OPTIMALISASI PENERAPAN KEBERANIAN MENGAMBIL RESIKO BERBICARA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA MADRASAH IBTIDIYAH
|
|
- Utami Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 OPTIMALISASI PENERAPAN KEBERANIAN MENGAMBIL RESIKO BERBICARA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA MADRASAH IBTIDIYAH Ratna Sari Dewi ABSTRAK; Kemampuan berbicara bahasa Inggris merupakan pengungkapan ide gagasan, perasaan ke dalam bahasa lisan. Untuk mampu berbicara tidaklah mudah karena kegiatan berbicara dilakukan dengan menginvestasikan waktu yang cukup panjang. Kemampuan berbicara bahasa Inggris perlu dipupuk sejak MI. Dengan memulainya sejak MI, diharapkan kemampuan berbicaranya dapat seperti penutur asli. Untuk dapat fasih berbicara bahasa Inggris tersebut, guru perlu membekali siswa dengan dorongan untuk tidak takut berbicara bahasa Inggris. Guru dapat memberikan pemahaman bahwa keberanian mengambil resiko dalam berbicara sangat penting supaya mereka dengan cepat mampu menguasai kosakata sehingga dapat berbicara lancar dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, perlu ada upaya yang dapat dilakukan oleh guru agar siswa berani dan percaya diri dalam berbicara diantaranya: (a) tanamkan rasa percaya diri, (b) pelajari ungkapan atau kalimat, (c) analisis apa yang didengar, dan (d) ikuti pola berbicara penutur asli. Kata Kunci: Kemampuan berbicara, keberanian mengambil resiko dalam berbicara. PENDAHULUAN mensinergikan antara tujuan pembelajaran, Pembelajaran bahasa Inggris dewasa materi yang dipelajari, metode yang digunakan ini saat diperlukan dalam rangka menghadapi maupun evaluasi. Pensinergian hal di atas persaingan global. Apalagi bangsa Indonesia dimaksudkan agar guru mampu memilah dan tergabung dalam berbagai organisasiorganisasi menetapkan materi apa yang tepat untuk di dunia yang menuntut semua diterapkan serta pada tingkatan apa sumber daya manusianya dapat berbahasa (TK,SD/MI, SMP, SMA). Inggris dengan baik dan lancar. Pembelajaran Sehubungan dengan hal di atas, bahasa Inggris sudah dilaksanakan hampir sebagai salah satu bagian dari keterampilan disemua tingkatan mulai, pendidikan Taman berbahasa, keterampilan berbicara merupakan Kanak-kanak (TK), sekolah dasar/madrasah pembelajaran yang cukup sulit untuk dikuasai Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah oleh siswa. Kemampuan berbicara adalah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas bagaimana seseorang mampu (SMA), dan perguruan tinggi (PT). mengungkapkan ide, gagasan, perasaan Pada tingkat SD/MI pembelajaran secara lisan. Keterampilan berbicara tidak bahasa Inggris di arahkan agar siswa terampil dapat dikuasai dalam waktu yang singkat perlu dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa waktu yang cukup panjang agar seseorang meliputi: keterampilan membaca, menulis, mampu berbicara dengan lancar. Oleh karena menyimak, dan berbicara. Keempat itulah, keterampilan berbicara bahasa Inggris keterampilan ini dilaksanakan secara sudah harus dimulai pada saat siswa terintegrasi dalam mencapai ketuntasan memasuki jenjang pendidikan formal. SD berbahasa Inggris. Keterampilan berbahasa merupakan jenjang pendidikan formal yang dapat berhasil diterapkan apabila guru mampu harus dilalui dahulu oleh siswa.
2 Namun apa yang dipikirkan tidak sesuai dengan yang ada di lapangan tidak semudah apa yang dibayangkan. Pada pembelajaran bahasa Inggris di MI banyak dijumpai siswa yang lebih memilih diam tanpa mengeluarkan suara ketika diberikan kesempatan untuk berbicara. Hanya sedikit siswa yang berani mengeluarkan suara untuk mengungkapkan pendapatnya atau menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh gurunya. Padahal dikatakan oleh Richard dan Renandya (2002:204) penguasaan pengucapan bahasa asing yang baik untuk orang dewasa seperti layaknyapenutur asli sangatlah tidak mungkin, karena lewat dari usia 15 tahun untuk proses pengucapan sangat sulit kecuali pengetahuan gramatikal. Merujuk ke pendapat ini, dapat dikatakan bahwa untuk dapat menguasai bahasa Inggris dengan baik dan lancar seseorang perlu mempelajari bahasa Inggris tersebut sedini mungkin. Pembelajaran bahasa Inggris sedini mungkin dilaksanakan agar seseorang mau untuk mengambil resiko ketika berbicara bahasa Inggris. Seseorang yang belajar bahasa Inggris pada usia di bawah 15 tahun dia akan berani untuk mengucapkan kosakata tanpa rasa takut akan kesalahan dalam pengucapan. Berbeda dengan orang dewasa yang merasa takut untuk memproduksi kosakata karena pengaruh dari pengucapan. Sehubungan dengan hal di atas, agar siswa terampil menggunakan bahasa Inggris sedini mungkin maka diperlukan adanya cara untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu cara yang dapat diterapkan adalah optimalisasi penerapan keberanian mengambil resiko dalam berbicara. Keberanian mengambil resiko ini dimaksudkan ketika siswa belajar berbicara, dia tidak merasa takut untuk salah dalam pengucapan. Selain itu, dengan adanya keberanian mengambil resiko, siswa dituntut untuk tidak memikirkan bagaimana tata bahasa (grammar) dan struktur tata bahasa digunakan yang dipikirkan oleh siswa justru bagaimana mengeluarkan kosakata sesuai dengan content apa yang dipelajari atau diucapkannya. PEMBAHASAN A. Keterampilan Berbicara Berbicara merupakan kegiatan yang cukup penting bagi manusia. Dengan berbicara manusia dapat berinteraksi dengan lingkungan sehingga terjalinnya komunikasi yang efektif. Selain itu, dengan berbicara seseorang dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada lawan bicara. Penny Ur (1996:120) mengatakan bahwa apabila seseorang telah menguasai suatu bahasa, maka orang tersebut akan mampu berbicara dalam bahasa yang telah dikuasainya itu.pendapat ini menginsyaratkan bahwa, seseorang yang telah terampil menggunakan bahasa yang dikuasainya dia akan mampu menyampaikan maksud dan tujuan serta ide dan perasaannya melalui kegiatan berbicara. Untuk itu, Savignon (1983:21) menyarankan agar kemampuan komunikatif dalam pengajaran bahasa Inggris harus dikembangkan dengan cara memberikan banyak waktu untuk menyimak, memberi siswa sebanyak mungkin kesempatan untuk memberikan respon mereka; menganggap kesalahan gramatika yang dibuat mereka sebagai suatu yang wajar dalam proses belajar mengajar; dan melakukan aktivitasaktivitas dalam konteks yang menyertakan perasaan dan keterlibatan mereka secara keseluruhan.
3 Sementara itu, Harris (1983:81) mendefinisikan berbicara sebagai sebuah proses yang kompleks yang melibatkan kemampuan yang dilakukan secara bersamaan. Selanjutnya ia mengatakan bahwa setidaknya terdapat empat hingga lima komponen yang terlibat dalam sebuah proses berbicara, yaitu; (1) pelafalan, (2) tata bahasa, (3) kosakata, (4) kefasihan/kelancaran berbicara, dan (5) pemahaman. Sementara pada bagian lain, Brown dan Yule (1994:10) mengatakan bahasa fungsi utama dari bahasa lisan adalah untuk menjaga hubungan social. Orang-orang yang bertemu dalam situasi apapun atau dimanapun akan cenderung menyaluarkan suatu pembicaraan, di mana seseorang mengajukan sebuah topik pembicaraan agar dikomentari oleh orang lain, dan menanggapi orang lain jika topic pembicaraan yang lain. Sejalan dengan pendapat di atas, Brown (2000:323) menekankan pentingnya akurasi (accuracy) dan kefasihan (fluency) dalam berbahasa. Akurasi terkait dengan bagaimana bahasa dapat digunakan secara baik dan benar dengan menggunakan pelafalan, bahasa, dan fonologi secara tepat. Kefasihan terkait dengan penggunaan bahasa secara lancer dan alamiah serta dapat terjalinnya komunikasi yang efektif dengan lawan bicara. Selain pendapat Brown di atas, Gower (1995:99-100) mengatakan bahasa berbicara merupakan keterampilan bahasa yang produktif dan dalam kesempatan apapun, pembelajar diharapkan dapat menerapkan keterampilan tersebut. Aspek berbicara meliputi; (a) accuracy (ketepatan), (b) fluency (kelancaran). Accuracy terkait dengan ketepatan dalam menggunakan kosakata, tata bahasa, dan ucapan sedangkan fluencyterkait dengan menanggapi pembicaraan secara langsung tanpa direka-reka terlebih dahulu dan pembicara serta lawan bierbicara dapat memahami pesan yang disampaikan dalam pembicaraan itu. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan keterampilan berbicara adalah kemampuan menggunaan bahasa secara lisan terkait dalam mengungkapkan gagasan, ide, pikiran, dan perasaan secara tepat dan fasih. B. Keberanian Mengambil Resiko Berbicara Keberanian dalam mengambil resiko terkait dengan faktor kepribadian yang terdapat dalam diri seseorang. Orang yang berani mengambil resiko tentu sudah memperhitungkan kebaikan maupun keburukan hal yang terjadi melalui keputusan tersebut. Dalam bidang pendidikan, pengambilan resiko masuk ke dalam ranah psikologi pendidikan. Dalam ranah psikologi pendidikan faktor yang turut ada di dalamnya adalah faktor keberanian mengambil resiko untuk berbicara bahasa Inggris. Selama ini terjadi, kegagalan berbicara bahasa Inggris salah satu faktornya adalah ketidakberaniaan sseorang untuk melakukan kegiatan berbicara. Hal ini senada yang disampaikan oleh Brown (2008:142) mengatakan ada dua segi dari wilayah afektif dalam dalam pemerolehan bahasa asing, yakni afektifitas intrinsik: faktor kepribadian dalam diri seseorang yang dengan suatu cara menyumbang bagi kesuksesan pembelajaran bahasa, faktor lainnya adalah faktor ekstrinsik. Keberanian untuk mengambil resiko dalam berbicara sangat bermanfaat untuk menunmbuhkan keberanian siswa agar tidak takut menggunakan bahasa target. Selanjutnya Brown (2008:174) menyarankan
4 agar siswa dibiasakan untuk berani mengambil resiko dalam menggunakan bahasanya dengan tidak takut berbuat salah. Para pembelajar harus mampu berjudi harus bersedia mengujicoba firasat tentang kemampuan berbahasa dan mengambil resiko yang salah. Sehubungan dengan hal di atas, untuk mampu berbicara bahasa Inggris diperlukan juga kepercayaan diri untuk berbicara. Kepercayaan diri terkait dengan pembelajar yakin pada diri sendiri agar berhasil mengerjakan serangkaian tugas yang diberikan. Pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing seringkali menjadi sesuatu yang melelahkan bagi siswa sehingga seringkali ditemukan keraguan-keraguan untuk berbicara bahasa Inggris Oleh karena itu, keberanian mengambil resiko dan ditunjang oleh kepercayaan yang tinggi akan menjadikan siswa dapat berbicara bahasa Inggris. Berdasarkan tingkat kognitifnya, pada anakanak tidak dapat mengajarkan tata bahasa disertai dengan istilah linguistiknya, karena anak-anak lebih mudah mempelajari bahasa yang konkret, yakni pelajaran bahasa menganut prinsip di sini dan sekarang, bukan materi yang bersifat metabahasa. Hal ini berbeda dengan kelompok dewasa yang lebih memusatkan perhatian pada aspek morfologi dan sintaksis, sehingga cenderung mengabaikan aspek fonologi. Hal inilah yang menyebabkan orang dewasa tidak seunggul anak-anak dalam hal pelafalan dan intonasi. Pada siswa MI, mereka memiliki affective filtersebagai bagian dari kemampuan seorang anak dalam melakukan filtersisasi terhadap berbagai informasi yang diterimanya. Melalui affective filter ini siswa digiring untuk mampu memilah dan menentukan bahasa kedua atau asing apakah yang dia peroleh setelah memperoleh bahasa pertama (ibunya). Melalui affective filter ini, siswa akan dapat menentukan apakah bahasa asing tersebut dapat dilanjutkan untuk dikuasai ataukah menolah bahasa tersebut sebagai sesuatu yang perlu dikuasainya. Oleh karena itu, affective filter ini mempunyai korelasi dengan self confidence (tingkat kepercayaan diri), risk taking (kemampuan mengambil resiko), dan anxiety (kecemasan). Kepercayaan diri yang tinggi yang miliki oleh siswa akan membawa dia untuk percaya diri untuk berbicara atau memproduksi kosakata bahasa asingnya. Begitu pula siswa yang memiliki keberanian mengambil resiko akan dapat berani berbicara tanpa adanya rasa takut terhadap berbagai kesalahan dalam berbicara bahasa asing. Terakhir, dengan tingkat adanya kepercayaan diri dan berani mengambil resiko untuk salah dalam berbicara bahasa asing akan membuat siswa tidak cemas atau malu-malu untuk berbicara. Sehubungan dengan hal di atas, untuk memupuk keberanian siswa dalam berbicara bahasa Inggris maka diperlukan upaya untuk dapat meningkatkan keberanian tersebut. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah: (a) tanamkan rasa percaya diri, (b) pelajari ungkapan atau kalimat, (c) analisis apa yang didengar, dan (d) ikuti pola berbicara penutur asli. a. tanamkan rasa percaya diri Menurut Piaget siswa MI yang berusia 7 s.d. 11 tahun masih dalam tahap operasional kongkret. Artinya pada masa ini anak memandang suatu objek yang dipelajarinya merupakan sesuatu yang nyata. Tidak terkecuali juga dalam pembelajaran bahasa
5 Inggris, siswa hendaknya dihadapkan kepada kenyataan yang ada. Kenyataan tersebut misalnya guru memancing atau berusaha untuk mengajak siswa untuk berbicara tanpa ada rasa takut. Guru perlu memberikan dorongan dan pujian agar siswa berani memproduksi kosakata. Selain itu, guru diharapkan tidak mengoreksi kesalahankesalahan yang diucapkan oleh siswa karena akan mengganggu kepercayaan dirinya untuk terus berbicara. b. Pelajari ungkapan atau kalimat Kesalahan pembelajaran bahasa Inggris pada siswa MI umumnya terjadi adalah guru lebih terfokus kepada grammar (tata bahasa) sehingga pada saat pembelajaran berlangsung koreksi terhadap kesalahan grammar sangat mengganggu siswa dalam belajar bahasa Inggris. Sebaiknya guru dalam melaksanakan pembelajaran mengarahkan siswa untuk secara alamiah dalam memperoleh kosakata-kosakata baru dan dari kosakata tersebut dapat diproduksi oleh siswa dengan menggunakan kalimat-kalimat yang sesuai dengan kemampuan siswa. Pada saat ini perlu guru mengoreksi secara tidak langsung misalnya dengan membetulkan kalimat yang diucapkan oleh siswa tersebut. c. Analisis apa yang didengar Bahasa Inggris berbeda dengan bahasa Indonesia, umumnya bahasa Inggris banyak menggunakan idiom-idiom. Oleh karena itu, guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengandung idiom sebagai bekal dalam memahami kosakata atau kalimat yang mengandung idiom tersebut. Pada saat guru mengajukan pertanyaan buatlah siswa untuk menyimak serta menganalisis kata-kata/idiom-idiom jawaban mana yang sesuai dengan pertanyaan guru. Agar siswa semakin memahami berbagai idiom guu juga dapat membekali siswa dengan kamus idiom. d. Ikuti pola berbicara penutur asli Kunci pembelajaran Bahasa Inggris salah satunya adalah terletak pada kemampuan dalam mengucapkan intonasi atau tekanan. Dengan penggunaan lafal yang tepat dan intonasi yang disesuaikan dengan nada kata atau kalimat akan sangat mempengaruhi arti kata apa yang diucapkan oleh siswa. Oleh karena itu, guru perlu melatih siswa untuk mendengarkan intonasi dari penutur asli. Guru dapat menggunakan media DVD atau sejenisnya untuk memutarkan film atau lagu yang yang dimainkan atau dinyanyikan oleh penutur asli. Dengan seringnya guru menggunakan media tersebut tidak hanya akan mempercepat kemampuan siswa dalam pengucapan kosakata bahasa Inggris, lebih dari itu akan membantu mempercepat kelancaran berbicara siswa. PENUTUP Kemampuan berbicara bahasa Inggris dewasa ini sangat diperlukan dalam menghadapi berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penguasaan bahasa Inggris sebaiknya sejak dini diajarkan termasuk pada anak MI. Pada masa MI siswa mempelajari bahasa kedua dan bahasa asing. Bahasa Inggris sebagai bahasa asing menduduki porsi yang sedikit dalam pembelajaran MI. Bahasa Inggris dalam kurikulum 2006 hanya diberikan porsi 2 jam pelajaran sedangkan dalam kurikulum 2013 bahasa Inggris masuk kepada mata pelajaran ekstra kurikuler. Karena minimnya jam pelajaran bahasa Inggris menyebabkan banyak siswa atau hamper keseluruhan siswa
6 yang belajar bahasa Inggris tidak mampu untuk berbicara. Ketidakmampuan di samping karena jam yang terbatas, factor lain yang mempengaruhi yaitu keberanian siswa untuk berbicara masih sangat rendah. Keberanian mengambil resiko untuk tidak takut berbicara merupakan factor yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris. Pada usia anak-anak siswa sebaiknya diberikan pola pembelajaran yang tidak terikat oleh tata bahasa (grammar) tetapi sebaiknya diberikan pembelajaran yang mengedepankan penguasaan kosakata secara langsung. Dengan diberikan kebebasan untuk memprodukdi kosakata yang telah diperoleh tanpa adanya rasa takut ini akan memberikan kepercayaan diri siswa untuk dapat berbicara secara lancer dalam bahasa Inggris. DAFTAR PUSTAKA Brown, Douglas H, Principles of Language Learning and Teaching, Boston: Pearson Education, Brown, Gillian & George Yule, Teaching The Spoken Language, Cambridge: University Press, Gower, Roger, Diane Phillips, and Steve Walters, Teaching Practice Handbook, Oxford: McMillan Education, Harris, David P., Testing English as a Second Language, New Delhi: Tata McGraw-Hill, Jack C.Richard and Willy A. Renandya (ed.). Methodology in Language Teaching, Cambridge University Press : Penny Ur, A Course in Language Teaching, Cambridge: Cambridge University Press., Sandra J. Savignon, Communicative Competence: Theory of Classroom Practice, Californasi: Addison Wesley, Daftar Riwayat Hidup Penulis : Dr. Ratna Sari Dewi, M.Pd., adalah Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7
OPTIMALISASI PENERAPAN KEBERANIAN MENGAMBIL RESIKO BERBICARA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA MADRASAH IBTIDIYAH
1 OPTIMALISASI PENERAPAN KEBERANIAN MENGAMBIL RESIKO BERBICARA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA MADRASAH IBTIDIYAH Dr. Ratna Sari Dewi, M.Pd. Program Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi fonologi, gramatikal, dan semantik kemampuan seorang anak dalam memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi
Lebih terperinciJUDUL Proses Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri (Studi Deskriptif di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung)
JUDUL Proses Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri (Studi Deskriptif di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung) ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran akurat tentang proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain
Lebih terperinciTEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA
TEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA Firma Pradesta Amanah Firma.pradesta@gmail.com Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan secara teratur, terus menerus, dan berkelanjutan. Bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan suatu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Bahasa memungkinkan manusia dapat memikirkan suatu permasalahan secara teratur, terus menerus,
Lebih terperinciPENTINGNYA MENCERMATI SELF-INSTRUCTION DAN SELF- ESTEEM DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING: STUDI KASUS PENGAJARAN MENYIMAK
PENTINGNYA MENCERMATI SELF-INSTRUCTION DAN SELF- ESTEEM DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING: STUDI KASUS PENGAJARAN MENYIMAK ABSTRAK Apriliya Dwi Prihatiningtyas Fakultas Sastra Jurusan Bahasa dan Sastra Cina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipahami orang lain, seseorang perlu memiliki kosakata ( vocabulary ) dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Bahasa digunakan sebagai alat untuk komunikasi. Tentu saja proses komunikasi akan berjalan dengan baik. Kalau kedua pihak yang berkomunikasi dibekali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerolehan bahasa atau akuisisi adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang
Lebih terperinci2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang paling banyak dipelajari dan digunakan dalam berkomunikasi antar bangsa. Ini sesuai dengan peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tuntutan yang harus dijawab oleh para siswa Indonesia dalam mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan menggunakan Bahasa Inggris
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP
JURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833 Volume. 5, No. 2, Agustus 2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP PENDAHULUAN Di Indonesia mata pelajaran Bahasa Inggris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendekatan pembelajaran mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Di samping dapat menarik perhatian siswa, pendekatan pembelajaran juga dapat
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS SISWA MENGGUNAKANPENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MATA PELAJARANBAHASA INDONESIA PADA MIS ASSALAM MARTAPURA
27 KEMAMPUAN MENULIS SISWA MENGGUNAKANPENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MATA PELAJARANBAHASA INDONESIA PADA MIS ASSALAM MARTAPURA Latifah dan Tri Tunggal Dosen Politeknik Kesehatan Banjarmasin Email: latifahhusien@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang yang terpelajar dan berpendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi sudah pasti ingin memiliki kemampuan berbicara Bahasa Inggris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Memasuki era globalisasi, bahasa Inggris telah banyak digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak didik agar dapat menemukan kediriannya agar menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri,
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing. ~Dante Darmawangsa ~
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing ~Dante Darmawangsa ~ I. PENDAHULUAN Pemerolehan bahasa asing biasanya didapatkan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pengetahuan serta membentuk kepribadian individu. Sehubungan
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama berorientasi pada kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN NONDIRECTIVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK
MODEL PEMBELAJARAN NONDIRECTIVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK M. Ali Rajai 1 Vismaia S. Damaianti 2 ABSTRAK Pembelajaran yang masih bersifat pemindahan isi melatarbelakangi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN SKEMATA DAN KEBERANIAN MENGAMBIL RISIKO DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS
131 HUBUNGAN PENGETAHUAN SKEMATA DAN KEBERANIAN MENGAMBIL RISIKO DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS Wardah Hanafiah Jurusan Teknik Mesin PNJ, Kampus UI Depok 1645 Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PERKEMBANGAN DAN PEMEROLEHAN BAHASA ANAK
BAB I PERKEMBANGAN DAN PEMEROLEHAN BAHASA ANAK Bab ini akan dibahas dua masalah pokok yang menyangkut tentang bahasa anak, yaitu masalah perkembangan bahasa dan pemerolehan bahasa. Hal-hal yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang melibatkan berbagai komponen antara lain komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbahasa pada dasarnya kegiatan berkomunikasi. Oleh karena itu, belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa lain atau bahasa kedua yang dikenal sebagai pengetahuan yang baru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang diperoleh setiap manusia sejak lahir. Pada saat seorang anak dilahirkan, anak tersebut belum memiliki kemampuan untuk berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa memiliki arti penting bagi kehidupan yang ditunjukkan dengan
Lebih terperinciKEMAMPUAN GURU MENGANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM TULIS SISWA
KEMAMPUAN GURU MENGANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM TULIS SISWA Kata Kunci : Azhar Umar Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini mengkaji kemampuan guru bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis serta menimbulkan
Lebih terperinciPEMETAAN MASALAH MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA
PEMETAAN MASALAH MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA Luh Ketut Sri Widhiasih Nyoman Deni Wahyudi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahasaraswati Denpasar sriwidhiasih@gmail.com deni_ajuz@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi mempunyai peranan yang sangat penting.agar dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang harus terampil berbahasa.bahasa itu sendiri memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga merupakan sasaran pembelajaran berbahasa Indonesia di sekolah dasar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa dan juga merupakan sasaran pembelajaran berbahasa Indonesia di sekolah dasar. Keterampilan berbicara dapat
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING ASPEK PENGUCAPAN DENGAN METODE STRESSING AND INTONATION DRILLING DI KELAS VIII F TAHUN PELAJARAN 20014/2015
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING ASPEK PENGUCAPAN DENGAN METODE STRESSING AND INTONATION DRILLING DI KELAS VIII F TAHUN PELAJARAN 20014/2015 Emi Farida SMP Negeri 7 Purwokerto emmyfaryda@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya perubahan yang dilakukan manusia, oleh karena itu pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri sehingga akan melahirkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa, metode dan media. Unsur ini diperlukan baik dalam pembelajaran bahasa daerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengajaran bahasa Inggris di Indonesia sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda, walaupun pada saat itu hanya orang-orang tertentu saja yang berhak mempelajarinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Steiberg dan Sciarini (2013:3) mendefinisikan psikolinguistik sebagai ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Steiberg dan Sciarini (2013:3) mendefinisikan psikolinguistik sebagai ilmu yang mencakup tiga hal utama, yaitu pemerolehan bahasa (language acquisition), pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Bahasa juga merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari dan menjadi jembatan dalam bersosialisasi dengan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari beragam etnis yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari beragam etnis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Setiap kelompok etnis tersebut memiliki kebudayaan
Lebih terperinci2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca merupakan modal utama peserta didik. Dengan berbekal kemampuan membaca, siswa dapat mempelajari ilmu, mengkomunikasikan gagasan, dan mengekspresikan
Lebih terperinciPERMASALAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA CHUUKYUU DOKKAI DI PERGURUAN TINGGI
PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA CHUUKYUU DOKKAI DI PERGURUAN TINGGI Sriwahyu Istana Trahutami utami_undip@yahoo.com Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Abstract Reading is a complex process that
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Dalam pengajaran bahasa terdapat empat keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan sarana perumusan maksud, melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan sesama manusia,.mengatur
Lebih terperinciCerita Rakyat Sebagai Media Keterampilan Berbahasa
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN Volume 1 Nomer 2, September 2017, Halaman 12-18 Cerita Rakyat Sebagai Media Keterampilan Berbahasa Elva Riezky Maharany Universitas Islam Malang elvmaharany@gmail.com Abstract:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pendidikan terdapat proses belajar mengajar. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan hanya mengetahuinya. Pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewariskan nilai-nilai luhur budaya bangsa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar menyiapkan peserta didik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewariskan nilai-nilai luhur budaya bangsa sehingga membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa Inggris sebagai salah satu media yang mutlak kebutuhannya. Tanpa kemampuan berbahasa Inggris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencapaian tujuan belajar tercermin dari kemampuan belajar siswa yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencapaian tujuan belajar tercermin dari kemampuan belajar siswa yang dituangkan dalam bentuk nilai dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa dalam mata pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan proses pendidikan di Indonesia didasarkan pada landasan formal berupa Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting yang masuk dalam ujian nasional pada setiap jenjang pendidikan pelajaran yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi sosial. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lainnya, termasuk dengan lingkungan sekitarnya, sehingga peranan bahasa sebagai alat pengungkap
Lebih terperinciDimensi Pemerolehan Bahasa
Dimensi Pemerolehan Bahasa Dalam penjelasan Tarigan (1988:164) terdapat enam dimensi pemerolehan bahasa, yaitu propensity (kecenderungan), language faculty (kemampuan berbahasa), acces (jalan masuk), sructure
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilannya dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini tertera didalam Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
Lebih terperincimemperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan keterampilan dan sikap. Seseorang dapat belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah mendukung kepemilikan kompetensi tamatan Sekolah Dasar yang memiliki pengetahuan, nilai,
Lebih terperinci2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia anak adalah dunia bermain, karena selama rentang perkembangan usia dini anak melakukan kegiatan dengan bermain, mulai dari bayi, balita hingga masa kanak-kanak.
Lebih terperinciBAB I. pendidikan informal dalam rangka pembentukan nilai-nilai, sopan santun, (1991) bahwa keluarga, yakni orangtua merupakan sumber pengasuhan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak lahir hingga menjelang usia sekolah, anak menghabiskan banyak waktunya bersama keluarga. Bowlby (1966) menekankan bahwa pada tahuntahun awal kehidupannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. wajib untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar. Sekolah Dasar
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran muatan lokal yang tercantum dalam Garis- Garis Besar Program Pengajaran ialah mata pelajaran Bahasa Jawa sebagai mata pelajaran wajib untuk Sekolah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan salah satu bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia yang memegang peranan penting untuk
Lebih terperinciPENGGUNAAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN YES/NO QUESTION
PENGGUNAAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN YES/NO QUESTION SURYANTI Guru SMP Negeri 2 Kuantan Mudik suryantiy46@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
Lebih terperincisendiri dari hasil pengalaman belajarnya.
1 BAB I PENDAHAULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembinaan dan Pengembangan bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) dewasa ini cukup menggembirakan. Hal itu tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh
Lebih terperinciCONTOH INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BHS INGGRIS SD
CONTOH INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BHS INGGRIS SD NAMA BUKU, PENGARANG, PENERBIT ASPEK KRITERIA INDIKATOR SKALA PENILAIAN KOMENTAR A. MATERI 1. Kesesuaian materi dengan kurikulum yang berlaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan proses pembelajaran bahasa adalah untuk dapat berkomunikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan proses pembelajaran bahasa adalah untuk dapat berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut. Di negara-negara yang mengajarkan bahasa Inggris sebagai bahasa asing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk mengungkapkan kembali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pendidikan merupakan hal penting dalam cakrawala kehidupan, Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN TESIS
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Widiharto NIM : S200070130 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah bahasa. Dengan berbahasa dapat disampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Sudah berabad-abad yang lalu manusia menggunakan bahasa, baik bahasa tubuh, tulisan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sudah berabad-abad yang lalu manusia menggunakan bahasa, baik bahasa tubuh, tulisan, maupun lisan. Bahasa sangat penting dalam perkembangan peradaban
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menenengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi ini dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOSAKATA 1. Suharso 2. kosakata tidak selalu dijadikan prioritas dalam pembelajaran bahasa, perhatian
PEMBELAJARAN KOSAKATA 1 Suharso 2 Pengantar Kosakata memiliki peran penting dalam pembelajaran bahasa. Meskipun kosakata tidak selalu dijadikan prioritas dalam pembelajaran bahasa, perhatian pada kosakata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya mengarah pada tujuan pengetahuan bahasa sampai penggunaannya, oleh karena itu harus benar-benar dipahami siswa. Penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran bahasa, aspek keterampilan berbahasa adalah salah satu hal yang diperlukan. Berdasarkan jenisnya, aspek keterampilan berbahasa dibagi menjadi 4 yaitu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan berbahasa Inggris adalah kemampuan dasar yang diperlukan
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa Inggris adalah kemampuan dasar yang diperlukan seseorang di era informasi dan globalisasi, karena pengenalan maupun penguasaan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciPEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KEDUA BAGI ORANG ASING MELALUI PROSES ATTITUDE DAN APTITUDE
PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KEDUA BAGI ORANG ASING MELALUI PROSES ATTITUDE DAN APTITUDE Hesti Muliawati Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon ABSTRAK Budaya bangsa Indonesia
Lebih terperinci2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia dititikberatkan kepada empat keterampilan yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa asing sejak dini, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menanggapi perkembangan zaman yang semakin maju, penguasaan lebih dari satu bahasa telah menjadi aspek yang sangat krusial. Tuntutan untuk menguasai bahasa asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciStudi Efektifitas Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Usia Sekolah Dasar di Tempattempat Kursus Bahasa Inggris di Kabupaten Bangkalan
Studi Efektifitas Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Usia Sekolah Dasar di Tempattempat Kursus Bahasa Inggris di Kabupaten Bangkalan Masduki 1 Prodi Sastra Inggris FISIB Universitas Trunojoyo Madura Abstrak
Lebih terperinciPENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN TATA BAHASA TERHADAP PEMAHAMAN MEMBACA TEKS NARASI BAHASA INGGRIS
DEIKSIS Vol. 09 No.02, Mei 2017 p-issn: 2085-2274, e-issn 2502-227X hal. 240-246 PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN TATA BAHASA TERHADAP PEMAHAMAN MEMBACA TEKS NARASI BAHASA INGGRIS Vickry Ramdhan Program
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE ROLE PLAYING. Khoirul Huda
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 3, Juli 2015 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE ROLE PLAYING Khoirul Huda SMP Negeri 1 Wonokerto Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan kegiatan integral antara pelajar dan guru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan kegiatan integral antara pelajar dan guru sebagai pengajar, yang dalam kegiatan ini berlangsung interaksi hubungan antara guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman ini tidak dapat disangkal lagi bahwa dengan mudah anak-anak dapat mempelajari berbagai macam bahasa asing dalam proses perkembangan anak-anak, seperti ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tulis. Kemampuan bahasa Arab serta sikap positif terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang keberadaannya kini sudah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang keberadaannya kini sudah menjadi sebuah kebutuhan penting bagi penduduk di hampir seluruh dunia. Di Indonesia sendiri
Lebih terperinci