Optimasi Penentuan Jumlah Tenaga Kerja disetiap Shift Kerja pada Line Maintenance Pesawat Terbang dengan Algoritma Tabu Search

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Optimasi Penentuan Jumlah Tenaga Kerja disetiap Shift Kerja pada Line Maintenance Pesawat Terbang dengan Algoritma Tabu Search"

Transkripsi

1 Optimasi Penentuan Jumlah Tenaga Kerja disetiap Shift Kerja pada Line Maintenance Pesawat Terbang dengan Algoritma Tabu Search Maria Andoryati dan Amar Rachman Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Abstrak Pemeliharaan pesawat terbang pada line maintenance dilakukan disela jam operasi, yaitu pada saat transit dan istirahat malam hari (Remain Over Night). Pemeriksaan dilakukan langsung oleh tenaga kerja yang ahli diantara waktu kedatangan dan keberangkatan pesawat. Meskipun dikerjakan dengan waktu yang terbatas dan kedatangan pesawat tidak merata disetiap waktu, setiap pemeriksaan harus diselesaikan tepat waktu dan tanpa menurunkan tingkat kehandalan pesawat. Oleh karena itu, dibutuhkan optimasi terhadap jam mulai shift kerja dan penentuan jumlah tenaga kerja yang sesuai dengan beban kerja. Optimasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan metaherusitik, yaitu algoritma tabu search dan menggunakan perangkat lunak Matlab. Algoritma ini akan mencari solusi terbaik dari setiap pencarian lokal dengan melakukan pengacakan terhadap jam mulai shift kerja dan jumlah tenaga kerja yang bekerja pada shift tersebut. Hasil dari run model adalah jam mulai shift kerja dengan jumlah engineer 22 orang dan teknisi 34 orang yang harus ditentukan setiap harinya. Utilitas engineer maupun teknisi meningkat sekitar 40% dibandingkan dengan kondisi awal. Melalui hasil ini setiap pekerjaan dikerjakan tepat waktu, dengan biaya dan waktu menganggur minimal. Kata Kunci: Line Maintenance; Optimasi; Shift Kerja; Tabu Search; Tenaga Kerja Abstract Aircraft line maintenance work during operation time, when the aircraft transit and when the aircraft remain over night. This maintenance is done by professional manpower between aircraft arrival and departure time. Although this maintenance is done with limited time and aircraft arrival is not same in every time, the maintenance must be finished on time and without decreasing the reliability of the aircraft. Therefore, need an optimization for the start time of work shift and the numbers of manpower that appropriate with the workforce. Optimization with metaheuristic approach, such as tabu search algorithm and used the software like Matlab. This algorithm will search the best solution with local search with randomization the start time of work shift and the numbers of manpower in every that work shift. The results from the run program are the start time of work shift, need 22 engineers and 34 technicians in a day.the utility of engineer and technician increase 40% compared with first condition. With this result, the maintenance will be finished on time, with minimal operational cost and idle time. Keywords: Line Maintenance; Manpower; Optimization; Tabu Search; Work Shift 1

2 1. Pendahuluan Perusahaan MRO (Maintenance Repair Overhaul) merupakan industri yang bergerak di bidang jasa yang mendukung industri penerbangan dalam hal pemeliharaan dan perbaikan pesawat terbang. Pemeliharaan dan perbaikan pesawat terbang dilakukan langsung oleh tenaga kerja sehingga tenaga kerja merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaannya. Penjadwalan tenaga kerja yang optimal tidak hanya berdampak terhadap penurunan biaya operasional, tetapi secara langsung berdampak terhadap keamanan penerbangan, serta ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan pesawat terbang [1]. Saat ini kapasitas dan kapabilitas perusahaan MRO yang bergerak dalam pemeliharaan maupun perbaikan pesawat terbang di Indonesia masih sangat terbatas. Hanya sekitar 30-40% pasar perawatan pesawat nasional yang mampu dilayani oleh MRO nasional dan sisanya dilayani oleh MRO asing. Untuk mendukung pengembangan perusahaan MRO dibutuhkan sejumlah teknisi penerbangan yang mendukung [2]. Selain itu, pengaturan penyediaan tenaga kerja seringkali dilakukan berdasarkan pengalaman pekerja. Penjadwalan tenaga kerja pemeliharaan pesawat terbang perlu direncanakan dengan menggunakan model pemograman matematika agar tidak menghabiskan banyak waktu dan menjadi lebih efektif [1]. Salah satu MRO terbesar di Indonesia adalah PT. Garuda Maintenance Faicility AeroAsia. Salah satu unit produksinya adalah line maintenance, yaitu pemeliharaan pesawat yang dilaksanakan tanpa membutuhkan waktu yang membuat pesawat tidak beroperasi, waktu yang digunakan adalah waktu disela pesawat transit dan berhenti di malam hari yang sering dikenal dengan RON (Remain Over Night). Dua keputusan yang sangat penting pada line maintenance adalah meminimumkan biaya tenaga kerja dan penjadwalan tenaga kerja untuk memenuhi permintaan dari pelanggan [3]. Pada line maintenance, kedatangan pesawat terbang yang akan dipelihara dan diperbaiki seringkali menumpuk pada waktu tertentu. Sedangkan penjadwalan tenaga kerja masih dibagi kedalam shift yang belum memperhatikan beban kerja yang ada. Hal ini mengakibatkan jumlah tenaga kerja kurang atau justru berlebih, sehingga pekerjaan tidak selesai tepat waktu atau terdapat pekerja yang menganggur. Akibatnya biaya operasional meningkat dan penurunan tingkat keandalan karena pemeriksaan tidak terpenuhi semuanya. 2

3 Penjadwalan masih menggunakan sistem yang manual sehingga tidak dapat melakukan perencanaan ulang dengan cepat, khususnya ketika terjadi add job (penambahan pekerjaan) atau kedatangan pesawat diluar jadwal. Penjadwalan tenaga kerja line maintenance juga harus memperhatikan kemampuan setiap tenaga kerja dan sudah tersertifikasi untuk jenis pesawat tersebut, karena beda jenis pesawat akan beda perlakuan. Salah satu optimasi menggunakan pendekatan metaheuristik yang dapat menyelesaikan permasalahan penjadwalan tenaga kerja adalah algoritma tabu search. Algoritma ini yang nantinya akan digunakan untuk penyelesaian penjadwalan tenaga kerja kru line maintenance pesawat terbang. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh model penentuan jumlah tenaga kerja, yaitu engineer dan teknisi pada line maintenance yang dibutuhkan pada setiap shift dan jam mulai shift kerja yang optimal. 2. Dasar Teori 2.1 Penjadwalan Penjadwalan tenaga kerja pemeliharaan pesawat terbang yang baik harus memenuhi seluruh kebutuhan persyaratan keamanan penerbangan dan juga membantu ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan penerbangan. Perusahaan penerbangan biasanya membagi pekerjaan pemeliharaan kedalam level dan perencanaan yang berbeda. Short term maintenance biasanya dilakukan di apron (line airport). Sedangkan regular check biasanya membutuhkan satu hari atau lebih untuk menyelesaikan pekerjaan dan pesawat butuh untuk tetap tinggal pada hangar ketika pekerjaan dilakukan. Short term maintenance terdiri atas tiga jenis pemeriksaan yaitu preflight check (before departure check), transit check, dan daily check. Semua jenis pemeriksaan ini dilakukan sebelum pesawat take-off dan setelah mendarat. Short term maintenance biasanya memerlukan waktu yang lebih singkat (rata-rata satu atau dua jam) daripada regular check. Pemeriksaan harus sesuai dengan jadwal penerbangan (timetable) dan batasan waktu yang ada, jika tidak akan berdampak ke delay keberangkatan sehingga mengeluarkan biaya ekstra. Pokok persoalan lainnya pada short term maintenance adalah jenis sertifikat pemeliharaan. Teknisi pemeliharaan hanya dapat melakukan pemeriksaan terhadap pesawat yang mereka miliki sertifikatnya. 3

4 2.2 Algoritma Tabu Search Tabu search pertama kali diperkenalkan oleh Fred Glover pada tahun 1986 [4]. Tabu search dimulai dengan pencarian strategi solusi awal yang akan menjadi patokan untuk mencari solusi terbaik pada iterasi berikutnya. Prinsip algoritma ini adalah menjaring solusi lokal secara tajam. Solusi lokal diperoleh dari setiap iterasi yang ada dengan memilih solusi tetangga terbaik pada iterasi tersebut. Jika pada iterasi selanjutnya diperoleh solusi lokal yang lebih baik, maka solusi ini akan menggantikan solusi sebelumnya. Sedangkan jika solusi sebelumnya lebih baik daripada solusi yang diperoleh saat ini, maka solusi sebelumnya masih menjadi solusi terbaik. Pencarian terus dilakukan hingga solusi yang diperoleh pada iterasiiterasi selanjutnya sudah memiliki nilai yang sama atau sudah optimum. Tabu search mencari solusi terbaik dari perpindahan pencarian pada setiap solusi tetangga. Hal ini dapat menghasilkan perputaran dan itu berarti solusi yang sebelumnya dikunjungi dapat dipilih kembali. Untuk mencegah pencarian ke tempat yang baru saja digunakan atau untuk mencegah perputaran (cycling) dalam pencarian solusi, maka tabu search akan membuang tetangga yang sebelumnya dikunjungi. Tabu search mengatur sebuah memori dari solusi atau perpindahan yang telah digunakan, biasanya disebut tabu list. Tabu list menyimpan atribut dari solusi yang diperoleh dan atribut ini disebut tabu active, nantinya solusi-solusi yang memiliki elemen tabu active dikatakan sebagai tabu. Tabu list bersifat memori jangka pendek yang terus diperbarui pada setiap iterasi. List ini mengikuti aturan LIFO dan biasanya sangat pendek (panjangnya biasanya sebesar O ( N), dimana N adalah jumlah total dari operasi). Apabila solusi yang diperoleh merupakan perpindahan yang sudah dilakukan dan masih disimpan dalam tabu list, maka solusi ini tidak akan diambil sebagai solusi. Baru dapat menjadi solusi apabila status tabu atau perpindahan sudah keluar dari tabu list. Selain itu, status tabu juga dapat lepas apabila solusi yang diperoleh memenuhi aspiration criteria, yaitu status tabu akan hilang apabila solusi yang diperoleh dengan atribut yang masih disimpan pada tabu list memiliki nilai yang lebih baik daripada solusi sebelumnya. Tabu search memiliki parameter yang harus ditentukan yaitu prosedur pencarian lokal yang terdiri atas struktur ketetanggaan dan aspiration criteria. Bentuk tabu moves, tambahan tabu move, maksimum ukuran tabu list dan kriteria pemberhentian. Parameter ini nantinya dapat digunakan sebagai kriteria pemberhentian pencarian solusi yang optimal 4

5 3. Metodologi Penelitian Terdapat beberapa tahap dalam melakukan penelitian ini. dimulai dari identifikasi masalah dan penentuan tujuan penelitian, studi literatur, pengumpulan data, serta pengolahan data menggunakan perangkat lunak Matlab dengan algoritma tabu search. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Data jenis pekerjaan pemeliharaan pesawat dan lama pengerjaannya Data waktu kedatangan dan keberangkatan pesawat terbang Data tenaga kerja yang tersedia Dengan menggunakan data yang ada dibentuk persamaan matematika yang menggambarkan fungsi tujuan dan kendala-kendala yang harus dipenuhi. Model matematika untuk penentuan jumlah tenaga kerja ini adalah untuk jenis tenaga kerja dengan kemampuan A/P (Aircraft Powerplant) pada jenis pesawat B NG di PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia (PT. GMF AA). Jenis tenaga kerja dibagi menjadi engineer dan teknisi karena hal yang paling membedakan tugas setiap tingkatan tenaga kerja adalah dapat release pesawat atau tidak. Model ini dibuat untuk penentuan jumlah tenaga kerja dalam satu hari. Indeks i = pesawat ke-i {1,2,3, I} j = shift ke-j {1,2,,J} k = orang ke-k yang bekerja {1,2,3,,K} l = slot waktu l dalam satu hari, dihitung per 30 menit {1,2,,48} Parameter WD i = waktu datang pesawat i ke Cengkareng WB i = waktu berangkat pesawat i ke Cengkareng JO i = jam orang mengerjakan pesawat i (tergantung jenis pekerjaan) Variabel WM i = waktu mulai mengerjakan pesawat i WS i = waktu selesai mengerjakan pesawat i WP i = waktu proses pemeriksaan pesawat i 5

6 x ijkl = engineer k mengerjakan pesawat i mulai di shift j slot l, y ijkl = teknisi k mengerjakan pesawat i mulai di shift j slot l, ǀ1 = jika engineer atau teknisi mengerjakan pesawat i mulai di shift j slot ǀ0 = jika tidak P jk Q jk = engineer k bekerja pada shift j slot 2j-1 l 14+2j, = teknisi k bekerja pada shift j slot 2j-1 l 14+2j, ǀ1 = jika engineer atau teknisi bekerja pada shift j slot 2j-1 l 14+2j ǀ0 = jika tidak Fungsi tujuan dari model matematika adalah untuk meminimalkan jumlah tenaga kerja dengan meminimalkan biaya yang dikeluarkan untuk menugaskan engineer dan teknisi dalam satu hari. Biaya untuk membayar engineer adalah 2,3 kali lipat biaya untuk membayar teknisi. Untuk meminimalkan waktu menganggur dikenakan biaya pinalti bagi engineer maupun teknisi sebesar 500 untuk tiap satu slot waktu. Berikut persamaan dari fungsi tujuan. ( ) Kendala-kendala model matematika ini adalah sebagai berikut. 6

7 Kendala (2) menunjukkan bahwa pemeriksaan pesawat ke-i mulai dikerjakan setelah pesawat tersebut tiba di Cengkareng. Oleh karena itu, waktu mulai mengerjakan pesawat ke-i sama dengan atau setelah waktu kedatangan pesawat ke-i. Kendala (3) pekerjaan pada pesawat ke-i harus selesai sebelum atau pada saat pesawat ke-i harus berangkat. Kendala (4) menyatakan bahwa waktu pesawat ke-i selesai dikerjakan adalah pada saat atau setelah waktu mulai pengerjaan pesawat ke-i ditambah waktu proses pengerjaan pesawat ke-i. Kendala (5) menunjukkan waktu pengerjaan pesawat ke-i sama dengan jam orang mengerjakan pesawat ke-i dibagi dengan jumlah orang k yang bekerja baik itu engineer ( ) maupun teknisi ( ) pada hari h shift j dan slot waktu l. Kendala (6) menyatakan bahwa pada saat pesawat ke-i dikerjakan pada shift j slot l paling sedikit harus terdapat 1 orang engineer, dengan M=5, maka ketika mempekerjakan satu orang engineer, maksimal teknisi yang juga dipekerjakan adalah 5 orang. Kendala (7) dan (8) memastikan engineer dan teknisi paling banyak mengerjakan 1 pesawat i pada slot waktu l. Kendala (9) menunjukkan setiap shift ke-j slot waktu kerja l adalah 16 slot (8 jam) secara berurutan dan jarak antara mulai slot yang satu dengan yang lain adalah 2 slot (1 jam). Kendala (10) dan (11) memastikan shift j dapat dikatakan ada apabila terdapat pekerja k (P jk dan Q jk ) yang bekerja pada shift tersebut. M = 16 karena terdapat 16 slot dalam satu shift kerja, maksimal satu engineer dan teknisi bekerja selama 16 slot dalam satu hari. Kendala ini untuk menentukan berapa banyak orang yang bekerja dalam satu shift (2j-1 sampai 14+2j). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan aalgoritma tabu search dan diselesaikan menggunakan perangkat lunak Matlab R2009b. Berikut ini tahapan yang 7

8 dilakukan. Langkah pertama adalah pembentukan solusi awal secara random. Solusi awal dilakukan dengan menugaskan 1 engineer dan 1 teknisi setiap kali terdapat pesawat yang harus diperiksa dengan memperhatikan waktu penyelesaian harus sebelum atau sama dengan waktu keberangkatan. Apabila tidak dapat diselesaikan dengan menugaskan 1 engineer dan 1 teknisi maka akan dilakukan penambahan teknisi terlebih dahulu. Selanjutnya dilakukan langkah inisialisasi, yaitu menentukan jumlah iterasi dan penggunaan tabu tenure. Jumlah iterasi yang digunakan adalah, panjang tabu list adalah, dan jumlah solusi tetangga adalah. Untuk penelitian ini, skema tabu tenure yang digunakan adalah fix tabu tenure (selama iterasi maksimal tabu tenure adalah tetap). Langkah berikutnya adalah melakukan pengulangan solusi tetangga, move untuk solusi tetangga dengan menggunakan struktur solusi N-insert. Struktur solusi ini dilakukan dengan menyisipkan tenaga kerja yang ada ke shift kerja yang ada, sehingga diperoleh kombinasi jumlah tenaga kerja baik engineer dan teknisi dengan kombinasi jam mulai shift kerja. Diasumsikan bahwa satu move sama dengan satu solusi tetangga pada satu iterasi. Pada setiap iterasi dilkukan pemeriksaan apakah atribut move yang digunakan masuk ke dalam tabu list. Jika masuk maka move tersebut tidak bisa melanjutkan proses berikutnya, sedangkan jika tidak masuk dalam daftar tabu maka solusi yang dihasilkan harus diperiksa apakah sudah memenuhi semua kendala. Jika tidak memenuhi kendala, move tersebut tidak dapat melanjutkan ke proses selanjutnya, sedangkan jika memenuhi maka solusi tersebut menjadi solusi yang dipilih. Atribut move ini direkam dalam tabu list, sehingga tidak akan digunakan untuk iterasi selanjutnya. Solusi yang dipilih tersebut akan dibandingkan dengan solusi terbaik pada iterasi saat ini, jika biaya yang diperoleh lebih minimum maka solusi tersebut menjadi solusi terbaik yang baru dan akan menjadi solusi saat ini yang akan digunakan untuk proses iterasi selanjutnya. 8

9 Mulai Membuat Solusi Awal (Best Solution = Current Solution untuk C_itr=0) Inisialisasi Tabu Search : Menentukan skema tabu tenure dan jumlah iterasi Melakukan move (Menukar jumlah tenaga kerja dan jam shift kerja) Atribut masuk dalam tabu list Apakah atribut move ada pada tabu list? Tidak ada Tidak memenuhi kendala Check kendala Memenuhi Current Solution menjadi Best Solution yang baru Up date tabu list Up date solusi terbaik Belum C_itr=T_itr Sudah Sbest = S Selesai Gambar 1. Flow Chart Penyusunan Algoritma Tabu Search 3. Hasil dan Pembahasan Sebelum dilakukan analisis dari hasil yang diperoleh, dilakukan verifikasi dan validasi terlebih dahulu. Verifikasi merupakan tahap untuk melihat kesesuaian logika operasional dengan logika model yang diinginkan. Beberapa proses verifikasi yang dilakukan dalam tan program ini adalah : Memastikan kebenaran logika pemikiran, yaitu kesesuaian penulisan source code dengan konsep algoritma tabu search. Memastikan bahwa program sudah mencakup semua kendala dan fungsi tujuan yang ada 9

10 Melakukan perubahan nilai parameter kontrol dan apabila output yang dihasilkan berubahubah maka program telah terverifikasi. Parameter kontrol yang diubah adalah jumlah solusi tetangga, panjang iterasi, dan panjang tabu list. Setelah melakukan verifikasi program, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah validasi program. Validasi dilakukan untuk memastikan bahwa program yang dihasilkan adalah benar. Hasil perhitungan yang dihasilkan oleh program akan dibandingkan dengan perhitungan manual. Validasi program ini dilakukan dengan data dummy yang merupakan beberapa data dari data yang ada sehingga permasalahan lebih sederhana. Lalu data dummy tersebut diolah dengan program yang ada. Hasil dari program ini yang akan dibandingkan dengan perhitungan manual untuk memastikan output yang dihasilkan sudah benar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan berapa jumlah tenaga kerja line maintenance pesawat terbang, yaitu engineer dan teknisi yang dibutuhkan setiap jam mulai shift kerja dalam satu hari. Berdasarkan hasil run program, diperoleh solusi awal dengan biaya yang dikeluarkan sebesar , jumlah engineer sebanyak 42 orang dan teknisi sebanyak 60 orang. Setelah solusi awal diperoleh, maka dilakukan pencarian lokal kembali dengan parameter yang telah ditentukan. Hasil dari solusi terbaiknya adalah biaya terendah yang dikeluarkan untuk tenaga kerja adalah , dengan komposisi tenaga kerja adalah 22 engineer dan 34 teknisi. Untuk pekerjaan before departure check dan transit check dikerjakan oleh 1 orang engineer dan 1 orang teknisi. Daily check dikerjakan oleh 1 orang engineer dan 2 teknisi, dan A-check dikerjakan oleh 1 orang engineer dan 5 teknisi. Gambar 2. Grafik Solusi Terbaik 10

11 Berdasarkan grafik solusi terbaik yang diperoleh dari program dapat dilihat solusi terbaik telah diperoleh pada iterasi ke 92. Untuk setiap iterasi diperoleh jumlah tenaga kerja yang berbeda-beda, dan pada percobaan ini diperoleh jumlah tenaga kerja yang paling sedikit dengan biaya yang dikeluarkan paling rendah. Biaya dan jumlah tenaga kerja berubah setiap dilakukan kombinasi jam mulai kerja dan penyisipan tenaga kerja. Dengan hasil local optimum ini diperoleh jam mulai shift kerja dan berapa tenaga kerja yang harus mulai bekerja pada shift tersebut. Hasil diperlihatkan pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Jumlah Engineer yang Disediakan di Setiap Shift Kerja Shift Jam Mulai Kerja Engineer (P jk ) Jumlah Engineer 1 11:00-19:00 P 11, P :00-20:00 P 21, P 22, P :00-21:00 P :00-24:00 P :00-03:00 P :00-04:00 P 61, P 62, P 63, P :00-05:00 P 71, P 72, P :00-12:00 P 81, P 82, P 83, P 84, P 85, P 86, P 87 7 Tabel 2. Jumlah Teknisi yang Disediakan di Setiap Shift Kerja Shift Jam Mulai Kerja Teknisi (Q jk ) Jumlah Teknisi 1 11:00-19:00 Q 11, Q :00-20:00 Q 21, Q 22, Q :00-21:00 Q 31, Q :00-02:00 Q 41, Q 42, Q :00-03:00 Q 51, Q 52, Q 53, Q 54, Q 55, Q :00-04:00 Q 61, Q 62, Q 63, Q 64, Q 65, Q :00-05:00 Q 71, Q :00-12:00 Q 81, Q 82, Q 83, Q 84, Q 85, Q 86, Q 87, Q 88, Q 89, Q Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah shift yang dibutuhkan dalam satu hari adalah 8 shift kerja dengan jumlah engineer dan teknisi yang dibutuhkan berbeda-beda. Jam 11

12 mulai shift pertama yang terbaik adalah pukul 11:00. Pada jam mulai shift kerja dapat dilihat setiap engineer maupun teknisi tidak langsung mulai bekerja bersama-sama, tenaga kerja bekerja setiap ada pekerjaan atau menyesuaikan beban kerja yang ada. Jam kerja menjadi lebih fleksibel agar tidak banyak tenaga kerja yang menganggur ataupun terdapat pekerjaan yang tidak selesai. Selain itu, setiap pekerja dapat mengetahui setiap jam berapa saja mereka akan bekerja, jenis pesawat yang akan diperiksa, dan jenis pengecekannya. Engineer maupun teknisi dibutuhkan dalam jumlah banyak pada waktu pesawat istirahat dimalam hari (Remain Over Night). Setiap harinya kebutuhan tenaga kerja berpola seperti grafik diatas apabila jam mulai shift kerja pertama dari pukul 11:00 seperti hasil yang diperoleh sebelumnya. Gambar dibawah ini memperlihatkan slot waktu kerja (warna kuning) dan slot waktu menganggur (warna hijau) setiap engineer dan teknisi. Setiap engineer hanya mengerjakan satu pesawat pada satu slot waktu, setelah selesai mengerjakan satu pesawat barulah engineer dapat berpindah untuk mengerjakan pesawat yang lain. Gambar 3. Slot Kerja dan Menganggur Engineer 12

13 Gambar 4. Slot Kerja dan Menganggur Teknisi Melalui optimasi ini dapat dihitung utilitas dari engineer yang ada dari total slot yang digunakan untuk bekerja dibandingkan dengan total slot waktu yang ada untuk bekerja. Terdapat 352 slot waktu yang seharusnya digunakan engineer untuk bekerja, khusus untuk engineer terakhir tidak dihitung delapan jam kerja karena akan meneruskan pekerjaan yang ada dihari berikutnya. Slot waktu yang digunakan untuk bekerja pada hasil optimasi ini adalah 297 slot, dengan 55 slot waktu menganggur, dapat dihitung utilisasi engineer adalah sekitar 84,375%. Sementara untuk teknisi, terdapat 544 slot kerja yang tersedia, tetapi 405 slot yang digunakan untuk kerja dan 139 slot menganggur. Utilisasi teknisi adalah sekitar 74,49%. Jika dibandingkan dengan kondisi awal, utilitas dari tenaga kerja yang ada di perusahaan MRO ini adalah sekitat 40%. Terdapat peningkatan utilitas tenaga kerja karena jumlah tenaga kerja disesuaikan dengan beban kerja yang ada dan waktu menganggur berkurang. Kondisi yang ada terdapat 3 shift kerja, yaitu pukul 07:00-15:00, 15:00-23:00, dan 23:00-07:00, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 12, 24, dan 36 orang secara berturut-turut, jumlah total adalah 72 orang. 72 orang ini sudah termasuk teknisi dan engineer yang dapat release transit dan before departure check. Selain itu, terdapat 11 engineer untuk release 13

14 daily check dan 1 orang engineer untuk release A-check. Jumlah total tenaga kerja pada kondisi nyata sebanyak 84 orang. Jumlah ini belum termasuk penambahan tenaga kerja apabila kekurangan tenaga kerja. Sedangkan pada hasil optimasi terdapat 22 engineer dan 34 teknisi, dengan total tenaga kerja sebanyak 56 tenaga kerja. Dengan menempatkan tenaga kerja secara bertahap dapat mengurangi jumlah tenaga kerja yang disediakan dan menurunkan jumlah waktu menganggur. Berdasarkan hasil optimasi ini dapat dihitung bahwa biaya untuk menugaskan tenaga kerja lebih kecil daripada kondisi sebelumnya. Hal ini dapat dihitung dari jumlah tenaga kerja yang disediakan tanpa melihat slot waktu menganggur, karena slot waktu menganggur dari penelitian ini lebih sedikit, dapat dilihat dari utilitas tenaga kerja yang lebih tinggi. Pada kondisi awal biaya yang dikeluarkan sebesar (72 teknisi x engineer x 2300) sedangkan biaya yang dikeluarkan setelah dilakukan optimasi adalah sebesar (34 teknisi x engineer x 2300). Dengan asumsi biaya yang dikeluarkan untuk menugaskan engineer lebih mahal 2,3 kali lipat diperoleh selisih lebih murah dari hasil optimasi, dan hasil ini belum mengikutsertakan pinalti yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan dari hasil optimasi leih minimal. Utilisasi ini dapat ditingkat dengan membagi jenis tenaga kerja menjadi full time yang bekerja 8 jam dan half time yang bekerja selama 4 jam. Dengan pembagian ini, jadwal kerja akan lebih fleksibel dan dapat mengurangi slot menganggur yang masih ada. Meskipun tenaga kerja sudah tersedia tetapi baru dapat melakukan pemeriksaan jika pesawat telah datang. Dengan adanya yang bekerja penuh waktu dan setengah waktu, pemeriksaan lebih fleksibel untuk mengikuti jadwal pemeriksaan pesawat, dengan konsekuensi tenaga kerja harus bersedia dengan kondisi kerja seperti ini. Dengan penjadwalan seperti ini, ketika terjadi perubahan jadwal yang signifikan, dapat pula dilakukan penjadwalan ulang dengan cepat dengan tetap memastikan setiap pekerjaan dimulai dan diselesaikan tepat waktu, tidak menurunkan tingkat kehandalan, dan dengan slot waktu menganggur minimal. 4. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil dari model penentuan jumlah tenaga kerja pada line maintenance pesawat terbang dengan menggunakan algoritma tabu search yang telah dianalisis sebelumnya diperoleh jam mulai shift kerja dan jumlah engineer serta teknisi yang dibutuhkan 14

15 setiap harinya yang lebih optimal, yaitu dengan jam mulai shift kerja sebanyak 8 shift dan terdapat 22 engineer dan 34 teknisi. Saran untuk penelitian kedepan adalah : Penyediaan tenaga kerja dilakukan dalam rentang waktu satu hari. Rentang waktu untuk penelitian kedepannya dapat dilakukan lebih dari satu hari. Waktu kerja dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu 8 jam kerja (full time) dan 4 jam kerja (half time) untuk memperoleh hasil yang lebih optimal. Mengembangkan penelitian lebih lanjut menggunakan metode algoritma dengan pendekatan metaheuristik yang lain untuk mengetahui perbandingan hasilnya. Untuk penjadwalan setiap tenaga kerja dalam seminggu (5 hari kerja 2 hari libur) dapat digunakan algoritma Monroe dan Tibrelawa. Daftar Referensi [1] Yang, S., Yang, T-H., Chen, H-H Airline short-term maintenance manpower supply planning. Transportation Research Part A 38 (2004) [2] direktorat-jenderal-perhubungan-udara/15251 [3] Belien, J., Demeulemeester, E., Bruecker, P., Bergh, J., Cardoen, B Integrated staffing and scheduling for an aircraft line maintenance problem. Computers and Operational Research 40 (2013) [4] Glover, F., and Laguna, M Tabu Search: United State of America, Kluwer Academic Publisher. [5] Diaz, J., Fernandez, E A tabu search heuristic for the generalized assignment problem. European Journal of Operation Research 132 (2001) [6] Yang, T., Yan, S., Chen, H-H An airline maintenance manpower planning model with flexible strategies. Journal of Air Transport Management 9 (2003)

16 16

Kata Kunci: Rute, Jadwal, Optimasi, Vehicle Roting Problem, Algoritma Tabu Search, Model

Kata Kunci: Rute, Jadwal, Optimasi, Vehicle Roting Problem, Algoritma Tabu Search, Model Perancangan Model Rute dan Jadwal Pengisian Bahan Bakar Unit Loader yang Optimal Menggunakan Algoritma Tabu Search (Studi Kasus Pada PT Pamapersada Nusantara) Amar Rachman 1, Febri Vabiono P 2 Departemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permasalahan Optimasi Optimasi adalah proses memaksimasi atau meminimasi suatu fungsi tujuan dengan tetap memperhatikan pembatas yang ada. Optimasi memegang peranan penting

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK CREW SCHEDULING PADA DINAS LINE MAINTENANCE (STUDI KASUS : PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY-AEROASIA)

PENGEMBANGAN ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK CREW SCHEDULING PADA DINAS LINE MAINTENANCE (STUDI KASUS : PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY-AEROASIA) PENGEMBANGAN ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK CREW SCHEDULING PADA DINAS LINE MAINTENANCE (STUDI KASUS : PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY-AEROASIA) IRAWAN HUTAMA 2505 100 006 PEMBIMBING I : Dr. Eng, Ir.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penjadwalan secara umum adalah aktifitas penugasan yang berhubungan dengan sejumlah kendala, sejumlah kejadian yang dapat terjadi pada suatu periode waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terdapat dalam transportasi dan distribusi serta dalam industri. Sasaran utama proses penjadwalan:

BAB II LANDASAN TEORI. terdapat dalam transportasi dan distribusi serta dalam industri. Sasaran utama proses penjadwalan: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjadwalan Menurut Pinedo (2002), penjadwalan adalah proses pengambilan keputusan yang mempunyai peran penting dala proses manufaktur dan sistem produksi begitu juga dalam lingkungan

Lebih terperinci

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta 1 2 USULAN PENJADWALAN JOB DENGAN METODE CAMPBELL, DUDEK AND SMITH (CDS) DAN METODE NAWAZ, ENSCORE AND HAM (NEH) UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN PROSES STAMPING PART ISUZU DI LINE B PT. XYZ Lina Gozali, Lamto

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang

1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang 1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang ada masih menggunakan cara manual yaitu pihak Tata Usaha

Lebih terperinci

BAB III. EVALUASI DATA KEANDALAN

BAB III. EVALUASI DATA KEANDALAN BAB III. EVALUASI DATA KEANDALAN 3.1 PENDAHULUAN Pada Bab ini dievaluasi data keandalan APU. Evaluasi yang dilakukan adalah melihat kecenderungan laporan kegagalan APU, pengoperasian APU dan pencatatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, selalu dilakukan perjalanan dari satu titik atau lokasi ke lokasi yang lain dengan mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya sehingga

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK P.T. Gistex Textile Division adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang textile yang mengolah polyester (bahan baku) menjadi kain. Perusahaan memproduksi barang sesuai dengan pesanan konsumen

Lebih terperinci

Algoritma Penjadwalan Job Shop Alternatif Routing Menggunakan Variable Neighborhood Descent With Fixed Threshold Untuk Minimisasi Makespan *

Algoritma Penjadwalan Job Shop Alternatif Routing Menggunakan Variable Neighborhood Descent With Fixed Threshold Untuk Minimisasi Makespan * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Algoritma Penjadwalan Job Shop Alternatif Routing Menggunakan Variable Neighborhood

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mitra Abadi Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang garmen yang mengolah kain menjadi pakaian. Perusahaan memproduksi barang sesuai pesanan konsumen (job order). Masalah

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

Perangkat Lunak Simulasi Periodic Vehicle Routing Problem (PVRP) dengan Tabu Search

Perangkat Lunak Simulasi Periodic Vehicle Routing Problem (PVRP) dengan Tabu Search Perangkat Lunak Simulasi Periodic Vehicle Routing Problem (PVRP) dengan Tabu Search Danny Manongga, Theophilus Wellem, Kasih Septi Fakultas Tekonologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Dipenogoro

Lebih terperinci

Manual Penggunaan Algoritma Tabu Search untuk Mengoptimasikan Penjadwalan Job Shop

Manual Penggunaan Algoritma Tabu Search untuk Mengoptimasikan Penjadwalan Job Shop Manual Penggunaan Algoritma Tabu Search untuk Mengoptimasikan Penjadwalan Job Shop Akhmad Hidayatno Armand Omar Moeis Komarudin Zulkarnain Aziiz Sutrisno Laboratorium Rekayasa, Simulasi dan Pemodelan Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang mengapa penelitian ini dilakukan dan penjelasan mengenai apa yang menjadi masalah untuk dipecahkan dalam penelitian ini. Bab ini juga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tabu search Tabu Search berasal dari Tongan, suatu bahasa Polinesia yang digunakan oleh suku Aborigin Pulau tonga untuk mengindikasikan suatu hal yang tidak boleh "disentuh"

Lebih terperinci

Algoritma Modified Simulated Annealing untuk Menyelesaikan Airport Gate Assignment Problem (Studi Kasus Bandara Soekarno-Hatta)

Algoritma Modified Simulated Annealing untuk Menyelesaikan Airport Gate Assignment Problem (Studi Kasus Bandara Soekarno-Hatta) Disusun Oleh : Siti Dwi Rahmawati NRP 2510100144 Pembimbing : Prof. Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D NIP 19690512 199402 1001 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga aspek yaitu keselamatan penerbangan (safety), keselamatan gedung (security), dan total quality management

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN JUMLAH DAN RUTE ARMADA PESAWAT TERBANG

PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN JUMLAH DAN RUTE ARMADA PESAWAT TERBANG PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN JUMLAH DAN RUTE ARMADA PESAWAT TERBANG Fadhilatul Azizah, Ahmad Rusdiansyah, Niniet Indah A. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 45 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. GMF Aero Asia PT. GMF Aero Asia (Garuda Maintenance Facility) merupakan anak perusahaan dari

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Hegar Sumber Kreasi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pembuatan produk-produk yang terbuat dari carbon steel maupun stainless steal, dimana pesanan pada perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dengan semakin bertambahnya maskapai

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dengan semakin bertambahnya maskapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad 21 ini perkembangan transportasi udara mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dengan semakin bertambahnya maskapai penerbangan

Lebih terperinci

OPTIMASI SCHEDULING WELL SERVICE & WORKOVER DENGAN KRITERIA MINIMAL PRODUCTION LOSS DAN MAKSIMAL POTENSI GAIN DARI SUMUR MINYAK

OPTIMASI SCHEDULING WELL SERVICE & WORKOVER DENGAN KRITERIA MINIMAL PRODUCTION LOSS DAN MAKSIMAL POTENSI GAIN DARI SUMUR MINYAK OPTIMASI SCHEDULING WELL SERVICE & WORKOVER DENGAN KRITERIA MINIMAL PRODUCTION LOSS DAN MAKSIMAL POTENSI GAIN DARI SUMUR MINYAK Dosen Pembimbing: Ir. Sudiyono Kromodihardjo, MSc, PhD Oleh: Ergo Swasono

Lebih terperinci

ALGORITMA MODIFIED SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN AIRPORT GATE ASSIGNMENT PROBLEM STUDI KASUS BANDARA SOEKARNO-HATTA

ALGORITMA MODIFIED SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN AIRPORT GATE ASSIGNMENT PROBLEM STUDI KASUS BANDARA SOEKARNO-HATTA 1 ALGORITMA MODIFIED SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN AIRPORT GATE ASSIGNMENT PROBLEM STUDI KASUS BANDARA SOEKARNO-HATTA Siti Dwi Rahmawati, Prof. Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

PERANCANGAN WORKLOAD C-CHECK UNTUK PELAKSANAAN PROGRESSIVE MAINTENANCE PADA A/C TYPE B-737 NG

PERANCANGAN WORKLOAD C-CHECK UNTUK PELAKSANAAN PROGRESSIVE MAINTENANCE PADA A/C TYPE B-737 NG PERANCANGAN WORKLOAD C-CHECK UNTUK PELAKSANAAN PROGRESSIVE MAINTENANCE PADA A/C TYPE B-737 NG Meilia Nur Candra Dewi, Nani Kurniati, dan Budi Santosa Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

TABU SEARCH SEBAGAI LOCAL SEARCH PADA ALGORITMA ANT COLONY UNTUK PENJADWALAN FLOWSHOP

TABU SEARCH SEBAGAI LOCAL SEARCH PADA ALGORITMA ANT COLONY UNTUK PENJADWALAN FLOWSHOP Jurnal Teknik Industri, Vol. 11, o. 2, Desember 2009, pp. 188-194 ISS 1411-2485 TABU SEARCH SEBAGAI LOCAL SEARCH PADA ALGORITMA AT COLO UTUK PEJADWALA FLOWSHOP Iwan Halim Sahputra, Tanti Octavia, Agus

Lebih terperinci

Model Penjadwalan Pekerjaan pada Flowshop dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual

Model Penjadwalan Pekerjaan pada Flowshop dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual Performa (00) Vol. 1, No.1: 0-5 Model Penjadwalan Pekerjaan pada Flowshop dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual Yuniaristanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Lebih terperinci

2.1 Pengantar Model Simulasi Sistem Diskrit

2.1 Pengantar Model Simulasi Sistem Diskrit Pokok Bahasan Pendahuluan Sistem, Model dan Simulasi Keuntungan dan Kerugian Simulasi Jenis-jenis Simulasi Simulasi Komputer Bahasa Simulasi Tahapan Pemodelan Simulasi 19 20 PENGANTAR PEMODELAN & SIMULASI

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH SIMULTANEOUS PICK-UP AND DELIVERY SERVICE MENGGUNAKAN ALGORITME TABU SEARCH SYUKRIO IDAMAN

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH SIMULTANEOUS PICK-UP AND DELIVERY SERVICE MENGGUNAKAN ALGORITME TABU SEARCH SYUKRIO IDAMAN PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH SIMULTANEOUS PICK-UP AND DELIVERY SERVICE MENGGUNAKAN ALGORITME TABU SEARCH SYUKRIO IDAMAN DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PREPROCESSING DATA DAN REPRESENTASI ORGANISME ALGORITMA SYMBIOTIC ORGANISMS SEARCH PADA PERMASALAHAN PENJADWALAN PRAKTIKUM PERGURUAN TINGGI

PREPROCESSING DATA DAN REPRESENTASI ORGANISME ALGORITMA SYMBIOTIC ORGANISMS SEARCH PADA PERMASALAHAN PENJADWALAN PRAKTIKUM PERGURUAN TINGGI PREPROCESSING DATA DAN REPRESENTASI ORGANISME ALGORITMA SYMBIOTIC ORGANISMS SEARCH PADA PERMASALAHAN PENJADWALAN PRAKTIKUM PERGURUAN TINGGI Hendrawan Armanto 1), C. Pickerling 2), Eka Rahayu Setyaningsih

Lebih terperinci

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM 1 PENJADWALAN (SCHEDULING) Melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien agar tujuan tercapai. Oleh karena itu pemahaman mengenai konsep penjadwalan sangat

Lebih terperinci

Bab 2. Regulasi Aircrew. 2.1 Peraturan Terbang Homebase Lisensi Pilot

Bab 2. Regulasi Aircrew. 2.1 Peraturan Terbang Homebase Lisensi Pilot Bab 2 Regulasi Aircrew PT. Garuda Indonesia (Persero) mempunyai peraturan - peraturan kerja untuk setiap crew yang harus dipenuhi sebelum membuat jadwal kerja crew. Peraturan- peraturan kerja ini merupakan

Lebih terperinci

Algoritma Greedy untuk Penjadwalan Penerbangan di Gerbang - Gerbang Bandara

Algoritma Greedy untuk Penjadwalan Penerbangan di Gerbang - Gerbang Bandara Algoritma Greedy untuk Penjadwalan Penerbangan di Gerbang - Gerbang Bandara Robertus Theodore-13509008 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Auxiliary Power Unit (APU) merupakan engine turbin gas cadangan yang terletak pada bagian ekor (tail section) pesawat. APU berfungsi sebagai penghasil cadangan daya

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA TABU SEARCH DALAM PENJADWALAN JOB SHOP

PENERAPAN ALGORITMA TABU SEARCH DALAM PENJADWALAN JOB SHOP MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 3, DESEMBER 2003 PENERAPAN ALGORITMA TABU SEARCH DALAM PENJADWALAN JOB SHOP Betrianis dan Putu Teguh Aryawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas.

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. ABSTRAK Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. Pada skripsi ini, metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan job shop scheduling

Lebih terperinci

FUNGSI GRIEWANK DAN PENENTUAN NILAI OPTIMUMNYA MENGGUNAKAN ALGORITMA STROBERI. Tri Nadiani Solihah

FUNGSI GRIEWANK DAN PENENTUAN NILAI OPTIMUMNYA MENGGUNAKAN ALGORITMA STROBERI. Tri Nadiani Solihah Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 FUNGSI GRIEWANK DAN PENENTUAN NILAI OPTIMUMNYA MENGGUNAKAN ALGORITMA STROBERI Tri Nadiani Solihah trinadianisolihah@gmail.com

Lebih terperinci

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE TABU SEARCH

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE TABU SEARCH Buletin Ilmiah Mat. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 1 (2015), hal 17 24. PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE TABU SEARCH Fatmawati, Bayu Prihandono, Evi Noviani INTISARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Dalam kehidupan sehari-hari, penjadwalan merupakan masalah klasik yang sering ditemui. Berbagai instansi atau perusahaan dihadapkan dengan masalah

Lebih terperinci

PENJADWALAN KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABU SEARCH TUGAS AKHIR

PENJADWALAN KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABU SEARCH TUGAS AKHIR PENJADWALAN KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABU SEARCH TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : TITIS ADI PRATAMA NPM : 0534010164 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

Penjadwalan Shift Kerja Line Maintenance Menggunakan Integer Linier Programing (ILP) di PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia

Penjadwalan Shift Kerja Line Maintenance Menggunakan Integer Linier Programing (ILP) di PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia Penjadwalan Shift Kerja Line Maintenance Menggunakan Integer Linier Programing (ILP) di PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia Oleh : Andiani Kuswardhany NRP. 2506 100 093 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN Uning Lestari 2, Naniek Widyastuti 3, Desti Arghina Listyaningrum 1 1,2,3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia)

PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia) PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia) I Gede Agus Widyadana Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

MINIMASI WAKTU PENGERJAAN PRODUK MELANIE SLEIGH CHANGING TABLE MELALUI PENDEKATAN SIMULASI DAN TABU SEARCH

MINIMASI WAKTU PENGERJAAN PRODUK MELANIE SLEIGH CHANGING TABLE MELALUI PENDEKATAN SIMULASI DAN TABU SEARCH MINIMASI WAKTU PENGERJAAN PRODUK MELANIE SLEIGH CHANGING TABLE MELALUI PENDEKATAN SIMULASI DAN TABU SEARCH Natalia Sofyan, Meifani, dan I Gede Agus W. Laboratorium Optimasi dan Simulasi, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

MERANCANG MODEL PENJADWALAN SHIFT KERJA RESEPSIONIS HOTEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus: Swiss BelHotel Palu)

MERANCANG MODEL PENJADWALAN SHIFT KERJA RESEPSIONIS HOTEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus: Swiss BelHotel Palu) JIMT Vol. 10 No. 1 Juni 201 (Hal. 55 64) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X MERANCANG MODEL PENJADWALAN SHIFT KERJA RESEPSIONIS HOTEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi

Lebih terperinci

Model Penjadwalan Pekerjaan pada Zero-buffer Flowshop Tipe (1) dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual

Model Penjadwalan Pekerjaan pada Zero-buffer Flowshop Tipe (1) dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual Performa (004) Vol. 3, No.: 49-54 Model Penjadwalan Pekerjaan pada Zero-buffer Flowshop Tipe (1) dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual Yuniaristanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR MULTI TRAVELING SALESMAN PROBLEM (MTSP) DENGAN ALGORITMA Abstrak GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR Oleh : Fitriana Yuli Saptaningtyas,M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT TransNusa Aviation Mandiri biasa disingkat menjadi TransNusa merupakan maskapai penerbangan domestik di Indonesia yang menyediakan layanan transportasi udara

Lebih terperinci

Algoritma Tabu Search dan Penggunaannya dalam Penyelesaian Job Shop Scheduling Problem

Algoritma Tabu Search dan Penggunaannya dalam Penyelesaian Job Shop Scheduling Problem Algoritma Tabu Search dan Penggunaannya dalam Penyelesaian Job Shop Scheduling Problem M. Noversada 1, Fitri Meiriza 2, Dyah Ayuni Wijayanti 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik pada abad ini sudah merupakan kebutuhan primer yang tidak bisa tergantikan. Karena pentingnya listrik ini, sistem yang menyuplai dan mengalirkan listrik ini

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D Oleh : Sas Wahid Hamzah

Dosen Pembimbing : Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D Oleh : Sas Wahid Hamzah Artificial Immune System untuk Penyelesaian Vehicle Routing Problem with Time Windows Dosen Pembimbing : Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D Oleh : Sas Wahid Hamzah 2507100054 Pendahuluan Pendahuluan Fungsi Objektif

Lebih terperinci

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET 1) Benny Santoso 2) Liliana 3) Imelda Yapitro Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031) 298 1395 email

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERMASALAHAN MULTI-OBJECTIVE HYBRID FLOW SHOP SCHEDULING DENGAN ALGORITMA MODIFIED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

PENYELESAIAN PERMASALAHAN MULTI-OBJECTIVE HYBRID FLOW SHOP SCHEDULING DENGAN ALGORITMA MODIFIED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PENYELESAIAN PERMASALAHAN MULTI-OBJECTIVE HYBRID FLOW SHOP SCHEDULING DENGAN ALGORITMA MODIFIED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Fiqihesa Putamawa 1), Budi Santosa 2) dan Nurhadi Siswanto 3) 1) Program Pascasarjana

Lebih terperinci

atau benta-benta yang berkaitan dengan pengerjaan proyek konstruksi dan khususnya

atau benta-benta yang berkaitan dengan pengerjaan proyek konstruksi dan khususnya BAB V METODE PENELTAN 4.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek dan objek pada penelitian dengan topik optimalisasi durasi dan biaya proyek akibat percepatan durasi proyek dengan metode simulated annealing

Lebih terperinci

ANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA TABU SEARCH

ANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA TABU SEARCH ANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA TABU SEARCH Isywalsyah Lani Putri, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Irawan Hutama*, Dr. Eng, Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng., Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D.

Irawan Hutama*, Dr. Eng, Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng., Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D. PENGEMBANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK CREW SCHEDULING PADA DINAS LINE MAINTENANCE (Studi Kasus : PT Garuda Maintenance Facility-AeroAsia) Irawan Hutama*, Dr. Eng, Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah antrian adalah masalah umum yang pernah dan akan dialami oleh siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti antrian kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan kegiatan administrasi utama di berbagai institusi. Masalah penjadwalan merupakan masalah penugasan sejumlah kegiatan dalam periode

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Fokus dalam bidang teknologi saat ini tidak hanya berada pada proses pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang dapat membantu manusia

Lebih terperinci

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta. Abstrak

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta. Abstrak Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer USULAN PENJADWALAN JOB DENGAN METODE CAMPBELL, DUDEK AND SMITH (CDS) DAN METODE NAWAZ, ENSCORE AND HAM (NEH) UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN PROSES STAMPING PART ISUZU DI LINE

Lebih terperinci

MINIMALISASI KETERLAMBATAN KERETA API (STUDI KASUS PADA JADWAL KERETA API DI PT KERETA API INDONESIA DAOP IV SEMARANG)

MINIMALISASI KETERLAMBATAN KERETA API (STUDI KASUS PADA JADWAL KERETA API DI PT KERETA API INDONESIA DAOP IV SEMARANG) Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 MINIMALISASI KETERLAMBATAN KERETA API (STUDI KASUS PADA JADWAL KERETA API DI PT KERETA API INDONESIA DAOP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Job Shop Scheduling Problem (JSSP) Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi kombinatorial. Misalkan terdapat n buah job atau pekerjaan, yaitu J 1, J 2,,

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Greedy pada Permainan Ludo

Implementasi Algoritma Greedy pada Permainan Ludo Implementasi Algoritma Greedy pada Permainan Ludo Sylvia Juliana, 13515070 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl, Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang industri seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan munculnya persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan membuat perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang meningkat membuat permintaan akan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu ketat dan peningkatan permintaan pelayanan lebih dari pelanggan. Dalam memenangkan persaingan tersebut

Lebih terperinci

Melalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000.

Melalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan sistem pemerintahan pasca peristiwa reformasi pada tahun 1998 ikut memicu perkembangan industri jasa transportasi udara nasional yang sempat terpuruk diterpa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai alur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini. Permasalahan pemilihan lintasan penerbangan antara dua kota

Lebih terperinci

OPTIMISASI PEMBENTUKAN SEL DIINTEGRASIKAN DENGAN PENEMPATAN MESIN DAN PENJADWALAN DI DALAM SELULAR MANUFAKTUR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMISASI PEMBENTUKAN SEL DIINTEGRASIKAN DENGAN PENEMPATAN MESIN DAN PENJADWALAN DI DALAM SELULAR MANUFAKTUR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMISASI PEMBENTUKAN SEL DIINTEGRASIKAN DENGAN PENEMPATAN MESIN DAN PENJADWALAN DI DALAM SELULAR MANUFAKTUR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Oleh : Moh Khoiron 1209 100 705 Dosen pembimbing : Dr. Imam

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW

PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW INFOMATEK Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW Tjutju T. Dimyati Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan Abstrak: Penentuan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan komponen penting dalam sistem pelayanan depot suatu perusahaan, proses tersebut dapat terjadi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Dirgantara Indonesia (Persero) adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pesawat terbang. Saat ini PT. Dirgantara Indonesia memproduksi pesawat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Kerta Laksana adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan mesin, dimana pesanan pada perusahaan ini bersifat Job Order. Dalam menjadwalkan pesanan yang diterima, perusahaan

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal

Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal Fitria Imatus Solikhah 1, Renanda Nia R. 2, Aditya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Pengembangan Algoritma Simulated Annealing pada Permasalahan Hybrid Flowshop Scheduling untuk Minimasi Makespan

TUGAS AKHIR Pengembangan Algoritma Simulated Annealing pada Permasalahan Hybrid Flowshop Scheduling untuk Minimasi Makespan SIDANG TUGAS AKHIR Pengembangan Algoritma Simulated Annealing pada Permasalahan Hybrid Flowshop Scheduling untuk Minimasi Makespan dan Total Tardiness Peneliti Pembimbing : Ainur Rofiq : Prof. Ir. Budi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pembebanan Pembebanan (loading) dapat diartikan pekerjaan yang diberikan kepada mesin atau operator. Pembebanan menyangkut jadwal waktu kerja operator dalam kurun waktu satu hari

Lebih terperinci

OPTIMISASI JADWAL PERAWAT DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT KEMAMPUAN DAN KEBUTUHAN DAY OFF PERAWAT (Studi Kasus di Rumah Sakit Pelabuhan Surabaya)

OPTIMISASI JADWAL PERAWAT DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT KEMAMPUAN DAN KEBUTUHAN DAY OFF PERAWAT (Studi Kasus di Rumah Sakit Pelabuhan Surabaya) OPTIMISASI JADWAL PERAWAT DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT KEMAMPUAN DAN KEBUTUHAN DAY OFF PERAWAT (Studi Kasus di Rumah Sakit Pelabuhan Surabaya) Hardian Sufi, Ahmad Rusdiansyah, Nurhadi Siswanto Program

Lebih terperinci

MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER

MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER Amiluddin Zahri Dosen Universtas Bina Darma Jalan Ahmad Yani No.3 Palembang Sur-el: amiluddin@binadarma.ac.id

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA TABU SEARCH UNTUK MENGOPTIMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE (STUDI KASUS PT XYZ)

IMPLEMENTASI ALGORITMA TABU SEARCH UNTUK MENGOPTIMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE (STUDI KASUS PT XYZ) IMPLEMENTASI ALGORITMA TABU SEARCH UNTUK MENGOPTIMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE (STUDI KASUS PT XYZ) Miswanto 1, Nova Tri Romadloni 2, Sapriyanti 3, Windu Gata 4 Jurusan Ilmu Komputer, Program

Lebih terperinci

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Algoritma Penjadwalan Job Shop Kelompok Mesin Homogen dan Heterogen Menggunakan

Lebih terperinci

Laili Miftahur Rizqi, Helen Burhan. Departemen Matematika, FMIPA UI, Kampus UI Depok Abstrak

Laili Miftahur Rizqi, Helen Burhan. Departemen Matematika, FMIPA UI, Kampus UI Depok Abstrak Pendekatan Algoritma Auction pada Penjadwalan Kendaraan Bus Rapid Transit dengan Memperhatikan Jadwal Pengisian Bahan Bakar dan Aplikasinya pada Penjadwalan Kendaraan Bus TransJakarta Laili Miftahur Rizqi,

Lebih terperinci

What Is Greedy Technique

What Is Greedy Technique 1 What Is Greedy Technique A technique constructing a solution through a sequence of steps, on each step it suggests a greedy grab of the best alternative available in the hope that a sequence of locally

Lebih terperinci

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PROPOSAL KERJA PRAKTEK 1 PROPOSAL KERJA PRAKTEK I. JUDUL KERJA PRAKTEK Kegiatan ini dinamakan Kerja Praktek di PT. GMF Aeroasia II. LATAR BELAKANG Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, dimana tuntutan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian. Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian. Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode rapid application development (RAD), dengan alur pengerjaan sebagai berikut: Gambar

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MASALAH PEWARNAAN GRAPH DENGAN ALGORITMA TABU SEARCH PADA PENJADWALAN KULIAH

IMPLEMENTASI MASALAH PEWARNAAN GRAPH DENGAN ALGORITMA TABU SEARCH PADA PENJADWALAN KULIAH IMPLEMENTASI MASALAH PEWARNAAN GRAPH DENGAN ALGORITMA TABU SEARCH PADA PENJADWALAN KULIAH Ida Suryani 1, Purwanto 2, Mohamad sin 3 Universitas Negeri Malang E-mail: idaasuryaani@gmail.com; purmatum@yahoo.com;

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGOPERASIAN, PERAWATAN, DAN PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG MICROLIGHT TRIKE

PEDOMAN PENGOPERASIAN, PERAWATAN, DAN PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG MICROLIGHT TRIKE PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.5/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENGOPERASIAN, PERAWATAN, DAN PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG MICROLIGHT TRIKE DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ Saiful Mangngenre 1, Amrin Rapi 2, Wendy Flannery 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar, 90245

Lebih terperinci

PENJADWALAN JOB SHOP STATIK DENGAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN

PENJADWALAN JOB SHOP STATIK DENGAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN PENJADWALAN JOB SHOP STATIK DENGAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN Moh.Husen, Ilyas Masudin, Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri - Universitas Muhammadiyah Malang Muhammad.husen12@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah 7 BAB PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah dikembangkan dilakukan pengumpulan data sebagai berikut : 1. Pengujian model dalam masalah job shop dengan

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya E4 Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Hersanti Rahayu, Ervina Ahyudanari Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION DALAM MENYELESAIKAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM (JSSP)

IMPLEMENTASI ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION DALAM MENYELESAIKAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM (JSSP) E-Jurnal Matematika Vol. 5 (3), Agustus 2016, pp. 90-97 ISSN: 2303-1751 IMPLEMENTASI ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION DALAM MENYELESAIKAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM (JSSP) I Wayan Radika Apriana 1, Ni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif membuat perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif membuat perusahaan manufaktur tidak hanya memperhatikan kualitas produk, tetapi juga ketepatan waktu produk sampai ke tangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang. dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Kadir (2008:3) program aplikasi adalah program siap pakai atau program yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI PADA PT HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI UNTUK PRODUK PIPA PVC (Planning Production Schedule of PVC Pipe Product in PT Harapan Widyatama Pertiwi)

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten)

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten) PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian penjadwalan pembangkit termal pada sistem interkoneksi 500kV Jawa- Bali ini adalah untuk membandingkan metode Simulated Annealing dengan metode yang digunakan PLN.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Multikarya Sinardinamika berdiri pada Desember 1990 dan mulai beroperasi pada Januari 1991. Perusahaan

Lebih terperinci