BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum
|
|
- Yanti Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kabupaten Ngawi secara administratif kewilayahan terbagi ke dalam 19 kecamatan, terdiri dari 213 Desa dan 4 kelurahan. Jumlah penduduk pada tahun 2008 adalah jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki dan penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin/sex ratio sebesar 96,985 artinya bahwa setiap 100 penduduk wanita terdapat sekitar 96 penduduk laki-laki. (Ngawi Dalam Angka 2009). Sebagian besar wilayah Kabupaten Ngawi memiliki topografi datar sampai landai, hanya sebagian kecil di lereng Gunung Lawu yang memiliki topografi berbukit-bukit dan curam. Wilayah kemiringan 0 15 % Ha (91,67 %), kemiringan % : Ha (3,32 %), kemiringan di atas 40 % : Ha ( 5,01 %). Luas wilayah keseluruhan 1.298,58 km 2, di mana sekitar 39 persen atau sekitar 504,8 km 2 berupa lahan sawah. Sektor pertanian masih merupakan andalan bagi Kabupaten Ngawi. yang menyerap sekitar 76 % dari total tenaga kerja yang ada dan Sub-sektor tanaman pangan merupakan penyumbang terbesar terhadap total nilai produksi pertanian. Khususnya produksi padi, pada tahun 2000 Kabupaten Ngawi menempati urutan keempat se Jawa Timur dibawah Kabupaten Jember, Banyuwangi, dan Lamongan. Namun demikian pada tahun 2002 produksi padi Kabupaten Ngawi mengalami penurunan yang cukup drstis, dari ,00 ton pada tahun 2001 menjadi ,00 ton pada tahun 2002 atau turun sekitar 7,14 persen, tapi pada tahun 2008 produksi pertanian mengalami kenaikan dari ton pada tahun 2007 menjadi ton di tahun Populasi ternak besar di Kabupaten Ngawi adalah kambing ekor, sapi ekor, domba ekor, kerbau ekor dan kuda 170 ekor. Struktur perekonomian Kabupaten Ngawi masih sangat tergantung pada sektor pertanian, karena kontribusi sektor pertanian terhadap total PDRB sampai dengan tahun 2008 sebesar 36,9 % dan sektor perdagangan selalu di Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 1
2 atas 25,80 %. Sektor industri yang merupakan salah satu indikator pergeseran perekonomian hanya menyumbang 6,40 % B. Visi Misi Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi menetapkan Visi yaitu: Visi : Mewujudkan Pelayanan Publik yang Berpihak kepada Masyarakat Miskin dengan Meningkatkan Kinerja Pemerintah dan Partisipasi Masyarakat untuk Mengentaskan Kemiskinan Misi: Misi yang dijalankan untuk mencapai visi tersebut di atas adalah: 1. Meningkatkan kinerja Pemerintah dalam pelayanan publik, khususnya terhadap masyarakat miskin; 2. Menyusun suatu tatanan gerakan penanggulangan kemiskinan di kabupaten Ngawi secara partisipatif, gotong royong, bertanggung jawab dan berkelanjutan; 3. Meningkatkan sinergitas dan agregasi terhadap kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan di kabupaten Ngawi; 4. Meningkatkan kompetensi dan kualitas sumber daya manusia; 5. Memperkuat kemandirian masyarakat menuju masyarakat sejahtera; 6. Meningkatkan peran swasta dalam penanggulangan kemiskinan; 7. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan; C. Sebaran Kemiskinan Jumlah Kepala Keluarga (KK) tahapan keluarga sejahtera di Kabupaten Ngawi berdasarkan data dari Ngawi dalam Angka 2009, Keluarga Pra sejahtera dengan alasan Ekonomi di kabupaten Ngawi tahun 2008 sebesar KK dari Kepala Keluarga. Selengkapnya sebagaimana tercantum dalam tabel 1.1 dibawah ini : Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 2
3 Tabel 1.1 Jumlah Keluarga menurut tahapan Keluarga Sejahtera Keluarga Pra Sejahtera No Kecamatan Jumlah KK Alasan Alasan Non Ekonomi Ekonomi Total 1. Ngawi Geneng Widodaren Jogorogo Karangjati Kedunggalar Kendal Kwadungan Mantingan Karang Anyar Ngrambe Padas Paron Sine Pangkur Bringin Pitu Kasreman Gerih Total Sumber Kab. Ngawi dalam Angka 2009 No Tabel 1.2 Kenaikan dan penurunan Jumlah tahapan Keluarga Sejahtera Dalam Empat tahun terakhir Tahun Jumlah KK Alasan Ekonomi Alasan Non Ekonomi Total KK Miskin Sumber Kab. Ngawi dalam Angka 2009 setelah diolah Naik / Turun Pada tabel 1.2 diatas menggambarkan terjadi Penurunan jumlah KK Pra sejah tera alasan ekonomi pada tahapan keluarga sejahtera di Kabupaten Ngawi dari tahun ke tahun, namun demikian jumlah angka KK Pra Sejahtaera tahun 2008 masih sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan kurang adanya keterpaduan, dan tindak lanjut serta belum adanya data yang valid dalam pelaksanaan Program Penanganan Penanggulangan Kemiskinan. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 3
4 Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Ngawi berdasarkan data BPS hasil PPLS08, yang sudah diverifikasi tahun 2009 terbagi dalam tiga kategori : Sangat Miskin sejumlah KK, Miskin sejumlah KK, dan Hampir Miskin KK jumlah total KK. selengkapnya sebagaimana tercantum dalam tabel 1.3 dibawah ini : Tabel 1.3 JUMLAH RUMAH TANGGA PPLS08 MENURUT KLASIFIKASI KEADAAN: 30 OKTOBER 2009 PROVINSI: [ 35 ] JAWA TIMUR KABUPATEN/KOTA : [21] NGAWI RUMAH TANGGA JUMLAH SANGAT MISKIN HAMPIR KECAMATAN MISKIN MISKIN [ 010 ] SINE 581 1,488 2,022 4,091 [ 020 ] NGRAMBE 911 1,971 1,664 4,546 [ 030 ] JOGOROGO ,553 3,717 [ 040 ] KENDAL 873 1,846 2,429 5,148 [ 050 ] GENENG 763 1,520 1,399 3,682 [ 051 ] GERIH 531 1,575 1,927 4,033 [ 060 ] KWADUNGAN 397 1,079 1,496 2,972 [ 070 ] PANGKUR ,213 2,951 [ 080 ] KARANGJATI ,722 3,822 [ 090 ] BRINGIN 755 1,883 3,078 5,716 [ 100 ] PADAS 418 1,472 3,033 4,923 [ 101 ] KASREMAN 1,203 1, ,364 [ 110 ] NGAWI 1,410 2,023 1,905 5,338 [ 120 ] PARON 2,462 4,605 3,639 10,706 [ 130 ] KEDUNGGALAR 1,344 2,863 1,681 5,888 [ 140 ] PITU ,276 [ 150 ] WIDODAREN 2,312 3,681 2,745 8,738 [ 160 ] MANTINGAN 525 1,318 2,139 3,982 [ 170 ] KARANGANYAR 419 1,069 2,737 4,225 JUMLAH KAB. NGAWI 16,409 33,209 40,500 90,118 Sumber data : Data PPLS08 tahun 2008 Data Kemiskinan yang dipakai sebagai acuan Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penanganan Kemiskinan menggunakan Data kemiskinan dari BPS hasil PPLS 08 yang sudah diklasifikasikan sampai By Name By Addres, dimana jumlah penduduk miskin Kabupaten Ngawi masih terdapat KK Miskin, yang dirinci selengkapnya sebagaimana pada tabel 1.3 diatas dan data ini merupakan Titik Nol dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Ngawi. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 4
5 D. Program / Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan Berbagai Program/Kegiatan yang telah bergulir untuk Penanganan kemiskinan antara lain: 1. Gardu taskin (Gerakan Terpadu pengentasan kemiskinan )/PPKM (Program Percepatan Keberdayaan Masyarakat) sumber dana dari Pemerintah Provinsi. 2. GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) sumber dana dari Pemerintah Kabupaten. 3. Pengembangan Ekonomi Rakyat (PER) sumber dana dari Pemerintah Kabupaten. 4. Kredit Ketahanan Pangan Energi (KKPE) kredit bunga lunak pengembangan Ternak Sapi, sumber dana dari Pemerintah Pusat 5. Pengembangan ternak kambing, sumber dana dari Pemerintah Kabupaten. 6. Program Pembinaan Peternak Petani dan Nelayan Kecil (P4K) sumber dana dari Pemerintah pusat 7. Program Ketahanan Pangan, sumber dana dari pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten. 8. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), sumber dana dari Pemerintah Pusat. 9. Bantuan Beras untuk orang miskin (Raskin), sumber dana dari Pemerintah pusat. 10. Jaminan Kesehatan Masyarakat Daeah (Jamkesmasda), sumber dana Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten. 11. Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), sumber dana Pemerintah Kabupaten. 12. Bantuan dana modal usaha untuk perempuan (Kopwan), sumber dana Pemerintah Daerah Propinsi 13. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SD, MI, SMP, MTsN, sumber dana dari Pemerintah Pusat 14. Bedah Rumah Layak huni, suber dana dari Pemerintah Propinsi dan Kabupaten 15. Kredit Usaha Rakyat (KUR), sumber dana pemerintah Kabupaten. 16. Program Keluarga Harapan (PKH), sumber dana dari Pemerintah Pusat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 5
6 17. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), sumber dana Pemerintah Pusat. 18. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Sumber dana Pemerintah Pusat dan Propinsi. 19. Prakarsa Pembaharuan Tata Pemerintahan Daerah (P2TPD) sumber dana dari Bank Dunia. 20. PISP, Sumber dana Pemerintah Pusat 21. Program Jides, Jitut dan JUT, sumber dana Pemerintah Pusat dan Propinsi. Program/kegiatan tersebut di atas belum termasuk bantuan sektoral yang langsung dikelola oleh Satker, lembaga-lembaga swasta, dan masyarakat yang belum dapat terkoordinasikan dengan baik. E. Posisi Srtategis SPKD dalam Penanggulangan Kemiskinan 1. Strategi Penangulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Perencanaan Daerah (RPJPD dan RPJMD) Kabupaten Ngawi, 2. Dokumen SPKD ini merupakan acuan dalam penyusunan program untuk pengurangan kemiskinan di Kabupaten Ngawi. 3. SPKD dijabarkan dalam bentuk kegiatan oleh Satker terkat dalam Rencana Kerja (Renja) SKPD. F. Tujuan SPKD 1. Memberikan gambaran realistis terhadap kondisi dan kebutuhan masyarakat miskin di Kabupaten Ngawi. 2. Memberikan alternatif langkah-langkah strategis untuk mengurangi kemiskinan di Kabupaten Ngawi. 3. Memberikan Acuan untuk melakukan program-program pengurangan kemiskinan di Kabupaten Ngawi. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 6
7 G. Lingkup Strategi Penanggulangan Kemiskinan 1. Lingkup Strategi a. SPKD ini, merupakan strategi yang disepakati oleh semua Stakeholders (termasuk Satker terkait) untuk pengurangan kemiskinan di Kabupaten Ngawi. b. SPKD yang disusun berlaku untuk jangka waktu Lima tahun dari tahun 2010 sampai dengan tahun c. Pengelola kegiatan dalam SPKD ini adalah Badan/Dinas/Kantor/Bagian Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi. 2. Lingkup Wilayah SPKD dikelola oleh Badan/Dinas/Kantor/Bagian dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi, dan mencakup seluruh wilayah di Kabupaten Ngawi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 7
PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014
LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR : 6 Tahun 203 TANGGAL : Desember 203 PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 204
Lebih terperinciBUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,
BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciPENDUDUK POPULATION 4
4 PENDUDUK POPULATION Gambar/Figure 4.1 Penduduk Akhir Tahun Menurut Jenis Kelamin End Year Population by Sex (000 jiwa) 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sine Ngrambe Jogorogo Kendal Geneng Gerih Kwadungan
Lebih terperinciC. KLUSTER DESA PERKOTAAN
C. KLUSTER DESA PERKOTAAN 1. Gambaran Umum Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi disebutkan, bahwa Ibukota Ibukota Kecamatan akan dijadikan sebagai pusat Layanan / Fungsi Perkotaan. Data Desa
Lebih terperinciTabel/Table Penduduk Akhir Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin End Year Population by Sex and Sex Ratio 2005
Tabel/Table 4.1.1 Penduduk Akhir Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin End Year Population by Sex and Sex Ratio Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah District Male Female Total Sex Ratio 1
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.
Lebih terperinciBUPATI NGAWI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH ( RKPD ) TAHUN 2016
Menimbang BUPATI NGAWI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH ( RKPD ) TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, : a. bahwa
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI. Tabel Jumlah Desa Sekitar Hutan di Kabupaten Ngawi
BAB III STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI A. KLUSTER DESA HUTAN 1. Gambaran Umum Sebagian besar wilayah Kabupaten Ngawi memiliki topografi datar sampai landai, hanya sebagian kecil
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Ngawi April Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
KATA PENGANTAR Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) ini disusun oleh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten Ngawi yang terdiri dari beberapa stakeholders
Lebih terperinciBUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN
BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang
Lebih terperinciGEOGRAFIS GEOGRAPHICAL
1 GEOGRAFIS GEOGRAPHICAL Gambar/Figure 1.1 Peta Kabupaten Ngawi Menurut Kepadatan Penduduk Map of Ngawi Regency by Population Density Keterangan Kepadatan Penduduk: < 600 Jiwa/Km 2 600 900 Jiwa/Km 2 >
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGAWI. Jumlah rumah tangga usaha. Jumlah perusahaan pertanian
Jumlah rumah tangga usaha pertanian Kabupaten Ngawi Tahun 2013 sebanyak 168.208 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Ngawi Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan
Lebih terperinciBAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan prioritas merupakan uraian rinci yang menjelaskan nama program, nama kegiatan, indikator keluaran (output) kegiatan
Lebih terperinciTabel/Table Luas Areal dan Jumlah Tanaman Hutan Rakyat Forest Area and Number of Plants of Smallholder Forest
Tabel/Table 6.5.1 Luas Areal dan Jumlah Tanaman Hutan Rakyat Forest Area and Number of Plants of Smallholder Forest 2004-2007 Luas Areal (Ha) Jenis Tanaman Types of Trees 2004 Forest Area 2005 2006 2007
Lebih terperinciPANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI TAHUN ANGGARAN 2011
PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI TAHUN ANGGARAN 2011 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN Nomor : 027/ 003/PPBJ-Kons.II/404.101/2011 Tanggal : 4 Oktober 2011 KEGIATAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI TAHUN ANGGARAN 2011
PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI TAHUN ANGGARAN 2011 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN Nomor : 027/ 003/PPBJ-Kons.II/404.101/2011 Tanggal : 4 Oktober 2011 KEGIATAN REHABILITASI
Lebih terperinciPENDUDUK DAN TENAGA KERJA POPULATION AND MANPOWER
PENDUDUK DAN TENAGA KERJA POPULATION AND MANPOWER PENJELASAN TEKNIS Data Kependudukan dapat diperoleh melalui Sensus Penduduk, Registrasi Penduduk dan Survei Kependudukan. a. Sensus Penduduk adalah suatu
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan
KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional di Indonesia sesungguhnya merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciRENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
1.1. LATAR BELAKANG Pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah dilatarbelakangi oleh berbagai aspek kehidupan seperti perkembangan penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dinamika kegiatan ekonomi,
Lebih terperinciEvaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015
Rapat Koordinasi TKPK Tahun 2015 dengan Tema : Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015 Soreang, 27 November 2015 KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Peraturan Presiden
Lebih terperinciB. KLUSTER DESA PERTANIAN
B. KLUSTER DESA PERTANIAN 1. Gambaran Umum Sebagian besar wilayah Kabupaten Ngawi memiliki topografi datar sampai landai, hanya sebagian kecil di lereng Gunung Lawu yang memiliki topografi berbukitbukit
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan
29 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Teluk Mesjid Desa Teluk Mesjid adalah suatu wilayah di kecamatan Sungai Apit kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan
Lebih terperinciPENDUDUK DAN TENAGA KERJA POPULATION AND MANPOWER
PENDUDUK DAN TENAGA KERJA POPULATION AND MANPOWER PENJELASAN TEKNIS Data Kependudukan dapat diperoleh melalui Sensus Penduduk, Registrasi Penduduk dan Survei Kependudukan. a. Sensus Penduduk adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM- MPd) adalah mekanisme progam yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat di perdesaan. PNPM Mandiri
Lebih terperinciMemorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Buru Selatan Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota dari Provinsi Lampung. Provinsi Lampung pada awalnya merupakan
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN
Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 Oleh : Menteri PPN/Kepala Bappenas Disampaikan dalam acara Musyawarah
Lebih terperinciTECHNICAL NOTES PENJELASAN TEKNIS
PERDAGANGAN TRADE PENJELASAN TEKNIS 1. Bentuk perusahaan menurut badan usaha dikelompokan menjadi: PT, Koperasi, CV, Perorangan, dan Firma. 2. SIUP singkatan dari Surat Ijin Usaha Perdagangan. SIUP diterbitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,
96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.. KESIMPULAN Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada 5 faktor yang menyebabkan terjadinya kerugian
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dihadapi oleh semua negara di dunia. Amerika Serikat yang tergolong sebagai
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sharp et al. (1996) mengatakan kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia. Amerika Serikat yang tergolong sebagai negara maju dan merupakan
Lebih terperinciRENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
2. Pembuatan tanggul pada kawasan Daerah Aliran Sungai dengan prioritas pada kawasan dataran dan rawan banjir; 3. Mengoptimalkan fungsi kawasan lindung dan kawasan resapan air; serta 4. Melakukan koordinasi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
96 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Dalam bab ini, akan dipaparkan secara umum tentang 14 kabupaten dan kota yang menjadi wilayah penelitian ini. Kabupaten dan kota tersebut adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Ngawi menggunakan prinsip. kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Pemerintah menggunakan prinsip otonomi yang seluas luasnya dalam arti Daerah memiliki kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan Pemerintahan yang menjadi tanggung jawabnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3
39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE
IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2008), Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai 2009. Adapun pada tahun 2009 jumlah penduduk Jawa
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan
Lebih terperinciMEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN
Bab 1 ENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tahap ke 4 dari 6 (enam) tahapan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Setelah penyelesaian dokumen
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian dan sektor basis baik tingkat Provinsi Sulawsi Selatan maupun Kabupaten Bulukumba. Kontribusi sektor
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Cilacap Selatan berada dipusat kota Cilacap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk dalam suatu daerah karena hal tersebut merupakan kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan
Lebih terperinciBAB VII ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH
BAB VII ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH 7.1. Isu Strategis Berbagai masalah yang dialami oleh miskin menggambarkan bahwa kemiskinan bersumber dari ketidakberdayaan dan ketidakmampuan dalam memenuhi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Upaya penanganan kemiskinan sejak zaman pemerintah Orde Baru sudah dirasakan manfaatnya, terbukti dari jumlah penurunan jumlah penduduk miskin yang terjadi antara tahun 1976
Lebih terperinciANALISIS SPASIAL PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN NGAWI TAHUN
ANALISIS SPASIAL PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN NGAWI TAHUN 2004-2013 PUBLIKASI KARYA ILMIAH Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi Diajukan oleh : Yesi Nofitasari NIRM : E100120026
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Tabel 1. Batas Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Masyarakat Miskin ( ) Presentase Penduduk Miskin. Kota& Desa Kota Desa
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya dipandang pasif dan bahkan hanya dianggap sebagai unsur penunjang semata. Peranan utama pertanian dianggap hanya sebagai
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.
Lebih terperinciKL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Bab GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masih rawannya ketahanan pangan dan energi, serta berbagai permasalahan lain
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Revitalisasi pertanian merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh sektor pertanian sehubungan dengan berbagai persoalan mendasar yang dihadapi baik saat ini maupun di
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar
BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian dan agribisnis di pedesaan merupakan sumber pertumbuhan perekonomian nasional. Agribisnis pedesaan berkembang melalui partisipasi aktif petani
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan
16 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Urusan rumah tangga sendiri ialah urusan yang lahir atas dasar prakarsa
Lebih terperinciRENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
3.1. TUJUAN PENATAAN RUANG Luas wilayah kabupaten yang merupakan kawasan pertanian seluas 44.361,6 ha ( 34,23 % dari luas Kabupaten Ngawi), dan 47,15% penduduk merupakan petani, maka potensi terbesar Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Isu kemiskinan masih menjadi isu strategik dan utama dalam pembangunan, baik di tingkat nasional, regional, maupun di provinsi dan kabupaten/kota. Di era pemerintahan
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi pembangunan daerah Kabupaten Ngawi 2010 2015, Pemerintah Kabupaten Ngawi menetapkan strategi yang merupakan upaya untuk
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Ngawi, September 2012 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN NGAWI. Drs. M. ARIF SUYUDI, M.M. Pembina Utama Muda Nip
KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT., atas selesainya penyusunan Laporan Akhir Penelitian Kajian Pengembangan Potensi Sosial Ekonomi Komunitas Jalur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan dasar dan paling essensial dari pembangunan tidak lain adalah mengangkat kehidupan manusia yang berada pada lapisan paling bawah atau penduduk miskin, kepada
Lebih terperinciBAB II PROSES PENYUSUNAN SPKD
BAB II PROSES PENYUSUNAN SPKD A. KAJIAN LITERATUR/REFERENSI Kajian literature ini merupakan kegiatan awal sebelum melangkah kepada kegiatan kegiatan lain dalam proses assessment kemiskinan Partisipatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan wilayah adalah upaya mencapai pembangunan berimbang (balance development). Isu pembangunan wilayah atau daerah berimbang yaitu tidak mengharuskan adanya
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT DEPUTI BIDANG KEMISKINAN, KETENAGAKERJAAN, DAN UKM BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BAPPENAS Rapat Koordinasi Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Demografis Desa Petir merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jumlah penduduk Desa
Lebih terperinciMEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Tolitoli merupakan suatu tahapan antara, yaitu setelah penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Tolitoli (SSK)
Lebih terperinciARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI
Preview Sidang 3 Tugas Akhir ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KECAMATAN BANGOREJO, KABUPATEN BANYUWANGI Disusun: Nyimas Martha Olfiana 3609.100.049
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan ketahanan pangan nasional, pembentukan
Lebih terperinciIKU Pemerintah Provinsi Jambi
Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom baru yang sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Tangerang Provinsi Banten berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya berbagai macam masalah di dalam kehidupan masyarakat seperti terjadinya PHK pada buruh kontrak, jumlah pengangguran
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini berisikan gambaran umum wilayah yaitu Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan yang meliputi kondisi geografis, kependudukan, kondisi perekonomian, kondisi fasilitas
Lebih terperinciBAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tapin tahun 2013-2017 selaras dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan
Lebih terperinciRENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN NGAWI TAHUN Laporan Akhir V - 40
RENCANA TATA RUANG WILAYAH TAHUN 2010-2030 Laporan Akhir V - 40 5.2.2.7. Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan peruntukan di Kabupaten Ngawi terdiri atas: kawasan pariwisata budaya, kawasan pariwisata
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,
Lebih terperinciREKAPITULASI USULAN KEGIATAN PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (UKPPD) TAHUN 2014 JAWA BARAT FORM F0 ISU STRATEGIS
REKAPITULASI USULAN KEGIATAN PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (UKPPD) TAHUN 2014 JAWA BARAT FORM F0 ISU STRATEGIS I ISU STRATEGIS Peningkatan Akses Pendidikan Menengah Berkualitas dan Selaras dengan Kebutuhan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN YANG TERTUANG DALAM RPJMD Pemalang, 4 Oktober 2017
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN YANG TERTUANG DALAM RPJMD 2016-2021 Pemalang, 4 Oktober 2017 DASAR HUKUM PENANGGULANGAN KEMISKINAN KAB. PEMALANG 1. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah
IV. GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG A. Kota Bandar Lampung 1. Geografi Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik,
Lebih terperinciANALISIS SPASIAL DISTRIBUSI PEMILIH PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 9 APRIL 2014 DI KABUPATEN NGAWI
ANALISIS SPASIAL DISTRIBUSI PEMILIH PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 9 APRIL 2014 DI KABUPATEN NGAWI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.
STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi
I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam era otonomi seperti saat ini, dengan diberlakukannya Undang- Undang No tahun tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi sesuai dengan keadaan dan keunggulan daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan, karena sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang di dapat dari alam dan merupakan barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS A. Permasalahan Pembangunan Dari kondisi umum daerah sebagaimana diuraikan pada Bab II, dapat diidentifikasi permasalahan daerah sebagai berikut : 1. Masih tingginya angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat kemiskinan ekstrem yang mencolok (Todaro dan Smith, 2011:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan yang selalu terjadi dalam proses pembangunan di negara berkembang. Sebagian besar negara berkembang memiliki tingkat kemiskinan ekstrem
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung
Lebih terperinciRENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
Bagian ini pada dasarnya menggambarkan potensi, masalah dan prospek pengembangan sesuai dengan kondisi eksisting serta kebijakan terkait yang akan digunakan untuk menyusun kebijakan, strategi pengembangan
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015
Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan
Lebih terperinci