PENGENDALIAN PAPAN REKLAME DENGAN PROM SISTEM PLA DRS. BISMAN P, M.ENG.SC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENDALIAN PAPAN REKLAME DENGAN PROM SISTEM PLA DRS. BISMAN P, M.ENG.SC"

Transkripsi

1 PENGENDIN PPN REKME DENGN PROM SISTEM P.. atar elakang DRS. ISMN P, M.ENG.SC Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan lam Jurusan Fisika Universitas Sumatera Utara I PENDUUN Mendesain rangkaian digital yang merupakan sebagian dari suatu sistem yang komplek dengan baik, sering kali merupakan suatu masalah tersendiri. Untuk menghasilkan desain akhir sesuai dengan perpormance yang diinginkan, kita sering dihadakan pada pertimbangan yang saling berbenturan/membingungkan. Untuk merealisasikannya, pertama kali yang kita lakukan adalah menentukan blok diagram dari sistem secara global. Setelah itu muncul pertimbanganpertimbangan untuk menentukan isi dari blok-blok tersebut, misalnya bagaimana bentuk data/sinyal, komponen pokok apa yang akan digunakan dan lain-lain. Selanjutnya kita menentukan hubungan antara input-output dalam bentuk ekspresi logika. Kemudian pada saat akan mengimplementasikan ekspresi tersebut kita pasti berhadapan dengan masalah pemilihan komponen logika apa yang akan digunakan, ini cukup membingungkan. agian ini merupakan bagian yang cukup menentukan untuk menghasilkan desain akhir yang paling baik (optimal) dalam arti murah, mudah interkoneksinya, membutuhkan tempat yang sekecil-kecilnya, waktu desain yang singkat, kebutuhan daya yang kecil, dan kepastian akan bekerja dengan baik. PD (Programmable ogic Device) merupakan rangkaian logika yang cocok untuk merealisasikanya. Dimana PD berisi beberapa buah gerbang ND dan gerbang OR dengan titik-titik hubung input/output tiap gerbang berupa matrik yang dapat diprogram pemakai, salah satu tipe PD disebut Programmable ogic rray (P). P diprogram menggunakan tabel kebenaran secara langsung. PROM (Programmable Read Only Memory) dapat dibuat dengan menggunakan sistem P, dimana matrik gerbang ND dibuat tetap sedangkan matrik gerbang OR dapat diprogram untuk menghasilkan output yang diinginkan. PROM dengan sistem P dapat diaplikasikan sebagai alat kendali otomatis, dimana pada penelitian ini, P akan digunakan sebagai penyimpan data yang kemudian datanya akan digunakan untuk mengendalikan papan reklame..2. Perumusan Masalah dapun permasalahan yang dibahas pada penelitian ini, penulis hanya membahas mengenai desain rangkaian PROM sistem P yang dibangun menggunakan gerbang ND dan gerbang OR dengan keluaran 8 bit. Dan kemudian memprogram PROM yang dibangun untuk digunakan mengendalikan papan reklame yang dibuat dari display ED dengan menggunakan IC 7494 (register geser) sebagai latch sehingga tulisan dapat dibuat seolah berjalan. 23 Digitized by USU digital library

2 II TINJUN PUSTK 2. Gerbang ogika Gerbang logika adalah rangkaian yang menggunakan sinyal digital sebagai masukan dan keluarannya. Yang membuat rangkaian disebut sebagai gerbang adalah bahwa setiap keluaran tergantung sepenuhnya pada sinyal yang diberikan pada masukan-masukanya. Jika sinyal masukan ini berubah, keluaranya juga dapat berubah. Rangkaian logika dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : rangkaian logika kombinasional dan rangkaian logika sekwensial. Yang dimaksud dengan rangkaian logika kombinasional adalah rangkaian yang nilai keluaranya (output) bergantung pada keadaan nilai masukanya (input) pada saat itu saja, sedangkan rangkaian logika sekwensial tidak bergantung pada saat itu saja tetapi pada waktu keadaan masukan sebelumnya. da dua teknologi pembuatan gerbang rangkaian digital yang umum dipasaran, yang pertama adalah TT (Transistor-Transistor ogic). Gerbang yang dibuat dengan teknologi ini berkode 74, misalnya 74 adalah gerbang NND dua masukan.yang kedua teknologi CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor). Kode untuk gerbang CMOS yang tersedia dipasaran adalah 4, misalnya 4 adalah gerbang NOR dengan dua masukan. Gerbang TT beroperasi pada tegangan persis 5 volt, sedangkan gerbang CMOS bisa diberi catu tegangan dari 3 volt sampai 5 volt. Gerbang gerbang ini dikemas dalam bentuk IC. Pada dasarnya semua sistem digital disusun oleh hanya tiga buah gerbang logika dasar, gerbang gerbang ini adalah ND,OR dan NOT. eberapa gerbang logika lainya seperti NND, NOR, EOR dan ENOR adalah merupakan kombinasi dari beberapa gerbang ND, OR atau NOT dan dari gerbang inilah rangkaian kompleks apapun dapat dirancang Rangkaian Dasar Gerbang ND Gerbang ND mempunyai dua atau lebih sinyal masukan tetapi hanya satu sinyal keluaran. Gambar 2.. memperlihatkan simbol dan diagram keadaan (pulsa) gerbang ND dua masukan. C C C Gambar 2.. Gerbang ND Tabel 2.. Tabel Kebenaran ND Tabel 2. memperlihatkan tabel kebenaran gerbang ND, dimana keluaran gerbang ND akan berlogika (low), kecuali jika kedua masukan gerbang ini berlogika (high) maka keluaranya akan berlogika (high). 23 Digitized by USU digital library 2

3 2..2 Rangkaian Dasar Gerbang OR Simbol dan pulsa keluaran untuk gerbang OR dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini : C C C Gambar 2.2. Gerbang OR Tabel 2.2. Tabel Kebenaran OR Gerbang OR dapat mempunyai dua atau lebih sinyal masukan tetapi hanya satu sinyal keluaran. Tabel kebenaran gerbang OR ditunjukkan oleh tabel 2.2, dimana jenis gerbang ini menghasilkan keluaran berlogika (high) jika salah satu atau semua sinyal masukan berlogika (high) Rangkaian Dasar Gerbang NOT Gerbang NOT, inverter atau rangkaian pembuat komplemen, yang digambarkan pada gambar 2.3 adalah gerbang dengan satu sinyal masukan dan satu sinyal keluaran, dan keadaan keluaranya selalu berlawanan dengan keadaan masukannya. Gambar 2.3. Gerbang NOT Tabel 2.3. Tabel Kebenaran NOT Inverter diperlukan dalam suatu rangkaian jika gerbang sebelumnya menghasilkan keluaran yang polaritasnya tidak sesuai Decoder Decoder adalah suatu rangkaian logika kombinasional yang mampu mengubah masukan kode biner n-bit ke m-saluran keluaran sedemikian rupa sehingga setiap saluran keluaran hanya satu yang akan aktif dari beberapa kemungkinan kombinasi masukan. Gambar 2.4 memperlihatkan diagram dari decoder dengan masukam n = 2 dan keluaran m = 4 ( decoder 2 ke 4). Setiap n masukan dapat berisi logika atau, ada 2 N kemungkinan kombinasi dari masukan atau kode-kode. Untuk setiap kombinasi masukan ini hanya satu dari m keluaran yang akan aktif (berlogika ), sedangkan keluaran yang lain adalah berlogika. eberapa decoder didisain untuk menghasilkan keluaran low pada keadan aktif, dimana hanya keluaran low yang dipilih akan aktif sementara keluaran yang lain adalah berlogika. Dari keadaaan aktif keluaranya, decoder dapat dibedakan atas non inverted output dan inverted output. 23 Digitized by USU digital library 3

4 Q = Q = Q 2 = Q 3 =.... Gambar 2.4 Dekoder 2 ke 4 Tabel dibawah ini menunjukkan tabel kebenaran dari decoder 2 ke 4. INPUT OUTPUT Q o Q Q 2 Q 3 Tabel 2.4. Tabel kebenaran dekoder 2 ke P P berisi beberapa buah gerbang ND dan gerbang OR dengan titik-titik hubung input/output tiap titik gerbang berupa matrik yang dapat diprogram oleh pemakai. da beberpa jenis komponen yang digolongkan sebagai P diantaranya : FP, P, dan PROM. Secara blok diagram P berisi dua blok gerbang yaitu blok gerbang ND dan blok gerbang OR seperti pada gambar 2.5. I I 2 Matrik ND I n Matrik OR Q Q 2 Q n Gambar 2.5 Diagram blok P 23 Digitized by USU digital library 4

5 2.3.. FP (Field Programmable ogic rray) FP mempunyai matrik ND dan matrik OR yang masing-masing dapat diprogram seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.6. I 2 I I Matrik OR (dapat diprogram) Matrik ND (dapat diprogram) Q 2 Q 3 Q Q Gambar 2.6. FP yang mempunyai 3 input dan 4 output Tanda pada matrik ND dan matrik OR adalah bagian yang dapat diprogram, dimana jika didalam IC P tanda adalah merupakan dioda skring, dimana saat memprogram kita harus memutuskan dioda skring yang tidak diperlukan, sedangkan yang diperlukan dibiarkan tetap terhubung. FP mempunyai matrik ND dan matrik OR yang keduanya dapat diprogram sehingga sangat fleksibel, memungkinkan perancang untuk memilih dan memprogram hanya satu bentuk perkalian yang akan digunakan untuk tiap-tiap fungsi spesifik. entuk-bentuk perkalian ini kemudian dapat dipilih untuk dikombinasikan atau dijumlahkan dengan yang lainnya untuk membentuk persamaan logika ND-OR (sum of Product term). 23 Digitized by USU digital library 5

6 P (Programmable rray ogic) P memiliki matrik ND yang dapat diprogram sedangkan matrik OR-nya tetap.seperti terlihat pada gambar 2.7. I 2 I I Matrik OR (tetap) Matrik ND (Dapat diprogram) Q 3 Q 2 Q Q Gambar 2. P yang mempunyai 3 input dan 4 out put. Penghilangan matrik dioda skring pada bagian matrik OR dapat menekan biaya pembuatannya.walaupun matrik OR tidak dapat diprogram, namun fleksibilitasnya hanya berkurang sedikit jika dibandingkan dengan FP PROM (Programmable Read Only Memory) PROM mengandung matrik ND yang tetap dan matrik OR yang dapat diprogram seperti yang terlihat pada gambar Digitized by USU digital library 6

7 I 2 I I Matrik OR (dapat diprogram) Matrik ND (tetap) Q 3 Q 2 Q Q Gambar 2.8. PROM mempunyai 6 word (4 bit) Pada matrik OR terdapat 32 dioda skring yang dapat diprogram. Pada matrik ND susunan matriknya sama dengan susunan dekoder, sehingga untuk matrik ND-nya dapat digantikan dengan dekoder 3 ke 8. da dua keuntungan jika menggunakan PROM dibandingkan dengan FP maupun P, yaitu : pertama, karena sering digunakan pada beberapa aplikasi maka PROM dibuat dalam jumlah besar sehingga harganya murah. Kedua, merupakan solusi logika yang umum dengan kata lain menyediakan seluruh perkalian dari variabel input. kan tetapi jumlah variabelnya terbatas karena tiap penambahan satu buah input akan memerlukan gerbang ND dua kali lebih banyak Pembangkit Pulsa Pembangkit pulsa adalah suatu rangkaian yang menghasilkan keluaran dengan amplitudo berubah terhadap waktu. Kebanyakan sistem digital membutuhkan rangkaian pewaktu yang mengeluarkan rentetan antar langkah suatu urutan, dan semua operasi dilakukan selama orde pulsa tegangan pendek (pulsa clock). Pulsa clock yang umum berbentuk seperti gambar 2.9. Diantara pulsa-pulsa clock, level tegangan adalah logika (low). Pada sisi naik pulsa clock, tegangan naik 23 Digitized by USU digital library 7

8 secara mendadak ke logika (high). Jangka waktu untuk naik ini disebut waktu naik (rise time), yang besarnya beberapa nano detik. Tegangan bertahan pada logika selama jangka waktu yang disebut lebar pulsa (pulse width), kemudian kembali ke logika dalam jangka waktu yang disebut waktu turun. Rangkaian yang memanpaatkan pulsa clock akan beroperasi pada waktu naik atau waktu turun. Tepi Naik Tepi Turun Gambar 2.9 Pulsa Clock yang umum Pula pulsa clock untuk rangkaian yang diberi clock pada kecepatan tinggi biasanya harus dibangkitkan sendiri, kecuali jika terdapat pulsa-pulsa dari sumber lain (misalnya jaringan umum). Rangkaian pembangkit pulsa clock dapat menggunakan transisitor, IC digital, atau IC linier, asalkan memakai catu daya yang sama dan pulsanya memiliki waktu naik dan waktu turun yang sesuai. Rangkaian dengan IC linier yang sering dipakai bersama dengan rangkaian digital sebagai sumber pulsa clock adalah IC pewaktu Multivibrator Multivibrator adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua buah piranti aktif dengan keluaran yang saling berhubungan dengan masukan yang lain. Umpan balik positif yang dihasilkan menyebabkan piranti yang satu harus di cut off, sedangkan piranti yang lain dipaksa melakukan penghantaran. Multivibrator dikelompokkan kedalam bistabil, monostabil dan astabil. Rangkaian multivibrator bistabil memiliki ciri-ciri, bahwa rangkaian ini tetap berada pada tingkatan (level) keluaran yang diberikan apabila tidak dikenakan sinyal (trigger) dari luar. Penerapan sinyal dari luar akan menyebabkan perubahan keadaan, dan tingkat keluaran ini akan tetap sampai ada sinyal dari luar berikutnya. Jadi rangkaian bistabil memerlukan dua sinyal sebelum kembali kekeadaan awal. Multivibrator monostabil atau one shot, menghasilkan satu pulsa dengan selang waktu tertentu dalam menanggapi suatu sinyal trigger dari luar. Ini berarti bahwa hanya satu saja keadan stabil. Penerapan trigger mengakibatkan perubahan keadaan kuasi stabil, yang berarti bahwa rangkaian tetap berada pada keadaan kuasistabil pada selang waktu yang ditentukan dan kemudian kembali kekeadaan awal. kibatnya adalah sinyal trigger internal dibangkitkan yang menghasilkan transisi keadaan stabil. Multivibrator astabil atau free running adalah multivibrator yang memiliki dua keadaan kuasi stabil ( bukan keadaan stabil), dan kondisi rangkaian berosilasi diantaranya. Dalam hal ini tidak diperlukan sinyal trigger luar untuk menghasilkan perubahan keadaan. Karena sifat osilasi diantara dua keadaan ini, rangkaian astabil digunakan untuk menghasilkan gelombang segi empat. 23 Digitized by USU digital library 8

9 Pewaktu (Timer) 555 IC 555 merupakan pewaktu (timer) yang sangat serbaguna sehingga dapat dipakai untuk berbagai penerapan. Dengan menambahkan beberapa resistor dan kapasitor, IC ini dapat berfungsi sebagai multivibrator, picu scimit, untuk modulasi lebar pulsa dan penundaan waktu (time delay) pulsa. Vcc 8 Reset 4 Control Voltage 5 Trigger 2 R R R R S Q Q Vreff Q Q 2 buffer Thereshold 6 Discharge 7 Output 3 Gnd Gambar 2.Diagram blok pewaktu (timer) Pewaktu 555 Sebagai Multivibrator stabil Multivibrator astabil dapat menghasilkan aliran aliran pulsa yang kotiniu, berbentuk segi empat yang dapat berada pada dua keadaan. kan tetapi keadaan kedua pulsa-pulsa yang dihasilkan tidak berada pada keadaan stabil, seperti terlihat pada gambar 2.. Vcc R R 2 6 IC 555 C 2 5,µF Gambar 2. Rangkaian multivibrator astabil Kapasitor C mengisi muatan melalui tahanan R dan R 2, sedangkan pengosongan muatan hanya melalui tahanan R 2. Dalam mode ini, tegangan kapasitor dalam melakukan pengisian dan pengosongan berada diantara /3 dan 2/3 V cc. Saat 23 Digitized by USU digital library 9

10 kapasitor mengisi muatan melalui R dan R 2 tegangan naik secara eksponensial dengan tetapan waktu τ = ( R + R 2 ) C. Waktu yang dibutuhkan pada saat tegangan mencapai /3 V cc adalah : /3 V cc = V cc ( e -t/τ ) /3 = e -t/τ 2/3 = e -t/τ ln 2/3 = - t / τ t =,455 ( R + R 2 ) C...2. Saat tegangan mencapai 2/3 V cc waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kapasitor adalah : 2/3 V cc = V cc ( - e -t/τ ) 2/3 = - e -t/τ /3 = e -t/τ ln /3 = - t / τ t =,986 ( R + R 2 ) C Sehingga selang waktu pengisian kapasitor ( keluaran tinggi) adalah : T = waktu tegangan mencapai 2/3 V cc waktu tegangan mencapai /3 V cc T = (,986,455) τ T =,6932 ( R + R 2 ) C Tetapan waktu pengosongan kapasitor adalah τ = R 2 C Waktu pengosongan pada saat tegangan mencapai /3 V cc adalah /3 V cc = V cc e -t/τ /3 = e -t/τ ln /3 = - t / τ t /3 =,986 R 2 C Waktu pengosongan pada saat tegangan mencapai 2/3 adalah : 2/3 V cc = V cc e -t/τ 2/3 = e -t/τ ln 2/3 =,455 R 2 C Sehingga selang waktu pengosongan ( keluaran rendah) adalah T 2 = t /3 - t 2/3 = (,986,455) τ =,6932 R 2 C Sedangkan selang waktu total selama satu perioda adalah T = T + T 2 =,6932 (R + R 2 ) C +,6932 R 2 C =,6932 ( R + 2 R 2 ) C Digitized by USU digital library

11 Maka frekuensi osilasinya adalah : F = /T =,6932(R + 2R2)C,44 = (R2 + 2R2)C 2.5 Pencacah ( Counter) Pencacah merupakan suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk mencacah jumlah pulsa pada bagian input dan keluaran berupa digit biner, dengan saluran tersendiri untuk setiap pangkat dua 2, 2, 2 2 dan seterusnya. Pencacah terdiri dari flip-flop yang diserikan dimana keadaan arus keluaranya ditahan sampai ada clock. Pencacah dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu : Synchronous dan synchonous, dimana keduanya dibedakan dengan bagaimana cara diclock. Pencacah synchonous didisain dengan menggunakan flip-flop pada keadaan toggle. Flip-flop JK atau D dapat dibuat kedalam keadaan toglle. Flip-flop JK dapat dibuat dalam keadaan toglle dengan menghubungkan kedua input J dan K pada logika (high). Sedangkan untuk flip-flop tipe D, dapat dibuat dalam keadaan toglle dengan menghubungkan keluaran Q kembali ke input. Pencacah asynchonous bekerja dengan mengkaskade seri flip-flop dalam keadaan togle secara bersamaan. Keluaran tiap-tiap flip-flop digunakan sebagai clock untuk flip-flop berikutnya secara berurutan. al ini menyebabkan flip-flop berubah secara asynchonous, seperti gelombang. Pencacah asynchonous lebih dikenal sebagai pencacah ripple. Karena cara penghubungan setiap flip-flop seperti diatas, sehingga setiap frekuensi flip-flop berikutnya dibagi dua. al ini ditunjukkan pada contoh pencacah riple pada gambar 2.2 Q Q C Q C D Q D D Q D Q D Q D Q > Clk Q > Clk Q > Clk Q > Clk Q Gambar 2.2 Pencacah biner ripple empat keluaran Diagram pewaktu pencacah biner ripple ditunjukkan pada gambar 2.3, dimana panah pada diagram waktu menunjukan penyebab dan hasilnya. al ini mununjukan bagaimana bentuk gelombangnya dapat menunjukan cara pencacahannya dari S (ouwest Significant it) sampai MS (Most Signoficant it). Penggunaan pencacah ripple ini sangat luas, setiap IC terdiri atas empat master-slave flip-flop dan gerbang reset nol. Karena harganya murah dan serbaguna, pencacah ripple sangat berguna bagi sistem instrumentasi terutama sebagai pembagi frekuensi 23 Digitized by USU digital library

12 Q Q Q C Q D entuk pulsa MS D C S asil cacahan Gambar 2.3 Diagram pewaktu dan hasil cacahan pencacah biner empat bit 2.6 Register Geser Register geser adalah suatu rangkaian yang menggunakan flip-flop yang saling disambung secara seri sehingga setiap bit yang disimpan di keluaran Q digeser ke flip-flop berikutnya. Pergeseran bit ini terjadi pada setiap pulsa clock. Pulsa-pulsa clock tersebut dikirim kesemua flip-flop dalam register, sehingga operasinya berjalan secara sinkron. Flip-flop jenis apapun yang operasinya sesuai (terpicu tepian) dapat dipakai. Register merupakan blok logika yang sangat penting dalam kebanyakan sistem digital. Register sering digunakan untuk menyimpan (sementara) informasi biner yang muncul pada keluaran sebuah matrik pengkodean. Disamping itu, register sering digunakan untuk menyimpan (sementara ) data biner yang sedang dikodekan. Maka register membentuk suatu kaitan yang sangat penting antara sistem digital utama dan kanal-kanal keluaran. Register yang paling sederhana terdiri dari satu flip-flop saja, yang berarti hanya dapat menyimpan data terdiri suatu bit bilangan biner saja yaitu atau oleh sebab itu untuk menyimpan data yang terdiri empat bit bilangan biner maka diperlukan empat buah flip-flop. Register geser merupakan kelas komponen yang sangat penting dalam semua tipe rangkaian digital. Karena keluaran flip-flop diubah hanya oleh pulsa clock yang datang sesudah masukan berubah, maka penghilangan pulsa clock (tegangan catu 23 Digitized by USU digital library 2

13 tetap ada) tidah mengubah keluaran flip-flop selama kondisi ini terjaga. Karena itu, setiap flip-flop dapat dipakai untuk menyimpan digit biner (bit) selama daya masih dikenakan dan pulsa-pulsa clock ditahan. Seperangkat bit dapat disimpan dalam register, dengan satu flip-flop untuk setiap bit. Register geser mempunyai empat tipe dasar, yaitu : SISO (Serial In Serial Out) ` Pada tipe ini data dimasukkan bit demi bit mulai dari flip-flop yang paling ujung dan digeser sampai semuanya terisi. Pergeseran data diatur oleh sinyal clock tiap kali data dimasukkan satu persatu. Cara menyimpan data secara sejajar, semua bagian register atau masing-masing flip-flop akan dimuati pada saat yang bersamaaan. Seperti yang terlihat pada gambar 2.4. dimana pada gambar tersebut register geser menggunakan flip-flop tipe D. Serial Data In D Q D Q D Q C D Q D > > > > Clk Clk Clk Clk Serial Data Out Clock Gambar 2.4. Rangkaian Register Geser tipe SISO menggunakan flip-flop tipe D Tegangan logika masukan diumpankan ke dalam register geser pada setiap pulsa clock, dan dapat berubah pada waktu diantara pulsa-pulsa clock. Sesudah sejumlah pulsa clock yang sama dengan jumlah flip-flop dalam register, dikeluaran terdapat bit yang sama dengan bit pertama kali masuk tadi. Register SISO yang dipakai dengan cara ini dapat bertindak sebagai tundaan waktu, dimana bit dikeluaran tertunda selama beberapa pulsa clock (Sama dengan jumlah flip-flop) PIPO (Parallel In Parallel Out) Register geser PIPO diperlihatkan pada gambar 2.5. dengan menggunakan flip-flop tipe D. Pada cara ini semua bagian register atau masing-masing flip-flop diisi pada saat yang bersamaaan atau output masing-masing flip-flop akan respon sesuai data pada saat yang sama setelah diberikan sinyal input kontrol, dan biasanya menggunakan terminal set/reset bukan dengan pemberian clock. 23 Digitized by USU digital library 3

14 Paralel Data Out Q Q Q C Q D PRE PRE PRE PRE D Q D Q D Q C D Q D Clk Clk Clk Clk > > > > Clock Clr Clr Clr Clr oad Gambar 2.5. Rangkaian Register Geser tipe PIPO menggunakan flip-flop tipe D. Jika tidak ada pulsa clock yang dikenakan, bit tidak digeserkan dan pembacaan di terminal Q adalah sama dengan apa yang dimasukkan. Pemakaian register ini adalah metode yang menyenangkan untuk menyimpan beberapa bit secara sementara. Jika diberi pulsa clock, setiap bit akan digeserkan satu tempat pada setiap pulsa clock PISO (Parallel In Serial Out) Register ini memungkinkan kita dapat meengirim data secara paralel input melalui satu saluran dengan output serial seperti yang terlihat pada gambar 2.6 dibawah ini. 23 Digitized by USU digital library 4

15 PRE PRE PRE PRE D Q D Q D Q C D Q D Clk Clk Clk Clk > > > > Serial Data Out Clock Clr Clr Clr Clr oad C D Gambar 2.6 Rangkaian register geser tipe PISO menggunakan flip-flop tipe D Jenis flip-flop yang digunakan adalah J-K flip-flop atau flip-flop yang dilengkapi denga input preset dan input preclear. Pemasukan data dilakukan melalui input Preset. Data kemudian digeser keluar satu bit pada saat ketika diberikan pulsa clock. al ini memungkinkan data yang disajikan dalam bentuk paralel (beberapa saluran pada saat yang sama)) dapat diubah menjadi bentuk serial (bit demi bit) untuk dipancarkan melalaui satu saluran SIPO (Serial in Parallel Out) Register serial in parallel out (SIPO) merupakan kebalikan dari register PISO, jika seperti yang terlihat pada gambar 2.7 dibawah ini. Paralel Data Out Q Q Q C Q D Serial Data In D Q D Q D Q C D Q D Clk Clk Clk Clk > > > > Clock Gambar 2.7. Rangkaian register geser tipe SIPO menggunakan flip-flop tipe D Dalam tipe ini, data disajikan satu bit pada satu saat lalu digeser masuk pada setiap pulsa clock. Sesudah seperangkat pulsa clock lengkap, register menjadi penuh dan kandungannya dapat dibaca diterminal Q atau dikeluarkan melalui seperangkat saluran paralel. Dalam pengertian ini, dikeeluarkan berarti bahwa bit-bit tersebut 23 Digitized by USU digital library 5

16 dapat dipakai untuk mengoperasikan gerbang atau rangkaiaan lain, sementara registernya sendiri tidak mengalami perubahan karena tindakan ini. Dengan menggunakan register SIPO, bit-bit data yang sudah dipancarkan secara berurutan dari sebuah saluran dapat dikumpiulkan hingga membentuk satu kata dari beberapa bit IC Register dua arah ini dirancang untuk menggabungkan secara nyata semua sifat yang mungkin digabungkan dalam satu register geser. Rangkaian berisi 45 gerbang ekivalen dan mempunyai masukan paralel, keluaran paralel, masukan seri geser ke kiri dan geser ke kanan., masukan kendali mode-operasi, dan garis hapus penolak langsung. Register mempunyai empat mode operasi yang berbeda, yaitu: eban Paralel (seluruh sisi) Geser ke kanan (dalam arah Q menuju Q D ) Geser ke kiri (dalam arah Q D menuju Q ) Detak terhalang (tidak mengerjakan sesuatu) Konfigurasi Pin dari IC 7494 serta tabel kebenaranya dapat dilihat pada gambar 2.8 dibawah ini. apus 6 Vcc Seri Input (geser Kanan) 2 5 Q 3 4 Q 4 3 QC C 5 2 QD D 6 Detak Seri Input (geser Kiri) 7 S Gnd 8 9 S Gambar 2.8 Konfigurasi pin IC Digitized by USU digital library 6

17 PU S Tabel kebenaran IC 7494 INPUT MODE SERI PRE S S 2 DETK EFT C D RIGT OUTPUT Q Q Q C Q D Q Q Q C Q DO a b c d a b c d Q N Q N Q CN Q N Q N Q CN Q N Q CN Q DN Q N Q CN Q DN Q Q Q C Q DO = tingkat tinggi = tingkat rendah = sembarang ( sembarang masukan, termasuk transisi) = transisi dari taraf rendah ke tinggi a,b,c,d = taraf status stasioner di jalan masukan,,c,d Q O, Q, Q C, Q D = taraf Q, Q, Q C, Q D sebelum terjadi kondisi jalan masukan status stasioner yang ditunjukkan. Q N, Q N, Q CN,Q DN = tarar Q, Q, Q C,Q D sebelum transisi lonceng paling akhir. III TUJUN DN MNFT PENEITIN 3.. Tujuan Penelitian Merancang desain dasar rangkaian PROM dengan sistem P serta mengkonstruksikanya sebagai alat pengendali papan reklame dengan membuat sendiri rangkain PROM sistem P-nya Manfaat Penelitian Dengan membuat rangkaian seperti pada rangkain penelitian ini maka tampilan karakter yang ditampilkan pada display dapat diganti setiap saat tanpa ada harus mengganti peralatan yang digunakan, sehingga sangat menghemat dana jika kareakter yang ingin ditampilkan sering dirombak. 23 Digitized by USU digital library 7

18 IV METODE PENEITIN 4.. Desain Penelitian Desain penelitian adalah sebagai berikut Rangkaian Kontrol PROM Sistem P Shift Register Display Matrik ED Clock Gambar 4. Diagram lok 4.2. Metode Pengambilan Data ila rangkaian kontrol alamat mendapat clock maka rangkaian kontrol alamat akan mengirim alamat sesuai dengan jumlah pulsa yang diterimanya dari clock ke PROM sisem P. Kemudian PROM akan mengeluarkan data yang disimpannya sesuai dengan alamat yang diterimanya dari kontrol alamat, data yang disimpan di tampilkan di 7 segmen berupa hexadesimal. Data yang dikeluarkan oleh PROM akan ditangkap oleh Shift Register yang dikontrol dengan pulsa clock cepat, yang kemudian datanya ditampilkan di display ED berbentuk karakter. V SI DN PEMSN 5.. asil Pengamatan asil pengamatan diperoleh dengan menyimpan sutu kalimat pada PROM kemudian menampilkannya pada display, dalam penelitian ini disimpan data dalam PROM untuk membentuk kalimat DIGIT yang digeser kekanan, dimana data yang harus disimpan dalam PROM adalah sebagai berikut : 23 Digitized by USU digital library 8

19 23 Digitized by USU digital library 9 Tabel 4. Data PROM untuk membentuk karakter DIGIT D D D2 D3 D4 D5 D6 D7 EDESIM FF FF FF FF FF F 9 8 7E FF 3C 42 8 FF 5.2. Pembahasan Maka untuk membuat supaya PROM menyimpan data seperti diatas maka saklar pada matrik OR pada PROM harus terhubung seperti pada gambar dibawah ini:

20 2 3 Y Y C D G G 2 Y Y Y 2 Y 3 Y 4 Y 5 Y 6 Y 7 Y 8 Y 9 Y Y Y 2 Y 3 Y 4 Y 5 C D G 2 G 2 Y Y Y 2 Y 3 Y 4 Y 5 Y 6 Y 7 Y 8 Y 9 Y Y Y 2 Y 3 Y 4 Y 5 D D D 2 D 3 D 4 D 5 D 6 D 7 Gambar 4. PROM sistem P yang menimpan data berbentuk karakter DIGIT Tiap-tiap alamat mengeluarkan 8 bit data yang kemudian disusun untuk membentuk suatu kalimat/karakter dengan menggunakan register geser sebagai penyimpan sementara yang kemudian data yang disimpan digeser ke register berikutnya sehingga pada matrik ED tampak menjadi membentuk suatu karakter yang bergerak, sehingga dapat digunakan sebagai papan reklame yang datanya dapat dirobah setiap saat dengan hanya menggeser saklar,dan tampilanya dapat dibuat menarik. 23 Digitized by USU digital library 2

21 VI KESIMPUN DN SRN 5.. KESIMPUN erdasarkan hasil percobaan peralatan maka dapat diambil kesimpulan :. Peralatan PROM sistem P yang digunakan mempunyai data yang dapat dirubah dengan hanya memindahkan saklar/jumper, sehingga data dapat ditukar tanpa harus menggantikan peralatan/ic. 2. PROM yang dirancang hanya dapat menyimpan 32 alamat, yaitu alamat -Fh karena hanya menggunakan dua buah dekoder yang digandengkan. 3. Rancangan yang telah dibuat dapat menampilkan data PROM dalam bentuk karakter yang bergerak dengan menggunakan register geser dan telah bekerja dengan baik SRN-SRN. Karena dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan dua buah dekoder sehingga hanya dapat menyimpan 32 alamat, maka penulis menyarankan agar dikembangkan lagi menjadi lebih besar lagi dengan menggandengkan lebih banyak dekoder lagi. 2. Tampilan matrik ED dikontrol dari register geser sehingga membutuhkan banyak IC register geser, maka penulis menyarankan agar tampilan data dapat dibuat dengan metode lain yang lebih baik. DFTR PUSTK. David ucchlah, Wayne Mcahan, pplied Electronic Instrumentation nd Measurment, MacMilian Publishing Company, Ian Robertson Sinclair, Suryawan, Panduan elajar Elektronik Digital, Elex Media Komputindo, Jakarta, Sutrisno, Rangkaian Digital dan Rancangan ogika, Erlangga, Jakarta, K.F. Ibrahim, Teknik Digital, ndi Offset, Jakarta, odges D., Jacson, Nasution S. nalisa dan Desain Rangkaian Terpadu Digital, Erlangga, Jakarta, Sutanto, Rangkaian Elektronika, F. Teknik UI, UI-Press, Tokheim. R., Elektronika Digital, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, Sofyan. Nasution, nalisa dan Desain Rangkaian Terpadu Digital, Penerbit Erlangga, Jakarta, Sendra, Smith, Keneth C., Rangkaian Mikroelektronika, Penerbit Erlangga, Jakarta, 989. Neil, Weste, Kamran Enshroghia, Principles of CMOS VSI Design, Univercity of delaide, ustralia. 23 Digitized by USU digital library 2

PERANCANGAN PROM SISTEM PLA DRS.BISMAN P, M.ENG.SC. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Fisika Universitas Sumatera Utara

PERANCANGAN PROM SISTEM PLA DRS.BISMAN P, M.ENG.SC. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Fisika Universitas Sumatera Utara PERNNGN PROM SISTEM PL DRS.ISMN P, M.ENG.S Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan lam Jurusan Fisika Universitas Sumatera Utara I PENDHULUN.. Latar elakang Perkembangan yang pesat di bidang mikroprosesor

Lebih terperinci

REGISTER DAN COUNTER.

REGISTER DAN COUNTER. REGISTER DAN COUNTER www.st3telkom.ac.id Register Register adalah rangkaian yang tersusun dari satu atau beberapa flip-flop yang digabungkan menjadi satu. Flip-Flop disebut juga sebagai register 1 bit.

Lebih terperinci

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder 6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial Rangkaian Logika secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu rangkaian logika Kombinasional dan rangkaian logika Sequensial. Rangkaian logika Kombinasional

Lebih terperinci

R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL

R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL Rangkaian Logika secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu Rangkaian logika Kombinasional dan rangkaian logika Sequensial. Rangkaian logika Kombinasional

Lebih terperinci

MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR

MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR I. PENDAHULUAN Gerbang logika adalah rangkaian dengan satu atau lebih masukan tetapi hanya menghasilkan satu keluaran berupa tegangan tinggi ( 1 ) dan tegangan rendah ( 0 ).

Lebih terperinci

=== PENCACAH dan REGISTER ===

=== PENCACAH dan REGISTER === === PENCACAH dan REGISTER === Pencacah Pencacah adalah sebuah register yang mampu menghitung jumlah pulsa detak yang masuk melalui masukan detaknya, karena itu pencacah membutuhkan karakteristik memori

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR

MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR DISUSUN OLEH : Rendy Andriyanto (14102035) Sania Ulfa Nurfalah (14102039) LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA

Lebih terperinci

Percobaan 7 REGISTER (PENCATAT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 7 REGISTER (PENCATAT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 7 REGISTER (PENCATAT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan : 1. Mengenal beberapa jenis register. 2. Menyusun rangkaian register. 3. Mempelajari cara kerja

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL === === PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL === Rangkaian Sekuensial, adalah rangkaian logika yang keadaan keluarannya dipengaruhi oleh kondisi masukan dan kondisi rangkaian saat itu. Variabel Masukan Keadaan

Lebih terperinci

BAB 5. MULTIVIBRATOR

BAB 5. MULTIVIBRATOR BAB 5. MULTIVIBRATOR Materi :. Dasar rangkaian Clock / Multivibrator 2. Jenis-jenis multivibrator 3. Laju Pengisian dan Pengosongan Kapasitor 4. Multivibrator Astabil dari IC 555 5. Multivibrator Monostabil

Lebih terperinci

Percobaan 10 MULTIVIBRATOR (ASTABIL, MONOSTABIL, DAN PICU-SCHMITT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 10 MULTIVIBRATOR (ASTABIL, MONOSTABIL, DAN PICU-SCHMITT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 10 MULTIVIBTO (STBIL, MONOSTBIL, DN PIU-SHMITT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIP, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujua : 1. Mempelajari cara kerja rangkaian multivibrator, 2. Menyusun rangkaian

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum REGISTER

Jobsheet Praktikum REGISTER REGISTER A. Tujuan Kegiatan Praktikum - : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat :. Mengetahui fungsi dan prinsip kerja register.. Menerapkan register SISO, PISO, SIPO dan PIPO dalam rangkaian

Lebih terperinci

Arsitektur Komputer. Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial

Arsitektur Komputer. Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial Arsitektur Komputer Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial 1 Rangkaian Logika Rangkaian Logika secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu : Rangkaian Kombinasional adalah rangkaian yang kondisi

Lebih terperinci

Percobaan 5 FLIP-FLOP (MULTIVIBRATOR BISTABIL) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 5 FLIP-FLOP (MULTIVIBRATOR BISTABIL) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 5 FLIP-FLOP (MULTIVIBRATOR BISTABIL) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan : 1. Mempelajari cara kerja berbagai rangkaian flip flop 2. Membuat rangkaian

Lebih terperinci

PENCACAH (COUNTER) DAN REGISTER

PENCACAH (COUNTER) DAN REGISTER PENCACAH (COUNTER) DAN REGISTER Aplikasi flip-flop yang paling luas pemakaiannya adalah sebagai komponen pembangun pencacah dan register. Pencacah termasuk dalam kelompok rangkaian sekuensial yang merupakan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL Sasaran Pertemuan 10 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Rangkaian Sequensial yang terdiri dari : - FLIP FLOP - RS FF - JK FF - D FF - T FF 1 Salah satu rangkaian logika

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL Sasaran Pertemuan 10 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Rangkaian Sequensial yang terdiri dari : FLIP-FLOP RS FF JK FF D FF T FF FLIP-FLOP Salah satu rangkaian logika

Lebih terperinci

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November PRAKTIKUM 1 COUNTER (ASINKRON) A. OBJEKTIF 1. Dapat merangkai rangkaian pencacah n bit dengan JK Flip-Flop 2. Dapat mendemonstrasikan operasi pencacah 3. Dapat mendemonstrasikan bagaimana modulus dapat

Lebih terperinci

BAB I Tujuan BAB II Landasan Teori

BAB I Tujuan BAB II Landasan Teori BAB I Tujuan 1. Untuk mengetahui Jenis-jenis Register Geser 2. Untuk mengetahui prinsip cara kerja Register Geser 3. Untuk merancang pararel in pararel out BAB II Landasan Teori Contoh khusus Register

Lebih terperinci

adalah frekuensi detak masukan mula-mula, sehingga membentuk rangkaian

adalah frekuensi detak masukan mula-mula, sehingga membentuk rangkaian Pertemuan ke 2 1 BAB I Rangkaian Sekuensial (2) Deskripsi Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi elemen flip-flop pada counter dan register serta clock mode, pulse mode, dan level mode. Manfaat Memberikan

Lebih terperinci

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop 1. FLIP-FLOP Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan stabil atau disebut Bistobil Multivibrator. Rangkaian flip-flop mempunyai sifat sekuensial karena sistem kerjanya diatur

Lebih terperinci

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER BAB VIII REGISTER DAN COUNTER 8.1 Register Register adalah kumpulan dari elemen-elemen memori yang bekerja bersama sebagai satu unit. Register yang paling sederhana tidak lebih dari sebuah penyimpan kata

Lebih terperinci

JENIS-JENIS REGISTER (Tugas Sistem Digital)

JENIS-JENIS REGISTER (Tugas Sistem Digital) JENIS-JENIS REGISTER (Tugas Sistem Digital) Oleh: EKO SARIYANTO 0917041026 SITI KHOLIFAH 1017041042 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 Register adalah

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 PENCACAH

PERTEMUAN 12 PENCACAH PERTEMUAN 12 PENCACAH Sasaran Pertemuan 12 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Pencacah yang terdiri dari : - Riple Counter - Pencacah Sinkron - Pencacah Lingkar - Pencacah Turun naik - Pencacah Mod

Lebih terperinci

Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, urdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan :. Mempelajari cara kerja pencacah biner sinkron dan tak sinkron, 2. Merealisasikan pencacah biner

Lebih terperinci

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Register dan Counter Mohamad Dani (MHM) E-mail: mohamad.dani@gmail.com Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di

Lebih terperinci

Register & Counter -7-

Register & Counter -7- Sistem Digital Register & Counter -7- Missa Lamsani Hal 1 Register dan Pencacah Register adalah kumpulan elemen-elemen memori yang bekerja bersama sebagai satu unit. Pencacah (counter) adalah merupakan

Lebih terperinci

FLIP-FLOP (BISTABIL)

FLIP-FLOP (BISTABIL) FLIP-FLOP (BISTABIL) Rangkaian sekuensial adalah suatu sistem digital yang keadaan keluarannya pada suatu saat ditentukan oleh : 1. keadaan masukannya pada saat itu, dan 2. keadaan masukan dan/atau keluaran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock

ABSTRAK. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock ABSTRAK Counter (pencacah) adalah alat rangkaian digital yang berfungsi menghitung banyaknya pulsa clock atau juga berfungsi sebagai pembagi frekuensi, pembangkit kode biner Gray. Pada counter asinkron,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 PENCACAH

PERTEMUAN 12 PENCACAH PERTEMUAN 12 PENCACAH Sasaran Pertemuan 12 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Pencacah yang terdiri dari : - Riple Counter - Pencacah Sinkron - Pencacah Lingkar - Pencacah Turun naik - Pencacah Mod

Lebih terperinci

BAB VII DASAR FLIP-FLOP

BAB VII DASAR FLIP-FLOP 89 BAB VII ASAR FLIP-FLOP 1. Pendahuluan Pada bagian sebelumnya telah dibahas tentang rangkaian kombinasional, yang merupakan rangkaian dengan keluaran yang dikendalikan oleh kondisi masukan yang ada.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Counter? 2. Apa saja macam-macam Counter? 3. Apa saja fungsi Counter?

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Counter? 2. Apa saja macam-macam Counter? 3. Apa saja fungsi Counter? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum melakukan percobaan, ada baiknya kita mempelajari serta memahami setiap percobaan yang akan kita lakukan. Tanpa disadari dalam membuat suatu makalah kita pasti

Lebih terperinci

REGISTER. uart/reg8.html

REGISTER.  uart/reg8.html PERTEMUAN 11 REGISTER http://tams-www.informatik.uni-hamburg.de/applets/hades/webdemos/45-misc/30- uart/reg8.html Sasaran Pertemuan 11 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Register yang terdiri dari :

Lebih terperinci

FLIP - FLOP. Kelompok : Angga Surahman Sudibya ( ) Ma mun Fauzi ( ) Mudesti Astuti ( ) Randy Septiawan ( )

FLIP - FLOP. Kelompok : Angga Surahman Sudibya ( ) Ma mun Fauzi ( ) Mudesti Astuti ( ) Randy Septiawan ( ) FLIP - FLOP Kelompok : Angga Surahman Sudibya (10407113) Ma mun Fauzi (10407527) Mudesti Astuti (10407571) Randy Septiawan (10407687) Rahman Rohim (10407679) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) RANGKAIAN DIGITAL Program Studi Teknik Komputer Jenjang Pendidikan Program Diploma III Tahun AMIK BSI NIM NAMA KELAS :. :.. :. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

Rangkaian Sequensial. Flip-Flop RS

Rangkaian Sequensial. Flip-Flop RS Rangkaian Sequensial Rangkaian logika di kelompokkan dalam 2 kelompok besar, yaitu rangkaian logika kombinasional dan rangkaian logika sekuensial. Bentuk dasar dari rangkaian logika kombinasional adalah

Lebih terperinci

BAB V MULTIVIBRATOR. A. Pendahuluan. 1. Deskripsi

BAB V MULTIVIBRATOR. A. Pendahuluan. 1. Deskripsi BAB V MULTIVIBRATOR A. Pendahuluan 1. Deskripsi Judul bab ini adalah Multivibrator. Melalui bab ini pembaca khususnya mahasiswa akan mendapatkan gambaran tentang konsep dasar Multivibrator. Konsep dasar

Lebih terperinci

MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL

MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL ELECTRA ELECTRONIC TRAINER alexandernugroho@gmail.com HP: 08112741205 2/23/2015 BAB I GERBANG DASAR 1. 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat / siswa dapat : Memahami konsep dasar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL DISUSUN OLEH: ARDITYA HIMAWAN EK2A/04 ARIF NUR MAJID EK2A/05 AULIADI SIGIT H EK2A/06

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL DISUSUN OLEH: ARDITYA HIMAWAN EK2A/04 ARIF NUR MAJID EK2A/05 AULIADI SIGIT H EK2A/06 LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL DISUSUN OLEH: ARDITYA HIMAWAN EKA/0 ARIF NUR MAJID EKA/0 AULIADI SIGIT H EKA/0 POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 009 PERCOBAAN JUDUL : MONOSTABLE MULTIVIBRATOR(ONE SHOT) TUJUAN :. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PULSE TRAIN. GATES ELEMEN LOGIKA

PENDAHULUAN PULSE TRAIN. GATES ELEMEN LOGIKA LOGIKA MESIN PENDAHULUAN Data dan instruksi ditransmisikan diantara berbagai bagian prosesor atau diantara prosesor dan periperal dgn menggunakan PULSE TRAIN. Berbagai tugas dijalankan dgn cara menyampaikan

Lebih terperinci

1). Synchronous Counter

1). Synchronous Counter Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian logika sekuensial yang digunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada bagian masukan. Counterdigunakan untuk berbagai operasi

Lebih terperinci

6.1. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa/i mengenal, mengerti dan memahami cara kerja register.

6.1. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa/i mengenal, mengerti dan memahami cara kerja register. PERCOBAAN DIGITAL 6 SHIFT REGISTER 6.. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa/i mengenal, mengerti dan memahami cara kerja register. 6.2. TEORI DASAR Register adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk menyimpan

Lebih terperinci

LAB #5 REGISTER, SYNCHRONOUS COUNTER AND ASYNCHRONOUS COUNTER

LAB #5 REGISTER, SYNCHRONOUS COUNTER AND ASYNCHRONOUS COUNTER LAB #5 REGISTER, SYNCHRONOUS COUNTER AND ASYNCHRONOUS COUNTER TUJUAN 1. Untuk mempelajari dan mendesain berbagai counter menggunakan gerbang dan Flip-Flop. 2. Untuk menyimulasikan berbagai counter dan

Lebih terperinci

RANGKAIAN D FLIP-FLOP (Tugas Matakuliah Sistem Digital) Oleh Mujiono Afrida Hafizhatul ulum

RANGKAIAN D FLIP-FLOP (Tugas Matakuliah Sistem Digital) Oleh Mujiono Afrida Hafizhatul ulum RANGKAIAN D FLIP-FLOP (Tugas Matakuliah Sistem Digital) Oleh Mujiono Afrida Hafizhatul ulum JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 FLIP FLOP D BESERTA CONTOH

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT 3.1 Pembuatan Modulator 8-QAM Dalam Pembuatan Modulator 8-QAM ini, berdasarkan pada blok diagram modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER BAB VIII REGISTER DAN OUNTER 8.1 Register Dalam elektronika digital seringkali diperlukan penyimpan data sementara sebelum data diolah lebih lanjut. Elemen penyimpan dasar adalah flip-flop. Setiap flip-flop

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL 2013 / 2014

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL 2013 / 2014 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL 23 / 24 MODUL 4 REGISTER, COUNTER DAN MEMORI OLEH KELOMPOK B ADE ILHAM FAJRI 5358 FRANKY SETIAWAN DALDIRI 5383 KELAS : B ASISTEN PEMBIMBING RISYANGGI AZMI FAIZIN

Lebih terperinci

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital Jurnal Skripsi Alat mesin mini voting digital ini adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemilihan suara, dikarenakan dalam pelaksanaanya banyaknya terjadi kecurangan dalam perhitungan jumlah hasil

Lebih terperinci

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Register, Counter dan Memori 1 11/9/2016 1 Inti pembelajaran Memahami pengertian Register, Counter dan Memori. Mampu menjelaskan cara kerja Register, Counter

Lebih terperinci

FLIP-FLOP. FF-SR merupakan dasar dari semua rangkaian flip flop. FF-SR disusun dari dua gerbang NAND atau dua gerbang NOR. Gambar Simbol SR Flip-Flop

FLIP-FLOP. FF-SR merupakan dasar dari semua rangkaian flip flop. FF-SR disusun dari dua gerbang NAND atau dua gerbang NOR. Gambar Simbol SR Flip-Flop FLIP-FLOP FLIP-FLOP merupakan suatu rangkaian yang terdiri sdari dua elemen aktif (Transistor) yang erjanya saling bergantian. Fungsinya adalah sebagai berikut: 1. Menyimpan bilangan biner 2. Mencacah

Lebih terperinci

BAB 1. KONSEP DASAR DIGITAL

BAB 1. KONSEP DASAR DIGITAL 1. KONSEP DSR DIGITL Materi : 1. Representasi entuk Digital dan nalog 2. entuk Sinyal Digital 3. Transmisi Serial & Paralel 4. Switch dalam Rangkaian Elektronika 5. Gerbang Logika Dasar 6. Tabel Kebenaran

Lebih terperinci

APLIKASI JK FLIP-FLOP UNTUK MERANCANG DECADE COUNTER ASINKRON

APLIKASI JK FLIP-FLOP UNTUK MERANCANG DECADE COUNTER ASINKRON ORBITH VOL. 13 NO. 2 Juli 2017 : 108 113 APLIKASI JK FLIP-FLOP UNTUK MERANCANG DECADE COUNTER ASINKRON Oleh: Lilik Eko Nuryanto Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl.Prof.

Lebih terperinci

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide

Lebih terperinci

Sistem Digital. Flip-Flop -6- Sistem Digital. Missa Lamsani Hal 1

Sistem Digital. Flip-Flop -6- Sistem Digital. Missa Lamsani Hal 1 Sistem Digital Flip-Flop -6- Missa Lamsani Hal 1 Kelompok Rangkaian Logika Kelompok rangkaian logika kombinasional Bentuk dasarnya adalah gerbang logika Kelompok rangkaian logika sekuensial Bentuk dasarnya

Lebih terperinci

1). Synchronous Counter

1). Synchronous Counter Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian logika sekuensial yang digunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada bagian masukan. Counter digunakan untuk berbagai operasi

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR

PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR 3.1. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan prinsip kerja rangkaian multivibrator sebagai pembangkit clock Membedakan rangkaian

Lebih terperinci

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya Sistem Digital Sistem Angka dan konversinya Sistem angka yang biasa kita kenal adalah system decimal yaitu system bilangan berbasis 10, tetapi system yang dipakai dalam computer adalah biner. Sistem Biner

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

Lutfi Rasyid Nur Hidayat PTI D / SHIFT REGISTER

Lutfi Rasyid Nur Hidayat PTI D / SHIFT REGISTER Lutfi Rasyid Nur Hidayat PTI D / 120533430805 SHIFT REGISTER Register merupakan sekelompok flip-flop yang dapat dipakai untuk menyimpan dan mengolah informasi dalam bentuk linier.flip-flop dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3. 27 BAB III PERENCANAAN 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram Power Supply Rangkaian Setting Indikator (Led) Rangkaian Pengendali Rangkaian Output Line AC Elektroda Gambar 3.1 Blok Diagram Untuk

Lebih terperinci

Kuliah#11 TKC-205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto. 11 Maret 2017

Kuliah#11 TKC-205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto. 11 Maret 2017 Kuliah#11 TKC-205 Sistem Digital Eko Didik Widianto Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro 11 Maret 2017 http://didik.blog.undip.ac.id/buku/sistem-digital/ ) 1 Tentang Kuliah Membahas

Lebih terperinci

PENCACAH. Gambar 7.1. Pencacah 4 bit

PENCACAH. Gambar 7.1. Pencacah 4 bit DIG 7 PENCACAH 7.. TUJUAN. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF. 2. Mengenal beberapa jenis IC pencacah. 7.2. TEORI

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 1 SISTEM KOMPUTER

KEGIATAN BELAJAR 1 SISTEM KOMPUTER KEGIATAN BELAJAR 1 SISTEM KOMPUTER Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang sistem komputer Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: 1. Memahami sistem

Lebih terperinci

= = = T R = sifat memori. 2. Monostable. Rangkaian. jadi. C perlahan naik. g muatan. pulsa. Lab Elektronika. terjadi di. Industri. Iwan.

= = = T R = sifat memori. 2. Monostable. Rangkaian. jadi. C perlahan naik. g muatan. pulsa. Lab Elektronika. terjadi di. Industri. Iwan. RANGKAIAN SEKUENSIAL Rangkaian digital jenis sekuensial sangat berbeda dengan jenis kombinatorial. Rangkaian kombinatorial terdiri dari kombinasi gerbang-gerbang dan mempunyai sifat khas yaitu bahwa output

Lebih terperinci

5.1. TUJUAN 1. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar rangkaian flip-flop. 2. Mengenal berbagai macam IC flip-flop.

5.1. TUJUAN 1. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar rangkaian flip-flop. 2. Mengenal berbagai macam IC flip-flop. PERCOBAAN DIGITAL 5 FLIP-FLOP 5.. TUJUAN. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar rangkaian flip-flop. 2. Mengenal berbagai macam IC flip-flop. 5.2. TEORI DASAR Pemahaman terhadap rangkaian Flip-Flop

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menentukan spesifikasi kerja alat yang akan direalisasikan melalui suatu pendekatan analisa perhitungan, analisa

Lebih terperinci

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA Salah satu jenis IC dekoder yang umum di pakai adalah 74138, karena IC ini mempunyai 3 input biner dan 8 output line, di mana nilai output adalah 1 untuk salah satu dari

Lebih terperinci

BAB 7 REGISTER Register

BAB 7 REGISTER Register BAB 7 - REGISTER/HAL. 98 BAB 7 REGISTER 7.. Register Sebuah flip flop dapat digunakan untuk menyimpan data bit, sehingga jika ada sederetan dari n buah FF, maka dapat dipergunakan untuk menyimpan data

Lebih terperinci

COUNTER ASYNCHRONOUS

COUNTER ASYNCHRONOUS COUNTER ASYNCHRONOUS A. Tujuan Kegiatan Praktikum 2 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : ) Merangkai rangkaian ASYNCHRONOUS COUNTER 2) Mengetahui cara kerja rangkaian ASYNCHRONOUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem digital merupakan salah satu sistem yang digunakan dalam pemrosesan sinyal atau data. Sebelum dimulainya era digital, pemrosesan sinyal atau data dilakukan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL

PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL MODUL PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA ST3 TELKOM PURWOKERTO 2015 A. Standar Kompetensi MODUL I ALJABAR BOOLE DAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL Mata Kuliah Semester : Praktikum Teknik

Lebih terperinci

BAB III COUNTER. OBYEKTIF : - Memahami jenis-jenis counter - Mampu merancang rangkaian suatu counter

BAB III COUNTER. OBYEKTIF : - Memahami jenis-jenis counter - Mampu merancang rangkaian suatu counter B III COUNTER OBYEKTIF : - Memahami jenis-jenis counter - Mampu merancang rangkaian suatu counter 3.1 Counter secara umum Counter merupakan rangkaian logika pengurut, karena counter membutuhkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB VII REGISTER. Keluar dan masuknya data ke dalam register dapat dilakukan dengan 2 cara:

BAB VII REGISTER. Keluar dan masuknya data ke dalam register dapat dilakukan dengan 2 cara: TEKNIK IGITAL-REGISTER/HAL. BAB VII REGISTER REGISTER Sebuah flip flop dapat digunakan untuk menyimpan data bit, sehingga jika ada sederetan dari n buah FF, maka dapat dipergunakan untuk menyimpan data

Lebih terperinci

COUNTER ASYNCHRONOUS

COUNTER ASYNCHRONOUS COUNTER ASYNCHRONOUS A. Tujuan Kegiatan Praktikum 3 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : ) Merangkai rangkaian SYNCHRONOUS COUNTER 2) Mengetahui cara kerja rangkaian SYNCHRONOUS COUNTER

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

3.TEORI SINGKAT 3.1. BILANGAN BINER

3.TEORI SINGKAT 3.1. BILANGAN BINER 1 DIGITAL 1. TUUAN Setelah melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan telah memiliki kemampuan sebagai berikut : 1.1. Mengerti dan memahami gerbang-gerbang logika (lambang, bentuk, tabel kebenaran,

Lebih terperinci

BAB 4 RANGKAIAN LOGIKA DIGITAL SEKUENSIAL. 4.1 Flip-Flop S-R

BAB 4 RANGKAIAN LOGIKA DIGITAL SEKUENSIAL. 4.1 Flip-Flop S-R BAB 4 RANGKAIAN LOGIKA IGITAL SEKUENSIAL Telah kita pelajari tentang unit logika kombinasional yang keluarannya hanya tergantung pada masukan saat itu atau dengan kata lain keluarannya merupakan fungsi

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut Bab III Pelaksanaan Penelitian III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut Mulai Observasi dan studi pustaka Y Permasalahan Hipotesis

Lebih terperinci

PARADIGMA VOL. IX. NO. 3, AGUSTUS 2007

PARADIGMA VOL. IX. NO. 3, AGUSTUS 2007 PROGRAM LOGIC ARRAY (PLA) SEBAGAI MEDIA PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE READ ONLY MEMORY (PROM) Oleh : Dedi Saputra ABSTRAK Memori utama dalam suatu komputer adalah RAM (Random Access Memory) dan ROM (Read Only

Lebih terperinci

Percobaan 9 MULTIPLEKSER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 9 MULTIPLEKSER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 9 MULTIPLEKSER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan :. Mempelajari fungsi multiplekser, 2. Mempelajari cara kerja suatu multiplekser, 3. Membuktikan tabel

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 REGISTER. misc/30-uart/reg8.html

PERTEMUAN 11 REGISTER.  misc/30-uart/reg8.html PERTEMUAN 11 REGISTER http://tams-www.informatik.uni-hamburg.de/applets/hades/webdemos/45- misc/30-uart/reg8.html Sasaran Pertemuan 11 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Register yang terdiri dari :

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/DEL 214/04 Revisi : 03 Tgl : 1 Maret 2012 Hal 1 dari 6 A. Kompetensi Memahami cara kerja rangkaian Flip-Flop D, baik yang berjenis Level Sensitive Clocked D Flip-Flop maupun Edge-Triggered

Lebih terperinci

Percobaan 2 GERBANG KOMBINASIONAL DAN KOMPARATOR. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 2 GERBANG KOMBINASIONAL DAN KOMPARATOR. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 2 GERNG KOMINSIONL DN KOMPRTOR Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIP, UN E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan : 1. Membiasakan mengenali letak dan fungsi pin (kaki) pada IC gerbang logika. 2. Menyusun

Lebih terperinci

TKC305 - Sistem Digital Lanjut. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

TKC305 - Sistem Digital Lanjut. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro ,, TKC305 - Sistem Digital Lanjut Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Bahasan Kuliah, Sebelumnya dibahas elemen rangkaian sekuensial berupa flip-flop dan latch yang mampu menyimpan informasi

Lebih terperinci

PROGRAM LOGIC ARRAY (PLA) SEBAGAI MEDIA PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE READ ONLY MEMORY (PROM) Oleh : Dedi Saputra

PROGRAM LOGIC ARRAY (PLA) SEBAGAI MEDIA PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE READ ONLY MEMORY (PROM) Oleh : Dedi Saputra PROGRAM LOGIC ARRAY (PLA) SEBAGAI MEDIA PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE READ ONLY MEMORY (PROM) Oleh : Dedi Saputra ABSTRAK Memori utama dalam suatu komputer adalah RAM (Random Access Memory) dan ROM (Read Only

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB I SISTEM BILANGAN DAN PENGKODEAN

BAB I SISTEM BILANGAN DAN PENGKODEAN BAB I SISTEM BILANGAN DAN PENGKODEAN I.. Sistem Bilangan Untuk memahami cara kerja komputer, kita membutuhkan konsep mengenai sistem bilangan dan sistem pengkodean (coding systems) karena adanya perbedaan

Lebih terperinci

DASAR DASAR TEKNOLOGI DIGITAL Oleh : Sunarto YBØUSJ

DASAR DASAR TEKNOLOGI DIGITAL Oleh : Sunarto YBØUSJ DSR DSR TEKNOLOGI DIGITL Oleh : Sunarto YØUSJ UMUM erbeda dengan teknologi analog, dalam teknologi digital hanya dikenal voltage tinggi (high) dan voltage rendah (low). Pada perhitungan perhitungan, high

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC A. TUJUAN 1) Mempelajari prinsip kerja dari ultrasonic ranging module HC-SR04. 2) Menguji ultrasonic ranging module HC-SR04 terhadap besaran fisis. 3) Menganalisis susunan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

MAKALAH REGISTER. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Semester 3 Jurusan D3 Teknik Elektro Dengan Mata Kuliah Sistem Digital & Mikroprosessor

MAKALAH REGISTER. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Semester 3 Jurusan D3 Teknik Elektro Dengan Mata Kuliah Sistem Digital & Mikroprosessor MAKALAH REGISTER Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Semester 3 Jurusan D3 Teknik Elektro Dengan Mata Kuliah Sistem Digital & Mikroprosessor Disusun Oleh : Nisvi Fatimah 2213030006 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

Gerbang AND Gerbang OR Gerbang NOT UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI. I. Tujuan

Gerbang AND Gerbang OR Gerbang NOT UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI. I. Tujuan I. Tujuan UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI 1. Dapat membuat rangkaian kombinasi dan gerbang logika dasar 2. Memahami cara kerja dari gerbang logika dasar dan kombinasi 3. Dapat membuat table kebenaran

Lebih terperinci

7.1. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF.

7.1. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF. PERCOBAAN DIGITAL 7 PENCACAH (COUNTER) 7.. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF. 7.2. TEORI DASAR Pencacah

Lebih terperinci

Rangkaian Sekuesial. [Rangkaian Sekuensial] BAB V

Rangkaian Sekuesial. [Rangkaian Sekuensial] BAB V Rangkaian Sekuesial a. Karakteristik Dasar Rangkaian Sekuensial Berdasarkan kemampuannya menyimpan data, rangkaian digital dibedakan menjadi 2 macam :. Rangkaian Kombinasional Pada rangkaian kombinasional,

Lebih terperinci

GERBANG LOGIKA DASAR

GERBANG LOGIKA DASAR GERNG LOGIK DSR Gerbang Logika blok dasar untuk membentuk rangkaian elektronika digital Sebuah gerbang logika mempunyai satu terminal output dansatuataulebihterminal input Output-outputnya bisa bernilai

Lebih terperinci