BAB 3 METODE PENELITIAN. Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
|
|
- Fanny Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Alat Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Beaker glass 250 ml Blender Cawan platina Gelas ukur 200 ml Gunting Kertas saring Kertas sigaret Lab Mill Neraca analitik Oven ph meter pembakar listrik Pisau cutter Rapid Plastisimeter Spatula Stopwatch Thermo Gravimetry Analyzer Wadah tempat penggumpal lateks Wallace Punch Bahan Adapun bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Asam formiat Aquades Sari buah cermai cermai Lateks segar
2 Tahapan Penelitian Pembuatan Sari Cermai Dimasukkan cermai kedalam blender kemudian diblender sampai halus kemudian disaring dan diambil sarinyalalu diukur phnya Penggunaan Asam Formiat Sebagai Penggumpal Lateks Disediakan lateks kebun sebanyak 600 ml, untuk wadah pertama tidak ditambahkan asam formiat. Sisanya masing masing 100 ml lateks dimasukkan kedalam 5 wadah penggumpal. Masing masing wadah ditambahkan asam formiat dengan volume penambahan 5, 10, 15, 20, dan 25 ml. Setelah ditambahkan koagulan diukur phnya dan dicatat waktu proses penggumpalannya Penggunaan Sari Cermai Sebagai Penggumpal Lateks Disediakan lateks kebun sebanyak 500 ml, masing masing 100 ml lateks dimasukkan kedalam 5 wadah penggumpal. Masing masing wadah ditambahkan saricermai dengan volume penambahan 5, 10, 15, 20,dan 25 ml. Setelah ditambahkan koagulan diukur phnyadan dicatat waktu proses penggumpalannya Penetapan Plastisitas Awal (Po) dan Plastisitas Retensi Indeks (PRI) Koagulum sekitar 25 gram digiling dengan gilingan laboratorium sebanyak 3 kali dengan ketebalan 1,6-1,8 mm. lembaran karet tersebut dilipat dua dan ditekan perlahan dengan telapak tangan, sehingga mempunyai ketebalan 3,3-3,6 mm kemudian lembaran karet tersebut dipotong dengan alat wallace punch sebanyak 6 buah potongan uji dengan diameter 13 mm seperti dibawah ini
3 32 Untuk pengukuran plastisitas awal diambil potongan uji (1), sedangkan potongan uji (2) untuk pengukuran setelah pengusangan. Potongan uji (2) ini diletakkan diatas baki dan dimasukkan kedalam oven pada suhu C selama 30 menit, sementara potongan uji 1 sebanyak 3 buah diletakkan satu persatu diantara 2 lembar kertas sigaret TST berukuran 35x 40 mm, kemudian diletakkan diatas piringan plastimeter, kemudian piringan plastimeter tersebut ditutup. Setelah ketukan pertama piringan bawah plastimeter akan bergerak keatas selama 15 detik dan menekan piringan atas kemudian setelah ketukan kedua angka dimana jarum micrometer berhenti pada nilai plastisitas karet. Potongan uji 2 setelah pengusangan tadi diukur dengan cara yang sama tiga potongan uji dari setiap contoh diambil angka rata-ratanya dan dibulatkan. PRI dinyatakan dalam % dengan rumus sebagai berikut : PRI = Pa X 100 %... (1) Po Dimana: Pa = plastisitas setelah pengusangan Po = plastisitas sebelum pengusangan Penetapan Kadar Karet Kering Ditimbang 10 gr lateks dalam beaker glass 250 ml, sebelumnya berat beaker glass sudah ditimbang. Kemudian ditambahkan 10 ml aquadest dan asam formiat 5 ml sedikit demi sedikit diaduk hingga terbentuk gumpalan. Gumpalan tersebut dipanaskan diatas weater batch yang mendidih selama 10 menit tujuannya agar lateks menggumpal sempurna. Gumpalan digiling dengan gilingan laboratorium hingga terbentuk crepe dengan ketebalan 0,6-1,0 mm. Selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C selama 30 menit. Setelah itu karet dimasukkan kedalam desikator selama 15 menit hingga suhu kamar, lalu ditimbang untuk mengetahui berat karet keringnya. Kadar karet kering dinyatakan dalam % dengan rumus sebagai berikut % KKK = massa sesudah pengeringan massa sebelum pengeringan x 100%... (2)
4 Penetapan Kadar Abu Ditimbang 10 gr karet yang telah digiling kemudian dimasukkan kedalam cawan yang telah dihitung beratnya. Kemudian dimasukkan kedalam ruang bakar sampai karet terbakar sempurna, lalu dimasukkan kedalam oven dan di oven selama 2 jam. Setelah itu dinginkan hingga cawan bersuhu ruangan kemudian timbang kadar abunya dengan menggunakan neraca analitik Diagram Alir Penelitian Pembuatan Sari Cermai Cermai Diblender hingga halus Disaring Diambil sarinya Sari Cermai diukur ph nya residu
5 Penggunaan Asam Formiat Sebagai Koagulan Lateks Asam Formiat 5 ml Ditambahkan Kedalam Lateks Diukur phnya Dicatat waktu proses Penggumpalannya Koagulum (karet padat) disimpan 10 hari digiling dikeringkan dikarakterisasi PRI/Po KKK/DRC Kadar Abu Perlakuan yang sama juga dilakukan dengan volume asam formiat 10, 15, 20, 25 ml, dan tanpa menggunakan asam formiat
6 Penggunaan Sari Cermai Sebagai Koagulan Lateks Sari cermai 5 ml Ditambahkan Kedalam Lateks Diukur phnya Dicatat waktu proses Penggumpalannya Koagulum (karet padat) disimpan 10 hari digiling dikeringkan dikarakterisasi PRI/Po KKK/DRC Kadar Abu Perlakuan yang sama juga dilakukan dengan volume sari cermai 10, 15, 20, 25 ml dan tanpa penambahan koagulan.
7 36 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar waktu koagulasi lateks dengan menggunakan penambahan sari buah cermai dengan ph 3,4 dan pembandingnya asam formiat dengan ph 3,7 sebagai koagulasi lateks karet. Diperoleh hasil pengukuran ph dan waktu penggumpalan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 sebagai berikut: Table 4.1 Data Hasil Koagulasi Lateks Menggunakan Sari Buah Cermai No Volume Volume sari ph ph setelah Waktu Lateks buah cermai Lateks dicampur Gumpal (menit) Keadaan ,6 5,9 62,15 Menggumpal ,6 5,2 30,12 Menggumpal ,6 4,6 22,03 Menggumpal ,6 4,6 18,28 Menggumpal ,6 4,5 13,11 Menggumpal
8 37 waktu penggumpalan (menit) 1:12:00 0:57:36 0:43:12 0:28:48 0:14:24 0:00: sari cermai volume sari buah cermai Gambar 4.1. Diagram penggumpalan dengan sari buah cermai Dari hasil penggumpalan menggunakan sari buah cermai diatas menunjukkan peningkatan waktu penggumpalan berdasarkan variasi penambahan volume sampel 5, 10, 15, 20, dan 25 ml kedalam 100 ml lateks dengan waktu gumpal paling lama yaitu 62,15 menit dengan penambahan volume sampel 5 ml dan waktu koagulasi lateks paling cepat terjadi yaitu 13,11 menit dengan penambahan volume sampel 25 ml. Semakin besar volume sampel yang ditambahkan pada lateks maka nilai ph setelah pencampuran semakin meningkat dan waktu koagulasi semakin cepat. Table 4.2. Data Hasil Koagulasi Lateks Menggunakan Asam Formiat No Volume lateks Volume asam formiat ph lateks ph setelah dicampur Waktu gumpal (menit) Keadaan ,6 4,0 1,7 Menggumpal ,6 3,0 0,57 Menggumpal ,6 2,8 0,55 Menggumpal ,6 3,0 0,53 Menggumpal ,6 5,5 0,52 Menggumpal
9 38 waktu penggumpalan (menit) 0:01:18 0:01:09 0:01:00 0:00:52 0:00:43 0:00:35 0:00:26 0:00:17 0:00:09 0:00: volume asam formiat Gambar 4.2. Diagram penggumpalan dengan asam formiat Dari hasil penggumpalan menggunakan asam formiat diatas menunjukkan peningkatan waktu penggumpalan berdasarkan variasi penambahan volume sampel 5, 10, 15, 20, dan 25 ml kedalam 100 ml lateks dengan waktu gumpal paling lama yaitu 1,7 menit dengan penambahan volume sampel 5 ml dan waktu koagulasi lateks paling cepat terjadi yaitu 0,52 menit dengan penambahan volume sampel 25 ml. Semakin besar volume sampel yang ditambahkan pada lateks makanilai ph setelah pencampuran serta waktu koagulasi semakin meningkat Hasil Pengujian Mutu Karet Pengujian mutu karet yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan sari buah cermai dan asam formiat terhadap mutu kareta lam SIR 20 yang ditunjukkan sebagai berikut: Uji PRI Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai dari sifat plastisitas (kekenyalan) karet. Nilai PRI karet adalah persentase plastisitas karet setelah dipanaskan dibandingkan plastisitas sebelum dipanaskan ditentukan dengan alat plastimeter Wallace, dengan persamaan : PRI = Pa X 100 %... (1) Po dimana : Pa = Plastisitas karet sesudah dipanaskan selama 30 menit (setelah pengusangan).
10 39 Po = Plastisitas karet sebelum dipanaskan (sebelum pengusangan). (Kartowardoyo. 1980) Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengaruh penambahan sari buah cermai (Phyllanthus acidus) dan dengan penambahan asam formiat terhadap lateks diperoleh nilai Plastisitas Awal (Po) dan Plastisitas Retensi Index (PRI) yang dipaparkan pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. Tabel 4.3. Nilai Plastisitas Awal dan Plastisitas Retensi Indeks Karet Dengan Koagulan Sari Buah Cermai (Phyllanthus Acidus) Sari Po Nilai P.30 Nilai PRI (%) Cermai I II III Tengah I II III Tengah , , , ,30 Tabel 4.4. Nilai Plastisitas Awal dan Plastisitas Retensi Indeks Karet Dengan Koagulan Asam Formiat Asam Po Nilai P.30 Nilai PRI (%) Formiat Tengah Tengah I II III I II III , , , , ,
11 40 nilai PRI (%) volume penambahan koagulan As. Formiat Sari Cermai Gambar 4.3. Diagram perbandingan penggumpal asam formiat dengan sari cermai terhadap nilai PRI (%) Dari hasil perhitungan nilai PRI diatas menunjukkan peningkatan berdasarkan variasi volume koagulasi sari buah cermai yang ditambahkan dimana peningkatan maksimum terjadi yaitu dengan nilai PRI 47,82% dengan penambahan 20 ml sampel dan nilai PRI minimum 41,30% dengan penambahan 25 ml sampel. Sedangkan pada variasi volume koagulasi asam formiat yang ditambahkan dimana peningkatan maksimum terjadi dengan nilai PRI 60,86% dengan penambahan 20 ml sampel dan nilai PRI minimum 50% dengan penambahan 25 ml sampel. Dan tanpa penambahan koagulan nilai PRInya adalah 43,33% Uji Kadar Abu Penentuan maksimal dari kadar abu dimaksudkan agar karet yang dijual tidak kemasukan bahan bahan kimia dalam jumlah banyak. Dalam pengolahan karet memang beberapa bahan kimia dipakai misalnya natrium bisulfit atau natrium carbonat. Banyaknya abu lebih dari 1,5% menunjukkan bahwa pengujian kurang bersih (Kartowiryo, S,1970). Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengaruh penambahan sari buah cermai (Phyllanthus acidus) dan dengan penambahan asam formiat terhadap lateks diperoleh nilai kadar abu yang dipaparkan pada Tabel 4.5 dan
12 41 Tabel 4.6. Tabel 4.5. Nilai Kadar Abu Karet Dengan Koagulan Sari Buah Cermai (Phyllanthus Acidus) Sari Cermai Berat Karet (gr) Berat Cawan (gr) Berat Cawan + Abu (gr) Berat Abu Nilai AC (%) 0 5, ,27 31,39 0,12 2,4 5 5, ,32 31,38 0,06 1,2 10 5, ,08 31,16 0,08 1,6 15 5, ,71 31,79 0,08 1,6 20 5, ,05 31,14 0,09 1,8 25 5, ,61 31,72 0,11 2,2 Tabel 4.6. Nilai Kadar Abu Karet Dengan Koagulan Asam Formiat Asam Formiat Berat Karet (gr) Berat Cawan (gr) Berat Cawan + Abu (gr) Berat Abu (gr) Nilai AC (%) 0 5, ,27 31,39 0,12 2,4 5 5, ,1 30,13 0, , ,43 31,48 0,05 1,0 15 5, ,5 31,55 0,05 1,0 20 5, ,71 31,75 0,04 0,8 25 5, ,27 31,39 0,05 1,0
13 42 3 2,5 kadar abu (%) 2 1,5 1 As. Formiat Sari Cermai 0, volume penambahan koagulan Gambar 4.4. Diagram perbandingan penggumpal asam formiat dengan sari cermai terhadap kadar abu (%) Dari hasil perhitungan kadar abu diatas menunjukkan peningkatan berdasarkan variasi volume koagulasi sari buah cermai yang ditambahkan dimana peningkatan maksimum terjadi yaitu dengan nilai kadar abu 2,2% dengan penambahan 25 ml sampel dan nilai kadar abu minimum 1,2% dengan penambahan 5 ml sampel. Sedangkan pada variasi volume koagulasi asam formiat yang ditambahkan dimana peningkatan maksimum terjadi dengan nilai kadar abu 1,0% dengan penambahan 10, 15, dan 25 ml sampel dan nilai kadar abu minimum 0,6% dengan penambahan 5 ml sampel. Dan tanpa penambahan koagulan nilai kadar abunya adalah 2,4% Uji Kadar Karet Kering Menurut Purbaya, (2011) Kadar karet kering (K3) adalah kandungan padatan karet per satuan berat (%). Berdasarkan Maspanger (2005) kualitas karet dinilai dari K3, yakni mutu 1 dengan K3 minimal 28% dan mutu II dengan K3 di bawah 28%. Menurut Rivai (1994) metode yang paling sederhana untuk menentukan K3 yakni metode gravimetri. Hubungan K3 diperoleh berdasarkan: KKK = massa sesudah pengeringan x 100%... (2) massa sebelum pengeringan
14 43 Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengaruh penambahan sari buah cermai (Phyllanthus acidus) dan dengan penambahan asam formiat terhadap lateks diperoleh nilai kadar karet kering yang dipaparkan pada Tabel 4.7 dan Tabel 4,8. Tabel 4.7. Nilai Kadar Karet Kering Dari Koagulan Sari buah Cermai (Phyllanthus Acidus) Sari Cermai Berat Mangkok (gr) Berat Awal (gr) Berat Akhir (gr) Kadar Karet Kering (%) 0 25,70 109,75 36,6 33, ,77 117,37 38,27 32, ,73 123,63 32,22 26, ,83 129,15 34,53 26, ,79 133,17 35,84 26, ,74 137,8 34,84 25,28 Tabel 4.8. Nilai Kadar Karet Kering Dari Koagulan Asam Formiat Asam Formiat Berat Mangkok (gr) Berat Awal (gr) Berat Akhir (gr) Kadar Karet Kering (%) 0 25,70 109,75 36,6 33, ,78 115,02 39,93 34, ,70 120,34 36,9 30, ,83 125,78 37,12 29, ,71 130,87 37,71 28, ,67 134,91 37,84 28,04
15 44 kadar karet kerng (%) As. Formiat Sari Cermai volume penambahan koagulan Gambar 4.5. Diagram perbandingan penggumpal asam formiat dengan sari cermai terhadap kadar karet kering (%) Dari hasil perhitungan nilai KKK diatas menunjukkan penurunan berdasarkan variasi volume koagulasi sari buah cermai yang ditambahkan dimana peningkatan maksimum terjadi yaitu dengan nilai KKK 32,6% dengan penambahan 5 ml sampel dan nilai KKK minimum 25,28% dengan penambahan 25 ml sampel. Sedangkan pada variasi volume koagulasi asam formiat yang ditambahkan dimana peningkatan maksimum terjadi dengan nilai KKK 34,71% dengan penambahan 5 ml sampel dan nilai KKK minimum 28,04% dengan penambahan 25 ml sampel. Dan tanpa penambahan koagulan nilai KKKnya adalah 33,34%.
16 Pembahasan Proses Waktu Koagulasi Pada koagulasi lateks menggunakan sari buah cermai dan dengan asam formiat diperoleh waktu koagulasi yang jauh berbeda, yaitu pada sari buah cermai dengan waktu paling lama sebesar 62,15 menit pada 5 ml koagulan dan pada waktu paling cepat sebesar 13,11 menit pada 25 ml koagulan. Dibandingkan dengan koagulasi asam formiat lebih cepat terkoagulasi yaitu waktu paling lama sebesar 1,7 menit pada 5 ml koagulan dan waktu paling cepat sebesar 52 detik pada 25 ml koagulan. Ini dikarenakan perbedaan komposisi pada sari buah cermai dan asam formiat sehingga terjadi perbedaan lama waktu koagulasi lateks Uji PRI/Po Plastisitas Retensi Index (PRI) adalah suatu ukuran ketahanan karet terhadap pengusangan atau oksidasi pada suhu tinggi. Faktor utama yang berpengaruh terhadap nilai plastisitas retensi index adalah zat peroksidan (logam-logam) dan zat-zat anti oksidan (protein dan senyawa lain yang teradsorbsi pada karet). Pada pengujian nilai PRI/Po karet menggunakan penggumpal sari cermai dan asam formiat dengan variasi volume sesuai dengan standar SIR 20 yaitu min 40% sama sama lulus uji SIR 20 dengan nilai maksimum PRI 47,82% pada penambahan 20 ml sari buah cermai dan 60,86% pada penambahan 20 ml asam formiat dan nilai minimum PRI 41,30 % pada penambahan sari buah cermai 25 ml dan 50% pada penambahan 25 ml asam formiat sedangkan tanpa penambahan koagulan nilai PRInya 43,33%. Hal ini disebabkan karena penambahan larutan asam yang banyak. Proses penggumpalan lateks terjadi karena lateks merupakan suatu sistem koloid dimana partikel karet dilapisi oleh suatu protein dan fosfolipid yang terdispersi dalam serum, protein ini tersusun atas bermacam-macam asam amino. Asam amino yang mengandung muatan positif dan muatan negatif disebut ion zwitter ( Poedjadi, 1994). Setiap asam amino yang bermuatan positif dan negatifnya berimbang atau muatan bersihnya nol dikatakan
17 46 berada pada titik isoelektrik. PH pada saat penimbangan ini terjadi disebut PH isoeletrik (Wilbraham, 1992) Uji Kadar Karet Kering (KKK) Pemanasan yang terjadi pada karet akan menyebabkan terjadinya pemutusan rantai molekul karet. Rantai rantai molekul karet ini akan menjadi radikal radikal bebas, karena pengaruh dari udara yaitu oksigen maka radikal bebas tersebut akan berikatan dengan oksigen. Terikatnya rantai molekul karet dengan oksigen menyebabkan rantai molekul karet menjadi pendek sehingga berat molekul menjadi lebih kecil (Kartowardoyo, 1980). Pada pengujian kadar karet kering (KKK) yang memenuhi standar SIR 20 dan memiliki kadar karet kering paling bagus yaitu pada penambahan sari cermai 5 ml dengan nilai 32,6% kadar karet kering dan pada penambahan asam formiat 5 ml dengan 34,71% kadar karet kering. Sedangkan tanpa penambahan koagulan nilai kadar karet keringnya adalah 33,34% Uji Kadar Abu Kadar abu dipengaruhi oleh faktor faktor kontaminasi bahan asing dan jenis bahan pembeku yang digunakan. Kadar abu yang tinggi terjadi apabila ke dalam lateks dengan sengaja ditambahkan bahan asing seperti lumpur, pasir halus, untuk memanipulasi penentuan kadar karet kering, atau jika koagulum kebun telah dikotori oleh lumpur, endapan lateks, tanah liat, pasir, dan talk. Kotoran yang halus ini biasanya lolos dari saringan 325 mesh sehingga tidak bisa diamati sebagai kadar kotoran tetapi muncul sebagai kadar abu yang tinggi, kotoran halus berupa pasir atau tanah liat merusak sifat vulkanisasi karetnya. Semua yang menjadi dasar spesifikasi teknis dilakukan dengan pengujian laboratorium quality control (Loo, T, G, 1973). Kadar abu (ash content) ditentukan dengan hasil pengabuan suatu sampel karet setelah dipijarkan selama 2 jam pada suhu C. Syarat uji kadar abu dimaksudkan untuk menjamin agar karet mentah yang dijual tidak terlalu banyak
18 47 mengandung bahan bahan kimia seperti : natrium bisulfit, natrium karbonat, dan tawas yang biasa digunakan dalam proses pengolahan (Walujono, 1970). Pada pengujian kadar abu karet yang dikoagulasikan dengan menggunakan sari buah cermai 10 ml lebih sedikit persen kadar abunya yaitu 1,2% namun belum lulus klasifikasi SIR 20 yang memiliki % kadar abu sebanyak 1,0%. Pada tanpa penambahan koagulan juga tidak lulus klasifikasi SIR 20 karena nilai kadar abunya adalah 2,4%. Sedangkan dengan penambahan asam formiat lulus klasifikasi SIR 20 dengan nilai kadar abu paling rendah 0,6% pada penambahan 5 ml asam formiat. Tabel 4.9. Hasil Uji Dengan Menggunakan Koagulan Sari Buah Cermai (Phyllanthus Acidus) Volume Lateks Volume Sari Buah Cermai Waktu koagulasi (menit) PRI (%) KKK Kadar Abu ,33 33,34 2, ,15 44,44 32,6 1, , ,86 1, , ,73 1, ,28 47,82 26,51 1, ,11 41,30 25,28 2,2
19 48 Tabel Hasil Uji Dengan Menggunakan Koagulan Asam Formiat Volume Lateks Volume Asam Formiat Waktu koagulasi (menit) PRI (%) KKK Kadar Abu ,33 33, ,7 54,16 34, ,57 58,33 30, ,55 56,52 29, ,53 60,86 28, , ,04 2, ,0 1,0 0,8 1,0
20 Kesimpulan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penilitian yang dilakukan diperoleh : 1. Sari buah cermai dapat digunakan sebagai penggumpal lateks, dan karet yang dihasilkan memenuhi Standar Indonesia Rubber (SIR) yaitu SIR Mutu karet yang digumpalkan dengan sari buah cermai yang memenuhi standar pada uji PRI dengan penambahan 5 ml dengan nilai PRI 44,44%, KKK 32,6% dan kadar abu 1,2% 5.2. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang diperoleh maka disarankan kepada peneliti selanjutnya agar melakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap bahan penggumpal alami yang digunakan dan menambahkan bahan pengawet pada lateks yang digunakan. Serta menggunakan uji uji terhadap sifat fisik lain seperti kadar zat menguap dan kadar nitrogen.
PENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET. Rudi Munzirwan Siregar
PENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET Rudi Munzirwan Siregar Abstrak Penelitian tentang Penentuan Plastisitas Awal dan Plastisitas Retensi Indeks karet telah dilakukan. Kedalam
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS PERBANDINGAN ASAM ASETAT DENGAN ASAM FORMIAT SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL LATEKS. Oleh Rudi Munzirwan Siregar
PERBANDINGAN ASAM ASETAT DENGAN ASAM FORMIAT SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL LATEKS Oleh Rudi Munzirwan Siregar Abstrak Penelitian tentang perbandingan asam asetat dengan asam formiat sebagai bahan penggumpal
Lebih terperinciI. METODOLOGI PENELITIAN
I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mutu Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Aagrobisnis Perkebunan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Bahan Baku 4.1.2 Karet Crepe Lateks kebun yang digunakan berasal dari kebun percobaan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Ciomas-Bogor. Lateks kebun merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lateks adalah cairan koloid yang berwarna putih susu yang diperoleh dari pohon karet (Havea Brasiliensis) dengan partikel-partikel karet terdispersi air. Lateks dikenal
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
71 72 LAMPIRAN Sampel Karet Alam SIR 20 LAMPIRAN 1. Data Hasil Uji Tarik sampel dengan menggunakan bahan Perbandingan Antioksidan pemvulkanisasi sulfur Load (Kgf) Stroke (Kgf) Ao (mm 2 ) Kekuatan Tarik
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Itarakterisasi arang aktif Karakterisasi yang dilakukan terhadap arang aktif tempurung keiapa 100 mesh adalah penentuan kadar air, kadar abu, dan daya serap
Lebih terperinciMAKALAH TEKNIK KARAKTERISASI MATERIAL WALLACE RAPED PLASTIMETER
MAKALAH TEKNIK KARAKTERISASI MATERIAL WALLACE RAPED PLASTIMETER Oleh Debi Rianto ( 1301683 ) Nidya Yulfriska ( 1301656 ) Rosi Selfia Putri ( 1301676 ) Dosen Pembimbing : Dra. Yenni Darvina, M.Si JURUSAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar di Indonesia. Lampung adalah salah satu sentra perkebunan karet di Indonesia. Luas areal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat-alat yang digunakan Ayakan ukuran 120 mesh, automatic sieve shaker D406, muffle furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat titrasi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Pengolahan Hasil Perkebunan STIPAP Medan. Waktu penelitian dilakukan pada
II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan STIPAP Medan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spektronik genesys 20 Made in USA cat 400 1/4, oven Galenkamp seri SG 97/05/036
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: SIR (Standard Indonesian Rubber) 20, Aspal Pen 60 yang berasal dari Dinas Pekerjaan Umum Binamarga,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perdagangan Internasional Suatu Negara membutuhkan negara lain dan saling menjalin hubungan perdagangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup bagi masyarakat. Hubungan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. fisika dan daya tahan karet dipakai untuk produksi-produksi pabrik yang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karet Alam Karet alam adalah komoditi homogen yang cukup baik. Karet mempunyai daya lentur yang sangat tinggi, kekuatan tarik dan dapat dibentuk dengan panas yang rendah, daya
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH
PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Desember 2009. Tempat dilakukannya penelitian ini adalah di Pabrik Pengolahan RSS dan Laboratorium
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT
METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT SNI 03-3416-1994 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melakukan pengujian partikel ringan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet alam terbesar dunia.
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet alam terbesar dunia. Khususnya Indonesia kontribusi sebesar 26 persen dan total produksi karet alam dunia. Berdasarkan
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata... i ii 1 Ruang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang keberadaannya sangat penting dan dibutuhkan di Indonesia. Tanaman karet sangat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat
Lebih terperinciPercobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan
IV. BAHAN DAN METODE PERCOBAAN 4.1. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Waktu penelitian yakni pada bulan Desember
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat utama yang digunakan dalam penelitian pembuatan pulp ini adalah digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERCOBAAN
BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Analisis dilaksanakan di Laboratorium PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan dan Pengendalian Pembangkitan Ombilin yang dilakukan mulai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Untuk keperluan Analisis digunakan Laboratorium
Lebih terperinciLaporan Teknologi Pengolahan Komodit Perkebunan Hulu Pengolahan Lateks. oleh: Faranita Lutfia Normasari
Laporan Teknologi Pengolahan Komodit Perkebunan Hulu Pengolahan Lateks oleh: Faranita Lutfia Normasari 131710101029 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember 2014
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.
26 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013. Sampel daun nenas diperoleh dari PT. Great Giant Pineapple,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. terjadinya prakoagulasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
II. TINJAUAN PUSTAKA Lateks kebun yang bermutu baik merupakan syarat utama mendapatkan hasil olah karet yang baik. Penurunan mutu biasanya disebab terjadinya prakoagulasi. Prakoagulasi akan menjadi masalah
Lebih terperinciPETANI DI BABEL MASIH MENGGUNAKAN TAWAS SEBAGAI KOAGULAN LATEKS
Anjloknya harga karet Indonesia akhir-akhir ini berkaitan erat dengan kualitas bokar (bahan olah karet) yang diproduksi oleh petani, dimana dalam pengolahan bokar-nya masih banyak petani karet yang mempergunakan
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA H.Abdullah Saleh,, Meilina M. D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan
Lebih terperinciLAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL
LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL KELOMPOK : 3 NAMA NIM APRIANSYAH 06111010020 FERI SETIAWAN 06111010018 ZULKANDRI 06111010019 AMALIAH AGUSTINA 06111010021 BERLY DWIKARYANI
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Karet alam (natural rubber, Hevea braziliensis), merupakan komoditas perkebunan tradisional sekaligus komoditas ekspor yang berperan penting sebagai penghasil devisa negara
Lebih terperinciPENGARUH BEBERAPA JENIS BAHAN PENGGUMPAL LATEKS DAN HUBUNGANNYA DENGAN SUSUT BOBOT, KADAR KARET KERING DAN PLASTISITAS
M-2 PENGARUH BEBERAPA JENIS BAHAN PENGGUMPAL LATEKS DAN HUBUNGANNYA DENGAN SUSUT BOBOT, KADAR KARET KERING DAN PLASTISITAS Mili Purbaya 1), Tuti Indah Sari 2), Chessa Ayu Saputri 2), Mutia Tama Fajriaty
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU
PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Drs. Syamsu herman,mt Nip : 19601003 198803 1 003 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI
METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990 RUANG LINGKUP : Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar. RINGKASAN
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan pektin kulit jeruk dan pembuatan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Dokumentasi Serbuk Rami padi yang telah di blender.
LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi Serbuk Rami padi yang telah di blender. Lampiran 2, Dokumentasi Mesin Berkas Elektron (MBE) 350 kev/10 ma. Lampiran 3, Dokumentasi Pengerjaan Dilaboratorium Stirer Rami
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. BAHAN DAN ALAT 3.1.1 Bahan Baku Bahan baku yang digunakan adalah temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) berumur sembilan bulan yang telah diiris dan dikeringkan. Temulawak tersebut
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Waktu, Lokasi Pengambilan Tanah Gambut dan Tempat Penelitian Bahan gambut berasal dari Kabupaten Dumai, Bengkalis, Indragiri Hilir, Siak, dan Kampar, Provinsi Riau dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1110160008 KELOMPOK 3 1. Yenni Setiartini 50. Huda Rahmawati 44 3. Aida Nadia 68 4. Rizky
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. KARET ALAM DAN KARET ALAM PADAT (SIR 20) Karet alam adalah senyawa hidrokarbon yang dihasilkan melalui penggumpalan getah dari hasil penyadapan tanaman tertentu. Getah tersebut
Lebih terperinciLAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT
LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT a. Enceng gondok yang digunakan berasal dari sungai di kawasan Golf. Gambar 16. Enceng Gondok Dari Sungai di Kawasan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang akan dilakukan selama 4 bulan, bertempat di Laboratorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pembuatan nata dari umbi ubi jalar ungu oleh bakteri Acetobacter xylinum ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS
SNI 01-0005-1995 Standar Nasional Indonesia Lada hitam ICS Badan Standardisasi Nasional i SNI 01 0005-1995 Daftar Isi 1. Ruang lingkup... 2 2. Acuan Normatif... 2 3. Istilah dan definisi... 2 4. Klasifikasi/penggolongan...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1.
Lebih terperinciDirendam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Bahan katalis yang digunakan pada penelitian ini adalah zeolit alam yang berasal dari Tasikmalaya Jawa Barat dan phospotungstic acid (HPW, H 3 PW 12 O 40 )
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik
26 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan Penetilian 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari Kecamatan Yosomulyo, Kota Metro, Provinsi Lampung. 2.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan
Lebih terperinciL A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE
L A M P I R A N Lampiran 1 Dokumentasi Gambar 1. Mesin Operator MBE Gambar 2. Mesin Operator MBE Gambar 3. Indikator Radiasi MBE Gambar 4. Proses Iradiasi MBE Gambar 5. Mesin Berkas Elektron (MBE) Gambar
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan bahan yang digunakan 5.1.1 Alat Tabel 4. Alat yang digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 5.1.2 Bahan Sendok Pipet
Lebih terperinciBab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat
Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 sampai dengan Oktober 2012. Adapun laboratorium yang digunakan selama penelitian antara lain Pilot
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah timbunan yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau perekat gypsum
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN
BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik
Lebih terperinciPulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason
Standar Nasional Indonesia ICS 85.040 Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciDesikator Neraca analitik 4 desimal
Lampiran 1. Prosedur Uji Kadar Air A. Prosedur Uji Kadar Air Bahan Anorganik (Horwitz, 2000) Haluskan sejumlah bahan sebanyak yang diperlukan agar cukup untuk analisis, atau giling sebanyak lebih dari
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :
18 BAB V METODOLOGI 5.1 Rancangan Percobaan Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap : Tahap I Tahap II Tahap III : Analisa terhadap bahan dasar : Pemasakan dengan proses soda : Analisa
Lebih terperinciPenetapan Kadar Sari
I. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut air dari simplisia. 2. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut etanol dari simplisia. II. Prinsip Percobaan Penentuan kadar sari berdasarkan
Lebih terperinciBahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas
BABHI METODA PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan-bahan yang digunakan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas yang diperoleh dari salah satu rumah makan di Pekanbaru,
Lebih terperinciK O P A L SNI
K O P A L SNI 01-5009.10-2001 1. Ruang lingkup Standar ini menetapkan istilah dan definisi, klasifikasi mutu, syarat mutu, cara uji, pengemasan dan penandaan Kopal, sebagai pedoman pengujian Kopal yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,
Lebih terperinci1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor
5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc, dengan
Lebih terperinciPercobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM
Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM TUJUAN Mengetahui cara membersihkan, mengeringkan dan menggunakan berbagai alat gelas yang digunakan di laboratorium kimia. Mengatur nyala pembakar Bunsen
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015
BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Bahan olah karet ICS. Badan Standardisasi Nasional
Standar Nasional Indonesia Bahan olah karet ICS Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Standar Nasional Indonesia...i No...4 Parameter...4 No...5 Parameter...5 i Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengeringan Pengeringan adalah satuan unit operasi yang berfungsi untuk memisahkan kandungan air dari suatu bahan dengan menggunakan panas. Kandungan air di dalam bahan yang
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT 1. Kertas saring a. Kertas saring biasa b. Kertas saring halus c. Kertas saring Whatman lembar d. Kertas saring Whatman no. 40 e. Kertas saring Whatman no. 42 2. Timbangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara penghasil karet terbesar di dunia. Produk karet
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara penghasil karet terbesar di dunia. Produk karet Indonesia adalah jenis karet remah yang dikenal sebagai karet Standar Indonesia Rubber
Lebih terperinciCara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah
Standar Nasional Indonesia Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah
40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah Motor diesel 4 langkah
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan september 2011 hingga desember 2011, yang bertempat di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Departemen
Lebih terperinciSterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih
Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bubuk susu kedelai bubuk komersial, isolat protein kedelai, glucono delta lactone (GDL), sodium trpolifosfat
Lebih terperincisnl %ts Gara uii kadar abu, silika dan silikat dalam kayu dan PulP kayu snl Standar Nasional Indonesia rcs
%ts snl Standar Nasional Indonesia snl 14-1031-1989 rcs. 85.040 Gara uii kadar abu, silika dan silikat dalam kayu dan PulP kayu Dewan Standardisasi Nasional - DSN Daftar isi Halaman l. Ruang lingkup...
Lebih terperinciC. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini adalah penelitan eksperimental. Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Universitas Katolik Soegijapranoto Semarang dan Laboratorium
Lebih terperinciIII METODOLOGI PENELITIAN
11 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan September 2011 yang bertempat di laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu
Lebih terperinciG O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup
SNI 01-5009.12-2001 G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup Standar ini menetapkan istilah dan definisi, syarat mutu, cara uji, pengemasan dan penandaan gondorukem, sebagai pedoman pengujian gondorukem yang
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah Motor diesel 4 langkah
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).
Lebih terperinci