BAB III STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI. Tabel Jumlah Desa Sekitar Hutan di Kabupaten Ngawi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI. Tabel Jumlah Desa Sekitar Hutan di Kabupaten Ngawi"

Transkripsi

1 BAB III STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI A. KLUSTER DESA HUTAN 1. Gambaran Umum Sebagian besar wilayah Kabupaten Ngawi memiliki topografi datar sampai landai, hanya sebagian kecil di lereng Gunung Lawu yang memiliki topografi berbukit-bukit dan curam, dengan luas wilayah Ha dan berdasarkan data PT Perhutani 2009 sekitar 35 % atau ,6 Ha luas wilayah Kabupaten Ngawi merupakan lahan milik kehutanan, yang terdiri dari KPH Ngawi (34.921,3 Ha), KPH Saradan (5.198,9 Ha), KPH Lawu Ds (5.308,4 Ha). Dan 3.712,94 Ha merupakan Hutan Rakyat (Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Ngawi Th 2008). Tabel Jumlah Desa Sekitar Hutan di Kabupaten Ngawi Jumlah Jml Desa Jml Desa Jml Desa Jumlah Jumlah Jumlah Lahan/ No Kecamatan Desa Hutan *) Pertanian Kota Dusun RW RT KK (ha) 1 Sine Ngrambe Jogorogo Kendal Geneng Gerih Kwadungan Pangkur Karangjati Bringin Padas Kasreman Ngawi Paron Kedunggalar Pitu Widodaren Mantingan Karanganyar Jumlah Sumber data : Ngawi dalam angka 2009 * Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Ngawi Th 2008 setelah di Olah Data diatas diperoleh dari Hasil Analisa Data Olahan Data Ngawi dalam Angka 2009 Data PHBM 2009/ Dinas Kehutanan&Perkebunan Kabupaten Ngawi Data RTRW/Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi 2008, dari data tersebut di analisis dan hasil survey kemudian diolah sehingga diperoleh hasil analisis untuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 15

2 melakukan Penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah, Kabupaten Ngawi dikelompokkan menjadi 3 kluster, yaitu Kluster Desa Hutan, Kluster Desa Pertanian dan Kluster Desa Perkotaan. Jumlah Desa Kluster per Kecamatan selengkapnya sebagaimana table diatas sedangkan rincian Kluster Desa Hutan sebagai berikut : Tabel Data Desa Hutan Di Kabupaten Ngawi No kecamatan desa/ kelurahan No kecamatan desa/ kelurahan 1 Jogorogo Umbulrejo 45 Pitu Pitu 2 Kletekan 46 Dumplengan 3 Girimulyo 47 Selopuro 4 Jaten 48 Kalang 5 Ngrayudan 49 Ngancar 6 Dawung 50 Cantel 7 Soco 51 Papungan 8 Ngrambe Babadan 52 Karanggeneng 9 Wakah 53 Bangunrejo Lor 10 Tawangrejo 54 Banjarbanggi 11 Sambirejo 55 Widodaren Banyubiru 12 Setono 56 Sidolaju 13 Krandegan 57 Kedunggudel 14 Hargomulyo 58 Kayutrejo 15 Giriharjo 59 Sekaralas 16 Kendal Majasem 60 Sekarputih 17 Karang Gupito 61 Karangbanyu 18 Patalan 62 Widodaren 19 Gerih Guyung 63 Kauman 20 Widodaren 64 Padas Pacing 21 Randusongo 65 Kwadungan Lor 22 Paron Kedungputri 66 Bringin Sumber Bening 23 Babadan 67 Kenongo Rejo 24 Semen 68 Bringin 25 Sine Tulakan 69 Krompol 26 Jagir 70 Dero 27 Wonosari 71 Lego Wetan 28 Pandansari 72 Gandong 29 Girikerto 73 Dampit 30 Ngrendeng 74 Karangjati Rejuno 31 Hargosari 75 Ploso Lor 32 Pocol 76 Mantingan Tambakboyo 33 Sumbersari 77 Pengkol 34 Ketanggung 78 Pakah 35 Kedunggalar Begal 79 Jatimulyo 36 Wonorejo 80 Karanganyar Pandean 37 Katikan 81 Karanganyar 38 Bangunrejo kidul 82 Sriwedari Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 16

3 39 Pelang lor 83 Bangunrejo 40 Jatigembol 84 Sekarjati 41 Kasreman Gunungsari 85 Mengger 42 Kasreman 86 Gembol 43 Legokulon 87 Ngawi Kerek 44 Kiyonten 88 Banyuurip Total Desa Hutan = 88 Desa hutan Sumber data : Data PHBM th. 2009, Dinas Kehutanan&Perkebunan Kab. Ngawi setelah diolah Dari 217 Desa/Kelurahan di Kabupaten Ngawi yang termasuk Desa Hutan ada 95 desa (Ngawi dalam Angka Th 2009 & Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Ngawi Th 2009, data Desa PHBM), tetapi berdasarkan kajian tim penyusun SPKD yang mendasar pada akses masyarakat Mata Pencahariannya, maka dari 95 Desa Hutan PHBM, setelah dikaji menurut Proses Asessment SPKD maka ditentukan Desa Hutan sebanyak 88 Desa Hutan seperti tersebut pada tabel diatas. Dari beberapa dokumen yang ada tentang kluster Hutan, diantaranya Tabel Panjang Jalan Menurut Keadaan Dan Status Jalan (Km)Tahun 2008 dokumen Rencana Tata ruang Wilayah Kabupaten Ngawi Negara Proponsi Kabupaten Jumlah / 2009, dokumen Ngawi dalam Angka 2009, Dokumen Dinas Kehutanan 2009, dan tiga landasan dasar Penelitian ini, tentang penentuan Kluster Wilayah di Kabupaten Ngawi, yaitu berdasar Mata Pencaharian, Topografi dan Sosial Budaya Masyarakat. Maka dapat dirumuskan bahwa Desa/Kelurahan yang masuk dalam Kluster Hutan terdapat 88 Desa/Kelurahan Hutan. Uraian Jalan Jalan Jalan I. Jenis Permukaan a. Di aspal b. Kerikil c. Tanah d. Tidak dirinci Jumlah II. Kondisi Jalan a. Baik b. Sedang c. Rusak d. Rusak Berat Jumlah III. Kelas Jalan a. Kelas I b. Kelas II c. Kelas III d. Kelas IIIA e. Kelas III B f. Kelas III C g. Tidak dirinci Jumlah Sumber data : DPU Binamarga, Cipta Karya dan Kebersihan Kab. Ngawi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 17

4 Desa Hutan tersebut menyebar di semua kecamatan di Kabupaten Ngawi. Selengkapnya lihat tabel diatas. Masyarakat mengakses sumber daya hutan dalam bentuk pemanfaatan hasil produksi hutan dan pemanfaatan lahan hutan, di mana rata-rata KK yang mengakses lahan hutan memperoleh lahan berkisar antara 0,24 Ha sampai dengan 1,76 Ha, tergantung kemampuan masyarakat untuk mengolah lahan. Lahan hutan yang tidak produktif seluas ,8 Ha, sebagai akibat adanya penjarahan hutan. Penjarahan hutan yang terjadi karena kurang tegasnya penegakan hukum tersebut, berakibat hilangnya mata pencaharian masyarakat yang menggantungkan hidup dari sumber daya hutan. Penggarapan lahan hutan ini biasanya dilakukan dengan sistim arisan tenaga kerja diantara petani penggarap, cara ini cukup menguntungkan bagi petani yang mampu dan membuka lahan dalam area yang luas. Karena biaya tenaga kerja relative murah, namun bagi petani penggarap yang tidak mampu, waktunya habis untuk mengerjakan lahan petani lain. Lahan hutan yang diakses oleh masyarakat tersebut, tidak seluruhnya merupakan lahan subur bahkan sebagian merupakan tanah kapur yang tidak dapat menyimpan air. Namun masyarakat tetap mengakses sumber daya hutan tersebut, karena disamping memperoleh lahan garap, masyarakat juga masih memperoleh hasil lain yang berupa rencek sebagai limbah dari penjarangan hutan yang terprogram secara periodik. Kondisi lahan hutan yang kurang produktiv tersebut, berdampak pada kemungkinan gagal panen cukup tinggi, karena petani hanya menggantungkan air pertanian dari hujan yang turun. Sementara disisi lain biaya produksi pertanian di kawasan hutan, yang berkait dengan pupuk dan obat-obatan tanaman harganya lebih mahal, karena sarana transportasi yang relative sulit. Sarana transportasi yang sulit ini, juga berdampak pada pendidikan dan kesehatan para petani penggarap lahan di kawasan hutan, karena untuk mencapai sarana pendidikan dan kesehatan masyarakat harus membayar biaya transportasi yang cukup mahal. Biaya transpotasi yang mahal tersebut dapat dipahami, karena terbatasnya prasarana dan sarana transportasi di daerah Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 18

5 kawasan hutan. Terbatasnya sarana transportasi ini, juga disebabkan oleh kondisi prasarana transportasi yaitu jalan, yang pada umumnya merupakan jalan kabupaten yang kondisinya kurang terawat, secara rinci dapat dilihat dalam tabel diatas. Gambaran latar belakang kondisi masyarakat di kawasan hutan di Kabupaten Ngawi tersebut, senada dengan berbagai permasalahan yang di rasakan oleh masyarakat di klusterdesa hutan sebagai faktor penyebab kemiskinan. 2. Isu Kluster a. Pendidikan: 1) Jarak sekolah diatas Sekolah Dasar (Sekolah Menengah) jauh dari pemukiman penduduk mengakibatkan biaya pendidikan menjadi mahal 2) Pendapatan rendah menyebabkan masyarakat miskin tidak mempunyai biaya untuk pendidikan 3) Sebagain masyarakat berpendapat bahwa sekolah tidak bisa menjamin seseorang untuk bisa bekerja b. Pertanian/Mata Pencaharian: 1) 90% masyarakat desa hutan tidak memiliki lahan pertanian sendiri 2) Tidak punya ketrampilan lain selain pertanian, sehingga masyarakat tidak memiliki tambahan pendapatan 3) Kemampuan Berusahatani, beternak masih perlu ditingkatkan 4) Petani tidak bisa menjual hasil pertanian kepada konsumen karena biaya transportasi yang tinggi, sehingga harga hasil pertanian ditentukan oleh tengkulak c. Ekonomi : Pendapatan masyarakat masih sangat rendah, di karenakan sempitnya lapangan pekerjaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 19

6 d. Infrastruktur : Kondisi jalan rusak parah atau masih makadam dan Akses terputus oleh Waduk (Ds. Kenongorejo, Dampit, Suruh) sehingga transportasi sulit dan mahal e. Kesehatan : 1) Pada umumnya masyarakat tidak mampu berobat ke dokter karena keterbatasan biaya, apabila sakit hanya berobat ke puskesmas dan dukun 2) Masyarakat tidak berobat ke Rumah Sakit karena jaraknya jauh dan pelayanan tidak memadai Dari gambaran petani penggarap lahan di kawasan hutan dan isu kluster yang ditangkap oleh tim penyusun SPKD, maka ditentukan masalah mendasar yang menyebabkan para petani penggarap lahan di kawasan hutan menjadi miskin. 3. Masalah Mendasar a. Rendahnya pendidikan masyarakat disebabkan oleh ketidak mampuan masyarakat miskin dalam mengakses lembaga pendidikan diats Sekolah Dasar. Karena pendapatan rendah, kurangnya sarana dan prasarana pendidikan dan biaya transportasi yang mahal b. Pola pikir masyarakat yang masih menganggap bahwa sekolah bukanlah sesuatu yang penting c. Masyarakat miskin sekitar hutan tidak memiliki lahan pertanian sendiri dan tidak mempunyai ketrampilan lain d. Harga jual hasil panen rendah karena transportasi sulit dan dikuasai oleh tengkulak e. Hasil produksi dan kualitas produksi pertanian rendah karena kurangnya ketrampilan dalam berusahatani dan beternak. f. Masyarakat tidak mempunyai ketrampilan selain bidang pertanian Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 20

7 g. Rendahnya akses masyarakat terhadap lembaga keuangan baik formal maupun non formal sehingga tidak bisa membuat usaha baru atau membiayai usahanya. h. Jalan yang menghubungkan antar desa dengan pusat perekonomian rusak berat i. Rendahnya akses masyarakat ke fasilitas kesehatan (Rumah Sakit) karena biaya yang mahal, jarak yang jauh dan pelayanan yang kurang memadai serta tingkat kepercayaan kepada dukun masih tinggi Berdasarkan hasil konsultasi publik dan diskusi serial Tim penyusun SPKD dengan Dinas-dinas terkait dan stake holders di semua tingkatan, maka ditentukan strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan mendasar tersebut di atas : 4. Strategi Terpilih a. Meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pendidikan dengan cara membangun prasarana dan sarana pendidikan yang berbasis potensi lokal, mengembangkan sekolah terbuka, mengembangkan kejar paket A B C, mengembangkan kursus ketrampilan yang berbasis kebutuhan pasar kerja dan potensi lokal, menghilangkan komersialisasi pendidikan, meningkatkan status sekolah yang di merger dan membebaskan biaya pendidikan khusus untuk orang miskin b. Mengembangkan penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya sekolah dan memperbanyak sekolah-sekolah kejuruan yang berbasis potensi local dan menjawab kebutuhan pasar verja serta pendampingan petani Desa Hutan dalam rangka meningkatkan ketrampilan berusaha. c. Menekan biaya produksi pertanian dengan mengembangkan pertanian input rendah dengan cara melibatkan masyarakat petani dalam perencanaan dan pelaksanaan serta pelembagaan pengunaan saprodi berbasis teknologi organik dengan memanfaatkan potensi lokal secara mandiri d. Membangun kemitraan yang saling menguntungkan dengan perhutani e. Meningkatkan akses masyarakat ke pasar-pasar lokal f. Mengembangkan pelatihan-pelatihan ketrampilan untuk masyarakat desa hutan yang berbasis lokal dan menjawab kebutuhan pasar Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 21

8 g. Memperluas program-program pemberdayaan UMKM dengan cara membentuk kelompok-kelompok usaha masyarakat desa hutan yang diberi bunga lunak oleh pemerintah h. Meningkatkan akses masyarakat desa hutan terhadap layanan kesehatan dengan cara membangun, merehabilitasi dan meningkatkan kwalitas pelayanan kesehatan yang ada (POLINDES, PUSTU, PUSKESMAS, dan Rumah Sakit) serta membebaskan masyarakat miskin dari semua biaya pengobatan i. Pemenuhan Akses Transportasi bagi Masyarakat Pinggir Hutan dengan Pembangunan Jembatan dan Jalan bagi Desa Hutan yang terisolir. Dengan Strategi tersebut di atas, maka akan tercapai tujuan-tujuan untuk pengurangan kemiskinan masyarakat di kluster hutan sebagai berikut: 5. Tujuan a. Meningkatkan hasil produksi pertanian dengan lancarnya transportasi b. Memperlancar dan mempermudah semua akses untuk masuk dan keluar darah kluster hutan. c. Terwujudnya dan terlaksananya komitmen bersama antara masyarakat, Perhutani dan Pemkab. Dalam pengelolaan hutan dan kelestariannya. d. Masyarakat pengelola hutan mendapatkan manfaat sosial ekonomi yang optimal. e. Masyarakat baik laki-laki maupun perempuan dapat melakukan kontrol pelaksanaan kebijakan yang ada. f. Meningkatkan kesadaran kritis masyarakat sekitar hutan. Sebagai alat verifikasi bahwa tujuan-tujuan dari strategi tersebut diatas dapat tercapai, sehingga dapat menyubang pada proses pemecahan masalah mendasar penyebab kemiskinan di kluster Desa hutan, adalah terpenuhinya indikatorindikator sebagai berikut : 6. Indikator : Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 22

9 a. Meningkatnya angka partisipasi sekolah masyarakat minimal 40% selama lima tahun. b. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan setandar pendidikan nasional c. 95% anak usia sekolah dari keluarga miskin dapat mengakses pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya d. Meningkatkan kwalitas pendidikan/sekolah yang menjawab kebutuhan pasar kerja e. Meningkatnya kesadaran penggunakan pupuk organik atau bahan organik lainnya oleh masyarakat Desa Hutan f. Tersedianya Klinik Konsultasi dan Bimbingan Usaha Tani g. Adanya MOU antara perhutani dan masyarakat h. Dibangun/diperbaikinya infrastruktur yang mengakses ke pasar-pasar lokal i. Akses Jalan terpenuhi dengan harapan Transportasi menjadi murah, dan layanan dasar bagi masyarakat Miskin Daerah Pinggir Hutan terpenuhi. Untuk menyelesaikan semua permasalahan mendasar di Kluster Desa Hutan yang diduga merupakan penyebab kemiskinan maka diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan sebagai berikut: (Selengkapnya pada Matrik SPKD Kluster Desa Hutan : ) Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 23

C. KLUSTER DESA PERKOTAAN

C. KLUSTER DESA PERKOTAAN C. KLUSTER DESA PERKOTAAN 1. Gambaran Umum Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi disebutkan, bahwa Ibukota Ibukota Kecamatan akan dijadikan sebagai pusat Layanan / Fungsi Perkotaan. Data Desa

Lebih terperinci

Keuangan Negara; Perbendaharaan Negara; Pemerintah daerah; Pemerintah Daerah; Daerah Kabupaten/ Kota.

Keuangan Negara; Perbendaharaan Negara; Pemerintah daerah; Pemerintah Daerah; Daerah Kabupaten/ Kota. 1. Dasar Hukum - Undang Undang nomor 17 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara; - Undang Undang nomor 1 Tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara; - Undang Undang nomor 5 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI Pembagian kecamatan-kecamatan di seluruh Kabupaten Ngawi sesuai dengan kondisi dan karakteristik kegiatan dibedakan menjadi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Identifikasi kawasan perkotaan dan perdesaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kabupaten Ngawi secara administratif kewilayahan terbagi ke dalam 19 kecamatan, terdiri dari 213 Desa dan 4 kelurahan. Jumlah penduduk pada tahun 2008 adalah 889.224

Lebih terperinci

C. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah. Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintaha Daerah, kepala

C. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah. Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintaha Daerah, kepala C. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah 1. Kebijakan Dan Kegiatan Sesuai dengan pasal 27 huruf (j) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintaha Daerah, kepala daerah dan wakil kepala

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR : 6 Tahun 203 TANGGAL : Desember 203 PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 204

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

B. KLUSTER DESA PERTANIAN

B. KLUSTER DESA PERTANIAN B. KLUSTER DESA PERTANIAN 1. Gambaran Umum Sebagian besar wilayah Kabupaten Ngawi memiliki topografi datar sampai landai, hanya sebagian kecil di lereng Gunung Lawu yang memiliki topografi berbukitbukit

Lebih terperinci

KETUA PENGADILAN AGAMA NGAWI SURAT KEPUTUSAN

KETUA PENGADILAN AGAMA NGAWI SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA NGAWI SURAT KEPUTUSAN Nomor: W 13-A25/1/HK008/SK/I/2016 TENTANG Menimbang PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA NGAWI Mengingat 1 Bahwa untuk kelancaran pelaksanaan tugas dalam

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 KABUPATEN : NGAWI - PROVINSI : JAWA TIMUR

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 KABUPATEN : NGAWI - PROVINSI : JAWA TIMUR 1 Sri Wurjaningrum A.Ma 000000000130623555 P 03/02/52 PNS NIP-13 D2 IV/a 01/07/78 33 SDN Legundi 3 Karangjati Ngawi 2 Sanusi A.Ma 000000000130623673 L 02/04/52 PNS NIP-13 D2 IV/a 30/06/78 33 SDN Waruktengah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ngawi April Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

KATA PENGANTAR. Ngawi April Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah KATA PENGANTAR Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) ini disusun oleh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten Ngawi yang terdiri dari beberapa stakeholders

Lebih terperinci

BAB II PROSES PENYUSUNAN SPKD

BAB II PROSES PENYUSUNAN SPKD BAB II PROSES PENYUSUNAN SPKD A. KAJIAN LITERATUR/REFERENSI Kajian literature ini merupakan kegiatan awal sebelum melangkah kepada kegiatan kegiatan lain dalam proses assessment kemiskinan Partisipatif.

Lebih terperinci

PENDUDUK POPULATION 4

PENDUDUK POPULATION 4 4 PENDUDUK POPULATION Gambar/Figure 4.1 Penduduk Akhir Tahun Menurut Jenis Kelamin End Year Population by Sex (000 jiwa) 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sine Ngrambe Jogorogo Kendal Geneng Gerih Kwadungan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan prioritas merupakan uraian rinci yang menjelaskan nama program, nama kegiatan, indikator keluaran (output) kegiatan

Lebih terperinci

Tabel/Table Luas Areal dan Jumlah Tanaman Hutan Rakyat Forest Area and Number of Plants of Smallholder Forest

Tabel/Table Luas Areal dan Jumlah Tanaman Hutan Rakyat Forest Area and Number of Plants of Smallholder Forest Tabel/Table 6.5.1 Luas Areal dan Jumlah Tanaman Hutan Rakyat Forest Area and Number of Plants of Smallholder Forest 2004-2007 Luas Areal (Ha) Jenis Tanaman Types of Trees 2004 Forest Area 2005 2006 2007

Lebih terperinci

Tabel/Table Penduduk Akhir Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin End Year Population by Sex and Sex Ratio 2005

Tabel/Table Penduduk Akhir Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin End Year Population by Sex and Sex Ratio 2005 Tabel/Table 4.1.1 Penduduk Akhir Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin End Year Population by Sex and Sex Ratio Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah District Male Female Total Sex Ratio 1

Lebih terperinci

GEOGRAFIS GEOGRAPHICAL

GEOGRAFIS GEOGRAPHICAL 1 GEOGRAFIS GEOGRAPHICAL Gambar/Figure 1.1 Peta Kabupaten Ngawi Menurut Kepadatan Penduduk Map of Ngawi Regency by Population Density Keterangan Kepadatan Penduduk: < 600 Jiwa/Km 2 600 900 Jiwa/Km 2 >

Lebih terperinci

BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI

BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1 GAMBARAN WILAYAH Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA TENAGA HONORER K.2 LINGKUP DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGAWI YANG MENGIKUTI VERIFIKASI ULANG

DAFTAR NAMA TENAGA HONORER K.2 LINGKUP DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGAWI YANG MENGIKUTI VERIFIKASI ULANG DAFTAR NAMA TENAGA HONORER K.2 LINGKUP DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGAWI YANG MENGIKUTI VERIFIKASI ULANG No. No. Peserta Ujian Nama Tempat Lahir Tgl. lhr Pendidikan Tugas Sebagai Unit Kerja 1 6523-42-00451-6

Lebih terperinci

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI TAHUN ANGGARAN 2011

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI TAHUN ANGGARAN 2011 PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI TAHUN ANGGARAN 2011 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN Nomor : 027/ 003/PPBJ-Kons.II/404.101/2011 Tanggal : 4 Oktober 2011 KEGIATAN REHABILITASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN NGAWI TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN NGAWI TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2010-2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI. Hak-hak LMDH 1. Menerima pelatihan-pelatihan usaha produktif dan kewirausahaan.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI. Hak-hak LMDH 1. Menerima pelatihan-pelatihan usaha produktif dan kewirausahaan. Hak-hak LMDH 1. Menerima pelatihan-pelatihan usaha produktif dan kewirausahaan. ditingkatkan intensifikasinya. Pengembangan sawah selain padi juga dilakukan penerapan sistem mina padi, tumpang sari dan

Lebih terperinci

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI TAHUN ANGGARAN 2011

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI TAHUN ANGGARAN 2011 PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI TAHUN ANGGARAN 2011 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN Nomor : 027/ 003/PPBJ-Kons.II/404.101/2011 Tanggal : 4 Oktober 2011 KEGIATAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI 2. Pembuatan tanggul pada kawasan Daerah Aliran Sungai dengan prioritas pada kawasan dataran dan rawan banjir; 3. Mengoptimalkan fungsi kawasan lindung dan kawasan resapan air; serta 4. Melakukan koordinasi

Lebih terperinci

HASIL PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN RAYON 15 DIKNAS KUOTA 2008 KABUPATEN NGAWI - STATUS LULUS

HASIL PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN RAYON 15 DIKNAS KUOTA 2008 KABUPATEN NGAWI - STATUS LULUS Lampiran Surat Rektor Nomor : 6358/H32/DT/2008 Tanggal : 9 Desember 2008 Hal : Pengumuman nama-nama Peserta Kategori LULUS dan DISKUALIFIKASI Hasil Penilaian Portofolio kuota 2008. HASIL PENILAIAN PORTOFOLIO

Lebih terperinci

Kami sampaikan juga bahwa hasil ujian PLPG tersebut dapat diakses melalui laman kami

Kami sampaikan juga bahwa hasil ujian PLPG tersebut dapat diakses melalui laman kami KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 115 Jalan Semarang 5, Malang 65145 Telepon 0341-583988 Laman: psg15.um.ac.id Nomor : 6.10.18/UN.32/KL/2015

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM GEOGRAPHICAL AND CLIMATE

GEOGRAFI DAN IKLIM GEOGRAPHICAL AND CLIMATE GEOGRAFI DAN IKLIM GEOGRAPHICAL AND CLIMATE I. PENJELASAN TEKNIS 1. Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Propinsi Jawa Timur. Berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 1. Kondisi Geografis dan Administrasi Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.

Lebih terperinci

NO PESERTA NAMA PESERTA BIDANG STUDI NAMA SEKOLAH / INSTANSI

NO PESERTA NAMA PESERTA BIDANG STUDI NAMA SEKOLAH / INSTANSI . Lampiran Surat Pengumuman Nomor : 5226/H32/DT/2009 Tanggal : 23 Oktober 2009 PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 15 - UNIVERSITAS NEGERI MALANG HASIL PENILAIAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU KUOTA SUSULAN

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH ( RKPD ) TAHUN 2016

BUPATI NGAWI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH ( RKPD ) TAHUN 2016 Menimbang BUPATI NGAWI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH ( RKPD ) TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Demografis Desa Petir merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jumlah penduduk Desa

Lebih terperinci

TECHNICAL NOTES PENJELASAN TEKNIS

TECHNICAL NOTES PENJELASAN TEKNIS PERDAGANGAN TRADE PENJELASAN TEKNIS 1. Bentuk perusahaan menurut badan usaha dikelompokan menjadi: PT, Koperasi, CV, Perorangan, dan Firma. 2. SIUP singkatan dari Surat Ijin Usaha Perdagangan. SIUP diterbitkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

Kami sampaikan juga bahwa hasil ujian PLPG Tahap IV s.d. Tahap VI tersebut dapat diakses melalui laman kami

Kami sampaikan juga bahwa hasil ujian PLPG Tahap IV s.d. Tahap VI tersebut dapat diakses melalui laman kami KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 115 Jalan Semarang 5, Malang 65145 Telepon 0341-583988 Laman: psg15.um.ac.id Nomor : 14882/UN32/DT/2013

Lebih terperinci

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA POPULATION AND MANPOWER

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA POPULATION AND MANPOWER PENDUDUK DAN TENAGA KERJA POPULATION AND MANPOWER PENJELASAN TEKNIS Data Kependudukan dapat diperoleh melalui Sensus Penduduk, Registrasi Penduduk dan Survei Kependudukan. a. Sensus Penduduk adalah suatu

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI 3.1. TUJUAN PENATAAN RUANG Luas wilayah kabupaten yang merupakan kawasan pertanian seluas 44.361,6 ha ( 34,23 % dari luas Kabupaten Ngawi), dan 47,15% penduduk merupakan petani, maka potensi terbesar Kabupaten

Lebih terperinci

STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI MATRIK SPKD PERKOTAAN SUMBERDANA LO- PENAN ISU

STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI MATRIK SPKD PERKOTAAN SUMBERDANA LO- PENAN ISU STRATEGI PEAGGULAGA KEMISKIA DAERAH KABUPATE GAWI MATRIK SPKD PERKOTAA IDIKATOR SUMBERDAA LO- PEA O MASALAH MEDASAR RA KAB. PROV 1 PEDIDIKA 1 Pendapatan rendah 1. Rendahnya pendidikan 1. Meningkatkan akses

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, 96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.. KESIMPULAN Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada 5 faktor yang menyebabkan terjadinya kerugian

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA POPULATION AND MANPOWER

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA POPULATION AND MANPOWER PENDUDUK DAN TENAGA KERJA POPULATION AND MANPOWER PENJELASAN TEKNIS Data Kependudukan dapat diperoleh melalui Sensus Penduduk, Registrasi Penduduk dan Survei Kependudukan. a. Sensus Penduduk adalah suatu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

.,,...: ilomor Pokok SaltolaA Nasional PENGAJUAN NPSN BARU. v s. -r? SeNDA- N kkrnat. -& VSEIKarna L ed1rnai- I c o fr?

.,,...: ilomor Pokok SaltolaA Nasional PENGAJUAN NPSN BARU. v s. -r? SeNDA- N kkrnat. -& VSEIKarna L ed1rnai- I c o fr? -NPSN.,,...: ilomor Pokok SaltolaA Nasional PUSAT DATA & STATIST* PENDIDIKAN KEMENTERIAIIIPEOCIOIKIIIIONIIIIESUDAYA4WROPUMUICIII1IES14 PENGAJUAN NPSN BARU (diisi dengan huruf kapital) Formulk A1-1 I. Yang

Lebih terperinci

Kondisi Wilayah : Provinsi Kalimantan Timur. dan Kalimantan Selatan.

Kondisi Wilayah : Provinsi Kalimantan Timur. dan Kalimantan Selatan. 1 Kondisi Wilayah : Kabupaten Barito Utara dengan luas 830.000 Ha terbagi dalam 6 wilayah kecamatan, terdiri dari 10 kelurahan dan 89 desa. Secara administratif Kabupaten Barito Utara : Sebelah Utara berbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Ngawi menggunakan prinsip. kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Ngawi menggunakan prinsip. kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Pemerintah menggunakan prinsip otonomi yang seluas luasnya dalam arti Daerah memiliki kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan Pemerintahan yang menjadi tanggung jawabnya.

Lebih terperinci

Kami sampaikan juga bahwa hasil ujian PLPG tersebut dapat diakses melalui laman kami

Kami sampaikan juga bahwa hasil ujian PLPG tersebut dapat diakses melalui laman kami KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 115 Jalan Semarang 5, Malang 65145 Telepon 0341-583988 Laman: psg15.um.ac.id Nomor : 15345/UN32/KL/2014

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang

Lebih terperinci

Kami sampaikan juga bahwa hasil ujian PLPG Tahap I s.d. Tahap IX tersebut dapat diakses melalui laman kami

Kami sampaikan juga bahwa hasil ujian PLPG Tahap I s.d. Tahap IX tersebut dapat diakses melalui laman kami KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 115 Jalan Semarang 5, Malang 65145 Telepon 0341-583988 Laman: psg15.um.ac.id Nomor : 7169/UN32/DT/2012

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGAWI. Jumlah rumah tangga usaha. Jumlah perusahaan pertanian

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGAWI. Jumlah rumah tangga usaha. Jumlah perusahaan pertanian Jumlah rumah tangga usaha pertanian Kabupaten Ngawi Tahun 2013 sebanyak 168.208 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Ngawi Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 335 /KPTS/013/2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 335 /KPTS/013/2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 335 /KPTS/013/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/136/KPTS/013/2015 TENTANG PERPANJANGAN PENETAPAN LOKASI SISA

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN NGAWI TAHUN Laporan Akhir V - 40

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN NGAWI TAHUN Laporan Akhir V - 40 RENCANA TATA RUANG WILAYAH TAHUN 2010-2030 Laporan Akhir V - 40 5.2.2.7. Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan peruntukan di Kabupaten Ngawi terdiri atas: kawasan pariwisata budaya, kawasan pariwisata

Lebih terperinci

Jalan bebas hambatan : Mantingan Widodarem Kedunggalar Paron Geneng Ngawi - Kwadungan. Jalan Lingkar di Kecamatan Ngawi

Jalan bebas hambatan : Mantingan Widodarem Kedunggalar Paron Geneng Ngawi - Kwadungan. Jalan Lingkar di Kecamatan Ngawi perkotaan IKK Pemenuhan fasilitas perkotaan dan peningkatan interaksi Penyediaan sarana penunjang APBD Kab Kebudayaan & Pariwisata Kab, Pu Ciptakarya Kab, BPN Kab, Koperasi,Industri dan Perdagangan Kab,

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 32 BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Wilayah Desa Sumberejo terletak di Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis, terletak pada 7 32 8 15

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN digilib.uns.ac.id 66 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Grobogan terletak pada posisi 68 ºLU dan & 7 ºLS dengan ketinggian rata-rata 41 meter dpl dan terletak antara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Desa Cisarua adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ±

Lebih terperinci

Konsep Optimalisasi Distribusi Sekolah Tingkat Dasar (SD/MI) Berdasarkan Pola Persebaran Permukiman di Kabupaten Ngawi

Konsep Optimalisasi Distribusi Sekolah Tingkat Dasar (SD/MI) Berdasarkan Pola Persebaran Permukiman di Kabupaten Ngawi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-267 Konsep Optimalisasi Distribusi Sekolah Tingkat Dasar (SD/MI) Berdasarkan Pola Persebaran Permukiman di Solving Subekti

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI sungai besar dan sungai kecil, yaitu kurang lebih 3.830,18 ha. Nama sungai di Kabupaten Ngawi yang mempunyai sempadan sungai dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut ini. 11 Kali Kuluhan 14 000 16 JUMLAH 419

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 ISSN : No. Publikasi : 3211.1608 Katalog BPS : 1102001.3211050 Ukuran Buku : 17,6 cm 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 SASARAN INDIKATOR TARGET MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT-UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survey dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik melalui wawancara, curah

Lebih terperinci

ANALISIS SPASIAL PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN NGAWI TAHUN

ANALISIS SPASIAL PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN NGAWI TAHUN ANALISIS SPASIAL PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN NGAWI TAHUN 2004-2013 PUBLIKASI KARYA ILMIAH Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi Diajukan oleh : Yesi Nofitasari NIRM : E100120026

Lebih terperinci

PENATAGUNAAN LAHAN SEBAGAI UPAYA MITIGASI BANJIR DI KABUPATEN NGAWI

PENATAGUNAAN LAHAN SEBAGAI UPAYA MITIGASI BANJIR DI KABUPATEN NGAWI PENATAGUNAAN LAHAN SEBAGAI UPAYA MITIGASI BANJIR DI KABUPATEN NGAWI Arina Miardini dan Pranatasari Dyah Susanti Balai Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan DAS Surakarta E-mail: arinamiardini@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan selama KKN berlangsung, sehingga program-program yang. Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan selama KKN berlangsung, sehingga program-program yang. Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Desa Survey sangat perlu dilakukan sebelum penerjunan ke lokasi KKN sebagai acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN berlangsung,

Lebih terperinci

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Letak Geografis dan Luas Kecamatan Sukanagara secara administratif termasuk dalam Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Letak Kabupaten Cianjur secara geografis

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN KEAMANAN NEGARA 1 Meningkatnya

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI Bagian ini pada dasarnya menggambarkan potensi, masalah dan prospek pengembangan sesuai dengan kondisi eksisting serta kebijakan terkait yang akan digunakan untuk menyusun kebijakan, strategi pengembangan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kabupaten Ngawi mempunyai sumber daya budaya berupa objek/situs cagar budaya yang cukup banyak dan beragam jenisnya. Dari semua objek/situs cagar budaya yang berada

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI

BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI 2.1 Gambaran Umum Kondisi Infrastruktur Permukiman Desa memiliki jalan provinsi yang menghubungkan Desa dengan pusat kota Amlapura. Kondisi jalan

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI 1.1. LATAR BELAKANG Pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah dilatarbelakangi oleh berbagai aspek kehidupan seperti perkembangan penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dinamika kegiatan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO IV. KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO A. Keadaan Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan dengan luas wilayah

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KECAMATAN BERGAS

PETA WILAYAH KECAMATAN BERGAS 7 6' 7 9' 7 12' 7 15' PETA WILAYAH KECAMATAN BERGAS 110 24' 110 27' U Kec. Ungaran Timur Kec. Ungaran Barat 7 9' GONDORIYO Kab. Kendal WRINGIN PUTIH GEBUGAN WUJIL KARANGJATI MUNDING PAGERSARI BERGAS LOR

Lebih terperinci

PENGUMUMAN Nomor: 28.06/PP.05.l.-PU/3521/KPU-Kab/III/2018

PENGUMUMAN Nomor: 28.06/PP.05.l.-PU/3521/KPU-Kab/III/2018 KOMISI PEMIIHAN UMUM KABUPATE NGAWI PENGUMUMAN Nomor: 28.06/PP.05.l.-PU/52/KPU-Kab/III/208 TENTANG PANITIA PEMUNGUTAN SUARA (PPS) DAAM PENYEENGGARAAN PEMIIHAN UMUM TAHUN 209 Berdasarkan Berita Acara Nomor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kecamatan merupakan bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan alam, keadaan pendududuk, keadaan sarana perekonomia dan keadaaan pertanian di Desa Sukerojo adalah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumberdaya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan dan lain - lain merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Penurunan

Lebih terperinci

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI Preview Sidang 3 Tugas Akhir ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KECAMATAN BANGOREJO, KABUPATEN BANYUWANGI Disusun: Nyimas Martha Olfiana 3609.100.049

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yaitu : Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia melalui WHO (World Health Organitation) pada tahun 1984 menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. dunia melalui WHO (World Health Organitation) pada tahun 1984 menetapkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai

Lebih terperinci

1. TUGAS PEMBANTUAN PUSAT

1. TUGAS PEMBANTUAN PUSAT 1. TUGAS PEMBATUA PUSAT O DASAR HUKUM PROGRAM AMA KEGIATA REALISASI SKPD PELAKSAA 1 DIPA o. 0067 999-08. 1.04/05/ tanggal 15 April 2 DIPA o. 0925/024-03.4.01/15/ Pengelolaan Belanja Lain-lain Bina Gizi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Keadaan topografi dan letak wilayah Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang terdapat di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah desa ini sebesar 155,125 ha didominasi oleh hamparan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

#NP N, Pokok Sekolah Ns sional PENGAJUAN NPSN BARU. of facvg. 'YAW,' 1 INUF- V.GAWi t PG tt\i. I Ye- cl u n 9 12 sz_ I 0 qe Ink ek ( LaLa

#NP N, Pokok Sekolah Ns sional PENGAJUAN NPSN BARU. of facvg. 'YAW,' 1 INUF- V.GAWi t PG tt\i. I Ye- cl u n 9 12 sz_ I 0 qe Ink ek ( LaLa #NP N, Pokok Sekolah Ns sional PUSAT DATA & STATIST* PENDIDIKAN ICEMEMEIMAIIPSIMIKM104 110111110AYANIIIIIPUINANIDONESIA Sazig," PENGAJUAN NPSN BARU (diisi dengan huruf kapital) Fortnolir All I. Yang mengajukan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM- MPd) adalah mekanisme progam yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat di perdesaan. PNPM Mandiri

Lebih terperinci

P R O F I L DESA DANUREJO

P R O F I L DESA DANUREJO P R O F I L DESA DANUREJO PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG KECAMATAN MERTOYUDAN DESA DANUREJO ALAMAT :DANUREJO MERTOYUDAN MAGELANG TELP (0293) 325590 Website : danurejomty.wordpress.com Email : desadanurejo@yahoo.co.id

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati Ringkasan Penelitian ini dilakukan terhadap anggota Kelompok Tani

Lebih terperinci

PEMETAAN POTENSI TANAMAN PORANG SEBAGAI KOMODITAS EKSPOR

PEMETAAN POTENSI TANAMAN PORANG SEBAGAI KOMODITAS EKSPOR ISSN 2301-8607 Vol. 5 No. 2 PEMETAAN POTENSI TANAMAN PORANG SEBAGAI KOMODITAS EKSPOR Eko Priyanto, Pancadewi Sukaryorini dan Budi Prabowo Abstract Ngawi has considerable forest area, either owned forests

Lebih terperinci