BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
|
|
- Suryadi Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 67 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Responden Pakar Analisis strategi melibatkan lima responden pakar yaitu Manufacturing Director, Factory Manager, SCM Manager, Procurement Manager, dan BOD Assistant Manufacture yang ada di perusahaan semen instant. Para pakar yang dilibatkan pada penelitian dengan metode analitycal hierachy process (AHP) ini adal lima orang responden pakar, karena dalam perusahaan semen instant tersebut hanya mempunyai lima orang responden pakar yang mempunyai pengalaman dan wawasan mendalam dibidang supply chain serta mempunyai posisi dalam level managerial dan level strategic, sehingga dipilih sebagai responden pakar. Dasar pemilihan responden pakar juga didasarkan pada model dasar area kinerja supply chain yang meliputi daerah-daerah dimana semua unsur dalam supply chain management harus membuat keputusan secara individu atau bersama sama. Area kinerja tersebut adalah: production, inventory, lokasi, transportasi dan informasi (Hugos-Essential of SCM, 2003) Pengumpulan Data Untuk mengukur kinerja dengan menggunakan metode SCOR- AHP, maka peneliti membuat questioner yang telah disebarkan kepada lima orang responden pakar. Questioner disusun berdasarkan bagan hierarki AHP, yaitu : 1. Dengan ke lima dimensi SCOR Plan, Source, Make, Deliver dan Return sebagai proses kunci (SCC Council, 2010).
2 68 2. Nilai Tambah, Mutu dan Resiko sebagai parameter kinerja (Chan and Qi,2003). 3. Speed, Dependalibilty, Flexibility, Competitive Cost, Quality sebagai atribut kerja (Schroeder,2007), (Nigel Slack and Michael Lewis 2003). 4. Lima belas item kinerja supply chain (Salla, 2003), sebagai elemen dalam matriks pengukuran kinerja. Questioner dapat dilihat pada lampiran Pengolahan Data Hasil Questioner Hasil dari pengisian questioner para responden pakar tersebut, diolah dengan alat analisis atau software yaitu Expert Choice 2000 (untuk seluruh hasil AHP). Analisis strategi melibatkan lima pakar yaitu Manufacturing Director, Factory Manager, SCM Manager, Procurement Manager, dan BOD Assistant Manufacture yang ada di perusahaan semen instant. Para pakar yang dilibatkan pada penelitian dengan metode analiytical hierarchy process (AHP) ini ada 5 orang responden pakar dengan beberapa diantaranya mengisi questioner dengan lengkap dan konsisten namun ada juga yang mengisi dengan lengkap namun tidak konsisten. Batas konsistensi rasio (CR) yang digunakan pada penelitian ini adalah 0.1 (10%), jika CR yang diperoleh lebih besar atau sama dengan 0.1, maka keputusannya tidak konsisten, dengan demikian jika CR yang diperoleh kurang dari 0.1, maka keputusannya Konsisten (Sumiati, 2006: 5). Adapun goal (tujuan) dari penelitian ini
3 69 adalah peningkatan kinerja perusahaan, dengan faktor kunci atau proses kuncinya ada 5 yaitu plan, source, make, deliver, dan return, yang menjadi parameter kinerja yaitu nilai tambah, mutu, dan resiko (Chan and Qi ). Sedangkan atribut kinerja terdiri dari kecepatan, kehandalan, flexibilitas, persaingan harga, dan kualitas (Schroeder, 2007). Sementara yang menjadi pengukur kinerja atau strateginya yaitu kinerja pengiriman, lead time pemenuhan pesanan, siklus pemenuhan pemesanan. Pemenuhan janji, fleksibilitas pasokan, stabilitas produksi, total biaya pasokan, persediaan usang, perputaran persediaan, keakuratan persediaan, keakuratan nilai, ketepatan peramalan, biaya transportasi, biaya dan waktu pengembalian yang dibutuhkan, kemampuan memenuhi kebutuhan pelanggan Hasil Analisis Dari hasil analisis menggunakan metode analytical hierarcy process (AHP), yang menjadi alternative strategi atau pengukur kinerja utama adalah ketepatan peramalan dengan bobot komposit sebesar 20.40%, kemudian disusul dengan kinerja pengiriman dengan bobot sebesar 17%, dan yang ketiga yaitu kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan sebesar 9.70% dan seterusnya, dimana yang menjadi proses kunci utama adalah Plan (Rencana) dengan bobot komposit sebesar 47.60% yang mendominasi faktor-faktor yang berpengaruh. Kriteria yang menjadi parameter utama atau prioritas utama dalam mengukur/parameter kinerja dalam mencapai market requirement adalah mutu dengan bobot
4 70 komposit sebesar 65.78% yang didukung dengan atribut kinerja kualitas sebesar 36.40%. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.1 : Ringkasan hasil AHP). No. Tabel 5.1: Ringkasan Hasil AHP Keseluruhan Hierarki prioritas Bobot Prioritas A Proses Kunci 1 Plan Source Make Deliver Return B Parameter Kinerja 1 Nilai tambah Mutu Risiko C Atribut Kinerja 1 Kecepatan Kehandalan Fleksibilitas Persaingan harga Kualitas D Alternatif strategi/pengukur Kinerja 1 Kinerja pengiriman Lead time Pemenuhan pesanan Siklus pemenuhan pemesanan Pemenuhan janji Fleksibilitas pasokan Stabilitas produksi Total biaya pasokan Persediaan usang Perputaran persediaan Keakuratan persediaan Keakuratan nilai Ketepatan peramalan Biaya transportasi Biaya dan waktu pengembalian yang dibutuhkan Kemampuan memenuhi kebutuhan pelanggan Sumber : Pengolahan Data Questioner dengan Expert Choice 2000, 2014 Tabel 5.1. di atas merupakan hasil analitycal hierachy process secara keseluruhan yang menggambarkan hasil pembobotan secara hierarchy bererapa komponen mulai dari proses kunci dengan unsure plan (perencanaan) mempunyai bobot komposit sebesar 46,7 %, pada
5 71 parameter kinerja dengan unsure mutu mempunyai bobot komposit sebesar 65,78 %, atribut kinerja dengan unsur kualitas mempunyai bobot komposit sebesar 36,4 %, dan alternative strategi pada unsur ketepatan peramalan dengan bobot komposit sebesar 20,4 %. Strategi ketepatan peramalan menjadi prioritas pertama tidak lepas dari faktor-faktor pendukung, dimana factor utama yang mendukung strategi ini adalah Plan (0.475), artinya dalam mendukung pencapaian ketepatan peramalan, dibutuhkan perencanan yang matang dalam menaksir kebutuhan distribusi, perencanaan dan pengendalian persediaan, perencanaan produksi, perencanaan material, perencanaan kapasitas dan melakukan penyesuaian supply chain plan dengan financial plan Peranan Proses Kunci Strategi ketepatan peramalan menjadi prioritas pertama tidak lepas dari faktor-faktor pendukung, dimana proses kunci utama yang paling berpengaruh dalam pencapaian market requirement adalah plan (0.476) sebagai proses kunci/proses bisnis terpenting yang harus diperhitungkan dalam rangka tahapan awal yang harus dipenuhi untuk mendukung penentuan alternative matrik pengukuran kinerja, artinya dalam mendukung pencapaian ketepatan peramalan, dibutuhkan perencanan yang matang dalam menaksir kebutuhan distribusi, perencanaan dan pengendalian persediaan, perencanaan produksi, perencanaan material, perencanaan kapasitas dan melakukan penyesuaian supply chain plan dengan financial plan. Proses kunci terpenting berikutnya adalah source
6 72 (0.233). Proses pengadaan barang maupun jasa untuk memenuhi permintaan penting bagi perusahaan semen instant. Proses tersebut mencakup dalam mendukung pencapaian ketepatan peramalan, perlunya perusahaan mengetahui penjadwalan pengiriman dari supplier, menerima, mengecek, dan memberikan otoritas pembayaran. Kemudian yang menjadi proses kunci ketiga adalah deliver (0.152), artinya perlunya mengetahui manajemen pesanan, transportasi, dan distribusi. Proses kunci keempat adalah make (0.088), artinya ketepatan peramalan menjadi dasar dalam pelaksanaan produksi, yang perlu diperhatikan yaitu penjadwalan produksi, melakukan kegiatan produksi, pengetesan kualitas produksi, pemeliharan, dan mengelola barang jadi ataupun setengah jadi. Proses kunci kelima adalah return (0.053), artinya ketepatan peramalan penting dalam mengurangi produk cacat yang dikembalikan oleh pelanggan (diadaptasi dari SCC Council, 2010) Peranan Parameter Kinerja Berdasarkan Proses Kunci Dalam rangka mencapai peningkatan kinerja perusahaan maka harus didukung dengan parameter kinerja, yang pada bagan Hierarchy ada pada level 2. Dari hasil kajian penelitian ini para parameter kinerja yaitu mutu, resiko, dan nilai tambah (Chan and Qi,2003). Dan dari hasil pengolahan matriks berpasangan antara Proses Kunci dengan Parameter Kinerja, dapat dilihat pada Tabel 5.2 : Ringkasan Hasil Parameter Kinerja Berdasarkan Proses Kunci.
7 73 Tabel 5.2 : Ringkasan Hasil Parameter Kinerja Berdasarkan Proses Kunci Parameter Kinerja Proses Kunci Plan Source Make Delivery Return Rata-Rata Nilai tambah Mutu Risiko Inconsistency Sumber : Pengolahan Data Questioner dengan Expert Choice 2000, 2014 Secara keseluruhan berdasarkan hasil pengolahan matriks berpasangan antara proses kunci dengan parameter kinerja, diperoleh hasil bahwa parameter kinerja utama yang paling berpengaruh dalam upaya pencapaian market requirement adalah mutu (0.6578), artinya dengan meningkatkan dan menjaga mutu secara keseluruhan baik dalam material, proses produksi sampai kepada mutu pengiriman akan meningkatkan penjualan produk semen dan mengurangi biaya, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan semen instant. Parameter kinerja selanjutnya adalah resiko (0.2056), pada dasarnya resiko merupakan hal penting untuk diperhitungkan agar tidak ditanggung oleh satu pihak saja. Misalnya, bahan utama pembuatan semen yang diolah memiliki kualitas yang kurang, hal ini akan mempengaruhi hasil akhir produk. Jika hasil tidak baik atau kurang dari standar mutu yang ditetapkan, maka akan memberikan dampak dalam pengembalian produk cacat sehingga resiko yang ditanggung perusahaan sepenuhnya. Parameter kinerja terakhir adalah nilai tambah (0.1364) dapat dilihat pada tabel 5.2 : Ringkasan Hasil Parameter Kinerja dan Gambar 5.1: Hierarki AHP.
8 74 Sumber : Hipotek, 2014 Gambar 5.1. Hierarki AHP Peranan Atribut Kinerja terhadap Parameter Kinerja Atribut kinerja berperan penting dalam menentukan bobot alternative yang akan ditentukan (Schroeder,2007) dan (Nigel Slack and Michael Lewis 2003) yaitu Speed, Dependalibilty, Flexibility, Competitive Cost, dan Quality. Dari hasil olah data berpasangan antara atribut kinerja
9 75 dengan parameter kinerja diperoleh hasil seperti pada Tabel 5.3. Ringkasan Hasil Atribut Kinerja dengan Parameter Kinerja, dibawah ini Tabel 5.3: Ringkasan Hasil Atribut Kinerja dengan Parameter Kinerja Atribut Kinerja Parameter Kinerja Nilai Tambah Mutu Risiko Rata-rata Kecepatan Kehandalan Fleksibilitas Persaingan harga Kualitas Inconsistency Sumber :Pengolahan data Questioner Atribut Kinerja, dengan Expert Choice 2000, 2014 Dalam kerangka analytical hierarchy process (AHP), hal ini dapat dilihat secara sebaliknya, seberapa besar alternative yang dibuat dapat menjawab atribut kinerja yang diinginkan untuk mencapai goal (tujuan). Kriteria atribut kinerja utama yang memiliki bobot terpenting adalah kualitas (0.364), artinya sangat penting bagi perusahaan untuk tetap menjaga kualitas produk. Atribut kinerja terpenting kedua adalah kecepatan (0.288), artinya bagaimana perusahaan mampu dalam memenuhi permintaan dalam jangka waktu yang tepat sesuai yang dijanjikan. Atribut kinerja ketiga adalah flexibilitas (0.204), artinya matrik pengukuran kinerja flexibilitas pasokan penting untuk diperhatikan dalam mendukung peramalan.atribut kinerja keempat adalah kehandalan (0.088), yang berarti bagaimana komitment terhadap jadwal pengiriman mampu dipenuhi dan kelima adalah persaingan harga (0.056), dimana persaingan harga adalah justru merupakan unsure terakhir dengan bobot terendah pada
10 76 atribut kerja, yang bisa diartikan menduduki skala prioritas terakhir dalam atribut kerja Pembahasan Hasil Uji Sensitivitas Dalam menganalisa lebih dalam dari hierarki proses AHP, yang bertujuan untuk menentukan atau menetapkan strategi supply chain, maka perlu dilakukan uji sensitivitas, dengan tujuan melihat seberapa jauh pengaruh satu elemen terhadap elemen yang lain dalam tiap hierarki proses pada proses kunci. Berdasarkan Gambar Performance Sensitivity (pada lampiran), untuk melihat tingkat sentifitas proses kunci, diketahui bahwa plan yang mempunyai bobot tertinggi. Sehingga, plan yang merupakan acuan dalam melihat pengaruhnya terhadap lainnya. Jika plan ditingkatkan atau dinaikkan, maka source dan deliver menurun.sedangkan jika plan diturunkan maka source dan deliver meningkat. Artinya, sensitifitas terjadi pada tingkat faktor,secara langsung plan berpengaruh signifikan terhadap source dan deliver atau proses kunci yang paling berpengaruh yaitu source dan deliver, bukan berarti make dan return tidak terpengaruh, hanya saja tidak terlalu sensitive. Namun, faktor plan, source dan lainnya tidak sensitive berpengaruh langsung terhadap perubahan alternative strategi, artinya perubahan bobot pada kriteria atau faktor yang ada tidak mempengaruhi prioritas strategi yang ada. Hanya saja semakin tinggi bobot faktor-faktor yang ada maka bobot ketepatan peramalan dan kinerja pengiriman semakin tinggi.
11 77 Berdasarkan olah data yang ditunjukan oleh Sesitivity Graphic (pada lampiran), ketepatan peramalan dan kinerja pengiriman berada pada kuadaran III, yang artinya plan dan source yang tinggi akan mempengaruhi strategi ketepatan peramalan dan kinerja pengiriman. Dapat dikatan semakin baik perencanaan dan pengadaan barang/jasa yang baik maka akan memberikan dampak terhadap pencapaian peningkatan kinerja perusahaan Hasil Uji Sintesis Dari hasil pembobotan SCOR AHP pada matriks pengukuran kinerja, yang terdiri dari 15 item, dari hasil questioner didapatkan hasil bahwa ketepatan peramalan mempunyai bobot tertinggi sebesar sebagai prioritas pertama, yang berarti bahwa ketepatan peramalan menjadi kinerja kunci yang paling berpengaruh dari ke lima belas kinerja lainnya, ketepatan peramalan merupakan kinerja yang menempati prioritas pertama untuk dicarikan strategi perbaikan nya. Kemudian diperingkat kedua pembobotan terbesar adalah pada kinerja pengiriman dengan bobot sebesar 0.170, yang mempunyai arti bahwa kinerja pengiriman sebagai prioritas terpenting ke dua setelah ketepatan peramalan yang akan berpengaruh besar terhadap kinerja rantai pasok secara keseluruhan. Dan bobot yang terbesar ketiga adalah kemampuan memenuhi kebutuhan pelanggan, yang mempunyai bobot dan menempati priotitas terpenting ketiga yang dapat berpengaruh besar terhadap kinerja rantai pasok. Secara keseluruhan hasil pembobotan matriks pengukuran kinerja
12 78 yang terdiri dari 15 item kinerja, dapat dilihat pada tabel 5.4 : Sintesis Pengukuran Kinerja. Tabel 5.4 : Sintesis Pengukuran Kinerja Goal Sintesisi Bobot Prioritas Kinerjapengiriman Lead time Pemenuhanpesanan Siklus pemenuhan pemesanan Pemenuhan janji Fleksibilitas pasokan Stabilitas produksi Total biaya pasokan Persediaan usang Perputaran persediaan Keakuratan persediaan Keakuratan nilai Ketepatanperamalan Biaya transportasi Biaya dan waktu pengembalian yang dibutuhkan Kemampuan memenuhi kebutuhan pelanggan Sumber : Hasil Pengolahan Data Questioner dengan Expert Choice 2000, 2014 Dari hasil sintesis pada tabel diatas, dapat dikembangkan menjadi penentuan alternative strategi melalui sisntesis matrik SCOR AHP diatas. Hasil sintesis matrik atara pengukuran 15 item kinerja dengan atribut kinerja, menghasilkan alternative strategi prioritas, seperti gambar Hasil Sistesis AHP yang digambarkan dari hasil olah data seperti pada lampiran (goal hasil sistesis). Dari hasil sintesis matriks antara atribut kerja dengan pengukuran kinerja di atas, dapat dihasilkan alternative strategi yang dapat
13 79 dikembangkan nantinya. Alternatif strategi tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5 : Alternatif Strategi, berikut Tabel 5.5 : Alternatif Strategi Sumber : Hasil Sintesis Matriks antara Atribut Kinerja dengan Pengukuran kinerja dengan Expert choice, 2000, 2014 Penjabaran alternative strategi mengacu pada tabel alternative strategi di atas, adalah yang significant dalam arti yang mempunyai bobot
14 80 terbesar dan skala prioritas terpenting. Dalam perusahaan semen instant ini, telah dipilih alternative strategi yang berdampak langsung dan berdampak besar terhadap kinerja supply chain secara keseluruhan, meliputi skaa prioritas 1 sampai dengan 3 dari tiga item kinerja supply chain yang diukur. Strategi mencakup pada lima elemen kinerja dengan bobot terbesar, yaitu : 1. Ketepatan Peramalan 2. Kinerja Pengiriman, 3. Kemampuan Perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan 4. Lead Time Pemenuhan Pesanan 5. Keakuratan Persediaan Strategi yang didapatkan, dengan disintesiskan terhadap atribut kinerja yang meliputi : kecepatan, kehandalan, fleksibilitas, harga dan kualitas, dapat dijabarkan, yaitu : 1. Ketepatan peramalan a. Pihak sales harus memberikan forecast secara bulanan dan harus diterima oleh bagian operational manufacture maksimal lima hari sebelum akhir bulan berjalan, tujuannya adalah penting terhadap kesiapan order pemenuhan material untuk memenuhi order tersebut. Jika terlambat, maka akan terlambat pula dalam kedatangan material dan akan menghambat proses produksi dan delivery ke pelanggan.
15 81 b. Tingkat akurasi forecast penjulan dari sales, harus diberikan batas toleransi yang semakin ketat, hal ini untuk mengurangi angka ketidak pastian bagi pihak procuremet dalam membuat rencana pembelian, bagi pihak produksi dalam membuat rencana produksi, dan bagi delivery dalam membuat rencana delivery, serta mampu memberikan jaminan kualitas material yang datang. c. Perubahan jumlah pesanan dan item pesanan dalam sales forecast harus dibuatkan batas toleransi yang wajar, karena hal ini akan berpengaruh terhadap perubahan kedatangan material dan jadwal pengiriman. Semakin besar deviasi perubahan jumlah dan item pesanan, maka akan semakin besar penyimpangan rencana pembelian material, produksi dan delivery. Hasil temuan tersebut, serupa dengan hasil penelitian Ning Cao et al (2005) dalam jurnal nya yang berjudul How are supply chains coordinated? An empirical observation in textile-apparel businesses dan Engelhardt et al (2012) dalam jurnal nya yang berjudul Improving Value Chain Flexibility and Adaptability in Build-toOrder Environments 2. Kinerja pengiriman. a. Perusahaan semen instant harus melalukan review terhadap performa kendaraan, baik jumlah maupun kualitas. Hal ini untuk mencapai target jumlah kiriman karena masalah keterbatasan jumlah armada, dan resiko keterlambatan karena kerusakan armada akibat dari usia armada yang sudah relative tua diatas 10 tahun.
16 82 b. Evaluasi pada waktu yang diperlukan untuk loading (muat) barang kiriman ke pelanggan harus segera dilakukan. Hal ini akan berdampak pada antrian dan lamanya waktu kiriman ke pelanggan. c. Perusahaan harus menetapkan kebijakan berapa jumlah dan jenis armada untuk melayani rute tertentu dan kiriman pada kondisi tertentu (mendesak dan jumlah sedikit), karena kondisi tersebut berkaitan dengan kepuasan pelanggan. d. Perusahaan harus mulai membuat analisa perbandingan harga armada sewa dibandingkan dengan investasi armada sendiri, hal ini berkaitan dengan semakin kompleksnya permasalahan trayek dan kondisi lalu lintas. e. Dilakukan analisa safety didalam proses muat barang. Hal ini untuk mencegah kerusakan barang yang akan dikirim saat muat. Tentunya untuk mengurangi angka pengembalian produk (retur) akibat cacat. Hasil temuan tersebut, serupa dengan hasil penelitian Rodrigues et al (2007) dalam jurnal nya yang berjudul Establishing a Transport Operation Focused Uncertainty Model for the Supply Chain, Cobert (1993) dalam jurnal nya yang berjudul Delivery Windows A New View on Improving Manufacturing Flexibility an On Time Delivery Performance, Scho nberger et al (2009) dalam jurnal nya yang berjudul Transport System Responsiveness Improvement, juga mendapatkan masukan dari jurnal supply chain oleh Gunasekaran et al (2004) yang berjudul A Framework for Supply Chain Performance Measurement.
17 83 3. Kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan. a. Setting kapasitas produksi, buffer material utama dan pendukung, setting kapasitas gudang, dan delivery khusus untuk melayani order dengan karakteristik tertentu, harus dibuatkan kebijakan tegas oleh perusahaan. Hal ini perlu dilakukan untuk menyikapi order yang mendadak dan dalam jumlah terbatas, bahkan order tersebut merupakan produk khusus dan baru di lounching. b. Standart harga dan minimum order harus ditetapkan dalam menangani order khusus ini, karena potensi kerugian cukup besar tetapi dalam sisi lain hal ini penting untuk mencapai kepuasan pelanggan. Hasil temuan tersebut, serupa dengan hasil penelitian Cousens et al (2008) dalam jurnal nya yang berjudul A Mrocess for Managing Manufacturing Flexibility. 4. Lead Time Pemenuhan Pesanan. Pihak perusahaan yang diwakili oleh departemen sales harus mampu memberikan ketegasan dalam kontrak order terhadap pelanggan berkaitan dengan lead time pemenuhan pesanan. Hal ini penting karena jadwal produksi serta delivery harus disetting dengan baik agar semua pesanan yang masuk dapat diproses dengan baik sesuai antrian nya. Hasil temuan tersebut, serupa dengan hasil penelitian Closs et al (2005) dalam jurnal nya yang berjudul The role of information connectivity in making flexible logistic programs successfully.
18 84 5. Keakuratan Persediaan. Keakuratan persediaan ber awal dari ketepatan angka sales forecast, karena dari sales forecast dibuat perencanaan kebutuhan bahan baku dan pendukung, kebutuhan armada, perencanaan produksi dan lainnya. kemacetan, fluktuasi harga bahan bakar minyak. Hasil temuan tersebut, serupa dengan hasil penelitian Il Ru et al (2008) dalam jurnal nya yang berjudul The Role of Partnership in Supply Chain Performance.
PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI
PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufacture, sebuah proses yang berjalan dari penyediaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Pada industri manufacture, sebuah proses yang berjalan dari penyediaan material, proses produksi, penyimpanan sampai dengan delivery atau distribusi kepada
Lebih terperinciPengukuran Kinerja SCM
Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
i DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i iii iii iv 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 5 2 TINJAUAN
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Saat ini dunia perindustrian berkembang semakin pesat dan mengakibatkan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Kondisi ini menuntut dihasilkannya produk atau jasa yang lebih baik, lebih
Lebih terperinci27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk)
27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk) PENENTUAN DAN PEMBOBOTAN KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK PRODUKSI KEJU MOZARELLA DI CV. BRAWIJAYA DAIRY INDUSTRY
Lebih terperinciPengukuran Performansi Perusahaan dengan Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR)
Pengukuran Performansi Perusahaan dengan Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) Darojat 1), Elly Wuryaningtyas Yunitasari 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Universitas Sarjanawiyata
Lebih terperinciPembahasan Materi #4
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Kompetisi Waktu Alasan Perhitungan Waktu Siklus Hidup Produk Waktu Sebagai Strategi Konsep dan Cara Pandang Lead Time Manajemen Pipeline Logistik Added Cost
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PENJADWALAN PRODUKSI PADA IKM TEKSTIL BAJU MUSLIM XYZ DENGAN METODE SCOR
PENGUKURAN KINERJA PENJADWALAN PRODUKSI PADA IKM TEKSTIL BAJU MUSLIM XYZ DENGAN METODE SCOR Mariyatul Qibtiyah 1), Nunung Nurhasanah 2), Widya Nurcahayanty Tanjung 3) 1),2),3 ) Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun belakangan ini, keunggulan optimasi dan integrasi supply chain menjadi fokus dari beberapa organisasi perusahaan besar di dunia, Persaingan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Perumusan Masalah. Mengidentifikasi Entitas atau Anggota Rantai Pasok
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini berisi mengenai metodologi penelitian. Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian. Berikut
Lebih terperinci#4 KONSEP LEAD TIME DALAM SCM
#4 KONSEP LEAD TIME DALAM SCM 1. Kompetisi Waktu Salah satu komponen yang dapat menentukan sebuah perusahaan dapat bersaing adalah waktu. Ada pepatah yang mengatakan WAKTU ADALAH UANG. Pepatah ini masih
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM :
PENGUKURAN KINERJA SUPPY CHAIN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCOR DAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) (Studi Kasus: UKM Batik Sekar Arum, Pajang, Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK CV. Motekar merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan boneka, dimana pemenuhan kebutuhan bahan baku bergantung sepenuhnya dari supplier. Saat ini perusahaan memiliki 2 supplier produksi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Persaingan perusahaan-perusahaan sangat ketat dalam era globalisasi ini yang menghendaki perdagangan bebas. Persaingan yang sengit dalam pasar global sekarang ini,
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)
PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciSTRATEGI PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOK UKM BATIK DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR)
STRATEGI PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOK UKM BATIK DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) Mila Faila Sufa 1*,Latifa Dinar Wigaringtyas 2, Hafidh Munawir 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA SCOR PADA PERENCANAAN BAHAN BAKU DI IKM TPT ABC DAN XYZ DENGAN PENDEKATAN OBJECTIVE MATRIX
PENGUKURAN KINERJA SCOR PADA PERENCANAAN BAHAN BAKU DI IKM TPT ABC DAN XYZ DENGAN PENDEKATAN OBJECTIVE MATRIX Meliantika 1), Widya Nurcahaya Tanjung 2), Nunung Nurhasanah 3) 1)2)3) Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciBab V Pengolahan Data dan Analisis
20 Bab V Pengolahan Data dan Analisis V. Analisis Model Menurut SCOR Versi 9.0, atribut SCOR terdiri atas: Atribut dari sisi pelanggan. Keandalan (Reliability) 2. Ketanggapan (Responsiveness). Ketangkasan
Lebih terperinci5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR
5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Kinerja Rantai Pasok Kinerja rantai pasok merupakan ukuran kinerja secara keseluruhan rantai pasok tersebut (Chopra
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Tingginya persaingan bisnis di berbagai bidang industri, telah meningkatkan daya saing perusahaan menjadi penting dalam hal efektifitas dan
Lebih terperinciKINERJA PROSES INTI RANTAI PASOK AGROINDUSTRI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 319 KINERJA PROSES INTI RANTAI PASOK AGROINDUSTRI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) Abdul Wahib Muhaimin, Djoko Koestiono, Destyana Ellingga Pratiwi, Silvana
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
81 Bab III Metodologi Penelitian III.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia di Bandung. III.2 Metode Penelitian Menurut Yin (1996), bentuk pertanyaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan merupakan suatu tantangan bagi perusahaan untuk terus berusaha memberikan yang terbaik bagi konsumen. Perusahaan yang mampu memenuhi keinginan konsumen,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. rahmat dan kasih sayang -Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang -Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan tugas akhir (skripsi) yang berjudul Analisa
Lebih terperinciKuesioner Penentuan Kriteria yang Relevan Dalam Upaya Pemilihan Supplier Kain untuk Bahan Baku Celana
Kuesioner Penentuan Kriteria yang Relevan Dalam Upaya Pemilihan Supplier Kain untuk Bahan Baku Celana Kepada responden yang terhormat, Saya Defri Alexia, saat ini saya sedang melakukan survei terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis pada suatu produk mulai dari hulu hingga ke hilir dengan tujuan menyampaikan
Lebih terperinciBAB III PERUMUSAN MASALAH
BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Latar Belakang Permasalahan Lingkup bisnis PT Pantja Motor, pada Gambar 3.1, baik untuk jumlah unit untuk memenuhi permintaan dan jumlah pemesanan komponen menerapkan pull
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK CV Duta Warna adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa percetakan, dimana pemenuhan kebutuhan bahan baku kertas bergantung kepada supplier. Saat ini perusahaan memiliki 5 supplier bahan baku
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU KERTAS DENGAN MODEL QCDFR DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Widya Teknika Vol.20 No.2; Oktober 2012 ISSN 1411 0660: 32-38 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Universitas Widyagama Malang 32 PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU KERTAS DENGAN MODEL QCDFR DAN ANALYTICAL
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DENGAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) MANAJEMEN DI PT.GUNAWAN DIANJAYA STEEL SURABAYA SKRIPSI
PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DENGAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) MANAJEMEN DI PT.GUNAWAN DIANJAYA STEEL SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh : YOHANES NURSIS AGUNG JATMIKO NPM : 0532010207
Lebih terperinciAbstrak
PEMILIHAN ALTERNATIF SUPPLIER MENGGUNAKAN PENDEKATAN VENDOR PERFORMANCE INDICATOR (VPI) DAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES (AHP) DI PT SUMBER BERKAT ANUGERAH INDONESIA Euis Nina Saparina Yuliani 1,
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR
PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR Dimas Satria Rinaldy, Patdono Suwignjo Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Sumber Mulia Lestari merupakan salah satu perusahaan garmen di Indonesia yang memproduksi sweater baik untuk dewasa maupun untuk anakanak.perusahaan ini memiliki beberapa supplier yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Rantai Pasok Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR)
Analisis Kinerja Rantai Pasok Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) di Industri Tekstil dan Produk Tekstil Sektor Industri Hilir (Studi kasus pada perusahaan garmen PT Alas Indah Remaja
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah tata cara yang terperinci mengenai tahap-tahap melakukan sebuah penelitian. Metodologi penelitian pada penelitian ini
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xiv DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvii. BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv SURAT PERNYATAAN...Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 15 16
Lebih terperinciAnalisis Kepuasan Konsumen Gula Rafinasi Dengan Pendekatan Model Kano Berdasarkan Dimensi Supply Chain Operation Reference
Analisis Kepuasan Konsumen Gula Rafinasi Dengan Pendekatan Model Kano Berdasarkan Dimensi Supply Chain Operation Reference Maria Ulfah Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jendral
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL.
Lebih terperinciBab 3 Faktor Pengendali Supply Chain
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain Dr. Eko Ruddy Cahyadi 3-1 Pengendali kinerja Supply Chain Fasilitas Persediaan Transportasi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT. INDOMAPAN INTISARI
PENGEMBANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT. INDOMAPAN Dira Ernawati Teknik Industri, FTI-UPN Veteran Jawa Timur INTISARI Tujuan dari managemen Supply Chain adalah untuk meminimalkan biaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Supply chain mempunyai peranan penting dalam aktivitas perusahaan mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan pengiriman hasil produksi kepada konsumen.
Lebih terperinciBab 2 Strategi Supply Chain
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Bab 2 Strategi Supply Chain Dr. Eko Ruddy Cahyadi 2-1 Competitive and Supply Chain Strategies Competitive strategy: Kebutuhan
Lebih terperinciAnalisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)
Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent) Agus Syamsudin 1*, Ellysa Nursanti 2, Emmalia Adriantantri 3 1 Mahasiswa Progam Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dalam mencari jawaban. Dengan ungkapan lain, metodologi adalah pendekatan umum untuk
Lebih terperinciPEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU ALUMINIUM INGOT ADC12S DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG
PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU ALUMINIUM INGOT ADC12S DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG Nama NPM : 32412666 Jurusan Pembimbing : Fairuz Inanda
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI KINERJA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR)
ANALISIS PERFORMANSI KINERJA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) Lukmandono 1, Reza Putra Pratama 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pemilihan supplier sebelumnya juga banyak dilakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai pemilihan supplier sebelumnya juga banyak dilakukan penelitian oleh peneliti peneliti sebelumnya. Penelitian tersebut sangat bermanfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini, supply chain management (SCM) telah menjadi salah satu alat perbaikan bisnis yang paling kuat. Setiap organisasi harus melakukan transformasi baik dari segi
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN
PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN BERDASARKAN PROSES INTI PADA SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) (Studi Kasus Pada PT Arthawenasakti Gemilang Malang) PERFORMANCE MEASUREMENT SUPPLY CHAIN BASED ON CORE
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management
II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management Menurut Punjawan (2005) definisi dari supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sektor industri terus berkembang,sehingga segala aspek yang terdapat pada sebuah industri sangat menentukan keberhasilan dan kemajuan industri tersebut.
Lebih terperinciEvaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi)
Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi) Raw Material Supplier Performance Evaluation Using Fuzzy Analytic Hierarchy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
49 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Menentukan Kriteria Pemilihan Supplier Untuk menentukan kriteria pemilihan supplier, sebelumnya peneliti sudah melakukan verifikasi awal
Lebih terperinciPERFORMANCE MEASUREMENT (Pengukuran Kinerja) Supply Chain Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul July 2017
PERFORMANCE MEASUREMENT (Pengukuran Kinerja) Supply Chain Management Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul July 2017 Objektif Pembelajaran (Learning Objectives) Mahasiswa bisa: Menjelaskan mengapa
Lebih terperinciANALISIS RANTAI PASOK PADA PT ADHIMIX PRECAST INDONESIA DENGAN METODE AHP
ANALISIS RANTAI PASOK PADA PT ADHIMIX PRECAST INDONESIA DENGAN METODE AHP Nama : Faiz Aisyah Zuraidah NPM : 32412690 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : 1. Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT. 2. Alsen Medikano,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga
Lebih terperinciEVALUASI AKTIVITAS SUPPLY CHAIN PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUK SAMBAL PT XYZ UNTUK OPTIMALISASI PROFIT
EVALUASI AKTIVITAS SUPPLY CHAIN PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUK SAMBAL PT XYZ UNTUK OPTIMALISASI PROFIT RESEARCH AUDREY MARGARETA WIDJAJA (0840000464) BINUS BUSINESS SCHOOL PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
Lebih terperinciManajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N
Manajemen Transportasi dan Distribusi Diadopsi dari Pujawan N Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN HABIS PAKAI MEDIK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS. (Pada PT. Nitrasanata Dharma)
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN HABIS PAKAI MEDIK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Pada PT. Nitrasanata Dharma) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciManajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2015
Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2015 Strategi Kompetitif-Strategi Supply Chain Strategi Kompetitif : strategi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen melalui barang dan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data. tempat dan waktu btertentu. Metode pengumpulan dengan melakukan
41 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yaitu pengamatan yang bersifat spesifik dan
Lebih terperinciPENGUKURAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN PT. SWABINA GATRA
PENGUKURAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN PT. SWABINA GATRA Enny Ariyani, Imaniar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Jl. Raya Rungkut
Lebih terperinci#14 PENGUKURAN KINERJA SCM
#14 PENGUKURAN KINERJA SCM Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu mengevaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini terjadi perubahan paradigma mengenai kualitas. Suatu produk yang berkualitas tidak hanya merupakan produk dengan kinerja yang baik tetapi juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju dan berkembangnya kondisi perekonomian menyebabkan persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Persaingan tersebut menuntut para pelaku bisnis melakukan
Lebih terperinciBAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI
BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI 4.1 Definisi Logistic Logistik berasal dari bahasa Yunani Logos yang berarti rangsum, kata, kalkulasi, alasan, cara
Lebih terperinciManajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq
Manajemen Tranportasi dan Distribusi Dosen : Moch Mizanul Achlaq Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan pembatasan masalah. integrasi yang efisien antara pemasok (Supplier), pabrik (manufacture), pusat
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan pembatasan masalah. 1.1 Latar Belakang Supply Chain Management (SCM) adalah sebuah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan Konsumen, Pentingnya Kepuasan Konsumen Dalam Pemasaran,
10 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas lebih mendalam mengenai Pengertian Kepuasan Konsumen, Pentingnya Kepuasan Konsumen Dalam Pemasaran, Hubungan Supply Chain Management, Kepuasan Konsumen
Lebih terperinciPENGUKURAN PERFORMANSI SUPPLY CHAIN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) DI PT. PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI
PENGUKURAN PERFORMANSI SUPPLY CHAIN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) DI PT. PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI OLEH : BAGUS NAVY PUTRA NPM : 0632010180 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciABSTRAKSI Kata Kunci: Kinerja Vendor , Analytical Hierarchy Process , QCDFR.
ABSTRAKSI PT. Sari Husada adalah perusahaan yang memproduksi berbagai makanan dan minuman bergizi khusus bayi, balita dan ibu hamil. Bahan baku utamanya adalah susu segar. Sebagai salah satu industri pengolahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dipresentasikan metodelogi penelitian yang diuraikan menjadi tujuh sub bab yaitu fokus kajian dan tempat, diagram alir penelitian, k-chart penelitian, konseptual
Lebih terperinciOleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Bab ketiga ini adalah untuk menguraikan objek penelitian, alat, tata cara penelitian dan data yang akan dikaji serta cara analisis yang dipakai dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ilmiah memerlukan suatu kerangka penelitian sebelum pelaksanaannya. Kerangka penelitian tersebut harus disusun secara sistematis dan terarah, berdasarkan permasalahan
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi
ABSTRAK Perusahaan belum pernah menerapkan pengukuran kinerja terhadap pihakpihak yang berhubungan dengan perusahaan.. Melihat hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran kinerja.
Lebih terperinciB A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1
B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN:
ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BIJI PLASTIK POLYPROPYLENE MENGGUNAKAN METODE AHP DAN QFD PADA PT ARISAMANDIRI PRATAMA Diana Puspita Sari 1 *, Agil Saputro 2, Susatyo Nugroho 3 1,2,3 Program Studi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PT. MATARAM TUNGGAL GARMENT
TUGAS AKHIR PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PT. MATARAM TUNGGAL GARMENT Disusun oleh : Zakiya Muallifa Rahman 10660034 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM
Lebih terperinciPENETAPAN KRITERIA HARGA BIAYA ANGKUT TRANSPORTASI BAHAN BAKAR SOLAR SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Penetapan Kriteria Harga Biaya Angkut Transportasi Bahan Bakar Solar... (Sopiah dkk) PENETAPAN KRITERIA HARGA BIAYA ANGKUT TRANSPORTASI BAHAN BAKAR SOLAR SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw
Lebih terperinciOPTIMALISASI SISTEM PERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI PADA PUSAT DISTRIBUSI MINIMARKET BERJARINGAN
OPTIMALISASI SISTEM PERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI PADA PUSAT DISTRIBUSI MINIMARKET BERJARINGAN Jazuli Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro, Semarang Email:jazuli.st.meng@gmail.com ABSTRAK Pusat distribusi
Lebih terperinciBerupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier
Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Supply Chain Management Supply chain management adalah pengintengrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan barang setengah jadi menjadi produk akhir,
Lebih terperinciRr. Rochmoeljati Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK
PENGUKURAN KINERJA SUPPLIER BERDASARKAN VENDOR PERFORMANCE INDICATOR DENGAN METODE QUALITY COST DELIVERY FLEXIBILITY RESPONSIVENESS (STUDI KASUS : PT BOMA BISMA INDRA SURABAYA) Rr. Rochmoeljati Jurusan
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) DI PT.ANEKA REGALINDO SKRIPSI
ANALISIS PERFORMANSI SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) DI PT.ANEKA REGALINDO SKRIPSI Oleh : ANA NURFITASARI 0732010111 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciOleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Waktu merupakan salah satu inti dari masalah logistik. Bagi pelanggan waktu adalah layanan yang dibutuhkan, sedangkan bagi penjual barang waktu adalah biaya. Sehingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara 135-141 Yogyakarta. 3.2 Penentuan Kriteria Identifikasi kriteria menurut Verma dan Pullman
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PERUSAHAAN GULA ABSTRAK
ANALISIS KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PERUSAHAAN GULA MT Safirin Jurusan Teknik Industri UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Salah satu aspek penting yang akhir-akhir banyak diteliti dan didiskusikan oleh para
Lebih terperinci