FONETIK BAHASA MELAYU BEDUAI DESA BERENG BERKAWAT KECAMATAN BEDUAI KABUPATEN SANGGAU. Desain SOLIANDRI ANAWATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FONETIK BAHASA MELAYU BEDUAI DESA BERENG BERKAWAT KECAMATAN BEDUAI KABUPATEN SANGGAU. Desain SOLIANDRI ANAWATI"

Transkripsi

1 FONETIK BAHASA MELAYU BEDUAI DESA BERENG BERKAWAT KECAMATAN BEDUAI KABUPATEN SANGGAU Desain SOLIANDRI ANAWATI INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PONTIANAK 2014

2 KATA PENGANTAR Bissmillahirrahmanirrahim.. Puji sykur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan desain penelitian dengan judul Fonetik Bahasa Melayu Beduai Desa Bereng Berkawat Kecamatan Beduai Kabupaten Sanggau. Tujuan penulisan desain penelitian ini adalah untuk memecahkan suatu masalah secara ilmiah serta untuk memenuhi sebagain persyaratan dalam mata kuliah penelitian bahasa pada program studi Pendidikan Bahasa dan Ssatra Indonesia STKIP-PGRI Pontianak. Dalam penyusunan desain penelitian ini, tentunya tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan bimbingan serta petunjuk baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu, kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H Samion, AR, M.Pd selaku ketua STKIP_PGRI Pontianak. 2. Adisty Primi Wulan, M.Pd selaku ketua program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Muhammad Lahir, M.Pd selaku ketua Program studi Pendidikan Bahasa dan Ssatra Indonesia 4. Al Ashadi Alimin, M.Pd selaku pembimbing dalam mata Kuliah Penelitian Bahasa. 5. Bapak / Ibu Dosen program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah membimbing selama perkuliahan. 6. Staf administrasi dan Akademik STKIP-PGRI Pontianak yang telah memberikan bantuan dan kemudahan dalam pelayanan administrasi. 7. R ekan-rekan mahasiswa, Khususnya dilingkungan Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP-PGRI Pontianak yang telah memberikan dukungan dan motivasi selama peneliti menyelesaikan desian penelitian ini. i

3 Peneliti menyadari atas ketidaksempurnaan dalam penyusunan desain penelitian ini. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti berharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan penulisan desian penelitian ini agar menjadi lebih baik. Wassalamu alaikum Warrohmatullahhi Wabarokatuh. ii

4 DAFTAR ISI FONETIK BAHASA MELAYU BEDUAI DESA BERENG BERKAWAT... i KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAGIAN I... 1 RENCANA PENELITIAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan... 4 D. Manfaat... 4 E. Prosedur Penelitian Metode dan Bentuk Penelitian Teknik dan Alat Pengumpul Data Penelitian Data dan Sumber Data Teknik Analisis Data... 8 F. Jadwal Penelitian... 8 BAGIAN II KAJIAN FONETIK BAHASA MELAYU BEDUAI A. Pengertian Fonetik B. Alat Ucap C. Pengertian Bahasa D. Pengertian Bahasa Melayu DAFTAR PUSTAKA iii

5 BAGIAN I RENCANA PENELITIAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan suatu bagian integral yang sangat penting dalam dunia masyarakat. Dengan adanya bahasa akan lebih mudah untuk melakukan proses komunikasi dengan lawan bicara. Rohmadi ( 2011:9 ) bahasa adalah alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu kedudukan bahasa menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui proses komunikasi dari setiap individu bisa menuangkan pokok pikiran, ide, serta argument melalui suatu bahasa sehingga bisa terlihat akan terjadinya proses komunikasi atau proses berinteraksi terhadap lawan bicara dan lawan bicara juga akan mengerti dengan apa yang diucapkan oleh pembicara. Di samping itu juga dengan melakukan proses berbahasa dapat mengetahui jati diri sebagai pribadi yang berprioritas tinggi. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa bahasa merupakan bagian utama yang harus diperhatikan. Di balik pernyataan tersebut tanpa adanya suatu bahasa maka tidak akan terjadi proses komunikasi. Bahasa juga memiliki arti luas dimana bahasa bukan hanya proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan suara atau menggunakan kata-kata. Hal lain bahwa pada dasarnya dapat diungkapkan melalui isyarat. Hal tersebut juga merujuk pada pengertian yang telah dijelaskan di atas bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang dilakukan dalam kehidupan manusia. Sejalan dengan pernyataan di atas bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efesiensi yang setinggi-tingginya Gorys Keraf ( 1997: 1 ). Di samping bahasa dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan menuangkan ekspresi terhadap pokok pikiran maupun gagasan, bahasa juga mampu menjadikan sebagai salah satu unsur kebudayaan. Bahasa sebagai alat komunikasi lebih jauh memungkinkan sikap manusia untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial. 1

6 Berpijak pada uraian di atas bahwa bahasa memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi di dalam masyarakat. Bahasa juga merupakan hal yang tidak pernah terlepas dari budaya dan masyarakat pemakainya. Hal tersebut menunjukan pada kelangsungan suatu bahasa yang dimana sangat ditentukan oleh masyarakat pemakai bahasanya sendiri. Dengan demikian, bahasa memiliki peranan penting secara bergantian dengan budaya dan masyarakat pemakai bahasa baik pemakai bahasa secara formal maupun nonformal. Sejalan dengan penjelasan di atas bahasa indonesia sebagai alat komnikasi yang dipakai dalam berbagai keperluan dan tentunya antara budaya berbeda atau sesuai dengan konteks kebahahasaan itu sendiri. Bahasa secara nonformal merupakan suatu proses komunikasi yang menunjukan situasi dan kondisi yang dipakai oleh kebudayaan yang sama. Rohmadi ( 2011: 36 ) mengatakan bahwa pemakaian bahasa yang memiliki berbagai ragam dan variasi bahasa baik dialek, idiolek, slank, pidign dan creol. Pernyataan di atas juga menunjukan adanya kebudayaan dalam masyarakat yang bersifat universal. Melakukan proses komunikasi melalui suatu bahasa sangat diutamakan oleh setiap individu serta pendengar. Dalam proses komunikasi setiap individu tidak hanya memiliki kebebasan dengan arti masih dalam ruang lingkup kesopanan walaupun ditujukan pada konteks yang nonformal. Karena peran suatu bahasa tentu berhadapan langsung dengan apa, siapa, dan bagaimana proses pengungkapannya. Berdasarkan hal tersebut yang harus diperhatikan dalam melakukan proses komunikasi tentu salah satunya tidak akan pernah terjadi kesalahan sehingga pendengar tidak akan merasa tersinggung dengan apa yang diucapkan. dan yang lebih mengacu lagi pada proses komunikasi tersebut adalah pada proses pengucapan agar lawan bicara merasa mengerti terhadap suatu yang telah diucapkan oleh pembicara. Fonetik adalah cabang kajian linguistik yang meneliti bunyi-bunyi bahasa tanpa melihat apakah bunyi-bunyi itu dapat membedakan makna kata atau tidak, berdasarkan dimana beradanya bunyi bahasa itu sewaktu dikaji. Bahasa melayu merupakan salah satu bahasa atau dialek daripada dialek yang lain yang terdapat di Nusantara. Pemilihan bahasa melayu sebagai 2

7 bahasa kebangsaan sama di Indonesia, baik itu di negara Malaysia maupun Brunei. Bahasa melayu juga bukan hanya dibuat dengan sewenang-wenang melainkan bahasa melayu dipilih karena memiliki sejarah. Sejarah bahasa melayu juga sudah membuming dan masih digunakan sejak dari zaman ke zaman. Sejarah bahasa melayu merupakan bahasa yang dikenali dalam dunia pendidikan. bahasa melayu memiliki kedudukan yang cukup tinggi dimana bahasa melayu merupakan menjadi faktor pendukung adanya proses perkembangan bahasa indonesia dan digunakan dalam komuniaksi saat ini. Berdasarkan pernyataan di atas bahwa bahasa melayu masih dijunjung tinggi oleh masyarakat, terutama pada masyarakat pemakainya dan intensitas bahasa melayu juga merupakan bahasa yang berkedudukan tinggi yang menjadi penunjang kebahasaan. Bahasa melayu beduai adalah bahasa yang didasari atas ketidakformalitasnya dalam melakukan proses komunikasi. Karena didasari adanya kontekstual dan situasi yang menjadikan suatu bahasa tersebut digunakan dalam berinteraksi. Dalam melakukan proses komunikasi dengan menggunakan bahasa melayu beduai memang terdengar rumit untuk diujarkan jika dilihat dalam proses bunyi dan ujaran. Dalam proses bahasa tersebut bukan berarti terlepas dari kebahasaan asli yaitu bahasa indonesia tetapi pada pernyataan ini bahwa bahasa melayu beduai merupakan bahasa yang tidak formal dan memiliki pengucapan bunyi serta ujarannya berbeda. Dari penyataan di atas maka peneliti berminat mengangkat judul Fonetik Pada Bahasa Melayu Beduai Dusun Beduai Kecamatan Beduai Kabupaten Sanggau. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka terdapat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kedudukan fonetik bahasa melayu di kecamatan beduai? 2. Bagaimana fonetik bahasa melayu di kecamatan beduai? 3

8 C. Tujuan Adapun rumusan masalah yang terdapat di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kedudukan fonetik bahasa melayu di Kecamatan beduai. 2. Untuk mengetahui fonetik bahasa melayu di Kecamatan beduai. D. Manfaat Adapun manfaat dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Manfaat teoritis Dengan adanya penelitian ini semoga dapat memberikan wawasan bagi pembaca khussnya yang mendalami bidang ilmu pendidikan bahasa dan sastra indonesia yang berkaitan dengan kebahasaan. 2. Manfaat praktis Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini yaitu : a) Bagi peneliti Dengan adanya kegiatan penelitian ini, maka manfaat bagi peneliti adalah agar peneliti lebih paham dalam menganalisis bunyi bahasa khususnya. b) Bagi pembaca Adapun manfaat bagi pembaca adalah untuk menjadikan tambahan wawasan pengetahuan terhadap langkah-langkah dalam penelitian bidang kebahasaan dan menjadikan sebuah referensi sehingga nantinya pembaca mampu melakukan penelitian khususnya kebahasaan. E. Prosedur Penelitian 1. Metode dan Bentuk Penelitian a. Metode penelitian Setiap penelitian memerlukan metode untuk mencapai suatu tujuan, sebaliknya tanpa adanya metode yang jelas tentu tidak akan dapat 4

9 berjalan sebagaimana diharapkan, karena metode dalam sebuah penelitian ini sangat perlukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mardalis (2002: 25 ) metode diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang digunakan dalam proses penelitian Hadari Nawawi ( 1985 : 61 ) metode pada dasarnya berarti cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Berdasarkan pendapat di atas, metode dapat diartikan sebagai suatu teknik atau cara yang perlu digunakan dalam sebuah penelitian untuk mencapai suatu tujuan. Dari uraian di atas maka dapat ditetapkan bahwa dalam penelitian ini metode yang dipilih adalah metode deskriptif. Dipilihnya metode deskriptif karena peneliti ingin mendreskripsikan semua gejala-gejala yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan dalam arti bahwa peneliti mendeskripsikan tuturan maupun kata bahasa yang digunakan oleh masyarakat melayu beduai kecamatan beduai kabupaten sanggau. b. Bentuk penelitian Berkaitan dengan metode penelitian terdapat bentuk penelitian dalam proposal ini, berdasarkan hal tersebut bentuk penelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah penelitian kualitatif. 2. Teknik dan Alat Pengumpul Data Penelitian a. Data penelitian Data dalam penelitian ini adalah yang berupa bunyi-bunyi bahasa dalam bahasa Melayu Beduai kabupaten Sanggau. b. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat melayu beduai dusun beduai desa bereng berkawat kabupaten sanggau. 3. Data dan Sumber Data a. Teknik pengumpul data Ada beberapa teknik pengumpulan data yang relevan digunakan agar pemecahan masalah yang akan diteliti dapat dicapai hasil yang 5

10 objektif. Menurut Hadari Nawawi ( 1985 : 94 ) mengatakan bahwa ada enam macam teknik penelitian sebagai berikut : 1) Teknik observasi langsung 2) Teknik observasi tidak langsung 3) Teknik komunikasi langsung 4) Teknik komunikasi tidak langsung 5) Teknik studi dokumenter 6) Teknik pengukuran Sejalan dengan pendapat di atas maka Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung. Selain itu digunakan juga teknik komunikasi langsung. 1) Teknik observasi langsung Teknik observasi langsung dilakukan dengan cara mengamati objek-objek yang akan diteliti. S Margono ( 2005 : 158 ) mengatakan observasi langsung adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki. Selanjutnya Hadi dan Haryono ( 2005 : 129 ) observasi langsung adalah pengamatan dan pencat dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama objek yang diselidiki. Berdasarkan bendapat di atas peneliti memberi simpulan bahwa teknik observasi langsung adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung terhadap suatu objek di tempat terjadi dan di tempat berlangsungnya peristiwa. Dalam teknik observasi langsung ini maka peneliti mengamati dengan mendengar langsung bunyi, tutur bahasa yang diucapakan oleh masyarakat setempat khususnya kecamatan beduai serta mengobservasi langsung cara pemerolehan ujaran bahasanya. 6

11 2) Teknik komunikasi langsung Teknik komunikasi langsung adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan hubungan langsung atau tatap muka dengan nara sumber. S Margono ( 2005 : 165 ) mengatakan teknik momunikasi langsung adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan interview sebagai alatnya. Dalam melakukan teknik komunikasi langsung bahwa peneliti melakukan komunikasi secara langsung tentang hal atau masalah yang mengacu pada tuturan bahasa melayu beduai kepada beberapa orang yang berdasarkan sebagai masyarakat asli melayu beduai desa bereng berkawat. b. Alat pengumpul data Penggunaan teknik pengumpul data yang relevan selalu disertai dengan alat pengumpul data yang tepat pula dalam suatu penelitian. Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Panduan observasi Panduan observasi atau daftar cek ( check list ) adalah pencatatan data yang dilakukan oleh penelitian dengan mempergunakan sebua memuat nama-nama reserve disertai jenisjenis gejala yang akan diamati. Fathurrohman dan sutikno ( 2010: 87 ) check list adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspekaspek yang akan diamati. 2) Panduan wawancara Panduan wawancara yaitu alat pengumpul data dengan cara membuat daftar pertanyaan yang digunakan sebagai pedoman untuk mengadakan wawancara dengan sumber data. Meurut Narkubo dan Achmadi (2005: 83) wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. 7

12 4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data ini didasarkan pada teknik yang dikemukan oleh (Sugiyono, 2013: 330). Dalam teknik penggumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat mengabungkan dari berbagai teknik penggumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila penelitian melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya penelitian mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Dapat disintesiskan triangulasi adalah teknik untuk menguji kradibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara lalu dicek observasi, dokumentasi. Dalam penelitian ini, trianggulasi digunakan untuk memeriksa keabsahan dan kesalahan data sebagai strategi yang dapat meningkatkan kredibitas penelitian ini. F. Jadwal Penelitian Sebelum membuat dan menyusun desain penelitian ini, penulis terlebih dahulu mengikuti tahapan-tahapan yang telah ditentukan dalam melakukan suatu penelitian, sebagaimana yang dijabarkan dibawah ini. 8

13 Tabel 1.1 jadwal penelitian No Kegiatan Mulai Awal bulan februari/ minggu ke : Pengajuan outline 2 Penyusunan proposal, konsultasi BAB I dan BAB II 3 Seminar proposal 4 Revisi proposal penelitian 5 Persiapan penelitian 6 Pelaksanaan penelitian 7 Pengolahan hasil peneliian 8 Sidang skripsi 9

14 BAGIAN II KAJIAN FONETIK BAHASA MELAYU BEDUAI A. Pengertian Fonetik Fonetik adalah cabang kajian linguistik yang meneliti bunyi-bunyi bahasa tanpa melihat apakah bunyi-bunyi itu dapat membedakan makna kata atau tidak.,kemudian, berdasarkan dimana beradanya bunyi bahasa itu sewaktu dikaji, dibedakan adanya tiga macam fonetik yaitu : fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditoris. Sewaktu bunyi itu berada dalam proses produksi di dalam mulut penutur, dia menjadi objek kajian fonetik artikulatoris atau fonetik organis. Sewaktu bunyi bahasa itu berada atau sedang merambat di udara menuju telinga pendengar, dia menjadi kajian fonetik auditoris. Berdasakan penyataan di atas maka terdapat uraian yang berkaitan dengan ketiga macam jenis fonetik yakni : 1. Fonetik artikulatoris Fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis atau fonetik fisiologis meneliti bagaimana alat-alat ucap manusia. Pembahasanya, antara lain meliputi masalah alat-alat ucap yang digunakan dalam memproduksi bunyi bahasa itu. Mekanisme arus udara yang digunakan dalam memproduksi bunyi bahasa ; bagaimana bunyi bhaasa itu dibuat. Mengenai klasifikasi bunyi bahasa yang dihasilkan serta apa kriteria yang digunakan mengenai silabel dan juga mengenai unsur-unsur atau ciri-ciri suprasegmental, seperti tekanan, jeda, durasi, dan nada. 2. Fonetik akustik Fonetik akustik adalan bunyi bahasa ketika merambat di udara, antara lain membicarakan gelombang bunyi beserta frekuensi dan kecepatannya ketika merambat ke udara, spektrum, tekanan, dan intensitas bunyi. Juga mengenai skal desibel, resonasi, akustik produksi bunyi, serta pengukuran akustik itu. 10

15 3. Fonetik auditoris B. Alat Ucap Fonetik auditori meneliti bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu di terima oleh telinga, sehingga bunyi-bunyi itu didengar dan dapat dipahami. Dalam hal ini tentunya pembahasan mengenai struktur dan fungsi alat dengar, yang disebut telinga itu bekerja. Bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu, sehingga bisa dipahami. Oleh karena itu, kiranya kajian fonetik auditori lebih berkenaan dengan ilmu kedokteran, termasuk kajian neurologi. Dari ketiga jenis fonetik itu jelas, yang paling berkaitan dengan ilmu lingistik adalah fonetik artikulatoris, karena sangat berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi bahasa itu diproduksi atau dihasilkan. Pada dasarnya alat-alat ucap yang digunakan untuk menghasilkan bunyi-bunyi bahasa ini mempunyai fungsi utama lain brsifat fisiologis. Misalnya, paru-paru untuk benafas, lidah untuk mengecap, dan gigi untuk mengunyah. Namun, alat-alat itu secara linguistik digunakan untuk menghasilakan bunyi-bunyi bahasa sewaktu berujar. Kita perlu mengenal nam-nama alat ucap itu satu persatu untuk bisa memahami bagaimana bunyi bahasa itu di produksi. Nama-nama bunyi bahasa itupun diambil dari nama-nama alat ucap itu. Nama-nama alat ucap atau alat-alat yang terlibat dalam produksi bunyi bahasa adalah paru-paru (lung), batang tenggorok (trachea), pangkal tenggorokan (laring), pita suara (vocal cord) yang di dalamnya terdapat glottis, yaitu celah diantara dua bilah pita suara, krikoid (cricoid), lekum atau tiroid (thyroid), aritenoid (aythenoid), dinding rongga kerongkongan (wall of pharynx), epiglitis (epiglotis), akar lidah (root of the tongue), pangkal lidah atau sering disatukan dengan daun lidah. Pangkal lidah (back of tongue dorsum), tengah lidah (middle of the tongue medium ), daun lidah (blade of thongue laminum), ujung lidah (tip of tongue apex), anak tekak (uvula), langit-langit lunak (soft palate,palatum), langit-langit keras ( hard palate,palatum), gusi, ceruk gigi (alveolum), gigi atas (upper teeth, dentum), gigi bawah (lower teeth, dentum), bibir atas (upper lip, labium), mulut (mouth), rongga mulut (oral cavity), rongga hidung (nasal cavity). 11

16 Nama-nama latin alat ucap itu perlu diperhatikan karena nam-nama bunyi disebut juga dengan nama latinnya itu. Misalnya bunyi yang dihasilkan di bibir disebut labial, diambil dari kata bium, yaitu bibir dan bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah dan gigi disebut bunyi apikondetal, yang diambil dari kata apeks yaitu ujung lidah dan kata dentum yaitu gigi. C. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan hal yang terpenting dalam suatu negara karena melalui bahasa kita dapat saling melakukan proses komunikasi satu sam lain baik secara lisan baik tulisan. Dan selain itu melalui bahasa kita dapat mengetahui jati diri kita sautu bangsa. Sejalan dengan Rohmadi ( 2011 :9 ) bahasa adalah alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Bahasa memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi di dalam masyarakat. Bahasa tidak dapat dilepaskan dari budaya dan masyarakat. Bahasa tidak bisa dilepaskan dari budaya dan masyarakat pemakainya karena kelangsungan bahasa sangat ditentukan oleh masyarakat pemakai bahasa itu sendiri. Selain itu bahasa merupakan salah satu unsur dominan dari tujuh unsur kebudayaan yang universal. a. Ragam bahasa dalam komunikasi Pemakaian bahasa yang memiliki berbagai ragam dan variasi bahasa, baik dialek, idiolek, slank, pidign, dan creoltentu memiliki keterkaitan dengan budaya masyarakat pemakainya. Hal itu dikarenakan kebudayaan dalam masyarakat bersifat universal, artinya kebudayaan masyarakat mencangkup bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem religi, dan kesenian. D. Pengertian Bahasa Melayu Bahasa Melayu secara khusus ialah salah satu dialek daripada beratus dialek lain yang terdapat di Nusantara (alam Melayu). Pemilihan bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan sama ada di Indonesia, Malaysia maupun di Brunei bukanlah dibuat secara sewenang-wenangnya. Bahasa melayu dipilih terutama faktor sejarahnya, yaitu bahasa yang sudah dikenali dan 12

17 digunakan sejak zaman-berzaman. bahasa Melayu yang tumbuh di alam Melayu ini dapat berkembang subur seperti yang kita lihat sekarang. Walau bagaimanapun, bahasa Melayu tidaklah tumbuh dan berkembang begitu saja. Bahasa melayu mengalami sejarah yang panjang yang perlu kita ketahui terutama oleh generasi muda. Sejarah bahasa bukan saja bertujuan merekam peristiwa yang berlaku terhadap bahasa itu sendiri tetapi juga perlu agar kita menghargai, menyayangi, memelihara, mengkaji, dan menggunakannya dengan baik dan sempurna. 13

18 DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. (2009). Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. Hadi, A. dan Haryono H. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Pusaka setia. Mardalis. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Margono. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka cipta. Rohmadi dan Nugraheni. (2011). Belajar Bahasa Indonesia. Surakarta : cakrawala Media. Narkubo, C dan Achmadi, A. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara Nasucha Yakup. (2006). Bahasa Indonesia. Untuk penulisan karya ilmiah. Yogyakarta : Media Pustaka. Nawawi, H. (1985). Metode penelitian bidang social. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 14

LAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( )

LAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( ) LAPORAN BACA OLEH: Asep Saepulloh (180210110037) Hikmat Hamzah Syahwali (180210110035) Suherlan (180210110036) Identitas Buku Judul : Linguistik Umum (Bagian 4 TATARAN LINGUISTIK [1]: FONOLOGI halaman

Lebih terperinci

BAB 4 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

BAB 4 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI BAB 4 Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa. Fonologi terbentuk dari kata fon = bunyi dan logi

Lebih terperinci

BAB II FONETIK 1. Bunyi Bahasa dan Terjadinya

BAB II FONETIK 1. Bunyi Bahasa dan Terjadinya BAB II FONETIK 1. Bunyi Bahasa dan Terjadinya Manusia dalam hidupnya selalu berkomumkasi dengan manusia yang lain lewat bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dengan pendengar berupa bunyi-bunyi.

Lebih terperinci

TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI

TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI Nama : Nugraheni Widyapangesti NIM : 1402408207 TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI Runtutan bunyi dalam bahasa ini dapat dianalisis atau disegmentasikan berdasarkan tingkatan kesatuannya yang ditandai dengan

Lebih terperinci

1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal

1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal 1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi Alat ucap dan alat bicara yang dibicarakan dalam proses memproduksi bunyi bahasa dapat dibagi atas tiga komponen, yaitu : a. Komponen subglotal

Lebih terperinci

ANIS SILVIA

ANIS SILVIA ANIS SILVIA 1402408133 4. TATANAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita nmendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtutan bunyi bahasa yang terus menerus, kadang-kadang

Lebih terperinci

Pengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa

Pengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa Pengantar Aspek Fisiologis Bahasa Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober 2014 Aspek Fisiologis Bahasa WUJUD FISIK BAHASA Ciri2 fisik bahasa yg dilisankan Aspek Fisik Bahasa Bgmn bunyi bahasa itu dihasilkan

Lebih terperinci

Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi

Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : 1402408261 4. Tataran Linguistik (1) : fonologi Ketika kita mendengar orang berbicara, tentang berpidato atau bercakapcakap, maka kita akan runtunan bunyi bahasa yang berubah-ubah.

Lebih terperinci

BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI

BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.pada bidang linguistic yang mempelajari, menganalisis,dan membicarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ana Roviana Purnamasari, 2015 Kajian Linguistik klinis pada penderita Bells s Palsy

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ana Roviana Purnamasari, 2015 Kajian Linguistik klinis pada penderita Bells s Palsy BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi (Chaer, 2002:30). Bahasa merupakan alat terpenting dalam berkomunikasi antar manusia. Pada hakikatnya manusia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. mengandung arti kata bunyi, yaitu : lafz, jahr dan saut sepadan dengan noise

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. mengandung arti kata bunyi, yaitu : lafz, jahr dan saut sepadan dengan noise BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2007 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh

Lebih terperinci

Dr. Jauharoti Alfin, M. Si Zudan Rosyidi, MA

Dr. Jauharoti Alfin, M. Si Zudan Rosyidi, MA Dr. Jauharoti Alfin, M. Si Zudan Rosyidi, MA i KATA PENGANTAR DARI REKTOR Merujuk pada PP 55 tahun 2007 dan Kepmendiknas No 16 tahun 2007, Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Penyusunan Kurikulum Pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN)

PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN) 1 Syamsudduha 2 Mahmudah / Penggunaan Segmental Melalui Penerapan Teknik 515 PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN) 1 Syamsudduha 2 Mahmudah

Lebih terperinci

BAB II FONOLOGI, SINDROM DOWN, DAN PSIKOLINGUISTIK. bahasa. Lebih sempit lagi, fonologi murni membicarakan fungsi, perilaku, serta

BAB II FONOLOGI, SINDROM DOWN, DAN PSIKOLINGUISTIK. bahasa. Lebih sempit lagi, fonologi murni membicarakan fungsi, perilaku, serta 12 BAB II FONOLOGI, SINDROM DOWN, DAN PSIKOLINGUISTIK 2.1 Fonologi Lass (1991:1) menjelaskan bahwa secara garis besar, fonologi merupakan sub-disiplin dalam ilmu bahasa atau linguistik yang membicarakan

Lebih terperinci

BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI NAMA : TAUFIQ SHOFYAN HADI NIM : 1402408291 BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita mendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtunan bunyi bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM

BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM A. PENGANTAR Fonologi adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa. Fonologi secara Etimologi berasal dari kata fon, yang artinya bunyi dan logi yang berarti ilmu. Fonologi

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Nama : Siti Mu awanah NIM : Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Dosen : Drs. Umar Samadhy, M.Pd.

Disusun Oleh : Nama : Siti Mu awanah NIM : Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Dosen : Drs. Umar Samadhy, M.Pd. Disusun Oleh : Nama : Siti Mu awanah NIM : 1402408022 Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Dosen : Drs. Umar Samadhy, M.Pd. PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Bahasa sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Adalah suatu kenyataan bahwa manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang informasi yang dituturkan oleh komunikator memiliki maksud terselubung. Oleh karena itu, setiap manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya. Komunikasi yang

Lebih terperinci

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA 1. Nama Mata kuliah : Fonologi Bahasa Nusantara 2. Kode/SKS : BDN 120 1/2 SKS 3. Prasyarat : Pengantar

Lebih terperinci

CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA

CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA TUGAS KELOMPOK CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA MATA KULIAH : FONOLOGI DOSEN : Yuyun Safitri, S.Pd DISUSUN OLEH: ANSHORY ARIFIN ( 511000228 ) FRANSISKA B.B ( 511000092 ) HAPPY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Keraf (1997:1) bahasa merupakan alat komunikasi anggota masyarakat berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

Lebih terperinci

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU NO. MATRIKULASI : 720925135253001 NO. KAD PENGNEALAN : 720925135253 NO. TELEFON : 012-8832169 E-MEL : aubrey_austin@oum.edu.my

Lebih terperinci

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) Oleh : Fitria Dwi Apriliawati pendidikan bahasa dan sastra jawa Fitria_Dwi97@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. baik tata bahasa, bunyi, dan hal lainnya. Khususnya dari segi bunyi bahasa, pasti

Bab 5. Ringkasan. baik tata bahasa, bunyi, dan hal lainnya. Khususnya dari segi bunyi bahasa, pasti Bab 5 Ringkasan Seperti kita ketahui bahwa di seluruh dunia terdapat berbagai bahasa yang berbedabeda baik tata bahasa, bunyi, dan hal lainnya. Khususnya dari segi bunyi bahasa, pasti terdapat beberapa

Lebih terperinci

Nama : MAOIDATUL DWI K NIM : BAB 4 FONOLOGI

Nama : MAOIDATUL DWI K NIM : BAB 4 FONOLOGI Nama : MAOIDATUL DWI K NIM : 1402408303 BAB 4 FONOLOGI Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari tentang runtutan bunyibunyi bahasa. Fonologi dibedakan menjadi dua berdasarkan objek studinya,

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Pada Bab 2 ini penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan penulis pakai dalam menganalisa data pada Bab 4. Teori-teori ini adalah teori fonologi, teori fonetik dan teori fonem.

Lebih terperinci

2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN

2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN BAB I PENDAHULUAN Dalam bab 1 diuraikan bagian pendahuluan penelitian. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengantar Bab ini menjelaskan tentang pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data

Lebih terperinci

BBM 1: OBJEK KAJIAN FONETIK, ALAT UCAP, KLASIFIKASI BUNYI BAHASA, DAN PROSES TERBENTUKNYA BUNYI BAHASA

BBM 1: OBJEK KAJIAN FONETIK, ALAT UCAP, KLASIFIKASI BUNYI BAHASA, DAN PROSES TERBENTUKNYA BUNYI BAHASA BBM 1: OBJEK KAJIAN FONETIK, ALAT UCAP, KLASIFIKASI BUNYI BAHASA, DAN PROSES TERBENTUKNYA BUNYI BAHASA Iyos A. Rosmana PENDAHULUAN Ilmu bahasa terdiri atas empat tataran, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis,

Lebih terperinci

Konsep Dasar Artikulasi

Konsep Dasar Artikulasi Mata Kuliah Artikulasi dan Optimalisasi Pendengaran Konsep Dasar Artikulasi Pengertian artikulasi berasal dari kata articulation yang artinya adalah pengucapan, maksudnya pengucapan lambang bunyi bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. celah di antara kedua sisi kanan dan kiri dari bibir. Kadang kala malah lebih luas,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. celah di antara kedua sisi kanan dan kiri dari bibir. Kadang kala malah lebih luas, BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Labioshizchis atau lebih dikenal dengan bibir sumbing ini merupakan kelainan bawaan yang timbul saat pembentukan janin yang menyebabkan adanya celah di antara kedua

Lebih terperinci

Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp / Telp. (0274) atau

Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp / Telp. (0274) atau Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp 08121575726/ 0274-7817575 Telp. (0274) 882481 Email: hermanuny@yahoo.com atau hermansp@uny.ac.id 1 ORGAN ARTIKULASI Bibir atas (labium superior) Bibir bawah (labium imperior)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini banyak menuntut masyarakat untuk memahami berbagai macam penggunaan bahasa yang digunakan sebagai suatu alat untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian lapangan (field research). Oleh karena itu, obyek penelitiannya adalah berupa obyek di lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode penelitian dan Bentuk penelitian a. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil lokasi penelitian di SMA N 7 Surakart. Lokasi dari SMA N 7 Surakarta terletak

Lebih terperinci

HAVE YOU CHECKED YOUR PRONUNCIATION? Oleh : Hj. Sri Mudjiwarti, Dra., M.Si

HAVE YOU CHECKED YOUR PRONUNCIATION? Oleh : Hj. Sri Mudjiwarti, Dra., M.Si HAVE YOU CHECKED YOUR PRONUNCIATION? Oleh : Hj. Sri Mudjiwarti, Dra., M.Si ABSTRAKSI Banyak pembaca yang belum secara khusus mempelajari pronunciation ini, penulis yakin bahwa pembaca sudah mempraktekan

Lebih terperinci

RESENSI BUKU. Judul. : Fonetik Akustik: Sebuah Pengantar Telaah Wujud Akustik Bahasa

RESENSI BUKU. Judul. : Fonetik Akustik: Sebuah Pengantar Telaah Wujud Akustik Bahasa RESENSI BUKU Judul : Fonetik Akustik: Sebuah Pengantar Telaah Wujud Akustik Bahasa Penulis : Yusup Irawan Tebal Buku : 224 + xviii halaman Edisi/ISBN : 2017/978-979-665-923-4 Penerbit : Angkasa, Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah objek kajian linguistik atau ilmu bahasa. Ilmu bahasa terdiri atas beberapa cabang ilmu. Cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa berdasarkan konteks adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif (Qualitative Research) adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

Hakikat Fonologi. Modul 1 PENDAHULUAN

Hakikat Fonologi. Modul 1 PENDAHULUAN D PENDAHULUAN Modul 1 Hakikat Fonologi Achmad H.P. Krisanjaya alam modul linguistik umum, Anda telah mempelajari bahwa objek yang dikaji oleh linguistik umum adalah bahasa. Bidang-bidang kajian dalam linguistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antar sesama. Melalui bahasa manusia dapat mengekspresikan ide dan gagasan yang ada di dalam pikiran. Di dunia ini terdapat

Lebih terperinci

PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014

PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014 PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Berdasarkan kajian awal beserta berbagai pertimbangan, penelitian dilaksanakan dengan mengambil Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian penentuan metode penelitian sebagai cara dalam menjawab rumusan masalah penelitian merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN adanya. 2 Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Di tinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangat di perlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya

BAB I PENDAHULUAN. huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunyi ujaran adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia baik berupa huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya mengalami stroke (Afasia

Lebih terperinci

MAKALA LINGUISTIK UMUM FONOLOGI

MAKALA LINGUISTIK UMUM FONOLOGI MAKALA LINGUISTIK UMUM FONOLOGI DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 2B: 1. ENDANG FITRIANI (312010121) 2. MIFTHAHUL JANNAH (312010107) 3. PUTRIANA (312010131) DOSEN PEMBIMBING : HADI PRAYITNO, S.pd., M.pd. PROGRAM

Lebih terperinci

KEDUDUKAN ALAT- ALAT ARTIKULASI DAN FUNGSINYA

KEDUDUKAN ALAT- ALAT ARTIKULASI DAN FUNGSINYA KEDUDUKAN ALAT- ALAT ARTIKULASI DAN FUNGSINYA PETUNJUK KEDUDUKAN ALAT- ALAT ARTIKULASI 1. Bibir atas 2. Bibir bawah 3. Gigi atas 4. Gigi bawah 5. Gusi 6. Lelangit keras 7. Lelangit lembut 8. Anak tekak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif, karena penelitian ini mempunyai cirri khas yang terletak pada tujuannya, yakni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Oleh sebab itu, berikut akan dijelaskan beberapa hal terkait

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian yang tergolong dalam penelitian lapangan ( Field Research), yaitu metode yang mempelajari fenomena dalam

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. khusus yang di sebut dengan metode dan bentuk penelitian.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. khusus yang di sebut dengan metode dan bentuk penelitian. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian Dalam kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang pasti berkaitan dengan pengumpulan data. Data yang di peroleh di gunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang erat sehingga keberadaan bahasa tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang erat sehingga keberadaan bahasa tidak dapat dilepaskan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan bahasa sebagai alat komunikasi dalam masyarakat sangatlah penting. Hal ini disebabkan tidak ada suatu masyarakat yang hidup tanpa bahasa dan tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Setiap penelitian memerlukan metode agar proses penelitian dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan yang telah disiapkan. Usaha manusia untuk memenuhi

Lebih terperinci

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7 1 JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode 31 BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013:2), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat

Lebih terperinci

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA PROGRAM SARJANA MUDA PENGAJARAN SEMESTER/TAHUN: MEI / 2012 KOD KURSUS: HBML1203

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA PROGRAM SARJANA MUDA PENGAJARAN SEMESTER/TAHUN: MEI / 2012 KOD KURSUS: HBML1203 FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA PROGRAM SARJANA MUDA PENGAJARAN SEMESTER/TAHUN: MEI / 2012 KOD KURSUS: HBML1203 TAJUK KURSUS: PENGENALAN FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU NO. MATRIK : 701113035210001 NO.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek Bahasa Melayu. Sudah berabad-abad lamanya Bahasa Melayu digunakan sebagai alat komunikasi atau lingua france bukan saja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilaksanakan di lapangan.

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan informasi yang semakin

commit to user BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan informasi yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan informasi yang semakin berkembang pesat di zaman global seperti sekarang ini, maka akan dibutuhkan informasi yang lebih banyak untuk memenuhi

Lebih terperinci

ASEP HIDAYATULLAH, 2016 PENGARUH SIKAP BERBAHASA INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA AKADEMIK

ASEP HIDAYATULLAH, 2016 PENGARUH SIKAP BERBAHASA INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA AKADEMIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sering digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Sebagian besar kegiatan berkomunikasi didominasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif, suatu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif, suatu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, suatu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau

Lebih terperinci

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih KONSEP DAN KOMPONEN Oleh: Pujaningsih (puja@uny.ac.id) Target : Pada bahasan ini Mahasiswa akan dapat menjelaskan: 1. Konsep dasar bahasa 2. Komponen bahasa Definisi Wicara : ekspresi bahasa dengan suara.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Pendekatan dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Pendekatan dan Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Pendekatan dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif didefenisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA SALINAN - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana 56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana pertanyaan Bagaimana menjadi permasalahan utama untuk menjawab permasalahan yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan

Lebih terperinci

FONETIK DAN FONOLOGI. Ahmad Fazil Bin Zainal Abidin Jabatan Pengajian Melayu IPG Kampus Tuanku Bainun

FONETIK DAN FONOLOGI. Ahmad Fazil Bin Zainal Abidin Jabatan Pengajian Melayu IPG Kampus Tuanku Bainun FONETIK DAN FONOLOGI Ahmad Fazil Bin Zainal Abidin Jabatan Pengajian Melayu IPG Kampus Tuanku Bainun FONETIK DAN FONOLOGI Pengenalan Fonetik dan Fonologi. FONETIK FONOLOGI BIDANG ILMU FONETIK FONETIK Fonetik

Lebih terperinci

fonem, kata dan rangkaian kata, misalnya bunyi [0 dilafalkan [0], bunyi [oe]

fonem, kata dan rangkaian kata, misalnya bunyi [0 dilafalkan [0], bunyi [oe] BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Mengingat bahasa yang dipelajari mahasiswa adalah bahasa Perancis yang mempunyai sistem bunyi yang sangat berbeda dengan bahasa yang telah mereka kuasai, yaitu bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang langsung dilakukan dengan terjun langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia. Bahasa tidak terpisahkan setiap kegiatannya.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia. Bahasa tidak terpisahkan setiap kegiatannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup di masyarakat tidak hanya sebagai individu melainkan juga sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dan bekerja sama. Masyarakat Indonesia pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan sebagai alat untuk berinteraksi dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak lepas dengan berkomunikasi untuk bersosialisasi antar orang. Biasanya seseorang berkomunikasi bertujuan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan peneliti memilih judul Penggunaan Campur Kode ceramah ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 November 2013. Peneliti ingin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Variabel penelitian merupakan suatu atribut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Ditinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, penelitian kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengkomunikasikan segala

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengkomunikasikan segala 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa sangat berperan penting bagi kehidupan manusia. Bahasa dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengkomunikasikan segala sesuatu. Satuan kebahasaan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI LEARNING STARTS WITH A QUESTION

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI LEARNING STARTS WITH A QUESTION UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI LEARNING STARTS WITH A QUESTION KOLABORASI POINT- COUNTEROINT DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Secara etimologis, kualitatif berasal dari kata kualitas (quality). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III. Metodelogi Penelitian. Pembelajaran Kewirausahaan Di SMP Jati Agung menggunakan Penelitian

BAB III. Metodelogi Penelitian. Pembelajaran Kewirausahaan Di SMP Jati Agung menggunakan Penelitian 42 BAB III Metodelogi Penelitian A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang Menejemen Pengembangan Wirausaha Sekolah Sebagai Pembelajaran Kewirausahaan Di SMP Jati Agung menggunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN) PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN) NASKAH PUBLIKASI RESTU NUGRAHENI A.220090147 PENDIDIKAN PANCASILA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), data yang 34 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan beberapa hal mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi: A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau prilaku

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.1adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lisan. Secara tertulis merupakan hubungan tidak langsung, sedangkan secara. sebuah percakapan antar individual atau kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. lisan. Secara tertulis merupakan hubungan tidak langsung, sedangkan secara. sebuah percakapan antar individual atau kelompok. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasai untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Ada dua cara untuk dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode merupakan suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian adalah semua kegiatan pencarian penyelidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Setiap

Lebih terperinci