PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA. (Prosocial Behavior Among Student) Eva Nuari Lensus. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA. (Prosocial Behavior Among Student) Eva Nuari Lensus. Abstrak"

Transkripsi

1 PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA (Prosocial Behavior Among Student) Eva Nuari Lensus Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris perilaku prososial pada mahasiswa. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Psikologi Pendidikan & Bimbingan IKIP PGRI Semarang memiliki perilaku prososial yang tinggi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 292 mahasiswa Fakultas Psikologi Pendidikan & Bimbingan IKIP PGRI Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik incidental sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan Skala Perilaku Prososial. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu menghitung mean (rata-rata) dan prosentase dari perilaku prososial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perilaku prososial pada kategori sedang dengan Mean Empirik 50,69 yang berarti bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi Pendidikan & Bimbingan IKIP PGRI Semarang cukup dapat menunjukkan kesediaan untuk memberikan bantuan kepada orang lain. Kata Kunci : perilaku prososial pada mahasiswa Abstract This study aimed to empirically examine prosocial behavior in students. Subjects in this study were 292 students Faculty of Psychology of Education & Guidance Teachers' Training College IKIP PGRI Semarang. The hypothesis of this study is prosocial behavior of the sample student of the Faculty of Psychology of Education & Guidance Teachers' Training College IKIP PGRI Semarang is high. This study used an incidental sampling technique. This research data was collected using Prosocial behavior Scale. Data analysis used descriptive analysis techniques, which calculate the mean and percentage of prosocial behavior. The results showed that prosocial behavior was in average level with ME 50,69 which means that the students of the Faculty of Psychology of Education & Guidance Teachers' Training College PGRI Semarang enough to demonstrate a willingness to provide help another persons. Key words: prosocial behavior in student 251

2 Pendahuluan Perilaku prososial tidak akan lepas dari kehidupan manusia dalam interaksinya di masyarakat. Proses interaksi manusia ini tidak lepas dari perbuatan tolong-menolong, begitu juga seorang mahasiswa di lingkungan kampus. Pada kehidupan sehari-hari, seseorang yang dikatakan mandiri dan pintar, pada suatu saat pasti akan membutuhkan pertolongan atau bantuan dari orang lain. Oleh karena itu, salah satu bentuk dorongan untuk berinteraksi dengan individu lain adalah perilaku saling tolong-menolong, berbagi dan peduli. Staub (dalam Desmita, 2012: 237) menyatakan bahwa perilaku prososial sebagai tindakan sukarela dengan mengambil tanggung jawab menyejahterakan orang lain. Tindakan sukarela tersebut penting karena secara langsung memengaruhi individu dan kelompok sosial secara keseluruhan, dalam situasi interaksi akan menghilangkan kecurigaan, menghasilkan perdamaian, dan meningkatkan toleransi hidup terhadap sesama, meskipun tidak membawa keuntungan bagi diri individu si pemberi pertolongan. Berdasarkan contoh kasus baru-baru ini pada artikel yang dimuat oleh Lusia di Kompas pada hari Rabu, 29 Februari 2012 menyatakan bahwa remaja saat ini lebih berkarakter egois dengan lingkungan sekitar karena telah mengikuti perkembangan jaman yang canggih, yaitu ponsel dan media sosial yang lain. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap para mahasiswa dan mahasiswi pengguna ponsel itu, sikap kurang peduli terhadap lingkungan sosial terlihat ketika para partisipan diminta untuk membantu menyelesaikan soal. Kebanyakan merasa enggan membantu meski tahu jawabannya. Selain itu, terdapat kasus yang dialami oleh bangsa kita sendiri yang diungkapkan dalam artikel Galih Irawan, 30 April 2012 menyatakan bahwa karakter mahasiswa cenderung egois, mahasiswa lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Seringkali seorang mahasiswa menganggap teman yang lain sebagai pesaing yang harus dikalahkan. Dikalahkan dalam hal ini ialah ilmu, dan yang sering dilakukan yaitu mahasiswa enggan berbagi ilmu dengan mahasiswa lain. Akibatnya yang timbul adalah persaingan yang tidak sehat (Galih, 2012). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Semarang, diketahui bahwa mahasiswa menyadari sebagai makhluk sosial yang membutuhkan pertolongan dan kehadiran orang lain. Namun, mahasiswa mengaku lebih sering berkumpul dengan sahabat masingmasing dan berteman sesuai dengan daerah asal. Selain itu, mahasiswa mengaku sulit untuk memberikan bantuan secara langsung pada mahasiswa yang lain karena berbagai alasan. Alasannya yaitu merasa tidak mengenal baik, atau 252

3 bukan sahabat sendiri, serta mahasiswa yang memang sedang sibuk dan merasa tidak ada timbal balik. Mahasiswa mengaku lebih berhati-hati dalam bertindak, apalagi bagi mahasiswa pendatang karena tidak ingin hanya dimanfaatkan. Mahasiswa juga lebih senang bekerja sendiri dan tidak berkenan bermurah hati dalam hal materi. Dalam mempertahankan kelangsungan hidup di lingkungan kampus, mahasiswa harus bekerjasama dan berinteraksi dengan baik terhadap individu lain serta lingkungannya. Dalam psikologi, perilaku manusia adalah obyek kajiannya. Perilaku yang sering terlihat di sekitar lingkungan masyarakat adalah perilaku prososial. Manusia sebagai makhluk sosial, seharusnya bukan hanya mengedepankan ego akan tetapi juga memperhatikan kebutuhan dan kepentingan orang lain. Dalam kehidupan seharihari, manusia tidak bisa lepas dari tolong menolong. Setinggi apapun kemandirian seseorang, pada saat-saat tertentu dia akan membutuhkan orang lain. Selain itu, perilaku prososial juga diartikan sebagai perilaku yang memberi konsekuensi positif pada orang lain (Faturochman, 2006:73-74). Perilaku prososial sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, karena dalam mekanisme kehidupan bersama, prososial berperan menyeimbangkan kehidupan bersama (Nashori, 2008: 38-39). Setiap mahasiswa yang melanjutkan studi di universitas bukan hanya memiliki masalah yang berbeda, tetapi juga memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda pula. Kesediaan untuk menunjukkan perilaku prososial dapat menjadikan hubungan yang terjalin antara mahasiswa dengan lingkungan menjadi terjaga. Menurut Rushton (dalam Sears, Fredman, dan Peplau, 1985: 47) perilaku prososial adalah perilaku yang berkisar dari tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri sendiri atau tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya di motivasi oleh kepentingan diri sendiri. Perilaku prososial mencakup kategori yang lebih luas meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si penolong. Perilaku prososial lebih dimaksudkan untuk membantu orang lain, agar individu yang mendapat pertolongan menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya. Mahasiswa sebagai insan intelek diharapkan dapat menunjukkan perilaku prososial ketika ada orang lain yang membutuhkan pertolongan. Menurut Sears, dkk (1985: 61-69) terdapat beberapa faktor yang memengaruhi perilaku prososial, salah satunya adalah suasana hati (mood). Ada sejumlah bukti bahwa orang lebih terdorong untuk memberikan bantuan bila mereka berada dalam suasana hati yang baik. Suasana hati yang baik mendorong individu dalam memberikan bantuan kepada orang lain dikarenakan adanya perasaan bahagia, gembira, ataupun senang yang ada dalam diri individu, sehingga dengan 253

4 mudahnya individu akan memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan. Kenyataannya, mahasiswa masih saja menunjukkan kurangnya perilaku prososial yang ditunjukkan dengan kurangnya kepedulian terhadap kesulitan yang dialami oleh orang lain di lingkungan. Berdasarkan pada perumusan masalah yang telah di jelaskan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan antara suasana hati dengan perilaku prososial pada mahasiswa? Perilaku Prososial Menurut Mahmudah (2010: 86) perilaku prososial mencakup kategori yang lebih luas lagi. Perilaku prososial adalah perilaku yang mencakup segala bentuk tindakan yang dilakukan atau memperdulikan motif-motif si penolong. Menurut pendapat Baron & Byrne (2005: 92) tingkah laku prososial adalah segala tindakan apapun yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan bahkan mungkin mengandung derajat risiko tertentu bagi yang menolong. Kartono dan Gulo (2003: 380) menyatakan bahwa perilaku prososial adalah suatu perilaku sosial yang menguntungkan, dimana didalamnya terdapat unsur-unsur kebersamaan, kerjasama, kooperatif, dan altruisme. Menurut Dayakisni dan Hudaniah (2001: 87) perilaku prososial adalah segala bentuk perilaku yang memberikan konsekwensi positif bagi si penerima, baik dalam bentuk materi, fisik ataupun psikologis tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pemiliknya. Menurut Nashori (2008: 38) perilaku prososial meliputi semua bentuk tindakan yag dilakukan atau memperdulikan motif-motif si penolong. Pandangan tentang perilaku prososial juga diungkapkan oleh Faturochman (2006: 74) yakni sebagai perilaku yang memiliki konsekuensi positif pada orang lain, bentuk yang paling jelas ialah perilaku menolong. Lebih lanjut Desmita (2012: 237) mendefinisikan perilaku prososial sebagai tingkah laku sosial yang positif yang menguntungkan atau membuat kondisi fisik atau psikis orang lain lebih baik, yang dilakukan atas dasar sukarela tanpa mengharapkan rewards eksternal. Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa perilaku prososial adalah perilaku yang mencakup segala bentuk tindakan yang dilakukan atau memperdulikan motif-motif si penolong demi menjalin hubungan dan kepedulian terhadap lingkungan di sekitar. Menurut Kartono dan Gulo (2003: 380), perilaku prososial adalah suatu perilaku sosial atau perilaku menolong yang menguntungkan, dimana 254

5 di dalamnya terdapat beberapa aspek-aspek, antara lain: a. Kebersamaan b. Kerjasama c. Kooperatif d. Altruisme Steinberg, dkk (2011: 304) menyatakan bahwa aspek dari perilaku prososial, antara lain: a. Berbagi b. Bekerja sama c. Menolong d. Menghibur Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa aspek yang terdapat pada perilaku perilaku prososial antara lain, menolong, berbagi, kerjasama, berderma (menyumbang), peduli, dan kejujuran. Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik incidental sampling. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Perilaku Prososial. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu menghitung mean (rata-rata) dan prosentase dari perilaku prososial pada mahasiswa. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel perilaku prososial diperoleh Mean Empirik sebesar 50,69, Mean Hipotetiknya sebesar 43,5 dan Standar Deviasi Hipotetiknya sebesar 14,5. Mean Empirik variabel perilaku prososial pada area (-) 1SD hingga (+) 1SD. Hal ini mengindikasikan bahwa perilaku prososial pada kategori sedang, bahwa mahasiswa cukup dapat menunjukkan kesediaan untuk memberikan bantuan kepada orang lain yang sedang membutuhkan bantuan. Bartal (dalam Desmita, 2012: ) menyatakan bahwa perilaku prososial dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah suasana hati. Suasana hati yang baik mendorong individu dalam memberikan bantuan kepada orang lain. Menurut Mahmudah (2010: 86) perilaku prososial mencakup kategori yang lebih luas lagi. Perilaku prososial adalah perilaku yang mencakup segala bentuk tindakan yang dilakukan atau memperdulikan motif-motif si penolong. Perilaku prososial mencakup kategori yang lebih luas meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si penolong. Perilaku prososial lebih dimaksudkan untuk membantu orang lain, agar individu yang mendapat pertolongan menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya. Mahasiswa sebagai insan intelek diharapkan dapat menunjukkan perilaku prososial ketika ada orang lain yang membutuhkan pertolongan. 255

6 Kartono dan Gulo (2003: 380) menyatakan bahwa perilaku prososial adalah suatu perilaku sosial yang menguntungkan, dimana didalamnya terdapat unsur-unsur kebersamaan, kerjasama, kooperatif, dan altruisme. Perilaku prososial pada mahasiswa akan dapat menjadikan mahasiswa bersedia memberikan bantuan ketika ada orang lain yang membutuhkan tanpa harus mengharapkan umpan balik dari orang yang ditolongnya. Eisenberg & Mussen, 1989 (dalam Dayaksini dan Hudaniah, 2001: 87) menyatakan bahwa perilaku prososial tercermin dari aspek-aspek menolong, berbagi, kerjasama, berderma (menyumbang), peduli, dan kejujuran. Perilaku prososial tidak hanya terlihat dari kesediaan memberikan bantuan langsung kepada orang yang membutuhkan, melainkan juga dapat berupa bekerjasama dengan mahasiswa yang lain serta kesediaan untuk saling berbagi mengenai perasaan yang sedang dirasakan oleh orang lain. Individu akan bersedia mendengarkan setiap keluh kesah yang dirasakan oleh orang lain sebagai bentuk perilaku prososialnya. Perilaku prososial yang ditunjukkan individu juga dapat berupa kejujuran yang ditunjukkan kepada orang lain yang meminta pendapat mengenai dirinya. Kejujuran yang ditunjukkan ketika ada orang lain yang meminta pendapat mengenai dirinya akan dapat membantu dalam proses evaluasi yang dilakukan orang tersebut. Masing-masing aspek dalam perilaku prososial apabila dapat ditunjukkan oleh individu dalam suatu interaksi sosial akan dapat menunjang proses sosialisasi yang dilakukan, sehingga tercapai keharmonisan dalam hubungan sosial yang dilakukan individu. Kesediaan memberikan bantuan tanpa mengharapkan imbalan tersebut dapat semakin memperkuat hubungan sosial yang ditunjukkan individu terhadap orang lain dalam lingkungan sosial. Simpulan Simpulan dari hasil penelitian ini adalah perilaku prososial mahasiswa pada kategori sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa cukup dapat menunjukkan kesediaan untuk memberikan bantuan langsung kepada orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan. Mahasiswa juga mampu mengesampingkan perbedaan yang ada dan tergerak untuk memberikan bantuan secara langsung tanpa melihat latar belakang ataupun imbalan. Daftar Pustaka Baron and Byrne Psikologi Sosial 1. Alih Bahasa: Ratna Djuwita. Jakarta: Erlangga. Dayakisni, T., dan Hudaniah Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. Desmita Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Faturochman Pengantar psikologi Sosial. Yogyakarta: Pinus. 256

7 Galih, Irawan Karakter Sang Pemegang Tongkat Estafet Bangsa. Blog.djarumbeasiswaplus.org. diakses pada tanggal 9 Mei Kartono, K. & Gulo Kamus Psikologi. Bandung: PT Eresco. Mahmudah, Siti Psikologi Sosial Sebuah Pengantar. Malang: UIN-Maliki Press. Nashori, Fuad Psikologi Sosial Islami. Bandung: PT. Refika Aditama. Sears, D.O, Fredman, J. L., dan Peplau, L.A Psikologi Sosial. Edisi Kelima. Jilid 1. Alih Bahasa: Michael Adryanto. Jakarta: Erlangga. Steinberg, L., Bornstein, M. H., Vandell, D. L., dan Rook, K. S Life Span Development. USA: Wadsworth Cengange Learning. IMC&pg=PA305&dq=type+of+prosocial+beha viors+are+helping,+sharing,+generosity,+donati ng&hl=id&sa=x&ei=mqgxulbno8uirae474 H4BQ&ved=0CDwQ6AEwBTgU#v=onepage& q=type%20of%20prosocial%20behaviors%20ar e%20helping%2c%20sharing%2c%20generosi ty%2c%20donating&f=false. Diakses pada tanggal 28 Mei

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA PETUGAS SECURITY. Oleh: SUPARJO ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA PETUGAS SECURITY. Oleh: SUPARJO ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA PETUGAS SECURITY Oleh: SUPARJO ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan perilaku prososial pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada dimasyarakat dan biasanya dituntut untuk dilakukan (Staub, dalam Baron

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada dimasyarakat dan biasanya dituntut untuk dilakukan (Staub, dalam Baron BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Prososial 1. Definisi Perilaku Prososial Perilaku prososial memiliki arti sebagai sosial positif atau mempunyai konsekuensi positif. Sosial positif ini didasarkan atas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Sebagai makhluk sosial manusia tumbuh bersama-sama dan mengadakan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Sebagai makhluk sosial manusia tumbuh bersama-sama dan mengadakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia disebut juga sebagai makhluk holistik, yaitu bisa berfungsi sebagai makhluk individual, makhluk sosial, dan juga makhluk religi. Manusia sebagai makhluk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 Roy Silitonga, Sri Hartati *) Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diciptakan dengan sempurna dan berbeda dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia dilengkapi dengan akal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan pepatah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Nilai kesetiakawanan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan pepatah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Nilai kesetiakawanan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial, dimana manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Sejak jaman dahulu manusia hidup bergotongroyong, sesuai dengan pepatah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk saling tolong-menolong ketika melihat ada orang lain yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk saling tolong-menolong ketika melihat ada orang lain yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya adalah kemampuan untuk

Lebih terperinci

ALTRUISME DITINJAU DARI EMPATI PADA SISWA SMK. Mochammad Bagus Setiawan Lucia Rini Sugiarti Fakultas Psikologi Universitas Semarang.

ALTRUISME DITINJAU DARI EMPATI PADA SISWA SMK. Mochammad Bagus Setiawan Lucia Rini Sugiarti Fakultas Psikologi Universitas Semarang. ALTRUISME DITINJAU DARI EMPATI PADA SISWA SMK Mochammad Bagus Setiawan Lucia Rini Sugiarti Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA KARANG TARUNA DESA PAKANG NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA KARANG TARUNA DESA PAKANG NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA KARANG TARUNA DESA PAKANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: SATRIA ANDROMEDA F 100 090 041 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program studi

Lebih terperinci

PERILAKU PROSOSIAL PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN

PERILAKU PROSOSIAL PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN p-issn 2355-5343 e-issn 2502-4795 http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar Article Received: 26/05/2016; Accepted: 05/09/2016 Mimbar Sekolah Dasar, Vol 3(2) 2016, 222-230 DOI: 10.17509/mimbar-sd.v3i2.4384

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan mewujudkan potensinya menjadi aktual dan terwujud dalam

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan mewujudkan potensinya menjadi aktual dan terwujud dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu cenderung mengharapkan dirinya berkembang dan menjadi lebih baik. Perkembangan potensi seseorang tidak terwujud begitu saja apabila tidak diupayakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SMK BINA PATRIA 2 SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SMK BINA PATRIA 2 SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SMK BINA PATRIA 2 SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, individu, dan berketuhanan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, individu, dan berketuhanan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, individu, dan berketuhanan. Sebagai makhluk sosial, individu dalam kehidupan sehari-hari melakukan interaksi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang dikaruniai banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang dikaruniai banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang dikaruniai banyak kelebihan dibandingkan makhluk lain. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki tersebut antara lain

Lebih terperinci

PENGARUH KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP PROSOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA PAWYATAN DAHA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP PROSOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA PAWYATAN DAHA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP PROSOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA PAWYATAN DAHA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

TINGKAH LAKU PROSOSIAL

TINGKAH LAKU PROSOSIAL TINGKAH LAKU PROSOSIAL Modul ke: Fakultas Psikologi Dasar tingkah pro-sosial; Tahap-tahap perilaku menolong; Respons terhadap keadaan darurat; Pengaruh internal dan eksternal dalam menolong; Komitmen jangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia dikatakan makhluk sosial yang mempunyai akal pikiran di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia dikatakan makhluk sosial yang mempunyai akal pikiran di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dikatakan makhluk sosial yang mempunyai akal pikiran di mana dapat berkembang dan diperkembangkan (Giri Wiloso dkk, 2012). Sebagai makhluk sosial, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain. Makhluk sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa adanya orang lain di sekitarnya. Seiring berjalannya waktu, kepedulian orang terhadap orang lain maupun

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA MELALUI MODEL ACTIVE LEARNING TIPE REALLY GETTING ACQUAINTED

PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA MELALUI MODEL ACTIVE LEARNING TIPE REALLY GETTING ACQUAINTED Meningkatkan Perilaku Prososial... (Umi Khasanah) 2.535 PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA MELALUI MODEL ACTIVE LEARNING TIPE REALLY GETTING ACQUAINTED IMPROVING THE PROSOCIAL BEHAVIOR OF STUDENTS THROUGH

Lebih terperinci

INTUISI 8 (3) (2016) INTUISI JURNAL ILMIAH PSIKOLOGI.

INTUISI 8 (3) (2016) INTUISI JURNAL ILMIAH PSIKOLOGI. INTUISI 8 (3) (2016) INTUISI JURNAL ILMIAH PSIKOLOGI http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/intuisi PERILAKU PRO-SOSIAL DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT DAN EKSTROVERT (Studi pada Mahasiswa Psikologi

Lebih terperinci

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U VIEWED FROM DIFFERENT LEARNING MOTIVATION OF STUDENTS IN FAMILY ECONOMIC STATUS Meriam Yuliana Undergraduate Program, Faculty of Psychology Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: motivation

Lebih terperinci

PSIKOPEDAGOGIA JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING. Vol. 5 No. 2 DESEMBER 2016 p-issn e-issn

PSIKOPEDAGOGIA JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING. Vol. 5 No. 2 DESEMBER 2016 p-issn e-issn PSIKOPEDAGOGIA JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING Vol. 5 No. 2 DESEMBER 2016 http://dx.doi.org/10.12928/psikopedagogia.v5i2.7108 Peningkatan Pemahaman Perilaku Prososial melalui Layanan Informasi dengan Media

Lebih terperinci

Lucky Nindi Riandika Marfu i

Lucky Nindi Riandika Marfu i INTERNATIONAL CONFERENCE ON SPECIAL EDUCATION IN SOUTHEAST ASIA REGION 7 TH SERIES 2017 ANALISIS ASPEK KONASI BERDASARKAN INDIKATOR PROSOSIAL PADA SISWA CERDAS BERBAKAT DI SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA (The

Lebih terperinci

PERILAKU PROSOSIAL BERDASARKAN JENIS KELAMIN PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 20 PADANG ARTIKEL

PERILAKU PROSOSIAL BERDASARKAN JENIS KELAMIN PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 20 PADANG ARTIKEL PERILAKU PROSOSIAL BERDASARKAN JENIS KELAMIN PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 20 PADANG ARTIKEL Oleh: BUNGA AFASLI NPM: 12060238 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pertolongan yang justru sangat dibutuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pertolongan yang justru sangat dibutuhkan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkah laku menolong sering muncul dalam masyarakat, dimana perilaku ini diberikan guna meringankan penderitaan orang lain, misalnya menolong orang lain yang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 59 DAFTAR PUSTAKA Agustin, P. (2008). Kontribusi Empati Terhadap Perilaku Altruisme Pada Siswa- Siswi SMAN 1 Setu Bekasi. Jurnal Psikologi. Vol. 3, No. 7 April, hal. 45-53. Arikunto, S. (2006). Prosedur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh Kartini Kartono (1981) mengarikan perilaku (behavior) adalah respon

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh Kartini Kartono (1981) mengarikan perilaku (behavior) adalah respon 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Prososial 1. Pengertian Perilaku Prososial Chaplin dalam bukunya Dictionary of Psychology yang diterjemahkan oleh Kartini Kartono (1981) mengarikan perilaku (behavior)

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 5 (3) (2016) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK PSIKODRAMA TERHADAP

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Perososial 2.1.1 Pengertian Perilaku Prososial Perilaku prososial dapat dimengerti sebagai perilaku yang menguntungkan penerima, tetapi tidak memiliki keuntungan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG Inggit Kartika Sari, Siswati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Prososial. bersifat nyata (Sarwono, 2002). Di kehidupan sehari-hari terdapat berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Prososial. bersifat nyata (Sarwono, 2002). Di kehidupan sehari-hari terdapat berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Prososial 1. Pengertian Perilaku Prososial Perilaku sebagai sesuatu yang dilakukan oleh setiap individu dan sesuatu yang bersifat nyata (Sarwono, 2002). Di kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Grand Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Learning

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Grand Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Learning BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Grand Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Learning Theory (Bandura). Perilaku Prososial yang merupakan salah satu bidang kajian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepekaan dan kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. kepekaan dan kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Rendahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan remaja di perkotaan saat ini menunjukkan rendahnya kepekaan dan kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Rendahnya kepedulian remaja tergambar pada

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 2 NGADIROJO TAHUN AJARAN 2014/ 2015

KONTRIBUSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 2 NGADIROJO TAHUN AJARAN 2014/ 2015 KONTRIBUSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 2 NGADIROJO TAHUN AJARAN 2014/ 2015 JURNAL Oleh: RETNO WULANDARI K3110057 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (Studi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren dan yang Tinggal bersama Orang Tua)

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (Studi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren dan yang Tinggal bersama Orang Tua) PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (Studi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren dan yang Tinggal bersama Orang Tua) SKRIPSI Oleh: Delvi Irma Listya Perdani 08810139 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Prososial 2.1.1 Pengertian Perilaku Prososial Menurut Kartono (2003) menyatakan bahwa perilaku prososial adalah suatu perilaku prososial yang menguntungkan dimana terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Prososial. prososial merupakan salah satu bentuk perilaku yang muncul dalam kontak sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Prososial. prososial merupakan salah satu bentuk perilaku yang muncul dalam kontak sosial, 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Prososial 1. Pengertian Perilaku Prososial Brigham (dalam Dayakisni, 2009) menerangkan bahwa perilaku prososial merupakan perilaku untuk menyokong kesejahteraan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertolongan orang lain dalam menjalani kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertolongan orang lain dalam menjalani kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain dalam menjalani kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa lepas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Prososial pada Remaja 1. Pengertian Perilaku Prososial pada Remaja Sears dkk. (1994: 47), berpendapat perilaku prososial adalah tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi

Lebih terperinci

Individualisme ini merupakan paham yang bertitik tolak dari sikap egoisme, mementingkan dirinya sendiri,

Individualisme ini merupakan paham yang bertitik tolak dari sikap egoisme, mementingkan dirinya sendiri, 1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan komunikasi dalam arus global, menuntut individu semakin banyak beraktifitas. Semakin berkembangnya aktifitas pada sekian individu, maka akan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak masih zaman Yunani kuno. Para filsuf klasik berpandangan bahwa bagian

BAB I PENDAHULUAN. sejak masih zaman Yunani kuno. Para filsuf klasik berpandangan bahwa bagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pandangan bahwa manusia sebagai individu merupakan satu kesatuan dari aspek fisik atau jasmani dan psikis atau rohani atau jiwa yang tidak dapat dipisahkan, sesungguhnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP METODE PEMBELAJARAN GURU DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI GISIKDRONO 02 DAN 04 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP METODE PEMBELAJARAN GURU DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI GISIKDRONO 02 DAN 04 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP METODE PEMBELAJARAN GURU DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI GISIKDRONO 02 DAN 04 SEMARANG Noviyani Dwi Wulandari 1, Diana Rusmawati 2 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH KEMATANGAN EMOSI TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL REMAJA PENGGUNA GADGET DI SMP N 2 YOGYAKARTA ARTIKEL E-JOURNAL

PENGARUH KEMATANGAN EMOSI TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL REMAJA PENGGUNA GADGET DI SMP N 2 YOGYAKARTA ARTIKEL E-JOURNAL PENGARUH KEMATANGAN EMOSI TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL REMAJA PENGGUNA GADGET DI SMP N 2 YOGYAKARTA ARTIKEL E-JOURNAL Oleh: Rina Trifiana NIM. 11104241072 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI

Lebih terperinci

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Abstract This study aims to determine whether there is a relationship between the density (density) in a boarding house with student learning

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI ECO (EMPATHY AND COOPERATION) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU PROSOSIAL PADA DIRI SISWA

PENANAMAN NILAI ECO (EMPATHY AND COOPERATION) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU PROSOSIAL PADA DIRI SISWA PENANAMAN NILAI ECO (EMPATHY AND COOPERATION) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU PROSOSIAL PADA DIRI SISWA Rosalia Dewi Nawantara Universitas Nusantara PGRI Kediri rosaliadewi11@gmail.com ABSTRAK Perilaku prososial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia lainnya, untuk itu manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia lainnya, untuk itu manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat lepas dari hubungan dengan manusia lainnya, untuk itu manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain yang di dalamnya

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA SATUAN ACARA PERKULIAHAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA SATUAN ACARA PERKULIAHAN Pertemuan ke : 1 : Mampu memahami pengertian bimbingan konseling sosial Definisi bimbingan konseling sosial /Evaluasi hasil belajar: 1. Menjelaskan konsep dasar bimb. Konseling sosial 2. Pengertian BK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia meskipun dalam kadar yang berbeda. Manusia dimotivasi oleh dorongan

BAB I PENDAHULUAN. manusia meskipun dalam kadar yang berbeda. Manusia dimotivasi oleh dorongan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku saling tolong menolong merupakan perilaku yang dimiliki oleh manusia meskipun dalam kadar yang berbeda. Manusia dimotivasi oleh dorongan sosial, bukan

Lebih terperinci

PENGARUH PERILAKU PROSOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENERIMAAN TEMAN SEBAYA

PENGARUH PERILAKU PROSOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENERIMAAN TEMAN SEBAYA 2.042 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 21 Tahun ke-21 2016 PENGARUH PERILAKU PROSOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENERIMAAN TEMAN SEBAYA THE INFLUENCE OF PROSOCIAL BEHAVIOR AND SELF CONFIDENCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan untuk. dasarnya ia memiliki ketergantungan. Inilah yang kemudian menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan untuk. dasarnya ia memiliki ketergantungan. Inilah yang kemudian menjadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan untuk berdampingan dengan orang lain dan tidak bisa hidup secara individual. Manusia tidak akan mampu hidup sendiri

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Dian Setyorini ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan seorang manusia berjalan secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA SISWA SMK BATIK SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA SISWA SMK BATIK SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA SISWA SMK BATIK SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata (S1) pada Jurusan Psikologi Fakultas

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN A Skala Try Out LAMPIRAN A-1 Skala Try Out Prososial Etnis Cina Skala Prososial No Pernyataan SS S J TP 1 Saya bersedia berbagi dengan orang Jawa 2 Saya memberi kesempatan kepada orang

Lebih terperinci

c. Pengalaman dan suasana hati.

c. Pengalaman dan suasana hati. PERILAKU PROSOSIAL Perilaku prososial dapat dimengerti sebagai perilaku yang menguntungkan penerima, tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pelakunya. William (1981) membatasi perilaku prososial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling membutuhkan dan saling berinteraksi. Dalam interaksi antar manusia

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA HUBUNGAN ANTARA PENALARAN...(Dyan Lestari, Partini) ISSN: 0854-2880 HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA Dyan Lestari 1, Partini 2 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyita waktu sehingga banyak individu yang bersikap. sikap egoisme, dan ini menjadi ciri dari manusia modern, dimana individu

BAB I PENDAHULUAN. yang menyita waktu sehingga banyak individu yang bersikap. sikap egoisme, dan ini menjadi ciri dari manusia modern, dimana individu 18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, manusia mulai dihadapkan pada kesibukankesibukan yang menyita waktu sehingga banyak individu yang bersikap individualis. Individualisme merupakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara empati dengan kecenderungan perilaku prososial terhadap siswa berkebutuhan khusus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan kata lain, perilaku kita pada umumnya di motivasi oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan kata lain, perilaku kita pada umumnya di motivasi oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Prososial 1. Pengertian Perilaku Prososial Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan (goal oriented) dengan kata lain, perilaku kita pada umumnya di motivasi oleh

Lebih terperinci

Oleh Miftakhul Bingah NIM

Oleh Miftakhul Bingah NIM UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VII C SMPN 3 NGADIROJO, KAB. PACITAN ARTIKEL E JOURNAL Oleh Miftakhul Bingah NIM. 11104244033 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI. Oleh : DYAN LESTARI F

HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI. Oleh : DYAN LESTARI F HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Oleh : DYAN LESTARI F 100.104.032 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 HUBUNGAN ANTARA PENALARAN

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Orientasi perkuliahan, definisi dan ruang lingkup psikologi sosial Mahasiswa mengerti tujuan, arah, dan target mata kuliah, serta memahami pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial. Ke-1 1. Mahasiswa

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Psikologi Sosial II

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Psikologi Sosial II GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Psikologi Sosial II 1 Judul Mata Kuliah : Psikologi Sosial II Nomor Kode/SKS : / 3 SKS Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional : Mata kuliah ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya Indonesia sangat menjunjung tinggi perilaku tolong - menolong,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya Indonesia sangat menjunjung tinggi perilaku tolong - menolong, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya Indonesia sangat menjunjung tinggi perilaku tolong - menolong, sangat ironis jika realitas yang terjadi menunjukan hal yang sebaliknya, perilaku individu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sekelompok individu (Eisenberg, 1989). Hudaniah, 2006), menekankan bahwa perilaku prososial mencakup tindakantindakan

BAB II LANDASAN TEORI. sekelompok individu (Eisenberg, 1989). Hudaniah, 2006), menekankan bahwa perilaku prososial mencakup tindakantindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perilaku Prososial 2.1.1. Pengertian Perilaku Prososial Perilaku prososial didefinisikan sebagai tindakan sukarela yang dimaksudkan untuk membantu atau memberi keuntungan pada

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN PERILAKU PROSOSIAL ATAS KEJADIAN KECELAKAAN DI JALAN RAYA PADA MAHASISW UMSIDA

KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN PERILAKU PROSOSIAL ATAS KEJADIAN KECELAKAAN DI JALAN RAYA PADA MAHASISW UMSIDA KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN PERILAKU PROSOSIAL ATAS KEJADIAN KECELAKAAN DI JALAN RAYA PADA MAHASISW UMSIDA Danang Kurniawan, Nur Habibah Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ABSTRACT

Lebih terperinci

Keywords: Learning Interest, Basic Gastronomy Subject.

Keywords: Learning Interest, Basic Gastronomy Subject. Minat Belajar Mata Pelajaran.. (Nur Alfun Kartika Dewi) 1 MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN BOGA DASAR SISWA SMK N 4 SURAKARTA THE LEARNING INTEREST IN THE BASIC GASTRONOMY SUBJECT AMONG STUDENTS OF PUBLIC

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses hidup, manusia selalu membutuhkan orang lain mulai dari lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses hidup, manusia selalu membutuhkan orang lain mulai dari lingkungan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai arti bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa adanya kehadiran orang lain dilingkungan sekitarnya. Dalam proses hidup,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL ANAK USIA TAHUN MELALUI TERAPI BERMAIN DI PPA AGAPE IO-847 SALATIGA

MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL ANAK USIA TAHUN MELALUI TERAPI BERMAIN DI PPA AGAPE IO-847 SALATIGA MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL ANAK USIA 10-12 TAHUN MELALUI TERAPI BERMAIN DI PPA AGAPE IO-847 SALATIGA INCREASING PROSOCIAL BEHAVIOR OF 10-12 YEARS CHILD THROUGH PLAY THERAPY AT PPA AGAPE IO-847 - SALATIGA,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA Dwini Aisha Royyana, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA Arni Murnita

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR I.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR I.1. Latar Belakang BAB I PENGANTAR Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Makhluk sosial memiliki arti bahwa manusia memerlukan bantuan atau pertolongan dari orang

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (3) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL RENDAH MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA REMAJA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN LAPAS ANAK KELAS II A KUTOARJO

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA REMAJA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN LAPAS ANAK KELAS II A KUTOARJO HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA REMAJA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN LAPAS ANAK KELAS II A KUTOARJO Fonda Desiana Pertiwi, Achmad Mujab Masykur* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dikenal di mata dunia karena keanekaragaman tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dikenal di mata dunia karena keanekaragaman tradisi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal di mata dunia karena keanekaragaman tradisi dan kebudayaannya. Salah satu budaya yang terkenal yaitu budaya gotong royong yang hingga saat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Khadhofal Arif, Endang Sri Indrawati *) Jalan Prof. Soedarto. Tembalang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. komunitas Save Street Child yang ikut mengajar anak-anak jalanan atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. komunitas Save Street Child yang ikut mengajar anak-anak jalanan atau BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini sebesar 48 subyek yakni relawan komunitas Save Street Child yang ikut mengajar anak-anak jalanan

Lebih terperinci

KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN Alvindi Ayu Agasni 1, Endang Sri Indrawati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG)

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG) HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG) Gea Lukita Sari 1, Farida Hidayati 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl.

Lebih terperinci

PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI EMPATI DAN KEMATANGAN EMOSI

PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI EMPATI DAN KEMATANGAN EMOSI PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI EMPATI DAN KEMATANGAN EMOSI Gusti Yuli Asih Margaretha Maria Shinta Pratiwi 1 2 Abstract This recearched was aimed to realize the relation between empathy and emotional

Lebih terperinci

ALTRUISME DENGAN KEBAHAGIAAN PADA PETUGAS PMI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai. Derajat Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

ALTRUISME DENGAN KEBAHAGIAAN PADA PETUGAS PMI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai. Derajat Gelar Sarjana (S-1) Psikologi ALTRUISME DENGAN KEBAHAGIAAN PADA PETUGAS PMI NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : IKA IRYANA F.100110078 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang memiliki aka! budi dan

BABI PENDAHULUAN. Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang memiliki aka! budi dan BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang memiliki aka! budi dan kecerdasan. Sebagai manusia seharusnya dalam diri individu ada keinginan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN RUHANI DAN TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL PADA SANTRI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN RUHANI DAN TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL PADA SANTRI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN RUHANI DAN TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL PADA SANTRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Remaja pada dasarnya dalam proses perkembangannya membutuhkan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Remaja juga mulai belajar serta mengenal pola-pola sosial salah satunya adalah perilaku

Lebih terperinci

Konseling Sebaya untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa

Konseling Sebaya untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa PSIKOPEDAGOGIA 2015 Universitas Ahmad Dahlan 2015. Vol. 4, No.2 ISSN: 2301-6167 Konseling Sebaya untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa Silvia Yula Wardani IKIP PGRI Madiun Jl. Setia Budi No.85, Kartoharjo,

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MAHASISWA NON MUSLIM UNTUK STUDI DI PERGURUAN TINGGI ISLAM NASKAH PUBLIKASI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MAHASISWA NON MUSLIM UNTUK STUDI DI PERGURUAN TINGGI ISLAM NASKAH PUBLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN MAHASISWA NON MUSLIM UNTUK STUDI DI PERGURUAN TINGGI ISLAM NASKAH PUBLIKASI Oleh : Hadi Kurnianto F.100 110 108 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 PENGAMBILAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek lainnya (Hatch dalam Sugiono, 2006). Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. objek lainnya (Hatch dalam Sugiono, 2006). Penelitian ini menggunakan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel adalah atribut seseorang atau obyek yang mempuanyai variasi antara orang yang satu dengan lainnya maupun

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (4) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memiliki akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. juga memiliki akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, manusia juga memiliki akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Sebagai makhluk sosial, itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku altruistik adalah salah satu dari sisi sifat manusia yang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku altruistik adalah salah satu dari sisi sifat manusia yang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku altruistik adalah salah satu dari sisi sifat manusia yang dengan rela untuk berbuat sesuatu untuk orang lain, tanpa berharap mendapatkan imbalan apa pun, sebaliknya

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (STUDI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN TINGGAL DENGAN ORANG TUA)

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (STUDI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN TINGGAL DENGAN ORANG TUA) PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (STUDI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN TINGGAL DENGAN ORANG TUA) SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai

Lebih terperinci

BULLYING DITINJAU DARI KONFORMITAS TERHADAP KELOMPOK TEMAN SEBAYA PADA REMAJA. (Bullying Reviewed from Conformity to Peer Groups Among Adolescent)

BULLYING DITINJAU DARI KONFORMITAS TERHADAP KELOMPOK TEMAN SEBAYA PADA REMAJA. (Bullying Reviewed from Conformity to Peer Groups Among Adolescent) BULLYING DITINJAU DARI KONFORMITAS TERHADAP KELOMPOK TEMAN SEBAYA PADA REMAJA (Bullying Reviewed from Conformity to Peer Groups Among Adolescent) MILDA REYNA Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN ALTRUISME PADA PENDONOR DARAH (PMI) : Siti Sara NPM : : Dr. Mahargyantari Purwani Dewi, M.

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN ALTRUISME PADA PENDONOR DARAH (PMI) : Siti Sara NPM : : Dr. Mahargyantari Purwani Dewi, M. HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN ALTRUISME PADA PENDONOR DARAH (PMI) NAMA : Siti Sara NPM : 16510617 DOSEN : Dr. Mahargyantari Purwani Dewi, M.Si BAB I PENDAHULUAN Makhluk sosial Altruisme Tolong Menolong

Lebih terperinci