BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

Transkripsi

1 BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Tahap Implementasi Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Koperasi XYZ melakukan perampingan serta pengawasan yang lebih ketat bagi BPR-BPR yang masuk ke dalam kategori Cukup/Kurang Sehat namun Bisa Berkembang, namun bukan berarti pada BPR yang sehat tidak dilakukan suatu pengawasan. Implementasi yang dapat diberikan kepada Koperasi dalam Unit Usaha Penyertaan Modal BPR-BPR ini adalah sebagai berikut: 1. Koperasi mempertahankan BPR-BPR yang masuk ke dalam kelompok Sehat dan Bisa Berkembang 2. Koperasi melakukan pemantauan kinerja lebih mendalam kepada BPR-BPR yang masuk ke dalam kelompok kedua, yaitu kelompok Cukup/Kurang Sehat namun Bisa Berkembang. Bagi BPR-BPR yang masuk ke dalam kelompok kedua dan masih di dalam satu rayon, disarankan melakukan merger untuk menaikkan nilai asset serta meningkatkan kinerja dari BPR tersebut. 3. Koperasi melakukan pelepasan penyertaan modal kepada BPR yang masuk ke dalam kelompok ketiga, kelompok yang tidak sehat dan tidak bisa berkembang. Hal ini dikarenakan jika koperasi terus melakukan penyertaan modal, ditakutkan koperasi akan selalu mengalami kerugian. 4. Namun sebaiknya sebelum melaksanakan seluruh kegiatan ini, sebaiknya Koperasi melakukan audit secara mendalam kepada seluruh BPR. Audit yang dilakukan biasa disebut dengan forensik audit. Namun semua rencana implementasi dapat dilakukan jika dalam Rapat Umum Anggota, yang memiliki kekuasaan tertinggi menyetujui rencana implementasi yang 93

2 telah diberikan. Dalam implementasinya, aktifitas perampingan BPR ini dapat dilakukan secara bersamaan secara efektif. Untuk BPR yang masuk ke dalam kategori seha dan cukup/kurang sehat, pada akhir tahun akan dilakukan analisa kinerja dari masing-masing BPR, apakah BPR mengalami kerugian atau mengalami keuntungan. Jika BPR mengalami keuntungan maka dipastikan Koperasi akan tetap melakukan penyetoran modal kepada BPR, sedangkan jika BPR mengalami kerugian maka akan dilakukan analisa lanjut apakah BPR ini masih mungkin berkembang lagi atau tidak. Jika BPR tidak bisa mengalami perkembangan maka koperasi bisa menarik kembali modal mereka di BPR tersebut. Untuk melihat alur dari implementasinya dapat dilihat pada diagram dibawah ini: 94

3 Gambar 4.1 Diagram Alir Implementasi Diagram Alir pada Gambar 4.1 tidak berlaku untuk BPR yang masuk dikelompokkan BPR tidak sehat dan tidak berkembang. Pada BPR yang tidak sehat, koperasi melakukan kunjungan serta presentasi kepada pemimpin serta pemilik saham BPR tentang kinerja BPR tersebut serta menyatakan untuk menarik modal dari BPR. Jika terjadi persetujuan penarikan modal antara Koperasi, pihak BPR serta para pemiliki saham maka selanjutnya Koperasi akan menerima sejumlah dana dari BPR. 95

4 Pada Tabel 4.1 dibawah menunjukkan aktivitas yang akan dilakukan pada tahap implementasi serta pihak yang berkepentingan dan rencana waktu pelaksanaannnya. Tabel 4.1 Bar Chart Rencana Implementasi 96

5 Tabel 4.1 Bar Chart Rencana Implementasi (Lanjutan) 97

6 Pada tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa implementasi ini bisa dilakukan kapan saja, tergantung dari Rapat Umum Anggota dari Koperasi yang dilakukan setahun sekali. Dari tabel bisa dilihat bahwa implementasi ini dapat dilakukan secara bersamaan, oleh karena itu koperasi melakukan kunjungan ke BPR memerlukan waktu yang cukup lama yaitu 1 bulan. Untuk BPR yang masuk kedalam Kategori yang sehat dan BPR yang masuk kedalam kategori Cukup/Kurang Sehat, implementasi yang dilaksanakan hampir sama, namun bedanya ada pada tahap merger. Untuk BPR yang masuk ke kategori Cukup/Kurang Sehat dimungkin adanya merger namun itu masih dalam satu rayon serta melalui persetujuan masing-masing BPR serta pemilik saham. Pada awalnya koperasi melakukan kunjungan ke BPR untuk melihat keadaan lapangan dari BPR tersebut sehingga Koperasi bisa melihat lebih objektif lagi dalam menganalisa kinerja BPR. Selanjutnya Koperasi menemui para pemimpin BPR serta para pemilik saham untuk menyatakan ingin melakukan presentasi mengenai kinerja dari BPR serta keinginan koperasi untuk menambah modal. Jika penambahan modal disetujui oleh seluruh pihak maka Koperasi akan melakukan transfer dana ke BPR dalam waktu dekat setelah persetujuan. Dalam implementasi ke depan, Koperasi pelakukan pengawasan kepada BPR setiap bulannya. Pengawasan ini bisa dengan melakukan kunjungan ke BPR atau menganalisa kinerja dari BPR setiap bulannya. Dengan itu, koperasi bisa tahu benar kinerja, serta bisa menilai apakah BPR ini masih bisa dilakukan penyetoran modal untuk tahun depannya. Untuk BPR yang masuk kedalam kategori tidak sehat dan tidak bisa berkembang, Koperasi tetap harus melakukan kunjungan terhadap BPR ini. Koperasi bisa melihat akar masalah dari masing-masing BPR karena BPR ini memiliki masalah yang berbeda. Setelah koperasi melakukan kunjungan, Koperasi menemui para pemimpin BPR serta para pemilik saham untuk menyatakan ingin melakukan presentasi mengenai kinerja dari BPR serta keinginan koperasi untuk menarik modal dari BPR. Jika penarikan modal disetujui oleh seluruh pihak maka dalam waktu dekat Koperasi akan menerima sejumlah dana yang digunakan Koperasi dalam investasi ini. 98

7 4.2 Kebutuhan Sumber Daya Berdasarkan analisis dan rencana implementasi yang telah dibahas diatas maka dalam pelaksanaannya, Koperasi XYZ memerlukan sumber daya manusia sebagai berikut: 1. Rapat Umum Anggota (RUA) Rapat Umum Anggota dilakukan setahun sekali untuk menentukan langkah serta menganalisa kinerja dari koperasi. RUA memiliki kekuasaan tertinggi dalam menentukan apakan rencana implementasi ini dapat dilakukan atau tidak. Dalam RUA memerlukan sumber daya manusia yang merupakan seluruh anggota dari Koperasi XYZ. 2. Pengurus Koperasi XYZ Pengurus Koperasi nanti akan melakukan kunjungan serta presentasi kepada pemimpin BPR serta para pemilik saham. Pengurus Koperasi yang melakukannya adalah para pengurus koperasi yang berada di bawah unit dana & investasi. Namun jika perjanjian dilaksanakan antara pihak BPR dan para pemilik saham, maka yang melakukan penandatanganan kontrak perjanjian adalah Ketua Koperasi XYZ. 99

8 100