LAPORAN RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL MATA KULIAH FONOLOGI BAHASA ARAB

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL MATA KULIAH FONOLOGI BAHASA ARAB"

Transkripsi

1 LAPORAN RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL MATA KULIAH FONOLOGI BAHASA ARAB OLEH : HAERUDDIN, S.S. PROGRAM STUDI BAHASA ARAB FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS HASANUDDIN 7 AGUSTUS 2007

2 LEMBAR PENGESAHAN RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL MATA KULIAH FONOLOGI BAHASA ARAB ANGKATAN KE-4 Telah diperiksa dan disetujui Oleh Coach Clinic SCL Universitas Hasanuddin Makassar, 9 Agustus 2007 COACH, COCHEE, Sitti Sahraeny, S.S, M.A Haeruddin, S.S NIP NIP Mengetahui, Ketua LKPP-Unhas Ir. Machmud Syam, DEA NIP

3 DAFTAR ISI NO HAL 1 Sampul 2 Halaman Pengesahan 3 Daftar Isi 4 Kompetensi Lulusan Kurikulum Program Studi 5 Rancangan Pembelajaran Mata Kuliah 6 Tabel Rencana Penilaian Kinerja Mahasiswa 7 Kontrak Pembelajaran 8 Lembar Penilaian 9 Lembar Konsultasi

4 KOMPETENSI LULUSAN KURUKULUM LOKAKARYA KURIKULUM 2007 PRODI BAHASA ARAB FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS HASANUDDIN KELOMPOK KOMPETENSI KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI PENDUKUNG KOMPETENSI LAINNYA NO RUMUSAN KOMPETENSI 1 Kemampuan dalam menerapkan pengetahuan dasar Budaya 2 Kemampuan dalam menerapkan pengetahuan dasar Bahasa 3 Kemampuan dalam menerapkan pengetahuan dasar Bahasa Arab 4 Kemampuan dalam menerapkan pengetahuan Fonologi bahasa Arab 5 Kemampuan dalam menganalisis alat-alat artikulasi Kemampuan dalam menganalisis dan menuturkan fonem-fonem bahasa 6 7 Arab. Kemampuan dalam melakukan komunikasi bahasa Arab secara baik dan benar 8 Kemampuan dalam penguasaan Bahasa Inggris 9 Kemampuan dalam penguasaan software dan Hardware Komputer 10 Kemampuan beradaftasi dan berkomunikasi dalam lingkungan kerja 11 Kemampuan beradaftasi dan berkomunikasi dalam lingkungan kerja 12 Kemampuan untuk terlibat dalam kehidupan sosial bermasyarakat berdasrkan budaya bahari 13 Kemampuan mengembangkan diri berdasarkan wawasan budaya bahari ELEMEN KOMPETENSI A B C D E ELEMEN KOMPETENSI a. landasan kepribadian; b. penguasaan ilmu; c. kemampuan berkarya; d. Sikap dan prilaku berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai; e. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya

5 FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS KBK MATAKULIAH : FONOLOGI BAHASA ARAB Kompetensi Utama Kompetensi Pendukung Komp. Lainnya (intitusial) : Kemampuan dalam menerapkan pengetahuan Ilmu Budaya dan ilmu sosial dasar fonologi (No.1) : Kemampuan dalam menerapkan pengetahuan Ilmu Budaya dan ilmu sosial dasar fonologi (No.1) : Kemampuan dalam untuk terlibat dalam kehidupan social bermasyarakat berdasarkan budaya bahari (No.1) MINGGU 1 s.d 4 MATERI PEMBELAJARAN Klasifikasi alat artikulasi BENTUK PEMBELAJARAN Kuliah + tugas + kajian Pustaka KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN Menemukan paling sedikit 3 materi penting tentang alat-alat artikulasi INDIKATOR PENILAIAN ketepatan konsep; kejelasan uraian; sistematika penerapan BOBOT NILAI (%) 10% 4 s.d 7 Fungsi alat artikulasi Kuliah + kerja kelompok + presentase Membuat bagan yang memuat fungsi-fungsi alat artikulasi manusia ketuntasan gagasan pada bagan; bentuk dan estetika bagan; kerjasama tim; skill komunikasi; 15% 8 s.d 10 Proses fonologis bahasa Arab diskusi kelompok + kerja kelompok + simulasi Mempraktekkan proses artikulasi fonem-fonem bahasa Arab ketepatan proses artikulasi; kemampuan menjelaskan proses artikulasi; kerjasama tim 25% Khasanah fonem bahasa Arab tutorial + diskusi kelompok + kerja kelompok + simulasi Melakukan klasifikasi fonemfonem Bahasa Arab berdasarkan letak artikulasi dan cara artikulasi ketepatan konsep; kejelasan uraian; sistematika penerapan 25% Uji Kompetensi Studi kasus dan presentase Menyusun langkah-langkah pemecahan kasus ketepatan konsep; kejelasan uraian; sistematika penerapan 25%

6 EVALUASI KOMPTENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN Nama Mata Kuliah : Fonologi Bahasa Arab Kode Mata kuliah : 101BA2 Kode Mata kuliah : Haeruddin, S.S. Jumlah Peserta : 18 Jurusan : Sastra Arab EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN NO NIM NAMA MAHASISWA Ketepatan konsep dan contoh 1 F AHMAD ARFAH 2 F PARTOMO 3 F ABDDURRAHMAN 4 F NUSWAR 5 F FAIDAH FATAH 6 F ANAS MUSTAFA 7 F KADRISAL 8 F MOH YUSRI MUKRI 9 F MUH ALAWI 10 F ANDI FAISAL 11 F A. MAKKARUMPA 12 F FATHUR RAHMAN 13 F MUHAMMAD HISYAM 14 F ZOELKIFLI 15 F PEPRUDDIN 16 F HAMZAH Menemukan paling sedikit 3 Contoh aplikasi pada paling sedikit 3 bidang (10%) Kejelasan Uraian Kemutakhiran Pustaka Menyusun poster yang memuat langkah PDB dari satu Model Analitik yang ditugaskan (15%) Ketuntasan Gagasan pada Poster Kreatifitas Kerjasama Tim

7 Nama Mata Kuliah : Fonologi Bahasa Arab Kode Mata kuliah : 101BA2 Pembelajar : Haeruddin, S.S. Semester : I (satu) Hari Pertemuan/Jam : Kamis / Tempat Pertemuan : FIS KONTRAK PEMBELAJARAN 1. MANFAAT MATA KULIAH Mata kuliah ini akan mengantarkan penguasaan terhadap bahasa Arab khususnys penguasaan terhadap fonem-fonem Bahasa Arab. Penguasaan terhadap mata kuliah ini akan mendukung pembelajar dalam mengklasifikasikan serta maengartikulasikan bunyi-bunyi bahasa Arab dengan tepat sehingga pada akhirnya mampu berkomunikasi dalam Bahasa Arab dengan benar pula. 2. DESKRIPSI MATA KULIAH Matakuliah ini merupakan matakuliah yang ditawarkan pada semester 1 (diperuntukkan untuk mahasiswa baru). Mata kuliah ini matakuliah yang diharapkan dapat menunjang matakuliah lain yang hierarkinya lebih tinggi seperti: Morfologi Bahasa Arab,Sintaksis Bahasa Arab, Semantik Bahasa Arab serta Muhadatsah. 3. TUJUAN PEMBELAJARAN a. Mahasiswa mampu menerapkan Fonologi Generatif dalam menganalisis bahasa Arab sebagai obyek kajiannya..(أدوات النطق) b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi articulation tools c. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi-fungsi alat artikulasi dalam proses fonasi. d. Mahasiswa mampu mengklasifikasikan fonem-fonem bahasa Arab. e. Mahasiswa mengartikulasikan fonem-fonem bahasa Arab dengan benar.

8 4. ORGANISASI MATERI a. Organisasi Materi dirancang melalui Analisis Instruksional yang akan diharapkan membantu peserta kuliah dalam menerima materi secara berjenjang. b. Setiap materi yang disampaikan menggunakan metode yang bervariasi untuk memaksimalkan tingkat pemahaman peserta mata kuliah 5. STRATEGI PEMBELAJARAN Mata kuliah ini menggunakan metode ceramah interaktif yang dipadu dengan metode Cooperative/ Collaboratif learning pada topic yang menuntut keterampilan bekerja secara Tim seperti pada penyelesaian tugas kajian pustaka dan penyusunan portfolio. Sedang pada tugas-tugas yang bersifat kerja individu digunakan metode kombinasi kuliah interaktif, FBL, dan atau studi kasus. Perkembangan kemajuan peserta dipantau melalui aktivitas tutorial dan presentasi di depan kelas. Dokumen perjalanan pengalaman belajar mahasiswa dituliskan dalam Log-Book yang merupakan dokumen Fortfolio mahasiswa pada mata kuliah ini. 6. MATERI / BAHAN BACAAN a. Chaer, Abdul. (1986) Pengantar Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. b. Samsuri (1987) Analisis Bahasa, Jakarta: Erlangga. c. Verhaar, J.W.M Asas-asas Linguistik Umum.Yogyakarta: Gajah Mada University Press. d. Schane, Sanford A (1992) Generative Phonologi, USA : Summer Institute of Linguistics. بدرى إبراهيم آمال ( 1982 م/ 1402 ه) علم اللغة البمرمج: الا صوات والنظام الصوتى مطبقا على اللغة العربية جامعة الملك سعود الرساض.e المملكة العربية السعودية.

9 7. TUGAS a. Setiap bacaan / tutorial harus dibaca sebelum mengikuti kuliah b. Peserta diwajibkan membuat laporan setiap akhir latihan dan dikumpul satu minggu setelah perkuliahan c. Mid test akan dilaksanakan pada pertemuan ke-8 d. Final test Semester akan dilakukan sesuai jadual akademik dari fakultas 8. KRITERIA PENILAIAN Kriteria yang dinilai pada mata kuliah ini sebagai berikut: a. Ketepatan pemakaian konsep dengan contoh; kejelasan uraian; kemutakhiran bahan pustaka (10 %) b. Ketuntasan gagasan pada bagan yang dibuat; kreatifitas; kerjasama tim pada presentase (15%). c. Kejelasan isi, kejelasan konsep dan penguasaan konsep Fonologi; Kemampuan menyelesaikan problem set; kedisiplinan (25%) d. Kelengkapan isi, kejelasan konsep dan penguasaan konsep Transformasi (25%). e. Kejelasan langkah pemecahan kasus; kejelasan alasan; ketepatan langkah dan alasan; ketelitian; kemempuan analogy (25%). Penentuan nilai akhir (A,B,C,D,E) berdasarkan PAP. A = B = C = D = E = 00-40

10 9. NORMA AKADEMIK a. Mahasiswa harus berpakaian rapih dan pakai sepatu b. Mahasiswa tidak boleh terlambat dalam mengikuti setiap materi kuliah. c. Mahasiswa wajib membawa minimal satu buku teks yang berubungan dengan materi perkuliahan. d. Mahasiswa wajib menerapkan akhlak yang baik selama mengikuti perkuliahan. 10. JADWAL PEMBELAJARAN MINGGU TOPIK BAHASAN METODE SCL DOSEN 1 Kontrak Pembelajaran Kuliah Interaktif + Simulasi Haeruddin 2 Alat artikulasi aktif Kuliah Interaktif + tugas + kajian Pustaka Haeruddin 3 Alat artikulasi fasif Kuliah + kerja kelompok + presentase Haeruddin 4 Fungsi alat artikulasi diskusi kelompok + kerja kelompok + simulasi Haeruddin 5 Proses artikulasi tutorial + diskusi kelompok + kerja kelompok + simulasi Haeruddin 6 Bunyi Vocal diskusi kelompok + kerja kelompok + simulasi Haeruddin 7 Bunyi Konsosnan tutorial + diskusi kelompok + kerja kelompok + simulasi Haeruddin 8 Klasifikasi Fonem berdasarkan letak artikulasi diskusi kelompok + kerja kelompok + simulasi Haeruddin 9 Klasifikasi Fonem berdasarkan cara artikulasi tutorial + diskusi kelompok + kerja kelompok + simulasi Haeruddin 10 Perubahan fonem (Asimialasi) tutorial + diskusi kelompok + kerja kelompok + simulasi Haeruddin 11 Perubahan fonem (disimilasi) tutorial + diskusi kelompok + kerja kelompok + simulasi Haeruddin 12 Silabel tutorial + diskusi kelompok + kerja kelompok + simulasi Haeruddin 13 Identitas Fonem tutorial + diskusi kelompok + kerja kelompok + simulasi Haeruddin 14 Khasanah fonem Bahasa Arab tutorial + diskusi kelompok + kerja kelompok + simulasi Haeruddin 15 Uji Kompetensi & Remedial Studi kasus dan presentase Haeruddin 16 Uji Kompetensi & Remedial Studi kasus dan presentase Haeruddin

11 Nama Coach : Sitti Sahraeny, S.S, M.A Nama Coachy : Haeruddin, S.S. KONTRAK PEMBELAJARAN NO TANGGAL REKOMENDASI / CATATAN TTD COACH Makassar, 20 Agustus 2007 Mengetahui, Ketua LKPP-Unhas Ir. Machmud Syam, DEA NIP

12 LAMPIRAN MODUL PEMBELAJARAN PROGRAM TRANSFORMASI DARI TEACHING KE LEARNING MATA KULIAH FONOLOGI BAHASA ARAB (MODUL KETIGA : PROSES FONASI) Disusun Oleh:

13 HAERUDDIN, S.S. NIP PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS HASANUDDIN KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga salah satu modul mata kuliah di Jurusan Sastra Asia Barat (Arab) dengan judul Fonologi Bahasa Arab dapat terselesaikan. Modul ini dibuat sebagai keberlanjutan kegiatan pelatihan dosen-dosen dari teaching to facilitating. Selain itu, modul ini dibuat dipersiapkan untuk terciptanya pengajaran Bahasa Arab yang lebih baik, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lulusan Jurusan Sastra Asia Barat (Arab) sehingga mampu bersaing di dunia kerja. Referensi utama dari pembuatan modul ini diambil dari berbagai literatur Bahasa Arab dan juga ditambah dengan materi yang diakses dari internet sehingga diharapkan materi yang terdapat di dalam modul akan selalu up to date. Metode pendekatan yang digunakan dalam modul ini sepenuhnya menggunakan metode Student Center Learning (SCL) yang diharapkan dapat membantu para mahasiswa untuk lebih cepat dalam memahami materi sehingga tingkat keberhasilan pembelajaran dapat lebih maksimal.

14 Semoga modul yang kami susun ini dapat membatu para mahasiswa dalam mempelajari Bahasa Arab khususnya Mata kuliah Fonologi Bahasa Arab. Dan bagi para dosen semoga modul ini dapat dijadikan sebagai referensi yang dapat membantu dalam melakukan pembelajaran Bahasa Arab. Akhirul kalam semoga dengan adanya modul ini berguna bagi kita semua. Wassalam, Makassar, Oktober 2007 Haeruddin, S.S.

15 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 2 PETA KEDUDUKAN MODUL 2 BAB I. PENDAHULUAN 3 A. Deskripsi 1 - Nama Modul 4 - Ruang Lingkup Isi 4 - Kaitan Modul 4 B. Sasaran Pembelajaran modul 4 BABII. PEMBELAJARAN 5 A. Pengertian Proses Fonasi 5 B. Alat-alat dan letak artikulasi 8 C. Proses Fonasi 9 D. Klasifikasi fonem 10 BAB III PENUTUP 13 DAFTAR PUSTAKA 14

16 PETA KEDUDUKAN MODUL

17 Pengantar Ke Arah Fonologi Bahasa Arab Khasanah Fonem Bahasa Arab Fonetik Bahasa Arab Unsur Supra segmental Bahasa Arab Fonemik Bahasa Arab Perubahan Fonem Bahasa Arab Proses Fonasi Bahasa Arab Alofon Bahasa Arab Identifikasi Fonem Bahasa Arab Klasifikasi Fonem Bahasa Arab Tulisan Fonetik Bahasa Arab Perubahan Fonem Bahasa Arab Tulisan Fonemik Bahasa Arab Grafem Bahasa Arab

18 BAB I. PENDAHULUAN A. Deskripsi 1. Nama Modul : Proses Fonasi Bahasa Arab 2. Ruang Lingkup Isi : - Pengertian Proses fonasi - Alat-alat dan letak artikulasi - Proses fonasi - Klasifikasi fonem 3. Kaitan Modul : Modul ini merupakan modul keempat setelah mahasiswa memahami modul petama (Pengantar Ke arah Fonologi Bahasa Arab ), modul kedua (fonetik Bahasa Arab) dan modul ketiga (fonemik Bahasa Arab). B. Sasaran Pembelajaran Modul Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan Pengertian proses fonasi 2. Mengetahui langkah-langkah dalam proses fonasi 3. Mengetahui klasifikasi bunyi yang dihasilkan fonem berdasarkan letak artikulasi dan proses artikulasi 4. Mampu melakukan proses artikulasi fonem-fonem bahasa Arab dengan benar 5. Mengetahui bentuk-bentuk kesalahan dalam proses artikulasi

19

20 BAB II. PEMBELAJARAN A. Pengertian proses Fonasi Bahasa Arab Froses fonasi adalah salah satu sub kajian dalam bidang fonetik yang membahas tentang proses terjadinya bunyi bahasa. (kridalaksana, 1989: 10). Di dalam proses fonosi akan dijelaskan bagaimana alat-alat artikulasi bekerja secara sistematis sehingga melahirkan sebuah bunyi bahasa. Ruang lingkup pembahasan proses fonasi meliputi urutan proses artikulasi serta variasi bunyi bahasa berdasarkan letak artikulasi dan cara artikulasinya. B. Alat-alat artikulasi Berdasarkan cara kerjanya alat-alat artikulasi dapat di kategorikan ke dalam dua bagian besar yanitu alat artikulasi aktif dan alat artikulasi fasif. Yang dimaksud dengan alat artikulasi aktif adalah alat-alat artikulasi yang ketika terjadi sebuah proses fonasi bergerak secara aktif untuk menghampiri alat artikulasi yang lain. Contoh alat artikulasi aktif misalnya: ujung lidah, daun lidah dan bibir bawah. dalam proses artikulasi bunyi ketiga alat artikulasi tersebut bergerak secara aktif menghampiri alat artikulasi yang lain sehingga menghasilkan bunyi bahasa. Yang dimaksud dengan alat artikulasi fasif adalah: alat-alat artikulasi yang ketika terjadi sebuah proses fonasi tidak bergerak secara aktif untuk menghampiri alat artikulasi yang lain. Contoh alat artikulasi aktif misalnya: gigi atas, langit-langit keras dan langit-langit lunak, pangkal tenggorok. dalam proses artikulasi bunyi alat- alat artikulasi tersebut hanya menunggu alat artikulasi yang lain menghampirinya sehingga menghasilkan sebuah bunyi bahasa.

21 Untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan alat-alat artikulasi yang terdapat pada manusia serta cara kerjanya masing sebagai berikut: 1) Pangkal Tenggorok (Larynx) Pangkal tenggorok (larynx) adalah rongga pada ujung pipa pernafasan. Rongga ini terdiri dari empat komponen, yaitu: tulang rawan krikoid, dua tulang rawan aritenoid, sepasang pita suara, dan tulang rawan tiroid. Tulang rawan krikoid berbentuk seperti lingkaran sebagai tumpuannya terletak di belakang. Dua tulang rawan aritenoid bentuknya kecil seperti piramid terletak di atas tulang rawan krikoid. Sistem otot aritenoid dapat bergerak mengatur gerakan pada sepasang pita suara 2) Rongga Kerongkongan (Pharynx) Rongga kerongkongan ialah rongga yang terletak di antara pangkal tenggorok dengan rongga mulut dan rongga hidung. Fungsi utamanya adalah sebagai saluran makanan danminuman. Dalam pembentukan bunyi bahasa peranannya terutam hanyalah sebagai tabung udara yang akan ikut bergetar bila pita suara bergetar. Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh faring disebut bunyi faringal 3) Langit-Langit Lunak (Velum) Langit-langit lunak (velum) besrta bagian ujungnya yang disebut anak tekak (uvula) dapat turun naik sedemikian rupa. Dalam keadaan bernafas normal maka langit-langit lunak beserta ujung anak tekak menurun, sehingga udara dapat keluar masuk melalui rongga hidung. Demikian pula pada waktu terbentuknya bunyi nasal. Dalam kebanyakan pembentukan bunyi bahasa, yaitu bunyi non-nasal, atau pada saat kita menguap, langit-langit lunak beserta anak tekaknya terangkat ke atas menutup rongga hidung. Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh langit-langit lunak ini disebut bunyi velar 4) Langit-Langit Keras (Palatum)

22 Langit-langit keras merupakan susunan bertulang. Pada bagian depan mulai langit-langit melengkung cekung ke atas dan bagian belakang berakhir dengan bagian yang terasa lunak bila di raba. Dalam pembentukan bunyi bahasa langit-langit keras ini sebagai artikulator pasif, sedangkan artikulator aktifnya adalah ujung lidah atau tengah lidah. Bunyi yang di hasilkan oleh langit-langit keras disebut palatal 5) Gusi Dalam (Alveola, Alveolum) Gusi dalam (gusi belakang, ceruk gigi, lengkung kaki gigi, lekuk gigi) adalah bagian gusi tempat letak akar gigi depan atas bagian belakang, terletak tepat di atas serta di belakang gigi yang melengkung ke dalam menghadap lidah. Dalam pembentukan bunyi bahasa gusi ini sebagai artikulator pasif, sedangkan artikulator aktifnya adalah ujung lidah. Bunyi yang dihasilkan oleh gusi disebut alveolar 6) Bibir (Labia) Bibir terbagi menjadi dua, yaitu bibir bawah dan bibir atas. Fungsi pokok kedua bibir adalah sebagai pintu penjaga rongga mulut. Dalam pembnetukan bunyi bahasa bibir atas adalah sebagai artikulator pasif bekerja sama dengan bibir bawah sebagai artikulator aktifnya. Dapat juga bibir bawah sebagai artikulator aktif itu bekerja sama dengan gigi atas, hasilnya ialah bunti labio-dental 7) Lidah (Tongue) Fungsi pokok lidah adalah sebagai alat perasa, dan untuk memindahkan makanan yang akan atau sedang dikunyah. Dalam pembentukan bunyi bahasa lidah sebagai artikulator aktif mempunyai peranan yang amat penting. Lidah dapat di bagi menjadi lima bagian, yaitu : akar lidah (root), pangkal lidah (dorsum), tengah lidah (medium), daun lidah (lamina), dan ujung lidah (apex). Akar lidah bekerja sama dengan rongga kerongkongan menghasilkan bunyi radiko-faringal. Pangkal lidah bekerja sama dengan langit-langit lunak menghasilkan bunyi

23 dorso-velar. Tangah lidah bekerja sama dengan langit-langit keras menghasilkan bunyi medio-palatal. Ujung lidah bekerja sama dengan langit-langit keras menghasilkan bunyi apiko platal 8) Gigi (Teeth, Denta) Gigi terbagi menjadi dua, yaitu gigi bawah dan atas. Walaupun gigi bawah dapat digerakkan ke bawah dan ke atas namun dalam pembentukan bunyi bahasa tidak banyak berperan, hanya bersifat membantu saja. Yang berfungsi penuh sebagai artikulator atau dasar artikulasi adalah gigi atas bekerja sama dengan bibir bawah atau ujung lidah. Bunyi yang di hasilkan oleh gigi disebut dental. C. Proses Fonasi Sebagaiman yang telah dijelaskan pada sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan prose froses fonasi adalah keseluruhan rangkaian proses mekanis yang dilakukan oleh alat artikulasi untuk melahirkan sebuah bunyi bahasa. Secara berurutan Proses fonasi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Tahap paling pertama dari proses fonasi sehingga terjadi sebuah bunyi bahasa adalah pada umumnya dimulai dengan proses pemompaan udara dari paru-paru. 2) Udara yang keluar dari paru-paru tersebut akhirnya melewati pangkal tenggorok yang didalamnya terdapat pita suara. 3) Sesudah melewati pita suara, tempat awal terjadinya bunyi bahasa, arus udara diteruskan ke alat-alat ucap tertentu yang terdapat di rongga mulut atau rongga hidung, dimana bunyi bahasa tertentu akan dihasilkan. 4) Setelah udara yang keluar dari pangkal tenggorok dan melalui pita suara maka pada akhirnya jalan satu-satunya bagi udara untuk bisa keluar adalah keluar melaui melalui rongga mulut atau rongga hidung, udara tadi diteruskan ke udara bebas.

24 Sebagai tambahan tentang mengenai proses fonasi maka perlu dijelaskan empat macam posisi pita suara ketika dilewati oleh udara yang menjadikan terjadinya kondisi yang bervariasi dari bunyi yang dihasilkannya adapun kondisi pita suara adalah sebagai berikut: 1) Pita suara terbuka lebar, Pada posisi ini tidak akan terjadi bunyi bahasa. 2) Pita suara terbuka agak lebar, Pada posisi ini terjadi bunyi bahasa yang disebut bunyi tak bersuara. 3) Pita suara terbuka sedikit, Bunyi bahasa yang disebut bunyi bersuara akan terjadi pada posisi ini. 4) Pita suara tertutup rapat-rapat. Kalau pita suara tetutup rapat, maka akan terjadilah bunyi hamzah. D. Klasifikasi Bunyi Bahasa Bunyi bunyi bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan dua cara yang pertama klasifikasi berdasarkan letak artikulasi dan kedua berdasarkan cara artikulasi. Klasifikasi bunyi bahasa berdasarkan letak artilkasi dapat digolongkan ke dalam beberapa bagian sebagai berikut: 1) Bunyi Bilabial Yang dimaksud dengan bunyi bilabial adalah bunyi yang terjadi pada kedua bibir; dengan cara bibir bawah.[م] dan,[ب] bunyi: merapat ke bibir atas. Yang termasuk fonem bilabial adalah: 2) Bunyi Labiodental Yang dimaksud dengan bunyi Labiodental adalah bunyi konsonan yang terjadi pada alat artikulasi gigi bawah dan bibir atas dengan cara gigi bawah merapat pada bibir atas. Yang termasuk bunyi Labiodental adalah: bunyi: [ف] 3) Bunyi Laminoalveolar

25 Yang dimaksud dengan bunyi Laminoalveolar adalah bunyi yang terjadi pada alat artikulasi daun lidah dan gusi [ت],[د] bunyi: dengan cara daun lidah menempel pada gusi. Yang termasuk bunyi Laminoalveolar adalah: 4) Bunyi Dorsovelar Yang dimaksud dengan bunyi dorsovelar adalah bunyi yang terjadi pada pangkal lidah dengan velum atau langit-langit lunak dengan cara pangkal lidah menekan pada langit-langit lunak. Yang termasuk bunyi [غ],[ك] bunyi: dorsovelar adalah: 5) Bunyi Faringal Yang dimaksud dengan bunyi faringal adalah bunyi konsonan yang terjadi pada dinding farynx dan akar lidah. [ه] bunyi: Yang termasuk kategori bunyi Faringal adalah Klasifikasi bunyi bahasa berdasarkan cara artikulasi dapat digolongkan ke dalam beberapa bagian sebagai berikut: 1) Bunyi Letupan (Plosif) Yang dimaksud dengan bunyi Letupan (Plosif) adalah bunyi yang terjadi dengan menutup sepenuhnya aliaran udara, sehingga udara mampet di belakang tempatpenutupan itu kemudian penutupan itu dibuka secaa tiba-tiba, [غ],[ك],[د],[ت],[ب] bunyi: sehingga menyebabkan terjadinya letupan. Yang termasuk fonem Letupan adalah: 2) Bunyi Geseran (Frikatif) Yang dimaksud dengan bunyi Geseran (Frikatif) adalah bunyi yang terjadi dengan cara articulator aktif mendekati articulator fasif membentuk celah sempit sehingga udara yang lewat mendapat gangguan di celah itu [ز],[س],[ف] bunyi: Yang termasuk bunyi Geseran (Frikatif) adalah

26 3) Bunyi Sengauan (Nazal) Yang dimaksud dengan bunyi Sengauan (Nazal) adalah bunyi yang terjadi dengan cara artikulator menghambat sepenuhnya aliran udara yang keluar melalui rongga mulut tetapi membiarkannya keluar melalui rongga hidung [ن] dan [م] dengan bebas. Yang termasuk bunyi Sengauan (Nazal) adalah: bunyi 4) Bunyi Getaran (Trill) Yang dimaksud dengan bunyi Getaran (Trill) adalah bunyi yang terjadi dengan cara artikulator aktif melakukan kontak secara beruntun dengan artikulator fasif sehingga dari hasil kotak yang beruntun tersebut muncul getaran [ر] bunyi: bunyi yang terjadi secara berulang-ulang. Yang termasuk bunyi Getaran (Trill) adalah: 5) Bunyi Sampingan (Lateral) Yang dimaksud dengan bunyi Sampingan (Lateral) adalah bunyi yang terjadi dengan cara articulator aktif mengahambat aliran udar pasa bagian tengah mulut lalu membiarkan udara keluar melaui samping lidah. Yang [ل] bunyi: termasuk kategori bunyi Sampingan (Lateral) adalah 6) Bunyi Hampiran (Aproximan) Yang dimaksud dengan bunyi Sampingan (Lateral) adalah bunyi yang terjadi dengan cara artikulator aktif dan fasif membentuk ruang yang mendekati posisi terbuka seperti dalam pembentukan vokal tetapi tidak cukup sempit untuk menghasilkan konsonan geseran oleh karena itu bunyi yang dihasilkan biasa juga disebut bunyi semivokal mengahambat aliran udar pasa bagian tengah mulut lalu membiarkan udara keluar melaui samping [ي] dan [و] bunyi: lidah. Yang termasuk kategori bunyi Hampiran (Aproximan) adalah

27 BAB III. PENUTUP Setelah kita mengetahui keseluruhan aspek yang berhubungan dengan proses fonasi diharapkan mahasiswa kita memiliki kemapuan dalam mengartikulasikan bunyi-bunyi atau fonem-fonem bahasa secara umum dan fonem-fonem Bahasa Arab secara khusus. Untuk penguasaan proses fonasi sebagaimana yang telah dijelaskan pada modul di atas maka ada beberapa langkah yang harus ditempuh. langkah awal yang harus dilakukan adalah memahami secara detail alat-alat artikulasi serta fungsifungsinya dalam proses fonasi, langkah yang kedua adalah memahami letak artikulasi bunyi-bunyi Bahasa khususnya bunyi Bahasa Arab yang ingin diartikulasikan, setelah itu kita masuk pada langkah ketiga yaitu memahami seluruh rangkaian proses artikulasi dan yang keempat adalah memahami klasifikasi bunyi-bunyi bahasa Arab baik berdasarkan cara artikulasi maupun berdasarkan letak artikulasi. Setelah mengikuti pelajaran mata kuliah Fonologi Bahasa Arab khususnya modul ketiga ini diharapkan mahasiswa sudah mampu menjelaskan keseluruhan persoalan yang menyangkut proses fonasi Bahasa Arab dan yang terlebih penting lagi adalah mahasiswa mampu mempraktekkan proses fonasi secara benar sehingga penguasaannya terhadap bahasa khususnya Bahasa Arab dapat menjadi lebih sempurna.

28

29 DAFTAR PUSTAKA 1) Chaer, Abdul. (1986) Pengantar Linguistik Umum., Rineka Cipta: JakartaSamsuri (1987) Analisis Bahasa, Erlangga, Jakarta. 2) Ni mah, Fuad Mulakhkhas Qawa id al-lughah al-arabiyyah. Bayrut: Dar al-thaqafah al-islamiyyah. 3) Al-Muradi, Hasan bin Qasim. T.th. Taudhih al-maqashid wa al-masalik. Jil. I. Cet. II. Qairo, Maktabah al-kulliyyah al- Azhariyyah. 4) Nuri, Mustafa Muhammad,1992. al-arabiyyah al-muyassarah. Makassar: IAIN Alauddin. 5) Rahman, Faridah Ta lim al-lughah al-arabiyyah (diktat) Makassar. 6) Siny, Mahmud Ismail. (dkk). 1987/1404. al- Nahwu al-`arabiy al-mubarmaj. Cet I. Riyadh. Universitas al-malik al-sa ud. 7) Schane, Sanford A (1992) Generative Phonology, Summer Institute of Linguistics, USA.

30 MODUL I PENGANTAR KE ARAH FONOLOGI BAHASA ARAB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu materi yang paling penting dalam pembelajaran bahasa adalah materi Fonologi karena materi ini mencakup dan menjelaskan bagaimana bunyi-bunyi bahasa dihasilkan. Hal ini sangat penting difahami karena setiap bahasa memiliki pola-pola tersendiri dalam menuturkannya sehingga jika kita mengetahui pola-pola atau aspek-aspek yang bersifat fonologikal dari suatu bahasa maka sudah bisa dipastikan bahwa penguasaan terhadap bahasa tersebut akan sulit dilakukan khususnya dalam tataran penuturan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka untuk dapat menguasai Bahasa Arab dengan baik maka mata kuliah ini menjadi sangat penting. B. Ruang lingkup Modul Ruang lingkup mata kuliah ini mencakup dua hal pokok yang menjadi sub penting dalam Mata Kuliah Fonologi Bahasa arab yaitu: Fonetik

31 Fonemik C. Kaitan Modul Modul ini merupakan modul pertama yang menjadi dasar bagi penguasaan Materi kuliah Fonologi Bahasa Arab. Materi yang akan disampaikan ini sangat berkaitan dengan modul kedua karena pada modul pertama ini dijelaskan tentang fonetik yang pada dasarnya menjelaskan tentang gambaran umum mengenai alat-alat artikulasi sedangkan pada materi kedua kita membahas tentang funsi-fungsi alat-alat artikulasi. D. Sasaran Pembelajaran Modul Menjelaskan pengertian Fonetik serta sub-sub kajian yang berhubungan dengannya. Menjelaskan pengertian Fonemik serta sub-sub kajian yang berhubungan dengannya.

32 BAB II PEMBAHASAN A. Fonetik Secara etimologi Fonetik berasal dari kata fon yang berarti bunyi sehingga secara sederhana kita dapat mengartikannya sebagai ilmu bunyi. Adapun fonetik menurut para pakar bahasa diartikan sebagai bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tesebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Secara fungsional bidang fonetik ini dipertentangkan dengan fonemik yang merupakan sub dari fonologi yang mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa sebagai sebuah bunyi yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan makna ketika kita menuturkannya. Menurut pembagian sub kajiannya fonetik dibagi menjadi tiga bagian yaitu: fonetik artikulatoris, fonetik akustik dan fonetik auditoris. Fonetik artikulatoris Fonetik artikulatoris adalah sub kajian dari fonetik yang mempelajari tentang bagaimana mekanisme alat ucap manusia bekerja dan menghasilkan bunyi bahasa serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan. Fonetik akustik Fonetik akustik adalah sub dari fonetik yang mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam. Bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi dengan getarannya. Amplitudonya, intensitasnya, dan timbrenya. Secara disiplin keilmuan bidang ini lebih berhubungan dengan bidang fisika.

33 Fonetik auditoris Fonetik auditoris adalah sub dari fonetik yang mempelajari mekanisme penerimaan bunyi bahasa oleh telinga kita. Secara disiplin keilmuan bidang ini lebih berhubungan dengan bidang Kedokteran karena menyangkut tentang tentang neorologi (ilmu syaraf) dalam ilmu kedokteran. B. Fonemik Fonemik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa dengan memperhatikan apakah bunyi tesebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Sebagai mana talah kita ketahui bahwa fonemik sacara fungsional dipertentangkan dengan fonetik, karena fonemik mengkhususkan perhatianya pada makna yang ditimbulkan oleh sebuah bunyi bahasa ketika dituturkan sedangkan fonetik hanya memfokuskan bagaimana bunyi bahasa dapat dituturkan secara benar baik dari segi cara maupun dari segi tempat artikulasinya. Dalam bidang fonemik kita akan mempelajari tentang perbedaan makna yang ditimbulkan oleh perbedaan cara penuturan dalam suatu bunyi bahasa. Hal ini sangat penting karena dalam pembelajaran bahasa khususnya bahasa Arab kita akan diperhadapkan pada berbagai masalah bunyi-bunyi bahasa yang secara sepintas sama akan tetapi sangat berbeda dari segi makna yang ditimbulkannya. Hal tersebut bisa difahami karena memang khasanah fonem bahasa Arab jauh lebih variatif jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa yang lain semisal bahasa Indonesia. Dengan

34 pemahaman yang dalam terhadap fonologi maka akan memudahkan kita dalam menuturkan fonem-fonem Bahasa arab dengan benar. C. Indikator Pencapaian Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian fonetik berserta sub-sub kajiannya. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian fonemik berserta sus-sub kajiannya. BAB III PENUTUP Setelah kita mempelajari tentang keseluruhan aspek yang berhubungan dengan fonetik dan fonemik maka diharapkan kita memiliki kemampuan dalam menjelaskan perbedaan di antara kedua sub bidang Fonologi itu. Untuk penguasaan alat artikulasi sebagaimana yang telah dijelaskan pada modul di atas maka ada beberapa langkah yang harus ditempuh. langkah awal yang harus dilakukan adalah memahami secara detail alat-alat artikulasi serta fungsi-fungsinya dalam proses fonasi, langkah yang kedua adalah memahami letak artikulasi bunyi-bunyi Bahasa khususnya bunyi Bahasa Arab yang ingin diartikulasikan, setelah itu kita masuk pada langkah ketiga yaitu memahami seluruh rangkaian proses artikulasi dan yang keempat adalah memahami klasifikasi bunyi-bunyi bahasa Arab baik berdasarkan cara artikulasi maupun berdasarkan letak artikulasi. Setelah mengikuti pelajaran mata kuliah Fonologi Bahasa Arab khususnya modul ketiga ini diharapkan mahasiswa sudah mampu menjelaskan keseluruhan persoalan yang menyangkut proses fonasi Bahasa Arab dan yang terlebih penting lagi adalah mahasiswa mampu mempraktekkan proses fonasi secara benar sehingga penguasaannya terhadap bahasa khususnya Bahasa Arab dapat menjadi lebih sempurna.

35

36 DAFTAR PUSTAKA 2) Chaer, Abdul. (1986) Pengantar Linguistik Umum., Rineka Cipta: JakartaSamsuri (1987) Analisis Bahasa, Erlangga, Jakarta. 3) Ni mah, Fuad Mulakhkhas Qawa id al-lughah al-arabiyyah. Bayrut: Dar al-thaqafah al-islamiyyah. 4) Al-Muradi, Hasan bin Qasim. T.th. Taudhih al-maqashid wa al-masalik. Jil. I. Cet. II. Qairo, Maktabah al-kulliyyah al- Azhariyyah. 5) Nuri, Mustafa Muhammad,1992. al-arabiyyah al-muyassarah. Makassar: IAIN Alauddin. 6) Rahman, Faridah Ta lim al-lughah al-arabiyyah (diktat) Makassar. 7) Siny, Mahmud Ismail. (dkk). 1987/1404. al- Nahwu al-`arabiy al-mubarmaj. Cet I. Riyadh. Universitas al-malik al- Sa ud. 8) Schane, Sanford A (1992) Generative Phonology, Summer Institute of Linguistics, USA.

37 MODUL II ALAT-ALAT ARTIKULASI BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Salah satu materi yang paling penting dalam pembelajaran bahasa adalah materi Fonologi karena materi ini mencakup dan menjelaskan bunyi-bunyi bahasa. Hal ini disebabkan setiap bahasa memiliki pola-pola tersendiri dalam menuturkannya. Sehingga jika kita mengetahui pola-pola atau aspek-aspek yang bersifat fonologikal suatau bahasa maka sudah bisa dipastikan bahwa penguasaan terhadap bahasa tersebut khususnya dalam tataran penuturan akan mengalami masalah. Demikian pula halnya dengan bahasa Arab, jika kita tidak menguasainya maka merupakan suatu hal yang mustahil untuk bisa menguasainya dengan sempurna. F. Ruang lingkup Ruang lingkup materi ini mencakup dua hal yaitu: Alat Artikulasi Aktif Alat Artikulasi Fasif G. Kaitan Modul

38 Modul ini sangat berkaitan dengan materi ketiga karena pada modul kedua ini akan deijelaskan tentang alat artikulasi serta pembagiannya sedangkan pada modul ketiga akan dibahas tentang bagaimana cara alat-alat artikulasi menuturkan bunyi-bunyi bahasa. H. Sasaran Pembelajaran Modul Menjelaskan perbedaan alat- artikulasi Aktif dan alat artikulasi Fasif Menjelaskan ruang lingkup keduanya

39 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Alat Artikulasi Alat artikulasi adalah bagian dari tubuh manusia yang digunakan dalam melakukukan proses artikulasi atau penuturan bunyi-bunyi bahasa. Dalam fonetik artikulatoris hal pertama yang harus dibicarakan adalah alat ucap manusia untuk menghasilkan bunyi bahasa. Sebetulnya alat ucap yang digunakan untuk menghasilkan bunyi bahasa ini mempunyai fungsi utama lain yang bersifat biologis.misalnya, paru-paru untuk bernapas, lidah untuk mengecap, dan gigi untuk mengunyah.namun, secara kebetulan alat-alat ini digunakan juga untuk berbicara. Kita perlu mengenal nama-nama alat-alat itu untuk mengetahui bagaimana bunyi bahasa itu diproduksi; dan nama-nama bunyi itu pun diambil diambil dari nama-nama alat ucap. B. Pembagian Alat Artikulasi Berdasarkan Cara kerjanya Berdasarkan cara kerjanya alat-alat artikulasi dapat di kategorikan ke dalam dua bagian besar yaitu alat artikulasi aktif dan alat artikulasi fasif. Alat artikulasi aktif Yang dimaksud dengan alat artikulasi aktif adalah alat-alat artikulasi yang ketika terjadi sebuah proses fonasi, alat tersebut bergerak secara aktif untuk menghampiri alat artikulasi yang lain. Contoh alat artikulasi aktif misalnya: ujung lidah, daun lidah dan bibir bawah. dalam proses artikulasi bunyi ketiga alat artikulasi tersebut bergerak secara aktif menghampiri alat artikulasi yang lain sehingga menghasilkan bunyi bahasa.

40 Alat artikulasi fasif. Yang dimaksud dengan alat artikulasi fasif adalah alat-alat artikulasi yang ketika terjadi sebuah proses fonasi tidak bergerak akan tetapi dihampiri oleh alat artikulasi aktif dalam melakukan proses fonasi. Contoh alat artikulasi aktif misalnya:gigi, langit-lagit dll. C. Beberapa alat artikulasi Di dalam fonologi terdapat beberapa alat artikulasi yang digunakan dalam proses artikuasi atau proses fonasi. Untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan alat-alat artikulasi yang terdapat pada manusia serta cara kerjanya masing sebagai berikut: Pangkal Tenggorok (Larynx) Pangkal tenggorok (larynx) adalah rongga pada ujung pipa pernafasan. Rongga ini terdiri dari empat komponen, yaitu: tulang rawan krikoid, dua tulang rawan aritenoid, sepasang pita suara, dan tulang rawan tiroid. Tulang rawan krikoid berbentuk seperti lingkaran sebagai tumpuannya terletak di belakang. Dua tulang rawan aritenoid bentuknya kecil seperti piramid terletak di atas tulang rawan krikoid. Sistem otot aritenoid dapat bergerak mengatur gerakan pada sepasang pita suara Rongga Kerongkongan (Pharynx) Rongga kerongkongan ialah rongga yang terletak di antara pangkal tenggorok dengan rongga mulut dan rongga hidung. Fungsi utamanya adalah sebagai saluran makanan danminuman. Dalam pembentukan bunyi bahasa peranannya terutam hanyalah sebagai tabung udara yang akan ikut bergetar bila pita suara bergetar. Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh faring disebut bunyi faringal

41 Langit-Langit Lunak (Velum) Langit-langit lunak (velum) besrta bagian ujungnya yang disebut anak tekak (uvula) dapat turun naik sedemikian rupa. Dalam keadaan bernafas normal maka langit-langit lunak beserta ujung anak tekak menurun, sehingga udara dapat keluar masuk melalui rongga hidung. Demikian pula pada waktu terbentuknya bunyi nasal. Dalam kebanyakan pembentukan bunyi bahasa, yaitu bunyi non-nasal, atau pada saat kita menguap, langit-langit lunak beserta anak tekaknya terangkat ke atas menutup rongga hidung. Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh langit-langit lunak ini disebut bunyi velar. Langit-Langit Keras (Palatum) Langit-langit keras merupakan susunan bertulang. Pada bagian depan mulai langit-langit melengkung cekung ke atas dan bagian belakang berakhir dengan bagian yang terasa lunak bila di raba. Dalam pembentukan bunyi bahasa langit-langit keras ini sebagai artikulator pasif, sedangkan artikulator aktifnya adalah ujung lidah atau tengah lidah. Bunyi yang di hasilkan oleh langit-langit keras disebut palatal. Gusi Dalam (Alveola, Alveolum) Gusi dalam (gusi belakang, ceruk gigi, lengkung kaki gigi, lekuk gigi) adalah bagian gusi tempat letak akar gigi depan atas bagian belakang, terletak tepat di atas serta di belakang gigi yang melengkung ke dalam menghadap lidah. Dalam pembentukan bunyi bahasa gusi ini sebagai artikulator pasif, sedangkan artikulator aktifnya adalah ujung lidah. Bunyi yang dihasilkan oleh gusi disebut alveolar. Bibir (Labia)

42 Bibir terbagi menjadi dua, yaitu bibir bawah dan bibir atas. Fungsi pokok kedua bibir adalah sebagai pintu penjaga rongga mulut. Dalam pembentukan bunyi bahasa bibir atas adalah sebagai artikulator pasif bekerja sama dengan bibir bawah sebagai artikulator aktifnya. Lidah (Tongue) Fungsi pokok lidah adalah sebagai alat perasa, dan untuk memindahkan makanan yang akan atau sedang dikunyah. Dalam pembentukan bunyi bahasa lidah sebagai artikulator aktif mempunyai peranan yang amat penting. Lidah dapat di bagi menjadi lima bagian, yaitu : akar lidah (root), pangkal lidah (dorsum), tengah lidah (medium), daun lidah (lamina), dan ujung lidah (apex). Akar lidah bekerja sama dengan rongga kerongkongan menghasilkan bunyi radiko-faringal. Pangkal lidah bekerja sama dengan langitlangit lunak menghasilkan bunyi dorso-velar. Tangah lidah bekerja sama dengan langit-langit keras menghasilkan bunyi medio-palatal. Ujung lidah bekerja sama dengan langit-langit keras menghasilkan bunyi apiko platal. Gigi (Teeth, Denta) Gigi terbagi menjadi dua, yaitu gigi bawah dan atas. Walaupun gigi bawah dapat digerakkan ke bawah dan ke atas namun dalam pembentukan bunyi bahasa tidak banyak berperan, hanya bersifat membantu saja. Yang berfungsi penuh sebagai artikulator atau dasar artikulasi adalah gigi atas bekerja sama dengan bibir bawah atau ujung lidah. Bunyi yang di hasilkan oleh gigi disebut dental. D. Indikator Pencapaian

43 mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan alat artikulasi aktif dan alat artikulasi fasif mahasiswa mampu megidentifikasi dan mendeskripsikan lokasi serta fungsi alat artikulasi dengan benar.

44 BAB III PENUTUP Setelah kita mempelajari tentang keseluruhan aspek yang berhubungan dengan alat artikulasi diharapkan mahasiswa kita memiliki kemapuan dalam mengidentifikasi alat-alat artikulasi tersebut secara. Untuk penguasaan alat artikulasi sebagaimana yang telah dijelaskan pada modul di atas maka ada beberapa langkah yang harus ditempuh. langkah awal yang harus dilakukan adalah memahami secara detail alat-alat artikulasi serta fungsi-fungsinya dalam proses fonasi, langkah yang kedua adalah memahami letak artikulasi bunyi-bunyi Bahasa khususnya bunyi Bahasa Arab yang ingin diartikulasikan, setelah itu kita masuk pada langkah ketiga yaitu memahami seluruh rangkaian proses artikulasi dan yang keempat adalah memahami klasifikasi bunyi-bunyi bahasa Arab baik berdasarkan cara artikulasi maupun berdasarkan letak artikulasi. Setelah mengikuti pelajaran mata kuliah Fonologi Bahasa Arab khususnya modul ketiga ini diharapkan mahasiswa sudah mampu menjelaskan keseluruhan persoalan yang menyangkut proses fonasi Bahasa Arab dan yang terlebih penting lagi adalah mahasiswa mampu mempraktekkan proses fonasi secara benar sehingga penguasaannya terhadap bahasa khususnya Bahasa Arab dapat menjadi lebih sempurna.

45 DAFTAR PUSTAKA 9) Chaer, Abdul. (1986) Pengantar Linguistik Umum., Rineka Cipta: JakartaSamsuri (1987) Analisis Bahasa, Erlangga, Jakarta. 10) Ni mah, Fuad Mulakhkhas Qawa id al-lughah al-arabiyyah. Bayrut: Dar al-thaqafah al-islamiyyah. 11) Al-Muradi, Hasan bin Qasim. T.th. Taudhih al-maqashid wa al-masalik. Jil. I. Cet. II. Qairo, Maktabah al-kulliyyah al- Azhariyyah. 12) Nuri, Mustafa Muhammad,1992. al-arabiyyah al-muyassarah. Makassar: IAIN Alauddin. 13) Rahman, Faridah Ta lim al-lughah al-arabiyyah (diktat) Makassar. 14) Siny, Mahmud Ismail. (dkk). 1987/1404. al- Nahwu al-`arabiy al-mubarmaj. Cet I. Riyadh. Universitas al-malik al- Sa ud. 15) Schane, Sanford A (1992) Generative Phonology, Summer Institute of Linguistics, USA.

46 MODUL III PROSES FONASI BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pada modul sebelumnya kita telah membahas dengan jelas mengenai alat-alat artikulasi maka selanjutnya pada modul yang ini kita akan mempelajari fungsi-fungsi serta cara kerja alat-alat artikulasi. J.Ruang lingkup Ruang lingkup materi ini mencakup dua hal yaitu: Letak Artikulasi Cara artikulasi K. Kaitan Modul Modul yang kedua ini sangat berkaitan erat dengan modul pertama, karena jika pada modul pertama kita menjelaskan tentang alat-alat artikulasi maka pada modul kedua ini kita akan menjelaskan tentang cara kerja atau fungsi-fungsi alat-alat artikulasi. L. Sasaran Pembelajaran Modul Menjelaskan letak artkulfungsi-fungsi atau cara kerja alat-alat artikulasi

47 Menjelaskan tentang

48 BAB II PEMBAHASAN D. Pengertian Proses Fonasi Proses fonasi adalah keseluruhan proses secara sistematis yang dilakukan oleh alat-alat artikulasi sehingga menghasilkan sebuah bunyi bahasa E. Urutan Proses Fonasi Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan proses froses fonasi adalah keseluruhan rangkaian proses mekanis yang dilakukan oleh alat artikulasi untuk melahirkan sebuah bunyi bahasa. Secara berurutan Proses fonasi dapat dijelaskan sebagai berikut: Tahap paling pertama dari proses fonasi sehingga terjadi sebuah bunyi bahasa adalah pada umumnya dimulai dengan proses pemompaan udara dari paru-paru. Udara yang keluar dari paru-paru tersebut akhirnya melewati pangkal tenggorok yang didalamnya terdapat pita suara. Sesudah melewati pita suara, tempat awal terjadinya bunyi bahasa, arus udara diteruskan ke alat-alat ucap tertentu yang terdapat di rongga mulut atau rongga hidung, dimana bunyi bahasa tertentu akan dihasilkan. Setelah udara yang keluar dari pangkal tenggorok dan melalui pita suara maka pada akhirnya jalan satusatunya bagi udara untuk bisa keluar adalah keluar melaui melalui rongga mulut atau rongga hidung, udara tadi diteruskan ke udara bebas. F. Posisi Pita Suara dalam proses fonasi

49 Sebagai tambahan mengenai proses fonasi maka perlu dijelaskan empat macam posisi pita suara ketika dilewati oleh udara yang menjadikan terjadinya kondisi yang bervariasi dari bunyi yang dihasilkannya adapun kondisi pita suara adalah sebagai berikut: Pita suara terbuka lebar, Pada posisi ini tidak akan terjadi bunyi bahasa. Pita suara terbuka agak lebar, Pada posisi ini terjadi bunyi bahasa yang disebut bunyi tak bersuara. Pita suara terbuka sedikit, bunyi bahasa yang disebut bunyi bersuara akan terjadi pada posisi ini. Pita suara tertutup rapat-rapat, kalau pita suara tetutup rapat, maka akan terjadilah bunyi hamzah. G. Tulisan Fonetik Dalam linguistik dikenal adanya sistem tulisan dan ejaan, di antaranya tulisan fonetik untuk ejaan fonetik dan tulisan fonemis untuk ejaan fonemis dan sistem aksara tertentu. (seperti aksara latin, dan sebaginya) untuk ejaan ortobiografis. Tulisan fonetik yang dibuat untuk keperluan studi fonetik, sesungguhnya dibuat berdasarkan huruf-huruf dari aksara latin. Yang ditambah dengan Pita suara terbuka lebar, Pada posisi ini tidak akan terjadi bunyi bahasa. H. Indikator Pencapaian Mahasiswa mampu menjelaskan urutan proses fonasi. Mahasiswa mampu mempraktekkan proses fonasi secara benar.

50 Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi kedua alat artikulasi dengan benar.

51 BAB II PENUTUP Setelah kita mempelajari tentang keseluruhan aspek yang berhubungan dengan alat artikulasi diharapkan mahasiswa kita memiliki kemapuan dalam mengidentifikasi alat-alat artikulasi tersebut secara. Untuk penguasaan alat artikulasi sebagaimana yang telah dijelaskan pada modul di atas maka ada beberapa langkah yang harus ditempuh. langkah awal yang harus dilakukan adalah memahami secara detail alat-alat artikulasi serta fungsi-fungsinya dalam proses fonasi, langkah yang kedua adalah memahami letak artikulasi bunyi-bunyi Bahasa khususnya bunyi Bahasa Arab yang ingin diartikulasikan, setelah itu kita masuk pada langkah ketiga yaitu memahami seluruh rangkaian proses artikulasi dan yang keempat adalah memahami klasifikasi bunyi-bunyi bahasa Arab baik berdasarkan cara artikulasi maupun berdasarkan letak artikulasi. Setelah mengikuti pelajaran mata kuliah Fonologi Bahasa Arab khususnya modul ketiga ini diharapkan mahasiswa sudah mampu menjelaskan keseluruhan persoalan yang menyangkut proses fonasi Bahasa Arab dan yang terlebih penting lagi adalah mahasiswa mampu mempraktekkan proses fonasi secara benar sehingga penguasaannya terhadap bahasa khususnya Bahasa Arab dapat menjadi lebih sempurna.

52 DAFTAR PUSTAKA 16) Chaer, Abdul. (1986) Pengantar Linguistik Umum., Rineka Cipta: JakartaSamsuri (1987) Analisis Bahasa, Erlangga, Jakarta. 17) Ni mah, Fuad Mulakhkhas Qawa id al-lughah al-arabiyyah. Bayrut: Dar al-thaqafah al-islamiyyah. 18) Al-Muradi, Hasan bin Qasim. T.th. Taudhih al-maqashid wa al-masalik. Jil. I. Cet. II. Qairo, Maktabah al-kulliyyah al- Azhariyyah. 19) Nuri, Mustafa Muhammad,1992. al-arabiyyah al-muyassarah. Makassar: IAIN Alauddin. 20) Rahman, Faridah Ta lim al-lughah al-arabiyyah (diktat) Makassar. 21) Siny, Mahmud Ismail. (dkk). 1987/1404. al- Nahwu al-`arabiy al-mubarmaj. Cet I. Riyadh. Universitas al-malik al- Sa ud. 22) Schane, Sanford A (1992) Generative Phonology, Summer Institute of Linguistics, USA.

53 MODUL IV KLASIFIKASI FONEM BAB I PENDAHULUAN M. Latar Belakang Pada modul sebelumya kita sudah membahas dengan jelas tentang cara artikulasi. Pada modul ini kita akan membahas tentang klasifikasi bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat artikulasi. Materi ini merupakan materi yang paling penting dalam pembelajaran bahasa adalah materi Fonologi karena materi ini mencakup dan menjelaskan bunyi-bunyi bahasa. Hal ini disebabkan setiap bahasa memiliki polapola tersendiri dalam menuturkannya. Sehingga jika kita mengetahui pola-pola atau aspek-aspek yang bersifat fonologikal suatau bahasa maka sudah bisa dipastikan bahwa penguasaan terhadap bahasa tersebut khususnya dalam tataran penuturan akan mengalami masalah. Demikian pula halnya dengan bahasa Arab, jika kita tidak menguasainya maka merupakan suatu hal yang mustahil untuk bisa menguasainya dengan sempurna. N. Ruang lingkup Pembahasan modul ke-empat ini melingkupi keseluruhan aspek yang menyangkut khasanah fonem dalam bahasa Arab yang mencakup dua hal yaitu: Bunyi Vocal Bunyi Konsonan

54 O. Kaitan Modul Materi yang akan pada modul keempat yang disampaikan ini sangat berkaitan dengan modul ketiga karena jika materi pada modul pertama ini tidak tuntas maka secara otomatis kita tidak dapat melangkah pada modul kedua karena modul kedua karena pada modul pertama ini dijelaskan secara detail ruang lingkup dari materi Fonologi bahasa Arab. P. Sasaran Pembelajaran Modul Menjelaskan tentang bentuk vocal dan konsonan dalam bahasa Arab Menjelaskan khasanah fonem dalam Bahasa Arab

55 BAB II PEMBAHASAN I. Klasifikasi Bunyi Bahasa Pada umumnya bunyi bahasa diklasifikasi atas konsonan dan vokal. Bunyi konsonan dihasilkan dengan pita susra terbuka sedikit. Pita suara yang terbuka agak sedikit ini menjadi bergetar ketika dilalui arus udara yang dipompakan dari paru-paru. Selanjutanya arus udara itu keluar melalui rongga mulut tanpa mendapathambatan apa-apa, kecuali rongga mulut yang berbentuk tertentu sesuai jenis vokal yang dihasilkan. Bunyi konsonan terjadi, setelah arus udara melewati pita suara yang terbuka sedikit atau agak lebar, diteruskan ke rongga mulut atau rongga hidung dengan medapat hambatan di tempat-tempat artikulasi tertentu. Jadi, beda terjadinya bunyi vokal dan konsonan adalah: arus udara dalam pembentukan bunyi vokal, setelah melewati pita suara, tidak mendapat hambatan apa-apa, sedangkan dalam pembentukan bunyi konsonan arus udara itu masih mendapat hambatan atau gangguan. Bunyi konsonan ada yang bersuara dan ada yang tidak. Yang bersuara terjadi apabila pita suara terbuka sedikit dan tidak bersuara apabila pita susra terbuka agak lebar. Bunyi vokal, semuanya adalah bersuara sebab dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit. J. Bunyi Vokal Bunyi vokal biasanya diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut: Bunyi vokal berdasarkan posisi lidah secara pertikal.

ANIS SILVIA

ANIS SILVIA ANIS SILVIA 1402408133 4. TATANAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita nmendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtutan bunyi bahasa yang terus menerus, kadang-kadang

Lebih terperinci

BAB 4 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

BAB 4 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI BAB 4 Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa. Fonologi terbentuk dari kata fon = bunyi dan logi

Lebih terperinci

LAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( )

LAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( ) LAPORAN BACA OLEH: Asep Saepulloh (180210110037) Hikmat Hamzah Syahwali (180210110035) Suherlan (180210110036) Identitas Buku Judul : Linguistik Umum (Bagian 4 TATARAN LINGUISTIK [1]: FONOLOGI halaman

Lebih terperinci

BAB II FONETIK 1. Bunyi Bahasa dan Terjadinya

BAB II FONETIK 1. Bunyi Bahasa dan Terjadinya BAB II FONETIK 1. Bunyi Bahasa dan Terjadinya Manusia dalam hidupnya selalu berkomumkasi dengan manusia yang lain lewat bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dengan pendengar berupa bunyi-bunyi.

Lebih terperinci

1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal

1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal 1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi Alat ucap dan alat bicara yang dibicarakan dalam proses memproduksi bunyi bahasa dapat dibagi atas tiga komponen, yaitu : a. Komponen subglotal

Lebih terperinci

BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI NAMA : TAUFIQ SHOFYAN HADI NIM : 1402408291 BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita mendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtunan bunyi bahasa

Lebih terperinci

Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi

Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : 1402408261 4. Tataran Linguistik (1) : fonologi Ketika kita mendengar orang berbicara, tentang berpidato atau bercakapcakap, maka kita akan runtunan bunyi bahasa yang berubah-ubah.

Lebih terperinci

BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM

BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM A. PENGANTAR Fonologi adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa. Fonologi secara Etimologi berasal dari kata fon, yang artinya bunyi dan logi yang berarti ilmu. Fonologi

Lebih terperinci

TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI

TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI Nama : Nugraheni Widyapangesti NIM : 1402408207 TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI Runtutan bunyi dalam bahasa ini dapat dianalisis atau disegmentasikan berdasarkan tingkatan kesatuannya yang ditandai dengan

Lebih terperinci

Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp / Telp. (0274) atau

Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp / Telp. (0274) atau Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp 08121575726/ 0274-7817575 Telp. (0274) 882481 Email: hermanuny@yahoo.com atau hermansp@uny.ac.id 1 ORGAN ARTIKULASI Bibir atas (labium superior) Bibir bawah (labium imperior)

Lebih terperinci

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA 1. Nama Mata kuliah : Fonologi Bahasa Nusantara 2. Kode/SKS : BDN 120 1/2 SKS 3. Prasyarat : Pengantar

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN)

PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN) 1 Syamsudduha 2 Mahmudah / Penggunaan Segmental Melalui Penerapan Teknik 515 PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN) 1 Syamsudduha 2 Mahmudah

Lebih terperinci

BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI

BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.pada bidang linguistic yang mempelajari, menganalisis,dan membicarakan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. mengandung arti kata bunyi, yaitu : lafz, jahr dan saut sepadan dengan noise

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. mengandung arti kata bunyi, yaitu : lafz, jahr dan saut sepadan dengan noise BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2007 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh

Lebih terperinci

Dr. Jauharoti Alfin, M. Si Zudan Rosyidi, MA

Dr. Jauharoti Alfin, M. Si Zudan Rosyidi, MA Dr. Jauharoti Alfin, M. Si Zudan Rosyidi, MA i KATA PENGANTAR DARI REKTOR Merujuk pada PP 55 tahun 2007 dan Kepmendiknas No 16 tahun 2007, Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Penyusunan Kurikulum Pendidikan

Lebih terperinci

Pengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa

Pengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa Pengantar Aspek Fisiologis Bahasa Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober 2014 Aspek Fisiologis Bahasa WUJUD FISIK BAHASA Ciri2 fisik bahasa yg dilisankan Aspek Fisik Bahasa Bgmn bunyi bahasa itu dihasilkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. celah di antara kedua sisi kanan dan kiri dari bibir. Kadang kala malah lebih luas,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. celah di antara kedua sisi kanan dan kiri dari bibir. Kadang kala malah lebih luas, BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Labioshizchis atau lebih dikenal dengan bibir sumbing ini merupakan kelainan bawaan yang timbul saat pembentukan janin yang menyebabkan adanya celah di antara kedua

Lebih terperinci

Hakikat Fonologi. Modul 1 PENDAHULUAN

Hakikat Fonologi. Modul 1 PENDAHULUAN D PENDAHULUAN Modul 1 Hakikat Fonologi Achmad H.P. Krisanjaya alam modul linguistik umum, Anda telah mempelajari bahwa objek yang dikaji oleh linguistik umum adalah bahasa. Bidang-bidang kajian dalam linguistik

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL Matakuliah: PRODUKSI TERNAK POTONG DAN KERJA ( 383I113 ) Oleh: Prof. Dr. Ir. H. Basit Wello, M.Sc Koordinator Prof. Dr. Ir. Sudirman Baco, M.Sc Ir. Johana C. Likadja,

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Nama : Siti Mu awanah NIM : Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Dosen : Drs. Umar Samadhy, M.Pd.

Disusun Oleh : Nama : Siti Mu awanah NIM : Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Dosen : Drs. Umar Samadhy, M.Pd. Disusun Oleh : Nama : Siti Mu awanah NIM : 1402408022 Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Dosen : Drs. Umar Samadhy, M.Pd. PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

Nama : MAOIDATUL DWI K NIM : BAB 4 FONOLOGI

Nama : MAOIDATUL DWI K NIM : BAB 4 FONOLOGI Nama : MAOIDATUL DWI K NIM : 1402408303 BAB 4 FONOLOGI Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari tentang runtutan bunyibunyi bahasa. Fonologi dibedakan menjadi dua berdasarkan objek studinya,

Lebih terperinci

Program Studi Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar Nopember 2011

Program Studi Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar Nopember 2011 LAPORAN RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL Matakuliah: MANAJEMEN PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA (339I112) Oleh: Prof. Dr. Ir. Sudirman Baco, M.Sc. Prof. Dr. Ir. H. Sjamsuddin Garantjang, M.Sc. Prof. Dr.

Lebih terperinci

IDENTITAS MATA KULIAH 16/03/2008 HERMAN 1

IDENTITAS MATA KULIAH 16/03/2008 HERMAN 1 IDENTITAS MATA KULIAH Mata kuliah Kode mata kuliah Jumlah SKS Prodi/jurusan : Artikulasi : PLB221 : 2 SKS : Pend. Luar Biasa 16/03/2008 HERMAN 1 KOMPETENSI Mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan

Lebih terperinci

Fonologi ialah bidang yang mengkaji bunyi-bunyi yang diucapkan melalui mulut manusia. Bunyi-bunyi itu pula ialah bunyi-bunyi yang bermakna.

Fonologi ialah bidang yang mengkaji bunyi-bunyi yang diucapkan melalui mulut manusia. Bunyi-bunyi itu pula ialah bunyi-bunyi yang bermakna. Fonologi ialah bidang yang mengkaji bunyi-bunyi yang diucapkan melalui mulut manusia. Bunyi-bunyi itu pula ialah bunyi-bunyi yang bermakna. Pertuturan ialah bunyi-bunyi yang bermakna kerana apabila dua

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. terkecil dari bahasa, yaitu bunyi. Menurut Okumura dalam Tjandra (2004:1), dalam

Bab 2. Landasan Teori. terkecil dari bahasa, yaitu bunyi. Menurut Okumura dalam Tjandra (2004:1), dalam Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Fonetik dan Fonologi Fonetik dan fonologi sangat berkaitan dan keduanya berhubungan dengan satuan terkecil dari bahasa, yaitu bunyi. Menurut Okumura dalam Tjandra (2004:1),

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH : BAHASA SUMBER II

SILABUS MATA KULIAH : BAHASA SUMBER II SILABUS MATA KULIAH : BAHASA SUMBER II Kompetensi Utama : Kemampuan dalam mengadaptasi bahasa, sastra, dan budaya serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sesuai dengan budaya Indonesiadan seni utamanyabidang

Lebih terperinci

FONETIK DAN FONOLOGI. Ahmad Fazil Bin Zainal Abidin Jabatan Pengajian Melayu IPG Kampus Tuanku Bainun

FONETIK DAN FONOLOGI. Ahmad Fazil Bin Zainal Abidin Jabatan Pengajian Melayu IPG Kampus Tuanku Bainun FONETIK DAN FONOLOGI Ahmad Fazil Bin Zainal Abidin Jabatan Pengajian Melayu IPG Kampus Tuanku Bainun FONETIK DAN FONOLOGI Pengenalan Fonetik dan Fonologi. FONETIK FONOLOGI BIDANG ILMU FONETIK FONETIK Fonetik

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Pada Bab 2 ini penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan penulis pakai dalam menganalisa data pada Bab 4. Teori-teori ini adalah teori fonologi, teori fonetik dan teori fonem.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Keraf (1997:1) bahasa merupakan alat komunikasi anggota masyarakat berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL MATA KULIAH PENGANTAR ANTROPOLOGI

RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL MATA KULIAH PENGANTAR ANTROPOLOGI RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL MATA KULIAH PENGANTAR ANTROPOLOGI OLEH : DRA. ERNI ERAWATI LEWA, M.SI JURUSAN ARKEOLOGI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2009 LEMBAR PENGESAHAN RANCANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ana Roviana Purnamasari, 2015 Kajian Linguistik klinis pada penderita Bells s Palsy

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ana Roviana Purnamasari, 2015 Kajian Linguistik klinis pada penderita Bells s Palsy BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi (Chaer, 2002:30). Bahasa merupakan alat terpenting dalam berkomunikasi antar manusia. Pada hakikatnya manusia

Lebih terperinci

Harimurti Kridalaksana FONETIK. Definisi dari Para Linguis 21/03/2014. Kamus Linguistik. Fonologi Jepang

Harimurti Kridalaksana FONETIK. Definisi dari Para Linguis 21/03/2014. Kamus Linguistik. Fonologi Jepang FONETIK Pengantar Linguistik Jepang Fonetik 10 Maret 2014 DEFINISI Definisi dari Para Linguis Harimurti Kridalaksana Kamus Linguistik Sheddy N. Tjandra Fonologi Jepang Harimurti Kridalaksana 1. Ilmu yang

Lebih terperinci

BBM 1: OBJEK KAJIAN FONETIK, ALAT UCAP, KLASIFIKASI BUNYI BAHASA, DAN PROSES TERBENTUKNYA BUNYI BAHASA

BBM 1: OBJEK KAJIAN FONETIK, ALAT UCAP, KLASIFIKASI BUNYI BAHASA, DAN PROSES TERBENTUKNYA BUNYI BAHASA BBM 1: OBJEK KAJIAN FONETIK, ALAT UCAP, KLASIFIKASI BUNYI BAHASA, DAN PROSES TERBENTUKNYA BUNYI BAHASA Iyos A. Rosmana PENDAHULUAN Ilmu bahasa terdiri atas empat tataran, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis,

Lebih terperinci

KEDUDUKAN ALAT- ALAT ARTIKULASI DAN FUNGSINYA

KEDUDUKAN ALAT- ALAT ARTIKULASI DAN FUNGSINYA KEDUDUKAN ALAT- ALAT ARTIKULASI DAN FUNGSINYA PETUNJUK KEDUDUKAN ALAT- ALAT ARTIKULASI 1. Bibir atas 2. Bibir bawah 3. Gigi atas 4. Gigi bawah 5. Gusi 6. Lelangit keras 7. Lelangit lembut 8. Anak tekak

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 153 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis yang peneliti lakukan terhadap perubahan fonem pelafalan lirik lagu berbahasa Indonesia dengan menggunakan karakter suara scream dan growl

Lebih terperinci

KOMPETENSI LULUSAN. Berkomunikasi tertulis. Berfikir Analitis. Bekerja dalam Tim. Berfikir Logis. Bekerja Mandiri. Berkomunikasi Lisan

KOMPETENSI LULUSAN. Berkomunikasi tertulis. Berfikir Analitis. Bekerja dalam Tim. Berfikir Logis. Bekerja Mandiri. Berkomunikasi Lisan KOMPETENSI LULUSAN Berkomunikasi tertulis Berfikir Analitis Bekerja dalam Tim Ilmu Pengetahuan Teknologi Bekerja Mandiri Berfikir Logis Berkomunikasi Lisan Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp 08121575726/ 0274-7817575

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal tersebut menjadikan Indonesia mempunyai kekayaan kebudayaan yang sangat beraneka ragam. Kebudayaan

Lebih terperinci

TUTURAN PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA TARAF RINGAN, SEDANG, DAN BERAT (KAJIAN FONOLOGI)

TUTURAN PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA TARAF RINGAN, SEDANG, DAN BERAT (KAJIAN FONOLOGI) TUTURAN PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA TARAF RINGAN, SEDANG, DAN BERAT (KAJIAN FONOLOGI) Debby Yuwanita Anggraeni Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI peacoy@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

MAKALA LINGUISTIK UMUM FONOLOGI

MAKALA LINGUISTIK UMUM FONOLOGI MAKALA LINGUISTIK UMUM FONOLOGI DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 2B: 1. ENDANG FITRIANI (312010121) 2. MIFTHAHUL JANNAH (312010107) 3. PUTRIANA (312010131) DOSEN PEMBIMBING : HADI PRAYITNO, S.pd., M.pd. PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II FONOLOGI, SINDROM DOWN, DAN PSIKOLINGUISTIK. bahasa. Lebih sempit lagi, fonologi murni membicarakan fungsi, perilaku, serta

BAB II FONOLOGI, SINDROM DOWN, DAN PSIKOLINGUISTIK. bahasa. Lebih sempit lagi, fonologi murni membicarakan fungsi, perilaku, serta 12 BAB II FONOLOGI, SINDROM DOWN, DAN PSIKOLINGUISTIK 2.1 Fonologi Lass (1991:1) menjelaskan bahwa secara garis besar, fonologi merupakan sub-disiplin dalam ilmu bahasa atau linguistik yang membicarakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA MEDAN 2008

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA MEDAN 2008 KABULARASI GRAFEM DAN FONEM DALAM AKSARA JAWI (ARAB MELAYU) INDONESIA KARYA ILMIAH Dra. Fauziah, M.A. NIP : 131 882 283 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA MEDAN 2008 KATA PENGANTAR Alhamdulillah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bagian ini, dipaparkan mengenai pendahuluan penelitian yang dapat diuraikan sebagai berikut. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan

Lebih terperinci

SUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA. Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas

SUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA. Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas SUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA FON PENDAHULUAN Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas retno.hdyn@gmail.com Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi terasa mudah

Lebih terperinci

Konsep Dasar Artikulasi

Konsep Dasar Artikulasi Mata Kuliah Artikulasi dan Optimalisasi Pendengaran Konsep Dasar Artikulasi Pengertian artikulasi berasal dari kata articulation yang artinya adalah pengucapan, maksudnya pengucapan lambang bunyi bahasa

Lebih terperinci

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU NO. MATRIKULASI : 720925135253001 NO. KAD PENGNEALAN : 720925135253 NO. TELEFON : 012-8832169 E-MEL : aubrey_austin@oum.edu.my

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada lima tesis yang digunakan untuk mendukung topik

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada lima tesis yang digunakan untuk mendukung topik BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam penelitian ini ada lima tesis yang digunakan untuk mendukung topik yang sedang dibahas agar dapat membantu melengkapi

Lebih terperinci

TOTOBUANG Volume 4 Nomor 1, Juni 2016 Halaman 27 39

TOTOBUANG Volume 4 Nomor 1, Juni 2016 Halaman 27 39 TOTOBUANG Volume 4 Nomor 1, Juni 2016 Halaman 27 39 DISTRIBUSI FONEM BAHASA DI PULAU SAPARUA: DATA NEGERI SIRISORI ISLAM (Phoneme Distribution of Language in Saparua Island) Erniati, S.S. Kantor Bahasa

Lebih terperinci

REALISASI FONETIS KONSONAN GETAR ALVEOLAR BAHASA INDONESIA PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DEWASA

REALISASI FONETIS KONSONAN GETAR ALVEOLAR BAHASA INDONESIA PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DEWASA REALISASI FONETIS KONSONAN GETAR ALVEOLAR BAHASA INDONESIA PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DEWASA PHONETIC REALIZATION OF CONSONANT ALVEOLAR TRILL IN INDONESIAN BY MALE AND FEMALE Sang Ayu Putu Eny Parwati

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Indonesia. Please purchase 'e-pdf Converter and Creator' on to remove this message.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Indonesia. Please purchase 'e-pdf Converter and Creator' on  to remove this message. 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan yang telah diungkapkan dalam bab sebelumya, penulis akan menggunakan berbagai teori dalam bab ini. Teori yang akan digunakan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. baik tata bahasa, bunyi, dan hal lainnya. Khususnya dari segi bunyi bahasa, pasti

Bab 5. Ringkasan. baik tata bahasa, bunyi, dan hal lainnya. Khususnya dari segi bunyi bahasa, pasti Bab 5 Ringkasan Seperti kita ketahui bahwa di seluruh dunia terdapat berbagai bahasa yang berbedabeda baik tata bahasa, bunyi, dan hal lainnya. Khususnya dari segi bunyi bahasa, pasti terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaiannya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaiannya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam bahasa Mandarin sangat penting ketepatan pelafalan vokal dan konsonan. Hal ini disebabkan untuk menghindari kesalahan dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pembahasan dalam bab V terbagi menjadi dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan dan saran berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV sebelumnya. 5.1 Simpulan Tujuan utama penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam melakukan sebuah penelitian, tentu harus ada acuan atau teori-teori yang digunakan oleh peneliti. Begitu pula dalam penelitian ini. Penelitian tentang gejala kelainan pelafalan

Lebih terperinci

FONETIK BAHASA MELAYU BEDUAI DESA BERENG BERKAWAT KECAMATAN BEDUAI KABUPATEN SANGGAU. Desain SOLIANDRI ANAWATI

FONETIK BAHASA MELAYU BEDUAI DESA BERENG BERKAWAT KECAMATAN BEDUAI KABUPATEN SANGGAU. Desain SOLIANDRI ANAWATI FONETIK BAHASA MELAYU BEDUAI DESA BERENG BERKAWAT KECAMATAN BEDUAI KABUPATEN SANGGAU Desain SOLIANDRI ANAWATI 511100090 INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PONTIANAK

Lebih terperinci

Pendahuluan. 4-Nov-16 Adi Yasran, UPM

Pendahuluan. 4-Nov-16 Adi Yasran, UPM Nota Kuliah BBM3202 Pendahuluan Fitur Distingtif (ciri pembeza) ialah unit terkecil nahu yang membezakan makna. Cth: Pasangan minimal [pagi] dan [bagi] yang dibezakan maknanya pada fitur tak bersuara [p]

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Asimilasi Bunyi Dalam hal pengaruh-mempengaruhi bunyi, bunyi dapat di tinjau dari dua segi, yaitu akibat dari pengaruh-mempengaruhi bunyi itu dan tempat artikulasi

Lebih terperinci

2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN

2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN BAB I PENDAHULUAN Dalam bab 1 diuraikan bagian pendahuluan penelitian. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG Nama Mata Kuliah Kode/SKS Waktu SOAL TUGAS TUTORIAL II : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD : PGSD 4405/3 (tiga) : 60 menit/pada pertemuan ke-5 PILIHLAH SALAH

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Dalam menganalisis data dari bunyi-bunyi yang mengalami interferensi, penulis

Bab 3. Analisis Data. Dalam menganalisis data dari bunyi-bunyi yang mengalami interferensi, penulis Bab 3 Analisis Data Dalam menganalisis data dari bunyi-bunyi yang mengalami interferensi, penulis meninjau dari segi artikulatoris yang menjadi penyebab penyimpangan beberapa bunyi konsonan bahasa Jepang

Lebih terperinci

FONOLOGI BUNYI KONSONAN (Soalan Sebenar STPM: )

FONOLOGI BUNYI KONSONAN (Soalan Sebenar STPM: ) Bahasa Melayu Kertas 1 STPM FONOLOGI BUNYI KONSONAN (Soalan Sebenar STPM: 2006-2010) 01 Udara dari paru-paru keluar melalui rongga mulut. Udara tersekat pada dua bibir yang dirapatkan. Udara dilepaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehingga akan menentukan eksistensi seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehingga akan menentukan eksistensi seseorang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbicara adalah hasil pembelajaran sejak usia dini dan akan terus bertambah seiring meningkatnya pendidikan dan pengalaman hidup. Kemampuan berbicara

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan 94 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Proses morfologi yang ditemukan dalam penelitian ini ada dua yaitu afiksasi dan reduplikasi. Afiksasi yang ditemukan berupa prefiksasi, sufiksasi, konfiksasi dan simulfiksasi.

Lebih terperinci

GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP)

GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP) 1 GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP) Matakuliah : BIOLOGI GULMA 208 H4103 Dr. Elis Tambaru, M.Si Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar 2013

Lebih terperinci

Unit 3 FONOLOGI BAHASA INDONESIA. Munirah. Pendahuluan

Unit 3 FONOLOGI BAHASA INDONESIA. Munirah. Pendahuluan Pendahuluan Unit 3 FONOLOGI BAHASA INDONESIA Munirah Dalam pengajaran bahasa, hendaknya linguistik sebagai ilmu dasarnya perlu diperkuat dan diperhatikan. Fonologi merupakan bagian dari subdisiplin linguistik

Lebih terperinci

FONOLOGI MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Bahasa Indonesia Dosen : DR. Prana Dwija Iswara, S. Pd. M.

FONOLOGI MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Bahasa Indonesia Dosen : DR. Prana Dwija Iswara, S. Pd. M. FONOLOGI MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Bahasa Indonesia Dosen : DR. Prana Dwija Iswara, S. Pd. M. Pd oleh: Konsentrasi Bahasa Indonesia Semester 7 Kelompok

Lebih terperinci

SILABUS FONOLOGI BAHASA INDONESIA BIL002. Ardhana Reswari, MA.

SILABUS FONOLOGI BAHASA INDONESIA BIL002. Ardhana Reswari, MA. Halaman : Page 1 of 5 SILABUS FONOLOGI BAHASA INDONESIA BIL002 Ardhana Reswari, MA. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG 1 Halaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Variabel penelitian merupakan suatu atribut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Ciri akustik penutur asli BK dan penutur asli BI, serta perbedaan ciri akustik pada penutur asli BK dan penutur asli BK adalah sebagai berikut. 1. Nada tertinggi penutur

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi untuk memahami hal- hal lain (Alwi,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi untuk memahami hal- hal lain (Alwi, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi untuk memahami hal- hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya. Komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan pembicara dan pendengar (Finn, 2003). Cameron dan Widmer (2008)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan pembicara dan pendengar (Finn, 2003). Cameron dan Widmer (2008) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengucapan adalah ekspresi suara dan verbal dari bahasa yang sesuai dengan lingkungan pembicara dan pendengar (Finn, 2003). Cameron dan Widmer (2008) menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KANAGARIAN SILONGO KABUPATEN SIJUNJUNG. Jimy Zulfihendri

ANALISIS FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KANAGARIAN SILONGO KABUPATEN SIJUNJUNG. Jimy Zulfihendri ANALISIS FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KANAGARIAN SILONGO KABUPATEN SIJUNJUNG Jimy Zulfihendri Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi oleh bunyi semivokoid / w / yang banyak digunakan oleh masyarakat

Lebih terperinci

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 PERBANDINGAN BUNYI UJARAN KONSONAN BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA ARAB MELALUI BACAAN AL-QUR AN OLEH KELOMPOK PENGAJIAN ANAK-ANAK DI MASJID AL-IHSAN MEDAN SKRIPSI Oleh: MARDIANA 070701027 DEPARTEMEN SASTRA

Lebih terperinci

Unit 4 STRUKTUR FONOLOGI DAN MORFOLOGI BAHASA INDONESIA. Muh. Faisal

Unit 4 STRUKTUR FONOLOGI DAN MORFOLOGI BAHASA INDONESIA. Muh. Faisal Unit 4 STRUKTUR FONOLOGI DAN MORFOLOGI BAHASA INDONESIA Muh. Faisal P ada unit IV dalam bahan ajar cetak mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia SD ini dibahas mengenai Struktur Fonologi dan Morfologi Bahasa

Lebih terperinci

GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP ) MATA KULIAH: BOTANI EKONOMI 437H413. Dr. Hj. Sri Suhadiyah, M.Agr. Dr. Elis Tambaru, M.Si.

GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP ) MATA KULIAH: BOTANI EKONOMI 437H413. Dr. Hj. Sri Suhadiyah, M.Agr. Dr. Elis Tambaru, M.Si. 1 GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP ) MATA KULIAH: BOTANI EKONOMI 437H413 Dr. Hj. Sri Suhadiyah, M.Agr. Dr. Elis Tambaru, M.Si. JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP) MATA KULIAH: BOTANI PERTAMANAN 408H4103. Dr. Sri Suhadiyah, M.Agr. Dr. Elis Tambaru, M.Si.

GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP) MATA KULIAH: BOTANI PERTAMANAN 408H4103. Dr. Sri Suhadiyah, M.Agr. Dr. Elis Tambaru, M.Si. 1 GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP) MATA KULIAH: BOTANI PERTAMANAN 408H4103 Dr. Sri Suhadiyah, M.Agr. Dr. Elis Tambaru, M.Si. JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BBM 2: CARA MEMBENTUK FONEM BAHASA INDONESIA

BBM 2: CARA MEMBENTUK FONEM BAHASA INDONESIA BBM 2: CARA MEMBENTUK FONEM BAHASA INDONESIA Iyos A. Rosmana PENDAHULUAN Bahan Belajar Mandiri (BBM) 2 ini membahas cara membentuk fonem bahasa Indonesia. Tujuan penulisan BBM ini agar Anda dapat mengetahui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. sebagai parameter dalam menentukan perkembangan anak. Bicara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. sebagai parameter dalam menentukan perkembangan anak. Bicara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kemampuan bicara merupakan salah satu peran rongga mulut disamping mengunyah sebagai parameter dalam menentukan perkembangan anak. Bicara merupakan proses

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I BAB I PENDAHULUAN BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan jadwal mata kuliah Universitas Sebelas Maret selama ini dilakukan dengan Sistem Generate Jadwal UNS, namun berdasarkan surat keputusan konsil kedokteran

Lebih terperinci

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA PROGRAM SARJANA MUDA PENGAJARAN SEMESTER/TAHUN: MEI / 2012 KOD KURSUS: HBML1203

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA PROGRAM SARJANA MUDA PENGAJARAN SEMESTER/TAHUN: MEI / 2012 KOD KURSUS: HBML1203 FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA PROGRAM SARJANA MUDA PENGAJARAN SEMESTER/TAHUN: MEI / 2012 KOD KURSUS: HBML1203 TAJUK KURSUS: PENGENALAN FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU NO. MATRIK : 701113035210001 NO.

Lebih terperinci

SISTEM FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SINGKARAK KECAMATAN X KOTO SINGKARAK KABUPATEN SOLOK

SISTEM FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SINGKARAK KECAMATAN X KOTO SINGKARAK KABUPATEN SOLOK SISTEM FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SINGKARAK KECAMATAN X KOTO SINGKARAK KABUPATEN SOLOK Deni Nofrina Zurmita 1, Ermanto 2, Zulfikarni 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri

Lebih terperinci

CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA

CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA TUGAS KELOMPOK CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA MATA KULIAH : FONOLOGI DOSEN : Yuyun Safitri, S.Pd DISUSUN OLEH: ANSHORY ARIFIN ( 511000228 ) FRANSISKA B.B ( 511000092 ) HAPPY

Lebih terperinci

POLA-POLA PERUBAHAN FONEM VOKAL DAN KONSONAN DALAM PENYERAPAN KATA-KATA BAHASA ASING KE DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN FONOLOGI

POLA-POLA PERUBAHAN FONEM VOKAL DAN KONSONAN DALAM PENYERAPAN KATA-KATA BAHASA ASING KE DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN FONOLOGI Vol. 3, No. 2 Oktober 2016 POLA-POLA PERUBAHAN FONEM VOKAL DAN KONSONAN DALAM PENYERAPAN KATA-KATA BAHASA ASING KE DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN FONOLOGI Asisda Wahyu Asri Putradi Universitas Negeri Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ! <!!!!!

BAB I PENDAHULUAN ! <!!!!! BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuna wicara merupakan seseorang yang mengalami kesulitan dalam berbicara. Hal ini disebabkan oleh kurang atau tidak berfungsinya organ-organ untuk berbicara, seperti

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH Alamat: Karangmalang, Yogyakarta (0274) , Fax. (0274) http: //www.fbs.uny.ac.

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH Alamat: Karangmalang, Yogyakarta (0274) , Fax. (0274) http: //www.fbs.uny.ac. 1. Fakultas / Program Studi : FBS / Pendidikan Bahasa Jawa : Sem : ( Gasal ) : 1 pertemuan 4. Standar Kompeten : Mahaswa dapat mendeskripkan pengertian fonologi dan bagian-bagiannya 5. Kompeten Dasar :

Lebih terperinci

KONTRAK PEMBELAJARAN KIMIA DASAR

KONTRAK PEMBELAJARAN KIMIA DASAR SELAMAT DATANG DI KAMPUS MERAH UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR INDONESIA KONTRAK PEMBELAJARAN KIMIA DASAR KOORDINATOR MATA KULIAH Dr. Sci. MUHAMMAD ZAKIR KIMIA DASAR UPT MKU UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012

Lebih terperinci

FONOLOGI BAHASA KANAUMANA KOLANA

FONOLOGI BAHASA KANAUMANA KOLANA RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No. 1 April 2017, 145-158 Available Online at http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/jret FONOLOGI BAHASA KANAUMANA KOLANA Lodia Amelia Banik Universitas Warmadewa

Lebih terperinci

Proses Pembentukan dan Karakteristik Sinyal Ucapan

Proses Pembentukan dan Karakteristik Sinyal Ucapan Proses Pembentukan dan Karakteristik Sinyal Ucapan (Pertemuan ke-3) Disampaikan oleh: Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. Program Studi Sistem Komputer Universitas Diponegoro 1. Sistem Pembentukan Ucapan

Lebih terperinci

K A N D A I. FONOLOGI BAHASA BIYEKWOK (The Phonology of Language)

K A N D A I. FONOLOGI BAHASA BIYEKWOK (The Phonology of Language) Arman, Suharianto, Novaria Panggabean: Fonologi Bahasa Biyewok K A N D A I Volume 9 No. 1, Mei 2013 Halaman 9-23 FONOLOGI BAHASA BIYEKWOK (The Phonology of Language) Arman, Suharyanto, Novaria Panggabean

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengantar Bab ini menjelaskan tentang pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan interaksi sosial dan hubungan timbalbalik di sekolah khususnya

BAB I PENDAHULUAN. melakukan interaksi sosial dan hubungan timbalbalik di sekolah khususnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan untuk hidup secara bersama-sama yang senatiansa mengadakan suatu hubungan komunikasi antarsesama di lingkungan sosial bermasyarakat. Proses

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA. Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya Undip

ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA. Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya Undip ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya Undip tiani.riris@gmail.com Abstrak Bahasa Jawa dan bahasa Indonesia dapat diketahui struktur fonologi, morfologi,

Lebih terperinci

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / TAHUN 2012 HBML1203 PENGENALAN FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / TAHUN 2012 HBML1203 PENGENALAN FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / TAHUN 2012 PENGENALAN FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU NO. MATRIKULASI : 001 NO. KAD PENGNEALAN : 750630-12 - 5717 NO. TELEFON : 0138576005 E-MEL : pang5tausug@yahoo.com

Lebih terperinci

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI HBML 1203 PENGENALAN FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI HBML 1203 PENGENALAN FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI 2012 HBML 1203 PENGENALAN FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU NAMA : AHMAD RAZALI BIN BAHARAN NO MATRIKULASI : 830504105141002 NO KAD PENGENALAN : 830504105141

Lebih terperinci

FONOLOGI Aspek Fisiologis Bahasa FONETIK Definisi Fonetik Jenis Fonetik Harimurti Kridalaksana Sheddy N. Tjandra

FONOLOGI Aspek Fisiologis Bahasa FONETIK Definisi Fonetik Jenis Fonetik Harimurti Kridalaksana Sheddy N. Tjandra FONOLOGI Pengantar Linguistik Umum 13 November 2013 Nadya Inda Syartanti PENGANTAR 1 2 Aspek Fisiologis Bahasa Bagaimana bunyi ujaran terjadi; Darimana udara diperoleh; Bagaimana udara digerakkan; Bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bicara merupakan salah satu komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan alat ucap manusia. Bicara berarti memproduksi suara yang sistematis dari dua aspek yaitu

Lebih terperinci

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih KONSEP DAN KOMPONEN Oleh: Pujaningsih (puja@uny.ac.id) Target : Pada bahasan ini Mahasiswa akan dapat menjelaskan: 1. Konsep dasar bahasa 2. Komponen bahasa Definisi Wicara : ekspresi bahasa dengan suara.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT)

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) Pertemuan ke- : 1 (satu) Kode Mata Kuliah : PDGK 4504 Pokok Bahasan : Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sub Pokok Bahasan: 1) Hakikat Bahasa dan belajar bahasa. 2) Strategi Pembelajaran Bahasa Pengertian

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia (Pertemuan

Bahasa Indonesia (Pertemuan Bahasa Indonesia (Pertemuan 2) TKJ Trunojoyo Semester 3 Menyimak untuk Memahami Lafal, Tekanan, Intonasi dan Jeda pada Bahasa Tutur Definisi Menyimak menggunakan indra pendengaran, namun bukan berarti

Lebih terperinci

GARIS BESAR RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

GARIS BESAR RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL GARIS BESAR RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL Matakuliah: Teknologi Pengolahan Limbah & Sisa Hasil Ternak (339 I 13) Oleh: Dr. Muhammad Irfan Said, S.Pt, M.P (IS) Prof. Dr. Ir. H. Effendi Abustam, M,Sc

Lebih terperinci