BAB VII DASAR FLIP-FLOP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII DASAR FLIP-FLOP"

Transkripsi

1 89 BAB VII ASAR FLIP-FLOP 1. Pendahuluan Pada bagian sebelumnya telah dibahas tentang rangkaian kombinasional, yang merupakan rangkaian dengan keluaran yang dikendalikan oleh kondisi masukan yang ada. Pada sistem digital, terdapat pula rangkaian yang kondisi keluaran tidak hanya ditentukan oleh kombinasi masukan, tetapi juga ditentukan oleh kondisi keluaran yang terakhir yang terjadi pada sistem. Rangkaian semacam ini yang dikenal sebagai rangkaian logika sequensial. Rangkaian sequensial ini memiliki elemen penyimpan yang melakukan penyimpanan level logika sinyal. Kondisi atau level yang terdapat pada elemen penyimpan ini yang menentukan state dari rangkaian sequensial. Pada rangkaian logika sequensial ini, perubahan kondisi masukan dapat menyebabkan state rangkaian tetap berada pada state sebelumnya ataupun dapat pula menyebabkan state rangkaian berpindah ke state selanjutnya. Berikut ini akan dijelaskan tentang konsep dasar elemen penyimpan dalam sistem digital. Penjelasan akan diawali dari contoh yang paling sederhana yang dapat menggambarkan tentang hal ini. Sebagai ilustrasi awal, akan digunakan blok diagram pengontrol sistem alarm berikut ini : Gambar 7.1 Blok iagram Pengontrol Sistem Alarm Alarm akan merespon masukan kontrol ON/OFF. Alarm akan ON jika ON/OFF = 1, sebaliknya akan OFF jika ON/OFF = 0. Operasi yang diinginkan dari blok diagram tersebut adalah alarm akan ON jika sensor membangkitkan level tegangan positif. Kondisi Set merupakan respon terhadap keadaan yang tidak diinginkan sehingga alarm menjadi ON. Jika alarm ON maka kondisi ON ini harus dapat bertahan hingga keluaran dari sensor (ON/OFF ) berubah menjadi 0. Alarm akan OFF secara atomatis jika masukan Reset diaktifkan. Rangkaian ini membutuhkan elemen penyimpan untuk mempertahankan kondisi aktifnya alarm hingga masukan Reset diaktifkan. Gambar berikut ini menunjukkan elemen penyimpan rudimentary, yang dibangun atas sistem loop dengan 2 buah inverter. Gambar 7.2 asar Elemen Penyimpan (Memori)

2 90 Jika diasumsikan A=0, maka B=1. Rangkaian ini akan mempertahankan kondisi ini dalam waktu yang tak berhingga. Sehingga dapat ditunjukkan bahwa rangkaian berada pada state yang ditentukan oleh nilai A dan B tersebut. Jika diasumsikan A = 1, maka B = 0. Kondisi inipun akan dipertahankan dalam waktu yang tak berhingga. Sehingga rangkaian elemen memori ini memiliki 2 buah state. Rangkaian ini tidak digunakan dalam aplikasi selanjutnya karena kesulitan dalam hal mekanisme perubahan state yang terjadi. Rangkaian yang lebih baik untuk menunjukkan konsep dasar elemen penyimpan ini adalah berikut ini : Load ata A B Output G1 G2 Gambar 7.3 Elemen Penyimpan engan ransmission Gate Rangkaian ini memiliki mekanisme transisi state yang tidak terdapat pada rangkaian sebelumnya. Mekanisme transisi state yang terjadi menggunakan 2 buah transmission gates (G1 dan G2). ransmission Gate 1 (G1) digunakan untuk menghubungkan masukan terminal ata pada titik A dari rangkaian. Sedangkan ransmission Gate 2 (G2) digunakan sebagai switch pada loop feedback (umpan balik) untuk menjaga state dari rangkaian. ransmission gates dikontrol oleh sinyal Load. Jika sinyal Load=1, maka G1 akan ON dan node A akan memiliki level tegangan yang sama dengan terminal input ata. Sedangkan pada saat yang bersamaan, G2 akan OFF. Sehingga level logika pada node A akan dilewatkan menuju output. Jika Load=0, maka G1 akan OFF dan G2 akan ON, sehingga akan terbentuk loop feedback dari output menuju node A. Pada saat inilah kondisi output akan dipertahankan (elemen penyimpan bekerja). Jadi saat Load = 1 maka output akan membaca nilai logika pada node A, sedangkan pada saat Load = 0, maka output terakhir yang terjadi akan dipertahankan. Berdasasrkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan sifat dasar yang harus dimiliki oleh suatu elemen penyimpan, yaitu : 1. Elemen tersebut harus mampu menjaga state terakhir yang terjadi atau harus mampu menjaga suatu nilai keluaran state. 2. Nilai yang tersimpan harus dapat dibaca. 3. Nilai yang tersimpan harus dapat diubah. 2. asar Latch Sama dengan konsep ransmission Gates di atas, dapat pula dibangun rangkaian penyimpan dengan menggunakan gerbang logika dasar. Rangkaian berikut adalah elemen memori dasar yang dibangun menggunakan sepasang gerbang NOR.

3 91 Gambar 7.4 Elemen Memori asar Menggunakan Gerbang NOR erminal masukannya adalah Set dan Reset yang menentukan perubahan state dari rangkaian elemen penyimpan. Cara yang lebih umum dalam penggambaran rangkaian dasar memori menggunakan sepasang gerbang NOR ini adalah sebagai berikut : Gambar 7.5 Bentuk Lain Elemen Memori asar Menggunakan Gerbang NOR Kedua gerbang NOR dihubungkan secara cross-coupled. Rangkaian ini yang dikenal sebagai rangkaian dasar latch. Cara kerja rangkaian ini dapat digambarkan dalam bentuk table kebenaran berikut ini : S R a b KEERANGAN 0 0 0/1 0/1 idak berubah Forbidden Condition Berdasarkan table kebenaran di atas, latch akan mempertahankan kondisi keluaran (state keluaran) ketika masukan S dan R bernilai 0. Pada R = S = 0 inilah latch melakukan fungsi penyimpanan. Pada kondisi/state ini dapat tercapai a = 0 b = 1 atau a = 1 b = 0. Ketika R = 0 dan S = 1, latch akan mengalami set sehingga state keluaran menjadi a = 1 dan b = 0. Sedangkan pada saat R = 1 dan S = 0, latch mengalami reset sehingga a = 0 dan b = 1. Pada semua variasi S dan R di atas terlihat bahwa a merupakan komplemen b. Namun pada kondisi R = S = 1, kedua keluaran a dan b bernilai 0. Rangkaian latch dengan koneksi cross-coupled ini dapat digunakan sebagai rangkaian memori pada blok diagram pengontrol alarm di atas. engan menghubungkan sinyal Set pada masukan S dan Reset pada masukan R. Keluaran a menghasilkan sinyal ON/OFF. Untuk inisialisasi operasi system alarm, latch akan direset sehingga alarm akan off. Ketika sensor menghasilkan nilai logika 1, latch akan mengalami Set sehingga a = 1 sehingga alarm menjadi on. Jika keluaran sensor menjadi 0, pada saat tersebut a bernilai 1, maka a akan mempertahankan state keluaran terakhir, sehingga alarm akan tetap on. Agar alarm menjadi off, maka masukan Reset harus diaktifasi dengan memberikan masukan logika 1, sehingga alarm menjadi off.

4 Gated SR Latch Pada rangkaian latch di atas, perubahan state terjadi jika ada perubahan sinyal S dan R. Jika perubahan pada sinyal ini tidak dapat dikontrol, maka tidak dapat diketahui saat terjadinya perubahan state dari latch. Pada system alarm di atas, dapat dirancang suatu masukan lain yang berfungsi sebagai pengontrol terjadinya perubahan state rangkaian latch. Masukan lain ini dikenal sebagai masukan enable. Jika masukan enable aktif, maka latch akan bekerja seperti deskripsi table kebenaran di atas, namun jika masukan enable tidak aktif, maka latch tidak akan bekerja. Mode tidak aktifnya sinyal enable ini dikenal juga sebagai mode disable. Sehingga pada mode disable, jika masukan Set berubah dari 0 ke 1, maka alarm tidak akan on. Rangkaian latch di atas tidak dapat melakukan deskripsi fungsi terakhir ini, sehingga agar deskripsi ini dapat beroperasi, maka perlu adanya modifikasi pada rangkaian latch yang pertama. Jadi dengan modifikasi ini, konsep kerja latch seperti pada tabel kebenaran di atas hanya terjadi jika enable input aktif. Modifikasi rangkaian yang dimaksud adalah sebagai berikut : Gambar 7.6 Gated SR Latch Pada rangkaian modifikasi ini, gerbang AN berfungsi sebagai kontrol. Jika Clk bernilai 0, maka R dan S menjadi 0, sehingga dan tidak berubah dari state sebelumnya. Namun jika Clk = 1, maka sinyal R dan S akan sama dengan masukan R dan S. Sehingga saat Clk = 1 inilah latch akan bekerja dengan transisi seperti pada table kebenaran latch di atas. Sinyal Clk inilah yang bekerja sebagai sinyal control yang diawal diperkenalkan sebagai sinyal enable. Rangkain latch yang menggunakan sinyal control (sinyal enable) ini dikenal sebagai gated latch atau gated SR latch. Modifikasi table kebenaran akibat adanya sinyal control Clk ini adalah sebagai berikut : Clk S R (t+1) 0 x x (t) idak berubah (t) idak berubah x Simbol grafik untuk rangkaian gated SR latch ini adalah sebagai berikut :

5 93 S Clk R Gambar 7.7 Simbol Grafik SR Latch 2. Gated SR Latch Menggunakan Gerbang NAN Pada bagian sebelumnya telah dibahas konsep latch sebagai elemen dasar penyimpan. Latch yang ditunjukkan menggunakan gerbang dasar NOR. entu dengan bentuk koneksi yang sama dapat dibuat latch menggunakan gerbang dasar NAN. engan menggunakan gerbang NAN dapat dibentuk rangkaian gated latch menggunakan gerbang NAN seperti berikut ini : S Clk R Gambar 7.8 Gated SR Latch Menggunakan Gerbang NAN Rangkaian ini memiliki table kebenaran yang sama dengan table kebenaran rangkaian gated latch sebelumnya. Hanya saja masukan sinyal control Clk menggunakan gerbang NAN sebagai antarmukanya. engan gerbang NAN diharapkan jumlah transistor yang terdapat pada rangkaian latch bisa lebih sedikit jika dibandingkan menggunakan gerbang AN. 3. Gated Latch Bentuk latch yang secara praktis penggunaannya luas adalah Latch. Rangkaian latch ini memiliki masukan tunggal yaitu (ata), dan akan menyimpan masukan dengan pengendali sinyal Clk (clock). Rangkaian ini dikenal sebagai Gated latch dengan bentuk implementasi sebagai berikut : Gambar 7.9 Gated Latch Jika = 1, maka S = 1 dan R = 0, sehingga akan mengakibatkan state bernilai 1 ( = 1). Sedangkan jika = 0, maka S = 0 dan R = 1 yang berakibat pada state bernilai 0 ( = 0). Perubahan state pada akan terjadi jika Clk bernilai 1, sedangkan saat Clk

6 94 bernilai 0, akan mempertahankan state terakhirnya. able kebenaran yang menggambarkan cara kerja dari gated latch ini adalah sebagai berikut : Clk (t+1) 0 x (t) Bentuk symbol grafik dari gated latch ini adalah sebagai berikut : Gambar 7.10 Simbol Gated -Latch Berdasarkan table kebenaran di atas, terdapat symbol (t+1) dan (t). Simbol (t) menunjukkan nilai state saat ini, sedangkan (t+1) adalah nilai state berikutnya. Pada table kebenaran di atas, pada saat Clk = 0, untuk nilai berapapun ( = x) maka (t+1) = (t). Kondisi inilah yang menunjukkan terjadinya kondisi penyimpanan pada rangkaian gated latch, artinya keluaran tidak akan berubah dan akan sama dengan kondisi keluaran terakhir. Sedangkan pada saat Clk bernilai 1 (Clk = 1), setiap perubahan nilai akan menyebabkan perubahan keluaran pada state berikutnya. Kelebihan utama dari gated latch ini adalah dapat dihindarinya kondisi race yang mungkin terjadi jika S = R = 1. Jadi kondisi keluaran = x yang terlihat pada table kebenaran gated SR latch tidak mungkin terjadi pada rangkaian gated latch ini. Contoh penggambaran cara kerja rangkaian gated latch pada diagram pewaktu adalah sebagai berikut : Clk t 1 t 2 t 3 t 4 time Gambar 7.11 iagram Pewaktu Gated -Latch Pada gambar terlihat bahwa akan berubah jika Clk = 1. Pada saat Clk = 0 meskipun berubah (lihat interval t 1 t 2 ), maka akan tetap. 3. Master-slave Flip-Flop Rangkaian :

7 95 Master m Slave s Gambar 7.12 Rangkaian Master-Slave Flip-Flop Berdasarkan rangkaian di atas, -FF pertama adalah master, dan akan dikendalikan oleh nilai Clk = 1, sedangkan -FF yang kedua adalah slave dengan pengendali pulas Clk = 0. Cara kerja rangkaian ini adalah sebagai berikut : Pada saat masukan Clock = 1, maka master akan membaca masukan (data) dan akan menyebabkan m =. Pada saat yang bersamaan (Clock = 1) slave akan mempertahankan state s yang terakhir, sehingga s tidak mengalami perubahan. Jika Clock berubah menjadi 0, maka state pada master akan tetap ( m akan mempertahankan keluaran terakhir saat Clock masih berharga 1), sedangkan slave akan mengalami perubahan sehingga pada saat Clock = 0 s, akan membaca nilai m ( s = m ). Sehingga dari perubahan nilai Clock, s sebagai keluaran akhir dari rangkaian tersebut akan mengalami perubahan state jika Clock bernilai 0. Rangkaian tersebut dikenal sebagai Master-slave Flip-Flop yang memiliki symbol grafik sebagai berikut : Gambar 7.13 Simbol Master-Slave Flip-Flop Berdasarkan symbol grafik, tanda > menunjukkan symbol aktifasi Clock yang akan menyebabkan perubahan state pada keluaran, dan pada symbol tersebut dengan adanya tanda buble (o) berarti aktifasi perubahan state terjadi saat Clock bernilai logika 0. Untuk rangkaian Flip-Flop yang menggunakan aktifasi pulsa clock bernilai 1 dikenal sebagai Positive-edge-triggered Flip-Flop. Simbol grafik untuk rangkaian Positiveedge-triggered Flip-Flop adalah sebagai berikut : Gambar 7.14 Positive-Edge-riggered Flip-Flop Perbedaannya terlihat pada tanda > yaitu tidak adanya tambahan symbol bubble (o). Sehingga dari symbol grafik diketahui aktifasi perubahan state jika Clk = 1.

8 96 Untuk membandingkan antara latch, master-slave FF dan positive edge-triggered FF akan ditunjukkan dengan membandingkan keluaran rangkaian berikut ini : Clk Clk a SE b CLR SE c CLR Gambar 7.15 Latch dan Flip-Flop engan Sumber Input Sama Jika terdapat sinyal dan sinyal Clock dengan bentuk perubahan seperti di bawah ini, maka akan diperoleh perbandingan bentuk a, b dan c secara lengkap adalah : Clk a b c Gambar 7.16 iagram Pewaktu Rangkaian gambar 7.15 Jadi untuk masukan yang sama, akan diperoleh bentuk keluaran di titik a, b, dan c yang berbeda. Jelaskan penyebabnya!!! 7.6 Master-slave -FF dengan Masukan Clear dan Preset Rangkaian ini merupakan penyempurnaan dari rangkaian master-slave -FF sebelumnya. Pada rangkaian ini terdapat tambahan masukan yaitu masukan Clear dan masukan Preset. Fungsi dari masukan Clear adalah membuat keluaran secara langsung bernilai 0 tanpa perlu menunggu Clock bernilai 0 dan tanpa perlu melihat berapa nilai pada saat itu. engan memberi masukan Clear bernilai 0 secara otomatis = 0. Sedangkan fungsi dari masukan preset adalah sebaliknya membuat keluaran otomatis bernilai 1 tanpa harus menunggu Clock bernilai 0 dan tanpa perlu melihat berapa nilai pada saat tersebut. Simbol grafik dari rangkaian ini adalah sebagai berikut :

9 97 Gambar 7.17 Master-Slave Flip-Flop engan Masukan Clear dan Preset Sedangkan untuk Positive-edge-triggered Flip-Flop dengan masukan Clear dan Preset memiliki bentuk symbol grafik sebagai berikut : Gambar 7.18 Positive-Edge-riggered Flip-Flop engan Masukan Clear dan Preset 7.7 Flip-Flop flip-flop merupakan elemen penyimpan yang sangat banyak digunakan. engan menambahkan rangkaian kombinasional sederhana pada masukannya, dari flip-flop ini dapat diturunkan jenis flip flop lain sebagai jenis elemen penyimpan. Bentuk rangkaiannya adalah sebagai berikut : Clock Gambar 7.19 Rangkaian Flip-Flop Yang ibangun ari Flip=Flop Rangkaian di atas menggunakan positive-edged triggered flip-flop. Fungsi persamaan masukan yang dihasilkan dari rangkaian kombinasional yang ditambahkan pada flipflop mempunyai bentuk persamaan = sehingga jika = 1, maka = sebaliknya jika = 0, maka =. Sehingga jika digambarkan table kebenaran dari rangkaian di atas akan diperoleh bentuk sebagai berikut : (t+1)

10 98 0 (t) 1 (t) Rangkaian penyimpan yang memiliki bentuk table kebenaran seperti di atas dikenal sebagai Flip-Flop (-FF). Simbol berarti oggle, yang menunjukkan bahwa rangkaian akan mentoggles (menginversi) state keluaran pada saat = 1. Simbol grafik dari Flip-Flop ini adalah sebagai berikut : Gambar 7.20 Simbol Flip-Flop Sebagai contoh diagram pewaktu yang menunjukkan cara kerja dari flip-flop ini adalah sebagai berikut : Clk t 1 t 2 t 3 t 4 time Gambar 7.21 iagram Pewaktu Untuk Flip-Flop Jadi bentuk rangkaian -FF di atas, bukanlah satu-satunya konfigurasi -FF yang dapat dibangun. Selama suatu konfigurasi dapat memenuhi table kebenaran -FF di atas, maka rangkaian tersebut dapat disebut sebagai rangkaian -FF. Pada kasus ini hanya dicontohkan suatu rangkaian -FF yang dibentuk dengan mengkonfigurasi kembali rangkaian -FF yang ditambahkan rangkaian kombinasional di bagian masukannya. 7.8 JK Flip-Flop (JK-FF) Bentuk elemen penyimpan lainnya yang banyak digunakan adalah JK Flip-Flop. Suatu rangkaian JK Flip-Flop yang dibentuk menggunakan Flip-Flop memiliki bentuk sebagai berikut : J K Clock Gambar 7.22 Rangkaian JK Flip-Flop Yang ibangun ari Flip-Flop

11 99 Pada rangkaian ini, persamaan mempunyai bentuk : = J + J Sehingga diperoleh bentuk table kebenaran untuk rangkaian ini adalah sebagai berikut : J K (t+1) 0 0 (t) (t) Simbol grafik untuk rangkaian JK Flip-Flop ini adalah sebagai berikut : J K Gambar 7.23 Simbol JK Flip-Flop Rangkaian JK Flip-Flop ini menggabungkan cara kerja SR dan flip-flop pada sisi keunggulan masing-masing flip-flop. JK Flip-Flop berperilaku sebagai SR Flip-Flop pada saat J = S dan K = R untuk semua kondisi masukan kecuali pada kondisi J = K = 1. Pada kondisi yang harus dihindari di mode operasi SR Flip-Flop (J = K = 1), JK flipflop akan mentoggles state keluarannya dan berperilaku sebgai flip-flop. 7.9 Rangkaian Register Gambar 7.24 Rangkaian Shift Register Suatu flip-flop akan menyimpan satu bit informasi. Jika sejumlah flip-flop digunakan untuk menyimpan informasi sebanyak n bit, flip-flop semacam ini yang dikenal sebagai register. Sumber clock bersama (common clock) digunakan oleh setiap flip-flop pada suatu register. Register Geser (Shift Register) Merupakan register yang mempunyai kemampuan menggeser setiap bit yang berada di dalamnya. Gambar shift register ini ditunjukkan pada gambar 7.24 di atas. Pada gambar 7.24 tersebut, register geser melakukan penggeseran sebuah bit dari arah kiri ke kanan.

12 100 Isi sebuah flip-flop akan dikirimkan ke flip-flop berikutnya yang berada di sebelah kanannya dengan kendali sinyal clock bagian transisi positif (0 1). Ilustrasi penggeseran ini akan ditunjukkan dengan adanya Input (In) : 1, 0, 1, 1, 1, 0, 0, dan 0 dengan durasi sepanjang delapan pulsa clock. engan asumsi nilai awal setiap flip-flop adalah 0, maka urutan pergeseran bit dari flip-flop kiri ke flip-flop sebelah kanannya adalah sebagai berikut : In = Out t t t t t t t t Rangkaian Counter Rangkaian ini digunakan dalam system digital untuk berbagai keperluan. Rangkaian counter dapat digunakan untuk menghitung jumlah kemunculan suatu event, membangkitkan interval waktu control untuk berbagai tugas dalam system, dan lainlain. Rangkaian counter dapat diimplementasikan dengan menggunakan rangkaian penjumlah / pengurang seperti yang dibahas pada rangkaian aritmatika bilangan sebelumnya. Namun cara ini terbilang kurang efisien karena kebutuhan pengubahan isi counter hanya 1 bit, sehingga menggunakan rangkaian adder / subtractor tergolong boros sumber daya. Untuk keperluan efisiensi ini didesain rangkaian counter menggunakan Flip-Flop dan Flip-Flop. Secara umum counter dibagi menjadi up-counter dan down-counter. Rangkaian counter yang paling mudah diimplementasi adalah yang menggunakan Flip-Flop. Hal ini karena karakteristik toggle yang dimiliki -FF sangat mudah untuk mengimplementasikan rangkaian counter Rangkaian up-counter menggunakan Flip-Flop 1 Clock 0 1 2

13 101 Gambar 7.25 Rangkaian Up-Counter 3 Bit Gambar 7.26 iagram Pewaktuan Up-Counter 3 Bit Gambar di atas menunjukkan rangkaian counter 3 bit yang dapat melakukan penghitungan dari 0 sampai dengan 7. Masukan clock pada ketiga flip-flop terhubung secara cascade. Setiap masukan flip-flop terhubung dengan logika 1, yang berarti bahwa state flip-flop akan mengalami pembalikan logika keluaran setiap kemunculan pulsa clock positif. Masukan clock pada 2 flip-flop terakhir berasal dari keluaran flip-flop sebelumnya. Hal ini mengakibatkan pembalikan state keluaran pada output 1 akan terjadi saat transisi negative (1 0) dari 0. emikian pula pada 2, pembalikan state keluaran akan terjadi setiap transisi negative dari 1. Sehingga secara lengkap bentuk sinyal keluaran dari rangkaian up-counter terlihat pada diagram pewaktuan. Cara pembacaan diagram pewaktuan untuk setiap perioda pulsa clock adalah dengan mengurutkan nilai logika keluaran 2, 1, dan 0 ( 2 0 ). Sehingga diperoleh urutan 000, 001, 010, 011, 100, 101, 110, dan 111. Karena keluaran bersifat naik maka rangkaian ini dikenal sebagai up-counter Rangkaian own-counter 3 Bit Sedangkan rangkaian down-counter yang dibentuk menggunakan flip-flop adalah sebagai berikut : 1 Clock Gambar 7.27 Rangkaian own-counter 3 Bit Pada rangkaian down-counter ini, masukan pulsa clock untuk -flip-flop kedua dan seterusnya berasal dari keluaran flip-flop sebelumnya. Sedangkan masukan pada setiap flip-flop terhubung ke masukan logika 1. iagram pewaktuan yang menunjukkan cara kerja down-counter ini adalah sebagai berikut :

14 102 Gambar 7.28 iagram Pewaktuan own-counter 3 Bit Urutan kombinasi keluaran ( 2, 1, dan 0 ) adalah 111, 110, 101, 100, 011, 010, 001, dan 000. erlihat bahwa kombinasi 3 bit 2 sampai dengan 0 bersifat menurun sehingga rangkaian ini dikenal sebagai down-counter 3 bit.

dan Flip-flop TKC Sistem Digital Lanjut Eko Didik Widianto Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

dan Flip-flop TKC Sistem Digital Lanjut Eko Didik Widianto Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Elemen : dan Elemen : dan TKC-305 - Sistem Digital Lanjut Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Tentang Kuliah Sebelumnya dibahas tentang desain blok rangkaian kombinasional beserta HDLnya.

Lebih terperinci

RANGKAIAN SEKUENSIAL

RANGKAIAN SEKUENSIAL RANGKAIAN SEKUENSIAL Rangkaian Sekuensial Elemen Penyimpan dan Statenya Rangkaian yang nilai keluarannya tidak hanya tergantung dari masukan saat ini, juga dari nilai keluaran sebelumnya Rangkaian mempunyai

Lebih terperinci

Review Kuliah. TSK205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto

Review Kuliah. TSK205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto TSK205 Sistem Digital Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Sebelumnya dibahas tentang rangkaian kombinasional yang nilai keluarannya di suatu saat hanya ditentukan oleh

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL === === PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL === Rangkaian Sekuensial, adalah rangkaian logika yang keadaan keluarannya dipengaruhi oleh kondisi masukan dan kondisi rangkaian saat itu. Variabel Masukan Keadaan

Lebih terperinci

RANGKAIAN D FLIP-FLOP (Tugas Matakuliah Sistem Digital) Oleh Mujiono Afrida Hafizhatul ulum

RANGKAIAN D FLIP-FLOP (Tugas Matakuliah Sistem Digital) Oleh Mujiono Afrida Hafizhatul ulum RANGKAIAN D FLIP-FLOP (Tugas Matakuliah Sistem Digital) Oleh Mujiono Afrida Hafizhatul ulum JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 FLIP FLOP D BESERTA CONTOH

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL Sasaran Pertemuan 10 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Rangkaian Sequensial yang terdiri dari : - FLIP FLOP - RS FF - JK FF - D FF - T FF 1 Salah satu rangkaian logika

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL Sasaran Pertemuan 10 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Rangkaian Sequensial yang terdiri dari : FLIP-FLOP RS FF JK FF D FF T FF FLIP-FLOP Salah satu rangkaian logika

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EO/DEL 24/5 Revisi : Tgl : 28 Maret 2 Hal dari 9 A. ompetensi Memahami cara kerja rangkaian - F-F B. Sub ompetensi. Memahami cara kerja rangkaian dan sifat-sifat - F-F 2. Memahami cara kerja rangkaian

Lebih terperinci

LAB #4 RANGKAIAN LOGIKA SEKUENSIAL

LAB #4 RANGKAIAN LOGIKA SEKUENSIAL LAB #4 RANGKAIAN LOGIKA SEKUENSIAL TUJUAN 1. Untuk mempelajari bagaimana dasar rangkaian logika sekuensial bekerja 2. Untuk menguji dan menyelidiki pengoperasian berbagai Latch dan sirkuit Flip- Flop PENDAHULUAN

Lebih terperinci

FLIP-FLOP T (Tugas Sistem Digital) Oleh Fitri Anggraini Novia Puspasari

FLIP-FLOP T (Tugas Sistem Digital) Oleh Fitri Anggraini Novia Puspasari FLIP-FLOP T (Tugas Sistem Digital) Oleh Fitri Anggraini Novia Puspasari JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 Flip-flop T (T FF) Gambar 1.

Lebih terperinci

Kuliah#11 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto. Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

Kuliah#11 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto. Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro : : Kuliah#11 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Umpan Balik : Sebelumnya dibahas tentang rangkaian kombinasional yang nilai keluarannya di suatu

Lebih terperinci

Arsitektur Komputer. Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial

Arsitektur Komputer. Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial Arsitektur Komputer Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial 1 Rangkaian Logika Rangkaian Logika secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu : Rangkaian Kombinasional adalah rangkaian yang kondisi

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAARTA LAB SHEET TENI DIGITAL Semester 3 FLIP - FLOP 4 X 6 Menit No. LST/EO/DEL 24/5 Revisi : Tgl : 28 Maret 2 Hal dari 8. ompetensi Memahami cara kerja rangkaian - F-F 2. Sub ompetensi

Lebih terperinci

Kuliah#11 TKC-205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto. 11 Maret 2017

Kuliah#11 TKC-205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto. 11 Maret 2017 Kuliah#11 TKC-205 Sistem Digital Eko Didik Widianto Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro 11 Maret 2017 http://didik.blog.undip.ac.id/buku/sistem-digital/ ) 1 Tentang Kuliah Membahas

Lebih terperinci

Rangkaian Sequensial. Flip-Flop RS

Rangkaian Sequensial. Flip-Flop RS Rangkaian Sequensial Rangkaian logika di kelompokkan dalam 2 kelompok besar, yaitu rangkaian logika kombinasional dan rangkaian logika sekuensial. Bentuk dasar dari rangkaian logika kombinasional adalah

Lebih terperinci

Eko Didik Widianto. 23 Maret 2014

Eko Didik Widianto. 23 Maret 2014 Kuliah#11 TSK205 Sistem Digital - TA 2013/2014 Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro 23 Maret 2014 http://didik.blog.undip.ac.id 1 Umpan Balik Sebelumnya dibahas tentang rangkaian kombinasional

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Rangkaian Sekuensial

Gambar 1.1. Rangkaian Sekuensial Pertemuan ke BAB I Rangkaian Sekuensial () Deskripsi Pada bab ini akan dibahas tentang karakteristik rangkaian sekuensial dan, tabel karakteristik, dan tabel eksitasinya. Manfaat Memberikan kompetensi

Lebih terperinci

adalah frekuensi detak masukan mula-mula, sehingga membentuk rangkaian

adalah frekuensi detak masukan mula-mula, sehingga membentuk rangkaian Pertemuan ke 2 1 BAB I Rangkaian Sekuensial (2) Deskripsi Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi elemen flip-flop pada counter dan register serta clock mode, pulse mode, dan level mode. Manfaat Memberikan

Lebih terperinci

FLIP-FLOP (BISTABIL)

FLIP-FLOP (BISTABIL) FLIP-FLOP (BISTABIL) Rangkaian sekuensial adalah suatu sistem digital yang keadaan keluarannya pada suatu saat ditentukan oleh : 1. keadaan masukannya pada saat itu, dan 2. keadaan masukan dan/atau keluaran

Lebih terperinci

Percobaan 5 FLIP-FLOP (MULTIVIBRATOR BISTABIL) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 5 FLIP-FLOP (MULTIVIBRATOR BISTABIL) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 5 FLIP-FLOP (MULTIVIBRATOR BISTABIL) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan : 1. Mempelajari cara kerja berbagai rangkaian flip flop 2. Membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER BAB VIII REGISTER DAN COUNTER 8.1 Register Register adalah kumpulan dari elemen-elemen memori yang bekerja bersama sebagai satu unit. Register yang paling sederhana tidak lebih dari sebuah penyimpan kata

Lebih terperinci

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Register, Counter dan Memori 1 11/9/2016 1 Inti pembelajaran Memahami pengertian Register, Counter dan Memori. Mampu menjelaskan cara kerja Register, Counter

Lebih terperinci

BAB VII FLIP FLOPS. Gate-gate logika kombinatorial. Elemenelemen. memori. Input-input eksternal. Gambar 7.1 Diagram Sistem Digital Umum

BAB VII FLIP FLOPS. Gate-gate logika kombinatorial. Elemenelemen. memori. Input-input eksternal. Gambar 7.1 Diagram Sistem Digital Umum BAB VII FLIP FLOPS Sejauh ini rangkaian logika yang telah dibahas adalah rangkaian logika kombinatorial yang level-level outputnya pada setiap saat tertentu tergantung kepada level-level yang terdapat

Lebih terperinci

BAB 7 REGISTER Register

BAB 7 REGISTER Register BAB 7 - REGISTER/HAL. 98 BAB 7 REGISTER 7.. Register Sebuah flip flop dapat digunakan untuk menyimpan data bit, sehingga jika ada sederetan dari n buah FF, maka dapat dipergunakan untuk menyimpan data

Lebih terperinci

=== PENCACAH dan REGISTER ===

=== PENCACAH dan REGISTER === === PENCACAH dan REGISTER === Pencacah Pencacah adalah sebuah register yang mampu menghitung jumlah pulsa detak yang masuk melalui masukan detaknya, karena itu pencacah membutuhkan karakteristik memori

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/DEL 214/04 Revisi : 03 Tgl : 1 Maret 2012 Hal 1 dari 6 A. Kompetensi Memahami cara kerja rangkaian Flip-Flop D, baik yang berjenis Level Sensitive Clocked D Flip-Flop maupun Edge-Triggered

Lebih terperinci

R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL

R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL Rangkaian Logika secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu Rangkaian logika Kombinasional dan rangkaian logika Sequensial. Rangkaian logika Kombinasional

Lebih terperinci

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop 1. FLIP-FLOP Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan stabil atau disebut Bistobil Multivibrator. Rangkaian flip-flop mempunyai sifat sekuensial karena sistem kerjanya diatur

Lebih terperinci

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Register dan Counter Mohamad Dani (MHM) E-mail: mohamad.dani@gmail.com Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di

Lebih terperinci

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder 6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial Rangkaian Logika secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu rangkaian logika Kombinasional dan rangkaian logika Sequensial. Rangkaian logika Kombinasional

Lebih terperinci

BAB VII REGISTER. Keluar dan masuknya data ke dalam register dapat dilakukan dengan 2 cara:

BAB VII REGISTER. Keluar dan masuknya data ke dalam register dapat dilakukan dengan 2 cara: TEKNIK IGITAL-REGISTER/HAL. BAB VII REGISTER REGISTER Sebuah flip flop dapat digunakan untuk menyimpan data bit, sehingga jika ada sederetan dari n buah FF, maka dapat dipergunakan untuk menyimpan data

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 FLIP FLOP 1

PERCOBAAN 3 FLIP FLOP 1 PERCOBAAN 3 FLIP FLOP 3.. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu : Melakukan analisa rangkaian sekuensial dengan SR Flip-flop Mendisain rangkaian sekuensial dengan SR flip-flop

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR

MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR DISUSUN OLEH : Rendy Andriyanto (14102035) Sania Ulfa Nurfalah (14102039) LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA

Lebih terperinci

TKC305 - Sistem Digital Lanjut. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

TKC305 - Sistem Digital Lanjut. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro ,, TKC305 - Sistem Digital Lanjut Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Bahasan Kuliah, Sebelumnya dibahas elemen rangkaian sekuensial berupa flip-flop dan latch yang mampu menyimpan informasi

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL MODUL II RANGKAIAN SEQUENTIAL

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL MODUL II RANGKAIAN SEQUENTIAL LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL MODUL II RANGKAIAN SEQUENTIAL LABORATORIUM ARSITEKTUR DAN JARINGAN KOMPUTER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

DASAR-DASAR RANGKAIAN SEKUENSIAL 2

DASAR-DASAR RANGKAIAN SEKUENSIAL 2 PERCOBAAN 2. DASAR-DASAR RANGKAIAN SEKUENSIAL 2 2.1. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu : Membuat SR Flip-flop dari gerbang NOR Membuat SR Flip-flop dari gerbang NAND

Lebih terperinci

REGISTER DAN COUNTER.

REGISTER DAN COUNTER. REGISTER DAN COUNTER www.st3telkom.ac.id Register Register adalah rangkaian yang tersusun dari satu atau beberapa flip-flop yang digabungkan menjadi satu. Flip-Flop disebut juga sebagai register 1 bit.

Lebih terperinci

5.1. TUJUAN 1. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar rangkaian flip-flop. 2. Mengenal berbagai macam IC flip-flop.

5.1. TUJUAN 1. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar rangkaian flip-flop. 2. Mengenal berbagai macam IC flip-flop. PERCOBAAN DIGITAL 5 FLIP-FLOP 5.. TUJUAN. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar rangkaian flip-flop. 2. Mengenal berbagai macam IC flip-flop. 5.2. TEORI DASAR Pemahaman terhadap rangkaian Flip-Flop

Lebih terperinci

BAB 4 RANGKAIAN LOGIKA DIGITAL SEKUENSIAL. 4.1 Flip-Flop S-R

BAB 4 RANGKAIAN LOGIKA DIGITAL SEKUENSIAL. 4.1 Flip-Flop S-R BAB 4 RANGKAIAN LOGIKA IGITAL SEKUENSIAL Telah kita pelajari tentang unit logika kombinasional yang keluarannya hanya tergantung pada masukan saat itu atau dengan kata lain keluarannya merupakan fungsi

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 4 Organisasi Komputer Rangkaian Logika Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Agenda 1 Rangkaian Kombinasi 2 Rangkaian Sekuensial/flip-flop Pendahuluan

Lebih terperinci

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November PRAKTIKUM 1 COUNTER (ASINKRON) A. OBJEKTIF 1. Dapat merangkai rangkaian pencacah n bit dengan JK Flip-Flop 2. Dapat mendemonstrasikan operasi pencacah 3. Dapat mendemonstrasikan bagaimana modulus dapat

Lebih terperinci

Rangkaian Sekuesial. [Rangkaian Sekuensial] BAB V

Rangkaian Sekuesial. [Rangkaian Sekuensial] BAB V Rangkaian Sekuesial a. Karakteristik Dasar Rangkaian Sekuensial Berdasarkan kemampuannya menyimpan data, rangkaian digital dibedakan menjadi 2 macam :. Rangkaian Kombinasional Pada rangkaian kombinasional,

Lebih terperinci

Modul 5 : Rangkaian Sekuensial 1

Modul 5 : Rangkaian Sekuensial 1 Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom 1 Modul 5 : Rangkaian Sekuensial 1 5.1 Tujuan Mahasiswa mampu mengetahui cara kerja Flip Flop dan membuat rangkaiannya. 5.2 Alat & Bahan 1. IC Gerbang Logika :

Lebih terperinci

MODUL IV FLIP-FLOP. Gambar 4.1 Rangkaian RS flip-flop dengan gerbang NAND dan NOR S Q Q R

MODUL IV FLIP-FLOP. Gambar 4.1 Rangkaian RS flip-flop dengan gerbang NAND dan NOR S Q Q R MODUL IV FLIP-FLOP I. Tujuan instruksional khusus. Membangun dan mengamati operasi dari R FF NAND gate dan R FF NOR gate. 2. Membangun dan mengamati operasi logika dari R FF Clocked. 3. Mengamati cara

Lebih terperinci

dan Flip-flop TSK505 - Sistem Digital Lanjut Eko Didik Widianto Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Elemen Rangkaian Sekuensial: Latch

dan Flip-flop TSK505 - Sistem Digital Lanjut Eko Didik Widianto Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Elemen Rangkaian Sekuensial: Latch Elemen Rangkaian Sekuensial: Latch dan Flip-flop @2011,Eko Didik Widianto Elemen Rangkaian Sekuensial: Latch dan Flip-flop TSK505 - Sistem Digital Lanjut Rangkaian Sekuensial Latch Flip-flop Eko Didik

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) RANGKAIAN DIGITAL Program Studi Teknik Komputer Jenjang Pendidikan Program Diploma III Tahun AMIK BSI NIM NAMA KELAS :. :.. :. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

PERCOBAAN 2. FLIP-FLOP

PERCOBAAN 2. FLIP-FLOP PECOBAAN 2. FLIP-FLOP 2.. UUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu : Membedakan sifat dasar S-FF dengan dan tanpa clock Membuat rangkaian Master Slave K-FF Menggunakan input-input

Lebih terperinci

BAB III COUNTER. OBYEKTIF : - Memahami jenis-jenis counter - Mampu merancang rangkaian suatu counter

BAB III COUNTER. OBYEKTIF : - Memahami jenis-jenis counter - Mampu merancang rangkaian suatu counter B III COUNTER OBYEKTIF : - Memahami jenis-jenis counter - Mampu merancang rangkaian suatu counter 3.1 Counter secara umum Counter merupakan rangkaian logika pengurut, karena counter membutuhkan karakteristik

Lebih terperinci

FLIP-FLOP. FF-SR merupakan dasar dari semua rangkaian flip flop. FF-SR disusun dari dua gerbang NAND atau dua gerbang NOR. Gambar Simbol SR Flip-Flop

FLIP-FLOP. FF-SR merupakan dasar dari semua rangkaian flip flop. FF-SR disusun dari dua gerbang NAND atau dua gerbang NOR. Gambar Simbol SR Flip-Flop FLIP-FLOP FLIP-FLOP merupakan suatu rangkaian yang terdiri sdari dua elemen aktif (Transistor) yang erjanya saling bergantian. Fungsinya adalah sebagai berikut: 1. Menyimpan bilangan biner 2. Mencacah

Lebih terperinci

RANGKAIAN LOGIKA DISKRIT

RANGKAIAN LOGIKA DISKRIT RANGKAIAN LOGIKA DISKRIT Materi 1. Gerbang Logika Dasar 2. Tabel Kebenaran 3. Analisa Pewaktuan GERBANG LOGIKA DASAR Gerbang Logika blok dasar untuk membentuk rangkaian elektronika digital Sebuah gerbang

Lebih terperinci

Sistem Digital. Flip-Flop -6- Sistem Digital. Missa Lamsani Hal 1

Sistem Digital. Flip-Flop -6- Sistem Digital. Missa Lamsani Hal 1 Sistem Digital Flip-Flop -6- Missa Lamsani Hal 1 Kelompok Rangkaian Logika Kelompok rangkaian logika kombinasional Bentuk dasarnya adalah gerbang logika Kelompok rangkaian logika sekuensial Bentuk dasarnya

Lebih terperinci

FLIP - FLOP. Kelompok : Angga Surahman Sudibya ( ) Ma mun Fauzi ( ) Mudesti Astuti ( ) Randy Septiawan ( )

FLIP - FLOP. Kelompok : Angga Surahman Sudibya ( ) Ma mun Fauzi ( ) Mudesti Astuti ( ) Randy Septiawan ( ) FLIP - FLOP Kelompok : Angga Surahman Sudibya (10407113) Ma mun Fauzi (10407527) Mudesti Astuti (10407571) Randy Septiawan (10407687) Rahman Rohim (10407679) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNIK DIGITAL

MAKALAH TEKNIK DIGITAL MAKALAH TEKNIK DIGITAL FLIP FLOP DISUSUN OLEH : Bayu Rahmawan 14102012 Moh. Fajar Faisaldy 14102027 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO 2014 i KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah Pengantar Sistem Digital

Tugas Mata Kuliah Pengantar Sistem Digital Tugas Mata Kuliah Pengantar Sistem Digital Pengertian Flip-Flop Atau juga bisa seperti berikut Flip-flop adalah rangkaian utama dalam logika sekuensial. Counter, register serta rangkaian sekuensial lain

Lebih terperinci

Lutfi Rasyid Nur Hidayat PTI D / SHIFT REGISTER

Lutfi Rasyid Nur Hidayat PTI D / SHIFT REGISTER Lutfi Rasyid Nur Hidayat PTI D / 120533430805 SHIFT REGISTER Register merupakan sekelompok flip-flop yang dapat dipakai untuk menyimpan dan mengolah informasi dalam bentuk linier.flip-flop dalam bentuk

Lebih terperinci

3.TEORI SINGKAT 3.1. BILANGAN BINER

3.TEORI SINGKAT 3.1. BILANGAN BINER 1 DIGITAL 1. TUUAN Setelah melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan telah memiliki kemampuan sebagai berikut : 1.1. Mengerti dan memahami gerbang-gerbang logika (lambang, bentuk, tabel kebenaran,

Lebih terperinci

Output. Input R.Kombinasi Onal. Flip-Flop. Pulsa Clock. Pulsa Clock

Output. Input R.Kombinasi Onal. Flip-Flop. Pulsa Clock. Pulsa Clock XII. RANGKAIAN LOGIKA SEKUENSIAL SINKRON A. PENDAHULUAN Input R.Kombinasi Onal Pulsa Clock Flip-Flop Output Pulsa Clock B. LATCHES 1. RS FF =Reset Set Flip -Flop =Bistable Simbol RS FF =One Bit Memory

Lebih terperinci

MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR

MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR I. PENDAHULUAN Gerbang logika adalah rangkaian dengan satu atau lebih masukan tetapi hanya menghasilkan satu keluaran berupa tegangan tinggi ( 1 ) dan tegangan rendah ( 0 ).

Lebih terperinci

Register & Counter -7-

Register & Counter -7- Sistem Digital Register & Counter -7- Missa Lamsani Hal 1 Register dan Pencacah Register adalah kumpulan elemen-elemen memori yang bekerja bersama sebagai satu unit. Pencacah (counter) adalah merupakan

Lebih terperinci

JENIS-JENIS REGISTER (Tugas Sistem Digital)

JENIS-JENIS REGISTER (Tugas Sistem Digital) JENIS-JENIS REGISTER (Tugas Sistem Digital) Oleh: EKO SARIYANTO 0917041026 SITI KHOLIFAH 1017041042 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 Register adalah

Lebih terperinci

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER BAB VIII REGISTER DAN OUNTER 8.1 Register Dalam elektronika digital seringkali diperlukan penyimpan data sementara sebelum data diolah lebih lanjut. Elemen penyimpan dasar adalah flip-flop. Setiap flip-flop

Lebih terperinci

6.1. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa/i mengenal, mengerti dan memahami cara kerja register.

6.1. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa/i mengenal, mengerti dan memahami cara kerja register. PERCOBAAN DIGITAL 6 SHIFT REGISTER 6.. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa/i mengenal, mengerti dan memahami cara kerja register. 6.2. TEORI DASAR Register adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk menyimpan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 PENCACAH

PERTEMUAN 12 PENCACAH PERTEMUAN 12 PENCACAH Sasaran Pertemuan 12 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Pencacah yang terdiri dari : - Riple Counter - Pencacah Sinkron - Pencacah Lingkar - Pencacah Turun naik - Pencacah Mod

Lebih terperinci

Bab XI, State Diagram Hal: 226

Bab XI, State Diagram Hal: 226 Bab XI, State Diagram Hal: 226 BAB XI, STATE DIAGRAM State Diagram dan State Table Untuk menganalisa gerbang yang dihubungkan dengan flip-flop dikembangkan suatu diagram state dan tabel state. Ada beberapa

Lebih terperinci

MATERI RANGKAIAN SEKUENSIAL

MATERI RANGKAIAN SEKUENSIAL MATERI RANGKAIAN SEKUENSIAL 1 Pengertian Logika Sekuensi Logika Sekuensial adalah rangkaian logika yang keadaan outputnya tergantung pada keadaan inputinputnya juga tergantung pada keadaan output sebelumnya.

Lebih terperinci

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer /2/26 CHB3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Rangkaian ekuensial /2/26 /2/26 Inti pembelajaran Memahami Pengertian Rangkaian ekuensial. Menyebutkan dan menjelaskan cara kerja R Latch, Latch, Flip-Flop.

Lebih terperinci

7.1. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF.

7.1. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF. PERCOBAAN DIGITAL 7 PENCACAH (COUNTER) 7.. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF. 7.2. TEORI DASAR Pencacah

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum REGISTER

Jobsheet Praktikum REGISTER REGISTER A. Tujuan Kegiatan Praktikum - : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat :. Mengetahui fungsi dan prinsip kerja register.. Menerapkan register SISO, PISO, SIPO dan PIPO dalam rangkaian

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 PENCACAH

PERTEMUAN 12 PENCACAH PERTEMUAN 12 PENCACAH Sasaran Pertemuan 12 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Pencacah yang terdiri dari : - Riple Counter - Pencacah Sinkron - Pencacah Lingkar - Pencacah Turun naik - Pencacah Mod

Lebih terperinci

1). Synchronous Counter

1). Synchronous Counter Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian logika sekuensial yang digunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada bagian masukan. Counterdigunakan untuk berbagai operasi

Lebih terperinci

BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA

BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA 6.1 Pendahuluan Pada saat ini banyak dihasilkan mesin-mesin berteknologi tinggi seperti komputer atau kalkulator yang mampu melakukan fungsi operasi aritmatik yang cukup kompleks

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya Sistem Digital Sistem Angka dan konversinya Sistem angka yang biasa kita kenal adalah system decimal yaitu system bilangan berbasis 10, tetapi system yang dipakai dalam computer adalah biner. Sistem Biner

Lebih terperinci

1). Synchronous Counter

1). Synchronous Counter Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian logika sekuensial yang digunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada bagian masukan. Counter digunakan untuk berbagai operasi

Lebih terperinci

DASAR FLIP-FLOP 1) 2) 5) 6) 7) Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DASAR FLIP-FLOP 1) 2) 5) 6) 7) Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DASAR FLIP-FLOP ELK-DAS.31 20 JAM 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL

MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL ELECTRA ELECTRONIC TRAINER alexandernugroho@gmail.com HP: 08112741205 2/23/2015 BAB I GERBANG DASAR 1. 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat / siswa dapat : Memahami konsep dasar

Lebih terperinci

Flip-Flop (FF) Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

Flip-Flop (FF) Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Flip-Flop (FF) Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom November 2015 Urut-Urutan Pembentukan Flip-Flop Fungsi Boolean

Lebih terperinci

PERCOBAAN 4 FLIP-FLOP 2

PERCOBAAN 4 FLIP-FLOP 2 PERCOBAAN 4 FLIP-FLOP 2 4.1. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu : Menggunakan input-input Asinkron pada JK-FF Membuat D-FF dan T-FF dari JK-FF dan SR-FF Mendisain beberapa

Lebih terperinci

FLIP-FLOP JK (Tugas Sistem Digital) Oleh Riza Amelia ( ) Zaitun ( )

FLIP-FLOP JK (Tugas Sistem Digital) Oleh Riza Amelia ( ) Zaitun ( ) FLIP-FLOP JK (Tugas Sistem Digital) Oleh Riza Amelia (0917041048) Zaitun (0917041017) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 FLIP-FLOP JK Flip-flop

Lebih terperinci

PENCACAH (COUNTER) DAN REGISTER

PENCACAH (COUNTER) DAN REGISTER PENCACAH (COUNTER) DAN REGISTER Aplikasi flip-flop yang paling luas pemakaiannya adalah sebagai komponen pembangun pencacah dan register. Pencacah termasuk dalam kelompok rangkaian sekuensial yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA Salah satu jenis IC dekoder yang umum di pakai adalah 74138, karena IC ini mempunyai 3 input biner dan 8 output line, di mana nilai output adalah 1 untuk salah satu dari

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Jl. Gajayana No. 50 Malang (65144) Telp : 0341-551354, Faks

Lebih terperinci

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Tahun Akademik 2015/2016 emester I DIG1B3 onfigurasi Perangkat eras omputer angkaian ekuensial Mohamad Dani (MHM) E-mail: mohamad.dani@gmail.com Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL 2013 / 2014

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL 2013 / 2014 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL 23 / 24 MODUL 4 REGISTER, COUNTER DAN MEMORI OLEH KELOMPOK B ADE ILHAM FAJRI 5358 FRANKY SETIAWAN DALDIRI 5383 KELAS : B ASISTEN PEMBIMBING RISYANGGI AZMI FAIZIN

Lebih terperinci

MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR

MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN. Tema : Gerbang Logika Dasar 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok :. Definisi Gerbang Logika Dasar 2. Gerbang-gerbang Logika Dasar 3. Tujuan

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP S-R

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP S-R 1 FLIP-FLOP S-R A. Tujuan Kegiatan Praktikum 9 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Menjelaskan cara kerja rangkaian FLIP FLOP S-R. 2) Merangkai rangkaian FLIP FLOP S-R. B. Dasar

Lebih terperinci

PENCACAH. Gambar 7.1. Pencacah 4 bit

PENCACAH. Gambar 7.1. Pencacah 4 bit DIG 7 PENCACAH 7.. TUJUAN. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF. 2. Mengenal beberapa jenis IC pencacah. 7.2. TEORI

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktivitas Pembelajaran

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktivitas Pembelajaran SILABUS MATAKULIAH Revisi : - Tanggal Berlaku : September 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11.54304/ Sistem Digital 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer 4. Bobot

Lebih terperinci

Gerbang AND Gerbang OR Gerbang NOT UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI. I. Tujuan

Gerbang AND Gerbang OR Gerbang NOT UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI. I. Tujuan I. Tujuan UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI 1. Dapat membuat rangkaian kombinasi dan gerbang logika dasar 2. Memahami cara kerja dari gerbang logika dasar dan kombinasi 3. Dapat membuat table kebenaran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock

ABSTRAK. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock ABSTRAK Counter (pencacah) adalah alat rangkaian digital yang berfungsi menghitung banyaknya pulsa clock atau juga berfungsi sebagai pembagi frekuensi, pembangkit kode biner Gray. Pada counter asinkron,

Lebih terperinci

Percobaan 7 REGISTER (PENCATAT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 7 REGISTER (PENCATAT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 7 REGISTER (PENCATAT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan : 1. Mengenal beberapa jenis register. 2. Menyusun rangkaian register. 3. Mempelajari cara kerja

Lebih terperinci

REGISTER. uart/reg8.html

REGISTER.  uart/reg8.html PERTEMUAN 11 REGISTER http://tams-www.informatik.uni-hamburg.de/applets/hades/webdemos/45-misc/30- uart/reg8.html Sasaran Pertemuan 11 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Register yang terdiri dari :

Lebih terperinci

Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, urdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan :. Mempelajari cara kerja pencacah biner sinkron dan tak sinkron, 2. Merealisasikan pencacah biner

Lebih terperinci

BAB VIII COUNTER (PENCACAH)

BAB VIII COUNTER (PENCACAH) EKNIK DIGIAL - COUNER/HAL. BAB VIII COUNER (PENCACAH) Sebuah Flip-flop akan mempunyai dua keadaan yaitu keadaan reset (Q = ) dan set (Q = ). Sehingga untuk sederetan n buah FF akan mempunyai 2 keadaan

Lebih terperinci

Perlu diperhatikan bahwa perubahan sinyalnya sebenarnya tidaklah curam

Perlu diperhatikan bahwa perubahan sinyalnya sebenarnya tidaklah curam 6 FLIP-FLOP emua rangkaian logika yang telah diuraikan di bagian depan adalah rangkaian logika kombinasi yang keadaan keluarannya setiap saat hanya ditentukan oleh kombinasi masukan yang diberikan pada

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK No. LST/EKO/DEL 214/11 Revisi : 01 Tgl : 28 Maret 2010 Hal 1 dari 6 1. Kompetensi Memahami cara kerja beberapa jenis register 2. Sub Kompetensi Memahami cara kerja dan bisa membuat rangkaian

Lebih terperinci

= = = T R = sifat memori. 2. Monostable. Rangkaian. jadi. C perlahan naik. g muatan. pulsa. Lab Elektronika. terjadi di. Industri. Iwan.

= = = T R = sifat memori. 2. Monostable. Rangkaian. jadi. C perlahan naik. g muatan. pulsa. Lab Elektronika. terjadi di. Industri. Iwan. RANGKAIAN SEKUENSIAL Rangkaian digital jenis sekuensial sangat berbeda dengan jenis kombinatorial. Rangkaian kombinatorial terdiri dari kombinasi gerbang-gerbang dan mempunyai sifat khas yaitu bahwa output

Lebih terperinci

DIKTAT RANGKAIAN DIGITAL

DIKTAT RANGKAIAN DIGITAL DIKTAT RANGKAIAN DIGITAL DISUSUN OLEH NARDI, ST BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA AKADEMI METEOROLOGI DAN GEOFISIKA JAKARTA 2 Daftar isi BAB I. SISTEM BILANGAN (Numbering System)..............

Lebih terperinci

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL I. TIMER DAN COUNTER Timer atau counter pada dasarnya adalah sebuah pencacah. Pencacah itu bisa dipakai sebagai pewaktu

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Sekuesial

Analisis Rangkaian Sekuesial Analisis Rangkaian Sekuesial a. Prosedur Analisis Clocked Synchronous State Machine Clocked artinya bahwa storage elemen (flip-flop) bekerja berdasarkan input clock, dan Synchronous artinya seluruh flip-flop

Lebih terperinci