BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001), peramalan merupakan sebuah seni dan sains dalam memprediksi masa yang akan datang. Peramalan melibatkan dara historis dan memproyeksikannya ke masa depan dengan beberapa model matematis. Hasilnya dapat berupa prediksi yang subjektif atau intuitif ataupun dapat juga melibatkan kombinasi dari model matematis yang disesuaikan oleh manajer Meramalkan horizon waktu Jay Heizer dan Barry Render mengatakan bahwa pada umumnya peramalan diklasifikasikan menurut horizon waktu masa depan yang dicakupnya, yang dibagi dalam tiga kategori berikut (Heizer & Render, 2011, hal. 136): 1. Peramalan jangka pendek Peramalan ini memiliki jangka waktu hingga satu tahun tetapi umumnya kurang dari tiga bulan. Digunakan untuk perencanaan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja, dan tingkat produksi. 2. Peramalan jangka menengah Peramalan jangka menengah atau intermediate, umumnya mencakup hitungan tiga bulan hingga tiga tahun. Berguna untuk perencanaan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas, dan menganalisa berbagai perencanaan operasi. 3. Peramalan jangka panjang Umumnya memiliki jangka waktu dari tiga tahun keatas. Digunakan dalam perencanaan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi ataupun ekspansi, serta penelitian dan pengembangan Pendekatan dalam peramalan Umumnya terdapat dua pendekatan dalam peramalan, di mana keduanya berguna untuk mengatasi model keputusan tertentu. Salah satunya adalah analisis kuantitatif dan lainnya adalah analisis kualitatif. Dalam peramalan kuantitatif, peramalan menggunakan model matematis yang beragam yang bergantung pada data historis dan variabel sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Kemudian peramalan kualitatif menggabungkan beberapa faktor, seperti: intuisi, emosi, pengalaman pribadi dan sistem penilaian pengambil keputusan untuk meramal (Heizer & Render, 2011, hal. 139) Model peramalan metode kuantitatif Menurut Jay Heizer dan Barry Render, peramalan metode kuantitatif memiliki dua model, yaitu (Heizer & Render, 2011, hal ): 1. Model Deret Waktu (Time-Series Models) Model deret waktu memprediksikan berdasarkan asumsi bahwa masa yang akan datang merupakan bagian dari masa lalu. Dalam arti lain, mereka melihat apa yang terjadi pada suatu waktu tertentu dan menggunakan data masa lalu untuk membuat peramalan. 5

2 6 2. Model Asosiatif (Associative Models) Model asosiatif atau sebab-akibat, seperti Linear Regression, menggabungkan banyak variabel yang mungkin memberikan pengaruh kepada kuantitas yang sedang diramalkan Peramalan deret waktu Menganalisis deret waktu berarti membagi data masa lalu menjadi komponen-komponen, kemudian memproyeksikannya ke masa depan. Deret waktu memiliki empat komponen, antara lain (Heizer & Render, 2011, hal. 140): 1. Tren, merupakan pergerakan keatas maupun kebawah dari data selama beberapa waktu. Perubahan pada pendapatan, populasi, distribusi usia, atau pandangan budaya dapat mempengaruhi pergerakan tren. 2. Musim, adalah pola data yang berulang pada periode waktu tertentu, seperti: hari, minggu, bulan, atau kuartal. 3. Siklus, merupakan pola dalam data yang terjadi setiap beberapa tahun. Siklus ini biasanya terkait pada siklus bisnis dan merupakan satu hal penting dalam analisis dan perencanaan bisnis jangka pendek. Memprediksi siklus bisnis sulit dilakukan karena adanya pengaruh dari peristiwa politik atau kekacauan internasional. 4. Variasi acak, merupakan satu titik khusus dalam data yang disebabkan peluang dan situasi yang tidak lazim. Variasi acak tidak mempunyai pola khusus sehingga tidak dapat diprediksi Metode peramalan kuantitatif Dalam buku Manajemen Operasi yang ditulis Jay Heizer dan Barry Render, metode peramalan deret waktu terdiri dari: 1. Pendekatan Naif (Naive Approach) Cara paling sederhana untuk melakukan peramalan adalah dengan mengasumsikan permintaan di periode mendatang akan sama seperti permintaan di periode terakhir. Untuk beberapa jenis produk, pendekatan naif merupakan model peramalan objektif yang paling efektif dan efisien dari segi biaya. Paling tidak, pendekatan naif memberikan titik awal untuk perbandingan dengan model yang lebih canggih (Heizer & Render, 2011, hal ). 2. Rataan Bergerak (Moving Average) Peramalan rataan bergerak menggunakan sejumlah data historikal aktual untuk mendapatkan peramalan. Rataan bergerak berguna jika kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil selama waktu tertentu. Secara sistematis, rataan bergerak sederhana dapat dinyatakan sebagai berikut: di mana n adalah jumlah periode dalam rataan bergerak (Heizer & Render, 2011, hal. 141). 3. Penghalusan Eksponensial (Exponential Smoothing) Penghalusan eksponensial merupakan metode peramalan ratarata bergerak dengan pembobotan yang canggih, tetapi masih mudah digunakan. Metode ini menggunakan pencatatan data historis yang

3 sangat sedikit. Rumus penghalusan eksponensial dasar dapat ditunjukkan sebagai berikut (Heizer & Render, 2011, hal. 144): Peramalan baru = peramalan periode lalu + α (permintaan aktual periode lalu peramalan periode lalu) Di mana adalah sebuah bobot atau konstanta penghalusan yang dapat dipilih oleh peramal, yang memiliki nilai antara 0 dan 1. Secara sistematis peramalan tersebut dapat ditulis sebagai berikut (Heizer & Render, 2011, hal ): F t = F t-1 + (A t-1 + F t-1 ) F t = peramalan baru F t-1 = peramalan sebelumnya α = konstanta penghalusan (pembobotan) (0 α 1) A t-1 = permintaan aktual periode lalu 4. Penghalusan Eksponensial dengan Penyesuaian Tren (Exponential Smoothing with Trend Adjustment atau Holt s Model) Penghalusan eksponensial dapat dikatakan tidak dapat merespon tren yang terjadi pada pola data, sehingga perlunya penyesuaian tren. Idenya adalah dengan menghitung rata-rata dari penghalusan eksponensial, kemudian menyesuaikan untuk keterlambatan positif atau negatif pada tren. Dengan penghalusan eksponensial dengan penyesuaian tren, estimasi rata-rata dan tren dihaluskan. Prosedur ini membutuhkan dua konstanta penghalusan, α untuk rata-rata dan β untuk tren. Kemudian, kita menghitung rata-rata dan tren untuk setiap periode. Rumus penghalusan eksponensial dengan penyesuaian tren adalah sebagai berikut (Heizer & Render, 2011, hal ): F t = α (A t-1 ) + (1- α)(f t-1 + T t-1 ) T t = β (F t - F t-1 ) + (1- β) T t-1 F t = peramalan dengan eksponensial yang dihaluskan dari data berseri pada periode t T t = tren dengan eksponensial yang dihaluskan pada periode t A t = permintaan aktual periode t α = konstanta penghalusan untuk rata-rata (0 α 1) β = konstanta penghalusan untuk tren (0 β 1) 5. Proyeksi Tren (Trend Projection) Proyeksi tren merupakan suatu metode peramalan yang mencocokkan garis tren pada serangkaian data masa lalu, kemudian memproyeksikan garis pada masa mendatang untuk peramalan jangka menengah atau jangka panjang. Rumus untuk menentukan perhitungan proyeksi tren adalah sebagai berikut (Heizer & Render, 2011, hal ): y = a + bx y a b x = nilai terhitung dari variabel yang akan diprediksi = persilangan sumbu y = kemiringan garis regresi (atau tingkat perubahan pada y untuk perubahan yang terjadi di x = variable bebas (dalam kasus ini adalah waktu). 7

4 8 Untuk menentukan nilai a dan b, akan di jelaskan pada rumus dibawah ini. x = nilai variabel bebas yang diketahui y = nilai variabel terkait yang diketahui = rata-rata nilai y = rata-rata nilai x Menghitung kesalahan peramalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2011), ada beberapa perhitungan yang biasa digunakan untuk menghitung kesalahan peramalan total. Perhitungan ini dapat digunakan untuk membandingkan model peramalan yang berbeda, mengawasi peramalan, dan untuk memastikan peramalan berjalan baik. Tiga dari perhitugan yang paling terkenal adalah rataan deviasi mutlak (Mean Absolute Deviation MAD), rataan kesalahan kuadrat (Mean Squared Error MSE), dan rataan kesalahan persen mutlak (Mean Absolute Percent Error MAPE). 1. Rataan Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation) MAD merupakan ukuran pertama kesalahan peramalan keseluruhan untuk sebuah model. Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah nilai absolut dari tiap kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode data n. rumus untuk menghitung MAD adalah sebagai berikut (Heizer & Render, 2011, hal. 146): 2. Rataan Kesalahan Kuadrat (Mean Squared Error) MSE merupakan cara kedua untuk mengukur kesalahan peramalan keseluruhan. MSE merupakan rata-rata selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan yang diamati. Keuntungan penggunaan MSE adalah bahwa ia cenderung menonjolkan deviasi yang besar karena adanya pengkuadratan. Rumus untuk menghitung MSE adalah sebagai berikut (Heizer & Render, 2011, hal. 147): 3. Rataan Kesalahan Persen Mutlak (Mean Absolute Percent Error) Adanya Rataan kesalahan persen mutlak (MAPE) berkaitan dengan munculnya permasalahan dengan MAD dan MSE yang nilainya bergantung pada besarnya jumlah barang yang diramal. Apabila peramalan diukur dalam jumlah ribuan, maka nilai MAD dan MSE akan menjadi besar. Maka dari itu, digunakan rataan kesalahan persen mutlak. Rumus untuk menghitung MAPE adalah sebagai berikut (Heizer & Render, 2011, hal ):

5 Untuk menentukan apakah metode peramalan secara konsisten tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit daripada permintaan, maka kesalahan peramalan dapat dievaluasi dengan mencari nilai biasnya, rumus untuk menghitung bias sebagai berikut (Chopra & Meindl, 2010, hal. 215): 9 E t = F t - D t E t = kesalahan peramalan pada periode t = peramalan pada periode t = permintaan pada periode t Tracking signal (TS) adalah rasio antara bias dan MAD. Jika TS di F t D t setiap periode berada diluar ±6 berarti peramalannya bias. Dikatakan underforecasting jika TS < -6 atau overforecasting jika TS > +6. Hal ini berarti perusahaan harus mencari metode peramalan baru. Rumus untuk menghitung TS sebagai berikut (Chopra & Meindl, 2010, hal. 215): Software Minitab Software Minitab adalah sebuah program aplikasi statistika yang sudah banyak digunakan untuk mempermudah pengolahan data statistik, karena biasanya data statistik yang akan diolah sering berjumlah banyak dan rumit. Pengolahan data secara statistis membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Jika dikerjakan secara manual akan berpeluang besar terjadi kesalahan. Software Minitab ini hadir dengan menyediakan program-program untuk mengolah data statistik secara lengkap sehingga dapat membantu dalam mengolah data yang banyak tersebut dan meminimalisasi peluang terjadinya kesalahan. Software Minitab dapat ditemukan di website (Iriawan & Astuti, 2006, hal ). Keunggulan dari software Minitab adalah dapat digunakan dalam mengolah data statistik untuk tujuan sosial maupun teknik. Dibandingkan dengan program statistik lainnya, Minitab telah diakui sebagai program statistika yang sangat kuat dengan tingkat akurasi taksiran statistik yang tinggi. Berikut adalah beberapa keunggulan Minitab jika dibandingkan dengan program statistika lainnya (Iriawan & Astuti, 2006, hal ): Pada Minitab, tampilan menu yang lebih lengkap dan disertai toolbartoolbar akan memudahkan pengguna. Minitab menyediakan StatGuide yang menjelaskan cara melakukan interpretasi tabel dan grafik statistika yang dihasilkan oleh Minitab dengan cara yang mudah dipahami. Ukuran Worksheet yang dinamis dan memuat hingga kolom. Memiliki bahasa pemograman macro yang lebih mudah. Minitab menyediakan ReportPad agar mudah membuat laporan project yang telah dibuat. Dalam Minitab, pengguna dapat membuat nama yang panjang pada file tanpa harus menyingkat nama file.

6 Inventory Management on Costumer Satisfaction Sistem manajemen persediaan diciptakan untuk memantau dan mengontrol ketersediaan produk, menentukan jadwal pembelian, dan proses siklus dari produk yang tidak terjual. Sistem manajemen persediaan yang baik berarti bahwa sebuah perusahaan memiliki waktu yang rendah untuk memenuhi permintaan. Selain itu, perusahaan juga dapat menganalisa penjualan produk untuk beberapa waktu ke depan sehingga dapat selalu menyediakan barang yang sering dibeli dan siap dikirim ke pelanggan (Ali & Muhammad, 2012, hal ). Manajemen persedian dapat membantu perusahaan dalam mengontrol kepuasan pelanggan, contohnya dalam hal pengembalian barang. Selain itu, sistem manajemen persediaan yang baik dan efisien dapat mengurangi biaya operasional sehingga harga yang dijual oleh perusahaan pun bisa menjadi lebih rendah. Yang terakhir adalah sistem manajemen persediaan yang baik selalu up to date terhadap informasi, baik itu informasi jumlah barang di gudang, maupun informasi kepada pelanggan. Memberikan informasi yang akurat kepada pelanggan walaupun pelanggan tersebut tidak berkeinginan untuk membeli pada saat itu adalah salah satu pelayanan yang baik dari perusahaan dan dapat mempertahankan kepuasan pelanggan (Ali & Muhammad, 2012, hal ). Pengendalian persediaan berpengaruh pada sukses atau tidaknya sebuah perusahaan. Jika sebuah perusahaan memiliki pengendalian persediaan yang baik, maka otomatis mereka dapat memenuhi permintaan pelanggan pada periode kapan pun sehingga pelanggan akan puas. Selain persediaan yang tersedia, faktor lain yang menimbulkan kepuasan pelanggan adalah pengiriman yang tepat waktu. Seorang pelanggan dikatakan puas apabila ia menerima barang lebih cepat dari waktu yang ia perkirakan untuk menunggu (Thogori & Gathenya, 2014, hal ). Kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai pengukur bagi perusahaan yang berlandaskan kualitas dan loyalitas. Kepuasan pelanggan dapat menyebabkan timbulnya customer loyalty dan repeat purchases. Dua hal inilah yang sangat menunjang kesuksesan dari sebuah perusahaan. Loyalitas pelanggan adalah perilaku dari pelanggan di mana mereka akan terus menerus membeli barang dari satu perusahaan tanpa memperdulikan barang yang diluncurkan dari perusahaan lain (kompetitor). Menurut Cacioappo, peningkatan loyalitas pelanggan sebanyak 5% dapat meningkatkan profit perusahaan sebesar 25% hingga 85%. Selain itu menurut Eckert, pelanggan yang loyal memiliki kemungkinan enam kali lebih besar untuk membeli barang dari perusahaan itu lagi atau merekomendasikan produk perusahaan tersebut kepada orang lain (Thogori & Gathenya, 2014, hal ). 2.3 Inventory Management Inventori memiliki beberapa fungsi guna meningkatkan fleksibilitas bagi operasi perusahaan. Empat fungsi inventori antara lain (Heizer & Render, 2011, hal ): Memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi. Sebagai contoh jika persediaan sebuah perusahaan berfluktuasi, persediaan tambahan

7 mungkin diperlukan untuk melakukan pemisahan proses produksi dari para pemasok. Melakukan pemisahaan perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan. Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dalam jumlah besar dapat mengurangi harga barang dan biaya pengiriman barang. Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan harga. Untuk mengakomodasi fungsi inventori tersebut, adapun empat macam persediaan yaitu (Heizer & Render, 2011, hal. 501): Persediaan barang mentah (raw material inventory) Persediaan ini dapat digunakan untuk melakukan pemisahan pemasok dari proses produksi. Pendekatan yang dipilih adalah menghilangkan variabilitas pemasok terhadap kualiatas, kuantitas, atau waktu pengiriman sehingga tidak diperlukan pemisahan. Persediaan barang setengah jadi (work in process inventory WIP) WIP adalah bahan mentah yang telah melewati beberapa proses perubahan, tetapi belum selesai. Sebuah produk terdiri dari beberapa komponen dan memiliki waktu siklus produksi. Komponen tersebut bisa berupa barang mentah atau barang setengah jadi. Barang setengah jadi ini ada karena menunggu waktu untuk menyelesaikan suatu produk. Mengurangi waktu siklus maka akan mengurangi persediaan. Persediaan pasokan pemelliharaan/perbaikan/operasi (maintenance, repair, operating MRO) Perlengkapan pemeliharaan, perbaikan dan operasi yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin-mesin dan proses-proses tetap produktif. MRO ada karena kebutuhan serta waktu untuk pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa perlengkapan tidak diketahui. Persediaan barang jadi (finished goods inventory) Persediaan ini adalah produk yang telah selesai dan tinggal menunggu pengiriman. Barang jadi dapat dimasukan ke persediaan karena permintaan pelanggan di masa mendatang tidak diketahui. Model-model persediaan berkaitan dengan biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya penyetelan. Biaya penyimpanan (holding cost) adalah biaya yang terkait dengan penyimpan persediaan selama waktu tertentu, mencakup biaya tempat, penanganan material, tenaga kerja, pajak, asuransi, barang usang dan pembayaran bunga. Banyak perusahaan yang tidak berhasil menyertakan semua biaya penyimpanan persediaan. Akibatnya, biaya penyimpanan persediaan sering ditetapkan kurang dari sebenarnya (Heizer & Render, 2011, hal. 506). Biaya pemesanan (ordering cost) mencakup biaya persediaan, formulir, proses pemesanan, pembelian, administrasi, dan seterusnya. Ketika pesanan sedang diproduksi, biaya pesanan juga ada, tetapi mereka adalah bagian dari biaya penyetelan. Biaya penyetelan (setup cost) adalah biaya untuk mempersiapkan sebuah mesin atau proses manufaktur sebuah pesanan. 11

8 12 Biaya ini termasuk waktu dan tenaga kerja untuk membersihkan serta mengganti peralatan. Manajer operasi dapat menurunkan biaya pemesanan dengan mengurangi biaya penyetelan serta menggunakan prosedur yang efisien, seperti pemesanan dan pembayaran elektronik (Heizer & Render, 2011, hal. 506). 2.4 Teknik Penentuan Ukuran Lot untuk Pengendalian Persediaan Lot for Lot (LFL) Lot untuk lot merupakan suatu teknik penentuan ukuran lot yang menghasilkan secara tepat apa yang diperlukan untuk memenuhi rencana. Keputusan ini konsisten sesuai sasaran perencanaan kebutuhan material atau sering dikenal dengan MRP, yaitu memenuhi kebutuhan yang dependen. Metode lot for lot menjadi sangat efisien ketika pesanan bersifat ekonomis dan penerapan teknik persediaannya just in time (JIT). Apabila biaya pemesanan cukup besar atau perusahaan tidak mampu menerapkan JIT, maka metode ini menjadi sangat mahal (Heizer & Render, 2011, hal ) The Silver-Meal Heuristic The Silver-Meal Heuristic (diambil dari nama Harlan Meal dan Edward Silver) adalah metode berkelanjutan yang membutuhkan biaya ratarata per periode sebagai fungsi dari jumlah periode pesanan saat ini untuk menjangkau dan menghentikan perhitungan ketika fungsi ini meningkat (Nahmias, 2009, hal. 377). C(T) adalah rata-rata penyimpanan dan biaya pemesanan per periode jika urutan saat ini mencakup periode T berikutnya. Sedangkan (r 1, r 2, r n ) didefinisikan sebagai persyaratan untuk n periode. Misalnya, jika produksi yang dihasilkan pada periode satu cukup untuk memenuhi permintaan dalam periode 1, maka hanya dikenakan biaya pesanan K, disimbolkan C(1) = K. Jika pemesanan periode satu untuk memenuhi permintaan pada periode satu dan dua maka C(2) = (K + hr 2 )/2. Metode ini memiliki rumusan sebagai berikut (Nahmias, 2009, hal ): C(j) = (K + hr 2 + 2hr (j-1)hr j )/ j y 1 = r 1 + r r j-1 perhitungan berhenti ketika C(j) > C(j-1) C(j) = total biaya K = biaya pemesanan h = biaya penyimpanan r j = permintaan pada periode j y = pemesanan ke Least Unit Cost (LUC) Least Unit Cost Heuristic mirip dengan metode Silver-Meal di mana dalam membagi biaya selama j periode dengan jumlah periode, metode Least Unit Cost membagi dengan jumlah total unit yang diminta selama periode j. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan biaya per unit daripada biaya per periode (Nahmias, 2009, hal ). Metode ini memiliki rumusan sebagai berikut: C(j) = (K + hr 2 + 2hr (j-1)hr j ) / (r 1 + r r j ) y 1 = r 1 + r r j-1

9 13 perhitungan berhenti ketika C(j) > C(j-1) C(j) = total biaya K = biaya pemesanan h = biaya penyimpanan r j = permintaan pada periode j y = pemesanan ke Part Period Balancing (PPB) Penyeimbangan periode bagian adalah sebuah pendekatan yang lebih dinamis untuk menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan untuk permintaan yang diketahui. PPB menyebabkan sebuah periode bagian ekonomis (economic part period) yang merupakan perbandingan biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan. Oleh karena itu, ditentukan periode waktu ketika rasio biaya pemesanan terhadap biaya penyimpanan adalah sama (Heizer & Render, 2011, hal ). Walaupun, metode The Silver-Meal Heuristic tampak memberikan hasil yang lebih baik dalam beberapa kasus, namun dalam prakteknya, PPB tampak lebih popular digunakan. Metode ini digunakan untuk mengatur urutan pesanan agar sama dengan jumlah periode di mana paling sesuai dengan biaya total penyimpanan dengan biaya pemesanan selama periode tersebut. Metode ini memiliki rumusan sebagai berikut (Nahmias, 2009, hal. 379): PP j = D 2 + 2D 3 + 3D (j-1)r j K/h y 1 = r 1 + r r j-1 perhitungan berhenti ketika PP j > K/h PP j = periode bagian untuk j periode r j = permintaan pada periode j K = biaya pemesanan h = biaya penyimpanan y = pemesanan ke Wagner-Whitin Algorithm Algoritma Wagner-Within adalah sebuah model pemrogaman dinamis yang menambahkan beberapa kerumitan pada perhitungan ukuran lot. Prosedur ini mengasumsikan sebuah horizon waktu yang terbatas di luar keadaan di mana tidak ada kebutuhan neto tambahan yang digunakan pada strategi pengurutan (Heizer & Render, 2011, hal. 593).

10 14

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Robbins dan Coulter (2010;23) adalah pengkoordinasikan dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) PERAMALAN (FORECASTING) Apakah Peramalan itu? Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manageyangberarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan : mengendalikan, menangani,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu kerangka yang mengungkapkan suatu teori-teori yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian yang dibahas.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216) mendefinisikan manajemen operasi sebagai bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang.artinya kegiatan operasi hanya berfokus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman globalisasi yang semakin maju ini, persaingan usaha dalam sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan saling berlomba untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Menurut Robbins dan Coutler (2012:36) manajemen mengacu pada proses

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) #3 - Peramalan (Forecasting) #1 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Forecasting is the art and science of predicting the events of the future. Forecasting require historical data retrieval and project into the future with some

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:8), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert (2009) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.Persediaan Menurut Eddy Herjanto (1999, p 219-220), persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1Landasan Teori 2.1.1Manajemen Operasional Menurut Heizer danrander (2009:4), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Gaol (2008: 5) menyatakan bahwa, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA

PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA Weny Indah Kusumawati Program Studi Sistem Komputer, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya email: weny@stikom.edu Abstrak

Lebih terperinci

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : 2014 Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP 1 Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menunjukkan jenis Peramalan Menggunakan Metode Peramalan Kuantitatif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitan Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari PT. Honda Dunia Motorindo. Setelah itu dengan analisa tersebut, penulis berusaha

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian terhadap populasi yang sangat besar, kita perlu melakukan suatu penarikan sampel. Hal ini dikarenakan tidak selamanya kita dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter yang dikutip dalam buku Management 11 th edition (Coulter, Robbins, 2010, p.7) manajemen adalah aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan untuk memastikan kelancaran operasi rantai pasok 1. Peramalan dalam organisasi 2. Pola permintaan 3. Metode peramalan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 2.1.1 Pengertian Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Berpegang pada acuan menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Diagram Pareto Berdasarkan Stan (2010) pada tahun 1906, seorang ekonom Italia bernama Vilfredo Pareto membuat sebuah rumus matematika untuk menjelaskan distribusi yang tidak seimbang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen menurut Manullang (2004:5) adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang sudah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Desain penelitian umumnya terbagi atas tiga bentuk yaitu penelitian eksploratif, penelitian penjelasan, dan penelitian deskriptif. Penelitian eksploratif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya, secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjaan waktu

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Manajemen melibatkan koordinasi dan mengawasi kegiatan karya orang lain sehingga kegiatan mereka selesai efisien dan efektif. Efisiensi mengacu pada mendapatkan hasil

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2010:7), manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah: 10 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian Persediaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam perusahaan setiap manajer operasional dituntut untuk dapat mengelola dan mengadakan persediaan agar terciptanya efektifitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian pembelian Sofjan Assauri dalam bukunya Manajeman Produksi dan Operasi (2008:223) mengatakan bahwa:

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian pembelian Sofjan Assauri dalam bukunya Manajeman Produksi dan Operasi (2008:223) mengatakan bahwa: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pembelian Sofjan Assauri dalam bukunya Manajeman Produksi dan Operasi (2008:223) mengatakan bahwa: Pembelian merupakan salah satu fungsi yang penting dalam berhasilnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Optimalisasi BAB II LANDASAN TEORI Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, p. 986), Optimalisasi adalah proses, cara dan perbuatan untuk mengoptimalkan (menjadikan paling baik, paling

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari dibutuhkan menajemen. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING) #2

PERAMALAN (FORECASTING) #2 PERAMALAN (FORECASTING) #2 Materi #4 EMA302 Manajemen Operasional Model Simple Linear Regression (1) 2 Model simple linear regression berusaha untuk menyesuaikan garis melalui berbagai data dari waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pareto Chart Pareto Chart merupakan jenis khusus dari suatubar chart dimana nilai-nilai diplot dan disusun dengan urutan dari terbesar ke terkecil.kejadian-kejadian atau hal-hal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen menurut Robbins dan Coulter (2012:36), mengatakan bahwa manajemen melibatkan aktifitas-aktifitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting)

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting) Manajemen Operasional PERAMALAN (Forecasting) Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3 Prediksi dan Peramalan Jenis-jenis Metode Peramalan Metode deret berkala

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur". Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Sebenarnya perusahaan sudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit tanaman pada lahan yang telah disediakan, pemupukan dan perawatan sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Robbins dan Coulter (2010:23) mengatakan bahwa manajemen adalah pengkoordinasian dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan merupakan suatu bentuk usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:8), pengertian manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING) #2

PERAMALAN (FORECASTING) #2 #4 - Peramalan (Forecasting) #2 1 PERAMALAN (FORECASTING) #2 EMA302 Manajemen Operasional Model Trend Linear Multiplicative 2 Kecenderungan (trend). Komponen musiman (seasonal): rasio untuk model trend.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan metode ARIMA box jenkins untuk meramalkan kebutuhan bahan baku. 2.1. Peramalan Peramalan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.2 Peramalan 2.2.1 Pengertian Peramalan Peramalan merupakan gambaran keadaan perusahaan pada masa yang akan datang. Gambaran tersebut sangat penting bagi manajemen perusahaan karena

Lebih terperinci

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif Bab 3-4 Peramalan Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif Berdasarkan metode yang subjektif Metode kuantitatif Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan usaha mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi, Analisis, dan Evaluasi Sistem Pengendalian Bahan Baku Tahun 2011 Bahan baku merupakan suatu material yang memiliki peranan penting dalam proses produksi. Ketersediaan

Lebih terperinci