MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014

Transkripsi

1

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 30/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan [Pasal 7 ayat (1)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON Yayasan Kesehatan Perempuan ACARA Mendengarkan Keterangan DPR dan Ahli/Saksi dari Pemohon (IV) Kamis, 4 September 2014 Pukul WIB Ruang Sidang Pleno Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Arief Hidayat (Anggota) 2) Anwar Usman (Anggota) 3) Muhammad Alim (Anggota) 4) Maria Farida Indarti (Anggota) 5) Aswanto (Anggota) 6) Wahiduddin Adams (Anggota) 7) Patrialis Akbar (Anggota) Wiwik Budi Wasito Panitera Pengganti

3 Pihak yang hadir: A. Pemohon: 1. Tini Hadad B. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Rita Serena Kalibonso 2. Tubagus Haryo Karbyanto C. Saksi dari Pemohon: 1. Musri Munawaroh D. Pemerintah: 1. Budijono 2. Adi Nugroho E. Pihak Terkait: 1. Sarsanto Wibisono Sarwono 2. Adityana Dewi Eradani 3. Rena Herdiani 4. Sita Ari Purnami

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: ARIEF HIDAYAT Bismillahirrahmaanirrahiim. Sidang dalam Perkara Nomor 30/PUU- XII/2014 dengan ini dibuka dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Pemohon yang hadir diperkenalkan. 2. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Terima kasih Majelis Hakim Yang Mulia. Perkenankan kami memperkenalkan yang hadir di sini, Ibu Tini Hadad sebagai Pemohon Prinsipil ada di sebelah kanan kami dan selanjutnya sebagai Kuasa Hukum Pemohon hadir di sini Bapak Tubagus Haryo Karbianto dan saya sendiri Rita Serena Kolibonso sebagai Kuasa Hukum Pemohon. Dan juga bila berkenan kami juga ingin menyampaikan bahwa hadir di sini juga Pihak Terkait. Ada empat Pihak Terkait dari empat lembaga yang telah menyampaikan permohonannya sebagai Pihak Terkait. Di sebelah kanan adalah Dr. Sarsanto Wibisono Sarwono dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia dan sebagai Ketua Pengurus, dan kemudian di sebelah kanannya dari Rahimah, Direktur Eksekutif yang hadir di sini Adityana Dewi Eradani, S.H., dan kemudian di sebelah kirinya dari Yayasan Kaliyana Mitra Ibu Rena Herdiani sebagai Ketua Pengurus, dan di sebelah kirinya hadir pula dari Woman Research Institute Direktur Eksekutif Lembaganya adalah Ibu Sita Ari Purnami, M.Sc., dan juga kami juga menyiapkannya seorang saksi yang hadir di sini. 3. KETUA: ARIEF HIDAYAT Satu orang saksi ya? 4. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Satu orang saksi. Saudari Musri Munawaroh yang apa... bila Majelis Hakim berkenan untuk didengarkan keterangannya hari ini. 5. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik.

5 6. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Dan mohon maaf, seorang saksi yang juga kami rencanakan untuk hadir di sini Bapak Bupati Bondowoso masih berhalangan hadir. Bila diperkenankan pada persidangan yang akan datang. Terima kasih. 7. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, terima kasih, Pemohon. Dari Presiden yang hadir? 8. PEMERINTAH: BUDIJONO Terima kasih, Yang Mulia. Dari Pemerintah yang mewakili, saya Budijono dari Kementerian Hukum dan HAM, sebelah kiri saya Saudara Adi Nugroho dari Kementerian Agama. Terima kasih, Yang Mulia. 9. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, kemudian ada Pihak Terkait yang seperti yang tadi sudah diperkenalkan ya. Baik, kalau begitu saya yang pertama harus permohonan untuk menjadi Pihak Terkait sudah diterima oleh Mahkamah. Dengan ini disahkan untuk menjadi Pihak Terkait pada persidangan ini. Kemudian Pihak Terkait Saudara Sita Ari Purnami yang mana? Itu mengajukan juga alat bukti ya, PT-1 sampai PT-5 ya? Saya sahkan. KETUK PALU 1X Kemudian dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia itu mengajukan bukti juga PT-1 sampai dengan PT- 18 ya saya sahkan. KETUK PALU 1X Baik, untuk hari ini saya kira setelah disahkan untuk menjadi Pihak Terkait dan keterangan Pihak Terkait sudah ada. Ini Pihak Terkait kita minta untuk dua dahulu yang menyampaikan persidangan pada hari ini. Itu dari yang sudah ada buktinya, dari Sita Ari Purnami dan dari Perkumpulan Keluarga Berencana. Saya persilakan untuk menyampaikan keterangan Pihak Terkaitnya lebih dahulu. Saya persilakan Ibu Sita Ari Purnami dahulu. Di mimbar yang disediakan. Supaya tidak disampaikan seluruhnya, yang seluruhnya nanti dianggap sudah dibacakan. Disampaikan saja pokok-pokok dari keterangan Pihak Terkait ya.

6 Baik, silakan Ibu. 10. PIHAK TERKAIT: SITA ARI PURNAMI Terima kasih, dengan hormat Bapak-Ibu Hakim Agung Yang Mulia. Saya Sita Ari Purnami, Direktur Eksekutif Women Research Institute. Menjadi Pihak Terkait dalam Perkara Nomor 30/PUU-XII/2014 tentang Pengujian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 7 ayat (1) kehadapan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. WRI telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada tanggal 16 Juli WRI merasa perlu menjadi Pihak Terkait yang berkepentingan tidak langsung karena walaupun hak dan/atau kewenangannya tidak secara langsung terpengaruh oleh pokok permohonan. Tetapi WRI memiliki kepedulian yang tinggi terhadap permohonan yang dimaksud. WRI merupakan lembaga yang berlandaskan prinsip dan norma hak asasi manusia dan konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Oleh karena itu, keberadaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, khususnya pada pasal 7 ayat (1) sepanjang mengenai frasa 16 tahun, menurut WRI adalah bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 berdasarkan dampak-dampak yang telah diidentifikasi oleh WRI, yaitu. 1. Dampaknya pada kesehatan ibu dan anak dengan kehamilan dini di bawah umur 18 sangat berisiko tinggi bagi si ibu. Salah satunya terdapat persaingan perebutan nutrisi dan gizi antara ibu dan janin. Dengan kondisi seperti ini, maka perkawinan anak akan mengancam hak hidup, hak mempertahankan hidup, dan kahidupan dari anakanak kita (Pasal 28A Undang -Undang Dasar 1945), hak atas kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang (Pasal 28B ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar 1945). 2. Dampaknya terhadap pendidikan anak akan mengancam hak anak terhadap pencapaian tingkat pendidikan yang akan didapatkan anak (Pasal 28C). Pada umumnya, seorang anak perempuan yang dinikahkan akan mengalami putus sekolah, dikeluarkan, atau mengeluarkan diri, dan harus mempersiapkan dirinya sebagai istri dan calon ibu. Penelitian yang dilakukan UNICEF tahun 2006 menyebutkan bahwa pernikahan usia dini berhubungan dengan derajat pendidikan yang rendah. Kami merasa dalam melakukan kerja-kerja advokasi terkait isu perempuan dan kesehatan yang tercakup di dalamnya tentang hak-hak kesehatan reproduksi perempuan tidak dapat berjalan baik dan tidak dapat dipenuhi jika ketentuan Pasal 7 ayat (1) Un dang-undang Perkawinan masih terdapat frasa 16 tahun.

7 WRI memohon kepada Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi untuk dapat mengubah materi muatan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, sehingga bunyi Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menjadi perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 18 tahun. Terima kasih, Yang Mulia Bapak, Ibu Hakim Agung. 11. KETUA: ARIEF HIDAYAT Terima kasih, Ibu Ari. Berikutnya, dari PKBI yang akan disampaikan oleh Pak Sarsanto. Di mimbar yang sebelah sini bisa, Pak, yang dekat saja. Silakan pokok-pokoknya saja, yang tidak dibaca di sini dianggap dibacakan. 12. PIHAK TERKAIT: SARSANTO WIBISONO SARWONO Bismillahirrahmaanirrahiim. Terima kasih atas kesempatan, Yang Mulia. Yang Terhormat Para Hakim Mahkamah Konstitusi, saya Sarsanto Wibisono Sarwono, mewakili Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, menajdi Pihak Terkait karena prihatin atas masih maraknya perkawinan anak di Indonesia. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia adalah organisasi yang telah berdiri sejak tahun Wilayah kerja kami meliputi 27 provinsi dan 131 kabupaten/kota di Indonesia yang terdiri dari 27 kantor perwakilan provinsi, dan 131 kantor cabang, 13 klinik, dan 26 (suara tidak terdengar jelas) center. Yang Mulia Hakim Mahkamah Konstitusi, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia berdiri untuk ikut mewujudkan terciptanya keluarga bertanggung jawab yang meliputi beberapa dimensi, yaitu pertanggungjawaban dalam hal pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan masa depan. Dari bertahun-tahun pengalaman kami bekerja di lapangan, kami melihat bahwa praktik perkawinan anak tidak melindungi tumbuh kembang, dan kelangsungan hidup anak, serta tidak melindungi anak dari kekerasan dan diskriminasi seperti yang diamanatkan dalam konstitusi. Hal ini menjadi keprihatinan kami karena perkawinan anak mengancam kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya dalam fungsi keluarga sebagai tempat perlindungan anak yang utama dan tempat di mana anak belajar berbagai hal, termasuk membangun keluarga yang bertanggung jawab nantinya. Yang Mulia Hakim Mahkamah Konstitusi, kami meyakini bahwa perkawinan anak bukanlah kehendak dari anak tersebut. Hal utama yang mendorong adalah tekanan ekonomi, dan tingkat pendidikan dari keluarga, serta masih kuatnya diskriminasi terhadap anak perempuan dalam hal pendidikan.

8 Yang Mulia Hakim Konstitusi, terkait dengan permohonan kami sebagai Pihak Terkait, kami menyimpulkan bahwa. 1. Perkawinan anak tidak melindungi anak perempuan dari kematian dini akibat kehamilan di usia muda. Terlalu muda usia untuk hamil atau kurang dari 20 tahun, sekitar 10,3% menyebabkan kematian pada ibu secara tidak langsung. 2. Selain masalah kesehatan, angka putus sekolah akibat perkawinan pun cukup tinggi, yaitu sebesar 67,29%. Perkawinan anak mengakibatkan putus sekolah, sementara si anak harus menghidupi keluarga. Mereka kawin dan harus bekerja dengan kondisi produktivitas yang rendah, yang menghasilkan daya saing yang lemah, yang akhirnya justru melestarikan kemiskinan dan dari yang sebelumnya. 3. Selain permasalahan ekonomi yang melingkari perkawinan ini, perkawinan anak juga rentan terhadap perceraian dan tindak kekerasan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, dengan manjadi Pihak Terkait, kami berharap dapat mendukung permohonan Pemohon dalam Perkara Nomor 30/PUU- XII/2014 seluruhnya. Demikian, Yang Mulia Hakim Mahkamah Konstitusi, terima kasih atas waktunya. Terima kasih. 13. KETUA: ARIEF HIDAYAT Terima kasih. Yang berikutnya, kita akan mendengarkan keterangan Saksi Ibu Musri. Saya persilakan untuk maju ke depan untuk diambil sumpahnya, silakan maju ke depan. Ibu Musri, muslim, ya? Muslim. Saya persilakan, Yang Mulia Dr. Anwar Usman untuk memandu sumpah ini. 14. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Ya, ikuti kata-kata saya ( ) 15. KETUA: ARIEF HIDAYAT Tangannya lurus ke ( ) 16. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Lurus ke bawah, ya. Bismillahirahmanirrahim. Demi Allah, saya bersumpah sebagai saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya.

9 17. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Bismillahirahmanirrahim. Demi Allah, saya bersumpah sebagai saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya. 18. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Ya terima kasih. 19. KETUA: ARIEF HIDAYAT Terima kasih, kembali ketempat, Ibu Musri. Terima kasih, Rohaniawan. Baik, Kuasa Pemohon, ini Ibu Musri langsung memberikan keterangannya atau dipandu? 20. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Mohon, dipandu. 21. KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh dipandu. Silakan, Ibu Musri di podium, ya. Silakan, Kuasa. 22. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Ibu Musri? 23. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 24. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Saya panggil Saksi, ya? Mohon izin, Pak Majelis. Ibu nama lengkapnya siapa? 25. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Musri Munawaroh. 26. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO

10 Musri Munawaroh? 27. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 28. KETUA: ARIEF HIDAYAT Yang betul itu Masri atau Musri? 29. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Musri. 30. KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh, betul, ya? Sesuai KTP. Karena yang masuk di sini betul, Musri Munawaroh, silakan dilanjutkan. 31. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Terima kasih, Majelis. Tanggal lahirnya? 32. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Tanggal 15 Agustus KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Lahir di? 34. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Rembang. 35. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Di Rembang, ya? 36. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 37. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO

11 Oke. Yang ingin kami ketahui, apakah Ibu Musri pernah menikah? 38. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Pernah. 39. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Kapan? Usia berapa? Bisa diterangkan? 40. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Pada usia sekitar KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO 15 tahun? 42. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 43. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Pada waktu itu pendidikannya? 44. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Tamat SMP. 45. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO sini? Tamat SMP dan alasan menikahnya mungkin bisa di jelaskan di 46. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Karena tekanan orang tua tersebut dan karena di sana ada tradisi kalau menolak itu tidak baik, itu. 47. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Jadi Ibu Musri dilamar? 48. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH

12 49. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Dilamar pada saat itu? 50. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 51. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Dan orang tua pada waktu itu ada? Orang tuanya bisa disebutkan siapa saja? 52. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Orang tua ada yaitu dengan Bapak Suwanto dan Ibu Sambi. 53. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Ya, jadi pada waktu dilamar, Ibu Musri bagaimana sikapnya? 54. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Sikapnya ya tidak suka tapi itu tergantung tradisi dan saya suka saja dan mau begitu. 55. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Oke, jadi waktu menikah apakah kemudian ada saksi-saksi... mungkin dijelaskan apakah dicatatkan di KUA setelah itu? 56. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH KUA. Tidak karena belum cukup umur tersebut dan tidak dicatatkan di 57. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Jadi yang hadir di situ siapa saja? 58. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Yang hadir cuma orang tua.

13 59. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Orang tua? 60. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 61. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Saksi? 62. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Saksi ya orang tua tersebut. 63. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Oke, jadi waktu menikah itu tidak dicatatkan di KUA setempat? 64. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Tidak. Karena belum cukup umur. 65. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Oke, Saksi pada waktu itukan di desa... desa mana Tegal? 66. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Tegal Dowo. 67. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Tegal Dowo, ya? 68. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 69. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO

14 Ya, apakah perkawinan seperti itu banyak dilakukan atau pada masa... masa sesudah lulus SMP? 70. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Banyak. Dan teman-teman saya banyak yang dinikahkan setelah SMP tersebut dan belum cukup umur. 71. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Nah, waktu menikah itu yang calon laki-lakinya umur berapa dan siapa namanya bisa diterangkan? 72. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Dari saya? 73. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Enggak, yang menikah dengan Kamu? 74. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Oh, begitu. Ya dengan Saudara Suparmin. 75. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Suparmin. 76. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Dan umurnya sekitar 20 lebih. 77. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO 20 lebih? 78. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 79. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Apakah dia sudah menikah sebelumnya?

15 80. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Belum. 81. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Belum? 82. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 83. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Dia bekerjanya apa? 84. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Hanya seorang petani. 85. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Petani di situ? 86. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 87. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Jadi keluarga kenal? 88. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Kenal. 89. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Kenal dengan dia. Nah, kembali ke menikah, ya. Di situ tidak di catatkan? 90. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 91. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO

16 Apakah ada yang menawarkan untuk dicatatkan di KUA, kan ada (...) 92. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Ya, sebenarnya orang tua menginginkan begitu untuk dicatatkan di KUA, tapi saya tidak menginginkan dan saya tidak menyukai suami saya tersebut karena punya keinginan untuk sekolah lagi. 93. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO itu? Oh, jadi sebenarnya Saksi mau... tidak mau menikah pada saat 94. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 95. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Ya, masih mau sekolah lagi? 96. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Ya sampai sekarang. 97. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Sampai sekarang. Sekarang sekolah ya? 98. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Sekolah kelas 3 SMK. 99. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO 3 SMK di desa yang sama? 100. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 101. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO

17 Oke. Nah, apakah banyak teman-teman Saksi yang nasibnya sama seperti Saksi? Jadi setelah berusia... sesudah lulus SMP kemudian dinikahkan atau menikah? 102. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Banyak tersebut. Terutama teman sebaya saya menikah di usia tersebut dan ada yang bercerai dan ada yang berlanjut begitu KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Oh, ada yang berlanjut terus sampai sekarang. Nah, Anda sendiri Saksi sekarang suaminya... apakah masih bersama atau tidak? 104. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Sudah tidak, sudah di rumahnya sendiri, dan saya tidak pernah bertemu dia KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Jadi berapa lama bersama dengan suami setelah dinikahkan? 106. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Sekitar 5 bulanan KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO 5 bulanan. Terus suaminya pergi? 108. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Suaminya pergi dan saya ingin melanjutkan sekolah lagi KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Oh, jadi kemudian sekolah lagi? 110. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 111. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO

18 Waktu 5 bulan mungkin bisa diceritakan, setelah menikah ya, 5 bulanan itu tinggal di mana dan suami bekerja apa dan Anda juga... apa... melakukan aktivitas di rumah saja atau sekolah pada waktu setelah menikah 5 bulan itu? 112. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Pada waktu setelah menikah di rumah saja, dan suami hanya bekerja sebagai petani, dan saya rasanya itu tidak bebas dari kekekangan tersebut, dan tidak nyaman ingin segera suami saya itu tersebut pergi gitu, dan selalu ingin melanjutkan sekolah KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Kenapa tidak nyaman? 114. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Tidak nyaman karena tidak mencintai KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Tidak mencintai suami? 116. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 117. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Tapi tinggal serumah? 118. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Tinggal serumah dan itu tidak bertanya KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Tidak bertanya, maksudnya? 120. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Maksudnya suami tersebut saya tidak bertanya, gitu KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO

19 Oh, ya. Mohon maaf ya bertanya... saya bertanya, ya. Apakah kemudian selama 5 bulan itu kemudian melakukan hubungan suami istri atau kemudian terjadi kehamilan dan lain-lain, bisa dijelaskan? 122. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Tentu saja tidak karena kalau saya tidak mencintai seseorang tersebut, ditanya saja saya tidak mau menjawab KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Ditanya maksudnya melakukan hubungan suami istri? 124. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Ya, tidak KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Dan kemudian suaminya pergi? 126. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Kemudian pergi, saya langsung melanjutkan sekolah tersebut KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Ya, kelihatannya keinginan untuk melanjutkan sekolah ini kuat sekali ya? 128. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 129. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Cita-citanya apa, Saksi? 130. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Tergantung dengan kejuruan saya yaitu otomotif mungkin jadi bengkel, gitu KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO

20 Sekarang sekolah kejuruan ingin di otomotif, ya? 132. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 133. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Kalau di sekolah rangking ke berapa ini? 134. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Ya, alhamdulillah dapat KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Rangking ke tiga, ya. Dari berapa orang siswi di SMK itu? 136. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO 32. Putrinya? 138. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Putrinya hanya KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Hanya 8? 140. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 141. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Dan Anda di situ? Nah, dari teman-teman yang sekolah gitu ya, kan tadi dikatakan juga kebiasaan menikah di usia yang muda sekali itu banyak. Apakah... jadi kan kalau tadi saya tangkap, Anda tertunda 1

21 tahun sekolahnya sehingga sekolah lagi. Kemudian apakah ada teman yang di... teman sekolah yang juga mempunyai pengalaman yang sama yang Saksi ketahui gitu, sekolah juga dan dia hamil... dia menikah sebelumnya? 142. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Pernah. Itu teman sebaya saya, setelah menikah yaitu menikah siri tidak di KUA, setelah menikah dan melanjutkan sekolah lagi. Dan saya tahu dari itu, saya ingin melanjutkan lagi. Namun, teman sekolah saya itu ya kakak kelaslah ( ) 143. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Siapa namanya? 144. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Namanya Temo KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Temo? 146. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 147. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Terus? 148. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Itu hamil di luar nikah dan ( ) 149. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Hamil setelah menikah nikah atau di luar nikah? 150. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Hamil ya, belum menikah KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO

22 Belum menikah? 152. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Setelah menikah tersebut, kan tidak dengan suaminya, lalu melanjutkna sekolah lagi. Setelah rentang satu tahun dan dia hamil, lalu keluar KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Jadi dia hamil, sekolah, terus berhenti? 154. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 155. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Kenapa dia mesti berhenti waktu hamil? 156. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Mungkin karena malu karena hamil tersebut KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Di sekolah teman-teman ada yang hamil enggak yang sekolah? 158. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Enggak ada KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Yang meneruskan pelajaran? 160. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Tidak ada KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO

23 Tidak ada. Oke, jadi Saksi sekolah lagi sesudah menikah, sesudah suami pergi, dan kemudian suaminya tidak pernah datang lagi? 162. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Tidak pernah datang lagi KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Jadi sekolah atas biaya siapa? 164. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Atas biaya orang tua KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Atas biaya orang tua. Dengan kemudian menikah di usia 14 dan sekarang bisa sekolah... sekarang usiannya 18 tahun? 166. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Baru ulang tahun, ya? 168. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 169. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO 15 Agustus yang lalu, ya SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 171. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Oke. Jadi sudah 18 tahun, ya. Punya KTP?

24 172. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Belum. Karena akses KTP di sana susah dan prosesnya lama, jadi belum punya KTP KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Nah, jadi sekarang sudah 18 tahun, ya. Ingin segera menikah dengan usia ini? 174. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Belum. Dengan mengejar cita-cita dulu, sekolah dulu yang lebih tinggi baru menikah di umur yang sudah ditetapkan yang sesuai KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Jadi ingin pendidikan terus, ya? 176. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 177. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Oke. Jadi mudah-mudahan cita-citanya tercapai ya? 178. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Amin KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Ya, ada pertanyaan tambahan lagi ya. Jadi sekarang statusnya dengan suaminya atau status hukumnya apa? 180. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Status hukumnya ya kalau orang sana bilang itu perawan enggak perawan dan janda enggak janda, gitu KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Jadi memang sudah pergi ya suaminya tidak pernah kembali lagi, ya?

25 182. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH 183. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Kamu yang suruh pergi atau dia yang pergi sendiri? 184. SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Dia menyadari sendiri kalau saya tidak pernah bertanya dan pergi sendiri KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO 186. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Cukup, ya? Saya kira intinya sudah bisa ditangkap oleh Majelis KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Terima kasih, Majelis SAKSI DARI PEMOHON: MUSRI MUNAWAROH Ya, terima kasih KETUA: ARIEF HIDAYAT Terima kasih, Ibu Musri ya. Silakan kembali ke tempat. Ini karena waktunya masih ada untuk persidangan kali ini kita dengar sekalin saja Pihak Terkait yang ketiga dan keempat, tapi mohon untuk bisa dipersingkat keterangannya. Dari Ketua Pengurus Yayasan Kalyanamitra. Ibu Rena saya persilakan PIHAK TERKAIT: RENA HERDIANI Yang Terhormat Bapak, Ibu Hakim Agung KETUA: ARIEF HIDAYAT

26 Hakim Mahkamah Konstitusi PIHAK TERKAIT: RENA HERDIANI Saya Rena Herdiani. Oh, mohon maaf. Bapak, Ibu Hakim Agung Mahkamah Konstitusi KETUA: ARIEF HIDAYAT Mahkamah Konstitusi, tidak pakai agung di sini PIHAK TERKAIT: RENA HERDIANI Oh, mohon maaf. Yang terhormat Bapak, Ibu Hakim Mahkamah Konstitusi. Saya Rena Herdiani mewakili Kalyanamitra sebuah LSM di Jakarta mengajukan permohonan sebagai Pihak Terkait tidak langsung dan kami bermaksud memperkuat argumentasi dari Pihak Pemohon yaitu tentang yudisial review Pasal 7 ayat (1) tentang batas usia minimum 16 tahun untuk menikah bagi perempuan dalam Undang-Undang Perkawinan. Menurut pandangan kami perkawinan anak di bawah usia 16 tahun mengakibatkan terjadinya pembatasan kebebasan untuk beraktifitas secara individu bagi anak tersebut. Hal ini dikarenakan anak tersebut akan menjadi seorang ibu rumah tangga yang dalam tatanan masyarakat di Indonesia yang masih sangat patriarkis, seorang ibu rumah tangga mempunyai tugas yang sangat banyak di dalam rumah tangga yaitu mengurus anak, suami, dan pekerjaan rumah tangga. Sehingga anak tersebut tidak mempunyai atau bahkan kehilangan kesempatan dan waktu untuk dirinya sendiri. Salah satunya adalah pendidikan seperti yang disampaikan oleh Saksi, pemajuan diri dan kariernya. Hal ini kami dapatkan dari pengakuan korban perkawinan anak dalam film Child Married atau pernikahan anak yang dibuat oleh Kalyanamitra yang mana merupakan ini kasusnya nyata di daerah dampingan Kalyanamitra di Desa Banjaroya Kabupaten Kulon Progo. Selain itu perkawinan anak sangat rentan berdampak pada masalah kesehatan reproduksi anak karena mereka tergolong kelompok dengan risiko tinggi sebagai ibu apabila terjadi kehamilan di bawah usia 18 tahun. Banyak masalah terjadi seperti risiko keguguran, pendarahan, bahkan sampai kematian baik pada sang ibu yang melahirkan maupun bayinya. Pengakuan ini kami dapatkan dari seorang bidan di dalam bukti yang kami berikan kepada Bapak, Ibu Hakim dalam film Child Married yang dibuat oleh Kalyanamitra dan perkawinan anak sangat rentan terhadap terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, di mana anak

27 perempuan dalam usia muda menjadi lemah posisinya di dalam relasi kuasa membangun perkawinan atau berumah tangga. Menurut kami perkawinan anak yang terjadi di Indonesia saat ini sudah menjadi perhatian dari dunia internasional terutama PBB khususnya Komite Cedaw karena sudah dua kali dalam komentar akhir dari Komite Cedaw PBB tersebut memberikan rekomendasi kepada pemerintah Indonesia untuk segera melarang atau membuat aturan untuk melarang pernikahan anak di Indonesia untuk itu kami memohon kepada yang terhormat Bapak, Ibu Hakim untuk mengubah materi muatan Pasal 7 di Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 sehingga berbunyi, Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 18 tahun. Demikian penyampaian dari saya. Terima kasih KETUA: ARIEF HIDAYAT Terima kasih Ibu Rena. Yang berikutnya dari Ibu Dra. Masruhah ketua Dewan Pengurus Perhimpunan Rahimah. Saya persilakan PIHAK TERKAIT: ADITYANA DEWI ERADANI Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi. Mohon maaf sebelumnya Ibu Masruhah tidak bisa hadir tetapi saya membawa surat kuasanya. Saya Adityana Dewi Eradani dari Perhimpunan Rahimah. Dengan ini mengajukan permohonan sebagai pihak Pihak Terkait dalam Perkara Nomor 30/PUU-XII/2014 tentang Pengujian Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dari Pasal 7 ayat (1). Kami mempunyai beberapa alasan kalau yang sudah dilampirkan ada 22, tapi kami akan menyebut hanya beberapa saja. Pertama bahwa perkawinan anak masih marak terjadi di Indonesia. Faktornya antara lain karena sosial budaya seperti kebiasaan orang tua menjodohkan anaknya saat mereka masih kecil dan penilaian masyarakat yang negatif atau dianggap perawan tua terhadap perempuan yang menikah di atas usia 18 tahun. Yang kedua, faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh praktikpraktik budaya di masyarakat termasuk di dalamnya interpretasi ajaran agama yang mengandung unsur diskriminasi gender yang merugikan perempuan, terutama anak-anak perempuan. Alasan-alasan yang memiliki nuansa keagamaan seperti untuk menunjukan bakti kepada orang tua kebolehan orang tua menjadi wali mujwir yang berhak menjodohkan anaknya bahkan meminta anaknya untuk segera menikah yang tentu bertentangan dengan prinsip bahwa perkawinan harus dilaksanakan atas kerelaan kedua belah pihak atau calon mempelai. Bahwa alasan-alasan untuk perkawinan anak yang masih di bawah umur untuk berbakti kepada orang tua yang dalam praktiknya mengabaikan

28 kehendak bebas dan persetujuan si anak adalah tidak tepat. Seorang anak belum cakap untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi masa depannya sendiri. Oleh karenanya perkawinan yang dilakukan dalam usia anak sangat mungkin diintervensi oleh tekanan dari berbagai pihak maupun adanya rasa takut atau segan terhadap orang dewasa, termasuk terlebih kepada orang tuanya. Mengingat dalam perkawinan yang terpenting adalah kerelaan dari kedua calon mempelai. Dalam ajaran Islam sendiri terdapat hadist yang artinya, Janda tidak boleh dinikahkan sampai diminta persetujuannya. Anak gadis tidak boleh dinikahkan sampai diminta izinnya. Karena mereka bertanya, bagaimana izinnya? Jawab Rasullah, Anak gadis itu diam. (Hadis Riwayat Bukhari Muslim). Hadis ini seringkali dinterpretasikan bahwa diam identik dengan tujuan yang disampaikan oleh si gadis. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa dia merupakan ekspresi ketidakberdayaan untuk menolak kehendak orang tua atau tindakan yang diambil untuk menghindari konflik dalam keluarga semata, maka perlu untuk ditekankan melalui hadis ini adalah izin yang diberikan oleh seorang yang hendak dinikahkan adalah bersifat mutlak. Bahwa alasan untuk menghindari zina atau untuk melegitimasi pernikahan anak sebenarnya adalah tidak tepat. Sebab kebanyakan alasan untuk menikah di bawah umur yang diajukan kepada pengadilan agama adalah karena telah terjadi kehamilan sebelum pernikahan. Pengadilan agama dalam yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama Semarang cenderung gampang mengabulkan permohonan dispensasi pernikahan dini. Panitera muda hukum Pengadilan Tinggi Agama Semarang, Muhammad Dardiri, mengakui angka dispensasi pernikahan dini di wilayah Pengadilan Tinggi Agama Semarang sangat tinggi. Pengadilan Agama menurutnya kerap tidak bisa menolak permohonan seperti ini lantaran seluruh syarat permohonan sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Menurutnya, mereka mengajukan dispensasi adalah kebanyakan hamil duluan. Kami melampirkan data-data juga dalam alasan-alasan kami, misalnya Pengadilan Tinggi Semarang mencatat jumlah perkawinan anak sebanyak karena kasus kehamilan sebanyak 129, Pengadilan Syariah Provinsi Aceh sebanyak 92, Pengadilan Tinggi Surabaya sebanyak 62, Pengadilan Tinggi Agama Makasar sebanyak 41, dan Pengadilan Tinggi Kendari sebanyak 14. Bahwa banyaknya praktik perkawinan anak dikaitkan dengan interpretasi keagamaan dalam memakai istilah baligh. Dalam ketentuan Islam, seseorang diperbolehkan kawin ketika sudah baligh atau dewasa, dimana fasik di mana di dalam fiqih klasik banyak disebutkan pada saat pertama haid bagi perempuan, yang secara umur antara 12 sampai

29 17 tahun, dan saat pertama laki-laki keluar air mani atau mimpi basah, mayoritas pada usia 12 sampai 15 tahun. Menurut mayoritas ulama, sabab adalah orang yang mempunyai akil baligh dan usianya belum mencapai 30 tahun. Akil baligh bisa ditandai dengan mimpi basah, atau ikhtilat, atau menstruasi, atau haid, atau telah mencapai usia 15 tahun. Dengan demikian istilah baah dapat diinterpretasikan tidak saja baligh atau dewasa dalam konteks fisik, namun juga secara mental, ekonomi, dan sosial. Mengingat kedewasaan dalam keseluruhan, hal tersebutlah yang memungkinkan seseorang mampu melangsungkan perkawinan secara sehat dan bertanggung jawab. Yang terakhir bahwa terdapat beberapa kecenderungan di beberapa negara berlatar belakang mayoritas Islam, ada upaya untuk mengubah aturan tentang usia minimum perkawinan di negara mereka. Misalnya Al-Jazair, Al-Jazair ini usia pernikahannya laki-laki dan perempuan itu sama 19 tahun. Bangladesh untuk perempuan 18 tahun dan untuk laki-lakinya 21 tahun. Mesir sama 18 tahun, Maroko 18 tahun, Oman 18 tahun untuk laki-laki dan perempuan, Sierra Leone 18 tahun, Turki 18 tahun. Demikian yang bisa kami sampaikan. Terima kasih KETUA: ARIEF HIDAYAT Terima kasih, Ibu. Silakan kembali ke tempat. Berikutnya dari meja Hakim, Yang Mulia ada yang akan diperdalam? Cukup. Oh, ada Yang Mulia. Silakan, Dr. Anwar Usman HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Terima kasih, Yang Mulia. Ini untuk Pihak Terkait dan terakhir hanya sedikit saja. Tadi tanda persetujuan wanita diam, itu kan hadis. Itu tadi bisa diartikan lain, kalau menurut pemahaman kebanyakan itu karena wanita itu malu-malu sehingga diam, apa bisa ditafsirkan lain? Karena dia bisa saja berontak dalam batinnya, lalu diam. Apa memang seperti itu? Silakan KETUA: ARIEF HIDAYAT Saya juga ada, saya tambah satu. Siapa yang akan menjawab ini? Dengan usia perkawinan yang 16 saja, tadi Saksi itu oleh keluarganya tetap dikawinkan, tetapi akhirnya tidak bisa dicatat, ya. Karena yang bersangkutan masih berusia 15. Kalau misalnya atau seandainya nanti permohonan Pemohon ini dikabulkan, kemudian kita menjadi 18 tahun untuk perempuan, apakah tidak sebaliknya malah terjadi banyak penyelendupan begini ataukah bagaimana, apakah kita bisa menggunakan mekanisme yang lain? Pihak Terkait ini melakukan model

30 social engineering melalui penyuluhan-penyuluhan dan sebagainya, sehingga memang ada perubahan budaya. Apakah kita akan mengubah hukumnya dulu atau kita mengubah budayanya dulu? Karena saya punya pemikiran kalau kita naikkan dan budaya masyarakat kita di pedesaan masih tetap seperti yang terjadi di Rembang, itu juga mengakibatkan banyak penyelundupanpenyelundupan yang akhirnya juga terjadi seperti kasus yang dialami oleh Bu Musri. Nah, ini apakah hukumnya yang harus ke depan dulu kemudian ditegakan secara ketat mengubah budaya yang terjadi di dalam masyarakat atau budayanya yang itu kita perlahan-lahan melalui sosialisasi, melalui pengubahan budaya, social engineering, baru nanti aturannya yang mengikuti. Itu bagaimana ini, siapa yang... Pihak Terkait yang bisa, atau dari PKBI, atau dari tadi Ibu Sita? Saya persilakan untuk menjawab dua pertanyaan ini, saya persilakan PIHAK TERKAIT: ADITYANA DEWI ERADANI Saya akan menjawab yang diam dulu. Ya, saya sebutkan tadi di atas bahwa hal yang ikut mempengaruhi dalam pendidikan seorang anak adalah terkait dengan budaya. Seorang anak perempuan biasanya dididik untuk selalu patuh, untuk selalu menerima, untuk selalu diam. Jika seorang anak perempuan terlalu kritis sejak kecil karena dididik untuk diam, menerima, dan patuh ini akan terbawa sampai besar. Ketika seorang anak akan banyak berbicara atau terlalu kritis, oleh masyarakat dia akan dibilang oleh anak yang nakal. Itu dulu intinya, Pak Hakim. Terima kasih KETUA: ARIEF HIDAYAT Pertanyaan yang tadi, yang saya sampaikan siapa yang akan menjawab. Oh, dari PKBI, silakan PIHAK TERKAIT: SARSANTO WIBISONO SARWONO Yang Mulia Pak Hakim Konstitusi. Jadi demikian, kami di lapangan sudah sejak lama melakukan sosialisasi untuk menikah di atas 18 tahun dalam dasar kesehatan. Mungkin pada pertemuan yang selanjutnya ada saksi ahli, tapi kesulitan kami adalah pada waktu kita berbicara, mereka selalu merujuk bahwa kan 16 boleh, sehingga kalau Pak Hakim dapat mengubah ini menjadi 18, alangkah senangnya kami, sehingga kami bisa memberikan sesuai dengan apa yang ada diaturannya. Karena dengan 18 ini kami menganggap pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah 9 menjadi 12 tahun akan tercapai dan wanita ini akan mendapatkan

31 cukup matang, baik dalam fisiknya, nanti akan dijelaskan oleh temanteman dari kedokteran, juga dari pemikirannya. Untuk itu yang saya akan sampaikan karena Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia selalu mengutamakan kesejahteraan keluarga untuk anak-anaknya. Jadi untuk itu kami mohon bahwa ini bisa disamakan, sehingga kami lebih mudah untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat. Terima kasih, Yang Mulia KETUA: ARIEF HIDAYAT Jadi anu ya... hukum berjalan ke depan dulu, baru nanti budayanya dikonstruksikan di situ. Jadi sesuai dengan fungsi hukum sebagai alat rekayasa sosial kalau begitu, bukan yang hukum itu kemudian anu ya... menentukan budayanya mengikuti atau budayanya sudah jalan. Ya, ini berarti fungsi hukum sebagai law social engineering yang berjalan, ya. Baik, kalau begitu (...) 204. PIHAK TERKAIT: SITA ARI PURNAMI Mohon izinnya, kalau boleh saya menambahkan (...) 205. KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh, mau menambahkan? Silakan, silakan PIHAK TERKAIT: SITA ARI PURNAMI Terima kasih, Yang Mulia. Saya ingin menambahkan dengan ingin juga menyebutkan mengikuti apa yang telah disampaikan rekan saya Dr. Sarsanto, tetapi memang betul bahwa keinginan kami selain tadi disebutkan ada patokan atau rujukan hukumnya yang bisa menjadi runutan atau rujukan dari masyarakat, juga adalah dalam kondisi di masyarakat selama ini ketika kita mencoba memberikan penguatan pada anak-anak perempuan di masyarakat adalah pentingnya pendidikan dan itu saya rasa juga berkaitan dengan tujuan pemerintah sendiri untuk menggalakkan wajib belajar hingga selesai, hingga tuntas. Dengan meningkatkan usia menjadi 18 tahun untuk anak perempuan, kita juga sejalan dengan apa yang telah digariskan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan bagi warganya, dalam hal ini anak perempuan. Jadi saya menambahkan bahwa betul seperti yang tadi dikatakan sangat penting sekali, Yang Mulia, untuk mempertua atau menuakan usia pernikahan itu. Terima kasih KETUA: ARIEF HIDAYAT

32 Baik, saya kira cukup, ya. Saya tanya ke Pemohon, pada persidangan yang berikutnya jadi menghadirkan ahli? 208. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Jadi KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, di sini ada 9 ahli yang direncanakan untuk memberikan keterangan, tapi karena waktu persidangan selalu terbatas, maka satu saksi yang belum itu mau dihadirkan? 210. KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO 211. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, berarti kalau begitu satu saksi yang belum dihadirkan pada hari ini. Kemudian tiga ahli nanti dipilih ya, apakah sesuai dengan nomor urutan ini, Dr. Yulianto, kemudian Ibu Maria Ulfah Anshor, kemudian Prof. Quraish Sihab, itu dulu atau yang mana nanti terserah Pemohon KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Ya, Majelis Yang Mulia. Kami di samping saksi yang akan kami hadirkan, tiga orang saksi saksi ahli terdahulu yang akan kami ajukan adalah Dr. Yulianto Wicaksono, S.Pog. Kemudian yang kedua adalah Dr. Kartono Muhammad KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO Dan yang ketiga adalah Prof. Safarina Sagri, psikolog KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, jadi itu yang dihadirkan dulu ya KUASA HUKUM PEMOHON: RITA SERENA KOLIBONSO

33 Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah 217. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, jadi pada persidangan yang berikutnya satu saksi yang akan rencananya dihadirkan pada hari ini. Ditambah tiga orang ahli Dr. Yulianto, kemudian Dr. Kartono Muhammad, dan Prof. Safarina Sagri. Baik, persidangan selanjutnya akan diselenggarakan pada hari Senin, 29 September tahun 2014, pukul WIB. Saya ulangi, Senin, 29 September tahun 2014, pukul WIB dengan agenda untuk mendengarkan satu orang saksi dan tiga orang ahli dari Pemohon, gitu ya. Saya kira persidangan hari ini bisa dianggap selesai dan saya ucapkan terima kasih pada Ibu Musri dan empat orang dari Pihak Terkait. Sidang selesai dan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 4 September 2014 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d Rudy Heryanto NIP