BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
|
|
- Suparman Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polietilena termasuk jenis polimer termoplastik, yaitu jenis plastik yang dapat didaur ulang dengan proses pemanasan. Keunggulan dari polietilena adalah tahan terhadap minyak, pelarut dan menyerap uap air dan gas. Sifat kekuatan tariknya sama seperti material termoplastik lainnya. Polietilena merupakan salah satu jenis termoplastik yang murah dan paling banyak digunakan. Indonesia merupakan negara penghasil karet alam terbesar kedua setelah Thailand, dengan produk utamanya adalah Standard Indonesian Rubber (SIR)-20. Standar kualitasnya didasarkan pada Standart Nasional Indonesia (SNI : ), dimana komposisi maksimum komponen bukan karet adalah : kotoran 0,20%, abu 1,00%, zat menguap 0,80%, dan nitrogen 0,60% (Bahruddin dkk, 2007). Karet merupakan polimer elastomer karena sifatnya yang elastis. Karet alam memiliki keunggulan dalam hal kekuatan dan elastisitas, sedangkan ketahanan terhadap ozon, panas dan bahan kimia adalah sangat lemah. Karet sintetis EPDM (Ethylene Propylene Diene Monomer) memiliki ketahanan terhadap ozon dan panas yang baik tetapi kekuatannya rendah dan sifat dinamiknya buruk. ( Termoplastik Elastomer (TPE) adalah bagian dari polimer yang menggabungkan sifat termoplastik dengan elastomer. Dalam empat tahun terakhir, pengembangan TPE merupakan bagian dari ilmu polimer dan teknologi yang paling banyak mendapat perhatian. Termoplasik Elastomer (TPE) didasarkan pada pencampuran karet dan plastik yang terdiri dari dua bagian yaitu Termoplastik Olefin (TPO) dan Termoplastik Vulkanisat (TPV). Termoplastik Olefin (TPO) dapat dengan mudah disiapkan dengan biaya yang relatif rendah karena fase karet terdispersi tidak diikat silang, sedangkan TPV
2 prosesnya lebih rumit dan diikat silang melalui proses vulkanisasi dinamik (Sae-oui dkk, 2010). Penelitian mengenai TPE telah banyak dilakukan, umumnya material poliolefin dengan karet alam ataupun karet sintetis. Campuran karet alam-polietilena densitas tinggi yang divulkanisasi dinamik dengan menggunakan zat pengkompatibel fenolik resin yang dapat meningkatkan kekuatan tarik dan kemulurannya dibandingkan tanpa zat pengkompatibel (Nakason dkk, 2006). Pechurai juga telah melakukan penelitian yang sama pada polietilena densitas tinggi dengan karet alam yang didasarkan pada minyak yang diperpanjang dengan menggunakan zat pengkompatibel fenolik termodifikasi polietilena (Pechurai dkk, 2008). Polipropilena dengan abu ban bekas dengan penambahan dikumil peroksida dan HVA-2 (Awang dkk, 2008). Halimatuddahliana melakukan penggantian sebagian EPDM dengan karet alam dan termoplastik polipropilena dimana zat pengkompatibelnya HVA-2, ini dilakukan untuk mengurangi besarnya biaya yang harus dikeluarkan bila yang digunakan hanya karet sintetis EPDM saja. Padahal, campuran karet EPDM dengan polipropilena memiliki sifat mekanik dan fisik yang baik (Halimatuddahliana,2007). Sebelumnya Halimatuddahliana juga melakukan penelitian yang sama dengan zat pengkompatibel lain yaitu transpolyoctenylene (TOR) yang berfungsi sebagai ko-vulkanisasi (Halimatuddahliana, 2006). Telah diteliti oleh Martin Batiuk, dalam jurnalnya disebutkan bahwa EPDM mempunyai derajat kristalinitas tidak regang yang tinggi secara fisik dicampur dengan polietilena dan suatu kopolimer etilena vinil asetat untuk membentuk campuran termoplastik. Campuran ini menunjukkan kekuatan tarik yang unggul, lebih baik dari yang diprediksi dari pengaruh komponen polimer itu sendiri. Tidak ada pematangan dan zat ikat silang yang digunakan (Batiuk,1974). Dilatarbelakangi penelitian yang telah dilakukan halimatuddahliana (2007) dan peneliti-peneliti sebelumnya, dimana terjadi pengurangan sifat fisik dan mekanik akibat penggantian sebagian karet sintetis dengan karet alam, maka kami akan melakukan penelitian tentang campuran LDPE-karet alam SIR 20-EPDM dan dikumil peroksida sebagai inisiator dengan penambahan divinilbenzena (DVB). Pada umumnya vulkanisasi
3 poliolefin dan karet digunakan peroksida, dihasilkan radikal-radikal reaktif sehingga ikat silang dan pemotongan rantai dapat terjadi secara serentak (Halimatuddahliana, 2007). Divinilbenzena berfungsi sebagai bahan pengikat yang diharapkan dapat meningkatkan proses ikat silang. Seperti yang dilakukan peneliti sebelumnya, yaitu penggunaan divinilbenzena sebagai zat pengikat silang pada resin penukar ion tipe polistirena dengan klorometil yang ditentukan dengan pirolisis kromatografi gas (Shuncong dkk, 1998). Dengan adanya divinilbenzena tersebut diharapkan kekurangan di atas bisa diminimalkan dengan diperolehnya sifat fisik dan mekanik dari campuran yang lebih baik. 1.2 Permasalahan 1. Bagaimana pengaruh penambahan divinilbenzena terhadap sifat kekuatan tarik dan derajat ikat silang campuran LDPE-karet EPDM-karet SIR Bagaimana morfologi permukaan dan spektrum FTIR campuran dengan dan tanpa penambahan divinilbenzena. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada : - Bahan elastomer yang digunakan adalah karet sintetis EPDM dan karet alam SIR 20 - Bahan termoplastik yang digunakan adalah LDPE (Low Density Polyethylene) - Inisiator yang digunakan dikumil peroksida dengan variasi berat adalah 1 phr, 2 phr dan 3 phr. - Zat pengikat silang yang digunakan adalah divinilbenzena dengan variasi volume adalah 1 phr, 2 phr dan 3 phr. - Karakterisasinya meliputi uji kekuatan tarik, analisa permukaan dengan SEM, analisa kandungan gel, dan analisa gugus fungsi dengan FT-IR.
4 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan divinilbenzena terhadap sifat kekuatan tarik dan derajat ikat silang campuran LDPE-karet EPDM-karet SIR Untuk mengetahui bagaimana morfologi permukaan dan spektrum FTIR campuran dengan dan tanpa penambahan divinilbenzena. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah tentang pengaruh penambahan divinilbenzena dalam campuran termoplastik elastomer khususnya campuran LDPE-karet EPDM-karet alam SIR 20 dan diperoleh sifat fisik dan mekanik yang lebih baik dari campuran tersebut sehingga dapat diaplikasikan dalam bidang industri. 1.6 Metodologi Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan metode acak (random) dan penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu : 1. Tahap I Pada tahap ini karet EPDM dilelehkan dengan menggunakan alat ekstruder pada suhu 80 o C, kemudian lelehan karet EPDM ditimbang sebanyak 25 g. karet alam SIR 20 yang telah dipotong kecil-kecil ditimbang sebanyak 25 g dan LDPE ditimbang sebanyak 50 g. 2. Tahap II Pada tahap ini adalah pencampuran LDPE-karet EPDM-karet alam SIR 20 dengan berat masing-masing 50 g, 25 g, dan 25 g dalam alat internal mixer pada suhu 175 o C. Dengan variasi berat dikumil peroksida 1 phr, 2 phr, 3 phr. Variasi volume divinilbenzena yang ditambahkan 1 phr, 2 phr, 3 phr untuk prosedur dengan penambahan divinilbenzena. Selang waktu penambahan bahan adalah 15 menit.
5 3. Tahap III Campuran yang diperoleh diletakkan pada lempengan aluminium berukuran 15 x 15 cm dan ditekan dengan alat press pada suhu 175 o C selama 20 menit, kemudian hasil cetakan dibentuk spesimen sesuai ASTM D638 dan selanjutnya spesimen tersebut dikarakterisasi kekuatan tarik, analisa permukaan dengan SEM, analisa kandungan gel, dan analisa gugus fungsi dengan FT-IR. Variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai berikut : Variabel tetap : - Suhu alat ekstruder 80 o C - Berat karet alam SIR g - Berat lelehan karet EPDM 25 g - Berat LDPE 50 g - Suhu alat internal mixer 175 o C - Selang waktu penambahan bahan 15 menit - Suhu alat tekan 175 o C - Waktu tekan 20 menit Variabel bebas : - Variasi berat dikumil peroksida 1 phr, 2 phr, 3 phr - Variasi volume divinilbenzena 1 phr, 2 phr, 3 phr Variabel terikat : - Uji kekuatan tarik, analisa permukaan dengan SEM, analisa kandungan gel, dan analisa gugus fungsi dengan FT-IR. 1.7 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Polimer, Laboratorium Penelitian, Laboratorium Ilmu Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Laboratorium Geologi Kuarter Institut Teknologi Bandung, dan Laboratorium Beacukai Belawan.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Termoplastik Elastomer (TPE) adalah plastik yang dapat melunak apabila dipanaskan dan akan kembali kebentuk semula ketika dalam keadaan dingin juga dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Polimer adalah makromolekul (molekul raksasa) yang tersusun dari satuan-satuan kimia sederhana yang disebut monomer, Misalnya etilena, propilena, isobutilena dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembuatan termoplastik elastomer berbasis NR berpotensi untuk meningkatkan sifat-sifat NR. Permasalahan utama blend PP dan NR adalah belum dapat dihasilkan blend
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polistiren adalah salah satu contoh polimer adisi yang disintesis dari monomer stiren. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat dan dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini infrastruktur jalan raya di Indonesia masih merupakan masalah besar karena sebahagian jalan raya ini perlu peremajaan/perbaikan setiap tahunnya dan ini sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karet merupakan polimer alam yang dipakai secara luas di dunia industri karena memiliki sifat-sifat unik seperti kemampuan meregang dan kembali kekeadaan semula dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah seperti tumpahan minyak merupakan salah satu bentuk polusi yang dapat merusak lingkungan. Dampak dari tumpahan minyak ini dapat merusak ekosistem lingkungan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polimer Polimer tinggi (kadang-kadang disebut makromolekul) adalah molekul besar yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana. Kesatuan-kesatuan yang
Lebih terperinciPENGARUH ASAM STEARAT PADA CAMPURAN TERMOPLASTIK ELASTOMER DENGAN PENGISI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PEREDAM SUARA SKRIPSI
1 PENGARUH ASAM STEARAT PADA CAMPURAN TERMOPLASTIK ELASTOMER DENGAN PENGISI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PEREDAM SUARA SKRIPSI MIRAWATI HARAHAP 090802015 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Charles Goodyear menemukan karet yang tervulkanisasi dengan menggunakan sulfur, sudah timbul keinginan peneliti untuk proses ban karet bekas agar dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciPERANAN DIVINIL BENZENA TERHADAP KOMPATIBILITAS CAMPURAN LOW DENSITY POLYETHYLENE (LDPE) DAN ABU BAN BEKAS MENGGUNAKAN INISIATOR DIKUMIL PEROKSIDA
1 PERANAN DIVINIL BENZENA TERHADAP KOMPATIBILITAS CAMPURAN LOW DENSITY POLYETHYLENE (LDPE) DAN ABU BAN BEKAS MENGGUNAKAN INISIATOR DIKUMIL PEROKSIDA SKRIPSI DEWI ANJARSARI SINAGA 060802014 DEPARTEMEN KIMIA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
20 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengunaan material komposit mulai banyak dikembangakan dalam dunia industri manufaktur. Material komposit yang ramah lingkungan dan bisa didaur ulang kembali, merupakan
Lebih terperinciSKRIPSI DIAN ASHARI Universitas Sumatera Utara
STUDI PEMBUATAN KOMPOSIT TERMOPLASTIK ELASTOMER DARI HDPE BEKAS DAN KARET EPDM DENGAN PENGISI SERBUK TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN PENDIPERSI GLISEROL MONOSTEARAT SKRIPSI DIAN ASHARI 100822017 ` DEPARTEMEN
Lebih terperinciAnalisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting pada Polipropilena Terdegradasi
Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting Reni Silvia Nasution Program Studi Kimia, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia reni.nst03@yahoo.com Abstrak: Telah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Polimer Polimer ialah makromolekul yang terbentuk dari perulangan satuan-satuan sederhana monomernya. Beberapa sistem polimer yang penting secara industri adalah karet, plastik,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini infrastruktur jalan raya di Indonesia masih merupakan masalah besar karena sebahagian jalan raya ini perlu peremajaan atau perbaikan setiap tahunnya dan
Lebih terperinci2 mencapai ha. Dengan upaya ini diharapkan hidonesia dapat menempati posisi teratas produsen karet didimia pada tahun 2020 mendatang [Mentan, 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian mengenai campuran thermoplastic dengan kascexjelastomer untuk menghasilkan material thermoplastic-elastomer (TPE) sudah dimulai sejak tahun 1980-an. Pada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plastik Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat- sifat unik dan luar biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer. Jika monomernya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis merupakan polimer alam dengan monomer isoprena. Karet alam memiliki ikatan ganda dalam konfigurasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan karet alam untuk berbagai keperluan semakin meningkat seiring dengan kemajuan industri, di sisi lain menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran dimana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interpenetrasi Jaringan Polimer (IPN) telah berkembang sejak tahun 90-an. Telah banyak penelitian yang dipatenkan dalam bidang ini (Tamrin, 1997). Polimer Jaringan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polimer Polimer merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit-unit berulang sederhana. Nama ini diturunkan dari bahasa yunani yaitu Poly, yang berarti banyak dan mer, yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan yang merupakan pendukung utama untuk perkembangan pembangunan di Indonesia. Jalan juga melayani 80-90 % mobilisasi seluruh angkutan barang dan orang. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Polipropilena Polipropilena merupakan plastik yang paling ringan, dengan densitas 0,905 g/cm 3. Kristalinitas yang tinggi memberi kekuatan tarik yang besar, kekakuan dan kekerasan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, pembuatan produk lateks karet alam dengan penambahan pengisi organik maupun anorganik telah menyita banyak perhatian peneliti karena menunjukkan adanya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
20 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Polietilena Pengembangan polietilena telah dilakukan dengan mengembangkan pembentukkan material baru termoplastik elastomer (TPE), bahan tersebut berbeda fase, morfologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lateks karet alam didapat dari pohon Hevea Brasiliensis yang berasal dari famili Euphorbia ceae ditemukan dikawasan tropikal Amazon, Amerika Selatan. Lateks karet
Lebih terperinciSenyawa Polimer. 22 Maret 2013 Linda Windia Sundarti
Senyawa Polimer 22 Maret 2013 Polimer (poly = banyak; mer = bagian) suatu molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang molekul kecil yang terikat melalui ikatan kimia Suatu polimer
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet alam merupakan produk lateks yang berasal dari pohon Hevea brasiliensis, yang mengandung 93-95% dari cis-1-4-poliisopren dengan ikatan rangkap pada karet alam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini, sistem perhubungan merupakan salah satu nadi penggerak dalam menjalani satu kehidupan yang sistematik. Salah satu sistem perhubungan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
20 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polietilena (PE) Berbagai jenis termoplastik telah banyak digunakan untuk mempersiapkan termpolastik elastomer kompatibilitas tinggi. Ini termasuk polipropilen, low-density
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistirena Polistirena disintesis melalui polimerisasi adisi radikal bebas dari monomer stirena dan benzoil peroksida (BP) sebagai inisiator. Polimerisasi dilakukan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN 1. Bahan Bahan baku pembuatan pati terdiri atas tapioka dan pati sagu yang diperoleh dari pengolahan masyarakat secara tradisional dari daerah Cimahpar (Kabupaten
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plastik Plastik merupakan senyawa polimer yang memiliki tingkat kekakuan struktur, dengan melakukan uji regangan diperoleh modulus sebesar 10 9 dynes/cm 2 atau lebih. Persyaratan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : - Hot Plate Stirer Coming PC 400 D - Beaker Glass Pyrex - Hot Press Gotech - Neraca Analitik Radwag
Lebih terperinciPEMANFAATAN KARET BAN BEKAS (GROUND RUBBER) DAN POLISTIRENA BEKAS SEBAGAI BAHAN ADITIF DALAM PEMBUATAN ASPAL POLIMER
PEMANFAATAN KARET BAN BEKAS (GROUND RUBBER) DAN POLISTIRENA BEKAS SEBAGAI BAHAN ADITIF DALAM PEMBUATAN ASPAL POLIMER TESIS Oleh AHMAD HAFIZULLAH RITONGA 097006001/KIM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan manusia terhadap kayu sebagai bahan konstruksi bangunan atau furnitur terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk, sementara
Lebih terperinciKIMIA. Sesi. Polimer A. PENGELOMPOKAN POLIMER. a. Berdasarkan Asalnya
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 19 Sesi NGAN Polimer Polimer adalah suatu senyawa raksasa yang tersusun dari molekul kecil yang dirangkai berulang yang disebut monomer. Polimer merupakan kelompok
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : bahan baku pembuatan pati termoplastis yang terdiri dari tapioka dan onggok hasil produksi masyarakat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Uji material plastik sangat penting di karenakan untuk mengetahui kekuatan sebuah material plastik. Ada beberapa pengujian plastik diantanya dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi di Indonesia secara umum meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan perekonomian maupun perkembangan teknologi. Pemakaian energi
Lebih terperinciJenis-jenis polimer. Berdasarkan jenis monomernya Polimer yang tersusun dari satu jenis monomer.
Polimer Apakah Polimer? Polimer adalah suatu material yang tersusun dari suatu rantai molekul secara berulang. Polimer tersusun dari unit-unit yang disebut dengan monomer Contoh-contoh polimer yang sering
Lebih terperinciBAB 3 RANCANGAN PENELITIAN
BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap: 1. Pembuatan (sintesis) material. Pada tahap ini, dicoba berbagai kombinasi yaitu suhu, komposisi bahan, waktu pemanasan dan lama pengadukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berkembangnya teknologi pembuatan komposit polimer yaitu dengan merekayasa material pada saat ini sudah berkembang pesat. Pembuatan komposit polimer tersebut
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULAN
BAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Pangan yang bersumber dari hasil ternak termasuk produk pangan yang cepat mengalami kerusakan. Salah satu cara untuk memperkecil faktor penyebab kerusakan pangan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejumlah kecil bagian bukan karet, seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lateks alam adalah subtansi yang diperoleh dari getah karet (Hevea Brasilliensis). Lateks alam tersusun dari hidrokarbon dan mengandung sejumlah kecil bagian bukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komposit merupakan salah satu jenis bahan yang dibuat dengan penggabungan dua atau lebih macam bahan yang mempunyai sifat yang berbeda menjadi satu material dengan
Lebih terperinciDevy Lestari ( )
Devy Lestari (0404517016) KOMPETENSI DASAR Menganalisis struktur, tata nama, sifat, penggolongan dan kegunaan polimer Mengintegrasikan kegunaan polimer dalam kehidupan sehari hari dengan struktur, tata
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa.
TINJAUAN PUSTAKA Plastik Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri atas unit molekul yang disebut monomer. Jika monomernya sejenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lateks pekat sebagai bahan utama pada penelitian ini tetap berada dalam bentuk emulsi sebelum diolah menjadi bahan baku pada industri. Biasanya lateks pekat banyak
Lebih terperinciAMIR HAMZAH SIREGAR /KIM
PADUAN TERMOPLASTIK ELASTOMER (POLIPROPILENA - KARET SIR 10 DAN EPDM) DENGAN BAHAN PENGISI PULP TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MATERIAL PEREDAM SUARA DISERTASI Oleh AMIR HAMZAH SIREGAR 088103002/KIM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspal didefinisikan sebagai suatu cairan yang lekat atau berbentuk padat, yang terdiri dari hydrocarbons atau turunannya, terlarut dalam trichloro-ethylene dan bersifat
Lebih terperinciAmir Hamzah Siregar Staf pengajar Departemen Kimia FMIPA USU Medan. Hp: Kimia F-MIPA USU. Amir Hamzah Siregar Kimia F-MIPA USU
Amir amzah Siregar Kimia F-MIPA USU PENGARU PENAMBAAN INISIATOR DIKUMIL PEROKSIDA DAN DIVINILBENZENA SEBAGAI ROSLINK PADA KOMPATIBILITAS RASIO AMPURAN POLIETILENA DAN KARET ALAM SIR 3L TE INFLUENE OF ADDING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, kebutuhan akan material juga cenderung bertambah dari tahun ke tahun sehingga dibutuhkan material-material baru
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren Sintesis polistiren yang diinginkan pada penelitian ini adalah polistiren yang memiliki derajat polimerisasi (DPn) sebesar 500. Derajat polimerisasi ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universita Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di Jabodetabek rata-rata
Lebih terperinciSKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DANNY PUTRA PRATAMA NIM
STUDI EKSPERIMENTAL DAN SIMULASI ANSYS 12 PEMBUATAN ASPAL POLIMER DENGAN PERBANDINGAN CAMPURAN POLISTIRENA PADA ASPAL 0:50, 5:45, 15:35, 25:25 DENGAN AGREGAT 300 gr PASIR SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet alam (Hevea Brasiliensis) merupakan salah satu komoditi pertanian yang memiliki peranan yang penting dalam perekonomian Indonesia. Karet alam pada dasarnya tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zaki, Aboe. 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Polistirena bekas merupakan bahan polimer sintetis yang banyak digunakan terutama yang dalam bentuk stereoform, polistirena sendiri tidak dapat dengan mudah direcycle
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam perkembangan industri dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat istimewa seperti logam. Material komposit polimer merupakan salah satu material alternative
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2012 sampai Agustus 2013,
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2012 sampai Agustus 2013, dengan tahapan kegiatan yaitu : pengambilan sampel onggok singkong,
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Distanoksan Sintesis distanoksan dilakukan dengan mencampurkan dibutiltimah(ii)oksida dan dibutiltimah(ii)klorida (Gambar 3.2). Sebelum dilakukan rekristalisasi, persen
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Analisis Sintesis PS dan Kopolimer PS-PHB Sintesis polistiren dan kopolimernya dengan polihidroksibutirat pada berbagai komposisi dilakukan dengan teknik polimerisasi radikal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah dan produk-produk sampingan industri adalah salah satu unsur yang dapat membuat lingkungan tercemar dan karenanya harus dilakukan suatu usaha untuk
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN NR DAN EPDM TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON KARET PEREDAM BENTURAN PADA PINTU KENDARAAN RODA EMPAT
Nuyah Eli Yulita Pengaruh Penggunaan NR dan PENGARUH PENGGUNAAN NR DAN EPDM TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON KARET PEREDAM BENTURAN PADA PINTU KENDARAAN RODA EMPAT THE EFFECT OF NATURAL RUBBER (RSSI) AND
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan material komposit dengan filler serat alam mulai banyak dikenal dalam industri manufaktur. Material yang ramah lingkungan, mampu didaur ulang, serta mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkebunanan kelapa sawit merupakan salah satu sumber daya alam penting di Indonesia yang memberikan manfaat langsung berupa minyak sawit mentah. Usia produktif pohon
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspal adalah material perekat berwarna coklat kehitam hitaman sampai hitam dengan unsur utama bitumen. Aspal merupakan senyawa yang kompleks, bahan utamanya disusun
Lebih terperinci3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan
3 Percobaan 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia, seperti gelas kimia, gelas ukur, cawan petri, labu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan tanaman perkebunan secara besaar besaran, karet memiliki sejarah yang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Karet Sejak pertama kali ditemukan sebagai tanaman yang tumbuh secara liar sampai dijadikan tanaman perkebunan secara besaar besaran, karet memiliki sejarah yang cukup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biji plastik adalah komoditas sangat penting di dalam industri kemasan. Hampir semua kemasan yang ada di sekeliling kita, sebagian besar berbahan dasar biji plastik
Lebih terperinciKARAKTERISTIK CAMPURAN KARET ALAM DENGAN PET
KARAKTERISTIK CAMPURAN KARET ALAM DENGAN PET Bambang Waluyo Febriantoko dan Heri Pujiastono Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartosuro,
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Pada umumnya peralatan yang digunakan berada di Laboratorium Kimia Fisik Material, sedangkan untuk FTIR digunakan peralatan yang berada di Laboratorium
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. oleh aktivitas organisme pembusuk. Organisme pembusuk itu salah satunya
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Sampah adalah barang sisa suatu kegiatan/aktivitas manusia atau alam. Sampah dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 2.1.1 Sampah Organik Yaitu sampah yang mudah membusuk atau
Lebih terperinci3 Metodologi penelitian
3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan
Lebih terperinciHAFIZ AZLIANDRY /KIM
PEMANFAATAN KARET SIR-20 SEBAGAI BAHAN ADITIF DALAM PEMBUATAN ASPAL POLIMER DENGAN ADANYA DIKUMIL PEROKSIDA DAN DIVENIL BENZENA MENGGUNAKAN PROSES EKSTRUKSI TESIS Oleh HAFIZ AZLIANDRY 097006030/KIM FAKULTAS
Lebih terperinci2.6.4 Analisis Uji Morfologi Menggunakan SEM BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR ISTILAH... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, negara yang sangat subur tanahnya. Pohon sawit dan kelapa tumbuh subur di tanah Indonesia. Indonesia merupakan negara penghasil
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan glukosamin hidroklorida (GlcN HCl) pada penelitian ini dilakukan melalui proses hidrolisis pada autoklaf bertekanan 1 atm. Berbeda dengan proses hidrolisis glukosamin
Lebih terperinciBAB in METODOLOGI PENELITIAN
BAB in METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Bahan Alam dan Material Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau (UNRI) jl. Bina
Lebih terperinciPENGGUNAAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON SELANG KARET
Nuyah Penggunaan Arang Cangkang Kelapa Sawit PENGGUNAAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON SELANG KARET THE USE OF PALM SHELL CHARCOAL AS FILLER FOR COMPOUND OF RUBBER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penelitian tentang bahan polimer sedang berkembang. Hal ini dikarenakan bahan polimer memiliki beberapa sifat yang lebih unggul jika dibandingkan
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI POLIPROPILEN (PP) DAN KARET ALAM (NR) TERHADAP KUAT TARIK DAN MORFOLOGI CAMPURAN PP/NR ABSTRAK
ISSN 197-5 PENGARUH KOMPOSISI POLIPROPILEN (PP) DAN KARET ALAM (NR) TERHADAP KUAT TARIK DAN MORFOLOGI CAMPURAN PP/NR Said Zul Amraini, Novendri, Ida Zahrina, Bahruddin Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan devisa Indonesia. Pada dasarnya karet berasal dari alam yaitu dari getah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet alam terbesar di dunia. Awal mulanya karet hanya ada di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil
Lebih terperinciSTUDI SIFAT-SIFAT REOLOGI ASPAL YANG DIMODIFIKASI LIMBAH TAS PLASTIK
STUDI SIFAT-SIFAT REOLOGI ASPAL YANG DIMODIFIKASI LIMBAH TAS PLASTIK Rezza Permana, ST. Peneliti Institut Teknologi Nasional Jl. PHH Mustapa 23 Bandung Telp. 022 727 2215 ; Facs 022 7202892 E-mail : edelweiss_pirates@yahoo.co.id
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kelompok Keilmuan (KK) Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA Institut Teknologi Bandung. Penelitian dimulai dari
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.
18 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Nama Alat Merek Alat-alat Gelas Pyrex Gelas Ukur Pyrex Neraca Analitis OHaus Termometer Fisher Hot Plate
Lebih terperinciSKRIPSI GUSTI RAHMATA C K
PENGARUH SUHU TERHADAP PERBANDINGAN ETILENA DENGAN PROPILENA DALAM KOPOLIMER PROPILENA- ETILENA DENGAN MENGHITUNG DAERAH SIDIK JARI MENGGUNAKAN INSTRUMEN FTIR SKRIPSI GUSTI RAHMATA C K 050812034 PROGRAM
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pelarut dengan penambahan selulosa diasetat dari serat nanas. Hasil pencampuran
37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel plastik layak santap dibuat dari pencampuran pati tapioka dan pelarut dengan penambahan selulosa diasetat dari serat nanas. Hasil pencampuran ini diperoleh 6 sampel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bagian ini menjelaskan mengenai landasan teori yang akan dijadikan panduan dalam pembuatan compound rubber. 2.2 PROSES VULKANISASI Proses vulkanisasi kompon
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air bersih adalah kebutuhan yang sangat vital untuk kehidupan masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu, air bersih di Indonesia sulit untuk diperoleh. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. 2. Pengujian Sifat Mekanik (Kekuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu rekayasa material menjadi suatu kajian yang sangat diminati akhir - akhir ini. Pemanfaatan material yang lebih dikembangkan saat ini adalah polimer. Polimer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penambahan bahan pengisi atau campuran dua atau lebih polimer telah menjadi fenomena penting pada tahun-tahun terakhir untuk mendapatkan suatu bahan dengan sifat-sifat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengujian dan analisa limbah plastik HDPE ( High Density Polyethylene ). Gambar 4.1 Reaktor Pengolahan Limbah Plastik 42 Alat ini melebur plastik dengan suhu 50 300
Lebih terperinciSTUDI MORPHOLOGY CAMPURAN PLASTIK PET DENGAN BAN BEKAS (RR), PLASTIK PET DENGAN KOMPON (NR) DAN BAN BEKAS (RR) DENGAN KOMPON (NR) DENGAN METODE HPHTS
TUGAS AKHIR STUDI MORPHOLOGY CAMPURAN PLASTIK PET DENGAN BAN BEKAS (RR), PLASTIK PET DENGAN KOMPON (NR) DAN BAN BEKAS (RR) DENGAN KOMPON (NR) DENGAN METODE HPHTS Disusun oleh : HERI PUJIASTONO D 200 040
Lebih terperinciARTIKEL ANALISA HASIL PRODUK CAIR PIROLISIS DARI BAN DALAM BEKAS DAN PLASTIK JENIS LDPE (LOW DENSITY POLYETHYLENE)
ARTIKEL ANALISA HASIL PRODUK CAIR PIROLISIS DARI BAN DALAM BEKAS DAN PLASTIK JENIS LDPE (LOW DENSITY POLYETHYLENE) Analysis of Pyrolysis Liquid Product from Inner Tube and Plastic Type LDPE (Low Density
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet siklo (CNR) merupakan material turunan dari karet alam yang menjadi produk unggulan industri hilir karet. Karet siklo merupakan salah satu hasil modifikasi karet
Lebih terperinci