ANALISIS KUALITAS PEMBELAJARAN ORGANISASI UNTUK MENILAI KESIAPAN PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (STUDI KASUS PT DAFA TEKNOAGRO MANDIRI DI BOGOR)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KUALITAS PEMBELAJARAN ORGANISASI UNTUK MENILAI KESIAPAN PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (STUDI KASUS PT DAFA TEKNOAGRO MANDIRI DI BOGOR)"

Transkripsi

1 ANALISIS KUALITAS PEMBELAJARAN ORGANISASI UNTUK MENILAI KESIAPAN PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (STUDI KASUS PT DAFA TEKNOAGRO MANDIRI DI BOGOR) Oleh BUNGA SYAHRIENDA H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 RINGKASAN BUNGA SYAHRIENDA. H Analisis Kualitas Pembelajaran Organisasi untuk Menilai Kesiapan Penerapan Manajemen Pengetahuan (Studi Kasus PT DaFa Teknoagro Mandiri di Bogor). Di Bawah Bimbingan ANGGRAINI SUKMAWATI dan UTAMI DYAH SYAFITRI. Di era globalisasi ini, setiap organisasi, tengah menghadapi persaingan yang semakin ketat. Kreativitas yang tinggi dibutuhkan oleh setiap organisasi agar dapat menciptakan inovasi-inovasi yang membuat organisasi tersebut dapat meraih dan mempertahankan keunggulan kompetitifnya. Penciptaan inovasi tersebut didorong oleh perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut adanya pengembangan sumber daya manusia yang berbasis pengetahuan (knowledge based worker) agar dapat mengelola aktivitas organisasi dengan baik. Untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari pengetahuan yang dimiliki setiap karyawannya, organisasi harus mengelola pengetahuan tersebut melalui manajemen pengetahuan. Dengan menerapkan manajemen pengetahuan, PT. DaFa Teknoagro Mandiri, sebuah perusahaan yang bergerak dalam produksi berbagai bibit tanaman unggul dengan memanfaatkan teknologi kultur jaringan akan mampu berkompetisi dengan mempertahankan dan meningkatkan aset utamanya, yaitu aset intelektual atau para karyawan yang memiliki pengetahuan sehingga terciptanya keunggulan kompetitif yang dapat berkontribusi untuk perekonomian bangsa. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi kualitas pembelajaran organisasi pada PT DaFa Teknoagro Mandiri, (2) menganalisis hubungan antara kualitas pembelajaran organisasi dan kesiapan penerapan manajemen pengetahuan pada PT DaFa Teknoagro Mandiri, (3) Menganalisis faktor yang paling mempengaruhi pembelajaran karyawan terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan PT DaFa Teknoagro Mandiri. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Teknik pemilihan responden yang digunakan adalah teknik sensus, pengolahan data dilakukan dengan analisis perhitungan nilai rataan, analisis korelasi rank spearman, dan analisi jalur. Berdasarkan analisis perhitungan nilai rataan diperoleh hasil bahwa kualitas pembelajaran organisasi secara keseluruhan berada pada penilaian yang baik dan perusahaan telah memiliki dasar yang baik untuk menjadi organisasi pembelajar. Hasil analisis korelasi rank spearman ditunjukkan dengan hubungan antara kualitas pembelajaran organisasi dan kesiapan penerapan manajemen pengetahuan pada PT DaFa Teknoagro Mandiri yang memiliki nilai sebesar 0,897. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang signifikan, linier positif, dan sangat kuat. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa faktor adanya akses terhadap pengetahuan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan pada PT DaFa Teknoagro Mandiri. Kata Kunci: organisasi pembelajar, faktor pembelajaran, manajemen pengetahuan, korelasi spearman, analisis jalur

3 ANALISIS KUALITAS PEMBELAJARAN ORGANISASI UNTUK MENILAI KESIAPAN PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (STUDI KASUS PT DAFA TEKNOAGRO MANDIRI DI BOGOR) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh : BUNGA SYAHRIENDA H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

4 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 18 Agustus Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Achmad Syachrun dan Ibu Ida Yusida, SE. Penulis memulai pendidikan di SD Negeri Pengadilan 4 Bogor pada tahun Pada tahun 2001, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Bogor dan pada tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bogor. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Setelah menempuh masa TPB (Tingkat Persiapan Bersama) selama satu tahun, akhirnya penulis resmi menjadi mahasiswa di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama kuliah, penulis aktif di beberapa organisasi kampus, yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) TPB sebagai Staf Departemen Pengembangan Minat dan Bakat ( ), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Muda Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai staf (2008), dan Centre of Management (COM@) sebagai Bendahara Direktorat Human Resources ( ). Selain itu, penulis aktif dalam kegiatan kepanitian kampus antara lain Komisi Disiplin Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru Angkatan 45 (2008), Penanggung Jawab Dana Usaha TPB CUP IPB (2008), Panitia Dana Usaha Femers to Famous FEM IPB (2008), Kepala Divisi Acara Introduce Our COM@ (2009), Kepala Divisi Logistik dan Transportasi Acara HR-EXPLOR (Seminar dan pelatihan wawancara kerja dan pembuatan surat lamaran kerja dan CV) Tahun 2009, Panitia Dana Usaha COM@ Marketing Idea Competition (2009). Selama kuliah, penulis pernah meraih beberapa prestasi, yaitu kelompok terkreatif Communication Day Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (2009), penerima beasiswa reguler plus Karya Salemba Empat ( ), pemenang karya favorit kategori C lomba menulis cerita pendek Lip Ice-Selsun Golden Award (2010). Penulis pun pernah menjadi Asisten Praktikum Mata Kuliah Sosiologi Umum ( ). v

5 KATA PENGANTAR Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kualitas Pembelajaran Organisasi untuk Menilai Kesiapan Penerapan Manajemen Pengetahuan (Studi Kasus PT DaFa Teknoagro Mandiri di Bogor). Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Tujuan dari penulisan skripsi ini, yaitu mengidentifikasi kualitas pembelajaran organisasi pada PT DaFa Teknoagro Mandiri, menganalisis hubungan antara kualitas pembelajaran organisasi dan kesiapan penerapan manajemen pengetahuan pada PT DaFa Teknoagro Mandiri, serta menganalisis faktor yang paling mempengaruhi pembelajaran karyawan terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan PT DaFa Teknoagro Mandiri. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya penelitian berikutnya sebagai penyempurna dari skripsi ini. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, terutama PT DaFa Teknoagro Mandiri. Bogor, Mei 2011 Penulis vi

6 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk yang berharga bagi penulis. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Ibu Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM dan Ibu Utami Dyah Syafitri, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan perhatian yang sangat berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 2. Ibu Ety Sulastianti, S.Si selaku Manajer Produksi Kultur Jaringan PT DaFa Teknoagro Mandiri yang telah membantu penulis selama proses penelitian berlangsung serta seluruh karyawan PT DaFa Teknoagro Mandiri yang telah bersedia menjadi responden dan membantu penulis selama penelitian. 3. Ibu Lindawati Kartika, SE, M.Si selaku dosen penguji yang telah bersedia menguji pada sidang skripsi penulis. 4. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. 5. Seluruh staf pengajar Departemen Manajemen yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis serta seluruh staf tata usaha atas bantuannya selama ini. 6. Orang tua penulis, Ibu Ida Yusida, SE dan Bapak Achmad Syachrun yang telah memberikan kasih sayang, semangat, pengajaran, dan doa tulus yang tak pernah putus untuk anaknya. 7. Kakak penulis, Achmad Rengga Febiansyah, S.Pd atas doa dan dukungannya selama ini. 8. Teman-teman satu bimbingan, Dini Marliani, Dian Anditasari, Leily Purnama Chandra, Ananda Puput Rahmawati, dan Fikhy Endrias. 9. Teman-teman Manajemen 44, terutama Intan dan Dini, terima kasih atas pertemanan dan kebersamaannya selama ini. vii

7 DAFTAR ISI RINGKASAN RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi UCAPAN TERIMA KASIH... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Data, Informasi, dan Pengetahuan Definisi Pengetahuan Komponen Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Alternatif Cara Konversi Pengetahuan Manajemen Pengetahuan Manfaat Penerapan Manajemen Pengetahuan Model Sistem Manajemen Pengetahuan Penerapan Manajemen Pengetahuan di Organisasi Audit Manajemen Pengetahuan Organisasi Pembelajar Hubungan antara Kualitas Pembelajaran Organisasi dan Kesiapan Penerapan Manajemen Pengetahuan Penelitian Terdahulu III. METODEPENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Penelitian Metode Pemilihan Responden Pengolahan dan Analisis Data Skala Likert Uji Validitas viii

8 Uji Reliabilitas Analisis Statistik Deskriptif Analisis Perhitungan Nilai Rataan Korelasi Rank Spearman Analisis Jalur IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT DaFa Teknoagro Mandiri Visi dan Misi Struktur Organisasi Perusahaan Unit Kegiatan Produk Karakteristik Responden Analisis Kualitas Pembelajaran Organisasi Hubungan antara Kualitas Pembelajaran Organisasi dan Kesiapan Penerapan Manajemen Pengetahuan serta Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Karyawan terhadap Kesiapan Penerapan Manajemen Pengetahuan Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

9 DAFTAR TABEL No Halaman 1. Hasil Survei Pengenalan Manajemen Pengetahuan Bobot Nilai Jawaban Responden Penjualan Bibit Tanaman Kultur Jaringan PT DaFa Teknoagro Mandiri Tahun Kualitas Pembelajaran Organisasi Korelasi antara Peubah Independen (X) x

10 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Spiral SECI Menggambarkan Empat Cara Konversi Pengetahuan Usulan Knowledge Management System Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Model Diagram Jalur Jenis Kelamin Kelompok Usia Pendidikan Terakhir Masa Kerja Unit Kerja Jabatan Pekerjaan Model Diagram Jalur Hasil Penelitian xi

11 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Hasil Uji Validitas Kuesioner Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Kuesioner Penelitian Hasil Kuesioner Jawaban Responden Hasil Korelasi Rank Spearman Hasil Analisis Jalur Struktur Organisasi PT DaFa Teknoagro Mandiri xii

12 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, setiap organisasi, tengah menghadapi persaingan yang semakin ketat. Kreativitas yang tinggi dibutuhkan setiap organisasi agar dapat menciptakan inovasi-inovasi yang membuat mereka dapat meraih dan mempertahankan keunggulan kompetitifnya. Penciptaan inovasi tersebut didorong oleh perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut adanya pengembangan sumber daya manusia yang berbasis pengetahuan (knowledge based worker) agar dapat mengelola aktivitas organisasi dengan baik. Saat ini pengetahuan telah menjadi modal (human capital) yang sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan organisasi. Pengetahuan amat berperan untuk organisasi karena semakin tinggi tingkat pengetahuan karyawannya, maka mereka dapat lebih mudah untuk memahami apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab mereka. Menurut Munir (2008), pengetahuan yang dimaksud bukanlah sains atau ilmu pengetahuan, melainkan kapasitas untuk melakukan tindakan dengan efektif. Jadi diharapkan seorang karyawan yang memiliki pengetahuan dapat bertindak lebih efektif dan efisien serta dapat berpikir logis dan sistematis sehingga dapat menciptakan ide-ide kreatif untuk menciptakan inovasi-inovasi baru yang dapat menguntungkan organisasinya. Setiap organisasi pasti ingin memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya dari pengetahuan yang dimiliki oleh setiap karyawannya. Oleh karena itu, organisasi tersebut harus mengelola pengetahuan tersebut melalui manajemen pengetahuan. Manajemen pengetahuan adalah pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja prima (Tiwana yang dikutip oleh Munir, 2008). Manajemen pengetahuan dibutuhkan oleh setiap organisasi untuk menciptakan nilai, meningkatkan efektivitas organisasi, serta keunggulan kompetitif organisasi karena perubahan yang terjadi secara cepat membutuhkan pengetahuan yang terus menerus diperbaharui melalui proses

13 2 pembelajaran. Sebagai industri berbasis sumber daya, agroindustri berpotensi dapat meningkatkan cadangan devisa serta penyediaan lapangan kerja. Data yang dikumpulkan Kementrian Perindustrian menunjukkan bahwa perusahaan yang terlibat dalam agroindustri, jumlahnya meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2000 tercatat perusahaan dan berkembang menjadi perusahaan pada tahun Meningkatnya jumlah perusahaan agroindustri ternyata berdampak terhadap meningkatnya jumlah tenaga kerja di Indonesia. Total tenaga kerja pada tahun 1999 adalah dan tumbuh menjadi pada tahun 2003 (Djamhari, 2004). Jumlah tenaga kerja ini adalah karyawan yang terlibat langsung dalam perusahaan. Jumlahnya akan jauh lebih besar bila memperhitungkan tenaga kerja yang tidak langsung terkait dengan perusahaan agroindustri, misalnya pedagang pengecer, dan pemasok. Masalah umum yang dihadapi dalam pengembangan agroindustri adalah potensi agroindustri yang sangat besar belum sepenuhnya mampu diwujudkan secara berdaya-guna dan berhasil-guna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumberdaya permodalan dan hambatan teknologi (Djamhari, 2004). Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, khususnya agroindustri adalah PT DaFa Teknoagro Mandiri yang bergerak dalam produksi berbagai bibit tanaman unggul dengan memanfaatkan teknologi kultur jaringan (tissue cell). Perkembangan bisnis dengan memanfaatkan teknologi kultur jaringan di Indonesia terasa sangat lambat, jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Selain kesenjangan teknologi di lini akademisi dan lembaga penelitian, salah satu penyebab teknologi ini menjadi sangat lambat perkembangannya di Indonesia adalah karena adanya persepsi bahwa diperlukan investasi yang sangat mahal untuk membangun sebuah laboratorium kultur jaringan. Selama ini banyak masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa teknologi kultur jaringan adalah sesuatu yang asing, sesuatu yang sulit untuk dilakukan karena teknologi kultur jaringan menuntut ilmu yang tinggi sehingga kultur jaringan hanya bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar. Namun ternyata persepsi tersebut tidak semuanya benar. PT DaFa Teknoagro Mandiri adalah sebuah perusahaan

14 3 berskala kecil yang dapat berhasil menerapkan teknik kultur jaringan dengan baik. Perusahaan ini memiliki sumber daya yang memadai, terutama tenagatenaga terampil yang didukung teknologi pendukung yang baik sehingga dapat memproduksi dan memasarkan tanaman bibit unggul ke pasar domestik. Saat ini PT DaFa Teknoagro Mandiri belum menerapkan manajemen pengetahuan secara formal, padahal penerapan manajemen pengetahuan dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pertanian untuk menghadapi era globalisasi ini agar dapat terus bertahan dan berkembang, termasuk PT DaFa Teknoagro Mandiri yang memiliki pengetahuan amat berharga dalam teknologi kultur jaringan. Natarajan dan Shekhar (2001) menyatakan bahwa terdapat beberapa keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan yang menerapkan manajemen pengetahuan (knowledge management). Dengan dikelolanya pengetahuan melalui manajemen pengetahuan, perusahaan dapat melindungi dan mempertahankan pangsa pasarnya, membangun peluang keuntungan di masa datang, dan bertahan dari persaingan. Pengetahuan juga menjadi kunci penggerak bagi perusahaan yang gemar menciptakan inovasi baru. Dengan menerapkan manajemen pengetahuan, PT DaFa Teknoagro Mandiri akan mampu berkompetisi dengan mempertahankan dan meningkatkan aset utamanya, yaitu aset intelektual atau para karyawan yang memiliki pengetahuan sehingga terciptanya keunggulan kompetitif yang dapat berkontribusi untuk perusahaan Perumusan Masalah Pengetahuan sangat berperan bagi organisasi untuk memahami dan mencapai tujuannya. Kombinasi pengetahuan manusia yang ada di dalam organisasi akan menghasilkan pengetahuan organisasi yang berbeda karena pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia tidak ada yang mutlak sama. Organisasi yang memiliki banyak pengetahuan berkualitas belum tentu akan menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas serta mendapatkan keunggulan kompetitif jika sebagian besar pengetahuan masih terletak pada masing-masing individu anggota organisasi. Hilangnya seorang anggota dari

15 4 organisasi, baik yang disebabkan pengunduran diri, pensiun, atau meninggal dunia akan berdampak pada hilangnya pengetahuan organisasi. Hal tersebut tentunya akan sangat merugikan organisasi. Oleh karena itu, pengetahuan harus dapat dikelola dengan baik oleh setiap organisasi melalui manajemen pengetahuan. Saat ini PT. DaFa Teknoagro Mandiri belum menerapkan manajemen pengetahuan sehingga diperlukan suatu kajian untuk menilai kesiapan organisasi dalam menerapkan manajemen pengetahuan. Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah kualitas pembelajaran organisasi pada PT DaFa Teknoagro Mandiri? 2. Bagaimana hubungan antara kualitas pembelajaran organisasi dan kesiapan penerapan manajemen pengetahuan pada PT DaFa Teknoagro Mandiri? 3. Faktor kualitas pembelajaran karyawan manakah yang paling berpengaruh terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan pada PT DaFa Teknoagro Mandiri? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi kualitas pembelajaran organisasi pada PT DaFa Teknoagro Mandiri 2. Menganalisis hubungan antara kualitas pembelajaran organisasi dan kesiapan penerapan manajemen pengetahuan pada PT DaFa Teknoagro Mandiri 3. Menganalisis faktor yang paling mempengaruhi pembelajaran karyawan terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan PT DaFa Teknoagro Mandiri

16 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi pihak perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukkan dan pertimbangan untuk membuat keputusan mengenai perlunya menerapkan manajemen pengetahuan bagi perusahaan 2. Bagi masyarakat, semoga penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut di bidang yang sama 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya membahas tentang kesiapan penerapan manajemen pengetahuan di PT DaFa Teknoagro Mandiri yang berlokasi di Ciampea Bogor. Cakupan penelitian ini meliputi lima faktor yang mempengaruhi pembelajaran individu menurut Munir (2008), kualitas pembelajaran organisasi, serta hubungan antara kualitas pembelajaran organisasi dan kesiapan penerapan manajemen pengetahuan pada PT DaFa Teknoagro Mandiri.

17 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data, Informasi, dan Pengetahuan Pratomo yang dikutip Tjakraatmadja dan Donald (2006) menyatakan bahwa data adalah kumpulan fakta objektif mengenai sebuah kejadian. Sementara informasi adalah data yang telah diolah, biasanya menggunakan aturan statistika sehingga mengandung arti. Menurut Teskey yang dikutip Tjakraatmadja dan Donald (2006), data merupakan hasil pengamatan langsung terhadap suatu kejadian atas suatu keadaan. Informasi merupakan kumpulan data yang terstruktur untuk memperlihatkan adanya hubungan antar entitas. Sedangkan pengetahuan merupakan model yang digunakan manusia untuk memahami dunia, dan yang dapat berubah sejalan dengan perkembangan informasi yang dimiliki dalam pikirannya. Menurut Davenport dan Prusak yang dikutip Tjakraatmadja dan Donald (2006) menyatakan bahwa data bersifat diskrit, yaitu fakta-fakta objektif mengenai kejadian atau objek-objek tertentu. Data akan menjadi informasi jika diolah (disortir, dianalisis, dan ditampilkan dalam bentuk yang dapat dikomunikasikan melalui bahasa, grafik, atau tabel). Menurut Steyn yang dikutip Brewer dan Brewer (2010), pengetahuan adalah aset tidak berwujud yang tertanam pada individu pekerja dalam organisasi, sedangkan pengetahuan menurut Davenport dan Prusak yang dikutip Munir (2008) bukanlah data, bukan pula informasi, namun sulit sekali dipisahkan dari keduanya. Perbedaan antara data, informasi, dan pengetahuan seringkali hanya pada masalah derajat kedalamannya, dimana pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang lebih mendalam dibandingkan informasi. Jadi dua hal yang dapat disimpulkan adalah pengetahuan tidak sama dengan informasi dan tidak sama juga dengan data. Pengetahuan berasal dari informasi, seperti informasi berasal dari data. Bila informasi menjadi pengetahuan, manusia harus melakukannya secara virtual. Proses pengayaan atau transformasi tersebut dapat dilakukan dengan cara: 1. Pembandingan (comparison), membandingkan informasi mengenai situasi saat ini dengan situasi yang pernah dihadapi dulu

18 7 2. Konsekuensi (consequences), dampak apa yang disebabkan oleh informasi yang baru diterima terhadap keputusan yang diambil 3. Hubungan (connections), bagaimana hubungan antara informasi mengenai penjualan tahun lalu dengan informasi mengenai keunggulan produk perusahaan 4. Percakapan (conversation), pendapat mengenai informasi tentang prestasi penjualan perusahaan 2.2. Definisi Pengetahuan Menurut Tjakraatmadja dan Donald (2006), pengetahuan ialah sesuatu yang diperoleh dari sekumpulan informasi yang saling terhubungkan (terstruktur) secara sistematik sehingga memiliki makna. Informasi diperoleh dari data yang sudah diolah (disortir, dianalisis, dan ditampilkan dalam bentuk yang dapat dikomunikasikan melalui bahasa, grafik, atau tabel), sehingga memiliki arti. Data yang sudah diolah dan menjadi informasi akan dimiliki oleh seseorang dan tersimpan dalam memori otaknya. Kemudian, ketika manusia tersebut dihadapkan pada suatu masalah, informasi-informasi yang tersimpan dalam memori dan terkait dengan permasalahan tersebut akan saling terhubung dan tersusun secara sistematik sehingga ia memiliki model untuk memahami atau memiliki pengetahuan terkait dengan permasalahan yang dihadapinya. Kemampuan untuk memiliki pengetahuan atas objek masalah yang dihadapinya memang sangat ditentukan oleh pengalaman, latihan, atau proses belajar. Pengertian serupa dari Probst, Raub, dan Romhardt yang dikutip Munir (2008) yang menyatakan bahwa pengetahuan adalah keseluruhan kognisi dan keterampilan yang digunakan oleh manusia untuk memecahkan masalah. Menurut Nonaka et al. yang dikutip Munir (2008), pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pengetahuan explisit (explicit) dan pengetahuan terbatinkan (tacit). Pengetahuan explisit ialah pengetahuan yang dapat diekspresikan dalam kata-kata dan angka, serta dapat disampaikan dalam bentuk formula ilmiah, spesifikasi, prosedur operasi standar, bagan, manual-manual, dan sebagainya. Pengetahuan jenis ini dapat segera diteruskan dari satu individu ke individu lain secara formal dan sistematis. Di

19 8 sisi lain, pengetahuan terbatinkan ialah pengetahuan yang terletak di benak manusia, bersifat sangat personal, dan sulit dirumuskan sehingga membuatnya sulit untuk dikomunikasikan atau disampaikan pada orang lain. Perasaan pribadi, intuisi, bahasa tubuh, dan pengalaman fisik termasuk dalam jenis pengetahuan terbatinkan. Secara umum, ada empat karakteristik pengetahuan menurut Crawford yang dikutip Abbasi (2009), yaitu: 1. Pengetahuan dapat dikembangkan dan terbuka. Setiap individu dapat meningkatkan pengetahuan mereka. 2. Pengetahuan dapat disubstitusikan. Artinya, pengetahuan dapat menggantikan tanah, tenaga kerja, dan modal. 3. Pengetahuan dapat dibawa. Dalam masyarakat virtual saat ini, pergerakan pengetahuan diibaratkan secepat kecepatan cahaya. 4. Pengetahuan dapat dibagikan. Transfer pengetahuan kepada orang lain tidak membuat orang yang membaginya kehilangan pengetahuan tersebut. Tjakraatmadja dan Donald (2006) menyatakan bahwa pengetahuan memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Pengetahuan tersimpan dalam otak manusia, yang tersusun dari pengamatan maupun pengalaman di masa lalunya, berasal dari informasi yang ia rekam dan ia simpan dalam neuron-neuron di otaknya. 2. Orang yang memiliki banyak pengetahuan adalah orang yang memiliki neuron aktif (berisi informasi dan sering digunakan saat proses berpikir) dalam jumlah banyak. 3. Pengetahuan manusia akan terbentuk jika struktur informasi yang dimiliki dalam neuron-neuron cukup untuk memahami makna akan sebuah masalah yang dihadapinya, atau ia mampu membentuk model untuk memahami lingkup permasalahan, yang selanjutnya disebut pengetahuan. 4. Berpikir adalah suatu proses dalam membentuk pengetahuan yang ditentukan oleh struktur informasi yang dimilikinya. Dapat dikatakan bahwa struktur informasi yang ada dalam otak seorang manusia akan menentukan atau membatasi kemampuan berpikirnya.

20 Komponen Pengetahuan Munir (2008) menyatakan perlunya mengetahui komponenkomponen kunci dari pengetahuan yang dapat membedakan satu pengetahuan dengan pengetahuan yang lain. Davenport dan Prusak yang dikutip Munir (2008) menyampaikan beberapa komponenkomponen kunci dari pengetahuan, yaitu: 1. Pengalaman (Experience) Pengalaman merujuk pada apa yang pernah seseorang lakukan dan alami di masa lalu. Pengetahuan terus berkembang melalui pengalaman, termasuk pelatihan yang pernah diikuti, buku-buku yang dibaca, nasihat-nasihat, juga pembelajaran informal di dalam maupun di luar organisasi. Pengalaman memberikan perspektif historis dalam memandang dan memahami suatu situasi yang baru bagi individu. 2. Kebenaran Mendasar (Ground Truth) Kebenaran mendasar merujuk pada mengetahui apa yang benarbenar terjadi dan apa yang tidak terjadi. Seringkali manusia hanya mengetahui apa yang seharusnya terjadi melalui teori. Namun apa yang benar-benar terjadi diperoleh melalui pengalaman langsung. Dengan menghadapi berbagai kebenaran mendasar selama menjalani kehidupannya, pengetahuan manusia terus berubah. 3. Penalaran (Judgement) Pengetahuan tidak saja menyebabkan manusia bisa menalar suatu situasi dan informasi-informasi baru, pengetahuan juga membuat manusia dapat menalar dan memodifikasi pengetahuan yang telah dimilikinya sebagai respons terhadap situasi dan informasiinformasi baru tersebut. 4. Petunjuk-praktis (Rule of Thumb) dan Intuisi (Intuition) Petunjuk-praktis adalah panduan tindakan manusia yang terbentuk dan berkembang melalui pengalaman coba-coba dan observasi dalam waktu panjang. Hampir sama dengan pengalaman, petunjukpraktis adalah pola yang diperoleh melalui pengalaman dalam

21 10 menghadapi suatu kejadian secara berulang-ulang sehingga terbentuk solusi jalan pintas untuk masalah-masalah baru yang mirip dengan masalah-masalah terdahulu yang pernah berhasil dipecahkan. Dengan pengetahuan, manusia dapat lebih cepat memberikan tanggapan atas masalah-masalah karena tidak perlu selalu mulai dari awal untuk mencari pemecahannya, sedangkan intuisi atau keahlian-keahlian yang telah dipadatkan, sulit dipisahpisahkan karena seolah-olah telah menjadi suatu kesatuan. Prosesnya tidak dapat dijelaskan secara rinci dan terkadang tidak dapat memberikan argumentasi secara logis. 5. Nilai-nilai (Values) dan Keyakinan (Beliefs) Pada kenyataannya, nilai-nilai serta keyakinan orang-orang yang berada di dalam dan luar organisasi sangat mempengaruhi pengetahuan organisasi. Hal ini disebabkan karena organisasi terbentuk dan beroperasi pada lingkungan yang terdiri dari manusia-manusia, dimana nilai-nilai dan keyakinan tersebut mempengaruhi pemikiran dan tindakannya. Misalnya nilai-nilai dan keyakinan yang mengagungkan keunggulan, kualitas, kejujuran, dan lainnya yang akan membuat organisasi atau perusahaan mengakuisisi dan terus mengembangkan pengetahuanpengetahuan yang akan menghasilkan keunggulan, kualitas, dan kejujuran tersebut Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang dimiliki organisasi terdiri dari tiga tingkatan, yaitu pengetahuan inti atau core knowledge, pengetahuan lanjut atau advanced knowledge, dan pengetahuan inovatif atau innovative knowledge. Perusahaan perlu mengklasifikasikan sumber daya intelektual yang kini telah dimiliki tersebut (Munir, 2008). Pengetahuan inti atau core knowledge adalah tingkat dan cakupan pengetahuan yang dibutuhkan hanya untuk sekedar dapat beroperasi dalam industri atau lingkungan dimana organisasi berada. Pengetahuan jenis ini tidak menjamin keunggulan bersaing

22 11 perusahaan, apalagi kelangsungannya dalam jangka panjang. Namun dalam skala industri, pengetahuan inti diperlukan sebagai penghalang masuk industri (entry barrier) karena pengetahuan ini biasanya pasti dan memang harus dimiliki oleh perusahaan-perusahaan di dalam industri yang bersangkutan. Pengetahuan lanjut atau advanced knowledge merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan yang ingin dipertimbangkan sebagai pemain yang tangguh dalam industrinya atau organisasi nirlaba yang ingin mempunyai kinerja prima. Perusahaanperusahaan dalam industri yang sama mungkin mempunyai knowledge yang sama dalam tingkat, cakupan, dan kualitasnya. Namun ada pengetahuan spesifik yang mungkin dimiliki oleh lebih dari satu perusahaan, mungkin pula berbeda-beda. Perbedaan pada pengetahuan spesifik inilah yang membuat perusahaan dapat membuat diferensiasi. Pengetahuan inovatif atau innovative knowledge merupakan pengetahuan yang membuat perusahaan mampu menjadi pemimpin dalam persaingan. Pengetahuan jenis ini dapat membuat perusahaan melakukan diferensiasi yang sangat berarti dibandingkan para pesaingnya. Hal ini dapat terjadi karena dengan pengetahuan inovatif, perusahaan dapat mengubah basis persaingan dalam industri. Pandangan lain dikemukakan Machlup yang dikutip Munir (2008) yang membedakan pengetahuan menjadi tiga jenis, yaitu knowing that, knowing what, dan knowing how. Sementara Quinn yang dikutip Munir (2008) membagi pengetahuan yang dimiliki organisasi dalam empat tingkat, yaitu know-what, know-how, know-why, dan care-why. Penjelasannya ialah sebagai berikut: 1. Knowing that berhubungan dengan pengetahuan proposisi, misalnya kebenaran. Knowing that mempunyai makna bahwa sesuatu itu adalah demikian sesuai fakta. 2. Knowing what merupakan definisi yang lebih luas dan mengandung banyak knowing that. Menurut Machlup yang dikutip Munir (2008), kebanyakan orang yang merasa mengetahui tentang

23 12 suatu hal yang kompleks namun sebenarnya hanya mengetahui sebagian saja dari keseluruhan pengetahuan-pengetahuan proposisi yang membentuk seluruh hal tersebut. 3. Knowing how merupakan jenis pengetahuan yang paling banyak dimiliki oleh organisasi saat ini karena berhubungan dengan kemampuan melakukan suatu tugas atau kegiatan. Proses pembelajaran merupakan bagian penting dari knowing how ini. 4. Know-why merupakan level pengetahuan yang dapat membuat seseorang atau organisasi mampu memanfaatkan pengetahuanpengetahuan di tingkat know-what dan know-how untuk menghasilkan penyempurnaan-penyempurnaan dan inovasi. Teknologi informasi dapat mendukung akuisisi, pengembangan, dan penyimpanan pengetahuan dari tingkat know-what sampai know-why. 5. Care-why merupakan level pengetahuan yang terletak pada budaya organisasi. Komponen dari pengetahuan di tingkat care-why terutama terdiri dari nilai-nilai dan keyakinan yang membuat orang bersemangat, fokus, dan kreatif. Care-why dapat menyebabkan organisasi menunjukkan kinerja prima dan mengungguli pesaingnya Alternatif Cara Konversi Pengetahuan Pengetahuan eksplisit dan pengetahuan terbatinkan (tacit) berperan sangat penting dalam proses kreasi pengetahuan. Kedua jenis pengetahuan ini berinteraksi satu sama lain dan berubah dari satu jenis ke jenis lainnya secara dinamis. Nonaka dan Takeuchi yang dikutip Munir (2008) menyatakan bahwa interaksi dinamis antara satu bentuk pengetahuan ke bentuk lainnya disebut konversi pengetahuan. Terdapat empat cara konversi pengetahuan, yaitu: 1. Sosialisasi (Socialization), merujuk pada konversi pengetahuan terbatinkan ke pengetahuan terbatinkan. Istilah sosialisasi ini digunakan untuk menekankan pada pentingnya kegiatan bersama antara sumber pengetahuan dan penerima pengetahuan dalam

24 13 proses konversi pengetahuan terbatinkan. Karena pengetahuan terbatinkan sangat dipengaruhi oleh konteksnya dan sulit sekali diformalkan, maka untuk menularkan pengetahuan terbatinkan dari satu individu ke individu lainnya dibutuhkan pengalaman yang terbentuk melalui kegiatan-kegiatan bersama. 2. Eksternalisasi (Eksternalization), merujuk pada konversi pengetahuan terbatinkan ke pengetahuan eksplisit. Melalui cara ini, pengetahuan menjadi terkristalkan sehingga dapat didistribusikan ke pihak lain dan menjadi basis bagi pengetahuan baru. Dalam proses eksternalisasi, pengetahuan terbatinkan diekspresikan dan diterjemahkan menjadi konsep, hipotesis, diagram, atau model sehingga dapat dimengerti oleh pihak lain. 3. Kombinasi (Combination), merujuk pada konversi pengetahuan eksplisit ke pengetahuan eksplisit. Dengan cara ini, pengetahuan dipertukarkan dan dikombinasikan melalui media seperti dokumendokumen, rapat-rapat, percakapan telepon, dan komunikasi melalui jaringan komputer. Dalam praktiknya, kombinasi bergantung pada tiga proses. Pertama, pengetahuan eksplisit dikumpulkan dari dalam dan luar perusahaan, kemudian dikombinasikan. Kedua, pengetahuan eksplisit diproses agar dapat lebih bermanfaat bagi perusahaan. Ketiga, pengetahuan-pengetahuan eksplisit tersebut disebarkan ke seluruh perusahaan melalui berbagai media. 4. Internalisasi (Internalization), merujuk pada konversi pengetahuan eksplisit menjadi pengetahuan terbatinkan. Cara ini hampir sama dengan kegiatan yang disebut belajar sambil melakukan atau learning by doing. Internalisasi pengetahuan digunakan untuk memperluas, memperdalam, serta mengubah pengetahuan terbatinkan yang dimiliki oleh setiap anggota perusahaan. Bila pengetahuan berhasil diinternalisasikan ke dalam pengetahuan terbatinkan para individu dalam bentuk model mental bersama, pengetahuan ini akan menjadi aset yang luar biasa berharga bagi perusahaan.

25 14 Keempat model konversi pengetahuan ini sering disebut sebagai spiral SECI untuk menunjukkan bahwa semakin sering proses konversi pengetahuan itu terjadi, semakin mendalam pula pemahaman individu (lihat Gambar 1). Gambar Manajemen Pengetahuan Spiral SECI Menggambarkan Empat Cara Konversi Pengetahuan (Munir, 2008) Setiap perusahaan pasti ingin memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya dari pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, perusahaan harus mengelola pengetahuannya melalui manajemen pengetahuan. Peran manajemen pengetahuan yang biasa disebut dengan knowledge management begitu penting bagi perusahaan, terutama untuk menumbuhkembangkan pengetahuan organisasi sebagai modal utama untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Menurut Rowley yang dikutip Vashisth et.al (2010), knowledge management berkaitan dengan eksploitasi dan pengembangan aset pengetahuan sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya. Secara umum, manajemen pengetahuan dapat dijelaskan sebagai langkah-langkah sistematik untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi untuk menciptakan nilai dan meningkatkan keunggulan kompetitif (Tjakraatmadja dan Donald, 2006). Dalam hal ini, manajemen pengetahuan merupakan proses sistematik untuk menemukan, memilih, mengorganisasikan, dan menyajikan informasi dengan cara tertentu sehingga para pekerja mampu memanfaatkan dan meningkatkan penguasaan pengetahuan dalam suatu bidang kaji yang spesifik, untuk kemudian menginstitusionalkannya menjadi pengetahuan perusahaan.

26 15 Manajemen pengetahuan mendukung inovasi dalam dua cara. Pertama, membantu organisasi menemukan pengetahuan yang inovatif di dunia luar, membawa pengetahuan tersebut di dalam organisasi dan melaksanakannya secara efektif dalam praktik kerja. Kedua, knowledge management mendukung inovasi dengan membantu organisasi untuk bekerja produktif (Maqsood dan Finegan, 2009). Hal ini dilakukan melalui proses knowledge management yang membantu organisasi untuk memperoleh, mengasimilasi, dan menggunakan pengetahuan yang inovatif. Tiwana yang dikutip Munir (2008) menyampaikan bahwa manajemen pengetahuan adalah pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai dan menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja prima. Melalui manajemen pengetahuan, secara sadar organisasi mengidentifikasikan pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan berbagai inovasi. Untuk memperoleh manfaat manajemen pengetahuan yang sebesar-besarnya, organisasi juga aktif mengidentifikasi dan mengakuisisi pengetahuanpengetahuan berkualitas yang ada di lingkungan eksternal organisasi. Di Indonesia, mencari perusahaan yang dengan sadar mencoba menerapkan manajemen pengetahuan tidak begitu mudah. Suatu survei sederhana yang dilakukan oleh PPM Manajemen menunjukkan bahwa masih cukup banyak organisasi berorientasi laba yang belum mengetahui tentang manajemen pengetahuan di Indonesia, terutama perusahaan berskala kecil dan menengah (lihat Tabel 1).

27 16 Tabel 1. Hasil Survei Pengenalan Manajemen Pengetahuan Jenis Perusahaan Jumlah Total Tidak Pernah Mendengar Mengenai Manajemen Pengetahuan Pernah Mendengar Mengenai Manajemen Pengetahuan Bila Sudah Pernah Mendengar Mengenai Manajemen Pengetahuan Sudah Memiliki Manajemen Pengetahuan Akan Memiliki dalam 1-2 Tahun Mendatang Akan Memiliki dalam 3-4 Tahun Mendatang BUMN % 32 89% Swasta Nasional Skala Besar Swasta Nasional Skala Menengah- Kecil Multinasiona l Sumber: Munir (2008) % 74 86% % 17 28% % 6 100% Manfaat Penerapan Manajemen Pengetahuan Menurut Natarajan dan Shekhar (2001) terdapat beberapa keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan yang menerapkan manajemen pengetahuan (knowledge management). Dengan dikelolanya pengetahuan melalui manajemen pengetahuan, perusahaan dapat melindungi dan mempertahankan pangsa pasarnya, membangun peluang keuntungan di masa datang, dan bertahan dari persaingan. Pengetahuan juga menjadi kunci penggerak bagi perusahaan yang gemar menciptakan inovasi baru. Saat ini telah banyak perusahaan atau praktisi yang meyakini bahwa knowledge management telah menjadi faktor penentu bagi keberhasilan perusahaan, terutama karena beberapa alasan berikut (Tjakraatmadja dan Donald, 2006): 1. Banyak pihak akademisi menyatakan bahwa era ekonomi baru akan mengacu pada era ekonomi pengetahuan. Dalam era ekonomi baru yang sekarang sedang berkembang, daya saing perusahaan lebih ditentukan oleh tingkat pengetahuan yang dapat diinstitusionalisasikan menjadi disiplin organisasi, dimana pengetahuan yang digunakan oleh perusahaan berasal dari manusia. Dalam hali ini adalah para pekerja yang telah menjadi modal utama (human capital) untuk menciptakan kekayaan

28 17 perusahaan dan merupakan modal perusahaan yang bersifat unik karena human capital tidak dapat direplikasi atau ditiru oleh perusahaan lain, sedangkan sumber daya organisasi lainnya (seperti material, finansial, dan mesin) pada dasarnya dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing perusahaan. 2. Knowledge Management mewakili sebuah logika progresif yang maknanya melebihi dari sekedar manajemen informasi. Artinya, efektivitas knowledge management sebenarnya dipengaruhi oleh kualitas lingkungan kerja yang kondusif untuk terjadinya proses berbagi pengetahuan dan pemaknaan sebuah informasi yang dihasilkan oleh manajemen informasi. Sedangkan teknologi informasi berperan untuk mempermudah proses belajar sehingga dapat mengakselerasi pertumbuhan pengetahuan organisasi dan pada akhirnya akan mempercepat pertumbuhan kinerja perusahaan. 3. Knowledge Management dapat juga dipandang sebagai perwujudan dari sebuah integrasi dan sekaligus kulminasi dari berbagai metode organisasi yang pernah ada (misalnya metode total quality, reengineering, benchmarking, supply chain, dan lainnya). Knowledge management merupakan sebuah konsep baru yang bersifat menyeluruh dan utuh yang fokus pada penciptaan dan implementasi pengetahuan dalam organisasi Model Sistem Manajemen Pengetahuan Terdapat model yang merancang sistem manajemen pengetahuan (knowledge management system) yang dapat membantu organisasi untuk meningkatkan kinerjanya diperlukan empat komponen (Setiarso et.al, 2009), yaitu: 1. Aspek manusia, disarankan pada organisasi untuk menunjuk/mempekerjakan seorang document control atau knowledge manager yang bertanggung jawab mengelola knowledge management system dengan cara mendorong para karyawan untuk mendokumentasikan dan mempublikasikan

29 18 knowledge mereka, mengatur file, menghapus knowledge yang sudah tidak relevan, dan mengatur sistem reward/punishment. 2. Proses, telah dirancang serangkaian proses yang mengaplikasikan konsep model SECI dalam pelaksanaannya. 3. Teknologi, telah dibuat usulan penambahan infrastruktur yang diperlukan untuk menunjang berjalannya knowledge management system yang efektif. 4. Content (isi), telah dirancang content dari knowledge management system, yaitu berupa database knowledge dan dokumen yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya. Gambar 2. Usulan Knowledge Management System (Setiarso et.al, 2009) 2.4. Penerapan Manajemen Pengetahuan di Organisasi Menurut Munir (2008), penerapan knowledge management pada suatu organisasi merupakan proses panjang dan lama yang mencakup perubahan semua perilaku karyawan. Upaya mengubah perilaku ini bukanlah kegiatan masa kini saja, tapi persoalannya sekarang adalah mensinkronkan upaya perubahan ini dengan keseluruhan strategi pelaksanaan organisasi. Birkinsaw yang dikutip Munir (2008) mengemukakan tiga kenyataan yang sangat mempengaruhi berhasil tidaknya knowledge management, yaitu: 1. Penerapannya tidak hanya menghasilkan knowledge baru, tetapi juga mendaur-ulang knowledge yang sudah ada 2. Teknologi informasi belum sepenuhnya bisa menggantikan fungsi-fungsi jaringan sosial antar anggota organisasi

30 19 3. Sebagian besar organisasi tidak pernah tahu apa yang sesungguhnya mereka ketahui. Banyak knowledge penting yang harus ditemukan lewat upaya-upaya khusus. Padahal knowledge itu sudah dimiliki sebuah organisasi sejak lama 2.5. Audit Manajemen Pengetahuan Audit manajemen pengetahuan adalah kegiatan memeriksa secara sistematis kualitas pengelolaan pengetahuan di suatu organisasi (Munir, 2008). Melalui audit manajemen pengetahuan dapat diperoleh gambaran mengenai pengetahuan yang dimiliki dan dibutuhkan oleh organisasi, kesiapan organisasi memfasilitasi pembelajaran, dan kualitas proses pengelolaan pengetahuan. Terdapat tiga komponen audit manajemen pengetahuan, yaitu: 1. Audit Kualitas Pengetahuan Kualitas pengelolaan pengetahuan di organisasi akan dapat terlihat dari kualitas pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi relatif terhadap kebutuhannya. Melalui audit kualitas pengetahuan dapat diperoleh gambaran mengenai ragam kelompok pengetahuan yang dibutuhkan beserta tingkatannya, ragam kelompok pengetahuan yang sudah dimiliki beserta tingkatannya, serta ragam pengetahuan yang perlu diakuisisi, tingkatan, dan prioritasnya. 2. Audit Kualitas Pembelajaran Organisasi Pembelajaran di organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang akan membuat pembelajaran menjadi fokus, bermanfaat, efisien, mudah, dan menyenangkan. Melalui audit kualitas pembelajaran, dapat diperoleh gambaran mengenai kesiapan organisasi dalam memfasilitasi pembelajaran anggotanya dan kesiapan organisasi dalam memanfaatkan hasil pembelajaran anggotanya untuk mengubah dan menyempurnakan dirinya.

31 20 3. Audit Kualitas Proses Pengelolaan Pengetahuan Melalui audit proses-proses pengelolaan pengetahuan, dapat diperoleh gambaran mengenai efektivitas proses-proses pengelolaan pengetahuandi organisasi yang terdiri dari proses akuisisi pengetahuan, proses distribusi dan berbagi pengetahuan, proses pengembangan dan pemanfaatan pengetahuan, serta proses penyimpanan dan pemeliharaan pengetahuan Organisasi Pembelajar Organisasi pembelajar adalah organisasi yang memiliki kemampuan untuk selalu memperbaiki kinerjanya secara berkelanjutan dalam siklikal, karena anggota-anggotanya memiliki komitmen dan kompetensi individual yang mampu belajar dan berbagi pengetahuan pada tingkat superfisial maupun substansial. Pembelajaran organisasi merupakan suatu proses akumulasi pengetahuan (human capital) organisasi akibat adanya proses interaksi antara individu belajar dengan organisasi pembelajar atau karena dorongan lingkungan kerja yang memiliki karakteristik kondusif untuk terjadinya proses pembelajaran organisasi (berbagi pengetahuan antara para organisasi) sehingga meningkatkan kualitas kehidupan kerja organisasi (Tjakraatmadja dan Donald, 2006). Menurut Garvin yang dikutip Munir (2008), organisasi pembelajar adalah organisasi yang mampu memfasilitasi pembelajaran bagi seluruh anggota organisasinya dan mengubah tindakan (transform) dan menyempurnakan dirinya berdasarkan hasil belajar anggotanya. Organisasi pembelajar yang efektif, tidak saja mampu melakukan tindakan-tindakan reaktif terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal, tetapi juga dapat mengantisipasi perubahan dan bahkan memicu perubahan yang menguntungkan di lingkungannya Hubungan antara Kualitas Pembelajaran Organisasi dan Kesiapan Penerapan Manajemen Pengetahuan Pengetahuan merupakan masukan bagi proses belajar dan keluaran dari proses belajar (pembelajaran). Informasi dan pengetahuan yang diterima oleh seorang manusia akan diproses dalam benak pikirannya, yaitu dimaknakan dan dikombinasikan dengan informasi dan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk menghasilkan pengetahuan baru. Internalisasi pengetahuan

32 21 baru ini akan membuat cara pandang atau sikap dan perilaku manusia tersebut berubah. Oleh sebab itu, manusia yang belajar adalah manusia yang bersedia dan mampu mengubah perilakunya sebagai hasil pembelajarannya, menjadi manusia yang lebih adaptif dan antisipatif di lingkungan hidupnya. Menurut Munir (2008), pembelajaran merupakan proses peningkatan kapasitas manusia untuk melakukan tindakan yang efektif. Jadi, kualitas pembelajaran organisasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi. Jika kualitas pembelajaran organisasi tersebut baik, kinerja organisasi pun dapat meningkat. Pembelajaran di organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran seseorang. Hal tersebut disebabkan dalam suatu organisasi, hanya manusia yang belajar. Akumulasi pembelajaran karyawan di organisasi akan mempengaruhi sikap, cara pandang, dan perilaku organisasi dalam menghadapi lingkungan eksternal dan integrasi lingkungan internalnya. Terdapat lima faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran individu (Munir, 2008), yaitu: 1. Adanya kebutuhan pengetahuan Pembelajaran individu dimulai bila seseorang merasa membutuhkan pengetahuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Kebutuhan akan pembelajaran juga relevan dengan prinsip belajar orang dewasa, dimana orang dewasa akan belajar bila ia melihat manfaat dari kegiatan pembelajaran bagi dirinya. 2. Adanya akses terhadap pengetahuan Pembelajaran individu akan mudah terjadi bila pembelajar mudah menemukan pengetahuan yang dibutuhkannya. Akses pada pengetahuan dapat terjadi pada akses pengetahuan eksplisit dan pengetahuan tacit. Akses pada pengetahuan eksplisit berarti pembelajar memiliki akses pada buku, dokumen laporan penyelesaian proyek, manual, prosedur operasi standar, video, berbagai artikel, bagan, maupun berbagai dokumen yang ada di internet. Sedangkan akses pada pengetahuan tacit berarti pembelajar mempunyai kesempatan belajar dari orang lain yang memiliki pengetahuan yang dibutuhkannya. Misalnya melalui pelatihan, penugasan

33 22 dalam tim lintas fungsional, magang, rotasi ke unit kerja lain, atau penugasan untuk magang di organisasi berbeda. 3. Adanya pengetahuan prasyarat Ketika proses belajar terjadi, pembelajar akan lebih mudah bila ia telah memiliki pengetahuan prasyarat yang dibutuhkan untuk memahami pengetahuan yang akan diakuisisi. 4. Kemampuan untuk menyerap pengetahuan Pembelajaran individu akan mudah terjadi bila pembelajar memiliki kemampuan belajar atau daya serap yang tinggi. 5. Adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran Semakin banyak peluang untuk menerapkan kombinasi antara pengetahuan yang baru diakuisisinya dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya atau semakin kompleks permasalahan yang dihadapi seseorang, akan semakin baik pula kualitas pembelajaran individu yang terjadi. Terdapat kaitan yang sangat erat antara pengetahuan dengan belajar, karena pengetahuan adalah produk hasil belajar dan belajar adalah proses untuk menghasilkan pengetahuan (Tjakraatmadja dan Donald, 2006). Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen pengetahuan memiliki lingkup kajian untuk menumbuhkembangkan pengetahuan melalui proses belajar sehingga melalui kualitas pembelajaran organisasi yang direpresentasikan oleh lima faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran individu menurut Munir (2008), dapat dilakukan analisis mengenai seberapa besar hubungan antara kualitas pembelajaran organisasi dan kesiapan penerapan manajemen pengetahuan pada organisasi tersebut Penelitian terdahulu Esthi (2010) dalam skripsi yang berjudul Analisis Tingkat Penerapan Manajemen Pengetahuan dalam Membangun Organisasi Berbasis Pengetahuan (Studi Kasus PT Trubus Mitra Swadaya Se-Jabodetabek) yang menghasilkan kesimpulan bahwa tingkat penerapan manajemen pengetahuan di PT Trubus Mitra Swadaya berada pada penilaian yang baik dan ditemukan komponen yang dirasakan karyawan masih harus diperbaiki, yaitu waktu

34 23 kerja, sedangkan tingkat aktivitas yang berhubungan dengan manajemen pengetahuan di PT Trubus Mitra Swadaya berada pada penilaian yang kurang baik. Persepsi karyawan tentang manajemen pengetahuan berdasarkan karakteristik karyawan dimana mayoritas karyawan menyatakan manajemen pengetahuan telah berjalan dengan baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis perhitungan nilai rata-rata, dan analisis uji tabulasi silang. Raras (2010) dalam skripsi yang berjudul Kajian Penerapan Manajemen Pengetahuan untuk Menjadi Organisasi Pembelajar (Learning Organization): Studi Kasus Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia (Burung Indonesia) yang menghasilkan kesimpulan bahwa Burung Indonesia telah memiliki dasar yang baik untuk menjadi organisasi pembelajar dengan perolehan skor 74 untuk kualitas pembelajaran, sedangkan untuk kualitas proses pengetahuan di Burung Indonesia diperoleh skor 46 yang menunjukkan bahwa Burung Indonesia telah memiliki beberapa karakteristik untuk menjadi organisasi pembelajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.

35 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. DaFa Teknoagro Mandiri adalah sebuah perusahaan agroindustri swasta nasional yang memproduksi berbagai bibit tanaman unggul dengan memanfaatkan teknologi kultur jaringan. Perusahaan ini memiliki visi dan misi untuk mencapai tujuannya. Strategi yang tepat dibutuhkan oleh perusahaan agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misinya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan ialah dengan menerapkan manajemen pengetahuan yang dapat menghasilkan keunggulan kompetitif perusahaan. Dengan menerapkan manajemen pengetahuan, seluruh pengetahuan yang masih terletak pada masing-masing individu anggota organisasi akan dikelola dan dikombinasikan menjadi pengetahuan organisasi sehingga aset pengetahuan amat berharga yang dimiliki oleh perusahaan dalam teknologi kultur jaringan dapat tersimpan dan terdokumentasikan dengan baik. Penelitian ini berusaha untuk menilai kesiapan PT. DaFa Teknoagro Mandiri dalam menerapkan manajemen pengetahuan dengan mengidentifikasi kualitas pembelajaran organisasinya dan menganalisis faktor yang paling mempengaruhi pembelajaran karyawan terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan PT DaFa Teknoagro Mandiri. Instrumen survei yang digunakan untuk melakukan audit terhadap kualitas pembelajaran organisasi adalah kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan yang diacu dari Munir (2008). Hasil yang diperoleh akan diidentifikasi menggunakan analisis perhitungan nilai rataan untuk mengetahui kualitas pembelajaran organisasi PT DaFa Teknoagro Mandiri dengan mengacu pada rentang skor menurut Munir (2008) yang diperoleh dari penelitian. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap kekuatan hubungan antara kualitas pembelajaran organisasi dan kesiapan penerapan manajemen pengetahuan pada PT DaFa Teknoagro Mandiri. Indikator kesiapan penerapan manajemen pengetahuan dapat dilihat melalui empat komponen yang dibutuhkan untuk merancang sistem manajemen pengetahuan menurut Setiarso et.al (2009), yaitu aspek

36 25 manusia, proses, teknologi, dan content (isi). Hasil yang diperoleh akan dianalisis menggunakan metode korelasi rank spearman untuk menentukkan besaran yang menyatakan bagaimana kuatnya hubungan antara kualitas pembelajaran organisasi dengan kesiapan penerapan manajemen pengetahuan pada PT DaFa Teknoagro Mandiri. Jika hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kualitas pembelajaran organisasi dan kesiapan penerapan manajemen pengetahuan pada PT DaFa Teknoagro Mandiri, maka dilakukan analisis terhadap lima faktor yang mempengaruhi pembelajaran individu menurut Munir (2008), yaitu (1) adanya kebutuhan pengetahuan, (2) adanya akses terhadap pengetahuan, (3) adanya pengetahuan prasyarat, (4) adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan, dan (5) adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran. Hasil yang diperoleh akan dianalisis menggunakan metode analisis jalur untuk mengetahui faktor yang paling mempengaruhi pembelajaran karyawan terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan PT DaFa Teknoagro Mandiri. Melalui metodemetode analisis tersebut, perusahaan dapat memperoleh rekomendasi apakah perusahaan telah siap untuk menerapkan manajemen pengetahuan. Adapun bagan kerangka pemikiran konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

37 26 Visi dan Misi PT. DaFa Teknoagro Mandiri Strategi Perusahaan Strategi Penerapan Manajemen Pengetahuan Audit Kesiapan Penerapan Manajemen Pengetahuan Audit Kualitas Pembelajaran Organisasi Hubungan antara Kualitas Pembelajaran Organisasi dan Kesiapan Penerapan Manajemen Pengetahuan Pengaruh Lima Faktor Pembelajaran Individu terhadap Kesiapan Penerapan Manajemen Pengetahuan Analisis Perhitungan Nilai Rataan Analisis Jalur Analisis Korelasi Rank Spearman Hasil dan Rekomendasi Gambar 3. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Terdapat dua hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: H 0 : Tidak terdapat hubungan linier antara kualitas pembelajaran organisasi dan kesiapan penerapan manajemen pengetahuan pada PT DaFa Teknoagro Mandiri H 1 : Terdapat hubungan linier antara kualitas pembelajaran organisasi dan kesiapan penerapan manajemen pengetahuan pada PT DaFa Teknoagro Mandiri 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor PT DaFa Teknoagro Mandiri yang berlokasi di Jl. Raya Bogor - Ciampea KM. 12 Bogor 16620, Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung selama bulan Januari sampai dengan Maret 2011.

38 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yaitu sebagai berikut: 1. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. (Azwar, 1997). Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil wawancara serta melakukan penyebaran kuesioner kepada karyawan PT DaFa Teknoagro Mandiri. 2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain yang tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya (Azwar, 1997). Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, yaitu mengumpulkan dan mempelajari buku-buku, literatur, dan penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian ini Metode Pengumpulan Data Penelitian 1. Penelitian Lapangan Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada karyawan. Materi wawancara dan kuesioner meliputi pertanyaan yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi pembelajaran karyawan, kualitas pembelajaran organisasi, serta hubungan antara kualitas pembelajaran organisasi dan kesiapan penerapan manajemen pengetahuan. 2. Penelitian Kepustakaan Penelitian ini menggunakan dan mempelajari buku-buku, literaturliteratur yang berhubungan dengan topik yang diteliti untuk mendapatkan data sekunder yang berhubungan dengan penelitian Metode Pemilihan Responden Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT DaFa Teknoagro Mandiri yang berjumlah 32 orang. Oleh karena itu, peneliti menggunakan teknik sensus dalam penelitian ini sehingga seluruh karyawan PT DaFa Teknoagro Mandiri menjadi responden di dalam penelitian ini.

39 Pengolahan dan Analisis Data Skala Likert Skala likert digunakan untuk mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Menurut Kinnear yang dikutip Umar (2005), skala likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, dan baik-tidak baik. Responden diminta mengisi pernyataan dalam skala ordinal berbentuk dalam jumlah kategori tertentu. Beberapa buku teks menganjurkan agar data pada kategori netral tidak dipakai dalam analisis selama responden tidak memberikan alasannya. Kuesioner dalam penelitian ini mengacu pada Munir (2008) dengan sedikit penambahan pada instrumen pertanyaan oleh peneliti. Pada kuesioner ini responden diminta untuk menyatakan sikapnya terhadap ukuran kuantitatif dalam skala likert (1 = tidak setuju, 2 = kurang setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju). Kuesioner dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertama terdiri dari identitas responden, yaitu jenis kelamin, kelompok usia, pendidikan terakhir, masa kerja, unit kerja, dan jabatan pekerjaan. Bagian kedua terdiri dari instrumen pertanyaan untuk mengetahui kualitas pembelajaran organisasi melalui lima faktor yang mempengaruhi pembelajaran individu menurut Munir (2008), yaitu (1) adanya kebutuhan pengetahuan, (2) adanya akses terhadap pengetahuan, (3) adanya pengetahuan prasyarat, (4) adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan, dan (5) adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran. Bagian terakhir berisi pertanyaan mengenai kesiapan penerapan manajemen pengetahuan berdasarkan empat komponen yang dibutuhkan untuk merancang sistem manajemen pengetahuan menurut Setiarso et.al (2009), yaitu aspek manusia, proses, teknologi, dan content (isi) Uji Validitas Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur (Umar, 2005). Teknik pengujian yang dilakukan untuk

40 29 melakukan uji validitas adalah dengan menggunakan teknik korelasi melalui koefisien korelasi product moment dengan rumus : Keterangan: r = Angka korelasi N = Jumlah responden X = Skor masing-masing pertanyaan dari tiap responden Y = Skor total semua pernyataan dari tiap responden Kesimpulan diperoleh dari hasil perhitungan (Lampiran 1) dengan cara membandingkan nilai r hitung dan nilai r tabel. Instrumen dinyatakan valid jika nilai r hitung lebih besar (>) dari nilai r tabel. Peneliti menggunakan taraf kesalahan lima persen, sehingga r tabel yang digunakan adalah 0,349. Uji validitas dilakukan pada 32 karyawan PT DaFa Teknoagro Mandiri. Perhitungan uji validitas adalah dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing setiap variabel indikator dengan skor totalnya. Berdasarkan hasil perhitungan, dari total 50 pertanyaan diperoleh hasil bahwa seluruh pertanyaan dinyatakan valid Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2005). Suatu alat pengukur dapat dikatakan reliable bila alat tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama pada waktu yang berlainan (Nasution, 2007). Teknik uji reliabilitas yang digunakan, yaitu teknik alpha cronbach. Rumus pengujian reliabilitas adalah: Keterangan: r = Reliabilitas instrument k = Banyak butir pertanyaan = Jumlah ragam butir = Ragam total

41 30 Kesimpulan diperoleh dengan cara membandingkan nilai hitung Alpha Cronbach dan nilai r tabel dari hasil perhitungan (Lampiran 2). Instrumen dinyatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach lebih besar (>) dari 0,60. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai Alpha Cronbach untuk peubah X (Kualitas pembelajaran Organisasi) adalah 0,919 dan untuk peubah Y (Kesiapan Penerapan Manajemen Pengetahuan) adalah 0,948. Oleh karena itu, dapat disimpukan bahwa seluruh butir instrumen penelitian tersebut reliabel Analisis Statistik Deskriptif Menurut Arikunto (2009), statistik deskriptif merupakan statistik yang bertugas untuk mendeskripsikan atau memaparkan gejala hasil penelitian. Statistik deskriptif sifatnya sangat sederhana dalam arti tidak menghitung dan tidak pula menggeneralisasikan hasil penelitian. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk tujuan hipotesis (Azwar, 1997). Penyajian hasil analisis deskriptif biasanya berupa frekuensi dan presentase, tabulasi silang, serta berbagai bentuk garfik dan chart. Analisis ini digunakan untuk mengetahui karakteristik dari responden. Analisis ini digunakan pada saat mengolah data kuesioner pada bagian pertama yang meliputi jenis kelamin, kelompok usia, pendidikan terakhir, masa kerja, unit kerja, dan jabatan pekerjaan Analisis Perhitungan Nilai Rataan Analisis perhitungan nilai rataan adalah analisis yang digunakan untuk mendapatkan nilai rataan keseluruhan kualitas pembelajaran organisasi. Bobot nilai jawaban responden pada kuesioner adalah dengan skala likert yang diberi skor secara kuantitatif dari 1 sampai 4. Cara penilaian terhadap hasil jawaban responden dengan skala likert dapat dilihat pada Tabel 2.

42 31 Tabel 2. Bobot Nilai Jawaban Responden Jawaban Bobot Nilai Sangat Setuju 4 Setuju 3 Kurang Setuju 2 Tidak Setuju 1 Rumus yang digunakan dalam perhitungan nilai rataan (Suprapti, 2004) adalah: ( Rn x Sn)/total responden.... (3) Keterangan: Rn = banyaknya responden tiap skala ke-n Sn = nilai skala ke-n n = 1,2,3,dan seterusnya Data dari hasil perhitungan jawaban responden dikelompokkan ke dalam tabel setiap faktor dari kualitas pembelajaran organisasi. Data jumlah responden dan data jawaban tiap skala dijumlah untuk mendapatkan nilai rata-rata dan persentase per indikator, kemudian menghitung nilai rata-rata setiap faktor. Nilai rata-rata setiap faktor yang didapat dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah seluruh responden. Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan data nilai ratarata keseluruhan dari kualitas pembelajaran organisasi. Menurut Sugiyono yang dikutip Esthi (2010), rentang skor yang mungkin diperoleh dan pemaknaannya adalah sebagai berikut: Baik sekali Baik Kurang Baik 0-25 Buruk Munir (2008) menyatakan bahwa pemaknaan rentang skor kualitas pembelajaran organisasi adalah sebagai berikut: : Organisasi telah memiliki karakteristik organisasi pembelajaran 61 80: Organisasi telah memiliki dasar yang baik untuk menjadi organisasi pembelajar

43 : Organisasi telah memiliki beberapa karakteristik untuk menjadi organisasi pembelajar 21 40: Organisasi perlu melakukan pembenahan besar-besaran untuk menjadi organisasi pembelajar Korelasi Rank Spearman Analisis korelasi berguna untuk menentukkan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain (Umar, 2005). Menurut Sugiyono yang dikutip oleh Priyono (2008), variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Jika pada masing-masing variabel atau pada salah satu variabel skala datanya berbentuk ordinal, maka analisis datanya harus menggunakan analisis korelasi rank spearman. Skala data ordinal adalah skala yang digunakan saat data yang dihasilkan bukan dalam bentuk angka, sehingga harus dibuat skor, berbentuk ranking, dan umumnya menggunakan skala likert. Jadi, analisis korelasi rank spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih dengan skala data berbentuk ordinal. Nilai koefisien korelasi r berkisar antara -1 sampai +1 yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut: (Umar, 2005) 1. Jika nilai r > 0 artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu makin besar nilai variabel X (independen), makin besar pula nilai variabel Y (dependen), atau makin kecil nilai variabel X (independen), makin kecil pula nilai variabel Y (dependen). 2. Jika nilai r < 0 artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu makin kecil nilai variabel X (independen), makin besar pula nilai variabel Y (dependen), atau makin besar nilai variabel X (independen), makin kecil pula nilai variabel Y (dependen). 3. Jika nilai r = 0 artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (independen) dengan variabel Y (dependen).

44 33 4. Jika nilai r = 1 atau r = -1 artinya telah terjadi hubungan linier sempurna, yaitu berupa garis lurus, sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke angka 0, maka garis makin tidak lurus. Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Menurut Sarwono (2007), keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. 0,00 sampai dengan 0,25 berarti korelasi memiliki keeratan yang sangat lemah. 2. > 0,25 sampai dengan 0,50 berarti korelasi memiliki keeratan yang cukup kuat. 3. > 0,50 sampai dengan 0,75 berarti korelasi memiliki keeratan yang kuat. 4. > 0,75 sampai dengan 1 berarti korelasi memiliki keeratan yang sangat kuat. Menurut Umar (2005), untuk mengetahui besaran korelasi rank spearman dapat digunakan rumus: dimana: = [R(X i ) - (RY i )] 2 = jumlah kuadrat selisih variabel X dan Y n = banyaknya data Analisis Jalur (Path Analysis) d i 2 Analisis jalur adalah model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti (Garson yang dikutip Sarwono, 2007). Model analisis jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan satu jalur, yaitu terdapat lebih dari satu peubah bebas dengan satu peubah tergantung. Peubah bebas dalam penelitian ini adalah lima faktor yang mempengaruhi pembelajaran individu, yaitu (1) adanya kebutuhan pengetahuan, (2) adanya akses terhadap pengetahuan, (3) adanya pengetahuan prasyarat, (4) adanya

45 34 kemampuan untuk menyerap pengetahuan, dan (5) adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran. Peubah tergantungnya adalah kesiapan penerapan manajemen pengetahuan. Model diagram jalur dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: X 1 adanya kebutuhan pengetahuan X 2 adanya akses terhadap pengetahuan X 3 adanya pengetahuan prasyarat Y kesiapan penerapan manajemen pengetahuan X 4 adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan X 5 adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran Gambar 4. Model diagram jalur Diagram jalur tersebut terdiri atas satu persamaan struktural dengan hanya satu substruktur, yaitu X 1, X 2, X 3, X 4, X 5 disebut sebagai peubah eksogen dan Y sebagai peubah endogen dengan persamaan struktural sebagai berikut: Y = ρ YX1 +ρ YX2 +ρ YX3 +ρ YX4 +ρ YX5 + Berdasarkan perhitungan yang dilakukan menggunakan analisis jalur dengan software SPSS 16.0, dapat dilakukan beberapa analisis, yaitu melihat pengaruh secara gabungan dan melihat pengaruh secara parsial lima faktor yang mempengaruhi pembelajaran individu terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan. Penjelasannya ialah sebagai berikut: 1. Melihat pengaruh peubah adanya kebutuhan pengetahuan (X 1 ), adanya akses terhadap pengetahuan (X 2 ), adanya pengetahuan prasyarat (X 3 ), adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan

46 35 (X 4 ), dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran (X 5 ) secara gabungan terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan. Untuk mengetahui kebenaran model regresi tersebut, diperlukan uji hipotesis menggunakan uji F. Hipotesisnya dapat dinyatakan sebagai berikut: H 0 : tidak ada pengaruh adanya akses terhadap pengetahuan, adanya pengetahuan prasyarat, adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan, dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan H 1: ada pengaruh adanya akses terhadap pengetahuan, adanya pengetahuan prasyarat, adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan, dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan Pengujian dilakukan dengan membandingkan besarnya angka F penelitian dengan besarnya angka F tabel atau membandingkan angka taraf signifikansi (sig) hasil perhitungan dengan taraf signifikansi 0,05 (5%). Kriteria uji hipotesis adalah sebagai berikut: Jika F penelitian > F tabel, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima Jika F penelitian < F tabel, maka H 0 diterima dan H 1 ditolak Jika sig penelitian < 0,05, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima Jika sig penelitian > 0,05, maka H 0 diterima dan H 1 ditolak 2. Melihat besarnya pengaruh peubah adanya kebutuhan pengetahuan (X 1 ), adanya akses terhadap pengetahuan (X 2 ), adanya pengetahuan prasyarat (X 3 ), adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan (X 4 ), dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran (X 5 ) secara parsial atau terpisah terhadap kesiapan penerapan manajemen pengetahuan. Digunakan angka Beta atau Standardized Coefficient untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing peubah X terhadap peubah Y.

47 36 Angka korelasi antara masing-masing peubah independen (X), yaitu korelasi antara adanya kebutuhan pengetahuan, adanya akses terhadap pengetahuan, adanya pengetahuan prasyarat, adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan, dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran yang dapat dilihat sebagai berikut: 1. Korelasi antara adanya kebutuhan pengetahuan (X 1 ) dan adanya akses terhadap pengetahuan (X 2 ) 2. Korelasi antara adanya kebutuhan pengetahuan (X 1 ) dan adanya pengetahuan prasyarat (X 3 ) 3. Korelasi antara adanya kebutuhan pengetahuan (X 1 ) dan adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan (X 4 ) 4. Korelasi antara adanya kebutuhan pengetahuan (X 1 ) dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran (X 5 ) 5. Korelasi antara adanya akses terhadap pengetahuan (X 2 ) dan adanya pengetahuan prasyarat (X 3 ) 6. Korelasi antara adanya akses terhadap pengetahuan (X 2 ) dan adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan (X 4 ) 7. Korelasi antara adanya akses terhadap pengetahuan (X 2 ) dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran (X 5 ) 8. Korelasi antara adanya pengetahuan prasyarat (X 3 ) dan adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan (X 4 ) 9. Korelasi antara adanya pengetahuan prasyarat (X 3 ) dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran (X 5 ) 10. Korelasi antara adanya kemampuan untuk menyerap pengetahuan (X 4 ) dan adanya peluang untuk menerapkan pembelajaran (X 5 ).

48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT DaFa Teknoagro Mandiri Pada Maret tahun 1996, Yayasan Pesantren Pertanian Darul Fallah (YPPDF) mendirikan laboratorium kultur jaringan Darul Fallah. Laboratorium ini adalah satu-satunya laboratorium kultur jaringan yang dimiliki oleh pesantren di Indonesia saat itu. Tujuan utama YPPDF mendirikan laboratorium ini adalah sebagai sarana untuk menerapkan teknologi, khususnya bioteknologi serta sebagai sarana pendidikan bagi mahasiswa Program Diploma Politeknik. Selain itu, laboratorium ini pun melaksanakan kegiatan produksi komersial sebagai pusat laba untuk mendukung kegiatan pendidikan di YPPDF. Perkembangan nilai dari tahun 1996 sampai tahun 2000 sejak berdirinya laboratorium ini menunjukkan peningkatan yang cukup berarti, kecuali pada tahun 1998 yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penjualan Bibit Tanaman Kultur Jaringan PT DaFa Teknoagro Mandiri Tahun Tahun Produk Jumlah Nilai (Rp) Planlet Kentang 2. Planlet Tanaman Hias 3. Bibit Pisang Planlet Kentang 2. Planlet Tanaman Hias 3. Bibit Pisang Planlet Kentang 2. Planlet Tanaman Hias 3. Bibit Pisang Planlet Kentang 2. Planlet Pisang 3. Bibit Pisang pasca Aklimatisasi 4. Bibit Pisang 5. Planlet Iles-Iles 6. Planlet Jati Emas 7. Jati Emas Sumber: PT DaFa Teknoagro Mandiri, planlet 150 planlet 150 batang planlet 140 planlet 120 planlet planlet 456 planlet planlet planlet 55 planlet batang batang 2 botol 1 botol batang

49 38 Melihat perkembangan usaha kondisi pasar yang masih terbuka luas, usaha kultur jaringan ini dikembangkan menjadi lebih komersial dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT). Pembentukan Perseroan Terbatas (PT) bertujuan untuk mengoptimalkan sarana, sumber daya manusia, dan sumber daya lainnya dengan cara meningkatkan komersialisasi dan pemasaran kegiatan usaha yang telah ada. Sejak Januari 2001, didirikanlah PT DaFa Teknoagro Mandiri yang telah berhasil membangun laboratorium sendiri dengan semua fasilitas yang terpisah dari laboratorium milik pesantren yang telah ada terlebih dahulu. PT DaFa Teknoagro Mandiri memfokuskan diri pada kualitas bibit, dimana seleksi bibit dan benih terbaik bebas dari kontaminasi hama dan penyakit yang diperbanyak untuk menjamin ketahanan dan kesehatan produknya. Selain itu, PT DaFa Teknoagro Mandiri terus menerus berinovasi meneliti produk-produk baru untuk mengantisipasi permintaan konsumen, selain terus berupaya untuk meningkatkan mutu produk-produk yang telah ada. Upaya yang akan dilakukan dalam jangka panjang adalah memperbesar skala bisnis sampai ke tingkat yang lebih komersial, yang didukung oleh suasana kerja yang lebih business oriented serta pengelola yang profesional Visi dan Misi Visi dan misi merupakan gambaran kekuatan perusahaan karena menunjukkan keinginan untuk membangun perusahaan terkait dengan pencapaian keuangan, kepuasan pelanggan, pengembangan bisnis, dan peningkatan kinerja karyawan. PT DaFa Teknoagro Mandiri memiliki visi, yaitu menjadi produsen bibit unggul berbasis bioteknologi terbaik dan terdepan. Pengertian terbaik dan terdepan adalah PT DaFa Teknoagro Mandiri berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menjadi perusahaan yang sangat kompeten di bidangnya dan lebih baik dari perusahaan sejenis. Misi PT DaFa Teknoagro Mandiri adalah: 1. Menggunakan induk terpilih 2. Memelihara ketepatan dan ketelitian kerja

50 39 3. Melakukan inovasi yang berkelanjutan 4. Memelihara kepuasan konsumen Struktur Organisasi Perusahaan Organisasi perusahaan ini disusun dengan mempertimbangkan tingkat kegiatan perusahaan serta berpedoman pada struktur Perseroan Terbatas. Struktur Organisasi PT DaFa Teknoagro Mandiri dapat dilihat pada Lampiran 6. Adapun fungsi dari bagian struktur organisasi PT DaFa Teknoagro Mandiri adalah sebagai berikut: 1. Komisaris Pada PT DaFa Teknoagro Mandiri, Komisaris bertugas untuk mengawasi semua tindakan direksi agar tindakan direksi tidak merugikan perusahaan. 2. Direktur Utama Tugas Direktur Utama adalah sebagai berikut: a. Menetapkan dan menggerakkan sistem jaminan mutu, memberikan pengarahan dan keyakinan agar sistem jaminan mutu dapat dilaksanakan semua jajaran karyawan b. Mendelegasikan penerapan sistem manajemen mutu kepada Manajer Operasional sebagai wakil manajemen c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan sistem jaminan mutu d. Bertugas mencari pemasaran dan menerapkan teknologi baru 3. Kepala Bagian Administrasi Umum dan Keuangan Tugas dan kewajiban Kepala Bagian Administrasi Umum dan Keuangan pada PT DaFa Teknoagro Mandiri meliputi: a. Mendokumentasikan seluruh rencana pengeluaran dan pendapatan perusahaan b. Bertanggung jawab dalam keuangan perusahaan c. Mendokumentasikan seluruh pembelian dan pengeluaran perusahaan 4. Manajer Produksi Kultur Jaringan Manajer Produksi Kultur Jaringan bertugas mengawasi para staf untuk menginisiasi dan subkulturisasi eksplan, serta memberikan

51 40 penjelasan teknik inisiasi dan subkultur yang tepat kepada staf-nya. Selain itu, Manajer Produksi Kultur Jaringan juga bertugas menghitung presentase kontaminasi dan presentase survive. 5. Manajer Litbang (Penelitian dan Pengembangan) Manajer Litbang bertugas menemukan formula mengenai komposisi yang tepat untuk campuran media. Selain itu, Manajer Litbang juga bertugas menemukan teknik inisiasi dan subkultur yang tepat untuk komoditas baru yang akan dikembangkan. 6. Manajer Nursery Manajer Nursery bertanggung jawab terhadap karyawan di lapangan dan menyediakan keperluan karyawan di lapangan atau kebun. Selain itu, Manajer Nursery juga bertanggung jawab terhadap teknis produksi di lapangan. 7. Kepala Bagian Media dan Sterilisasi Kepala Bagian Media dan Sterilisasi bertugas membuat campuran media berdasarkan pengawasan Manajer Litbang. Selain itu, ia juga bertugas membuat larutan stok yang akan digunakan untuk tiga sampai empat hari kedepan. 8. Staf Kultur Jaringan Staf Kultur Jaringan bertugas untuk menginisiasi dan subkulturisasi eksplan. Selain itu, Staf Kultur Jaringan diberi target untuk menghasilkan dua ratus botol per orang setiap harinya. 9. Staf Media dan Sterilisasi Staf Media dan Sterilisasi bertugas membuat media agar-agar kemudian menyiapkan botol kultur sebagai media untuk eksplan dari aga-agar tadi. Selain itu, Staf Media dan Sterilisasi bertugas mensterilkan botol kultur, peralatan inisiasi dan subkultur, serta gelas-gelas ukur. 10. Staf Nursery Bertugas menyeleksi bibit siap tanam yang berkualitas, menyiapkan planlet untuk aklimatisasi, penyungkupan, menyiram

52 41 tanaman, serta membuat campuran polybag yang terdiri atas tanah, sekam, dan pupuk kandang. 11. Kebersihan Bagian Kebersihan bertugas untuk menjaga kebersihan lingkungan perusahaan dengan pembagian jadwal kerja yang telah ditentukan Unit Kegiatan Kegiatan usaha PT DaFa Teknoagro Mandiri adalah memproduksi bibit dari kultur jaringan. Perusahaan ini menyediakan berbagai macam bibit tanaman buah dan sayur-sayuran, seperti kentang dan pisang. Selain itu, PT DaFa Teknoagro Mandiri juga menyediakan bibit perkebunan seperti pisang ambon, tanaman hias seperti krisan, anggrek, dan tanaman kehutanan seperti jati kencana. Ruang lingkup bidang usaha yang dilakukan PT DaFa Teknoagro Mandiri adalah: 1. Pembibitan tanaman dengan teknik kultur jaringan 2. Budidaya tanaman 3. Pelatihan kultur jaringan Produk Produk yang dihasilkan dan dipasarkan oleh PT DaFa Teknoagro Mandiri adalah bibit tanaman hias, bibit tanaman buah, nenas, anggrek, krisan, jati kencana, pisang, dan kentang. Selain produk, perusahaan juga menyediakan fasilitas jasa, yaitu jasa penanaman, penyediaan alat laboratorium kultur jaringan, jasa konsultan pembangunan laboratorium kultur jaringan, dan pelatihan kultur jaringan Karakteristik Karyawan Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT DaFa Teknoagro Mandiri yang berjumlah 32 orang. Analisis karakteristik karyawan penting dilakukan karena karakteristik tersebut dapat mempermudah pihak manajemen dalam mengelola sumber daya manusia dalam lingkungan organisasi. Karakteristik karyawan dalam penelitian ini

53 42 ditinjau dari segi jenis kelamin, kelompok usia, pendidikan terakhir, masa kerja, unit kerja, dan jabatan pekerjaan. 1. Jenis Kelamin Berdasarkan penelitian, diperoleh hasil bahwa karyawan PT DaFa Teknoagro Mandiri terdiri dari 21 orang laki-laki (66%) dan 11 orang perempuan (34%). Hal ini disebabkan pada unit kerja lapangan, seluruh karyawannya berjenis kelamin laki-laki sehingga jumlah karyawan lakilaki lebih mendominasi (lihat Gambar 5) % 66% Laki-laki Perempuan Gambar 5. Jenis Kelamin 2. Kelompok Usia Usia merupakan salah satu faktor internal dalam diri karyawan yang mempengaruhi kemampuan mereka dalam menyerap informasi dan pengetahuan sehingga dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran mereka secara individu. Gambar 6 menunjukkan data mengenai kelompok usia karyawan PT DaFa Teknoagro Mandiri. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 84% karyawan termasuk dalam kelompok usia dibawah 30 tahun, sedangkan sebanyak 16% karyawan termasuk dalam kelompok usia diatas 30 tahun. Terdapat tiga orang karyawan yang termasuk dalam kelompok usia tahun. Mereka merupakan para staf ahli perusahaan dengan pendidikan master dan doktor <20 tahun20-30 tahun31-40 tahun41-50 tahun51-60 tahun Gambar 6. Kelompok Usia

54 43 3. Pendidikan Terakhir Tingkat pendidikan karyawan merupakan salah satu hal yang mempengaruhi perusahaan dalam menentukan penempatan karyawan karena pengetahuan yang dimiliki setiap orang pasti berbeda. Gambar 7 menunjukkan bahwa karyawan PT DaFa Teknoagro Mandiri didominasi oleh karyawan dengan pendidikan terakhir SMA/sederajat sebanyak 11 orang. Masih terdapatnya karyawan dengan kualifikasi pendidikan rendah, yaitu SD/sederajat dan SMP/sederajat yang ditempatkan di bagian media dan sterilisasi serta bagian nursery/lapangan karena pada kenyataannya karyawan tersebut dapat menunjukkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga membuat perusahaan tetap mempertahankan mereka. Selain itu, pelatihan bagi karyawan baru menjadi faktor yang sangat membantu karyawan untuk memahami apa yang menjadi pekerjaan mereka. Disisi lain, terdapat 6 orang karyawan dengan pendidikan sarjana. Para karyawan ini menduduki jabatan sebagai manajer dan staf ahli SD SMP SMA Diploma Sarjana Gambar 7. Pendidikan Terakhir 4. Masa Kerja Masa kerja pada umumnya menunjukkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Masa kerja seorang karyawan dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran karyawan tersebut. Gambar 8 menunjukkan bahwa sebanyak 6 orang karyawan PT DaFa Teknoagro Mandiri memiliki masa kerja kurang dari 1 tahun, 18 orang karyawan memiliki masa kerja antara 1 sampai 5 tahun, 5 orang karyawan memiliki masa kerja antara 6 sampai 10 tahun, dan 3 orang karyawan memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun. Karyawan dengan masa kerja

55 44 terlama, yaitu lebih dari 10 tahun merupakan manajer litbang, manajer produksi, dan staf kebersihan. Mereka termasuk para karyawan yang loyal karena tetap bertahan untuk bekerja di PT DaFa Teknoagro Mandiri sejak perusahaan didirikan < 1 tahun 1-5 tahun 6-10 tahun > 10 tahun Gambar 8. Masa Kerja 5. Unit Kerja Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang karyawan dari unit kerja yang satu dibandingkan dengan unit kerja yang lainnya tidak sama karena pengetahuan mereka dipengaruhi oleh unit kerja yang ditempati. Gambar 9 menunjukkan bahwa terdapat 8 orang karyawan yang menempati unit kerja nursery, 7 orang karyawan yang menempati unit kerja produksi, 6 orang karyawan yang menempati unit kerja media dan sterilisasi, 2 orang karyawan yang menempati unit kerja kebersihan, 1 orang karyawan yang menempati unit kerja keuangan, 4 orang karyawan yang menempati unit kerja penelitian dan pengembangan, dan terdapat 4 orang karyawan yang menjadi staf ahli perusahaan Produksi Litbang Kebersihan Nursery Media Keuangan Staf Ahli Gambar 9. Unit Kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengetahuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengetahuan Menurut Davenport dan Prusak yang dikutip (Munir, 2008), pengetahuan atau knowledge bukanlah data, bukan pula informasi, namun sulit sekali untuk dipisahkan

Lebih terperinci

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus PD Pasar Jaya Unit Area 03 Pramuka, Jakarta Timur) Oleh : DEVIANI PERTIWI H24051693 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

: DWI ENDANG PUSPITASARI H

: DWI ENDANG PUSPITASARI H ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PELAKSANA ADMINISTRASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR) Oleh : DWI ENDANG PUSPITASARI H24051522 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR Oleh: DEWI ERAWATI H 24066003 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI Oleh HENNY H24103029 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR SKRIPSI Oleh : INDAH MULYANI H24104009 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. Oleh TRISNA LESTARI H

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. Oleh TRISNA LESTARI H HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor) Oleh TRISNA LESTARI H24103083 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DAN STRESSORS

HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DAN STRESSORS HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DAN STRESSORS KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus : Divisi Pemasaran dan BMS Kantor Pos Jakarta Selatan) Oleh DINI MARIANI H24103023 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan

Lebih terperinci

ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE GAP) KARYAWAN PT PELNI PERSERO DIREKTORAT SDM DAN UMUM. Oleh LASMA H

ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE GAP) KARYAWAN PT PELNI PERSERO DIREKTORAT SDM DAN UMUM. Oleh LASMA H ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE GAP) KARYAWAN PT PELNI PERSERO DIREKTORAT SDM DAN UMUM Oleh LASMA H24052152 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KOMPETENSI 360 DERAJAT PADA PT X BOGOR Oleh RESTY LHARANSIA H24051549 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUTT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENERAPAN MODEL SISTEM ORGANISASI PEMBELAJAR PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh ADE PUTRI UTAMI H

IDENTIFIKASI PENERAPAN MODEL SISTEM ORGANISASI PEMBELAJAR PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh ADE PUTRI UTAMI H IDENTIFIKASI PENERAPAN MODEL SISTEM ORGANISASI PEMBELAJAR PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG BOGOR Oleh ADE PUTRI UTAMI H24054128 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR. Oleh RETNA WULANDARI H

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR. Oleh RETNA WULANDARI H KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. UNITEX Tbk, BOGOR Oleh RETNA WULANDARI H24052635 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil pengolahan data berdasarkan jawaban kuesioner dari 103 responden, diharapkan dapat

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KARYAWAN MELALUI FAKTOR-FAKTOR QUALITY OF WORK LIFE (QWL) DI PT INTI ABADI KEMASINDO. Oleh : ANDINI DHAMAYANTI H

ANALISIS KEPUASAN KARYAWAN MELALUI FAKTOR-FAKTOR QUALITY OF WORK LIFE (QWL) DI PT INTI ABADI KEMASINDO. Oleh : ANDINI DHAMAYANTI H ANALISIS KEPUASAN KARYAWAN MELALUI FAKTOR-FAKTOR QUALITY OF WORK LIFE (QWL) DI PT INTI ABADI KEMASINDO Oleh : ANDINI DHAMAYANTI H24103077 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK. Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H

PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK. Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H 24076005 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN FAKTOR-FAKTOR QUALITY OF WORK LIFE DALAM MENINGKATKAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT DAN KANTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ANALISIS PENERAPAN FAKTOR-FAKTOR QUALITY OF WORK LIFE DALAM MENINGKATKAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT DAN KANTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANALISIS PENERAPAN FAKTOR-FAKTOR QUALITY OF WORK LIFE DALAM MENINGKATKAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT DAN KANTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh BARITA MUTIARA H24104092 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN SUPERVISOR BERDASARKAN PERSEPSI KARYAWAN PT COATS REJO INDONESIA DIVISI PRODUKSI. Oleh DENY MARCIAN H

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN SUPERVISOR BERDASARKAN PERSEPSI KARYAWAN PT COATS REJO INDONESIA DIVISI PRODUKSI. Oleh DENY MARCIAN H ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN SUPERVISOR BERDASARKAN PERSEPSI KARYAWAN PT COATS REJO INDONESIA DIVISI PRODUKSI Oleh DENY MARCIAN H24104076 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS SALURAN DISTRIBUSI FRUIT TEA DI WILAYAH BOGOR (STUDI KASUS PADA KANTOR PENJUALAN (KP) BOGOR PT. SINAR SOSRO)

ANALISIS EFEKTIVITAS SALURAN DISTRIBUSI FRUIT TEA DI WILAYAH BOGOR (STUDI KASUS PADA KANTOR PENJUALAN (KP) BOGOR PT. SINAR SOSRO) ANALISIS EFEKTIVITAS SALURAN DISTRIBUSI FRUIT TEA DI WILAYAH BOGOR (STUDI KASUS PADA KANTOR PENJUALAN (KP) BOGOR PT. SINAR SOSRO) Oleh ETTY NUR BAETI H24103062 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS KANTOR CABANG PT.

PENGARUH PERUBAHAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS KANTOR CABANG PT. PENGARUH PERUBAHAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS KANTOR CABANG PT. BANK X) Oleh DHANIA RAMADHANI H24104052 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELATIHAN MUTU PRODUKSI BAGIAN QUALITY INSPECTION DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh SISKA NOFRIANTI H

HUBUNGAN PELATIHAN MUTU PRODUKSI BAGIAN QUALITY INSPECTION DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh SISKA NOFRIANTI H HUBUNGAN PELATIHAN MUTU PRODUKSI BAGIAN QUALITY INSPECTION DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Departemen Quality Control PT. Krama Yudha Ratu Motor, Jakarta) Oleh SISKA NOFRIANTI H24051788 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengetahuan. Dalam membicarakan pengetahuan sangatlah abstrak, karena pengetahuan mempunyai arti yang sangat dalam dan lebih luas dari data atau informasi. Menurut

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi diwarnai dengan meningkatnya informasi dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan informasi menuntut perusahaan untuk memiliki Sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah, pengertian dan penalaran konsep diperlukan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam menafsirkan makna konsep yang dipakai sehubungan

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR Oleh ELIS SUSANTI H24104069 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dengan adanya sektor UKM, pengangguran akibat angkatan kerja

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman

Lebih terperinci

ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE GAP) ANTARA MANAJER DAN KARYAWAN KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU)

ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE GAP) ANTARA MANAJER DAN KARYAWAN KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE GAP) ANTARA MANAJER DAN KARYAWAN KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) Oleh ANNISA SARI WAHYUNI H24104080 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR SEBAGAI PERGURUAN TINGGI - BADAN HUKUM MILIK NEGARA (PT-BHMN) Oleh RIJKI SAEFULOH BASALMAH H

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR SEBAGAI PERGURUAN TINGGI - BADAN HUKUM MILIK NEGARA (PT-BHMN) Oleh RIJKI SAEFULOH BASALMAH H ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR SEBAGAI PERGURUAN TINGGI - BADAN HUKUM MILIK NEGARA (PT-BHMN) Oleh RIJKI SAEFULOH BASALMAH H24104062 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut

I. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, intensitas kompetisi dan persaingan ketat antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut meningkatkan kompetensinya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Persaingan global memaksa Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk bersaing dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi lain di dunia. Perguruan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR)

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) Disusun Oleh: Anita Naliebrata H24103041 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL

BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 71 BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 4.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pertimbangan konsep-konsep yang telah dibahas pada Bab 2, teori yang dikemukakan Nonaka dan Takeuchi (1995) mengenai penciptaan pengetahuan

Lebih terperinci

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi OPEN RESOURCE Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manar. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Arti penting manajemen pengetahuan telah disadari oleh organisasi sebagai sumber daya utama dalam bersaing. Bukti-bukti menunjukkan bahwa pergeseran orientasi

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H24104097 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Definisi Pengetahuan

Pendahuluan. 1. Definisi Pengetahuan Pendahuluan Belajar dalam era pengetahuan seperti sekarang ini sangat berbeda dengan belajar dimasa lalu. Semua orang dituntut untuk belajar baik sendiri maupun bersama dengan cepat,mudah dan menyenangkan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR

ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR Oleh GANJAR SUARGANA H24077020 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H

ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H24104083 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR)

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR) ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR) Oleh BHASKARA KUSEN H24101135 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

Oleh MELLY SILVIANI H

Oleh MELLY SILVIANI H ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR Oleh MELLY SILVIANI H24104063 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 ANALISIS EFEKTIVITAS

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KUALITAS DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT. DIPO VALASINDO SKRIPSI.

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KUALITAS DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT. DIPO VALASINDO SKRIPSI. PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KUALITAS DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT. DIPO VALASINDO SKRIPSI Oleh : PEPMI ARI SAYEKTI 0613015044 / FE / EA FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini telah diakui sebagai salah satu sumberdaya yang penting bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez et al.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HEAD OFFICE) PT LERINDRO INTERNASIONAL JAKARTA. Oleh : RIZAINI LITUHAYU H

ANALISIS BEBAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HEAD OFFICE) PT LERINDRO INTERNASIONAL JAKARTA. Oleh : RIZAINI LITUHAYU H ANALISIS BEBAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HEAD OFFICE) PT LERINDRO INTERNASIONAL JAKARTA Oleh : RIZAINI LITUHAYU H24104038 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN (Studi Kasus: Sembilan Fakultas Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor)

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN (Studi Kasus: Sembilan Fakultas Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor) ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN (Studi Kasus: Sembilan Fakultas Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor) Oleh FIRSTRI SYANPUTRI H24104085 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR. Oleh TUBAGUS M EIDRI H

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR. Oleh TUBAGUS M EIDRI H ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR Oleh TUBAGUS M EIDRI H24104125 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Drucker (1997), pengetahuan penting untuk meningkatkan produktivitas serta harus diperhatikan dan di kelola. Sejalan dengan hal tersebut maka Brown dan Duguid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan mempunyai peranan penting dalam kemajuan suatu organisasi, khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak organisasi semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. 2.1 Knowledge Knowledge adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang,

Lebih terperinci

RUSLI CEP RIDHO YUSUF H

RUSLI CEP RIDHO YUSUF H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS DIVISI PRODUKSI BAGIAN SPINNING, WEAVING, YARN DYEING DAN DYEING FINISHING PT UNITEX TBK BOGOR) Oleh RUSLI CEP RIDHO

Lebih terperinci

EVALUASI PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT UNITEX, Tbk. Oleh. Puji Astuti H

EVALUASI PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT UNITEX, Tbk. Oleh. Puji Astuti H EVALUASI PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT UNITEX, Tbk Oleh Puji Astuti H24103076 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN LOYALITAS PELANGGAN JASA PENGIRIMAN PAKET PADA KANTOR POS KOTA DEPOK. Oleh EMMA RAHMAWATI H

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN LOYALITAS PELANGGAN JASA PENGIRIMAN PAKET PADA KANTOR POS KOTA DEPOK. Oleh EMMA RAHMAWATI H HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN LOYALITAS PELANGGAN JASA PENGIRIMAN PAKET PADA KANTOR POS KOTA DEPOK Oleh EMMA RAHMAWATI H24062692 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, setiap perusahaan bersaing dengan sangat ketat untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT PT. INDOSAT, Tbk. SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pengetahuan merupakan aset yang diperlukan suatu organisasi untuk menciptakan suatu inovasi, beradaptasi terhadap dinamika kondisi perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI PEMEGANG POLIS AJB BUMIPUTERA 1912 TERHADAP EFEKTIVITAS PERSONAL SELLING (STUDI KASUS : KANTOR OPERASIONAL BOGOR SILIWANGI)

ANALISIS PERSEPSI PEMEGANG POLIS AJB BUMIPUTERA 1912 TERHADAP EFEKTIVITAS PERSONAL SELLING (STUDI KASUS : KANTOR OPERASIONAL BOGOR SILIWANGI) ANALISIS PERSEPSI PEMEGANG POLIS AJB BUMIPUTERA 1912 TERHADAP EFEKTIVITAS PERSONAL SELLING (STUDI KASUS : KANTOR OPERASIONAL BOGOR SILIWANGI) Oleh: Nur Hamidah H24102100 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN (Studi Kasus: Preferensi Mahasiswa Statistika IPB Angkatan 44, 45, dan 46 terhadap Minat Bidang Kerja) DONNY ARIEF SETIAWAN SITEPU

Lebih terperinci

PERSEPSI KARYAWAN PT. GOODYEAR INDONESIA TBK, BOGOR TENTANG PENGARUH PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

PERSEPSI KARYAWAN PT. GOODYEAR INDONESIA TBK, BOGOR TENTANG PENGARUH PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PERSEPSI KARYAWAN PT. GOODYEAR INDONESIA TBK, BOGOR TENTANG PENGARUH PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA Oleh BUDI RACHMANSYAH H24104137 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA. Oleh TEGUH SETYAWAN H

ANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA. Oleh TEGUH SETYAWAN H ANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA (Studi Kasus Seksi MDF Bogor Centrum Kantor Daerah Telkom Bogor) Oleh TEGUH SETYAWAN H24104033 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh

Lebih terperinci

PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KARYAWAN PT X BOGOR. Oleh : NOVITA MAULIDA H

PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KARYAWAN PT X BOGOR. Oleh : NOVITA MAULIDA H PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KARYAWAN PT X BOGOR Oleh : NOVITA MAULIDA H24076090 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE)

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR) Oleh : DESSY WULANDARI H24102092 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi menyebabkan perusahaan harus terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.

Lebih terperinci

ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR)

ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR) ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR) Oleh FEZZI UKTOLSEJA H24102038 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang semakin tajam, yang diakibatkan oleh globalisasi dan deregulasi, yang dipercepat oleh perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara. global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara. global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, memanfaatkan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang

Bab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang yaitu era pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian, faktor yang menonjol

Lebih terperinci

PERAN KINERJA MANAJERIAL MELALUI PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGENDALIAN PERILAKU, PENGENDALIAN PERSONAL (Studi Pada Koperasi Warga Semen Gresik) SKRIPSI

PERAN KINERJA MANAJERIAL MELALUI PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGENDALIAN PERILAKU, PENGENDALIAN PERSONAL (Studi Pada Koperasi Warga Semen Gresik) SKRIPSI PERAN KINERJA MANAJERIAL MELALUI PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGENDALIAN PERILAKU, PENGENDALIAN PERSONAL (Studi Pada Koperasi Warga Semen Gresik) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, banyak sekali kemajuan dan perubahan yang terjadi dengan ditandainya perubahan pola pikir masyarakat, kemajuan teknologi, dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Industri jasa pengiriman barang di Indonesia, saat ini dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Industri jasa pengiriman barang di Indonesia, saat ini dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri jasa pengiriman barang di Indonesia, saat ini dihadapkan pada situasi persaingan yang sangat tajam dan kompleks, ditengah era globalisasi dan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam proses pendidikan di sekolah. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR PEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR I. PENDAHULUAN 1.1 Dasar Pemikiran Globalisasi di berbagai sektor ekonomi dan bisnis membawa konsekuensi

Lebih terperinci

: IRWAN PURNOMO H

: IRWAN PURNOMO H MEMPELAJARI KINERJA PERUSAHAAN DALAM RANGKA MENCAPAI KONDISI EKSELEN DENGAN MENGGUNAKAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE 2007 (STUDI KASUS PT. GARAM-PERSERO) Oleh : IRWAN PURNOMO H24104048

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad pengetahuan, banyak perubahan-perubahan terjadi karena perkembangan teknologi yang pesat, perkembangan dan pertumbuhan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI SUMBER DAYAA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI

ANALISIS STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI SUMBER DAYAA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI ANALISIS STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI SUMBER DAYAA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI (Studi Kasus pada Jabatan Account Officer PT. BPRS Amanah Ummah, Bogor) Oleh : ADE SURYADY H24104087 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR) ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR) Oleh AHMAD ZULKARNAEN H24076004 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh SITI CHOERIAH H24104026 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN DESAIN PEKERJAAN DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN PENERBITAN PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA

ANALISIS HUBUNGAN DESAIN PEKERJAAN DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN PENERBITAN PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA ANALISIS HUBUNGAN DESAIN PEKERJAAN DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN PENERBITAN PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA Oleh DADAN HAMDANI H24102134 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 4. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 4. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 4 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 6/10/2014 Perancangan Produk - Gasal

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR)

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR) ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR) Oleh SITI HANIFAH SUFIATI H24103101 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS INTERNAL CONTROL PADA PENURUNAN TINGKAT FRAUD DALAM OPERASIONAL PT. BANK X. Oleh SANTI RAHMAYANTI H

ANALISIS EFEKTIFITAS INTERNAL CONTROL PADA PENURUNAN TINGKAT FRAUD DALAM OPERASIONAL PT. BANK X. Oleh SANTI RAHMAYANTI H ANALISIS EFEKTIFITAS INTERNAL CONTROL PADA PENURUNAN TINGKAT FRAUD DALAM OPERASIONAL PT. BANK X Oleh SANTI RAHMAYANTI H24077034 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN LINGKUNGAN KERJA PRODUKTIF PT X TBK UNIT BISNIS BOGOR. Oleh : NINDYA MAYANGDARANI H

ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN LINGKUNGAN KERJA PRODUKTIF PT X TBK UNIT BISNIS BOGOR. Oleh : NINDYA MAYANGDARANI H ANALISIS HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN LINGKUNGAN KERJA PRODUKTIF PT X TBK UNIT BISNIS BOGOR Oleh : NINDYA MAYANGDARANI H24053960 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci