HUBUNGAN PENGETAHUAN SKEMATA DAN KEBERANIAN MENGAMBIL RISIKO DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN PENGETAHUAN SKEMATA DAN KEBERANIAN MENGAMBIL RISIKO DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS"

Transkripsi

1 131 HUBUNGAN PENGETAHUAN SKEMATA DAN KEBERANIAN MENGAMBIL RISIKO DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS Wardah Hanafiah Jurusan Teknik Mesin PNJ, Kampus UI Depok 1645 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan skemata dengan, keberanian mengambil risiko dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris, pengetahuan skemata dan keberanian mengambil risiko dengan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dalam bentuk survey. Data dianalisis dengan teknik analisis regresi dan korelasi. Hasil yang diperoleh adalah (1) terdapat hubungan positif antara pengetahuan skemata dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris. Bentuk hubungan tersebut dibuktikan dengan koefisien korelasi (r y1 ) =,67 dan koefisien determinasi (r y1) =,4489 yang berarti 45% dipengaruhi oleh pengetahuan skemata. () Terdapat hubungan positif antara keberanian mengambil risiko dengan. Hubungan tersebut dibuktikan dengan koefisien korelasi (r y ) =,66 dan koefisien determinasi (r y) =,4356 yang berarti 44% kemampuan berbicara bahasa Inggris dipengaruhi oleh keberanian mengambil risiko (3) Pengetahuan skemata dan keberanian mengambil risiko secara bersama-sama mempunyai hubungan positif dengan. Bentuk hubungan koefesien korelasi ganda antara kedua variabel bebas dengan variabel terikat R y1 sebesar,756. Dari koefisien korelasi tersebut, dapat dihitung koefesien determinasi (R y1) sebesar,5718 berarti bahwa 57% proporsi varians dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh pengetahuan skemata serta keberanian mengambil risiko. Abstract The objective of this research was to find out if there is any correlation between knowledge of schemata and English speaking ability, risk taking bravery and English speaking ability, correlation among knowledge of schemata, risk taking bravery and English speaking ability. This research was conducted using descriptive method through survey with the technic of regression and correlation. The findings show that: (1) there is positive correlation between knowledge of schemata and English speaking ability with ry1=,67 and ry1=,4489 that means 45% of English speaking ability is determained by schemata () there is positive correlation between risk taking bravery and English speaking ability with ry =,66 and ry =,4356 which has meaning 44% of English speaking abilty is determained by risk taking bravery. (3) there is positive correlation among knowledge of schemata, risk taking bravery and English speaking ability with Ry1 is,756 and Ry1 is,5718 that means 57% of varians proportion of English speaking ability can be determained by schemata and risk taking bravery. Keywords : Speaking ability, schemata, long-term memory, intelligent guesses, risk-taking bravery, anxiety, self-esteem, self-confidence 1. PENDAHULUAN Dalam mempelajari kemampuan berbicara bahasa Inggris, mahasiswa pada dasarnya sudah mempunyai bekal ilmu pengetahuan dalam sebuah konsep yang tersimpan dalam pikiran mereka. Pengetahuan yang disebut skemata tersebut merupakan pengalaman mereka yang akan mereka gunakan untuk memahami dan menyatukannya dengan informasi yang baru diterima. Dalam belajar bahasa Inggris, mahasiswa juga tidak akan terlepas Epigram, Vol. 1 No. Oktober 14:131-14

2 133 dari aspek kreatif, karena mereka harus mencoba dan memproduksi ekspresi baru yang didasarkan pada skemata mereka. Selain itu pembelajaran yang bermakna memerlukan keterlibatan aktif pebelajar. Keaktifan ini akan muncul apabila mahasiswa belajar dalam lingkungan yang aman sehingga rasa untuk berkarya, berimajinasi, dan inisiatif ikut berkembang. Sikap inilah yang disebut sebagai sikap berani mengambil risiko yang harus dimiliki mahasiswa untuk menunjang proses belajar bahasa Inggris. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak banyak mahasiswa yang mampu berbicara bahasa Inggris dengan lancar. Ketidakmampuan mereka dalam berbicara bahasa Inggris seringkali disebabkan karena takut salah, tidak percaya diri, malu, ataupun merasa sulit. Hal ini terjadi karena mahasiswa yang bersangkutan tidak berani mengambil risiko. Kedua faktor yang telah disebutkan di atas yakni pengetahuan skemata dan berani mengambil risiko merupakan faktor penting yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan oleh mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji: Hubungan pengetahuan skemata dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris. Hubungan keberanian mengambil risiko dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris. Hubungan ganda pengetahuan skemata dan keberanian mengambil risiko dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada para pengajar dalam mengatasi kesulitan berbicara bahasa Inggris mahasiswa khususnya dalam memanfaatkan pengetahuan skemata mahasiswa dengan keberanian sikap mereka untuk belajar berbicara bahasa Inggris. Bagi Lembaga atau Perguruan Tinggi yang menjadi tempat penelitian, temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi tentang kondisi mahasiswa dalam belajar berbicara bahasa Inggris. Adapun bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi jika menginginkan penelitian lanjutan dengan variabel yang sama, sehingga kekurangan dan kelebihan dalam penelitian ini dapat diminimalisir.. TINJAUAN PUSTAKA.1 Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Berbicara berarti mengungkapkan pikiran secara lisan dan membuat orang lain yang diajak bicara mengerti apa yang ada dalam pikirannya. (Djiwandono 8: 118) Lebih lanjut, Djiwandono mengatakan bahwa berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang aktif dari seorang pemakai bahasa, yang menuntut prakarsa nyata dalam penggunaan bahasa yang diungkapkan secara lisan. Sebagai bagian dari kemampuan berbahasa yang aktif-produktif, kemampuan berbicara menuntut penguasaan terhadap beberapa aspek kaidah berbahasa. Pesan yang disampaikan harus jelas isinya, dengan pemilihan kata-kata yang tepat, dirangkai dengan tata bahasa yang benar, dilafalkan dengan ucapan yang benar dan intonasi yang sesuai. (Djiwandono 8: 68) Hal tersebut akan lebih penting lagi bila pebelajar bahasa mempelajari bahasa asing khususnya bahasa Inggris seperti apa yang disampaikan oleh Thornbury bahwa berbicara adalah suatu hal yang alamiah dan integral sehingga kita lupa bagaimana pertama kali memperoleh dan mampu berbicara, karena itu ketika kita ingin menguasai bahasa asing kita harus belajar kembali. (Thonbury 6: 1) Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan untuk Epigram, Vol. 1 No. Oktober 14:131-14

3 134 berkomunikasi. Dalam proses komunikasi terjadi proses encoding dan decoding. Encoding ialah proses penyampaian informasi dari sipembicara kepada pendengar yang membutuhkan hubungan isi pesan yang disampaikan dengan simbolsimbol yang berfungsi sebagai alat komunikasi, Decoding adalah proses penerimaan informasi oleh si pendengar dari si pembicara dengan cara menghubungkan konsep-konsep dan kode-kode dan memprosesnya menjadi sebuah pesan. (Mukhalel 3: 9-34) Dengan adanya proses penyampaian dan penerimaan serta pemahaman membuat proses berbicara menjadi suatu hal yang kompleks terlebih bila komunikasi terjadi dengan menggunakan bahasa asing seperti bahasa Inggris. (Richard :1) Untuk mengatasi kesulitan berbicara tersebut, Kang Shumin dala Richard mengarahkan pebelajar untuk menguasai empat kompetensi yaitu: 1) Kompetensi gramatikal, yakni peningkatan kemampuan tentang gramatikal (morfologi, sintaksis), kosakata dan mekanisme. ) Kompetensi wacana, yang merupakan kompetensi pelengkap dari kompetensi gramatikal. Wacana apa saja mulai dari percakapan sederhana hingga teks tertulis, artikel, buku dan sebagainya. 3) Kompetensi sosiolinguistik, yakni pemahaman tentang konteks sosial dan budaya di mana bahasa digunakan: pebelajar harus mengetahui atauran-aturan dan norma-norma ujaran. 4) Kompetensi strategis, yakni strategi komunikasi verbal dan nonverbal untuk mengimbangi ketidaklancaran atau ketidaksempurnaan dalam komunikasi( Richard :7-8) Agar kompetensi-kompetensi komunikasi tersebut dapat dikuasai oleh pebelajar suatu bahasa dan mampu berbicara sesuai dengan kaidah kebahasaan, pebelajar membutuhkan keterampilan-keterampilan. Brown mementingkan ketepatan (accuracy) dan kefasihan (fluency). Ketepatan dimaksud adalah bagaimana bahasa digunakan secara benar dalam hal pelafalan ( pronunciation), tata bahasa (grammar), dan fonology (phonology). (Brown. :47) Agar tujuan pengajaran berbicara tercapai diperlukan strategi-strategi. Strategi pengajaran berbicara merujuk pada prinsip stimulus dan respon. Selama kedua prinsip ini dikuasai pembicara (murid dengan bantuan guru), maka ia dapat dikategorikan memilki kemampuan berbicara. Pemilihan strategi pengajaran berbicara terutama didasarkan pada tujuan dari materi yang telah ditetapkan pada satuan kegiatan belajar. (Iskandarwassid. 8: 4-44). Pengetahuan Skemata John Field mengatakan bahwa skema yang jamaknya skemata adalah suatu struktur pengetahuan yang kompleks yang telah diketahui oleh seseorang yang berhubungan dengan konsep tertentu. (Jhon field 4: 54) Santrock mengutip teori Piaget dalam menjelaskan skemata. Menurut Piaget sebuah skema adalah sebuah kerangka kognitif atau kerangka referensi yang digunakan oleh anak-anak untuk memahami dunia mereka.(santrock 4: 46) Salah satu wawasan terpenting dari teori skemata adalah bahwa pembelajaran yang bermakna memerlukan keterlibatan aktif pebelajar, yang memiliki sangat banyak pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk digunakan dalam memahami dan menyatukan informasi yang baru. Apa yang dipelajari dari setiap pengalaman bergantung sebagian besar kepada skemata yang telah diterapkan pada pengalaman tersebut.(slavin 6: 5) Penerapan pengetahuan skemata dalam proses pembelajaran bahasa tentunya didasarkan atas kompetensi komunikatif yang telah dimiliki seseorang. Kompetensi komunikatif adalah aspek kompetensi yang memungkinkan kita menyampaikan dan menafsirkan pesan antar personal Wardah Hanafiah, HUBUNGAN PENGETAHUAN SKEMATA DAN...

4 135 dalam konteks-konteks tertentu. (Brown : 46).3 Keberanian Mengambil Resiko Keberanian mengambil risiko dalam belajar bahasa menurut para ahli adalah suatu keinginan untuk mencoba informasi baru secara cerdas terlepas dari rasa malu dalam berbahasa. Para pebelajar harus sedikit berani menebak, bersedia menguji coba dugaannya tentang bahasa yang dipelajari dan berani mengambil risiko salah. Brown mengatakan karakterisik yang menonjol dari pebelajar bahasa yang baik, (menurut Rubin dan Thompson (198) adalah kemampuan untuk membuat tebakan yang cerdas), Brown juga mengutip pernyataan Ely (1986) yang menyatakan bahwa pengambilan risiko akan mendatangkan hasil positif dalam pembelajaran bahasa asing.(brown : ) Pengambilan risiko erat kaitannya dengan harkat kepercayaan diri atau self-esteem. Ketika kesalahan yang bodoh dilakukan, seseorang dengan kepercayan diri pada tingkat global tidak berkecil hati bila ditertawakan. Harkat kepercayaan diri atau self-esteem merupakan faktor paling universal dari semua prilaku manusia. (Brown : 15) Harkat kepercayaan diri merujuk kepada evaluasi yang dilakukan pebelajar yang berkenaan dengan diri mereka sendiri, sejauh mana pebelajar meyakini diri mampu dan layak. Keberanian mengambil risiko juga terjalin erat dengan sikap kecemasan. Slavin mengatakan kecemasan adalah teman pendidikan terus-menerus. Setiap siswa merasakan kecemasan pada satu saat di sekolah, tetapi bagi siswa tertentu, kecemasan sangat menghambat pembelajaran dan kinerja, khususnya dalam ujian. (Slavin 6: 18) Untuk menghilangkan rasa cemas, Dufeu (1994) menawarkan satu cara yaitu membangun kerangka afektif yang memadai agar para pebelajar merasa nyaman ketika mulai melibatkan diri di dunia baru bahasa asing.(brown : 15) Jadi dapat disimpulkan bahwa pengambilan risiko yang terjadi dengan tepat dapat membangun kerangka afektif yang memadai, Untuk itu guru harus menciptakan kondisi keberterimaan yang merangsang kepercayaan diri pebelajar dan mendorongnya untuk berani mengambil risiko. 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dalam bentuk survey dengan teknik korelasional. Penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara variabel penelitian dengan cara mengkorelasikan data dari lapangan. Pola hubungan antar variable digambarkan sebagai berikut : Pengetahuan Skemata (X 1 ) Keberanian Mengambil Risiko (X ) Kemampuan Berbicara (Y) Gambar 1. Model hubungan antar variable Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Politeknik Negeri Jakarta pada Program Studi Alat Berat Jurusan Teknik Mesin. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang terdiri dari tiga jenis data yang akan dikumpulkan. Ketiga jenis data tersebut adalah (1) pengetahuan skemata, () keberanian mengambil risiko, dan (3) Data pengetahuan skemata dikumpulkan dengan menggunakan tes bahasa Inggris teknik yang dikembangkan oleh peneliti dan untuk keberanian mengambil risiko dengan menggunakan kuesioner. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian adalah sebagai berikut 1. H o : P y1 = H 1 : P y1 >. H o : P y = Epigram, Vol. 1 No. Oktober 14:131-14

5 136 H 1 : P y > 3. H o : P y1. = H 1 : P y1. > Keterangan: P y1 : Koefisien korelasi pengetahuan skemata (X 1 ) dengan kemampuan berbicara (Y) P y : Koefisien korelasi keberanian mengambil risiko (X ) dengan kemampuan berbicara (Y) P y1. : Koefisien korelsasi pengetahuan skemata (X 1 ) dan keberanian mengambil risiko (X ) dengan kemampuan berbicara (Y) Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian adalah teknik analisis regresi dan korelasi, baik sederhana maupun ganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi.5. Sebelum data hasil uji hipotesis penelitian dianalisis, terlebih dahulu dilaksanakan uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas menggunakan galat taksiran Y atas X 1 dengan uji Liliefors. Sedangkan uji homogenitas menggunakan varians Y atas X dengan uji Barlett. Pengujian Persyaratan Analisis Ada tiga syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi, baik regresi linier sederhana maupun regresi ganda, yaitu (1) normalitas data; () homogenitas varians kelompok-kelompok skor Y yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan data variabel X; (3) linieritas regresi. Dari ketiga persyaratan tersebut ada dua persyaratan yang disajikan pengujiannya pada bagian ini, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians kelompok-kelompok skor Y berdasarkan kesamaan data X, sedangkan uji linieritas regresi akan diuji dalam pengujian hipotesis penelitian. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Normalitas Pengujian persyaratan normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik uji Liliefors. Kriteria pengujian tolak H menyatakan bahwa skor berdistribusi normal adalah, jika L hitung lebih kecil dibandingkan dengan L tabel maka H tidak dapat ditolak, dalam hal lainnya H tidak dapat diterima. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai IF(zi) S(zi)I tertiggi yang disimpulkan dengan L hitung untuk kedua galat taksiran regresi lebih kecil dari nilai L tabel, batas penolakan H yang tertera pada tabel Liliefors. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa semua hipotesis nol (H ) yang berbunyi sampel berasal dari populasi berdistribusi normal tidak dapat ditolak, dengan kata lain bahwa semua sampel yang terpilih berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil perhitungan pengujian normalitas tertera pada tabel berikut: Tabel 4.4 Hasil Pengujian Normalitas Galat Taksiran Nomo r 1 Gakat Taksira n Regresi Y atas X 1 Y atas X N L hitung 4 4,116 8,79 3 5%,14,14 L tabel 1%,16,16 Keteranga n Normal Normal Berdasarkan harga-harga L hitung dan L tabel di atas dapat disimpulkan pasangan semua data dari variabel baik kemampuan berbicara bahasa Inggris (Y) atas pengetahuan skemata (X 1 ), dan atas keberanian mengambil risiko (X ) berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Uji Homogenitas Uji homogenitas varians dimaksudkan untuk menguji homogenitas varians antara kelompok-kelompok skor variabel terikat Wardah Hanafiah, HUBUNGAN PENGETAHUAN SKEMATA DAN...

6 137 (Y) yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan nilai variabel bebas (X). Pengujian homogenitas varians dilakukan dengan uji Bartlett. Proses pengujian yang ditempuh adalah pertama-tama membuat pengelompokan data Y berdasarkan kesamaan X. Selanjutnya dihitung nilai-nilai dk, 1/dk, varians s i, log s i, dk s i, (dk) log s i,. Dari nilai-nilai tersebut dihitung nilai dan hasilnya disebut hitung. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: H diterima jika hitung < tabel H ditolak jika hitung > tabel Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas varians variabel kemampuan berbicara bahasa Inggris atas variabel pengetahuan skemata diperoleh hitung sebesar 4,9. Nilai tabel dengan dk = 9 pada,5 sebesar 16,919. Oleh karena hitung < tabel, maka H diterima. Hal ini berarti varians kelompok-kelompok variabel kemampuan berbicara bahasa Inggris atas variabel pengetahuan skemata adalah homogen. Hasil perhitungan pengujian homogenitas varians variabel kemampuan berbicara bahasa Inggris atas variabel keberanian mengambil risiko diperoleh hitung sebesar 3,443. Nilai tabel dengan dk = 6 pada,5 sebesar 38,885. Oleh karena hitung < tabel, maka H diterima. Hal ini berarti varians kelompokkelompok variabel kemampuan berbicara bahasa Inggris atas variabel keberanian mengambil risiko adalah homogen. Keseluruhan hasil uji homogenitas varians dirangkum pada tabel berikut ini. No mor Vari ans 1 Y atas X 1 Y atas Tabel 4.5 Hasil Pengujian Homogenitas Varians D k hi tung 9 4,9 6 3,4 43 5% 16, , 885 tabel 1% 1, , 64 Ketera ngan Homo gen Homo gen X hitung dan tabel Berdasarkan harga-harga di atas dapat disimpulkan pasangan semua data dari variabel baik kemampuan berbicara bahasa Inggris (Y) atas pengetahuan skemata (X 1 ), dan atas keberanian mengambil risiko (X ) berasal dari sampel yang homogen. Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk menguji korelasi antara variabel-variabel juga untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara variabelvariabel bebas dengan variabel terikat. Ada tiga hipotesis yang telah dirumuskan dan akan diuji secara empirik dalam penelitian ini, yaitu: 1. Terdapat hubungan positif antara pengetahuan skemata dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris.. Terdapat hubungan positif antara keberanian mengambil risiko dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris. 3. Terdapat hubungan positif antara pengetahuan skemata dan keberanian mengambil risiko secara bersama-sama dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris. Hipotesis Pertama Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut: terdapat hubungan positif antara pengetahuan skemata (X 1 ) dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris (Y). Hipotesis tersebut secara statistik dirumuskan sebagai berikut: H o : y1 = H 1 : y1 > Hasil perhitungan sebagaimana pada lampiran pengujian hipotesis, memperhatikan bahwa persamaan regresi yang terjadi antara Y atas X 1 adalah Ŷ = a + bx 1. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh pula koefisien regresi b = 1,74 dan konstanta a = -1,56. Dengan Epigram, Vol. 1 No. Oktober 14:131-14

7 138 demikian bentuk hubungan antara pengetahuan skemata (X 1 ) dengan ditunjukkan oleh persamaan analisis regresi linier adalah Ŷ = -1,56 + 1,74X 1. Uji linieritas dan signifikansi koefisien arah regresi menggunakan uji F. Perhitungan lengkap tentang uji F pada lampiran pengujian hipotesis. Gambar perolehan harga F adalah sebagaimana pada tabel berikut: Tabel 4.6 Hasil Analisis ANAVA untuk Persamaan Regresi Sederhana Ŷ = -1,56 + 1,74X 1 F tabel Sumbe Rata-rata Jumlah r Jumlah F dk Kuadrat hitu Varian Kuadrat = ng (JK) s (RJK),,1 5 4 Total 4174 Regre 43, 1 si a 5 Regre 3,9 4, 1 637,66 637,66 si b/a 9** ) 1 7,35 Resid 3 781,84,58 u 8 Tuna 1,3, Coco 8 167,94,99 ns) 7 3,17 k 3 Galat 613,9,46 Keterangan: dk = derajat kebebasan JK = Jumlah Kuadrat RJK = Rata-rata Jumlah Kuadrat ** = Regresi sangat signifikan (F hitung = 3,99 > F tabel = 4,1) ns = Non Signifikan, berarti Linier (F hitung = 1,3 > F =,7) Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa untuk regresi sederhana F hitung (3,99) > F tabel (4,1). Dengan demikian persamaan Ŷ = -1,5 + 1,74X 1 sangat signifikan. Sedangkan untuk tuna cocok F hitung (1,3) < F tabel (,7). Dengan demikian persamaan regresi Ŷ = -1,56 + 1,74X 1 bersifat linier. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka persamaan regresi sederhana Ŷ = -1,56 + 1,74X 1 dapat diinterpretasikan bahwa apabila pengetahuan skemata (X 1 ) dan diukur dengan menggunakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, maka setiap kenaikan skor pada kemampuan berbicara bahasa Inggris sebesar satu unit akan diikuti oleh kenaikan skor pengetahuan skemata sebesar 1,74 unit pada arah yang sama dengan konstanta (intercept) sebesar -1,56. Secara Visual dapat dilihat pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Grafik Persamaan Regresi Ŷ = -1,56 + 1,74X 1 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi product moment antara pengetahuan skemata (X 1 ) dengan r y1 sebesar,67. Hasil pengujian diperoleh t hitung (5,56) > t tabel (1,69). Hasil uji signifikansi koefesien tersebut disajikan pada lampiran pengujian hipotesis. Dk Regresi: a + bx Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikan Koefesien Korelasi antara Pengetahuan Skemata (X 1 ) dengan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris (Y) Koefisien Korelasi Sederhana Pengetahuan Skemata (X 1 ) t hitung =,5 t tabel =,1 38 r y1 =,67 5,56 ** ) 1,69,43 ** sangat signifikan (t hitung = 5,56 > t tabel = 1,69) Keterangan : dk = derajat kebebasan Wardah Hanafiah, HUBUNGAN PENGETAHUAN SKEMATA DAN...

8 139 Berdasarkan hasil di atas, maka dapat disimpulkan bahwa H o ditolak dan menerima H i. Dengan kata lain terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan skemata dengan. Dari koefisien korelasi tersebut dapat dihitung pula koefisien determinasinya (r y1) =,4489; yang berarti bahwa 45% proporsi varians kemampuan berbicara bahasa Inggris (Y) dapat dijelaskan oleh pengetahuan skemata (X 1 ). Untuk menjelaskan hubungan antara pengetahuan skemata (X 1 ) dengan, bila variabel keberanian mengambil risiko (X ) dikontrol, dilakukan dengan analisis korelasi parsial. Koefisien korelasi parsial yang diperoleh dan hasil pengujiannya disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikan Koefesien Korelasi Parsial antara Pengetahuan Skemata (X 1 ) dengan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris (Y), jika Keberanian Mengambil Risiko (X ) Dikontrol Dk Koefisien Korelasi Parsial t hitung,5 t tabel,1 37 r y1. =,491 3,43 ** ),3,7 ** sangat signifikan (t hitung = 3,43 > t tabel =,3) Keterangan : dk = derajat kebebasan Berdasarkan hasil tabel tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi parsial antara pengetahuan skemata (X 1 ) dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris (Y), bila variabel keberanian mengambil risiko (X ) dikontrol sagat bermakna (sangat signifikan), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa, jika variabel keberanian mengambil risiko dikontrol tetap, maka pengetahuan skemata memberikan kontribusi yang bermakna stabil terhadap kemampuan berbicara bahasa Inggris. Hipotesis Kedua Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut: terdapat hubungan positif antara keberanian mengambil risiko (X ) dengan (Y). Hipotesis tersebut secara statistik dirumuskan sebagai berikut: H o : y = H 1 : y > Hasil perhitungan sebagaimana pada lampiran pengujian hipotesis, memperhatikan bahwa persamaan regresi yang terjadi antara Y atas X adalah Ŷ = a + bx. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh pula koefisien regresi b =,46 dan konstanta a = -1,9. Dengan demikian bentuk hubungan antara keberanian mengambil risiko (X ) dengan ditunjukkan oleh persamaan analisis regresi linier adalah Ŷ = -1,9 +,46X Uji linieritas dan signifikansi koefisien arah regresi menggunakan uji F. perhitungan lengkap tentang uji F pada lampiran pengujian hipotesis. Gambar perolehan harga F adalah sebagaimana terdapat pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Hasil Analisis ANAVA untuk Persamaan Regresi Sederhana Ŷ = -1,9 +,46X F tabel Sumbe Rata-rata Jumlah r Jumlah F dk Kuadrat hitu Varian Kuadrat = ng (JK) s (RJK),,1 5 Total Regre 1 43, si a 5 Regre 1 617,94 617,94 9, 4, 7,35 si b/a 9** ) 1 Resid 3 81,56 1,9 u 8 Tuna Coco k 5 541,39 1,66 1,8 ns), 3,58 41 Epigram, Vol. 1 No. Oktober 14:131-14

9 14 Galat 1 6,17,1 3 Keterangan: dk = derajat kebebasan JK = Jumlah Kuadrat RJK = Rata-rata Jumlah Kuadrat ** = Regresi sangat signifikan (F hitung = 9,9> F tabel = 4,1) ns = Non Signifikan, berarti Linier (F hitung = 1,8 < F tabel =,41) Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa untuk regresi sederhana F hitung (9,9) > F tabel (4,1). Dengan demikian persamaan Ŷ = -1,9 +,46X sangat signifikan. Sedangkan untuk tuna cocok F hitung (1,8) < F tabel (,41). Dengan demikian persamaan regresi Ŷ = -1,9 +,46X bersifat linier. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka persamaan regresi sederhana Ŷ = -1,9 +,46X dapat diinterpretasikan bahwa apabila keberanian mengambil risiko (X ) dan (Y) diukur dengan menggunakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, maka setiap kenaikan satu unit skor pada kemampuan berbicara bahasa Inggris sebesar akan diikuti oleh kenaikan skor keberanian mengambil risiko sebesar,46 unit pada arah yang sama dengan konstanta (intercept) sebesar -1,9. Regresi: a + bx Keberanian Mengambil Risiko (X ) Gambar 4.5 Grafik Persamaan Regresi Ŷ = -1,9 +,46X Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi product moment antara keberanian mengambil risiko (X ) dengan r y sebesar,66. Hasil pengujian diperoleh t hitung (5,41) > t tabel (1,69). Hasil uji signifikansi koefesien tersebut disajikan pada lampiran pengujian hipotesis. Tabel 4.1 Hasil Uji Signifikan Koefesien Korelasi antara Keberanian Mengambil Risiko (X ) dengan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris (Y) dk Koefisien Korelasi Sederhana t hitung =,5 t tabel =,1 38 r y =,66 5,41 ** ) 1,69,43 ** sangat signifikan (t hitung = 5,41 > t tabel = 1,69) Keterangan : dk = derajat kebebasan Berdasarkan hasil di atas, maka dapat disimpulkan bahwa H o ditolak dan menerima H i. Dengan kata lain terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara keberanian mengambil risiko dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris. Dari koefisien korelasi tersebut dapat dihitung pula koefisien determinasinya (r y) =,4356; yang berarti bahwa 44% proporsi varians kemampuan berbicara bahasa Inggris (Y) dapat dijelaskan oleh keberanian mengambil risiko (X ). Untuk menjelaskan hubungan antara keberanian mengambil risiko (X ) dengan, bila variabel pengetahuan skemata (X 1 ) dikontrol, dilakukan dengan analisis korelasi parsial. Koefisien korelasi parsial yang diperoleh dan hasil pengujiannya disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikan Koefesien Korelasi Parsial antara Keberanian Mengambil Risiko (X ) dengan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris (Y), jika Pengetahuan Skemata (X 1 ) Dikontrol dk Koefisien Korelasi Parsial t hitung,5 t tabel,1 Wardah Hanafiah, HUBUNGAN PENGETAHUAN SKEMATA DAN...

10 r y.1 =,473 3,6 ** ),3,7 ** sangat signifikan (t hitung = 3,6 > t tabel =,3) Keterangan : dk = derajat kebebasan Berdasarkan hasil tabel tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi parsial antara keberanian mengambil risiko (X ) dengan, jika variabel pengetahuan skemata (X 1 ) dikontrol sangat bermakna (sangat signifikan), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa, jika variabel pengetahuan skemata dikontrol tetap, maka keberanian mengambil risiko memberikan kontribusi yang bermakna stabil terhadap kemampuan berbicara bahasa Inggris. Hipotesis Ketiga Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut: terdapat hubungan positif antara pengetahuan skemata (X 1 ) dan keberanian mengambil risiko (X ) secara bersamasama dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris (Y). Hipotesis tersebut secara statistik dirumuskan sebagai berikut: H o : R y1 = H 1 : R y1 > Hasil perhitungan sebagaimana pada lampiran pengujian hipotesis, memperhatikan bahwa persamaan regresi yang terjadi antara Y atas X 1 dan X adalah Ŷ = a + b 1 X 1 + b X. Dari hasil analisis statistik diperoleh pula koefisien regresi ganda b 1 sebesar 1,15 dan b =,9 dengan konstanta (intercept) sebesar -4,. Dengan demikian bentuk hubungan antara kedua variabel bebas dengan ditunjukkan oleh persamaan regresi ganda melalui persamaan Ŷ = -4, + 1,15X 1 +,9X yang mengandung makna bahwa: 1. Bila terjadi kenaikan satu unit pada pengetahuan skemata (X 1 ) dan dilakukan kontrol terhadap keberanian mengambil risiko (X ), maka kenaikan tersebut akan diikuti oleh kenaikan 1,15 unit pada kemampuan berbicara bahasa Inggris (Y).. Bila terjadi kenaikan satu unit pada keberanian mengambil risiko (X ) dan dilakukan kontrol terhadap pengetahuan skemata (X 1 ), maka kenaikan tersebut akan diikuti oleh kenaikan,9 unit pada kemampuan berbicara bahasa Inggris (Y). 3. Kenaikan pada kemampuan berbicara bahasa Inggris (poin 1 dan ) diatas terjadi pada arah yang sama dengan konstanta (intercept) sebesar -4,. Koefisien korelasi ganda kedua variabel bebas dengan keberanian mengambil risiko (R y1 ) =,756. Hasil uji signifikannya diperoleh harga F hitung = 4,69 > F tabel = 3,6 pada,5. Berdasarkan hasil tersebut terdapat hubungan positif antara pengetahuan skemata (X 1 ) dan keberanian mengambil risiko (X ) secara bersama-sama dengan (Y). Koefisien korelasi determinasi (R y1) sebesar,5718 dapat diinterpretasikan bahwa 57% proporsi varians dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh pengetahuan skemata dan keberanian mengambil risiko. Berdasarkan hasil perhitungan lanjutan dapat diketahui sumbangan (konstribusi) setiap variabel terikat terhadap pengetahuan skemata sebesar 45% dan keberanian mengambil risiko sebesar 44%. Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semua hipotesis-hipotesis penelitian yang dirumuskan pada bab II dapat diterima. Dengan demikian kemampuan Epigram, Vol. 1 No. Oktober 14:131-14

11 14 berbicara bahasa Inggris sebesar 57% ditentukan oleh kedua variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu (1) pengetahuan skemata dan () keberanian mengambil risiko. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Pertama, hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara pengetahuan skemata dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris. Kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan skemata, akan semakin baik. Terbukti dari bentuk hubungan antara pengetahuan skemata (X 1 ) dengan yang ditunjukkan oleh persamaan garis regresi Ŷ = -1,56 + 1,74X 1. Koefisien korelasi (r y1 ) =,67. Koefisien determinasi (r y1) =,4489; yang berarti bahwa 45% dari kemampuan berbicara bahasa Inggris dipengaruhi oleh pengetahuan skemata. Persamaan garis regresi menunjukkan kebermaknaannya yang berarti pada taraf signifikansi 5%. Persamaan garis tersebut dapat diinterpretasikan bahwa perubahan satu unit skor kemampuan berbicara bahasa Inggris akan diikuti oleh perubahan skor pengetahuan skemata sebesar 1,74 unit pada arah yang sama dengan konstanta (intercept) sebesar -1,56. Kedua, dari hasil pengujian hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara keberanian mengambil risiko dengan kemampuan berbicara bahasa Inggris. Kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi keberanian mengambil risiko, akan semakin baik pula kemampuan berbicara bahasa Inggris. Terbukti dari bentuk hubungan antara keberanian mengambil risiko (X ) dengan ditunjukkan oleh persamaan garis regresi Ý = -1,9 +,46X. Koefisien korelasi (r y ) =,66. Koefisien determinasi (r y) =,4356; yang berarti bahwa 44% kemampuan berbicara bahasa inggris dipengaruhi oleh keberanian mengambil risiko. Persamaan garis regresi menunjukkan kebermaknaan yang berarti pada taraf signifikansi 5%. Persamaan garis regresi tersebut dapat diinterpretasikan bahwa perubahan satu unit skor kemampuan berbicara bahasa Inggris akan diikuti oleh perubahan skor keberanian mengambil risiko sebesar,46 unit pada arah yang sama dengan konstanta (intercept) sebesar -1,9 Ketiga, dari hasil pengujian hipotesis ketiga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan skemata dan keberanian mengambil risiko secara bersama-sama mempunyai hubungan positif dengan yang ditunjukkan oleh persamaan regresi ganda Ý = -4, + 1,15X 1 +,9X. Koefesien korelasi ganda antara kedua variabel bebas dengan variabel terikat R y1 sebesar,756. Dari koefisien korelasi tersebut, dapat dihitung koefesien determinasi (R y1) sebesar,5718 berarti bahwa 57% proporsi varians kemampuan berbicara bahasa Inggris dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh pengetahuan skemata serta keberanian mengambil risiko. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] Arikunto, Suharsini. 1. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta; PT. Rineka Cipta. [] Brown, H. Douglas.. Principles of Language Learning and Teaching. 4 th ed. New York: Pearson Education. [3] Djiwandono,8. Tes Bahasa. Jakarta: PT. Indeks. [4] Field, Jhon. 4 Psycholinguistics: The Key to Concepts. London and New York: Routledge. [5] Iskandarwasid dan Suhendar Dadang. 8. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. [6] Mukalel, Joseph C. 3 Psychology of Language Learning. New Delhi: Discovery Publishing House. [7] Richard, Jack C. and Willy A. Renandya.. Methodology in Language Teaching. UK: Cambridge University Press. [8] Robert, Slavin E. 6. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi Kedelapan. Boston: Peason Education [9] Santrock, John W. 4. Psikologi Pendidikan. Edisi Terjemahan. McGraw-Hill Company, Inc. [1] Thornbury, Scott. 8. How to Teach Speaking. UK: Pearson Education. Wardah Hanafiah, HUBUNGAN PENGETAHUAN SKEMATA DAN...

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karekteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business Trip Berdasarkan instrumen penelitian yang menggunakan skala 1 (satu) sampai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, lama bekerja. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN. meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, lama bekerja. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 59 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu data tentang kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ), sikap guru terhadap pekerjaan (X 2

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 87 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data dari hasil penelitian, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Sebagaimana telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya bahwa penelitian ini terdiri dari dua perangkat data, yakni 1) Data Pola

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data hasil penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai hasil pengolahan data yang didapat dari dua variabel dalam

Lebih terperinci

Porgram Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka Jakarta, DKI Jakarta

Porgram Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka Jakarta, DKI Jakarta HUBUNGAN ANTARA KESEGARAN JASMANI, DISIPLIN DAN PERCAYA DIRI TARUNA DENGAN PRESTASI AKADEMIK TARUNA SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT BEKASI JAWA BARAT SANTOSO 1), EVI SUSIANTI 2) 1) jogja83_snt@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian 4.2.1 Deskripsi tentang Pola Asuh Orangtua Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian 31 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendahuluan Bab berikut akan menjelaskan mengenai tempat dan waktu penelitian, strategi penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, analisa data serta populasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang Pengaruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang Pengaruh 76 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada Bab ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang Pengaruh hasil belajar Tata Hidang terhadap minat siswa sebagai Waiter/Waitress di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas hasil dan pembahasan penelitian tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas hasil dan pembahasan penelitian tentang 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas hasil dan pembahasan penelitian tentang Pengaruh Hasil Belajar Dasar Patiseri Terhadap Minat Usaha Patiseri Pada Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Serang 3, kecamatan Serang, kabupaten Serang Provinsi Banten

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENERAPAN KEBERANIAN MENGAMBIL RESIKO BERBICARA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA MADRASAH IBTIDIYAH

OPTIMALISASI PENERAPAN KEBERANIAN MENGAMBIL RESIKO BERBICARA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA MADRASAH IBTIDIYAH OPTIMALISASI PENERAPAN KEBERANIAN MENGAMBIL RESIKO BERBICARA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA MADRASAH IBTIDIYAH Ratna Sari Dewi ABSTRAK; Kemampuan berbicara bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang telah dibagikan pada tanggal 16 November 2007 di kantor

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA GURU SMK SWASTA DI KOMISARIAT CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA GURU SMK SWASTA DI KOMISARIAT CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA GURU SMK SWASTA DI KOMISARIAT CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI Prof.Dr H.Isman Kadar, MM 1) 1) Dosen pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

ISSN: Vol. 4, No. 1, Maret 2017

ISSN: Vol. 4, No. 1, Maret 2017 HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDK. OLABOLO, KECAMATAN GOLEWA, KABUPATEN NGADA MARSIANUS MEKA PENDIDIKAN GURU PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP N I Tapa kelas VIII tahun ajaran 2012-2013selama kurang lebih 2 (dua) bulan. 3.2. Metode dan Desain

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 JOGONALAN

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Sejarah di SMAI Al-Azhar 4 Kemang Pratama Kota Bekasi

Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Sejarah di SMAI Al-Azhar 4 Kemang Pratama Kota Bekasi DOI: https://doi.org/10.21009/jps.061.02 Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Sejarah di SMAI Al-Azhar 4 Kemang Pratama Kota Bekasi Oleh: Diyah Nur Fauziyyah Amin,

Lebih terperinci

Relationship Between Environmental Knowledge and Self Efficacy with Responsibility Environment Behavior

Relationship Between Environmental Knowledge and Self Efficacy with Responsibility Environment Behavior Relationship Between Environmental Knowledge and Self Efficacy with Responsibility Environment Behavior Eva Marthinu Universitas Negeri Jakarta *Corresponding author : eva.marthinu@yahoo.com Abstrak The

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau variabel pengaruh (independent variable) dan variabel terikat atau variabel terpengaruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau variabel pengaruh (independent variable) dan variabel terikat atau variabel terpengaruh 28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Deskripsi Hasil Penelitian Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur hubungan fungsional antara variabelvariabel dalam penelitian. Analisis ini akan membedakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Two-Hand Medicine Ball Putt menunjukkan bahwa kelompok responden yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Two-Hand Medicine Ball Putt menunjukkan bahwa kelompok responden yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1. Data Hasil Penelitian Variabel X 1 Yang menjadi Variabel X 1 dalam penelitian ini yakni kekuatan otot lengan bahu. Dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh suatu jawaban atas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh suatu jawaban atas 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh suatu jawaban atas masalah yang ada saat ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel, yaitu variabel bebas atau variabel pengaruh (independent variable) dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel, yaitu variabel bebas atau variabel pengaruh (independent variable) dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Hasil Penelitian Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur hubungan fungsional antara variabel-variabel dalam penelitian. Analisis ini akan membedakan dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban atas masalah yang ada pada saat ini. Penelitian ini dimaksud untuk mengungkapkan tentang kontribusi hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan verifikasi data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan verifikasi data BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian, termasuk untuk menguji hipotesis.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sebelum hasil penelitian disajikan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sebelum hasil penelitian disajikan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karateristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai karateristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagi anak usia 2 4 tahun yang berada di kecamatan Tilango. Pos PAUD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagi anak usia 2 4 tahun yang berada di kecamatan Tilango. Pos PAUD BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pos PAUD Iloheluma Pos PAUD Iloheluma merupakan salah satu penyelenggara pendidikan bagi anak usia 2 4 tahun yang berada di kecamatan Tilango. Pos

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian 1. Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang tepat dan dapat dipercaya mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan seberapa besar hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan seberapa besar hasil 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan seberapa besar hasil belajar Ilmu Gizi Dasar yang dapat disumbangkan untuk Gizi Dalam Daur Kehidupan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu suatu metode yang menggambarkan secara sistematis dan obyektif tentang hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk data atau fakta yang benar (sahih, benar, valid) dan dapat dipercaya

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MAHASISWA DI PENDIDIKAN JARAK JAUH

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MAHASISWA DI PENDIDIKAN JARAK JAUH HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MAHASISWA DI PENDIDIKAN JARAK JAUH Sukiniarti Universitas Terbuka ABSTRACT This research is aimed at investigating the relationship between understanding

Lebih terperinci

hitung = 7,290 < taraf signifikansi 5%. (3) variabel hasil belajar pengetahuan dasar teknik bangunan (Y) yaitu

hitung = 7,290 < taraf signifikansi 5%. (3) variabel hasil belajar pengetahuan dasar teknik bangunan (Y) yaitu HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN DASAR TEKNIK BANGUNAN (PDTB) PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 STABAT Rinto

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 32 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting. Penggunaan metode ini untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan

Lebih terperinci

Hubungan Motivasi Berprestasi Minat dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa SMA Negeri Se-Kecamatan Medan Kota

Hubungan Motivasi Berprestasi Minat dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa SMA Negeri Se-Kecamatan Medan Kota Hubungan Motivasi Berprestasi Minat dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa SMA Negeri Se-Kecamatan Medan Kota Intan Bayati Nasution, Hasruddin, Syahmi Edi Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Layanan Bimbingan Kelompok Data variabel Layanan Bimbingan Kelompok menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 120 dan skor terendah adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini terdiri dari atas dua variabel, yaitu motivasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini terdiri dari atas dua variabel, yaitu motivasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini terdiri dari atas dua variabel, yaitu motivasi belajar sebagai variabel bebas (variabel X) dan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey dengan mengukur besar pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah dilakukan pengukuran Hasil penelitian, data penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah dilakukan pengukuran Hasil penelitian, data penelitian yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Setelah dilakukan pengukuran Hasil penelitian, data penelitian yang diperoleh dari variabel bebas dan variabel terikat sehingga didapatkan data

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETEKUNAN (PERSISTENCE) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIA DI SMA NEGERI 102 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KETEKUNAN (PERSISTENCE) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIA DI SMA NEGERI 102 JAKARTA BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2016, Volume 9 No 2, 29-36 ISSN: 0853-2451 HUBUNGAN ANTARA KETEKUNAN (PERSISTENCE) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Penelitian Siswa SMP NU 01 Muallimin Weleri dalam kegiatan pembelajaran PAI, sebelum penelitian masih menggunakan

Lebih terperinci

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta.

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta. BAB III A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang tepat (sahih, benar, valid) dan dapat dipercaya (dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang prestasi belajar, persepsi anak tentang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SDN SUMBERSARI 03 JEMBER

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SDN SUMBERSARI 03 JEMBER HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SDN SUMBERSARI 03 JEMBER Chindy Avilla Romadhina, M. Sulthon Masyhud, Muhtadi Irvan 1) Program Studi PGSD, FKIP, Universitas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA GURU MADRASAH ALIYAH SWASTA DI KOTA SUKABUMI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA GURU MADRASAH ALIYAH SWASTA DI KOTA SUKABUMI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA GURU MADRASAH ALIYAH SWASTA DI KOTA SUKABUMI Prof.Dr. Isman Kadar,MM 1) 1) Dosen Pascasarjana Universitas Pakuan Sidarman,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferesial

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferesial BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan proses pengolahan data dengan menggunakan statistik deskripti dan statistik infernsial. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan distribusi

Lebih terperinci

PENGARUH BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

PENGARUH BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 121-125 PENGARUH BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Jln. Brigjen Piola Isa Kel. Wongkaditi Kecamatan Kota Utara Kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Jln. Brigjen Piola Isa Kel. Wongkaditi Kecamatan Kota Utara Kota BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.I. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dimana memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun lokasi penelitian ini adalah SMA Negeri 4 Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengolahan data hasil tes dan angket mengenai Kontribusi Hasil Belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengolahan data hasil tes dan angket mengenai Kontribusi Hasil Belajar A. Pemaparan Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengolahan data hasil tes dan angket mengenai Kontribusi Hasil Belajar Membuat Kriya Tekstil dengan Teknik Makrame Terhadap Kesiapan Kerja di Kriya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian 1. Pengetahuan Kewirausahaan (X1) Untuk data ubahan Pengetahuan Kewirausahaan (X1) berdasarkan data yang dikumpulkan pada lampiran 13 diperoleh skor

Lebih terperinci

Gambar 4-1. Histogram X3

Gambar 4-1. Histogram X3 BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut: A. Data Deskriptif 1. (X 3 ) (data/perhitungan manual ada pada file tabel frek kum ) Skor teoritik Min : 37x1 = 37 Mak : 37x4

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kepegawaian Pengembangan Aparatur Daerah Provinsi Gorontalo. Waktu yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kepegawaian Pengembangan Aparatur Daerah Provinsi Gorontalo. Waktu yang . Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Peneliti mengambil lokasi penelitian di Badan Kepegawaian Pengembangan Aparatur Daerah Provinsi Gorontalo. Peneliti memilih lokasi ini guna mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitan Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan dan data yang valid, benar serta dapat dipercaya tentang hubungan antara dividen per saham dengan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berupa angket tentang hubungan antara kondisi lingkungan sekolah dengan

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berupa angket tentang hubungan antara kondisi lingkungan sekolah dengan 20 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi tentang persepsi siwa terhadap pemberian tugas fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi tentang persepsi siwa terhadap pemberian tugas fisika BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.2 Deskripsi tentang persepsi siwa terhadap pemberian tugas fisika Data yang dikumpulkan dari jawaban responden terhadap hasil sebaran angket

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENGAJAR GURU, KEAKTIFAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyatakan distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyatakan distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan proses pengolahan data dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian akan disajikan hasil penelitian dan pembahasannya, yang meliputi (1) deskripsi data, (2) pengujian persyaratan analisis dan (3)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang empiris berdasarkan data atau fakta yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PERBAUNGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PERBAUNGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PERBAUNGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh MARIAH AL-QIBTIA NIM 208111056 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan dengan siswa kelas IX sebagai objek penelitian. Pemilihan penelitian ini didasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X Teknik Otomasi Industri A dan B di SMK Negeri 1 Cimahi yang sedang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental. Penelitian kuantitatif yang digunakan menggunakan rumusan masalah asosiatif,

Lebih terperinci

KREATIVITAS KERJA GURU DALAM MENGAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

KREATIVITAS KERJA GURU DALAM MENGAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP KREATIVITAS KERJA GURU DALAM MENGAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP Studi Korelasional antara Pemahaman tentang Materi Pendidikan Lingkungan Hidup dan Iklim Sekolah dengan Kreativitas Kerja Guru Pada Sekolah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitien Deskriptif

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitien Deskriptif III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitien Deskriptif Verifikatif, dengan menggunakan metode pendekatan Ex Post Fakto dan Survey. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Sebelum diadakan uji hipotesis dari data masing-masing variabel yaitu: jenjang pendidikan, motivasi kerja dan kinerja guru dianalisis secara deskriptif,

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V KABUPATEN LOMBOK BARAT NTB

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V KABUPATEN LOMBOK BARAT NTB PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V KABUPATEN LOMBOK BARAT NTB Baiq Sarlita Kartiani Sekolah Dasar Negeri 1 Dasan Baru Lombok

Lebih terperinci

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan 6 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Nuraini Sribina Universitas Potensi Utama rainribi2701@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode

III. METODELOGI PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode 39 III. METODELOGI PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN HASIL INTERPRETASI PENELITIAN PENGARUH INTENSITAS EKSPOSURE MEDIA ELEKTRONIK DAN

BAB III ANALISIS DAN HASIL INTERPRETASI PENELITIAN PENGARUH INTENSITAS EKSPOSURE MEDIA ELEKTRONIK DAN BAB III ANALISIS DAN HASIL INTERPRETASI PENELITIAN PENGARUH INTENSITAS EKSPOSURE MEDIA ELEKTRONIK DAN INTENSITAS GETOK TULAR TERHADAP MINAT MENGUNJUNGI MAKAM SUNAN KALIJAGA Bab ini berisi tentang hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, untuk mengungkapkan gejala-gejala serta hubungan antar variable

Lebih terperinci

Oleh : ABSTRAK. Kata kunci: gaya kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru.

Oleh : ABSTRAK. Kata kunci: gaya kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru. HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS CIWALEN DAN GUGUS KAWUNGLUWUK KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN CIANJUR Oleh : Aprilian Nur Fitriana, Dadang Kurnia

Lebih terperinci

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi. Antara sampai dengan 0,599 : cukup tinggi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi. Antara sampai dengan 0,599 : cukup tinggi 55 Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0.400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi Antara 0,00 sampai dengan 0,399 : rendah Antara 0,000 sampai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang terkenal Galton menemukan bahwa meskipun terdapat tendensi atau kecenderungan

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN JURNAL BENCHMARKING Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman 91 98 ISSN. 3459-2461 HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN REWARD DENGAN KINERJA GURU DI SD HIKMATUL FADHILLAH MEDAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, teknik

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, teknik 38 III. METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional karena penelitian berusaha menyelidiki pengaruh antara beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional karena penelitian berusaha menyelidiki pengaruh antara beberapa 7 BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode dan Disain Penelitian. 3.. Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional karena penelitian berusaha menyelidiki pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum penelitian ini diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dalam pendidikan diartikan sebagai cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pokok masalah penelitian sangat tergantung pada metode penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pokok masalah penelitian sangat tergantung pada metode penelitian, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pokok masalah penelitian sangat tergantung pada metode penelitian, karena metode penelitian merupakan cara untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yakni: SMAN 1 kota Gorontalo, SMAN 2 Kota Gorontalo, SMAN. digunakan 3 bulan ( april, mei, juni 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yakni: SMAN 1 kota Gorontalo, SMAN 2 Kota Gorontalo, SMAN. digunakan 3 bulan ( april, mei, juni 2013) 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di sekolah SMA Negeri sekota Gorontalo yakni: SMAN 1 kota Gorontalo, SMAN 2 Kota Gorontalo, SMAN 3 kota Gorontalo

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Beberapa hal lain yang perlu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto dan survey. Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi. 10 BAB II METODE ANALISIS DATA 2.1 Pengertian Regresi Berganda Banyak data pengamatan yang terjadi sebagai akibat lebih dari dua variabel, yaitu memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu

Lebih terperinci