APLIKASI MANAJEMEN PENGETAHUAN SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN KEPUTUSAN UKM (Studi kasus: UKM Kerajinan Batik binaan PT. Semen Indonesia,Tbk)
|
|
- Siska Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 APLIKASI MANAJEMEN PENGETAHUAN SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN KEPUTUSAN UKM (Studi kasus: UKM Kerajinan Batik binaan PT. Semen Indonesia,Tbk) Oki Anita Candra Dewi 1*, Kuntum Khoiro Ummatin 2, Andhika Eko Prasetyo 3 Manajemen Rekayasa, Sekolah Tinggi Manajemen Semen Indonesia, Gresik, Indonesia, 1,2,3* okianita@gmail.com Abstrak Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan usaha yang bergerak dalam berbagai kegiatan yang menyentuh kepentingan masyarakat. UKM dengan mengeksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia memiliki prospek yang baik dan potensi besar untuk mengembangkan dan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat dan pemerintah. Namun, UKM di Indonesia belum dioptimalkan sepenuhnya. UKM masih banyak menghadapi kendala dan permasalahan. Beberapa kelemahan tersebut terletak pada kemampuan UKM dalam mendapatkan pasar, daya saing produk yang lemah terhadap pesaing serta kurangnya aplikasi teknologi informasi sehingga menghasilkan respon yang cukup lambat. UKM akan terus eksis dan berkembang jika selalu menggunakan informasi dan pengalaman dalam menciptakan kompetensinya. Oleh karena itu, fokus pada penelitian ini adalah bagaimana menyusun strategi pemberdayaan UKM dalam menangani produk unggulan melalui manajemen pengetahuan (knowledge management) sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan segala keputusan. UKM yang diteliti adalah UKM binaan PT. Semen Indonesia, Tbk yang menangani kerajinan tangan di Jawa Timur. Pada penelitian ini, aplikasi manajemen pengetahuan diterapkan pada microsoft office excel dengan tampilan sederhana sehingga lebih mudah diterapkan oleh UKM yang diteliti. Kata Kunci: Knowledge Management, UKM, Kerajinan Tangan, Microsoft Office Excel. 1. Pendahuluan Manajemen Pengetahuan biasa dikenal dengan istilah knowledge ataupun knowledge management. Menurut Alavi and Leidner (2001) manajemen pengetahuan merupakan proses menciptakan suatu nilai dari aset organisasi yang tidak berwujud. Hal ini dapat diartikan bahwa pada dasarnya knowledge management berhubungan dengan seberapa bagus pengetahuan dapat ditingkatkan baik pengetahuan internal maupun eksternal. Menurut King and Zeithalm (2003) knowledge telah dikenal sebagai komponen informasi yang sangat penting dari keunggulan kompetitif dan nilai kreativitas. Secara garis besar knowledge merupakan faktor penentu dari sebuah organisasi untuk menjadi lebih baik dengan komponenkomponen informasi yang perlu dikelola dengan sangat hati-hati. Apabila knowledge tersebut dikelola dengan efektif dan efisien maka akan terjadi suatu konversi pengetahuan dari yang tak terlihat menjadi tampak sangat jelas melalui sosialisasi, internalisasi, eksternalisasi, dan kombinasi. Sebuah organisasi ataupun masyarakat yang menggunakan knowledge secara bersama-sama dapat melakukan kerjasama dengan baik sehingga mampu terwujud dalam praktek-praktek yang melibatkan semua anggotanya. Jawa Timur adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur dikenal sebagai pusat kawasan timur Indonesia yang memiliki tingkat perekonomian yang cukup tinggi karena Jawa Timur memiliki sejumlah industri besar, kawasan industri, pertambangan dan energi, kawasan pertanian, pariwisata serta sentra industri kecil atau usaha kecil menengah (UKM) yang tersebar dibeberapa wilayah di Jawa Timur.
2 Pada saat ini, Jawa Timur menjadi barometer Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia karena memiliki potensi yang cukup besar sebagai penggerak perekonomian masyarakat. Menurut Diskominfo Provinsi Jawa Timur (2009), jumlah UMKM di Jawa Timur sebesar 4,2 Juta. Sekitar 85% adalah usaha mikro, 10% merupakan usaha kecil, 3% usaha menengah, dan 2% termasuk dalam usaha besar. Sentra usaha kecil atau UKM adalah pelaku bisnis yang bergerak pada berbagai bidang usaha yang menyentuh kepentingan masyarakat. UKM dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia setempat, memiliki prospek yang cukup baik dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan serta mendatangkan pendapatan bagi masyarakat maupun pemerintah. Hal ini karena UKM di Indonesia terbukti mampu bertahan dan eksis meskipun krisis ekonomi melanda negara ini sejak tahun 1997 dan tidak ada yang mengalami kebangrutan, bahkan turut berperan dalam pemulihan ekonomi bangsa karena kemampuannya memberikan sumbangan yang cukup signifikan pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 53% pada tahun 2009 yaitu mencapai triliun Rupiah (Dep. Koperasi dan UKM 2010). Namun, UKM di Indonesia khususnya Jawa Timur belum sepenuhnya optimal. Masih banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi UKM. Kelemahan UKM terletak pada kemampuan dalam menembus pasar, lemahnya daya saing produk terhadap kompetitornya dan teknologi informasi yang kurang memadai sehingga menghasilkan respon yang cukup lambat. Pemberdayaan UKM dalam menangani produk unggulan dan meningkatkan daya saing UKM bergantung pada keefektifan pengelolaan pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi diciptakan dari knowledge perorangan yang kemudian dikelola menjadi knowledge UKM sehingga menjadi aset UKM. Suatu UKM akan terus eksis dan berkembang apabila selalu menggunakan informasi atau pengalaman tersebut dalam menciptakan kompetensinya. Oleh karena itu, fokus pada penelitian ini adalah bagaimana menyusun strategi pemberdayaan UKM dalam menangani produk unggulan dan pengembangan ekonomi masyarakat lokal melalui manajemen pengetahuan (knowledge management) sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan segala keputusan. UKM yang difokuskan adalah UKM kerajinan tangan Batik. 2. Literatur Review Strategi organisasi pada dasarnya mengelola knowledge yang terbagi atas dua ekstrim yaitu strategi kodifikasi (codification strategy) dan strategi personalisasi (personalization strategy), (Hansen, Nohria dan Tierney 1999). Strategi modifikasi adalah apabila pengetahuan diterjemahkan dalam bentuk eksplisit secara berhati-hati dan disimpan dalam basis data sehingga pencari pengetahuan yang membutuhkannya dapat mengakses pengetahuan tersebut. Namun, pengetahuan tidak hanya eksplisit saja tetapi juga pengetahuan terbatinkan. Pengetahuan ini cukup sulit diterjemahkan kedalam bentuk eksplisit. Oleh karena itu, pengetahuan dialihkan dari satu pihak ke pihak lain melalui hubungan personal yang intensif. Teknologi mengandung dua dimensi utama yang saling berkaitan satu dengan lainnya, yaitu ilmu pengetahuan (science) dan rekayasa (engineering). Perwujudan dari teknologi dapat berupa teknik, metode, cara produksi, serta peralatan atau mesin yang digunakan dalam suatu proses produksi. Teknologi memiliki empat komponen penting yaitu : perangkat teknis (technoware), perangkat manusia (humanware), perangkat informasi (infoware), dan perangkat organisasi (organware). Oleh karena itu, kemampuan sebuah UKM dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dikaitkan dengan tingkat perkembangan dari keempat komponen teknologi tersebut. Gauthama (1999), menguraikan keempat komponen tersebut sebagai berikut : - Perangkat manusia (SDM), yaitu penguasaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap, perilaku serta etos kerja, - Perangkat teknis adalah mesin dan peralatan yang diciptakan untuk peningkatan nilai tambah atau produktivitas, - Perangkat informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan teknologi yang diterapkan yaitu yang menyangkut data dasar (database) yang dapat digunakan
3 untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan dan sasaran pemanfaatan pengetahuan dan teknologi, - Perangkat organisasi yang memungkinkan terjadinya peningkatan kinerja dan produktivitas terhadap organisasi. Dalam buku yang dilutis oleh Von Krogh, Ichiyo, serta Nonaka (2000), gagasan yang mendasari pengertian mengenai knowledge adalah sebagai berikut : - Pengetahuan merupakan justified true believe. Seorang individu membenarkan kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai seuatu hal. Bila seseorang mencipakan pengetahuan, ia menciptakan pemahaman atas suatu situasi baru dengan cara berpegang pada kepercayaan yang telah dibenarkan. Dalam hal ini, pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan dan bukan sesuatu yang benar secara abstrak. Penciptaan pengetahuan melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan. - Pengetahuan merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus terbatinkan (tacit). Beberapa pengetahuan dapat diformulasikan dalam bentuk kalimat yang dituangkan dalam kertas maupun bentuk gambar. Namun, terdapat pula pengetahuan yang terkait erat dengan perasaan, keterampilan, persepsi pribadi, pengalaman fisik, petunjuk praktis dan intuisi. Pengetahuan terbatinkan seperti itu, sulit digambarkan kepada orang lain. - Penciptaan pengetahuan secara efektif bergantung pada konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan tersebut. Maksud dari konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan adalah ruang bersama yang dapat memicu hubungan-hubungan yang muncul. Pengetahuna bersifat dinamis, relasional dan berdasarkan tindakan manusia. - Penciptaan pengetahuan melibatkan lima langkah utama yaitu : o Berbagi pengetahuan terbatinkan o Menciptakan konsep. o Membenarkan konsep. o Membangun prototype, o Melakukan penyebaran pengetahuan di berbagai fungsi dan tingkat di organisasi. Menurut Malhotra (2000), bahwa dinamika penerapan pengetahuan saat ini merupakan konsekuensi logis dari kehidupan organisasi yang harus selalu menyaipkan respon terhadap lingkungan yang bercirikan sebagai berikut : - Kerumitan atau kompleksitas yang dapat disebabkan oleh peningkatan jumlah, keragaman dan saling ketergantungan antara berbagai entitas didalam lingkungan sebuah organisasi. - Gejolak lingkungan atau turbulensi, ditentukan oleh semakin cepatnya siklus (cycle time) dari setiap kejadian atau peristiwa. Thomas Davenport dan Laurence Prusak (1998) mendefinisikan knowledge sebagai berikut : Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, informasi kontektual, pandangan pakar, dan intuisi mendasar yang memberikan suatu lingkungan dan kerangka untuk mengevaluasi dan menyatukan pengalaman baru dengan informasi. Knowledge management secara luas dapat diartkan sebagai pengelolaan atau manajemen dari knowledge organisasi untuk menciptakan nilai bisnis dan membangun daya saing. Pengelolaan pengetahuan mampu untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke segala macam kegiatan bisnis untuk pencapaian tujuan bisnis. Penelitian tentang knowledge management diantaranya telah dilakukan oleh Massa and Testa (2009) yang membahas tentang pendekatan knowledge management terhadap keunggulan kompetitif suatu organisasi dengan studi kasus sektor industri makanan. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan perbandingan studi kasus untuk menginfestigasi dua buah usaha kecil di bidang makanan Italia tentang bagaimana usaha tersebut mengelola pengetahuan yang dimiliki. Usaha pertama memiliki karakter fokus utamanya pada marketing sedangkan usaha kedua fokus tentang teknologi knowledge. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa tidak hanya knowledge tetapi juga inovasi yang selalu berpengaruh pada sistem knowledge management. Dalam konsep knowledge management perbedaan kombinasi
4 antara dua buah variabel akan menghasilkan kebutuhan yang sangat berbeda. Menurut Liebowitz dan Megbolugbe (2003) dalam membangun pengetahuan, organisasi memiliki beberapa elemen kunci sebagai faktor kesuskesan. Dasar membangun pengetahuan adalah menciptakan kesadaran terhadap knowledge management, mencari performansi knowledge management yang telah diterapkan oleh organisasi lain yang sejenis, mengembangkan makna knowledge sebagai kosa kata dan struktur untuk membangun sistem knowledge management, meningkatkan strategi knowledge management dan menetapkan target knowledge management yang paling baik. Pada level selanjutnya berisi tentang pemilihan teknologi knowledge management, meningkatkan infrastruktur knowledge management, membangun dan memelihara communities of practice (CoP). Level berikutnya adalah pengukuran terhadap knowledge management yang telah dibuat, perubahan manajemen organisasi. Level berikutnya adalah implementasi dari sistem knowledge management. Level terakhir adalah mempertahankan dan memelihara budaya knowledge sharing. Gambaran level tersebut dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini: Gambar 1. Piramida membangun knowledge management pada organisasi 3. Metode Penelitian 3.1 Tahap identifikasi Masalah Pada tahap ini terdiri dari empat aktivitas, yang pertama adalah identifikasi permasalahan, yaitu untuk mengenali permasalahan yang potensial untuk dikaji dalam penelitian. Setelah itu, dari alternatif yang ada dilanjutkan dengan perumusan masalah penelitian sebagai hasil dari pilihan permasalahan. Setelah permasalahan yang dihadapi jelas, maka dilakukan penetapan tujuan penelitian yang mana tujuan penelitian secara garis besar diidentifikasi untuk mencari metode pemecahan masalah yang sesuai. Terakhir adalah studi pustaka dan studi industri (dalam hal ini adalah UKM). Identifikasi masalah Tahap identifikasi masalah ini merupakan awal dari penelitian, dimana dilakukan pengenalan terhadap permasalahan mana yang potensial untuk dikaji dalam penelitian. Setelah teridentifikasi, maka ditentukan tema utama penelitian ini yaitu bagaimana knowledge management dapat diaplikasikan pada organisasi kecil dalam hal ini UKM sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Perumusan masalah penelitian Mengacu pada tema yang telah ditentukan, maka fokus penelitian ini adalah : bagaimana menyusun strategi pemberdayaan UKM dalam menangani produk unggulan melalui manajemen pengetahuan (knowledge management) sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan segala keputusan. Penetapan tujuan penelitian Adapun tujuan yang ingin dikaji dalam penelitian ini sebagai bahasan utama antara lain : 1. Mengkaji lebih dalam tentang potensi dan permasalahan yang terkait dengan UKM kerajinan tangan batik khususnya di Jawa Timur, 2. Menyusun aplikasi knowledge management dengan menggunakan teknologi informasi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan stategi UKM kerajinan tangan. 3.2 Studi Kasus dan Pengolahan Data Pada tahap ini terdiri dari dua langkah yang berurutan yaitu proses pengumpulan data yang mana peneliti mengumpulkan dan memilah data primer sehingga data yang terkumpul adalah benarbenar data yang akan digunakan dan kajian terhadap UKM kerajinan tangan batik. Kemudian
5 dilakukan pengolahan data sesuai dengan tools dan metode yang ditetapkan. Studi Kasus Studi UKM disini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya mengenai sistem manajemen, penyampaian informasi, akses informasi, organisasi dan segala hal yang berkaitan dengan peningkatan usaha peningkatan produk unggulan dan mampu berdaya saing. Pada tahap ini dikumpulkan berbagai data yang berhubungan dengan objek penelitian UKM tangan batik. Data primer yang dikumpulkan melalui pengambilan langsung dan wawancara maupun diskusi. Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, akan dilakukan pemilihan atau sortasi data yang ada untuk ditentukan tingkat kepentingannya dalam mendukung penelitian. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yakni metode kajian yang meneliti suatu keadaan dengan tujuan membuat deskripsi dan gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta di lapangan serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir,1988;63). Pengolahan data Pada tahap ini dilakukan pembuatan aplikasi perangkat lunak yang sederhana untuk mendukung dan menyimpan informasi yang telah didapatkan. UKM dalam hal ini kerajinan tangan batik, memiliki banyak sekali informasi dan pengetahuan yang tidak tampak sehingga pengetahuan yang didapatkan dari data primer tersebut akan diolah dan knowledge management akan terbentuk. Aplikasi yang digunakan adalah visual basic application pada microsoft office excel. 3.3 Tahap Implementasi dan Kesimpulan Tahap implementasi dan kesimpulan merupakan tahapan akhir dari penelitian. Pada tahap ini dilakukan ujicoba perangkat lunak kepada pengrajin kerajinan tangan batik. Setelah itu dilakukan analisa dari hasil pengolahan data dan pada tahap ini pula alasan-alasan dan fenomena yang terjadi dalam pengolahan data diketahui. Selanjutnya pada tahap kesimpulan, hasil analisa yang dilakukan dikristalisasi sehingga menjawab tujuan penelitian. Berikut adalah flowchart metodologi penelitian yang digunakan: Indentifikasi Masalah Perumusan Masalah Menyusun strategi pemberdayaan UKM dalam menangani produk unggulan melalui manajemen pengetahuan (knowledge management) sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan segala keputusan Tujuan Penelitian Mengkaji lebih dalam tentang potensi dan permasalahan yang terkait dengan UKM kerajinan tangan batik khususnya di Jawa Timur, Menyusun aplikasi knowledge management dengan menggunakan teknologi informasi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan stategi UKM kerajinan tangan Studi Kasus Gambaran umum UKM, kondisi sistem manajemen, penyampaian informasi, akses informasi, organisasi Pengolahan Data Pembuatan aplikasi perangkat lunak yang sederhana untuk mendukung dan menyimpan informasi yang telah didapatkan Implementasi Ujicoba perangkat lunak kepada pengrajin kerajinan tangan batik. Setelah itu dilakukan analisa dari hasil pengolahan data Kesimpulan dan Saran Tahap Identifikasi Masalah Tahap Studi Kasus dan Pengolahan Data Tahap Implementasi dan Kesimpulan Gambar 2. Flowchart metodologi penelitian 4. Studi Kasus Objek penelitian yang diteliti adalah UKM kerajinan tangan batik yang merupakan sentra kerajinan tangan batik di kabupaten Jombang. Jumlah pengrajin batik berkisar 30 orang yang selanjutnya akan disebut sebagai UKM. Sebagian pengrajin telah memiliki pengakuan dari pemerintah daerah tentang kualitas batik tulisnya yang dibuktikan dengan ijin pemberian label Batik Indonesia terhadap produk unggulannya.
6 UKM ini memiliki banyak sekali informasi dan pengetahuan yang sangat bagus karena memiliki banyak pengalaman dalam melakukan ujicoba dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Namun UKM ini belum memiliki sistem dalam mengeksplorasi seluruh knowledge yang dimiliki sehingga informasi yang ada belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh seluruh pengrajin di ssentra tersebut. Selama ini, informasi yang diberikan hanya dalam bentuk diskusi secara lisan dan belum tercatat dengan baik, sehingga ketika pengrajin yang mengetahui banyak informasi sedang tidak berada lokasi sentra sedangkan pengrajin lainnya menemukan permasalahan, maka solusi tidak dapat ditemukan. Oleh karena itu para pengrajin lain harus mencoba kembali pengalaman yang telah terselesaikan sebelumnya. Hal ini perlu disadari oleh para pengrajin akan pentingnya manajemen pengetahuan sehingga memiliki lebih banyak waktu dalam menemukan permasalahan baru yang bisa diselesaikan. Fokus penelitian ini adalah mengkaji potensi UKM dan menyusun aplikasi knowledge management dengan menggunakan teknologi informasi agar dapat digunakan sebgaai bahan pertimbangan dalam pengambilan strategi dan keputusan UKM. mengumpulkan informasi-informasi dari segala sumber kemudian akan melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi dengan cara mengidentifikasi seluruh knowledge yang berkaitan serta membuat tim knowledge management. Tim KM akan merencanakan langkah-langkah yang harus diambil selanjutnya melaksanakan rencana serta mendiskusikan hasil dari implementasi yang diambil. Tim KM terdiri dari beberapa pengrajin yang memiliki knowledge lebih banyak dan narasumber. Start Input Informasi-informasi dari segala sumber (beberapa UKM kerajinan tangan batik) Identifikasi Melakukan identifikasi knowledge dan membuat tim knowledge management Merencanakan langkah-langkah pekerjaan 5. Pengolahan Data Seluruh data primer yang telah dikumpulkan menggunakan metode survey langsung ke lokasi serta melakukan beberapa kali diskusi dan wawancara. Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, akan dilakukan pemilihan atau sortasi data yang ada untuk ditentukan tingkat kepentingannya dalam mendukung penelitian. Tahap selanjutnya adalah pembuatan aplikasi perangkat lunak yang sederhana untuk mendukung dan menyimpan informasi yang telah didapatkan. Aplikasi yang digunakan adalah visual basic application pada microsoft office excel (VBA excel) dan dibuat dalam bentuk tampilan menu yang lebih sederhana sehingga para pengguna (pengrajin) akan mudah memahaminya. 6. Implementasi Tahapan dalam mengimplementasikan knowledge management pada UKM ini dilakukan beberapa cara seperti gambar 3 disamping. Langkah-langkah ini didahului oleh input yang artinya bahwa Implementasi perencaan Mengulas hasil implementasi Memperbarui data knowledge yang telah dibuat Apakah ada kegiatan lebih lanjut yang diperlukan? Start Gambar 3. Implementasi kerangka knowledge management
7 Setelah didapatkan hasil yang lebih baik, maka langkah dan implementasi tersebut di dokumentasikan dan memperbarui data knowledge yang telah dibuat sebelumnya. Tahap berikutnya didasari oleh pertanyaan apakah ada kegiatan lebih lanjut yang diperlukan?. Pertanyaan tersebut mengarah pada penemuan permasalahan baru ataupun metode baru dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih efektif sehingga dapat meminimalkan biaya dan memaksimalkan keuntungan, oleh karena itu dapat meningkatkan perekonomian UKM. Knowledge yang telah didiskusikan akan didokumentasikan dalam perangkat lunak VBA excel dan peneliti memberikan pelatihan kepada para pengrajin untuk mendokumentasikan knowledge kedalam teknologi informasi. Pelatihan diberikan kepada pengrajin yang memiliki kemampuan menggunakan komputer minimal menggunakan software Ms. Office Excel. Hasil dari pelatihan tersebut pengrajin dapat mengoperasikan software tersebut karena tampilan yang sederhana dan mudah dipahami. 7. Kesimpulan Penelitian ini telah mengkaji potensi dan permasalahan yang dihadapi UKM kerajinan tangan batik. Potensi UKM adalah memiliki produk unggulan yang berkualitas namun belum ada penerapan manajemen pengetahuan. UKM belum menyadari akan pentingnya manajemen pengetahuan untuk mendukung pengembangan usaha yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Penelitian ini juga telah menyusun aplikasi knowledge management dengan menggunakan VBA for Excel sebagai teknologi informasinya. Adanya aplikasi software ini, UKM dapat mengambil keputusan maupun strategi di masa depan. Pada studi kasus UKM ini, implementasi yang dilakukan pada penelitian ini tidak dapat di generalisasi pada organisasi lain yang memiliki karakteristik berbeda dengan UKM kerajinan tangan batik. 8. Pustaka Alavi M, Leidner D Knowledge management and knowledge management systems: conceptual foundations and research issues. MIS Quarterly, University of Minnesota. Davenport, Thomas H & Prusak, L Working Knowledge : How Organizations Manage What They Know. Boston : Harvard Business School Press. Gauthama, Margaret P Penerapan Teknologi Tepat Guna pada Pengrajin Gerabah di Desa Banyumelek, Lombok Barat. Dalam Alkadri, Muchdie, dan Suhandoyo (penyunting), Tiga Pilar Pengembangan Wilayah Sumber Alam, Sumber Daya Manusia, Teknologi. Jakarta. Hansen, M. T., Nohria, N., & Tierney, T. (1999). What s your strategy for managing knowledge? Harvard Business Review, 77(2), Hardono Faktor-faktor yang Menghambat Bisnis Ekspor UKM. Makalah dalam Diskusi Panel Pengembangan UKM dalam Kegiatan Ekspor, 21 September 2004, Hotel Bumi Karsa, Jakarta. Liebowitz, Jay and Megbolugbe, Isaac A Set Frameworks to Aid The Project Manager in Conceptualizing and Implementating Knowledge Management Initiatives. International Journal of Project Management King, A. W. and Zeithalm, C. P Measuring organizational knowledge: A conceptual and methodological framework. Strategic Management Journal 24(8), Malhotra, Yogesh From Information Management to Knowledge Management : Beyond the Hi-Tech Hidebound System dalam K. Srinantaiah dan MED Koenig (ed.), Knowledge Management for the Information Professional, Medford, NJ: Information Today Inc, pp Nonaka, Ikujiro & Takeuchi, Hirotaka The Knowledge-Creating Company : How
8 Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation. Oxford: Oxford University Press. Tambunan, Mangara Tiga Kendala Besar Pengembangan UKM Berorientasi Ekspor. Makalah dalam Diskusi Panel Pengembangan UKM dalam Kegiatan Ekspor, 21 September 2004, Hotel Bumi Karsa, Jakarta Von Krogh, Ichiyo, serta Nonaka Knowledge Management/Knowledge Sharing dan Penciptaan Pengetahuan. Vol.8 No.1 Wong, K. Y., & Aspinwall, E. (2004b). A fundamental framework for knowledge management implementation in SMEs. Journal of Information and Knowledge Management, 3(2),
KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:
KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN
Lebih terperinciMODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)
MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK
Lebih terperinciMeningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management
Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management Restu Khaliq Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Antasari Business competition is increasingly tight, not only to survive but the company
Lebih terperinciDAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. Tinjauan Pustaka... 3 A. Pengetahuan (Knowledge)... 3 B. Manajemen Pengetahuan... 4 C. Knowledge Sharing... 5 III.
Lebih terperinciContributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation
Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation Atreyi Kankanhalli, Bernard C. Y. Tan, dan Kwok-Kee Wei MIS Quarterly Vol. 29 No. 1, pp. 113-143/Maret 2002 Kata
Lebih terperinciKONSEP PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI LINGKUNGAN POLMAN BANDUNG 1
KONSEP PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI LINGKUNGAN POLMAN BANDUNG 1 Yuliadi Erdani, M. Nurdin, A.B. Setiawan Politeknik Manufaktur Negeri (Polman) Bandung Jl Kanayakan 21 Dago, Bandung 40135 INDONESIA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3
KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dengan adanya sektor UKM, pengangguran akibat angkatan kerja
Lebih terperinciRANCANGAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENGELOLAAN PARKIR BERDASARKAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TRIAD
RANCANGAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENGELOLAAN PARKIR BERDASARKAN KNOWLEDGE MANAGEMENT TRIAD 1 Luciana Andrawina, 2 Amelia Kurniawati, 3 Umar Yunan KSH 1,2 Program Studi Teknik Industri,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alvin Toffler (1990) membagi sejarah peradaban manusia dalam tiga gelombang yaitu era pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian, faktor yang menonjol
Lebih terperinciBest Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge Conversion
Petunjuk Sitasi: Atma, S., Soesanto, R. P., Kurniawati, A., & Hediyanto, U. Y. (2017). Best Practice Kegiatan Corrective Maintenance untuk Kerusakan Bearing pada Mesin Millac 5H 6P Berdasarkan Knowledge
Lebih terperinciPROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG
PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN DI PT. ASURANSI JASA INDONESIA LATAR BELAKANG Saat ini kita hidup di jaman inovasi (Janszen,2000) dimana inovasi ini muncul karena situasi bisnis saat ini dipengaruhi oleh
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM INDUSTRI PERBANKAN Oleh: Sudarmanto I. PENDAHULUAN
KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM INDUSTRI PERBANKAN Oleh: Sudarmanto I. PENDAHULUAN Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini menjadi lebih kompetitif dikarenakan
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :
KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama
Lebih terperinciPenerapan Knowledge Managemen System Sales And Customer Care Pada PT. Telkomsel Regional Sumbagsel
Penerapan Knowledge Managemen System Sales And Customer Care Pada PT. Telkomsel Regional Sumbagsel Putri Silpiara 1,Ken Ditha Tania 2 1,2 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya
Lebih terperinciMODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR DAN CONSUMER PRODUCT DI PT. BINA SAN PRIMA
MODEL KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR DAN CONSUMER PRODUCT DI PT. BINA SAN PRIMA Asep Id Hadiana 1, Estiko Rijanto 2, Mira Kania Sabariah 3 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA 1 ahadiana@gmail.com
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem 1. Sistem menurut O Brien (1997, p18), adalah sekumpulan komponen yang berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Lebih terperinciPENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS,
Tugas Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dosen : Dr.Ir. Arief Iman Suroso, M.Sc PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PT UNITED TRACTORS, Tbk. OLEH : NURUL HIDAYAH P056101491.46 PROGRAM STUDI MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat Ekonomi Indonesia dari krisis global. Saat ini UMKM telah melibatkan 96% tenaga kerja
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon
Model Manajemen Pengetahuan Pertemuan 3 Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan
Lebih terperinciMODEL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN TRANSFER PENGETAHUAN PADA UKM HANDICRAFT BALI
EKSPLORA INFORMATIKA 187 MODEL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN TRANSFER PENGETAHUAN PADA UKM HANDICRAFT BALI I Wayan Budi Sentana, Ni Luh Ayu Kartika Yuniastari S Politeknik Negeri Bali,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang menggunakan pengetahuan mereka sebagai aset untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).
Lebih terperinciADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya terbukti saat krisis global yang terjadi beberapa waktu lalu (2011), UKM
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang semula dipandang sebelah mata akhirnya terbukti saat krisis global yang terjadi beberapa waktu lalu (2011), UKM hadir
Lebih terperinciPenerapan Knowledge Management pada Organisasi: Studi Kasus di Salah Satu Unit Organisasi LIPI
Penerapan Knowledge Management pada Organisasi: Studi Kasus di Salah Satu Unit Organisasi LIPI Bambang Setiarso PDII-LIPI, Jl.Gatot Subroto 10 Jakarta 12710 Bambang20022000@yahoo.com atau setiarso@pdii.lipi.go.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Bank Indonesia merupakan lembaga independen negara yang bertugas dalam mempertimbangkan kebijakan perekonomian di Indonesia. Selain fungsi tersebut Bank Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya serap tenaga kerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia, terutama ditinjau dari segi jumlah unit usaha dan daya serap tenaga kerja. Berdasarkan
Lebih terperinciPendahuluan. 1. Definisi Pengetahuan
Pendahuluan Belajar dalam era pengetahuan seperti sekarang ini sangat berbeda dengan belajar dimasa lalu. Semua orang dituntut untuk belajar baik sendiri maupun bersama dengan cepat,mudah dan menyenangkan
Lebih terperinciEKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas
Lebih terperinciVol. XI Nomor 32 Juli 2016 Jurnal Teknologi Informasi ISSN:
PENGARUH PENGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BATU BATA PADA PENGRAJIN BATU BATA DI KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR Hartini, Feiliana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengaruh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terhadap perekonomian Indonesia sangat besar dan memiliki kontribusi yang cukup besar. Berdasarkan data yang ada
Lebih terperinciPEMODELAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM INOVATIF
PEMODELAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM INOVATIF Nunu Noviandi Peneliti Utama Kajian Pemodelan Pengembangan PI-UMKM Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing 2010 1 Latar Belakang Kebijakan pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi (TI) semakin pesat sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi (TI) semakin pesat sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban manusia. Kini segala aspek kehidupan manusia tidak dapat
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT Yuli Inawaty
KNOWLEDGE MANAGEMENT Yuli Inawaty NIM (KK)43108110242 Materi: Manajemen Pengetahuan FE-UMB Ekonomi-Manajemen Diambil dari : Berbagai Sumber 2008 Pengertian Knowldege Management Manajemen pengetahuan (Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Usaha kecil dan Menengah (UKM) merupakan stimulus atau pendorong bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM) keberadaannya tidak
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengetahuan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengetahuan Menurut Davenport dan Prusak yang dikutip (Munir, 2008), pengetahuan atau knowledge bukanlah data, bukan pula informasi, namun sulit sekali untuk dipisahkan
Lebih terperinciPENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI
PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI Oleh: Riya Widayanti Fasilkom - Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta riya.widayanti@indonusa.ac.id ABSTRAK Knowldege management menjadi bidang yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM). Kurang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, terutama dalam sektor ekonomi yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM). Kurang kokohnya perekonomian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang tangguh, mampu menunjukkan eksistensinya dengan tetap survive
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat terjadinya krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997-1998, banyak negara-negara di Asia seperti Thailand, Singapura, Filipina, Malaysia dan lainnya
Lebih terperinciTaryana Suryana. M.Kom
Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan informasi menjadi sangat penting dan. kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat, banyak aspek kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan informasi menjadi sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi setiap orang. Bagi masyarakat, banyak aspek kehidupan yang sangat bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dasar dari setiap aspek kehidupan
BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Kemajuan suatu negara didasarkan atas seberapa jauh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai oleh negara tersebut. Hal ini sangat beralasan dikarenakan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciPenerapan Knowledge Management Dalam Organisasi
Penerapan Knowledge Management Dalam Organisasi Tuesday, September 04, 2012 http://www.esaunggul.ac.id/article/penerapan-knowledge-management-dalam-organisasi-2/ Riya Widayanti, S.Kom, MMSI. Dosen Fakultas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. 2.1 Knowledge Knowledge adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang,
Lebih terperinciIdentifikasi Knowledge Transfer Menggunakan Pendekatan Siemens Maturity Level
ISSN : 2442-8345 Identifikasi Knowledge Transfer Menggunakan Pendekatan Siemens Maturity Level Mariska Aprisciliana Widiatuti 1), Asri Pertiwi 2) Program Studi Sistem Informasi, STIMIK ESQ Jl. TB Simatupang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari adanya pajak. Pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Pajak menjadi sebuah hal yang tak dapat dihindari oleh manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari adanya pajak. Pajak dibuat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Pusat Survei Geologi merupakan salah satu unit teknis di bawah Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pusat Survei Geologi memiliki tugas yaitu
Lebih terperinci10. URUSAN KOPERASI DAN UKM
10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi sebagai akibat adanya krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan Juli 1997, berakibat bangkrutnya perusahaanperusahaan berskala besar tetapi
Lebih terperinciKUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN
L-1 KUESIONER EVALUASI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN BAGI PERUSAHAAN 1. Faktor Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat untuk memperoleh gambaran mengenai biaya dan tingkat investasi yang dibutuhkan,
Lebih terperinciSTMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011
STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF BIDANG PENJUALAN PADA PT. MAJU AUTO MEGAH Doving Frost Hansen 2007240109
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DI BPK RI
74 KomuniTi, Vol. V, No. 2 September 2013 KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DI BPK RI ABSTRAK Berbudi Bowo Laksono 1, Noor Akhmad Setiawan, Surjono Jurusan Teknik Elektro dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengatasi krisis ekonomi, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah membuat Ketetapan MPR Nomor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengatasi krisis ekonomi, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah membuat Ketetapan MPR Nomor XVI Tahun 1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persediaan produk dalam proses awal dan kemudian dikurangi persediaan produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi di Indonesia yang semakin pesat memacu perusahaan-perusahaan menggunakan sistem komputer dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan,
Lebih terperinciPERANCANGAN MODEL SISTEM KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA LEMBAGA PERGURUAN TINGGI
PERANCANGAN MODEL SISTEM KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA LEMBAGA PERGURUAN TINGGI Fahrul Nurzaman Teknik Informatika Universitas Persada Indonesia Y.A.I Jl. Salemba Raya 7/9A Jakarta Pusat email : fnurzaman@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga merupakan harapan bangsa dan memberikan
Lebih terperinciBERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI. Dyah Safitri 1*
BERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI Dyah Safitri 1* 1 Program Studi Manajemen Informasi dan Dokumen Program Vokasi Universitas Indonesia ABSTRAK
Lebih terperinci1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini
1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan konsep KM dan langkah-langkah utama dalam siklus KM 3. Menjelaskan model sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergulirnya wacana otonomi daerah di Indonesia berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi stimulan berbagai daerah untuk mengembangkan daerah
Lebih terperinciAnalisis Meningkatkan Kinerja Dosen Menggunakan Knowledge Management System
Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis Meningkatkan Kinerja Dosen Menggunakan Knowledge Management System I Gusti Ayu Desi Saryanti 1, Ni Luh Gede Pivin
Lebih terperinciSharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan
18 2. Mengadakan sharing vision secara periodik Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap
Lebih terperinciSTMIK GI MDP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAN TIKET PADA PT. MEDUSSA MULTI BUSINESS CENTER PALEMBANG
STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENJUALAN, PEMBELIAN, DAN PERSEDIAN TIKET
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan perusahaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kegiatan produksi. Perusahaan mengadakan kegiatan produksi untuk memenuhi permintaan pasar. Untuk mengadakan
Lebih terperinciPENILAIAN KMS PADA BEBERAPA PERGURUAN TINGGI UNTUK MENDUKUNG ROADMAP KMS
PENILAIAN KMS PADA BEBERAPA PERGURUAN TINGGI UNTUK MENDUKUNG ROADMAP KMS Joko Dewanto Fakultas Ilmu Komputer Universitas Esa Unggul Jakarta Jalan Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510 djoko.dewanto@binus.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Entrepreneurship capital..., Eduardus Chrismas P., FE UI, Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran entrepreneurship dalam perekonomian selalu menjadi kontroversi. Menurut Schumpeter (1934), entrepreneurship memegang peranan yang vital dalam pertumbuhan ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sentra Industri yaitu kelompok industri yang dari segi satuan usaha mempunyai skala kecil tetapi membentuk suatu pengelompokan atau kawasan produksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan perekonomian di Indonesia banyak didukung oleh peran dari perekonomian rakyat. Usaha
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya
Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Mahwish Waheed, dkk dari International Islamic University Pakistan tahun 2011. Dalam tulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini sangat cepat dan dinamis, tak terkecuali bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) untuk mempercepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang artinya sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang artinya sebagian besar wilayahnya terdiri dari lahan pertanian dan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Penulisan tesis ini berdasarkan atas metode pembahasan kasus (case study).
38 BAB III METODOLOGI 3.1 Research Design Penulisan tesis ini berdasarkan atas metode pembahasan kasus (case study). Metode kasus adalah suatu metode pembelajaran menggunakan kasus yang benarbenar terjadi
Lebih terperinciPENERAPAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA UKM KULIT PARI YOGYAKARTA
PENERAPAN FRAMEWORK KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA UKM KULIT PARI YOGYAKARTA Tirsa Ninia Lina 1, Danny Manongga 2, Ade Iriani 2 1 Mahasiswa Magister Sistem Informasi, 2 Staff Dosen Magister Sistem Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minuman dan keperluan operasional lainnya dengan para rekanan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perhotelan merupakan bagian dari industri pariwisata yang memiliki arti penting, terutama bila dikaji dari aspek ekonomi. Industri perhotelan ini secara ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, dimana dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang sedang berkembang baik dari segi pendidikan, infrastruktur, perekonomian, dan sebagainya. Untuk dapat terus berkembang,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan besar untuk menggerakkan roda perekonomian. Pada saat usaha besar tidak mampu mempertahankan eksistensinya,
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 947 PERANCANGAN PROSES BISNIS PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE CONVERSION 5C-4C DAN SECI DI PROGRAM STUDI
Lebih terperinci1.2 Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui adanya knowledge management pada perusahaan dalam meningkatkan daya saing.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini terjadi dengan sangat cepat. Kemampuan perusahaan dalam kedua hal tersebut menjadi salah satu faktor daya saing yang
Lebih terperinciBAB 4 PENGEMBANGAN MODEL
71 BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 4.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pertimbangan konsep-konsep yang telah dibahas pada Bab 2, teori yang dikemukakan Nonaka dan Takeuchi (1995) mengenai penciptaan pengetahuan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business performance (NFPI) pada UKM
Lebih terperinciPERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang
PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika perubahan dan ketidakpastian. Untuk dapat bertahan hidup, bersaing, dan berhasil suatu organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan unit usaha yang dikelola oleh kelompok masyarakat maupun keluarga. UKM mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA
BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan usaha sangatlah tinggi. Hal ini secara otomatis memaksa para pelaku usaha untuk terus mengembangkan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah hal yang sangat penting dalam suatu negara, terutama dalam meningkatkan pendapatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Indonesia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna
Lebih terperinciJURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 15, NO. 1, FEB 2016 ISSN
KNOWLEDGE MANAGEMENT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA ORGANISASI (SUATU TINJAUAN TEORITIS) Intan Cahyani 1, Anwar 2 1,2) Dosen Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRACT Knowledge management
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 dan telah berkembang menjadi krisis ekonomi dan multidimensi, pertumbuhan ekonomi nasional relatif masih
Lebih terperinci