BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah
|
|
- Farida Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1.1.Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN Keberadaan bimbingan belajar di kota-kota besar di Indonesia semakin tahun semakin bertambah jumlahnya. Hal ini menunjukkan bahwa bimbingan belajar sangat diminati dan dipercaya oleh masyarakat. Sebagian besar siswa, khususnya siswa sekolah menengah atas di kota-kota besar di Indonesia, mengikuti kegiatan bimbingan belajar yang sifatnya nonformal diluar kegiatan pembelajaran yang diikuti di sekolah (Soemantoro, 2009:45). Nia (18) salah satu siswa SMA Swasta di Semarang mengikuti kegiatan bimbingan belajar di Primagama Cabang Semarang. Nia mengatakan, mengikuti bimbingan belajar karena merasa bekal dari sekolah tidak cukup kalau hanya mengandalkan materi dari guru ( Shahifah Azura M salah satu siswa SMAN 15 Medan mengikuti bimbingan belajar di BT/BTS Bima Medan. Shahifah mengakui bahwa dengan mengikuti bimbingan belajar dirinya lebih giat belajar dan secara psikologis merasa ujian nasional tidak begitu sulit seperti yang dibayangkan ( Kevin (18), siswa dari SMA 1 Padang yang bimbel di Ganesha Operation Jalan Ratulangi Padang, walaupun sudah tiga tahun belajar di SMA 1 Padang yang notabene SMA terbaik se-kota Padang yang kualitasnya tak diragukan lagi, ia mengaku masih harus mendapat tambahan ilmu lebih banyak lagi. Mengikuti bimbel menurutnya bukanlah karena tidak percaya diri mengikuti SBMPTN, melainkan untuk memperbanyak ilmu yang sudah ada ( Kesulitan belajar banyak dikeluhkan oleh orang tua dan pendidik dewasa ini. Menyikapi kesulitan itu, banyak orang tua yang akhirnya mengambil jalan keluar dengan menambah jam belajar anak seusai sekolah. Pengamatan sementara peneliti di lapangan menunjukkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi siswa mengikuti bimbingan belajar nonformal antara lain adanya kebutuhan siswa untuk mendapatkan tambahan dan pengulangan materi pelajaran secara lebih terarah seusai sekolah, adanya rasa ketidakpercayaan siswa terhadap kemampuan guru di sekolah, adanya opini di kalangan siswa dan orang tua siswa bahwa bimbingan belajar 1
2 2 merupakan lembaga yang profesional untuk menjadikan siswa berprestasi di sekolah serta mampu mempersiapkan siswa-siswi masuk perguruan tinggi, pendidik di tempat bimbingan belajar nonformal dirasa lebih komunikatif dan mahir dalam menyampaikan materi sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran yang diajarkan. Bimbingan belajar juga dirasa sangat membantu siswa dalam belajar karena menyediakan waktu tambahan untuk bertanya dan berdiskusi mengenai pelajaran yang belum dimengerti di sekolah. Kegiatan bimbingan belajar mengarahkan siswa untuk berpikir lebih aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di dalam bimbingan belajar, siswa diajarkan cara sederhana yang dapat mempersingkat waktu dalam menjawab soal-soal ujian yang akan dihadapi siswa, selain itu bimbingan belajar juga dianggap mampu memberi motivasi belajar kepada siswa sehingga siswa dapat berprestasi di sekolahnya, dan dengan kata lain bimbingan belajar dianggap merupakan problem solving bagi siswa. Sekolah sebagai institusi pendidikan formal dan bimbingan belajar sebagai institusi pendidikan nonformal merupakan dua lembaga yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama yakni memberikan pendidikan kepada siswa. Sebagian besar siswa merasa tidak puas dengan kondisi pembelajaran di sekolah dan memutuskan untuk mengikuti bimbingan belajar nonformal sebagai alternatif pembelajaran diluar waktu belajar mereka di sekolah. Kegiatan belajar yang sifatnya nonformal seperti bimbingan belajar dirasa dapat menyediakan waktu lebih untuk bertanya dan berdiskusi mengenai materi pelajaran yang dirasa masih membingungkan siswa. Di dalam bimbingan belajar, secara tidak langsung siswa telah mengalami dua proses belajar yang saling melengkapi dan memungkinkan terjadinya pengulangan materi pelajaran secara lebih rinci dibandingkan apabila mereka belajar sendiri di rumah. Banyak dari siswa beranggapan bahwa bimbingan belajar sangat penting untuk mengasah kemampuan siswa dalam menghadapi soal-soal ujian, memperdalam materi yang telah diterima di sekolah, sekaligus memberikan materi tambahan yang tidak diterima di sekolah. Bimbingan belajar dianggap mampu menyediakan aktivitas pendidikan yang memenuhi kebutuhan dan kepentingan yang tidak dapat dipenuhi oleh sekolah formal untuk dapat memenuhi tuntutan kurikulum. Hal ini juga tidak
3 3 terlepas dari peran guru-guru atau para pendidik dalam mendidik dan menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Pendidik memiliki kedudukan yang penting dalam keberhasilan siswa memahami materi pelajaran yang disampaikan. Dalam dunia pendidikan, pendidik berperan sebagai komunikator atau pihak penyampai pesan. Meskipun pada prosesnya komunikasi yang terjalin adalah komunikasi dua arah dimana antara komunikator dan komunikan dapat saling bertukar peran, pendidik sebagai komunikator tetap memiliki tugas dan tanggung jawab utama yaitu mendidik dan membantu peserta didik untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Agar proses pengajaran dapat terlaksana dengan baik, maka salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah karakter dari komunikator dalam hal ini pendidik yang memiliki kredibilitas sehingga dapat menimbulkan minat dan memotivasi siswa dalam proses belajar. Karakter komunikator sangat penting dalam mempengaruhi komunikannya, Aristoteles pernah menulis: persuasi tercapai karena karakteristik personal pembicara, yang ketika ia menyampaikan pembicaraannya kita menganggapnya dapat dipercaya. Kita lebih penuh dan lebih cepat percaya pada orangorang baik daripada orang lain. Aristoteles menyebut karakter komunikator ini sebagai ethos yang terdiri dari pikiran baik, akhlak yang baik, dan maksud yang baik. Hovland dan Weiss kemudian menyebut ethos ini sebagai credibility (kredibilitas) yang terdiri dari beberapa unsur yaitu expertise (keahlian), trustworthiness (dapat dipercaya), daya tarik (attractiveness), dynamism (dinamisme), sociability (sosiabilitas), co-orientation (koorientasi), dan kharisma (dalam Rakhmat, 2005:255). Kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki komunikator sehingga diterima atau diikuti oleh komunikan. Kredibilitas berkaitan dengan masalah persepsi, dimana kredibilitas dapat berubah bergantung pada pelaku persepsi (komunikan), topik yang dibahas, dan situasi. Lebih jauh James McCroskey (dalam Cangara, 2004:88) menjelaskan bahwa kredibilitas seorang komunikator dapat bersumber dari kompetensi (competence), sikap (character), tujuan (intention), kepribadian (personality), dan dinamika (dynamism). Kompetensi ialah penguasaan yang dimiliki komunikator pada masalah yang dibahasnya; sikap
4 4 menunjukkan pribadi komunikator apakah ia tegar atau toleran dalam prinsip; tujuan menunjukkan apakah hal-hal yang disampaikan itu punya maksud yang baik atau tidak; kepribadian menunjukkan apakah pembicara memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat; sedangkan dinamika menunjukkan apakah hal yang disampaikan itu menarik atau sebaliknya justru membosankan. Ketika seseorang berkomunikasi maka ada satu hal yang selalu terjadi, yaitu ia akan melihat orang lain atau situasi yang tengah dihadapinya berdasarkan perspektif yang dimilikinya sebagai penyampai pesan (komunikator). Beberapa pertanyaan penting terkait dengan kredibilitas komunikator adalah siapakah saya sebagai komunikator? Kemampuan apa yang saya miliki untuk berkomunikasi? Apa yang membedakan saya dengan komunikator lainnya? Bagaimana orang lain menilai tingkah laku saya? Bagaimana saya harus menyesuaikan diri dari satu situasi kepada situasi lainnya? (Morrisan dan Wardhany, 2009:48). Komunikator merupakan pihak yang mengirim pesan kepada khalayak atau komunikan. Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan komunikator sebagai sumber pembuat atau pengirim informasi. Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Ketika komunikator berkomunikasi, yang berpengaruh bukan saja apa yang ia katakan, tetapi juga keadaan dia sendiri. Untuk itu, seorang komunikator harus terampil berkomunikasi dan mengenal dirinya sendiri. Suatu hal yang sering dilupakan oleh komunikator sebelum memulai aktivitas komunikasinya ialah bercermin pada dirinya apakah syarat-syarat yang harus dimiliki seorang komunikator yang handal telah terpenuhi atau belum. Komunikasi yang dilakukan tanpa mengena sasaran, maka yang akan disalahkan adalah komunikatornya (Cangara, 2004:81). Komunikator adalah pengambil inisiatif terjadinya suatu proses komunikasi. Sebagai seorang komunikator di bidang pendidikan, pendidik atau pengajar harus mengetahui lebih awal tentang kesiapan dirinya, pesan yang ingin disampaikan, media yang akan digunakan, hambatan yang mungkin ditemui, serta komunikan yang akan menerima pesannya yang dalam hal ini adalah siswa, sehingga akan timbul kepercayaan siswa terhadap pendidik.
5 5 Pendidikan dipahami sebagai aktivitas komunikasi yang digunakan untuk meningkatkan taraf hidup manusia dimana dalam prosesnya melibatkan dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar atau pendidik sebagai komunikator dan siswa atau peserta didik sebagai komunikan. Pada umumnya pendidikan berlangsung secara terencana di dalam kelas serta hanya dikaitkan dengan institusi formal bernama sekolah. Sesuai dengan perkembangan zaman di segala bidang, sekolah menuntut peningkatan sumber daya manusia (SDM) siswa agar mempunyai kompetensi yang cukup sebagai bekal kehidupan dan tuntutan kerja di masa mendatang. Demi memenuhi tuntutan kompetensi tersebut, sekolah menerapkan berbagai kurikulum yang membuat siswa harus memiliki waktu belajar yang maksimal dan benar. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang sistematis, yang tiap komponennya sangat menentukan keberhasilan belajar anak didik. Sebagai suatu sistem, proses belajar itu saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan sistem disini adalah untuk menimbulkan belajar atau learning dengan komponen-komponen belajarnya, yaitu anak didik (siswa), pendidik (guru), materi pengajaran, dan lingkungan pengajaran. Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang diberikan di sekolah dengan tujuan agar siswa berhasil dalam bidang pendidikan dan pada akhirnya siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan (TPIP, 2007:138). Meskipun demikian, pada kenyataannya kemampuan belajar pada setiap individu siswa tidak sama; ada yang cepat dan ada yang lambat menangkap isi pelajaran. Karena alasan inilah, peran lembaga pendidikan nonformal dirasa sangat perlu untuk memberikan bimbingan belajar tambahan kepada siswa. Adanya kesadaran dari peserta didik akan pentingnya pendidikan juga mendorong siswa memutuskan untuk menimba ilmu di bawah naungan institusi pendidikan nonformal seperti lembaga bimbingan belajar diluar kegiatan belajar mengajar yang telah diikuti di sekolah. Bimbingan belajar diyakini dapat membantu siswa dalam mengulang pelajaran yang diberikan di sekolah, mungkin dengan cara lain atau bahasa lain, sehingga anak dapat mengerti lebih jelas serta dapat memberikan materi latihan yang lebih banyak dan bervariatif untuk membantu siswa memahami konsep, sehingga lebih hafal atau menjadi lebih bisa. Pada dasarnya
6 6 sekolah dan tempat bimbingan belajar adalah pranata interaksionisme, tempat berinteraksi dan saling mempengaruhi diantara insan-insan yang terdiri atas pendidik dan siswa, berlangsung secara terarah serta dalam suasana ilmu pengetahuan. Kebutuhan siswa akan pendidikan yang maksimal menuntut para pendidik untuk memiliki keterampilan dalam mendidik. Dengan memiliki keterampilan mendidik, pendidik dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas kompetensi siswa. Keberhasilan pendidik dalam mendidik siswanya selain ditentukan oleh kemampuan pendidik itu sendiri dalam mengembangkan interaksi edukatif yang kondusif, juga dipengaruhi oleh kredibilitas sebagai perwujudan dari kompetensi dan profesionalitas yang dimilikinya. Bimbingan belajar Ganesha Operation merupakan salah satu lembaga bimbingan belajar yang terbesar yang telah berkembang dan menyebar di seluruh kota-kota besar di Indonesia. Keberadaan lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation di Kota Medan merupakan salah satu lembaga bimbingan belajar tertua di Kota Medan dan telah memiliki banyak cabang yang tersebar hampir di beberapa kecamatan besar di Kota Medan. Mengusung pelayanan proses pengajaran yang santai dengan metode-metode pembelajaran yang menyenangkan, fasilitas yang memadai, serta tentor lulusan PTN yang ramah, Ganesha Operation telah dipercaya oleh masyarakat sebagai bimbingan belajar terbaik dan terbesar di Indonesia dengan jumlah lulusan siswa di PTN melalui jalur SBMPTN sebanyak orang pada tahun 2013 lalu ( Alasan peneliti kemudian memutuskan melakukan penelitian terhadap siswa SMA Swasta Santo Thomas 2 Medan adalah berdasarkan data jumlah siswa yang telah diperoleh peneliti dari lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation, ada 48 siswa kelas 12 SMA Santo Thomas 2 Medan yang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan. SMA Santo Thomas 2 Medan merupakan salah satu institusi pendidikan yang memiliki akreditasi A dan merupakan salah satu sekolah unggulan Katolik di Kota Medan. Sebagai institusi pendidikan yang sama-sama memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan agar siswa memiliki kompetensi yang cukup, bimbingan belajar Ganesha Operation Medan dan Sekolah SMA Swasta Santo Thomas 2
7 7 Medan sudah selayaknya memiliki pendidik yang benar-benar memiliki kredibilitas. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk menganalisis bagaimana kredibilitas pendidik lembaga institusi pendidikan formal dan nonformal di mata siswa kelas 12 SMA Santo Thomas 2 Medan yang Mengikuti Bimbingan Belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan. 1.2.Fokus Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan, peneliti merumuskan bahwa fokus masalah yang akan diteliti adalah bagaimanakah kredibilitas pendidik institusi pendidikan formal dan nonformal di mata siswa kelas 12 SMA Santo Thomas 2 Medan yang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan? 1.3.Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan agar penelitian lebih fokus terhadap permasalahan yang sedang diteliti, maka perlu dibuat pembatasan permasalahan sebagai berikut. 1.) Ruang lingkup penelitan ini mencakup beberapa siswa kelas 12 SMA Santo Thomas 2 Medan yang mengikuti kegiatan belajar nonformal di bimbingan belajar Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan, beberapa pendidik di SMA Santo Thomas 2 Medan, dan beberapa pendidik di bimbingan belajar Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan. 2.) Penelitian ini hanya difokuskan kepada kredibilitas pendidik institusi pendidikan formal dan kredibilitas pendidik institusi pendidikan nonformal. 1.4.Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kredibilitas pendidik pada institusi pendidikan formal dan nonformal di mata siswa kelas 12 SMA Santo Thomas 2 Medan yang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan. 2. Untuk membandingkan aspek kredibilitas pendidik di institusi pendidikan formal dan pendidik di institusi pendidikan nonformal di mata siswa kelas 12
8 8 SMA Santo Thomas 2 Medan yang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan. 1.5.Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian tersebut dapat diungkapkan bahwa penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran, saran, dan bahan pertimbangan terkait perkembangan dan kemajuan ilmu komunikasi khususnya perkembangan public speaking dalam dunia pendidikan, memberikan kontribusi positif dalam menambah pengetahuan dan pengamalan ilmu mahasiswa di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, serta dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian serupa di masa yang akan datang. 2. Secara teoritis, melalui penelitian ini peneliti berkesempatan untuk menerapkan segenap ilmu pengetahuan yang diperoleh selama berada di bangku perkuliahan sekaligus menambah wawasan peneliti secara khusus mengenai kredibilitas pendidik di mata peserta didik. 3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan pandangan serta masukan bagi para pendidik khususnya dalam hal ini guru institusi pendidikan formal maupun nonformal dalam mendidik.
KREDIBILITAS PENDIDIK INSTITUSI PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL DI MATA SISWA
KREDIBILITAS PENDIDIK INSTITUSI PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL DI MATA SISWA (Kredibilitas Pendidik Institusi Pendidikan Formal dan Nonformal di Mata Siswa Kelas 12 SMA Santo Thomas 2 Medan yang Mengikuti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Perspektif/Paradigma Kajian Setiap penelitian memerlukan paradigma teori dan model teori sebagai dasar dalam menyusun kerangka pemikiran. Paradigma adalah pandangan dalam kepercayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyiar radio, presenter TV, negosiator dan masih banyak lagi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi tak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia selamanya, komunikasi digunakan sebagai media penyampaian pesan dari individu ke individu maupun kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam proses belajar mengajar aspek motivasi sangat penting, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan mahasiswa. Motivasi dapat mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masyarakat saat ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar bangsa dalam berbagai bidang kehidupan. Guna
Lebih terperinciPengaruh Lembaga Bimbingan Belajar terhadap Pembelajaran Matematika
Pengaruh Lembaga Bimbingan Belajar terhadap Pembelajaran Matematika Bimbingan belajar merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi yang bertujuan untuk memberikan pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan maka bangsa Indonesia diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual,
Lebih terperincipendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses perubahan yang dialami oleh seseorang dalam bentuk pembelajaran atau pelatihan dan perubahan itu meliputi pemikiran (kognitif),
Lebih terperinciHuman Relations. Memahami Konsep Dasar Komunikasi dalam Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi
Human Relations Modul ke: Memahami Konsep Dasar Komunikasi dalam Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Inti Aktivitas Human Relations
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian keseluruhan dalam pembangunan. Perkembangan dan meningkatnya kemampuan siswa selalu muncul bersamaan dengan situasi dan kondisi lingkungan,
Lebih terperinciKREDIBILITAS PENDIDIK INSTITUSI PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL DI MATA SISWA
KREDIBILITAS PENDIDIK INSTITUSI PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL DI MATA SISWA (Studi Kasus Kredibilitas Pendidik Institusi Pendidikan Formal dan Nonformal di Mata Siswa SMA Kelas 12 Santo Thomas 2 Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan dari hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestasi belajar merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan dari hasil belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam kurun waktu tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan kualitasnya. Lahirnya Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai kriteria minimal sistem pendidikan
Lebih terperincibudaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana yang sangat penting dalam pembangunan nasional, karena dengan pendidikan dapat menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang mampu
Lebih terperinciKEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI
Dewi Ma rufah H 0106006 KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena segala pengetahuan yang dimiliki manusia merupakan faktor yang diperoleh dari dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang paling penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang paling penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur, dan sejahtera. Upaya peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga sang manusia menutup mata untuk yang terakhir kalinya. Kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan suatu dasar yang penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Karena komunikasi sendiri sebenarnya sudah berlangsung sejak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Multidimensional Scaling adalah salah satu teknik analisis multivariat yang bertujuan untuk membentuk pertimbangan atau penilaian pelanggan mengenai kemiripan (similarity)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya
1 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Dengan pendidikan yang bermutu kita bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah komunikasi dalam konteks pedagogi adalah hal yang penting karena ketika proses pembelajaran berlangsung didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu Negara terbesar didunia yang termasuk kategori Negara berkembang yang saat ini menempatkan pendidikan sebagai fondasi dan atau penunjang
Lebih terperinci2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir, serta keterampilan ekspresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan manusia lainnya. Ketika seorang anak masuk dalam lingkungan sekolah, maka anak berperan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia dalam memperoleh bekal dalam kehidupan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menghadapkan kita pada tuntutan akan pentingnya suatu kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi pendidikan yang dimiliki.
Lebih terperinciPSIKOLOGI KOMUNIKATOR. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.
PSIKOLOGI KOMUNIKATOR Tine A. Wulandari, M.I.Kom. He doesn t communicate what he says, he communicate what he is.. Ketika komunikator berkomunikasi, yang berpengaruh bukan saja apa yang ia katakan, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masuknya budaya asing di Indonesia membuat masyarakat melupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman, era globalisasi semakin berkembang, terutama di Negara kita Indonesia. Dengan berkembangnya era globalisasi, masuknya budaya asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berlangsung dalam berbagai bentuk kegiatan, berbagai bentuk tindakan, dan berbagai peristiwa. Pendidikan berlangsung di berbagai tempat dan lingkungan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diselenggarakan dalam tiga jenis; pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal adalah kegiatan
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah memiliki keunggulan dan berkualitas adalah dambaan bagi guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. Sebagai kepala sekolah sudah
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Muhadharah 1. Definisi muhadharah. Muhadharah berasal dari bahasa Arab, yaitu Muhadharah dan bentuk jamaknya yaitu Muhadharatan yang artinya kuliah, pidato. 1 Muhadharah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan dalam komunikasi lisan. Apabila
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sumber daya manusia berhubungan dengan upaya peningkatan disemua lembaga pendidikan. Untuk itu diperlukan upaya pengkajian semua unsur pada dunia pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menyiapkan manusia agar mampu memiliki daya saing, pendidikan merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan dan dikaji secara penuh. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya. Keberhasilan pembangunan tidak lagi diukur dari
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 5 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan di negara tersebut semakin maju. Bidang pendidikan memegang
BAB I PENDAHULUAN!.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu negera dapat dilihat dari kualitas pendidikan di negera tersebut. Karena semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara maka pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Definisi pendidikan menurut Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan pokok Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945. Untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar erat kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan. Pendidikan pada
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar erat kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal pikiran. Pendidikan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting pada zaman sekarang ini. Tanpa adanya pendidikan suatu bangsa dan negara tentunya akan sangat tertinggal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak lepas dari pendidikan. Untuk menghadapi tantangan IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia khususnya pembelajaran matematika harus. informasi, serta kemampuan memecahkan masalah.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi menghantarkan suasana kehidupan semakin rumit, cepat berubah, dan sulit diprediksi. Kondisi ini membawa dampak persaingan yang sangat ketat untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik melalui lambang-lambang isyarat (nonverbal), lisan (verbal), maupun tulisan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu mentransformasikan nilai-nilai, pengetahuan, teknologi, dan keterampilan. Dalam hal ini, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, non formal maupun informal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam penelitian pendidikan, hasil belajar menjadi isu yang memiliki daya tarik untuk diteliti. Hasil belajar yang menjadi soroton dari semua jenjang sekolah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu negara ditentukan oleh masyarakatnya karena produk dari pendidikan itu sendiri adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses budaya, sehingga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan gerbang untuk membentuk karakter masyarakat yang dapat bersifat formal maupun non-formal. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, hasil belajar merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses kegiatan belajar mengajar, hasil belajar merupakan parameter penting untuk mengukur seberapa besar keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tekhnologi sangat besar. Semua dapat dilihat dalam fenomena kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Faktor pendidikan adalah hal yang penting didalam era globalisasi seperti sekarang, kemajuan suatu bangsa tidak lepas dari mutu pendidikan di negara tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pengajian. Kemudian karakteristik pemirsa acara Islam itu Indah yaitu laki-laki,
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Karakteristik pemirsa yang menonton acara dakwah di televisi yaitu lakilaki, berusia di atas 50 tahun, berpendidikan tinggi, berprofesi pegawai swasta, PNS, atau wiraswasta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan manusia. Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang berkualitas dan merupakan makhluk seutuhnya. Makhluk yang seutuhnya adalah mereka yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat universal, terdapat dimana saja dan kapan saja dalam kehidupan masyarakat manusia. Pendidikan harus selalu progresif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu mengembangkan perubahan tingkah laku pada siswa. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan manusia pada umumnya. Pendidikan sendiri merupakan suatu agenda wajib yang mesti dilaksanakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa diawali dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting bagi setiap bangsa demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara yang sedang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. dapat menyampaikan pesan yang dimengerti oleh komunikan.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu faktor yang sangat mendukung di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Komunikasi tidak hanya dijadikan sebagai sarana pertukaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan jaman yang semakin maju dibidang ilmu maupun teknologi akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi tentunya menjadi suatu proses yang sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan suatu bangsa di masa yang akan datang sangat tergantung
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa di masa yang akan datang sangat tergantung pada mutu pendidikan generasi muda saat ini termasuk kemajuan ekonomi Islam. Perbankan islam adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebagai proses pemberian bimbingan terhadap anak oleh orang dewasa dengan sengaja untuk mempengaruhi potensi anak agar mencapai kedewasaan.
Lebih terperinciPustakawan sebagai komunikator dalam layanan referensi perpustakaan. Syukrinur
Pustakawan sebagai komunikator dalam layanan referensi perpustakaan Syukrinur Abstract This article discusses about the This article is titled librarian as a communicator in library reference service.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan tanggung jawab utama pendidikan tinggi adalah menyiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik untuk siap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tidak terlepas dari ilmu pengetahuan dan teknologi, sastra,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah. Proses belajar ini merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dan masyarakat belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki kemampuan berbahasa telah memungkinkan manusia memikirkan suatu masalah secara terus-menerus. Dengan bahasa, manusia dapat mengkomunikasikan apa yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan pembangunan suatu bangsa guna meningkatkan daya saing terhadap tantangan kemajuan zaman saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang yang meningkat pula, khususnya dalam penguasaan bahasa. Oleh karena itu, penguasaan kemampuan berbahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah aktivitas manusia berkomunikasi timbul sejak manusia diciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah aktivitas manusia berkomunikasi timbul sejak manusia diciptakan di dunia ini. Manusia tidak bisa terlepas dari interaksi dengan manusia lain untuk melangsungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari peningkatan kualitas dan mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuan secara optimal agar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dijadikan sebagai perhatian utama disetiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.
I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Penurunan kinerja karyawan akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir ini, kecerdasan emosional menjadi bahan pembicaraan yang semakin hangat diperbincangkan. Dalam berbagai teori, kecerdasan emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang baik adalah investasi jangka panjang suatu negara. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu tujuan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting yaitu untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perkembangan negara di
Lebih terperinci