MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP STRUKTUR ATOM BERBASIS GAYA BELAJAR DIMENSI PROSES MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

Transkripsi

1 MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP STRUKTUR ATOM BERBASIS GAYA BELAJAR DIMENSI PROSES MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF Remediation Student s Misconception Who Have Learning Style Active-Reflective Balanced With Multimedia Interactive The Concept Of Structure Atom Ratih Nawang Wulan 1), Sukarmin 2) 1,2) Kimia FMIPA Unesa ratihnawangwulan1@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meremediasi siswa yang memiliki gaya belajar aktif-reflektif seimbang menggunakan multimedia interaktif. Jenis penelitian ini pra-eksperimen dengan rancangan penelitian one group pretest-posttest design. Sasaran penelitian ini adalah siswa yang memiliki gaya belajar siswa aktif-reflektif seimbang sebanyak 10 siswa Kelas X MIA 1 Sumberejo. Penentuan status konsepsi siswa dengan menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Hasil analisis data menunjukkan persentase miskonsepsi siswa sebelum remediasi yaitu sebesar 36% dan setelah pembelajaran remediasi menggunakan multimedia interaktif sebesar 97%. Kata Kunci: miskonsepsi, aktif-reflektif seimbang, multimedia interaktif ABSTRACT The aims of this study are to reduce the burden of misconception students have learning style activereflective balanced using multimedia interactive. The type of this study was pre experiment research and design research was One Group Pretest-Postest Design. The subjects were students which have learning style activereflective balanced to 10 students of X MIA 1 Sumberejo. Determination of students misconceptions used Certainty of Response Index (CRI). The results analysis of study showed that percentage of student s misconception before remediation is 36% and after remediation is 97% using multimedia interactive. Keywords:misconceptions, avtive-reflective balanced, multimedia interactive. PENDAHULUAN Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan dan lain sebagainya. Ketika siswa belajar, sebenarnya siswa melakukan kegiatan merangkai konsep yang telah dimilikinya dengan konsep baru, sehingga terjadilah jaring-jaring konsep di dalam benaknya [1]. Dengan demikian, belajar konsep merupakan hasil pertama pendidikan [2]. Oleh karena itu, pendidikan disekolah seharusnya memfasilitasi siswa untuk memperoleh konsep dengan benar khususnya pada pembelajaran kimia. Konsep-konsep dapat dinyatakan sebagai hasil pemikiran manusia yang diperoleh dari faktafakta dan peristiwa-peristiwa yang dinyatakan dalam definisi, dan digunakan untuk memecahkan masalah [3]. Pemahaman setiap siswa terhadap suatu konsep disebut konsepsi [4]. Pemahaman konsep siswa dapat dikelompokkan ke dalam 3 golongan yaitu tahu konsep, tidak tahu konsep, dan miskonsepsi [5]. Miskonsepsi timbul karena kesalahan pemahaman seseorang terhadap suatu konsep [6]. Konsep-konsep yang diberikan kepada siswa harus disajikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman yang benar tentang suatu konsep. Usaha yang dilakukan guru untuk memahami konsepsi siswa merupakan titik awal proses perubahan konseptual siswa dalam memperoleh pemahaman yang benar tentang suatu konsep. Metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi pada siswa adalah CRI (Certainty of Response Index) [7]. Penelitian menyatakan bahwa metode CRI mampu mendeteksi miskonsepsi siswa [8]. B-242

2 Konsep-konsep yang sering terjadi miskonsepsi pada siswa adalah konsep materi, energi, asam dan basa, struktur atom, molekul dan ikatan kimia, larutan elektrolit dan non elektrolit, kesetimbangan kimia, reaksi redoks, dan reaksireaksi kompleks stoikiometri [9]. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep struktur atom menyatakan bahwa siswa menyisakan miskonsepsi sebesar 24,24% pada konsep struktur atom [10]. Konsepsi siswa tentang partikel-partikel materi terkait atom cenderung salah (miskonsepsi) karena semua partikel materi bersifat abstrak atau terkesan abstrak dan miksroskopik [13]. Oleh karena itu, strategi yang dipilih adalah POE merupakan strategi memperbaiki miskonsepsi yang mengikuti langkah-langkah Predict (P), Observe (O), dan Explain (E) [11]. Strategi pembelajaran POE merupakan suatu langkah yang efisien untuk menciptakan diskusi para siswa mengenai konsep ilmu pengetahuan [12]. Strategi POE ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memperoleh pemahaman konsep struktur atom dengan benar. Apabila masih menyisakan miskonsepsi terhadap siswa maka perlu diterapkan pembelajaran yang mengacu pada karakteristik gaya belajar siswa. Salah satu cara penangannya adalah melalui program remedial teaching menjelaskan bahwa ketika remediasi miskonsepsi dilakukan dapat diawali dengan penetapan karakteristik yang dimiliki oleh individu-individu yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi [14]. Sebagian besar siswa yang mengalami miskonsepsi adalah tipe gaya belajar active-reflective seimbang. Rerata siswa yang mengalami miskonsepsi pada gaya belajar aktif dan reflektif seimbang adalah 62% [15]. Pembelajaran remediasi yang dipilih yaitu pengajaran menggunakan multimedia interaktif bahwa animasi simulasi berbantuan Komputer dapat meremediasi siswa pada konsep struktur atom [16]. Pemilihan materi ini, karena struktur atom merupakan materi pokok yang cendrung bersifat abstrak. Disamping itu materi struktur atom tidak dapat dilaksanakan dengan kegiatan eksperimen laboratorium. Pembelajaran untuk materi pokok ini, sering dilaksanakan dalam bentuk ceramah atau informasi. Akibatnya, pembelajaran kimia kehilangan daya tariknya dan lepas relevansinya dengan dunia nyata yang seharusnya menjadi objek ilmu pengetahuan tersebut [17]. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian preeksperimental. Penelitian ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistika [18]. Desain penelitian ini adalah One Group Pretest-Postest Design. O 1 X 1 O 2 O 2 X 2 O 3 Keterangan : O 1 : Pretest untuk melihat pemahaman awal siswa dan tes gaya belajar siswa (terdapat data konsep awal siswa dan siswa teridentifikasi memiliki gaya belajar aktif dan reflektif seimbang). X 1 : Pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran POE. O 2 : Posttest 1 untuk hasil miskonsepsi siswa dengan gaya belajar aktif-reflektif seimbang. X 2 : Perlakuan berupa pembelajaran remediasi dengan multimedia interaktif. O 3 : Posttest 2 untuk mengetahui pergeseran miskonsepsi siswa. Prosedur penelitian dengan memberikan pretest 1 untuk mengetahui konsepsi awal siswa dan tes gaya belajar siswa. Pertama siswa diberikan pembelajaran dengan menerapkan strategi POE. Selanjutnya, dilakukan posttest 1 untuk mengetahui miskonsepsi siswa. Berdasarkan hasil posttest 1 dilakukan pengelompokkan konsepsi siswa yang meliputi tahu konsep (TK), tidak tahu konsep (TTK), dan miskonsepsi (MK). Siswa yang mengalami miskonsepsi dan teridentifikasi gaya belajar aktif-reflektif seimbang diberikan pembelajaran remediasi dengan media interaktif. Akhirnya, siswa diberikan posttest 2 untuk mengetahui pergeseran miskonsepsinya. Tes dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu tes pemahaman konsep awal pada saat pretest, tes pemahaman konsep kedua posttest 1 yang dilakukan setelah menggunakan strategi POE, dan tes pemahaman konsep akhir setelah tahap remediasi menggunakan multimedia interaktif posttest 2. Tes akhir yaitu tes pemahaman konsep bertujuan untuk mengetahui pergeseran konsep siswa dari miskonsepsi menjadi tahu konsep. Bentuk tes ini berupa soal pilihan ganda yang dilengkapi dengan metode CRI (Certainty of Response Index) [19]. Hasil jawaban tes gaya belajar siswa akan dimasukkan ke sebuah perangkat microsoft excel dimana perangkat tersebut akan menganalisis secara otomatis menentukan skala gaya belajar siswa cenderung active atau reflective dalam bentuk angka. Tes ini dilakukan sebanyak satu kali, karena gaya belajar cenderung tetap. B-243

3 Tabel 1 Tingkat Keyakinan Siswa dalam Menjawab Pertanyaan Skala Tingkat keyakinan Keterangan 0 Jawaban benar-benar menebak Jawaban 100% menebak 1 Jawaban setengah menebak Jawaban mengandung tebakan 75-99% 2 Jawaban ragu-ragu Jawaban mengandung tebakan 50-74% 3 Jawaban yakin Jawaban mengandung tebakan 25-49% 4 Jawaban hampir pasti Jawaban mengandung tebakan 1-24% 5 Jawaban pasti Jawaban tidak terdapat unsur menebak sama sekali Tabel 2 Kriteria Penetapan Kelompok Siswa Tergolong TK, TTK, atau MK Indeks CRI rendah (<2,5) Indeks CRI tinggi (>2,5) Jawaban benar, tetapi CRI rendah berarti tidak tahu konsep (TTK). Jawaban salah dan CRI rendah berarti tidak tahu konsep (TTK). Jawaban benar dan CRI tinggi berarti menguasi konsep (TK) Jawaban salah tetapi CRI tinggi terjadi miskonsepsi (MK) Analisis data hasil tes pemahaman konsep siswa dilakukan untuk mendeskripsikan perbedaan pengaruh sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran remediasi. Perbedaan pengaruh dapat diketahui melalui uji beda rata-rata menggunakan uji t. Uji t yang digunakan adalah berupa software program SPSS (Statistical Package for The Social Science). HASIL DAN PEMBAHASAN Tes gaya belajar diujikan pada siswa kelas X MIA 1 berjumlah 10 siswa. Tes dilakukan hanya satu kali karena gaya belajar yang dimiliki seseorang cenderung konsisten. Hasil dari tes gaya belajar siswa disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 Pemetaan Gaya Belajar Siswa X MIA 1 Berdasarkan hasil analisis pada Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa gaya belajar didominasi oleh siswa dengan gaya belajar aktif dan reflektif seimbang sebanyak 10 siswa. Sebelum pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif siswa diajarkan konsep struktur atom dengan menggunakan strategi pembelajaran POE. Setelah diberikan pengajaran POE, siswa diberikan posttest 1 untuk mengetahui miskonsepsi dapat disajikan pada Tabel 1. Tes pemahaman konsep (posttest 1) terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda dengan dilengkapi metode CRI untuk tingkat keyakinan siswa. B-244

4 Tabel 1 Hasil Posttest 1 X MIA 1 pada Konsep Struktur Atom No. Soal Beban NO. NAMA MK dalam % 1 AW TK MK MK TTK MK TTK MK TK MK TK 50,00 2 CCS TK MK TTK MK TTK MK TK TK MK TK 40,00 3 CMMP MK MK TK TTK TTK MK MK TK MK TTK 50,00 4 DAR TTK TK TK MK TK TTK TTK TK MK TK 30,00 5 MUF TTK TK TK TTK TTK MK TK TK MK TTK 30,00 6 NDA MK TTK MK TTK TK TK MK TTK MK TTK 40,00 7 RF TK MK TTK MK TTK TK TTK TK MK TK 30,00 8 SMB TK MK TTK MK MK TK TTK TK MK TTK 40,00 9 SNA TK MK TTK MK TTK TK MK TTK TK TK 30,00 10 YFA TK MK MK TTK TTK MK TTK TTK MK TK 40,00 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi, oleh karena itu 10 siswa tersebut akan diremediasi menggunakan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif. Miskonsepsi siswa terjadi pada nomor soal 9 yaitu konsep atom menurut Rhuterford. Adapun presentase profil konsepsi siswa yang akan diremediasi disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 Persentase Konsepsi Siswa Sebelum Pembelajaran Remediasi Persentase miskonsepsi 10 siswa pada konsep struktur atom sebelum dilakukan pembelajaran remediasi menggunakan strategi POE sebesar 36%. Lembar Kerja Siswa sudah didesain dengan mengacu pada sintaks pembelajaran strategi POE yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa aktif dan reflektif seimbang. Tahap pertama adalah prediksi, siswa diberikan fenomena dalam kehidupan sehari-hari untuk mengaitkan konsep yang akan dipelajari. Setelah memprediksikan siswa mengamati gambar dengan cara mengamati untuk membuktikan prediksinya. Akhirnya siswa dapat menjelaskan antara fenomena dan hasil pengamatannya dengan menjelaskan konsep yang dimaksud. Kekurangan dalam pembelajaran POE adalah siswa tidak dapat mengamati secara langsung atom, karena gambar yang disajikan diam. Siswa mempunyai kecepatan yang berbedabeda dalam memahami konsep tertentu. Artinya masing-masing siswa akan membutuhkan waktu yang berbeda untuk memperoleh pemahaman utuh. Bagi siswa yang tidak memperoleh pemahaman utuh sampai waktu yang telah ditentukan ini yang berpotensi untuk menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi [13]. Oleh karena itu, perlu diadakan pembelajaran remediasi dengan menerapkan pembelajaran multimedia interaktif dapat dilihat pada Tabel 2. B-245

5 Tabel 2. Hasil posttest 2 X MIA 1 pada Konsep Struktur Atom NO. NAMA No. Soal Beban MK dalam % 1 AW TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK 0,00 2 CCS TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK 0,00 3 CMMP TK TK TK TK TK TK MK TK TK TK 10,00 4 DAR TK TK TK TK TTK TK MK TK TK TK 10,00 5 MUF TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK 0,00 6 NDA TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK 0,00 7 RF TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK 0,00 8 SMB TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK 0,00 9 SNA TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK 0,00 10 YFA TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK 0,00 Berdasarkan data hasil penelitian pada Tabel 2 dapat diberikan hasil analisis bahwa siswa dengan gaya belajar aktif reflektif seimbang setelah diberikan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif profil konsepsi siswa mengalami tahu konsep. Adapun presentase profil konsepsi siswa setelah pembelajaran remediasi menggunakan multimedia interaktif disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 Persentase Konsepsi Siswa Setelah Remediasi Menggunakan Multimedia Interaktif Persentase siswa setelah diberikan pengajaran dengan menggunakan multimedia interaktif, siswa tahu konsep sebesar 97%. Dari gambar di atas masih menyisakan miskonsepsi, karena miskonsepsi merupakan sesuatu yang sulit untuk dihilangkan dari siswa, namun upaya dan langkah untuk memperbaiki miskonsepsi pada siswa harus ditempuh [20]. PENUTUP Simpulan 1. Keterlaksanaan pembelajaran remediasi dengan menggunakan multimedia interaktif berdasarkan pengamatan diperoleh hasil ratarata 4,00 dengan predikat sangat baik. 2. Profil gaya belajar siswa aktif reflektif seimbang setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif diperoleh siswa tahu konsep 97%, tidak tahu konsep 1%, dan miskonsepsi 2%. 3. Miskonsepsi pada konsep struktur atom dapat diatasi dengan cara pembelajaran remediasi menggunakan pembelajaran multimedia interaktif berbasis gaya belajar siswa aktif reflektif seimbang, dibuktikan dari pergeseran konsepsi siswa dengan status miskonsepsi 36% berubah menjadi tahu konsep sebesar 97%. Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan oleh peneliti sebagai berikut: B-246

6 1. Pada proses pembelajaran hendaknya memperhatikan konsepsi awal yang dimiliki siswa. Pemahaman awal siswa akan dijadikan dasar pertimbangan bagi para guru dalam memilih model atau strategi pembelajaran yang sesuai dan membuat perangkat beserta instrumen mengajar agar menjadikan siswa memahami konsep ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. 2. Penelitian ini merupakan penelitian yang pertama kali dilakukan, dengan penelitian gaya belajar dimensi proses aktif dan reflektif seimbang, perlu dilakukan penelitian lanjutan pembelajaran remediasi dengan tindakan serupa atau mengubah strategi pembelajaran yang lain. 3. Diterapkan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif dapat menunjang konsep yang sifatnya abstrak yaitu konsep struktur atom. DAFTAR PUSTAKA 1. Ibrahim, M Seri Pembelajaran Inovatif: Konsep, Miskonsepsi dan Cara Pembelajaranny. Surabaya: Unesa University Press. 2. Dahar, R.W Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. 3. Suparno, P Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT. Grasindo. 4. Suyono, Amaria, Muchlis, dan Setiarso, P Diseminasi Model Prevensi dan Kurasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Kimia. Laporan Akhir Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi. Surabaya: LPPM Unesa. 5. Hasan et al Misconceptions and the Cetainty of Response Index (CRI). Journal: Physics Education, Vol. 34, No. 5, hal Barke, H.D., Al Hazari, and Yitbarek, S Misconceptions in Chemistry. Berlin: Springer Link. 7. Ibrahim, M Seri Pembelajaran Inovatif: Konsep, Miskonsepsi dan Cara Pembelajaranny. Surabaya: Unesa University Press. 8. Chrisnajanti, W Pengaruh Program Remedial terhadap Ketuntasan Belajar Siswa, dimuat di dalam Jurnal Pendidikan Penabur. No.01/ Th.I/ Maret Kolb, D Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development. Prentice-Hall: Englewood Cliffs. 10. Wahyuningrum, S dan Suyono Pola Pergeseran Konsepsi Siswa pada Struktur Atom Setelah Pembelajarn dengan Stratgei Pogil. Jurnal Pendidikan Kimia vol. 2, No. 1,pp Ibrahim, M Seri Pembelajaran Inovatif: Konsep, Miskonsepsi dan Cara Pembelajaranny. Surabaya: Unesa University Press. 12. Ghufron dan Risnawati (2010). Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group. 13. Sri Mursiti, Dewi Selvia Fardhyanti, Edy Cahyono dan Sudarmin Remedediasi Miskonsepsi Orbital Atom, Orbital Molekul dan Hibridisasi Melalui Pembelajarn Interaktif dengan Animasi Simulasi Berbantuan Komputer. Jurnal Indo. J. Chem., 2006, 6 (1), Suyono, Amaria, Muchlis, dan Setiarso, P Diseminasi Model Prevensi dan Kurasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Kimia. Laporan Akhir Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi. Surabaya: LPPM Unesa. 15. Aryungga.S.D. Eka Identifikasi Gaya Belajar Siswa yang Mengalami Miskonsepsi Resisten pada Konsep Kimia. Surabaya: Unesa. 16. Hasan et al Misconceptions and the Cetainty of Response Index (CRI). Journal: Physics Education, Vol. 34, No. 5, hal Darminto Upaya Peningkatan Pemahaman Struktur Atom dengan Metode Pemecahan Masalah Berbantuan Komputer. Jurnal Dinamika vol.3, No Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 19. Hasan et al Misconceptions and the Cetainty of Response Index (CRI). Journal: Physics Education, Vol. 34, No. 5, hal Mursalin Meminimalkan Miskonsepsi Pada materi Rangkaian Listrik dengan Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain). FMIPA: Universitas Negeri Gorontalo. Jurnal Pendidikan. ISSN: B-247