivity analysis, broiler

4 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER SATWA UTAMA DESA CIJULANG KECAMATAN BOJONG LOPANG KABUPATEN SUKABUMI ASEP MULYANA D Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

5 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER SATWA UTAMA DESA CIJULANG KECAMATAN BOJONG LOPANG KABUPATEN SUKABUMI Oleh ASEP MULYANA D Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 16 Mei 2008 Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Dr. Ir Sri Mulatsih, M. Agr. Sc Ir. Wiwiek Rindayanti, MS NIP NIP Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Luki Abdullah, MSc. Agr NIP

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 7 Juni 1984 di Kota Sukabumi. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak H. Uloh dan Ibu Hj. Badriah yang saat ini bertempat tinggal di Desa Hegarmanah, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi. Pendidikan yang ditempuh penulis dari tahun di Sekolah Dasar Negeri Hegarmanah. Kemudian penulis melanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Sagaranten yang diselesaikan pada tahun Dilanjutkan di Sekolah Menengah Umum Pasundan Sukabumi diselesaikan pada tahun Penulis diterima sebagai mahasiswa jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis mengikuti organisasi intra kampus, diantaranya Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan (HIMASEIP). Selain itu, penulis juga pernah mengikuti berbagai kepanitian seperti SEIP project 2003, Lomba Cepat Tepat Sosial Ekonomi Industri Peternakan (LCTSEIP) tahun 2004.

7 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin. Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, karunia dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler Satwa Utama Desa Cijulang Kecamatan Bojong Lopang Kabupaten Sukabumi. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Program Studi Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Tujuan dari penulisan skripsi ini untuk mengetahui tatalaksana pemeliharaan ayam broiler perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama, menganalisis kelayakan finansial dengan menggunakan analisis NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), BCR (Benefit Cost Ratio) dan PBP (Pay Back Period ) untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak dijalankan atau tidak. Skripsi ini juga menggunakan analisis sensitivitas yang digunakan untuk melihat dampak dari perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada perusahaan seperti perubahan kenaikan harga DOC, kenaikan harga pakan dan penurunan harga jual ayam. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat berguna, khususnya bagi diri penulis serta bagi pemilik perusahaan ayam broiler Satwa Utama agar dapat mengetahui keadaan dan perkembangan usahanya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik ataupun saran yang membangun sangat diharapkan agar skripsi ini menjadi lebih baik. Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT, kesalahan dan kekeliruan berasal dari pihak penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Amin. Bogor, Mei 2008 Penulis

8 DAFTAR ISI RINGKASAN... ABSTRACT... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Perumusan Masalah... 2 Tujuan... 2 Kegunaan Penelitian... 3 KERANGKA PEMIKIRAN... 4 TINJAUAN PUSTAKA... 6 Karakteristik Ayam Broiler... 6 Usahaternak Ayam Broiler... 7 Biaya dan Penerimaan... 8 Analisis Finansial... 9 Net Present Value (NPV) Benefit Cost Ratio (BCR)) Internal Rate of Return (IRR) Pay Back Period (PBP) Analisis Sensitivitas METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Desain Penelitian Data dan Instrumentasi Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis Kelayakan Finansial Analisis Sensitivitas Definisi Istilah KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan Lokasi Perusahaan Perkandangan i ii iii iv v vii viii ix

9 Struktur Organisasi HASIL DAN PEMBAHASAN Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler Usahaternak Ayam Broiler Lahan Peralatan DOC Pakan Pencegahan Penyakit Tenaga Kerja Pemasaran Produk Ayam Broiler Analisa Biaya dan Penerimaan Biaya Biaya Investasi Biaya Variabel Biaya Tetap Penerimaan Penerimaan Tunai Penerimaan Tidak Tunai Analisis Kelayakan Finansial Analisis Sensitivitas KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 36

10 Nomor DAFTAR TABEL Halaman 1. Peralatan yang Digunakan Perusahaan Peternakan Satwa Utama Program Vaksinasi Perusahaan Peternakan Satwa Utama Biaya Investasi Perusahaan Perternakan Satwa Utama Biaya Variabel Perusahaan Peternakan Satwa Utama Per Periode Produksi Rata-rata Penerimaan Perusahaan Peternakan Satwa Utama Per Periode Koefisien Teknis Perhitungan Analisis Finansial Perusahaan Peternakan Satwa Utama Kriteria Kelayakan Perusahaan Peternakan Satwa Utama Analisis Sensitivitas Perusahaan Peternakan Satwa Utama... 32

11 Nomor DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Alur Kerangka Pemikiran Struktur Organisasi Perusahaan Peternakan Ayam Broiler Satwa Utama... 18

12 Nomor DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler Satwa Utama Tanpa Pajak Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler Satwa Utama dengan Pajak Analisis Sensitivitas pada Kenaikan Harga DOC Sebesar 20,92% dengan Pajak Analisis Sensitivitas pada Kenaikan Harga Pakan Sebesar 6,58% dengan Pajak Analisis Sensitivitas pada Penurunan Harga Jual Ayam Sebesar 4,33% dengan Pajak Nilai Sisa Peralatan yang Belum Habis Pakai Ketika Akhir Tahun Nilai Sisa Bangunan Perusahaan Peternakan Satwa Utama Ketentuan Perhitungan Pajak Pendapatan Badan Usaha dan Perseroan Terbatas... 42

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan ayam broiler merupakan salah satu usahaternak yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena ayam broiler memiliki keunggulan berproduksi lebih tinggi dibanding dengan jenis ayam buras. Pertumbuhan berat badannya sangat cepat dengan perolehan timbangan berat badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek. Disamping itu, keuntungan yang dirasakan peternak adalah laju perputaran modalnya sangat cepat. Biaya yang telah dikeluarkan selama pemeliharaan akan cepat kembali. Hal ini dapat menjadi daya tarik bagi peternak dan pengusaha untuk terjun dalam usaha peternakan ayam broiler. Peningkatan konsumsi dan permintaan masyarakat terhadap daging ayam broiler merupakan peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan peternakan ayam broiler. Semakin banyak dibukanya restoran-restoran baru, rumah makan, pasar swalayan, adanya kecenderungan mengkonsumsi daging ayam yang tinggi pada saat bulan puasa dan hari lebaran membuat jumlah permintaan dalam negeri terhadap daging ayam broiler semakin meningkat. Daging ayam broiler akan mengambil peranan cukup besar dalam penyediaan dan pemenuhan gizi masyarakat dengan harga yang masih terjangkau dan kandungan gizi yang cukup baik. Usaha peternakan ayam broiler Satwa Utama merupakan upaya untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat terhadap daging ayam. Oleh karena itu, pengembangan usaha peternakan ayam broiler sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Keberhasilan usaha yang dijalankan sangat ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya. Seperti halnya usaha lain, usaha peternakan dapat berkembang jika didukung oleh ketersediaan sumberdaya yang cukup misalnya ternak, peternak, modal dan lingkungan serta teknologi. Perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama yang ada di Desa Cijulang, Kecamatan Bojong Lopang, Kabupaten Sukabumi dijalankan dengan mempertimbangkan dan memperkirakan kemampuan usaha serta melihat besarnya peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan peternakan ayam broiler. Oleh karena itu, perlu adanya suatu penelitian yang menganalisis usaha peternakan ayam broiler. Salah satunya dengan analisis kelayakan finansial yang dapat dijadikan acuan untuk pengambilan kebijakan usaha selanjutnya. 1

14 Perumusan Masalah Perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama seperti halnya usaha lain akan berusaha untuk mencapai atau mendapatkan keuntungan yang maksimal. Sejauh ini perusahaan belum mengetahui secara pasti seberapa besar manfaat atau keuntungan yang diperoleh perusahaan karena keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak menentu. Hal ini diakibatkan oleh berbagai macam kendala dan permasalahan yang dihadapi perusahaan. Kendala itu dapat berupa fluktuasi harga DOC, tatalaksana pemeliharaan, penggunaan obat-obatan dan pakan yang berdampak langsung pada perusahaan. Terkait dengan hal tersebut maka perlu dilakukan suatu analisis dari kegiatan perusahaan peternakan ayam broiler. Salah satunya dengan analisis kelayakan finansial yang baik dan terencana. Berdasarkan uraian diatas maka dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tatalaksana pemeliharaan ayam broiler di perusahaan Satwa Utama? 2. Bagaimana kelayakan usaha peternakan ayam broiler ditempat penelitian secara finansial? 3. Bagaimana tingkat sensitivitasnya terhadap kenaikan harga input dan penurunan harga output? Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui tatalaksana pemeliharaan ayam broiler di perusahaan peternakan Satwa Utama. 2. Menganalisis kelayakan finansial usaha peternakan ayam broiler di perusahaan peternakan Satwa Utama. 3. Menganalisis sensitivitas usaha peternakan ayam broiler di perusahaan peternakan Satwa Utama akibat adanya perubahan kenaikan harga DOC, kenaikan harga pakan dan penurunan harga jual ayam. 2

15 Kegunaan Penelitian 1. Sebagai pedoman analisis usaha bagi peternak dalam melakukan perencanaan usahaternak ayam broiler. 2. Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang usaha peternakan ayam broiler. 3. Informasi dan ilmu pengetahuan bagi pembaca yang berminat untuk melakukan penelitian. 3

16 KERANGKA PEMIKIRAN Perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama yang ada di Desa Cijulang, Kecamatan Bojong Lopang, Kabupaten Sukabumi, merupakan usaha peternakan ayam broiler yang memanfaatkan peluang pasar dimana sampai saat ini permintaan daging ayam broiler terus meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti harga daging yang relatif murah, pertumbuhan penduduk yang cenderung meningkat, peningkatan pendapatan dan peningkatan kesadaran pemenuhan zat gizi. Usaha peternakan ayam broiler ini seringkali dihadapkan pada situasi yang tidak menentu seperti fluktuasi harga jual broiler, harga DOC dan harga pakan, yang berdampak langsung pada keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan pada tahun-tahun yang akan datang. Analisis kelayakan finansial dilakukan berdasarkan kriteria kelayakan seperti Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR) dan Pay Back Period (PBP). Selain itu, perlu juga dilakukan analisis sensitivitas untuk mengukur kekuatan perencanaan terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi. 4

17 Usaha Peternakan Ayam Broiler Satwa Utama Analisis Kelayakan Usaha Arus Biaya dan Penerimaan Aspek Finansial Analisis NPV, BCR, IRR dan PBP Analisis Sensitivitas Kriteria Kelayakan Layak/Tidak layak Gambar 1. Alur Kerangkan Pemikiran 5

18 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Ayam Broiler Menurut Cahyono (2004) ayam ras pedaging atau yang dikenal dalam masyarakat kita dengan sebutan ayam broiler, pengusahaan dan pengembangan yang sangat pesat terhadap jenis ayam ras pedaging ini memang sangat beralasan, karena ayam ras atau ayam negeri tersebut memiliki keunggulan berproduksi yang lebih tinggi dibanding dengan jenis ayam buras. Pada ayam ras, pertumbuhan badannya sangat cepat dengan perolehan timbangan berat badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek, yaitu pada umur 5-6 minggu berat badannya dapat mencapai 1,3-2,8 kg. Disamping itu, ayam ras pedaging mempunyai kemampuan mengubah bahan makanan menjadi daging dengan sangat hemat, artinya dengan jumlah makanan sedikit dapat diperoleh penambahan berat badan yang tinggi. Menurut Rasyaf (2004), ayam broiler adalah ayam jantan dan betina muda yang dijual pada umur dibawah 8 minggu dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang baik dan banyak. Jadi, ayam yang pertumbuhannya cepat dimasukkan kedalam kategori ayam pedaging. Ayam broiler terpilih sebagai ayam pedaging karena pertumbuhannya sangat fantastik sejak usia 1 minggu hingga 5 minggu. Pada saat usia 3 minggu tubuhnya sudah gempal dan padat. Ayam broiler yang berusia 6 minggu sudah sama besarnya dengan ayam kampung dewasa dan bila dipelihara hingga berusia 8 minggu, bobotnya dapat mencapai 2 kg. Kelebihan inilah yang mengakibatkan ayam broiler sebagai ayam pedaging. Ayam broiler dipasarkan pada bobot hidup antara 1,3-1,6 kg per ekor dan dilakukan pada usia ayam 5 hingga 6 minggu. Keunggulan ayam broiler akan terbentuk bila didukung oleh lingkungan karena sifat genetis saja tidak menjamin keunggulan itu akan terlihat. Hal-hal yang mendukung keunggulan pertumbuhan ayam broiler antara lain: 1) pakan, yang menyangkut kualitas dan kuantitasnya; 2) temperatur lingkungan, ayam broiler akan tumbuh optimal pada temperatur 19 sampai 21 0 C; 3) pemeliharaan, bibit ayam yang baik membutuhkan pemeliharaan yang baik pula. Hardjosworo dan Rukmiasih (2000) menyatakan bahwa antara umur satu sampai dua minggu, ayam ras pedaging memerlukan suhu lingkungan mendekati 32 0 C. Pada umur 2-3 minggu, suhu lingkungan yang diperlukan antara C dan 6

19 setelah umur 3 minggu menjadi C. Kelembaban yang baik adalah sekitar 60%, bila terlalu tinggi (diatas 70%), kondisi tersebut akan menganggu pernapasan. Selain itu, kelembaban yang tinggi akan menyebabkan serasah (litter) penutup lantai kandang basah. Menurut Saragih (2000) bisnis ayam broiler memiliki karakteristik dasar sebagai berikut: 1) bisnis ayam broiler didasarkan pada pemanfaatan pertumbuhan dan produksi, dimana ayam broiler memiliki sifat pertumbuhan yang tergolong cepat; 2) produktivitas ayam broiler sangat tergantung pada pakan baik secara teknis (pemberian pakan yang tepat) maupun ekonomis (penggunaan pakan yang efisien); dan 3) produk akhir (final product) dari agribisnis ayam broiler merupakan produk yang dihasilkan melalui tahapan-tahapan produksi mulai dari hulu sampai hilir, dimana produk antara merupakan makhluk biologis bernilai ekonomi tinggi berupa ayam ras pedaging. Usahaternak Ayam Broiler Ada 3 hal penting dalam usahaternak ayam broiler yang harus ditangani secara ketat (rutin dan teliti), yaitu: 1) pakan dan air, 2) obat, vitamin, sanitasi dan vaksin, serta 3) perkandangan. Ketiganya saling mendukung (sinergy) sehingga pelaksanaannya pun harus bersamaan. Bila tidak ada ketidaksempurnaan penanganan dari ketiga hal tersebut maka pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi performans sangat besar seperti tingkat konversi pakan menjadi rendah (efisiensi tinggi), pertumbuhan terhambat dan tingkat kematian tinggi (Tobing, 2005). Hasil penelitian Pakarti (2000) menunjukan bahwa keberhasilan usaha ternak ayam broiler sebagai usaha yang relatif cepat menghasilkan output tidak terlepas dari tiga faktor yaitu pakan, lingkungan dan manajemen pemeliharaan. Kombinasi dari faktor pakan, lingkungan dan manajemen dicerminkan dalam bentuk keragaman teknis usahaternak dengan beberapa indikator penting, yaitu: 1) tingkat mortalitas; 2) konversi pakan; dan 3) bobot ayam broiler yang dicapai. Menurut Suharno (2002), langkah awal yang harus diambil oleh pelaku agribisnis ayam ras untuk melihat situasi pasar adalah: 1) pandai menyiasati situasi pasar dengan mengatur pola produksi; 2) menjalin komunikasi antar peternak; 3) memperpendek jalur pemasaran; dan 4) menguasai manajemen produksi dan pemotongan. Menurut Rasyaf (2002), ada tiga unsur beternak ayam broiler yang 7

20 harus diperhatikan dalam penggunaan sumberdaya. Pertama unsur produksi. Peternak harus mengetahui secara seimbang antara produksi, pakan dan pencegahan penyakit. Kedua unsur manajemen. Manajemen berfungsi untuk mengendalikan semua aktvitas di peternakan secara terpadu dan sinkron guna mencari keuntungan yang maksimal. Ketiga unsur pasar dan pemasaran. Keuntungan bisa diperolah dengan menjual hasil peternakan ayam broiler ke pasar. Biaya dan Penerimaan Menurut Boediono (2002), dalam hubungannya dengan tingkat output, dari segi sifatnya biaya produksi bisa dibagi menjadi tujuh: 1. Total Fixed Cost (TFC) atau biaya tetap total, adalah jumlah biaya yang tetap dibayar perusahaan (produsen) berapapun tingkat output yang dihasilkan. Jumlah TFC adalah tetap untuk setiap output (misalnya: penyusutan, sewa gedung dan sebagainya), 2. Total Variable Cost (TVC) atau biaya variabel total, adalah jumlah biaya yang berubah sesuai dengan tinggi rendahnya output yang diproduksi (misalnya: biaya untuk bahan mentah, upah, ongkos angkut dan sebagainya), 3. Total Cost (TC) atau biaya total adalah penjumlahan dari biaya tetap maupun biaya variabel, 4. Average Fixed Cost (AFC) atau biaya tetap rata-rata adalah ongkos tetap yang dibebankan pada setiap unit output, 5. Average Variable Cost (AVC) atau biaya variabel rata-rata, adalah semua biaya lain, selain AFC, yang dibebankan pada setiap unit output, 6. Average Total Cost (ATC) atau biaya total rata-rata, adalah biaya produksi dari setiap unit output yang dihasilkan, dan 7. Marginal Cost (MC) atau biaya marjinal, adalah kenaikan dari total cost yang diakibatkan oleh diproduksinya tambahan satu unit output. Biaya dibedakan atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang tidak berubah walaupun jumlah produksinya berubah, atau tidak terpengaruh oleh besar kecilnya produksi. Biaya tetap dalam usaha peternakan adalah depresiasi, bunga modal, pajak, asuransi, sedangkan biaya variabel (variable cost) disebut juga biaya operasi, biaya ini selalu berubah tergantung pada besar kecilnya produksi. Biaya variabel meliputi biaya pakan, biaya kesehatan, pembelian 8

21 ternak, upah tenaga kerja, obat-obatan, litter, bahan bakar dan lain-lain (Prawirokusumo, 1990). Menurut Boediono (2002), penerimaan (revenue) adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan output. Ada dua konsep penerimaan (revenue) yang penting untuk produsen: 1. Total Revenue (TR), yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya. Total revenue adalah output kali harga jual output. 2. Marginal Revenue (MR), yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh tambahan penjualan satu unit output. Analisis Finansial Menurut Kadariah et al. (1999) analisis finansial dimana proyek dilihat dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek. Dalam analisis finansial yang diperhatikan ialah hasil untuk modal saham (Equity Capital) yang ditanam dalam proyek, hasil yang harus diterima oleh para petani, pengusaha (businessmen), perusahaan swasta, suatu badan pemerintah, atau siapa saja yang berkepentingan langsung dalam pembangunan proyek. Analisis finansial ini penting artinya dalam memperhitungkan insentif bagi orang-orang yang turut serta dalam mensukseskan pelaksanaan proyek. Sebab, tidak ada gunanya untuk melaksanakan proyek yang mengutungkan dilihat dari sudut perekonomian sebagai keseluruhan, jika para petani yang menjalankan aktivitas produksi tidak bertambah baik keadaannya. Suatu usaha dapat dilihat layak apabila memberikan keuntungan finansial, sedangkan dinyatakan tidak layak bila tidak memberikan keuntungan finansial. Salah satu cara untuk melihat kelayakan finansial adalah dengan metode cash flow analisis (Gittinger, 1986). Alasan menggunakan metode ini adalah pengaruh waktu terhadap nilai uang selama umur kegiatan usaha. Cash Flow analysis dilakukan setelah komponen-komponennya ditentukan dan diperoleh nilainya. Komponenkomponen tersebut dikelompokan dalam dua bagian, yaitu penerimaan atau manfaat (benefit; inflow) dan pengeluaran atau biaya (cost; outflow). Dalam rangka mencari suatu ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu proyek telah dikembangkan berbagai macam indeks. Indeks-indeks tersebut disebut Investment Criteria. Setiap indeks itu menggunakan Present Value yang telah di-discount dari arus-arus benefit 9

22 dan biaya selama umur suatu proyek. Kriteria kelayakan finansial yang digunakan yaitu: Net Present Value dari Arus-arus Benefit dan Biaya (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR). Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV), merupakan selisih antara present value dari benefit dan present value dari biaya (Kadariah et al. 1999). Dalam evaluasi suatu proyek tertentu tanda go dinyatakan oleh nilai NPV > 0. Jika NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar Social Opportunity Cost of Capital. Jika NPV < 0, proyek supaya ditolak artinya ada penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk sumber-sumber yang diperlukan proyek. Benefit Cost Ratio (BCR) Benefit Cost Ratio (BCR), adalah perbandingan antara present value (PV) manfaat dan present value (PV) biaya. Dengan demikian benefit cost ratio (BCR) menunjukan manfaat yang diperoleh setiap penambahan satu rupiah penambahan penerimaan. BCR akan menggambarkan keuntungan dan layak dilaksanakan jika mempunyai nilai BCR >1. Apabila BCR = 1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi. Apabila BCR < 1, maka usaha tersebut merugikan, sehingga lebih baik tidak dilaksanakan (Gittinger, 1986). Internal Rate of Return (IRR) Kadariah et al. (1999) menyebutkan Internal Rate of Return (IRR) adalah nilai discount rate (i) atau tingkat diskonto yang membuat nilai NPV dari usaha sama dengan nol. IRR dapat juga dianggap juga sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek, asal setiap benefit yang diwujudkan (yaitu setiap Bt Ct yang bersifat positif) secara otomatis ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan i yang sama yang diberi bunga selama sisa umur proyek. Suatu nilai IRR yang lebih besar daripada/sama dengan social discount rate menyatakan tanda go untuk suatu proyek, sedangkan IRR yang kurang dari social discount rate memberikan tanda no go atau proyek sebaiknya tidak dijalankan. Pay Back Period (PBP) Pay Back Period adalah suatu indikator yang dinyatakan dengan ukuran waktu, yakni berapa tahun yang diperlukan oleh suatu kegiatan atau usaha untuk 10

23 mengembalikan biaya investasi yang ditanamkan ke dalam usaha, termasuk biaya pengganti. Apabila suatu alternatif memiliki masa pakai ekonomis lebih besar dari periode pengembalian maka alternatif tersebut layak, sebaliknya jika periode pengembalian lebih besar dari estimasi masa pakai suatu alat atau umur suatu investasi maka investasi tersebut tidak layak diterima (Djamin, 1993). Analisis Sensitivitas Gittinger (1986), menyatakan bahwa analisis kepekaan ditujukan untuk meneliti kembali suatu analisa untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-rubah. Menurut Kadariah et al. (1999) tujuan dari Sensitivity Analysis ialah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit. Analisis ini diperlukan karena analisis usaha didasarkan proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang terjadi diwaktu yang akan datang. Terdapat tiga hal dalam analisis sensitivitas, yaitu: 1) terdapatnya Cost Overrun, umpamanya kenaikan dalam biaya kontruksi: 2) perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum, umpamanya penurunan harga hasil produksi; dan 3) mundurnya waktu implementasi. Analisis kelayakan finansial biasanya didasarkan pada proyeksi-proyeksi atau estimasi-estimasi yang banyak mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang. Salah satu sebabnya adalah perubahan harga terhadap tingkat harga umum, baik tingkat harga input maupun tingkat harga output (Gittinger, 1986). 11

24 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama di Desa Cijulang, Kecamatan Bojong Lopang, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (disengaja) dengan pertimbangan usaha peternakan Satwa Utama merupakan peternakan yang bermaksud untuk mengembangkan usahanya. Pengambilan data dilaksanakan selama satu bulan, yaitu bulan Mei Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai studi kasus yang bersifat deskriptif analisis. Unit analisis perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama di Desa Cijulang, Kecamatan Bojong Lopang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Data dan Instrumentasi Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pemilik perusahaan peternakan, manajer kontrol dan produksi, kepala kandang dan bagian administrasi keuangan dari perusahaan. Data primer meliputi keadaan umum perusahaan, struktur organisasi, produksi ternak, pemasaran dan tenaga keja, serta data keuangan perusahaan. Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur dan lembaga-lembaga yang lain yang relevan dengan permasalahan penelitian. Data sekunder sebagai data penunjang yang digunakan untuk kelengkapan analisis yang dilakukan. Analisis Data Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah secara deskriptif dan finansial untuk menyusun proyeksi usaha di masa yang akan datang, dengan membuat proyeksi biaya penerimaan. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan umum usaha peternakan ayam broiler, manajemen pemeliharaan, penggunaan tenaga kerja, 12

25 pemberian pakan dan pencegahan penyakit yang diperoleh dari hasil wawancara serta data sekunder sebagai data pendukung. Analisis Kelayakan Finansial Analisis dilakukan dengan membuat cash flow atau jumlah pengeluaran dan jumlah penerimaan, baik yang telah terjadi maupun yang diproyeksikan dimasa yang akan datang. Kriteria kelayakan finansial yang digunakan yaitu: Nilai Manfaat sekarang Neto (Net Present Value/NPV), Rasio Biaya Manfaat (Benefit Cost Ratio/BCR) dan Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return/IRR) dan Pay back Period (PP). Analisis-analisis ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1. Net Present Value (NPV) NPV merupakan selisih antara present value dari benefit dan present value dari biaya. Net Benefit merupakan selisih antara cash inflow dengan cash outflow yang terjadi pada setiap tahun. Net Benefit selanjutnya didiscounted dengan opportunity cost of capital menghasilkan present value. Jumlah dari hasil present value net benefit menghasilkan NPV. Rumus yang digunakan dalam menghitung NPV adalah sebagai berikut: n Bt Ct NPV = t (1 i t 1 ) Keterangan: NPV = Net Present Value sampai dengan tahun ke-t (Rp) Bt = Penerimaan total per tahun (Rp) Ct = Biaya yang dikeluarkan tiap tahun (Rp) n = Umur ekonomis dari proyek (jumlah tahun) i = Tingkat suku bunga t = Tahun (1,2,3...,n) Proyek/investasi layak dilakukan jika NPV > 0 2. Benefit Cost Ratio (BCR) BCR merupakan perbandingan antara penerimaan bersih selama perencanaan yang sudah didiskont dengan biaya bersih yang sudah didiskont. Rumus yang digunakan dalam menghitung BCR adalah sebagai berikut: 13

26 BCR = n t 1 n t 1 Bt (1 i) Ct (1 i) t t Keterangan: BCR = Benefit Cost Ratio tahun ke-t Bt = Penerimaan total per tahun (Rp) Ct = Biaya yang dikeluarkan tiap tahun (Rp) n = Umur ekonomis dari proyek (jumlah tahun) i = Tingkat suku bunga t = Tahun (1,2,3...,n) Proyek/investasi layak dilakukan jika BCR > 1 3. Internal Rate of Return (IRR) Nilai IRR ditentukan dengan mencari nilai faktor diskonto (discount rate) yang membuat nilai NPV sama dengan nol. Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah sebagai berikut: NPV1 IRR = i 1 + ( )( i2 i1 ) NPV NPV Keterangan: IRR 1 = Internal Rate of Return (IRR) 2 i 1 = Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV 1 i 2 = Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV 2 NPV 1 = Nilai sekarang neto i 1 NPV 2 = Nilai sekarang neto i 2 Proyek/investasi layak dilakukan jika IRR > 1 (suku bunga yang berlaku) 4. Pay Back Period (PBP) Pay Back Period adalah suatu indikator yang dinyatakan dengan ukuran waktu, yakni berapa tahun yang diperlukan oleh suatu kegiatan atau usaha untuk mengembalikan biaya investasi yang ditanamkan kedalam usaha, termasuk biaya pengganti. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: PBP = Investasi Awal Arus Kas Bersih Tiap Tahun 14

27 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas adalah analisis kelayakan finansial yang dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan pada satu atau beberapa variabel/parameter yang tercakup dalam analisis. Salah satu penyebabnya adalah perubahan tingkat harga, baik tingkat harga input maupun tingkat harga output. Analisis ini akan menguji bagaimana yang akan terjadi pada keadaan finansial usahaternak apabila terjadinya kenaikan harga DOC, kenaikan harga pakan dan penurunan harga jual ayam broiler. Definisi Istilah 1. Ayam broiler adalah ayam jantan dan ayam betina muda yang dijual pada umur kurang dari 8 minggu dengan bobot tertentu. 2. Penerimaan adalah nilai hasil dari produk yang dinyatakan dengan uang, baik yang dijual maupun yang diperhitungkan. 3. Pengeluaran adalah besarnya biaya yang dikeluarkan selama satu periode pemeliharaan. 4. FCR (Feed Convertion Ratio) adalah rasio konversi ransum yaitu ransum yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu kilogram bobot badan ayam. 5. DOC (Day Old Chick) adalah anak ayam umur satu hari. 6. Mortalitas adalah banyaknya ayam mati selama pemeliharaan. 7. Ayam afkir adalah ayam yang bobotnya dibawah rata-rata bobot jual, tetapi tidak dalam keadaan sakit. 8. Biaya investasi adalah modal pertama yang ditanam dan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kandang dan peralatan. 9. Biaya operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. 10. Nilai sisa peralatan adalah nilai (Rupiah) yang dihitung berdasarkan umur ekonomis yang belum habis pakai dalam jangka waktu Depresiasi (penyusutan) adalah penurunan nilai-nilai faktor produksi tetap akibat penggunaannya dalam proses produksi selama usia ekonomisnya. Besarnya dihitung dengan metode garis lurus dengan nilai sisa disesuaikan dengan kondisi nilai faktor produksi tersebut. 15

28 12. Input adalah barang-barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi terdiri dari input produksi tetap dan variabel. 13. Output adalah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi, dalam hal ini ayam hidup. 16

29 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan Usaha peternakan ayam broiler Satwa Utama merupakan usaha peternakan ayam broiler yang dikelola dengan modal sendiri. Modal ini digunakan untuk pembelian lahan, modal untuk pembangunan kandang, modal untuk pembuatan gudang, pembuatan mess, pemasangan instalasi listrik, pembelian peralatan dan modal untuk biaya operasional. Perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama mulai berdiri pada tahun 2002 dengan kapasitas produksi total per periodenya ekor. Perusahaan Peternakan ini kemudian mulai mengembangkan usahanya pada tahun 2005, total kapasitas produksi per periodenya menjai ekor. Lokasi Perusahaan Perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama berlokasi di Desa Cijulang, Kecamatan Bojong Lopang, Kabupaten Sukabumi. Batas wilayah perusahaan peternakan ini berturut-turut adalah sebelah utara berbatasan dengan Cikarae, sebelah selatan berbatasan dengan Cinunjang, sebelah barat berbatasan dengan Cilimus dan sebelah timur berbatasan dengan kampung Karantina. Jarak lokasi perusahaan dengan daerah pemukiman penduduk sekitar 300 meter. Jarak dari pusat Kecamatan sekitar 2 km dan jarak dari Ibukota Kabupaten sekitar 45 km dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Jalan sekitar kandang merupakan jalan perkampungan yang telah diaspal, sehingga hal ini memudahkan transportasi keluar masuk ke perusahaan peternakan. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada kondisi lahan yang cukup subur, ketersediaan air yang cukup baik disekitar perkandangan, iklim yang sangat mendukung serta keamanan lingkungan yang kondusif. Perkandangan Perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama memiliki 6 buah kandang dengan bentuk persegi panjang. Tiga buah kandang merupakan kandang bertingkat dengan 2 lantai ukuran 6 m x 40 m untuk kapasitas tampung tiap lantainya ekor. Tiga buah kandang yang lainnya berupa kandang dengan satu lantai ukuran 8 m x 50 m berkapasitas ekor per kandang. Kandang yang digunakan berdinding kawat, beratap seng, dan berlantai semen. Dinding kandang dibuat berlubang sebagai ventilasi yang berfungsi untuk memudahkan udara kotor keluar 17

30 dari kandang dan udara bersih masuk kedalam kandang. Selain untuk pertukaran udara ventilasi ini juga berfungsi untuk mengurangi kelembaban hawa panas dalam kandang. Struktur Organisasi Struktur organisasi yang dimiliki perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama menunjukan gambaran mengenai pembagian tugas dan tanggungjawab serta hubungan kerja yang satu dengan yang lainnya. Struktur organisasi yang dimiliki perusahaan peternakan dapat dilihat pada Gambar 2. Pimpinan Manajer Kontrol Kesehatan dan Produksi Manajer Farm/ Kepala Kandang Anak Kandang Keamanan Gambar 2. Struktur Organisasi Perusahaan Peternakan Ayam Broiler Satwa Utama Tugas dan tanggungjawab masing-masing bagian adalah: 1. Pimpinan perusahaan bertugas memonitor aktivitas karyawan yang bekerja di perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama sekaligus pemegang kendali jalannya usahaternak ayam broiler. 18

31 2. Manajer Kontrol dan Produksi bertanggungjawab terhadap pimpinan dan bertugas dalam mengontrol atau mengawasi jalannya kegiatan produksi, administrasi, keuangan dan pemasaran. 3. Kepala kandang/manajer farm bertugas dalam mengawasi aktivitas kegiatan produksi, memberikan instruksi, petunjuk serta kegiatan lainnya yang ada di farm. 4. Anak kandang bertugas sebagai pelaksana operasional kandang mulai dari pemeliharaan ayam, pembersihan kandang, pemberian pakan, pemberian vaksin, pemberian obat, vaksinasi hingga penimbangan. 5. Keamanan bertugas menjaga keamanan di wilayah perkandangan dan menjaga pintu masuk ke perusahaan peternakan. 19

32 HASIL DAN PEMBAHASAN Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler Sistem budidaya ayam broiler di perusahaan peternakan Satwa Utama dilakukan secara intensif. Sedangkan sistem pemeliharaannya adalah all in all out. Sistem pemeliharaan ini ayam dipelihara dengan umur yang sama. Rata-rata umur panen di perusahaan peternakan ini per periode produksi yaitu 35 hari. Setiap tahun terdiri dari 5 periode pemeliharaan. Tahap persiapan kandang yang secara rutin dilakukan sebelum DOC masuk kandang, diawali dengan pembersihan kandang dari sisa-sisa kotoran pemeliharaan sebelumnya, pencucian dengan air yang sudah dicampur dengan deterjen. Selesai pencucian dilanjutkan dengan pengapuran dan penyemprotan kandang dengan desinfektan. Terakhir dari persiapan kandang yaitu pengistirahatan kandang selama dua minggu. Sebelum DOC masuk kandang seluruh peralatan dicuci bersih, lantai kandang diberi alas berupa sekam padi dengan ketebalan ± 6 cm, dilanjutkan dengan pemasangan alat pemanas dan pembatas. Beberapa jam sebelum DOC tiba alat pemanas sudah mulai dinyalakan, sehingga pada saatnya DOC tiba atau masuk ke dalam kandang keadaan suhu ruangan dalam kandang sudah terasa hangat. Tempat minum yang sudah dipersiapkan diisi dengan air yang sebelumnya sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan gula. Perbandingannya satu liter air dicampur dengan 5 gram gula pasir atau gula jawa diberikan untuk 40 ekor anak ayam. Hal ini dilakukan untuk memulihkan kondisi DOC setelah menempuh perjalanan dari perusahaan pembibitan ke perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama. Saat DOC tiba, DOC ditimbang secara acak dan dihitung jumlahnya. Setelah itu DOC diletakan di tempat yang sudah dipersiapkan sebelumnya yaitu ditempatkan langsung ke dalam kandang yang telah disekat-sekat dengan pembatas berupa seng. Penempatan DOC betina dan DOC jantan dipisah. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. DOC yang sudah masuk untuk beberapa saat dibiarkan agar bisa beradaptasi dengan lingkungan yang akan ditempatinya. Setelah beradaptasi, DOC tersebut diberi air minum yang telah dicampur dengan gula, selanjutnya DOC diberi pakan di atas nampan. 20

33 Pemeliharaan sampai umur 3 hari, satu buah tempat pakan digunakan untuk ekor anak ayam. Setelah 3 hari sampai akhir pemeliharaan terjadi penambahan jumlah tempat pakan sesuai dengan pertumbuhan ayam, satu buah tempat pakan digunakan untuk 21 ekor ayam. Tempat air minum yang digunakan terbuat dari bahan plastik. Pada pemeliharaan satu buah tempat air minum digunakan untuk ekor anak ayam. Tirai atau layar dipasang terus menerus siang sampai malam hari selama tiga hari dari kedatangan DOC. Penggunaan layar atau tirai setelah umur 3 hari sudah mulai dibuka sedikit demi sedikit disesuaikan dengan kondisi atau suhu lingkungan di daerah tersebut. Penggunaan alat pemanas bisa mencapai umur 18 hari, tetapi pada umumnya umur 14 hari alat pemanas sudah mulai dilepas. Penggunaan pembatas setiap minggunya diperbesar sesuai dengan pertumbuhan ayam. Usahaternak Ayam Broiler Lahan Lahan yang digunakan oleh perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama merupakan lahan milik sendiri. Luas lahan keseluruhan m 2 dengan harga per meternya Rp ,- pada saat penelitian. Lahan ini digunakan oleh perusahaan peternakan sekitar 70% untuk perkandangan dan 20% untuk pembangunan penunjang kegiatan usaha peternakan diantaranya gudang, mess anak kandang, kantor dan tempat instalasi listrik dan 10% untuk halaman perkandangan. Peralatan Berbagai peralatan yang digunakan di perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama dapat dilihat pada Tabel 1. 21

34 Tabel 1. Peralatan yang Digunakan Perusahaan Peternakan Satwa Utama Keterangan Jumlah Harga (Rp/satuan) Nilai Beli (Rp) Umur Ekonomis (Th) Nilai Sisa (Rp/satuan) Tempat pakan buah Tempat minum 900 buah Pemanas 75 buah Sapu lidi 9 buah Ember 27 buah Drum air 11 buah Nampan buah Lampu 213 buah Pompa air 8 buah Timbangan 2 buah Pembatas 36 buah Tambang meter Cangkul 2 buah Sabit 2 buah Tirai/terpal meter Tota Biaya Peralatan Sumber: Perusahaan Peternakan Satwa Utama,2006 (diolah) Tabel 1 menunjukan total biaya peralatan yang digunakan perusahaan peternakan yaitu Rp ,-. Tempat pakan dan tempat minum terbuat dari bahan plastik. Jumlah tempat pakan yang digunakan per periode produksi sebanyak buah sedangkan untuk tempat air minum per periode produksinya sebanyak 900 buah. Alat pemanas merupakan alat bantu yang digunakan oleh pihak perusahaan untuk memberikan kehangatan pada anak ayam. Bahan bakar yang digunakan untuk menyalakan alat pemanas berupa gas elpiji. Selama masa pemeliharaan jumlah alat pemanas sebanyak 75 buah. pemanas sebesar Rp ,-. Total biaya yang dikeluarkan untuk pembelian alat Sapu lidi biasa digunakan untuk membersihkan sisa-sisa kotoran pada pemeliharaan sebelumnya. Setiap satu buah kandang terdapat satu buah sapu lidi. Jumlah nampan tempat pakan yang ada di perusahaan peternakan ayam broiler ini sebanyak buah. Kandang yang berkapasitas ekor 22

35 memerlukan nampan sebanyak 150 buah per kandang per tingkat sedangkan untuk kandang yang berkapasitas ekor sebanyak 175 buah per kandang. Penyinaran dalam kandang yaitu dengan cara penambahan lampu listrik. Lampu listrik yang digunakan berupa lampu tabung watt. Kandang yang berkapasitas ekor sebanyak 17 buah perkandang per tingkat sedangkan untuk kandang yang berkapasitas ekor sebanyak 20 buah per kandang. Jumlah keseluruhan lampu listrik yang digunakan sebanyak 213 buah. Pompa air yang dimiliki hanya 8 buah, dua buah untuk penyediaan air minum, dua buah untuk pompa air sumur bor, tiga buah untuk hujan buatan yang digunakan ketika cuaca sangat panas dan satu buah digunakan khusus untuk penyediaan air di pintu masuk ke perusahaan. Nilai sisa dari pompa air diperkirakan 10% dari harga belinya yaitu Rp ,00. Timbangan yang ada di perusahaan peternakan berjumlah 2 buah, satu buah digunakan untuk timbangan obat dan satu buah lagi digunakan untuk menimbang ayam. Nila sisa dari timbangan Rp ,00 yaitu 10% dari harga belinya. Peralatan lainnya yang diperlukan diantaranya pembatas, tambang, cangkul dan sabit. Pembatas yang digunakan berupa seng masing-masing kandang ada 4 buah pembatas dengan panjang 20 meter per satu buah pembatas. Jumlah keseluruhan pembatas yang digunakan di perusahaan peternakan sebanyak 36 buah pembatas dan mempunyai umur ekonomis 3 tahun. DOC Tingkat pertumbuhan ayam yang cukup merata dari awal hingga akhir pemeliharaan merupakan salah satu kriteria yang diharapkan oleh perusahaan. DOC yang dipelihara di perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama disuplai dari beberapa perusahaan pembibitan seperti PT Cibadak Indah Sari Farm, PT Multibreeder Adirama Indonesia dan PT Karta Mulya Sejahtera. Strain DOC yang dipelihara perusahaan peternakan ini adalah Ross dan Cobb. Standar berat DOC yang diterima perusahaan gram/ekor. Harga DOC berkisar antara Rp per ekor. DOC ini diantar langsung dari perusahaan pembibitan ke perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama. Rata-rata jumlah DOC yang dibeli per periode produksi ekor. 23

36 Pakan Pakan yang digunakan berupa pakan starter. Beberapa kalangan menyebutnya pakan jenis ini sebagai BR 1. Pakan yang digunakan disuplai dari perusahaan Japfa Comfeed dan perusahaan CJ. Samsung. Rata-rata harga pakan yang digunakan Rp 3.000,-/kg. Perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama menggunakan pakan sebanyak 2,7 kg/ekor/periode dan menghasilkan konversi pakan 1,6. Rata-rata total pakan yang digunakan perusahaan sebanyak kg/periode pemeliharaan atau sebesar Rp ,-. Pencegahan Penyakit Pengawasan terhadap penyakit di perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama dilakukan oleh pihak perusahaan. Waktu pengawasan dilakukan pada waktu sore sampai malam hari. Pengawasan ini dilakukan untuk mengantisipasi timbulnya bibit penyakit yang dapat menyerang ayam. Ayam akan tetap sehat apabila keadaan lingkungannya bersih. Perawatan kesehatan merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh pihak perusahaan. Cara yang dilakukan oleh pihak perusahaan dalam perawatan kesehatan ternak yaitu dengan cara menjaga kebersihan kandang, melakukan vaksinasi dan menjaga kebersihan dilingkungan sekitar kandang. Semua karyawan harus menjaga kebersihan pakaian, pengaturan lalu lintas karyawan, lalu lintas kendaraan, lalu lintas hewan liar yang mungkin menyusup ke dalam lingkungan sekitar kandang. Semua peralatan yang digunakan mulai dari tempat pakan dan tempat minum harus selalu bersih. Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi ayam. Oleh karena itu, sumber air harus selalu diperiksa kebersihannya, untuk mencegah kemungkinan adanya sumber penyakit. Hal lain yang dilakukan dalam upaya pencegahan terhadap penyakit yaitu kondisi pakan harus baik, dengan memperhatikan proses penyimpanan dan transportasi. Jenis obat, vaksin dan vitamin yang diberikan diantaranya Amoxicol SUG, Vitastress, Vitamin C, Mediflok, Vaksin ND, Vaksin ND Boostes dan Vaksin Gumboro. Jenis Vaksin ND diberikan pada ayam umur 4 hari, jenis Vaksin Gumboro diberikan pada ayam umur 14 hari dan jenis Vaksin ND Boostes diberikan pada ayam umur 18 hari. Harga obat, vaksin dan vitamin yang diberikan sekitar Rp 250,- per ekor per periode. Melalui pemberian obat dan vaksin tingkat mortalitas 24

37 ayam broiler di perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama dapat ditekan pada kisaran 3%. Program vaksinasi perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Program Vaksinasi Perusahaan Peternakan Satwa Utama Umur (hari) 4 18 Jenis Penyakit ND ND Boostes - Melalui tetes hidung Pelaksanaan Vaksinasi - Melalui tetes hidung bersamaan dengan suntikan di bawah kulit tengkuk 14 Gumboro - Melalui air minum Sumber: Perusahaan Peternakan Satwa Utama,2006 (diolah) Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dipekerjakan di perusahaan peternakan Satwa Utama berjumlah 13 orang yang terdiri dari 1 manajer farm, 9 orang anak kandang dan 3 orang keamanan. Gaji seorang manajer diperoleh dari hasil perhitungan indeks prestasi dikurangi dua ratus lalu dikalikan dengan jumlah kg ayam yang terjual dibagi dengan lima. Rata-rata gaji yang diterima seorang manajer dengan total ayam yang dipelihara sebanyak ekor per periode produksi sebesar Rp ,- per periode. Gaji anak kandang diperoleh dari hasil perhitungan indeks prestasi dikurangi dua ratus lalu dikalikan dengan jumlah kg ayam yang terjual dari kandang yang dikelola. Rata-rata gaji yang diperoleh anak kandang yang memelihara ekor per kadang sebesar Rp ,-/periode/anak kandang sedangkan untuk anak kandang yang memelihara ekor ayam per kandang mendapatkan gaji sebesar Rp ,-/periode/anak kandang. Sistem pembayaran untuk manajer dan anak kandang dilakukan setelah masa panen berakhir. Pemasaran Produk Ayam Broiler Pemasaran produk ayam broiler merupakan kegiatan terakhir yang dilakukan di perusahaan peternakan ayam broiler Satwa Utama. Target utama pemasaran produk ayam broiler ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen di wilayah Jakarta dan sebagian di wilayah lokal (Sukabumi). Sekitar 98% hasil produksinya untuk memenuhi konsumen di wilayah Jakarta dan 2% untuk wilayah lokal (Sukabumi). Rata-rata bobot ayam broiler yang diminta oleh pasar berkisar antara 1,5 sampai 2 kg. Keputusan bobot jual ayam yang siap untuk dipasarkan selain 25

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Menurut Murtidjo (2006), ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma dari Tunas Mekar Farm di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI MUHAMAD LUCKY MAULANA

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Budidaya Ayam Ras Pedaging Ayam ras pedaging atau ayam broiler merupakan bangsa unggas yang arah kemampuan utamanya

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daging yang baik dan banyak. Ciri khasdaging broilerdibanding daging jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. daging yang baik dan banyak. Ciri khasdaging broilerdibanding daging jenis 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik broiler Rasyaf (2002) broiler adalah ayam jantan dan betina muda yang dijual pada umur dibawah delapan minggu dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan

Lebih terperinci

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA PULLET (Studi Kasus pada UD Prapta di Desa Pasedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem) Arta, I M. G., I W. Sukanata dan R.R Indrawati Program Studi Peternakan,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Peneilitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Ternak Cibinong yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm (TMF) di Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di CV. Mitra Mandiri Sejahtera Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jarak lokasi kandang penelitian dari tempat pemukiman

Lebih terperinci

KOMPARASI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING SISTEM KANDANG CLOSED HOUSE DAN OPEN HOUSE

KOMPARASI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING SISTEM KANDANG CLOSED HOUSE DAN OPEN HOUSE KOMPARASI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING SISTEM KANDANG CLOSED HOUSE DAN OPEN HOUSE ABSTRAK Astri Maulina 1) astry_pc@hotmail.com Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam I. PENDAHULUAN Usaha peternakan ayam ras petelur saat ini berkembang sangat pesat, baik dari segi skala usaha maupun dari jumlah peternakan yang ada. Beberapa alasan peternak untuk terus menjalankan usaha

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER ABDUL DJAWAD FARM DI DESA BANYU RESMI KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER ABDUL DJAWAD FARM DI DESA BANYU RESMI KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER ABDUL DJAWAD FARM DI DESA BANYU RESMI KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI SRI SUGIARTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG Financial Analysis In Fresh Milk Collecting Unit Of Tani Wilis Dairy Cooperatives At Sendang Sub District

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Organisasi Produksi Usahatani Menurut Rivai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Produksi Perikanan dan Kelautan Disusun Oleh: Ludfi Dwi 230110120120 Sofan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Penanganan pascapanen adalah tindakan yang dilakukan atau disiapkan agar hasil pertanian siap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2011. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Kandang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan jaman dimana masyarakat mulai sadar akan pentingnya kebutuhan pangan yang harus terpenuhi. Salah satu faktor yang paling di lirik oleh masyarakat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional sebagai

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI PETERNAKAN KARISA KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI PETERNAKAN KARISA KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU Jurnal Peternakan Vol 8 No 2 September 2011 (77-87) ISSN 1829 8729 ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI PETERNAKAN KARISA KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU AMRIZAL 1,

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN Oleh: RONA PUTRIA A 14104687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI 5.1 PENDAHULUAN Pengembangan usaha pelayanan jasa pengeringan gabah dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah ayam hasil dari rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling TINJAUAN PUSTAKA Kambing Etawa Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak perkelahiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

Wajib menjaga kelestarian lingkungan. I. PENDAHULUAN A. Rencana Usaha Peningkatan jumlah populasi penduduk mengakibatkan meningkatnya kenutuhan sumber makanan. salah satu jenis makanan yang mengandung gizi yang lengkap adalah daging. Salah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar MORT (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) 3 1.012 27 1.15 3.8 1.656 36 1.76 4.7 1.843 3 1.062 27 1.16 3.8 1.659

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV Mitra Sejahtera Mandiri, Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan selama lima minggu yang dimulai dari

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY

POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang memiliki karakteristik secara ekonomis dengan pertumbuhan yang cepat sebagai ayam penghasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan umum Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki sifat ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Konsep dasar dan defenisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum sebagai substitusi bungkil kedelai terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Desa Sukadamai Usaha peternakan ayam ras petelur ini terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Desa Sukadamai merupakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Jln. Prof. Dr. A Sofyan No.3 Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian. Penelitian ini berlangsung

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

I Peternakan Ayam Broiler

I Peternakan Ayam Broiler I Peternakan Ayam Broiler A. Pemeliharaan Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ras ayam pedaging yang memiliki produktivitas tinggi. Ayam broiler mampu menghasilkan daging dalam waktu 5 7 minggu (Suci dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci