IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR MAHASISWA YANG MENGALAMI MISKONSEPSI PADA KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA JURNAL PENELITIAN
|
|
- Utami Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR MAHASISWA YANG MENGALAMI MISKONSEPSI PADA KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA JURNAL PENELITIAN Oleh OKTAVIANE DALANGGO NIM: UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA 2015 i
2 PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul: Identifikasi Kecenderungan Gaya Belajar Mahasiswa yang Mengalami Miskonsepsi Pada Konsep Kesetimbangan Kimia Oleh Oktaviane Dalanggo NIM Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Astin Lukum, M.Si Drs. Mangara Sihaloho, M.Pd NIP: NIP Mengetahui: Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Dr. Akram La Kilo, M.Si NIP
3 JURNAL PENELITIAN : 2015 IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR MAHASISWA YANG MENGALAMI MISKONSEPSI PADA KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA Oktaviane Dalanggo 1, Astin Lukum 2, Mangara Sihaloho 3 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi miskonsepsi mahasiswa pada konsep kesetimbangan kimia, mengidentifikasi gaya belajar mahasiswa yang mengalami miskonsepsi. Sampel berjumlah 65 mahasiswa angkatan 2014 jurusan pendidikan kimia. Pengumpulan data menggunakan metode CRI dan menggunakan Index of Learning Style (ILS) model Felder-Silverman yang terdiri dari empat dimensi Felder-Silverman. Analisis data untuk miskonsepsi dilakukan dengan metode CRI, sedangkan kecenderungan gaya belajar dilakukan dengan pengelompokkan empat dimensi gaya belajar Felder-Silverman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teridentifikasi 60 mahasiswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep kesetimbangan kimia dan hasil untuk gaya belajar menunjukkan bahwa pada: dimensi pemrosesan, active-reflective seimbang (54%), active sedang (33%), active kuat (11%), reflective sedang (2%) dan reflective kuat (0%). Dimensi persepsi, sensing-intuitive seimbang (52%), sensing sedang (33%), sensing kuat (11%), intuitive sedang (3%), intuitive kuat (2%). Dimensi input, visual-verbal seimbang (65%), visual sedang (23%), visual kuat (3%), verbal sedang (9%), verbal kuat (0%). Dimensi pemahaman, sequential-global seimbang (65%), sequential sedang (12%), sequential kuat (2%), global sedang (20%), global kuat (2%). Kesimpulan penelitian ini, terdapat mahasiswa yang mengalami miskonsepsi dengan mendominasi gaya belajar seimbang pada setiap dimensi gaya belajar. Kata Kunci : Gaya Belajar Felder-Silverman, Miskonsepsi, Mahasiswa 1 Oktaviane Dalanggo Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPA 2 Pembimbing I Prof. Dr. Astin Lukum, M.Si 3 Pembimbing II Drs. Mangara Sihaloho, M.Pd 2
4 PENDAHULUAN Mata pelajaran kimia memiliki karakteristik yakni sebagian besar konsepnya bersifat abstrak, sederhana, berjenjang, dan terstruktur dan merupakan ilmu untuk memecahkan masalah serta mendeskripsikan fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa (Kean dan Middlecamp : 1985). Peserta didik akan membawa konsep yang mereka miliki dibangku SMA ke bangku kuliah, Oleh sebab itu pemahaman peserta didik pada konsep kimia sangat bervariasi. Penelitian sebelumnya banyak yang menemukan adanya miskonsepsi pada kimia dalam materi yang sulit. Menurut salirawati (2010: 5) menyatakan bahwa salah satu meteri pokok pada mata pelajaran kimia yang bersifat abstrak dan sering menyebabkan miskonsepsi pada peserta didik adalah materi kesetimbangan kimia. Materi tersebut merupakan salah satu materi pokok kimia yang dipelajari pada SMA sampai pada Perguruan Tinggi semester pertama. Materi ini berisi (1) kesetimbangan dinamis, (2) kesetimbangan homogen, heterogen, (3) tetapan kesetimbangan, (4) pergeseran kesetimbangan, (5) hubungan kuantitatif antar komponen dan reaksi kesetimbangan dan (6) kesetimbangan kimia dalam proses industri. Materi pokok kesetimbangan ini memerlukan pemahaman konsep yang mendalam serta penerapan konsep yang memecahkan soal-soal perhitungan. Hal inilah yang akan menyulitkan peserta didik ketika akan mengaitkan konsep yang abstrak dengan soalsoal perhitungan yang ada pada materi kesetimbangan kimia, yang berpotensi menyebabkan miskonsepsi. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wheeller dan Kass (1978), Hackling dan Garnett (1985), Bergquist dan Heikinen (1990) dan Benerjee (1991) menemukan miskonsepsi pada siswa maupun mahasiswa dan cara untuk mengatasinya. Namun seiring berkembangnya zaman miskonsepsi masih saja terjadi pada peserta didik. Mentari, dkk (2014) menyatakan bahwa peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami konsepkonsep pada pelajaran kimia terkadang membuat penafsiran sendiri terhadap konsep yang dipelajari sebagai suatu upaya untuk mengatasi kesulitan belajarnya. Namun, hasil tafsiran tersebut terhadap konsep terkadang tidak sesuai dengan konsep ilmiah yang disampaikan oleh para ahli. Dalam situasi inilah yang akan memunculkan miskonsepsi. Miskonsepsi adalah kesalahpahaman peserta didik dalam menangkap atau menafsirkan suatu materi yang sedang diterima. Miskonsepsi 3
5 merupakan masalah yang urgen (Aryungga dan Suyono, 2014). Dalam pembelajaran peserta didik mempunyai gaya belajar tersendiri untuk memahami suatu konsep. Mata pelajaran kimia yang sering dikatakan sulit, peserta didik mempunyai karakter gaya belajar sendiri-sendiri dalam menanggapi materi yang mereka terima. Bahkan miskonsepsi yang timbul juga berdasarkan gaya belajar peserta didik, dimana gaya belajar merupakan cara seseorang dalam belajar dan menaggapi materi yang diajarkan. Terdapat banyak karakteristik gaya belajar mahasiswa, misalnya ada mahasiswa yang gaya belajarnya sering mendengar musik dalam menyelesaikan masalah, atau mahasiswa yang mempunyai gaya belajar dengan panduan contoh yang diberikan oleh dosen dan dapat menyelesaikan masalah atau soal yang dikerjakan. Sferianto (2010) mengemukakan bahwa, karakteristik gaya belajar peserta didik merupakan faktor penting yang mempengaruhi proses pembelajaran dalam pencapaian prestasi belajar. Gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik akan menghasilkan macammacam pemahaman. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk menidentifikasi miskonsepsi mahasiswa pada konsep kesetimbangan kimia dan untuk mengidentifikasi kecenderungan gaya belajar mahasiswa yang mengalami miskonsepsi. METODOLOGI PENELITIAN Sampel pada penelitian ini yaitu mahasiswa jurusan pendidikan kimia angkatan Data pemahaman dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes berupa jawaban mahasiswa dengan menggunakan tes pilihan ganda beralasan terbuka disertai metode CRI, adapun jumlah soal yang diberikan yaitu 16 nomor soal obyektif beralasan terbuka. Data yang dikumpulkan berupa data miskonsepsi mahasiswa pada konsep kesetimbangan kimia. Dengan menggunakan metode CRI untuk mengetahui jumlah mahasiswa yang menjawab benar pada setiap item yang diukur. Dalam metode CRI, peneliti akan menggunakan 5 skala CRI pada setiap soal. Dengan skala dan kriteria CRI sebagai berikut. Tabel 3.2 Skala dan Kriteria CRI (Certainty of Response Index) (Hasan dkk, (1999)) CRI KRITERIA 0 Totally guessed answer (menebak) 1 Almost guessed (hampir menebak) 2 Not sure (tidak yakin) 3 Sure (yakin) 4 Almost certain (hampir pasti) 5 Certain (pasti) 4
6 Mahasiswa yang mengalami miskonsepsi diberikan tes gaya belajar yang diadopsi dari Felder- Silverman. Untuk mengukur gaya belajar peserta didik dengan Felder- Silverman Learning Style Model (FSLSM) pada mahasiswa yang mengalami miskonsepsi. Mengukur gaya belajar FSLSM dapat menggunakan ILS yang terdiri dari 44 kuesioner. Setiap kuesioner mempunyai pilihan jawaban a atau b, Setiap dimensi gaya belajar FSLSM didistribusikan kedalam 11 pertanyaan. Jika pertanyaan jawaban a maka menyatakan gaya belajar dengan preferensi active, sensing, visual dan sequential. Sebaliknya jika pertanyaan jawaban b, maka menyatakan gaya belajar reflective, intuitive, verbal dan global. Untuk pengukuran gaya belajar diidentifikasi langsung pada website yles/ilsweb.html. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep mahasiswa pada konsep kesetimbangan kimia pada indikator 1 terdapat 75,38% mahasiswa yang mengalami miskonsepsi yakni pada soal nomor 1 dan terdapat 70,41% mahasiswa dengan kriteria miskonsepsi alasan salah jawaban salah CRI >2,5, 3,06% mahasiswa dengan kriteria miskonsepsi jawaban benar alasan salah CRI >2,5 dan 1,53% mahasiswa dengan kriteria miskonsepsi jawaban salah alasan benar CRI >2,5. Pada soal nomor 2 terdapat 29,23% mahasiswa mengalami miskonsepsi dan terdapat 20% mahasiswa dengan kriteria jawaban salah alasan salah CRI >2,5, 7,69% masiswa dengan kriteria miskonsepsi jawaban benar alasan benar CRI >2,5 dan 1,54% mahasiswa dengan kriteria miskonsepsi jawaban salah alasan benar CRI >2,5. Indikator pertama yaitu mahasiswa dapat menjelaskan sifat dinamis dari suatu kesetimbangan kimia, menunjukkan bahwa banyak mahasiswa yang mengalami miskonsepsi, berdasarkan kriteria miskonsepsi yang mengatakan bahwa mereka yakin dengan jawaban mereka. Kebanyakan mahasiswa yang menyatakan bahwa konsentrasi produk harus sama dengan konsentrasi reaktan agar tercapai keadaan setimbang. Hal ini menunjukkan adanya kesalahan konsep pada mahasiswa. Penelitian sebelumnya juga oleh Ozmen menemukan hal yang sama pada mahasiswa tahun pertama Jurusan Pendidikan Sains Universitas Turki. Kesalahan konsep ini juga ditemukan oleh Nakhleh, pada mahasiswa Australian High School Chemistry yaitu keadaan kesetimbangan tercapai jika konsentrasi hasil reaksi sama dengan konsentrasi pereaksi. Indikator 2 terdapat 29,23% mahasiswa yang mengalami 5
7 miskonsepsi pada soal nomor 3 dan terdapat pula tipe-tipe miskonsepsi berdasarkan kriteria miskonsepsi sedangkan pada soal nomor 4 terdapat 27,7% mahasiswa yang mengalami miskonsepsi berdasarkan kriteria miskonsepsi. Indikator kedua mahasiswa dapat membedakan kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen, dalam hal ini dari ketiga kategori terlihat bahwa soal nomor 3 dan 4 kebanyakan hanya tidak tahu konsep tetapi miskonsepsi juga ada pada indikator tersebut. Berdasarkan kriteria miskonsepsi pada indikator 2 menunjukkan adanya miskonsepsi pada mahasiswa. Kesalahan konsep yang terjadi pada mahasiswa dilihat dari jawaban mereka bahwa ternyata konsep yang ada dalam pikiran mereka hanya konsep reaksi homogen dan heterogen, tetapi mereka tidak memperhatikan arah kesetimbangan reversibel dan ireversibel. Dengan hanya menjawab konsep reaksi homogen dan heterogen mereka sudah menganggap bahwa jawaban yang dipilih itu sudah benar dan pasti. Penyebab miskonsepsi ini juga didasarkan dari diri mereka sendiri Indikator 3 terdapat 26,2% pada soal nomor 5, sedangkan untuk soal nomor 6 terdapat, 23,1%, dan soal nomor 7 terdapat 32,3%. Indikator ketiga, dari konsep kesetimbangan kimia yakni tentang menganalisis faktor-faktor yang ada dalam kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier. Pada indikator ini terdapat pada nomor 5, 6, 7, terlihat juga pada hasil penelitian bahwa dalam faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia, banyak yang tidak tahu konsep. Tetapi terdapat miskonsepsi pada indikator ini. Miskonsepsi yang ada terdapat tipe-tipe miskonsepsi dari jawaban mahasiswa. Hal ini dikarenakan bahwa dalam faktorfaktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia, banyak hal yang bersifat abstrak seperti yang dikemukakan salirawati di atas bahwa materi kesetimbangan kimia yang bersifat abstrak dan sering menyebabkan miskonsepsi, hal ini juga dikatakan oleh adaminata dan marsih bahwa Kimia merupakan mata pelajaran yang banyak mempelajarai konsep yang abstrak seperti pada konsep kesetimbangan kimia. Indikator 4 yaitu Mahasiswa dapat menganalisis tetapan kesetimbangan (K c ) berdasarkan konsentrasi zat dalam kesetimbangan, terdapat pada soal nomor 8 dan 9. Pada soal 8 terdapat 52,3% dan nomor 9 terdapat 52,3%. Indikator 4 dan merupakan indikator yang menganalisis tetapan kesetimbangan yang berhubungan dengan reaksi kesetimbangan homogen dan heterogen di atas. Miskonsepsi yang terjadi pada indikator ini yakni cukup tinggi, dilihat berdasarkan kriteria miskonsepsi, ternyata banyak 6
8 mahasiswa yang salah konsep pada indikator ini, konsep yang ada pada mahasiswa bahwa dalam penentuan tetapan kesetimbangan kimia hanya berdasarkan rumus yakni [produk]/[reaktan] dan juga sebagian besar dari mereka tidak menyadari bahwa dalam penentuan tetapan kesetimbangan kimia, harus memperhatikan koefisien dan wujud zat yang termasuk dalam kesetimbangan kimia dari reaksi homogen dan heterogen. Pada indikator 5 mahasiswa menganalisis tetapan kesetimbangan parsial (K p ) berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang, terdapat pada soal 10 dengan 40% mahasiswa yang mengalami miskonsepsi dan pada soal nomor 11 terdapat 36,9%. Indikator 5 merupakan indikator yang menganalisis tetapan kesetimbangan parsial yang berhubungan dengan reaksi kesetimbangan homogen dan heterogen di atas, hasil penelitian menunjukkan adanya miskonsepsi yang terjadi pada indikator ini yakni cukup tinggi. Pada indikator ke 5 ini persentase mahasiswa yang mengalami miskonsepsi sama halnya dengan indikator ke 4. Sama halnya dengan indikator 4, mereka mengatakan bahwa konsep tersebut sudah mereka pahami dari buku dan juga semenjak mereka SMA. Maka hal ini sama dengan yang dikatakan oleh Suparno (2005) bahwa faktor penyebab miskonsepsi menjadi lima sebab utama yaitu berasal dari mahasiswa, pengajar, buku teks, konteks dan cara mengajar. Pada indikator 6, 7 dan 8 merupakan indikator perhitungan dari konsep kesetimbangan kimia. Pada indikator 6 terdapat pada nomor soal 12 dengan persentase miskonsepsi 26,2%. Dilihat berdasarkan kriteria miskonsepsi, mahasiswa menggunakan rumus K c = Produk/Penjumlahan Reaktan. Selajutnya indikator 7 terdapat miskonsepsi pada soal nomor 13 terdapat 16,9% dan soal nomor 14 terdapat 16,92%. Pada indikator perhitungan banyak mahasiswa yang tidak tahu konsep, tetapi sebagian juga terdapat miskonsepsi pada indikator ini. Pada indikator ini dilihat dari tipe-tipe miskonsepsi jawaban mahasiswa berdasarkan kriteria miskonsepsi yang ada bahwa mahasiswa dalam menjawab soal perhitungan sama halnya dengan indikator sebelumnya yang berdasarkan rumus yang ada dalam pikiran mereka. Setelah dilihat dari tipe-tipe miskonsepsi bahwa sebagian dari mereka mengatakan bahwa dalam menghitung tekanan parsial gas menggunakan rumus K p = K c [RT] n. Kemampuan menghitung harga Kc berdasarkan Kp dan sebaliknya. Pada indikator 8 sebagian besar mahasiswa juga tidak tahu konsep, tetapi dalam indikator ini masih terdapat miskonsepsi. Sebagian dari jawaban mahasiswa yaitu dengan miskonsepsi yang ada 7
9 AKT-REF AKT REF AKT REF SEN-INT SEN INT SEN INT VIS-VER VIS VER VIS VER SEQ-GLO SEQ GLO SEQ GLO persentase gaya belajar SB SD KT SB SD KT SB SD KT SB SD KT DIMENSI PEMROSESAN DIMENSI PERSEPSI DIMENSI INPUT DIMENSI PEMAHAMAN KET : SB (Seimbang), SD (Sedang), KT (Kuat) yaitu jawaban salah, alasan salah dan CRI>2,5. Miskonsepsi yang terjadi pada indikator ini dilihat dari tipetipe miskonsepsi bahwa konsep yang ada pada mahasiswa bahwa K p =Kc, jika K p = 0,25 maka K c juga sama dengan 0,25. Dari 65 mahasiswa yang dijadikan sampel terdapat 60 orang yang mengalami miskonsepsi pada setiap butir soal kesetimbangan kimia. selanjutnya untuk mahasiswa yang mengalami miskonsepsi diukur kecenderungan gaya belajar mereka dengan menggunakan FSLSM (Felder-Silverman Learning Style Model) yang terdiri dari empat dimensi gaya belajar. Berikut grafik Presentase Kecenderungan Gaya Belajar Mahasiswa pada Dimensi FSLSM Gambar 4.1. Persentase Kecenderungan Gaya Belajar Mahasiswa pada Dimensi FSLSM a) Kecenderungan Gaya Belajar dalam Dimensi Pemrosesan Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar mahasiswa dalam dimensi pemrosesan yang mendominasi yakni gaya belajar seimbang antara aktif dan reflektif yaitu 54%., kemudian aktif sedang 33%, aktif kuat 11%, reflektif sedang 2% dan 0% untuk reflektif kuat. Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar aktif cenderung mempertahankan dan memahami informasi yang terbaik dengan melakukan sesuatu yang sampai akan membuat mereka mengerti. Dalam hal ini mahasiswa yang aktif lebih menyukai percobaan terlebih dahulu, dan mereka suka untuk bekerja kelompok berbagi ide dalam melakukan sesuatu, sedangkan mahasiswa yang mempunyai gaya belajar yang reflektif cenderung 8
10 untuk memikirkan suatu hal sendirian sebelum mencobanya atau mereka lebih suka termenung, mahasiswa yang mempunyai gaya belajar reflektif ini tidak suka membagi ide dengan orang lain dan mereka juga tidak suka untuk bekerja kelompok (Felder, Richard : 1988). Dugaan kecenderungan gaya belajar mahasiswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep kesetimbangan kimia dalam hal ini mendominasi gaya belajar seimbang aktif-reflektif. Dalam menyelesaikan soal kesetimbangan kimia pada soal penjelasan menanyakan tentang keadaan setimbang, kesetimbangan dinamis-mikroskopik dan persamaan reaksi, mahasiswa yang aktif mereka harus mencoba melalui praktikum atau fakta yang ada sedangkan mahasiswa yang reflektif butuh penjelasan dan akan dipikirkan sendiri tanpa bantuan orang lain. Untuk itu mahasiswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar aktifreflektif (seimbang) memerlukan waku yang lebih lama, untuk mengelolah informasi dalam suatu pembelajaran karena mahasiswa lebih membutuhkan waktu untuk melakukan keseimbangan antara aktivitas dan refleksi dalam memahami suatu konsep. Pada soalsoal perhitungan juga mahasiswa yang mempunyai gaya belajar aktifreflektif (seimbang) akan mengalami kesulitan khususnya pada pelajar reflektif yang suka mengerjakan individual tanpa ide atau penyelesaian dari orang lain, karena pada penyelesaian soal perhitungan membutuhkan kerja kelompok yang akan menukarkan ide dari beberapa pelajar aktif. Pada penelitian Arifin (1995) menyatakan bahwa mahasiswa mempunyai kecepatan yang berbeda-beda. Artinya bahwa setiap mahasiswa memerlukan waktu yang berbeda-beda untuk dapat memahami konsep yang diterima. Dalam kasus yang sering terjadi bahwa sebagian pengajar lebih suka langsung memberikan ujian setelah materi selesai pada waktu yang bersamaan, dalam situasi seperti inilah mahasiswa yang mempunyai kecenderungan gaya belajar seimbang bisa berpotensi untuk menyebabkan mahasiswa mengalami miskonsepsi. b) Kecenderungan Gaya Belajar dalam Dimensi Persepsi Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar mahasiswa dalam dimensi persepsi yang mendominasi yakni gaya belajar seimbang antara sensing-intuitive yaitu 52%., kemudian sensing sedang 33%, sensing kuat 11%, intuitive sedang 3% dan 2% untuk intuitive kuat. Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar sensing cenderung menyukai fakta-fakta dalam pembelajaran, mereka lebih suka memecahkan masalah dengan menggunakan prosedur yang detail. Dalam melakukan sesuatu, mahasiswa yang mempunyai gaya belajar sensing cenderung bersabar, 9
11 lebih praktis dan hati-hati. Sedangkan mahasiswa yang memiliki gaya belajar intuitive biasanya lebih memilih menemukan kemungkinan-kemungkinan. Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar intuitive juga, tidak suka terlalu banyak detail dan pengulangan, mereka cenderung bekerja lebih cepat dan lebih inovatif dalam melakukan sesuatu (Felder, Richard : 1988). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar yang paling mendominan adalah gaya belajar seimbang antara sensing-intuitive. Dugaan kecenderungan gaya belajar mahasiswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep kesetimbangan kimia dalam hal ini mendominasi gaya belajar seimbang sensing-intuitive. Dalam menyelesaikan soal kesetimbangan kimia pada soal penjelasan menanyakan tentang keadaan setimbang, kesetimbangan dinamismikroskopik dan persamaan reaksi. Kecenderungan gaya belajar seimbang ini antara sensing-intuitive yang artinya mahasiswa mempunyai kedua belajar ini, dimana gaya belajar sensing berlawanan dengan gaya belajar intuitive, dimana mahasiswa dalam mengerjakan soal penjelasan yang lebih kuat yaitu intuitive sedangkan untuk mengerjakan soal perhitungan berlawanan dengan mahasiswa yang intuitive. Menurut Felder mahasiswa yang yang intuitor tidak suka melibatkan banyak penghafalan dan perhitungan rutin. Hal ini jelas terlihat bahwa miskonsepsi yang terjadi pada mahasiswa dikarenakan mereka dengan gaya belajar seimbang harus mempunyai waktu yang lama dalam menyeimbangkan kedua gaya belajar tersebut dalam meyelesaikan soal kesetimbangan kimia yang banyak dengan penjelasan dan juga perhitungan. c) Kecenderungan Gaya Belajar dalam Dimensi Input Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar mahasiswa dalam dimensi input yang mendominasi yakni gaya belajar seimbang antara visual-verbal yaitu 65%., kemudian visual sedang 23%, verbal sedang 9%, visual kuat 3% dan 0% untuk verbal kuat. Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar seimbang visual-verbal cenderung untuk memerlukan kedua gaya belajar tersebut antara visual dan verbal dalam mengelolah informasi agar dapat memahami suatu konsep. Dalam hal ini, pengajar bisa memberikan pemahaman kepada mahasiswa melalui gambar (visual) yang disertai dengan penjelasan (verbal) pada saat pembelajaran berlangsung. Jika mahasiswa tidak memperoleh salah satu dari pembelajaran tersebut maka akan menjadi suatu kerugian pada mahasiswa yang memiliki gaya belajar seimbang visual-verbal, dalam kondisi seperti ini yang akan berpotensi mengalami miskonsepsi 10
12 (Aryungga dan Suyono:2014). Biasanya hal yang sering terjadi pada saat pembelajaran, tidak semua pengajar memberikan penjelasan berupa visual kemudian diikuti dengan penjelasan verbal. Pada saat menjawab soal yang berupa gambar atau diagram mahasiswa yang mempunyai gaya belajar seimbang akan mengalami kesulitan atau mengabaikan soal tersebut karena pada saat materi berlangsung mereka tidak mendapatkan gambaran yang disertai penjelasan dari materi yang mereka dapat, hal ini juga bisa berpotensi mengalami miskonsepsi dalam menjawab soal. Dugaan kecenderungan gaya belajar mahasiswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep kesetimbangan kimia dalam hal ini mendominasi gaya belajar seimbang visual-verbal. Miskonsepsi yang terjadi dengan gaya belajar visualverbal (seimbang) diduga terjadi pada saat pembelajaran berlangsung, karena seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tidak semua pengajar akan memberikan pengajaran yang melibatkan gambar atau video yang disajikan yang disertai dengan penjelasan. Kemungkinan yang terjadi ketika mahasiswa dalam menyelesaikan soal kesetimbangan kimia denga gaya belajar tersebut akan mengalami kesulitan dikarenakan mereka tidak pernah dapat gaya belajar mereka dalam pengajaran baik dalam pengerjaan soal penjelasan menanyakan tentang keadaan setimbang, kesetimbangan dinamis-mikroskopik dan persamaan reaksi maupun soal perhitungan. Secara keseluruhan soal kesetimbangan kimia tidak banyak menggunakan gambar, hal ini akan menyulitkan bagi peserta didik yang visual apabila mereka tidak membuat peta konsep dengan daftar poin-poin penting untuk membantu mereka dalam ujian ataupun menyelesaikan soal. d) Kecenderungan Gaya Belajar dalam Dimensi Pemahaman Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa gaya belajar mahasiswa dalam dimensi pemahaman yang mendominasi yakni gaya belajar seimbang antara sequential-global yaitu 65%., kemudian global sedang 20%, sequential sedang 12%, global kuat 2% dan 2% untuk sequential kuat. Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar sequential, cenderung mendapatkan pemahaman langkah linear artinya pemahaman materi yang saling terhubung sehingga mendapatkan suatu pemahaman yang logis, mengikuti jalur bertahap logis dalam mencari solusi, sedangkan untuk mahasiswa yang memiliki gaya belajar global cenderung belajar melompat atau mereka cenderung menyerap materi secara acak sampai mendapatkan suatu pemahaman dari materi tersebut tanpa harus belajar linear atau bertahap, mereka dapat memcahkan masalah yang kompleks dengan cepat dari gambaran besar 11
13 yang telah mereka pahami, tetapi untuk mahasiswa yang mempunyai gaya belajar global mereka memiliki kesulitan dalam menjelaskan bagaimana mereka melakukannya untuk mendapatkan gambaran besar (Felder, Richard : 1988). Dugaan kecenderungan gaya belajar mahasiswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep kesetimbangan kimia dalam hal ini mendominasi gaya belajar seimbang sequential-global. Miskonsepsi yang terjadi dengan gaya belajar sequential-global (seimbang) dikarenakan bahwa dalam menjawab soal kesetimbangan kimia, misalnya pada soal nomor satuyang menayakaan keadaan setimbang, mahasiswa yang memiliki gaya belajar global atau memahami suatu konsep dengan acak atau tidak berurutan mereka akan megaitkan dengan materi yang lebih dalam lagi. Terlihat pada tipe miskonsepsi yang ada bahwa pada soal nomor 1 mahasiswa menjawab benar tetapi alasan yang diberikan terlalu jauh dari soal yang ditanya. Sedangkan gaya belajar sequential secara linier atau berurutan, jika mahasiswa dengan gaya belajar ini tidak memahami pelajaran secara berurutan, akan membuat kebingungan pada saat menjawab soal. KESIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai identifikasi gaya belajar terhadap mahasiswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep kesetimbangan kimia, maka diperoleh simpulan sebagai berikut: a. Mahasiswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep kesetimbangan kimia didasarkan dari kriteria miskonsepsi yang ada, dengan kriteria jawaban salah alasan salah CRI >2,5, jawaban benar alasan salah CRI >2,5 dan jawaban salah alasan benar CRI >2,5, dimana mahasiswa yang mengalami mikonsepsi terdapat 60 orang mahasiswa yang mengalami miskonsepsi pada setiap soal. b. Identifikasi gaya belajar mahasiswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep kesetimbangan kimia memetakan gaya belajar pada dimensi pemrosesan mendominasi gaya belajar active-reflective seimbang (54%), pada dimensi persepsi mendominasi gaya belajar sensing-intuitive seimbang (52%), pada dimensi input mendominasi gaya belajar visual-verbal (65%) dan pada dimensi pemahaman mendominasi gaya belajar sequential-global seimbang (65%). b. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran 12
14 yaitu dalam proses pembelajaran kimia hendaknya pengajar memberikan model atau strategi yang berhubungan langsung dengan praktek dan fakta-fakta yang ada pada pembelajaran yang menjawab seluruh pemetaan gaya belajar mahasiswa, agar tidak terjadi miskonsepsi. DAFTAR PUSTAKA Adaminata, A.M, dan Marsih, I.N Analisis Kesalahan Konsep Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia. Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains Bandung Ahtee, M. and Varjola, I. (1998). Students' Understanding of Chemical Reactions, International Journal of Science Education 20 (3) Arifin, M Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia. Surabaya: Airlangga. Aryungga, Septiyadi David Eka, Suyono Identifikasi Gaya Belajar Siswa yang Mengalami Miskonsepsi Resisten pada Konsep Kimia. Unesa Journal of Chemical Education, Vol.3, Banerjee, A.C Misconceptions of Students and Teachers in Chemical Equilibrium, International Journal of Science Education, 13, (1991). Bergquist, W.,H. Heikinen Student Ideas Regarding Chemical Equilibrium, J. Chem. Educ. 67, Felder, R.M., Siverman, L.K.,(1988). Learning and Teaching Style in Engineering Education, avaible at ww4.ncsu.edu/unity/lockers/u sers/f/felder/public/papers/ls pdf Hackling, P. J. Garnett Misconceptions of Chemical Equilibrium the Associative Framework,European Journal of Science Education Hasan S., Bagayoko Diola, dan K.L Ella Misconceptions and the Certainty of Responden Index (CRI). Journal of Physic Education, hal. 297 Kean, E, Middlecamp, C Paduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta : Gramedia Mentari, L., S, I Nyoman, dan S, I Wayan. (2014). Analisis Miskonsepsi Siswa SMA pada Pembelajaran Kimia untuk Materi Larutan Penyangga. E-Journal Kimia 13
15 Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2 No. 1 hal. 77 Nakhleh, M.B Why Some Students Don t to learn Chemistry: Chemical Misconceptions, J. Chem. Educ. 69 (3): Ozmen, H Determination of Students Alternative Conceptions about Chemical Equilibrium, Chem. Educ. Res. Pract Salirawati Pengembangan Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi Kimia Untuk Peserta Didik. Jurnal Kependidikan. Universitas Negeri Yogyakarta Sfenrianto Fitur, Pola dan Batasan Dimensi Model Gaya Belajar Felder Silverman untuk Sistem E-Learning Adaptif. Vol. XII, No.1. Universitas Suparno, Paul Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta. PT Grasindo Wheeller, E.A, H. Kass Students Misconceptions in Chemical Equilibrium, Science Education. 62 (2):
Analisis Kesalahan Konsep Siswa SMA pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia
Kesalahan Konsep Siswa SMA pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia Muh. Afturizaliur Adaminata*, dan I Nyoman Marsih Diterima 3 Juni 2011, direvisi 20 Juni 2011, diterbitkan 23 September 2011 Abstrak Penelitian
Lebih terperinciMEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA
MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA REMEDIATION STUDENT S MISCONCEPTION WHO HAVE LEARNING STYLE VISUAL-VERBAL
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA TERHADAP MATERI KESETIMBANGAN KIMIA MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES THREE-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC OLEH Ira Ekawati Hasrat 441 407 027 Telah
Lebih terperinciIdentifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice
JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract
PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS Wilda Ulin Nuha dan Sukarmin Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciUnesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3 No, pp , September 2014
Vol. 3 No, pp 127-134, September 2014 IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI MISKONSEPSI RESISTEN PADA KONSEP KIMIA IDENTIFICATION OF STUDENT S LEARNING STYLE WHO HAD MISCONCEPTION RESISTANT IN
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI YANG BERJUDUL IDENTIFIKASI KESULITAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FMIPA DALAM MEMAHAMI KONSEP STRUKTUR ATOM Jurnal Oleh ASRAZULIDA UMAR
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin
IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA Mohammad Khairul Yaqin Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER yaqinspc12@gmail.com Sri Handono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum, prinsip dan teori. Materi kimia yang sangat luas menyebabkan kimia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Kimia merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mencakup materi yang sangat luas meliputi fakta, konsep, aturan, hukum, prinsip dan teori.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMA
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMA THE DEVELOPMENT OF COMPUTER BASED MULTIMEDIA FOR MINES MISCONCEPTION OF STUDENTS
Lebih terperinciProfil Miskonsepsi Mahasiswa tentang Konsep Kepolaran Molekul dengan Menggunakan CRI (Certainty of Response Index)
Profil Miskonsepsi Mahasiswa tentang Konsep Kepolaran Molekul dengan Menggunakan CRI (Certainty of Response Index) Lilik Sugiyanti, Lukman AR Laliyo dan Hendri Iyabu Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas
Lebih terperinciMEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP STRUKTUR ATOM BERBASIS GAYA BELAJAR DIMENSI PROSES MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP STRUKTUR ATOM BERBASIS GAYA BELAJAR DIMENSI PROSES MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF Remediation Student s Misconception Who Have Learning Style Active-Reflective
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING. Analisis Kesalahan Konsep Mahasiswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi. Oleh. Sriningsih NIM.
Jurnal yang berjudul: PERSETUJUAN PEMBIMBING Analisis Kesalahan Konsep Mahasiswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi Oleh Sriningsih NIM. 441 411 040 Telah diperiksa dan disetujui Pembimbing I Pembimbing
Lebih terperinciIMPLEMENTASI STRATEGI POGIL UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X DI SMAN 1 KANDANGAN
IMPLEMENTASI STRATEGI POGIL UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X DI SMAN 1 KANDANGAN IMPLEMENTATION POGIL STRATEGY TO REDUCE MISCONCEPTIONS STOICIOMETRY CLASS X IN SMAN 1 KANDANGAN
Lebih terperinciANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Syarifah Fadillah Prodi Pendidikan Matematika, IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No.88 Pontianak
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING
PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal: Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Asam Basa Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) Pada Kelas XI IPA 2 Di SMA Negeri 1 Bonepantai Oleh Mindrianti Muksin NIM.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pemahaman siswa yang dimaksud adalah pemahaman konseptual dan pemahaman
36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat pemahaman siswa XI IPA SMA Negeri 2 Limboto pada materi kesetimbangan kimia. Pemahaman
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang
Lebih terperinciPENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA
PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA Antina Delhita, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tujuan
Lebih terperinciMEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA BERBASIS GAYA BELAJAR DIMENSI PEMAHAMAN PADA KONSEP IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN CONCEPT ATTAINMENT
MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA BERBASIS GAYA BELAJAR DIMENSI PEMAHAMAN PADA KONSEP IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN CONCEPT ATTAINMENT REMEDIATE STUDENT S MISCONCEPTION DIMENSIONS OF UNDERSTANDING STUDENT S LEARNING
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 1, pp Januari 2013 ISSN:
POLA PERGESERAN KONSEPSI SISWA PADA STRUKTUR ATOM SETELAH PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI POGIL TYPE OF STUDENT S SHIFTING CONCEPTION ON ATOMIC STRUCTURE AFTER IMPLEMENTATION POGIL STRATEGY Septi Wahyuningrum
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PENYEBABNYA PADA SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 10-17 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia IDENTIFIKASI MISKONSEPSI
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA
Jurnal Pembelajaran Vol. 2, No. 1, Juni 2017, hal. 9-13 OJS Universitas Negeri Malang IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA Aninda Indriani a, Ida Bagus Suryadharma b,
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017
PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI MAN MOJOSARI KOTA MOJOKERTO IMPLEMENTATION OF COGNITIVE CONFLICT STRATEGY
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT
512 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4, No.1, 2010, hlm 512-520 ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC
Lebih terperinciIdentifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index)
Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index) Fatimatul Munawaroh 1, M. Deny Falahi 2 1 Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah dalam dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
Lebih terperinciYusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak
IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA ASPEK MAKROSKOPIK, SUBMIKROSKOPIK, DAN SIMBOLIK PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MALANG TAHUN AJARAN 2013/ 2014 Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013
IDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013 Dwi Fajar Yanti, Dermawan Afandy, Muhammad Su aidy Universitas
Lebih terperinciKeywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI).
272 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.2 April 2017, 272-276 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS RESPON KEPASTIAN (IRK) PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM
Lebih terperinciMENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER
MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER Oscar Prananda Pajaindo, Prayitno, Fauziatul Fajaroh Universitas Negeri Malang E-mail: o5c4r.prananda@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS. Oleh Surya Gumilar
ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS Oleh Surya Gumilar ABSTRACT This research is aimed to know understanding graph of kinematic student with using Criteria Respon
Lebih terperinciANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP LAJU REAKSI MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP LAJU REAKSI MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) JURNAL PENELITIAN Oleh NUR LAILA IBRAHIM NIM: 441 411 077 UNIVERSITAS
Lebih terperinciPengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si
1 Identifikasi Pemahaman Siswa Pada Konsep Atom, Ion, Dan Molekul Menggunakan Two-Tier Test Multiple Choice. Norma, Astin lukum 1, La Ode Aman 2 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Nageri
Lebih terperinciTINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA
TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA Ni Wayan Ekawati 1, Wenny J.A. Musa 2, Lukman A.R Laliyo 3 Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciDESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK
DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK Vanny Anggraeni, Eny Enawaty, Rahmat Rasmawan Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN Email : vannyahardini@yahoo.com
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER Risalatun Nur Rohmah Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER ririsrisa12@gmail.com Albertus
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul : Identifikasi Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Persamaan Reaksi dan Perhitungan Kimia Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI IA SMAN 2 BOJONEGORO
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI IA SMAN 2 BOJONEGORO Laily Rohmawati, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciSyamsinar Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9
Pemahaman Konsep Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Palu pada Materi Pembiasan Cahaya Syamsinar inarnore@yahoo.com Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Abstrak Penelitian
Lebih terperinciPROFIL MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX)
PROFIL MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX) Oleh: Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Telah dilakukan
Lebih terperinciAlumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2
ISSN 1907-1744 ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MATARAM MENGGUNAKAN ONE TIER DAN TWO TIER TEST MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Nabilah 1, Yayuk Andayani 2, Dwi Laksmiwati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas usaha dari manusia untuk meningkatkan kepribadian dan kecerdasan. Usaha ini dapat dilakukan dengan membina potensi atau kemampuan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG
IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG Lailatul Maghfiroh, Santosa, Ida Bagus Suryadharma Jurusan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN COMPUTERIZED TWO TIER MULTIPLE CHOICE (CTTMC) UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 PENGEMBANGAN
Lebih terperinciPengembangan Media Pembelajaran...( Luh Joni Erawati Dewi)
ISSN0216-3241 71 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN REAKSI KESETIMBANGAN KIMIA Oleh Luh Joni Erawati Dewi Jurusan Manajemen Informatika, FTK, Undiksha Abstrak Tulisan ini adalah hasil pengembangan media pembelajaran
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT, DISCUSS, EXPLAIN, OBSERVE, DISCUSS, EXPLAIN) UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM DI SMAN 2 BOJONEGORO Ghoniyatus Sa idah,
Lebih terperinciUnesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014
REDUKSI MISKONSEPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP STOIKIOMETRI REDUCE MISCONCEPTION WITH CONCEPTUAL CHANGE LEARNING MODEL ON STOICHIOMETRY Sayyidah Sholehah dan Suyono Pendidikan
Lebih terperinciKAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO
KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO Ira K. Dali, Mardjan Paputungan, Rakhmawaty A. Asui Jurusan Pendidikan Kimia Faklutas Matematika dan IPA Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. salah satu sekolah lanjutan tingkat atas yang berada di Kabupaten Gororntalo
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Latar Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Limboto. Sekolah ini berada di kelurahan Hunggaluwa Kecamatan Limboto Kabupaten
Lebih terperinciAnalisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton
Analisis Pemahaman Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Nursefriani, Marungkil Pasaribu dan H.Kamaluddin noersevi@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno
Lebih terperinciJURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Deskripsi Hirarki Kemampuan Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kota Gorontalo dalam Memahami Materi Ikatan Kimia dengan Menggunakan Instrument Tes Terstruktur JURNAL Oleh Jahardi
Lebih terperinciTermodinamika dan Kesetimbangan Kimia
Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia Dalam kesetimbangan kimia terdapat 2 reaksi yaitu reaksi irreversible dan reaksi reversible. Reaksi irreversible (reaksi searah) adalah reaksi yang berlangsung searah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika siswa mempelajari konsep-konsep yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran matematika siswa mempelajari konsep-konsep yang berkaitan. Misalnya untuk memahami materi sistem persamaan linear dua variabel, siswa terlebih dahulu
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014
Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 318 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014
Lebih terperinciMENGUNGKAP MISKONSEPSI MEKANIKA MAHASISWA CALON GURU FISIKA SEMESTER AKHIR PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI LAMPUNG
MENGUNGKAP MISKONSEPSI MEKANIKA MAHASISWA CALON GURU FISIKA SEMESTER AKHIR PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI LAMPUNG Wayan Suana Universitas Lampung, Jln. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung E-mail:
Lebih terperinciPENGURANGAN MISKONSEPSI SISWA SMK TENTANG KESETIMBANGAN KIMIA DENGAN REMEDIAL MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT
P-ISSN: 65-848; E-ISSN: 65-846 Bivalen: Chemical Studies Journal Maret 08, Vol. No. Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman http://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/bivalen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia dan berperanan penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat
Lebih terperinciPROFIL MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA
PROFIL MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA Nanda Prasetyorini 1 Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa ndarin.nr@gmail.com ABSTRAK Miskonsepsi merupakan hal yang
Lebih terperinciImplementasi Pembelajaran dengan Menginterkoneksikan Multipel Representasi pada Materi Hidrolisis Garam untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa
Implementasi Pembelajaran dengan Menginterkoneksikan Multipel Representasi pada Materi Hidrolisis Garam untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa Masrid Pikoli, Mangara Sihaloho Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 8-13 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini berbagai penelitian terkait problematika pembelajaran kimia telah banyak dilakukan. Diantara penelitian yang populer dilakukan adalah studi mengenai miskonsepsi
Lebih terperinciPEMBELAJARAN PEMANIS BUATAN MELALUI PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR NATRIUM SIKLAMAT DALAM SAMPEL AIR TEH
SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN KIMIA Kontribusi Penelitian Kimia Terhadap Pengembangan Pendidikan Kimia PEMBELAJARAN PEMANIS BUATAN MELALUI PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR NATRIUM SIKLAMAT DALAM
Lebih terperinciAnalisa Fitria. Kata Kunci: Pemahaman Konsep,Miskonsepsi, Certainty of Response Index (CRI), grup.
JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, h. 45-60 MISKONSEPSI MAHASISWA DALAM MENENTUKAN GRUP PADA STRUKTUR ALJABAR MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) DI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA PADA TINGKAT MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SISWA DI SMA NEGERI GORONTALO. Mangara Sihaloho *)
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA PADA TINGKAT MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SISWA DI SMA NEGERI GORONTALO. Mangara Sihaloho *) Abstract: The research described a condition of Senior
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang berkenaan dengan karakterisasi, komposisi dan transformasi materi (Motimer dalam Ashadi,2009). Menurut Kean dan Middlecamp
Lebih terperinciANALISIS PERSEPSI SISWA PADA MATERI KOLOID DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN MENTAL IMAGE ANALYSIS OF STUDENT S
ANALISIS PERSEPSI SISWA PADA MATERI KOLOID DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN MENTAL IMAGE ANALYSIS OF STUDENT S Dyah Ratna Wulandari, Marheni, Nurbaity Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciAnalisis Miskonsepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) Pada Konsep Gaya
Analisis Miskonsepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) Pada Konsep Gaya Moh. Fadli, Marungkil Pasaribu dan Darsikin Fadly_real@yahoo.com Program Studi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LAJU REAKSI BERDASARKAN GRAFIK PADA SISWA KELAS XI IPA
1 IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LAJU REAKSI BERDASARKAN GRAFIK PADA SISWA KELAS XI IPA Ike Nuriva, Suhadi Ibnu, Yahmin Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang E-mail: einst.cke@gmail.com Abstrak:
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 MALANG SEMESTER II DALAM MATERI GETARAN DAN GELOMBANG TAHUN AJARAN 2013/2014
IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 MALANG SEMESTER II DALAM MATERI GETARAN DAN GELOMBANG TAHUN AJARAN 2013/2014 Na im Matul Kiftiyah 1, Yudyanto 2, Sutopo 3 1 Mahasiswa Fisika,
Lebih terperinciMuhammad Agus Al Arief, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya
PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SISWA KELAS X SMA KHADIJAH SURABAYA Muhammad Agus Al Arief, Suyono Jurusan
Lebih terperinciMENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER
MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER Tri Yunita Maharani, Prayitno, Yahmin Universitas Negeri Malang E-mail: menik.chant@yahoo.com
Lebih terperinciDESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST
DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST ARTIKEL PENELITIAN Oleh: DESFHIE YOLENTA NIM F03110031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. education for all (EFA) di Indonesia menurun tiap tahunnya. Tahun 2011
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Hingga saat ini masalah pendidikan masih menjadi perhatian khusus oleh pemerintah. Pasalnya Indeks Pembangunan Pendidikan Untuk Semua atau education for all
Lebih terperinciKeyword: miskonsepsi, penjumlahan, pengurangan, bilangan bulat, garis bilangan
Analisis Miskonsepsi terhadap Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat menggunakan Garis Bilangan pada Mahasiswa STAIN Salatiga Oleh: Eni Titikusumawati Prodi PGMI Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga
Lebih terperinciDaimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI CALON GURU FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN INSTRUMEN EDCT (ELECTRIC DYNAMIC CONCEPT TEST) DENGAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) Daimul Hasanah Fakultas Keguruan
Lebih terperinciMENGGALI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI PERHITUNGAN KIMIA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX
MENGGALI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI PERHITUNGAN KIMIA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX ARTIKEL PENELITIAN Oleh: NURSIWIN NIM F02109035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PMIPA FAKULTAS
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013
PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI LEVEL SUB-MIKROSKOPIK PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DI SMA NEGERI 1 SUMBERREJO BOJONEGORO APPLIYING OF CONFLICT COGNITIVE STRATEGY TO REDUCE
Lebih terperinciIdentifikasi Miskonsepsi IPBA Di SMA Dengan CRI Dalam Upaya Perbaikan Urutan Materi Pada KTSP
Identifikasi Miskonsepsi IPBA Di SMA Dengan CRI Dalam Upaya Perbaikan Urutan Materi Pada KTSP Taufik Ramlan Ramalis Abstrak. Pemberian materi IPBA di SMA mengalami perubahan dari mata pelajaran fisika
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING
PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul: Kajian Representasi Sub-Mikroskopik Siswa Tentang Konsep Kelarutan Zat (Suatu Penelitian Deskriptif Kualitatif pada Siswa Kelas XI-IPA SMA Negeri 1 Anggrek
Lebih terperinciMarfuatun, Annisa Fillaeli, Dewi Yuanita L. Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNY
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 Peran Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Mengembangkan Industri Kreatif Ruang Seminar FMIPA UNY, 15 November 2014 PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SISTEMIK BERBASIS
Lebih terperinciIdentifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI)
Yuyu Rachmat, Identifikasi Miskonsep No. 3/XXIV/2005 Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI) Yuyu R. Tayubi (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR.
18 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR Juli Firmansyah 1 dan Safitri Wulandari 2 1,2) Pendidikan Fisika FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Permasalahan dalam proses pembelajaran saat ini adalah kurangnya usaha
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses pada Siswa Kelas IV SD Inpres Kabuyu Nunuk Haryanti, Muslimin, dan Bustamin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan sains memiliki potensi dan peranan strategis dalam usaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sains memiliki potensi dan peranan strategis dalam usaha mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi tuntutan globalisasi dan industrialisasi.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN ANALISIS MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN THREE-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT PADA KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.7, No.1, April 16, hlm. 27-38 27 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN THREE-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT PADA KONSEP KESETIMBANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan teori-teori sains semata, siswa kurang dilatih untuk melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini peranan guru masih mendominasi suasana pembelajaran (teacher centered), indikasinya adalah guru lebih banyak memberikan pengajaran yang bersifat instruksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciPROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA
PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA Diana Adityawardani 1) 1) Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Sains, FMIPA,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mata pelajaran kimia merupakan bagian ilmu sains di SMA/MA yang bertujuan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa mata pelajaran kimia merupakan bagian ilmu sains di SMA/MA yang bertujuan agar siswa memiliki
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S., (2005), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, PT Bumi Aksara, Jakarta.
73 DAFTAR PUSTAKA Abraham, (1992). Understanding and Misunderstanding of Eight Grades of Five Chemistry Concept in Text Book. Journal of Research in Science Teaching. 29(12). Afriawan, M., (2012), Pengaruh
Lebih terperinciPENGGUNAAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DISERTAI CRI UNTUK MENGANALISIS MISKONSEPSI SISWA
PENGGUNAAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DISERTAI CRI UNTUK MENGANALISIS MISKONSEPSI SISWA Elvira Noprianti 1 dan Lisa Utami 1 1. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING. Identifikasi Hirarki Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia. Oleh Bambang NIM.
PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul : Identifikasi Hirarki Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia Oleh Bambang NIM. 441410046 Telah diperiksa dan disetujui oleh
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN IDENTIFIKASI MISKONSEPSI FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MELALUI CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) BERBASIS WEB
PENGEMBANGAN INSTRUMEN IDENTIFIKASI MISKONSEPSI FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MELALUI CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) BERBASIS WEB Wiricha Annisak 1), Astalini ), Haerul Pathoni 3) 1 Mahasiswa S1
Lebih terperinciMISKONSEPSI DAN SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN LEMAK MELALUI PRAKTIKUM PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN
MISKONSEPSI DAN SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN LEMAK MELALUI PRAKTIKUM PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN Asep Kadarohman, Nahadi, dan Mira Ratna Asri M. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA, Universitas Pendidikan
Lebih terperinciUniversitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRAK
PENGEMBANGAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE QUESTION DISERTAI TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) SEBAGAI INSTRUMEN DIAGNOSTIK MISKONSEPSI MATERI GENETIKA Mufida Nofiana 1), Teguh Julianto 2), Arum Adita
Lebih terperinciDESKRIPSI KESALAHAN KONSEP SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DI SMAN 1 TELUK KERAMAT
DESKRIPSI KESALAHAN KONSEP SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DI SMAN 1 TELUK KERAMAT ARTIKEL PENELITIAN Oleh: ROBIATUL ADAWIYAH NIM F1061131064 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KONSEP ALTERNATIF PADA GURU KIMIA: SEBUAH KAJIAN LITERATUR
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 IDENTIFIKASI
Lebih terperinciPOLA PERGESERAN KONSEPSI SISWA BERBASIS MODEL MENTAL ATRIBUT PEMAHAMAN WACANA DENGAN STRATEGI MEMBACA RECIPROCAL TEACHING PADA KONSEP IKATAN KIMIA
POLA PERGESERAN KONSEPSI SISWA BERBASIS MODEL MENTAL ATRIBUT PEMAHAMAN WACANA DENGAN STRATEGI MEMBACA RECIPROCAL TEACHING PADA KONSEP IKATAN KIMIA THE PATTERNS OF STUDENT S CONCEPTION BASED ON COMPREHENSION
Lebih terperinciSTUDI EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN TES OBJEKTIF BERALASAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG
STUDI EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN TES OBJEKTIF BERALASAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG Binti Solikhatul Jannah, Ida Bagus Suryadharma, Fauziatul Fajaroh Universitas Negeri
Lebih terperinci