BAB I Tujuan BAB II Landasan Teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I Tujuan BAB II Landasan Teori"

Transkripsi

1 BAB I Tujuan 1. Untuk mengetahui Jenis-jenis Register Geser 2. Untuk mengetahui prinsip cara kerja Register Geser 3. Untuk merancang pararel in pararel out BAB II Landasan Teori Contoh khusus Register Geser dalam kehidupan sehari-hari terdapat pada kalkulator. Bila anda memasukan masing-masing digit pada papan tombol, angka pada peraga akan bergeser ke kiri. Register Geser disusun dengan merangkaikan flip-flop satu sama lain. Telah kita sebutkan bahwa flip-flop mempunyai karakteristik memori. Karakteristik memori ini memberikan manfaat yang besar dalam register geser. Para ahli merangkai register geser dengan menggunakan gerbang individu dan flip-flop. Anda dapat membeli register geser dalam bentuk IC. Register geser sering digunakan untuk menyimpan data sesaat. Register geser juga digunakan untuk penyimpanan sementara antara unit pengolahan dan pendekode. Register geser juga digunakan dalam hal lain dalam suatu sistem digital. Salah satu penentuan karakter register geser (shift geser) adalah bagaimana dimuat ked an dibaca dari unit-unit penyimpanan empat kategori register geser. Setiap penyimpanan berbentuk register 8 bit. Register itu ada. 1. Serial masuk-serial keluar 2. Serial masuk-pararel keluar 3. Pararel masuk-serial keluar 4. Pararel masuk-pararel keluar Register geser beban disebut register geser 4 bit karena mempunyai empat tempat untuk menyimpan data A,B,C, dan D. mari kita operasikan register geser ini. Pertama masukan CLR ke 0 semua keluaran (A,B,C,D) menjadi Keluaran masih tetap 0000 selama menanti pulsa detak.berikan pulsa sekali dalam masukan CLK. Sekarang keluaran memperlihatkan 1000 karena 1 dari masukan D dari FF A tekah dipindahkan kekeluaran Q dalam pulsa detak tersebut.sekarang masukan 1 dalam masukan data (pulsa detak 2 dan 3).1 ini menggeser sepanjang yang berperagakan ke kanan. Selanjutnya, masukan 0 dalam masukan data 4 sampai 8 ). Ingatlah bahwa flip-flop D juga disebutkan flip-flop tunda.dapat kita lihat bahwa flip-flop tersebut memindahkan data dari masukan ke keluaran Q sesudah penundaan dari satu pul detak. Istilah beban seri datang dari kenyataan bahwa hanya satu bit data yang dapat dimasukan kedalam register dalam suatu waktu. Jenis pembebanan lain disebut pembebanan

2 pararel atau serentak yang bit informasinya dibebankan dengan komando satu pulsa detak. Kancing empat bit merupakan contoh dari register pararel. Empat bit semuanya dibebankan ke dalam kancing empat bit 7475 dalam waktu membuka (sama dengan memasukan detak) berupa masukan tinggi.register geser kebanyak tersedia dalam ukuran 4-, 5- dan 6- bit. Register geser juga dapat dirangkai dengan menggunakan flip-flop lain. Flip-flop J-K dan flip-flop R-S yang berdetak juga digunakan merangkai register geser. Register geser beban seri yang telah kita pelajari dalam bagian terdahulu mempunyai dua kelemahan register tersebut hanya memungkinkan satu bit informasi dimasukan dalam satu waktu, dan semua data akan hilang bila bergeser ke kanan. Masukan ini merupakan masukan data A,B,C, dan D. sistem ini mempunyai sifat sirkulasi kembali yang akan mengembalikan data keluaran ke dalam masukan sehingga tidak hilang. Diagram rangkaian register geser beban pararel 4-bit yang bersikulasi kembali. Register geser menggunakan flip-flop J-K. Register geser sirkulasi kembali yang membawa keluaran Q dan Q dari flipflop D kembali dalam masukan J dan K ke FF A. Garis umpan balik (feedback lines) ini menyebabkan dara yang secara normal hilang dari data D, bersikulasi kembali melaluo register geser.masukan CLR mengklearkan keluaran menjadi 0 bila dibuak oleh logis 0. Untuk menggeser 1 dalam setiap posisi keluaran (A,B,C,D) masukan data beban pararel A,B,C, dan D dihubungkan dalam masukan preset (PS) dari flip-flop. Bila saklar yang terpasang dalam masukan data beban pararel dipindahkan sementara ke 0, maka keluaran tersebut akan menjadi preset ke logis 0, maka keluaran tersebut akan menjadi preset ke logis 1. Pemberian pulsa detak dalam masukan CLK dari flip-flop J-K akan menyebabkan data bergeser ke kanan. Data dari flip-flop D akan disirkulasikan kembali ke FF A. Bila anda menghidupkan daya, dalam keluaran terdapat setiap kombinasi seperti dalam baris 1. Baris 2 memperlihatkan register yang diklearkan dengan masukan CLR. Baris 3 memperlihatkan 0100 yang dibebankan dalam register yang menggunakan saklar data beban pararel. Baris 4 sampai 8 memperlihatkan lima pulsa detak dan penggeseran data ke kanan. Baris 9 memperlihatkan register yang diklearkan lagi oleh masukan CLR. Informasi baru (0110) dibebankan dalam masukan data dalam baris 10. Baris 11 sampai 15 melukiskan register yang digeser lima kali oleh pulsa detak. Perhatikan bahwa dalam register geser tersebut diperlukan empat pulsa detak untuk mengembalikan ke data semula. Sifat sirkulasi kembali dari register geser dapat diputus dengan melepas kawat sirkulasi kembali. Kemudian register menjadi register beban pararel tanpa sifat sirkulasi kembali. Kemampuan resirkulasi register dapat dimatikan dengan memutuskan hubungan antara dua arus resirkulasi. Register ini kemudian menjadi pararel masuk-pararel keluar. Tetapi, bila hanya

3 menemui output dari Flip-flop D, register ini merupakan penyimpanan pararel masuk-serial keluar. Bila melihat kembali manual data makan kita akan melihat bahwa pabrik menghasilkan banyak register geser dalam bentuk IC. Dalam bagian itu akan kita pelajari register geser IC seperti register geser universal dua arah empat-bit IC merupakan register geser yang sangat mudah disesuaikan dan mempunyai banyakan sifat yang telah kita pelajari pada IC. Register IC dapat digeser ke kanan atau ke kiri. Register tersebut dapat dibebani secara seri-masuk pararel. Beberapa IC empat bit dapat dihubungkan secara kaskade untuk membuat register geser delapan bit atau lebih. Dan register ini dapat dibuat untuk sirkulasi data kembali. Manual data signetis berisi gambaran, diagram, dan tabel. Oleh karena register ini berupa register empat bit, maka rangakaiannya berisi empat flip-flop. Untuk mewujudkan sifat-sifat register geser universal ini memerlukan tambahan rangkaian penggerbangan. Konfigurasi kaki akan membantu anda menentukan label dari masing-masing masukan dan keluaran. Tentu saja, diagram kaki juga merupakan keluaran bila kita merangkai IC Register dua arah dirancang untuk menggabungkan secara nyata semua sifat yang mungkin kita ingin gabungkan dengan satu register. Rangkaian berisi 45 gerbang ekivalen dan mempunyai masukan pararel, keluaran pararel, masukan seri geser ke kiri dan geser ke kanan, masukan kendali mode operasi dan garis klear penolak langsung. Register mempunyai empat operasi yang berbeda, yaitu : 1. Beban pararel (seluruh sisi) Q 2. Geser kekanan (dalam arah A Q menuju D Q 3. Geser ke kiri (dalam arah D Q menuju A 4. Detak terhalang (tidak mengerjakan sesuatu) Pembebanan pararel sinkron dikerjakan dengan memasukan empat bit data dan membuat baik masukan kendali, mode maupun S 1 menjadi tinggi. Data dibebankan ke dalam flipflop yang bersangkutan dan muncul pada keluaran sesudah transisi pula dari detak.selama pembebanan aliran data seri dihalangi.geser ke kanan berlangsung secara sinkron dengan kenaikan sisi pulsa detak pada waktu S 0 tinggi dan S 1 rendah.data seri untuk mode ini dimasukan pada masukan data geser ke kanan.bila S 0 rendah dan S 1 tinggi, data bergeser ke kiri secara sinkron data baru dimasukan ke masukan seri geser ke kiri.pemberian detak dari flip-flop dihalangi bila kedua masukan kendali rendah.kendali mode S54194/N74194 hendaknya hal itu berubah bila masukan detak tinggi.ic dirangkai

4 kembali.kita gunakan masukan seri geser kiri, sehingga masukan kembali mode berubah. Register ini memasukan data dalam D( Q D dan menggesernya ke arah A ( Q A bersama-sama dengan masing-masing pulsa detak. Register ini merupakan register geser kiri beban seri. (Roger L. Tokheim,1995) Register geser (shift geser), disamping dapat menyimpan data biner, juga dapat melakukan proses penggeseran data. Penggeseran data diperlukan baik dalam pengiriman data secara berderet (serial) maupun dalam perhitungan aljabar perkalian dan pembagian. Dalam komunikasi data (umumnya secara seri), data beberapa bit (umumnya 8 bit) dikirim melalui saluran komunikasi bit demi bit. Data yang disimpan/diolah dalam komputer selalu melaksanakan operasi perkalian dan pembagian dengan melakukan penambahan/pengurangan disertai penggeseran ke kiri/kanan secara berulang-ulang. Perlu dicatat bahwa bila suatu data bilangan yang digeser ke kiri, maka harga bilangan itu akan digandakan menjadi dua kali harga semual dan bila suatu bilangam biner digeser ke kanan, maka harganya menjadi setengah dari harga sebelum digeser. Sebagai contoh kalau biner 0110, yang setaranya dalam desimal adalah 6, digeser ke kanan satu kedudukan maka harganya menjadi 0011 (= 3 10, sedangkan bila digeser ke kiri harganya menjadi 1100 (= Perhatikan bahwa penggeseran yang normal dilakukan dengan menambahkan bit 0 pada posisi paling kanan pada penggeseran ke kiri dan pada kedudukan paling kiri pada penggeseran ke kanan. Karena cacah bit yang dapat ditampung oleh suatu register sudah tertentu, maka bit di ujung lain akan hilang, yaitu bit paling kanan pada penggeseran ke kanan dan bit paling kiri pada penggeseran ke kiri. Pengertian penggeseran akan lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan contoh-contoh berikut ini. Andaikan register kita dapat menampung 8 bit data, artinya terdiri dari atas 8 flip-flop, dan andaikan pula bahwa sebelum melakukan penggeseran, register itu berisi Isi register pada setiap saat dapat dibaca dari keluaran masing-masing flip-flop. Karena itu, register ini disebut juga sebagai register geser masuk-seri keluar pararel. Untuk membuat register ini menjadi register geser kiri, maka keluaran dari setiap flip-flop (kecuali yang paling kanan) dihubungkan kepada masukan flip-flop dikirinya dan masukan luar diberikan ke masukan flip-flop ujung kanan. Suatu register geser yang dapat menggeser baik ke kiri maupun ke kanan dapat disusun dengan menambahkan gerbang-gerbang pemilih masukan untuk setiap flip-flop untuk modus geser kanan atau kiri berserta gerbang pemilih modus gesernya. Masukan luar harus dapat diberikan kemasukan flip-flop ujung kiri maupun ujung kanan. Dengan

5 membuat sinyal pemilih S = 0 untuk geser kanan dan S = 1 untuk geser kiri dan D sebagai masukan dari luar. Register geser (shift register) yang diuraikan di atas menerima masukan secara seri. Dalam komunikasi data antara prosesor dalam computer dengan peralatan masukan/keluaran (I/O devices) disekelilingnya atau antar computer, sering dibuthkan register geser yang dapat dimuati data 1 kata (umumnya 8 bit) secara lengkap. Untuk itu dibutuhkan kemampuan menyetel keadaan masing-masing flip-flop menurut bit data yang sesuai. Kemampuan ini biasanya disebut kemampuan PRESET. Untuk membuat register geser demikian, maka kepada rangkaian register geser yang diuraikan di depan perlu ditambahkan kendali pemilih masukan bagi masing-masing flip-flop apakah dari data luar atau dari keluaran flip-flop tetangganya. Jadi, untuk masing-masing flip-flop ada 3 masukan yang dapat dipilih: keluaran flip-flop dikiri (geser kanan) keluaran flip-flop dikanan (geser kiri) dan masukan pararel dari luar. Karena itu dibutuhkan paling tidak 2 bit kendali pemilihan. (Pernantin Tarigan,2001) Register biner dasar merupakan sekelomok flip-flop (atau elemen biner lainnya) yang digunakan untuk menyimpan informasi biner. Informasi dapat digeser ke dalam register baik dengan cara seri maupun paralel. Metode pararel jauh lebih cepat namun membutuhkan lebih banyak perangkat keras. Informasi yang tersimpan dalam suatu register data digeser ke kiri atau kanan, dan hal ini berkaitan dengan perkalian atau pembagian biner dengan 2. Kapasitas register harus diperhitungkan selama operasi geser kanan dan geser kiri. Sangat mudah ula untuk memperbolehkan komplemen informasi yang tersimpan dalam register. Catu-balik langsung ada register geser dasar mengarah keada pembentukan pencacah lingkar. Pencacah ini sangat berguna untuk mengembangkan bentuk-bentuk gelombang pengendali. Catu balik gandengan silang pada register dasar mengarah kepada pembentukan pencacah geser. Pencacah geser bermodulus berapapun dapat dibentuk dengan mengambil catu-balik dari flip-flop yang sesuai. Pencacah geser memiliki keuntungan besar yakni pendekodeannya yang sederhana. Namun demikian, jenis pencacah ini memiliki keadaaan-keadaan yang tidak diinginkan, dan keadaan-keadaan ini harus diperhitungkan dalam erancangan pencacah yang bersangkutan. Salah satu jenis pencacah, yaitu pencacah maju/mundur sangat berguna dalam penerapan-penerapan seperti voltmeter digital serta pengubah analog. Jam digital merupakan suatu penerapan menaik yang menggambarkan sebagian diantara metode-metode penggunaan pencacah dan decoder.register geser (shift register) merupakan salah satu piranti fungsional yang banyak digunakan dalam sistem digital. Tampilan pada layar

6 kalkulator dimana angka bergeser ke kiri setiap kali ada angka baru yang diinputkan menggambarkan karakteristik register geser tersebut. Register geser ini terbangun dari flipflop. Register geser dapat digunakan sebagai memori sementara, dan data yang tersimpan didalamnya dapat digeser ke kiri atau ke kanan. Dasar register geser empat bit dapat dirangkai dengan menggunakan empat D Flip-flop. Dalam penerimaan untuk mendapat data keluar dari register, mereka harus digeser dengan serial BAB III METODOLOGI PERCOBAAN Peralatan 1. PSA 5 Volt DC Berfungsi untuk menyearahkan sumber tegangan DC 5 V 2. Jumper Berfungsi untuk penghubung antar komponen pada protoboard 3. Saklar Berfungsi untuk sebagai pemberi input high (1) dan low (0) 4. Penjepit Buaya Berfungsi untuk penghubung rangkaian dengan peralatan 5. Protoboard Berfungsi untuk tempat merangkai rangkaian sementara Komponen 1. IC Berfungsi sebagai register geser PIPO (pararel input-pararel output) 2. LED (4 buah) Berfungsi sebagai indikator adanya inputan dari IC 3. Resistor 330 Ω (4 buah) Berfungsi sebagai penghambat arus 4. Timer 555 Berfungsi sebagai pewaktu 3.2 Prosedur Percobaan 1. Disediakan semua peralatan dan komponen yang akan dipakai dalam percobaan 2. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini

7 3. Dinyalakan PSA 5V DC 4. Dilakukan percobaan sesuai dengan datasheet 5. Dituliskan hasil percobaan pada kertas data sesuai petunjuk asisten 6. Dikembalikan semua alat dan komponen yang dipakai ke tempat semula

8 4.1 Data Percobaan BAB 4 DATA DAN ANALISA DATA CLR MODE CLK SERIAL PARALEL OUTPUT SI SO Left Right A B C D Q QB QC QD A L X X X X X X X X X H X X X X X X X X H H H H L H H L H H H L H H L X X X H L X H X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X L X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

9 X X X X H L L X X X X X X X Medan 26Maret 2015 Asisten, Praktikan, (Riady A.P Sitanggang) (William Fernandes STG) 4.2 Analisa Data 1. Jelaskan cara kerja rangkaian register geser berdasarkan data yang diperoleh. 2. Jelaskan fungsi dari timer 555 dari percobaan. 3. Apa yang anda simpulkan dari percobaan yang kita lakukan. Jawaban : 1. Prinsip kerja dari register geser adalah bahwa sebuah register geser 4 bit yang terdiri dari empat buah flip-flop S-R (atau J-K) tipe master slave. Masukkan flip-flop FF3 diubah menjadi flip-flop tipe D yang memungkinkan sederetan bit masukan biner untuk diumpankan ke register. Dimisalkan ada masukan seri 1011 dengan bit signifikan terbesar (bit paling kiri) b 3 = 1dan bit signifikan terkecil (bit paling kanan, LSB) b 0 = 1. Sebelum masukan diumpankan ke register geser, flip-flop dibersihkan dengan memasang logika 0 pada masukan Cr sehingga setiap keluaran Q 0 -Q 3 di set sama dengan 0. Cr kemudian di set menjadi logika 1 untuk mengenable flip-flop. Deretan data seri dan detak kemudian dipasangkan. Setelah pulsa detak pertama, bit signifikan terkecil b 0 dimasukkan ke dalam F33 dan akan mengubah Q 3 dari logika 0 menjadi 1 sementara keluaran yang lain tetap pada logika 0. Setelah pulsa detak kedua, logika 1 pada S 2 dipindahkan ke Q 2 dan b 1 = 0 dari data masukan kedalam FF3. Dalam hal ini tidak terjadi perubahan status pada bistabil yang lain. Setelah pulsa detak ketiga, b 2 dimasukkan kedalam FF3, bit-bit lain pada S 2 dan S 1 masing-masing digeser ke Q 2 dan Q 1 akan menghasilkan Q 1 = 1, Q 2 = 1 dan Q 3 = 0. Q 0 tetap pada logika 0.Setelah pulsa detak ke empat, MSB dimasukkan ke FF3, menggeser semua bit yang lain dan memberikan keluaran Q 0 = 1, Q 1 = 1 dan Q 2 = 0 dan Q 3 = 1. Dengan demikian masukan telah terpasang dalam register setiap keluaran tersedia pada jalur yang terpisah (b 0, b 1, b 2, dan b 3 ) dan dihasilkan keluaran paralel. 2. Fungsi dari timer 555 adalah berfungsi sebagai timer (pewaktu) dengan operasi rangkaian monostable dan pulse Generator (pembangkit pulsa) dengan operasi rangkaian astable.

10 Selain itu dapat digunakan sebagai Time Delay generator dan sequential timing. Timer ( IC NE 555 ) Timer 555 merupakan sebuah IC timer yang bekerja berdasar rangkaian RC dan komparator yang dirangkai dengan komponen digital (R-Sflip-flop). Timer 555 beroperasi pada power supply dc +5v s.d. +18V dengan stabilitas temperatur 50ppm/ C(0,005%/ C). Output 555 dapat berupa arus sink/source hingga 200mA. IC 555 kompatibel dengan komponen-komponen TTL, CMOS, op-amp, transistor dan jenis IC linear lain. 3. Yang dapat disimpulkan dari percobaan ini adalah : Terdapat dua jenis utama register yaitu register penyimpanan (storage register), yang digunakan untuk menyimpan data dan register geser (shift register), suatu rangkaian untuk menyimpan dan menggeser (atau memanipulasi data). Register geser dirancang untuk bergeser ke kiri atau ke kanan. Register geser digunakan secara luas sebagai memori sementara dan untuk menggeser data. Register geser tersebut juga mempunyai manfaat lain dalam system elektronika kalkulator. Register geser mempunyai memori dan karakteristik geser. Register geser beban seri merupakan register yang hanya dapat memasukkan satu bit data per pulsa detik. Register geser beban paralel merupakan register yang dapat memasukkan semua bit data dalam satu waktu.

11 Gambar Percobaan

12 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1 Pada percobaan, kita telah merancang register geser dengan paralel input dan paralel output dengan IC Proses bergesernya data yang masuk kedalam register terjadi sejalan sejalan dengansinyal pendetak. Cepat lambatnya perwaktuan dalam pergeseran ditentukan oleh sinyal pendetak yang digunakan. Setiap kali sinyal pendetak berdenyut, maka data yang tersimpan akan bergeser satu posisi. Jika pulsa pendetak berdenyut sekali lagi, maka data yang tersimpan akan bergeser satu posisi lagi dan seterusnya. 3 Shift Register (Register Geser) adalah suatu register dimana informasi dapat bergeser (digeserkan). Dalam register geser flip-flop saling dikoneksi, sehingga isinya dapat digeserkan dari satu flip-flop ke flip-flop yang lain, kekiri atau kekanan atas perintah denyut lonceng (Clock).Dalam alat ukur digit, register dipakai untuk mengingat data yang sedang ditampilkan.karena suatu unit biner adalah memori 1 bit maka susunan n buah flip-flop dapat menyimpan kata n bit. Susunan ini dinamakan Register. Untuk memungkinkan pembacaan data yang berurutan, maka keluaran dari flip-flop yang satu dihubungkan dengan masukan dari flip-flop berikutnya. Konfigurasi seperti ini yang disebut dengan register geser. Masing-masing flip-flop banyak menggunakan JK-FF dan D-FF.Ada 4 cara dimana register geser dapat digunakan untuk menyimpan dan memindahkan data dari suatu bagian ke bagian sistem yang lain, yaitu: 1 Masukan seri ke keluaran paralel (SIPO) 2 Masukan seri ke keluaran seri (SISO) 3 Masukan paralel ke keluaran seri (PISO) 4 Masukan paralel ke keluaran paralel (PIPO) 5.2 SARAN

13 1 Sebelum melaksanakan praktikum, agar mengetahui alat-alat dan komponen serta fungsinya yang akan digunakan dalam praktikum ini 2 Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum, hendaknya berhati-hati dalam merangkai komponennya. Jika menemui kesulitan tanyakan kepada asisten. 3 Sebaiknya praktikan dapat mematuhi peraturan-peraturan yang ada di dalam NAMA laboratorium. NIM : : WILLIAM FERNANDES Tugas persiapan 1. Register geser 10 bit mula-mula berisi data Berapakah data yang tersimpan setelah 4 kali pergeseran ke kanan, jika kekosongan yang berisi 0? Jelaskan! 2. Register geser 10 bit mula-mula berisi data Berapakah data yang tersimpan setelah pergeseran data sebanyak 4 kali ke kiri dengan kekosongan yang berisi 1? Jelaskan! 3. Jelaskan pengertian register, register geser, dan juga contoh-contohnya serta Jawab : perbandingannya! 1. Register geser 10 bit mula-mula berisi data Data yang tersimpan setelah 4 kali pergeseran ke kanan, jika kekosongan berisi 0: Pergeseran 1x : Pergeseran 2x : Pergeseran 3x : Pergeseran 4x : Yang dimaksud dengan ke kosongan yang berisi 0 adalah hasil pergeseran sebanyak 4 kali tersebut diganti dengan nilai Register geser 10 bit mula-mula berisi data Data yang tersimpan setelah pergeseran data sebanyak 4 kali ke kiri dengan kekosongan yang berisi 1 Pergeseran 1x : Pergeseran 2x : Pergeseran 3x : Pergeseran 4x : Yang dimaksud dengan ke kosongan yang berisi 1 adalah hasil pergeseran sebanyak 4 kali tadi diganti dengan nilai Pengertian register, register geser, dan juga contoh-contohnya serta perbandingannya:

14 Register adalah kumpulan elemen-elemen memori yang bekerja bersama sebagai satu unit. Register dapat dibentuk dari rangkaian logika sekuensial yang dibentuk dari flip-flop. Berdasarkan fungsinya register terdiri atas, register buffer dan register geser. Register geser merupakan memori sementara, karena menahan angka pada peraga (walaupun bila kita melepaskan angka papan tombol) dan register geser menggeser angka ke kiri pada peraga setiap kali menekan pada suatu digit baru pada papan tombol. Register geser adalah suatu kelompok flip-flop yang dihubungkan dalam saturantai sehingga output flip-flop menjadi input dari flip-flop selanjutnya.karakteristik penggeseran dan memori menyebabkan register geser sangat berguna dalam kebanyakan system elektronika digital. RESPONSI Nama : WILLIAM FERNANDES SITANGGANG Nim : Kelas : A 1. Apa yang dimaksud dengan Register Geser? Register Geser adalah rangkaian logika yang dapat menyimpan dalam bentuk bilangan biner

15 2. Sebutkan tujuan Penelitian? a) Untuk mengetahui cara kerja register geser b) Untuk merancang register geser pararel in pararel out c) Untuk mempelajari memindahkan data dari suatu register 3. Sebutkan Fungsi komponen dan peralatan? a) Peralatan PSA 5 Volt DC Berfungsi untuk sumber tegangan DC Jumper Berfungsi untuk menghubungkan suatu rangkaian dari komponen ke komponen lain Saklar Berfungsi untuk sebagai pemicu high dan low Jepit Buaya Berfungsi untuk sebagai penghubung antara komponen ke protoboard Protoboard Berfungsi untuk sebagai tempat rangkaian yang bersifat sementara b) Komponen IC Berfungsi register geser universal dua arah 4 bit LED Berfungsi sebagai indikator keluaran/percobaan Resistor 330 Ω Berfungsi untuk sebagai penghambat arus listrik Timer 555 Sebagai pewaktu 4. Apa yang kalian ketahui tentang Register Geser? Register Geser dapat menghindar berkedipnya angka display disaat menerima pulsa-pulsa yang diberikan oleh Decoder Menyimpan data dalam bentuk biner 5. Sebutkan Cita-cita kalian dulu dan sekarang dan 10 point tentang diri kalian? Cita-cita Dulu menjadi Dokter, sekarang ingin menjadi Pilot 10 Point tentang diriku - Baik - Lumayan Tampan - Seorang Gamer - Anak Metrologi USU - Penggemar Nasi Goreng - Setia Kawan - Cuek - Humoris - Suka Pedas - Taat kepada orang Tua

16 LEMBAR PERSETUJUAN Judul Percobaan : REGISTER GESER Kategori : Jurnal Pratikum Sistem Digital Nama : WILLIAM FERNANDES SITANGGANG Nomor Induk Mahasiswa : Program Studi : Metrologi D3 Departemen : Fisika Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)

17 Asisten, Medan, 26Maret 2015 Praktikan, RIADY A. F. SITANGGANG WILLIAM FERNANDES STG

=== PENCACAH dan REGISTER ===

=== PENCACAH dan REGISTER === === PENCACAH dan REGISTER === Pencacah Pencacah adalah sebuah register yang mampu menghitung jumlah pulsa detak yang masuk melalui masukan detaknya, karena itu pencacah membutuhkan karakteristik memori

Lebih terperinci

REGISTER DAN COUNTER.

REGISTER DAN COUNTER. REGISTER DAN COUNTER www.st3telkom.ac.id Register Register adalah rangkaian yang tersusun dari satu atau beberapa flip-flop yang digabungkan menjadi satu. Flip-Flop disebut juga sebagai register 1 bit.

Lebih terperinci

Percobaan 7 REGISTER (PENCATAT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 7 REGISTER (PENCATAT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 7 REGISTER (PENCATAT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan : 1. Mengenal beberapa jenis register. 2. Menyusun rangkaian register. 3. Mempelajari cara kerja

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum REGISTER

Jobsheet Praktikum REGISTER REGISTER A. Tujuan Kegiatan Praktikum - : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat :. Mengetahui fungsi dan prinsip kerja register.. Menerapkan register SISO, PISO, SIPO dan PIPO dalam rangkaian

Lebih terperinci

FLIP - FLOP. Kelompok : Angga Surahman Sudibya ( ) Ma mun Fauzi ( ) Mudesti Astuti ( ) Randy Septiawan ( )

FLIP - FLOP. Kelompok : Angga Surahman Sudibya ( ) Ma mun Fauzi ( ) Mudesti Astuti ( ) Randy Septiawan ( ) FLIP - FLOP Kelompok : Angga Surahman Sudibya (10407113) Ma mun Fauzi (10407527) Mudesti Astuti (10407571) Randy Septiawan (10407687) Rahman Rohim (10407679) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

PENCACAH (COUNTER) DAN REGISTER

PENCACAH (COUNTER) DAN REGISTER PENCACAH (COUNTER) DAN REGISTER Aplikasi flip-flop yang paling luas pemakaiannya adalah sebagai komponen pembangun pencacah dan register. Pencacah termasuk dalam kelompok rangkaian sekuensial yang merupakan

Lebih terperinci

adalah frekuensi detak masukan mula-mula, sehingga membentuk rangkaian

adalah frekuensi detak masukan mula-mula, sehingga membentuk rangkaian Pertemuan ke 2 1 BAB I Rangkaian Sekuensial (2) Deskripsi Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi elemen flip-flop pada counter dan register serta clock mode, pulse mode, dan level mode. Manfaat Memberikan

Lebih terperinci

Register & Counter -7-

Register & Counter -7- Sistem Digital Register & Counter -7- Missa Lamsani Hal 1 Register dan Pencacah Register adalah kumpulan elemen-elemen memori yang bekerja bersama sebagai satu unit. Pencacah (counter) adalah merupakan

Lebih terperinci

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder 6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial Rangkaian Logika secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu rangkaian logika Kombinasional dan rangkaian logika Sequensial. Rangkaian logika Kombinasional

Lebih terperinci

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November PRAKTIKUM 1 COUNTER (ASINKRON) A. OBJEKTIF 1. Dapat merangkai rangkaian pencacah n bit dengan JK Flip-Flop 2. Dapat mendemonstrasikan operasi pencacah 3. Dapat mendemonstrasikan bagaimana modulus dapat

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL === === PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL === Rangkaian Sekuensial, adalah rangkaian logika yang keadaan keluarannya dipengaruhi oleh kondisi masukan dan kondisi rangkaian saat itu. Variabel Masukan Keadaan

Lebih terperinci

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER BAB VIII REGISTER DAN COUNTER 8.1 Register Register adalah kumpulan dari elemen-elemen memori yang bekerja bersama sebagai satu unit. Register yang paling sederhana tidak lebih dari sebuah penyimpan kata

Lebih terperinci

MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR

MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR I. PENDAHULUAN Gerbang logika adalah rangkaian dengan satu atau lebih masukan tetapi hanya menghasilkan satu keluaran berupa tegangan tinggi ( 1 ) dan tegangan rendah ( 0 ).

Lebih terperinci

R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL

R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL Rangkaian Logika secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu Rangkaian logika Kombinasional dan rangkaian logika Sequensial. Rangkaian logika Kombinasional

Lebih terperinci

6.1. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa/i mengenal, mengerti dan memahami cara kerja register.

6.1. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa/i mengenal, mengerti dan memahami cara kerja register. PERCOBAAN DIGITAL 6 SHIFT REGISTER 6.. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa/i mengenal, mengerti dan memahami cara kerja register. 6.2. TEORI DASAR Register adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk menyimpan

Lebih terperinci

FLIP-FLOP (BISTABIL)

FLIP-FLOP (BISTABIL) FLIP-FLOP (BISTABIL) Rangkaian sekuensial adalah suatu sistem digital yang keadaan keluarannya pada suatu saat ditentukan oleh : 1. keadaan masukannya pada saat itu, dan 2. keadaan masukan dan/atau keluaran

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) RANGKAIAN DIGITAL Program Studi Teknik Komputer Jenjang Pendidikan Program Diploma III Tahun AMIK BSI NIM NAMA KELAS :. :.. :. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

JENIS-JENIS REGISTER (Tugas Sistem Digital)

JENIS-JENIS REGISTER (Tugas Sistem Digital) JENIS-JENIS REGISTER (Tugas Sistem Digital) Oleh: EKO SARIYANTO 0917041026 SITI KHOLIFAH 1017041042 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 Register adalah

Lebih terperinci

Arsitektur Komputer. Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial

Arsitektur Komputer. Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial Arsitektur Komputer Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial 1 Rangkaian Logika Rangkaian Logika secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu : Rangkaian Kombinasional adalah rangkaian yang kondisi

Lebih terperinci

Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, urdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan :. Mempelajari cara kerja pencacah biner sinkron dan tak sinkron, 2. Merealisasikan pencacah biner

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock

ABSTRAK. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock ABSTRAK Counter (pencacah) adalah alat rangkaian digital yang berfungsi menghitung banyaknya pulsa clock atau juga berfungsi sebagai pembagi frekuensi, pembangkit kode biner Gray. Pada counter asinkron,

Lebih terperinci

BAB 7 REGISTER Register

BAB 7 REGISTER Register BAB 7 - REGISTER/HAL. 98 BAB 7 REGISTER 7.. Register Sebuah flip flop dapat digunakan untuk menyimpan data bit, sehingga jika ada sederetan dari n buah FF, maka dapat dipergunakan untuk menyimpan data

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 PENCACAH

PERTEMUAN 12 PENCACAH PERTEMUAN 12 PENCACAH Sasaran Pertemuan 12 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Pencacah yang terdiri dari : - Riple Counter - Pencacah Sinkron - Pencacah Lingkar - Pencacah Turun naik - Pencacah Mod

Lebih terperinci

REGISTER. uart/reg8.html

REGISTER.  uart/reg8.html PERTEMUAN 11 REGISTER http://tams-www.informatik.uni-hamburg.de/applets/hades/webdemos/45-misc/30- uart/reg8.html Sasaran Pertemuan 11 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Register yang terdiri dari :

Lebih terperinci

R E G I S T E R 8.1 Register Pemalang

R E G I S T E R 8.1 Register Pemalang 8 R E I T E R Register adalah sekumpulan sel biner yang dipakai untuk menyimpan informasi yang disajikan dalam kode-kode biner. Penulisan (pemuatan) informasi itu tidak lain daripada penyetelan keadaan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 PENCACAH

PERTEMUAN 12 PENCACAH PERTEMUAN 12 PENCACAH Sasaran Pertemuan 12 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Pencacah yang terdiri dari : - Riple Counter - Pencacah Sinkron - Pencacah Lingkar - Pencacah Turun naik - Pencacah Mod

Lebih terperinci

COUNTER ASYNCHRONOUS

COUNTER ASYNCHRONOUS COUNTER ASYNCHRONOUS A. Tujuan Kegiatan Praktikum 2 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : ) Merangkai rangkaian ASYNCHRONOUS COUNTER 2) Mengetahui cara kerja rangkaian ASYNCHRONOUS

Lebih terperinci

BAB VII REGISTER. Keluar dan masuknya data ke dalam register dapat dilakukan dengan 2 cara:

BAB VII REGISTER. Keluar dan masuknya data ke dalam register dapat dilakukan dengan 2 cara: TEKNIK IGITAL-REGISTER/HAL. BAB VII REGISTER REGISTER Sebuah flip flop dapat digunakan untuk menyimpan data bit, sehingga jika ada sederetan dari n buah FF, maka dapat dipergunakan untuk menyimpan data

Lebih terperinci

COUNTER ASYNCHRONOUS

COUNTER ASYNCHRONOUS COUNTER ASYNCHRONOUS A. Tujuan Kegiatan Praktikum 3 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : ) Merangkai rangkaian SYNCHRONOUS COUNTER 2) Mengetahui cara kerja rangkaian SYNCHRONOUS COUNTER

Lebih terperinci

1). Synchronous Counter

1). Synchronous Counter Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian logika sekuensial yang digunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada bagian masukan. Counterdigunakan untuk berbagai operasi

Lebih terperinci

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop 1. FLIP-FLOP Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan stabil atau disebut Bistobil Multivibrator. Rangkaian flip-flop mempunyai sifat sekuensial karena sistem kerjanya diatur

Lebih terperinci

8. TRANSFER DATA. I. Tujuan

8. TRANSFER DATA. I. Tujuan 8. TRANSFER DATA I. Tujuan 1. Membuat rangkaian transfer data seri dan transfer data secara paralel dengan menggunakan IC yang berisi JK-FF dan D-FF. 2. Mengamati operasi transfer data seri dan dan transfer

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL

PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL MODUL PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA ST3 TELKOM PURWOKERTO 2015 A. Standar Kompetensi MODUL I ALJABAR BOOLE DAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL Mata Kuliah Semester : Praktikum Teknik

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL Sasaran Pertemuan 10 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Rangkaian Sequensial yang terdiri dari : - FLIP FLOP - RS FF - JK FF - D FF - T FF 1 Salah satu rangkaian logika

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL 2013 / 2014

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL 2013 / 2014 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL 23 / 24 MODUL 4 REGISTER, COUNTER DAN MEMORI OLEH KELOMPOK B ADE ILHAM FAJRI 5358 FRANKY SETIAWAN DALDIRI 5383 KELAS : B ASISTEN PEMBIMBING RISYANGGI AZMI FAIZIN

Lebih terperinci

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER BAB VIII REGISTER DAN OUNTER 8.1 Register Dalam elektronika digital seringkali diperlukan penyimpan data sementara sebelum data diolah lebih lanjut. Elemen penyimpan dasar adalah flip-flop. Setiap flip-flop

Lebih terperinci

APLIKASI JK FLIP-FLOP UNTUK MERANCANG DECADE COUNTER ASINKRON

APLIKASI JK FLIP-FLOP UNTUK MERANCANG DECADE COUNTER ASINKRON ORBITH VOL. 13 NO. 2 Juli 2017 : 108 113 APLIKASI JK FLIP-FLOP UNTUK MERANCANG DECADE COUNTER ASINKRON Oleh: Lilik Eko Nuryanto Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl.Prof.

Lebih terperinci

Rangkaian Sequensial. Flip-Flop RS

Rangkaian Sequensial. Flip-Flop RS Rangkaian Sequensial Rangkaian logika di kelompokkan dalam 2 kelompok besar, yaitu rangkaian logika kombinasional dan rangkaian logika sekuensial. Bentuk dasar dari rangkaian logika kombinasional adalah

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL Sasaran Pertemuan 10 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Rangkaian Sequensial yang terdiri dari : FLIP-FLOP RS FF JK FF D FF T FF FLIP-FLOP Salah satu rangkaian logika

Lebih terperinci

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan karakteristik rangkaian ADC 8 Bit. 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian ADC

Lebih terperinci

Lutfi Rasyid Nur Hidayat PTI D / SHIFT REGISTER

Lutfi Rasyid Nur Hidayat PTI D / SHIFT REGISTER Lutfi Rasyid Nur Hidayat PTI D / 120533430805 SHIFT REGISTER Register merupakan sekelompok flip-flop yang dapat dipakai untuk menyimpan dan mengolah informasi dalam bentuk linier.flip-flop dalam bentuk

Lebih terperinci

Modul 6 : Rangkaian Sekuensial 2

Modul 6 : Rangkaian Sekuensial 2 Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom 1 Modul 6 : Rangkaian Sekuensial 2 6.1 Tujuan Mahasiswa mampu mengetahui cara kerja Shift Register. 6.2 Alat & Bahan 1. IC 74164 (serial in paralel out) 2. IC

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 1 SISTEM KOMPUTER

KEGIATAN BELAJAR 1 SISTEM KOMPUTER KEGIATAN BELAJAR 1 SISTEM KOMPUTER Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang sistem komputer Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: 1. Memahami sistem

Lebih terperinci

Percobaan 5 FLIP-FLOP (MULTIVIBRATOR BISTABIL) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 5 FLIP-FLOP (MULTIVIBRATOR BISTABIL) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 5 FLIP-FLOP (MULTIVIBRATOR BISTABIL) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan : 1. Mempelajari cara kerja berbagai rangkaian flip flop 2. Membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB VII DASAR FLIP-FLOP

BAB VII DASAR FLIP-FLOP 89 BAB VII ASAR FLIP-FLOP 1. Pendahuluan Pada bagian sebelumnya telah dibahas tentang rangkaian kombinasional, yang merupakan rangkaian dengan keluaran yang dikendalikan oleh kondisi masukan yang ada.

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR

MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR DISUSUN OLEH : Rendy Andriyanto (14102035) Sania Ulfa Nurfalah (14102039) LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 13 (ADC 2 Bit) I. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan karakteristik rangkaian ADC 2 Bit. 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian ADC 2 Bit dengan

Lebih terperinci

1). Synchronous Counter

1). Synchronous Counter Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian logika sekuensial yang digunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada bagian masukan. Counter digunakan untuk berbagai operasi

Lebih terperinci

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya Sistem Digital Sistem Angka dan konversinya Sistem angka yang biasa kita kenal adalah system decimal yaitu system bilangan berbasis 10, tetapi system yang dipakai dalam computer adalah biner. Sistem Biner

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP J-K

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP J-K 1 FLIP-FLOP J-K A. Tujuan Kegiatan Praktikum 10 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Menjelaskan cara kerja rangkaian FLIP FLOP J-K 2) Merangkai rangkaian FLIP FLOP J-K B. Dasar

Lebih terperinci

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Register dan Counter Mohamad Dani (MHM) E-mail: mohamad.dani@gmail.com Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logic diagram dan logic simbol IC 7476

Gambar 1.1 Logic diagram dan logic simbol IC 7476 A. Judul : FLIP-FLOP JK B. Tujuan Kegiatan Belajar 15 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Mengetahui cara kerja rangkaian Flip-Flop J-K. 2) Merangkai rangkaian Flip-Flop J-K.

Lebih terperinci

PENCACAH. Gambar 7.1. Pencacah 4 bit

PENCACAH. Gambar 7.1. Pencacah 4 bit DIG 7 PENCACAH 7.. TUJUAN. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF. 2. Mengenal beberapa jenis IC pencacah. 7.2. TEORI

Lebih terperinci

BAB 4 RANGKAIAN LOGIKA DIGITAL SEKUENSIAL. 4.1 Flip-Flop S-R

BAB 4 RANGKAIAN LOGIKA DIGITAL SEKUENSIAL. 4.1 Flip-Flop S-R BAB 4 RANGKAIAN LOGIKA IGITAL SEKUENSIAL Telah kita pelajari tentang unit logika kombinasional yang keluarannya hanya tergantung pada masukan saat itu atau dengan kata lain keluarannya merupakan fungsi

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP S-R

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP S-R 1 FLIP-FLOP S-R A. Tujuan Kegiatan Praktikum 9 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Menjelaskan cara kerja rangkaian FLIP FLOP S-R. 2) Merangkai rangkaian FLIP FLOP S-R. B. Dasar

Lebih terperinci

Percobaan 4 PENGUBAH SANDI BCD KE PERAGA 7-SEGMEN. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 4 PENGUBAH SANDI BCD KE PERAGA 7-SEGMEN. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 4 PENGUBAH SANDI BCD KE PERAGA 7-SEGMEN Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan : 1. Mengenal cara kerja dari peraga 7-segmen 2. Mengenal cara kerja rangkaian

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP D

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP D 1 FLIP-FLOP D A. Tujuan Kegiatan Praktikum 11 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Menjelaskan cara kerja rangkaian FLIP FLOP D 2) Merangkai rangkaian FLIP FLOP D B. Dasar Teori

Lebih terperinci

5.1. TUJUAN 1. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar rangkaian flip-flop. 2. Mengenal berbagai macam IC flip-flop.

5.1. TUJUAN 1. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar rangkaian flip-flop. 2. Mengenal berbagai macam IC flip-flop. PERCOBAAN DIGITAL 5 FLIP-FLOP 5.. TUJUAN. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar rangkaian flip-flop. 2. Mengenal berbagai macam IC flip-flop. 5.2. TEORI DASAR Pemahaman terhadap rangkaian Flip-Flop

Lebih terperinci

Modul 5 : Rangkaian Sekuensial 1

Modul 5 : Rangkaian Sekuensial 1 Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom 1 Modul 5 : Rangkaian Sekuensial 1 5.1 Tujuan Mahasiswa mampu mengetahui cara kerja Flip Flop dan membuat rangkaiannya. 5.2 Alat & Bahan 1. IC Gerbang Logika :

Lebih terperinci

Kuliah#11 TKC-205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto. 11 Maret 2017

Kuliah#11 TKC-205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto. 11 Maret 2017 Kuliah#11 TKC-205 Sistem Digital Eko Didik Widianto Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro 11 Maret 2017 http://didik.blog.undip.ac.id/buku/sistem-digital/ ) 1 Tentang Kuliah Membahas

Lebih terperinci

ADC-DAC 28 IN-3 IN IN-4 IN IN-5 IN IN-6 ADD-A 5 24 IN-7 ADD-B 6 22 EOC ALE msb ENABLE CLOCK

ADC-DAC 28 IN-3 IN IN-4 IN IN-5 IN IN-6 ADD-A 5 24 IN-7 ADD-B 6 22 EOC ALE msb ENABLE CLOCK ADC-DAC A. Tujuan Kegiatan Praktikum - : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat :. Mengetahui prinsip kerja ADC dan DAC.. Mengetahui toleransi kesalahan ADC dan ketelitian DAC.. Memahami

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Counter? 2. Apa saja macam-macam Counter? 3. Apa saja fungsi Counter?

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Counter? 2. Apa saja macam-macam Counter? 3. Apa saja fungsi Counter? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum melakukan percobaan, ada baiknya kita mempelajari serta memahami setiap percobaan yang akan kita lakukan. Tanpa disadari dalam membuat suatu makalah kita pasti

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 REGISTER. misc/30-uart/reg8.html

PERTEMUAN 11 REGISTER.  misc/30-uart/reg8.html PERTEMUAN 11 REGISTER http://tams-www.informatik.uni-hamburg.de/applets/hades/webdemos/45- misc/30-uart/reg8.html Sasaran Pertemuan 11 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Register yang terdiri dari :

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT 3.1 Pembuatan Modulator 8-QAM Dalam Pembuatan Modulator 8-QAM ini, berdasarkan pada blok diagram modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum PARALEL ADDER

Jobsheet Praktikum PARALEL ADDER 1 PARALEL ADDER A. Tujuan Kegiatan Praktikum 3-4 : Setelah mempraktekkan Topik ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1) Merangkai rangkaian PARALEL ADDER. ) Mempelajari penjumlahan dan pengurangan bilangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem digital merupakan salah satu sistem yang digunakan dalam pemrosesan sinyal atau data. Sebelum dimulainya era digital, pemrosesan sinyal atau data dilakukan

Lebih terperinci

BAB III COUNTER. OBYEKTIF : - Memahami jenis-jenis counter - Mampu merancang rangkaian suatu counter

BAB III COUNTER. OBYEKTIF : - Memahami jenis-jenis counter - Mampu merancang rangkaian suatu counter B III COUNTER OBYEKTIF : - Memahami jenis-jenis counter - Mampu merancang rangkaian suatu counter 3.1 Counter secara umum Counter merupakan rangkaian logika pengurut, karena counter membutuhkan karakteristik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808) I. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat memahami karakteristik pengkondisi sinyal DAC 0808 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian pengkondisi sinyal DAC 0808

Lebih terperinci

MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL

MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL ELECTRA ELECTRONIC TRAINER alexandernugroho@gmail.com HP: 08112741205 2/23/2015 BAB I GERBANG DASAR 1. 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat / siswa dapat : Memahami konsep dasar

Lebih terperinci

MODUL I GERBANG LOGIKA

MODUL I GERBANG LOGIKA MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 MODUL I GERBANG LOGIKA Dalam elektronika digital sering kita lihat gerbang-gerbang logika. Gerbang tersebut merupakan rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal

Lebih terperinci

LAB #4 RANGKAIAN LOGIKA SEKUENSIAL

LAB #4 RANGKAIAN LOGIKA SEKUENSIAL LAB #4 RANGKAIAN LOGIKA SEKUENSIAL TUJUAN 1. Untuk mempelajari bagaimana dasar rangkaian logika sekuensial bekerja 2. Untuk menguji dan menyelidiki pengoperasian berbagai Latch dan sirkuit Flip- Flop PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LAB #5 REGISTER, SYNCHRONOUS COUNTER AND ASYNCHRONOUS COUNTER

LAB #5 REGISTER, SYNCHRONOUS COUNTER AND ASYNCHRONOUS COUNTER LAB #5 REGISTER, SYNCHRONOUS COUNTER AND ASYNCHRONOUS COUNTER TUJUAN 1. Untuk mempelajari dan mendesain berbagai counter menggunakan gerbang dan Flip-Flop. 2. Untuk menyimulasikan berbagai counter dan

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL DISUSUN OLEH: ARDITYA HIMAWAN EK2A/04 ARIF NUR MAJID EK2A/05 AULIADI SIGIT H EK2A/06

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL DISUSUN OLEH: ARDITYA HIMAWAN EK2A/04 ARIF NUR MAJID EK2A/05 AULIADI SIGIT H EK2A/06 LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL DISUSUN OLEH: ARDITYA HIMAWAN EKA/0 ARIF NUR MAJID EKA/0 AULIADI SIGIT H EKA/0 POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 009 PERCOBAAN JUDUL : MONOSTABLE MULTIVIBRATOR(ONE SHOT) TUJUAN :. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1. DIAGRAM BLOK display Penguat sinyal Sensor 1 keypad AT89S51 Penguat sinyal Sensor 5 relay alarm pompa Keterangan diagram blok: Sensor air yang berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

LED dapat menyala pada arus searah (DC) maupun arus bolak balik (AC), yang membedakan adalah

LED dapat menyala pada arus searah (DC) maupun arus bolak balik (AC), yang membedakan adalah anoda katoda Antarmuka LED Edi Permadi edipermadi@gmail.com President University, Electrical Engineering 2005 tulisan ini tidak akan menjelaskan LED secara detail, hanya untuk menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

= = = T R = sifat memori. 2. Monostable. Rangkaian. jadi. C perlahan naik. g muatan. pulsa. Lab Elektronika. terjadi di. Industri. Iwan.

= = = T R = sifat memori. 2. Monostable. Rangkaian. jadi. C perlahan naik. g muatan. pulsa. Lab Elektronika. terjadi di. Industri. Iwan. RANGKAIAN SEKUENSIAL Rangkaian digital jenis sekuensial sangat berbeda dengan jenis kombinatorial. Rangkaian kombinatorial terdiri dari kombinasi gerbang-gerbang dan mempunyai sifat khas yaitu bahwa output

Lebih terperinci

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL JURUSAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI PENDIDIKAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN Disusun oleh : Golfrid Gultom, ST Untuk kalangan sendiri 1 DASAR TEKNOLOGI DIGITAL Deskripsi Singkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram Port sebagai Input dan Output sederhana menggunakan bahasa pemrograman assembly Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami Konstruksi

Lebih terperinci

7.1. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF.

7.1. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF. PERCOBAAN DIGITAL 7 PENCACAH (COUNTER) 7.. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF. 7.2. TEORI DASAR Pencacah

Lebih terperinci

Rangkaian Sekuesial. [Rangkaian Sekuensial] BAB V

Rangkaian Sekuesial. [Rangkaian Sekuensial] BAB V Rangkaian Sekuesial a. Karakteristik Dasar Rangkaian Sekuensial Berdasarkan kemampuannya menyimpan data, rangkaian digital dibedakan menjadi 2 macam :. Rangkaian Kombinasional Pada rangkaian kombinasional,

Lebih terperinci

DASAR FLIP-FLOP 1) 2) 5) 6) 7) Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DASAR FLIP-FLOP 1) 2) 5) 6) 7) Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DASAR FLIP-FLOP ELK-DAS.31 20 JAM 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA Salah satu jenis IC dekoder yang umum di pakai adalah 74138, karena IC ini mempunyai 3 input biner dan 8 output line, di mana nilai output adalah 1 untuk salah satu dari

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 4 : Sistem Elektronika Digital Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Memahami Dasar-Dasar Elektronika Digital Sub Capaian Pembelajaran

Kegiatan Belajar 4 : Sistem Elektronika Digital Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Memahami Dasar-Dasar Elektronika Digital Sub Capaian Pembelajaran Kegiatan Belajar 4 : Sistem Elektronika Digital Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Memahami Dasar-Dasar Elektronika Digital Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Menganalisis Rangkaian Logika Menganalisis

Lebih terperinci

RANGKAIAN D FLIP-FLOP (Tugas Matakuliah Sistem Digital) Oleh Mujiono Afrida Hafizhatul ulum

RANGKAIAN D FLIP-FLOP (Tugas Matakuliah Sistem Digital) Oleh Mujiono Afrida Hafizhatul ulum RANGKAIAN D FLIP-FLOP (Tugas Matakuliah Sistem Digital) Oleh Mujiono Afrida Hafizhatul ulum JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 FLIP FLOP D BESERTA CONTOH

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari

BAB III PERANCANGAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari BAB III PERANCANGAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak alat. Perancangan perangkat keras menjelaskan tentang hubungan

Lebih terperinci

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital Jurnal Skripsi Alat mesin mini voting digital ini adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemilihan suara, dikarenakan dalam pelaksanaanya banyaknya terjadi kecurangan dalam perhitungan jumlah hasil

Lebih terperinci

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA 1 Komponen: Elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronik. KOMPONEN AKTIF KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN PASIF 2 Komponen Aktif: Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3. 27 BAB III PERENCANAAN 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram Power Supply Rangkaian Setting Indikator (Led) Rangkaian Pengendali Rangkaian Output Line AC Elektroda Gambar 3.1 Blok Diagram Untuk

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EO/DEL 24/5 Revisi : Tgl : 28 Maret 2 Hal dari 9 A. ompetensi Memahami cara kerja rangkaian - F-F B. Sub ompetensi. Memahami cara kerja rangkaian dan sifat-sifat - F-F 2. Memahami cara kerja rangkaian

Lebih terperinci

BAB V MULTIVIBRATOR. A. Pendahuluan. 1. Deskripsi

BAB V MULTIVIBRATOR. A. Pendahuluan. 1. Deskripsi BAB V MULTIVIBRATOR A. Pendahuluan 1. Deskripsi Judul bab ini adalah Multivibrator. Melalui bab ini pembaca khususnya mahasiswa akan mendapatkan gambaran tentang konsep dasar Multivibrator. Konsep dasar

Lebih terperinci