KATA PENGANTAR. Ngawi, September 2012 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN NGAWI. Drs. M. ARIF SUYUDI, M.M. Pembina Utama Muda Nip

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Ngawi, September 2012 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN NGAWI. Drs. M. ARIF SUYUDI, M.M. Pembina Utama Muda Nip"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT., atas selesainya penyusunan Laporan Akhir Penelitian Kajian Pengembangan Potensi Sosial Ekonomi Komunitas Jalur Strategis Karangjati Mantingan Di Kabupaten Ngawi Tahun Laporan ini merupakan hasil kerjasama Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Ngawi dengan Pusat Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian pada Masyarakat (P4M) Fakultas Pertanian Universitas Pembangun Nasional Veteran Jawa Timur. Secara substansial Laporan ini tersusun dalam suatu Sistematika Penulisan sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan; Bab II. Tinjauan Pustaka; Bab III. Metode Penelitian; Bab IV. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Ngawi. Bab V. Identifikasi dan Analisis Peluang dan Potensi Jalur Strategis Karangjati-Mantingan; dan Bab. VI. Kesimpulan, Rekomendasi dan Implementasi Program Kebijakan. Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi masukan dalam rangka penyusunan Laporan Akhir Penelitian ini. Diharapkan Laporan Akhir Penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi sebagai dasar pijakan dalam rangka pengambilan Kebijakan Program Strategi Pemberdayaan Peluang dan Potensi Jalur Strategis Karangjati-Mantingan di Kabupaten Ngawi. Kami menyadari karena keterbatasan yang ada, maka tiada gading yang tak retak, kami selalu mengharap kritik saran membangun dari semua pihak. Ngawi, September 2012 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN NGAWI Drs. M. ARIF SUYUDI, M.M. Pembina Utama Muda Nip i

2 DAFTAR ISI Halaman I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Manfaat Kerangka Alur Pikir Sistimatika Penyusunan Laporan II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Strategis Pengertian dan Konsep Jalur Strategis Pengertian Peluang dan Potensi Jalur Strategis Pemberdayaan dan Pengembangan Jalur Strategis Tahap Pemberdayaan Jalur Strategis.. 11 III. METODE PENELITIAN Lokasi dan Jenis Penelitian Obyek dan Ruang Lingkup Penelitian Jenis, Teknik Pengambilan dan Sumber Data Analisis Data Jadual Penelitian Organisasi Pelaksana Penelitian. 18 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN NGAWI Kondisi Letak dan Geografi Kondisi Topografi dan Hidroligi Tata Guna Lahan Kondisi Iklim Kondisi Pertanian Kondisi Penduduk Kondisi Perekonomian. 25 Halaman ii

3 V. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PELUANG, POTENSI JALUR STRATEGIS KARANGJATI-MANTINGAN Identifikasi Peluang dan Potensi Jalur Strategis Karangjati- Mantingan Analisis Peluang dan Potensi Jalur Strategis Karangjati- Mantingan VI. KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM KEBIJAKAN Kesimpulan Rekomendasi Kebijakan Implementasi Program Kebijakan 45 DAFTAR PUSTAKA iii

4 DAFTAR TABEL Tabel Teks Hal. 1. Prosedur Analisis SWOT Rincian Jadual Pelaksanaan Penelitian Pengembangan Potensi Sosial Ekonomi Komunitas Jalur Strategis Karangjati- Mantingan Di Kabupaten Ngawi Tahun Susunan Tim Peneliti Penelitian Pengembangan Potensi Sosial Ekonomi Komunitas Jalur Strategis Karangjati Mantingan Di Kabupaten Ngawi Tahun Sebaran Luas Areal Kecamatan di Jalur Strategis Karangjati- Mantingan, Kabupaten Ngawi Tahun Sebaran Penggunaan Lahan Di Kabupaten Ngawi Tahun Jumlah Penduduk Kabupaten Ngawi Tiap Kecamatan Pada Akhir Tahun Jumlah Penduduk di Kecamatan dalam Jalur Strategis Karangjati-Mantingan, Kabupaten Ngawi Akhir Tahun Kontribusi Subsektor Pertanian Terhadap Total PDRB Kabupaten Ngawi Tahun (%) Produksi Padi (Ton) Kabupaten Ngawi Tahun PDRB Kabupaten Ngawi ADHK 2000 Menurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah) Matriks Analisis Strategi Faktor Internal Komponen Sumberda-ya Manusia dan Alam di Jalur Strategis Karangjati- Mantingan Matriks Analisis Strategi Faktor Eksternal Komponen Sumberdaya Manusia dan Alam di Jalur Strategis Karangjati-Mantingan Matriks Implementasi Program Kebijakan Strategi Pemberdayaan Peluang dan Potensi Jalur Strategis Karangjati-mantingan di Kabupaten Ngawi Tahun iv

5 DAFTAR GAMBAR Gambar Teks Hal. 1. Alur Kerangka Pikir Kajian Pengembangan Potensi Sosial Ekonomi Komunitas Jalur Strategis Karangjati-Mantingan Di Kabupaten Ngawi Tahun Diagram Analisis Matrik SWOT Kondisi Jalur Strategis Karangjati Mantingan Kabupaten Ngawi Tahun Matrik IFAS & EFAS Jalur Strategis Karangjati-Mantingan Menurut Diagram SWOT 40 v

6 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi Kabupaten/Kota yang berlangsung di Indonesia berjalan terus menerus dalam upaya untuk memajukan daerahnya. Hal ini berkaitan dengan adanya kewenangan yang diberikan kepada daerah semenjak diberlakukannya kebijakan otonomi daerah. Pusat Pertumbuhan Ekonomi merupakan salah satu alternative untuk menggerakkan dan memacu pembangunan guna meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi manakala diarahkan pada daerah-daerah yang memiliki potensi dan fasilitas wilayah, akan mempercepat terjadinya kemajuan ekonomi, karena secara tidak langsung kemajuan daerah akan membuat masyarakat untuk mencari kehidupan yang lebih layak di daerahnya. Penciptaan pusat pertumbuhan ekonomi dapat dimulai dari beberapa sektor yang dinamis dan mampu memberikan output rasio yang tinggi dan pada wilayah tertentu, yang dapat memberikan dampak yang luas (spread effect) dan dampak ganda (multiple effect) pada sektor lain dan wilayah yang lebih luas. Di Kabupaten Ngawi ada ruas jalan provinsi yang sangat strategis dan menjadi jalur utama transportasi antara provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah, yaitu jalur Mantingan Karangjati, atau dengan istilah Jatipangawitan. Jalur tersebut telah membelah 1

7 Kabupaten Ngawi menjadi dua bagian, yaitu bagian selatan dan utara dan menghubungkan ujung barat Kabupaten Ngawi dan ujung timur Kabupaten Ngawi. Melihat letaknya yang strategis maka sangat potensial jika dikembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi disepanjang jalur Karangjati - Mantingan. Diharapkan dengan dikembangkannya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ini akan mampu menjadi generator bagi kegiatan ekonomi di daerah sekitar. Sayangnya selama ini belum ada kajian ataupun penelitian yang menganalisis, mengidentifikasi dan mengembangkan wilayah-wilayah di sekitar jalur Karangjati-Mantingan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Dilatarbelakangi oleh uraian di atas, maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ngawi bekerja sama dengan P4M Fakultas Pertanian UPN Veteran perlu kiranya melakukan Penelitian Karangjati Mantingan Di Kabupaten Ngawi Tahun Perumusan Masalah Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah peta potensi sosial ekonomi masyarakat di sekitar jalur Karangjati Mantingan? 2

8 2. Daerah-daerah manasajakah di sekitar jalur Karangjati Mantingan yang potensial untuk dikembangkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi? 3. Bagaimanakah kebijakan kebijakan yang harus diambil pemerintah daerah terkait dengan starategi pengembangan potensi sosial ekonomi di jalur Karangjati Mantingan tersebut? 1.3. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi dan memetakan potensi sosial ekonomi masyarakat disekitar Jalur Mantingan Karangjati. 2. Menentukan wilayah wilayah di sekitar jalur Mantingan Karangjati yang potensial untuk dikembangkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. 3. Merumuskan kebijakan kebijakan yang harus diambil pemerintah daerah terkait dengan pengembangan pusat pusat pertumbuhan ekonomi di sekitar jalur Mantingan Karangjati Manfaat Manfaat penelitian ini, dapat digunakan sebagai : 1. Referensi dalam pengambilan kebijakan pembangunan di daerah sekitar jalur Mantingan - Karangjati. 2. Bahan informasi dan pembanding bagi kegiatan penelitian sejenis yang akan dilakukan oleh para peneliti selanjutnya. 3

9 1.5. Kerangka Alur Pikir IDENTIFIKASI JALUR KARANGJATI MANTINGAN ANALISIS SWOT FAKTOR-FAKTOR : KEKUATAN & KELEMAHAN PELUANG & ANCAMAN PEMETAAN POTENSI SOSEK MASYARAKAT SEKITAR JALUR KARANGJATI-MANTINGAN PROSPEK PELUANG POTENSI JALUR KARANGJATI-MANTINGAN ALTERNATIF STRATEGI PEMBERDAYAAN POTENSI SOSEK MASYARAKAT SEKITAR JALUR KARANGJATI MANTINGAN REKOMENDASI KEBIJAKAN STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI SOSEK JALUR KARANGJATI MANTINGAN Gambar 1. Alur Kerangka Pikir Kajian Pengembangan Potensi Sosial Ekonomi Komunitas Jalur Strategis Karangjati-Mantingan Di Kabupaten Ngawi Tahun 2012 Berdasarkan alur kerangka pikir dalam gambar 1 di atas, kegiatan Penelitian diawali dari identifikasi Jalur Strategis Karangjati Mantingan, kemudian dilanjutkan dengan Analisis Strenghts, Weakness, Opportunities and Threats (SWOT). Hasil analisis Strenghts, Weakness, Opportunity dan Threats dapat dipetakan peluang dan potensi, maupun prospek kondisi wilayah sosial-ekonomi masyarakat di sekitar Jalur 4

10 Strategis Karangjati Mantingan, yang kemudian kondisi tersebut dapat dijadikan sebagai alternatife strategi pemberdayaan peluang dan potensi sosial-ekonomi masyarakat sekitar jalur Karangjati-Mantingan. Sehingga pada akhirnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan Rekomendasi Kebijakan Strategi Pemberdayaan Peluang dan Potensi Sosial-Ekonomi Jalur Karangjati-Mantingan, bagi Pemerintah Derah Kabupaten Ngawi, khususnya bagi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Ngawi Sistimatika Penyusunan Laporan Sistimatika penyusunan Laporan Penelitian Kajian Pengembangan Potensi Sosial Ekonomi Komunitas Jalur Strategis Mantingan - Karangjati Di Kabupaten Ngawi Tahun 2012, terdiri dari 6 bab, dengan uraian singkat sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan Uraian dalam bab I menjelaskan mengenai : Latar Belakang mengapa penelitian ini dilakukan; Perumusan Masalah yaitu berupa permasalahan pokok dalam penelitian; Tujuan serta Manfaat dilakukannya penelitian; Kerangka Alur Pikir sebagai kerangka alur tahapan mulai dari latar belakang sampai dengan diajukannya rekomendasi sebagai bahan pertimbangan strategi kebijakan; dan Sistimatika Penulisan, yang mulai dari pendahuluan dalam bab I, sampai dengan Kesimpulan, Rekomendasi dan Implementasi Program Kebijakan dalam bab VI. 5

11 Bab II. Tinjauan Pustaka Uraian dalam bab II berisi kepustakaan, sebagai teori yang melandasi dilakukannya penelitian. Dalam bab ini menjelaskan : Pengertian dan Konsep Jalur Strategis; Pengertian Peluang dan Potensi Jalur Strategis; Pemberdayaan dan Pengembangan Jalur Strategis; dan Tahapan Pemberdayaan Jalur Strategis. Bab III. Metode Penelitian Uraian dalam bab III menjelaskan metode penelitian, yaitu berupa tata cara pelaksanaan dilakukannya Penelitian. Penjelasannya diawali dari penetapan : Lokasi dan Jenis Penelitian; Obyek dan Ruang LIngkup Penelitian; Jenis, Teknik Pengambilan dan Sumber Data; Analisis Data; Jadual Penelitian dan Organisasi Pelaksana Penelitian. Bab IV. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Ngawi Uraian dalam bab IV menjelaskan gambaran umum wilayah Kabupa-ten Ngawi, yang berupa : Kondisi Letak dan Geografi; Kondisi Topografi dan Hidrologi; Tata Guna Lahan; Kondisi Iklim; Kondisi Pertanian; Kondisi Penduduk dan Kondisi Perekonomian. 6

12 Bab V. Identifikasi dan Analisis Peluang, Potensi Jalur Strategi Karangjati Mantingan Uraian dalam bab V menjelaskan tentang : Identifikasi Peluang dan Potensi Jalur Strategis Karangjati Mantingan; dan AnalisisPeluang dan Potensi Jalur Strategis Karangjati Mantingan. Bab VI. Kesimpulan, Rekomendasi dan Implementasi Program Kebijakan Uraian dalam bab VI berupa : Kesimpulan, yaitu menyimpulkan hasil pelaksanaan penelitian; Rekomendasi Kebijakan, adalah sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Ngawi, khususnya Bappeda Kabupaten Ngawi dalam mengambil kebijakan, dilengkapi dengan Implementasi Program Kebijakan Pengembangan Peluang dan Potensi Jalur Strategis Karangjati Mantingan. 7

13 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Strategis Kata strategi berasal dari turunan kata bahasa Yunani, stratēgos. yang dapat diterjemahkan sebagai komandan militer pada zaman demokrasi Athena. Definisi strategi dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan. Karena strategi merupakan upaya pelaksanaan, maka strategi pada hakikatnya merupakan suatu seni yang implementasinya didasari oleh intuisi, perasaan dan hasil pengalaman. Strategi juga dapat merupakan ilmu, yang langkah-langkahnya selalu berkaitan dengan data dan fakta yang ada. Seni dan ilmu digunakan sekaligus untuk membina atau mengelola sumber daya yang dimiliki dalam suatu rencana atau tindakan. Strategi biasanya menjangkau masa depan, sehingga pada umumnya strategi disusun secara bertahap dengan memperhitungkan factor-faktor yang mempengaruhinya. Gerry Johnson dan Kevan Scholes (dalam buku Exploring Corporate Strategy ) misalnya mendefinisikan strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah untuk 8

14 mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder). Henry Mintzberg, James Brian Quinn, dan John Voyer (1995). The Strategy Process. Prentice-Hall, Inc., mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu: strategi sebagai PERSPECTIF, strategi sebagai POSISI, strategi sebagai PERENCANAAN, strategi sebagai POLA kegiatan, dan strategi sebagai PENIPUAN (Ploy) yaitu muslihat rahasia. Sebagai Perspektif, di mana strategi dalam membentuk misi, misi menggambarkan perspektif kepada semua aktivitas. Sebagai Posisi, di mana dicari pilihan untuk bersaing. Sebagai Perencanaan, dalam hal strategi menentukan tujuan performansi perusahaan. Sebagai Pola kegiatan, di mana dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu umpan balik dan penyesuaian. John A. Pearce II dan Richard B. Robinson Jr., (2003), Strategic Management, formulation, implementation and control, Irwin McGraw-Hill., mendefinisikan strategi sebagai seperangkat keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi dari rencana yang didesain untuk mencapai tujuan. Menurut Wikipedia: Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk 9

15 mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Dari berbagai pengertian dan definisi mengenai strategi, secara umum dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah rencana tentang serangkaian manuver, yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tak-kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan. ( 2.2 Pengertian dan Konsep Jalur Strategis Jalur strategis merupakan suatu potongan atau bentangan jalan berfungsi sangat strategis sebagai sarana dan prasarana penghubung transportasi, komunikasi dan informasi antara dua lokasi. Diistilahkan strategis disamping tata letaknya yang strategis, juga berpeluang dan berpotensi baik sumberdaya alam, sumberdaya manusianya maupun sumberdaya usaha/bisnisnya juda berposisi sangat strategis Pengertian Peluang dan Potensi Jalur Strategis Yang dimaksud peluang jalur strategis Karangjati-Mantingan adalah semua kemungkinan yang ada di jalur tersebut untuk bisa digali dan diberdayakan, misalkan berupa peluang usaha atau yang lainnya. Sedangkan yang dimaksud potensi jalur strategis Karangjati-Mantingan adalah semua sumber-sumber yang dimiliki jalur tersebut untuk bisa digali dan diberdayakan, misalkan berupa sumberdaya alam maupun 10

16 manusianya. Agar penggalian dan pemberdayaan tersebut bisa berhasil dengan sukses, karenanya penggalian dan pemberdayaan antara peluang dan potensi hendaknya berjalan seiring dan seimbang. 2.4 Pemberdayaan dan Pengembangan Jalur Strategis Yang dimaksud pemberdayaan adalah suatu kegiatan berupa eksplorasi/penggalian baik penggalian berupa peluang maupun potensi yang dimiliki jalur strategis Karangjati-Mantingan. Sedangkan yang dimaksud pengembangan adalah merupakan kegiatan tindak lanjut atau implementasi dari hasil pemberdayaan jalur strategis Karangjati-Mantingan, agar hasil akhir dari kegiatan tersebut dapat berdaya guna dan berhasil guna bagi kehidupan, dengan perkataan lain dapat meningkatkan pendapatan masyarakat disekitarnya maupun dapat meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Ngawi pada umumnya. 2.5 Tahapan Pemberdayaan Jalur Strategis. 1. Strategi Penggalian Peluang dan Potensi Jalur Strategis Karangjati- Mantingan 2. Strategi Pemberdayaan Peluang dan Potensi Sumberdaya Alam dan Manusia di Jalur Strategis Karangjati-Mantingan 3. Strategi Pemberdayaan Peluang dan Potensi Usaha Jalur Strategis Karangjati-Mantingan 4. Strategi Pembangunan Sarana dan Prasarana Jalan, Transportasi, Informasi dan Komunikani Jalur Strategis Karangjati-Mantingan 11

17 5. Strategi Pembentukan Asosiasi Para Pengusaha di Jalur Strategis Karangjati-Mantingan Adapun setiap tahapan tersebut akan dibahas dan diuraikan lebih lanjut dalam bab V. Identifikasi dan analisis peluang, potensi Jalur Strategis Karangjati-Mantingan 12

18 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Jenis Penelitian Menyimak dari gambaran wilayah Kabupaten Ngawi, maka dapat diketahui bahwa jalur jalan propinsi yang diawali dari pintu masuk Kabupaten Ngawi bagian paling timur (Wilayah Kecamatan Karangjati ) menuju ke bagian tengah (Wilayah Kecamatan Ngawi ) sampai ke bagian paling barat (Wilayah Kecamatan Mantingan), merupakan jalur strategis bagi wilayah Kabupaten Ngawi. Oleh karena itu atas dasar kesepakatan antara Bappeda, Dinas terkait dan Pihak Pelaksana Peneliti, telah sepakat Jalur tersebut (Karangjati Mantingan) atau yang sudah dikenal dengan sebutan Kapangawingan, telah ditetapkan sebagai lokasi penelitian. Berdasarkan geografis wilayah kecamatan, potongan potongan jalur strategis tersebut, melewati Kecamatan : Karangjati, Padas, Ngawi, Widodaren dan Kecamatan Mantingan. Adapun jenis penelitian ini merupakan Studi Kasus, yaitu berupa kasus yang khusus ditujukan untuk Pengembangan Potensi Sosial Ekonomi Komunitas Jalur Strategis Karangjati Mantingan, Di Kabupaten Ngawi Tahun 2012, dengan harapan hasil penelitian dapat menggambarkan secara lebih detail dan komprehensif mengenai strategi pengembangan potensi sosial ekonomi pada komunitas jalur tersebut di Kabupaten Ngawi. 13

19 3.2 Obyek dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Obyek Penelitian a. Survey identifikasi peluang dan potensi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar jalur strategis Karangjati Mantingan di Kabupaten Ngawi. b. Analisis SWOT ( Strenghts, Weakness, Opportunities and Threats) karakteristik pekuang dan potensi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar jalur strategis Karangjati Mantingan di Kabupaten Ngawi. c. Pengembangan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar jalur strategis Karangjati Mantingan di Kabupaten Ngawi. Laporan hasil penelitian ini diharapkan sebagai konsep kebijakan strategi pemberdayaan peluang dan potensi sosial-ekonomi masyarakat sekitar jalur strategis Karangjati Mantingan di Kabupaten Ngawi, bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi, khususnya bagi Bappeda Kabupaten Ngawi. 2. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup kegiatan Penelitian Kajian Pengembangan Potensi Sosial Ekonomi Komunitas Jalur Strategis Karangjati Mantingan Di Kabupaten Ngawi Tahun 2012, adalah sebagai berikut, yaitu melakukan : - Pembuatan KAK - Pembentukan Tim Pelaksana & Konsultan 14

20 - Pembuatan Riset Desain - Pembuatan Laporan Penduluhan - Survey Lapang - Pengumpulan Data - Tabulasi dan Tabulasi Data - Penyusunan Draft Laporan Akhir - Diskusi Draft Laporan Akhir - Penyempurnaan Draft Laporan Akhir - Penyerahan Laporan Akhir 3.3 Jenis, Teknik Pengambilan dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan untuk data primer diperoleh melalui kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya, dengan teknik wawancara kepada setiap responden. Sedangkan untuk melengkapi kesempurnaan data diambil juga data sekunder dari berbagai informasi literatur maupun instansi terkait, yang diambil berbagai sumber dari dinas, para stakeholder di Kabupaten Ngawi, seperti : BAPPEDA Kabupaten Ngawi; Dinas Perhubungan, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi; Bagian Perekonomian; Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Ngawi; Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Ngawi; Dinas Koperasi dan Perindustrian; dan Stake Holder. 3.4 Analisis Data Setelah data dikumpulkan, tahap kegiatan berikutnya adalah melakukan pengklasifikasian data dilanjutkan dengan analisis data, yang hasilnya untuk interpretasi dalam menentukan Alternatif Kebijakan Strategi 15

21 Pengembangan Peluang dan Potensi Sosial Ekonomi Komunitas Jalur Strategis Karangjati Mantingan Di Kabupaten Ngawi Tahun 2012, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan bagi Pemerintah Daerah khususnya Bappeda Kabupaten Ngawi. Data yang sudah ditabulasi kemudian dianalisis dengan memakai Analisis Deskriptif dan Analisis Strenghts, Weakness, Opportunities and Threats (SWOT). Adapun prosedur analisis SWOT sebagaimana dalam Tabel 1. Tabel 1. Prosedur Analisis SWOT Faktor-Faktor SWOT Bobot Rating Bobot x Rating Komentar Faktor-Faktor Internal : a. Kekuatan : - - b. Kelemahan : - - Faktor-Faktor Eksternal : a. Peluang : - - b. Ancaman : - - Dari hasil prosedur analisis SWOT selanjutnya dapat ditentukan Strategi Pengembangan Potensi Sosial Ekonomi Komunitas Jalur Strategis Karangjati Mantingan Di Kabupaten Ngawi Tahun 2012, melalui Diagram Analisis Matriks SWOT, sebagaimana dalam Gambar 2. 16

22 Berbagai Peluang Lingkungan Mendukung Strategi Turn around Mendukung Strategi Agresif Kelemahan Internal Yang Kritis Kekuatan Internal Yang Besar Mendukung Strategi Defensif Mendukung Strategi Diversifikasi Berbagai Ancaman Lingkungan 3.5 Jadual Penelitian Gambar 2. Diagram Analisis Matrik SWOT Pelaksanaan Penelitian dalam waktu 6 bulan, terhitung sejak penanda-tanganan SPMK (Surat Perintah Melaksanakan kerja). seperti dalam Tabel 2. Tabel 2. Rincian Jadual Pelaksanaan Penelitian Pengembangan Potensi Sosial Ekonomi Komunitas Jalur Strategis Karangjati Mantingan Di Kabupaten Ngawi Tahun 2012 No. Uraian Kegiatan Pelaksanaan Tahun 2012 Bulan : Penyusunan KAK 2. Pembentukan Tim Pelaksana & Konsultan 3. Penyusunan Riset Desain 4. Pembekalan Survey 5. Pengumpulan Data 6. Tabulasi Data 7. Penyusunan Lap. Sementara 8. Diskusi Laporan Sementara 9. Penyusunan Laporan Akhir 10. Ekspose Laporan Akhir 11. Penyempurnaan Laporan Akhir 12. Penyerahan Laporan Akhir 17

23 3.6 Organisasi Pelaksana Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ngawi yang bekerjasama dengan Tim Peneliti dari Pusat Penelitian, Pengembangan Pengabdian pada Masyarakat (P4M) Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Adapun susunan Tim Peneliti, sebagaimana dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Susunan Tim Peneliti Penelitian Pengembangan Potensi Sosial Ekonomi Komunitas Jalur Strategis Karangjati-Mantingan Di Kabupaten Ngawi Tahun 2012 No. Nama Jabatan Keahlian/Spesialisasi Dr.Ir. Nora Agustien, M.P. Ir. Eko Priyanto, M.P. Drs.Ec. Munari,M.M. Ir. Didik Utomo Pribadi, M.P. Wahyu Santoso, S.P.,M.MA. Ketua P4M FP selaku Penanggung Jawab Ketua Peneliti Anggota Peneliti Anggota Peneliti Kesekretariatan Budidaya Pertanian Ekonomi Sumberdaya Manajemen Akuntansi Pemberdayaan Masy.Petani

24 BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN NGAWI 4.1 Kondisi Letak dan Geografi Kabupaten Ngawi merupakan salah satu kabupaten yang secara geografis berada di Propinsi Jawa Timur bagian Barat, merupakan daerah penghubung dengan Daerah Istimewa Jogyakarta dan Jakarta yang mempunyai aksesbilitas transportasi cukup ramai. Luas wilayah Kabupaten Ngawi sebesar 1.298,58 Km2. Secara administratif pemerintahan terbagi kedalam : 19 Kecamatan, 4 Kelurahan, 213 Desa. Secara astronomis terletak pada posisi 7º21-7º31 Lintang Selatan dan 111º07-111º40 Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Blora, dan Kabupaten Grobogan ( Propinsi Jawa Tengah ) dan Kabupaten Bojonegoro ( Propinsi Jawa Timur ) - Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen ( Propinsi Jawa Tengah ) - Sebelah Timur : Kabupaten Madiun - Sebelah Selatan : Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun Ditinjau dari bentuk fisiografis dan potensi yang terkandung didalamnya, Kabupaten Ngawi termasuk daerah yang berpotensi dalam 19

25 sektor pertanian, diperkirakan 39 % luas Wilayah Kabupaten Ngawi berpotensi untuk pertanian, yaitu untuk tanaman pangan dan hortikultura, disamping untuk sektor perdagangan dan jasa. Adapun peluang dan potensi sumberdaya alam kecamatan yang dilalui jalur strategis dari Kecamatan karangjati Mantingan, untuk bentang alam, luas secara keseluruhan sebesar 471,57 Km2, untuk peluang dan potensi pertanian yang diprediksi 39 % dari luas keseluruhan, yaitu sebesar 183,91 Km2 atau Ha. Sedangkan dengan asumsi mengambil 5 Km di kanan-kiri bentang jalur strategis, mendapatkan peluang dan potensi sumberdaya alam sebesar 560 Km2. Rincian detailnya dapat dilihat dalam Tabel 4. Tabel 4. Sebaran Luas Areal Kecamatan di Jalur Strategis Karangjati- Mantingan, Kabupaten Ngawi Tahun 2011 No. Kecamatan Luas Peluang & Potensi Peluang & Potensi 5 Areal 39 % Areal Pertanian Km kanan-kiri Jalur (Km2) Km2 Ha Strategis 1. Karangjati , Jarak Karangjati - Mantingan sekitar 56 Km, jadi peluang & potensi : 56 Km x 10 Km = 560 Km2, 2. Padas , Ngawi , Kedunggalar , Widodaren , Mantingan , Jumlah 471,57 183, Sumber : Kabupaten Ngawi Dalam Angka Tahun 2012 Sumber: Dinas Lalu Lintas Jalan Raya (DLLAJ) Kabupaten Ngawi 4.2 Kondisi Topografi dan Hidrologi Kondisi topografi wilayah cukup bervariasi, yaitu topografi datar, bergelombang, berbukit dan bahkan pegunungan tinggi, dengan ketinggian 553 m hingga 3031 m dari atas permukaan laut. 20

26 Secara umum daerah dataran terletak di bagian Tengah yang merupakan lahan pertanian subur, bagian Selatan daerah perbukitan dan pegunungan yang membujur dari Timur ke Barat meliputi wilayah Kecamatan Kendal, Jogorogo, Ngrambe dan Sine. Sedangkan bagian Utara membujur dari Timur ke Barat merupakan daerah yang kurang subur terdiri dari batuan kapur yang dipertegas dengan mengalirnya Sungai Bengawan Solo sebagai pembatasnya. Topografi wilayah Kabupaten Ngawi berupa dataran tinggi dan dataran rendah. Empat kecamatan terletak pada dataran tinggi yaitu Kecamatan Sine, Ngrambe, Jogotogo dan Kendal yang terletak di Kaki Gunung Lawu. Wilayah Kabupaten Ngawi dialiri oleh sungai Bengawan Solo sehingga menjadikan wilayah Kabupaten Ngawi terbagi menjadi wilayah utara dan selatan. Pengelompokan wilayah berdasarkan aliran sungai Bengawan Solo adalah sebagai berikut : Utara Bengawan Solo Selatan Bengawan Solo : Karangannyar dan Pitu : Sine, Ngrambe, Jogorogo, Kendal, Geneng, Gerih, Kwadung, Pangkur, Karangjati,Bringin, Padas, Kasreman, Ngawi, Paron, Kedunggalar dan Mantingan Wilayah selatan sebagian besar lahannya mendapatkan pengairan dari Sungai Bengawan Solo jadi berpotensi untuk tanaman pangan. Sedangkan wilayah utara sebagian besar lahannya merupakan 21

27 lahan tadah hujan dan lahan tegalan. Keberadaan beberapa waduk di Kabupaten Ngawi seperti waduk Pondok dan Sangiran di Kecamatan Bringin juga merupakan salah satu sarana penunjang di sektor pertanian. Kondisi hidrologi sangat ditentukan oleh adanya dua aliran sungai besar yaitu Bengawan Solo dan Sungai Madiun yang bertemu di Kota Ngawi. Selain itu juga, terdapat sungai-sungai kecil seperti : Sungai Banger, Sawur, Sidolaju, Alas Tuwo, Batu Bunder, Kenteng, Kelompok dan Ketonggo. 4.3 Tata Guna Lahan dalam Tabel 5. Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Ngawi dapat dilihat Tabel 5. Sebaran Penggunaan Lahan Di Kabupaten Ngawi Tahun 2012 No. Penggunaan Lahan Luas (Ha.) Luas (%) 1. Persawahan ,9 44,69 2. Perkebunan 1.551,04 1,20 3. Tegalan 8.165,81 6,30 4. Pekarangan ,55 10,41 5. Hutan Negara ,60 35,05 6. Waduk, Bendungan, dll ,81 2,36 Jumlah ,00 100, Kondisi Iklim Keadaan Iklim di Kabupaten Ngawi adalah tropis dan bertemperatur sedang. Ditinjau dari keadaan curah hujan Kabupaten Ngawi termasuk daerah beriklim kering dengan curah hujan rata-rata dibawah mm/tahun yaitu 1.603,63 mm/tahun dan mempunyai hari hujan dengan rata-rata yaitu sebesar 158,85 hari/tahun. Curah hujan yang 22

28 rendah di Kabupaten Ngawi menjadikan daerah ini sering mengalami kesulitan pengairan terutama pada lahan sawah saat musim kemarau tiba, sehingga petani harus menggunakan mesin diesel untuk mengambil air bawah tanah. Curah hujan yang rendah di Kabupaten Ngawi dilengkapi rata-rata hari hujan yang rendah pula dalam satu tahun. Selama kurun waktu antara tahun tercatat hari hujan di Kabupaten Ngawi sebesar 158,86 hari/tahun. Pada tahun 2010, kabupaten Ngawi sepanjang tahun diguyur hujan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari hingga Mei. Curah hujan berkisar pada 21,00-28,00 mm. Rata-rata hari hujan tiap bulannya hari. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni hingga Agustus. Curah hujan berkisar 12,00-15,00 mm. Rata-rata hari hujan tiap bulan hanya 2-7 hari. 4.5 Kondisi Pertanian Sektor pertanian masih merupakan sektor andalan bagi Kabupaten Ngawi. betapa tidak, dari Ha. di mana ,9 Ha atau sekitar 44,69 % berupa lahan sawah. Sektor ini cukup besar menyerap tenaga kerja yang ada di Kabupaten Ngawi. Kondisi pertanian di kanan-kiri jalur strategis dari wilayah Kecamatan Karangjati sampai Kecamatan Ngawi banyak ditanami padi, tebu dan tembakau, sedangkan dari wilayah Kecamatan Ngawi sampai Kecamatan Mantingan, banyak ditanami pohon jati/hutan jati. 23

29 4.6 Kondisi Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Ngawi akhir tahun 2010 adalah jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, dengan sex ratio sebesar 96 artinya bahwa setiap 100 penduduk wanita terdapat sekitar 96 penduduk laki-laki ( Tabel 6.). Dibandingkan dengan tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten Ngawi bertambah sebesar jiwa atau meningkat sebesar 0,29 persen. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah Paron dengan jiwa, sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kasreman yaitu jiwa. Tabel 6. Jumlah Penduduk Kabupaten Ngawi Tiap Kecamatan Pada Akhir Tahun 2010 No. Kecamatan Laki-Laki Wanita Jumlah Sex Ratio 1. Sine ,35 2. Ngrambe ,92 3. Jogorogo ,06 4. Kendal ,62 5. Geneng ,57 6. Gerih ,31 7. Kwadungan ,64 8. Pangkur ,11 9. Karangjati , Bringin , Padas , Kasreman , Ngawi , Paron , Kedunggalar , Pitu , Widodaren , Mantingan , Karanganyar ,55 Tahun ,57 Tahun ,99 Tahun ,99 Tahun ,67 Tahun ,69 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Ngawi 24

30 Adapun kompilasi jumlah penduduk (sebagai sumberdaya manusia) per kecamatan yang berada di jalur strategis Karangjati- Mantingan, sebanyak orang, Rincisn lebih lanjut dapat dilihat dalam Tabel 7. Kondisi dan jumlah penduduk tersebut, dalam penelitian ini yang perlu diberdayakan peluang dan potensinya dalam konteks pengembangan Potensi Sosial Ekonomi Komunitas Jalur Strategis Karangjati-Mantingan Tabel 7. Jumlah Penduduk di Kecamatan dalam Jalur Strategis Karangjati-Mantingan, Kabupaten Ngawi Akhir Tahun 2010 No. Kecamatan Laki-Laki Wanita Jumlah Sex Ratio 1. Karangjati ,59 2. Padas ,39 3. Ngawi ,92 4. Kedunggalar ,30 5. Widodaren ,95 6. Mantingan ,18 Jumlah ,03 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Ngawi 4.6 Kondisi Perekonomian Dari lima sub sektor pertanian (t anaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan), sub sektor tanaman pangan khususnya komoditi padi merupakan penyumbang terbesar terhadap total nilai produksi pertanian. Sampai dengan tahun 2009 sektor pertanian masih merupakan sektor andalan dalam perekonomian Kabupaten Ngawi. Kontribusi sektor ini pada tahun 2010 sebesar 36,63 %, sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya 36,91 %. Penurunan ini 25

31 utamanya disebabkan penurunan kontribusi dan pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan (lihat Tabel 8.) Tabel 8. Kontribusi Subsektor Pertanian Terhadap Total PDRB Kabupaten Ngawi Tahun (%) Sumber : PDRB Kabupaten Ngawi 2010 Dari jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kabupaten Ngawi tahun 2009 yang sebesar 6.444,782 milyar rupiah, hampir 37 % diantaranya disumbang oleh sektor pertanian, hal tersebut sangat menggembirakan, Ngawi sebagai daerah agraris sektor pertanian yang dapat memberikan kontribusi terbesar pada Produk Domestik Regional Bruto sebesar 39,28%. Dari kelima subsektor pertanian, tanaman bahan makanan (tabama) memberi kontribusi paling besar. Subsektor ini menyumbang sekitar 79,66 % dari PDRB sektor pertanian dan 29,40 % dari total PDRB Kabupaten Ngawi (lihat Tabel 8.). Dari data tersebut terlihat betapa besarnya andil subsektor tanaman pangan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Ngawi. Dari lembar kerja penghitungan PDRB tercatat bahwa hampir 61 persen PDRB subsektor tabama pada tahun 2010 dihasilkan dari komoditi padi. Sumbangan komoditi padi terhadap PDRB Kabupaten Ngawi juga 26

32 tidak terbilang kecil. Sekitar 16 % PDRB Kabupaten Ngawi disumbang oleh komoditi padi, sehingga naik turunnya produksi padi sedikit banyak akan berpengaruh terhadap total PDRB Kabupaten Ngawi. Pada tahun 2006 produksi padi mencapai ton dan terus meningkat hingga tahun 2009 mencapai ton. Pada tahun 2010 produksi padi Kabupaten Ngawi turun menjadi ton. Penurunan tersebut tidak disebabkan menurunnya luas panen, namun karena penurunan produktifitas (lihat Tabel 9.). Tabel 9. Produksi Padi (Ton) Kabupaten Ngawi Tahun Sumber : PDRB Kabupaten Ngawi 2010 Nilai PDRB atas dasar lapangan usaha sektor pertanian (lihat Tabel 10), PDRB subsektor tanaman bahan makanan merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB Sektor pertanian. Nilai PDRB dengan dan tanpa MIGAS selalu sama per tahunnya, hal tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Ngawi tidak menghasilkan migas sama sekali. 27

33 Tabel 10. PDRB Kabupaten Ngawi ADHK 2000 Menurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah) Lapangan Usaha PERTANIAN 845, , , , , , , , ,039, ,092, Tan.Bahan 670, , , , , , , , , , Makanan Tanaman 21, , , , , , , , , , Perkebunan Peternakan 74, , , , , , , , , , & hasilnya Kehutanan 56, , , , , , , , , , Perikanan 11, , , , , , , , , , PDRB DG 2,036, ,076, ,122, ,187, ,282, ,385, ,510, ,639, ,785, ,942, MIGAS PDRB TanmigasMIGAS 2,036, ,076, ,122, ,187, ,282, ,385, ,510, ,639, ,785, ,942, Sumber : PDRB Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun

34 BAB V. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PELUANG, POTENSI JALUR STRATEGIS KARANGJATI-MANTINGAN 5.1 Identifikasi Peluang dan Potensi Jalur Strategis Karangjati-Mantingan Identifikasi peluang dan potensi Jalur Strategis Karangjati- Mantingan secara garis besar dibagi dua komponen, yaitu komponen Sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Identifikasi sumberdaya manusia sebagaimana dalam Tabel 7 halaman 21, telah teridentifikasi sebanyak orang yang perlu diberdayakan peluang dan potensinya. Gambar 3. Kondisi Jalur Strategis Karangjati Mantingan Kabupaten Ngawi Tahun

35 Adapun kondisi jalur strategis Karangjati-Mantingan, yang merupakan jalan propinsi, melintas dari posisi paling timur sampai menuju wilayah paling barat Kabupaten Ngawi, kondisi tersebut dapat dilihat dalam Gambar 3. Sedangkan indentifikasikomponen sumberdaya alamnya tiada lain merupakan luasan kecamatan-kecamatan yang dilewati jalur strategis Karangjati-Mantingan, yaitu sebagaimana yang telah diuraikan dalam Tabel 4, halaman 16. Luasan lahan keseluruhan sebagai sumberdaya lahan sebesar 471,57 Km2, untuk pertanian sebesar 183,91 Km2 atau Ha, Luas sempadan di kanan-kiri jalur strategis sebesar 560 Km2, yang perlu diberdayakan peluang dan potensinya. Baik komponen sumberdaya manusia sebanyak orang maupun lahan seluas 471,57 Km2 sebagai sumberdaya alam, keduanya masih sangat memungkinkan untuk diberdayakan peluang dan potensinya. 5.2 Analisis Peluang dan Potensi Jalur Strategis Karangjati-Mantingan a. Peluang dan Potensi Sumberdaya Manusia dan Alam Untuk menjawab secara realibel peluang dan potensi, baik komponen sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam, perlu melalui analisis SWOT, yang berupa analisis strategi faktor internal (IFAS) berupa kekuatan dan kelemahan, serta analisis strategi faktor eksternal (EFAS), berupa peluang dan ancaman. Analisis Strategi Faktor Internal (IFAS) Dari serangkaian data dan informasi yang telah dikumpulkan dinilai apakah faktor-faktor tersebut merupakan kekuatan atau 30

36 kelemahan bagi keragaman komponen sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam di jalur strategis Karangjati-mantingan, Kabupaten Ngawi. Adapun analisis strategi faktor internal komponen sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam di jalur strategis Karangjatimantingan, Kabupaten Ngawi, disajikan dalam Tabel 11, berikut : Tabel 11. Matriks Analisis Strategi Faktor Internal Komponen Sumberdaya Manusia dan Alam di Jalur Strategis Karangjati-Mantingan Faktor faktor Strategi Internal Bobot Rating KEKUATAN (Strengths) : Bobot x Rating (skor) Komentar 1. Letak dan Posisi yang Strategis 2. Besarnya Jumlah Sumberdaya Manusia 3. Luasnya Sumberdaya Lahan/ Alam 4. Sarana transportasi & Komunikasi yang cukup memadai 5. Besarnya Potensi Usaha non pariwisata 6. Besarnya Potensi Usaha Pariwisata 0,15 4 0,60 Diberdayakan Peluang &Potensinya 0,09 3 0,27 Diberdayakan Peluang &Potensinya 0,13 3 0,39 Diberdayakan Peluang &Potensinya 0,09 3 0,27 Lebih ditingkatkan lagi sarananya 0,13 4 0,52 Terwujudnya Pemberdayaan usaha non pariwisata 0,11 3 0,33 Terwujudnya Pemberdayaan usaha pariwisata 7. Dukungan Masyarakat Sekitar 0,07 3 0,21 Terwujudnya motivasi semangat kerja masyarakat Jumlah 0,73 2,59 31

37 Tabel 11. Matriks Analisis Strategi Faktor Internal Komponen Sumberdaya Manusia & Alam di Jalur Strategis Karangjati-Mantingan (lanjutan) Faktor faktor Strategi Internal Bobot Rating KELEMAHAN (Weaknesses) : 1. Kondisi saat ini belum ada perencanaan keterpaduan usaha bisnis & pariwisata Bobot x Rating (skor) Komentar 0,04 3 0,12 Terwujudnya pola rencana terpadu : bisnis & pariwisata 2. Belum ada koordinasi usaha keterpaduan antara instansi terkait, stakeholder/investor 3. Belum ada pemberdayaan/ penggalian peluang & potensi usaha bisnis dan pariwisata 4. Kualitas SDM masyarakat sekitar yang masih rendah 5. Belum ada lembaga penjaminan resiko usaha secara formal 6. Kondisi jalan yang masih rawan kecelakaan 7. Kondisi lampu penerangan dan rambu-rambu/marka jalan kurang memadai 0,05 4 0,20 Terwujudnya koordinasi terpadu : instansi & investor 0,05 3 0,15 Terwujudnya pemberdayaan : usaha bisnis & pariwisata 0,02 3 0,06 Perlu penyuluhan kinerja SDM masyarakat sekitar 0,03 3 0,09 Perlu adanya lembaga penjamin realisasi resiko usaha 0,04 3 0,15 Perlu renovasi kelayakan jalan 0,03 2 0,06 Perlu penataan lampu dan marka jalan Jumlah 0,27 0,83 Total 1,0 3,42 Analisis Strategi Faktor Eksternal (EFAS) Dari serangkaian data dan informasi yang telah dikumpulkan dinilai apakah faktor-faktor tersebut merupakan peluang atau Ancaman bagi keragaman komponen sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam di jalur strategis Karangjati-mantingan, Kabupaten Ngawi. 32

38 Adapun analisis strategi faktor eksternal komponen sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam di jalur strategis Karangjatimantingan, Kabupaten Ngawi, disajikan dalam Tabel 12, berikut : Tabel 12. Matriks Analisis Strategi Faktor Eksternal Komponen Sumberdaya Manusia & Alam di Jalur Strategis Karangjati-Mantingan Faktor faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating (skor) Komentar PELUANG (Opportunities) : 1. Besarnya Peluang Usaha/ Bisnis secara umum 2. Potensi Pemasaran usaha, terbuka luas 3. Besarnya peluang usaha pariwisata 4. Besarnya peluang usaha hotel dan restoran 5. Besarnya peluang usaha wisata alam 6. Besarnya peluang usaha wisata budaya dan religi 7. Dukungan kebijakan usaha Pemerintah Kabupaten Ngawi dan Bappeda 0,11 3 0,33 Terwujudnya usaha secara umum 0,11 3 0,33 Terwujudnya pemamasaran usaha 0,11 3 0,33 Terwujudnya usaha pariwisata 0,11 3 0,33 Terwujudnya usaha hotel & restoran 0,09 2 0,18 Terwujudnya usaha wisata alam 0,09 3 0,27 Terwujudnya usaha budaya & religi 0,11 3 0,33 Perlu terus dilakukan dukungan kebijakan usaha Jumlah 0,73 2,08 33

39 Tabel 12. Matriks Analisis Strategi Faktor Eksternal Komponen Sumberdaya Manusia & Alam di Jalur Strategis Karangjati-Mantingan (lanjutan) Faktor faktor Strategi Eksternal Bobot Rating ANCAMAN (Threats) : Bobot x Rating (skor) Komentar 1. Pengaruh adat-istiadat negatif dari luar 2. Pengaruh budaya negatif dari luar 3. Terjadinya kondisi usaha yang merusak lingkungan hidup 4. Peningkatan polusi suara & udara 5. Beralihnya fungsi lahan pertanian untuk usaha non pertanian 6. Adanya migrasi penduduk, yang memadati sekitar jalur strategis 7. Peningkatan kecelakaan lalu lintas 0,04 4 0,16 Pengendalian pengaruh adat-istiadat negatif 0,04 4 0,16 Pengendalian pengaruh budaya negatif 0,05 4 0,20 Penataan kondisi usaha & lingkungan hidup yg. seimbang 0,03 3 0,06 Pengendalian kepadatan lalu lintas 0,05 4 0,20 Penataan kondisi u- sahatani & non pertanian yg.seimbang 0,03 4 0,12 Perlu penataan pemukiman penduduk 0,04 3 0,12 Pengendalian kecelakaan lalu lintas Jumlah 0,27 1,02 Total 1,0 3,10 Penjelasan Masing Masing Faktor : Faktor Kekuatan 1) Letak dan Posisi yang Strategis; Jalur strategis Karangjati-Mantingan merupakan jalan propinsi sebagai jalur utama yang menghubungkan antara wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, oleh karena itu sangat perlu 34

40 diberdayakan peluang dan potensinya, terutama untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar jalur tersebut, maupun pendapatan asli daerah Kabupaten Ngawi. 2) Besarnya sumberdaya manusia dan luasnya sumberdaya lahan/alam; jelas keduanya sangat perlu pemberdayaan peluang maupun potensinya, yang pada akhirnya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar jalur tersebut, maupun pendapatan asli daerah Kabupaten Ngawi. 3) Sarana transportasi & komunikasi yang cukup memadai; untuk mempertahankan peluang dan potensi usaha di jalur strategis perlu adanya peningkatan perbaikan sarana transportasi dan komunikasinya, agar dapat dijamin kelancaran, keamanan dan kesinambungan usaha di jalur tersebut. 4) Besarnya potensi usaha non pariwisata maupun usaha pariwisata; besarnya potensi tersebut terkandung arti berpeluang besar dalam mewujudkan usaha secara nyata, baik yang non pariwisata maupun usaha pariwisatanya. 5) Dukungan masyarakat sekitar; Dukungan tersebut sebagai wujud motivasi semangat kerja mereka, oleh karena itu perlu ditindaklanjuti pemberdayaan kinerja masyarakat tersebut, senyampang searah dengan percepatan pemberdayaan peluang dan potensi jalur strategis Karangjati-mantingan. Faktor Kelemahan 1) Belum ada perencanaan keterpaduan usaha bisnis dan pariwisata; agar pemberdayaan jalur strategis terpola dan tertata, perlu diwujudkan dalam perencanaan terpadu antara usaha bisnis dan usaha pariwisatanya. 35

41 2) Belum ada koordinasi usaha keterpaduan antar instansi terkait dengan stakeholder/investor; agar pemberdayaan jalur strategis terpola, tertata dan terpadu, sangat perlu diwujudkan dalam koordinasi antar instansi terkait dengan seperti Pemerintah/Bappeda Kabupaten Ngawi, Dinas Pariwisata, Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi dan Industri, dengan stakeholder/investor, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan implementasi keterpaduan usaha di lapang. 3) Belum ada pemberdayaan penggalian peluang dan potensi usaha bisnis dan pariwisata; perlu pemberdayaan peluang dan potensi sampai terwujudnya usaha bisnis dan pariwisata di jalur strategis Karangjati- Mantingan. 4) Kualitas SDM masyarakat sekitar yang masih rendah; perlu adanya penyuluhan kinerja SDM masyarakat sekitar jalur strategis Karangjati- Mantingan, dengan harapan sumberdaya manusianya siap masuk kegiatan pengembangan dunia usaha yang semakin bersaing dan kompetitif. 5) Belum ada lembaga penjaminan resiko usaha secara formal; perlu adanya lembaga asuransi sebagai penjaminan usaha secara formal, sehingga setiap kerugian akibat kegagalan usaha di jalur strategis Karangjati- Mantingan dapat ditanggulangi dengan baik. 6) Kondisi jalan yang masih rawan kecelakaan; perlu adanya perbaikan dan renovasi kelayakan jalan di jalur strategis, agar tranportasi menjadi lancar, aman dan nyaman. 36

42 7) Kondisi lampu penerangan dan rambu-rambu/marka jalan kurang memadai; perlu penataan lampu dan marka jalan, sehingga diharapkan bentang jalan di jalur strategis cukup terang kalau malam hari, dan penataan marka jalan, demi ketertiban para pengguna jalan di jalur strategis Karangjati-Mantingan. Faktor Peluang 1) Besarnya peluang usaha/bisnis secara umum; perlu diwujudkan usaha/bisnis secara umum, agar tercapai pemberdayaan peluang dan potensi bisnis di jalur strategis Karangjati-Mantingan. 2) Potensi pemasaran usaha, terbuka luas; perlu diwujudkan pemasaran secara luas, sehingga setiap usaha yang dilakukan di jalur strategis Karangjati-Mantingan sangat laku/lancar pemasarannya. 3) Besarnya peluang usaha pariwisata; perlu perwujudan usaha pariwisata secara nyata di jalur strategis Karangjati-Mantingan, agar pemberdayaan peluang dan potensi usaha dapat tercapai. 4) Besarnya peluang usaha hotel dan restoran; perlu perwujudan usaha hotel dan restoran secara nyata di jalur strategis Karangjati-Mantingan, agar pemberdayaan peluang dan potensi usaha khususnya usaha hotel dan restoran dapat tercapai. 5) Besarnya peluang usaha wisata alam; perlu perwujudan usaha wisata alam secara nyata di jalur strategis Karangjati-Mantingan, agar pemberdayaan peluang dan potensi usaha khususnya usaha wisata alam dapat tercapai. 37

43 6) Besarnya peluang usaha wisata budaya dan religi; perlu perwujudan usaha wisata budaya dan religi secara nyata di jalur strategis Karangjati- Mantingan, agar pemberdayaan peluang dan potensi usaha khususnya usaha wisata budaya dan religi dapat tercapai. 7) Dukungan kebijakan usaha Pemerintah Kabupaten Ngawi dan Bappeda; melalui dukungan kebijakan usaha dan implementasi program kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Ngawi dan Bappeda akan memacu peningkatan pemberdayaan peluang dan potensi usaha di jalur strategis Karangjati-Mantingan. Faktor Ancaman 1) Pengaruh adat-istiadat negatif dari luar; perlu adanya antisipasi yang berupa pengendalian terhadap pengaruh adat-istiadat negatif dari luar, sehingga ancaman pengaruh tersebut bisa terkendali dengan baik. 2) Pengaruh budaya negatif dari luar; perlu adanya antisipasi yang berupa pengendalian terhadap pengaruh budaya negatif dari luar, sehingga ancaman pengaruh negatif budaya tersebut bisa terkendali dengan baik. 3) Terjadinya kondisi usaha yang merusak lingkungan hidup; perlu adanya keseimbangan penataan antara kondisi usaha dengan lingkungan hidup, satu sisi pemberdayaan usaha disisi lain jangan sampai pemberdayaan tersebut berdampak kerusakan terhadap lingkungan hidup. 4) Peningkatan polusi suara dan udara; agar tidak terjadi polusi suara maupun polusi udara di jalur strategis Karangjati-Mantingan, perlu adanya 38

44 pengendalian/pengaturan kepadatan lalu lintas, sehingga bisa menekan terjadinya polusi suara maupun polusi udara di jalur tersebut. 5) Beralihnya fungsi lahan pertanian untuk usaha non pertanian; akibat kebutuhan lahan untuk usaha pariwisata maupun usaha industri, akan berdampak semakin banyak lahan subur berubah fungsinya, bahkan akan berdampak mencemari lingkungan, sehingga hal tersebut perlu diantisipasi dan dikendalikan. 6) Adanya migrasi penduduk; terjadi migrasi/perpindahan penduduk secara reguler dan terus-menerus memadati kanan-kiri jalur strategis Karangjati- Mantingan, adanya fenomena urbanisasi yang mengimplikasikan banyaknya penduduk desa berbondong-bondong ke kanan-kiri jalur strategis tersebut perlu adanya penataan pemukiman penduduk, sehingga tidak merusak penghijauan maupun lingkungan hidup. 7) Peningkatan kecelakaan lalu-lintas; perlu adanya pengendalian dan pengaturan lalu lintas di jalur strategis Karangjati-Mantingan, sehingga tujuan pemberdayaan peluang dan potensi usaha di jalur tersebut disamping dapat berjalan lancar, dengan pengendalian/menekan kecelakaan lalu lintas. 39

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH ( RKPD ) TAHUN 2016

BUPATI NGAWI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH ( RKPD ) TAHUN 2016 Menimbang BUPATI NGAWI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH ( RKPD ) TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR : 6 Tahun 203 TANGGAL : Desember 203 PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 204

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kabupaten Ngawi secara administratif kewilayahan terbagi ke dalam 19 kecamatan, terdiri dari 213 Desa dan 4 kelurahan. Jumlah penduduk pada tahun 2008 adalah 889.224

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

C. KLUSTER DESA PERKOTAAN

C. KLUSTER DESA PERKOTAAN C. KLUSTER DESA PERKOTAAN 1. Gambaran Umum Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi disebutkan, bahwa Ibukota Ibukota Kecamatan akan dijadikan sebagai pusat Layanan / Fungsi Perkotaan. Data Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan prioritas merupakan uraian rinci yang menjelaskan nama program, nama kegiatan, indikator keluaran (output) kegiatan

Lebih terperinci

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang 33 BAB III OBYEK LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 3.1.1 Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 derajat 49 sampai 107 derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Gunungkidul adalah daerah yang termasuk dalam wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran umum Kabupaten Madiun a. Kondisi Geografis Kabupaten Madiun adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukota dari Kabupaten Madiun adalah Kecamatan

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 10 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang di dapat dari alam dan merupakan barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kuningan 4.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kuningan terletak di ujung Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu daerah disertai pertambahan penduduk dengan pergerakan yang tinggi mempengaruhi peningkatan mobilitas antar Propinsi, Kabupaten, Kecamatan,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN digilib.uns.ac.id 66 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Grobogan terletak pada posisi 68 ºLU dan & 7 ºLS dengan ketinggian rata-rata 41 meter dpl dan terletak antara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman, IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Naskah Akademis untuk kegiatan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan dapat terselesaikan dengan baik

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pertambahan penduduk Indonesia setiap tahunnya berimplikasi pada semakin meningkatkan kebutuhan pangan sebagai kebutuhan pokok manusia. Ketiadaan pangan dapat disebabkan oleh

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI 1.1. LATAR BELAKANG Pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah dilatarbelakangi oleh berbagai aspek kehidupan seperti perkembangan penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dinamika kegiatan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

GEOGRAFIS GEOGRAPHICAL

GEOGRAFIS GEOGRAPHICAL 1 GEOGRAFIS GEOGRAPHICAL Gambar/Figure 1.1 Peta Kabupaten Ngawi Menurut Kepadatan Penduduk Map of Ngawi Regency by Population Density Keterangan Kepadatan Penduduk: < 600 Jiwa/Km 2 600 900 Jiwa/Km 2 >

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah akan menyebabkan semakin

Lebih terperinci

PENDUDUK POPULATION 4

PENDUDUK POPULATION 4 4 PENDUDUK POPULATION Gambar/Figure 4.1 Penduduk Akhir Tahun Menurut Jenis Kelamin End Year Population by Sex (000 jiwa) 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sine Ngrambe Jogorogo Kendal Geneng Gerih Kwadungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Karakteristik Wilayah Studi 1. Letak Geografis Kecamatan Playen terletak pada posisi astronomi antara 7 o.53.00-8 o.00.00 Lintang Selatan dan 110 o.26.30-110 o.35.30 Bujur

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Letak dan kondisi Geografis a. Batas Administrasi Daerah Secara geografis Kabupaten Magetan terletak pada 7 o 38` 30 LS dan 111

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Ngawi menggunakan prinsip. kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Ngawi menggunakan prinsip. kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Pemerintah menggunakan prinsip otonomi yang seluas luasnya dalam arti Daerah memiliki kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan Pemerintahan yang menjadi tanggung jawabnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia sektor pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian. Banyaknya tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI. Laporan Akhir

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI. Laporan Akhir Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya laporan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Pati merupakan salah satu bagian dari 35 Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Pati merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Percepatan pembangunan, IFAS, EFAS, SWOT

Kata Kunci : Percepatan pembangunan, IFAS, EFAS, SWOT Analisis Swot Percepatan Pembagunan Kota Kediri Suhardi 1, Sigit Wisnu S.B. 2, Linawati 3 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri Suhardi.19@gmail.com, sigitwisnu@unpkediri.ac.id,linawati@unpkediri.ac.id

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan basis perekonomiannya berasal dari sektor pertanian. Hal ini disadari karena perkembangan pertanian merupakan prasyarat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain 56 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan,

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik 47 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Kabupaten Pringsewu 1. Sejarah Singkat Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Lampung yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan papan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi setiap individu manusia pasti

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan adalah salah satu daerah tingkat dua di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Letak geografi

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang Barat berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang Balai Pelaksana Teknis Bina Marga atau disingkat menjadi BPT Bina Marga Wilayah Magelang adalah bagian dari Dinas

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 3.1. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta Sleman Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan dengan jumlah penduduk 3.264.942 jiwa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci