IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri (BKB NF) merupakan salah satu institusi pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Nurul Fikri. BKB Nurul Fikri dirintis sejak tahun 1985 oleh sekumpulan mahasiswa dan sarjana muslim Universitas Indonesia (UI) yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kondisi umat saat itu. Mereka kemudian saling bertukar pikiran mencari bentuk amal nyata yang dapat disumbangkan. Tercetuslah ide untuk menyelenggarakan suatu aktivitas yang sesuai dengan potensi yang mereka miliki, yaitu membuat lembaga bimbingan belajar. Untuk pertama kalinya Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri menyelenggarakan aktivitasnya di Jl. Kenari Jakarta Pusat. Waktu itu jumlah siswanya hanya 35 orang, khusus bimbingan untuk menghadapi SPMB (dulu dikenal dengan sebutan SIPENMARU (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Dari 35 siswa tersebut, 33 orang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit, sedangkan dua orang yang lainnya masuk sekolah kedinasan. Keberhasilan ini memicu para perintis untuk lebih serius mengelola lembaga bimbingan belajar yang mereka dirikan. Kini, Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri sudah memiliki 50 cabang yang tersebar dari Sumatera hingga Sulawesi, dengan jumlah siswa sekitar 20 ribu siswa dari berbagai jenjang, mulai kelas 5 SD hingga alumni SLTA. Di Sumatera, NF berdiri tahun 2003 tepatnya di Padang (Sumatera Barat) yang dikelola oleh tenaga-tenaga profesional di dunia bimbingan belajar yang mayoritas adalah alumni-alumni Universitas Indonesia (UI). Kepercayaan siswa-siswi bergabung di BKB Nurul Fikri Cabang Padang bertambah seiring perjalanan waktu, dari tahun pertama berdirinya tahun 2003 BKB Nurul Fikri mempunyai sebanyak 350 siswa-siswi dan hingga kini mencapai 2300an. Dengan tingkat kelulusan selalu diatas 56%. Bahkan lulusan untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit makin bertambah jumlahnya. Begitu pula kepercayaan sekolah-sekolah untuk kerjasama dalam pelatihan guru setiap mendekati pelaksanaan tambahan belajar jelang Ujian Nasional (UN). Saat ini di

2 30 Padang, BKB NF tersebar dalam empat lokasi, yaitu Lokasi Belakang Olo, Ratulangi, Rohana Kudus dan Veteran dengan suasana belajar yang nyaman. Sejak awal berdirinya, BKB Nurul Fikri telah membuktikan diri untuk tetap komitmen mewujudkan prestasi dalam setiap jenjang pendidikan. BKB Nurul Fikri sebagai bimbingan belajar tidak hanya memberikan pengetahuan akademis semata, melainkan turut membimbing dan membina para siswa menjadi generasi unggul. Tersedianya SDM yang handal dan perangkat pendukung yang canggih merupakan jaminan mendapatkan mutu yang berbasis pada: Pedagogis bukan retorika Informasi bukan issue Substansi bukan kosmetika Data bukan rekaan Selain perkembangan jumlah siswa yang cukup pesat, BKB Nurul Fikri juga telah berhasil mencatat prestasi yang menggembirakan dalam membantu siswa-siswi menembus berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) maupun non SPMB Visi dan Misi Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri a. Visi Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri Memenuhi kebutuhan umat dalam menyongsong masa depan yang gemilang sehingga predikat Khairu Ummah (ummat terbaik) dan Rahmatan lil Alamin (Rahmat bagi semesta alam) dapat diraih. b. Misi Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri 1. Membantu para pelajar untuk memperoleh kesempatan guna melanjutkan studi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan biaya yang relatif terjangkau. 2. Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang baik sehingga mampu menunjang aktivitas pendidikan yang telah direncanakan dan dapat mencetak lulusan yang berkualitas. 3. Menyediakan sarana-sarana yang menunjang untuk kesejahteraan umat pada umumnya, terutama dari segi pendidikan. 4. Mencetak pribadi-pribadi yang memiliki pemahaman yang mendalam dan menyeluruh terhadap ajaran Islam, wawasan berpikir yang luas, cerdas, kreatif dan inovatif ditunjang semangat belajar yang tinggi.

3 31 5. Menjadi media bagi penyebarluasan idealisme Islam di kalangan masyarakat akademisi, intelektual dan masyarakat luas Program Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri 1. Program Reguler, semester 1 dan semester 2. Program ini diperuntukan bagi siswa-siswi yang menduduki jenjang kelas: 5 dan 6 SD 1,2 dan 3 SLTP 1, 2 dan 3 SMA Sasaran program ini adalah a. Penguasaan konsep dasar materi pelajaran di sekolah b. Pemantapan dan peningkatan prestasi akademik c. Persiapan ulangan umum semester d. Persiapan dini penjurusan (kelas 1 SMA) e. Persiapan dini UAS, UAN dan SPMB untuk kelas 3 SMA. 2. Program RONIN Program Ronin adalah program khusus yang dikembangkan BKB Nurul Fikri bagi alumni SLTA yang ingin meraih sukses di SPMB. Melalui program RONIN, siswa-siswi mendapat bimbingan dan pengarahan sejak dini untuk menguasai dan memahami konsep-konsep dasar materi SPMB. Mereka juga dilatih secara intensif untuk menguasai soal-soal tipe SPMB sehingga kemampuan dan daya saing yang mereka miliki semakin bertambah dan mereka memiliki kesempatan yang lebih besar untuk sukses di SPMB. 3. Program INTENSIF Program intensif merupakan program persiapan total dalam menghadapi SPMB. Para siswa diberikan latihan ribuan soal tipe SPMB secara intensif. Waktu pelaksanaanya tiga hari setelah Ujian Nasional (UN) hingga tiga hari sebelum SPMB Ciri Khas Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri A. Konsep Dasar BKB Nurul Fikri bukan sekedar bimbingan belajar yang mengajarkan berbagai trik mengerjakan soal dengan cepat dan mudah kepada para siswanya. BKB Nurul Fikri berupaya memberikan pemahaman konsep dasar yang tepat dan

4 32 lengkap dengan mengembangkan suatu metode praktis yang mencoba mentranformasikan penguasaan konsep pelajaran ke dalam perilaku siswa agar mampu menyelesaikan soal-soal secara sistematis dengan hasil akhir: a. Tahu dari mana harus menyelesaikan soal b. Berinisiatif c. Menyenangi d. Mampu dan mengetahui kapan menggunakan rumus-rumus umum dan kapan pula menggunakan rumus praktis e. Melekat sehingga mendukung proses belajar pada jenjang yang lebih tinggi Karena konsepnya adalah pembentukan perilaku, maka hasil yang optimal ditentukan oleh faktor waktu lamanya berinteraksi. Dengan demikian semakin dini bergabung dengan BKB Nurul Fikri diharapkan hasilnya akan semakin baik. B. Pembinaan Kepribadian Muslim BKB Nurul Fikri tidak puas sekedar memberikan bekal intelektual kepada para siswanya. BKB Nurul Fikri berusaha melakukan pembinaan kepribadian muslim yang ditekankan pada pembentukan akhlaqul karimah. Materi-materi terkait diberikan kepada para siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Topik-topik bimbingan diantaranya: a. Mengenal Allah b. Mengenal Rasul c. Mengenal Islam d. Mengenal hakekat diri e. Mengenal hakekat kehidupan f. Akhlak terhadap orang tua g. Akhlak terhadap guru h. Dinamika kelompok i. Kreativitas j. Gaya belajar k. Alternatif pendidikan setelah SLTP l. Alternatif pendidikan setelah SLTA m. Informasi Nilai Nasional dan Matriks Bantu Pemilihan Jurusan (MBPJ) n. Informasi jurusan-jurusan di Perguruan Tinggi Topik-topik bimbingan tersebut disampaikan dalam kegiatan tatap muka di kelas melalui sesi Bimbingan dan Informasi Pendidikan (BIP) yang dikelola oleh sejumlah sarjana psikologi dan didukung oleh tenaga pengajar dari berbagai disiplin ilmu yang lain. Selain itu, BKB Nurul Fikri juga berupaya untuk menciptakan suasana Islami selama berlangsungnya proses belajar mengajar.

5 33 C. Biaya yang Terjangkau BKB Nurul Fikri dikelola berdasarkan motivasi amal Islami, bukan bisnis semata sehingga sama sekali tidak ada pretensi untuk memberatkan para siswa dengan menuntut biaya yang tinggi. Biaya yang dikenakan oleh BKB Nurul Fikri reasonable dan terjangkau oleh masyarakat dari berbagai tingkat ekonomi, karena kami memang berharap bahwa pelayanan yang disediakan BKB Nurul Fikri dapat dinikmati oleh kalangan seluas mungkin. D. Pengolahan Nilai Try Out SPMB Dalam setiap Try Out SPMB yang dilakukan di BKB Nurul Fikri, baik pada program reguler maupun program intensif, nilai peserta akan diolah dengan menggunakan sistem penghitungan Nilai Nasional seperti di SPMB sebenarnya. Hasil penghitungan Nilai Nasional tersebut nantinya dapat dipergunakan siswa untuk memilih jurusan yang sesuai dengan nilai yang mereka peroleh melalui MBPJ (Matriks Bantu Pemilihan Jurusan) yang merupakan paduan praktis bagi siswa untuk memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan mereka. E. Kemitraan yang Harmonis dengan Sekolah Kami sadar, keberhasilan para siswa dalam menempuh UN (Ujian Nasional), Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), Ujian Seleksi Masuk (USM) dan lain-lain, bukanlah berkat keberadaan kami semata. Para guru di sekolah mendidik para siswa 6 hari sepekan, setiap hari lebih dari 6 jam. Sementara para siswa tersebut bersama BKB Nurul Fikri hanya 2 hari sepekan, setiap harinya 3 jam. Maka hubungan yang harmonis antara BKB Nurul Fikri dengan sekolah merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan para siswa Sistem Evaluasi dan Pelaporan Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri 1. Tes Formatif (TF) dan Tes Harian (TH) Yaitu tes yang harus dikerjakan oleh siswa untuk mengukur daya serap siswa terhadap materi yang telah disampaikan pada setiap pertemuan. 2. Kuis Yaitu tes yang diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap sejumlah pokok bahasan yang telah disampaikan.

6 34 3. Tes Evaluasi (TE) dan Try Out (TO) Yaitu ramuan tes yang mengandung sejumlah pelajaran yang akan diujikan pada tes-tes yang diselenggarakan oleh sekolah. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa sekaligus membantu siswa dalam menghadapi testes di sekolah maupun SPMB. 4. Problem Set Yaitu kumpulan soal yang telah dibukukan yang harus dikerjakan di rumah oleh para siswa dan dilaporkan hasilnya ke BKB Nurul Fikri. Pemberian Prolem Set ini dimaksudkan agar siswa terbiasa belajar rutin dan ulet. 5. Rapor Standar Selama belajar di BKB Nurul Fikri, siswa akan mendapatkan nilai dari testes yang diberikan, hasilnya lalu dirangking dengan siswa BKB Nurul Fikri seluruh cabang atau secara nasional. Selanjutnya, agar lebih mudah melakukan kontrol, nilai tersebut dilaporkan secara rutin dalam bentuk Rapor Standar. Rapor ini dibuat menyerupai rapor di sekolah. Bedanya, nilai siswa tidak dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas melainkan dibandingkan dengan nilai standar yang ditetapkan BKB Nurul Fikri. 6. Perangkat Koreksi Untuk dapat menilai hasil-hasil tes yang diikuti oleh siswa, maka tes tersebut selanjutnya diolah dengan dukungan Mesin OpScan, sistem komputerisasi dan Software pendidikan mutakhir Hasil Uji Awal Sebelum peneliti melakukan penyebaran kuesioner, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan uji coba kuesioner. Uji coba kuesioner ini antara lain uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat mewakili objek yang diamati, sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Uji coba kuesioner ini dilakukan terhadap 30 orang responden siswa-siswi SMA di Bogor yang terbagi menjadi lima SMA dengan komposisi 8 orang responden dari SMAN 5 Bogor, 7 orang responden dari SMAN 6 Bogor, 7 orang

7 35 responden dari SMAN 7 Bogor, 4 orang responden dari SMA PGRI 3 Bogor dan 4 orang responden dari SMA Plus YPHB Bogor. Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi antara skor masing-masing pernyataan dengan skor total, memakai rumus teknik korelasi Product Moment Pearson yang diolah dengan software SPSS versi for windows. Hasil uji validitas menyatakan 14 atribut yang diuji, 13 atribut dinyatakan valid karena 13 atribut memiliki nilai r hitung > r tabel, sedangkan ada 1 atribut yang dinyatakan tidak valid karena r hitung < r tabel sehingga 1 atribut yang tidak valid ini dibuang. Nilai uji validitas untuk 14 atribut dapat dilihat pada Tabel 3. Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Cronbach s Alpha. Pengolahan teknik Cronbach s Alpha menggunakan bantuan software SPSS versi for windows. Hasil uji reliabilitas ini menghasilkan nilai Cronbach s Alpha lebih besar dari 0,6 yaitu 0,877 sehingga dapat disimpulkan atribut-atribut dalam penelitian ini reliabel dan mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila digunakan dalam pengambilan data selanjutnya. Tabel 3. Nilai uji validitas atribut bimbingan belajar Atribut r hitung r tabel kesimpulan Kualitas lulusan 0,406 0,361 Valid Nama besar bimbingan belajar 0,333 0,361 Tidak valid Fasilitas fisik 0,692 0,361 Valid Metode pengajaran 0,366 0,361 Valid Kedisiplinan 0,663 0,361 Valid Lingkungan bimbingan belajar 0,832 0,361 Valid Pelayanan 0,696 0,361 Valid Biaya 0,569 0,361 Valid Lokasi bimbingan belajar 0,497 0,361 Valid Pengajar 0,450 0,361 Valid Program yang ditawarkan 0,429 0,361 Valid Evaluasi hasil belajar (Try Out) 0,429 0,361 Valid Sistem perhitungan nilai Try Out 0,677 0,361 Valid Cabang bimbingan belajar yang ada 0,563 0,361 Valid

8 Karakteristik Responden Karakteristik Responden Berdasarkan Asal SMA Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi di Bogor dengan kriteria mereka pernah mengikuti bimbingan belajar. Pada penelitian ini responden berasal dari lima SMA di Bogor yaitu SMAN 5 Bogor, SMAN 6 Bogor, SMAN 7 Bogor, SMA PGRI 3 Bogor dan SMA Plus YPHB Bogor. Penentuan responden di tiap-tiap SMA dilakukan berdasarkan Quota Sampling. Berdasarkan Quota Sampling tersebut tiap-tiap SMA mempunyai Sample Fraction yang digunakan untuk menentukan banyaknya responden yang diambil dari tiap-tiap SMA. Sample Fraction merupakan hasil bagi jumlah populasi kelas tiga di setiap SMA dengan total jumlah siswa kelas tiga dari lima SMA tersebut. Jumlah responden SMAN 5 Bogor sebanyak 25 orang atau 25%, jumlah responden SMAN 6 Bogor sebanyak 24 orang atau 24%, jumlah responden SMAN 7 Bogor sebanyak 24 orang atau 24%, jumlah responden SMA PGRI 3 Bogor sebanyak 14 orang atau 14% dan jumlah responden SMA Plus YPHB Bogor sebanyak 13 orang atau 13%. Jumlah responden dari tiap-tiap SMA dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Persentase responden berdasarkan asal SMA Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Dari 100 orang responden yang diambil dari lima SMA yang ada di Bogor, jumlah responden pria sebanyak 32 orang atau 32%, sedangkan jumlah responden wanita sebanyak 68 orang atau 68% yang dapat dilihat pada Gambar 4.

9 37 Gambar 4. Persentase responden berdasarkan jenis kelamin Karakteristik Responden Berdasarkan Status Sekolah Jumlah responden yang berasal dari SMA negeri sebanyak 73 orang atau 73%, sedangkan jumlah responden yang berasal dari SMA swasta sebanyak 27 orang atau 27% yang dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Persentase responden berdasarkan status sekolah Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Sekolah Jumlah responden yang berasal dari jurusan IPA sebanyak 71 orang atau 71%, sedangkan jumlah responden yang berasal dari jurusan IPS sebanyak 29 orang atau 29% yang dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Persentase responden berdasarkan jurusan sekolah 4.4. Analisis Kesadaran Merek Dalam suatu pemasaran, merek merupakan salah satu hal yang penting dalam menentukan bagaimana suatu produk atau jasa dapat dikenal oleh konsumen. Dalam mengenal suatu merek, konsumen akan mengalami hal yang

10 38 disebut kesadaran merek. Kesadaran merek merupakan bagaimana seorang konsumen dapat mengenal atau mengingat kembali sebuah merek. Kesadaran merek mempunyai empat tingkatan, yaitu Top of Mind (puncak pikiran), Recalled Brand (merek yang dikenal tanpa dibantu mengingatnya), Recognized Brand (merek yang dikenal dengan dibantu mengingatnya) dan Unaware Brand (merek yang tidak dikenal). Top of Mind merupakan satu merek yang mempunyai posisi tertinggi dalam suatu ingatan konsumen. Berdasarkan hasil analisis kesadaran merek, peringkat bimbingan belajar yang paling diingat sampai dengan tidak dikenal dapat dilihat pada Tabel 4, 5, 6 dan 7. Dari 100 responden, 27% responden menyebutkan bimbingan belajar Primagama sebagai bimbingan belajar yang paling diingat, 17% responden menyebutkan bimbingan belajar Ganesha Operation sebagai bimbingan belajar yang paling diingat, 14% responden menyebutkan bimbingan belajar Bintang Pelajar sebagai bimbingan belajar yang paling diingat, 12% responden menyebutkan bimbingan belajar Nurul Fikri sebagai bimbingan belajar yang paling diingat, 3% responden menyebutkan bimbingan belajar BTA 8 sebagai bimbingan belajar yang paling diingat dan 27% responden menyebutkan bimbingan belajar lain selain Primagama, Ganesha Operation, Bintang Pelajar, Nurul Fikri dan BTA 8 sebagai bimbingan belajar yang paling diingat. Tabel 4. Bimbingan belajar yang paling diingat oleh responden Frekuensi bimbingan belajar yang paling diingat Bimbingan belajar Jumlah Persentase Primagama 27 27% Ganesha Operation 17 17% Bintang Pelajar 14 14% Nurul Fikri 12 12% BTA 8 3 3% Lain-lain 27 27% Total %

11 39 Tabel 5. Bimbingan belajar yang dikenal oleh responden tanpa dibantu mengingatnya. Bimbingan belajar Frekuensi bimbingan belajar yang dikenal tanpa Jumlah dibantu mengingatnya Persentase Bintang Pelajar 63 18% Nurul Fikri 58 17% Primagama 58 17% Ganesha Operation 39 11% BTA % Lain-lain % Total % Brand Recall merupakan merek yang diingat oleh responden tanpa dibantu mengingatnya dan diukur dengan responden mengisi pertanyaan Selain bimbingan belajar yang anda sebutkan di atas, bimbingan belajar apa lagi yang anda ingat?. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan jumlah responden yang ingat dengan keberadaaan bimbingan belajar Bintang Pelajar tanpa harus dibantu mengingatnya sebesar 18%, Nurul Fikri 17%, Primagama 17%, Ganesha Operation 11%, BTA 8 4% dan bimbingan belajar lain selain Bintang Pelajar, Nurul Fikri, Primagama, Ganesha Operation dan BTA 8 sebesar 33%. Tabel 6. Bimbingan belajar yang dikenal oleh responden dengan dibantu mengingatnya. Bimbingan belajar Frekuensi bimbingan belajar yang dikenal dengan Jumlah dibantu mengingatnya Persentase Bintang Pelajar 99 24% Primagama 96 23% Nurul Fikri 93 22% Ganesha Operation 86 20% BTA % Total %

12 40 Brand Recognition merupakan merek yang dikenal oleh responden dengan dibantu mengingatnya dan diukur dengan responden memilih merek-merek yang mereka kenal yang telah disediakan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan jumlah responden yang harus diingatkan kembali tentang keberadaan bimbingan belajar Nurul Fikri sebesar 22%, Bintang Pelajar 24%, Primagama 23% dan BTA 8 11%. Responden paling tidak mengenal (Unware Brand) bimbingan belajar BTA 8 sebesar 68%, Ganesha Operation 17%, Nurul Fikri 9%, Primagama 5% dan Bintang Pelajar 1% yang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Bimbingan belajar yang tidak dikenal oleh responden Bimbingan belajar Frekuensi bimbingan belajar yang tidak dikenal Jumlah Persentase BTA 55 68% Ganesha Operation 14 17% Nurul Fikri 7 9% Primagama 4 5% Bintang Pelajar 1 1% Total % 4.5. Analisis Pesaing Nurul Fikri dalam Bimbingan Belajar Analisis pesaing sangat penting dilakukan untuk mengetahui siapa-siapa saja yang menjadi pesaing terdekat dari suatu usaha yang dijalankan, yang akhirnya dapat digunakan untuk menghadapi persaingan yang ada dan bertahan dalam industri tersebut. Analisis pesaing dalam penelitian ini menggunakan analisis Multidimensional Scalling berbasis atribut dengan menggunakan Software SPSS version for windows. Analisis Multidimensional Scalling ini, nantinya akan menghasilkan titiktitik koordinat yang akan diolah untuk menghitung jarak Euclidean yang digunakan untuk mengetahui pesaing terdekat dari suatu usaha, yang dalam penelitian ini, yaitu Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri. Selain menggunakan jarak Euclidean, pesaing terdekat juga dapat diketahui dari perceptual map yang dihasilkan dari analisis Multidimensional Scalling. Untuk mengetahui seberapa baik model Multidimensional Scalling ini, dapat diketahui

13 41 dengan melihat nilai stress dan nilai R-square (RSQ). Dengan prinsip semakin rendah nilai stress, maka semakin baik model Multidimensional Scalling yang dihasilkan dan semakin tinggi nilai RSQ, maka semakin baik model Multidimensional Scalling yang dihasilkan. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan pesaing terdekat dari Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri, yaitu Bintang Pelajar, BTA 8 menjadi pesaing kedua, sedangkan Ganesha Operation dan Primagama berturutturut menjadi pesaing ketiga dan keempat dari Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri, hal ini bisa dilihat pada Tabel 8 dan Gambar 7 merupakan hasil perceptual map dari pesaing Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri. Berdasarkan pengolahan data juga didapatkan nilai stress sebesar 0,123 atau 12,3% yang menunjukkan model ini memiliki goodness of fit yang cukup baik (poor) dan nilai RSQ 0,986 yang lebih besar dari 0,6. Dua hal ini menunjukkan model Multidimensional Scalling yang dihasilkan adalah baik. Tabel 8. Perhitungan Jarak Euclidean dan Peringkat Pesaing Terdekat Bimbel Xa Ya Xb Yb (xb-xa) 2 +(yb-ya) 2 Peringkat NF BP -0,4243 0,8234-0,4814 0,7803 0, PG -0,4243 0,8234-0,5611-1,1567 1, GO -0,4243 0,8234-0,6384-1,0567 1, BTA 8-0,4243 0,8234-2,1593 1,0442 1,7490 2

14 42 Derived Stimulus Configuration Euclidean distance model 2 row 7 1 BTA BP row 8 row 3 Dimension row 11 row 14 row 10 row 13 row 12 GO PG NF row 2 row 6 row 1 row 4 row 9 row Dimension 1 Gambar 7. Peta Persaingan Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri Menggunakan Multidimensional Scalling 4.6. Analisis Positioning Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri Analisis Deskriptif Persepsi Responden Analisis deskriptif mengenai persepsi responden yang dalam hal ini adalah siswa-siswi kelas tiga SMA di Bogor yang pernah mengikuti bimbingan belajar digunakan untuk mengetahui penilaian responden terhadap beberapa bimbingan belajar yang ada di Bogor, seperti Nurul Fikri, Bintang Pelajar, Primagama, Ganesha Operation dan BTA 8. Analisis deskriptif ini akan meringkas informasi yang terkandung dalam data atribut berdasarkan pilihan responden. Penilaian responden ini akan membandingkan satu bimbingan belajar dengan pesaingnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat penilaian responden terhadap Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri dan keempat pesaingnya, yaitu Bintang Pelajar, Primagama, Ganesha Operation dan BTA 8. Analisis ini menggunakan nilai rata-rata yang kemudian diringkas dalam bentuk bar chart agar lebih mudah dan menarik untuk diinterpretasikan.

15 43 Berdasarkan analisis deskriptif persepsi responden dapat diketahui atributatribut yang menjadi keunggulan dan kelemahan Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri maupun pesaingnya, yaitu Bintang Pelajar, Primagama, Ganesha Operation dan BTA 8 yang dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Analisis Deskriptif Persepsi Responden Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang ada pada Gambar 8, terlihat bahwa setiap bimbingan belajar mempunyai keunggulan dan kelemahannya masing-masing, termasuk Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri. Penilaian responden terhadap setiap bimbingan belajar dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Bimbingan dan Konsultasi Belajar (BKB) Nurul Fikri BKB Nurul Fikri dipersepsikan oleh responden sebagai bimbingan belajar yang memiliki biaya yang terjangkau. Hal ini dapat menjadi atribut yang diunggulkan oleh BKB Nurul Fikri. Atribut kualitas lulusan dan kedisiplinan BKB Nurul Fikri dipersepsikan oleh responden masih lebih baik dibandingkan pesaingnya, seperti Primagama, Ganesha Operation dan BTA 8, tetapi masih dibawah Bintang Pelajar.

16 44 Pada atribut evaluasi hasil belajar (Try Out), BKB Nurul Fikri dipersepsikan oleh responden masih lebih lebih baik dibandingkan pesaingnya, seperti Bintang Pelajar, Primagama dan BTA 8, tetapi masih dibawah Ganesha Operation. BKB Nurul Fikri dalam atribut sistem perhitungan nilai Try Out dipersepsikan oleh responden sama baik, seperti Bintang Pelajar dan Primagama, tetapi masih lebih baik dibandingkan BTA 8 dan masih dibawah Ganesha Operation. Atribut fasilitas fisik di BKB Nurul Fikri dipersepsikan oleh responden masih kurang baik dibandingkan pesaing-pesaingnya, hal ini yang bisa menjadi kelemahan dari BKB Nurul Fikri sehingga perlu ditingkatkan agar dapat terus bersaing dengan pesaing-pesaingnya. b. Bimbingan belajar Bintang Pelajar Bimbingan belajar Bintang Pelajar dipersepsikan oleh responden sebagai bimbingan belajar yang unggul dalam hal kualitas lulusan, fasilitas fisik, kedisiplinan dan lingkungan bimbingan belajar yang baik serta lokasi bimbingan belajar yang strategis. Metode pengajaran dan pelayanan bimbingan belajar Bintang Pelajar dipersepsikan oleh responden masih lebih baik dibandingkan Nurul Fikri, Primagama dan BTA 8, tetapi masih dibawah Ganesha Operation. Pada atribut sistem perhitungan nilai Try Out, bimbingan belajar Bintang Pelajar dipersepsikan oleh responden sama baik, seperti Nurul Fikri dan Primagama, tetapi masih lebih baik dibandingkan dengan BTA 8 dan masih di bawah Ganesha Operation. Atribut pengajar bimbingan belajar Bintang Pelajar dipersepsikan oleh responden masih lebih baik dibandingkan pesaingnya, seperti Nurul Fikri dan Primagama, tetapi masih di bawah Ganesha Operation dan BTA 8. Pada atribut program yang ditawarkan dan cabang bimbingan belajar yang ada, bimbingan belajar Bintang Pelajar dipersepsikan oleh responden masih lebih baik dibandingkan pesaingnya, seperti Nurul Fikri, Ganesha Operation dan BTA 8, tetapi masih di bawah Primagama. Bimbingan belajar Bintang Pelajar mempunyai kelemahan diatribut biaya karena menurut persepsi responden biaya di bimbingan belajat Bintang Pelajar kurang terjangkau dibandingkan pesaing-pesaingnya. c. Bimbingan belajar Primagama

17 45 Bimbingan belajar Primagama dipersepsikan oleh responden sebagai bimbingan belajar yang unggul dalam hal program yang ditawarkan lebih beragam dan cabang bimbingan belajar yang banyak. Atribut fasilitas fisik di bimbingan belajar Primagama menurut persepsi responden masih lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya, seperti Nurul Fikri dan Ganesha Operation, tetapi masih di bawah Bintang Pelajar dan BTA 8. Pada atribut lokasi bimbingan belajar, Primagama mempunyai lokasi yang cukup strategis dibandingakan dengan pesaingnya, seperti Nurul Fikri, Ganesha Operation dan BTA 8, tetapi lokasi bimbingan belajar Bintang Pelajar masih lebih strategis. Atribut sistem perhitungan nilai Try Out di bimbingan belajar Primagama dipersepsikan oleh responden sama baik dengan Nurul Fikri dan Bintang Pelajar, tetapi masih lebih baik dibandingkan dengan BTA 8 dan masih di bawah Ganesha Operation. Bimbingan belajar Primagama mempunyai beberapa kelemahan di atribut-atribut, seperti kualitas lulusan, kedisiplinan, lingkungan bimbingan belajar, pelayanan dan pengajar sehingga atribut-atribut ini perlu diperbaiki oleh bimbingan belajar primagama agar dapat terus bersaing dengan pesaing-pesaingnya. d. Bimbingan belajar Ganesha Operation Bimbingan belajar Ganesha Operation dipersepsikan oleh responden sebagai bimbingan belajar yang unggul dalam hal metode pengajaran, pelayanan, evaluasi hasil belajar (Try Out) dan sistem perhitungan nilai Try Out. Pada atribut pengajar, bimbingan belajar Ganesha Operation dipersepsikan oleh responden sama baik dengan pesaingnya BTA 8, tetapi masih lebih baik dibandingkan dengan pesaing lainnya, seperti Nurul Fikri, Bintang Pelajar dan Primagama. Atribut kualitas lulusan bimbingan belajar Ganesha Operation cukup baik dibandingkan dengan pesaingnya, seperti Nurul Fikri, Primagama dan BTA 8, tetapi masih di bawah kualitas lulusan Bintang Pelajar. Bimbingan belajar Ganesha Operation mempunyai kelemahan diatribut lokasi bimbingan belajar. Menurut persepsi responden, lokasi bimbingan belajar Ganesha Operation masih kurang strategis dibandingkan pesaing-pesaingnya. e. Bimbingan belajar BTA 8 Atribut fasilitas fisik di bimbingan belajar BTA 8 dipersepsikan oleh responden sama baik dengan pesaingnya Bintang Pelajar, tetapi masih lebih baik

18 46 dari pesaing-pesaing lainnya, seperti Nurul Fikri, Primagama dan Ganesha Operation. Pada atribut pengajar, bimbingan belajar BTA 8 dipersepsikan oleh responden sama baik dengan pesaingnya Ganesha Operation, tetapi masih lebih baik dibandingkan dengan pesaing-pesaing lainnya, seperti Nurul Fikri, Bintang Pelajar dan Primagama. Atribut lingkungan bimbingan belajar BTA 8 dipersepsikan oleh responden cukup baik dibandingkan pesaingnya, seperti Nurul Fikri, Primagama dan Ganesha Operation, tetapi masih lebih baik lingkungan bimbingan belajar Bintang Pelajar. Bimbingan belajar BTA 8 dipersepsikan oleh responden sebagai bimbingan belajar dengan biaya yang cukup terjangkau dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya, seperti Bintang Pelajar, Primagama dan Ganesaha Operation, tetapi masih lebih terjangkau biaya bimbingan belajar di Nurul Fikri. Bimbingan belajar BTA 8 mempunyai beberapa kelemahan di atribut-atribut, seperti metode pengajaran, pelayanan, evaluasi hasil belajar (Try Out), program yang ditawarkan dan cabang bimbingan belajar yang ada Analisis Biplot Analisis biplot merupakan analisis data statistika deskriptif ganda yang menyajikan pengaruh objek dan peubah dalam peta dua dimensi sehingga data mudah dilihat dan diinterpretasikan. Analisis biplot ini meringkas informasi yang terdapat dalam matriks rataan data atribut produk berdasarkan persepsi responden. Matriks rataan data merupakan matriks yang berisi rataan setiap peubah pada masing-masing objek. Biplot menggambarkan keragaman peubah, hubungan (korelasi) antar peubah, kemiringan relatif antar objek (kedekatan antar objek) dan nilai peubah pada suatu objek. Objek penelitian ini adalah lima bimbingan belajar di Bogor, yaitu Nurul Fikri, Bintang Pelajar, Primagama, Ganesha Operation dan BTA 8. Sedangkan peubahnya adalah 13 atribut bimbingan belajar, yaitu kualitas lulusan, fasilitas fisik, metode pengajaran, kedisiplinan, lingkungan bimbingan belajar, pelayanan, evaluasi hasil belajar (Try Out), sistem perhitungan nilai Try Out, pengajar, biaya, lokasi bimbingan belajar, program yang ditawarkan dan cabang bimbingan belajar yang ada. Matriks rataan dalam analisis biplot akan menjadi input dalam pengolahan data dengan menggunakan program Minitab 15. Output analisis biplot ini berupa

19 47 nilai singular dan keragamannya, rasio skala garis pada biplot, koordinat biplot dan peta dua dimensi biplot, yaitu sumbu x (objek) dan sumbu y (peubah). Analisis biplot adalah upaya menggambarkan suatu ruang berdimensi banyak menjadi gambar di ruang dua dimensi. Biplot yang mampu memberikan informasi sebesar 70 persen dari seluruh informasi dianggap cukup. Besarnya informasi yang terkandung dalam biplot dapat dilihat dari nilai keragamannya. Dua nilai singular pertama pada output biplot menunjukkan keragaman yang diterangkan oleh sumbu x (dimensi 1) dan sumbu y (dimensi 2). Besarnya keragaman yang diterangkan oleh kedua sumbu tersebut dapat dilihat dari persentase keragamannya. Berdasarkan tampilan biplot Gambar 9, keragaman yang diterangkan oleh sumbu x sebesar 72,6%, sedangkan keragaman yang diterangkan oleh sumbu y sebesar 17,3% sehingga secara keseluruhan keragaman yang diterangkan oleh kedua sumbu ini sebesar 89,9%. Hal ini berarti keragaman yang diterangkan oleh kedua sumbu pembentuk biplot persepsi responden ini dianggap baik dalam memberikan informasi yang ada. Pada biplot Gambar 9 dapat dilihat posisi setiap bimbingan belajar yang menempati posisinya masing-masing. Pada gambar tersebut terlihat posisi masing-masing bimbingan belajar saling berdekatan, tetapi posisi kelima bimbingan belajar tersebut terbagi menjadi dua kuadran, yaitu Nurul Fikri, BTA 8 dan Ganesha Operation berada di kuadran IV, sedangkan Primagama dan Bintang Pelajar berada di kuadran I. Hal ini menunjukkan BTA 8 dan Ganesha Operation memiliki kemiripan atau karakteristik yang hampir sama dengan Nurul Fikri. Hubungan (korelasi) antar peubah juga didapat dalam analisis biplot ini. Hubungan (korelasi) antar peubah dijelaskan dengan besarnya sudut yang terbentuk dari dua buah garis atribut. Semakin lancip sudut (< 90 o ) yang terbentuk dari dua buah garis atribut, maka nilai korelasinya semakin besar (korelasi positif), sedangkan semakin tumpul sudut (> 90 o ) yang terbentuk dari dua buah garis atribut, maka nilai korelasinya semakin kecil (korelasi negatif). Dua buah garis atribut yang membentuk sudut siku-siku (90 o ) maka tidak ada korelasi antara kedua atribut tersebut.

20 48 A13 2 Second Component (17.3%) A11 A12 A4 A2 A5 primagama A8 A7 BP A1 GO A6 BTA nurulfikri A9 A3-2 A First Component (72.6%) Gambar 9. Biplot persepsi responden terhadap atribut bimbingan belajar Keterangan: A1 : Kualitas Lulusan A8 : Sistem Perhitungan Nilai Try Out A2 : Fasilitas Fisik A9 : Pengajar A3 : Metode Pengajaran A10 : Biaya A4 : Kedisiplinan A11 : Lokasi Bimbingan Belajar A5 : Lingkungan Bimbingan Belajar A12 : Program yang Ditawarkan A6 : Pelayanan A13 : Cabang Bimbingan Belajar yang ada A7 : Evaluasi Hasil Belajar (Try Out) Pada Gambar 10 terlihat atribut kualitas lulusan (A1) berkorelasi positif dengan atribut metode pengajaran (A3) dan atribut fasilitas fisik (A2) berkorelasi positif dengan atribut sistem perhitungan nilai Try Out (A8). Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik metode pengajaran yang diajarkan, maka semakin baik kualitas lulusan yang dihasilkan dan semakin baik fasilitas fisik yang dimiliki, maka semakin baik sistem perhitungan nilai Try Out yang dihasilkan. Korelasi negatif dicirikan dengan atribut yang memiliki vektor yang berlawanan arah, hal ini terlihat di antara atribut pelayanan (A9) dan cabang

21 49 bimbingan belajar yang ada (A13), pelayanan (A6) dan program yang ditawarkan (A12). Second Component (17.3%) C First Component (72.6%) Gambar 10. Analisis biplot untuk atribut bimbingan belajar Keterangan: 1 : Kualitas Lulusan 8 : Sistem Perhitungan Nilai Try Out 2 : Fasilitas Fisik 9 : Pengajar 3 : Metode Pengajaran 10 : Biaya 4 : Kedisiplinan 11 : Lokasi Bimbingan Belajar 5 : Lingkungan Bimbingan Belajar 12 : Program yang Ditawarkan 6 : Pelayanan 13 : Cabang Bimbingan Belajar yang ada 7 : Evaluasi Hasil Belajar (Try Out) Informasi lain yang didapat pada analisis biplot ini adalah keragaman peubah (atribut) yang digambarkan dari panjang vektor masing-masing atribut. Semakin panjang vektor suatu atribut, maka keragaman atribut tersebut semakin tinggi, begitu juga sebaliknya. Semakin pendek vektor suatu atribut, maka keragaman atribut tersebut semakin kecil. Pada Gambar 10 terlihat atribut biaya (A10) dan atribut cabang bimbingan belajar yang ada (A13) memiliki vektor yang

22 50 lebih panjang dibandingkan vektor atribut-atribut lainnya. Hal ini berarti dua atribut tersebut memiliki keragaman yang lebih besar dibandingkan atribut-atribut lainnya. Nilai keragaman ini menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap dua atribut tersebut lebih beragam dibandingkan persepsi responden terhadap atribut-atribut yang lainnya. Analisis biplot juga menghasilkan nilai peubah pada suatu objek. Hal ini untuk mengetahui suatu objek memiliki keunggulan diatribut apa saja. Suatu objek yang terletak searah atau dekat dengan arah vektor suatu atribut menunjukkan besarnya nilai atribut untuk objek tersebut. Sebaliknya, suatu objek yang terletak berlawanan atau jauh dengan arah vektor suatu atribut menunjukkan rendahnya nilai atribut untuk objek tersebut. Pada Gambar 9 terlihat bimbingan belajar Nurul Fikri posisinya berdekatan dengan atribut lingkungan bimbingan belajar (A5), pelayanan (A6) dan pengajar (A9). Hal ini menunjukkan bimbingan belajar Nurul Fikri mempunyai karakteristik sebagai bimbingan belajar yang memiliki lingkungan bimbingan belajar dan pelayanan yang baik serta pengajar yang berkualitas. Posisi bimbingan belajar Bintang Pelajar berdekatan dengan atribut evaluasi hasil belajar (Try Out) (A7) dan sistem perhitungan nilai Try Out (A8). Hal ini menunjukkan bimbingan belajar Bintang Pelajar mempunyai karakteristik sebagai bimbingan belajar yang memiliki evaluasi hasil belajar (Try Out) yang baik dan sistem perhitungan nilai Try Out yang baik. Posisi bimbingan belajar Primagama berdekatan atribut fasilitas fisik (A2), hal ini menunjukkan bimbingan belajar Primagama mempunyai karakteristik sebagai bimbingan belajar yang memiliki fasilitas fisik yang baik. Posisi bimbingan belajar Ganesha Operation berdekatan atribut metode pengajaran (A3), hal ini menunjukkan bimbingan belajar Ganesha Operation mempunyai karakteristik sebagai bimbingan belajar yang memiliki metode pengajaran yang baik. Posisi bimbingan belajar BTA 8 berdekatan atribut kualitas lulusan (A1), hal ini menunjukkan bimbingan belajar BTA 8 mempunyai karakteristik sebagai bimbingan belajar yang memiliki kualitas lulusan yang baik. Untuk atribut-atribut seperti kedisiplinan (A4), biaya (A10), lokasi bimbingan belajar (A11), program yang ditawarkan (A12) dan cabang bimbingan belajar yang ada (A13) tidak

23 51 dimiliki oleh kelima bimbingan belajar karena vektor kelima atribut tersebut berlawanan dengan posisi kelima bimbingan belajar Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka implikasi manajerial yang dapat direkomendasikan untuk diterapkan pada Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri adalah dari hasil penelitian mengenai posisi Bimbingan dan Konsultasi Belajar (BKB) Nurul Fikri di benak konsumen dalam tingkatan Top of Mind sebesar 12%, Brand Recall 17%, Brand Recognition 22%, Unware Brand 9%. Dari hasil tersebut terlihat posisi BKB Nurul Fikri di benak konsumen kurang baik dibandingkan pesaing-pesaingnya. Oleh karena itu, BKB Nurul Fikri harus melakukan promosi yang besar-besaran dan mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak sekolah serta memperluas jaringan komunikasinya agar siswa-siswi dapat mengenal dan mengingat keberadaan BKB Nurul Fikri dan mau mengikuti bimbingan belajar di BKB Nurul Fikri. Berdasarkan hasil analisis pesaing, bimbingan belajar Primagama merupakan pesaing terdekat dari Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri. Oleh karena itu, BKB Nurul Fikri harus mewaspadai keberadaan bimbingan belajar Primagama dan bimbingan-bimbingan belajar lainnya. BKB Nurul Fikri juga harus terus melakukan inovasi-inovasi dan perbaikan secara terus-menerus agar tetap dapat bersaing dengan bimbingan belajar Primagama yang merupakan pesaing terdekat dari BKB Nurul Fikri dan bimbingan belajar lainnya sehingga BKB Nurul Fikri dapat menjadi bimbingan belajar yang berkualitas dan diminati oleh konsumennya. Berdasarkan hasil analisis positioning, Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri diposisikan sebagai bimbingan belajar yang memiliki lingkungan bimbingan dan pelayanan yang baik serta pengajar yang berkualitas. Sedangkan diatribut-atribut lainnya BKB Nurul Fikri masih cukup kurang kualitasnya sehingga BKB Nurul Fikri harus terus-menerus memperbaiki atribut-atribut tersebut, seperti atribut kualitas lulusan, fasilitas fisik, metode pengajaran, kedisiplinan, evaluasi hasil belajar (Try Out), sistem perhitungan nilai Try Out, biaya, lokasi bimbingan belajar, program yang ditawarkan dan cabang bimbingan belajar yang ada sehingga BKB Nurul Fikri bisa menjadi bimbingan belajar yang

24 52 baik dalam semua aspek yang ada dan dapat terus berkembang menjadi bimbingan belajar yang menghasilkan generasi bangsa yang terbaik.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu pijakan penting dalam kehidupan, baik dalam lingkup kehidupan personal maupun sosial. Hal ini juga disadari sepenuhnya oleh para founding

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Dalam memahami pelajaran di sekolah siswa mungkin saja mengalami kesulitan dalam memahaminya. Hal ini dapat dikarenakan metode pembelajaran

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS POSITIONING BIMBINGAN DAN KONSULTASI BELAJAR NURUL FIKRI BERDASARKAN PERSEPSI SISWA-SISWI SMA DI BOGOR

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS POSITIONING BIMBINGAN DAN KONSULTASI BELAJAR NURUL FIKRI BERDASARKAN PERSEPSI SISWA-SISWI SMA DI BOGOR LAMPIRAN 58 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN ANALISIS POSITIONING BIMBINGAN DAN KONSULTASI BELAJAR NURUL FIKRI BERDASARKAN PERSEPSI SISWA-SISWI SMA DI BOGOR Tanggal Pengisian: No Responden

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Maraknya persaingan industri sampo di Indonesia, membuat perusahaan berlomba-lomba untuk mempromosikan produknya dengan melakukan berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Multidimensional Scaling adalah salah satu teknik analisis multivariat yang bertujuan untuk membentuk pertimbangan atau penilaian pelanggan mengenai kemiripan (similarity)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan sangat penting bagi manusia. Karena melalui pendidikan setiap orang dapat mencapai cita-cita dan tujuan hidupnya. Hal ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Menurut Syamsir (2011), salah satu industri pengolahan minuman yang memiliki prospek yang semakin baik adalah industri yoghurt. Hal ini terkait nilai tambah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan produk pangan semakin meningkat dengan timbulnya berbagai macam produk pangan organik. Permintaan akan produk pangan organik

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dalam penelitian ini, untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota Bogor. Tiap perusahaan akan mengunggulkan

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah

I. Pendahuluan. Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah 1 I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah pengolahan swasta yang bergerak dalam bidang jasa peningkatan dan pengembangan kemampuan

Lebih terperinci

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR. Oleh TUBAGUS M EIDRI H

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR. Oleh TUBAGUS M EIDRI H ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR Oleh TUBAGUS M EIDRI H24104125 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu: pendekatan kualitatif yang berupa eksploratif dan pendekatan kuantitatifyang berupa deskriptif.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bauran promosi di perusahaan snack Ribut di Purwokerto, minat beli konsumen snack Ribut, dan pengaruh pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan agar barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam keadaan seperti

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual English First Bogor adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menggunakan tenaga pengajar penutur asli bahasa Inggris, memiliki jadwal kursus

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas Analisis positioning kacang mete di benak konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dimulai dengan melakukan uji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. membuktikan diri sebagai Bimbingan belajar terbaik dan terbesar di Indonesia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. membuktikan diri sebagai Bimbingan belajar terbaik dan terbesar di Indonesia. 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Ganesha Operation telah menjadi bagian dari sejarah kehidupan masyarakat Indonesia sejak 1984. Sejak saat itu, Ganesha Operation terus

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor 3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor sebagai perusahaan yang bergerak di bidang katering, juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan merupakan suatu hal yang biasa terjadi di dalam dunia bisnis. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Berbeda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan perekonomian, ilmu, dan teknologi yang terjadi di Indonesia, membawa dampak persaingan bagi kehidupan manusia di bidang usaha, baik transportasi,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Visi dan Misi ITS Institut Teknologi Sepuluh Nopember merupakan salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia. Institut Teknologi

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN 17 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki strategi tertentu untuk memenangkan persaingan dalam pasar HP yang mereka hadapi. Persaingan yang ketat membuat perusahaan HP harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Rumah Makan Waroeng Steak & Shake merupakan usaha rumah makan yang sedang berkembang di Kota Bogor. Rumah makan ini baru berdiri pada 25 Mei 2007.

Lebih terperinci

3.1 Kerangka Pemikiran

3.1 Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Kecap banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia saat memasak karena kecap termasuk bumbu pelengkap (condiment) yang memberikan rasa, warna, dan aroma yang khas serta

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAJAR DALAM MEMILIH LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAJAR DALAM MEMILIH LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAJAR DALAM MEMILIH LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA Hartini Prasetyo Wulandari (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IEU Yogyakarta) ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah lanjutan menengah pertama yang memiliki ciri Islam yang dikelola dan dikembangkan di bawah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA A. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Uji Validitas instrumen digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan

Lebih terperinci

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 47 Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi pengumpulan data dan hasil pengolahan data yang dilakukan berdasarkan metodologi yang telah disusun pada Bab 3. 4.1. Data Umum Perusahaan Data yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 33 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah 7-Eleven 7-Eleven adalah jaringan ritel kelas dunia yang berasal dari Texas USA dan berdiri sejak tahun 1927. Tahun 1991, Southland

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian Penelitian ini menggunakan data hasil penyebaran koesioner kepada 100 orang responden calon konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi ini, perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin ketat membuat perusahaan perlu meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. BMI, Tbk memiliki visi, menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual dan dikagumi di pasar rasional. Visi tersebut harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN 28 III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Persaingan dunia usaha semakin ketat dewasa ini, hal itu disebabkan semakin banyaknya pelaku usaha baru yang bermunculan dengan berbagai macam inovasi. Hal itu tentunya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perkreditan motor PT. Summit Oto Finance Cabang Bogor harus bersaing dengan perusahaan perkreditan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan bisnis di sektor pertambangan semakin berkembang. Hal ini menyebabkan PT. Aneka Tambang Tbk membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian Instrumen yang berupa butir-butir pernyataan (kuesioner) yang digunakan untuk mengukur variabel, perlu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan. PT BFI Finance Indonesia Tbk sebagai perusahaan yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung. Samsung merupakan salah satu produk smartphone

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja 20 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir menjelaskan filosofi dari gagasan (ide) riset yang diajukan, sehingga memerlukan suatu model penelitian, yang ditampilkan dalam suatu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR ISI DAFTAR ISI....iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 9 1.4 Manfaat Penelitian... 9 1.5

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Keadaan Internal Kebun Raya Bogor

III. METODOLOGI PENELITIAN. Keadaan Internal Kebun Raya Bogor 29 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Keadaan Internal Kebun Raya Bogor A. Geografi B. Demografi C. Perilaku D. Psikografi Analisis Deskriptif Analisis Cluster berdasarkan AIO Segmentasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Semakin banyaknya usaha restoran yang ada di Bogor menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Dalam persaingan yang ketat ini, Restoran Gurih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk mewujudkan masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan dan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Karakteristik Responden Penulis telah menyebarluaskan kuesioner guna mendapatkan data mengenai karakteristik responden dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil

Lebih terperinci

VISI Menjadi Lembaga Pendidikan Islam Terkemuka di Indonesia dalam rangka mewujudkan Generasi Beriman dan Berilmu pengetahuan.

VISI Menjadi Lembaga Pendidikan Islam Terkemuka di Indonesia dalam rangka mewujudkan Generasi Beriman dan Berilmu pengetahuan. Sentul, 7 Juni 2014 VISI Menjadi Lembaga Pendidikan Islam Terkemuka di Indonesia dalam rangka mewujudkan Generasi Beriman dan Berilmu pengetahuan. MISI Menanamkan aqidah yang benar Membentuk akhlak terpuji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putrinya.

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putrinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.setiap orang berlomba-lomba untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putrinya. Bahkan, banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan lembaga pendidikan di Yogyakarta maupun

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan lembaga pendidikan di Yogyakarta maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan lembaga pendidikan di Yogyakarta maupun di luar Yogyakarta baik swasta maupun negeri, akan menjadikan persaingan sangat ketat.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5 Ruang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Banyaknya perusahaan jasa pengiriman, menyebabkan persaingan diantara perusahaan tersebut semakin meningkat. Hal ini didasari semakin dibutuhkan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Berhubungan dengan materi pelajaran di sekolah sangat

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Berhubungan dengan materi pelajaran di sekolah sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan siswa akan keberadaan bimbingan belajar akhir-akhir ini semakin meningkat. Berhubungan dengan materi pelajaran di sekolah sangat padat dan waktu belajar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan. membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan. membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan manusia berkembang begitu cepat. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini manusia sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey Survey kepuasan dosen dan tenaga kependidikan di Unswagati rutin dilakukan pada setiap tahun, hal ini sesuai dengan prosedur mutu yang telah ditetapkan yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Amarta Multi Corporation. bagi industri. Berdiri di Yogyakarta sejak tahun 2004.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Amarta Multi Corporation. bagi industri. Berdiri di Yogyakarta sejak tahun 2004. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Amarta Multi Corporation Amarta Multi Corporation adalah sebuah perusahaan penyedia jasa pelatihan dan konsultasi Sumber Daya Manusia bagi industri.

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data Penelitian Di dalam sub bab berikut ini akan dijelaskan secara detail mengenai data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini. 3.1.1 Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah agar penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Langkah-langkah dalam

Lebih terperinci

Pengaruh Lembaga Bimbingan Belajar terhadap Pembelajaran Matematika

Pengaruh Lembaga Bimbingan Belajar terhadap Pembelajaran Matematika Pengaruh Lembaga Bimbingan Belajar terhadap Pembelajaran Matematika Bimbingan belajar merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi yang bertujuan untuk memberikan pendidikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan PT XYZ mempunyai visi dan misi yang digunakan untuk pedoman dalam menjalankan mekanisme kerja. Perusahaan PT XYZ mempunyai bagian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

GAMBAR 1.1 LOGO LEMBAGA PENDIDIKAN PRIMAGAMA

GAMBAR 1.1 LOGO LEMBAGA PENDIDIKAN PRIMAGAMA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Primagama Primagama adalah usaha jasa pendidikan luar sekolah yang bergerak di bidang bimbingan belajar, didirikan tahun 1982,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut setiap perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan ilmu Pengetahuan belakangan ini semakin berkembang pesat hal ini dapat dilihat dari munculnya berbagai sekolah baik dari SD, SMP, SMA maupun

Lebih terperinci

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor-

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor- 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor- Faktor Strategi Bauran Pemasaran Jasa yang Memengaruhi Mahasiswa Memilih Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Bimbingan Tridaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Bimbingan Tridaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Sejarah Bimbingan Tridaya Di tengah-tengah persaingan yang tajam dalam industri bimbingan belajar, pada tanggal 19 Juli 1991 Tridaya didirikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.1.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Tingginya persaingan dalam dunia usaha membuat perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. PT Pertamina

Lebih terperinci

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Beras Analisis tingkat kepentingan atribut berguna untuk mengetahui tingkat kecenderungan atribut yang dianggap paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi dan perkembangan jaman, teknologi dan perubahan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi dan perkembangan jaman, teknologi dan perubahan gaya hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar global telah mengakibatkan kondisi persaingan yang sangat tinggi, para pelaku pasar dan produsen dituntut agar dapat bersaing dalam kompetisi ini. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang kekuatan struktur usaha Indonesia. Usaha besar yang jumlahnya sedikit namun menguasai

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 39 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan masuknya trend mengkonsumsi frozen yoghurt sejak tahun 2008 di Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teh merupakan minuman yang digemari oleh semua orang dari berbagai tingkatan umur serta dari berbagai kalangan. Kegemaran masayrakat Indonesia meminum teh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dalam Bab V akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan analisis

BAB V KESIMPULAN. Dalam Bab V akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan analisis BAB V KESIMPULAN Dalam Bab V akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan analisis serta saran yang diberikan atas penelitian Pengaruh Green Marketing terhadap Minat Beli Konsumen pada produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah 1.1.Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN Keberadaan bimbingan belajar di kota-kota besar di Indonesia semakin tahun semakin bertambah jumlahnya. Hal ini menunjukkan bahwa bimbingan belajar sangat diminati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat menciptakan kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat menciptakan kemajuan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat menciptakan kemajuan dan peningkatan kualitas hidup. Mengingat perkembangan jaman dan tantangan kemajuan

Lebih terperinci

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN Rindyah Hanafi Abstract : The purpuse of this study is to examine motivation shopping in traditional market and supermarket

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH PEMULA 3.1 Validitas dan Reliabilitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan belajar siswa/siswi zaman sekarang sangat berbeda pada zaman era tahun 1970-an. Di era zaman tersebut siswa dan guru sangat sejalan didalam bidang pendidikan.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1 1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan yang terjadi di industri makanan khususnya makanan ringan (snack) memang cukup ketat. Banyak perusahaan yang menawarkan produk makanan ringan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 79 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain 1. Brand Recall a. Top of mind awareness BPK Penabur dalam penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang diteliti. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. yang diteliti. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan 9 III. METODE PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data Riset atau penelitian merupakan aktivitas ilmiah yang sistematis, terarah, dan bertujuan. Maka data atau informasi yang dikumpulkan relevan dengan persoalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia,Tbk. Jl. Laks. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia Cabang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT XYZ merupakan perusahaan asuransi multinasional yang memiliki visi, misi serta tujuan yang ingin dicapai. Visi merupakan proyeksi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 21 Bandung bertempat di Jl. Rancasawo Ciwastra Bandung 40286

Lebih terperinci