PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
|
|
- Sukarno Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA SKRIPSI Oleh: META NUR INDAH SARI K JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit Juli 2012 to user
2 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Meta Nur Indah Sari NIM : K Jurusan/Program Studi : PMIPA/Pendidikan Biologi menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan Meta Nur Indah Sari ii
3 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA Oleh: META NUR INDAH SARI K Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit Juli 2012 to user iii
4 PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing I Pembimbing II Dr. Baskoro Adi Prayitno, S.Pd., M.Pd. Meti Indrowati, S.Si., M.Si. NIP NIP iv
5 PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari : Tanggal : Tim Penguji Skripsi Nama Terang Tanda Tangan Ketua : Puguh Karyanto, S.Si., M.Si., Ph.D. Sekretaris : Drs. Marjono, M.Si. Anggota I : Dr. Baskoro Adi Prayitno, S.Pd., M.Pd. Anggota II : Meti Indrowati, S.Si., M.Si. Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret a.n. Dekan Pembantu Dekan I Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si. NIP v
6 ABSTRAK Meta Nur Indah Sari. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA. Skripsi, Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas X-9 SMA Batik 1 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-9 SMA Batik 1 Surakarta yang berjumlah 36 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Validitas data partisipasi menggunakan teknik triangulasi metode. Validitas data kemampuan berpikir tingkat tinggi menggunakan validasi ahli. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif komparatif dan analisis kritis. Prosedur penelitian adalah model spiral yang saling berkaitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Simpulan penelitian ini adalah penerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran Biologi siswa kelas X-9 SMA Batik 1 Surakarta. Kata kunci: Group Investigation, partisipasi, kemampuan berpikir tingkat tinggi vi
7 ABSTRACT Meta Nur Indah Sari. APPLICATION OF GROUP INVESTIGATION TYPE LEARNING MODEL TO INCREASE PARTICIPATION AND HIGHER ORDER THINKING SKILLS OF STUDENT IN CLASS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA. Thesis, Surakarta. Faculty of Teacher Training and Education. Universitas Sebelas Maret Surakarta. July This study aims to increase participation and higher order thinking skills of students in class X-9 SMA Batik 1 Surakarta through the implementation of Group Investigation learning model. This is a class act research (PTK). The research was conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, implementation measures, observation, and reflection. Subjects were students in X-9 SMA Batik 1 Surakarta, 36 students. The source data came from the teachers and students. Data collection technique used observation, interviews, questionnaires, and documentation. The validity of the participation data using the method of triangulation techniques. The validity of the higher order thinking skills data using the method of expert validation techniques. Analysis of the data using descriptive statistical analysis techniques of comparative and critical analysis. Spiral model of research procedures are interrelated. The results showed that the application of Group Investigation learning model can increase participation and higher order thinking skills to students from pra cycle to cycle I and from cycle I to cycle II. The conclusion of this study is application the model of the type of Group Investigation can increase participation and higher order thinking skills students in learning biology of class X-9 SMA Batik 1 Surakarta. Key words: Group Investigation, participation, higher-order thinking skills vii
8 MOTTO Jalan yang mulus tidak akan melahirkan sopir yang andal Langit yang terang tidak akan melahirkan pilot yang gesit Dan, laut yang tenang tidak akan melahirkan pelaut yang tangguh Maka, jadilah orang yang kuat dan cerdas dalam menghadapi hambatan (Watik M.) Pada saat sebuah pintu sukses tertutup, pintu sukses yang lain akan segera terbuka. Maka, jangalah terlampau lama terpaku di depan pintu yang tertutup sehingga lupa melihat pintu sukses yang telah terbuka (Watik M.) Belajarlah dari anak-anak, mereka begitu mudah memaafkan orang lain padahal mereka baru saja berkelahi, namun tak berapa lama, mereka sudah bermain kembali dan tegak bersama menjalani hidup (Meta Nur Indah Sari) Carilah sahabat yang mampu membuat keyakinan Anda semakin teguh (Meta Nur Indah Sari) Luangkanlah selalu waktumu untuk keluargamu sebab merekalah orang pertama yang akan siap menerima ide-idemu atau justru menentang ide-idemu (Meta Nur Indah Sari) viii
9 PERSEMBAHAN Teriring syukurku pada-mu, ku persembahkan karya ini untuk: Bapak dan Ibu Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas dan kasih sayang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu. Wahyu Pratomo dan Bayu Pamungkas Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian dan semangat dan selalu ada di sampingku baik di saat kutegar berdiri maupun saat kujatuh dan terluka. Shelli Febriyanti, Devi Purna Eva, dan Dewi Mahayati Terima kasih atas semangat, perjuangan, dan kerjasamanya Teman-teman Prodi Pendidikan Biologi 2008 Terima kasih untuk selalu memberi semangat. Murid-murid kelas X-9 SMA BATIK I Surakarta Terima kasih telah membantu saya dengan tulus. ix
10 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Partisipasi dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas X-9 SMA Batik 1 Surakarta. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Pembimbing II yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Kepala SMA Batik 1 Surakarta, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian. 7. Guru mata pelajaran Biologi SMA Batik 1 Surakarta, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian. 8. Para siswa SMA Batik 1 Surakarta yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. x
11 9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. xi
12 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGAJUAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN... iv HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN ABSTRAK... vi HALAMAN MOTTO... vii HALAMAN PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka... 6 B. Kerangka Berpikir C. Hipotesis Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Subjek Penelitian C. Data dan Sumber Data xii
13 D. Pengumpulan Data E. Uji Validitas Data F. Analisis Data G. Indikator Kerja Penelitian H. Prosedur Penelitian BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus D. Pembahasan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii
14 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Kerangka Berpikir Skema Triangulasi Metode Analisis Miles dan Huberman Grafik Perubahan Persentase Indikator Hasil Observasi Partisipasi Siswa Prasiklus, Siklus1, dan Siklus Grafik Peningkatan Persentase Hasil Observasi Partisipasi Siswa Grafik Perubahan Persentase Indikator Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus Grafik Peningkatan Persentase Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa xiv
15 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisional Rancangan Urutan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Waktu Pelaksanaan Tahap Penelitian, dan Penyelesaian Kegiatan Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Skor Penilaian Angket Indikator Kerja Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Indikator Kerja Partisipasi Siswa Persentase Hasil Observasi Partisipasi Siswa Prasiklus Persentase Hasil Angket Partisipasi Siswa Prasiklus Persentase Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus Persentase Hasil Angket Partisipasi Siswa Siklus Persentase Capaian Indikator Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Siklus Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Persentase Hasil Observasi Ranah Afektif Siswa Persentase Capaian Indikator Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus Persentase Capaian Indikator Hasil Angket Partisipasi Siswa Siklus Persentase Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Siklus Persentase Ketuntasan Belajar Siswa untuk Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Siklus Persentase Hasil Observasi Ranah Afektif Siswa Persentase Capaian Indikator Hasil Observasi Partisipasi Siswa Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus commit 2... to user 65 xv
16 4.14 Persentase Capaian Indikator Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus Persentase Capaian Indikator Ranah Afektif Siswa Siklus 1dan Siklus Persentase Capaian Indikator Hasil Observasi Partisipasi Siswa Prasiklus Persentase Capaian Indikator Hasil Observasi Partisipasi Siklus Persentase Capaian Indikator Hasil Observasi Partisipasi Siklus Persentase Capaian Indikator Hasil Angket Partisipasi Siswa Prasiklus Persentase Capaian Indikator Hasil Angket Partisipasi Siswa Siklus Persentase Capaian Indikator Hasil Angket Partisipasi Siswa Siklus Persentase Capaian Indikator Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Siklus Persentase Ketuntasan Belajar Siswa untuk Tes Evaluasi Siklus I Persentase Capaian Indikator Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Siklus xvi
17 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1.1 Silabus Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Lembar Observasi Penilaian Ranah Psikomotorik Siklus Rubrik Penilaian Ranah Psikomotorik Lembar Penilaian Ranah Afektif Siswa Siklus Rubrik Penilaian Ranah Afekif Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa Lembar Observasi Penilaian Ranah Afektif Rubrik Penilaian Afektif Lembar Observasi Penilaian Ranah Psikomotorik Rubrik Penilaian Ranah Psikomotorik Soal Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siklus Kunci Jawaban Siklus Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siklus Soal Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siklus Pembagian Kelompok Pelajaran Biologi Kelas X Kisi-Kisi Angket Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Angket Partisipasi Siswa Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa Lembar Observasi Partisipasi Siswa Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintak GI Pedoman Wawancara Partisipasi Belajar Biologi dengan Siswa Wawancara Partisipasi dengan Guru Pratindakan Wawancara Partisipasi dengan Guru Siklus 1 dan Data Hasil Observasi xvii
18 3.2 Hasil Perhitungan Persentase Angket Partisipasi Siswa Pratindakan Hasil Perhitungan Persentase Angket Partisipasi Siswa Siklus Hasil Perhitungan Persentase Angket Partisipasi Siswa Siklus Hasil Perhitungan Persentase LO Partisipasi Siswa Pratindakan Hasil Perhitungan Persentase LO Partisipasi Siswa Siklus Hasil Perhitungan Persentase LO Partisipasi Siswa Siklus Hasil Perhitungan LO Afektif Siswa Siklus 1 dan Hasil Perhitungan LO Psikomotorik Siswa Siklus 1 dan Hasil Wawancara Partisipasi Siswa Pra Siklus Hasil Wawancara Partisipasi Siswa Siklus Hasil Wawancara Partisipasi Siswa Siklus Hasil LO Keterlaksanaan Sintaks Siklus 1 Group Investigation Hasil LO Keterlaksanaan Sintaks Siklus 2 Group Investigation Dokumenasi Sebelum Tindakan Dokumentasi Siklus Dokumentasi Siklus Sesi Wawancara Hasil Tringulasi Metode xviii
19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMA Batik 1 Surakarta yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi 445 Surakarta. Peneliti mengambil subjek penelitian kelas X-9, hal ini didasarkan pada guru bidang studi biologi yang menjelaskan bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung, kelas X-9 termasuk kelas yang susah dikendalikan. Peneliti mengambil data observasi berupa wawancara dengan guru bidang studi biologi, Ibu Umi Afidah, S.Pd tentang situasi kelas, video observasi proses pembelajaran, foto selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil dari nilai mid semester gasal kelas X-9 SMA Batik 1 Surakarta. Observasi dilaksanakan pada tanggal September 2011 di kelas X-9 SMA Batik I Surakarta sebanyak 38 siswa. Hasil observasi menunjukkan bahwa di awal pembelajaran siswa di kelas X-9 tampak semangat dan memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru. Pada saat guru memberikan petunjuk mengenai praktikum, siswa terlihat antusias, begitu pula saat guru memberikan apersepsi. Pada saat Compact Disk (CD) mulai diputar, sekitar 3 siswa laki-laki yang duduk di kursi belakang terdengar gaduh. Selanjutnya saat guru bertanya pada siswa, awalnya banyak yang ikut menjawab sekitar 15 orang. Selanjutnya saat guru memutar kembali CD pembelajaran 4 siswa laki-laki yang duduk di belakang terdengar mengobrol. Siswa yang menjawab pertanyaan-pertanyaan guru pada penjelasan berikutnya semakin sedikit sekitar 3 orang. Guru mengungkapkan saat guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, tidak ada siswa yang berani bertanya. Sekitar menit ke-40 guru memutar CD tentang materi hari itu, siswa di kelas terlihat pasif, mulai mengantuk dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Ini terlihat dari tidak ada siswa yang bertanya dan semakin sedikit siswa yang berani menjawab pertanyaan guru dengan keras dan jelas. Berdasarkan hasil wawancara, commit baik to user dengan guru biologi maupun dengan 1
20 2 siswa, diperoleh keterangan bahwa permasalahan yang ada di kelas tersebut adalah kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran biologi. Dari hasil observasi didapatkan data 64% siswa fokus terhadap materi pelajaran, 69% siswa sorot mata tertuju pada guru saat pelajaran berlangsung, 47% siswa tidak melamun saat pembelajaran berlangsung, 45% siswa siap saat ditunjuk guru untuk menjawab, 25% siswa berani mengajukan pendapat, 22% siswa berpartisipasi dalam persiapan pembelajaran, 6% siswa berusaha kreatif dalam pembelajaran, dan 6% siswa mandiri dalam belajar Observasi hasil belajar tengah semester gasal siswa kelas X-9 menunjukkan bahwa kurang dari 50% siswa di kelas yang mampu mencapai nilai KKM 75, sehingga diperlukan analisis lebih lanjut mengenai faktor penyebab masalah tersebut. Peneliti menganalisis soal-soal tengah semester gasal kelas X-9 semester gasal. Dari 10 soal terdapat 5 soal yang termasuk ke dalam tipe soal berpikir tingkat tinggi. Soal no 1, dan 4 termasuk ke dalam tingkat soal menganalisis (C4). Soal no 6, dan 10 termasuk ke dalam tingkat soal mengevaluasi (C5). Soal no 9 termasuk ke dalam tingkat soal mencipta (C6). Dari 36 siswa di kelas X % siswa mampu menjawab soal tipe C4, 53.65% siswa mampu menjawab soal tipe C5, dan 39.7% siswa mampu menjawab soal tipe C6 dengan benar. Bila dibandingkan dengan pertanyaan yang memiliki tingkat soal mengingat (C1), memahami (C2), dan mengaplikasikan (C3) didapatkan data 77% siswa dapat menjawab dengan benar dan 23% menjawab pertanyaan dengan kurang tepat. Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa mengalami permasalahan dalam memahami dan menjawab soal-soal yang memiliki tingkat berpikir tinggi seperti soal tipe analisis (C4), evaluasi (C5), dan mencipta (C6). Soal tengah semester gasal terlampir pada Lampiran Berdasarkan beberapa permasalahan yang terungkap dari hasil observasi langsung di kelas dan hasil wawancara dengan guru dan siswa, terdapat permasalahan serius yang tidak boleh dibiarkan terus berlanjut karena akan sangat mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Permasalahan tersebut antara lain adalah partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam proses pembelajaran biologi di kelas X-9 commit masih kurang. to user Model pembelajaran yang sesuai
21 3 diperlukan untuk meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Apabila semua siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran maka akan diperoleh suatu pembelajaran yang berhasil dan berkualitas. Model pembelajaran adalah penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang mampu memecahkan masalah, dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang tepat dan bervariasi. Berkenaan dengan model pembelajaran yang dibutuhkan di atas, model pembelajaran Cooperative Learning tipe Group Investigation yang berbasis konstruktivisme diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Group Investigation (GI) adalah tipe model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari kemampuan dan latar belakang, baik dari segi jenis kelamin, suku, dan agama, untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Model pembelajaran GI melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam penentuan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi sehingga akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam pengetahuan mereka. Guru pada pembelajaran kooperatif tipe GI berperan sebagai sebagai fasilitator. Guru tidak hanya menyampaikan informasi tetapi juga memberikan kemudahan belajar kepada semua siswa agar dapat belajar dalam suasana menyenangkan (Mulyasa, 2007). Terdapat enam tahap kegiatan dalam Group Investigation yaitu sebagai berikut. (1) Seleksi topik. Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. (2) Merencanakan kerjasama. Para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih. (3) Implementasi. Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah sebelumnya. (4) Analisis dan sintesis. (5) Penyajian hasil akhir. (6) Evaluasi selanjutnya (Sugiyanto, 2010).
22 4 Group Investigation memiliki 3 konsep utama sebagai berikut. (1) Penelitian (inkuiri) yaitu proses dimana siswa dirangsang dengan dihadapkan pada suatu masalah. Siswa merasa dirinya perlu memberikan reaksi terhadap masalah yang dianggap perlu untuk diselesaikan. Masalah ini didapat dari siswa sendiri atau diberikan oleh guru. (2) Pengetahuan yaitu pengalaman yang tidak dibawa sejak lahir namun diperoleh siswa melalui pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung. (3) Dinamika kelompok, menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok individu yang saling berinteraksi mengenai sesuatu yang sengaja dilihat atau dikaji bersama dengan berbagai ide dan pendapat serta saling tukar-menukar pengalaman dan saling berargumentasi. Siswa bekerja secara berkelompok untuk memecahkan masalah, saling berinteraksi melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melalui proses saling beragumentasi sehingga siswa mampu berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dalam kegiatan investigasi, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan pengetahuannya tentang biologi sesuai dengan kemampuan masing-masing, sehingga memberikan hasil belajar yang lebih bermakna bagi siswa. Tujuan kegiatan investigasi adalah memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Dalam tahap investigasi, model pembelajaran GI berbasis konstruktivisme sehingga dapat melatih siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut secara mandiri. Berdasarkan latar belakang dirumuskan judul penelitian sebagai berikut: Penerapan Model Pembelajaran Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Partisipasi dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas X-9 SMA Batik I Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Apakah model pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI dapat meningkatkan partisipasi siswa?
23 2. Apakah model pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa? 5 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Untuk meningkatkan partisipasi siswa melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI. 2. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe GI. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak sebagai berikut. 1. Bagi Guru a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam penerapan model pembelajaran GI sebagai evaluasi guru dan siswa dalam meningkatkan partisipasi siswa. b. Memberikan masukan bagi guru agar lebih memperhatikan masalahmasalah yang terkait dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Bagi siswa di lokasi penelitian a. Dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan model pembelajaran yang tepat. b. Dapat meningkatkan partisipasi siswa dengan memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih kooperatif atau bekerjasama dalam pembelajaran. 3. Bagi sekolah dan instansi pendidikan lainnya a. Untuk menyusun program peningkatan proses pembelajaran biologi pada tahap berikutnya.
24 b. Hasil penelitian yang dipaparkan akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran. 6
25 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN PUSTAKA 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation a. Model Pembelajaran Kooperatif Salah satu model pembelajaran dalam paradigma konstruktivis adalah belajar kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2010). Pembelajaran kooperatif tidak hanya bertujuan memahamkan siswa terhadap materi yang akan dipelajari namun lebih menekankan pada melatih siswa untuk mempunyai kemampuan sosial, yaitu kemampuan untuk saling bekerjasama. Pada pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya dituntut berhasil secara individu namun juga berhasil secara kelompok. Dari pemikiran itulah dalam belajar kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang bersifat heterogen dari segi gender, etnis, dan kemampuan akademik untuk saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama (Slavin, 1995). Pembelajaran kooperatif membantu siswa dalam proses belajar dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah (Borich, 1996). Menurut Roger dan David Johnson tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong-royong harus diterapkan yaitu sebagai berikut. (1) Saling ketergantungan positif. (2) Tanggung jawab perseorangan. (3) Tatap muka. (4) Komunikasi antar anggota. (5) Evaluasi proses kelompok (Lie, 2007). Perbedaan model pembelajaran kooperatif dan pembelajaran tradisional menurut Sugiyanto (2010) ditunjukkan pada Tabel
26 Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisional Kelompok Belajar Kooperatif Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok. Kelompok diberi umpan balik rentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong-royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan interverensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok Guru memperhatikan secara langsung proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai) (Sumber: Sugiyanto, 2010) Kelompok Belajar Tradisional Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok Akuntabilitas sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah satu anggota kelompok sedangkan anggota kelompok lainnya hanya enakenak saja atas keberhasilan temannya yang dianggap pemborong Kelompok belajar biasanya homogen Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing Keterampilan sosial sering tidak diajarkan secara langsung Pemantauan melalui observasi dan interverensi sering dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok dalam kelompok-kelompok belajar Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas 7
27 8 b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Group Investigation yang dikembangkan oleh Sholomo dan Sharon di Universitas Tel Aviv (Slavin, 1995) adalah model belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari kemampuan dan latar belakang, baik dari segi jenis kelamin, suku, dan agama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Tokoh terkemuka yang paling terkenal dari orientasi pendidikan Group Investigation adalah John Dewey. Dewey memandang bahwa kooperasi di dalam kelas sebagai prasyarat untuk bisa menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat demokrasi. Group Investigation merupakan suatu model pembelajaran dengan perencanaan pengorganisasian kelas secara umum dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan inkuiri kooperatif, diskusi kelompok, dan perencanaan kooperatif dan proyek. Dalam model ini, guru membentuk kelompok siswa yang terdiri dari dua sampai enam anak. Langkah selanjutnya adalah membagi tugas-tugas menjadi tugas individu yang berbeda, dan melakukan kegiatan yang diperlukan untuk mempersiapkan laporan kelompok. Masingmasing kelompok kemudian mempresentasikan penemuannya di depan kelas (Slavin, 1995). Saat ini dengan pengaruh dari teori konstruktivis yang menekankan partisipasi siswa dalam praktik disiplin terorganisir, penyelidikan ilmiah sering dianjurkan dengan pendekatan belajar kelompok. Group investigation salah satu diantara banyak pendekatan pembelajaran kooperatif yang dapat memberikan siswa pembelajaran dengan pengalaman yang sangat luas dan beragam dengan penyelidikan yang dilakukan secara mandiri oleh siswa (Oh, 2007). Group Investigation tidak akan diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak memperhatikan dimensi rasa sosial dari pembelajaran kelas. Komunikasi dan interaksi kooperatif di antara sesama teman sekelas akan mencapai hasil terbaik apabila dilakukan dalam kelompok kecil, dimana pertukaran diantara teman sekelas dan sikap-sikap kooperatif commit dapat terus to user bertahan.
28 9 Peran guru dalam kelas yang melaksanakan projek Group Investigation bertindak sebagai narasumber dan fasilitator. Guru berkeliling di antara kelompok-kelompok yang ada dan untuk melihat bahwa mereka dapat mengelola tugasnya dan membantu tiap kesulitan yang mereka hadapi dalam interaksi kelompok, termasuk kinerja terhadap tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan projek pembelajaran. Peran guru pada model pembelajaran Group Investigation yaitu melakukan hal-hal sebagai berikut. (1) Memfasilitasi proses kelompok. (2) Campur tangan dalam proses kelompok dan meneruskan serta mengarahkan energi aktivitas kelompok menuju aktivitas pengajaran yang potensial. (3) Memandu pendidikan tersebut sehingga makna dan pemahaman individu dapat muncul dari pengalaman. c. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation menurut Sugiyanto (2010) sebagai berikut. 1) Seleksi Topik Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok bersifat heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik. 2) Merencanakan Kerjasama Para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih. 3) Implementasi Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah sebelumnya. Pembelajaran harus commit melibatkan to user berbagai aktivitas dan keterampilan
29 10 dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terusmenerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. 4) Analisis dan Sintesis Para siswa menganalisis dan mensintesiskan berbagai informasi yang diperoleh pada langkah sebelumnya dan merencanakan peringkasan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas. 5) Penyajian Hasil Akhir Semua kelompok menyajikan presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa terlibat dan mencapai prespektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinasikan guru. 6) Evaluasi Selanjutnya Guru beserta para siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencangkup tiap siswa secara individual atau kelompok atau keduanya. d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI 1) Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet sehingga siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru akan tetapi dapat menambah kepercayaan diri. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan commit yang baik to user dalam berkomunikasi maupun dalam
30 11 keterampilan proses kelompok. Group investigation mampu membantu siswa untuk merespon orang lain, dan dapat memberdayakan siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. Group Investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip belajar demokratis. Tipe ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran yang akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasan dan guru akan mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang salah sehingga guru dapat memperbaiki kesalahannya. Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata. Model pembelajaran Group Investigation ini membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model pembelajaran ini minat belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya diharapkan lebih bermakna bagi siswa. 2) Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Sementara itu kekurangan model pembelajaran Group Investigation adalah sebagai berikut. (1) Dengan leluasanya pembelajaran maka apabila keleluasaan itu tidak optimal maka tujuan dari pembelajaran tidak akan tercapai. (2) Penilaian kelompok akan menjadi subjektif apabila guru tidak jeli dalam pelaksanaannya. (3) Mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan waktu yang panjang. (4) Jika ada salah satu siswa yang tidak aktif dalam kelompoknya maka akan menghambat kerja kelompok dan tercapainya tujuan pembelajaran membutuhkan waktu yang lama.(5) Siswa cenderung ribut.
31 12 2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi a. Pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Berpikir adalah suatu kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan yang telah diperoleh melalui indera dan ditujukan untuk mencapai kebenaran. Berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan. Menurut Vincent Ruggiero (1988) berpikir adalah segala aktivitas mental dalam pencarian sebuah jawaban dan sebuah pencapaian makna (Johnson, 2009). John Chaffe (1944) mengemukakan bahwa berpikir adalah suatu bentuk aktif dan teratur yang digunakan untuk memahami dunia, salah satunya ialah berpikir kritis sebagai bentuk berpikir untuk menyelidiki suatu permasalahan secara sistematis (Johnson, 2009). Berpikir kritis merupakan proses mental yang terorganisir dengan baik dan berperan dalam proses pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah dengan menganalisis dan menginterpretasikan data dalam kegiatan yang menghasilkan gagasan, konstruktif, dan menekankan pada aspek intuitif dan rasional. Pemahaman tentang berpikir kritis seperti apa yang digagas oleh John Dewey sejak tahun 1916 sebagai inkuiri ilmiah dan merupakan cara untuk membangun pengetahuan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi ialah operasi kognitif yang banyak dibutuhkan pada proses-proses berpikir yang terjadi dalam short term memory. Berpikir tingkat tinggi terjadi ketika seseorang mengambil informasi yang tersimpan dalam memori dan saling terhubungkan atau menata kembali dan memperluas informasi ini untuk mencapai tujuan atau menemukan jawaban yang mungkin dalam situasi membingungkan. Menurut Sizer (1992) menggunakan kemampuan berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi akan membantu siswa berpikir secara mendalam, hidup dengan cerdas dan seimbang dan dapat bertanggung jawab (Johnson, 2009). b. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi lima kelompok yaitu memberikan penjelasan commit to sederhana, user membangun keterampilan
32 13 dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut serta mengatur strategi dan taktik. Kemampuan pada kelima kelompok berpikir tingkat tinggi ini dirinci lagi sebagai berikut. (1) Memberikan penjelasan sederhana terdiri dari keterampilan memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan. (2) Membangun keterampilan dasar terdiri dari menyesuaikan dengan sumber, mengamati dan melaporkan hasil observasi. (3) Menyimpulkan terdiri dari keterampilan mempertimbangkan kesimpulan, melakukan generalisasi dan melakukan evaluasi. (4) Membuat penjelasan lanjut contohnya mengartikan istilah dan membuat definisi. (5). Mengatur strategi dan taktik contohnya menentukan suatu tindakan, berinteraksi dengan orang lain dan berkomunikasi (Beachboard, 2010). Kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik antara lain dapat dilatih melalui pemberian masalah dalam bentuk soal yang bervariasi. Dalam melaksanakan berpikir tingkat tinggi, terlibat disposisi berpikir yang dicirikan dengan bertanya secara jelas dan beralasan, berusaha memahami dengan baik, menggunakan sumber yang terpercaya, mempertimbangkan situasi secara keseluruhan, berusaha tetap mengacu dan relevan ke masalah pokok, mencari berbagai alternatif, bersikap terbuka, berani mengambil posisi, bertindak cepat, bersikap atau berpandangan bahwa sesuatu adalah bagian dari keseluruhan yang kompleks, memanfaatkan cara berpikir orang lain yang kritis, dan bersikap sensitif terhadap perasaan orang lain. Selain aspek afektif tersebut, dalam berpikir tingkat tinggi juga termuat beberapa kemampuan yaitu memfokuskan diri pada pertanyaan, menganalisis dan mengklarifikasi pertanyaan, jawaban, dan argumen, mempertimbangkan sumber yang terpercaya, mengamati dan menganalisis deduksi, menginduksi dan menganalisis induksi, merumuskan eksplanatori, kesimpulan dan hipotesis, menarik pertimbangan yang bernilai, menetapkan suatu aksi, dan berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian agar para siswa tidak salah pada waktu membuat keputusan dalam kehidupannya, mereka perlu memiliki kemampuan berpikir yang baik. Dalam berpikir siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan commit gagasan, to user pemecahan masalah, dan mengatasi
33 14 masalah serta kekurangannya. Berpikir tingkat tinggi merupakan disiplin berpikir yang dikendalikan oleh kesadaran. Cara berpikir ini merupakan cara berpikir yang terarah, terencana, mengikuti alur logis sesuai dengan fakta yang diketahui. Dari uraian di atas tampak bahwa berpikir tingkat tinggi berkaitan erat dengan argumen, karena argumen sendiri adalah serangkaian pernyataan yang mengandung pernyataan penarikan kesimpulan. Seperti diketahui kesimpulan biasanya ditarik berdasarkan pernyataan-pernyataan yang diberikan sebelumnya atau yang disebut premis. Dalam argumen yang valid sebuah kesimpulan harus ditarik secara logis dari premis-premis yang ada. c. Unsur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Terdapat enam unsur dasar dalam kemampuan berpikir, yaitu fokus (focus), alasan (reason), kesimpulan (inference), situasi (situation), kejelasan (clarity), dan tinjauan ulang (overview). Dari pendapat ini dapat dijelaskan bahwa tahap-tahap dalam berpikir adalah sebagai berikut. (1) Fokus (focus). Langkah awal adalah mengidentifikasi masalah dengan baik. Permasalahan yang menjadi fokus bisa terdapat dalam kesimpulan sebuah argumen. (2) Alasan (reason). Apakah alasan-alasan yang diberikan logis atau tidak untuk disimpulkan seperti yang tercantum dalam fokus. (3) Kesimpulan (inference). Jika alasannya tepat, apakah alasan itu cukup untuk sampai pada kesimpulan yang diberikan? (4) Situasi (situation). Mencocokkan dengan situasi yang sebenarnya. (5) Kejelasan (clarity). Harus ada kejelasan mengenai istilah-istilah yang dipakai dalam argumen tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan dalam membuat kesimpulan. (6) Tinjauan ulang (overview). Artinya kita perlu mengecek apa yang sudah ditemukan, diputuskan, diperhatikan, dipelajari dan disimpulkan. d. Taksonomi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi menurut Bloom Taksonomi pembelajaran yang dikembangkan oleh Bloom menyatakan bahwa kemampuan berpikir terdiri atas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Level berpikir yang sesuai kemampuan
34 berpikir tingkat tinggi dilihat dari ranah kognitif taksonomi Bloom berada pada level analisis, evaluasi dan mencipta (Longman, 2010). 15 1) Menganalisis Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. 2) Mengevaluasi Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kategori mengevaluasi mencakup proses kognitif memeriksa (keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria internal) dan mengkritik (keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria eksternal). 3) Mencipta Mencipta melibakan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuannya yaitu meminta siswa membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola yang baru. Proses kognitif yang terlibat dalam mencipta umumnya sejalan dengan pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya. Proses mencipta dimulai dengan tahap divergen yang di dalamnya siswa memikirkan berbagai solusi ketika berusaha memahami tugas (merumuskan). Tahap selanjutnya adalah berpikir konvergen, yang di dalamnya siswa merencanakan solusi dan mengubahnya menjadi rencana aksi (merencanakan). Tahap terakhir ialah melaksanakan rencana dengan mengkonstruksi solusi (memproduksi). Pada standar kompetensi mata pelajaran biologi dinyatakan pula bahwa pendidikan biologi diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Berdasarkan hal itu, maka sebaiknya soal-soal biologi selain untuk menguji daya ingat dan pemahaman commit dan to penerapan user harus juga dapat menguji
35 16 peserta didik sampai tingkat berpikir tinggi atau menguji proses analisis, evaluasi dan mencipta. Soal-soal ini dapat dirancang dengan melihat kata kerja operasional yang sesuai dengan masing-masing ranah kognitif (Dikmenli, 2009). e. Pemberdayaan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Kemampuan berpikir merupakan proses keterampilan yang bisa dilatihkan, artinya dengan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif akan merangsang siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir. Oleh karena itu maka guru diharapkan untuk mencari model pembelajaran yang dampaknya dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa (Hashemi, 2011). Berpikir adalah salah satu proses aktif pribadi manusia yang mengakibatkan ditemukannya suatu pengetahuan. Sebagai fasilitator dalam proses mengajar, guru memiliki kemampuan mengajukan pertanyaan yang merangsang siswa berpikir. Salah satu tujuan pendidik adalah menjadikan pemikir yang baik bagi siswanya, serta membantu siswa memahami keterbatasannya. Pendidik dapat melatih siswanya dengan cara menunjukkan cara berpikir melalui semua mata pelajaran, memberikan contoh kasus-kasus cara berpikir yang baik, memberikan masalah yang menuntut siswa dapat memanfaatkan proses-proses pemecahan masalah dan menerapkan kemampuan siswa untuk mengambil keputusan (Ornstein, 2007). Higher level questions adalah pertanyaan yang meminta siswa untuk menyimpulkan, hipotesis, menganalisis, menerapkan, mensintesis, mengevaluasi, membandingkan, dan menunjukkan jawaban tingkat tinggi. Untuk menjawab diperlukan penalaran tingkat tinggi yaitu cara berpikir logis yang tinggi sangat diperlukan siswa dalam proses pembelajaran di kelas khususnya dalam menjawab pertanyaan, karena siswa perlu menggunakan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang dimilikinya dan menghubungkannya ke dalam situasi baru (Blackwell, 2007). Melatih kemampuan berpikir juga diperlukan latihan-latihan intensif. Latihan rutin yang dilakukan siswa akan berdampak pada efisiensi dan otomatisasi keterampilan berpikir commit yang to user telah dimiliki oleh siswa. Proses
36 17 pembelajaran di kelas, guru harus selalu menambahkan kemampuan berpikir yang baru dan mengaplikasikannya dalam pelajaran sehingga jumlah atau macam kemampuan berpikir siswa meningkat. Pelajaran yang diajarkan dengan cara mengajak siswa untuk berpikir tingkat tinggi akan lebih cepat dimengerti oleh siswa (Sherman, 2009). Pembelajaran yang berbasis hafalan menjadikan siswa jarang dituntut untuk bertanya dan berpikir sehingga kemampuan berpikir kurang terpacu. Berpikir dapat dipacu dengan mengajukan pertanyaan yang ditingkatkan kompleksitasnya. Pembelajaran dalam kelompok kecil juga dapat membuat siswa untuk lebih aktif dalam berpikir (Ramirez, 2008: 25), dengan memberikan materi yang tepat, arahan yang benar dan suasana belajar yang kondusif, anak-anak dari usia berapapun akan berkembang kemampuan berpikirnya. 3. Partisipasi a. Pengertian Partisipasi Keit Davis menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan (Sastroputro, 1989). George Terry menyatakan bahwa partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangansumbangan pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut (Winardi, 2002). Partisipasi siswa dalam pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran (Mulyasa, 2004). Jadi partisipasi yang peneliti maksud adalah partisipasi siswa yang merupakan wujud tingkah laku siswa secara nyata dalam kegiatan pembelajaran yang merupakan totalitas dari suatu keterlibatan mental dan emosional siswa sehingga mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan bertanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan yaitu tercapainya prestasi belajar yang memuaskan.
37 18 b. Jenis-Jenis Partisipasi Jenis-jenis partisipasi menurut Keit Davis adalah sebagai berikut. 1) Partisipasi berupa pikiran (psychological participation) merupakan jenis keikutsertaan secara aktif dengan mengerahkan pikiran dalam suatu rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. 2) Partisipasi yang berupa tenaga (physical participation) adalah partisipasi dari individu atau kelompok dengan tenaga yang dimilikinya, melibatkan diri dalam suatu aktivitas dengan maksud tertentu. 3) Partisipasi yang berupa tenaga dan pikiran (physical and psychological participation). Partisipasi ini sifatnya lebih luas lagi di samping mengikutsertakan aktivitas secara fisik dan non fisik secara bersamaan. 4) Partisipasi yang berupa keahlian (participation with skill) merupakan bentuk partisipasi dari orang atau kelompok yang mempunyai keahlian khusus, yang biasanya juga berlatar belakang pendidikan baik formal maupun non formal yang menunjang keahliannya. 5) Partisipasi yang berupa barang (material participation), partisipasi dari orang atau kelompok dengan memberikan barang yang dimilikinya untuk membantu pelaksanaan kegiatan tersebut. 6) Partisipasi yang berupa uang (money participation), partisipasi ini hanya memberikan sumbangan uang kepada kegiatan. Kemungkinan partisipasi ini terjadi karena orang atau kelompok tidak bisa terjun langsung dari kegiatan tersebut. Partisipasi yang berupa uang dan barang sifatnya tersamar, karena dalam hal ini individu atau kelompok tidak kelihatan secara jelas beraktivitas melainkan mengikutsertakan barang atau uangnya (Sastroputro, 1989). c. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Partisipasi Menurut Sudjana partisipasi siswa di dalam pembelajaran merupakan salah satu bentuk keterlibatan mental dan emosional. Disamping itu, partisipasi merupakan salah satu bentuk tingkah laku yang ditentukan oleh lima faktor, antara lain:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA SKRIPSI Oleh: META NUR INDAH SARI K4308020
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIA 5 SMA BATIK 1 SURAKARTA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIA 5 SMA BATIK 1 SURAKARTA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING SKRIPSI OLEH : ANISA ZAHRA HERMAYANI K4311010 FAKULTAS
Lebih terperinciFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP WARNA SEKUNDER PADA ANAK KELOMPOK A TK AISYIYAH BUSTHANUL ATHFAL GULON JEBRES SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: Madu
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MATEMATIKA DENGAN KARTU BILANGAN TERHADAP SISWA TUNARUNGU KELAS 1 SEMESTER I DI SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MATEMATIKA DENGAN KARTU BILANGAN TERHADAP SISWA TUNARUNGU KELAS 1 SEMESTER I DI SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: MURGIYANTO X5211207 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE INVENTORI MEMBACA INFORMAL BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS II PADA SEMESTER 1 SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUMINAH X5211211 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ZAHRA SALSABILA K7110183 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: Rian Ari Utomo K
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Prezi Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Kognitif Siswa Kelas X 3 SMA Negeri 1 Cawas Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015 SKRIPSI Oleh: Rian Ari
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: PRIHATIN NURUL ASLAMIN K7109152 FAKULTAS
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA KELAS X
PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA KELAS X.6 SMA ISLAM TERPADU NUR HIDAYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TGB.B SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
Lebih terperinci: RANI PURWATI K
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI
PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN VIDEO INTERAKTIF PADA ANAK KELOMPOK A TK EKA PURI MANDIRI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: NOVITA EKA NURJANAH
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SKRIPSI OLEH : FRISKA AMBARWATI K2311029 FAKULTAS
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI Disusun oleh: INDAH WAHYU NINGRUM K7109103 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 4 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : HURIL
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I JATIPURO TRUCUK KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Oleh: Risa Hartati K1206036 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015
UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Oleh: NURIDA YUSRIANI K8111057 FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciLINDA ROSETA RISTIYANI K
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh: LINDA ROSETA RISTIYANI
Lebih terperinciPENERAPAN QUANTUM LEARNING
PENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PADA SISWA KELAS IV SDN WATES KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI Oleh: INDRI
Lebih terperinciPENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016
PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : HARIS NURHUDA K4312027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA SISWA KELAS X TGB B SMK NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA DENGAN METODE INKUIRI SISWA KELAS V SDN SOOKA 1 KECAMATAN PUNUNG KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Oleh : SINGGIH WINARSO K7108226
Lebih terperinciFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X7 SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 o l e h: MIKE DEVY PERMATASARI K8409039
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri Joho 04 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI DIAGNOSIS JARINGAN
UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI DIAGNOSIS JARINGAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE SIMULASI MENGGUNAKAN SOFTWARE PACKET TRACER PADA SISWA KELAS XI DI SMK N 1 SAWIT
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TGB B SMK NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh:
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : AZIDZAT RODHI ARDHANA K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA November 2012
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI MELALUI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 MONDOKAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : AZIDZAT RODHI ARDHANA
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN AJARAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN AJARAN 2013-2014 SKRIPSI Disusun oleh: Ratri Alaytika Unggal K8110043 FAKULTAS
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN MEDIA ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X KAYU SMK NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Oleh : Adip Purnomo
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING
PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-2 SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : FITRI ASTUTI WAHYU UTAMI K4310029
Lebih terperinciSKRIPSI : NENIE PRASTYANINGRUM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS X-1 SMA MUHAMMADIYAH 2 KLATEN DI DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : NENIE PRASTYANINGRUM
Lebih terperinciSkripsi. Oleh: Dwi Listiawan X
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 22 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Oleh: Dwi Listiawan X4306022 FAKULTAS
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X IPA SMA
PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X IPA SMA SKRIPSI Oleh: BHIAN ANANDA JAVANICA RUBIYANTO K4312011 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciPENERAPAN PROJECT BASED LEARNING
PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI PENCEMARAN DAN DAUR ULANG LIMBAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X IPS 1 SMA N 2 BOYOLALI SKRIPSI Oleh : GILANG AKBAR NUGROHO K4313034
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL EXPERIENTIAL LEARNING
IMPLEMENTASI MODEL EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : Elisa Dewi Yuliarti K4310026
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: KUKUH FAJAR TRAWOCO (K ) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 commit to user
PENINGKATAN SIKAP DAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI MELALUI PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON-EXAMPLE PADA SISWA KELAS XI KP SMK MURNI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: KUKUH FAJAR TRAWOCO
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X-MIA 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X-MIA 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: ANGGRAENI ROSITA DAMAYANTI K4311009
Lebih terperinciPENERAPAN READING WORKSHOP
PENERAPAN READING WORKSHOP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA ANAK PADA SISWA KELAS V SDN TUNGGULSARI I NO. 72 LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH : FAIQOH DAMAYANTI
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXPLICIT INTSRUCTION DENGAN VIDEO PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PKK SISWA KELAS XI TKK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXPLICIT INTSRUCTION DENGAN VIDEO PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PKK SISWA KELAS XI TKK SMK N 5 SURAKARTA 2014/2015 SKRIPSI Oleh: ERLITHA OKTAVIE K1511012
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR LONCAT HARIMAU DALAM SENAM LANTAI MELALUI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X MESIN 1 SMK PGRI 1 SURAKARTA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LONCAT HARIMAU DALAM SENAM LANTAI MELALUI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X MESIN 1 SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : SANDHI KUSUMA W K 4610081
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE MIND MAP
IMPLEMENTASI METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 01 Plosorejo, Matesih, Karanganyar Tahun Ajaran
Lebih terperinci: DADANG ISWARA HERDIANTO K
PENERAPAN MODEL PENDEKATAN BERMAIN DENGAN ALAT MODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA ORTODOKS PADA SISWA KELAS XI-IS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN 2015 /2016 SKRIPSI Oleh : DADANG
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA SDN NGADIROYO 2012/2013 SKRIPSI Oleh: HARYANI K7109090 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 Skripsi OLEH:
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KEMASAN I KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : SITI RASYIDAH
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN
i PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI PAJANG IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Disusun oleh: ARI AGUSTIANI K7111020
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : SUTARMI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA September 2016.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 MOJOLABAN PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI
Lebih terperinciPENERAPAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERARGUMENTASI LISAN SISWA KELAS X-4 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENERAPAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERARGUMENTASI LISAN SISWA KELAS X-4 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: RESTU FITRIAN ARISTAMA K4311057 Skripsi diajukan untuk
Lebih terperinciSkripsi. Oleh : Nur Oktavia K
UPAYA PENINGKATAN KERJASAMA SISWA KELAS X SMA ISLAM 1 SURAKARTA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE Skripsi Oleh : Nur Oktavia K2312052 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : APRILIA PUSPITASARI K
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERSUMBER PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR PADA ANAK KELOMPOK A TK ATRAKTIF WIDYA PUTRA DWP UNS KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH
PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA KELAS III SDN MOJOREJO 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS XII SMA MELALUI PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI BIOTEKNOLOGI
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS XII SMA MELALUI PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI BIOTEKNOLOGI SKRIPSI Oleh : GAZANIA PRADITANINGTYAS K4313033 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : WULAN IKA ASHARI K
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MELAWAN PENJAJAHAN JEPANG DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLECTUAL) (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI
PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: TRI WIRATNA K7109190
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ALAT PENCERNAAN MANUSIA
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 (PTK pada Siswa Kelas V SDN Kratonan No.3 Surakarta Tahun
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN METODE PERMAINAN TREASURE HUNT (Penelitian Tindakan Kelas
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: RIAS ANJANI K
PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI CERITA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PESANTREN BANYUMAS TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: RIAS ANJANI K7110138 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BEDUG 03 KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI Oleh: TRIO SASONGKO
Lebih terperinciFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGGAMBAR BENTUK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA KELAS VIIA DI SMP ABDI NEGARA 2 PADAMARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Mohamad Irwan NIM. X3211013
Lebih terperinciXI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DENGAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh DALIMIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Nopember 2013.
PENGGUNAAN ALAT PERAGA SEMPOA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN KELAS IV TUNAGRAHITA SEDANG DI SDLB DAWE KUDUS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh DALIMIN
Lebih terperinci: MARINDA MEGA NURFITRIANI K
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DISERTAI MIND MAP SKRIPSI Oleh : MARINDA MEGA
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN MODUL PADA MATERI STOIKIOMETRI SISWA KELAS X-2 SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : BAYU DWI CAHYO K PENJASKESREK
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 2 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : BAYU DWI CAHYO K4609022 PENJASKESREK
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN Septri Wahyuningrum 1), Retno Winarni 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG WAKTU PADA JAM
PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG WAKTU PADA JAM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI SIMULASI PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SEMESTER I SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUNARYO NIM
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING
PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PARTISIPASI SISWA KELAS VIII.I SMP NEGERI 3 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA BONEKA JARI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG PADA SISWA KELAS I SDN PURWOTOMO SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
PENGGUNAAN MEDIA BONEKA JARI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG PADA SISWA KELAS I SDN PURWOTOMO SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : DINI PUSPASARI K7112063 FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SIDOWAYAH TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: SITI FATIMAH K7111191 FAKULTAS
Lebih terperinciOleh : ADITYA WEGA PRIMANDIKA NIM. K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
PENERAPAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI IPS 4SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Oleh : ADITYA WEGA PRIMANDIKA
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA
PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS XI MIPA 2 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH : AHMAD RUSLI ROSYADI YUSUP K4612009
Lebih terperinci: BERNADETA BEKA FITRI APRIANTI K
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IIS 2 SMA NEGERI 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI Oleh
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : GIRI WIARTO K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2013.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : GIRI WIARTO
Lebih terperinciPENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016
PENINGKATAN PARTISIPASI AKTIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DI KELAS X SMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : HARIS NURHUDA K4312027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciIMANUEL DALAPANG K
HALAMAN JUDUL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENGELASAN LAS LISTRIK MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAIKEM PADA SISWA KELAS X TPM II SMK PANCASILA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: DWIHARSO LISTIAWAN K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FREE THROW BOLABASKET PADA SISWA KELAS VIII-H SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: DWIHARSO LISTIAWAN K4610036 FAKULTAS
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM SARAF DAN SISTEM INDRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM SARAF DAN SISTEM INDRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA 2 SMA BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI Disusun oleh: DESY
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI PETORAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH:
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PEJAGOAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: EVY NURYANI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
PENERAPAN MIND MAPPING BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD N Setono No. 95 Kecamatan Laweyan Tahun Pelajaran
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS
PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER BANGSA SISWA KELAS V SD NEGERI GUNUNGSIMPING 02 CILACAP TENGAH, CILACAP TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : RISA
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH:
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN
SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA PENDEK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB-ABC PUTRA MANUNGGAL TAHUN AJARAN
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Aldila Kurniati 1), Retno Winarni 2), MG. Dwijiastuti 3) PGSD
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION
PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA PRESENTASI POWER POINT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS IV SDLB BINA PUTRA SALATIGA SEMESTER II TAHUN
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : ATEIN RESPATI NINGRUM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MENGGAMBAR MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK WIDYA PUTRA DWP UNS JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/ 2014 SKRIPSI Oleh : ATEIN RESPATI NINGRUM K8110007
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas III SD Negeri 03 Tunggulrejo Kecamatan Jumantono kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011)
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 Skripsi Oleh: EvitaRosiliaDewi X
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR PASSING
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR PASSING ATAS BOLAVOLI MINI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN ALAT BANTU MEDIA VIDEO DAN LCD PROYEKTOR PADA SISWA KELAS V SDN MOJOSONGO II
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL PRESTASI BELAJAR TEKNIK BATIK IKAT
PENINGKATAN HASIL PRESTASI BELAJAR TEKNIK BATIK IKAT CELUP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS VIII B SMP N 1 KALIMANAH SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI Oleh
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI (PTK pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016)
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON (GI) PADA MATERI HIDROLISIS KELAS XI MIA 1 SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN MEDIA ANIMASI POWTOON UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AK 2 SMK NEGERI I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MINI MELALUI METODE PEMBELAJARAN BAGIAN-KESELURUHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SURUHKALANG 02 JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KELAS XI IPA 1 SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA KELAS IV SDIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH : KATRIN PRIMADYANINGSIH
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATERI GERAK HARMONIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA N 1 BOYOLALI Skripsi
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X.1 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh: WARYANTO K4308061 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN
Lebih terperinci