Oleh : Natana El Andi Kurniawan D

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh : Natana El Andi Kurniawan D"

Transkripsi

1 KOMUNIKASI DAN KEPUTUSAN MEMILIH (Studi Tentang Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Massa Berpengaruh Terhadap Keputusan Memilih Di Kalangan Marginal Dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2012) Oleh : Natana El Andi Kurniawan D SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Program Studi Ilmu Komunikasi PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

2 commit to user ii

3 commit to user iii

4 commit to user iv

5 HALAMAN MOTTO "Verba volant, scripta manent" (Spoken words fly away, but what is written will remain) commit to user v

6 HALAMAN PERSEMBAHAN Untuk Mama dan Papa, Untuk harapan dan kenangan, Untuk masa depan yang cerah, Untuk mimpi yang sempurna dan masa lalu tern ggal. commit to user vi

7 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan berkatnya yang melimpah serta karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Komunikasi dan Keputusan Memilih (Studi Tentang Bagaimana Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Massa Berpengaruh Terhadap Keputusan Memilih di Kalangan Marginal Dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2012). Alasan Penulis mengambil tema penelitian ini adalah minat penulis terhadap kajian politik, terutama pemilu. Minat tersebut kemudian penulis hubungan dengan ilmu komunikasi yang menjadi dasar pendidikan penulis. Penulis kemudian melihat fenomena Pemilukada DKI 2012 menarik untuk dikaji dari sudut khalayak sehingga penulis implementasikan dalam penelitian ini. Fokus penelitian ini adalah studi efek / pengaruh komunikasi terhadap keputusan memilih yang diambil khalayak, yang pada penelitian ini dikhususkan kepada masyarakat marginal pada Pemilukada DKI Jakarta Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan baik tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Dengan segenap kerendahan hati, Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus atas anugerahnya, terutama dalam memberikan petunjuk dan perlindungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga Penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan, perhatian, motivasi, dan bimbingan selama masa penulisan skripsi ini. commit to user vii

8 Penulis mengucapkan terima kasih terkhusus kepada Prof. Drs. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta; selaku Pembimbing Akademik yang sudah membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret; selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis yang dengan penuh kesabaran meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini, serta berbagi pengalaman dan pelajaran hidup yang berharga bagi Penulis di sela-sela bimbingan. Terima kasih juga Penulis ucapkan kepada Dr. Prahastiwi Utari, Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan Ibu Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si selalu Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak lupa Penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga penulis yang tak henti-henti memberikan dukungan moril dan material kepada Penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Komunikasi 2008, Magic Production, Lollipop Event Organizer, dan Mix Advertising atas kerja sama dan kebersamaan selama masa perkuliahan yang akan menjadi kenangan yang indah bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada mereka yang membantu penelitian ini, informan yang meluangkan waktunya untuk menjadi narasumber, Koh Agus yang telah membantu akomodasi Penulis commit to user viii

9 selama melakukan penelitian di Jakarta, serta orang-orang lain yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan penelitian ini, namun pasti masih ada kekurangan dalam penelitian ini. Penulis berharap masukan, kritik dan saran demi kemajuan penulis sendiri. Akhirnya, penulis berdoa supaya skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang yang membacanya. Terima Kasih. Surakarta, 5 Desember 2012 Penulis commit to user ix

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK i ii iii iv v vi vii x xiii xiv xv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 7 C. Tujuan Penelitian 7 D. Manfaat Penelitian 7 E. Kerangka Berpikir 8 F. Tinjauan Pustaka 1. Komunikasi 9 2. Komunikasi Interpersonal Komunikasi Massa Peran Media Massa dalam Pemilu Masyarakat Marginal Perilaku Memilih 26 G. Metodologi Penelitian 1. Jenis dan Metode Penelitian Lokasi Penelitian Jenis Data 32 commit to user x

11 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik Sampling Teknik Analisis Data Validitas Data 40 BAB II : DESKRIPSI LOKASI A. Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta 1. Sejarah Geografis Administrasi Potensi dan Permasalahan 47 B. Pemilukada DKI Jakarta Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kandidat Penyelenggaraan 57 BAB III : KOMUNIKASI DAN KEPUTUSAN MEMILIH A. Komunikasi dan Keputusan Memilih Masyarakat Marginal Pada Pemilukada DKI Jakarta tahun Komunikasi Interpersonal Komunikasi Massa 75 B. Partisipasi Politik dan Perilaku Memilih Masyarakat Marginal pada Pemilukada DKI Jakarta tahun Partisipasi Politik Perilaku Pemilih 97 C. Referensi Memilih Masyarakat Marginal di Pemilukada DKI Jakarta BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan 1. Komunikasi dan Keputusan Memilih Masyarakat Marginal Pada Pemilukada DKI Jakarta tahun Partisipasi Politik dan Perilaku Memilih Masyarakat Marginal pada Pemilukada DKI Jakarta tahun commit to user xi

12 3. Referensi Memilih Masyarakat Marginal di Pemilukada DKI Jakarta B. Saran 129 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN commit to user xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 10 Gambar 1.2 Komponen Analisis Data Model Interaktif Gambar 2.1 Peta Administratif DKI Jakarta Gambar 2.2 Pasangan Calon Fauzi Bowo Nachrowi Ramli Gambar 2.3 Pasangan Calon Hendardji Soepandji Ahmad Riza Patria Gambar 2.4 Pasangan Calon Joko Widodo Basuki Tjahaja Purnama Gambar 2.5 Pasangan Calon Hidayat Nur Wahid Didik. J. Rachbini Gambar 2.6 Pasangan Calon Faisal Basri Biem Benyamin Gambar 2.7 Pasangan Calon Alex Noerdin Nono Sampono Gambar 2.8 Suasana Hari Pemungutan Suara Putaran Kedua Kamis, 20 September 2012 di TPS 01 Pademangan, Ancol, Jakarta Utara Gambar 2.9 Suasana Penghitungan Suara Putaran Kedua Kamis, 20 September 2012 di TPS 01 Pademangan, Ancol, Jakarta Utara Gambar 3.1 TV Commerci Gambar 3.2 TV Commercia Gambar Gambar 3.4 Cuplikan Gambar 3.5 TV Commercial Hidayat Nur Wahid Didik J. Rachbini Gambar 3.6 TV Commercial Alex Noerdin Nono Sampono Gambar 3.7 Debat Pemilukada DKI Jakarta 14 September Gambar 3.8 Debat Pemilukada DKI Jakarta 16 September Gambar 3.9 Pemberitaan Media Televisi Mengenai Pemilukada DKI Jakarta commit to user xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Daftar Informan Penelitian Tabel 2.1 Pembagian Administratif DKI Jakarta Tabel 2.2 Daftar Pemilih Tetap Pemilukada DKI Jakarta Putaran I Tabel 2.3 Daftar Pemilih Tetap Pemilukada DKI Jakarta Putaran II Tabel 2.4 Daftar Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur dalam Pemilukada DKI Jakarta Tabel 2.5 Rekapitulasi Hasil Pemungutan Suara Pemilukada DKI Jakarta 2012 Putaran Pertama Tabel 2.6 Rekapitulasi Hasil Pemungutan Suara Pemilukada DKI Jakarta 2012 Putaran Kedua 60 Tabel 3.1 Gambaran Perilaku Memilih Masyarakat Marginal DKI Jakarta dalam Pemilukada tahun commit to user xiv

15 ABSTRAK NATANA EL ANDI KURNIAWAN, D , KOMUNIKASI DAN KEPUTUSAN MEMILIH (Studi Tentang Bagaimana Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Massa Berpengaruh Terhadap Keputusan Memilih Di Kalangan Marginal Dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2012), Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, Komunikasi merupakan ciri khas manusia sebagai makhluk sosial. Manusia menggunakan komunikasi dalam setiap aspek kehidupannya, termasuk dalam partisipasi politik seseorang pasti ada proses komunikasi yang terjadi sebelumnya. Proses Komunikasi juga berperan dalam keputusan memilih masyarakat marginal pada Pemilukada DKI Jakarta Pengaruh / Efek yang timbul dari komunikasi itu sendiri dapat dilihat dari perilaku pemilih pada saat hari pemungutan suara. Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana kecenderungan perilaku pemilih masyarakat marginal pada Pemilukada DKI Jakarta 2012, dan sejauh mana proses komunikasi dapat mempengaruhi keputusan memilih masyarakat marginal pada Pemilukada DKI Jakarta Metode yang paling tepat untuk menjawab permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan metode studi kasus karena fokus penelitian terletak pada fenomena kontemporer yang terjadi hanya sekali. Sementara pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur yang terkait dengan tema penelitian ini. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yakni memilih sejumlah informan yang memenuhi syarat, sementara validitas data diuji melalui teknik triangulasi sumber (data) dan analisa menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa proses komunikasi, baik interpersonal maupun massa berpengaruh dalam menentukan keputusan memilih masyarakat marginal pada Pemilukada DKI Jakarta Namun pengaruh yang dihasilkan berbeda-beda pada setiap individu dan memiliki pola yang berbedabeda. Komunikasi Interpersonal merupakan proses komunikasi yang paling efektif dalam mempengaruhi keputusan memilih tergantung pada tipe pemilih itu sendiri. Sementara Kampanye publik yang menghabiskan banyak uang terbukti tidak efektif dan Media Massa punya pengaruh pada keputusan memilih walaupun dalam kadar yang terbatas. commit to user xv

16 ABSTRACT NATANA EL ANDI KURNIAWAN, D , COMMUNICATION AND VOTING DECISION (Study about Interpersonal Communication and Mass Governor Election 2012), Thesis, Communications Science Majors, Social and Political Science Faculty, Sebelas Maret University, 2012 Communication is characteristic of humans as social beings. People use communication in every aspect of life, including on political participation. Despite of that it must be there is communication occurred during or earlier. Then, Communication also plays a role in the decision that marginal society vote for, on communication could be seen on voting behavior when the Election Day comes. Based on description above, problems that would be focus on this research could influence marginal society to decide who will they vote for. The most ideal method to answer these problems is case study methods because the research is focused to contemporary phenomenon that could be only happen once. Collecting data using in-depth interviews, observations, and literature related to the research. This research used purposive sampling which means choosing qualified informant as many as needed, while data validity is tested by data triangulation, and then analysis using Interactive Model of Miles and Huberman. This research found that the process of communication, both of interpersonal communication and mass communication have affected on decide to vote by marginal society on DKI Jakarta Governor Election However, the effect that may happen doing different on each person and have different pattern so. Interpersonal Communication is the most effective in influencing the vote decision, but also depends on their type of voter. While Public Campaign that spends more money that anything else may the most ineffective to influence people, and the Mass Media is proved can make effect on vote decisions even though not as effective as Interpersonal Communication could do. commit to user xvi

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini media massa telah mengubah kehidupan sosial masyarakat. Informasi yang diberikan media massa mampu mengubah opini publik mengenai fakta yang ada. Media massa juga berperan dalam Pemilu, menyebarkan informasi kepada khalayak baik berupa pemberitaan dan juga iklan politik. Dewasa ini media massa telah menjadi referensi khalayak untuk bertindak dalam pemilu. Padahal jenis komunikasi yang paling efektif adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal dianggap mampu memberikan pesan persuasif yang mampu mengubah perilaku seseorang. Pada tahun 2012 ini, DKI Jakarta menyelenggarakan Pemilukada untuk memilih gubernur dan wakil gubernur yang baru. Fauzi Bowo maju sebagai incumbent namun memilih wakil yang berbeda dengan menggandeng tokoh Betawi lainnya Nachrowi Ramli. Sementara itu perubahan dalam Undang-undang Nomor 22 tahun 2007 juga memungkinkan calon non-partai atau lebih dikenal dengan calon independen untuk maju sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Pemilukada DKI Jakarta 2012 berlangsung dalam dua periode setelah pada periode pertama yang diselenggarakan pada Rabu, 11 Juli 2012 tidak ada satupun pasangan calon yang memenuhi syarat 50+1, maka ditetapkan dua pasangan calon commit 1 to user

18 teratas untuk mengikuti pemilukada putaran kedua yang diselenggarakan pada Kamis, 20 September Pada putaran pertama, pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama berhasil mengungguli lima pasangan lainnya termasuk pasangan incumbent Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli. Hasil ini bertolak belakang dengan hasil survey beberapa lembaga survey yang dilakukan sebelum Pemilukada. Pada survei-survei tersebut pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli diunggulkan diatas lima pasangan calon lainnya. Pada pemilukada DKI Jakarta tahun 2012 putaran pertama ini juga terdapat fakta menarik, yaitu keberhasilan pasangan calon independen Faisal Basri dan Biem Benyamin, untuk mengungguli pasangan calon yang diusung oleh banyak partai, Alex Noerdin dan Nono Sampono. Fenomena ini menarik karena dalam pemilukada, calon independen hanya dianggap sebagai pelengkap, karena tidak memiliki modal politik yang kuat seperti halnya calon yang berasal dari partai. Bahkan ada anggapan yang menyatakan bahwa calon independen tidak mungkin menang untuk melawan calon dari partai karena tidak punya uang untuk membeli massa. Lain halnya dengan pasangan calon Hidayat Nur Wahid dan Didik J. Rachbini yang diusung Partai Keadilan Sejahtera yang notabene mempunyai basis massa yang kuat di Jakarta. Pasangan ini ternyata tidak mendapat suara yang signifikan dan hanya mampu berada di posisi 3, dibawah pasangan Joko Widodo Basuki Tjahaja Purnama dan Fauzi Bowo Nachrowi Ramli. commit 2 to user

19 Pada putaran kedua, terjadi komunikasi politik yang intens antara pasangan calon yang lolos dengan pasangan calon yang tidak lolos bersama partai yang mendukungnya. Hasilnya, pasangan calon Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli berhasil mendapat dukungan dari hampir semua calon, kecuali pasangan calon independen Faisal Basri dan Biem Benjamin yang tidak menyatakan sikap untuk mendukung siapapun, dan pasangan calon Hendardji Soepandji dan Riza Patria yang memilih untuk mendukung Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama, walaupun suaranya tidak signifikan bila dibandingkan suara dari calon lainnya. Hal ini mengubah pemetaan persaingan antara kedua calon yang lolos, dimana pasangan calon Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli diunggulkan karena mempunyai dukungan mayoritas partai, sama seperti Pemilukada DKI Jakarta tahun 2007 yang lalu. Namun dalam beberapa hasil survei yang dirilis sebelum Pemilukada putaran kedua, masih menunjukkan bahwa pasangan calon Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama masih unggul tipis dibanding kandidat lainnya Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli. Kampanye yang berlangsung pada putaran kedua juga berlangsung panas dan cenderung ke arah yang negatif. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sempat memeriksa Rhoma Irama terkait dakwahnya yang bersifat SARA terhadap calon wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Fakta lain juga menunjukkan bahwa sering terjadi black campaign untuk menyerang pasangan calon. Pada putaran kedua yang diselenggarakan pada 20 September 2012, hasil survey sebelumnya terbukti setelah pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama mengungguli pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli. Namun jika commit 3 to user

20 dilihat dari perolehan suara, terlihat bahwa penambahan perolehan suara lebih banyak didapatkan pasangan calon Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang naik dari 34,05% menjadi 46,18%, dibandingkan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama yang hanya naik dari 42,60% menjadi 53,82%. Terpilihnya pasangan calon Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama menimbulkan banyak fenomena menarik dalam Pemilukada DKI Jakarta tahun 2012 dimana pasangan incumbent kalah dalam dua putaran. Hasil yang juga berbanding terbalik dengan hasil survei yang dirilis oleh berbagai lembaga survei yang terpercaya. Fenomena yang menarik juga dapat dilihat dari unggulnya pasangan calon independen Faisal Basri Biem Benjamin atas pasangan calon yang didukung oleh banyak partai, Alex Noerdin-Nono Sampono. Fenomena ini menarik karena pasangan calon independen biasanya tidak popular di Masyarakat masyarakat. Pasangan calon Faisal Basri-Biem Benjamin menggunakan media kampanye sosial media yang murah, dibantu oleh volunteer yang mempunyai sasaran Masyarakat menengah. Hal ini terbukti berhasil menggaet suara sebanyak 4,87%, yang oleh Faisal Basri disebut kemenangan mereka mampu mendapatkan suara sebanyak itu. Strategi kampanye ini memang berhasil menggaet Masyarakat menengah, namun dianggap belum efektif karena sebagian besar masyarakat Jakarta adalah Masyarakat marginal yang tidak mengenal sosial media dan sebagainya. Namun keberhasilan Faisal Basri dan Biem Benjamin untuk mendapatkan suara 4,87% dianggap sebagai awal yang baik dimana Masyarakat menengah yang sebelumnya acuh terhadap pemilu dan pemilukada, pada pemilukada kali ini lebih aktif untuk menggunakan hak suaranya. commit 4 to user

21 Kemenangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama juga berarti terjadi perubahan arah perilaku pemilih yang memilih bukan berdasarkan partai yang mengusungnya. Pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama hanya diusung dua partai (PDIP dan Gerindra) yang bahkan tidak punya banyak kursi di DPRD. Sementara pasangan calon Hidayat Nur Wahid dan Didik J. Rachbini yang didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera yang mempunyai basis massa yang kuat di DKI Jakarta justru perolehan suaranya tidak signifikan. Sementara pada putaran kedua, pasangan calon Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli yang didukung oleh mayoritas partai juga akhirnya harus kalah dari pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama yang tidak memperoleh tambahan dukungan yang signifikan. Fenomena ini membuktikan bahwa politik partai sudah tidak relevan lagi di Indonesia. Pemilukada yang berlangsung dalam dua periode juga berdampak pada adanya swing voters, yaitu pemilih yang mengubah pilihannya dari pemilukada putaran pertama ke putaran kedua. Oleh beberapa pakar komunikasi politik, swing voters dianggap berpengaruh pada perolehan suara pasangan calon. Fenomena menarik dalam pemilukada ini adalah bagaimana media massa secara intens memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pasangan calon yang akan bertarung. Baik buruknya pemberitaan media massa berpengaruh pada kredibilitas pasangan calon tersebut, dan bahkan bisa mempengaruhi pilihan pemilih. Dalam konteks Pemilukada DKI Jakarta, media massa berperan sangat aktif baik dalam pemberitaan maupun iklan politik. Hal ini memudahkan calon pemilih untuk mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya mengenai commit 5 to user

22 pasangan calon. Keaktifan media massa bisa dilihat dari naiknya pencitraan Joko Widodo karena pemberitaan media massa yang cenderung positif mengenai dirinya. Sementara itu komunikasi interpersonal masih menjadi ujung tombak perubahan perilaku seseorang termasuk dalam menentukan pilihan pada pemilukada DKI Jakarta Pesan yang disampaikan oleh orang terdekat lebih dipercayai, dan karena dalam komunikasi interpersonal, seseorang tidak hanya mengirim pesan melainkan juga menerima pesan. Hal ini mempermudah pertukaran makna yang mampu berpengaruh terhadap perilaku seseorang termasuk dalam menentukan keputusan memilih. Dari fenomena-fenomena yang terjadi pada Pemilukada DKI Jakarta tahun 2012, kemudian timbul pertanyaan, bagaimanakah keputusan untuk memilih diambil oleh para pemilih yang berasal dari Masyarakat marginal? Berpijak pada pertanyaan tersebut, maka penulis memilih judul KOMUNIKASI DAN KEPUTUSAN MEMILIH: Studi Tentang Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Massa Berpengaruh Terhadap Keputusan Memilih Di Masyarakat Marginal Dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2012 sebagai judul penelitian ini. commit 6 to user

23 B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses komunikasi interpersonal dan media massa dalam mempengaruhi keputusan memilih masyarakat dalam pemilukada DKI Jakarta 2012? 2. Bagaimanakah partisipasi politik dan perilaku memilih masyarakat pada pemilukada DKI Jakarta 2012? 3. Bagaimana referensi dan informasi diperoleh masyarakat dalam pemilukada DKI Jakarta tahun 2012? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk memperoleh gambaran proses komunikasi interpersonal dan media massa dalam mempengaruhi keputusan memilih masyarakat dalam pemilukada DKI Jakarta Untuk memperoleh gambaran partisipasi politik dan perilaku memilih masyarakat dalam pemilukada DKI Jakarta tahun Untuk memperoleh gambaran referensi dan informasi yang diperoleh masyarakat dalam pemilukada DKI Jakarta tahun 2012 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dibuat dengan harapan dapat memberikan manfaat yang meliputi: commit 7 to user

24 1. Manfaat Akademis a. Penelitian ini dianggap dapat menambah dan melengkapi kajian tentang pemilukada, sekaligus menjadi pembelajaran bagi peneliti dalam mengaplikasikan teori komunikasi. b. Penelitian ini dapat membuka cakrawala baru mengenai pola pengaruh komunikasi interpersonal dan massa dalam membentuk perilaku memilih pada khususnya 2. Manfaat Praktis a. Sebagai salah satu prasyarat untuk memenuhi gelar sarjana Ilmu Komunikasi b. Sebagai sarana pengembangan ilmu bagi penulis secara pribadi c. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi masyarakat mengenai perilaku pemilih dalam pemilu. E. Kerangka Berpikir Keputusan seorang pemilih untuk memilih dalam Pemilu didasari oleh beberapa hal yang bisa dijadikan referensi seperti informasi dari media massa, kesamaan antara calon dan pemilih, dan juga pengaruh dari orang dekat pemilih. Dalam keputusan yang diambil oleh pemilih, didasari proses komunikasi yang terjadi sebelumnya. Dalam hal ini berarti keputusan memilih adalah sebuah efek yang dihasilkan sebuah proses komunikasi. Penelitian ini akan membuktikan sejauh mana efek / pengaruh yang dihasilkan proses komunikasi dalam keputusan memilih yang diambil oleh masyarakat marginal pada Pemilukada DKI Jakarta commit 8 to user

25 Adapun kerangka pemikiran proses komunikasi yang berdampak pada pengambilan keputusan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian F. Tinjauan Pustaka 1. Komunikasi Definisi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi adalah proses penyampaian lambang-lambang yang mengandung makna yang sama oleh seseorang kepada orang lain, baik agar mengerti maupun agar berubah tingkah lakunya. Model Komunikasi terdiri dari empat unsur utama yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver). Singkatnya proses komunikasi adalah ketika sumber menyampaikan pesan commit 9 to user

26 melalui saluran kepada penerima pesan, kemudian muncul efek (effect) dan umpan balik (feedback). Communication is the transmission ofmeaning from one person to another or to many people, whether verbally or non-verbally. Communication from one person to another is commonly depicted as a simple triangle consisting of the context, the sender, the massage, and the receiver (Barrett, 2006: 386) Sementara itu Harold D. Laswell menunjukkan komunikasi dengan Definisi yang disampaikan oleh Schramm dan Laswell mempunyai kesamaan, yaitu menekankan pada efek yang terjadi pada proses komunikasi. Dari definisi tersebut juga dapat dimengerti bila saluran dapat mempengaruhi efek yang terjadi dalam proses komunikasi. Komunikasi selalu mengandung tujuan tertentu entah itu hanya untuk menginformasikan, mengubah persepsi, opini, dan perilaku.. Sejumlah hambatan dapat memperlambat atau mengacaukan proses komunikasi, antara lain: Penyaringan, dimana orang cenderung hanya menyampaikan pesan yang ingin ia sampaikan, padahal ada pesan lain yang seharusnya disampaikan; Persepsi Selektif, dimana penerima pesan cenderung menafsirkan pesan sesuai dengan kepentingan dan harapan-harapannya; dan Emosi, yang akan mempengaruhi bagaimana proses komunikasi itu bisa berjalan efektif; Bahasa, perbedaan bahasa dapat menghambat proses komunikasi itu sendiri. Dalam penelitian ini komunikasi yang terjadi adalah komunikasi politik. Dan Nimmo memandang komunikasi politik sebagai proses komunikasi yang bersifat politis atas dasar konsekuensi aktual dan potensial, yang mengatur commit 10 to user

27 perbuatan manusia dalam kondisi konflik (Nimmo, 1999:19). Sementara itu sebagai suatu proses, komunikasi politik melibatkan lima unsur, yakni komunikator politik, pesan politik, saluran, situasi atau konteks, dan pengaruh atau efek (Pawito, 2009:6). Dalam masa pemilihan, baik legislatif, presiden, maupun pemimpin daerah, komunikasi politik bertujuan untuk menarik simpati khalayak dalam rangka menggalang suara sebanyak-banyaknya. Dampak komunikasi politik dapat dilihat dari hasil pemungutan suara. Kampanye adalah bentuk komunikasi politik dalam pemilu yang bertujuan mempengaruhi calon pemilih. Kampanye dilakukan oleh partai politik, kandidat, tim sukses, dan relawan yang bertindak sebagai komunikator politik. Namun diluar itu ada juga komunikator politik yang tidak berhubungan dengan kandidat. Dan Nimmo menyatakan komunikasi interpersonal orang terdekat juga mampu menjadi saluran utama komunikasi politik. Dalam keluarga misalnya, pilihan sesama anggota keluarga biasanya homogeny. Kelompok sebaya atau teman atau tetangga juga mampu menjadi komunikator politik. Kesamaan pemikiran membuat proses komunikasi politik terjadi dengan lancar, pertukaran informasi dapat terjadi antar sesama teman. Sementara itu bentuk komunikasi politik juga dapat ditemui dalam media massa, yakni dalam bentuk iklan politik dan juga pemberitaan media massa. commit 11 to user

28 2. Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal yang dimaksud adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih secara tatap muka. Menurut sifatnya komunikasi interpersonal terbagi menjadi dua jenis yakni komunikasi diadik (dyadic communication) yang terdiri hanya dari dua orang dan komunikasi kelompok kecil (small group communication) (Cengara, 2007:32) Menurut West & Turner (2009:10) definisi komunikasi interpersonal adalah proses interaksi antara dua orang untuk membentuk dan mempertahankan sebuah makna yang dibagi. West & Turner dalam bukunya, Understanding Interpersonal Communication (2009) membagi komunikasi interpersonal dalam beberapa elemen penting, yaitu proses dalam komunikasi interpersonal selalu dinamis berubah-ubah dan terus dilakukan, pertukaran pesan yaitu interaksi antar pesan nonverbal dan verbal akan dilakukan secara serempak, dan arti pesan yang merupakan elemen penting karena komunikator harus mengetahui inti pesan tersebut agar tidak terjadi salah paham. Komunikasi interpersonal sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang komunikator komunikasikan kepada komunikan. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi interpersonal berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. commit 12 to user

29 Pengaruh atau efek komunikasi interpersonal dapat diartikan sebagai proses pertukaran makna antara dua orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses dalam komunikasi interpersonal adalah tindakan mengirim dan menerima pesan secara terus menerus. Nurudin mencirikan komunikasi interpersonal mempunyai struktur jaringan yang tertentu (keluarga, suku, kerabat, dan sebagainya) yang punya ikatan yang sangat kuat. Keterikatan dari orang-orang terdekat ini dapat mempengaruhi keberhasilan proses komunikasi itu sendiri. Kedekatan antar komunikator dan komunikan dapat mempermudah proses komunikasi itu sendiri karena mereka cenderung mempercayai perkataan orang terdekat mereka (Nimmo, 2000:10). Proses komunikasi interpersonal dimulai dari pengirim pesan (komunikator) kemudian mengirimkan pesan kepada penerima pesan (komunikan) melalui saluran dan penerima pesan menafsirkan pesan tersebut untuk bertindak (diharapkan) sesuai yang diinginkan pengirim pesan. Proses komunikasi berasal dari tindakan, pengalaman, kepribadian, kebudayaan yang ditafsirkan dalam bentuk pesan kemudian dikirimkan kepada orang lain yang kemudian menafsirkan pesan tersebut menjadi tindakan, pengalaman, kepribadian, dan kebudayaan. Proses ini berlangsung berulangulang. Agar proses komunikasi berjalan efektif, yang dibutuhkan adalah perhatian, pengertian, penerimaan, dan tindakan. Menurut West & Turner (2009), dalam komunikasi interpersonal ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, antara lain: commit 13 to user

30 1. Unavoidable Komunikasi interpersonal tidak dapat dihindari karena manusia tidak dapat hidup tanpa berkomunikasi dengan sesamanya. 2. Irreversible Apa yang sudah diucapkan tidak dapat ditarik lagi 3. Symbolic Dalam komunikasi interpersonal menggunakan symbol yang sudah diketahui, disetujui dan dipakai oleh banyak orang karena partisipannya melalui taraf proses 4. Ruled Governed Komunikasi interpersonal diatur oleh aturan-aturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang harus ditaati. 5. Has Both Content Komunikasi interpersonal mengandung pesan dalam setiap proses komunikasi. Hal ini berarti setiap komunikator juga dapat menjadi komunikan, dan begitu juga sebaliknya. 6. Relationship Level Dalam proses komunikasi interpersonal, kedekatan hubungan antara komunikator dan komunikan berpengaruh dalam penyampaian pesan. Semakin dekat relasinya, semakin mudah penyampaian pesan dilakukan. 3. Komunikasi Massa Komunikasi massa didefinisikan sebagai proses komunikasi melalui media massa dengan tujuan menyampaikan informasi (pesan) kepada khalayak luas. commit 14 to user

31 Sementara menurut C. Sardjono dan Pawito dalam komunikasi massa unsur terpenting adalah media massa yaitu alat-alat yang dapat digunakan komunikator untuk mencapai jumlah penerima yang banyak dalam waktu yang relatif singkat. Alat yang dimaksud adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, internet dan sebagainya. Model komunikasi massa pada dasarnya memiliki lima elemen yaitu masukan dari sumber berita, organisasi media massa, pesan yang disampaikan, khalayak sebagai penerima pesan, dan pesan balik. Media massa pada awalnya merupakan teknologi modern yang digunakan badan usaha atau lembaga pemerintah yang memungkinkan mereka untuk menyebarluaskan pesan yang sama ke banyak khalayak secara geografis. Pada awalnya, teknologi ini hanya dalam bentuk cetak yang kemudian berkembang menjadi televisi dan sekarang internet. communication technology is its capacity to expand social relations beyond the clan, the tribe, and the local community. While ancient empires were built on military force and the loyalty of a small number of chieftains to a central authority, the typical social unit today covers far more territory and embraces more people than could once have been thought possible. This expansion is not just a matter of size, but also one of density. Individuals different in background, orientation, and skill, clustered in and around urban centers, have become more interdependent, and also, though only indirectly, mor (Kurt Lang, 2009:3) Dalam proses komunikasi massa, jumlah penerima pesan banyak, tersebar dalam area geografis yang sangat luas, sifatnya heterogen namun memiliki minat yang sama terhadap suatu hal. Oleh karena itu peran media massa seperti surat kabar, televisi, dan internet menjadi sangat vital dalam proses komunikasi massa. Komunikator dalam komunikasi massa dapat berbentuk institusi atau lembaga, commit 15 to user

32 pribadi, dan intitusi media massa. Pesannya bersifat umum dan dapat diterima oleh siapa saja yang mengakses media massa, disampaikan secara serentak dalam waktu yang bersamaan. Umpan balik dalam komunikasi massa tidak bisa dilakukan secara langsung, kecuali dalam acara televisi yang menyediakan akses interaktif melalui media telepon dan internet. Terlepas dari pengecualian tersebut, umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tunda dan malah terkadang tidak ada. Bahkan untuk mengetahui umpan balik harus dilakukan penelitian atau survei. Denis McQuail (1996:7) menyatakan komunikasi massa merupakan proses komunikasi yang berlangsung dalam tingkat masyarakat luas yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya (gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan sebenarnya. Sementara itu, Rodman (2006:8) dalam bukunya Mass Media in A Changing World menyebutkan perbedaan komunikasi massa dengan jenis komunikasi lain : (1) Karena sifatnya yang satu arah maka proses umpan balik berjalan lamban, (2) Mempunyai efek yang besar dan meluas, walaupun efek yang didapatkan tidak sebesar komunikasi interpersonal, (3) Proses encoding dan decoding pesan dalam komunikasi massa melalui beberapa tahapan dengan kemungkinan gangguan yang terjadi, (4) Pesan yang disampaikan mahal harganya, namun efektif, (5) Komunikan bisa bebas memilih pesan mana yang ingin ia terima. commit 16 to user

33 Peran media massa dalam kehidupan sosial bukan hanya sebagai hiburan, namun informasi didalamnya juga mempunyai peran yang signifikan dalam proses sosial. Informasi yang disampaikan oleh media massa akan mempengaruhi realitas subyektif khalayak. Realitas yang dibentuk oleh media massa ini juga akan mendasari respon dan sikap khalayak untuk bertindak. Oleh karena itu, media massa dituntut untuk menyampaikan informasi secara aktual dan tepat. Peran yang dimainkan media massa, selain membentuk citra ke arah yang dikehendaki media tersebut, juga mempertahankan citra yang sudah dimiliki khalayak. Media massa mencerminkan citra khalayak dan khalayak memproyeksikan citranya pada informasi yang disampaikan media massa. Ada banyak teori mengenai komunikasi massa, dan efeknya kepada khalayak. Teori Peluru atau Jarum Hipodermik adalah teori yang pertama kali muncul pada tahun 1970-an. Teori ini mengasumsikan bahwa media mempunyai kekuatan yang sangat perkasa, komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Asumsi utama teori ini adalah khalayak tidak mampu menolak terpaan media. Teori ini sesuai dengan model komunikasi satu tahap (One Step Flow Communication) dimana pesan disampaikan oleh media massa secara langsung kepada khalayak, namun dalam perkembangannya pesan yang disampaikan tidak selalu sampai kepada khalayak, dan efek yang ditimbulkan tidak sesuai yang diharapkan. Oleh penemunya, Wilbur Schramm, teori ini dicabut olehnya karena ternyata khalayak tidak pasif. Pernyataan ini kemudian didukung oleh Paul Lazarsfeld dan Raymond Bauer. Lazarsfeld menyatakan bahwa yang terjadi commit 17 to user

34 setelah khalayak menerima terpaan media tidak selalu sesuai yang diharapkan komunikator, kadang kala efek yang timbul justru berlawanan dengan yang diharapkan. Hal ini yang mendasari munculnya teori limited effect yakni efek yang muncul seringkali terbatas, atau kecil. Teori Jarum Suntik kemudian dengan tegas dibantah oleh teori baru yakni teori proses selektif dimana orang cenderung melakukan selective exposure (terpaan selektif). Dalam teori ini Khalayak berperan aktif dengan cenderung menolak pesan di media massa yang berbeda dengan apa yang mereka percaya. Model Komunikasi Dua Tahap (Two Step Flow of Communication) dalam prosesnya melalui dua tahap, yakni: tahap pertama, dari sumber informasi melalui media massa ke opinion leader, proses ini disebut proses pengalihan informasi; tahap kedua adalah proses penyebarluasan pengaruh dari opinion leaders kepada pengikutnya. Model ini mempunyai kelemahan, yakni: model ini menganggap khalayak yang aktif mencari informasi hanya opinion leader, sementara lainnya bersifat pasif padahal media massa dewasa ini sudah mempunyai kredibilitasnya sendiri, dan khalayak dapat mendapatkan informasi langsung dari media massa tanpa bantuan dari opinion leader; kritik utama terhadap model komunikasi ini adalah kenyataannya bahwa proses komunikasi tidak berjalan sesederhana dua tahap, melainkan banyak tahap. Kelemahan terhadap model komunikasi dua tahap kemudian membawa model komunikasi baru yakni model komunikasi banyak tahap (Multi Step Flow of Communication) yang menyatakan bahwa proses komunikasi yang terjadi dapat melalui saluran yang berganti-ganti. Artinya, beberapa komunikan commit 18 to user

35 menerima pesan melalui media massa lalu menyebarkannya kepada komunikan lain. Dalam hal ini bisa keluarga, teman, tetangga, dan orang-orang terdekat. 4. Peran Media Massa Dalam Pemilu Dalam pemilihan umum, media massa memiliki peran sebagai lembaga informasi, berperan dalam menyampaikan informasi secara aktual dan tepat kepada khalayak. Selain itu media massa juga berperan sebagai pengawas pelaksanaan pemilihan umum itu sendiri. Dalam skala makro, peran media massa dalam pemilu erat kaitannya dengan agenda elit politik dan partai politik. Dalam skala mikro, media massa berperan dalam kepentingan masyarakat untuk menentukan keputusan memilih (Green-Pedersen, 2010:663). Ketika pemilu, politikus ataupun partai politik yang berlaga akan menggantungkan citra mereka kepada media massa. Media massa punya kekuatan untuk membuat khalayak percaya dengan informasi didalamnya. Media massa jelas berpengaruh pada berhasil atau tidaknya kandidat dan partai politik dalam pemilu. Perhatian media massa terhadap suatu isu terkait kandidat calon maupun partai politik dapat berpengaruh besar. Walaupun begitu dapat dipahami apabila pengaruh yang ditimbulkan media massa hanya sementara. indicates that the power of the mass media in contemporary politics is more limited than is often assumed. Mass media attention to an issue is a powerful force in contemporary politics, but understanding the conditionality of media power is crucial. In this regard, the fact that this study points to a party political conditionality is central. It has been customary to view political parties and party politics as being of declining relevance for understanding contemporary West European politics. This declining relevance is often related to the increasing power of the mass commit 19 to user

36 media, which is commonly perceived as almost being a fact of contemporary politics. This study, however, shows that party politics remains crucial for understanding the dynamics between the mass media (Green-Pedersen, 2010:677) Dalam konteks pemilu, media massa punya posisi sentral dalam peranannya menyebarkan informasi kepada khalayak. Media massa merupakan saluran komunikasi yang banyak digunakan untuk kepentingan politik karena sifatnya yang mampu membawa pesan kepada khalayak secara massif. Pada periode pemilihan, peran media massa sangat vital dan istimewa karena calon pemilih yang berusaha mencari informasi mengenai pemilihan dan kandidat yang maju di pemilihan akan menggunakan media massa sebagai sumber informasi mereka. Media massa dianggap menyediakan sumber informasi yang kompeten, pandangan dan penilaian mengenai kandidat yang maju dalam pemilihan (Pawito, 2009:173). Media massa memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik. Dalam konteks pemilihan umum, informasi yang disampaikan media massa dapat mempengaruhi partisipasi politik khalayak. Dalam pemilihan umum, media massa seringkali dimanfaatkan oleh peserta pemilu untuk menyampaikan visi, misi, dan janji politiknya. Dari sini khalayak yang menerima pesan dapat memilih peserta pemilu sesuai dengan karakteristik yang diinginkannya. Media massa juga berperan dalam kampanye politik. Roger dan Storey (Antar Venus, 2004: 7) memberi pengertian kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun commit 20 to user

37 waktu tertentu. Melalui media massa tujuan kampanye akan sangat mudah tercapai karena sifat-sifat media massa sesuai dengan karakteristik kampanye. Media massa dalam memberitakan informasi terkait pemilu harusnya netral. Namun pada pelaksanaannya media massa seringkali berpihak pada salah satu peserta. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena kepentingan yang terjadi didalam media massa itu sendiri. Misalnya, pemilik media massa tersebut adalah salah satu peserta pemilu. Menurut McQuail, secara umum media massa memiliki berbagai fungsi bagi khalayaknya yaitu pertama, sebagai pemberi informasi; kedua, pemberian komentar atau interpretasi yang membantu pemahaman makna informasi; ketiga, pembentukan kesepakatan; keempat, korelasi bagian-bagian masyarakat dalam pemberian respon terhadap lingkungan; kelima, transmisi warisan budaya; dan keenam, ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang diperlukan untuk melestarikan identitas dan kesinambungan masyarakat. Berdasarkan fungsi media massa yang dikemukakan Denis McQuail, media massa bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi yang benar agar khalayak melihat dengan apa adanya. Media massa seharusnya dilarang untuk menunjukkan keberpihakan kepada salah satu peserta pemilu sehingga pemilih tidak terjebak dalam realitas media yang bukan kenyataan yang sebenarnya. Norton Long mengungkapkan media massa sebagai penggerak utama dalam menentukan agenda seseorang tentang apa yang dikatakan, atau lakukan mengenai suatu fakta yang ada. Pemikiran Long ini tidak dapat dipisahkan dari commit 21 to user

38 anggapan Lippmann tentang peranan media massa yang ikut membentuk picture in our head (Suwardi, 1993:72). Segala pesan yang khalayak terima dari media massa akan mempengaruhi khalayak dalam berpikir dan bertindak. Dampak media massa dalam pemilu sudah sejak lama menjadi obyek penelitian para peneliti di berbagai Negara. Penelitian-penelitian tersebut biasanya diarahkan pada peran media massa yang berupa perubahan opini, sikap, dan perilaku yang terjadi segera setelah khalayak menerima pesan dari media massa. Penelitian ini dilakukan dari masa ke masa untuk menentukan efek dari media massa. Uniknya, pada satu hasil penelitian menunjukkan efek yang dimunculkan sangat besar (Powerfull effect), tapi pada penelitian yang lain bisa saja hasilnya menunjukkan efek sedang (medium effect), dan efek kecil (limited effect). 5. Masyarakat Marginal Masyarakat marginal identik dengan kemiskinan. Masyarakat marginal sendiri sering diartikan sebagai kelompok masyarakat yang hidup berada dan dibawah garis kemisikinan. Pun definisi mengenai kemiskinan sudah mengalami perluasan, seiring dengan kompleksnya indikatornya. Definisi kemiskinan tidak lagi hanya kurang secara ekonomi, namun juga sosial, kesehatan, pendidikan, dan politik. Definisi kemiskinan menurut UNDP adalah ketidakmampuan untuk memperluas pilihan-pilihan hidup, antara lain dengan memasukkan penilaian tidak adanya partisipasi dalam pengambilan kebijakan publik. Sementara Biro Pusat Statistik mendefinisikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan seseorang atau commit 22 to user

39 kelompok untuk memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Kenyataannya di kota besar di Negara berkembang, pertumbuhan penduduk sangat tinggi, namun tidak diimbangi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan tidak sebanding jumlahnya dengan penduduk yang terus meningkat. Belum lagi, kotakota besar menarik minat kaum urban untuk mengadu nasib, yang menyebabkan jumlah lapangan pekerjaan dan penduduk kota semakin tidak seimbang. Pembangunan kota besar yang hanya menekankan pada aspek pertumbuhan ekonomi secara fisik ternyata dalam banyak hal justru melahirkan orang miskin baru, masyarakat rentan, dan masyarakat pinggiran di perkotaan yang disebut dengan masyarakat marginal. Masyarakat marginal lazimnya hidup di pinggiran perkotaan. Kemiskinan adalah ciri utama masyarakat marginal, namun masyarakat marginal sebenarnya lebih dari sekedar fenomena ekonomi. Esensi dari masyarakat marginal adalah menyangkut kemungkinan orang miskin untuk melangsungkan dan mengembangkan taraf kehidupannya. Di kota besar, golongan masyarakat marginal umumnya adalah kaum urban, yang biasanya bekerja sebagai pedagang kaki lima, buruh, penghuni pemukiman kumuh, dan pedagang asongan yang umumnya tidak memiliki pendidikan yang cukup (unskilled labour). commit 23 to user

40 Ciri utama Masyarakat marginal adalah tidak terjadinya mobilitas sosial vertical. Orang miskin akan tetap miskin. Faktor utamanya adalah, kemiskinan mereka menghalangi potensi diri mereka, misalnya karena miskin, mereka tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Padahal pendidikan penting untuk meningkatkan taraf hidup seseorang. Masyarakat marginal hidup dalam ketergantungan kepada kelas sosialekonomi diatasnya. Ketergantungan ini berperan besar dalam memerosotkan kemampuan si miskin untuk melakukan tawar menawar dalam dunia hubungan sosial yang sudah timpang antara buruh dan majikan. Buruh tidak punya kemampuan untuk menetapkan upah. Masyarakat marginal tidak bisa berbuat banyak karena kehidupan mereka ditentukan oleh kelas sosial-ekonomi diatasnya Definisi Masyarakat marginal sebenarnya sama dengan apa yang disebut dengan perangkap kemiskinan (deprivation trap) yang terdiri dari lima unsur, yakni kemiskinan itu sendiri, kelemahan fisik, keterasingan atau kadar isolasi, kerentanan, ketidakberdayaan. Kelima unsur ini saling terkait dan biasanya menjadi unsur pembentuk Masyarakat marginal (Chambers, 1987). antara lain: Indikator seseorang bisa dikategorikan sebagai Masyarakat marginal, 1. Sosiologis Kelompok masyarakat yang mendapatkan perlakuan tidak adil atau diskriminatif karena persoalan gender, seseorang atau kelompok masyarakat commit 24 to user

41 yang mengalami diskriminasi sosial, dan masyarakat yang hak asasinya terlanggar 2. Infrastruktur Individu atau kelompok masyarakat di sebuah wilayah geografis yang mengalami kesulitan pada akses terhadap air bersih, transportasi dan komunikasi. 3. Kesehatan Kelompok masyarakat yang harapan hidupnya rendah, tingkat kematian bayinya tinggi, mengalami gizi buruk, dan kekurangan gizi 4. Pendidikan Kelompok masyarakat yang tingkat buta hurufnya tinggi, dan banyak yang putus sekolah 5. Politik Kelompok masyarakat yang terhambat ruangnya dalam berpartisipasi di pemilu. Begitu juga dengan kelompok masyarakat yang tidak mendapatkan kenyamanan dan selalu merasa terancam keamanannya. 6. Ekonomi Kelompok masyarakat yang pendapatan perkapitanya rendah, dan masuk dalam kategori miskin. Begitupun kelompok masyarakat yang menganggur, dan tidak memiliki pekerjaan tetap. 7. Ekologis Kelompok masyarakat yang sumber daya alamnya rusak karena dieksploitasi sehingga mereka tidak dapat memanfaatkannya untuk kehidupan mereka commit 25 to user

42 8. Indeks Pembangunan Kelompok masyarakat yang indeks pembangunannya rendah juga dapat dikategorikan sebagai Masyarakat marginal. Indeks pembangunan meliputi pertumbuhan ekonomi, tingkat harapan hidup, tingkat melek huruf, dan tingkat persamaan hak. Masyarakat marginal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah warga DKI Jakarta yang hidup di wilayah pinggiran kota, yang termasuk dalam pemukiman kumuh, yang pendapatannya dibawah upah minimum provinsi, atau tidak punya pendapatan tetap dan bekerja antara lain sebagai buruh, tukang parkir, sopir, pedagang kaki lima, pedagang asongan, serabutan, tukang tambal ban, penjaja makanan, penjahit dan lain sebagainya. 6. Perilaku Pemilih (Voting Behavior) Perilaku memilih (voting behavior) merupakan perilaku seseorang atau kelompok masyarakat dalam responnya untuk ikut serta dalam kehidupan politik dengan memilih siapa yang berkuasa dalam lingkungan politik. Pada perilaku memilih, yang ditekankan adalah kecenderungan pilihan rakyat dalam pemilihan umum, serta latar belakang mereka melakukan pilihan itu (Sofiah, 2003:18). Menurut Bone dan Raney (1971:23) perilaku pemilih dijabarkan sebagai: Voting behavior is pictured as having the two dimension. Preference, can be to measure his approval or disapproval of Democratic and Republican Parties, their perceived stands on issues, and teha personal quality of their commit 26 to user

43 organization contributors, opinion leaders, voters, non voters, and apolitical (Sofiah, 2003:18) Pemilu sendiri di Indonesia sudah mengalami banyak perubahan sejak masa reformasi. Sejak tahun 2005, Pemilihan Umum Kepala Daerah dilakukan secara langsung, artinya rakyat bisa memilih figur pemimpin yang disukainya. Dengan adanya figur kepala daerah yang dipilih langsung oleh rakyat, faktor figure calon menjadi yang paling penting diantara faktor-faktor lainnya seperti partai pengusung dan program kerja calon tersebut. Oleh karena itu pertimbangan seseorang untuk memilih wakil rakyat semakin banyak faktornya karena mereka bisa memilih sendiri figur yang mereka inginkan. Dalam Pemilukada langsung pertimbangan pemilih lebih bersifat emosional, karena memilih calon bukan berdasarkan kemampuan pribadi seperti kemampuan intelektual, wawasan, pengalaman, visi, misi, dan program kerja melainkan juga melihat dari garis keturunan, ideologis, latar belakang, popularitas, dan tampilan fisik. Belakangan popularitas figur calon secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap kemenangan calon dalam pemilukada. Untuk memahami perilaku memilih, ada tiga macam pendekatan yang biasa digunakan, yakni model sosiologi, model psikologi sosial, dan model pilihan rasional (Dieter Roth, 2008 : 23-54). Afan Gaffar seperti yang dikutip oleh Asfar (2005:47) menyatakan bahwa penjelasan teoritis mengenai perilaku pemilih didasarkan pada tiga model pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan Sosiologis Karakteristik sosial dan pengelompokan-pengelompokan sosial mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam menentukan perilaku pemilih. commit 27 to user

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 28/Kpts/KPU-Prov-010/2012 TENTANG PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM

Lebih terperinci

EXIT POLL PILGUB DKI JAKARTA 11 Juli 2012

EXIT POLL PILGUB DKI JAKARTA 11 Juli 2012 EXIT POLL PILGUB DKI JAKARTA 11 Juli 2012 METODE DAN DATA Exit poll dilakukan pada tanggal 11 Juli 2012. 410 TPS dipilih secara random dan proporsional dari seluruh kota di DKI Jakarta. Di tiap TPS terpilih

Lebih terperinci

Oleh : Danny Adam Kurniawan D SKRIPSI

Oleh : Danny Adam Kurniawan D SKRIPSI PENCARIAN INFORMASI DAN PARTISIPASI POLITIK (Hubungan Sumber Informasi Tentang Pilkada Serentak 2015 dan Jenis Kelamin dengan Partisipasi Politik Di Kalangan Mahasiswa FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR: 21/Kpts/KPU-Prov-010/2012 TENTANG PENETAPAN NOMOR URUT PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR

Lebih terperinci

-1- KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. NOMOR: 20/Kpts/KPU-Prov-010/2012

-1- KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. NOMOR: 20/Kpts/KPU-Prov-010/2012 -1- KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR: 20/Kpts/KPU-Prov-010/2012 TENTANG PENETAPAN PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR YANG MEMENUHI SYARAT DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR

Lebih terperinci

Publik Ingin Gubernur Jakarta Yang Bisa Atasi Banjir, Sampah dan Macet. Kerjasama dengan Cikom LSI

Publik Ingin Gubernur Jakarta Yang Bisa Atasi Banjir, Sampah dan Macet. Kerjasama dengan Cikom LSI Publik Ingin Gubernur Jakarta Yang Bisa Atasi Banjir, Sampah dan Macet Kerjasama dengan Cikom LSI Pilkada DKI Jakarta, April 2012 1 Publik Ingin Gubernur Jakarta Yang Mampu Atasi Banjir, Sampah dan Macet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

WAYANG KONTEMPORER DAN KRITIK PEMILU. (Studi Analisis Isi Pesan Kritik tentang Pemilu Legislatif pada Program Acara

WAYANG KONTEMPORER DAN KRITIK PEMILU. (Studi Analisis Isi Pesan Kritik tentang Pemilu Legislatif pada Program Acara WAYANG KONTEMPORER DAN KRITIK PEMILU (Studi Analisis Isi Pesan Kritik tentang Pemilu Legislatif pada Program Acara Wayang Kampung Sebelah Periode Februari - Maret 2014 di MNC TV) Disusun Oleh: ARDITRISNANINGTYAS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

PENGGUNAAN AKUN TWITTER OLEH POLITISI (Analisis Genre Penggunaan Akun Twitter Calon Gubernur DKI Jakarta 2012 Selama Masa Kampanye Putaran I)

PENGGUNAAN AKUN TWITTER OLEH POLITISI (Analisis Genre Penggunaan Akun Twitter Calon Gubernur DKI Jakarta 2012 Selama Masa Kampanye Putaran I) PENGGUNAAN AKUN TWITTER OLEH POLITISI (Analisis Genre Penggunaan Akun Twitter Calon Gubernur DKI Jakarta 2012 Selama Masa Kampanye Putaran I) Aditya/ YohanesWidodo Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi SKRIPSI PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP IKLAN POLITIK ABURIZAL BAKRIE PADA MEDIA TELEVISI TV ONE (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Terhadap Iklan Politik Aburizal Bakrie di Media Televisi TV ONE

Lebih terperinci

Disusun Oleh: ANIK ANDINI D

Disusun Oleh: ANIK ANDINI D digilib.uns.ac.id 1 PEMBERDAYAAN DIFABEL MELALUI PROGRAM SELF HELP GROUP (SHG) KOTA SURAKARTA OLEH PUSAT PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN REHABILITASI BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (PPRBM) Disusun Oleh: ANIK ANDINI

Lebih terperinci

Kata kunci: Strategi Pemasaran Politik, Profit Kontestan, Profit pemilih

Kata kunci: Strategi Pemasaran Politik, Profit Kontestan, Profit pemilih PROFIL KONTESTAN PILKADA DKI 2012 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan melakukan analisis profit kontestan Pilkoda DKI dalam tiga tahap. Untiik itii pertama-tama dijelaskan strategi pemasaran politik yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh: Antonius Febrian Pulung N D

SKRIPSI. oleh: Antonius Febrian Pulung N D ASEAN PARAGAMES 2011 DALAM TEKS BERITA SOLOPOS DAN JAWA POS (Studi Analisis Isi Tentang Penyajian Berita ASEAN PARAGAMES 2011 di Surat Kabar Solo Pos dan Jawa Pos Edisi 1-31 Desember 2011) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengevaluasi kesuksesan atau kegagalan sebuah penggunaan media kampanye bukanlah hal yang mudah. Kebanyakan evaluasi media akan kampanyenya hanya berupa daftar dari

Lebih terperinci

PERILAKU MEMILIH GENERASI MUDA KELUARGA ANGGOTA POLRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 Studi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang

PERILAKU MEMILIH GENERASI MUDA KELUARGA ANGGOTA POLRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 Studi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang PERILAKU MEMILIH GENERASI MUDA KELUARGA ANGGOTA POLRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 Studi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang Oleh : Radityo Pambayun Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi SKRIPSI IKLAN HUMOR DAN KESADARAN MEREK (Terpaan Iklan Dengan Unsur Humor Di Media Televisi Terhadap Kesadaran Merek Produk Kartu AS Di Kalangan Mahasiswa Komunikasi Non Reguler Pada Tahun 2012) Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Selain itu pemilu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, termasuk dalam proses pemilihan kepala daerah. Pada Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, termasuk dalam proses pemilihan kepala daerah. Pada Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Indonesia dimulai sejak runtuhnya masa orde baru. Pada saat itulah demokrasi mulai dijunjung di Indonesia, termasuk dalam proses

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI MASSA Feni Fasta, M.Si Eka Perwitasari Fauzi, M.Ed Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Sejumlah upaya

Lebih terperinci

Efektivitas Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan. (PATEN) di Kecamatan Sragen

Efektivitas Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan. (PATEN) di Kecamatan Sragen Efektivitas Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kecamatan Sragen Disusun Oleh : Reza Kurniawan D0108099 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ISI DAN MINAT FOLLOWERS UNTUK MENDENGARKAN SOLO RADIO

ISI DAN MINAT FOLLOWERS UNTUK MENDENGARKAN SOLO RADIO ISI TWITTER @SOLO_RADIO DAN MINAT FOLLOWERS UNTUK MENDENGARKAN SOLO RADIO (Studi Eksplanatif Komparatif Pengaruh Twitter @solo_radio terhadap Minat Followers Untuk Mendengarkan Solo Radio) Indra Muhamad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka untuk mencapai

Lebih terperinci

Komunikasi Politik

Komunikasi Politik Komunikasi Politik Definisi Steven H. Chaffee (1975) Political Communication...peran komunikasi dalam proses politik Brian McNair (1995) Introduction to Political Communication Setiap buku tentang komunikasi

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI PEKERJA SOSIAL PADA EKS WANITA TUNA SUSILA (WTS) DI BALAI REHABILITASI SOSIAL WANITA UTAMA SURAKARTA

POLA KOMUNIKASI PEKERJA SOSIAL PADA EKS WANITA TUNA SUSILA (WTS) DI BALAI REHABILITASI SOSIAL WANITA UTAMA SURAKARTA POLA KOMUNIKASI PEKERJA SOSIAL PADA EKS WANITA TUNA SUSILA (WTS) DI BALAI REHABILITASI SOSIAL WANITA UTAMA SURAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Pekerja Sosial Pada Eks Wanita Tuna Susila

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengaruh, sosialisasi politik, orientasi politik, pemilih

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengaruh, sosialisasi politik, orientasi politik, pemilih ABSTRAK Rahmi Hanifa, 07193024, skripsi dengan judul Pengaruh Sosialisasi Politik Terhadap Orientasi Politik Pemilih (Studi Terhadap Guru dan Dosen di Kota Padang). Sebagai Pembimbing I Dr. Sri Zulchairiyah,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : Alboin Leonard PS D

SKRIPSI. Disusun Oleh : Alboin Leonard PS D PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI EKSISTENSI DIRI (Studi Deskriptif Kualitatif Penggunaan Media Sosial Untuk Eksistensi Diri pada Mahasiswa FISIP UNS Tahun Ajaran 2015/2016) SKRIPSI Disusun Oleh : Alboin

Lebih terperinci

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh Kristevel Mokoagow e-mail: kristevelmokoagow@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Hubungan Terpaan Informasi Politik Partai NasDem di Televisi dan Komunikasi di dalam Kelompok Referensi Terhadap Preferensi Memilih Partai NasDem

Hubungan Terpaan Informasi Politik Partai NasDem di Televisi dan Komunikasi di dalam Kelompok Referensi Terhadap Preferensi Memilih Partai NasDem Hubungan Terpaan Informasi Politik Partai NasDem di Televisi dan Komunikasi di dalam Kelompok Referensi Terhadap Preferensi Memilih Partai NasDem Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa pekan lalu, Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta dianggap demikian penting. Hal ini terlihat jelas ketika semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau organisasi membutuhkan peran public relations untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau organisasi membutuhkan peran public relations untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan atau organisasi membutuhkan peran public relations untuk menyampaikan pesan kepada pihak terkait dan membentuk citra dan opini yang baik agar perusahaan

Lebih terperinci

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

TUGAS PRODUCTION ASSISTANT DALAM PRODUKSI ACARA 100% AMPUH DAN SERASI GLOBAL TV

TUGAS PRODUCTION ASSISTANT DALAM PRODUKSI ACARA 100% AMPUH DAN SERASI GLOBAL TV LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA TUGAS PRODUCTION ASSISTANT DALAM PRODUKSI ACARA 100% AMPUH DAN SERASI GLOBAL TV Oleh: N A M A : Ruth Anggia Namora Siregar N I M : D1410049 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PERILAKU PEREMPUAN ISLAM PEMILIH PADA PEMILUKADA PUTARAN II KOTA MEDAN 2010

PERILAKU PEREMPUAN ISLAM PEMILIH PADA PEMILUKADA PUTARAN II KOTA MEDAN 2010 PERILAKU PEREMPUAN ISLAM PEMILIH PADA PEMILUKADA PUTARAN II KOTA MEDAN 2010 (studi kasus : Kemenangan Rahudman Harahap dan Dzulmi Eldin di Kelurahan Perintis, Kecamatan Medan Timur) Disusun Oleh: EFRIDA

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KELUARGA DAN POLA KONSUMSI MEDIA TELEVISI TERHADAP INTENSITAS BELAJAR ANAK (Studi Deskriptif Kuantatif Pengaruh Kualitas Komunikasi Keluarga dan Pola Konsumsi Media Televisi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI. Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga

BAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI. Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga BAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga rekomendasi bagi PKS. Di bagian temuan, akan dibahas tentang penelitian terhadap iklan

Lebih terperinci

IKLIM KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN SEMANGAT KERJA

IKLIM KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN SEMANGAT KERJA IKLIM KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN SEMANGAT KERJA (Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kerja dengan Semangat Kerja diantara karyawan Jogja TV Tahun 2013) Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA DALAM MENGEMBANGKAN SOLO BATIK CARNIVAL UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN

STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA DALAM MENGEMBANGKAN SOLO BATIK CARNIVAL UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA DALAM MENGEMBANGKAN SOLO BATIK CARNIVAL UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN (penelitian deskriptif tentang strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA STATUS EKONOMI KELUARGA, PEER GROUP, DENGAN TINGKAT KENAKALAN PELAJAR PADA KELAS XI DI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Oleh: DIDIK PRASETIYO D 0309020 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA UNTUK MEMBENTUK KEPRIBADIAN REMAJA YANG DEWASA DALAM BERPIKIR DAN BERPERILAKU

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA UNTUK MEMBENTUK KEPRIBADIAN REMAJA YANG DEWASA DALAM BERPIKIR DAN BERPERILAKU PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA UNTUK MEMBENTUK KEPRIBADIAN REMAJA YANG DEWASA DALAM BERPIKIR DAN BERPERILAKU (Studi Kasus Di Lingkungan Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta) Oleh : SKRIPSI Oleh : Ageng

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan. Guna mencapai gelar Sarjana S-1 WIYANTO L PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan. Guna mencapai gelar Sarjana S-1 WIYANTO L PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI DAMPAK SOLO CAR FREE DAY TERHADAP CITRA KOTA SOLO SEBAGAI GREEN CITY (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Dampak Pelaksanaan Solo car free day Terhadap Citra Solo Sebagai Green City) SKRIPSI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

Penulisan Hukum (Skripsi)

Penulisan Hukum (Skripsi) IMPLEMENTASI PASAL 11 UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAHAN PROVINSI DAEARAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA SEBAGAI IBUKOTA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TERHADAP PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PERANAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) TOHUDAN DALAM PEMERINTAHAN DESA TOHUDAN (Studi Terhadap Pemerintahan Desa Tohudan Kecamatan Colomadu) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407). 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki

Lebih terperinci

Oleh. Novi Asri Maharani D SKRIPSI

Oleh. Novi Asri Maharani D SKRIPSI INFORMATION OVERLOAD PADA PENGGUNA MEDIA SOSIAL (Studi Kualitatif Tentang Information Overload pada Pengguna Media Sosial di Kalangan Mahasiswa S1 Reguler Program Studi Ilmu Komunikasi Angkatan 2012/2013

Lebih terperinci

PERANAN LEMBAGA ADAT PAKPAK DAIRI SULANG SILIMA MARGA ANGKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA BELANG MALUM TAHUN Disusun oleh:

PERANAN LEMBAGA ADAT PAKPAK DAIRI SULANG SILIMA MARGA ANGKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA BELANG MALUM TAHUN Disusun oleh: PERANAN LEMBAGA ADAT PAKPAK DAIRI SULANG SILIMA MARGA ANGKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA BELANG MALUM TAHUN 2011 Disusun oleh: Andre Jose Arvin Sijabat 100906056 Dosen Pembimbing: Husnul Isa Harahap S.

Lebih terperinci

SKRIPSI PERSONAL SELLING ACCOUNT EXECUTIVE DALAM MENARIK CALON PENGIKLAN DI RADIO PRAMBORS 95,8 FM YOGYAKARTA

SKRIPSI PERSONAL SELLING ACCOUNT EXECUTIVE DALAM MENARIK CALON PENGIKLAN DI RADIO PRAMBORS 95,8 FM YOGYAKARTA SKRIPSI PERSONAL SELLING ACCOUNT EXECUTIVE DALAM MENARIK CALON PENGIKLAN DI RADIO PRAMBORS 95,8 FM YOGYAKARTA Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Fakulatas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

Kata kunci: Online shop, Instagram, perilaku konsumtif.

Kata kunci: Online shop, Instagram, perilaku konsumtif. ABSTRAK Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram

Lebih terperinci

MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI. REMAJA (PIK KRR ) di UPT BAPERMAS PP, PA dan KB,

MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI. REMAJA (PIK KRR ) di UPT BAPERMAS PP, PA dan KB, MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK KRR ) di UPT BAPERMAS PP, PA dan KB, KECAMATAN JEBRES, SURAKARTA Skripsi Disusun Oleh: EXTA ANIZA FITRIYANTI D0109030

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI PADA FANS CLUB MANCHESTER UNITED (UNITED INDONESIA) CHAPTER SOLO

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI PADA FANS CLUB MANCHESTER UNITED (UNITED INDONESIA) CHAPTER SOLO POLA KOMUNIKASI ORGANISASI PADA FANS CLUB MANCHESTER UNITED (UNITED INDONESIA) CHAPTER SOLO (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Pola Komunikasi Organisasi Fans Club Manchester United (United Indonesia)

Lebih terperinci

Mata Kuliah Media massa di Prancis Pengantar: Teori Media Massa

Mata Kuliah Media massa di Prancis Pengantar: Teori Media Massa Mata Kuliah Media massa di Prancis Pengantar: Teori Media Massa oleh Bernadeta S. Utami (Program Studi Prancis FIB-UI) Berbagai teori tentang komunikasi massa, media, dan media massa George Gerbner: Komunikasi

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGAJUAN ANGGARAN PUBLIC SERVICE OBLIGATION (PSO) DI PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA KANTOR BERITA NASIONAL ANTARA TUGAS AKHIR

PROSEDUR PENGAJUAN ANGGARAN PUBLIC SERVICE OBLIGATION (PSO) DI PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA KANTOR BERITA NASIONAL ANTARA TUGAS AKHIR PROSEDUR PENGAJUAN ANGGARAN PUBLIC SERVICE OBLIGATION (PSO) DI PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA KANTOR BERITA NASIONAL ANTARA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi

Lebih terperinci

POLA REKRUTMEN CALON GUBERNUR SUMATERA UTARA TAHUN PADA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN SUMATERA UTARA OLEH: Leo Agustinus Hutagalung

POLA REKRUTMEN CALON GUBERNUR SUMATERA UTARA TAHUN PADA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN SUMATERA UTARA OLEH: Leo Agustinus Hutagalung POLA REKRUTMEN CALON GUBERNUR SUMATERA UTARA TAHUN 2013-2018 PADA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN SUMATERA UTARA OLEH: Leo Agustinus Hutagalung 070906067 Dosen Pembimbing :Warjio, P.hD Dosen Pembaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia politik adalah suatu pasar, dalam pasar itu terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan. Dan seperti halnya pertukaran dalam dunia bisnis yang perlu

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan BAB VI PENUTUP Setelah menjelaskan berbagai hal pada bab 3, 4, dan 5, pada bab akhir ini saya akan menutup tulisan ini dengan merangkum jawaban atas beberapa pertanyaan penelitian. Untuk tujuan itu, saya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Surakarta, 01 Oktober 2011 Ketua Tim Peneliti. Nurhadiantomo. iii

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Surakarta, 01 Oktober 2011 Ketua Tim Peneliti. Nurhadiantomo. iii KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, laporan penelitian Hibah Penelitian Tim Pascasarjana HPTP (Hibah Pasca) Tahun III (2011), dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Penelitian ini

Lebih terperinci

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 JURNAL PENELITIAN OLEH: NILUH VITA PRATIWI G2G115106 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 98 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Berdasarkan data penelitian yang tersaji dalam bab sebelumnya, peneliti bisa mengatakan bahwa khalayak dalam penelitian ini yakni: pemilih pemula, pemilih dewasa

Lebih terperinci

HASIL JAJAK PENDAPAT PUBLIK SEPUTAR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012

HASIL JAJAK PENDAPAT PUBLIK SEPUTAR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012 HASIL JAJAK PENDAPAT PUBLIK SEPUTAR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012 Perkembangan Terkini Popularitas & Elektabilitas Kandidat, Kualitas Mesin Partai Politik, Perolehan Suara Partai DKI Jakarta Februari 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokation Ahli Madya ( A.Md. )

Lebih terperinci

STRATEGI MEDIA RELATIONS PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK DALAM MENJAGA CITRA POSITIF PADA KASUS PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN DI REMBANG

STRATEGI MEDIA RELATIONS PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK DALAM MENJAGA CITRA POSITIF PADA KASUS PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN DI REMBANG STRATEGI MEDIA RELATIONS PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK DALAM MENJAGA CITRA POSITIF PADA KASUS PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN DI REMBANG SKRIPSI Disusun Oleh: Meri Meglian NRP. 1423011125 FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Pemilu 2014 akan menjadi cermin bagi kualitas yang merujuk pada prinsip demokrasi yang selama ini dianut oleh Negara kita Indonesia. Sistem Pelaksanaan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: SRI LESTARI K

SKRIPSI. Oleh: SRI LESTARI K ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK PADA KUMPULAN CERPEN PILIHAN KOMPAS 2014 SERTA RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SKRIPSI Oleh: SRI LESTARI K1212066 FAKULTAS

Lebih terperinci

Strategi Pemenangan Ir. Mangindar Simbolon dan Ir. Mangadap Sinaga dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Samosir Tahun

Strategi Pemenangan Ir. Mangindar Simbolon dan Ir. Mangadap Sinaga dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Samosir Tahun Strategi Pemenangan Ir. Mangindar Simbolon dan Ir. Mangadap Sinaga dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Samosir Tahun 2010-2015 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa. Radio mempunyai sifat khas yang menjadi

Lebih terperinci

GAMBARAN PROSES PENERIMAAN IDENTITAS HOMOSEKSUAL PADA LESBIAN SKRIPSI

GAMBARAN PROSES PENERIMAAN IDENTITAS HOMOSEKSUAL PADA LESBIAN SKRIPSI GAMBARAN PROSES PENERIMAAN IDENTITAS HOMOSEKSUAL PADA LESBIAN SKRIPSI OLEH: Cynthia Nagata Tionardi.S NRP: 7103007071 Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 2013 GAMBARAN PROSES

Lebih terperinci

PERAN ELIT LOKAL DALAM PEMENANGAN PEMILU LEGISLATIF 2014 (Studi Deskriptif Elit Partai Golkar di Kabupaten Langkat)

PERAN ELIT LOKAL DALAM PEMENANGAN PEMILU LEGISLATIF 2014 (Studi Deskriptif Elit Partai Golkar di Kabupaten Langkat) PERAN ELIT LOKAL DALAM PEMENANGAN PEMILU LEGISLATIF 2014 (Studi Deskriptif Elit Partai Golkar di Kabupaten Langkat) SKRIPSI Amoy Sri Irmayani Surbakti 100906005 Dosen Pembimbing : Dra. T. Irmayani, M.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita pasti masih ingat dengan fenomena kemenangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki (Ahok) dalam pemilihan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang berjalan selama 2 kali

Lebih terperinci

Publik Jakarta Rindukan Figur Ali Sadikin. Survei Pilkada DKI, Mei 2012

Publik Jakarta Rindukan Figur Ali Sadikin. Survei Pilkada DKI, Mei 2012 Publik Jakarta Rindukan Figur Ali Sadikin Survei Pilkada DKI, Mei 2012 Pengantar Publik Jakarta Rindukan Figur Ali Sadikin Mayoritas pemilih Jakarta, 75.6%, mengidealkan gubernur Jakarta untuk periode

Lebih terperinci

PENDENGAR RADIO PROGRAM ACARA REQUEST MUSIC DAN KESENJANGAN KEPUASAN SKRIPSI

PENDENGAR RADIO PROGRAM ACARA REQUEST MUSIC DAN KESENJANGAN KEPUASAN SKRIPSI PENDENGAR RADIO PROGRAM ACARA REQUEST MUSIC DAN KESENJANGAN KEPUASAN (Analisis Kesenjangan Kepuasan Pendengar Radio Dalam Mendengar Program Acara Kongkow-Kongkow Solo Radio Dan Program Acara Jokey Three

Lebih terperinci

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi Fakultas 05FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM 1. PROSES KOMUNIKASI Salah satu prinsip komunikasi

Lebih terperinci

SOLIDARITAS KELOMPOK ORGANISASI PENCAK SILAT CABANG KABUPATEN PONOROGO

SOLIDARITAS KELOMPOK ORGANISASI PENCAK SILAT CABANG KABUPATEN PONOROGO SOLIDARITAS KELOMPOK ORGANISASI PENCAK SILAT CABANG KABUPATEN PONOROGO (Studi Kasus Konflik Anggota Organisasi Setia Hati Terate dan Setia Hati Winongo Tahun 2015) SKRIPSI Oleh : ISNAN MIFTAHUL AZIIZ K8411038

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Karakteristik demografi pemilih yang mencakup usia antara 20-49 tahun, berpendidikan SLTA dan di atasnya, memiliki status pekerjaan tetap (pegawai negeri sipil, pengusaha/wiraswasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek

BAB I PENDAHULUAN. praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keinginan dan tuntutan adanya pemilihan langsung sebenarnya diilhami praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek politik

Lebih terperinci

REPRESENTASI DAN MAKNA ETIKA JURNALISTIK DALAM DRAMA PINOCCHIO

REPRESENTASI DAN MAKNA ETIKA JURNALISTIK DALAM DRAMA PINOCCHIO REPRESENTASI DAN MAKNA ETIKA JURNALISTIK DALAM DRAMA PINOCCHIO Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce mengenai Representasi dan Makna Etika Jurnalistik dalam Drama Korea Pinocchio Oleh : Dewi Rachmi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang ada di tengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

Template for Microsoft PowerPoint

Template for Microsoft PowerPoint Template for Microsoft PowerPoint Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM. (Ahok) Your Logo (Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar) Pendahuluan Bagaimana Cara Untuk SUKSES Di Pilkada? Seperti Apa Pendekatan Yang

Lebih terperinci

Tugas Akhir KAMPANYE PENTINGNYA SANITASI BAGI MASYARAKAT DI SURAKARTA MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Tugas Akhir KAMPANYE PENTINGNYA SANITASI BAGI MASYARAKAT DI SURAKARTA MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Tugas Akhir KAMPANYE PENTINGNYA SANITASI BAGI MASYARAKAT DI SURAKARTA MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Disusun Guna Melengkapi dan Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Seni jurusan Desain Komunikasi

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI PELATIH DENGAN ATLET BASKET

POLA KOMUNIKASI PELATIH DENGAN ATLET BASKET POLA KOMUNIKASI PELATIH DENGAN ATLET BASKET (Studi Kasus Komunikasi Interpersonal Pelatih dengan Atlet Basket dalam Memicu Prestasi di Sritex Dragons Solo) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

REKRUTMEN CALON LEGISLATIF (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo)

REKRUTMEN CALON LEGISLATIF (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo) REKRUTMEN CALON LEGISLATIF 2014-2019 (Studi Analisis : DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo) YUDI B B PURBA 080906090 DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS KOMUNIKASI DENGAN APLIKASI LINE DAN FREKUENSI PENGGUNAAN STIKER PADA APLIKASI LINE TERHADAP EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PENGARUH INTENSITAS KOMUNIKASI DENGAN APLIKASI LINE DAN FREKUENSI PENGGUNAAN STIKER PADA APLIKASI LINE TERHADAP EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PENGARUH INTENSITAS KOMUNIKASI DENGAN APLIKASI LINE DAN FREKUENSI PENGGUNAAN STIKER PADA APLIKASI LINE TERHADAP EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL (Studi Pengaruh Intensitas Komunikasi dengan Aplikasi

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 WONOGIRI

PEMANFAATAN INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 WONOGIRI PEMANFAATAN INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 WONOGIRI TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

ANALISIS PROGRAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DAN PERUBAHAN PERILAKU

ANALISIS PROGRAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DAN PERUBAHAN PERILAKU ANALISIS PROGRAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DAN PERUBAHAN PERILAKU (Survey Deskriptif Pengaruh Program Acara Indonesia Lawyers Club terhadap Perubahan Perilaku Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah Provinsi,

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS SALURAN KOMUNIKASI DALAM PEMILU SKRIPSI ANDRI AGASI MARPAUNG

EFEKTIFITAS SALURAN KOMUNIKASI DALAM PEMILU SKRIPSI ANDRI AGASI MARPAUNG EFEKTIFITAS SALURAN KOMUNIKASI DALAM PEMILU SKRIPSI ANDRI AGASI MARPAUNG 090904057 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI MEDAN 2015 EFEKTIFITAS SALURAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KARANGANYAR

EFEKTIVITAS PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KARANGANYAR EFEKTIVITAS PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KARANGANYAR Oleh : ANGGA DELANI D1111004 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Lebih terperinci

Komunikasi dan Sistem Kemasyarakatan

Komunikasi dan Sistem Kemasyarakatan Modul ke: Komunikasi dan Sistem Kemasyarakatan Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan adalah fenomena

Lebih terperinci