THE ART OF BOOSTING THE REVENUE DISTRIBUTION CHANNEL STRATEGY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "THE ART OF BOOSTING THE REVENUE DISTRIBUTION CHANNEL STRATEGY"

Transkripsi

1 1 DISTRIBUTION CHANNEL STRATEGY

2 DISTRIBUTION CHANNEL STRATEGY By: Dr. Sandy Wahyudi (DSW) Rantai Barang dari Hulu ke Hilir Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Manufaktur, maka hal penting yang perlu dipikirkan perkembangannya terus-menerus selain Proses Produksi dan Pemasaran, adalah juga masalah Distribusi dan Penjualan. Sebab kedua hal ini yang terkadang membuat perusahaan kewalahan akan Cash Flow karena tidak lancarnya penjualan. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, maka pada akhirnya seluruh kegiatan di perusahaan akan berhenti. Gambar 1. Flow of Goods Rantai Nilai Jika kita lihat skema Value Chain yang dikembangkan oleh Michael Porter berikut, maka jelas dapat dipahami bahwa fase penjualan (Sales & Marketing) akan bisa terlaksana dengan baik apabila fase Distribusi (Distribution) telah terjadi terlebih dulu. 2 THE ART OF BOOSTING THE REVENUE

3 Gambar 2. Value Chain Di dalam Aktivitas Primer, ada 6 fase utama, yaitu dimulai dari Fase Supply Chain Management, yang terkait dengan ketersediaan bahan baku dan pelengkapnya, lalu Fase Operations, yaitu terkait dengan Kegiatan Produksi yang mengubah bahan mentah atau setengah mentah menjadi barang jadi yang siap untuk didistribusikan. Setelah Fase Distribusi terjadi secara merata ke seluruh target wilayah yang dituju, maka barulah perusahaan kita bisa melakukan Fase Pemasaran (beriklan, membuat ragam promosi, mengikuti pameran, dll), serta Penjualan (melatih tenaga Salesforce dan memperlengkapinya dengan Gimmick-Gimmick yang memudahkan mereka dalam menjual). Setelah itu, Fase Layanan dan Pengaduan Pelanggan pun tidak boleh luput dari perhatian kita, sedemikian Profit Margin kita bisa lebih besar ke depannya jika kita berhasil menekan Cost yang dibutuhkan dalam setiap Fase-fase tersebut. Selain aktivitas primer, ada pula Aktivitas Sekunder yang walau mungkin bukan Concern kami untuk diangkat dalam whitepaper kali ini, namun Efektivitas dan Efisiensi dari aktivitas sekunder seperti Administrasi, Urusan Personalia (HR), Riset & Pengembangan Produk, Sistem Manajemen dan Pemanfaatan Teknologi IT tepat guna juga sangat penting diperhatikan oleh Decision Maker dalam perusahaan, sedemikian Cost yang dikeluarkan dapat terus diperkecil ke depannya, agar Profit Margin semakin besar. 3

4 Arti Distribusi dan Pihak-Pihak Terkait Kembali ke topik pembahasan Whitepaper kali ini yang lebih fokus pada masalah Distribusi, maka kita harus terlebih dulu memahami apa arti Distribusi itu sendiri. the action or process of supplying goods to stores and other businesses that sell to consumers Distribusi adalah suatu tindakan atau proses untuk memasok produk barang dari Produsen ke Toko-toko terkecil atau Bisnis lainnya sedemikian bisa sampai ke tangan Konsumen Akhir (enduser). Oleh sebab itu, dalam proses Distribusi, ada beberapa pihak eksternal perusahaan Manufaktur yang akan terlibat (jika proses Distribusinya tidak dilakukan perusahaan tersebut secara langsung), di antaranya adalah: 1. Agent/Broker, atau istilahnya Agen Perantara yang memiliki Network spesial, karena mampu mengenalkan pihak Produsen di suatu Negara kepada Wholesaler (pedagang besar) di sebuah Negara lainnya. 2. Wholesaler, atau Pedagang Grosir skala besar, biasanya memiliki hak untuk memasarkan suatu produk di suatu Negara, di mana posisi Wholesaler ini berada di antara Agent/Broker dan Distributor. 3. Distributor,adalah pedagang yang biasanya tidak memiliki showroom atau toko, melainkan hanya Gudang dan Kantor saja, sebab para Distributor ada untuk memasok barang ke pedagang ritel/eceran. Level lingkup area distributor biasanya adalah tingkat Kota/Kabupaten. 4. Retailer/Retail Outlets, adalah para Peritel atau Pedagang Eceran yang langsung bertatap muka dengan para konsumen akhir yang membeli dan mengkonsumsi produk yang dibelinya. Proses Distribusi suatu barang dari level Produsen hingga ke level Konsumen dapat terjadi secara langsung, maupun melalui keempat pihak eksternal di atas sedemikian rupa akan terjadi beberapa kombinasi beragam jalur distribusi seperti bagan berikut ini. 4

5 Gambar 3. Beragam Distribution Channel Push Strategy vs. Pull Strategy Ada 2 pendekatan strategi Distribusi yang bisa kita gunakan, yaitu Pull dan Push Strategy, dimana kedua pendekatan ini punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Apabila perusahaan yang menerapkan Pull Strategy lebih mengedepankan Brand Awareness produk kepada khalayak masyarakat luas melalui iklan di media massa, maka Push Strategy lebih mengedepankan pemberianbenefit yang lebih besar kepada Kanal Distribusi yang mau menjualkan lebih banyak produk perusahaan tersebut yang ada di tempatnya. 5 Gambar 4. Push vs Pull Strategy

6 PullStrategy, punya kelebihan bahwa karena masyarakat sudah mengenal produk yang dipasarkan melalui media massa, seperti TV, Radio, Koran, maka mereka akan mencarinya ke Peritel, dan karena Peritel belum punya barang, maka Peritel akan mencari ke Wholesaler/Distributor, dan seterusnya hingga ke level Produsen. Oleh sebab yang lebih membutuhkan barang adalah dari level paling bawah ke level paling atas, maka sebagai pemilik barang, Produsen bisa melakukan Push (tekanan) dari atas ke bawah karena memiliki Bargaining Power yang besar. Kelemahan Pull Strategy adalah biaya yang dikeluarkan untuk beriklan dan promosi di media massa sangatlah besar ongkosnya dan harus dibayarkan di depan kepada agensi periklanan walau kenyataannya belum ada penjualan sama sekali yang terjadi. Sebaliknya, Push Strategy, punya kelebihan bahwa karena adanya Benefit besar yang akan diberikan Produsen kepada Agent/Broker, lalu ke Wholesaler/Distributor, dan seterusnya hingga ke level paling terbawah(peritel), maka mekanisme yang terjadi adalah Konsumen akhir yang datang dan ingin membeli suatu produk di tempat Peritel tersebut, maka akan lebih ditawari atau di-push untuk membeli Produk A ketimbang Produk B, karena Produsen pembuat produk A lebih memberikan Benefit atau Insentif yang lebih besar kepadanya. Kelemahan Push Strategy adalah terkadang masyarakat sebagai Konsumen akhir lebih memilih untuk membeli produk yang muncul di TV ketimbang percaya dengan kata-kata pedagang yang sedang melayani mereka, sedemikian walau memang biaya untuk melakukan Push Strategy tidak sebesar Pull Strategy, namun dampaknya juga setimpal dengan biayanya. Dalam membuat sistem saluran distribusi (Distribution Channel), sebuah perusahaan Manufaktur bisa memilih salah satu atau bahkan menjalankan kedua strategi Push dan Pull sekaligus. Strategi Pull cocok bagi perusahaan yang memproduksi Consumer Goods (makanan, minuman, kebutuhan sehari-hari rumah tangga), sebab yang membutuhkan produk ini adalah masyarakat luas. Sebaliknya, Strategi Push lebih cocok bagi perusahaan yang memproduksi barang-barang High Involvement, sedemikian sangatlah dibutuhkan peran Wholesaler/Distributor/Peritel untuk mengedukasi calon pembeli terlebih dulu sebelum mereka memutuskan untuk membelinya. Apabila suatu perusahaan bisa melakukan kedua strategi Push dan Pull sekaligus, maka hasilnya akan jauh lebih baik daripada perusahaan yang melakukan salah satunya saja. 6

7 Gambar 5. Alur Tekanan Strategi Push vs Pull Alur Kerja Proses Distribusi Setidaknya ada 5 alur kerja yang penting dalam proses distribusi, yaitu 1) alur perpindahan fisik barang (physical flow); 2) alur fungsi dari satu perusahaan ke perusahaan lain hingga akhirnya ke tangan konsumen (title flow); 3) alur pembayaran dari konsumen hingga kembali ke tangan produsen (payment flow); 4) alur informasi 2 arahakan data produk yang akan ditransaksikan (information flow); dan 5) alur dukungan promosi agar penjualan terjadi dengan cepat dan konsisten (promotion flow). Gambar 6. Kelima Alur Kerja Proses Distribusi 7

8 Channel Strategy Apabila strategi Push dan Pull lebih banyak mengamati proses terjadinya Demand-Supply, yaitu bagaimana menciptakan permintaan pasar dan cara memenuhinya, maka Channel Strategy lebih mengedepankanstrategi yang bisa diambil produsen untuk membuat hubungan jangka panjang dengan para rekanan eksternal yang akan membantu memasarkan produknya. Channel Strategy Channel Selection Distribution Intensity Channel Integration Distribution Agreement Market Factor Producer Factor Competitive Factor Product Factor Intensive Selective Exclusive Distributorship vs. Branch Management Spreading Coverage Penetration Gambar 7. Channel Strategy Berikut penjelasan dari Channel Strategy di atas: A. Channel Selection Adalah strategi perusahaan untuk memilih manakah alur distribusi fisik barang yang akan dijalankan, apakah akan melakukan jalur pengiriman langsungg dari Produsen ke Konsumen akhir, ataukah akan mengajak rekanan eksternal yang akan diajak kerjasama untuk memasarkan produknya. Jika pilihan rekanan eksternal dipilih, maka pertanyaan selanjutnya adalah siapakah yang akan diajak? Wholesaler, Distributor, Peritel, apakah ketiga-tiganya, atau salah satunya saja? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan memperhatikan beberapa faktor berikut ini: 8 THE ART OF BOOSTING THE REVENUE

9 1. Market Factor Berapakah ukuran pasar yang sekiranya akan membeli produk tersebut? Jika terlalu besar ukurannya, maka rekanan yang harus digandeng pun harus semakin banyak. 2. Producer Factor Berapa besar kapasitas produksi perusahaan tersebut? Jika kapasitasnya besar, maka kecepatan mendistribusikan barang ke Konsumen agar stok di gudang tidak menumpuk menjadi isu utama yang harus diperhatikan. Oleh sebab itu, diperlukan jumlah rekanan yang banyak pula untuk memasarkannya secara lingkup nasional atau jika diperlukan, haruspula diekspor ke negara lain, sedemikian perusahaan akhirnya memerlukan Broker/Agent di negara tujuan ekspor. 3. Competitive Factor Berapa jumlah produsen lain yang memproduksi barang sejenis dengan yang sedang dipasarkan. Jika kompetitornya sangatlah banyak dan perang harga sudah mulai terjadi, maka sebaiknya jumlah rekanan pun agak dikurangi, karena jika hal ini tetap dilakukan, maka Konsumen akhirlah yang dirugikan karena harus membeli produk dengan harga yang sangat mahal, akibat para rekanan juga ingin mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin. 4. Product Factor Seberapa besar ukuran dimensi produk dan seberapa sulit proses mobilisasi atau pengiriman yang harus dilakukan? Jika terlalu sulit mobilisasinya dan sangat memakan tempat penyimpanan di gudang, maka sebaiknya jumlah rekanan pun tidak perlu terlalu banyak, karena waktu dan tempat untuk menyimpan barang tersebut sesungguhnya merupakan Cost yang harus ditanggung kedua belah pihak. B. Distribution Intensity Adalah strategi perusahaan untuk memilih jenis kerjasama apa yang akan dilakukan dengan para rekanan eksternalnya, apakah sifatnya jangka panjang atau jangka pendek? Produk apa saja yang boleh dan tidak boleh dijual di sana? Setidaknya ada 3 alternatif yang bisa dipilih: 9

10 1. Intensive Kerjasama yang sifatnya lepasan dan jangka pendek, tidak mensyaratkan hanya boleh menjual produk kita saja. Biasanya karena kita gencar iklan ke end user, sehingga distributor yang mencari kita (pull strategy). Cocok untuk produk consumer good dan low involvement product. Misal: Syspex Machinery Singapore melalui cabangnya yang ada di Jakarta memasarkan produk-produk home appliances, dan memasoknya ke Ace Hardware, Carrefour, Giant, dan super store lainnya yang mana konsumen yang hendak membelinya tidak perlu diedukasi sedemikian rupa sebelum memutuskan untuk membeli. 2. Selective Kerjasama yang sifatnya jangka menengah dan ada review berkala. Tidak semua distributor kita masuki, tergantung Distribution Agreement-nya seperti apa (akan dijelaskan di sub Bab berikutnya). Cocok untuk produk yang lebih high involvement, seperti gadget, sport, konstruksi. Misal: Syspex cabang Jakarta menjual alat printing yang harganya puluhan juta rupiahmelalui rekanan-rekanan lain yang ada di tiap kota besar di Indonesia. Artinya, Konsumen akhir bisa mendapatkan produk tersebut dengan cara langsung membelinya di perwakilan yang ada di tiap kota, tidak perlu memesannya dari Jakarta. 3. Exclusive Kerjasama yang sifatnya lebih jangka panjang, dimana distributor tersebut tidak boleh menjual selain produk kita, bahkan kadang produk yang tidak sejenis pun dari kompetitor tidak langsung, juga tidak boleh dijual di sana. Cocok untuk mesin atau kebutuhan industri. Misal: Syspex Machinery Singapore hanya menjual alat packing yang besar dan berharga ratusan juta rupiahmelalui Syspex di Jakarta, tanpa ada rekanan lainnya. Artinya, jika ada pemesan dari luar kota Jakarta, maka yang bersangkutan harus mengirim dan melakukan installment, serta memberikan training secara langsung dari Jakarta, tanpa ada perwakilan di kota lainnya. 10

11 Distribution Intensity DISTRIBUTION CHANNEL STRATEGY Intensive Selective Exclusive Gambar 8. Tiga Macam Distribution Intensity C. Channel Integration Adalah strategi yang bisa dilakukan produsen apakah dirinya akan memilih untuk membuka cabang sendiri di luar kotasebagai Depo Penyimpanan, ataukah akan menggunakan jasa rekanan eksternal untuk memasarkan produknya di lingkup area wilayah yang dikuasai rekanan tersebut. 1. Branch management Adalah upaya distribusi secara langsung dari perusahaan produsen, tanpa melalui Distributor. Keuntungan: target omset tergantung internal, margin lebih besar, database pemilik ritel langsung dimiliki. Kerugian: penetrasi lambat, biaya mahal, SDM banyak, modal besar untuk memberikan piutang ke pelanggan Ritel. 2. Distributorship Adalah upaya distribusi dengan caramenggandeng peran distributor. Keuntungan: penetrasi cepat, biaya murah, SDM sedikit, cash flow lancar. Kerugian: omset tergantung distributor, loyalitas belum tentu terjadi, margin keuntungan lebih kecil dibandingkan distribusi secara langsung. 11

12 D. Distributorship Agreement Adalah hal yang perlu diperhatikan untuk membuat kerjasama dengan para Distributor, jika pilihan untuk Distributorship telah diambil.beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: o Spreading Seberapa luas jangkauan wilayah yang hendak dimasuki. Bicara masalah level provinsi (kota-kota besar) melalui distributor besar. Seberapa besar cakupan wilayah yang kita akan berikan ke mereka? o o Coverage Seberapa banyak agen/ritel dalam satu area yang mereka sudah miliki? Penetration Seberapa banyak macam produk sejenis (milik kompetitor) yang dijual juga oleh mereka? Gambar 9. Aspek Penting dalam Distribution Agreement Alur Kerja Menjalin Kerjasama Distribution Channel Setelah kita memahami bersama akan pilihan strategi,dan beragam jenis kerjasama yang bisa diajukan kepada calon rekanan / partner distribusi kita, serta mengenal apa saja faktor penting yang harus diperhatikan, maka selanjutnya adalah memahami alur kerja untuk merealisasikan hal tersebut sedemikian bisa segera dilakukan dengan baik oleh perusahaan kita. Diagram berikut menunjukkan alur proses kerja untuk menjalin kerjasama distribution channel baru yang akan 12

13 membantu perusahaan kita dalam mendistribusikan produk hingga ke tangan konsumen akhir (end user). Agent/Broker/Who lesaler /Distributor Retailer Gambar 10. Alur Kerja Menjalin Kerjasama Distribution Channel Baru Sebagai contoh, setelah suatu perusahaan membuat strategi pemasaran untuk jangka waktu setahun ke depan (biasanya hanya terkait Branding yang ingin disampaikan ke masyarakat, serta perhitungan Budget iklan & promosi selama setahun ke depan), maka sebelum mengeksekusi-nya menjadi suatu desain visual iklan yang nyata, perusahaan tersebut haruslah mendapatkan input dari beragam sumber, di antaranya adalah informasi target pasar yang hendak dituju (market object), informasi dari cabang-cabang yang ada di kota-kota lain (internal marketing channel/organization), serta mendapat informasi dari beragam partner eksternal/rekan distribusi yang telah eksis sebelumnya (Agent/ Broker/ Wholesaler/ Distributor). Setelah program promosi diluncurkan, baik secara ATL (above the line) melalui media massa, maupun secara BTL (below the line) melalui direct marketing atau mengikuti beragam exhibition, maka perusahaan tersebut wajib menemukan peluang-peluang baru dari respon pasar yang terjadi. Input respon pasar tersebut bisa diperoleh dari 2 sumber, yaitu dari Konsumen Akhir, maupun dari partner distribusi yang ada di level terbawah, yaitu para Retailer. Informasi ini berguna untuk menentukan arahan dan pengukuran kinerja aktivitas para Sale sedemikian perusahaan 13

14 bisa menjajaki kerjasama distribution channel yang baru jauh lebih cepat dan efektif, serta lebih efisien dibanding periode waktu sebelumnya. Sebab fungsi tenaga Sales selain menjual produk itu sendiri kepada pelanggan eksisting (satu tingkatdi bawah level perusahaan tempatnya bekerja, semisal dia bekerja di Level Distributor, maka pelanggannya adalah mereka yang ada di tingkat Retailer), tenaga Sales tersebutt juga punya peranan penting untuk mendapatkan dan meng-goal- kan sebanyak mungkin kerjasama dengan distribution channel yang baru. Pengukuran Kinerja Distribution Channel Setelah suatu perusahaan Manufaktur memilih dan melakukan kerjasama dengan rekan eksternal distribusinya, maka selanjutnya adalah bagaimana melakukan penilaian kinerja dari rekanan tersebut, sedemikian rupa nasib perusahaan produsen tidak terus berada di tangan rekanan mereka, melainkan ada di tangannya sendiri. Oleh sebab itu, berikut adalah beberapa faktor penting evaluasi yang harus dilakukan terhadap rekan distribution channel yang ada. Outstanding Payment Sales Territory Distribution Channel Performance Minimum Transaction Sales Return & Allowance Gambar 11. Indikator Kinerja Distribution Channel Beberapa Indikator Kinerja Distribution Channel tersebut adalah sbb: 14 THE ART OF BOOSTING THE REVENUE

15 1. Minimum Transaction Adalah transaksi minimal yang harus diambil oleh rekan distribusi kita sedemikian janji bonus dan kuota pengambilan selanjutnya bisa kita berikan sesuai isi kontrak kerjasama yang telah disepakati di depan. Jika beberapa kali rekan kita tersebut gagal mengambil kuota minimal pengambilan, maka revisi target yang baru perlu dibuat, serta jika hal ini terus-menerus terjadi, maka evaluasi perlu dilakukan. 2. Sales Return & Allowance Adalah aturan main, jumlah retur barang, serta jangka waktu expire date yang bisa diklaim untuk pengiriman kembali ke produsen. Jika rekan kita tersebut sering sekali meretur barang di luar ketentuan yang telah disepakati, maka evaluasi perlu dilakukan. 3. Sales Territory Adalah lingkup area wilayah penjualan dari rekan distribusi yang telah kita tunjuk. Apabila ternyata sering kali ditemukan bahwa rekan kita tersebut sering melanggar wilayah penjualan yang telah ditentukan, maka evaluasi perlu dilakukan. Sebaliknya jika ternyata di lingkup wilayah areanya sendiri belum semua daerah dimasuki setelah sekian jangka waktu yang disepakati, maka produsen berhak melakukan revisi wilayah teritori penjualan yang baru. 4. Outstanding Payment Adalah jumlah nota dan nominal tagihan transaksi piutang, serta jangka waktu tempo pembayaran yang diberikan kepada rekan kita. Apabila sering didapati bahwa jangka tempo pembayaran sering kali mundur dari yang ditentukan, atau bahkan beberapa kali terjadi Giro yang kosong, maka evaluasi perlu segera dilakukan. Demikian edisi Whitepaper kali ini mengenai Distribution Channel Strategy. Terlepas dari semua konsep dan penjelasan yang telah saya bagikan di atas, terlebih penting daripada itu semua adalah bagaimana kita selalu Konsisten dan Setia dalam melayani kebutuhan rekan eksternal Distribusi kita. Menganggap mereka adalah teman yang harus kita perhatikan, bukan sebagai sumber pendapatan atau income yang harus kita keruk habis dompetnya. Akhir kata... 15

16 ONLY MARKETING CAN DRIVE INNOVATION! By: Dr. Sandy Wahyudi (DSW) Praktisi & Pakar Marketing dan Inovasi Consultant, Trainer, Business Coach, Writer Business Development Director SLC MARKETING, INC. 16

BUILDING A CULTURE THAT EMBRACES THE CUSTOMER S POINT OF VIEW

BUILDING A CULTURE THAT EMBRACES THE CUSTOMER S POINT OF VIEW WHITEPAPER JANUARY 2017 BUILDING A CULTURE THAT EMBRACES THE CUSTOMER S POINT OF VIEW Membangun Budaya Kepemimpinan yang lebih mengutamakan sudut pandang pelanggan sebagai dasar pengambilan keputusan di

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meskipun perekonomian dan perindustrian nasional kini dihadapkan kepada dampak krisis ekonomi global, namun bisnis ritel di Indonesia tidak terkendala bahkan masih

Lebih terperinci

Salah satu unsur dalam bauran pemasaran adalah place atau. saluran pemasaran yang merupakan perantara bagi produsen

Salah satu unsur dalam bauran pemasaran adalah place atau. saluran pemasaran yang merupakan perantara bagi produsen 1. Saluran Pemasaran Salah satu unsur dalam bauran pemasaran adalah place atau saluran pemasaran yang merupakan perantara bagi produsen untuk menyampaikan produknya kepada konsumen. Dengan tidak adanya

Lebih terperinci

Pemasar dapat menawarkan lebih banyak produk dan jasa dari sebelumnya. Pemasar dapat mengumpulkan informasi mengenai konsumennya dengan lebih cepat

Pemasar dapat menawarkan lebih banyak produk dan jasa dari sebelumnya. Pemasar dapat mengumpulkan informasi mengenai konsumennya dengan lebih cepat DIGITAL MARKETING Pendahuluan Teknologi saat ini telah mulai berubah atau berkembang dari offline menjadi online Konsumen lebih aktif mencari apa yang diinginkan menggunakan media online Konsumen dapat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki

LAMPIRAN. 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki LAMPIRAN Wawancara 1 1. Meliputi daerah mana saja jangkauan penjualan produk PT. Best Denki Indonesia? Target saat ini sampai tahun 2010 masi tetap di daerah Jakarta. Mulai dari Jakarta Barat, Jakarta

Lebih terperinci

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RANTAI PASOK

PENGELOLAAN RANTAI PASOK PENGELOLAAN RANTAI PASOK Manajemen Rantai Pasokan Manajemen Rantai Pasokan Rantai pasok adalah sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Perusahaan melakukan kegiatan pemasaran pada saat perusahaan ingin memuaskan kebutuhannya melalui sebuah proses transaksi. Pemasaran juga

Lebih terperinci

STAKEHOLDER RELATIONS

STAKEHOLDER RELATIONS Modul ke: STAKEHOLDER RELATIONS Distributor - Dealer Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id Saat ini peran distributor dalam pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah berkembang sangat pesat. Persaingan dalam dunia industri menjadi sangat ketat. Untuk menyikapi fenomena tersebut perusahaan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #2

Pembahasan Materi #2 Materi #2 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan Materi #2 2 Konsep Dasar Pemain Utama SC Pengelolaan Aliran SC The Interenterprise Supply Chain Model Inventory Optimalisasi Rantai Pasokan Push & Pull

Lebih terperinci

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN Dalam Bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan strategi rantai pasok yang diterapkan di perusahaan distribusi dan akan digunakan dalam menganalisis permasalahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Jasa 2.1.1 Definisi Perkembangan industri jasa semakin hari semakin pesat, hal ini untuk mendukung pertumbuhan industri lainnya yang membutuhkan jasa dalam operasionalnya.

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III ENDANG SUPARMAN SKOM,MM. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III ENDANG SUPARMAN SKOM,MM. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 04 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI ENDANG SUPARMAN SKOM,MM Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA MARKETING

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan

Lebih terperinci

Setelah mempelajari bab ini

Setelah mempelajari bab ini SALURAN DISTRIBUSI Setelah mempelajari bab ini 1. Dapat memahami Arti saluran Distribusi dalam pemasaran. 2. Menerangkan Faktor yg mendorong Produsen menggunakan Saluran distribusi 3. Dapat menjelaskan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ 123 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ selama periode 2003 2005, penulis berkesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja keuangan PT.XYZ dari

Lebih terperinci

Strategi Promotion (Promosi)

Strategi Promotion (Promosi) Strategi Promotion (Promosi) Definisi Promosi Promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen aktual maupun konsumen potensial agar mereka mau melakukan pembelian terhadap

Lebih terperinci

Copyright Rani Rumita

Copyright Rani Rumita Strategi Distribusi Topik yang Dibahas Bagaimana sifat saluran pemasaran dan mengapa saluran pemasaran penting? Bagaimana perusahaan saluran berinteraksi dan diatur untuk melakukan pekerjaan saluran? Masalah

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke

Lebih terperinci

yang relatif dekat dengan lokasi toko oleh lebih dari satu orang kurir, atau bentuk lainnya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan toko tesebut.

yang relatif dekat dengan lokasi toko oleh lebih dari satu orang kurir, atau bentuk lainnya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan toko tesebut. BAB 5 PROMOSI Bentuk promosi Promosi sebagai bagian dari strategi pemasaran memegang peranan yang penting bagi kelangsungan usaha suatu toko. Secara spesifik, promosi merupakan elemen dari pemasaran bauran

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Rancangan rantai pasok dalam organisasi 2. Rantai pasok pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga, atau rumah tangga.

BAB I PENDAHULUAN. kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga, atau rumah tangga. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan disingkat menjadi bisnis ritel, adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Marketing 2.1.1 Barang Konsumsi Barang Konsumsi (consumer goods) adalah produk yang ditujukan untuk pengguna akhir. Dasar klasifikasi barang konsumsi yang biasa digunakan

Lebih terperinci

Back to Basics: Creating Value through Superior Products Bagaimana menciptakan nilai tambah bagi perusahaan melalui pengembangan produk unggulan

Back to Basics: Creating Value through Superior Products Bagaimana menciptakan nilai tambah bagi perusahaan melalui pengembangan produk unggulan WHITEPAPER FEBRUARY 2017 PRODUCT INNOVATION SERIES Back to Basics: Creating Value through Superior Products Bagaimana menciptakan nilai tambah bagi perusahaan melalui pengembangan produk unggulan By: Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis di negara kita yang sudah berusia dari 50 tahun ini nampak cukup pesat, khususnya dalam 25 tahun terakhir. Hal ini bisa kita lihat

Lebih terperinci

Program Penjualan dan Distribusi

Program Penjualan dan Distribusi MODUL MATERI 10 Program Penjualan dan Distribusi 10.1 Pendahuluan Program distribusi dan penjualan dapat didefinisikan sebagai program yang terdiri atas berbagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar

Lebih terperinci

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM MAKALAH KEGIATAN PPM Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM Oleh: Muniya Alteza, M.Si 1 Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Usaha bagi UKM di Desa Sriharjo, Bantul Dalam Rangka

Lebih terperinci

Mekanisme E-Commerce E dalam dunia bisnis

Mekanisme E-Commerce E dalam dunia bisnis Mekanisme E-Commerce E dalam dunia bisnis Memahami E-Commerce sebenarnya tidak jauh berbeda dengan memahami bagaimana perdagangan atau bisnis selama ini dijalankan.. Yang membedakannya adalah dilibatkannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

Materi 14 Mendistribusikan dan Mempromosikan Produk. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

Materi 14 Mendistribusikan dan Mempromosikan Produk. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. Materi 14 Mendistribusikan dan Mempromosikan Produk by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. 1 Saluran Distribusi Keberhasilan dari produk apapun tergantung pada bauran distribusi-nya (kombinasi saluran distribusi

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI PENGARUH PRICE DISCOUNT, BONUS PACK, DAN IN-STORE DISPLAY TERHADAP KEPUTUSAN IMPULSE BUYING PADA SUPERMARKET ROBINSON DI KOTA PADANG Oleh : DESRAYUDI 06 952

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain MANAJEMEN OPERASIONAL BAB VI Supply Chain Pengertian Supply Chain Supply chain adalah jaringan perusahaan yang bekerja sama untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang ada sekarang ini telah memungkinkan pengembangan produk baru bisa berlangsung dengan cepat. Kompetisi di pasar menjadi sangat ketat dan

Lebih terperinci

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

Lebih terperinci

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat

Lebih terperinci

2/22/2013. Marketing Strategy

2/22/2013. Marketing Strategy Marketing 1 Contents: Section 1 : Market Scope Section 2 : Market Entry Section 3 : Product Section 4 : Promotion Section 5 : Distribution Section 6 : Pricing 2 1 Market Scope 1. Single Market 2. Multi

Lebih terperinci

Introduction to. Chapter 14. Distribution Strategies. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing

Introduction to. Chapter 14. Distribution Strategies. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing Introduction to Chapter 14 Distribution Strategies Learning Objectives Menjelaskan keunggulan dan ketidakunggulan sebuah saluran langsung distribusi dan indntifikasi faktor-faktor yang akan menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau bidang usaha namun juga terjadi lintas sektor. Setiap badan usaha harus

BAB I PENDAHULUAN. atau bidang usaha namun juga terjadi lintas sektor. Setiap badan usaha harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persaingan bisnis tidak saja terjadi antar perusahaan dalam suatu industry atau bidang usaha namun juga terjadi lintas sektor. Setiap badan usaha harus memiliki keunggulan

Lebih terperinci

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 1 Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Persediaan Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 3 Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

Lebih terperinci

DISTRIBUSI. Kegiatan untuk menyalurkan barang-barang yang dipasarkan secara efektif dan tepat kepada para konsumen

DISTRIBUSI. Kegiatan untuk menyalurkan barang-barang yang dipasarkan secara efektif dan tepat kepada para konsumen DISTRIBUSI Kegiatan untuk menyalurkan barang-barang yang dipasarkan secara efektif dan tepat kepada para konsumen Lembaga Tataniaga Badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga antar

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1 Rencana Implementasi Pada Bab IV ini akan dilakukan perencanaan implementasi untuk melakukan strategi pemasaran produk LHE Sinar. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Perancangan jaringan supply chain merupakan kegiatan strategis yang perlu dilakukan. Tujuanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang permintaanya berubah secara dinamis

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN Modul ke: DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN MANAJEMEN SALURAN DAN RANTAI SUPLAI Fakultas FIKOM Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising http://www.mercubuana.ac.id Definisi Dari

Lebih terperinci

MEMBANGUN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN

MEMBANGUN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN MEMBANGUN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS NILAI SELISIH ANTARA JUMLAH NILAI & JUMLAH BIAYA DARI SUATU TAWARAN DAN ALTERNATIF LAINNYA. NILAI PRODUK NILAI LAYANAN NILAI PERSONALIA NILAI CITRA NILAI TOTAL BIAYA

Lebih terperinci

P nge g rt r ia i n E-Com o m m e m rc r e

P nge g rt r ia i n E-Com o m m e m rc r e PengertianE-Commerce E-Commerce Mengenal E-Commerce Perdagangan sebenarnya merupakan kegiatan yang dilakukan manusia sejak awal peradabannya. Sejalan dengan perkembangan manusia, cara dan sarana yang digunakan

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peluncuran produk baru menjadi aktivitas kritis dalam pengembangan produk baru karena resiko kegagalannya yang sangat tinggi. Project NewProd yang dijalankan oleh Cooper

Lebih terperinci

SALURAN DISTRIBUSI MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PRODUK

SALURAN DISTRIBUSI MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PRODUK SALURAN DISTRIBUSI MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PRODUK Dartu Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Kunci keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai oleh keahliannya di bidang distribusi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi (2006) dengan judul

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi (2006) dengan judul BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi (2006) dengan judul Pengaruh Saluran Distribusi Terhadap Peningkatan Volume Penjualan Produk Pocari Sweat pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggannya akan barang

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #11

Pembahasan Materi #11 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Konsep, Pengelolaan, Kolaborasi SCM Sistem Informasi Terpadu Tahapan Evolusi Pengembangan Aspek Pengembangan 6623 - Taufiqur Rachman 1 Konsep SCM 3 SCM Memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Teori-teori tersebut berkaitan dengan penjualan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Teori-teori tersebut berkaitan dengan penjualan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II menjelaskan teori-teori mengenai konsep penjualan sebagai landasan penelitian. Teori-teori tersebut berkaitan dengan penjualan. A. Pengertian Penjualan Definisi menjual menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

BAB XI MENDISTRIBUSIKAN BARANG DAN JASA. Strategi distribusi

BAB XI MENDISTRIBUSIKAN BARANG DAN JASA. Strategi distribusi BAB XI MENDISTRIBUSIKAN BARANG DAN JASA Strategi distribusi DISTRIBUSI Distribusi merupakan proses memindahkan barang atau jasa dari produsen kepada pembeli. Distribusi menyumbang tiga dari empat utilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan

BAB II KERANGKA TEORI. Kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan Yaitu untuk menambah wawasan dan mengetahui penerapan teori-teori yang di peroleh selama masa perkuliahan dalam bentuk karya ilmiah. 3. Bagi Peneliti lanjutan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS

BAB II PROSES BISNIS BAB II PROSES BISNIS 2.1 Proses Bisnis Utama Hypermart bergerak dalam industri ritel khususnya hypermarket yang tergabung dalam grup MPP. Bisnis Hypermart sebagai bisnis retil sangat berhubungan dengan

Lebih terperinci

MARKETING MANAGEMENT 12 th edition. Pertemuan 11 Strategi Distribusi

MARKETING MANAGEMENT 12 th edition. Pertemuan 11 Strategi Distribusi MARKETING MANAGEMENT 12 th edition Pertemuan 11 Strategi Distribusi Kotler Keller Saluran Pemasaran Seperangkat organisasi yang saling bergantung yang terlibat di dalam suatu proses penyampaian produk

Lebih terperinci

Merancang dan Mengelola Jaringan Nilai dan Saluran Pemasaran

Merancang dan Mengelola Jaringan Nilai dan Saluran Pemasaran STMIK - AMIK RAHARJA INFORMATIKA Merancang dan Mengelola Jaringan Nilai dan Saluran Pemasaran Definisi jaringan nilai adalah sistem kemitraan dan aliansi yang diciptakan suatu perusahaan untuk memperoleh,

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Distribusi Perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pemasarannya, PT. ANUGERAH IDEALESTARI telah menunjuk PT. ANUGERAH CENTRAL AUTOMOTIVE sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan penjualan atau promosi, melainkan suatu usaha pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia. Dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menerangkan mengenai landasan teori yang bersangkutan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menerangkan mengenai landasan teori yang bersangkutan dengan BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menerangkan mengenai landasan teori yang bersangkutan dengan konsep penelitian. Konsep tersebut membahas tentang penjualan. A. Definisi Penjualan Afif (1994) mengartikan menjual

Lebih terperinci

BAGIAN 4 STRATEGI BISNIS ECERAN (RETAIL MARKET STRATEGY)

BAGIAN 4 STRATEGI BISNIS ECERAN (RETAIL MARKET STRATEGY) BAGIAN 4 STRATEGI BISNIS ECERAN (RETAIL MARKET STRATEGY) BAGIAN 4 STRATEGI BISNIS ECERAN (RETAIL MARKET STRATEGY) 1. 2. 3. PENGERTIAN STRATEGI RETAIL MEMBANGUN KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN PROSES

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain

Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain Dr. Eko Ruddy Cahyadi 3-1 Pengendali kinerja Supply Chain Fasilitas Persediaan Transportasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN UMKM. Program Teras Usaha Mahasiswa Pelatihan Wirausaha Tahap I Juni 2016

MANAJEMEN PEMASARAN UMKM. Program Teras Usaha Mahasiswa Pelatihan Wirausaha Tahap I Juni 2016 MANAJEMEN PEMASARAN UMKM Program Teras Usaha Mahasiswa Pelatihan Wirausaha Tahap I 17-18 Juni 2016 Pemasaran Produk merupakan perwujudan ide dari seorang pengusaha Dalam beberapa kasus, produk itu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat kita berbelanja di supermarket, hypermarket maupun minimarket,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat kita berbelanja di supermarket, hypermarket maupun minimarket, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat kita berbelanja di supermarket, hypermarket maupun minimarket, kerap menjumpai produk-produk yang berlabelkan nama Peritel. Ini yang disebut dengan

Lebih terperinci

ANALISIS ALTERNATIF STRATEGI DISTRIBUSI BAGI UKM (KASUS PADA PRODUK DOMPETMEREK X DI KOTA CIMAHI) ABSTRAK

ANALISIS ALTERNATIF STRATEGI DISTRIBUSI BAGI UKM (KASUS PADA PRODUK DOMPETMEREK X DI KOTA CIMAHI) ABSTRAK ANALISIS ALTERNATIF STRATEGI DISTRIBUSI BAGI UKM (KASUS PADA PRODUK DOMPETMEREK X DI KOTA CIMAHI) Oleh: Dede R. Oktini Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisba Email: dedeoktini@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti adalah keragaan dan strategi pemasaran agroindustri

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti adalah keragaan dan strategi pemasaran agroindustri BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek yang diteliti adalah keragaan dan strategi pemasaran agroindustri kerajinan rotan untuk meningkatkan volume penjualan ekspor. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Tingkat Pelayanan (Service Level) Service level merupakan istilah yang banyak digunakan dalam manajemen persediaan yang merupakan besar presentase dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pangsa pasar obat analgesic adult di Indonesia pada umumnya dan daerah Jabotabek pada khususnya cukup besar dibanding dengan obat bebas lainnya, baik dilihat dari

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan Pendahuluan Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Rivegamora Medan Gambar 3.1 Skema Jalur Distribusi PT. Rivegamora Medan...

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Rivegamora Medan Gambar 3.1 Skema Jalur Distribusi PT. Rivegamora Medan... DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Rivegamora Medan... 11 Gambar 3.1 Skema Jalur Distribusi PT. Rivegamora Medan... 21 Gambar 3.2 Skema Management Penjualan... 23 Gambar 3.3 Skema

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

Peran Saluran Pemasaran

Peran Saluran Pemasaran MENGELOLA SALURAN PEMASARAN M a n a j e m e n P e m a s a r a n bab 16 1 Peran Saluran Pemasaran Keputusan perusahaan mengenai saluran distribusi akan langsung mempengaruhi setiap keputusan pemasaran yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan pertahanan diri dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, dengan mempertahan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN PERTEMUAN PERTAMA. 6/11/2013

ANALISIS PEMASARAN PERTEMUAN PERTAMA. 6/11/2013 ANALISIS PEMASARAN PERTEMUAN PERTAMA 1 Definisi Pemasaran A. Pengertian Pemasaran Menurut WY. Stanton Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia. Industri ini merupakan sektor kedua terbesar dalam hal penyerapan tenaga kerja,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemain ritel yang cukup banyak di Indonesia membuat persaingan di industri ini menjadi sangat ketat. Potensi pasar yang sangat besar dan sifat konsumtif masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

Salesmanship. - Manajemen Wilayah (Territory Management) - Manajemen Waktu. Rizal, S.ST., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis

Salesmanship. - Manajemen Wilayah (Territory Management) - Manajemen Waktu. Rizal, S.ST., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis Modul ke: Salesmanship - Manajemen Wilayah (Territory Management) - Manajemen Waktu Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Rizal, S.ST., MM Manajemen Wilayah (Territory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa salah satu pondasi yang dimiliki Indonesia sehingga membuat krisis global

BAB I PENDAHULUAN. bahwa salah satu pondasi yang dimiliki Indonesia sehingga membuat krisis global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia jika dibandingkan perkembangan ekonomi dunia masih lebih baik. Krisis ekonomi dunia yang dialami beberapa negara termasuk negara maju

Lebih terperinci

INNOVATION-DRIVEN SUPPLY CHAIN

INNOVATION-DRIVEN SUPPLY CHAIN INNOVATION-DRIVEN SUPPLY CHAIN Revisit Supply Chain, Resolving Advantage Strategi untuk meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan dengan pendekatan supply chain yang ditinjau dari kacamata pemasaran

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI

SISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI SISTEM INFORMASI Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI E business Vs E commerce E Business E business merupakan aplikasi kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semi otomatis dengan menggunakan teknologi

Lebih terperinci

MODUL. Copywriting (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

MODUL. Copywriting (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Pertemuan 13 MODUL Copywriting (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani POKOK BAHASAN Below The Line DESKRIPSI Dalam pokok bahasan ini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang lain, melainkan antara satu supply chain dengan supply

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang lain, melainkan antara satu supply chain dengan supply BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai perusahaan dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat untuk melakukan penawaran ke pasar sehingga dapat memuaskan konsumen. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Profile Perusahaan PT. Tatalogam Lestari, yang berproduksi pertama kali pada tahun 1994, adalah produsen genteng metal terbesar di Indonesia dan sudah mampu berbicara

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

Marcom & Budgeting Strategy How to Re-allocate Budget to Drive Growth in 2 nd Semester, 2017

Marcom & Budgeting Strategy How to Re-allocate Budget to Drive Growth in 2 nd Semester, 2017 WHITEPAPER JUNI 2017 MARKETING COMMUNICATION SERIES Marcom & Budgeting Strategy How to Re-allocate Budget to Drive Growth in 2 nd Semester, 2017 By: Dr. Sandy Wahyudi (DSW) Pemasaran adalah suatu upaya

Lebih terperinci

Proposed By : Novel G. Harold PT. Jatim Tiga Manunggal. Distribution

Proposed By : Novel G. Harold PT. Jatim Tiga Manunggal. Distribution Proposed By : Novel G. Harold PT. Jatim Tiga Manunggal Distribution Distribusi atau supply chain management merupakan kegiatan terpadu yang melibatkan organisasi, orang, teknologi, kegiatan, informasi

Lebih terperinci

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56 Information Systems for Competitive Advantage Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif Tujuan Mengetahui model sistem umum (general system) perusahaan Memahami model lingkungan delapan elemen (eightelements

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. supermarket produk bahan bangunan. Perusahaan ini memasok proyekproyek

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. supermarket produk bahan bangunan. Perusahaan ini memasok proyekproyek BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Tirta Multi Usaha merupakan salah satu perusahaan retail supermarket produk bahan bangunan. Perusahaan ini memasok proyekproyek pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Perusahaan dalam menjalankan usahanya dihadapkan pada 2 macam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Perusahaan dalam menjalankan usahanya dihadapkan pada 2 macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perusahaan dalam menjalankan usahanya dihadapkan pada 2 macam lingkungan yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Perusahaan yang semakin membesar akan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X )

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci