STUDI PERUBAHAN KARET ALAM (SIR-10) MENJADI KARET ALAM CAIR DAN KARET ALAM SIKLIS (CYCLIC NATURAL RUBBER)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PERUBAHAN KARET ALAM (SIR-10) MENJADI KARET ALAM CAIR DAN KARET ALAM SIKLIS (CYCLIC NATURAL RUBBER)"

Transkripsi

1 STUDI PERUBAAN KARET ALAM (SIR-10) MENJADI KARET ALAM CAIR DAN KARET ALAM SIKLIS (CYCLIC NATURAL RUBBER) ABSTRACT The main aims of this work is to produce a lower molecular weight of cyclisised natural rubber (CNR) from chemically chain scission of natural rubber (SIR-10). By chemical modification of natural rubber, it is possible to modify its basic properties (for instance, improvement of solubility as a candidate to be a natural resin in an emulsion paint). The purpose of the present paper is to give an preliminary research to analyze the change of functional group by means of Fourier Transform Infrared (FTIR), especially dealing with natural rubber degradation and cyclisation products derived from the rubber (SIR- 10) 1,4-polyisoprene. It was found that the cyclisation degree of cyclic natural rubber was 73%. Keywords: chain-scission, cyclisation, liquid natural rubber, cyclic natural rubber, lower molecular weight LATAR BELAKANG Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian Republik Indonesia telah mencanangkan didalam visi dan misinya untuk mengembangkan produksi karet dan bahan olahan karet serta menjadikan Indonesia sebagai negara produsen utama barang karet dan olahan karet sebelum tahun 2020 (Roadmap Industri Pengolahan Karet dan Barang Karet Deperindag). Akan tetapi, sampai saat ini 85 % dari total ekspor karet Indonesia masih berupa bahan baku. Dengan kata lain bahan baku karet yang diserap oleh industri dalam negeri baru sekitar 15 % dari total produksi karet nasional (BPS 2011). Proporsi ini menunjukkan bahwa kuantitas dan kualitas industri karet Indonesia perlu ditingkatkan karena menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap bahan olahan karet impor. leh karena itu perlu dilakukan upaya, perhatian khusus, dan inovasi untuk pengembangan bahan karet mentah menjadi barang olahan karet (produk antara dan produk hilir) sehingga dapat mengurangi ketergantungan produk impor berbasis karet sekaligus dapat meningkatkan volume ekspor dan nilai ekonomi bahan olahan karet. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekonomi karet tersebut adalah dengan cara memodifikasinya, seperti siklisasi. Corresponding author: eddiyanto@yahoo.co.uk. Kelompok Peneliti Karet Universitas Negeri Medan mengembangkan modifikasi karet alam melalui, pemotongan rantai, siklisasi, dan pencangkokan (grafting). Modifikasi karet alam menjadi karet siklis sangat penting dan menarik, yakni proses merubah senyawa dan karakter karet alam (elastomer yang bersifat elastis) menjadi karet tidak elastis, berubah menjadi seperti gelas (glassy), rapuh dan getas. Secara kimia terjadi perubahan ikatan pada rantai karet alam (1,4 cis polyisoprene) yang berantai lurus dan panjang menjadi karet yang berantai siklik. Meski produk karet siklis memiliki keunggulan sebagai resin alam dalam pembuatan cat anti korosif, adesif, dan tinta, akan tetapi karet alam siklis ini masih memiliki keterbatasan sifat kimia fisika seperti kelarutan, dan ketercampuran (compactibility) dengan komponen aditif dan resin lain, disamping rentan terhadap serangan radikal bebas degradasi oksidasi oleh oksigen/ozon/uv. Untuk meningkatkan kelarutan, ketercampuran (compactibility) dengan komponen aditif lainnya, serta menurunkan ikatan carbon tak jenuh pada produk karet alam siklik perlu modifikasi karet alam siklis berberat molekul rendah. Berbagai penelitian mengenai karet siklis telah dilakukan dengan menggunakan bahan dasar Lateks Pekat (Chusna, 2000) dan crepe (Tutorskii, 1964 dan Mirzataheri, 2000) dengan proses basah menggunakan pelarut karet maupun proses kering dalam internal mixer menggunakan katalis asam lewis (US Patent , 1968). Brosse (2000) telah berhasil melakukan proses pemutusan rantai dalam pembuatan karet alam cair (Liquid natural rubber) menggunakan fenilhidrazin dan oksigen. The art of state dalam penelitian ini adalah modifikasi bahan dasar karet alam (SIR-20) dengan cara pemutusan rantai (chain scission) sebelum siklisasi. METDE PENELITIAN Bahan Bahan yang digunakan karet alam SIR-10 diperoleh dari PTPN-3 Sumatera Utara, inisiator sebagai inisiator yang digunakan adalah fenilhidrazine dibeli dari E. Merck, Fenol dan fospor pentaksida (P25) teknis digunakan sebagai pelarut dan asam lewis didapatkan dari PTPN-3 dan beberapa pelarut organik yang digunakan tanpa pemurnian. PEMUTUSAN RANTAI Pada proses pemutusan rantai, 50 gr SIR-10 dimasukkan dalam reactor (rangkaian labu alas leher tiga, pendingin Liebig, dan termoeter) ditambahkan fenol sebanyak 250 ml, dipanaskan pada suhu C selama 10 menit. 263

2 Pada larutan SIR-10 dalam fenol ditambahkan fenilhidrazin sebanyak 5 phr dan dialirkan oksigen (udara) dan refluks selama 2 jam. Untuk karakterisasi hasil pemutusan rantai, 50 ml larutan SIR-10 ini diambil sebagai contoh dan dipresipitasi dengan cara menuangkan hasil reaksi kedalam pelarut 250 ml methanol dan didiamkan selama 12 jam sebelum disaring dan dibilas dengan methanol dan dikeringkan dalam oven selama 4 jam pada suhu 60 0 C. Selanjutnya hasil yang sudah dimurnikan dikarakterisasi dengan FTIR. Proses Siklisasi Refluks larutan SIR-10 dalam fenol dilanjutkan untuk 3 jam setelah penambahan 5 gr P 2 5. Selanjutnya karet siklo dalam fenol dipresipitasi dengan metanol, kemudian dibilas 2 kali dan dikeringkan pada suhu 60 0 C selama 4 jam sehingga dihasilkan karet siklo murni untuk dianalisa dengan spektroskopi FTIR. Pengukuran Dengan Infrared (FTIR) Sebelum pengukuran FTIR, karet alam terlebih dahulu dibuat menjadi film lapisan tipis dengan ketebalan µm) dengan cara compression moulding. Untuk mengatasi lengketnya bahan karet alam pada pembuatan film, maka karet alam SIR-10 terlebih dahulu divulkanisasi (curing) dengan komposisi seperti pada Tabel-1: Komposisi dan kondisi penyiapan film lapisan tipis karet alam dengan cara curing (vulkanisasi) Konsentrasi Komposisi Per hundred ratio (phr) Berat (gr) SIR Seng ksida Asam Stearat Accelerator (CBS) Sulfur Kondisi Vulkanisasi Temp.: 150 o C Lama penekanan : 2 minutes Tekanan: 60 kg/cm 2 (Daniel Compression Moulding Press) 5 gr SIR-10 dicampurkan dengan 0,15 gr seng oksida (Zn), 0,125 gr asam stearat, dan 0,0375 gr accelerator N-Cyclohexyl- 2-benzotiazole Sulphamide (CBS) dalam two-roll mill pada suhu kamar selama 1 menit sebelum ditambahkan sulphur 0,15 gr. Selanjutnya, kurang lebih 2 gr dari lembaran compounding karet alam ini diletakkan antara plat baja yang dilapisi Teflon dan dipress dengan tekanan 60 kg/cm 2 dalam kompresor Daniel selama 2 menit pada temperature 150 o C. Selanjutnya film lapisan tipis karet alam ini dianalisa dengan spektrofotometer FTIR Nicolet 5DXC dengan panjang gelombang 4000 cm -1 sampai 400 cm -1 sebanyak 64 scans dengan resolusi 4 cm -1. ASIL DAN PEMBAASAN Proses pemutusan rantai karet alam SIR-20 telah merubah sifat fisik karet alam alam menjadi karet alam cair atau karet alam dengan berat molekul rendah. Selanjutnya proses siklisasi telah merubah sifat fisika karet alam menjadi material kaku dan getas dan sangat mudah dalam pelarut organik (Secara fisik karet alam siklis dapat dilihat pada Gambar-2). Karet Alam (SIR-10) Karet Siklis (CNR) Gambar-2: Perubahan sifat fisika dari elastomer (lentur) menjadi resin (seperti kaca) (Sumber Dokumen Pribadi). Karakterisasi perubahan spectra infrared karet alam (SIR-10) menjadi karet alam cair (LNR) dan karet alam siklik dapat dilihat pada Gambar-3,4,5. Sedangkan puncak serapan spectrum infrared dapat dilihat pada Tabel-1,2,3. 264

3 6,0 5,5 5, ( C C ) 4,5 4,0 Absorbance 3,5 3,0 2, ,0 1, ,0 0, Wavenumbers (cm-1) Gambar-3 Spektrum FTIR dari SIR-10 (film lapisan tipis 100µm) 1000 Tabel-2 Identifikasi puncak serapan spektra film lapisan tipis karet alam (SIR-10) Sampel Gambar Puncak (cm -1 ) Intensitas Gugus Fungsi SIR-10 Gambar luas - lemah (-)dari protein/ komponen bukan karet 3033 luas - lemah (C=) 2901 sangat kuat ( ) 2723 lemah (C- ) 1729 lemah (C=) dari protein/ komponen bukan karet 1663 medium (C=C) 1545 medium (C=C) 1447 kuat ( ) 1373 kuat ( ) 1305 kuat ( ) 1239 medium (C) 1125 medium (C C)cis 1085 medium ( ) 1035 medium ( ) 957 lemah (C- ) 885 medium (C),(C=C ) 835 kuat ( - ) 753 medium ( ) 569 medium (=C-C-C) Keterangan: = stretching, = bending, = twisting, = wagging, = rocking 265

4 1,2 1, , ,9 Absorbance 0,8 0, , ,5 0,4 0, , Wavenumbers (cm-1) Gambar-4: Spektrum infrared (FTIR) karet alam cair (LNR) hasil pemutusan rantai (film lapisan tipis 100µm). Tabel-3 Identifikasi puncak serapan spektrum film lapisan tipis karet alam cair (hasil pemutusan rantai). Sampel Gambar Puncak (cm -1 ) Intensitas Gugus Fungsi Karet alam cair Gambar luas - lemah (-)dari protein/ komponen bukan karet (Pemutusan Rantai) 3031 luas - lemah (C=) 2957 sangat kuat (, ) 2922 sangat kuat (, ) 2847 sangat kuat (, ) 2722 lemah (C- ) 1710 luas - lemah (C=) dari protein/ komponen bukan karet 1663 medium (C=C) 1443 kuat ( ) 1373 kuat ( ) 1302 medium ( ) 1216 medium (C) 1125 medium (C C)cis 1082 medium ( ) 1004 medium ( ) 886 medium (C),(C=C ) 266

5 Keterangan: = stretching, = bending, = twisting, = wagging, = rocking Gambar-4: Spektrum infrared (FTIR) film lapisan tipis karet alam siklis (CNR) Tabel-4: Identifikasi puncak serapan dari spektrrum infrared film lapisan tipis karet alam siklis (CNR). Sampel Gambar Puncak (cm -1 ) Intensitas Gugus Fungsi CNR dari SIR kuat ( - ) 753 medium ( ) 694 lemah ( ) 569 medium (=C-C-C) Gambar lemah (-)dari protein/ komponen bukan karet 3360 luas - lemah (-)dari protein/ komponen bukan karet 2933 sangat kuat (, ) 2859 sangat kuat (, ) 1596 medium (C=C) 1510 medium ( ) 1455 kuat ( ) 1369 kuat ( ) 1216 kuat (C) 827 medium (C),(C=C ) 761 sangat kuat ( ) 667 medium (=C-C-C) Keterangan: = stretching, = bending, = twisting, = wagging, = rocking Perbandingan antara spectrum FTIR antara karet alam (SIR-10), karet alam cair (hasil pemutusan rantai), dan karet alam siklis (CNR) lebih jelas dapat dilihat pada Gambar-5. Sedangkan perbandingan luas area puncak serapan untuk masing masing karet tersebut dasajikan dalam Tabel-5. 0, ,90 0, ,80 0,75 0,70 Absorbance 0,65 0,60 0,55 0,50 0, ,40 0,35 0,30 0, ,20 0,15 0, Wavenumbers (cm-1)

6 Absorbance 0,95 0,90 0,85 0,80 0,75 0,70 0,65 0,60 0,55 0,50 0,45 0,40 0,35 0,30 0,25 0,20 0,15 0,10 0, Wavenumbers (cm-1) Gambar-5: Perbandingan spektra FTIR dari SIR-10 (biru), karet alam cair (LNR), dan karet alam siklis (CNR) (merah) Tabel-5: Luas Area Puncak dari Spektra Sampel SIR-10 Wilayah I Wilayah Gugus Fungsi Siklisasi (CNR) Spektra (cm -1 ) SIR-10 Pemutusan Rantai , ,254 5,623 4, C= 1,248 1, , 98,471 76,189 85, C- 0,4892 0, C , C= 0,122 0, C= - - 0, C=C 3,517 3, C=C - - 0, , ,413 15,339 9, ,158 4,831 3, ,991 0, C - - 6, C 1,312 1, C-C 0,789 0, ,937 1, ,458 0,395 0, C- 0,740 1, C , C 0,259 0,291 0, ,958 7, , ,098 1,761 18, =C-C-C - - 0, =C-C-C 4,150 6,896 - Reaksi pemutusan rantai (chain scission) dengan hadirnya fenilhidrazin dan oksigen sebagai sumber radikal bebas (inisiator) terjadi dengan serangan radikal fenil atau diamin yang menyerang ikatan rangkap pada rantai senyawa karet alam. Radikal fenil dan diamin pada peristiwa diproporsinasi inisiator akan diikuti dengan reaksi penarikan hydrogen (-abstraction). al ini sesuai dengan hasil yang disampaikan oleh Brosse (2000) yang mengusulkan bahwa fenilhidrazin bereaksi langsung dengan oksigen menghasilkan radikal fenil. Radikal fenil dan radikal oksigen menyerang ikatan rangkap rantai karbon sehingga terjadi dekomposisi dan pemutusan rantai pada posisi C=C ikatan rangkap. Usulan reaksi pemutusan rantai pada karet alam (SIR-10) dapat dilihat pada Gambar

7 N N N N 2 Fenil idrazin Radical Fenil Radical diamin... N N 2 +. *dekomposisi + Karet Alam Rantai Pendek Karet Alam Rantai Pendek Gambar-6: Mekanisme reaksi pemutusan rantai karet alam (SIR-10) Munculnya puncak serapan pada panjang gelombang sekitar 3600 cm -1, menunjukkan adanya ikatan - dari ketiga spektrum dengan terjadinya pergeseran peak area dan luas absorbansi yang dapat dilihat pada Tabel-6. Terjadinya penambahan luas serapan puncak gelombang 1722 cm -1, menunjukkan ikatan C= yang lebih besar pada karet alam cair akibat terjadinya reaksi oksidasi pada ujung rantai karet seperti yang dapat dilihat pada Gambar-6. Puncak gelombang pada 1662 cm -1 yang menunjukkan banyaknya ikatan rangkap C=C, menunjukkan bahwa ikatan rangkap sedikit berkurang pada proses pemutusan rantai, dan adanya pergeseran puncak. Luas relatif serapan gelombang pada puncak tersebut dapat dihitung derajat pemutusan rantai pada C=C sekitar 2 % dan derajat siklisasi karet alam diperoleh 73 %. Mekanisme reaksi hilangnya ikatan rangkap C=C dapat dipahami dari mekanisme reaksi siklisasi yang dapat dilihat pada Gambar

8 P P + _ P P _ P P + _ P P + _ C C 2 + Gambar-7: Mekanisme reaksi siklisasi karet alam membentuk karet alam sikli Pada reaksi siklisasi karet alam, electron pada C=C menyerang asam lewis P 2 5 sehingga terbentuk ion karbonium yang stabil pada C tersier yang tidak stabil sehingga diserang oleh C=C berikutnya sehingga terbentuk ikatan siklis. KESIMPULAN Proses pembuatan karet alam siklis dengan berat molekul kecil dapat dilakukan dengan tahapan proses pemutusan rantai (chain scission) menggunakan fenilhidrazin dan oksigen sebagai bahan aktif untuk pemutusan rantai sebelum dilakukan proses siklisasi menggunakan P 2 5 sebagai katalis. Penggunaan fenilhidrazin pada proses pemutusan rantai cukup efektif, ini dapat dilihat dari hasil karet alam hasil reaksi yang berbentuk cairan sehingga menyatakan telah terjadi pemutusan rantai yang memudahkan dalam ketercampuran dengan pelarut karet. Sedangkan pada analisis spektra FTIR yang menunjukkan puncak cm -1 pada spektra lateks hasil pemutusan rantai dan pada puncak 1662 cm -1 dari sampel SIR-10 hasil pemutusan rantai yang masing-masing intensitas puncaknya mengalami pengurangan. Karakter karet siklo yang dihasilkan melalui analisis FTIR, menunjukkan munculnya puncak 270

9 pada 2925 cm -1, 1451 cm -1, dan munculnya puncak baru pada 751 cm -1 serta menghilangnya puncak 835 cm -1 pada spektra CNR dari lateks. DAFTAR PUSTAKA Alfa, A. A. dan Y. Syamsu Sifat dan Kegunaan Karet Alam Siklik Dari Larutan Karet dan Dari Lateks. di dalam Prosiding Seminar Nasional VII Kimia Dalam Pembangunan, otel Santika Yogyakarta, Mei 2004, pp Barron,., 1948, Modern rubber chemistry, D. Van Nostrand Company, Inc., New York, Brosse, J. C Chemical Modifications f Polydiene Elastomers: A Survey And Some Recent Results. Journal of Applied Polymer Science, Vol. 78, BPS Statistika Indonesia. Badan Pusat Statitiska, Jakarta. Chusna, S. F Kajian Pembuatan Karet Siklo Berbobot Molekul Rendah. Tesis. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Coomarasamy, A., P. P. Perera dan M. Nadarajah Preparation and Uses of Cyclised Rubber btained from Papain Coagulated Natural Rubber. Rubber Research Institute, Sri Lanka, 58 : Cowd, M. A Kimia Polimer. Penerbit ITB, Bandung. Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia, Departemen Perindustrian RADMAP Industri Pengolahan Karet dan Barang Jakarta. Eddyanto Functionalitation f Polymers: Reavtive Processing, Struktur and Performance Characteristic, Thesis, Aston University. Goonetilleke, P., S.M.C.E. Silva, L.P. Whitarana dan I. Denawaka Preparation and Characterisation of Soluble Cyclised Rubber from Natural Rubber Latex. Proceedings International Rubber Technology Conference, Gunasekaran, S., R.K. Natarajan., A. Kala FTIR spectra and mechanical strength analysis of some selected rubber derivatives, Spectrochimica Acta Part A 68: Krump,., P. Alexy., A.S. Luyt Preparation of a maleated Fischer-Tropsch paraffin wax and FTIR analysis of Grafted maleic anhydride, Polymer Testing 24: Mirzataheri, M., The Cyclization of Natural Rubber, Iran J. Chem. & Chem. Eng.,19: 455 Morton, M Rubber Technology.3 rd edition. Van Nostrand Reinhold, New York. Nakason, C., A. Kaesaman., Z.Samoh., S.omsin., S. Kiatkomjornwong Rheological properties of maleat natural rubber and natural rubber blends, Polymer Testing 21: Pristiyanti, E. N. Widi Pengaruh Pengembangan Partikel Karet Terhadap Depolimerisasi Lateks Dengan Reaksi Reduksi-ksidasi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Stern,.J Rubber. Natural and Synthetic, 2nd ed.maclaren and Sons ltd, London., R.Y Depolimerisasi Lateks Karet Alam Secara Kimia Menggunakan Senyawa idrogen Peroksida - Natrium Nitrit Asam Askorbat. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tutorskii, A., V.V. Markov,. I. Fedyuk, M. B. Vitsnudel and B. A. Dogadkin The Kinetics f The Cyclization f Natural And Synthetics Polyisoprenes by Means f Phosphorus Pentoxide. M. V. Lomonosov Institute of Fine Chemical Technology, Moscow. Van Verseen, G. J The Structure of Siclised Rubber. Rubb. Chem & Tech. 24:

MODIFIKASI PROSES PEMBUATAN KARET ALAM SIKLIS (CYCLIC NATURAL RUBBER) MELALUI REAKSI PEMUTUSAN RANTAI (CHAIN SCISSION) DAN SIKLISASI

MODIFIKASI PROSES PEMBUATAN KARET ALAM SIKLIS (CYCLIC NATURAL RUBBER) MELALUI REAKSI PEMUTUSAN RANTAI (CHAIN SCISSION) DAN SIKLISASI Agrium, April 2013 Volume 18 o 1 MDIFIKASI PRSES PEMBUATA KARET ALAM SIKLIS (YLI ATURAL RUBBER) MELALUI REAKSI PEMUTUSA RATAI (AI SISSI) DA SIKLISASI Eddyanto 1, Yuslina Wati Ardina 1 dan M. Said Siregar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zaki, Aboe. 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zaki, Aboe. 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet siklo (CNR) merupakan material turunan dari karet alam yang menjadi produk unggulan industri hilir karet. Karet siklo merupakan salah satu hasil modifikasi karet

Lebih terperinci

PENCANGKOKAN METIL METAKRILAT PADA KARET ALAM SIKLIS DENGAN INISIATOR DIKUMIL PEROKSIDA: EFEK KONSENTRASI MONOMER.

PENCANGKOKAN METIL METAKRILAT PADA KARET ALAM SIKLIS DENGAN INISIATOR DIKUMIL PEROKSIDA: EFEK KONSENTRASI MONOMER. Agrium ISSN 0852-1077 (Print) ISSN 2442-7306 (Online) Oktober 2014 Volume 19 No. 1 PENCANGKOKAN METIL METAKRILAT PADA KARET ALAM SIKLIS DENGAN INISIATOR DIKUMIL PEROKSIDA: EFEK KONSENTRASI MONOMER Asmara

Lebih terperinci

Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting pada Polipropilena Terdegradasi

Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting pada Polipropilena Terdegradasi Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting Reni Silvia Nasution Program Studi Kimia, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia reni.nst03@yahoo.com Abstrak: Telah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : - Hot Plate Stirer Coming PC 400 D - Beaker Glass Pyrex - Hot Press Gotech - Neraca Analitik Radwag

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polistiren adalah salah satu contoh polimer adisi yang disintesis dari monomer stiren. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat dan dapat

Lebih terperinci

Agrium, April 2012 Volume 17 No 2

Agrium, April 2012 Volume 17 No 2 Agrium, April 2012 Volume 17 No 2 GRAFTING MALEAT ANHIDRAT PADA KARET ALAM SIKLIS (CYCLIC NATURAL RUBBER/CNR) DENGAN INISIATOR DICUMYL PEROKSIDA Eddiyanto 1, M. Said Siregar 2 dan Ichlas Rawo Syaputra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Charles Goodyear menemukan karet yang tervulkanisasi dengan menggunakan sulfur, sudah timbul keinginan peneliti untuk proses ban karet bekas agar dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistirena Polistirena disintesis melalui polimerisasi adisi radikal bebas dari monomer stirena dan benzoil peroksida (BP) sebagai inisiator. Polimerisasi dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Bahan Baku 4.1.2 Karet Crepe Lateks kebun yang digunakan berasal dari kebun percobaan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Ciomas-Bogor. Lateks kebun merupakan

Lebih terperinci

STUDY PERSYARATAN FISIK ASPAL MODIFIKASI DENGAN PEMANFAATAN KARET ALAM SIKLIK (CYCLIC NATURAL RUBBER) Oleh: ABSTRAK

STUDY PERSYARATAN FISIK ASPAL MODIFIKASI DENGAN PEMANFAATAN KARET ALAM SIKLIK (CYCLIC NATURAL RUBBER) Oleh: ABSTRAK STUDY PERSYARATAN FISIK ASPAL MODIFIKASI DENGAN PEMANFAATAN KARET ALAM SIKLIK (CYCLIC NATURAL RUBBER) Oleh: Winsyahputra Ritonga 1), Basuki Wirjoesentono 2), Nasruddin MN 3) 1) Mahasiswa Magister Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Agustus 2015. Ekstraksi hemin dan konversinya menjadi protoporfirin dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet alam merupakan produk lateks yang berasal dari pohon Hevea brasiliensis, yang mengandung 93-95% dari cis-1-4-poliisopren dengan ikatan rangkap pada karet alam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA) PENULIS : 1. Nur Chamimmah Lailis I,S.Si 2. Dr. rer. nat. Irmina Kris Murwani ALAMAT : JURUSAN KIMIA ITS SURABAYA JUDUL : SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas. 18 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Nama Alat Merek Alat-alat Gelas Pyrex Gelas Ukur Pyrex Neraca Analitis OHaus Termometer Fisher Hot Plate

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah seperti tumpahan minyak merupakan salah satu bentuk polusi yang dapat merusak lingkungan. Dampak dari tumpahan minyak ini dapat merusak ekosistem lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan devisa Indonesia. Pada dasarnya karet berasal dari alam yaitu dari getah

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan devisa Indonesia. Pada dasarnya karet berasal dari alam yaitu dari getah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet alam terbesar di dunia. Awal mulanya karet hanya ada di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis

BAB I PENDAHULUAN. Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis merupakan polimer alam dengan monomer isoprena. Karet alam memiliki ikatan ganda dalam konfigurasi

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT TERMAL DAN UJI KELARUTAN DARI KARET ALAM SIKLIS DAN KARET ALAM CAIR SIKLIS

ANALISIS SIFAT TERMAL DAN UJI KELARUTAN DARI KARET ALAM SIKLIS DAN KARET ALAM CAIR SIKLIS ANALISIS SIFAT TERMAL DAN UJI KELARUTAN DARI KARET ALAM SIKLIS DAN KARET ALAM CAIR SIKLIS ANALYSIS OF THERMAL PROPERTIES AND SOLUBILITY TEST OF CYCLIC NATURAL RUBBER AND CYCLIC LIQUID NATURAL RUBBER Leni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Polimer adalah makromolekul (molekul raksasa) yang tersusun dari satuan-satuan kimia sederhana yang disebut monomer, Misalnya etilena, propilena, isobutilena dan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19 Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Biodiesel Minyak jelantah semula bewarna coklat pekat, berbau amis dan bercampur dengan partikel sisa penggorengan. Sebanyak empat liter minyak jelantah mula-mula

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak.

Lebih terperinci

3 Metodologi penelitian

3 Metodologi penelitian 3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan tanaman perkebunan secara besaar besaran, karet memiliki sejarah yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan tanaman perkebunan secara besaar besaran, karet memiliki sejarah yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Karet Sejak pertama kali ditemukan sebagai tanaman yang tumbuh secara liar sampai dijadikan tanaman perkebunan secara besaar besaran, karet memiliki sejarah yang cukup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia Riset Material dan Makanan serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah kecil bagian bukan karet, seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein,

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah kecil bagian bukan karet, seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lateks alam adalah subtansi yang diperoleh dari getah karet (Hevea Brasilliensis). Lateks alam tersusun dari hidrokarbon dan mengandung sejumlah kecil bagian bukan

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MODIFIKASI ASPAL PENETRASI DENGAN KARET ALAM BANDAR BETSY

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MODIFIKASI ASPAL PENETRASI DENGAN KARET ALAM BANDAR BETSY PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MODIFIKASI ASPAL PENETRASI 60-70 DENGAN KARET ALAM BANDAR BETSY Alkhafi Maas Siregar 1*), Winsyahputra Ritonga, 2 Dedi Surahman 3 1 Universitas Negeri Medan, Jl. H.M. Yamin

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren Sintesis polistiren yang diinginkan pada penelitian ini adalah polistiren yang memiliki derajat polimerisasi (DPn) sebesar 500. Derajat polimerisasi ini

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan Bahan Peralatan yang diperlukan pada penelitian ini meliputi seperangkat alat gelas laboratorium kimia (botol semprot, gelas kimia, labu takar, erlenmeyer, corong

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Distanoksan Sintesis distanoksan dilakukan dengan mencampurkan dibutiltimah(ii)oksida dan dibutiltimah(ii)klorida (Gambar 3.2). Sebelum dilakukan rekristalisasi, persen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polietilena termasuk jenis polimer termoplastik, yaitu jenis plastik yang dapat didaur ulang dengan proses pemanasan. Keunggulan dari polietilena adalah tahan terhadap

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Tahap Sintesis Biodiesel Pada tahap sintesis biodiesel, telah dibuat biodiesel dari minyak sawit, melalui reaksi transesterifikasi. Jenis alkohol yang digunakan adalah metanol,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan manusia terhadap kayu sebagai bahan konstruksi bangunan atau furnitur terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk, sementara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. Sintesis cairan ionik, sulfonasi kitosan, impregnasi cairan ionik, analisis

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan glukosamin hidroklorida (GlcN HCl) pada penelitian ini dilakukan melalui proses hidrolisis pada autoklaf bertekanan 1 atm. Berbeda dengan proses hidrolisis glukosamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lateks pekat sebagai bahan utama pada penelitian ini tetap berada dalam bentuk emulsi sebelum diolah menjadi bahan baku pada industri. Biasanya lateks pekat banyak

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kelompok Keilmuan (KK) Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA Institut Teknologi Bandung. Penelitian dimulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lateks karet alam didapat dari pohon Hevea Brasiliensis yang berasal dari famili Euphorbia ceae ditemukan dikawasan tropikal Amazon, Amerika Selatan. Lateks karet

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 asil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Sintesis polistiren dilakukan dalam reaktor polimerisasi dengan suasana vakum. al ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kontak dengan udara karena stiren

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini, sistem perhubungan merupakan salah satu nadi penggerak dalam menjalani satu kehidupan yang sistematik. Salah satu sistem perhubungan

Lebih terperinci

DEPOLIMERISASI KARET ALAM SECARA MEKANIS UNTUK BAHAN ADITIF ASPAL

DEPOLIMERISASI KARET ALAM SECARA MEKANIS UNTUK BAHAN ADITIF ASPAL Jurnal Penelitian Karet, 214, 32 (1) : 81-87 Indonesian J. Nat. Rubb. Res. 214, 32 (1) : 81-87 DEPOLIMERISASI KARET ALAM SECARA MEKANIS UNTUK BAHAN ADITIF ASPAL Mechanically Depolimerization of Natural

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Pada umumnya peralatan yang digunakan berada di Laboratorium Kimia Fisik Material, sedangkan untuk FTIR digunakan peralatan yang berada di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB in METODOLOGI PENELITIAN

BAB in METODOLOGI PENELITIAN BAB in METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Bahan Alam dan Material Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau (UNRI) jl. Bina

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR

PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR Nuyah Pengaruh Penggunaan SBR dan NR PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR THE EFFECT OF STYRENE BUTADIENE RUBBER AND NATURAL RUBBER UTILIZATION ON PHYSICAL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU DAN SUHU PENCAMPURAN TERHADAP DERAJAT GRAFTING MALEATED NATURAL RUBBER DENGAN INISIATOR BENZOIL PEROKSIDA

PENGARUH WAKTU DAN SUHU PENCAMPURAN TERHADAP DERAJAT GRAFTING MALEATED NATURAL RUBBER DENGAN INISIATOR BENZOIL PEROKSIDA PENGARU WAKTU DAN SUU PENAMPURAN TERADAP DERAJAT GRAFTING MALEATED NATURAL RUBBER DENGAN INISIATR BENZIL PERKSIDA Indah Zuliarti *, Khairat, Bahruddin Laboratorium Teknologi Bahan Alam dan Mineral Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sandang sehari-hari, keperluan industri dan kegiatan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. sandang sehari-hari, keperluan industri dan kegiatan lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan karet dan industri karet dewasa ini sangat pesat dan dibutuhkan. Semua lapisan masyarakat pada masa sekarang ini sangat membutuhkan karet karena kesehariannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan produsen karet alam nomor dua di dunia setelah Thailand. Produksi karet alam Indonesia tahun 2007 mencapai 2,55 juta ton dengan luas lahan perkebunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i LEMBAR PERSEMBAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x GLOSARIUM... xi INTISARI.... xii ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preparasi ZnO/C dan uji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi senyawa organik dalam limbah, yaitu fenol. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ban adalah bagian terpenting dari sebuah kendaraan, karena ban satu-satunya yang mempunyai kontak langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ban adalah bagian terpenting dari sebuah kendaraan, karena ban satu-satunya yang mempunyai kontak langsung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ban adalah bagian terpenting dari sebuah kendaraan, karena ban satu-satunya yang mempunyai kontak langsung dengan permukaan jalan. Seiring berkembangnya jenis-jenis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FORMULA COMPOUND RUBBER DALAM PEMBUATAN SOL SEPATU

PENGEMBANGAN FORMULA COMPOUND RUBBER DALAM PEMBUATAN SOL SEPATU 1 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, No. 1, Februari 2017 PENGEMBANGAN FORMULA COMPOUND RUBBER DALAM PEMBUATAN SOL SEPATU Suliknyo Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

APLIKASI MIP ( MOLECULARLY IMPRINTED POLYMER ) DENGAN METANOL SEBAGAI EKSTRAKTAN TEMPLATE DALAM SINTESISNYA UNTUK PENENTUAN KADAR KAFEIN

APLIKASI MIP ( MOLECULARLY IMPRINTED POLYMER ) DENGAN METANOL SEBAGAI EKSTRAKTAN TEMPLATE DALAM SINTESISNYA UNTUK PENENTUAN KADAR KAFEIN APLIKASI MIP ( MOLECULARLY IMPRINTED POLYMER (Agus Rahmad H) 45 APLIKASI MIP ( MOLECULARLY IMPRINTED POLYMER ) DENGAN METANOL SEBAGAI EKSTRAKTAN TEMPLATE DALAM SINTESISNYA UNTUK PENENTUAN KADAR KAFEIN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. KARET ALAM DAN KARET ALAM PADAT (SIR 20) Karet alam adalah senyawa hidrokarbon yang dihasilkan melalui penggumpalan getah dari hasil penyadapan tanaman tertentu. Getah tersebut

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI POLISTIRENA DENGAN BENZOIL PEROKSIDA SEBAGAI INISIATOR

SINTESIS DAN KARAKTERISASI POLISTIRENA DENGAN BENZOIL PEROKSIDA SEBAGAI INISIATOR SINTESIS DAN KARAKTERISASI POLISTIRENA DENGAN BENZOIL PEROKSIDA SEBAGAI INISIATOR Tesis Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh RINA MELATI

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Unila, dan

Lebih terperinci

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap: 1. Pembuatan (sintesis) material. Pada tahap ini, dicoba berbagai kombinasi yaitu suhu, komposisi bahan, waktu pemanasan dan lama pengadukan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sintesis Katalis Katalis Ni/Al 2 3 diperoleh setelah mengimpregnasikan Ni(N 3 ) 2.6H 2 0,2 M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan februari sampai Agustus 2015 di Laboratorium Kimia Material dan Hayati FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

PENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET. Rudi Munzirwan Siregar

PENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET. Rudi Munzirwan Siregar PENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET Rudi Munzirwan Siregar Abstrak Penelitian tentang Penentuan Plastisitas Awal dan Plastisitas Retensi Indeks karet telah dilakukan. Kedalam

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN KARAKTERISASI KARET ALAM SIKLIS (RESIPRENA 35) DENGAN ANHIDRIDA MALEAT SEBAGAI SUBSTITUEN BAHAN PENGIKAT CAT SINTETIS

MODIFIKASI DAN KARAKTERISASI KARET ALAM SIKLIS (RESIPRENA 35) DENGAN ANHIDRIDA MALEAT SEBAGAI SUBSTITUEN BAHAN PENGIKAT CAT SINTETIS MODIFIKASI DAN KARAKTERISASI KARET ALAM SIKLIS (RESIPRENA 35) DENGAN ANHIDRIDA MALEAT SEBAGAI SUBSTITUEN BAHAN PENGIKAT CAT SINTETIS DISERTASI Oleh MUHAMMAD SAID SIREGAR 098103009/KIM PROGRAM DOKTOR ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pembuatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pembuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pembuatan komposit partikel ijuk bermatrik karet dan menghitung jumlah komposisi kimia pendukungnya serta mengetahui

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *)   ABSTRAK PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA Adriana *) email: si_adramzi@yahoo.co.id ABSTRAK Serat sabut kelapa merupakan limbah dari buah kelapa yang pemanfaatannya sangat terbatas. Polipropilena

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Secara garis besar penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu pembuatan kertas dengan modifikasi tanpa tahap penghilangan lemak, penambahan aditif kitin, kitosan, agar-agar, dan karagenan,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON SELANG KARET

PENGGUNAAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON SELANG KARET Nuyah Penggunaan Arang Cangkang Kelapa Sawit PENGGUNAAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON SELANG KARET THE USE OF PALM SHELL CHARCOAL AS FILLER FOR COMPOUND OF RUBBER

Lebih terperinci

MODIFIKASI POLIPROPILENA SEBAGAI POLIMER KOMPOSIT BIODEGRADABEL DENGAN BAHAN PENGISI PATI PISANG DAN SORBITOL SEBAGAI PLATISIZER

MODIFIKASI POLIPROPILENA SEBAGAI POLIMER KOMPOSIT BIODEGRADABEL DENGAN BAHAN PENGISI PATI PISANG DAN SORBITOL SEBAGAI PLATISIZER MODIFIKASI POLIPROPILENA SEBAGAI POLIMER KOMPOSIT BIODEGRADABEL DENGAN BAHAN PENGISI PATI PISANG DAN SORBITOL SEBAGAI PLATISIZER Ely Sulistya Ningsih 1, Sri Mulyadi 1, Yuli Yetri 2 Jurusan Fisika, FMIPA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini dikembangkan sensor infra red untuk mendeteksi sisa umur pelumas. Beberapa sumber sinar sensor yang digunakan adalah lampu LED near infra red komersial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan isoprene yang berikatan dengan konfigurasi cis 1,4. Isoprene tersusun

BAB I PENDAHULUAN. kandungan isoprene yang berikatan dengan konfigurasi cis 1,4. Isoprene tersusun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet alam Hevea brasiliensis merupakan suatu polimer alam yang memiliki kandungan isoprene yang berikatan dengan konfigurasi cis 1,4. Isoprene tersusun oleh banyak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan Februari sampai dengan Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan baku dilakukan untuk menjamin kualitas bahan yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.1 dan 4.2 menunjukkan hasil pemeriksaan bahan baku. Pemeriksaan

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Analisis Sintesis PS dan Kopolimer PS-PHB Sintesis polistiren dan kopolimernya dengan polihidroksibutirat pada berbagai komposisi dilakukan dengan teknik polimerisasi radikal

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB 3 METODE PENELITIAN. Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Beaker glass 250 ml Blender Cawan platina Gelas ukur 200 ml Gunting Kertas saring

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Bab ini terdiri dari 6 bagian, yaitu optimasi pembuatan membran PMMA, uji kinerja membran terhadap air, uji kedapat-ulangan pembuatan membran menggunakan uji Q Dixon, pengujian aktivitas

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, tahap pertama sintesis kitosan yang terdiri dari isolasi kitin dari kulit udang, konversi kitin menjadi kitosan. Tahap ke dua

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SERBUK BAN BEKAS YANG DICANGKOK DENGAN MALEAT ANHIDRIDA MENGGUNAKAN METODE GRAFT COPOLYMERIZATION BLENDING SEBAGAI PENYERAP MINYAK SKRIPSI

PEMANFAATAN SERBUK BAN BEKAS YANG DICANGKOK DENGAN MALEAT ANHIDRIDA MENGGUNAKAN METODE GRAFT COPOLYMERIZATION BLENDING SEBAGAI PENYERAP MINYAK SKRIPSI PEMANFAATAN SERBUK BAN BEKAS YANG DICANGKOK DENGAN MALEAT ANHIDRIDA MENGGUNAKAN METODE GRAFT COPOLYMERIZATION BLENDING SEBAGAI PENYERAP MINYAK SKRIPSI TOHARUDDIN BATUBARA 110802018 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat - Panci tahan panas Cosmo - Cawan porselen - Oven Gallenkamp - Tanur Thermolyne - Hotplate stirrer Thermo Scientific - Magnetic bar - Tabung reaksi - Gelas ukur Pyrex

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan karet alam untuk berbagai keperluan semakin meningkat seiring dengan kemajuan industri, di sisi lain menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran dimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Produksi Furfural Bonggol jagung (corn cobs) yang digunakan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur 4-5 hari untuk menurunkan kandungan airnya, kemudian

Lebih terperinci

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN PARTIKEL KARET TERHADAP DEPOLIMERISASI LATEKS DENGAN REAKSI REDUKSI-OKSIDASI. Oleh ELLY NURASIH WIDI PRISTIYANTI F

PENGARUH PENGEMBANGAN PARTIKEL KARET TERHADAP DEPOLIMERISASI LATEKS DENGAN REAKSI REDUKSI-OKSIDASI. Oleh ELLY NURASIH WIDI PRISTIYANTI F PENGARUH PENGEMBANGAN PARTIKEL KARET TERHADAP DEPOLIMERISASI LATEKS DENGAN REAKSI REDUKSI-OKSIDASI Oleh ELLY NURASIH WIDI PRISTIYANTI F34102025 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembuatan termoplastik elastomer berbasis NR berpotensi untuk meningkatkan sifat-sifat NR. Permasalahan utama blend PP dan NR adalah belum dapat dihasilkan blend

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Bahan dan Peralatan 3.1.1 Bahan-bahan yang Digunakan Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metanol, NaBH 4, iod, tetrahidrofuran (THF), KOH, metilen klorida,

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Metoda Sintesis Membran Kitosan Sulfat Secara Konvensional dan dengan Gelombang Mikro (Microwave) Penelitian sebelumnya mengenai sintesis organik [13] menunjukkan bahwa jalur

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH CARBON BLACK

PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH CARBON BLACK PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH CARBON BLACK DAN KALSIUM KARBONAT SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP KEKERASAN (HARDNESS) PADA RUBBER COUPLING DENGAN BAHAN BAKU SIR 3L DI PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GULA JAGUNG TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN BIODEGRADABILITAS PLASTIK CAMPURAN POLYPROPYLENE BEKAS DAN PATI SAGU

PENGARUH PENAMBAHAN GULA JAGUNG TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN BIODEGRADABILITAS PLASTIK CAMPURAN POLYPROPYLENE BEKAS DAN PATI SAGU PENGARUH PENAMBAHAN GULA JAGUNG TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN BIODEGRADABILITAS PLASTIK CAMPURAN POLYPROPYLENE BEKAS DAN PATI SAGU Sri Mulyadi Dt Basa, Afdhal Muttaqin, Maria Elvi Hutagalung Jurusan Fisika

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

BROMINASI ASAM SINAMAT di BAWAH BEBERAPA KONDISI REAKSI

BROMINASI ASAM SINAMAT di BAWAH BEBERAPA KONDISI REAKSI BROMINASI ASAM SINAMAT di BAWAH BEBERAPA KONDISI REAKSI ABSTRAK Dalam penelitian ini dilakukan reaksi transformasi ikatan rangkap olefinik dari asam sinamat dalam berbagai kondisi reaksi dengan tujuan

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Polistiren disintesis dari monomer stiren melalui reaksi polimerisasi adisi dengan inisiator benzoil peroksida. Pada sintesis polistiren ini, terjadi tahap

Lebih terperinci

12. Elastomers (Rubbers: Karet)

12. Elastomers (Rubbers: Karet) 12. Elastomers (Rubbers: Karet) 1 Karet adalah material polimer yang dimensinya dapat berubah besar saat mengalami tegangan, dan kembali (hampir kembali) ke dimensi awalnya setelah tegangannya dihilangkan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitiaan Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban 5 Kulit kacang tanah yang telah dihaluskan ditambahkan asam sulfat pekat 97%, lalu dipanaskan pada suhu 16 C selama 36 jam. Setelah itu, dibilas dengan air destilata untuk menghilangkan kelebihan asam.

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA (%) PLA (%)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA (%) PLA (%) Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA PLA A1 A2 A3 A4 65 80 95 35 05 Pembuatan PCL/PGA/PLA Metode blending antara PCL, PGA, dan PLA didasarkan pada metode Broz et al. (03) yang disiapkan

Lebih terperinci

Perbandingan Stabilitas Lapisan Hidrofobik Pada Substrat Kaca Dengan Metode Sol-Gel Berbasis Water-glass dan Senyawa Alkoksida

Perbandingan Stabilitas Lapisan Hidrofobik Pada Substrat Kaca Dengan Metode Sol-Gel Berbasis Water-glass dan Senyawa Alkoksida Perbandingan Stabilitas Lapisan Hidrofobik Pada Substrat Kaca Dengan Metode Sol-Gel Berbasis Water-glass dan Senyawa Alkoksida Laboratorium Elektrokimia dan Korosi Teknik Kimia FTI-ITS 2011 Mahardika Fahrudin

Lebih terperinci