BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI"

Transkripsi

1 BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Tahap Implementasi Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa ada 3 alternatif yang harus dilakukan oleh Koperasi XYZ, yaitu alternatif 2 (persewaan kendaraan tanpa perantara), alternatif 3 (persewaan kendaraan harian di Bandung), dan alternatif 4 (investasi pada perusahaan persewaan kendaraan lain). Dalam implementasinya, ketiga alternatif ini dapat dilakukan secara bersamaan. Akan tetapi, rencana implementasi ini hanya dapat dilakukan apabila Rapat Umum Anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi XYZ telah menyetujui solusi alternatif yang diberikan. Berikut ini ditunjukkan tahap-tahap implementasi untuk masing-masing alternatif. Gambar 4.1 Flow Chart Tahap Implementasi Alternatif 4 95

2 Mulai A Rekrut karyawan marketing usaha persewaan kendaraan tanpa perantara Apakah alternatif 2 berjalan sesuai perencanaan? Tidak Revisi strategi pendanaan alternatif 2 Lakukan marketing dengan menghubungi perusahaan calon customer dan melakukan presentasi Penandatanganan kontrak perjanjian persewaan kendaraan Pembelian kendaraan sesuai permintaan customer Lakukan kontrak maintenance kendaraan Pembayaran sesuai kontrak oleh customer Tidak Ya Apakah masa kontrak sewa telah selesai? Ya Pengembalian kendaraan yang disewa Jual kendaraan sebagai kendaraan second Pembayaran kendaraan second oleh pembeli Maintenance kendaraan oleh pihak Maintenance Astra Ya Apakah alternatif 2 masih ingin dijalankan? Evaluasi alokasi pendanaan alternatif 2 Selesai Tidak A Gambar 4.2 Flow Chart Tahap Implementasi Alternatif 2 96

3 Gambar 4.3 Flow Chart Tahap Implementasi Alternatif 3 Kota Bandung 97

4 Berdasarkan ketiga flow chart tersebut, berikut ini dibuat bar chart yang menunjukkan aktivitas yang harus dilakukan dalam tahap implementasi solusi beserta pihak yang berkepentingan dan rencana waktu pelaksanaan aktivitas tersebut. Tabel 4.1 Bar Chart Rencana Implementasi 98

5 Tabel 4.1 Bar Chart Rencana Implementasi (Lanjutan) 99

6 Tabel 4.1 menunjukkan rencana implementasi yang akan dilakukan oleh Koperasi XYZ dalam rangka melanjutkan usaha persewaan kendaraannya. Aktivitas implementasi ini direncanakan akan dimulai pada bulan Juli Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa ketiga alternatif dilakukan secara bersamaan. Hal ini dikarenakan pihak yang berkepentingan untuk melakukan setiap kegiatan yang bersamaan adalah berbeda-beda. Apabila terdapat 1 pihak yang melakukan 2 aktivitas dalam waktu yang bersamaan, maka berarti aktivitas ini memang dianggap dapat dilakukan secara bersamaan. Untuk mengimplementasikan alternatif 4, pada awalnya Unit Jasa Koperasi XYZ harus menghubungi pihak Cipaganti Rental agar pihak tersebut mau melakukan presentasi di depan pengurus koperasi untuk menjelaskan program kerjasama kemitraan. Apabila presentasi telah dilakukan, maka selanjutnya adalah tugas dari Pengurus Koperasi XYZ dan pihak Cipaganti Rental untuk melakukan tanda tangan kontrak kerja sama serta dilakukan transfer uang oleh Unit Dana Koperasi XYZ. Setelah itu, maka kerjasama kemitraan akan berjalan antara Koperasi XYZ dan Cipaganti Rental sampai waktu yang telah ditentukan di dalam kontrak. Pada Tabel 4.1, diasumsikan kerja sama ini berlangsung sampai waktu 5 tahun mendatang. Karena pada persiapan alternatif 4 Unit Jasa Koperasi XYZ tidak banyak melakukan tugas, maka pada bulan Juli 2007 Unit Jasa Koperasi XYZ juga dapat memulai untuk melakukan alternatif 2 dan 3 Kota Bandung. Kedua alternatif ini diawali dengan aktivitas pencarian tempat untuk dijadikan kantor persewaan kendaraan harian di Bandung (alternatif 3). Selain itu, Unit Jasa juga harus melakukan recruitment untuk karyawan marketing persewaan kendaraan tanpa perantara (alternatif 2) yang terdiri dari 1 orang Account Director dan 2 orang Account Executive, karyawan persewaan kendaraan harian di Bandung yang terdiri dari 1 orang manajer dan 5 orang karyawan, serta supir untuk persewaan kendaraan harian di Bandung yang berstatus sebagai pegawai lepasan (freelancer). Setelah itu, tugas dari Unit Jasa Koperasi XYZ adalah melakukan pembelian kendaraan sesuai permintaan customer serta melakukan kontrak maintenance kendaraan dengan pihak Maintenance Astra. Diharapkan, mulai bulan Agustus karyawan marketing persewaan kendaraan tanpa perantara dapat memulai pekerjaannya untuk mencari customer dengan cara menghubungi perusahaan yang mempunyai prospek untuk dijadikan customer serta melakukan presentasi mengenai produk yang ditawarkan kepada perusahaan tersebut. Selain itu, untuk persewaan kendaraan harian di Bandung diharapkan juga sudah mulai melakukan pemasangan iklan di media massa. Selanjutnya, semua hal yang berhubungan dengan customer akan ditangani oleh karyawan masing-masing jenis usaha. Selama jangka waktu kontrak, maintenance kendaraan 100

7 akan dilakukan oleh pihak Maintenance Astra sesuai dengan perjanjian yang tertera dalam kontrak. Pada Tabel 4.1, diasumsikan kendaraan akan dijual kembali setelah umurnya mencapai 5 tahun. Penjualan ini akan dilakukan oleh Unit Jasa Koperasi XYZ kepada dealer kendaraan atau kepada end user secara langsung. Selama menjalankan alternatif 2, 3 Kota Bandung, dan 4, Koperasi XYZ harus selalu melakukan kontrol mengenai kelancaran jalannya ketiga usaha tersebut. Pengontrolan ini dilakukan oleh Pengurus Koperasi dan Unit Jasa melalui evaluasi yang diadakan setiap 6 bulan sekali. Selain mengevaluasi jalannya usaha, dilakukan juga evaluasi terhadap kesesuaian pengalokasian dana untuk setiap alternatif. Jika suatu alternatif berjalan tidak sesuai dengan perencanaan sehingga menyebabkan tingkat pengembalian yang diperoleh Koperasi XYZ menjadi lebih kecil dari yang telah diprediksi, maka koperasi harus mengambil tindakan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya resiko, terutama resiko kerugian. Sebagai langkah awal, koperasi harus mencoba untuk mengatasi permasalahan yang menyebabkan tingkat pengembalian menjadi rendah, terutama jika permasalahan tersebut disebabkan oleh internal koperasi sendiri. Apabila ternyata koperasi memang tidak dapat mengatasi permasalahan tersebut, maka koperasi dapat melakukan solusi lain yaitu dengan mengurangi prosentase alokasi dana pada alternatif yang tidak berjalan lancar. Selanjutnya, dana yang dikurangi tersebut dapat dialokasikan pada alternatif yang mempunyai tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan mempunyai prospek yang lebih baik. Jika alternatif tersebut jumlahnya lebih dari satu, maka pemindahan investasi dapat dilakukan ke dalam beberapa alternatif. Jumlah dana yang dipindahkan ke masing-masing alternatif bergantung pada tingkat pengembalian yang dihasilkan serta prospek setiap alternatif. Dengan dilakukannya aktivitas-aktivitas dalam rangka implementasi alternatif 2, 3 Kota Bandung, dan 4, maka terjadilah aliran uang dari satu pihak ke pihak lainnya. Gambar 4.1 berikut ini menunjukkan aliran uang yang terjadi pada aktivitas alternatif 4. Gambar 4.4 Aliran Uang Aktivitas Alternatif 4 terjadi: Berikut ini merupakan penjelasan Gambar 4.1 sesuai dengan urutan aktivitas yang 101

8 1. Koperasi XYZ mentransfer uang yang akan dijadikan modal ke pihak Cipaganti Rental dengan jumlah sesuai dengan yang tertera pada perjanjian kontrak. 2. Pihak Cipaganti Rental memberikan keuntungan sejumlah prosentase yang telah dijanjikan kepada Koperasi XYZ setiap bulan selama jangka waktu kontrak kerja sama. Kemudian, pada akhir masa kontrak kerja sama, pihak Cipaganti Rental mengembalikan seluruh uang yang telah disetorkan sebagai modal oleh Koperasi XYZ pada saat awal kontrak. Aliran uang yang terjadi pada aktivitas implementasi alternatif 2 dan 3 pada umumnya adalah sama. Aliran uang tersebut secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut. Dealer Kendaraan 1 Customer 2 Koperasi XYZ 3 Maintenance Astra 4 Pembeli Kendaraan Second Gambar 4.5 Aliran Uang Aktivitas Alternatif 2 dan 3 Kota Bandung Berikut ini merupakan penjelasan Gambar 4.2 sesuai dengan urutan aktivitas yang terjadi: 1. Koperasi XYZ melakukan pembelian kendaraan di dealer, maka Koperasi XYZ melakukan pembayaran atas kendaraan yang dibelinya. 2. Customer menyewa kendaraan dari Koperasi XYZ, maka customer melakukan pembayaran sewa kepada Koperasi XYZ sesuai dengan harga dan waktu pembayaran yang telah disepakati. 102

9 3. Koperasi XYZ melakukan kontrak maintenance kendaraan dengan pihak Maintenance Astra, maka koperasi melakukan pembayaran terhadap jasa tersebut sesuai dengan harga dan waktu pembayaran yang telah disepakati dalam kontrak. 4. Koperasi XYZ menjual kendaraannya sebagai kendaraan second kepada pihak dealer ataupun end user, maka koperasi menerima pembayaran dari pembeli sesuai dengan harga yang telah disepakati. Selain terjadi aliran uang, pada alternatif 2 dan 3 Kota Bandung juga terjadi aliran barang yang berupa kendaraan. Aliran barang tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini. Dealer Kendaraan 1 Koperasi XYZ 2 3 Customer 4 Pembeli Kendaraan Second Gambar 4.6 Aliran Barang Aktivitas Alternatif 2 dan 3 Kota Bandung Berikut ini merupakan penjelasan Gambar 4.3 sesuai dengan urutan aktivitas yang terjadi: 1. Koperasi XYZ melakukan pembelian kendaraan. Selanjutnya, dealer menyerahkan kendaraan kepada koperasi sesuai dengan pesanan yang telah dilakukan sebelumnya. 2. Customer menyewa kendaraan dari Koperasi XYZ, maka koperasi memberikan kendaraan kepada customer. 3. Pada saat masa sewa selesai, customer mengembalikan kendaraan yang disewa kepada Koperasi XYZ. 4. Koperasi XYZ menjual kendaraannya sebagai kendaraan second kepada pihak dealer ataupun end user. Setelah terjadi kesepakatan harga, Koperasi XYZ menyerahkan kendaraan tersebut kepada pembeli. 103

10 4.2 Kebutuhan Sumber Daya Berdasarkan analisis serta rencana implementasi yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya, dapat diketahui bahwa untuk menjalankan solusi alternatif 2, 3 Kota Bandung, dan 4, Koperasi XYZ membutuhkan beberapa sumber daya manusia yang terdiri dari: 1. Rapat Umum Anggota (RUA) Sebagai pemegang kekuasaaan tertinggi di Koperasi XYZ, RUA akan membuat keputusan apakah solusi alternatif 2, alternatif 3 Kota Bandung, dan alternatif 4 disetujui untuk dilakukan atau tidak. Jika solusi ketiga alternatif tersebut disetujui, maka rencana implementasi akan dilakukan. 2. Pengurus Koperasi XYZ Pengurus koperasi ini terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara koperasi. Pada tahap implementasi, pengurus koperasi ini akan menghadiri presentasi yang dilakukan oleh pihak Cipaganti Rental. Dari presentasi ini, pengurus akan mengetahui program kerjasama kemitraan yang diadakan oleh perusahaan tersebut secara detail. Jika koperasi setuju untuk melakukan kerja sama, maka selanjutnya dilakukan penandatanganan kontrak perjanjian kerja sama. Sebagai perwakilan dari pihak koperasi, maka tanda tangan dilakukan oleh Ketua Koperasi XYZ. 3. Unit Jasa Koperasi XYZ Unit ini terdiri dari orang-orang yang sudah bekerja di Unit Jasa Koperasi XYZ saat ini. Pada tahap implementasi, Unit Jasa akan melakukan beberapa tugas di saat awal. Berikut ini merupakan tugas yang akan dilakukan oleh Unit Jasa: a. Menghubungi Cipaganti Rental sebagai aktivitas awal dari implementasi alternatif 4 b. Melakukan pencarian tempat untuk dijadikan kantor persewaan kendaraan harian di Bandung (alternatif 3) c. Melakukan perekrutan untuk karyawan marketing persewaan kendaraan tanpa perantara (alternatif 2), karyawan persewaan kendaraan harian di Bandung, dan supir untuk persewaan kendaraan harian di Bandung d. Melakukan pembelian kendaraan e. Melakukan kontrak untuk maintenance kendaraan degan pihak Maintenance Astra f. Untuk persewaan kendaraan tanpa perantara, Unit Jasa melakukan penarikan kendaraan dari customer ketika masa kontrak sudah habis g. Melakukan penjualan kendaraan second kepada dealer atau end user 104

11 4. Unit Dana Koperasi XYZ Pada implementasi alternatif 4, unit ini bertugas melakukan pentransferan uang yang akan diinvestasikan sebagai modal di Cipaganti Rental. 5. Karyawan Marketing persewaan kendaraan tanpa perantara Karyawan ini terdiri dari seorang Account Director yang mengepalai 2 orang Account Executive. Ketiga karyawan ini diperoleh dari perekrutan yang dilakukan oleh Unit Jasa pada saat awal tahap implementasi. Selanjutnya, karyawan ini bertugas untuk melakukan marketing usaha persewaan kendaraan tanpa perantara (alternatif 2). Aktivitas marketing diawali dengan cara menghubungi perusahaan yang mempunyai prospek untuk dijadikan customer. Setelah itu, karyawan akan melakukan presentasi mengenai produk yang ditawarkan kepada perusahaan tersebut. Jika customer tertarik untuk melakukan penyewaan kendaraan, maka selanjutnya dilakukan penandatanganan kontrak persewaan kendaraan. Sebagai perwakilan dari pihak Koperasi XYZ, kontrak ini ditandatangani oleh Account Director. 6. Karyawan persewaan kendaraan harian di Bandung Karyawan ini terdiri dari seorang manajer yang mengepalai 5 orang karyawan. Seluruh karyawan ini juga diperoleh dari perekrutan yang dilakukan oleh Unit Jasa pada saat awal tahap implementasi. Pada sehari-harinya, karyawan ini bertugas untuk melakukan pemasangan iklan di media massa sebagai aktivitas marketing. Selanjutnya, jika terdapat customer yang ingin menyewa kendaraan, maka karyawan ini akan memeriksa kelengkapan dan kevalidan identitas customer tersebut. Seluruh aktivitas yang berhubungan dengan customer akan ditangani oleh karyawan ini. 7. Supir untuk persewaan kendaraan harian di Bandung Karyawan ini berstatus sebagai pegawai lepasan (freelancer). Perolehan karyawan ini juga dilakukan dari proses perekrutan oleh Unit Jasa pada saat awal tahap implementasi. Selanjutnya, karyawan ini bertugas untuk menyetir setiap kendaraan yang disewa pada persewaan kendaraan harian di Bandung. Untuk menjalankan rencana implementasi, Koperasi XYZ sudah pasti membutuhkan sumber daya keuangan. Akan tetapi, sumber daya ini tidak mempunyai suatu jumlah nominal yang diharuskan. Hal ini dikarenakan jumlah dana yang akan dikeluarkan untuk implementasi solusi bergantung pada total dana yang dimiliki oleh unit usaha persewaan kendaraan (Unit Jasa) Koperasi XYZ. Selain sumber daya manusia dan keuangan, ada beberapa hal lain yang dibutuhkan dalam implementasi solusi. Hal-hal tersebut yaitu: 105

12 1. Kendaraan Kendaraan merupakan objek terpenting dalam implementasi solusi alternatif 2 dan 3 Kota Bandung. Oleh karena itu, kualitas kendaraan menjadi hal yang sangat siginifikan. Untuk mendapatkan kualitas yang baik, Koperasi XYZ melakukan pembelian kendaraan di dealer resmi dari Astra. Selain itu untuk menjaga kualitas kendaraan, Koperasi XYZ juga melakukan kontrak maintenance dengan pihak Maintenance Astra (pada penelitian ini diasumsikan kendaraan yang digunakan adalah Toyota Kijang Innova yang merupakan produk dari Astra). 2. Bangunan kantor Bangunan kantor ini dibutuhkan untuk implementasi alternatif 3 yaitu persewaan kendaraan harian di Bandung. Selain sebagai kantor, bangunan ini juga akan digunakan sebagai tempat parkir kendaraan sewa. Pada solusi penelitian ini, diasumsikan bahwa Koperasi XYZ akan memperoleh bangunan kantor dengan cara melakukan sewa tempat untuk dijadikan kantor persewaan kendaraan harian di Bandung. 106

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Tahap Implementasi Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Koperasi XYZ melakukan perampingan serta pengawasan yang lebih ketat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Hendrojogi, 2002, Koperasi Azas-azas, Teori dan Praktek, Jakarta, INA: PT. RajaGrafindo Persada.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Hendrojogi, 2002, Koperasi Azas-azas, Teori dan Praktek, Jakarta, INA: PT. RajaGrafindo Persada. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Koperasi Pegawai XYZ (untuk selanjutnya disebut Koperasi XYZ ) didirikan di Jakarta sesuai dengan Akta Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi DKI Jakarta no.

Lebih terperinci

Lampiran A: Daftar Harga Kendaraan Toyota

Lampiran A: Daftar Harga Kendaraan Toyota DAFTAR PUSTAKA Anthony, Robert N. dkk., 2004, Accounting Text and Cases (11 th ed.), New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Badan Pusat Statistik, 2005, Pendapatan Nasional Indonesia 2001 2004, Jakarta,

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Metodologi Penelitian 2.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa batasan permasalahan yang digunakan yaitu: a. Penelitian hanya dilakukan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. menjadi pedoman untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang direncanakan sebelumnya.

BAB V RENCANA AKSI. menjadi pedoman untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang direncanakan sebelumnya. BAB V RENCANA AKSI Rencana aksi menjadi bagian penting dalam sebuah perencanaan bisnis karena akan menjadi pedoman untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang direncanakan sebelumnya. Bab ini menjelaskan

Lebih terperinci

DIVERSIFIKASI RESIKO PADA UNIT USAHA PERSEWAAN KENDARAAN KOPERASI XYZ UNTUK MENGOPTIMALKAN KEUNTUNGAN PROYEK AKHIR

DIVERSIFIKASI RESIKO PADA UNIT USAHA PERSEWAAN KENDARAAN KOPERASI XYZ UNTUK MENGOPTIMALKAN KEUNTUNGAN PROYEK AKHIR DIVERSIFIKASI RESIKO PADA UNIT USAHA PERSEWAAN KENDARAAN KOPERASI XYZ UNTUK MENGOPTIMALKAN KEUNTUNGAN PROYEK AKHIR Oleh: MILLENNIA AULIA SUSANTI NIM: 29105355 Program Magister Administrasi Bisnis Sekolah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 39 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profile Perusahaan PT Reall Pro merupakan perusahaan jasa yang berbentuk agent properti.pada awal pendiriannya perusahaan ini berlokasi pada Jalan Karang Tengah Raya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Autoraya (PT. SERA), yang didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Maret 1990

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Autoraya (PT. SERA), yang didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Maret 1990 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan TRAC ASTRA RENT A CAR berada di bawah badan hukum PT Serasi Autoraya (PT. SERA), yang didirikan di Jakarta pada tanggal

Lebih terperinci

PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL

PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 36 /PMK.06/2006 TENTANG PENJUALAN OBLIGASI NEGARA RITEL DI PASAR PERDANA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 36 /PMK.06/2006 TENTANG PENJUALAN OBLIGASI NEGARA RITEL DI PASAR PERDANA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 36 /PMK.06/2006 TENTANG PENJUALAN OBLIGASI NEGARA RITEL DI PASAR PERDANA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan pembahasan mengenai yang dijalankan oleh PT. P-Communication Mitra Utama pada event "SCOOPY-FI FASHION WEEK 2013", maka dapat

Lebih terperinci

PEMASARAN DAN STRATEGI PERSONAL SELLING

PEMASARAN DAN STRATEGI PERSONAL SELLING Modul ke: 06 Fakultas Program Pascasarjana PEMASARAN DAN STRATEGI PERSONAL SELLING Pokok Bahasan 1. Pemasaran Hubungan Massa 2. Strategi Personal Selling Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Koperasi Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi Tenggara ) awal mula Bapak Muzain

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Pengorganisasian dan pengelolaan koperasi C ti

Pengorganisasian dan pengelolaan koperasi C ti Sesi Keenam Pengorganisasian dan pengelolaan koperasi C ti Handout Data harus berdasarkan negara KEKUASAAN, TUGAS-TUGAS, DAN TANGGUNGJAWAB ANGGOTA, PEJABAT, DAN STAF KOPERASI Pada sesi ini, pelatih wajib

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. bidang penjualan, reparasi, serta suku cadang kendaraan roda dua dengan merek

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. bidang penjualan, reparasi, serta suku cadang kendaraan roda dua dengan merek BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah dan Perkembangan Organisasi PT.Lancar Suskes Mandiri merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan, reparasi, serta suku cadang kendaraan roda dua

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 9 TAHUN 2016 Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 96 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Indocare Pacific merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang Jasa Hygiene Sytem dengan brand produk yang diberi nama ECOCARE. Jasa yang ditawarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1306, 2014 BNP2TKI. Sarana dan Prasarana. Fasilitas. Balai Pelayanan Kepulangan TKI. Selapajang. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran-1 : Wawancara Dengan Bapak Joko, Business Head Pesticide &

LAMPIRAN. Lampiran-1 : Wawancara Dengan Bapak Joko, Business Head Pesticide & L1 LAMPIRAN Lampiran-1 : Wawancara Dengan Bapak Joko, Business Head Pesticide & Fertilizer PT. XYZ (29 Oktober 2010) 1. Pak Joko jenis laporan apa saja sih yang biasa bapak laporkan kepada pihak operational

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 550 /KMK.01/2003 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 550 /KMK.01/2003 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 550 /KMK.01/2003 TENTANG PENJUALAN OBLIGASI NEGARA DALAM VALUTA ASING DI PASAR PERDANA INTERNASIONAL MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PROFIL PERUSAHAAN KEUNTUNGAN MENJADI MITRA: Kemitraan

PROFIL PERUSAHAAN KEUNTUNGAN MENJADI MITRA: Kemitraan PROFIL PERUSAHAAN adalah Jasa Persewaan Perlengkapan Bayi & Mainan Anak yang berdiri pada tahun 2009 di Kota Yogyakarta, dengan jumlah koleksi awal 15 unit barang. Dengan membawa konsep bisnis rumahan,

Lebih terperinci

Peluang Usaha Buka Bengkel Untuk Penghasilan

Peluang Usaha Buka Bengkel Untuk Penghasilan Peluang Usaha Buka Bengkel Untuk Penghasilan Membuka usaha bengkel biasanya memerlukan tempat dan lokasi yang strategis dan dan butuh tempat yang luas untuk menampung kendaraan yang akan anda service,

Lebih terperinci

PERJANJIAN MITRA PEMASAR

PERJANJIAN MITRA PEMASAR PERJANJIAN MITRA PEMASAR Pada hari ini,... tanggal... bulan... tahun... (... ) bertempat di Jakarta, telah diadakan kesepakatan antara pihak-pihak : 1. PT. JAVA GLOBAL FUTURES, berkedudukan di Jakarta,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : 1. Nasabah Melakukan Pengajuan

Lebih terperinci

SURAT KETENTUAN KERJASAMA PROGRAM SIP

SURAT KETENTUAN KERJASAMA PROGRAM SIP SURAT KETENTUAN KERJASAMA PROGRAM SIP Kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : No. KTP : Alamat : Disebut sebagai PIHAK PERTAMA / PENGELOLA PROGRAM mitrasip.com Nama : No. KTP : Alamat : No.Telpon

Lebih terperinci

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA Copyright (C) 2000 BPHN PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA *36161 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 9 TAHUN 1999 (9/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI

Lebih terperinci

BAB III SISTEM YANG BERJALAN. CV. Guna Property yang berlokasi di Jl. Talaga Bodas no. 41 A Bandung ini

BAB III SISTEM YANG BERJALAN. CV. Guna Property yang berlokasi di Jl. Talaga Bodas no. 41 A Bandung ini BAB III SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Guna Property yang berlokasi di Jl. Talaga Bodas no. 41 A Bandung ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penjualan properti.

Lebih terperinci

Penerimaan calon karyawan KJKSBINAMA BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BINAMA SEMARANG

Penerimaan calon karyawan KJKSBINAMA BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BINAMA SEMARANG Penerimaan calon karyawan KJKSBINAMA BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BINAMA SEMARANG A. Sejarah Singkat Koperasi Jasa Keuangan Syariah BINAMA KJKS BINAMA (Koperasi Jasa Keuangan Syariah

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Singkat PT.FIF (Federal International Finance) PT. FIF (Federal International Finance) berdiri pada tanggal 1 Mei 1989 dengan nama PT. Mitrapusaka Artha Finance

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Distribusi Perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pemasarannya, PT. ANUGERAH IDEALESTARI telah menunjuk PT. ANUGERAH CENTRAL AUTOMOTIVE sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB III ANALISA SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB III ANALISA SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Koperasi Pegawai Telkom Mediatron merupakan Koperasi Pegawai PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi Multimedia, yang berdiri sejak 28

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar yang akan mampu bertahan dan terus eksis di dunia bisnis masa kini.

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar yang akan mampu bertahan dan terus eksis di dunia bisnis masa kini. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini perkembangan teknologi semakin canggih maka semakin ketat pula persaingan usaha di Indonesia, sehingga menuntut perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

TATA CARA BESERTA KETENTUAN PEMESANAN NUP ONLINE, PEMILIHAN UNIT ONLINE, & PEMILIHAN UNIT FINAL CITRALAND CIBUBUR

TATA CARA BESERTA KETENTUAN PEMESANAN NUP ONLINE, PEMILIHAN UNIT ONLINE, & PEMILIHAN UNIT FINAL CITRALAND CIBUBUR TATA CARA BESERTA KETENTUAN PEMESANAN NUP ONLINE, PEMILIHAN UNIT ONLINE, & PEMILIHAN UNIT FINAL CITRALAND CIBUBUR PEMESANAN UNIT dilakukan dengan sistem NOMOR URUT PEMESANAN (selanjutnya disebut: NUP)

Lebih terperinci

LAMPIRAN I-A PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PENANAMAN MODAL Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin

Lebih terperinci

Published by SWACIPTA CONSULTING

Published by SWACIPTA CONSULTING LAMPIRAN I-A PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PENANAMAN MODAL Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI I. UMUM Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menegaskan bahwa Manajer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal itu ditandai dengan perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal itu ditandai dengan perilaku 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan di sektor industri jasa semakin ketat sehingga memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dalam menyusun strategi guna mencapai tujuan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Analisa Sistem Berjalan 3.1.1 Riwayat Perusahaan PT. Xsis Mitra Utama didirikan di Jakarta pada awal tahun 2005, sebagai sebuah tambahan / cabang usaha dari PT.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini merupakan persoalan bagi setiap perusahaan agar dapat bersaing dengan usaha

I. PENDAHULUAN. ini merupakan persoalan bagi setiap perusahaan agar dapat bersaing dengan usaha I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia saat ini telah memaksa usaha kecil bersaing di era Globalisasi untuk lebih kreatif dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif. Saat ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA A. Mekanisme Akad Murabahah Dalam Pembiayaan Kendaraan Pembiayaan

Lebih terperinci

Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL

Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL LAMPIRAN I-A PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PENANAMAN MODAL Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 39 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia adalah sub dari Allianz Group, pemimpin penyedia asuransi dan servis keuangan di dunia. Berdiri pada tahun

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Gambar 9. Service of Logincom Sumber: Arsip Perusahaan 16 3.1.1 Penawaran Projek Penawaran Projek Pada umumnya dari pihak luar atau klien akan diterima

Lebih terperinci

Format Sampul Proposal Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah PROPOSAL PROGRAM PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH. Logo Perguruan Tinggi

Format Sampul Proposal Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah PROPOSAL PROGRAM PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH. Logo Perguruan Tinggi Format Sampul Proposal Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah PROPOSAL PROGRAM PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH Logo Perguruan Tinggi JUDUL PROGRAM* Oleh: Nama Lengkap dan NIDN Ketua Tim Pengusul

Lebih terperinci

LONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

LONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA KEBIJAKAN DAN PROSEDUR Kode Etik LONGRICH BIOSCIENCE INDONESIA KEBIJAKAN DAN PROSEDUR BAB 1 - PENDAHULUAN BAB 2 - DEFINISI 2.1 Perusahaan 2.2 Distributor 2.3 Masa Keanggotaan 2.4 Bisnis 2.5 Rencana Pemasaran Longrich 2.6 Sales

Lebih terperinci

BAB III APLIKASI DANAREKSA OBLIGASI REPO RITEL (DORR) DI PT. DANAREKSA SURABAYA

BAB III APLIKASI DANAREKSA OBLIGASI REPO RITEL (DORR) DI PT. DANAREKSA SURABAYA 45 BAB III APLIKASI DANAREKSA OBLIGASI REPO RITEL (DORR) DI PT. DANAREKSA SURABAYA A. Gambaran Umum PT. Danareksa Surabaya 1. Identitas Persero PT. Danareksa Persero merupakan perusahaan reksadana yang

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan. Mengenal Bisnis Afiliasi

BAB 1 Pendahuluan. Mengenal Bisnis Afiliasi BAB 1 Pendahuluan Mengenal Bisnis Afiliasi Bisnis afiliasi merupakan salah satu bidang bisnis di Internet yang sedang booming sampai saat ini. Afiliasi merupakan konsep penjualan online yang melibatkan

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X

PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X Silvia Rostianingsih 1, Arlinah Imam Raharjo 2, & Basuki Setiawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra, Siwalankerto

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Print Out Anggaran Produksi

LAMPIRAN 1. Print Out Anggaran Produksi L1 LAMPIRAN 1 Print Out Anggaran Produksi L2 LAMPIRAN 2 Print Out Media Estimate L3 LAMPIRAN 3 Print Out Invoice L4 LAMPIRAN 4 Print Out Faktur Pajak L5 LAMPIRAN 5 Print Out Request Anggaran L6 LAMPIRAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Akita Jaya Mobilindo berawal pada tahun 1974 dengan nama CV. Sumber Jaya Motor yang bergerak dalam bidang usaha jual beli kendaraan bermotor di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Akad Mudharabah Pada Simpanan IJABAH Investasi Berjangka Mudharabah (IJABAH) adalah fasilitas penghimpunan dana dengan prinsip mudharabah mutlaqoh

Lebih terperinci

PANDUAN UNTUK DEALER & PRIVATE SELLER JANUARI 2015

PANDUAN UNTUK DEALER & PRIVATE SELLER  JANUARI 2015 PANDUAN UNTUK DEALER & PRIVATE SELLER WWW.HAMOTA.COM JANUARI 2015 Oleh Administrator admin@hamota.com Panduan Pengguna Revisi 00. 1 of 15 PENGANTAR Panduan Pengguna ini dibuat untuk mempermudah Dealer

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MEKANISME DAN UPAYA PENINGKATAN SISUKA (SIMPANAN SUKARELA BERJANGKA) DI BMT BUS

BAB IV ANALISIS MEKANISME DAN UPAYA PENINGKATAN SISUKA (SIMPANAN SUKARELA BERJANGKA) DI BMT BUS BAB IV ANALISIS MEKANISME DAN UPAYA PENINGKATAN SISUKA (SIMPANAN SUKARELA BERJANGKA) DI BMT BUS A. Mekanisme SISUKA (Simpanan Sukarela Berjangka) di BMT BUS Terdapat 3 mekanisme dalam SISUKA (Simpanan

Lebih terperinci

-BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei dan

-BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei dan -BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Kebutuhan Informasi Untuk menentukan kebutuhan sistem yang sedang berjalan terutama untuk mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei

Lebih terperinci

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE Manajemen & SIM 2 Bisnis Elektronik Hal. 1 SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Definisi Bisnis Elektronik Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan ingin menggunakan suatu sistem aplikasi yang baik untuk mengelola perusahaannya. MW Rental Mobil yang terletak di Jl.Ciremai Raya Blok E

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek penelitian yang akan diteliti adalah penerapan pengakuan pendapatan kontrak dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Wawancara. 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten?

Lampiran 1. Hasil Wawancara. 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten? Lampiran 1 Hasil Wawancara 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten? Toko Elektronik Cahaya Banten didirikan di Serang, Banten sejak 1996. Dengan seiring berjalannya waktu dan berkembangnya serta

Lebih terperinci

Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Finance Lease. Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Consumer

Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Finance Lease. Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Consumer L48 L.1.2.4. Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Finance Lease L.1.2.5. Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Consumer Finance L49 L.1.2.6. Model Laporan Prediksi Jumlah Agreement

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB) berdiri tanggal 11

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB) berdiri tanggal 11 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan 2.1.1 Profile Perusahaan Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB) berdiri tanggal 11 Mei 1962, dahulu nama koperasi ini adalah Koperasi

Lebih terperinci

Kerjasama Rental Mobil di Surabaya. Written by M. Zanis PENDAHULUAN

Kerjasama Rental Mobil di Surabaya. Written by M. Zanis PENDAHULUAN PENDAHULUAN OkkaRent sebagai perusahaan yang sedang berkembang pesat dalam bidang jasa sewa/rental mobil di surabaya kini membuka peluang untuk melakukan kerja bisnis usaha sampingan atau investasi usaha

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 84 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data di Bab IV, maka penulis menyimpulkan bahwa : Faktor Harga tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan, diukur dari

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGGAJIAN KARYAWAN PADA PERUSAHAAN OUTSOURCHING PT. BALADHIKA METROPOLITAN

PROSEDUR PENGGAJIAN KARYAWAN PADA PERUSAHAAN OUTSOURCHING PT. BALADHIKA METROPOLITAN PROSEDUR PENGGAJIAN KARYAWAN PADA PERUSAHAAN OUTSOURCHING PT. BALADHIKA METROPOLITAN Dibuat Oleh : Praisylia Gabriela NPM 39210520 Program Studi D3 Manajemen Keuangan Pembimbing Dr. Henny Medyawati, Skom,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Screenshot Perancangan Data Warehouse Menggunakan Oracle Warehouse Builder 11g. Gambar berikut berisi atribut-atribut dari dimensi waktu.

LAMPIRAN. Screenshot Perancangan Data Warehouse Menggunakan Oracle Warehouse Builder 11g. Gambar berikut berisi atribut-atribut dari dimensi waktu. I LAMPIRAN Screenshot Perancangan Data Warehouse Menggunakan Oracle Warehouse Builder 11g 1. Dimensi Waktu Gambar berikut berisi atribut-atribut dari dimensi waktu. 2. Dimensi Cabang Gambar berikut berisi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 17 2 /PMK.08/2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 36/PMK.06/2006 TENTANG PENJUALAN OBLIGASI NEGARA RITEL DI PASAR PERDANA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

1. PENJELASAN PRAKTIKUM

1. PENJELASAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM MK. STUDI KELAYAKAN USAHA PERTANIAN 1. PENJELASAN PRAKTIKUM ELFI RAHMADANI & IRSYADI SIRADJUDDIN TOPIK PRAKTIKUM 1. Pemilihan topik interest 2. Penjelasan item proposal usaha 3. Distribusi topik

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Temuan risiko dalam sistem perekrutan PT.Metrodata Electronics,Tbk, yaitu: 1. Prosedur Mengidentifikasi Kebutuhan Rekrut a. Keterlambatan pembuatan MPP dan O-Chart

Lebih terperinci

Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan

Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan 1 Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan 1. Bagaimana perkembangan KSP Anugerah? 2. Apakah koperasi mengadakan rapat/pertemuan selain Rapat Anggota Tahunan? Jika ya, dalam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 18 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 18 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 18 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 592 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYERTAAN MODAL (INVESTASI) DAERAH UNTUK KELOMPOK USAHA PERTANIAN

Lebih terperinci

Bagi anda yang bergabung melalui sistem online kami, maka mendapat fasilitas sebagai berikut:

Bagi anda yang bergabung melalui sistem online kami, maka mendapat fasilitas sebagai berikut: Bagi anda yang bergabung melalui sistem online kami, maka mendapat fasilitas sebagai berikut: 1. Mendapatkan Downline secara otomatis Ya, dengan bergabung bersama sistem online kami maka anda akan kami

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat PT. Itochu Logistics Indonesia Itochu Logistics Indonesia dibentuk pada tahun 2002, menyediakan solusi logistik sepenuhnya untuk pelanggan dan mengurus

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 5 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN REST AREA JOGJA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Panca Lima Mandiri beralamat di Jl. D.I. Panjaitan Kav 5 7 2 nd Floor, Patria Park Building. No. 06, Jakarta

Lebih terperinci

PROPOSAL PENAWARAN SISTEM INFORMASI TERPADU KJKS BMT ( SI SYUTERA )

PROPOSAL PENAWARAN SISTEM INFORMASI TERPADU KJKS BMT ( SI SYUTERA ) 1 2 PROPOSAL PENAWARAN SISTEM INFORMASI TERPADU KJKS BMT ( SI SYUTERA ) PENDAHULUAN Koperasi merupakan salah satu usaha yang paling tepat untuk merealisasikan cita-cita ideal dari Undang-Undang Dasar 1945.

Lebih terperinci

(disempurn BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAERAH

(disempurn BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAERAH (disempurn BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KERJASAMA PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi saat ini sangat mempengaruhi

STIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi saat ini sangat mempengaruhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini sangat mempengaruhi berbagai bidang, termasuk salah satunya bidang transportasi di bidang persewaan. Pemanfaatan teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. JALA ANUGERAH SEJATImerupakan perusahaan jasa angkutan yang dibentuk sesuai dengan Akte Notaris Rohana Frieta, SH No. 5, di Jakarta. Manajemen

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah BAB IV PEMBAHASAN A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah Saat memberikan pembiayaan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Kantor Cabang Pembantu Payakumbuh menggunakan prinsip

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MITRA MABRUR (ASURANSI HAJI) DI ASURANSI SYARIAH BUMIPUTERA CABANG SEMARANG

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MITRA MABRUR (ASURANSI HAJI) DI ASURANSI SYARIAH BUMIPUTERA CABANG SEMARANG 54 BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MITRA MABRUR (ASURANSI HAJI) DI ASURANSI SYARIAH BUMIPUTERA CABANG SEMARANG A. Analisis Strategi Pemasaran 1. Analisis Diferensiasi Menurut peneliti berdasarakan wawancara

Lebih terperinci

BAB VII MANFAAT PROGRAM PEMBINAAN

BAB VII MANFAAT PROGRAM PEMBINAAN BAB VII MANFAAT PROGRAM PEMBINAAN Program pembinaan UMKM yang dilakukan oleh YDBA merupakan salah satu program unggulan PT. Astra Internasional Tbk. dalam mengembangkan masyarakat. Program pembinaan UMKM

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut ini adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan di dalamnya : 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. XYZ adalah sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SI RELA AULIA di KSPPS BMT Amanah Usaha Mulia (AULIA) Magelang. 1 1. Mekanisme Pembukaan Rekening Tabungan SI RELA AULIA. Langkah pertama dalam

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: ANDI Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal Lahir: - Usia: 35 Status Merokok: Bukan Perokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54);

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54); No.159, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Pengelolaan Hibah Langsung. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengumpulkan pundi-pundi uang sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengumpulkan pundi-pundi uang sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era global ini terjadi persaingan-persaingan antar perusahaan. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat yang bertujuan untuk mengumpulkan pundi-pundi uang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN PRINSIP PERUBAHAN

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN PRINSIP PERUBAHAN PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN PRINSIP PERUBAHAN Menunjukan dokumen asli Fotokopi harus jelas dan mudah dibaca Disusun sesuai urutan

Lebih terperinci

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007) Pengajaran Akuntansi serta Workshop "PSAK Terbaru" 1 PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007) AGENDA 2 Ruang Lingkup Definisi Sewa Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Klasifikasi i Sewa Sewa dalam Laporan Keuangan

Lebih terperinci

PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENANAMAN MODAL

PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENANAMAN MODAL PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENANAMAN MODAL Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci