TUGAS AKHIR. Identifikasi dan Penerapan Biaya Mutu (Cost of Quality) Wall Thickness Bearing

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR. Identifikasi dan Penerapan Biaya Mutu (Cost of Quality) Wall Thickness Bearing"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR Identifikasi dan Penerapan Biaya Mutu (Cost of Quality) sebagai Dasar Perbaikan Mutu pada proses produksi Wall Thickness Bearing Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Wahyono NIM : Program Studi : Teknik Industri PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007

2 LEMBAR PENGESAHAN Identifikasi dan Penerapan Biaya Mutu (Cost of Quality) sebagai Dasar Perbaikan Mutu pada proses produksi Wall Thickness Bearing Disusun Oleh : Nama : Wahyono NIM : Program Studi : Teknik Industri Pembimbing Mengetahui Koordinator TA / KaProdi ( Ir. Herry Agung P, M.Sc ) ( Ir. Muhammad Kholil, MT ) iii

3 ABSTRAKS Identifikasi dan Penerapan Biaya Mutu (Cost of Quality) sebagai dasar Perbaikan Mutu pada Proses Produksi Wall Thickness Bearing Mutu adalah kehidupan. Sebuah kata sederhana namun memiliki arti penting dalam menjaga keberlangsungan suatu organisasi. Beberapa perusahaan berusaha untuk melakukannya dengan mengembangkan dan menerapkan perencanaan mutu, kontrol dan rekayasa. Mereka yakin bahwa dengan melakukan aktivitas mutu yang intensif akan mendapatkan keuntungan internal dan eksternal. Persaingan di era global juga berdampak pada strategi perusahaan bahkan pelanggan juga minta persyaratan khusus. Sehingga perusahaan membutuhkan alat untuk mencerminkan posisi kinerjanya termasuk dalam hal mutu. Penelitian ini memfokuskan pada identifikasi biaya mutu (cost of quality) dan bagaimana menerapkan hasilnya untuk mendukung dan membantu mengembangkan kelangsungan perbaikan mutu. Penelitian dilakukan pada sebuah perusahaan komponen otomotif bernama DMIC yang memproduksi Wall Thickness Bearing. Dengan penerapan biaya mutu perusahaan akan dapat memposisikan kinerjanya sehingga dapat membuat kebijakan dan strategi mutu di masa mendatang. Hasil menunjukkan biaya mutu (COQ) mencapai 1,09% ~ 1,51% dibandingkan dengan nilai penjualan. Berdasara kategorinya (model P-A-F), Biaya pencegahan mencapai hasil terendah antara 0.17% ~ 0.21%, sementara biaya Kegagalan mencapai hasil tertinggi antara 0,50% ~0,94%. Ini berarti bahwa perusahaan harus langsung mengfokuskan pada bagaimana melakukan perbaikan pencegahan internal maupun eksternal. Hasil juga menunjukkan bahwa alokasi waktu untuk biaya Penilaian sangat tinggi (2 kali lipat dari biaya pencegahan dan kegagalan) karena pemeriksaan visual memerlukan waktu banyak dan semua produk harus dilakukan pemeriksaan, tidak sekedar sampling. Ini berarti tidak ada jaminan mutu internal proses yang dikembangkan di jalur produksi sehingga di akhir pemeriksaan akhir perusahaan harus menempatkan petugas untuk melakukan pekerjaan pemeriksaan. Beberapa rencana perbaikan penting yang segera dilakukan adalah menurunkan reject dan pengerjaan ulang yang merupakan cerminan buruknya kinerja mutu melalui program Gugus Kendali Mutu dan perbaikan berkesinambungan yang melibatkan seluruh karyawan. Penelitian ini dialkukan dengan pendekatan praktis sehingga pola kuantitatif tidak ditemukan. Dengan penelitian langsung di lapangan didukung data langsung, penulis yakin bahwa alat ini cukup dapat digunakan untuk kemanfaatan perusahaan. Kata kunci : Biaya Mutu v

4 Halaman Judul Halaman Pernyataan Halaman Pengesahan Abstract Abstraksi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar DAFTAR ISI Hal. i ii iii iv v vi vii ix xi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Permasalahan Tujuan Penelitian Pembatasan Permasalahan Metode Penelitian Sistematika Penulisan 4 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian TQM/Manajemen Mutu Terpadu Definisi Mutu Tantangan Terhadap Mutu Interpretasi CoQ Teknik Manajemen yang dipakai dalam Analisa CoQ Dokumentasi, Pelatihan, Komunikasi, dan Penerapan 14 BAB III IDENTIFIKASI COST OF QUALITY (CoQ) Proses Produksi Wall Thickness Bearing Identifikasi Cost of Quality (CoQ) 24 vii

5 BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Pengolahan Cost of Quality (CoQ) Analisa Data CoQ Upaya Perbaikan terkait Hasil Analisa Biaya Mutu 48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran 54 Daftar Pustaka 55 Lampiran I 56 Lampiran II 59 viii

6 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Biaya Produk vs. Biaya Mutu 10 Tabel 3.1. Tahapan QA 18 Tabel 3.2. Rencana Mutu (tipe sederhana) 20 Tabel 3.3. Data Kuantitas Item Inspeksi 24 Tabel 3.4. Data Waktu Pengendalian Tools 26 Tabel 3.5. Data Pemeriksaan Roundness & Roughness Jig/Tools 27 Tabel 3.6. Data Pelaksanaan TPM (dalam jam) 27 Tabel 3.7. Data Pelaksanaan Pelatihan 28 Tabel 3.8. Data Audit Mutu 29 Tabel 3.9. Data Cek Menyeluruh 31 Tabel Jumlah Produk gagal/ng/reject (dalam pcs) 32 Tabel Jumlah Produk rework/pengerjaan ulang (dalam pcs) 32 Tabel Biaya Pengerjaan Ulang ( dalam Rupiah ) 32 Tabel Waktu Pengerjaan Ulang ( 1 Operator dalam jam ) 33 Tabel Tabel Penghitungan tingkat kegagalan 33 Tabel Tabel Hasil Tingkat Kegagalan 36 Tabel Ranking Klaim berdasarkan informasi pelanggan 38 Tabel Rangking Tingkat Kepentingan 39 Tabel Rangking Tingkat Keseringan/Occurence 39 Tabel Rangking Tingkat Deteksi 39 ix

7 Tabel Eksternal Claim 40 Tabel 4.1. Data Biaya Mutu ( CoQ ) 42 Tabel 4.2. Rangkuman Pengambilan Data Biaya Mutu 42 Tabel 4.3. Data Dasar pengukuran Kinerja CoQ 44 Tabel 4.4. CoQ / Biaya Mutu vs Sales 45 Tabel 4.5. Waktu yang diperlukan untuk Pengendalian Mutu dan CoQ 47 Tabel 4.6. Program Penurunan Biaya Kegagalan Internal 49 Tabel 5.1. Persentase Biaya Mutu 51 Tabel 5.2. Persentase masing-masing komponen Biaya Mutu 52 Tabel 5.3. Persentase komponen Biaya kegagalan 52 Tabel 5.4. Waktu pemenuhan Biaya Mutu 52 Tabel 5.5. Program Perbaikan Mutu 53 x

8 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Struktur bangunan TQM 8 Gambar 3.1. Bagan proses produksi Wall Thickness Bearing 16 Gambar 3.2. Proses Pressing, Machining, dan Plating 17 Gambar 4.1. Grafik kecenderungan COQ terhadap Sales 45 Gambar 4.2. Grafik kecenderungan COQ terhadap Cost of Sales 46 Gambar 4.3. Grafik persentase alokasi waktu dalam COQ 47 Gambar 4.4. Diagram tulang ikan Biaya penilaian dan kegagalan internal tinggi 48 xi

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan industri otomotif yang semakin meningkat, mendorong para pelaku industri untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan melakukan berbagai strategi dalam pemenuhan permintaan pasar. Selain dipicu oleh tingginya tingkat persaingan, harus dilakukan pula upaya peningkatan dan perbaikan mutu dalam pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam visi perusahaan. Perkembangan tersebut juga merupakan suatu peluang untuk memperkuat posisi pasar dan mendongkrak penjualan, tentu dengan menerapkan kebijakan yang strategis dalam peningkatan perbaikan mutu, meredam cost of poor quality/biaya mutu rendah [CoQ], sistem jaminan mutu [QA] dalam operasional perusahaan, dan alat-alat analisa lainnya, sehingga tercapai hasil yang mampu memenuhi suara pelanggan termasuk di dalamnya mutu, biaya yang kompetitif, dan tepat waktu penyerahan serta keluwesan dalam operasional. Maka dalam menentukan kebijakan dan strategi tersebut diperlukan berbagai pertimbangan dan ketelitian yang rinci agar menjadi dasar penentuan kebijakan yang hendak dicapai perusahaan. Penelitian ini difokuskan pada identifikasi, dan penerapan biaya mutu [cost of quality] dalam proses TQM/Manajemen Mutu Terpadu di perusahaan. Hasil identifikasi tersebut akan dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk mendukung usaha perbaikan mutu yang mengarah kepada peningkatan efisiensi biaya perusahaan. 1

10 2 DMIC adalah salah satu perusahaan yang memproduksi salah satu komponen otomotif yaitu Wall Thickness Bearing. Tingkat kinerja perusahaan dapat diukur secara kasar dari 3 hal yaitu QCD [Quality, Cost, Delivery]. Dengan memperkuat pondasi operasional yaitu mutu yang baik, maka keberlangsungan perusahaan akan terjaga. Mutu dalam hal ini merupakan keseluruhan mutu dalam perusahaan, artinya tidak hanya meningkatkan mutu produk melainkan pula keseluruhan mutu pekerja, perlengkapan proses, informasi, sistem dan manajemen. Untuk mempertahankan, dan meningkatkan mutu secara terus menerus, ada beberapa hal yang sangat penting diantaranya; mengoptimalkan tingkat kepuasan pelanggan dan karyawan, efektif dalam penggunaan sumber daya, keluwesan peraturan perusahaan, dan menciptkan profit dengan mengeliminasi pemborosan. Adapun salah satu alat untuk mencapai usaha tersebut adalah konsep CoQ yang secara umum akan dapat menggambarkan kinerja mutu dalam suatu operasional perusahaan PERUMUSAN PERMASALAHAN Dengan menentukan dan merumuskan biaya mutu dengan baik, akan suatu parameter dan dasar perbaikan mutu yang tepat sasaran. Identifikasi CoQ yang benar akan memperoleh nilai yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan aktivitas mutu.

11 TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini berguna untuk mendukung usaha perbaikan mutu yang mengarah kepada peningkatan efisiensi biaya perusahaan, dengan tujuan utama: 1. Identifikasi CoQ dalam aktivitas operasional perusahaan 2. Implementasi hasil identifikasi CoQ untuk menentukan kebijakan mutu beserta upaya-upaya peningkatan perbaikan mutu 1.4. PEMBATASAN PERMASALAHAN Cukup kompleksnya alat-alat analisa perbaikan mutu, maka dilakukan pembatasan, yaitu: 1. Sistem informasi akuntansi yang terintegrasi, perumusan account no pada laporan keuangan dari CoQ tidak dibahas. 2. Penelitian dilakukan hanya pada proses produksi (tidak termasuk item trading), jenis produk Aluminium dan Kelmet. 3. Data-data terkait berdasarkan data produksi tahun 2006 dan METODE PENELITIAN Pada penelitian ini metodologi yang digunakan adalah : 1. Studi lapangan (field research). Data-data yang diperoleh dengan mengumpulkan data identifikasi CoQ di perusahaan dan menanyakan permasalahan yang berhubungan dengan persoalan yang dibahas.

12 4 2. Studi kepustakaan (library research) mempelajari referensi, buku-buku, tulisan ilmiah dan browsing di internet yang membahas permasalahan yang akan diteliti SISTEMATIKA PENULISAN Untuk memudahkan dalam penulisan tugas akhir ini serta memperoleh gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dibahas maka sistematikanya adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam Bab ini diuraikan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam Bab ini dikemukakan teori-teori dan penjelasan-penjelasan yang digunakan untuk pengolahan data serta untuk proses penganalisaan terhadap permasalahan yang dihadapi : sekilas TQM, konsep mutu, CoQ dan penerapannya, serta aktivitas pengendalian mutu. BAB III : IDENTIFIKASI COST OF QUALITY Menjelaskan cara identifikasi biaya mutu pada proses manufaktur di DMIC sehingga didapat data-data yang relevan. Data yang diambil terdiri atas biaya pencegahan, penilaian dan biaya kegagalan proses.

13 5 BAB IV : PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab ini dikemukakan kesimpulan yang didapat dari penelitian serta saran-saran yang diusulkan untuk penerapan hasil penelitian ini.

14 BAB II LANDASAN TEORI Dalam Bab ini dikemukakan teori-teori dan penjelasan-penjelasan yang digunakan untuk pengolahan data dan proses analisa terhadap permasalahan yang dihadapi PENGERTIAN TQM/ MANAJEMEN MUTU TERPADU Konsep TQM (Total Quality Management) dikembangkan pertama kali pada tahun 1950-an (setelah Perang Dunia II) oleh ilmuwan Amerika bernama Dr. Edward Deming, dalam rangka memperbaiki mutu dari produk dan pelayanan yang dihasilkan oleh industri-industri di Amerika. Namun tidak begitu diperhatikan oleh industri saat itu, sampai akhirnya ia ditugaskan ke Jepang dalam rangka membawa pengaruh barat ke Jepang. Di Jepang ia mengadakan seminar tentang konsepnya dan diikuti 45 CEO dari perusahaan Jepang. Dalam seminar tersebut Dr. Deming mengemukakan 4 hal penting: 1. Sebuah organisasi bisinis harus mengetahui dan tanggap terhadap kebutuhan pelanggannya. Tanpa pelanggan, berarti tidak ada pesanan, dan tanpa pesanan berarti tidak akan ada pekerjaan. 2. Pentingnya melakukan survey terhadap kebutuhan-kebutuhan dan harapan pelanggan. 3. Pengelolaan Sumber daya manusia. 4. Menciptakan keinginan unruk melakukan perbaikan secara terus menerus. 6

15 7 Ke-4 hal tersebut berpengaruh besar terhadap Jepang yang kemudian mengadopsi untuk menghidupkan kembali bisnis dan industri mereka yang hancur setelah perang. Jepang mengadopsi konsep Dr. Deming dengan menerapkan fungsi-fungsi mutu seperti bagan control, kehandalan proses, dan lain-lain. Mereka menerapkan silkus PDCA (Plan-Do-Check-Action) yang merupakan suatu metode yang dipakai dalam TQM untuk menghasilkan perbaikan/peningkatan mutu secara berkesinambungan dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan. Secara spesifik TQM dapat didefinisikan sebagai suatu system manajemen yang dinamis yang mengikutsertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian mutu untuk mencapai kepuasan pelanggan dan kepuasan yang mengerjakannya ELEMEN TQM Mutu terpadu (Total Quality) merupakan sebuah deskripsi dari budaya, sikap, dan organisasi, dari sebuah perusahaan yang berusaha untuk menyediakan produk dan pelayanan yang bisa memuaskan memenuhi kebutuhan pelanggannya. Budaya tersebut meletakkan mutu dalam semua aspek operasional perusahaan, dengan proses-proses yang dilakukan secara benar pertama kali, dan cacat (defct) atau pemborosan dihilangkan dari operasi. Agar sukses dalam menerapkan TQM, suatu organisasi harus berkonsentrasi pada 8 elemen kunci yaitu: etika, integritas (kejujuran), kepercayaan, pelatihan, kerja tim, kepemimpinan, penghargaan, dan komunikasi.

16 8 TQM telah diciptakan untuk menggambarkan sebuah filsafat yang menjadikan mutu sebagai tenaga penggerak di belakang kepemimpinan, desain, dan inisiatif perbaikan. Untuk hal itu, TQM membutuhkan bantuan dari ke-8 elemen kunci di atas. Elemen-elemen ini selnjutnya dapat dikelompokkan lagi ke dalam 4 bagian berdasarkan fungsinya dalam membentuk struktur bangunan TQM, yaitu: 1. Pondasi, mencakup etika, integritas, dan kepercayaan 2. Batu bata, mencakup pelatihan, kerja tim, dan kepemimpinan 3. Campuran semen pengikat, mencakup komunikasi 4. Atap, mencakup pengahargaan Recognition Training Communication Teamwork Leadership Integrity, Ethics, Trust Communication Communication Gambar 2.1. Struktur bangunan TQM Sumber: Manual Internal Training ISO 9001 PTDM

17 DEFINISI MUTU Mutu dapat diartikan dalam beberapa variasi sebagai: a. Mutu merupakan kesesuaian penggunaan ( Juran ) b. Mutu adalah kesesuaian terhadap persyarataan yang ditetapkan ( Crosby ) c. Mutu adalah koreksi dan pencegahan kerugian, tidak ada hidup berdampingan dengan kerugian ( hoshin) d. Mutu adalah tingkat keseragaman dan ketergantungan, pada biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar ( Deming ) e. Mutu adalah pemenuhan persyaratan pelanggan sebagaimana persyaratan dari pihak laim yang terkait. ( ISO 9000:2000 ) Pengertian terakhir Mutu mengimplikasikan bahwa berujung pada produktifitas dan profitabilitas. Tiap organisasi/industri harus memelihara biaya persaingan dan menjaminkan bahwa mutu produk dan jasanya adalah memenuhi permintaan dan persyaratan pelanggan TANTANGAN TERHADAP MUTU Tantangan terhadap teknologi mutu dan manajemen terus berkembang. Pada tahun 1990-an seluruh organisasi menghadapi isu pengembangan mutu produk dan jasa, serta peningkatan inovasi. Konsekuensinya adalah disiplin ilmu Mutu telah mengalami evolusi dan berkembang begitu cepat dari sekedar pengujian/inspeksi menjadi manajemen mutu keseluruhan organisasi.

18 10 Globalisasi merupakan salah satu factor kunci dalam dunia bisnis sekarang. Bisnis akan terus diupayakan untuk meningkatkan dan menumbuhkan persaingan internasional secara intens, sehingga seluruh organisasi akan bersaing dalam hal mutu dan harga. Biaya Mutu ( CoQ ) dapat diartikan sebagai alat pengembalian mutu dalam suatu organisasi dan bagaimana berdampak pada lini bawah. CoQ dapat juga dijadikan platform yang berguna untuk menurunkan biaya bisnis dan menumbuhkan semangat kompetisi. Biaya Mutu ( CoQ ) sekarang ini dikenal sebagai alat utama untuk mengukur perkembangan dan perbaikan kuantitas dari sebuah organisasi selama proses penerapan TQM/Total Quality Management, dan CoQ membentuk sebagai bagian integral dari model TQM yang efektif. Banyak orang termasuk para akuntan professional tidak peduli perbedaan antara Biaya Produk dengan Biaya Mutu. Tabel dibawah menggambarkan perbedaan kedua hal tersebut. Tabel 2.1. Biaya Produk vs. Biaya Mutu No Deskripsi Biaya Produk Biaya Mutu 1 Biaya Material Biaya bahan baku material yang dipakai 2 Labor Cost Biaya operator produksi, dan inspector QC Biaya material yang terbuang [waste] Biaya inspector QC 3 Biaya Mesin Biaya mesin yang dipakai Biaya Down Time mesin 4 Lainnya Overhead cost [mis: bangunan & fasilitas, staff, dll] Termasuk overhead cost, bila diaplikasikan

19 11 Adalah sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengukur komponen Biaya Mutu dalam suatu organisasi untuk menurunkan Biaya Produk. Kita sadar bahwa Biaya Produk benar-benar dipengaruhi oleh Biaya Mutu, dengan kata lain adalah sangat perlu untuk meminimalkan Biaya Mutu untuk menurunkan Biaya Produk. Penurunan Biaya Mutu memerlukan pemahaman mendalam tentang operasi bisnis dan aplikasi dari beberapa teknik manajemen untuk menerapkan program penurunan biaya. Untuk mengetahui konsep CoQ perlu terlebih dahulu pengertian tentang Mutu INTERPRETASI CoQ CoQ adalah ukuran yang tepat untuk menilai usaha-usaha perbaikan mutu. Produk maupun jasa yang kompetitif berdasarkan pada keseimbangan antara factor mutu dan biaya adalah sasaran utama dari tanggung jawab manajemen. Analisa tentang mutu yang berhubungan dengan biaya merupakan alat manajemen yang signifikan yang menyediakan sebuah metode pengujian efektifitas dari manjemen mutu, dan merupakan pengertian dari penentuan area masalah, peluanag, penghematan, dan prioritas tindakan. Aktivitas utama yang berhubungan dengan CoQ dapat secara ringkas dikategorikan pada 3 komponen biaya yaitu: Preventive Cost (Biaya Pencegahan), Appraisal Cost (Biaya Penilaian), Failure Cost (Biaya Kegagalan). Ketiga hal tersebut dikenal sebagai P-A-F Model.

20 12 1. Prevention Cost Biaya-biaya Pencegahan ini timbul dari beberapa tindakan yang diambil untuk penyidikan, pencegahan, atau pengurangan resiko ketidaksesuiaan atau kerusakan. Biaya Pencegahan direncanakan dan terjadi sebelum operasional proses dilakukan. Biaya Pencegahan meliputi keperluan produksi atau jasa, rencana mutu, rekayasa dan pemeliharaan system QA, dan pelatihan. 2. Appraisal Cost Merupakan biaya evaluasi dari keperluan/persyaratan mutu termasuk di dalamnya biaya verifikasi dan control yang dibentuk pada tiap tingkatan aliran mutu (quality loop). Biaya-biaya ini meliputi verifikasi/pengujian, peralatan inspeksi, dan performa pemasok. 3. Failure Cost Biaya-biaya Kegagalan dapat dibagi pada kegagalan internal maupun eksternal. a. biaya Kegagalan internal, terjadi apabila hasil dari suatu pekerjaan gagal untuk mencapai standar mutu yang telah ditetapkan dan dideteksi sebelum diserahkan ke pelanggan. Biaya kegagalan internal meliputi limbah, skrap, rework (pekerjaan-ulang), reinspeksi, turun grade, dimana kesemuanya tersebut tidak memenuhi spesifikasi, dan analisa kegagalan dari produk atau jasa.

21 13 b. Biaya kegagalan eksternal, terjadi ketika produk atau jasa gagal mencapai standar mutu yang telah ditetapkan tetapi tidak terdeteksi hingga akhirnya sampai ke konsumen/pelanggan. Biaya kegagalan eksternal ini meliputi perbaikan dan pelayanan produk, klaim garansi, hal-hal yang berhubungan dengan penolakan/pengembalian (seperti cacat atau produk yang ditarik kembali), kewajiban, serta kehilangan pemilikan goodwill TEKNIK MANAJEMEN YANG DIPAKAI DALAM ANALISA CoQ Terdapat teknik manajemen yang digunakan dalam analisa CoQ, diantaranya sebagai berikut: 1. Analisa kecenderungan ( trend analysis ) Analisa kecenderungan sangat tepat dipakai dalam analisa CoQ bila data lampau dan sekarang tersedia, sebagaimana keterlibatan perbandingan antara data Nonconformance Cost/Biaya ketidaksesuaian lampau dan sekarang. Trends analysis dapat dipakai untuk menyoroti kecenderungan yang signifikan dalam kinerja item CoQ diman perlu untuk dituju, kemungkinan peningkatan atau penurunan pada data Biaya Ketidaksesuaian sehubungan dengan fluktuasi musiman, on-off CoQ seperti downtime yang diakibatkan oleh mesin baru. Data dari trens analysis dapat diplot di sebuah grafik untuk mendemonstrasikan gerak perubahan.

22 14 2. Analisa varian ( variance analysis ) Metode ini berguna bila ada sasaran atau target untuk menunjukkan suatu kinerja. Analisa varian melibatkan tabulasi dari CoQ dengan target yang ditetapkan. Perbedaan antara dua hal ini disebut sebagai varian. 3. Analisa pareto ( pareto analysis ) Analisa ini melibatkan urutan CoQ berdasarkan besar kontribusi CoQ. Porsi CoQ yang besar diidentifikasikan untuk penyidikan dan tindakan perbaikan, juga untuk melakukan perbaikan DOKUMENTASI, PELATIHAN, KOMUNIKASI, DAN PENERAPAN Dalam rangkaian identifikasi dan penerapan CoQ, sangat penting untuk selalu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Dokumentasi Digunakan untuk mendokumentasikan perubahan-perubahan yang diperlukan dari aktivitas mutu pada model jaminan kualitas (QA) atau Quality System ISO 9000 maupun manual TQM. 2. Pelatihan Identifikasi kebutuhan pelatihan dan menyediakan in-house atau eksternal pelatihan kepada orang yang relevan yang terlibat dalam pengaturan CoQ. Berikut beberapa pelatihan umum yang diperlukan: - Teknik pengumpulan data

23 15 - Analisa dan diagram Sebab akibat - Teknik Pemecahan Masalah - Model Proses untuk Biaya Mutu - Analisa Grafik Pareto - Statistik Quality Control - Teknik Manajemen yang relevan 3. Komunikasi dan Penerapan Manajemen organisasi harus mendefinisikan dan menerapkan proses yang efektif dan efisien untuk mengkomunikasikan dari semua orang di semua tingkatan dalam organisasi untuk menerapkan perubahan secara aktif. Semua data CoQ yang relevan harus dibangun, ditinjau dan dipublikasikan seperlunya.

24 BAB III IDENTIFIKASI COST OF QUALITY (CoQ) Proses identifiksi Cost of Quality (COQ) dilakukan pada salah satu perusahaan komponen otomotif DMIC yang memproduksi Wall Thickness Bearing. Adalah penting untuk mengetahui proses produksinya sebagai gambaran awal dalam penyidikan data yang menunjang identifikasi Cost of Quality (CoQ). 3.1 PROSES PRODUKSI WALL THICKNESS BEARING Wall Thickness Bearing adalah salah satu komponen otomotif yang dipasang di bagian Crankshaft dan Connecting Rod pada Engine Mobil maupun mesin industri yang memakai bahan bakar gasoline maupun solar. Secara umum, proses Produksi Wall Thickness Bearing dapat dilihat dalam bagan seperti di bawah ini: Material Pressing Machining Kelmet Aluminium Plating Inspection Packing/Delivery Gambar 3.1. : Bagan proses produksi Wall Thickness Bearing 16

25 Uncoiler 17 Leveler Blanking Splitting Bending Forming Face Chamfer Lug relief Lug Nicking Oil Hole Oil Grooving Oil Hole chamfer Joint face Bore Broaching Plating Gambar 3.2. : Proses Pressing, Machining dan Plating Setelah mengetahui alur proses produksi, perlu dilengkapi dengan sistem jaminan mutu (Quality Assurance-QA) yang diterapkan, sebagai berikut:

26 18 Tahapan Jaminan Mutu ( Quality Assurance-QA) Tabel 3.1. : Tahapan QA Tahapan Aktivitas Penanggung Jawab Inquiry Inquiry Customer Tinjauan dan Marketing Pengujian Syarat dan Ketentuan Pre- Produksi Tinjauan dan Pengujian Kelayakan Fasilitas Produksi Marketing, Quality, Teknik, Produksi Quality, Teknik, Produksi Standar Formulir Keterangan Riset pasar, Laporan pengembangan teknologi, dan Kebijakan Perusahaan Tinjauan Desain Gambar, Spesifikasi, dan ECR, Jadwal Quotation dan Jadwal Marketing Quotation dan Jadwal Negosiasi Customer Order Customer P.O. / LOI Persiapan Produksi Agreement dan Marketing Agreement Administrasi lainnya QC Plan, Standar Inspeksi, gauge, dan Quality QC Plan, PIS, Inspection Check sheet Gambar, Rencana Produksi, Material, Pengadaan part, Production Planning Spesifikasi Packing, Material Spesifikasi kemasan, Palet dan Delivery Fasilitas dan Lay-out Teknik Gambar Manpower, Jig/Tool, Instruksi Kerja, Jadwal Produksi, dan Perawatan Produksi Approval persiapan Customer produksi Audit Vendor Customer Pelatihan dilakukan kepada seluruh operator terkait

27 19 Tahapan Aktivitas Penanggung Jawab Standar Formulir Keterangan Tes Sample dan Pengananan Klaim Mass pro dan penanganan Tes Sample Produksi Laporan Inspeksi tes sample Quality Inspeksi, Approval Customer Customer Lembar Claim (jika ada) Customer Tindakan Corrective Action Quality, Teknik, Produksi Perbaikan Tes kelayakan Customer Bench Test Report Mass Produksi Produksi Inspeksi Quality Delivery PP Claim/Fatal Error Lembar Tindakan Perbaikan Klaim Corrective Action Quality, Teknik, Produksi Service Pelanggan Evaluasi Quality Meeting Marketing Marketing, Quality, Teknik, Produksi Laporan Klaim, Harga, Agreement, Laporan Meeting Quality, Riset Pasar, dan Pengembangan Teknologi Jika ada Dari tabel di atas, seluruh proses mulai dari inquiry, persiapan produksi, tes sample, mass produksi, hingga pelayanan purna jual terdapat aktivitas jaminan mutu guna meyakinkan kepada pelanggan bahwa produk yang diproduksi memang diproses secara baik. Secara lebih khusus lagi, sesuai persyaratan ISO/TS 16949:2004 di industri otomotif untuk mempersiapkan Rencana Mutu (Quality Planning), untuk memastikan jaminan mutu di proses internal dilakukan dengan sempurna.

28 20 Tabel 3.2. : Rencana Mutu (tipe sederhana) Proses Inspeksi Material Item Kontrol - Blanking Cutter Clearance Splitting Bending Forming Face Chamfer -Cutter Clearance -Cutter -Press Die -Marking Penyayatan Faktor Mutu Kontrol Inspeksi Frekuensi Catatan -No. Material -Bimetal Tag Tiap Koil -Tipe Alloy -Spherical (A,B,E) -Dimensi Bimetal Micro -Point Micro -Caliper -Panjang Caliper A,C,E -Lebar Caliper A,B,E -Lebar Sisa Caliper A,B,E -Kesikuan -Square A,C,E -Thickness gauge -Kesejajaran Caliper A,C,E Visualisasi Visual A,C,E -Panjang Caliper A,B,E Lebar Caliper A,C,E Kesikuan Square, A,C,E Thickness gauge Jumlah Potongan Visual A,B,E Kesejajaran Caliper A,C,E Visualisasi Visual A,C,E Marking Visual A,D,E Tebal Tengah Spherical Micro A,D,E Tebal Backsteel Point Micro A,B,E Permukaan kontak Mesin Crush A,D,E Height Puntiran Twisting Device A,D,E Taper Comparator A,D,E Rentang Bebas Caliper A,D,E Torishiro Caliper A,B,E Lebar Caliper A,B,E Kesejajaran Caliper A,D,E Alloy Visual A Visualisasi Visual A,D,E Lebar Comparator, caliper, gauge block A,C,E Chamfer dalam/luar Caliper A,C,E Sudut Chamfer Protractor A,C,E Puntiran Twisting device, dial A,C,E Visualisasi Visual A,C,E Formulir dan dokumentasi terkait di sesuaikan dengan persyaratan ISO TS ver.2004

29 21 Proses Oil Hole Drill Lug Relief Nicking Oil Grooving Hole Chamfer Joint Face Item Kontrol Punch, Die Punch, Die Cutter Jig Cutter Drill, Cutter Cutter Faktor Mutu Kontrol Inspeksi Frekuensi Catatan Dimensi Caliper A,C,E Hole/window Posisi Lingkar Caliper A,C,E Posisi Lintang Caliper A,C,E Permukaan Kontak Mesin Crush Height A,C,E Visualisasi Visual A,C,E Dimensi Caliper A,C,E Hole/window Posisi Lingkar Caliper A,C,E Posisi Lintang Caliper A,C,E Permukaan Kontak Mesin Crush A,C,E Height Visualisasi Visual A,C,E Lebar Caliper A,C,E Posisi Caliper A,C,E Kedalaman Point Micro A,C,E Panjang Caliper, Point A,C,E micro Kelonggaran Relief Visual A,B,E Visualisasi Visual A,C,E Panjang Caliper A,C,E Lebar Disc Micro A,C,E Posisi Point Micro A,C,E Kedalaman Depth device A,C,E Notch Visual A,B,E Clearance Visual A,B,E Slope Depth device A,B,E Visualisasi Visual A,C,E Lebar Caliper A,C,E Posisi Lintang Caliper A,C,E Posisi Lingkar Point micro A,C,E Kedalaman Groove micro A,C,E Sudut Tool indicator A,B,E Visualisasi Visual A,C,E Chamfer Caliper A,C,E Sudut Chamfer Drill indicator A,C,E Visualisasi Visual A,C,E Crush Height Mesin Crush A,C,E Height Taper Comparator A,C,E Chamfer Caliper A,C,E Formulir dan dokumentasi terkait di sesuaikan dengan persyaratan ISO TS ver.2004

30 22 Proses Joint face Broaching Cutter, tekanan clamp, Jig Final Inspeksi Item Kontrol Faktor Mutu Kontrol Inspeksi Frekuensi Cutter Permukaan kontak Mesin crush A,C,E height Rentang bebas Caliper A,C,E Sisa Nicking Visual A,C,E Permukaan Surface tester, A,C,E penyayatan roughness test Visualisasi Visual A,C,E Tebal tengah Thickness test A,C,E Tebal tepi Thickness test A,B,E Panjang relief Caliper A,B,E Kedalaman relief Relief micro A,B,E Kekasaran Roughness test A,C,E Permukaan kontak Roughness test, A,B,E dalam visual Visualisasi Visual A,C,E Face Puntiran Twisting 5pcs/lot Chamfer device, dial Lebar Comparator, 20pcs/lot caliper, gauge block Chamfer dalam/luar Caliper 5pcs/lot Sudut Chamfer Protractor 5pcs/lot Oil Hole Posisi Lingkar Caliper 5pcs/lot Posisi Lintang Caliper Diameter Caliper Chamfer dalam Caliper Chamfer Luar Caliper Relief Panjang Caliper, Point 5pcs/lot micro Nicking Panjang Caliper 5pcs/lot Lebar Disc Micro Posisi Point Micro Kedalaman Depth device Oil Groov Lebar Caliper 5pcs/lot Posisi Lintang Caliper Posisi Lingkar Point micro Kedalaman Groove micro Sudut Tool indicator Oil hole Panjang/lebar Caliper 5pcs/lot Posisi Lingkar Caliper Posisi Lintang Caliper Catatan Formulir dan dokumentasi terkait di sesuaikan dengan persyaratan ISO TS ver.2004

31 23 Proses Item Kontrol Faktor Mutu Kontrol Inspeksi Frekuensi Catatan Final Joint Face Crush Height Mesin Crush 32pcs/lot Formulir Inspeksi Height dan Taper Comparator 5pcs/lot dokumentasi Chamfer Caliper 5pcs/lot Permukaan kontak Mesin crush height 5pcs/lot terkait di sesuaikan Rentang bebas Caliper 20pcs/lot dengan Broaching Tebal tengah Thickness test 32pcs/lot persyaratan ISO Tebal tepi Thickness test 20pcs/lot Tebal Alloy Alloy tester 5pcs/lot TS Panjang relief Caliper 5pcs/lot ver.2004 Kedalaman relief Relief micro 5pcs/lot Magnet Gauss meter 5pcs/lot Permukaan kontak dalam Roughness test, visual 5pcs/lot Kekasaran permukaan back steel Visual 1pc/lot Visual Visualisasi visual Semua Check Stamping Tinta Warna Visual Semua Cleaning dan smearing Kandungan oli Kebersihan Visual Semua Packing Delivery Remarks: A: Awal B: 1 x/ shift C: 1 x/ 200 pcs D: 1 x/ 500 pcs E: selesai produksi Kuantitas Crosscheck Semua Label Visual Semua Penempatan Qty / box Semua Visualisasi Visual Semua Item Visual Semua Kuantitas Qty / box Semua Tanggal kirim Visual Semua Dari rencana mutu tersebut diatas akan diuraikan proses yang terkait dengan identifikasi Biaya Mutu mulai dari incoming material hingga umpan balik pelanggan.

32 IDENTIFIKASI COST OF QUALITY (CoQ) Seperti dipaparkan pada Bab II, bahwa terdapat 3 item utama yang akan menjadi fokus pengambilan data CoQ, yaitu: Biaya Pencegahan, Biaya Penilaian, dan Biaya Kegagalan ( internal / eksternal ). Dalam proses identifikasi ke-3 item biaya mutu tersebut, diperlukan data awal berapa kuantitas yang perlu dilakukan inspeksi/pemeriksaaan di jalur produksi hingga siap penyerahan/delivery. Dalam bab ini akan dilakukan pengambilan data-data yang relevan terhadap CoQ pada proses produksi Wall Thickness Baring di DMIC KUANTITAS ITEM INSPEKSI Kuantitas item yang akan diinpeksi merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mengurai lebih detail lagi faktor-faktor yang mendukung dan berpengaruh terhadap komponen CoQ lainnya. Tabel 3.3. : Data Kuantitas Item Inspeksi No Item Des 06 Jan 07 Feb 07 1 Inspection pcs Quantity 2 Lot Quantity item Sales Amount x Rp 1.000,

33 BIAYA PENCEGAHAN Biaya ini diadakan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian di masa depan. Identifikasi biaya pencegahan dimulai dengan melakukan pengamatan terhadap proses produksi hingga siap penyerahan. Komponen-komponen yang berpengaruh terhadap Biaya Pencegahan ini meliputi: 1. Investigasi Kapasitas Produksi Penghitungan Kapasitas produksi dipakai untuk melakukan rencana tindakan dan upaya pencegahan kegagalan selama proses produksi berlangsung. Proses penyidikan kapasitas ini diukur dalam waktu kerja penghitungan. Item investigasinya adalah sebagai berikut: - mesin produksi - cycle time tiap mesin - operator yang dibutuhkan - waktu setting dan persiapan - efisiensi (target vs. aktual) - jam operasional produksi (dalam shift kerja) 2. Kontrol Jig / tool / part terkait Dari proses produksi Wall Thickness Bearing, diperlukan kepastian dan pengendalian jig/alat-alat/part terkait. Tercatat ada 12 proses di jalur produksi yang memerlukan pengendalian terhadap jig yang dipakai, yaitu:

34 26 - Blanking, mencakup cutter, pad urethan, dan spacer. - Splitting, mencakup cutter, pad atas dn bawah, dan spacer. - Bending dan forming, mencakup jig, die set atas dan bawah. - Face chamfer, mencakup cup, cutter, dan toe-piece. - Lug relief, mencakup cup, cutter, dan toe-piece. - Nicking, mencakup cup, punch, spacer, dan cushion plate. - Oil hole, mencakup die, punch, base plate, dan stopper. - Oil groove, mencakup cutter, cup, dan toe-piece. - Oil hole chamfer, mencakup mata drill. - Oil window chamfer, mencakup mata drill. - Joint face, mencakup jig, mandrell, kawat, cutter, dan leveler. - Bore broaching, mencakup jig, cutter, dan transfer. Terdapat lebih dari 150 Part no yang diproduksi di DMIC, sementara tiap proses memerlukan tool yang siap pakai tanpa kerusakan, sehingga untuk mempermudah biaya pengendalian tool tersebut, secara konsep CoQ hanya diambil waktu pengendalian yang terpakai selama proses produksi berlangsung. Tabel 3.4. : Data Waktu Pengendalian Tools (dalam jam) No Nama Des 06 Jan 07 Feb 07 1 Ito jam Irman jam Ibot jam Total

35 27 Tabel 3.5. : Data Pemeriksaan Roundness & Roughness Jig/Tools (dalam jam) No Nama Des 06 Jan 07 Feb 07 1 Bending pcs (press) 2 Broaching pcs Total Pcs jam ,75 51 Grand Total jam , Kontrol Preventive maintenance Salah satu faktor yang menjamin mutu dan kehandalan proses adalah terlaksananya Total Productive maintenance/tpm. Sehingga waktu yang dipakai untuk melaksanakan program tersebut menjadi faktor untuk proses identifikasi CoQ. Waktu pelaksanaan TPM ini akan dihitung sebagai komponen biaya pencegahan CoQ. Tabel 3.6. : Data Pelaksanaan TPM (dalam jam) Des '06 Jan '07 Feb '07 Mar '07 TPM 55,12 50,98 66,79 187,74 4. Pendidikan dan Pelatihan Waktu pendidikan atau pelatihan yang berhubungan dengan TQM diperhitungkan dalam komponen CoQ, karena begitu pentingnya pengetahuan dan pemahaman pekerja terhadap mutu produk atau jasa, pekerjaan, sistem dan manajemennya.

36 28 Pendidikan/pelatihan ini mencakup pendidikan QC, on the job training, metode statistik, pendidikan standar mutu internasional ( ISO, QS, VDA6.1 dan lain-lain ). Tabel 3.7. : Data Pelaksanaan Pelatihan (dalam jam) ALOKASI JAM PELATIHAN Des'06 Jan '07 Feb '07 Mar '07 JAM PELATIHAN Aktivitas QC Aktivitas QC meliputi pertemuan-pertemuan membahas masalah mutu sewaktu terjadi ketidaksesuaian terhadap standar mutu. Aktivitas ini bersifat menyeluruh dan tidak hanya dilakukan oleh pihak QC saja, melainkan semua elemen yang terkait dengan topik mutu. Komponen ini lebih memfokuskan pada proses pembelajaran pemeliharaan sistem jaminan mutu, karena waktu untuk menghitung, menganalisa, menciptakan sistem di proses dibutuhkan sumber daya manusia yang handal. 5. Audit Mutu Komponen ini meliputi waktu yang digunakan untuk melakukan audit mutu International Quality Standar, Audit klien (misalnya: audit sistem, audit proses, inspeksi kehadiran, dan lain-lain), audit mutu internal (misalnya: audit mutu headquarter, pemenuhan persyaratan QS, audit

37 29 proses, produk, dan lain-lain), dan audit perusahaan outsourcing (misalnya: audit sistem, audit proses, inspeksi kehadiran, dan lain-lain). Tabel 3.8. : Data Audit Mutu (dalam jam) Des '06 Jan '07 Feb '07 Mar '07 Audit Mutu Internal 16 1 Audit Headquarter 8 0 Audit Customer ISIX 1 MKMX 1 ISO /TS 16949:2002 Total BIAYA PENILAIAN Biaya Penilaian merupakan biaya yang berhubungan dengan mengukur, mengevaluasi, atau memeriksa produk atau jasa untuk memastikan kesesuaian terhadap standar kualitas dan persyaratan kinerja. Komponen-komponen biaya penilaian yang teridentifikasi pada proses manufaktur Wall Thickness Bearing adalah sebagai berikut: 1. Inspeksi keberterimaan produk Biaya ini mencakup waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan incoming bahan baku utama dan penunjang lainnya, inspeksi keberterimaan part beli/outsource, inspeksi penyerahan produk jadi siap kirim. Pemeriksaan bahan baku utama/penunjang mencakup inspeksi terhadap: - inspeksi visual terhadap bimetal, material penunjang yang datang

38 30 - dokumen CoA/certificate of analysis; sebatas pada dokumen karena DMIC tidak mempunyai fasilitas pemeriksaan komposisi kimia/fisika maupun kandungan lainnya dalam suatu material. Sehingga kalau akan mengetahuinya harus mendatangkan Surveyor/lembaga penelitian lainnya untuk memastikan kesesuaian yang dipersyaratkan. Inspeksi keberterimaan part beli/ousource meliputi: - pengujian Roundness dan Roughness terhadap Jig Sementara inspeksi penyerahan produk jadi siap kirim meliputi: - kesesuaian dokumen terhadap produk - inspeksi visual kemasan - pengendalian instruksi kemasan tiap produk sesuai persyaratan pelanggan Ketiga hal tersebut dilakukan oleh petugas/inspektor QC yang secara periodik juga akan melakukan patrol pelaksanaan prosedur mutu di jalur produksi, untuk membantu proses produksi dalam hal menentukan judgement terhadap produk yang tidak memenuhi standar. 2. Inspeksi Menyeluruh, Packing, dan Pengiriman Pada gambar 3.1. dijelaskan secara umum bahwa setelah proses Machining dan Plating, dilakukan Inspeksi menyeluruh produk yang dihasilkan. Standar Mutu terhadap produk dari proses sebelumnya dicek visual oleh petugas inspektor sebagai pemastian produk bebas cacat.

39 31 Tabel 3.9. : Data Cek Menyeluruh (dalam jam) ( dalam jam ) Inspektor Des '06 Jan '07 Feb '07 Mar '07 Grand Total Anah Umi Yeyen Ijah Rohman Agus Nike Grand Total Pada proses Packing, dilakukan pula inspeksi akhir terhadap kemungkinan tercampurnya set suatu produk. 3. Kontrol alat Ukur Kontrol ini meliputi seluruh alat ukur yang dipakai dalam proses produksi, kalibrasi terhadap alat ukur tersebut, kontrol riwayat alat ukur, dan penyediaan life time/ spare part alat ukur. Untuk memastikan kontrol alat ukur, metode pengukuran, serta kesepahaman penilai terhadap produk/alat ukur/metode pengukuran ada suatu metode yang populer yaitu Measuring System Analysis (MSA) BIAYA KEGAGALAN INTERNAL Merupakan biaya dihasilkan sebelum produk dikirim sebagai hasil ketidaksesuaian persyaratan. Komponen biaya kegagalan internal meliputi:

40 32 1. Jumlah produk gagal/ng Produk NG yang dihasilkan selama proses produksi, produk NG yang lolos inspeksi selama di jalur produksi, dihitung sebagai komponen biaya CoQ. Tabel : Jumlah Produk gagal/ng/reject (dalam pcs) PRODUKSI Reject % 0,90% 1,29% 0,66% 0,79% 2. Pengerjaan Ulang/rework Adakalanya produk yang dihasilkan memerlukan pengerjaan ulang, dikarenakan tidak memenuhi standar mutu yang ditetapkan. Dalam hal ini lebih banyak terjadi pada appearance/visual-nya, misalnya terdapat gores/scratch, kotor adanya gram/bintik yang menempel pada produk, burr/sisi tajam akibat pemotongan/penyayatan pada proses tertentu, dan lain sebagainya. Berikut tabel jumlah rework yang muncul selama beberapa periode. Tabel : Jumlah Produk rework/pengerjaan ulang (dalam pcs) Des '06 Jan '07 Feb '07 Mar '07 PRODUKSI REWORK % 9,80% 19,29% 14,40% 14,59% Tabel : Biaya Pengerjaan Ulang (dalam Rupiah) Des '06 Jan '07 Feb '07 Mar '07 BIAYA TOTAL

41 33 Tabel : Waktu Pengerjaan Ulang (1 Operator dalam jam) Des '06 Jan '07 Feb '07 Mar '07 WAKTU REWORK Internal Claim measures meeting Biaya ini dimasukkan dalam identifikasi CoQ didasarkan oleh pertimbangan waktu yang tersedot oleh faktor kegagalan internal, yang mengakibatkan tertundanya/hilangnya waktu kerja normal. Waktu tersebut dipakai untuk mengadakan meeting pengambilan disposisi pengerjaan ulang maupun produk reject/ng. Total waktu = Standar waktu x kasus Dalam melakukan penghitungan faktor kegagalan, dipakai cara yang tepat sehingga dapat menginformasikan kondisi kegagalan secara sistematik. Penghitungan tingkat kegagalan dapat dilakukan sebagai berikut: Tabel : Tabel Penghitungan tingkat kegagalan Loading (T) Pass (a) Failure Primary Pass Secondary Pass Primary Fault Secondary Fault Third Fault Fourth Fault (a1) (a2) (r1) (r2) (r3) (r4) [Pass] [Pass with Correcction] [Failure] [Correction Failure] [Control Use] [Unknown] - Loading (T) : kuantitas dan nilai produk yang masuk/dibebankan pada proses awal proses produksi - Primary Pass (a1) : kuantitas dan nilai produk yang melalui inspeksi akhir dengan proses normal

42 34 - Secondary Pass (a2) : kuantitas dan nilai produk yang melalui inspeksi akhir dengan penambahan proses permesinan/produksi lainnya - Primary Fault (r1) : kuantitas dan nilai dari produk gagal yang keluar dari standar mutu yang ditetapkan, tidak ada penambahan proses/mesin - Secondary Fault (r2) : kuantitas dan nilai dari produk gagal yang dinyatakan NG setelah ada penambahan proses/mesin - Third Fault (r3) : indikasi kuantitas dan nilai produk yang dilakukan proses pengrusakan item - Fourth fault (r4) : kuantitas dan nilai yang tidak diketahui. Kondisi ini akan muncul bilamana penjumlahan item-item diatas menghasilkan suatu yang tidak balans/imbang. Metode Penghitungan Index Variasi ( value rate ) 1. Direct forwarding rate a1 Rm % = (a1xm) atau [(A-a2)xm] x 100 x 100 (Txm) (Txm) 2. Lot Pass rate ARm % = (Axm) (Txm) x Lot Failure rate RRm % = (Rxm) (Txm) x 100

43 35 4. Correction Pass Rate a2rm % = (a2xm) (Txm) x Correction Failure Rate r2rm % = (r2xm) (Txm) x Correction Rate % = a2rm + r2rm Metode Penghitungan Index Variasi ( kuantitas rate ) 1. Direct first run rate a1 R % = a1 x 100 atau (A-a2) T T x Lot Pass rate AR % = A T x Lot failure rate RR % = R T x Correction Pass rate a2r % = a2 T x 100

44 36 5. Correction Failure rate r2r % = r2 T x Correction rate % = a2r + r2r Data Failure/kegagalan dapat dilihat sebagai berikut: Tabel : Tabel Hasil Tingkat Kegagalan MonthZone Loading Pass Failure Lot Failure Rate Correc tion Rate (%) Unkn own Rate (%) Direct Flow Rate (%) T a1 a2 r1 r2 r3 r4 R R/T (PPM) (a2r2)/t r4/t a1/t H/B ,03 0,00 89,28 DEC H/B ,90 0,00 83,10 H/B ,04 0,00 77,05 JAN H/B ,90 0,00 76,10 H/B ,03 0,00 83,71 FEB H/B ,83 0,00 83,17 H/B ,03 0,00 84,29 MAR H/B ,08 0,00 82, BIAYA KEGAGALAN EKSTERNAL Merupakan biaya dihasilkan setelah produk dikirim sebagai hasil ketidaksesuaian persyaratan. Komponen biaya kegagalan ekternal meliputi: 1. Claim Response Expenses Biaya mutu/coq ini meliputi : biaya perjalanan yang ditempuh untuk melakukan investigasi lapangan di tempat klien/pelanggan, waktu yang dipakai selama melakukan meeting.

45 37 2. External returned Product Merupakan kuantitas dan nilai yang diklaim oleh klien. Nilai kompensasi/pengganti dari produk yang dikembalikan menjadi pertimbangan untuk dimasukkan sebagai komponen biaya mutu/coq. Komponen ini juga memuat jumlah produk yang hilang, biaya perbaikan/investigasi lapangan yang dilakukan oleh petugas yang ditunjuk untuk melakukan pengujian/penyidikan/pengerjaan ulang/sortir produk dan lain sebagainya. Selain itu bila ada penarikan produk yang diakibatkan produk yang dikirim ke pelanggan, juga dimasukkan ke dalam komponen ini. Standar Disposisi Klaim Eksternal Klaim eksternal merupakan tidak terpenuhinya persyaratan yang ditentukan oleh pelanggan, sehingga mereka mengeluarkan lembar ketidaksesuaian yang ditujukan kepada pemasok. Klaim tersebut dapat mencakup kegagalan selama penyimpanan dan transportasi ( misalnya: salah produk, karat, salah kuantitas yang terjadi selama penyimpanan dan transportasi ), ataupun kegagalan selama proses produksi dan inspeksi ( misalnya: salah desain, material, permesinan, inspeksi, pengepakan dan lain sebagainya ) Kadang pula, pelanggan tidak mengeluarkan lembar ketidaksesuaian hanya komplain melalui lisan, ini dilakukan bilamana produk yang dikirim tidak mempengaruhi fungsi produk itu sendiri.

46 38 Metode urutan/rangking klaim Rangking klaim didasarkan atas informasi pelanggan, dapat dikelompokkan dalam tabel di bawah ini: Tabel : Ranking Klaim berdasarkan informasi pelanggan Kls Tingkat Kepentingan Derajat Emergensi Tindakan Utama Rank Acuan Acuan Rank Pelanggan Internal A Ditemukan oleh Muncul disebab- Diperlaku- A Diselesaikan secara K pelanggan dan kan cacat saat I kan secepatnya total dengan pe- L mengalir hingga produksi sesuai sistem nekanan perusahaan A ke market Emergensi I M Ditemukan oleh Kesalahan pelanggan dan material menyebabkan line stop di jalur produksi Ditemukan di Masalah fungsi Diperlakukan Diselesaikan oleh tempat pelanggan produk, tidak ter normal sesuai B departemen B terjadi biaya proses, penyim- II sistem kerja operasional penyeleksian dan pangan dimensi retur, disebabkan utama misalnya karena masalah ketinggian atau pengiriman ketebalan K Ditemukan oleh Tidak mempe- Diperlakukan Diselesaikan oleh O pelanggan se- ngaruhi fungsi normal sesuai departemen M C belum dipakai, produk, tapi III sistem kerja C Sales/Marketing P dikembalikan, ke- sesuai spek pada waktu yang L mudian dikirim gambar, dan tersedia A ulang sesuai memerlukan I due-date modifikasi N Tidak dikeluarkan Biasanya cacat surat komplain visual

47 39 Secara internal, dilakukan proses evaluasi terhadap klaim/komplain yang diterima dari pelanggan. Evaluasi dikelompokkan pada 3 hal sesuai tabel berikut: Tabel : Rangking Tingkat Kepentingan Rank Tingkat Kriteria Kepentingan 5 Extremely High Kesalahan mengakibatkan kegagalan fungsi, membahayakan atau menyebabkan kerusakan kepada operator, mesin atau parts lainnya 4 High Ketidakmampuan operasi, (mesin tidak bisa di-start); memerlukan perbaikan atau re-permesinan 3 Medium Menyebabkan penurunan fungsi operasi. Modifikasi atau perbaikan diperlukan pada proses hilir 2 Low Mengakibatkan sedikit penurunan fungsi operasi. 1 Light Tidak menyebabkan turunnya fungsi operasi Tabel : Rangking Tingkat Keseringan/Occurence Rank Tingkat Kriteria Frekuensi Occurence 5 Extremely High Klaim selalu terjadi Lebih dari sekali per minggu 4 High Sering terjadi Sekali sebulan 3 Medium Kadang-kadang terjadi Sekali per 6 bulan 2 Low Tidak sering terjadi Sekali per tahun 1 Extremely Low Jarang sekali terjadi Sekali dalam 3 tahun Tabel : Rangking Tingkat Deteksi Rank Tingkat Deteksi Kriteria 5 Extremely Low Kontrol sangat rendah terhadap deteksi kegagalan sejak dari awal 4 Low Kontrol rendah terhadap kontrol deteksi kegagalan sejak dari awal 3 Medium Ada kemungkinan kontrol dapat mendeteksi kegagalan 2 High Kegagalan dapat dideteksi selama proses berlangsung 1 Extremely High Jaminan kegagalan dapat dideteksi dengan otomatis sejak dari awal

48 40 3. Client Repair Cost Merupakan biaya penggantian dari aktivitas perbaikan yang dilakukan oleh pelanggan. Tabel : Eksternal Claim (dalam kasus) OEM Customer Des '06 Jan '07 Feb '07 Mar '07 Total MKMX 0 ADMX ISIX 1 1 MIIX 0 KIX 0 KTBX 0 YADINX 0 TMMINX HPMX 0 Total

49 BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Data data yang ditampilkan dalam Bab sebelumnya akan dijadikan bahan analisa dalam mendukung dan mendukung usaha perbaikan mutu yang mengarah kepada peningkatan efisiensi biaya perusahaan. Dalam Bab ini, ada 2 hal utama yang akan dibahas yaitu: 1. Pengolahan dan analisa data terhadap daftar identifikasi Cost of Quality (CoQ) yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya. 2. Usaha-usaha perbaikan mutu yang diselaraskan pada hasil analisa biaya mutu Cost of Quality (CoQ) PENGOLAHAN DATA COST OF QUALITY (COQ). Banyak data tentang mutu yang diperlukan untuk membuat laporan tentang biaya mutu CoQ yang terlibat tersedia melalui sistem akunting perusahaan dan pabrik ( namun pada TA ini tidak dibahas ). Sehingga pelaporan lebih bersifat aplikatif terhadap usaha perbaikan mutu, yaitu bagaimana memformulasikan hasil data identifikasi CoQ dari faktor pencegahan, penilaian, dan kegagalan proses ke dalam suatu tindakan logis-praktis agar efisiensi biaya perusahaan dapat tercapai. Ke depannya, diharapkan data identifikasi biaya mutu tersebut dapat ditetapkan sebagai bagian dari program informasi manajemen, sehingga update dan penyempurnaan CoQ terus menerus dilakukan dan terpadu. 41

50 42 Dari daftar identifikasi CoQ yang telah dipaparkan pada bab III, dapat dirangkum hasilnya sebagai berikut: Laporan CoQ Tabel 4.1. : Data Biaya Mutu (dalam Rupiah) Inspection Quantity Des '06 Jan '07 Feb '07 (H) Cost(Rp) (H) Cost(Rp) (H) Cost(Rp) a. Quantity b. Lot Quantity c. Production Amount External Internal Appraisal Prevention d. Capacity Inv estigatio e. Jig control f. Maintenance g. Education h. FS Study 0 i. Quality Audit Subtotal j. Product Acceptance I k. Appearance Inspectio l. Measuring Control Subtotal m. Reject n. Rework o. Internal Claim Subtotal p. Claim Response q. Ext. returned product r. Client repair cost Subtotal Subtotal Total CoQ Catatan rangkuman pengambilan data Biaya Mutu di atas djelaskan sebagai berikut: Tabel 4.2. : Rangkuman Pengambilan Data Biaya Mutu Jenis Biaya Mutu Data terkait Keterangan (d) Investigasi Kapasitas Slip lembur petugas yang ditunjuk untuk melakukan penghitungan Jumlah jam lembur yang terkait dikonversikan dalam nilai rupiah sebagai komponen Biaya Mutu (e) Pemeriksaan Jig dan alat Slip upah petugas yang Termasuk bilamana petugas yang bersangkutan melakukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam Bab ini dikemukakan teori-teori dan penjelasan-penjelasan yang digunakan untuk pengolahan data dan proses analisa terhadap permasalahan yang dihadapi. 2.1. PENGERTIAN TQM/ MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Data data yang ditampilkan dalam Bab sebelumnya akan dijadikan bahan analisa dalam mendukung dan mendukung usaha perbaikan mutu yang mengarah kepada peningkatan efisiensi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Identifikasi dan Penerapan Biaya Mutu (Cost of Quality) Wall Thickness Bearing

TUGAS AKHIR. Identifikasi dan Penerapan Biaya Mutu (Cost of Quality) Wall Thickness Bearing TUGAS AKHIR Identifikasi dan Penerapan Biaya Mutu (Cost of Quality) sebagai Dasar Perbaikan Mutu pada proses produksi Wall Thickness Bearing Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5. Grafik Pengumpulan Data Pengolahan Data Kegunaan Pemeriksaan Komponen. Definisi Tingkat Kepentingan

Pembahasan Materi #5. Grafik Pengumpulan Data Pengolahan Data Kegunaan Pemeriksaan Komponen. Definisi Tingkat Kepentingan #5 - of Quality 1 EMA503 Manajemen Kualitas Pembahasan 2 Definisi Tingkat Kepentingan Alasan Penggunaan Dimensi Pengukuran Kategori Grafik Pengumpulan Data Pengolahan Data Kegunaan Pemeriksaan Komponen

Lebih terperinci

COST OF QUALITY PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

COST OF QUALITY PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL COST OF QUALITY PERTEMUAN #5 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu merumuskan program pelaksanaan

Lebih terperinci

COST OF QUALITY. EMA503 Manajemen Kualitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

COST OF QUALITY. EMA503 Manajemen Kualitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d #5 - of Quality 1 COST OF QUALITY Materi #5 EMA503 Manajemen Kualitas Definisi 2 of Quality biasa disingkat dengan COQ. Merupakan segala biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi tingkat mutu yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.

Lebih terperinci

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #5 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #5 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #5 EMA503 Manajemen Kualitas Definisi 2 of Quality biasa disingkat dengan COQ. Merupakan segala biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi tingkat mutu yang diinginkan dan yang diakibatkan karena tidak

Lebih terperinci

Metode Training ISO/TS Sentral Sistem TAPI MENJELASKAN

Metode Training ISO/TS Sentral Sistem TAPI MENJELASKAN Metode Training ISO/TS 16949 Sentral Sistem TIDAK SEKEDAR MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO/TS 16949 TAPI MENJELASKAN KONSEP/MAKSUD DARI TIAP PERSYARATAN ISO/TS 16949, HUBUNGAN ANTARA PERSYARATAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas,

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan tahap-tahap yang harus dilalui terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, sehingga pemecahan masalah

Lebih terperinci

I. BAB I PENDAHULUAN

I. BAB I PENDAHULUAN I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai macam barangbarang untuk memenuhi kebutuhannya. Pada saat ini, manusia menggunakan mobil sebagai alat transportasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan penulis pada PT.BINTANG ALAM SEMESTA, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak manajemen

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak manajemen BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan PT. X, khususnya pada bagian quality control, penulis menarik simpulam sebagai berikut

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

Quality Management. D Rizal Riadi

Quality Management. D Rizal Riadi Quality Management D Rizal Riadi Pengertian Quality is Compormance to Requirement (pemenuhan tingkat standar yang ditentukan oleh para konsumen terhadap suatu barang) Philip Crosby Quality is fitness for

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakaian adalah salah satu kebutuhan primer bagi manusia yang berfungsi untuk lindungi tubuh, selain lindungi tubuh pakaian pun saat ini digunakan untuk menunjang fashion,

Lebih terperinci

10/6/ Pengantar

10/6/ Pengantar Lecturer Content: Pengantar Konsep Pengendalian Kualitas / QC Quality of Conformance (Kualitas Kesesuaian/Kesamaan} Konsep Biaya dalam QC Tools / Penerapan Teknik Statistika dalam QC Proses Evolusi QC

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Just In Time Pada tahun 1970 konsep Just In Time mulai dipopulerkan oleh Mr. Taiichi Ohno dan rekannya di Toyota Motor Company, Jepang. Akar dari konsep Just In Time dapat ditelusuri

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Roda Prima Lancar dahulu bernama PT. Roda Pelita Cycle Industri yang didirikan pada pertengahan bulan Oktober 1982. Perusahaan ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penulis melakukan observasi langsung pada PT. BROCO MUTIARA ELECTRICAL INDUSTR dan melakukan wawancara dengan bagian MR (Management Representative)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan 81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan dalam Bab IV dan dikaitkan dengan rumusan masalah pada Bab I, maka dapat dihasilkan beberapa

Lebih terperinci

Apakah ISO 9001 bermanfaat??

Apakah ISO 9001 bermanfaat?? Apakah ISO 9001 bermanfaat?? Hasil Survey: Survey yang dilakukan oleh Engineering Quality Forum, di Inggris, menyatakan bahwa 68 % perusahaan yang sudah ISO 9001, tidak merasakan manfaatnya Survey lain

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS DEFINISI KUALITAS Fitur dan karakteristik produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, cocok untuk digunakan Pengguna: Apa kata pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan industri menjadi sangat ketat ketika dibukanya pasar bebas, terlebih lagi diberlakukannya standarisasi-standarisasi kualitas dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan.

BAB V ANALISA. pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan. BAB V ANALISA Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data pada bab sebelumnya maka selanjutnya dilakukan analisa. Analisa yang dilakukan harus lebih terarah sehingga hasilnya menjadi baik dan benar. Atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lead Time Istilah lead time biasa digunakan dalam sebuah industri manufaktur. Banyak versi yang dapat dikemukakan mengenai pengertian lead time ini. Menurut Kusnadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat membawa dampak terhadap tatanan kehidupan umat manusia. Perubahan yang cepat dan mendasar terjadi dalam kehidupan di segala

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dari Pengumpulan Data Untuk mempermudahkan identifikasi masalah langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ini penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan yang terjadi di dunia industri manufaktur dalam merebut pasar pada era globalisasi ini semakin tajam. Hal tersebut mendorong harapan pelanggan akan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peningkatan kualitas merupakan suatu hal yang paling esensial bagi suatu perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Mutu Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar organisasi mengingat mutu ini menyangkut organisasi secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari produk seperti : performansi (performance), keandalan (reliability), mudah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Kerusakan Mesin dan Keputusan Pelaksanaan Retrofit Jika merujuk pada tabel 5.4 data pencapaian target tahun 2010 tertulis bahwa target kerusakan mesin yang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Pengendalian Kualitas Melalui Analisa Parameter Proses Produksi Tinta Gravure di Factory 2 PT. XYZ

TUGAS AKHIR. Pengendalian Kualitas Melalui Analisa Parameter Proses Produksi Tinta Gravure di Factory 2 PT. XYZ TUGAS AKHIR Pengendalian Kualitas Melalui Analisa Parameter Proses Produksi Tinta Gravure di Factory 2 PT. XYZ Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

Keterkaitan Sistem Manajemen Mutu dengan performa perusahaan

Keterkaitan Sistem Manajemen Mutu dengan performa perusahaan Keterkaitan Sistem Manajemen Mutu dengan performa perusahaan Sistem Manajemen Mutu Perusahaan PROSES MANAGEMENT New produk Bisnis Plan Regular production REALISASI PRODUK Recruitmen Perencanaan Mutu Contract

Lebih terperinci

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN Menekan Input 1.03-Planning & Budgeting-R0 1/18 MAINTENANCE PLANNING Maintenance Plan diperlukan untuk melakukan penyesuaian dengan Production

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE). BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE). Analisis perhitungan overall equipment effectiveness pada PT. Selamat Sempurna Tbk. dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini dimaksudkan untuk memecahkan suatu masalah yang berisi mengenai langkah-langkah pembahasan yang harus ditempuh sebagai pedoman, bagaimana dan apa yang harus dikerjakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era yang perkembanganya sangat cepat ini dimana semua dituntut untuk menciptakan suatu proses kerja yang efektif dan effisien dengan tidak mengurangi standard kualitas

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Menentukan Tema PT. Akebono Brake Astra Indonesia (PT. AAIJ) adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif, produk yang diproduksi disini adalah brake

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK 1. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA Disusun Oleh: Nama : Asep Darwis Zatnika NPM : 31412199 Kelas : 4ID05 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penyusunan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di PT Liza Christina Garment Industry dan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA Kualitas didefinisikan dalam banyak cara. Menurut James Martin, konsultan komputer terkenal, mendeskripsikan kualitas perangkat lunak sebagai tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran 94 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT. X, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas)

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) DENNY HARIANTO NIM : 1401026015123456798900- KELAS : XXXIII - D MATA KULIAH : MANAJEMEN OPERASIONAL MAGISTER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah kehidupan yang lebih dinamis, efisien dan efektif. Keadaan ini memaksa manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada dasarnya bertujuan mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada dasarnya bertujuan mendapatkan keuntungan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan pada dasarnya bertujuan mendapatkan keuntungan yang maksimal, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Tujuan ini dapat tercapai apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. XST adalah perusahaan PMA yang bergerak dibidang produksi komponen elektronik konektor & terminal yang berorientasi ekspor. Agar tetap eksis menghadapi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk dan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

TOTAL QUALITY MANAGEMENT

TOTAL QUALITY MANAGEMENT TOTAL QUALITY MANAGEMENT 5. REDUKSI BIAYA KUALITAS & PERBAIKAN KUALITAS Total Quality Management OUTLINE Please download this file at www.debrina.lecture.ub.ac.id Thank you. Definisi Biaya Kualitas (Quality

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyediaan permesinan dan sparepart untuk industri farmasi. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN IMPLEMENTASI DAN POTENSI PENGEMBANGAN ALLEGRO

BAB V PELAKSANAAN IMPLEMENTASI DAN POTENSI PENGEMBANGAN ALLEGRO BAB V PELAKSANAAN IMPLEMENTASI DAN POTENSI PENGEMBANGAN ALLEGRO 1.1. Pelaksanaan Implementasi Allegro 5.1.1. Master Data Master data diduplikasikan dari master data pada OTTO International, khususnya pada

Lebih terperinci

PENENTUAN DAN ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA LABORATORIUM RSUD FAUZIAH BIREUEN

PENENTUAN DAN ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA LABORATORIUM RSUD FAUZIAH BIREUEN Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] PENENTUAN DAN ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA LABORATORIUM RSUD FAUZIAH BIREUEN Fatimah 1, Diana Khairani Sofyan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK

MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK Menurut organisasi internasional untuk standarisasi, ISO, mutu didefinisikan sebagai keseluruhan karakteristik dari suatu kesatuan yang membawa kepada kemampuan pencapaian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Laporan tugas akhir BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Garuda Metalindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.produk utama dari perusahaan ini adalah

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools BAB V ANALISA HASIL 5.1 Tahap Analisa Setelah mengetahui dan menemukan banyaknya kerusakan yang ditemukan pada proses produksi, maka anggota team perbaikan yang terdiri dari Industrial Enggineering, Quality

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keseimbangan Lini (Line Balancing) Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X )

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

MODUL 12 - TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM JIT

MODUL 12 - TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM JIT MODUL 12 - TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM JIT Quality adalah salah satu issue dominan bagi banyak perusahaan, di samping waktu pengembangan produk yang cepat, fleksibilitas memenuhi permintaan customized

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 TUGAS AKHIR ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MESIN WRAPPING HIGH SPEED DI PT. TORABIKA EKA SEMESTA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mutu 2.1.1 Definisi Mutu International Organization for Standardization (ISO) mendefinisikan mutu sebagai totalitas fitur dan karakteristik dari suatu produk atau jasa yang

Lebih terperinci

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM STIE Dewantara MKUAL-02 Pendahuluan Dewasa ini iklim perekonomian dunia tampak semakin kurang menentu, dan perubahan yang terjadi akhir-akhir ini justru banyak yang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia (Pro Tec) merupakan perusahaan perakit komponen-komponen untuk perusahaan

Lebih terperinci

Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu

Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu Departemen QA merupakan departemen yang bertanggung jawab antara lain : a) Audit internal QA melakukan evaluasi kerja kesemua bagian/departemen

Lebih terperinci

Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI

Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI Latar Belakang Pengembangan agroindustri memandang pengendalian mutu sangat strategis karena : Mutu terkait dengan kepuasan konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era saat ini, perekonomian adalah salah satu sektor pembangunan yang penting dan harus benar-benar diperhatikan dalam suatu negara. Apalagi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian perlu dibuat urut-urutan proses pengerjaan yang dilakukan. Urut-urutan proses pengerjaan tersebut disebut Metodologi Penelitian. Hal ini

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA.

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA. ABSTRACT PT. X is an automotive indutsry produces front and back lamps for motorcycles and cars. Production processes are divided into injection, aluminizing, and assembling. In the production process,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam baik di pasar domestik maupun pasar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA KUALITAS SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA DIVISI TEMPA & COR PT. X (PERSERO) BANDUNG STIE STAN Indonesia Mandiri ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci