PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI IA SMAN 2 BOJONEGORO
|
|
- Sugiarto Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI IA SMAN 2 BOJONEGORO Laily Rohmawati, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil miskonsepsi, sumber penyebab miskonsepsi, dan dampak model pembelajaran conceptual change terhadap penurunan miskonsepsi siswa pada materi pokok asam-basa. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 39 siswa SMA Negeri 2 Bojonegoro. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Pre-test and Post-test One Group Design dengan memberikan analisis deskriptif dan inferensial terhadap data penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes pelacakan miskonsepsi dan panduan wawancara. Hasil penelitian yang diperoleh dikelompokkan menjadi tiga. Pertama, profil miskonsepsi: pada semua konsep asam-basa ditemukan adanya miskonsepsi dengan persentase terbesar adalah pada konsep pengertian basa lewis (56%) dan sifat larutan asam-basa (54%). Konsep yang mempunyai tingkat miskonsepsi paling kuat di antara konsep lainnya adalah konsep identifikasi sifat larutan dengan kertas lakmus (CRIS= 3,54). Kedua, sumber penyebab miskonsepsi: (1) pemahaman siswa yang kurang dalam membaca buku: siswa menganggap basa Lewis sebagai donor proton karena siswa bingung untuk membedakan antara donor proton dengan donor pasangan elektron, (2) penjelasan guru saat praktikum: guru selalu memperingatkan untuk berhati-hati saat menggunakan larutan asam, tetapi tidak dengan larutan basa, dan (3) penjelasan dan contoh dari buku dan LKS yang kurang jelas dan lengkap. Ketiga, terjadi penurunan miskonsepsi melalui pembelajaran dengan conceptual change. Kata Kunci: Model Pembelajaran Conceptual Change; Profil Miskonsepsi; Mereduksi Miskonsepsi; Sumber Penyebab Miskonsepsi; Asam-Basa PENDAHULUAN Kimia adalah salah satu bagian dari pendidikan IPA yang mempelajari tentang gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan tersebut melalui pengembangan keterampilanketerampilan proses sains. Siswa yang mempelajari kimia akan dapat menanamkan metode ilmiah, mengembangkan kemampuan dalam mengajukan gagasan-gagasan, serta ketelitian dalam bekerja. Seringkali ditemui di lapangan bahwa siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar ternyata tidak memperlihatkan hasil belajar yang menggembirakan. Siswa menjawab tes yang diberikan dengan konsep yang bertentangan dengan yang diberikan oleh guru. Dugaan yang dapat dikemukakan adalah siswa belum memahami konsep dengan baik atau siswa mempunyai prakonsepsi yang tidak sesuai dengan konsep sebenarnya (miskonsepsi) yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan konsep yang B - 114
2 dimiliki untuk menerangkan berbagai gejala alam. Salah satu konsep penting yang diajarkan dalam pelajaran kimia adalah asam dan basa. Konsep asam dan basa ini mempelajari tentang teori-teori asambasa, kekuatan asam-basa, pengukuran dan perhitungan ph, dan reaksi-reaksi asam-basa. Konsep ini mempunyai hubungan erat dengan konsep kimia lainnya seperti larutan, konsentrasi, reaksi kimia, kesetimbangan dalam kimia, dan sebagainya. Konsep-konsep dalam asam dan basa ini termasuk konsep yang abstrak karena tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi hanya dapat digeneralisasikan saja berdasarkan karakteristiknya sehingga seringkali siswa menghubungkannya dengan pengalaman sehari-hari maupun dari lingkungan sekitarnya. Demircioglu (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Conceptual Change Achieved through a New Teaching Program on Acids and Bases menemukan bahwa banyak miskonsepsi yang terjadi pada konsep asam-basa. Berdasarkan hasil pra-penelitian yang dilakukan pada siswa di SMAN 2 Bojonegoro, diperoleh hasil sebagai berikut: siswa menganggap bahwa asam adalah suatu zat kimia yang berbahaya dan bersifat membakar (30,56%), banyaknya gelembung gas menunjukkan tanda terjadinya reaksi kimia/ kekuatan larutan asam/ basa (50%), asam lebih berbahaya daripada basa (27,78%), asam kuat memiliki ph yang lebih besar daripada asam lemah (50%), semua garam bersifat netral (19,44%), ph larutan netral adalah nol (19,45%), semakin banyak jumlah atom H, semakin besar pula ph-nya (36,11%), spesi yang mempunyai ion H + adalah asam, sedangkan yang mempunyai ion OH - adalah basa (66,67%). Selain itu sebagian besar siswa lebih banyak mengetahui tentang asam daripada basa. Miskonsepsi yang dialami oleh siswa dalam mempelajari konsep asambasa ini banyak dipengaruhi oleh prakonsepsi siswa yang berasal dari pengalaman sehari-hari dan lingkungan sekitar. Pinker (2002) mengemukakan bahwa siswa menghadiri kelas tidak dengan kepala kosong, melainkan telah membawa sejumlah pengalamanpengalaman atau gagasan-gagasan yang dibentuk sebelumnya ketika berinteraksi dengan lingkungannya. Gagasangagasan yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya ini disebut dengan prakonsepsi atau konsepsi alternatif. Prakonsepsi ini sering merupakan miskonsepsi dan sangat resisten terhadap perubahan. Artinya, miskonsepsi yang dialami oleh siswa ini tidak mudah untuk diubah langsung menjadi konsep yang ilmiah. Penyebab dari resistennya sebuah miskonsepsi karena siswa telah mengandalkan pada gagasan yang dimiliki untuk memahami suatu masalah dan tidak mudah untuk mengadopsi cara berpikir yang baru. Jadi, hanya menghadirkan sebuah konsep baru atau memberitahu bahwa pendapat siswa salah tidak akan menghasilkan perubahan konseptual. Adanya miskonsepsi pada suatu pembelajaran akan memberikan penyesatan lebih jauh jika tidak dilakukan pembenahan. Selama tiga dekade terakhir, bermacam-macam model maupun strategi pembelajaran telah dikembangkan untuk mengubah miskonsepsi siswa menjadi konsep ilmiah. Jenis pembelajaran ini diungkapkan sebagai model conceptual change (Posner, 1982). Conceptual change digambarkan sebagai bagian dari mekanisme pembelajaran yang menghendaki siswa untuk mengubah konsep siswa tentang suatu fenomena atau prinsip lainnya melalui restrukturisasi atau menggabungkan informasi baru ke dalam skema yang dimiliki siswa (Hewson, 1992). Belajar B - 115
3 untuk perubahan konseptual bukan hanya mengumpulkan fakta-fakta baru atau belajar keterampilan baru, akan tetapi sebuah konsepsi yang ada pada dasarnya diubah atau bahkan diganti menjadi kerangka konseptual yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah maupun menjelaskan suatu fenomena. Model pembelajaran conceptual change dibangun berdasarkan interaksi antara karakteristik siswa dan pesan pembelajaran yang akan memicu keterlibatan siswa terhadap proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran ini akan dapat membantu siswa untuk mencapai pemahaman ilmiah yang optimal dan mereduksi miskonsepsi. Dari latar belakang di atas, penulis terdorong untuk mengkaji miskonsepsi siswa pada materi asam dan basa dengan menggunakan model pembelajaran conceptual change di SMA Negeri 2 Bojonegoro. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitiannya adalah pra-eksperimen dengan memberikan analisis deskriptif dan inferensial terhadap data penelitian. Penelitian ini tergolong penelitian desain pra eksperimen (pra experimental design). Desain penelitiannya adalah Pre-test and Post-test One Group Design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen (tes pelacakan miskonsepsi awal) dan sesudah eksperimen (tes pelacakan miskonsepsi akhir). Setelah itu dilakukan analisis dan menggunakan tes pelacakan miskonsepsi awal dan tes pelacakan miskonsepsi akhir sebagai pembandingnya. Perbandingan antara kedua tes diasumsikan sebagai efek dari treatment yang diberikan, yaitu conceptual change. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Tes Awal Tes awal digunakan untuk melacak pengetahuan awal siswa pada konsep asam-basa. Data hasil tes awal ini merupakan data pendukung yang dapat digunakan untuk mengetahui sumber penyebab miskonsepsi siswa. Berdasarkan perbandingan persentase jawaban benar dan salah pada tes awal konsep asam-basa dapat diketahui bahwa pengetahuan awal siswa pada konsep asam-basa masih sangat kurang. Hal ini sangat wajar karena siswa belum menerima pembelajaran. Kurangnya pengetahuan awal siswa pada konsep asam-basa dapat memungkinkan munculnya miskonsepsi pada konsep asam-basa. 2. Tes Pelacakan Miskonsepsi Awal pada Materi Asam-Basa Tes pelacakan miskonsepsi awal digunakan untuk mengetahui profil miskonsepsi setelah dilakukan pembelajaran non conceptual change. Tes pelacakan miskonsepsi ini berupa 17 soal pilihan ganda yang disertai Certainty of Response Index (CRI). Kemudian, data hasil tes ini diidentifikasi secara individu dan kelompok sesuai dengan ketentuan CRI untuk membedakan antara tahu konsep, tidak tahu konsep, dan miskonsepsi. Identifikasi profil miskonsepsi siswa secara individu digunakan untuk mengetahui persentase miskonsepsi siswa pada masing-masing konsep. Data hasil identifikasi profil miskonsepsi siswa secara individu ditunjukkan pada Gambar 1. Hasil analisis terhadap data dalam Gambar 1 adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil analisis profil miskonsepsi secara individu diketahui bahwa setelah pembelajaran non B - 116
4 conceptual change ditemukan adanya miskonsepsi pada konsep asam dan basa. b. Persentase miskonsepsi terbesar adalah pada konsep nomor 10 tentang pengertian basa Lewis (56%). Persentase miskonsepsi terbesar kedua adalah pada konsep nomor 13 tentang sifat larutan asam-basa (54%). Hal ini menunjukkan bahwa pada konsep tersebut, sebagian besar siswa menjawab salah, tetapi siswa yakin jawaban tersebut benar. c. Persentase miskonsepsi terkecil adalah pada konsep nomor 1 tentang pengertian asam Arrhenius yaitu sebesar 2%. Hal ini menunjukkan bahwa pada konsep ini siswa sebagian besar siswa sudah menguasai konsep dengan baik dan hanya sebagian kecil siswa yang mengalami miskonsepsi. Persentase (%) TAHU KONSEP TIDAK TAHU KONSEP MISKONSEPSI Nomor Konsep Gambar 1 Grafik Persentase Jumlah Siswa yang Tahu Konsep, Tidak Tahu Konsep, dan Miskonsepsi Untuk menetapkan konsep mana yang mana di antara ke-17 konsep asam-basa yang paling kuat miskonsepsinya, maka perlu diidentifikasi secara kelompok. Identifikasi profil miskonsepsi siswa secara kelompok dianalisis berdasarkan rata-rata nilai CRI yang menjawab benar dan yang menjawab salah serta fraksi siswa yang menjawab benar. Hasil tes ditunjukkan pada Gambar 2. Berdasarkan Gambar 2, diperoleh hasil analisis sebagai berikut: a. Miskonsepsi terjadi jika rata-rata nilai 2,5 < CRIS 5. Pada tes pelacakan miskonsepsi awal, CRIS terbesar adalah pada konsep nomor 16 tentang identifikasi larutan dengan kertas lakmus yaitu sebesar 3,54. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang menjawab salah mempunyai tingkat keyakinan yang sangat tinggi dalam menjawab soal. Jadi, pada konsep ini miskonsepsi yang dialami siswa paling kuat dibandingkan konsep lainnya. b. Pada konsep nomor 8 tentang contoh basa Bronsted-Lowry, diperoleh CRIS = 2,48. Nilai CRIS yang diperoleh mendekati 2,5 sehingga untuk mengetahui apakah konsep ini merupakan miskonsepsi atau tidak tahu konsep, maka dilihat dari nilai Fraksi benarnya (Fb). Nilai Fb = B - 117
5 0,21 tergolong rendah (Fb < 0,5) sehingga CRIS tersebut tergolong tinggi atau mengindikasikan terjadinya miskonsepsi. Hal ini menunjukkan bahwa pada konsep ini telah terjadi miskonsepsi, tetapi miskonsepsi yang dialami siswa paling lemah dibandingkan konsep lainnya. Certainly of Response Index (CRI) RATA-RATA CRIB RATA-RATA CRIS FRAKSI BENAR Nomor Konsep Fraksi Benar Gambar 2 Grafik Perbandingan rata-rata CRI Jawaban Benar dan Salah dengan Fraksi Benar 3. Hasil Wawancara Penetapan Sumber Penyebab Miskonsepsi Asam- Basa Untuk menelusuri sumber penyebab miskonsepsi pada konsep asam-basa ini maka dilakukan wawancara terhadap lima siswa yang paling banyak mengalami miskonsepsi pada masingmasing indikator. Sumber penyebab miskonsepsi tersebut antara lain buku, LKS, dan catatan yang diberikan, serta guru yang enggan untuk membahas kesalahpahaman siswa seperti yang terjadi pada konsep sifat larutan asambasa ini. 4. Tes Pelacakan Miskonsepsi Akhir pada Materi Asam-Basa Tes pelacakan miskonsepsi akhir pada konsep asam-basa digunakan untuk mengetahui kondisi akhir miskonsepsi setelah dilakukan pembelajaran conceptual change. Tes pelacakan miskonsepsi akhir ini disusun dengan bobot yang sama dengan tes pelacakan miskonsepsi awal sebelumnya dengan jumlah soal yang sama dan disertai CRI. Data hasil identifikasi profil miskonsepsi siswa secara individu ditunjukkan pada Gambar 3. Hasil analisis terhadap data dalam Gambar 3 adalah sebagai berikut: 1) Berdasarkan hasil analisis profil miskonsepsi secara individu diketahui bahwa setelah pembelajaran conceptual change masih ditemukan adanya miskonsepsi pada konsep asam dan basa, tetapi dengan jumlah yang lebih kecil. 2) Persentase miskonsepsi terbesar adalah pada konsep tentang contoh basa Bronsted-Lowry (26%). Persentase miskonsepsi terbesar kedua adalah pada B - 118
6 konsep nomor 2 tentang pembawa sifat Arrhenius (23%). Hal ini menunjukkan bahwa pada konsep tersebut, hampir sepertiga dari jumlah siswa di kelas masih mengalami miskonsepsi. Persentase (%) ) Pada konsep nomor 1 tentang pengertian basa Arrhenius, persentase miskonsepsi adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa pada konsep ini semua siswa sudah menguasai konsep dengan baik. TAHU KONSEP Tidak tahu konsep Miskonsepsi Nomor Konsep Gambar 3 Grafik Persentase Jumlah Siswa yang Tahu Konsep, Tidak Tahu Konsep, dan Miskonsepsi pada Tes Pelacakan Miskonsepsi Akhir Certainly of Response Index (CRI) RATA-RATA CRIB RATA-RATA CRIS Fraksi Benar Nomor Soal Gambar 4 Grafik Perbandingan rata-rata CRIB dan CRIS dengan Fraksi Benar pada Tes Pelacakan Miskonsepsi Akhir Fraksi Benar Untuk menetapkan konsep mana pada materi asam-basa yang paling kuat miskonsepsinya, maka perlu diidentifikasi secara kelompok. Identifikasi profil miskonsepsi siswa secara kelompok dianalisis berdasarkan rata-rata nilai CRI yang menjawab benar dan yang menjawab salah serta fraksi B - 119
7 siswa yang menjawab benar. Hasil tes ini ditunjukkan pada Gambar 4. Berdasarkan Gambar 4, dapat diketahui bahwa CRIS terbesar adalah pada konsep nomor 4 dan 5 tentang identifikasi larutan dengan kertas lakmus yaitu sebesar 3,54. CRIS yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa siswa mempunyai tingkat keyakinan yang sangat tinggi dalam menjawab soal, tetapi jawaban tersebut salah. Hal ini menunjukkan bahwa pada konsep identifikasi larutan dengan kertas lakmus, miskonsepsi yang dialami siswa paling kuat dibandingkan konsep lainnya. SIMPULAN 1. Profil miskonsepsi pada materi pokok asam-basa terjadi pada semua konsep. Persentase miskonsepsi terbesar terdapat pada konsep pengertian basa Lewis yaitu sebesar 56%. Persentase miskonsepsi terbesar kedua adalah pada konsep sifat larutan asam-basa (54%). Persentase miskonsepsi terkecil adalah pada konsep tentang pengertian asam Arrhenius yaitu sebesar 2%. Miskonsepsi paling kuat yang dialami siswa adalah pada konsep identifikasi sifat larutan dengan kertas lakmus yang diketahui dari nilai CRIS= 3, Miskonsepsi pada konsep asam-basa disebabkan oleh beberapa sumber antara lain prakonsepsi awal siswa yang salah, pengalaman sehari-hari, artikel maupun berita di televisi, dan penjelasan guru saat prakrtikum di laboratorium, penjelasan dan contoh dari buku dan LKS yang kurang jelas dan lengkap. 3. Penerapan model pembelajaran conceptual change dapat mereduksi miskonsepsi yang terjadi pada konsep asam-basa. SARAN Dari hasil penelitian ini, yang dapat disarankan peneliti sebagai masukan adalah: 1. Sebelum mengajar, hendaknya guru mengungkapkan prakonsepsi siswa sehingga apabila terjadi miskonsepsi maka guru dapat menentukan strategi untuk mengatasi miskonsepsi tersebut. 2. Bagi pengajar dapat mempertimbangkan metode CRI sebagai metode untuk mengidentifikasi profil miskonsepsi yang terjadi pada saat akhir kegiatan pembelajaran. 3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi profil miskonsepsi pada konsep-konsep dalam pelajaran kimia lainnya untuk mencegah terjadinya miskonsepsi yang lebih jauh dalam mempelajari kimia. DAFTAR PUSTAKA Demircioglu, Gokhan, dkk Conceptual Change Achieved Through a New Teaching Program on Acids and Bases. Journal: The Royal Society of Chemistry, Vol. 6, No. 1, Januari 2005, mircioglu_tcm pdf, diakses tanggal 2 September 2010 Hewson, P.W Conceptual Change in Science Teaching and Teacher Education. Madison: University of Wisconsin-Madison Pinker, Steven The Blank Slate The Modern Denied of Human Native. New York: Penguin Book Science Posner, G., Strike, K., Hewson, P., & Gertzog, W Accomodation of A Scientific Conception Towards a Theory of Conceptual Change. New York: Department of Education, Cornell University B - 120
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT, DISCUSS, EXPLAIN, OBSERVE, DISCUSS, EXPLAIN) UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM DI SMAN 2 BOJONEGORO Ghoniyatus Sa idah,
Lebih terperinciMuhammad Agus Al Arief, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya
PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SISWA KELAS X SMA KHADIJAH SURABAYA Muhammad Agus Al Arief, Suyono Jurusan
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017
PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI MAN MOJOSARI KOTA MOJOKERTO IMPLEMENTATION OF COGNITIVE CONFLICT STRATEGY
Lebih terperinciPENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA
PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA Antina Delhita, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari peserta didik agar dapat bersaing dengan negara maju dalam dalam segala
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar tercipta generasi penerus bangsa yang memiliki kemampuan dalam menghadapi era globalisasi. Kualitas
Lebih terperinciOLEH Ni Nyoman Widiantari Telah diperiksa dan disetujui oleh NIP NIP
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL EFEKTIVITAS SAJIAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN ANALOGI DAN SUBMIKROSKOPIK DALAM MEREDUKSI MISKONSEPSI ASAM BASA PADA SISWA SMA KELAS XI DI GORONTALO OLEH Ni Nyoman Widiantari 441411048
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract
PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS Wilda Ulin Nuha dan Sukarmin Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Konsep dan Pemahaman Konsep Kimia Banyak definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli, seperti yang dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan
Lebih terperinciTHE EFFECT OF THE READING REFUTATION TEXT TO STUDENT S MISCONCEPTIONS REMEDIATION OF ACID BASE CONCEPT IN XI SCIENCES CLASS SMA NEGERI 4 PONTIANAK
154 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun II, No. 2, Desember 2014 PENGARUH PENYEDIAAN BACAAN BERBENTUK REFUTATION TEXT UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG KONSEP ASAM BASA DI KELAS XI IPA
Lebih terperinciMEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA
MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA REMEDIATION STUDENT S MISCONCEPTION WHO HAVE LEARNING STYLE VISUAL-VERBAL
Lebih terperinciKAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO
KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO Ira K. Dali, Mardjan Paputungan, Rakhmawaty A. Asui Jurusan Pendidikan Kimia Faklutas Matematika dan IPA Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembelajaran sains (IPA) di SMP/MTs sesuai dengan peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp.88-98, May 2014
PENERAPAN STRATEGI KONSTRUKTIVIS UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI LEVEL SUB-MIKROSKOPIK SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMA HANG TUAH 2 SIDOARJO IMPLEMENTATION OF CONSTRUCTIVIST STRATEGY TO REDUCE
Lebih terperinciKemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)
Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain) Neng Tresna Umi Culsum*, Ida Farida dan Imelda Helsy Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education Vol.4, No.2, pp , May 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO IMPLEMENTATION OF CONCEPTUAL CHANGE LEARNING MODEL TO REDUCE THE
Lebih terperinciUnesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014
REDUKSI MISKONSEPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP STOIKIOMETRI REDUCE MISCONCEPTION WITH CONCEPTUAL CHANGE LEARNING MODEL ON STOICHIOMETRY Sayyidah Sholehah dan Suyono Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI Dhika Amelia, Marheni dan Nurbaity Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil penelitian diperoleh persentase siswa SMA Negeri 1 Limboto yang menjawab benar dan salah untuk setiap aspek pemahaman
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013
IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI LEVEL SUB-MIKROSKOPIK SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI SMAN 1 TARIK SIDOARJO IMPLEMENTATION OF 7-E LEARNING CYCLE MODEL TO REDUCE
Lebih terperinciImplementasi Pembelajaran dengan Menginterkoneksikan Multipel Representasi pada Materi Hidrolisis Garam untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa
Implementasi Pembelajaran dengan Menginterkoneksikan Multipel Representasi pada Materi Hidrolisis Garam untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa Masrid Pikoli, Mangara Sihaloho Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014
MEREDUKSI MISKONSEPSI LEVEL SUB-MIKROSKOPIK DAN SIMBOLIK PADA MATERI HIDROLISIS GARAM SISWA SMA NEGERI 1 BOJONEGORO MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE REDUCE MISCONCEPTION AT SUB-MICROSCOPIC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenal proses-proses penting dalam benda hidup, termasuk tubuh kita sendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia adalah materi pelajaran yang terdiri dari konsep-konsep yang sebagian besar bersifat abstrak (Erlina, 2011:631). Selain itu, ilmu kimia mempelajari
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI MODEL LEARNING CYCLE 5E
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI MODEL LEARNING CYCLE 5E Emaliya Safithri, Nina Kadaritna, Ila Rosilawati, Chansyanah Diawati Pendidikan Kimia, Universitas Lampung
Lebih terperinciPROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014), telah dikembangkan instrumen tes diagnostik two tier multiple choice pada materi asam basa. Instrumen ini mencakup
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 8-13 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017
KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA SMA NEGERI 12 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7-E SCIENCE PROCESS SKILLS ON CHEMICAL EQUILIBRIUM TOPIC IN SMA NEGERI 12 SURABAYA
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 1, pp Januari 2013 ISSN:
POLA PERGESERAN KONSEPSI SISWA PADA STRUKTUR ATOM SETELAH PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI POGIL TYPE OF STUDENT S SHIFTING CONCEPTION ON ATOMIC STRUCTURE AFTER IMPLEMENTATION POGIL STRATEGY Septi Wahyuningrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
Lebih terperinciDAFTAR ISI... JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. xiii. DAFTAR LAMPIRAN.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... LEMBAR PENGESAHAN...... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR. i ii iii iv v viii xi DAFTAR TABEL. xiii DAFTAR LAMPIRAN. xiv BAB I PENDAHULUAN..
Lebih terperinciNurul Fitriyah dan Sukarmin Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, UNESA
Unesa Journal of Chemical Education ISSN : 22529454 Vol. 2 No.3, pp 7884 September 2013 PENERAPAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENCEGAH MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK ASAMBASA DI KELAS XI SMAN 1 MENGANTI GRESIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran, seorang pengajar dituntut untuk memberikan materi pembelajaran kepada peserta didiknya yang mudah dipahami dan dimengerti oleh
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013
PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI LEVEL SUB-MIKROSKOPIK PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DI SMA NEGERI 1 SUMBERREJO BOJONEGORO APPLIYING OF CONFLICT COGNITIVE STRATEGY TO REDUCE
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI CONCEPTUAL CHANGE DENGAN ANALOGI UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI IKATAN KIMIA BERBASIS MODEL MENTAL ATRIBUT IMAJINASI
PENERAPAN STRATEGI CONCEPTUAL CHANGE DENGAN ANALOGI UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI IKATAN KIMIA BERBASIS MODEL MENTAL ATRIBUT IMAJINASI IMPLEMENTATION OF CONCEPTUAL CHANGE STRATEGIES BY ANALOGY TO REDUCE
Lebih terperinciTINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BATU
p-issn: 2088-6991 Jurnal Tarbiyah (Jurnal Ilmiah Kependidikan) e-issn: 2548-8376 (1-6) November 2016 TINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Ilmu ini mempelajari berbagai fenomena alam yang berkaitan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu yang memiliki karakteristik yang sama
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu yang memiliki karakteristik yang sama dengan IPA. Ilmu Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment, sehingga hanya digunakan satu kelas eksperimen dan tidak menggunakan kelas kontrol.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami
Lebih terperinciG 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini quasi experimental, dengan desain penelitian nonequivalen control group design, pada desain penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
Lebih terperinciMEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP STRUKTUR ATOM BERBASIS GAYA BELAJAR DIMENSI PROSES MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP STRUKTUR ATOM BERBASIS GAYA BELAJAR DIMENSI PROSES MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF Remediation Student s Misconception Who Have Learning Style Active-Reflective
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemical Education ISSN : Vol. 2, No. 2, pp , May 2013
PENGARUH PENERAPAN MEDIA ANIMASI TERHADAP PERGESERAN SISWA PADA KETIGA LEVEL REPRESENTATIF KIMIA (MAKROSKOPIS, SUBMIKROSKOPIS, DAN SIMBOLIK) PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK SISWA KELAS XI SMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia termasuk ke dalam cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sehingga ilmu kimia mempunyai karakteristik yang sama dengan IPA. Karakteristik tersebut meliputi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I. Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya
Lampiran 2 63 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I Mata Pelajaran Kelas/Semester Sub Materi Pokok Alokasi Waktu Pertemuan ke : Kimia : XI IPA 4/ 2 (dua) : Teori Asam Basa Arrhenius : 2 x 45 menit : I Standar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci: Miskonsepsi, Model Pembelajaran PDEODE Terbimbing, Laju Reaksi. Abstact
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT DISCUSS EXPLAIN OBSERVEDISCUSSEXPLAIN (PDEODE) TERBIMBING UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI SMA NEGERI 1 SUMBERREJO BOJONEGORO APPLIYING OF
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Solving Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa kepada permasalahan yang harus dipecahkan. Pembelajaran
Lebih terperinciPenerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA
Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Linda Aprilia, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR.
18 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR Juli Firmansyah 1 dan Safitri Wulandari 2 1,2) Pendidikan Fisika FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda
Lebih terperinciMahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DISERTAI HIERARKI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) UNTUK MEMFASILITASI PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPA
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) UNTUK MEMFASILITASI PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPA Fanny Sumirat Universitas Islam 45 Bekasi Abstrak Perubahan konseptual
Lebih terperinciSAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
SAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata kuliah : Kimia Kode : Kim 101/3(2-3) Deskripsi : Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar kimia yang disampaikan secara sederhana, meliputi pengertian
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PADA KONSEP ASAM-BASA SISWA KELAS XII IPA SMAN 1 WARU SIDOARJO
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PADA KONSEP ASAM-BASA SISWA KELAS XII IPA SMAN 1 WARU SIDOARJO IMPLEMENTATION OF CONCEPTUAL CHANGE STRATEGY TO REMEDIATE
Lebih terperinci2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICE UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan mata pelajaran yang sarat dengan konsep, mulai dari konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks dan dari konsep yang konkret sampai
Lebih terperinciArifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LAWANG PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS GARAM Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida
Lebih terperinciAsam-Basa. Kimia. Kelas XI. B usiness Name. Indikator: A. Teori Asam-Basa
Asam-Basa Kimia Kelas XI B usiness Name Indikator: 3.1.1 Menjelaskan teori asam basa berdasarkan konsep Arrhenius, Brosnted Lowry dan Lewis 3.1.2 Menjelaskan pengertian indikator asam-basa 3.1.3 Menyebutkan
Lebih terperinciANALISIS PEMETAKAN SK/KD
ANALISIS PEMETAKAN SK/ 20112012 Mata Pelajaran : Kimia Kelas : XI/2 Standar Dasar 4. Memahami sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran dan terapannya 4.1 Mendeskripsikan teoriteori asam basa dengan
Lebih terperinciIdentifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice
JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran yang menyajikan
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Solving Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran yang menyajikan materi dengan menghadapkan siswa kepada persoalan yang harus dipecahkan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan fenomena-fenomena
Lebih terperinciDosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT, OBSERVE,
Lebih terperinci*Korespondensi, tel : ,
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret PENERAPAN SIKLUS BELAJAR 5E (LEARNING CYCLE 5E) DISERTAI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education Vol 6, No.2 pp , May 2017
UNESA Journal of Chemical Education KETERLAKSANAAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KERTOSONO PADA MATERI LAJU REAKSI THE LEARNING FEASIBILITY STRATEGY
Lebih terperinciKETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.
KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING Andri Kasrani, Ila Rosilawati, Nina Kadaritna Pendidikan Kimia, Universitas Lampung andrikas03@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN 5E TERHADAP PERUBAHAN KONSEP TENTANG HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PALU
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN 5E TERHADAP PERUBAHAN KONSEP TENTANG HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PALU Fitriani Yusuf, Jusman Mansyur dan Fihrin yusuf.fitriani@ymail.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinci2015 PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI HAKIKAT DAN PERAN ILMU KIMIA MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu kimia merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam yang di dalamnya banyak mempelajari tentang materi dan perubahannya. Agar dapat mempelajari ilmu kimia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Pemerintah terus
Lebih terperinci54. Mata Pelajaran Kimia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara
54. Mata Pelajaran Kimia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga
Lebih terperinciIMPLEMENTASI STRATEGI POGIL UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X DI SMAN 1 KANDANGAN
IMPLEMENTASI STRATEGI POGIL UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X DI SMAN 1 KANDANGAN IMPLEMENTATION POGIL STRATEGY TO REDUCE MISCONCEPTIONS STOICIOMETRY CLASS X IN SMAN 1 KANDANGAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode preexperiment atau disebut juga dengan metode quasi eksperimen. Penelitian ini menggunakan desain
Lebih terperinciPENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU
PENGARUH PRBLEM SLVING LABRATRY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KNFLIK KGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KNSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU Sitti Hadija, Nurjannah dan Jusman Mansyur Khadijaamatullah221@yahoo.com Program
Lebih terperinciANALISIS PEMETAKAN SK/KD 2011-2012
Mata Pelajaran : Kimia Kelas : XI/2 Standar Dasar 4. Memahami sifat-sifat larutan asambasa, metode pengukuran dan terapannya 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan
Lebih terperinciYusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak
IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA ASPEK MAKROSKOPIK, SUBMIKROSKOPIK, DAN SIMBOLIK PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MALANG TAHUN AJARAN 2013/ 2014 Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang didapatkan dari penelitian ini yaitu hasil pretest dan posttest. Hasil pretest digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui kemampuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia dan berperanan penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat
Lebih terperinciPROFIL MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX)
PROFIL MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX) Oleh: Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Telah dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas agar siswa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas agar siswa belajar. Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru diharapkan mengupayakan cara-cara komunikasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan subyek didasarkan pada pertimbangan tertentu, yaitu kelas yang
22 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Penelitian Pengambilan subyek didasarkan pada pertimbangan tertentu, yaitu kelas yang siswanya memiliki kemampuan kognitif heterogen, sehingga dalam pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan Permendiknas No 6 Tahun 2007 menerapkan sistem
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah kumpulan ilmu pengetahuan yang berkaitan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah kumpulan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis. IPA tidak hanya membelajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah dalam dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode preexperiment atau disebut juga dengan metode quasi eksperimen. Penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING. Analisis Kesalahan Konsep Mahasiswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi. Oleh. Sriningsih NIM.
Jurnal yang berjudul: PERSETUJUAN PEMBIMBING Analisis Kesalahan Konsep Mahasiswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi Oleh Sriningsih NIM. 441 411 040 Telah diperiksa dan disetujui Pembimbing I Pembimbing
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PADA PEMBELAJARAN KONSEP ASAM BASA KELAS XI SMA NEGERI PLOSO JOMBANG IMPROVING SCIENCE PROCESS SKILL WITH GUIDED INQUIRY
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Development and Validation, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan Conceptual Change Text (CCT)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman (Rusman, 2011). Berdasarkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDA HULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sesungguhnya dipenuhi berbagai keragaman. Sebab, tidak ada siswa yang mempunyai daya tangkap, daya serap, daya berpikir dan daya kecerdasan
Lebih terperinciKETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Nadia Ulfa, Hairida, Rahmat Rasmawan Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN, Pontianak Email:
Lebih terperinciREDUKSI MISKONSEPSI ASAM BASA MELALUI INKUIRI TERBUKA DAN STRATEGI CONCEPTUAL CHANGE
REDUKSI MISKONSEPSI ASAM BASA MELALUI INKUIRI TERBUKA DAN STRATEGI CONCEPTUAL CHANGE Ahmad 1) Suyono 2) Yuanita 3) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kepentingan hidup. Secara umum tujuan pendidikan dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk kepentingan peserta didik dalam membantu perkembangan potensi dan kemampuannya agar bermanfaat bagi kepentingan
Lebih terperinciPENGARUH INTERACTIVE DEMONSTRATION TERHADAP PERUBAHAN KONSEP SISWA TENTANG TEKANAN ZAT CAIR PADA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALU
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 3. 3 ISSN 2338 3240 PENGARUH INTERACTIVE DEMONSTRATION TERHADAP PERUBAHAN KONSEP SISWA TENTANG TEKANAN ZAT CAIR PADA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALU Fitriani
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR PADA MATERI ASAM-BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING.
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR PADA MATERI ASAM-BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Nirtika Suma, Ila Rosilawati, Noor Fadiawati Pendidikan Kimia, Universitas Lampung nirsuma_tika@rocketmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan cabang dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia dibangun
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI MAN 2 GRESIK PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN SCIENCE PROCESS SKILLS OF THE STUDENTS OF CLASS XI MAN 2 GRESIK
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. memiliki kemampuan kognitif heterogen, sehingga dipilih teknik purposive sampling
27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Penelitian Pada penelitian ini pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan kelas yang memiliki kemampuan kognitif heterogen, sehingga dipilih teknik purposive
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA KELAS XI MIA SMAN 2 MAGETAN IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE
Lebih terperinci