BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Verawati Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Identifikasi Masalah Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data tentang kejadian-kejadian yang dapat berisiko dan tingkat prioritasnya terhadap supply chain pada produksi sepeda motor di PT XXX (gambar 4.1). Untuk mendapatkan data tersebut digunakan metode Delphi Hierarchy Process dengan melibatkan responden yaitu para ahli di masingmasing bidangnya. Dimana para ahli yang dimaksudkan disini memiliki kriteria sebagai berikut: Masa kerja di PT XXX lebih dari 10 tahun Pendidikan formal minimum Diploma3 Metode pengumpulan datanya sendiri dilakukan melalui wawancara dan kuisinoner (form kuisioner terlampir/ dapat dilihat di lampiran). Data-data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian ini mencakup: Target dari setiap aspek supply chain (supply, operasi, demand) sehingga dapat diketahui kriteria-kriteria apa saja yang dapat menyebabkan munculnya risiko pada aspek terkait. Faktor-faktor yang mempengaruhi kriteria terkait.
2 36 Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan para ahli, supply dikriteriakan berisiko apabila part tidak sesuai dengan spesifikasi, ketersedian part. Operasi dikriteriakan berisiko apabila target produksi tidak tercapai, reject proses yang tinggi, dan man hour tinggi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa aspek seperti mesin, metode, manusia, material dan lingkungan. Sedangkan demand dikriteriakan berisiko apabila request order tidak terpenuhi, stock motor meningkat, request order menurun. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa aspek seperti produk, harga, tempat pemasaran dan promosi. Data-data di atas dimodelkan menjadi sebuah hirarki yang memperlihatkan keterkaitan antara aspek, kriteria, dan faktor dalam terjadinya risiko. Vendor 1 WAHO Produksi Shipping Dealer Vendor 2 Konsumen Supply Operasi Gambar 4.1 Supply Chain PT XXX Demand
3 Penyusunan Hirarki Hirarki Risiko Supply Pada hirarki risiko supply memiliki tiga kriteria yaitu part tidak sesuai dengan spesifikasi, ketersedian part tidak tepat waktu, quantity part kurang dari kebutuhan. Ketiga kriteria tersebut dapat disebabkan oleh beberapa aspek seperti kualitas, delivery, safety, environment dan lingkungan kerja (gambar 4.2). Risiko Supply Part tidak sesuai dengan Spek. Ketersediaan part tidak tepat waktu Quantity part kurang dari kebutuhan Kualitas Delivery Safety environment lingkungan Kerja Gambar 4.2 Hirarki Risiko Supply Hirarki Risiko Operasi Pada hirarki risiko operasi memiliki tiga kriteria yaitu target produksi tidak tercapai, reject proses tinggi, man hour tinggi. Ketiga kriteria tersebut dapat disebabkan oleh beberapa aspek seperti mesin, metode, manusia, material dan lingkungan (gambar 4.3).
4 38 Risiko Operasi. Target produksi tidak tercapai Reject proses tinggi Man Hour Tinggi Mesin Metode Manusia Material Lingkungan Gambar 4.3 Hirarki Risiko Operasi Hirarki Risiko Demand Pada hirarki risiko demand memiliki tiga kriteria yaitu request order tidak terpenuhi, stock motor meningkat, request order menurun. Ketiga kriteria tersebut dapat disebabkan oleh beberapa aspek seperti produk, harga, tempat pemasaran dan promosi (gambar 4.4).
5 39 Risiko Demand Request Order tidak terpenuhi Stock motor meningkat Request Order menurun Produk Harga Tempat pemasaran Promosi Hasil Pengisian Kuisioner Dari hasil pengisian kuisioner yang dilakukan oleh 5(lima) pakar untuk masing-masing bagian supply, operasi, dan demand di PT XXX diperoleh rata-rata mean geometrik (dengan pembulatan ke atas) sebagai berikut : Hasil Pengisian Kuisioner Faktor Penyebab Risiko Supply 1. Perbandingan antar kriteria dalam risiko supply Risiko Supply Gambar 4.4 Hirarki Risiko Demand Tabel 4.1 Matrik Perbandingan Kriteria-kriteria Risiko Supply Part yang dikirim tidak sesuai spek. Ketersedian part tidak tepat waktu Quantity part kurang dari kebutuhan Part yang dikirim 1 3,5 5,3 tidak sesuai spek. Ketersedian part tidak 1 3 tepat waktu Quantity part kurang dari kebutuhan 1 Sumber : Hasil pengumpulan data dengan kuisioner
6 40 2. Perbandingan antar faktor pada setiap kriteria risiko supply Tabel 4.2 Matrik Perbandingan Faktor-faktor pada Part yang Dikirim Tidak Part yang dikirim tidak sesuai spek. Sesuai Spesifikasi Kualitas Safety delivery environment Lingkungan kerja Kualitas Safety delivery environment 1 1 Lingkungan kerja 1 Sumber : Hasil pengumpulan data dengan kuisioner Tabel 4.3 Matrik Perbandingan Faktor-faktor pada Ketersedian Part Tidak Ketersedian part tidak tepat waktu Tepat Waktu Kualitas Safety delivery environment Lingkungan kerja Kualitas Safety 1 1/3 3 3 delivery environment 1 1 Lingkungan kerja Sumber : Hasil pengumpulan data dengan kuisioner 1
7 41 Tabel 4.4 Matrik Perbandingan Faktor-faktor pada Quantity Part Kurang dari Quantity part kurang dari kebutuhan Kebutuhan Kualitas Safety delivery environment Lingkungan kerja Kualitas Safety 1 1/3 1 3 delivery environment 1 1 Lingkungan kerja Sumber : Hasil pengumpulan data dengan kuisioner Hasil Pengisian Kuisioner Faktor Penyebab Risiko Operasi 1. Perbandingan antar kriteria dalam risiko operasi Tabel 4.5 Matrik Perbandingan Kriteria-kriteria Risiko Operasi Risiko Operasi Target produksi Reject proses Man Hour tinggi tidak tercapai yang tinggi Target produksi tidak tercapai Reject proses yang 1 3 tinggi Man Hour tinggi 1 Sumber : Hasil pengumpulan data dengan kuisioner 1
8 42 2. Perbandingan antar faktor pada setiap kriteria risiko operasi Tabel 4.6 Matrik Perbandingan Faktor-faktor pada Target Produksi Tidak Tercapai Target Metode Mesin Material Manusia Lingkungan produksi tidak tercapai Metode 1 1/ Mesin Material Manusia 1 1 Lingkungan 1 Sumber : Hasil pengumpulan data dengan kuisioner Tabel 4.7 Matrik Perbandingan Faktor-faktor pada Reject Proses Yang Tinggi Reject proses Metode Mesin Material Manusia Lingkungan yang tinggi Metode Mesin Material Manusia 1 3 Lingkungan 1 Sumber : Hasil pengumpulan data dengan kuisioner Tabel 4.8 Matrik Perbandingan Faktor-faktor pada Man Hour Tinggi Man Hour Metode Mesin Material Manusia Lingkungan tinggi Metode 1 1/ Mesin Material Manusia 1 3 Lingkungan 1 Sumber : Hasil pengumpulan data dengan kuisioner
9 Hasil Pengisian Kuisioner Faktor Penyebab Risiko Demand 1. Perbandingan antar kriteria dalam risiko demand Tabel 4.9 Matrik Perbandingan Kriteria-kriteria Risiko Demand Risiko Demand Request Order tidak terpenuhi Stock motor meningkat Request Order menurun Request Order tidak terpenuhi Stock motor 1 1/3 meningkat Request Order menurun 1 Sumber : Hasil pengumpulan data dengan kuisioner 2. Perbandingan antar faktor pada setiap kriteria risiko demand Tabel 4.10 Matrik Perbandingan Faktor-faktor pada Request Order Tidak Terpenuhi Request Order Produk Harga Tempat Promosi tidak terpenuhi pemasaran Produk Harga Tempat 1 1/3 pemasaran Promosi 1 Sumber : Hasil pengumpulan data dengan kuisioner Tabel 4.11 Matrik Perbandingan Faktor-faktor pada Stock Motor Meningkat Stock motor Produk Harga Tempat Promosi meningkat pemasaran Produk Harga Tempat 1 1/3 pemasaran Promosi 1 Sumber : Hasil pengumpulan data dengan kuisioner
10 44 Tabel 4.12 Matrik Perbandingan Faktor-faktor pada Request Order Menurun Request Order Produk Harga Tempat Promosi menurun pemasaran Produk Harga Tempat 1 1 pemasaran Promosi 1 Sumber : Hasil pengumpulan data dengan kuisioner 4.2. Pengolahan Data Faktor-faktor yang Berpengaruh Menyebabkan Risiko Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software expert choice 2000, diperoleh hasil faktor yang berpengaruh sebagai berikut : Faktor yang Berpengaruh Terhadap Risiko Supply Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap risiko supply adalah kualitas dengan bobot 41.8%, delivery dengan bobot 23.5%, safety dengan bobot 15.7%, lingkungan kerja dengan bobot 9.9% dan environment dengan bobot 9.1%.
11 45 Tabel 4.13 Bobot Faktor Berpengaruh Terhadap Risiko Supply NO. Faktor Bobot 1 Kualitas 41.8% 2 Delivery 23.5% 3 Safety 15.7% 4 Lingkungan Kerja 9.9% 5 Environment 9.1% Sumber : Hasil pengolahan data dengan software expert choice Faktor yang Berpengaruh Terhadap Risiko Operasi Dari hasil pengolah data didapatkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap risiko operasi adalah mesin dengan bobot 42.1%, metode dengan bobot 24.4%, material dengan bobot 17%, manusia dengan bobot 9.8% dan lingkungan dengan bobot 6.7%. Tabel 4.14 Bobot Faktor Berpengaruh Terhadap Risiko Operasi NO. Faktor Bobot 1 Mesin 42.1% 2 Metode 24.4% 3 Material 17% 4 Manusia 9.8% 5 Lingkungan 6.7% Sumber : Hasil pengolahan data dengan software expert choice 2000
12 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Risiko Demand Dari hasil pengolah data didapatkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap risiko demand adalah produk dengan bobot 39.4%, harga dengan bobot 32.2%, promosi dengan bobot 15.4% dan tempat pemasaran dengan bobot 13%. Tabel 4.15 Bobot Faktor Berpengaruh Terhadap Risiko Demand NO. Faktor Bobot 1 Produk 39.4% 2 Harga 32.2% 3 Promosi 15.4% 4 Tempat pemasaran 13% Sumber : Hasil pengolahan data dengan software expert choice Evaluasi dan Pengukuran Risiko dari Masing-masing Faktor Berdasarkan concept pareto 80:20 maka faktor yang akan diselesai hanya faktor yang memberi pengaruh sebesar 80% terhadap terjadinya risiko. Adapun evaluasi yang dilakukan bersama para ahlidengan menggunakan analisis sekuen risiko dan pengukuran risiko dengan matrik frekuensi dan signifikansi didapatkan hasil dari masing-masing faktor sebagai berikut: Evaluasi dan Pengukuran Risiko dari Faktor-faktor pada Risiko Supply Evaluasi dan Pengukuran Risiko dari Faktor Kualitas Dari hasil evaluasi didapat risiko-risiko yang dapat menyebabkan faktor kualitas memberi pengaruh terhadap risiko supply serta hasil pengukuran matrik frekuensi dan signifikansi adalah:
13 47 1. Vendor tidak memiliki bagian yang khusus menangani kualitas (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi) 2. Tidak adanya proses pengendalian kualitas divendor (Frekuensi terjadi tinggi, signifikansi tinggi) 3. Kurangnya fasilitas alat ukur divendor (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi) 4. Tempat penyimpanan part Finish good (F/G) divendor yang tidak sesuai dengan karakteristik material (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi) 5. Vendor sulit merubah proses pada saat ada perubahan drawing (Frekuensi terjadi tinggi, signifikansi rendah) Signifikansi Rendah Tinggi Rendah Frekuensi Tinggi Gambar 4.5 Matrik Perbandingan Frek. dan Signifikansi Risiko Supply dari Faktor Kualitas
14 Evaluasi dan Pengukuran Risiko dari Faktor Delivery Dari hasi evalusai didapat risiko-risiko yang dapat menyebabkan faktor delivery memberi pengaruh terhadap risiko supply serta hasil pengukuran matrik frekuensi dan signifikansi adalah: 1. Ketidaktersediaan armada untuk mengirim (Frekuensi terjadi tinggi, signifikansi rendah) 2. Supir kurang memiliki pengalaman sehingga kurang menguasai jalan alternatif jika terjadi kemacetan (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi rendah) 3. Vendor tidak memiliki perancanaan produksi (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi) 4. Sumber material vendor hanya dibeli dari toko atau pasar (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi) 5. Ketersediaan part F/G divendor tidak sesuai level stock yang telah ditentukan (Frekuensi terjadi tinggi, signifikansi rendah) 6. Kebanjiran bagi vendor yang berada di daerah berpotensi banjir (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi)
15 49 Signifikansi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Frekuensi Gambar 4.6 Matrik Perbandingan Frek. dan Signifikansi Risiko Supply dari Faktor Delivery Evaluasi dan Pengukuran Risiko dari Faktor Safety Dari hasi evalusai didapat risiko-risiko yang dapat menyebabkan faktor safety memberi pengaruh terhadap risiko supply serta hasil pengukuran matrik frekuensi dan signifikansi adalah: 1. Terjadinya kecelakaan kerja divendor karena tidak menerapkan kebijakan kesalamatan dan kesehatan kerja (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi) 2. Terjadinya kebakaran karena tidak adanya alat proteksi kebakaran (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi)
16 50 Signifikansi Rendah Tinggi 1 2 Rendah Tinggi Frekuensi Gambar 4.7 Matrik Perbandingan Frek. dan Signifikansi Risiko Supply dari Faktor Safety Evaluasi dan Pengukuran Risiko dari Faktor-faktor pada Risiko Operasi Evaluasi dan Pengukuran Risiko dari Faktor Mesin Dari hasi evalusai didapat risiko-risiko yang dapat menyebabkan faktor mesin memberi pengaruh terhadap risiko operasi serta hasil pengukuran matrik frekuensi dan signifikansi adalah: 1. Parameter tidak sesuai dengan standard karena panduan untuk setting parameter tidak ada (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi rendah) 2. Mesin tidak dapat beroperasi karena belum dilakukan maintenance (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi) 3. Mesin sedang dalam maintenance karena salah dalam menentukan jadwal maintenance (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi)
17 51 Signifikansi Rendah Tinggi Rendah Frekuensi Tinggi Gambar 4.8 Matrik Perbandingan Frek. dan Signifikansi Risiko Operasi dari Faktor Mesin Evaluasi dan Pengukuran Risiko dari Faktor Metode Dari hasi evalusai didapat risiko-risiko yang dapat menyebabkan faktor metode memberi pengaruh terhadap risiko operasi serta hasil pengukuran matrik frekuensi dan signifikansi adalah: 1. Kesalahan dalam layout mesin tidak sesuai dengan basic manufacture product (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi) 2. Terjadi perubahan proses tetapi tidak diturunkan ke standard operation procedure (SOP) (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi rendah) 3. Kesalahan dalam menentukan level stock untuk material (Frekuensi terjadi tinggi, signifikansi rendah)
18 52 Signifikansi Rendah Tinggi Rendah Frekuensi Tinggi Gambar 4.9 Matrik Perbandingan Frek. dan Signifikansi Risiko Operasi dari Faktor Metode Evaluasi dan Pengukuran Risiko dari Faktor Material Dari hasi evalusai didapat risiko-risiko yang dapat menyebabkan faktor material memberi pengaruh terhadap risiko operasi serta hasil pengukuran matrik frekuensi dan signifikansi adalah: 1. Struktur material tidak sesuai dengan kebutuhan karena tidak dilakukan test lab terhadap material yang akan dibeli (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi) 2. Ketersedian material tidak sesuai level stock (Frekuensi terjadi tinggi, signifikansi rendah)
19 53 Signifikansi Rendah Tinggi 1 2 Rendah Tinggi Frekuensi Gambar 4.10 Matrik Perbandingan Frek. dan Signifikansi Risiko Operasi dari Faktor Material Evaluasi dan Pengukuran Risiko dari Faktor-faktor pada Risiko Demand Evaluasi dan Pengukuran Risiko dari Faktor Produk Dari hasi evalusai didapat risiko-risiko yang dapat menyebabkan faktor produk memberi pengaruh terhadap risiko demand serta hasil pengukuran matrik frekuensi dan signifikansi adalah: 1. Ketersediaan motor kurang dari level stock motor yang harus ada didealer (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi) 2. Kualitas motor yang tidak baik lolos dari proses final inspection (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi) 3. Proses perawatan yang sulit karena tidak tersediaanya spare part (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi)
20 54 Signifikansi Rendah Tinggi Rendah Frekuensi Tinggi Gambar 4.11 Matrik Perbandingan Frek. dan Signifikansi Risiko Demand dari Faktor Produk Evaluasi dan Pengukuran Risiko dari Faktor Harga Dari hasi evalusai didapat risiko-risiko yang dapat menyebabkan faktor harga memberi pengaruh terhadap risiko demand serta hasil pengukuran matrik frekuensi dan signifikansi adalah: 1. Harga motor yang terlalu mahal karena terlalu banyak part import (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi) 2. Proses kredit yang terlalu sulit jika hak pemegang kredit hanya kepada satu perusahaan pembiayaan (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi tinggi)
21 55 Signifikansi Rendah Tinggi 1 2 Rendah Tinggi Frekuensi Gambar 4.12 Matrik Perbandingan Frek. dan Signifikansi Risiko Demand dari Faktor Harga Evaluasi dan Pengukuran Risiko dari Faktor Promosi Dari hasi evalusi didapat risiko-risiko yang dapat menyebabkan faktor promosi memberi pengaruh terhadap risiko demand serta hasil pengukuran matrik frekuensi dan signifikansi adalah: 1. Informasi yang diberikan tidak dimengerti oleh konsumen (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi rendah) 2. Media iklan yang dipilih tidak sesuai dengan target pasar yang ditentukan (Frekuensi terjadi rendah, signifikansi rendah)
22 56 Signifikansi Rendah Tinggi 1 2 Rendah Tinggi Frekuensi Gambar 4.13 Matrik Perbandingan Frek. dan Signifikansi Risiko Demand dari Faktor Promosi 4.3 Pemilihan Strategi Dari hasil evaluasi analisis sekuen risiko dan pengukuran dengan matrik frekuensi dan signifikansi risiko, risiko di PT XXX dapat dikelompokan menjadi empat kelompok dengan hasil evalusi dan pengukuran sebagai berikut : Tabel 4.16 Persentase Hasil Pengukuran Risiko No Kelompok Jumlah Persentase 1 Frekuensi rendah signifikan rendah 5 18% 2 Frekuensi rendah signifikan tinggi 17 61% 3 Frekuensi tinggi signifikan rendah 5 18% 4 Frekuensi tinggi signifikan tinggi 1 3% TOTAL %
23 57 Persentase yang didapatkan dari jumlah risiko disetiap kelompok dibagi jumlah risiko total, sehingga didapatkan data bahwa dalam supply chain PT XXX risiko yang termasuk dalam kelompok frekuensi rendah dan signifikan tinggi merupakan risiko yang paling banyak ada. Hal tersebut membuat strategi yang diambil untuk keseluruhan supply chain adalah memindahkan dan untuk masingmasing supply chain dapat menggunakan strategi sesuai dengan kelompok dari risiko tersebut, seperti berikut: 1. Frekuensi rendah dan signifikan rendah stategi yang dipilih adalah mengabaikannya karena biaya dan tenaga yang dikeluarkan terlalu besar untuk menyelesaikan risiko-risiko dalam kelompok ini sehingga tidak efesien bagi perusahaan. 2. Frekuensi rendah dan signifikan tinggi strategi yang dipilih adalah menghindarinya karena frekuensinya rendah sehingga tidak perlu dilakukan kontrol setiap hari yang dapat mengakibatkan pekerjaan yang tidak efektif. 3. Frekuensi tinggi dan signifikan rendah strategi yang dipilih mengamankan karena tingkat frekuensi yang tinggi sedangkan risiko yang didapatkan rendah maka harus dibuatkan sistem pengaman sehingga dapat mengetahui masalah yang terjadi dan dapat langsung dilakukan tindakan penyelesaian terhadap risiko-risiko yang terdapat dalam kelompok ini.
24 58 4. Frekuensi tinggi dan signifikan tinggi strategi yang dipilih adalah kontrol agar risiko-risiko yang masuk dalam kelompok ini dapat dikendalikan sehingga tidak terjadi dan mengakibatkan kerugian. 4.4 Mitigasi Risiko Supply Chain Mitigasi Risiko pada Supply Dalam memitigasi risiko pada aspek supply yaitu dengan membuat Standard procedure yang digunakan PT XXX sebagai acuan dalam memilih dan menilai vendor. Berikut Standard procedure yang harus dipakai: STANDARD PROCEDURE SUPPLY BAB : 6 No 1 Bagian Procurement Revisi 0 Tanggal 13/05/2009 Halaman 1/1 1. Vendor harus memiliki bagian yang khusus menangani kualitas part 2. Vendor harus menerapkan pengendalian kualitas (six sigma) dan selalu mengirimkan PICA (Problem Identification and Corective Action) setiap ada masalah. 3. Dalam pemilihan vendor untuk memproduksi suatu part harus mempertimbangkan kemampuan vendor tersebut dalam mengukur dimensi yang ada pada part tersebut. 4. Dalam penunjukan vendor untuk memproduksi suatu part harus mempertimbangkan tempat penyimpanan part F/G sesuai dengan karakter material dari part tersebut.
25 59 5. Apabila ada perubahan drawing part bagian procurement melakukan pemasangan indicator sehingga dapat dimonitor. 6. Dalam hal pengiriman menggunakan milkrun sistem atau PT XXX mengambil penuh operasi pengiriman. 7. Vendor harus memiliki perencanaan produksi harian dan bulanan 8. Sumber material vendor harus berasal dari sumber yang lebih pasti seperti pabrik. 9. Vendor harus mengirimkan kondisi stock dibandingkan dengan level stock setiap hari. 10. Dalam memilih vendor harus mempertimbangkan kemampuan vendor menangani kebanjiran (bencana alam). 11. Vendor harus menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja 12. Vendor harus memiliki alat proteksi kebakaran PT XXX Dibuat Diperiksa diketahui Section head Dept. Head Div. Head Mitigasi Risiko pada Operasi Dalam memitigasi risiko pada aspek operasi PT XXX membuatkan Standard procedure dalam melaksanakan operasi produksinya. Berikut Standard procedure yang harus dipakai :
26 60 STANDARD PROCEDURE BAB : 7 No 1 Bagian OPERASI Revisi 0 Tanggal 13/05/2009 Halaman 1/1 OPERASI 1. Setiap mesin harus memiliki historical data maintenance dan data periodic waktu maintenance yang digunakan untuk menentukan maintenance selanjutnya. 2. Layout mesin harus mengikuti basic manufacture product dari jepang. 3. Dalam membuat level stock harus mempertimbangkan safety stock. 4. Setiap pembelian material harus disertakan hasil lab. 5. Dibuatkan indicator yang menunjukan bahwa stock material berada di bawah level stock PT XXX Dibuat Diperiksa diketahui Section head Dept. Head Div. Head Mitigasi Risiko pada Demand Dalam memitigasi risiko pada aspek demand PT XXX membuat Standard procedure dalam menjalankan aspek demand. Berikut Standard procedure yang harus dipakai :
27 61 STANDARD PROCEDURE DEMAND BAB : 5 No 1 Bagian MARKETING Revisi 0 Tanggal 13/05/2009 Halaman 1/1 1. Persedian motor didealer harus sesuai dengan level stock yang harus ada didealer 2. Dealer harus melaksanakan final inspection kembali sebelum menjual motor 3. Ketersedian spare part harus seimbang dan merata untuk semua type 4. Harus mengoptimalkan lokalisasi part 5. Memberi hak pemberi kredit kepada lebih dari satu perusahaan pembiayaan PT XXX Dibuat Diperiksa diketahui Section head Dept. Head Div. Head
IMPLEMENTASI SUPPLY CHAIN RISK MANAGEMENT PADA PRODUKSI SEPEDA MOTOR DI PT XXX
IMPLEMENTASI SUPPLY CHAIN RISK MANAGEMENT PADA PRODUKSI SEPEDA MOTOR DI PT XXX TUGAS AKHIR Oleh YUDA DAYUSMAN 1100055814 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Dengan berdasar pada konsep marketing mix, atribut kuesioner
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner 3.1.1 Atribut Kuesioner Dengan berdasar pada konsep marketing mix, atribut kuesioner digolongkan menjadi produk, tinta, kualitas, perawatan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap
BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
49 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Menentukan Kriteria Pemilihan Supplier Untuk menentukan kriteria pemilihan supplier, sebelumnya peneliti sudah melakukan verifikasi awal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ilmiah memerlukan suatu kerangka penelitian sebelum pelaksanaannya. Kerangka penelitian tersebut harus disusun secara sistematis dan terarah, berdasarkan permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari maupun di bidang industri manufaktur, persediaan tidak dapat dihindari. Tanpa adanya persediaan, perusahaan manufaktur harus siap menghadapi
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
i DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i iii iii iv 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 5 2 TINJAUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjamin kualitas barang sesuai spesifikasi & terjaga kualitasnya sampai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Astra Otoparts memiliki departemen Quality Assurance (QA) yang berada dibawah divisi Logistic & Procurement yang memiliki fungsi utama yaitu menjamin kualitas
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai evaluasi kinerja supplier pada perusahaan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya yaitu: 1. Terdapat
Lebih terperinciApakah ISO 9001 bermanfaat??
Apakah ISO 9001 bermanfaat?? Hasil Survey: Survey yang dilakukan oleh Engineering Quality Forum, di Inggris, menyatakan bahwa 68 % perusahaan yang sudah ISO 9001, tidak merasakan manfaatnya Survey lain
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM :
PENGUKURAN KINERJA SUPPY CHAIN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCOR DAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. advertising, sales promotion, public relation and publicity dan direct
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan 1. Gambaran mengenai program komunikasi pemasaran yang dilakukan Miko Mall berada pada kategori tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa advertising, sales
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data pada penelitian ini maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Gambaran Umum Perusahaan.. Sejarah Singkat Perusahaan Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis mengadakan penelitian di
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan
Lebih terperinciSAP FUNDAMENTALS LOGISTICS PART I
LOGISTICS PART I Logistics Logistik adalah seluruh proses yang melibatkan barang / jasa yang diproduksi kemudian dijual oleh perusahaan tersebut Mulai dari persiapan sebelum produksi, proses produksi itu
Lebih terperinciBAB 2 PROSES BISNIS PERUSAHAAN
BAB 2 PROSES BISNIS PERUSAHAAN 2.1 Proses Bisnis Utama Rata - rata produksi semester pertama tahun 2006 antara 3-4 juta unit (4,5 juta di bulan Juli 2006) dan proses bisnisnya adalah sebagai berikut :
Lebih terperinciRR. INTANTYA PRANANDINI SASMAYANTI
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PEVENTIVE MAINTENANCE MENGGUNAKAN METODE RCM II DAN PENENTUAN PERSEDIAAN SPARE PART DENGAN PENDEKATAN RCS DAN INVENTORY POLICIES (STUDI KASUS : PT. BARATA INDONESIA
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Standard Operating Procedure (SOP) 2.1.1 Pengertian SOP Setiap organisasi perusahaan memiliki pola dan mekanisme tersendiri dalam menjalankan kegiatannya, pola dan mekanisme itu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, Pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data
lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan industri di Indonesia, masalah kecelakaan kerja yang menimbulkan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Nomer :.. Tgl Terbit : 5 September 2013 Revisi :.. Halaman : 1 dari 7 UP PAITON
Halaman : 1 dari 7 PENGADAAN DAN PEMASANGAN ELEMENT AIR HEATER SAH ME #2 2017 1. PENDAHULUAN PT PJB Unit Pembangkitan Paiton memiliki dua buah unit PLTU yaitu PLTU unit 1 dan 2. Salah satu peralatan utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah perusahaan manufaktur di Indonesia semakin bertambah. Pada tahun 2013 tercatat ada 349 perusahaan industri manufaktur baru yang terdaftar, sehingga totalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perilaku mereka atas produk yang dihasilkan dan dijual di pasar. Seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan membutuhkan informasi dari konsumen mengenai sikap dan perilaku mereka atas produk yang dihasilkan dan dijual di pasar. Seperti pernyataan bahwa konsep
Lebih terperinciERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2
ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI
PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan
Lebih terperinciLAMPIRAN PENENTUAN KRITERIA PENGEMBAGAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA SEBAGAI PENUNJANG INDUSTRI KREATIF DI KECAMATAN MAJALAYA
LAMPIRAN LAMPIRAN A KUISIONER PENENTUAN KRITERIA PENGEMBAGAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA SEBAGAI PENUNJANG INDUSTRI KREATIF DI KECAMATAN MAJALAYA Pengembangan Majalaya sebagai salah satu kawasan industri
Lebih terperinciABSTRAKSI Kata Kunci: Kinerja Vendor , Analytical Hierarchy Process , QCDFR.
ABSTRAKSI PT. Sari Husada adalah perusahaan yang memproduksi berbagai makanan dan minuman bergizi khusus bayi, balita dan ibu hamil. Bahan baku utamanya adalah susu segar. Sebagai salah satu industri pengolahan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN & ANALISIS DATA
30 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN & ANALISIS DATA 4.1. Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Komatsu Reman Indonesia (KRI) merupakan salah satu perusahaan remanufacturing Komponen alat-alat berat
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... ABSTRACT...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iii v vii viii xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB V RENCANA AKSI. Kegiatan pengembangan bisnis yang akan dilakukan oleh Mocaffe dalam. dan pemeriksaan. Ketiga kegiatan tersebut antara lain :
BAB V RENCANA AKSI 5.1 Waktu dan Kegiatan Kegiatan pengembangan bisnis yang akan dilakukan oleh Mocaffe dalam pelaksanaan proses pendirian dan eksekusinya dimulai pada Januari 2014. Kegiatan dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Gambar 3.1 : Diagram Alir Metodologi Penelitian 25 3.1 Observasi Lapangan dan Indentifikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk
Lebih terperinciPenerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ
Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ Suhartanto 1, Putiri Bhuana Katili 2, Hadi Setiawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB
46 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah observasi analitik yaitu untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Hanya perusahaan yang mampu menekan biaya produksi seminimal mungkin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw
Lebih terperinciPROSEDUR PENANGANAN DELIVERY ORDER PADA PT. JUAHN INDONESIA
PROSEDUR PENANGANAN DELIVERY ORDER PADA PT. JUAHN INDONESIA Nama : Hidayatunnisa NPM : 40209855 Jurusan : Akuntansi Komputer Pembimbing: Toto Sugiharto, MSC., PhD. Latar Belakang Masalah Delivery order
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)
MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Aspek Pasar 4.1.1 Potensi Pasar Aspek pasar adalah salah satu faktor dominan dalam penentuan suatu proyek atau investasi yang akan dilakukan. PT. Astra Honda Motor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia usaha mengalami perkembangan yang sedemikian cepatnya yang menyebabkan maraknya perusahaan-perusahaan manufaktur yang saling bersaing untuk menjadi yang terbaik
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN
PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN BERDASARKAN PROSES INTI PADA SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) (Studi Kasus Pada PT Arthawenasakti Gemilang Malang) PERFORMANCE MEASUREMENT SUPPLY CHAIN BASED ON CORE
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman
Lebih terperinciAKTIFITAS GUDANG & PENANGANAN BAHAN
AKTIFITAS GUDANG & PENANGANAN BAHAN. Aktifitas Pergudangan : Penerimaan & Penanganan Penyimpanan Pengeluaran Pengendalian / Pengontrolan Perawatan Aktifitas gudang dijalankan dengan baik akan mempengaruhi
Lebih terperinciKUESIONER. Lampiran 3.1. Terima kasih atas kesediaan dan kerjasama Anda untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dengan lengkap.
KUESIONER Terima kasih atas kesediaan dan kerjasama Anda untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dengan lengkap. 1. Menurut Anda apa kelebihan produk Logitech yang membantu penjualan (boleh pilih lebih
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU KERTAS DENGAN MODEL QCDFR DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Widya Teknika Vol.20 No.2; Oktober 2012 ISSN 1411 0660: 32-38 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Universitas Widyagama Malang 32 PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU KERTAS DENGAN MODEL QCDFR DAN ANALYTICAL
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN
STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN Kode Unit : KTL.IKON.1.6059.1.2016 Judul Unit : Mengelola Transmisi dan Gardu Induk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan, serta menyampaikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Saluran Distribusi Menurut Indroyono (2000:253) distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan,
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Flow Process PT. ADM divisi Stamping Plant Start Press Line IRM 2A Line Single Part 3B Line Logistik PPC 4A Line Press Inspection Door Assy Inspection Dies Maintenance
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN Kode Unit : KTL.IKON.1.6059.1.2016 Judul Unit : Mengelola pengujian Transmisi dan
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT)
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi
Lebih terperinciPENETAPAN KRITERIA HARGA BIAYA ANGKUT TRANSPORTASI BAHAN BAKAR SOLAR SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Penetapan Kriteria Harga Biaya Angkut Transportasi Bahan Bakar Solar... (Sopiah dkk) PENETAPAN KRITERIA HARGA BIAYA ANGKUT TRANSPORTASI BAHAN BAKAR SOLAR SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan manufaktur semakin ketat. Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari strategi yang tepat agar dapat
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.
Lebih terperinciMode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT
Mode Distribusi & Transportasi Tita Talitha, MT Pikirkan bagaimana produk-produk berikut sampai ke tangan pelanggan: Gula pasir Sabun cuci Roti kaleng Minyak goreng Air mineral Coca cola Pelanggan Pelanggan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai membaik, berdampak pula dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah industri sepeda motor.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 138 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap objek penelitian mengenai Kajian Pada PT. Daya Adira Mustika: Pendekatan Dengan Saluran Distribusi,
Lebih terperinciPEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU ALUMINIUM INGOT ADC12S DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG
PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU ALUMINIUM INGOT ADC12S DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG Nama NPM : 32412666 Jurusan Pembimbing : Fairuz Inanda
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. rahmat dan kasih sayang -Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang -Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan tugas akhir (skripsi) yang berjudul Analisa
Lebih terperinciEVALUASI PERFORMA SUPPLIER DENGAN METODA FUZZY AHP PADA LAYANAN CATERING DI PT GARUDA INDONESIA TESIS
EVALUASI PERFORMA SUPPLIER DENGAN METODA FUZZY AHP PADA LAYANAN CATERING DI PT GARUDA INDONESIA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Teknik NIKEN HANDAYANI 0706174215
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan persaingan industri baik industri manufaktur maupun industri jasa akibat adanya perdagangan bebas menyebabkan seluruh industri berusaha untuk melakukan
Lebih terperinciSampaikan pertanyaan dan masukan Anda di Forum TI, di bagian Kerja Praktik I.
PENGUMUMAN Sampaikan pertanyaan dan masukan Anda di Forum TI, di bagian Kerja Praktik I. PANDUAN KERJA PRAKTIK I (63B075) 1. PENDAHULUAN Kerja Praktik I merupakan kegiatan pendidikan aplikasi integral
Lebih terperinciTUGAS AKHIR MENGAPLIKASIKAN MODEL AHP ( ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ) DENGAN METODE FUZZY UNTUK MEMILIH BOBOT KRITERIA SUPPLIER
TUGAS AKHIR MENGAPLIKASIKAN MODEL AHP ( ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ) DENGAN METODE FUZZY UNTUK MEMILIH BOBOT KRITERIA SUPPLIER Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelarsarjana Strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan (inventory) merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan (Wild dkk, 2004). Oleh sebab itu persediaan adalah salah satu
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN:
PENETAPAN KRITERIA HARGA BIAYA ANGKUT TRANSPORTASI BAHAN BAKAR SOLAR SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN Siti Sopiah 1, Fuad Achmadi 2 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN HASIL
BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1. Pembahasan masalah 5.1.1. Hubungan sebab akibat (Cause Effect) Dari hasil analisa permasalahan diatas maka dapat di gambarkan dalam diagram sebab akibat seperti berikut ini
Lebih terperinciANALISIS REJECT PART TYPE KYL PADA PROSES ASSEMBLY UNIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN SIX SIGMA (Study Kasus Pada PT.
ANALISIS REJECT PART TYPE KYL PADA PROSES ASSEMBLY UNIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN SIX SIGMA (Study Kasus Pada PT.XYZ) Priyanto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan secara global terjadi didalam bidang teknologi dan informasi, dengan perkembangan secara cepat ini menyebabkan persaingan di antara perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan Menurut Sudrajat (2011), Pemeliharaan atau yang lebih di kenal dengan kata maintenace dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang di perlukan untuk menjaga atau
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 2004, berdasarkan pada akta pendirian No.C-126.HT Th.2006 notaris
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT The Service Line (SOS Indonesia) berdiri sejak tahun 5 Agustus 2004, berdasarkan pada akta pendirian No.C-126.HT.03.01-Th.2006 notaris Artisa
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Yanuar Angga Prayoga 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3) Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Struktur Hirarki
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Struktur Hirarki Pada penelitian ini menggunakan Metoda Fuzzy AHP untuk mengukur kinerja supplier pada kategori catering di PT Garuda Indonesia. Adapun saat ini PT Garuda
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan National Garment merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang fashion seperti kaos,kemeja,celana,jaket
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dalam perusahaan manufaktur, persediaan bahan baku memiliki peranan yang penting dalam mendukung proses produksi. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 FORMULIR SUPPLIER ASSESSMENT PT GARUDA INDONESIA
LAMPIRAN 1 FORMULIR SUPPLIER ASSESSMENT PT GARUDA INDONESIA SUPPLIER ASSESSMENT FORM CATERING SERVICES Nama Caterer Station Unit yang mengisi : : : Kriteria Parameter Diisi Oleh Nilai Keterangan Kualitas
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)
PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciTabel I.1 Dimensi Rak Penyimpanan Jumlah Area Dimensi Rak Material
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persediaan adalah suatu sumber daya mengganggu (idle resources) yang keberadaanya menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut disini dapat
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
67 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Responden Pakar Analisis strategi melibatkan lima responden pakar yaitu Manufacturing Director, Factory Manager, SCM Manager, Procurement
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Penyelesaian Masalah Model penyelesaian masalah Analisis Kelayakan Proyek Pelepasan Bushing pada proses Die Casting adalah sebagai berikut:. Gambar 3.1 Model Penyelesaian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Marketing Mix Kotler (Jilid 1, 2005: 17) menjelaskan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN
STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN Kode Unit Judul Unit : KTL.IH.1.6001.1.2016 : Pekerjaan Pemeliharaan Sistem
Lebih terperinciPerancangan Perbaikan Sistem Pembelian Bahan Baku di PT. FSCM Manufacturing
Perancangan Perbaikan Sistem Pembelian Bahan Baku di PT. FSCM Manufacturing Iwan 1, Tanti Octavia, S.T., M. Eng. 2 Abstract: PT FSCM Manufacturing Indonesia merupakan produsen suku cadang kendaraan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Logistik Menurut Bowersox (2000: 13), manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini industri di Indonesia sedang dihadapkan dengan persaingan global, yaitu dimana adanya kebijakan tentang masyarakat ekonomi ASEAN atau yang disebut dengan MEA.
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA PROCUREMENT PT PILLAR UTAMA CONTRINDO. PT. Pillar Utama Contrindo berdiri sejak 19 Juli 1995 di Bandung.
41 BAB 3 ANALISA PROCUREMENT PT PILLAR UTAMA CONTRINDO 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Pillar Utama Contrindo adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Elevator dan Escalator. PT. Pillar Utama Contrindo
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA
LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA 1. Sudah berapa lama APP berdiri? APP sudah berdiri selama 16 tahun, didirikan pada tanggal 25 April 1997 yang dibuat di hadapan notaris Rachmat Santoso, S.H agar dapat memproduksi
Lebih terperinciProses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan
BAB I PENDAHULUAN Produksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk mengolah atau membuat bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.produksi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. orang yang berumur tahun menempati peringkat paling tinggi yaitu sebesar
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Kuesioner 4.1.1 Data Kuesioner Bagian I Data usia responden yang menggunakan printer menunjukkan bahwa orang yang berumur 15-25 tahun menempati peringkat paling tinggi
Lebih terperinciK U E S I O N E R. Intensitas Pentingnya
105 Lampiran 1. Model Kuesioner AHP yang Digunakan Untuk Mencapai Tujuan Peningkatan Cakupan Sampah Perumahan Nama Responden Pendidikan SMA Sarjana Master Doktor Keterwakilan Jabatan/Pekerjaan K U E S
Lebih terperinci