BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen Robbins & Coulter (2010:23) mengatakan bahwa manajemen melibatkan aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain demi memastikan terselesaikannya pekerjaan itu secara efisien dan efektif. Efisien berarti melakukan pekerjaan secara tepat sasaran sedangkan efektivitas berarti melakukan pekerjaan yang benar. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan manusia dan sumber daya organisasi lainnya untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif (Dyck & Neubert, 2009:7). Manajemen (management) adalah proses yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian orang dan sumber-sumber daya organisasional lainnya (Nickels, Mchugh, & Mchugh, 2009:233). Berdasarkan definisi-definisi manajemen yang telah dikemukakan, sebagian besar definisi-definisi tersebut memiliki unsur-unsur persamaan yaitu proses, tujuan organisasi, efektif, manusia dan sumber daya. Maka dari persamaan tersebut dapat disimpulkan manajemen adalah suatu proses yang melibatkan manusia dan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi melalui serangkaian aktivitas dengan cara yang efektif Fungsi Manajemen Terdapat 4 fungsi utama dalam manajemen (Robbins & Coutler, 2010:9), yaitu: 1. Planning (Perencanaan) Sebuah fungsi manajemen yang meliputi mendefinisikan sasaran-sasaran, menetapkan strategi, dan mengembangkan rencana kerja untuk mengelola aktivitas-aktivitas. 13

2 14 2. Organizing (Penataan) Sebuah fungsi manajemen yang melibtakan menentukan apa yang harus diselesaikan, bagaimana caranya, dan siapa yang akan mengerjakannya. 3. Leading (Kepemimpinan) Sebuah fungsi manajemen yang meliputi memotivasi, memimpin, dan tindakan-tindakan lainnya yang melibatkan interaksi dengan orang-orang lain. 4. Controlling (Pengendalian) Sebuah fungsi manajemen yang meliputi mengawasi aktivitas-aktivitas demi memastikan segala sesuatunya terselesaikan sesuai rencana. Keempat fungsi-fungsi manajemen tersebut pada akhirnya berujung kepada tercapainya tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah direncanakan bagi organisasi. 2.2 Manajemen Operasi Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi (Operation Management OM) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Fogarty (1989), dalam Herjanto (2008:2) mengatakan bahwa manajemen operasi dan produksi dapat diartikan sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. Schroeder (1994), dalam Herjanto (2008:2) memberikan penekanan terhadap definisi kegiatan operasi pada tiga hal, yaitu pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasikan barang dan jasa, adanya sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa, serta adanya pengambilan keputusan sebagai elemen penting dari manajemen operasi. Adam (1992), Heizer (2004), & Stevenson (2005), dalam Herjanto (2008:2)

3 15 menitikberatkan manajemen operasi sebagai suatu sistem yang bertujuan menciptakan barang dan atau menyediakan jasa. Sedangkan Stevenson & Chuong yang diterjemahkan oleh Angelica, D. (2014:4) mengatakan manajemen operasi adalah manajemen sistem atau proses yang menciptakan barang dan/atau menyediakan jasa. Berdasarkan definisi-definisi manajemen operasi yang telah dikemukakan, sebagian besar definisi-definisi tersebut memiliki unsur-unsur persamaan yaitu sistem, menciptakan barang atau menyediakan jasa, dan fungsi manajemen. Maka dari persamaan tersebut dapat disimpulkan manajemen operasi adalah suatu sistem yang dilakukann suatu organisasi untuk menciptakan barang atau jasa dengan menerapkan fungsi manajemen dalam mencapai tujuan organisasi Pentingnya Manajemen Operasi Menurut Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:5) terdapat 4 alasan utama dalam mempelajari manajemen operasi yaitu: 1. Manajemen operasi adalah satu dari tiga fungsi utama dari setiap organisasi dan berhubungan secara utuh dengan semua fungsi bisnis lainnya. Semua organisasi memasarkan (menjual), membiayai (mencatat laba rugi), dan memproduksi (mengoperasikan), maka sangat penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas manajemen operasi berjalan. Karena itu pula, dengan mempelajari manajemen operasi dapat mempelajari bagaimana orang-orang mengorganisasikan diri mereka bagi perusahaan yang produktif. 2. Untuk mengetahui bagaimana barang dan jasa diproduksi. 3. Untuk memahami apa yang dikerjakan oleh manajer operasi. 4. Karena manajemen operasi merupakan bagian yang paling banyak menghabiskan biaya dalam sebuah organisasi Keputusan Kritis dalam Manajemen Operasi Menurut Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:56-57) ada10 bidang keputusan kritis dalam manajemen operasi, yaitu: 1. Perancangan produk dan jasa Menetapkan sebagian besar proses transformasi yang akan dilakukan. Keputusan

4 16 biaya, kualitas, sumber daya manusia bergantung pada keputusan perancangan. Merancang biasanya menetapkan biaya terendah dan kualitas tertinggi. 2. Pengelolaan kualitas Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus ditetapkan, peraturan dan prosedur dilakukan untuk mengidentifikasi serta mencapai standar kualitas tersebut. 3. Perancangan proses dan kapasitas Keputusan proses yang diambil manajemen mengambil komitmen dalam hal teknologi, kualitas, penggunaan sumber daya manusia, dan pemeliharaan yang spesifik. 4. Strategi lokasi Keputusan lokasi organisasi manufaktur dan jasa menentukan kesuksesan perusahaan. Kesalahan pada langkah ini dapat mempengaruhi efisiensi. 5. Strategi tata letak Aliran bahan baku, kapasitas yang dibutuhkan, tingkat karyawan, keputusan teknologi, dan kebutuhan persediaan mempengaruhi tata letak. 6. Sumber daya manusia dan perancangan pekerjaan Manusia merupakan bagian yang integral dan mahal dari keseluruhan rancangan sistem. Karenanya, kualitas lingkungan kerja yang diberikan, bakat dan keahlian yang dibutuhkan, dan upah harus ditentukan dengan jelas. 7. Manajemen rantai pasokan Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat dan apa yang harus dibeli. Pertimbangannya terletak pada kualitas, pengiriman, dan inovasi; semuanya harus pada tingkat harga yang memuaskan. 8. Persediaan, perencanaan kebutuhan bahan baku, dan JIT (Just In Time) Keputusan persediaan dapat dipotimalkan hanya jika keputusan pelanggan, pemasok, perencanaan produk, dan sumber daya manusia dipertimbangkan. 9. Penjadwalan jangka menengah dan jangka pendek Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus dikembangkan. Permintaan sumber daya manusia dan fasilitas harus terlebih dahulu ditetapkan dikendalikan. 10. Perawatan

5 17 Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan stabilitas yang diinginkan. Sistem harus dibuat untuk menjaga kehandalan dan stabilitas tersebut Pendapatan Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal (Kieso, Weygandt & Warfield, 2011:955). Pendapatan adalah arus masuk atau penyelesaian kewajiban atau kombinasi keduanya dari pengiriman atau produksi barang, memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau aktivitas central yang sedang berlangsung (Stice, Stice & Skousen, 2010:161) Laba Menurut Soemarso (2004:245) mengatakan laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu. 2.3 Peramalan (Forecasting) Pengertian Peramalan Menurut Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:162) mengatakan peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikan ke masa mendatang dengan suatu bentuk model sistematis. Stevenson & Chuong yang diterjemahkan oleh Angelica, D. (2014:76) mengatakan ramalan (forecast) adalah pernyataan mengenai nilai yang akan datang dari variabel seperti permintaan. Artinya, ramalan prediksi mengenai masa depan. Sedangkan Herjanto (2008:77) mengatakan bahwa metode peramalan digunakan untuk mengukur atau menaksir keadaan di masa datang. Peramalan tidak hanya digunakan untuk menentukan jumlah produk yang perlu dibuat atau kapasitas jasa yang perlu disediakan, tetapi juga diperlukan untuk berbagai bidang lain (seperti dalam

6 18 pengadaan, penjualan, personalia, termasuk untuk peramalan teknologi, ekonomi ataupun perubahan sosial-budaya). Berdasarkan definisi-definisi peramalan yang telah dikemukakan, sebagian besar definisi-definisi tersebut memiliki unsur-unsur persamaan yaitu memprediksi, keadaan, dan masa depan. Maka dapat disimpulkan bahwa metode peramalan adalah suatu metode yang digunakan untuk memprediksi suatu keadaan di masa depan dengan menggunakan data yang sudah ada mengenai informasi yang ingin diprediksi Meramalkan Horizon Waktu Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dilingkupinya. Menururt Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:163) horizon waktu terbagi menjadi beberapa kategori yaitu: 1) Peramalan jangka pendek Peramalan ini meliputi jangka waktu hingga satu tahun, tetapi umumnya kurang dari tiga bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja, dan tingkat produksi. 2) Peramalan jangka menengah Peramalan jangka menengah atau intermediate umumnya mencakup hitungan bulan hingga tiga tahun. Peramalan itu bermanfaat untuk merencanakan penjualan, perencanaan, dan anggaran produksi. 3) Peramalan jangka panjang Umumnya untuk perencanaan masa tiga tahun atau lebih. Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan (litbang) Jenis-Jenis Peramalan Menurut Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:164) ada tiga jenis peramalan yang utama dalam perencanaan operasi dimasa depan yaitu: 1. Peramalan ekonomi Menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan, dan indikator

7 19 perencanaan lainnya. 2. Peramalan teknologi Memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru. 3. Peramalan permintaan Proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia Langkah Sistem Peramalan Menurut Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:165) ada tujuh langkah dasar dalam peramalan, yaitu: 1. Menetapkan tujuan peramalan. 2. Memilih unsur yang akan diramalkan. 3. Menentukan horizon waktu peramalan. 4. Memilih jenis model peramalan. 5. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk melakukan peramalan. 6. Membuat peramalan. 7. Memvalidasi dan menerapkan hasil peramalan Jenis-Jenis Metode Peramalan Metode Kualitatif Menurut Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009: ) metode kualitatif merupakan peramalan yang menggabungkan faktor-faktor seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambil keputusan untuk meramal. Terbagi menjadi 4 teknik peramalan,yaitu: Juri dari opini eksekutif (jury of executive opinion) Dalam metode ini, pendapat sekumpulan kecil manajer atau pakar tingkat tinggi umumnya digabungkan dengan metode statistik, dikumpulkan untuk mendapatkan prediksi permintaan kelompok. Metode Delphi

8 20 Ada tiga jenis partisipan dalam metode Delphi: pengambilan keputusan, karyawan, dan responden. Pengambil keputusan akan melakukan peramalan. Karyawan membantu pengambil keputusan menyiapkan, menyebarkan, mengumpulkan, serta meringkas sejumlah hasil kuesioner dan hasil survei. Responden adalah sekelompok orang yang biasanya ditempatkan di tempat berbeda di mana penilaian dilakukan. Komposit tenaga penjualan (sales force composite) Setiap tenaga penjualan memperkirakan berapa penjualan yang dapat ia capai dalam wilayahnya, dan melakukan pengkajian untuk memastikan apakah peramalan cukup realistis, baru kemudian digabungkan pada tingkat wilayah dan nasional untuk mendapatkan peramalan secara keseluruhan. Survey pasar konsumen (consumer market survey) Metode ini meminta masukan dari konsumen mengenai rencana pembelian mereka di masa mendatang. Hal ini juga membantu dalam menyiapkan peramalan, tetapi juga membantu dalam merancang desain produk baru dan perencanaan produk baru. Namun, metode ini dapat menjadi tidak benar karena masukan dari konsumen yang terlalu optimis Metode Kuantitatif Menurut Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:168) metode kuantitatif, merupakan teknik peramalan yang menggunakan data historis. Metode kuantitaif dibagi kedalam dua kategori, yaitu: 1. Metode Deret Waktu Membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan merupakan fungsi dari masa lalu. Dengan kata lain, mereka melihat apa yang terjadi selama kurun waktu tertentu dengan menggunakan data masa lalu tersebut untuk melakukan peramalan. Menganalisis deret waktu berarti membagi data masa lalu menjadi komponen-komponen, kemudian memproyeksikan ke masa depan. Metode deret waktu terdiri dari: (1) pendekatan naif; (2) rata-rata

9 21 bergerak (moving average); dan (3) penghalusan eksponensial (exponential smoothing). Deret waktu mempunyai empat komponen, yaitu: Tren Pergerakan data sedikit demi sedikit meningkat atau menurun. Perubahan pendapatan, populasi, penyebaran umur, atau pandangan budaya dapat mempengaruhi tren. Musim Pola data yang berulang pada kurun waktu tertentu, seperti hari, minggu, bulan, atau kuartal. Siklus Pola dalam data yang terjadi setiap beberapa tahun. Siklus ini biasanya terkait pada siklus bisnis dan merupakan satu hal penting dalam analisis dan perencanaan bisnis jangka pendek. Variasi acak Merupakan satu titik khusus dalam data yang disebabkan oleh peluang dan situasi yang tidak lazim. Variasi acak tidak mempunyai pola khusus sehingga tidak dapat diprediksi. 2. Model Asosiatif Merupakan hubungan sebab akibat, seperti regersi linier, menggabungkan banyak variable atau faktor yang mungkin mempengaruhi kuantitas yang sedang diramalkan. Model asosiatif terdiri dari: (1) proyeksi tren dan (2) regresi linier. Dari beberapa jenis metode penelitian peramalan yang ada, pada penelitian ini akan digunakan jenis metode penelitian kuantitatif yang akan digunakan enam diantara metode peramalan yang ada, antara lain: 1. Pendekatan Naif (Naive Approach) Menurut Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:170) pendekatan naif adalah teknik peramalan yang mengasumsikan permintaan periode berikutnya sama dengan

10 22 permintaan pada periode terakhir. Terbukti untuk beberapa jenis produk, pendekatan naif (naive approach) ini merupakan metode peramalan objektif yang paling efektif dan efisien dari segi biaya. 2. Rata-rata Bergerak (Moving Average) Menurut Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:170) rata-rata bergerak adalah metode peramalan yang menggunakan n rata-rata periode terakhir data untuk meramalkan periode berikutnya. Rata-rata bergerak berguna jika kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil sepanjang masa yang akan kita ramalkan. Secara sistematis, rata-rata bergerak sederhana (merupakan prediksi permintaan periode mendatang) dinyatakan sebagai berikut: dimana n adalah jumlah periode dalam rata-rata bergerak. Selain itu, menurut Chase, Jacobs, &Aquilano (2004: 473) rata-rata bergerak dapat berguna untuk menghilangkan fluktuasi acak untuk peramalan ketika permintaan untuk produk yang tidak berkembang atau menurun dengan cepat, dan jika tidak memiliki karakteristik musiman. 3. Rata-rata Bergerak Dengan Pembobotan (Weighted Moving Average) Menurut Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009: ) saat terdapat tren atau pola yang terdeteksi, bobot dapat digunakan untuk menempatkan penekanan yang lebih tanggap terhadap perubahan karena periode yang lebih dekat mendapatkan bobot yang lebih berat. Pemilihan bobot merupakan hal yang tidak pasti karena tidak ada rumus untuk menetapkan mereka. Oleh karena itu, pemutusan bobot yang digunakan membutuhkan pengalaman. Sebagai contoh, jika bulan atau periode terakhir diberi bobot yang

11 23 terlalu berat, peramalan dapat menggambarkan perubahan yang terlalu cepat yang tidak biasa pada permintaan atau pola penjualan. Rata-rata bergerak dengan pembobotan dapat digambarkan secara sistematis sebagai berikut: 4. Penghalusan Eksponensial (Exponential Smoothing) Menurut Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:174) penghalusan eksponensial merupakan suatu teknik peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan dimana titik-titik data dibobotkan oleh fungsi eksponensial. Metode ini menggunakan pencatatan masa lalu yang sangat sedikit. Rumus penghalusan eksponensial dapat ditunjukkan sebagai berikut: dimana:,, Menurut Chase, Jacobs, & Aquilano (2004: 476) penghalusan eksponensial adalah yang paling banyak digunakan dari semua teknik peramalan. Secara luas digunakan dalam memesan persediaan di perusahaan retail, perusahaan grosir, dan lembaga pelayanan. Nilai dapat ditentukan dengan cara: Menurut Ravinder (2013: ) α merupakan konstanta

12 24 penghalusan, dimana konstanta penghalusan menentukan sensitivitas peramalan terhadap perubahan permintaan. Sedangkan menurut Sahu & Kumar (2013:10) Exponential Smoothing memberikan bobot yang lebih besar untuk pengamatan yang lebih baru dan memperhitungkan semua pengamatan sebelumnya. Berat dalam teknik exponential smoothing didapat dari penghalusan eksponensial (α), dimana kesalahan peramalan bergantung pada α. 5. Penghalusan Eksponensial dengan Penyesuaian Tren (Exponential Smoothing with Trend) Menurut Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009: ) model penghalusan eksponensial yang lebih rumit dan dapat menyesuaikan diri pada tren yang ada. Idenya adalah menghitung rata-rata data penghalusan eksponensial, kemudian menyesuaikan untuk kelambatan (lag) positif atau negative pada tren. Berikut rumus barunya: Dengan penghalusan eksponensial dengan penyesuaian tren, estimasi rata-rata dan tren dihaluskan. Prosedur ini membutuhkan dua konstanta penghalusan untuk rata-rata dan untuk tren. Nilai konstanta penghalusan, menyerupai konstanta karena yang lebih tinggi lebih tanggap terhadap perubahan tren. yang rendah memberikan bobot yang rendah pada tren terbaru dan cenderung memperhalus tren sekarang. Kemudian, kita menghitung rata-rata dan tren untuk setiap periode. di mana:

13 25 Selain itu, menurut Ravinder (2013:348) nilai α yang besar akan membuat peramalan lebih responsif ke hasil peramalan periode selanjutnya, sedangkan nilai yang lebih kecil memberikan efek menyamarkan ketidakpastian perubahan permintaan. Sementara nilai β yang besar memiliki efek yang sama, yang mengutamakan tren terbaru diatas perkiraan tren yang lama. 6. Regresi Linier (linear regression) Menurut Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009:195) regresi linier merupakan model matematika garis lurus untuk menggambarkan hubungan fungsional antara variabel-variabel yang bebas maupun yang terikat. Kita akan menggunakan persamaan berikut: di mana: = nilai variabel terikat, = perpotongan sumbu y, = kemiringan garis regresi, = variabel bebas Menghitung Kesalahan Peramalan Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2010:177) mengatakan bahwa ada beberapa perhitungan yang biasa digunakan untuk menghitung kesalahan peramalan total. Perhitungan ini dapat digunakan untuk membandingkan

14 26 model peramalan yang berbeda, mengawasi peramalan, dan untuk memastikan peramalan berjalan dengan baik. Tiga dari perhitungan yang paling terkenal adalah deviasi mutlak rerata (mean absolute deviation-mad), kesalahan kuadrat rerata (mean squad error-mse), dan kesalahan persen mutlak rerata (mean absolute percent error-mape). Sedangkan Herjanto (2008:110) mengatakan bahwa kesalahan prakiraan tidak semata-mata disebabkan karena kesalahan dalam pemilihan metode, tetapi dapat juga disebabkan karena jumlah data yang diamati terlalu sedikit sehingga tidak dapat menggambarkan perilaku/pola yang sebenarnya dari variabel yang bersangkutan. Beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk menghitung kesalahan prakiraan yaitu, kesalahan rata-rata (average error-ae), MAD, MSE, dan MAPE. Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai ukuran kesalahan peramalan yang telah dikemukakan, sebagian besar pendapat-pendapat tersebut memiliki unsur-unsur persamaan yaitu MAD, MSE, dan MAPE. Maka dapat disimpulkan bahwa ukuran yang digunakan untuk menghitung kesalahan peramalan adalah dengan melakukan perhitungan MAD, MSE, dan MAPE Metode Perhitungan Kesalahan Peramalan Menurut Heizer & Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C.(2010: ) ada tiga perhitungan kesalahan peramalan yang paling terkenal yaitu: 1. Mean Absolute Deviation (MAD) Ukuran pertama kesalahan peramalan keseluruhan untuk sebuah model adalah MAD. Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah nilai absolut dari setiap kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode data (n). Berikut rumusnya: MAD = 2. Mean Squared Error (MSE) Merupakan cara kedua untuk mengukur kesalahan peramalan keseluruhan. MSE merupakan rata-rata selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan diamati. Kekurangan MSE adalah MSE cenderung menonjolkan deviasi yang besar

15 27 karena adanya penguadratan. Oleh karena itu, menggunakan MSE sebagai perhitungan kesalahan peramalan biasanya menunjukkan bahwa lebih baik mempunyai beberapa deviasi yang kecil daripada satu deviasi besar. Berikut rumusnya: MSE = 3. Mean Absolute Percent Error (MAPE) Masalah yang terjadi pada MAD dan MSE adalah nilai mereka tergantung pada besarnya hal yang diramalkan. Jika unsur tersebut dihitung dalam satuan ribuan, maka nilai MAD dan MSE dapat menjadi sangat besar. Untuk menghindari masalah ini, kita dapat menggunakan MAPE. MAPE dihitung sebagai rata-rata diferensiasi absolut antara nilai yang diramalkan dan aktual, dinyatakan sebagai persentase nilai aktual. Jika kita memilih nilai yang diramal dan aktual untuk n periode, MAPE dihitung sebagai berikut: MAPE = 2.4 Pemrograman Linear Pengertian Pemrograman Linear Menurut Herjanto (2008:43) mengatakan pemrograman linear (linear programming) adalah teknik pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah mengalokasikan sumber daya yang terbatas diantara berbagai kepentingan seoptimal mungkin. Linear Programming merupakan sutau teknik pemodelan matematis yang banyak digunakan dan dirancang untuk membantu manajer dalam perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan alokasi sumber daya (Render, Stair, & Hanna, 2012:270) Sedangkan Teguh (2014:131) mengatakan bahwa metode pemrograman linear (linear programming method), LP, merupakan salah satu cara guna menggambarkan

16 28 persoalan bila sumber-sumber daya ekonomi yang terbatas dialokasikan secara optimal di antara berbagai kegiatan-kegiatan bersaing. Keputusan optimal adalah keputusan yang layak dan merupakan keputusan terbaik dari sejumlah alternative pilihan pasangan kombinasi yang tersedia. Berdasarkan definisi-definisi pemrograman linear yang telah dikemukakan, sebagian besar definisi-definisi tersebut memiliki unsur-unsur persamaan yaitu alokasi, sumber daya yang terbatas, dan optimal. Maka dapat disimpulkan metode pemrograman linear adalah suatu metode yang digunakan untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara optimal dengan tujuan untuk mencapai keuntungan maksimal atau meminimalkan biaya Asumsi-asumsi Dalam Linear Programming Beberapa asumsi-asumsi yang melandasi metode pemrograman linear (Teguh, 2014:132), dinyatakan sebagai berikut: 1. Certainty Angka- angka yang terdapat pada fungsi tujuan (objective function) dan fungsi kendala (constraints functions) diketahui secara pasti. 2. Proportionality Bila untuk menghasilkan 1 satuan produk dibutuhkan sumber daya tenaga kerja 3 jam, maka untuk menghasilkan 10 satuan produk dibutuhkan sumber daya tenaga kerja 30 jam. 3. Addivity Total semua aktivitas adalah sama dengan jumlah aktivitas individual. Bila tujuan perusahaaan adalah memaksimumkan keuntungan, kemudian bila keuntungan produk A adalah Rp ,- per kesatuan, dan keuntungan produk B RP ,- per kesatuan, selanjutnya bila setiap produk secara aktual diproduksi, maka kontribusi keuntungannya adalah Rp ,-.

17 29 4. Divisibility Solusi pemrograman linier merupakan nilai-nilai pecahan. 5. Nonnegativity variables Dalam berproduksi adalah tidak mungkin bagi perusahaan tersebut menghasilkan produk yang angkanya negatif Persyaratan Linear Programming Menurut Render, Stair, & Hanna (2012:271), masalah program linier harus memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Satu fungsi tujuan Permasalahan memiliki tujuan untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan biaya, yang disebut sebagai fungsi tujuan. 2. Dua atau lebih kendala (keterbatasan) Ada keterbatasan atau kendala dalam mencapai tujuan, seperti: jumlah produk yang mampu diproduksi pada perusahaan manufaktur terbatas pada ketersediaan tenaga kerja atau mesin yang dimiliki, pemilihan kebijakan periklanan atau portofolio keuangan dibatasi oleh jumlah uang yang tersedia untuk dipakai atau diinvestasikan. 3. Ada tindakan alternatif Contohnya jika suatu perusahaan memproduksi tiga jenis produk yang berbeda, manajemen dapat menggunakan program linier untuk memutuskan bagaimana pengalokasian produk dengan sumber daya yang terbatas (tenaga kerja, mesin, dan sebagainya). Maksudnya, ada keputusan perusahaan dalam menggunakan kapasitas produksi hanya untuk satu jenis produk saja, ataukah jumlah yang sama pada ketiga produk, atau mengalokasikan sumber daya dengan perbandingan tertentu. 4. Fungsi tujuan dan kendala adalah linier

18 30 Hubungan sistematis yang linier berarti bahwa semua kondisi dalam fungsi tujuan dan fungsi kendala berada pada tingkat pertama (bukan persamaan kuadrat, memiliki pangkat tiga atau diatasnya, atau muncul lebih dari satu kali). 5. Certainty Asumsi bahwa kondisi yang berlaku adalah selalu sama, yakni jumlah yang ditetapkan pada tujuan dan kendala diketahui pasti dan tidak berubah selama periode tersebut. 6. Divisibility Asumsi bahwa solusi tidak selalu dalam bilangan bulat (interger), tetapi dapat juga berupa bilangan pecahan atau desimal yang jika muncul memiliki arti bahwa produk tersebut merupakan work in process dimana dapat diselesaikan pada tahap selanjutnya. Namun, ada beberapa jenis produk yang tidak dapat disebut dalam bentuk pecahan, sehingga ada teknik penyelesaian yang disebut integer programming. 7. Non-negative variables Semua jawaban atau variabel bukan bilangan negatif, karena tidaklah memungkinkan bahwa nilai negatif dapat berupa kuantitas berbentuk fisik. Secara sederhana perusahaan tidak dapat memproduksi (kursi, baju, lampu, komputer, dan lain-lain) dalam jumlah yang negatif Memformulasikan Masalah Linear Programming Ada beberapa langkah bijaksana yang sebaiknya dilakukan untuk menggunakan metode linear programming (Teguh, 2014: ), yaitu: 1. Pelajari persoalan yang sedang dihadapi secara baik. 2. Identifikasi tujuan (the objective) yang diinginkan dan kendala-kendala (constraints) yang dihadapi. 3. Definisikan variabel keputusan yang relevan. 4. Gunakan variabel-variabel tersebut untuk menuliskan pernyataan matematika pada fungsi tujuan dan fungsi kendala.

19 Model Linear Programming Pada dasarnya model pemrograman linear dinyatakan dalam 2 bentuk fungsi (Herjanto, 2008:44), yaitu: 1. Fungsi Tujuan Suatu persamaan fungsi linear dari variabel tujuan, misalkan pendapatan, keuntungan, atau biaya. Dalam fungsi tujuan juga harus dijelaskan apakah tujuannya memaksimalkan atau meminimalkan variabel. 2. Fungsi batasan Menggambarkan batasan yang dihadapi dalam mencapai tujuan. Biasanya terdiri dari beberapa persamaan yang masing-masing berkolerasi dengan sumberdaya yang berkaitan. Permasalahan dalam pemrograman linear dapat digambarkan dalam model matematis Herjanto (2008:44), sebagai berikut: Fungsi Tujuan (FT) dengan pembatasan (DP): dan Keterangan: Z= nilai optimal dari fungsi tujuan X j = jenis kegiatan (variabel keputusan) = kebutuhan sumber daya i untuk menghasilkan setiap unit kegiatan j = banyaknya sumber daya i yang tersedia

20 32 C j = kenaikan nilai Z jika ada pertambahan satu unit kegiatan j a, b, dan c disebut juga parameter model m= jumlah sumber daya yang tersedia n=jumlah kegiatan Terdapat bentuk standar dalam pemrograman linear Herjanto (2008:45), yang dinyatakan sebagai berikut: Fungsi tujuan (FT) dengan pembatasan (DP) dan Berikut merupakan cara merubah bentuk umum kedalam bentuk standar Herjanto (2008:45): 1. Jika terdapat variabel yang tidak linear (tidak berpangkat satu), gunakan variabel linear lain sebagai pengganti variabel yang tidak linear tadi. Misalnya, Z= X 2 1 +X 2 2, maka gunakan X 10 dan X 20 sebagai pengganti. 2. Jika ketidaksamaan batasan berbentuk lebih kecil (<), tambahkan slack variabel. Contoh X 1 <20 menjadi X 1 +X 2 =20 3. Jika ketidaksamaan batasan berbentuk lebih besar (>), kurangi surplus variabel. Contoh X 1 + X 2 > 4 menjadi X 1 + X 2 - S 2 =4 4. Jika nilai sisi kanan (b) suatu batasan berbentuk negatif, kalikan dengan - 1. Contoh: X 1 X 2 = -82, menjadi X 1 + X 2 = 82

21 Metode Penyelesaian Linear Programming Analisis Grafik Analisis grafik hanya dapat digunakan untuk permasalahan yang memiliki dua variabel saja, yaitu dalam bentuk grafik dua dimensi (Herjanto, 2008:46). Analisis grafik terdiri dari dua metode (Teguh, 2014: ), yaitu: 1. Isoline Methods Pada teknik mencari solusi dengan menggunakan metode garis yang sama (isoline method), para pengguna alat pada dasarnya dapat menemukan solusi optimal dengan cara menggerak-gerakkan kurva tujuan, atau fungsi tujuan sedemikian rupa secara sejajar sampai kepada tingkat persinggungan antara kurva tujuan dengan kurva-kurva kendala pada titik-titik perpotongan tertentu yang dianggap memuaskan. 2. Corner Points Solution Method Metode ini menelusuri keuntungan maksismum, atau kombinasi produk optimal yang menghasilkan keuntungan maksimum melalui jalur titik-titik sudut tertentu pada wilayah-wilayah produksi yang dianggap layak. Secara umum masing-masing teknik harus memenuhi beberapa langkah (Teguh, 2014:136), yaitu: 1. Setelah persoalan pemrograman linear teridentifikasi secara jelas dan model analisis sudah dikembangkan maka siapkan kerangka kerja untuk menggambarkan dan menempatkan grafik yang memperlihatkan hubungan yang dimaksud. 2. Carilah titik perpotongan garis dengan sumbu vertikal dan sumbu horizontal, dan titik perpotongan antar garis yang berhubungan. 3. Tentukan wilayah yang layak, atau memenuhi persyaratan (feasible area), dan wilayah yang tidak memenuhi persyaratan Langkah-Langkah Penyelesaian Metode Grafik Secara umum langkah-langkah penyelesaian dengan metode grafik, setelah model permasalahannya dirumuskan (Dumairy, 2004:348), adalah sebagai berikut:

22 34 1. Gambarkan fungsi-fungsi kendalanya 2. Tentukan area layak (feasible area) bagi masalah yang bersangkutan, yakni area yang dibatasi oleh garis-garis kendala. 3. Gambarkan fungsi tujuannya dengan menetapkan sebrang nilai z. 4. Lakukan pergeseran-pergeseran seperlunya atas kurva atau garis tujuan, dengan mengubah-ubah nilai z, agar dapat ditentukan titik penyelesaian optimal. 5. Titik penyelesaian optimal adalah titik sudut terjauh dari area layak yang dapat dicapai oleh garis tujuan. Dalam masalah maksimisasi, sudut area layak terjauh biasanya berupa sudut teratas atau terkanan, sedangkan dalam masalah minimisasi, sudut area layak terjauh biasanya berupa sudut terbawah atau terkiri (tergantung pada lereng garis tujuannya) Metode Simplex Pengertian Metode Simplex Teguh (2014:147) mengatakan bahwa metode simplex adalah metode pemrograman linear sederhana yang fokus analisisnya masih tetap mempertahankan hubungan variabel yang bersifat langsung. Metode simplex selain dapat kita gunakan untuk melihat hubungan antar variabel yang bersifat m persamaan, juga metode simplex dapat digunakan untuk melihat hubungan antar variabel yang bersifat n variabel. Herjanto (2008:51) mengatakan bahwa metode simplex adalah suatu metode yang secara sistematis dimulai dari suatu penyelesaian dasar yang fisibel ke penyelesaian dasar fisibel lainnya, yang dilakukan berulang-ulang (iteratif) sehingga tercapai suatu penyelesaian optimum. Pada setiap iterasi akan dihasilkan nilai fungsi tujuan yang selalu lebih besar atau sama dengan iterasi sebelumnya. Sedangkan Dumairy (2004:360) mengatakan bahwa metode simplex dikerjakan secara sistematik bermula dari suatu penyelesaian dasar yang layak (feasible basic solution) ke penyelesaian dasar yang layak berikutnya. Hal ini dilakukan berulangulang (iterative, algorithmic) hingga akhirnya ditemukan penyelesaian yang optimal. Berdasarkan definisi-deifinisi metode simplex yang telah dikemukakan, sebagian besar definisi-definisi tersebut memiliki unsur-unsur persamaan yaitu sistematis, fisibel,

23 35 optimal dan berulang-ulang. Maka dapat disimpulkan metode simplex adalah suatu metode yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang untuk mencapai hasil optimal dimulai dengan penyelesaian yang fisibel Langkah Analisis Metode Simplex Berikut adalah langkah-langkah sistematis dalam mengaplikasikan analisis metode simplex dalam bidang ekonomi dan bisnis (Teguh, 2014:148): 1. Setelah model analisis diketahui, mulailah melakukan perhitungan dengan mengubah bentuk pertidaksamaan yang diketahui menjadi bentuk persamaan. Tambahkan slack variable dan arficial variable pada masing-masing persamaan tersebut. Slack variable adalah menggambarkan unused resources. 2. Susunlah data tersebut ke dalam Simplex Table. 3. Tentukan feasible solution dari tabel tersebut. 4. Periksalah solusi untuk optimasi dari tabel tersebut. 5. Selanjutnya, jika solusi sudah optimal maka tentukan melalui tabel tersebut variabel yang dimasukkan dan variabel yang menyimpang untuk solusi berikutnya. 6. Hitunglah variabel tersebut untuk tabel yang direvisi. 7. Periksa solusi tabel tersebut (revised table) untuk optimasi. 8. Ulangi prosedur ini (langkah 5 sampai 7) sampai solusi optimal diperoleh Karakteristik Simplex Tableau Metode simplex memiliki ciri-ciri khusus operasional (Teguh, 2014: ), yaitu: 1. Slack variable dan artificial variable yang dimasukkan ke dalam persamaan kendala adalah memiliki ciri sebagai berikut: Bila pertidaksamaan memiliki tanda, maka variabel slack ditambahkan ke dalam persamaan dan nilainya nol pada fungsi objective untuk kasus memaksimumkan dan meminimumkan fungsi tujuan. Sebaliknya bila pertidaksamaan tandanya, maka variabel slack dikurangkan ke dalam persamaan dan nilainya nol pada fungsi objektif untuk kasus memaksimumkan dan meminimumkan fungsi tujuan. Namun demikian, artificial variables ditambahkan pada fungsi objektif dengan nilai +M untuk meminimuman fungsi tujuan dan M untuk memaksimumkan fungsi tujuan. Variabel ini pun ditambahkan pada fungsi kendala.

24 36 2. Selanjutnya, elemen-elemen body matrix dan identity matrix pada simplex tableau adalah menggambarkan marginal rate of substitution antara variabel dalam solusi dan variabel kolom kepala. 3. Body matrix pada netral tableau akan menjadi identity matrix pada final table. Sebaliknya, identity matrix pada initial tableau akan menjadi inverse dari initial body matrix pada final tableau. 4. Pada final tablaue, terdiri dari nol dan angka negatif untuk kasus memaksimumkan fungsi tujuan, dan menjadi nol dan angka positif untuk kasus meminimumkan fungsi tujuan Pemecahan Dengan Metode Simplex Berikut adalah langkah-langkah pemrograman linear dengan metode simpleks Herjanto (2008:51-53): Tahap inisialisasi 1. Formulasikan model dalam bentuk standar Dalam tabel, kita menganggap fungsi tujuan sebagai batasan (persamaan 0), dimana Z selalu sebagai variabel dasar (basic variable). 2. Tentukan penyelesaian dasar awal yang fisibel (starting basic feasible solution). Sebagai variabel dasar awal, pilih variabel yang terdapat hanya pada satu baris (batasan) dan memiliki koefisien = 1. Jika kita tidak memiliki cukup variabel untuk keperluan ini maka harus ditambahkan slack atau surplus. Tahap iterasi 3. Tentukan variabel dasar masuk (entering basic variable) Variabel dasar masuk ialah variabel bukan dasar yang bila nilainya ditambah akan meningkatkan nilai Z paling cepat, yaitu variabel pada fungsi tujuan yang memiliki koefisien negative terbesar (jika fungsi tujuan maksimalisasi) atau memiliki koefisien positif terbesar (jika fungsi tujuan minimalisasi). Apabila terdapat lebih dari satu variabel bukan dasar pada fungsi tujuan mempunyai nilai koefisien yang sama untuk

25 37 dipilih sebagai variabel dasar masuk, maka pilih salah satu secara seimbang. 4. Tentukan variabel dasar keluar (leaving basic variable) Variabel dasar keluar ditentukan setelah variabel dasar masuk dipilih. Apabila adalah variabel dasar masuk dan adalah elemen pada baris ke i di bawah variabel dalam matriks AX = b. Variabel dasar keluar adalah variabel dasar yang berhubungan dengan baris i dimana adalah terkecil untuk yang positif. Apabila terdapat lebih dari satu variabel dasar mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai variabel dasar keluar, maka pilih salah satu diantaranya. 5. Tentukan penyelesaian dasar baru yang fisibel Ubah persamaan pada baris pivot sehingga koefisien titik pivot (titik pertemuan antara kolom pivot dan baris pivot,. Kemudian buat semua koefisien pada persamaan batasan lainnya menjadi sama dengan nol, sedangkan koefisien variabel dasarnya tetap sama dengan 1. Uji optimalisasi 6. Apabila kita memaksimalkan fungsi tujuan maka penyelesaian disebut optimal bila seluruh koefisien variabel bukan dasar pada fungsi tujuan tidak ada yang negatif. Sebaliknya, apabila fungsi tujuan minimalisasi, penyelesaian optimal diperoleh bila seluruh koefisien variabel bukan dasar lebih kecil atau sama dengan nol Penyelesaian Secara Tabulasi Berikut adalah langkah-langkah penyelesaian secara tabulasi (Herjanto, 2008:53-55): 1. Inisialisasi Memformulasikan model dalam bentuk standar dan menuangkan dalam tabel, seperti terlihat pada tabel 2.1

26 38 Tabel 2.1 Tabel Simpleks vd X 1 X 2 X 3 S 1 S 2 S 3 Maks Z S 1 S 2 S 3 Sumber: Herjanto (2008:53) Keterangan: vd b = variabel dasar = nilai sisi kanan Koefisien dari variabel dasar harus dapat membentuk suatu matriks identitas, terlepas dari susunan letaknya. 2. Iterasi pertama X 1 merupakan variabel dasar masuk karena memiliki koefisien, negatif terbesar, dan S 1 sebagai variabel dasar keluar karena memiliki nilai terkecil untuk positif. X 1 sebagai variabel dasar yang harus mempertahankan bentuk matriks identitas bersama-sama dengan variabel yang lama. Matriks identitas dapat diperoleh apabila titik pivot (titik perpotongan antara baris pivot dengan kolom pivot) memiliki koefisien sama dengan 1 dan titik-titik yang lain pada kolom pivot memiliki koefisien sama dengan nol. Hal ini dapat diperoleh dengan persamaan matematis sebagai berikut: Baris pivot baru = baris pivot lama : titik pivot Baris baru = baris lama (koefisien pivot * baris pivot baru) 3. Iterasi kedua Variabel dasar masuk = X 2 (memiliki koefisien negatif besar) Variabel dasar keluar = S3 (memiliki nilai terkecil dengan positif) Tabel dikatakan sudah optimal apabila semua koefisien bukan dasar pada fungsi tujuan.

27 Simplex dengan Tabel Berbaris Cj - Zj Secara umum, rumusan model yang standar untuk metoda simplex tabel berbaris C j - Z j (Dumairy, 2004: ), adalah: Optimumkan Z = C 1 X 1 + C 2 X C n X n terhadap a 11 X 1 + a 12 X a 1n X n = b 1 a 21 X 1 + a 22 X a 2n X n = b 2 a m1 X 1 + a m2 X a mn X n = b m Tabel 2.2 Tabel Simpleks Berbaris C j - Z j Program Tujuan C 1 C 2. Cn Kuant X 1 X 2. Xn S1 S2. Sn itas S S S n Sumber: Dumairy (2004:369) Langkah-langkah pengerjaan programasi linear secara simplex dengan tabel berbaris (Dumairy, 2004:370), adalah sebagai berikut: 1. Rumuskan dan standarisasikan modelnya. 2. Bentuk tabel pertama berdasarkan keterangan-keterangan diatas. 3. Tentukan kolom kunci di antara kolom-kolom variabel yang ada, yaitu kolom yang mengandung nilai paling positif untuk kasus maksimisasi, atau mengandung nilai paling negatif jika kasusnya minimisasi.

28 40 4. Tentukan baris kunci diantara baris-baris variabel yang ada, yaitu baris yang memiliki rasio kuantitas dengan nilai positif terkecil, baik untuk masalah maksimisasi maupun minimisasi. 5. Bentuk tabel berikutnya dengan memasukkan variabel pendatang ke kolom program dan mengeluarkan variabel perantau dari kolom tersebut, serta lakukan transformasi baris-baris variabel. Transformasi baris kunci, yang sekarang bervariabel baru, dilakukan sebagai berikut: baris kunci baru = baris kunci lama : unsur kunci Sedangkan transformasi baris-baris lainnya: baris baru = baris lama (rasio kunci x baris kunci lama) Rasio kunci adalah unsur pada kolom kunci dibagi unsur kunci. 6. Lakukan pengujian optimalitas. Jika semua koefisien pada baris sudah tidak ada lagi yang positif (untuk kasus maksimisasi) atau sudah tidak ada lagi yang negatif (untuk kasus minimisasi), berarti penyelesaian sudah optimal. Jika masih, berarti belum optimal, lakukan lagi langkah ke-3 sampai dengan ke-6.

29 Kerangka Pemikiran PT. XYZ Forecasting Jumlah Penjualan Air Cut Valve 162 Reed Valve 661 Air Induction System 205 Optimalisasi Produksi Bahan Baku Waktu Kerja Fluktuasi Permintaan Penerapan Linear Programming Variabel Keputusan Fungsi Tujuan Fungsi Kendala Memaksimalkan Keuntungan dan Kombinasi Produk yang Tepat Sumber: Penulis (2014) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen menurut Robbins dan Coulter (2012:36), mengatakan bahwa manajemen melibatkan aktifitas-aktifitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Robbins & Coulter (2010:23) mengatakan bahwa manajemen melibatkan akivitas aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) PERAMALAN (FORECASTING) Apakah Peramalan itu? Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen Operasi Produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa. Menurut Heizer dan Render yang diterjemahkan oleh Sungkono, C. (2009: 4), manajemen operasi adalah serangkaian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) #3 - Peramalan (Forecasting) #1 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2010:23), manajemen adalah hal yang di lakukan oleh para menejer. Manajemen melibatkan aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan untuk memastikan kelancaran operasi rantai pasok 1. Peramalan dalam organisasi 2. Pola permintaan 3. Metode peramalan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Heizer dan Render (2006:4) manajemen operasi (operation management-om) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Manajemen (pengelolaan) adalah hal yang dilakukan oleh para manajer. Penjelasan yang lebih baik adalah, manajemen melibatkan aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling)

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIV PEMODELAN (Modeling) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pemodelan dalam RO Outline:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Produksi dan Operasi terdiri dari kata manajemen, produksi dan operasi. Terdapat beberapa pengertian untuk kata manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Terdapat beberapa pengertian mengenai Manajemen menurut beberapa ahli, antara lain : Menurut Dyck dan Neubert (2009: 7) Management : The process of planning,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Perencanaan Produksi 211 Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan aktifitas untuk menetapkan produk yang akan diprodksi untuk periode selanjutnyatujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS] MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT011215 / 2 SKS] LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik

Lebih terperinci

BAB LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 1 LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN inear programming adalah suatu teknis matematika yang dirancang untuk membantu manajer dalam merencanakan dan membuat keputusan dalam mengalokasikan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier digunakan untuk menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perencanaan Produksi 1. Pengertian Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan

Lebih terperinci

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model RISET OPERASIONAL MINGGU KE- Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik riset operasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2010:7), manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Robbins dan Coulter (2010;23) adalah pengkoordinasikan dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitan Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari PT. Honda Dunia Motorindo. Setelah itu dengan analisa tersebut, penulis berusaha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert (2009) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produk Menurut Daryanto (2011:49) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan

Lebih terperinci

BAB II METODE SIMPLEKS

BAB II METODE SIMPLEKS BAB II METODE SIMPLEKS 2.1 Pengantar Salah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan dalam pemrograman linier adalah metode simpleks. Penentuan solusi optimal menggunakan metode simpleks didasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:8), pengertian manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : 2014 Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP 1 Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menunjukkan jenis Peramalan Menggunakan Metode Peramalan Kuantitatif

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS

BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS 5.1 Metode Simpleks Metode simpleks ialah suatu cara penyelesaian masalah programa linier yang diperkenalkan pertama kali oleh Dantzig pada tahun 1947, yakni suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 51 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi 2.1.1 Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan penentuan arah awal dari tindakan yang harus dilakukan di masa yang akan datang,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Menurut Robbins dan Coutler (2012:36) manajemen mengacu pada proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB III. METODE SIMPLEKS

BAB III. METODE SIMPLEKS BAB III. METODE SIMPLEKS 3.1. PENGANTAR Metode grafik tidak dapat menyelesaikan persoalan linear program yang memilki variabel keputusan yang cukup besar atau lebih dari dua, maka untuk menyelesaikannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Operasi Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen, beikut adalah beberapa pengertian Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Menurut Kusuma (2004:13), peramalan (forecasting) adalah perkiraan tingkat permintaan satu atau lebih produk selama beberapa periode mendatang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Amsyah (2005), definisi sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan kerja dari prosedur

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Dian Wirdasari Abstrak Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Linear Programming Linear Programming (LP) merupakan metode yang digunakan untuk mencapai hasil terbaik (optimal) seperti keuntungan maksimum atau biaya minimum dalam model matematika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Produksi Produksi secara umum adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan kepuasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berikut teori-teori yang mendukung penelitian ini, yaitu konsep dasar peramalan, konsep dasar deret waktu, proses stokastik, proses stasioner, fungsi autokovarians (ACVF) dan fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001), peramalan merupakan sebuah seni dan sains dalam memprediksi masa yang akan datang. Peramalan melibatkan dara historis dan

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manageyangberarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan : mengendalikan, menangani,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya, secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjaan waktu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Robbins dan Coulter (2012:36) manajemen menjelaskan suatu proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan seluruh kegiatan kerja agar dapat selesai secara efektif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian ini diberikan beberapa konsep dasar yang menjadi landasan berpikir dalam penelitian ini, seperti pengertian persediaan, metode program linier. 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Manufaktur Manufaktur berasal dari kata Manufacture yang berarti membuat dari tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang (Prawirosentono,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan Metode Simpleks (Simplex Method) Kuliah 03 TI2231 Penelitian Operasional I 1 Materi Bahasan 1 Rumusan Pemrograman linier dalam bentuk baku 2 Pemecahan sistem persamaan linier 3 Prinsip-prinsip metode simpleks

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan merupakan suatu bentuk usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman globalisasi yang semakin maju ini, persaingan usaha dalam sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan saling berlomba untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 2. PROGRAM LINEAR

BAB 2. PROGRAM LINEAR BAB 2. PROGRAM LINEAR 2.1. Pengertian Program Linear Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #3 Ganjil 2015/2016. EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #3 Ganjil 2015/2016. EMA302 Manajemen Operasional Materi #3 EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1/2) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan adalah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M. LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M. INTRODUCTION Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 PROGRAM LINEAR

BAB 2 PROGRAM LINEAR BAB 2 PROGRAM LINEAR 2.1. Pengertian Program Linear Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang. Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang. Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku menjadi barang jadi atau industri yang memproduksi bahan baku menjadi barang setengah jadi. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan Menurut Gaspersz (2004), aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan permintaan dan penggunaan produk sehingga produk-produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting)

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting) Manajemen Operasional PERAMALAN (Forecasting) Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3 Prediksi dan Peramalan Jenis-jenis Metode Peramalan Metode deret berkala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 2.1.1 Pengertian Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Berpegang pada acuan menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:8), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan

Lebih terperinci

BAB IV. METODE SIMPLEKS

BAB IV. METODE SIMPLEKS BAB IV. METODE SIMPLEKS Penentuan solusi optimal menggunakan simpleks didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim (ingat kembali solusi

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS

PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS Merupakan metode yang biasanya digunakan untuk memecahkan setiap permasalahan pada pemrogramman linear yang kombinasi variabelnya terdiri dari tiga variabel atau lebih. Metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka akan dibahas mengenaiteori teori yang melandasi penelitian berkaitan dengan manajemen, riset operasi, peramalan (forecasting) dan linear programming.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian Manajemen begitu luas sehingga terdapat perbedaan berbagai definisi dari beberapa pakar. Pengertian manajemen menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

MATERI 3 PER E AM A AL A AN

MATERI 3 PER E AM A AL A AN MATERI 3 PERAMALAN APAKAH PERAMALAN ITU? Peramalan (Forecasting) : Seni dan ilmu memprediksi peristiwa- peristiwa masa depan. Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

Peramalan (Forecasting)

Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) Peramalan (forecasting) merupakan suatu proses perkiraan keadaan pada masa yang akan datang dengan menggunakan data di masa lalu (Adam dan Ebert, 1982). Awat (1990) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode-metode ilmiah dari teori-teori yang digunakan dalam penyelesaian persoalan untuk menentukan model program linier dalam produksi.. 2.1 Teori

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci