PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG TEROPONG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG TEROPONG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN"

Transkripsi

1 PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG TEROPONG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Oleh, Riska Ayu Rahmawati NIM: TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014 i

2

3

4 ii

5 iii

6 iv

7 Jangan berhenti berupaya ketika menemui kegagalan. Karena kegagalan adalah cara Tuhan mengajari kita tentang arti kesungguhan.. Sebuah rencana yang hebat akan gagal hanya karena kurangnya kesabaran.. v

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatka kehadiran Allah SWT atas segala kelimpahan taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini sebagai bagian akhir yang penuh perjuangan dan emosi dari proses kuliah di Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Dalam penyusunannya penulis juga mendapat dukungan, hiburan dan bantuan dari berbagai pihak. Terutama penulis ingin berterima kasih kepada : 1. Allah SWT yang telah melimpahkan segala taufik dan hidayahnnya. 2. Keluarga yang selalu mendoakan dan memotivasi untuk menyelesaikan sekripsi. Terutama untuk orang tua yang selalu mendoakan dan mencukupi keperluan selama kuliah. Suami dan anak tercinta (diva) terimakasih selalu ada dalam keadaan susah maupun senang. 3. Dra. Marmi Sudarmi, M.Si selaku pembimbing utama. Terima kasih atas bimbingannya dari awal penulisan proposal sampai sekripsi ini selesai. 4. Diane Noviandini, M.Pd selaku pembimbing II yang bersedia menyediakan waktu, membimbing dan memotivasi penulis dalam penyusunan sekripsi ini. 5. Kepala sekolah SMP N 1 Watumalang yang bersedia menerima penulis untuk melakukan penelitian. 6. Segenap Dosen Pengajar Program Studi Pendidikan Fisika, terima kasih atas semua penulis dapatkan selama perkuliahan. 7. Semua laboran Fisika UKSW. Mas Sigit, Pak Tafip dan Mas tri trima kasih untuk bantuannya selama ini. 8. Teman teman seperjuangan (shinta, tyas, erma, lilies) terima kasih atas bantuannya selama ini dan maaf kalau selama ini penulis selalu merepotkan kalian. 9. Seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika dan Fisika yang telah memberikan dukungan, terima kasih 10. Segenap pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu yang turut terlibat dalam penyelesaian sekripsi ini, terima kasih atas bantuannya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam sekripsi ini. Jika ada kata kata yang tidak berkenan dalam sekripsi ini, penulis memohon maaf. Semoga hasil sekripsi ini bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkann Salatiga, 4 Februari Penulis vi

9 PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG TEROPONG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Riska Ayu Rahmawati, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Berdasarkan pengalaman ketika PPL, terdapat beberapa siswa yang tidak menyukai mata pelajaran fisika. Mereka beranggapan bahwa mata pelajaran fisika itu susah dan banyak rumus, apa lagi buku fisika yang beredar lebih banyak berisi tulisan, penurunan rumus rumus dan sedikit gambar sehingga siswa tidak tertarik untuk membacanya. Untuk itu, muncul ide mengembangkan media pembelajaran yaitu komik yang berisi dialog pendek dan gambar yang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk membuat komik tentang teropong, membuat RPP tentang teropong, dan menerapkannya di dalam kelas. Penelitian ini dilakukan dengan metode PTK, di mana guru melaksanakan penelitian di kelas dengan sampel siswa kelas 8. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang mengamati efektivitas komik sebagai media pembelajaran, tes tertulis yang menunjukkan hasil belajar siswa dan kuisioner menunjukkan ketertarikan siswa terhadap komik. Selama proses KBM berlangsung, siswa dapat menjawab pertanyaan pertanyaan dengan tepat. Keberhasilan media komik sebagai pembelajaran tampak dari hasil tes siswa di mana nilai siswa sudah mencapai batas tuntas, sedangkan ketertarikan siswa terhadap komik tampak pada lembar kuisioner di mana siswa semakin termotivasi untuk belajar fisika. Kata kunci : komik fisika, teropong. 1

10 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan pengalaman ketika PPL, terdapat beberapa siswa yang tidak menyukai mata pelajaran fisika. Mereka beranggapan bahwa mata pelajaran fisika itu susah dan banyak rumus, apalagi buku fisika yang beredar lebih banyak berisi tulisan, penurunan rumus rumus dan sedikit gambar sehingga siswa tidak tertarik dan malas membacanya. Permasalahan yang dialami oleh guru fisika dalam pembelajaran di sekolah adalah bagaimana seorang guru dapat membuat siswa tertarik dan termotivasi mengikuti pembelajaran. Sehingga guru harus mencari cara untuk mengatasi hal tersebut agar siswa tidak lagi menganggap fisika itu mata pelajaran yang sulit. Banyak media pembelajaran yang digunakan untuk menarik perhatian siswa dan salah satu di antaranya adalah komik. Berdasarkan kecenderungan bahwa anak lebih menyukai gambar, maka komik dirasa lebih bisa menarik minat siswa karena komik lebih menekankan gambar dari ada tulisan. Gambar-gambar tersebut sudah dapat mewakili materi yang akan disampaikan. Jadi siswa tidak lagi dibebani oleh tulisan tulisan yang ada di buku paket. Penelitian pendidikan tentang komik sebagai media pembelajaran telah dilakukan oleh mahasiswa UKSW diantaranya Petrus Ongga yang berjudul Terapung, Tenggelam, dan Melayang, Silindung Ester Hanaya yang berjudul Arus listrik, Otha Supa yang berjudul Kemagnetan, Destya Kusuma Wardani yang berjudul Periskop, Naga Ligan yag berjudul Tekanan Pada Zat Padat. Hasil dari penelitian mereka, komik merupakan media pembelajaran yang efektif dan dapat memotivasi siswa untuk belajar. Oleh karena itu peneliti memilih komik sebagai media pembelajaran. Adapun perbedaan komik fisika yang dibuat oleh peneliti adalah materinya, karena materi tentang Teropong belum dibuat maka peneliti mencoba untuk membuatnya. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat komik yang menarik berdasarkan konsep yang dimuat dalam buku paket fisika khususnya tentang Teropong, bagaimana model pembelajaran menggunakan komik dalam mata pelajaran fisika tentang Teropong dengan menggunakan metode discovery, dan bagaimana pemahaman siswa tentang Teropong setelah membaca komik mengenai materi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat komik tentang Teropong sebagai media pembelajaran, membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran tentang Teropong 2

11 dengan media pembelajaran komik dan menerapkannya di dalam kelas. Dalam penelitian ini, diharapkan komik yang dibuat bisa menambah wawasan bagi guru dan dapat digunakan sebagai alat bantu selama proses pembelajaran tentang Teropong. Sedangkan bagi siswa, komik diharapkan dapat membuat mereka lebih tertarik untuk belajar fisika dan dapat lebih memahami tentang konsep Teropong. 2. KERANGKA TEORITIS 2.1. Komik Komik merupakan suatu bentuk komunikasi visual menggunakan gambar gambar tidak bergerak yang sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah alur cerita. Scout McClod berpendapat bahwa komik dapat memiliki arti gambar gambar serta lambang lain yang ter-jukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam urutan tertentu, untuk menyampaikan informasi dan/atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya. Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur 1. Sebagai media komunikasi visual, komik memiliki kekuatan untuk menyampaikan informasi lewat gambar dan tulisan yang dirangkai dalam satu alur cerita sehingga membuat informasi lebih mudah diserap. Oleh karena itu komik dapat diterapkan sebagai media pembelajaran yang mampu menyampaikan informasi secara aktif dan efisien serta menyenangkan 2.2. Teropong 1. Teropong Bintang Teropong bintang digunakan untuk mengamati benda benda langit, seperti bintang, planet, dan asteroid. Teropong bintang tersusun dari dua lensa cembung yaitu lensa okuler dan lensa obyektif. Bayangan benda langit yang sangat jauh akan berada di titik fokus lensa obyektif. Bayangan dari lensa obyektif akan menjadi benda untuk lensa okuler yang akan menghasilkan bayangan maya, diperbesar dan terbalik terhadap keadaan awal benda. 3

12 Gambar 1. Jalannya sinar pada teropong bintang 2. Teropong Bumi Teropong bumi disebut juga teropong medan menghasilkan bayangan akhir yang tegak terhadap benda dari lensa obyektif. Hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan lensa cembung ketiga yang disisipkan di antara lensa objektif dan lensa okuler. Lensa cembung ketiga hanya berfungsi sebagai pembalik bayangan tanpa perbesaran. Lensa okuler berfungsi sebagai lup membentuk bayangan yang bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Adanya lensa pembalik tidak mempengaruhi perbesaran akhir. Bayangan akhir bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Prinsip kerja dari teropong bumi hampir sama dengan teropong prisma Prinsip kerja teropong bumi : 1. Lensa objektif membentuk bayangan bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil pada fob. 2. Bayangan dari lensa obyektif menjadi benda bagi lensa pembalik pada jarak 2f pembalik sehingga terbentuk bayangan pada jarak 2f pembalik yang bersifat nyata, terbalik, dan sama besar. 3. Lensa okuler berfungsi sebagai lup yang membentuk bayangan yang bersifat maya, tegak, dan diperbesar. 4

13 Gambar 2. Jalannya sinar pada teropong bumi 3. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) jenis guru sebagai peneliti Sampel peneliti Sampel yang digunakan adalah siswa siswi kelas 8 SMP N 1 Watumalang Wonosobo Instrumen penelitian 1. Komik dengan materi teropong sebagai media pembelajaran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang teropong 3. Lembar observasi (KBM) 4. Tes untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran menggunakan komik. 5. Kuisioner untuk mengetahui ketertarikan siswa terhadap pembelajaran menggunakan komik tersebut 3.3. Teknik pengumpulan data 1. Saat pembelajaran sedang berlangsung, seseorang ditugaskan untuk mengobservasi kelas dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. 2. Setelah pembelajaran selesai, semua siswa diminta mengisi soal soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa setelah belajar menggunakan komik. 3. Seluruh siswa diminta mengisi kuisioner yang telah disediakan untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran menggunakan komik Prosedur penelitian Adapun tahapan tahapan dalam penelitian ini adalah : 1. Perencanaan a. Membuat komik dengan topik Teropong b. Menyusun RPP dengan menggunakan komik sebagai media pembelajaran 5

14 c. Membuat lembar observasi d. Menyusun soal soal tes e. Menyusun pertanyaan pertanyaan kuisioner tentang tanggapan siswa tentang komik 2. Pelaksanaan a. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan sesuai RPP dengan menggunakan komik sebagai media pembelajaran. Selama KBM berlangsung observasi kelas dilakukan oleh orang lain dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. b. Setelah selesai KBM diadakan post test c. Siswa mengisi kuisioner yang telah disediakan 3.5. Teknik Analisa Data 1. Hasil tes siswa Data nilai hasil tes diolah secara kuantitatif, untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dan untuk menentukan keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan komik. Nilai siswa (N) di peroleh dengan : N = 100 Indikator KBM dinyatakan berhasil apabila 80% Siswa mendapat nilai 70, Jika indikator KBM belum tercapai maka KBM harus diulang 2. Kuisioner dan lembar observasi Data dianalisis secara kualitatif di mana kuisioner diisi oleh siswa yang berisi pertanyaan pertanyaan tentang komik yang dibuat dan kesesuaian dengan materi, dan lembar observasi yang berisi check list tentang kesesuaian RPP yang dibuat dan interaksi guru dan siswa. Jika dari kuisioner siswa tidak memahami isi komik, maka komik harus diperbaiki dan KBM diulang. 4. HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Hasil dan Analisa Observasi pembelajaran Bagian motivasi Guru bertanya jika kita melihat rumah yang letaknya jauh apakah bisa melihat dengan jelas?. Hampir semua siswa yang menjawab tidak jelas, ada juga yang 6

15 menjawab terlihat kabur. Kemudian siswa ditugaskan untuk membaca komik hal 1 2 Gambar 1. komik hal 1-2 Setelah selesai membaca, Kemudian guru bertanya lagi, untuk melihat rumah itu agar kelihatan jelas menggunakan alat apa?. Sebagian besar siswa menjawab menggunakan teropong. Kemudian siswa ditanya, dalam komik teropong yang dimiliki Albe dan Paman Pandi sama atau beda?. Sebagian besar siswa menjawab berbeda. Perumusan masalah I Pertanyaan untuk perumusan masalah I bagaimana prinsip kerja teropong bintang? Semua siswa tidak bisa menjawabnya. Kegiatan 1 : Untuk menjawab pertanyaan pada perumusan masalah I, terlebih dahulu siswa diingatkan tentang prinsip kerja mikroskop baru kemudian membandingkan prinsip kerja mikroskop dengan teropong. Untuk itu Guru bertanya: apa persamaan dan perbedaan antara mikroskop dan teropong, kebanyakan siswa hanya diam dan bingung. Untuk mengingat perbedaan siswa ditugaskan membaca komik halaman 3. Gambar 2. komik hal 7

16 Setelah membaca komik hal 3, siswa digiring untuk mencermati isi komik, dengan pertanyaannya sebagai berikut : berapa jumlah lensa pada mikroskop dan teropong? Seorang siswa menjawab 2, pertanyaan selanjutnya apa saja jenis lensanya? Seorang siswa menjawab lensa cembung, kemudian seorang siswa menjawab yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. Pertanyaan selanjutnya apa perbedaan fungsi teropong dan mikroskop? Seorang siswa menjawab mikroskop berfungsi untuk melihat benda yang kecil menjadi besar sedangkan teropong berfungsi untuk melihat benda yang jauh supaya kelihatan dekat dan jelas. Berikutnya ditanyakan bagaimana perbandingan fokus kedua lensanya? Salah satu siswa menjawab pada mikroskop fokus lensa obyektif lebih kecil dari lensa okuler, sedangkan pada teropong lensa obyektif fokusnya lebih besar dari lensa okuler. Semua hasil jawaban siswa ditulis sebagai data agar bisa dirangkum untuk menulis kesimpulan. Setelah melihat data, siswa ditugaskan untuk membuat kesimpulan dari data yang sudah ada. Siswa ditanya apa persamaan antara mikroskop dan teropong?. Dua orang siswa mencatatnya di depan kelas yang jawabannya secara inti sama yaitu persamaan antara mikroskop dan teropong adalah sama sama mempunyai 2 lensa cembung yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. Pertanyaan selanjutnya apa perbedaan antara mikroskop dan teropong? tiga orang siswa menulis jawabnya masing masing di depan kelas yang hasilnya hampir sama yaitu perbedaan antara mikroskop dan teropong adalah mikroskop berfungsi untuk melihat benda yang kecil kelihatan besar sedangkan teropong untuk melihat benda yang jauh kelihatan dekat dan jelas. Pada mikroskop fokus lensa obyektif lebih kecil dari lensa okuler, sedangkan pada teropong fokus lensa obyektif lebih besar dari lensa okuler. Kemudian semua siswa ditanya apakah ada jawaban lain selain yang ada di papan tulis?, semua siswa berpendapat jawabannya sama. Jadi dengan demikian siswa dapat menjawab kesimpulan dengan benar. Dalam kegiatan ini siswa antusias dalam membaca. Siswa juga ada yang berdiskusi dengan teman sebangkunya dalam menjawab pertanyaan sampai menarik kesimpulan. Dengan begitu komik dapat membantu siswa dalam belajar dan juga komik dapat di pakai sebagai media pembelajaran yang efektif. Kegiatan 2 : Untuk kegiatan kedua siswa ditanya bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif pada teropong? Kemudian siswa ditugaskan membaca komik hal

17 Gambar 3. komik hal 4-5 Setelah membaca komik hal 4-5, siswa digiring dengan pertanyaan untuk mencermati isi komik. Pertanyaan 1 adalah, dimana letak benda untuk sebuah teropong bintang? Seorang siswa menjawab benda pada teropong berada di tak hingga. Pertanyaan selanjutnya, dimana letak bayangan untuk benda di tak hingga? Seorang siswa menjawab untuk benda di tak hingga bayangan berada di fokus obyektif. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana sifat bayangannya? Seorang siswa menjawab sifat bayangannya adalah nyata, terbalik dan diperkecil. Dari jawaban jawaban siswa yang diberikan, siswa ditugaskan untuk membuat kesimpulan. Siswa ditanya bagaimana sifat bayangan dari benda pada teropong bintang yang di hasilkan oleh lensa obyektif? Dua orang siswa maju ke depan untuk menuliskan jawabnya dan hasilnya hampir sama yaitu pada teropong bintang benda berada di tak hingga sehingga sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif adalah nyata, terbalik, dan diperkecil dan berada di fokus lensa obyektif. Kemudian siswa lain ditanya apakah ada jawaban lain selain yang ditulis di papan, semua siswa menjawab tidak ada, Dan semua kesimpulan ditulis sebagai catatan. Dari kegiatan mereka semakin tertarik untuk membaca komik. Dan dapat dilihat siswa lebih aktif dalam menjawab pertanyaan yang di berikan oleh guru. Mereka pun dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Kegiatan 3 : Dalam kegiatan ketiga siswa ditanya bagaimana sifat bayangan akhir yang dihasilkan oleh lensa okuler? Semua siswa hanya diam. Kemudian siswa ditugaskan untuk membaca komik hal 5 kiri bawah 6. 9

18 Gambar 4. komik hal 5 kiri bawah - 6 Setelah membaca komik hal 5 6, siswa digiring untuk mencermati isi komik dengan pertanyaan lensa okuler berfungsi sebagai apa? Seorang siswa menjawab lensa okuler berfungsi sebagai LUP, pertanyaan selanjutnya apa yang menjadi benda untuk lensa okuler? Seorang siswa menjawab bayangan pada lensa obyektif akan menjadi benda untuk lensa okuler. Pertanyaan selanjutnya di mana benda harus diletakkan di depan lensa okuler? Seorang siswa menjawab di ruang satu. Semua jawaban siswa ditulis sebagai data untuk menulis kesimpulan. Setelah melihat data siswa ditugaskan untuk membuat kesimpulan. Siswa ditanya bagaimana sifat bayangan pada lensa okuler? seorang siswa menjawab sifat bayangan akhir pada lensa okuler adalah maya, kemudian ada siswa lain yang melengkapi jawaban tersebut yaitu tidak terbalik terhadap bayangan lensa obyektif tetapi terbalik terhadap posisi awal benda dan diperbesar. Kemudian semua kesimpulan ditulis sebagai catatan. Berdasarkan jawaban jawaban dari kegiatan 1, 2, 3 siswa digiring menarik kesimpulan untuk perumusan masalah I dengan pertanyaan berdasarkan fungsi lensa obyektif dan lensa okuler, bagaimana prinsip kerja teropong bintang? Seorang siswa menjawab yaitu cahaya di jauh tak hingga dibiaskan melalui lensa obyektif kemudian menghasilkan bayangan dititik fokus lensa obyektif. Bayangan tersebut menjadi benda untuk lensa okuler yang akan menghasilkan bayangan maya, diperbesar, dan terbalik terhadap posisi awal benda. Pada kegiatan ini, siswa dapat menjawab pertanyaan penggiring menarik kesimpulan dan menuliskan kesimpulannya di papan tulis. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa aktif dalam pembelajaran dan memahami isi komik. Perumusan masalah II Untuk perumusan masalah ke II, guru bertanya : berapa jarak antar lensa pada teropong bintang? Semua siswa diam, ada juga yang berdiskusi dengan teman sebangkunya. 10

19 Kegiatan I: Sebelum menjawab pertanyaan untuk perumusan masalah ke II, terlebih dahulu siswa diberi pertanyaan untuk menggiring mereka menjawab yaitu bagaimana jalannya cahaya untuk mata tak berakomodasi dan berapa jarak kedua lensa pada teropong? Kebanyakan siswa hanya diam, Kemudian siswa ditugaskan untuk membaca komik hal 7-8 kanan atas Gambar 5. komik hal 7 8 kanan atas Setelah membaca komik, siswa diminta menjawab pertanyaan : gambarkan jalannya sinar sinar datang dari benda di tak hingga sampai ke lensa obyektif sampai menghasilkan bayangan akhir? Banyak siswa yang terlihat diam dan berdiskusi dengan teman sebangkunya, kemudian guru menggiring siswa dengan pertanyaan, dari kedua gambar jalannya sinar(milik Doli, Bunny) yang ada di komik, milik siapa yang benar. Siswa menjawab milik Doli, karena punya Bunny tidak sejajar dengan punya Doli. Guru bertanya: pada saat menggambar jalannya sinar, dasar dasar apa yang digunakan? Seorang siswa menjawab ada di sinar sinar istimewa pada lensa cembung. Pertanyaan selanjutnya, gambarkan jalannya cahaya dari benda ke lensa okuler sampai menghasilkan bayangan akhir? Seorang siswa menjawab ada di dalam komik hal 7 kiri bawah, semua siswa melihat ke dalam komik dan semua siswa menjawab iya. Kemudian salah seorang siswa maju ke depan untuk menggambarkannya. Guru bertanya: mana yang di sebut S o ob, S i ob, S o ok, S i ok? seorang siswa menjawab S o ob adalah jarak dari benda sampai ke lensa obyektif, sedangkan S i ob adalah jarak dari lensa obyektif sampai ke bayangan yang dihasilkan. Seorang siswa lagi menjawab S o ok adalah jarak antara fokus lensa okuler sampai ke lensa okuler, sedangkan S i ok adalah jarak dari lensa okuler sampai ke bayangan. Untuk menulis kesimpulan guru bertanya :dari hasil pengamatan tadi berapa jarak kedua lensa untuk mata berakomodasi? 11

20 4. Seorang siswa menjawab karena S i ob = F ob, maka jarak kedua lensa untuk mata berakomodasi : d = S o ok + F ob. jawaban itu sudah benar karena ada di dalam komik. Dan kesimpulan itu ditulis siswa sebagai catatan. Dalam kegiatan ini siswa masih antusias untuk menjawab pertanyaan. Namun ada beberapa pertanyaan penggiring tambahan untuk mempermudah siswa untuk menjawab pertanyaan. Dan siswa dapat menjawab pertanyaan menggiring menarik kesimpulan dan menulisnya sebagai catatan Kegiatan 2 Untuk kegiatan ini guru bertanya bagaimana jalannya cahaya untuk mata tak berakomodasi dan berapa jarak kedua lensa? Semua siswa hanya diam dan bingung kemudian siswa ditugaskan untuk membaca komik hal 8 kanan bawah 9 kanan atas Gambar 6. komik hal 8 kanan bawah 9 kanan bawah Setelah selesai membaca komik, siswa digiring untuk mencermati isi komik. Pertanyaan pertama, untuk mata tak berakomodasi bayangan akhir terlihat dimana? Hampir semua siswa menjawab di tak hingga karena jawabannya memang sudah ada di dalam komik. Pertanyaan selanjutnya supaya bayangan berada di tak hingga benda harus diletakkan di mana? Seorang siswa menjawab di fokus. Pertanyaan selanjutnya untuk mata tak berakomodasi gambarkan jalannya cahaya dari benda sampai ke lensa obyektif sampai menghasilkan bayangan? Beri tanda S i ob dan S o ob? Seorang siswa maju ke depan untuk menggambarnya yang memang sudah ada di dalam komik. Pertanyaan selanjutnya, gambarkan jalannya cahaya dari benda ke lensa okuler sampai menghasilkan bayangan akhir? Beri tanda S i ok dan S o ok? seorang siswa lain maju ke depan dan menggambarnya. Semua jawaban siswa ditulis sebagai data untuk menulis kesimpulan. Untuk menarik kesimpulan guru bertanya dari gambar di papan tulis, berapa jarak lensa pada mata tak berakomodasi? Seorang siswa menjawab pada 12

21 mata tak berakomodasi S o ok =F ok, maka jarak kedua lensa d= F ob + F ok. Kemudian semua kesimpulan ditulis sebagai catatan. Berdasarkan jawaban jawaban dari kegiatan 1 dan 2, siswa digiring menarik kesimpulan untuk perumusan masalah II yaitu berapa jarak antar lensa pada teropong bintang? Seorang siswa menjawab dan menulisnya di papan tulis jarak antar lensa pada teropong bintang d= F ob +F ok. Dalam kegiatan ini siswa dapat menjawab pertanyaan menggiring menarik kesimpulan dan menulisnya di papan tulis. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa aktif dalam pembelajaran. Komik juga membantu sebagai media pembelajaran yang aktif dan efisien. Perumusan masalah III Pada perumusan masalah III guru bertanya: apa perbedaan teropong bintang dan teropong bumi? Semua siswa terlihat diam, ada juga yang berdiskusi dengan teman sebangkunya. Kegiatan 1 Sebelum masuk ke perumusan masalah III, siswa digiring untuk kegiatan 1. Guru bertanya: apa itu lensa pembalik? Semua siswa hanya diam, kemudian siswa ditugaskan untuk membaca komik hal Gambar 7. komik hal 9 10 Setelah membaca komik, siswa diminta menjawab pertanyaan: bagaimana bayangan akhir yang dihasilkan oleh teropong bintang dan teropong bumi? Hampir semua siswa menjawab teropong bintang bayangan akhirnya terbalik, sedangkan teropong bumi bayangan akhirnya tidak terbalik. Pertanyaan selanjutnya bagaimana membuat agar bayangan pada teropong bumi tidak terbalik? Seorang siswa menjawab agar bayangan yang dihasilkan tidak terbalik harus ada lensa pembaliknya. Semua jawaban siswa ditulis sebagai data agar bisa dirangkum. Untuk menulis rangkuman 13

22 siswa ditanya: berapa jumlah lensa pada teropong bintang dan teropong bumi? Kebanyakan siswa menjawab pada teropong bintang mempunyai 2 lensa cembung yaitu lensa obyektif dan lensa okuler, sedangkan pada teropong bumi mempunyai 3 lensa cembung yaitu lensa obyektif, lensa okuler dan lensa pembalik. Pertanyaan selanjutnya apa fungsi lensa pembalik dan dimana lensa pembalik itu harus diletakkan? Seorang siswa menjawab dan menulisnya di papan tulis lensa pembalik adalah lensa cembung yang diletakkan di antara lensa obyektif dan lensa okuler yang fungsinya hanya untuk membalik bayangan tanpa mengubah perbesaran. Kemudian guru menanyakan kepada siswa lain apakah ada jawaban lain selain yang ada di papan tulis? Ternyata semua siswa jawabannya sama yang memang sudah ada di dalam komik. Kesimpulan tersebut disalin oleh semua siswa sebagai catatan. Dalam kegiatan ini siswa masih antusias dalam belajar, dan banyak percakapan di dalam komik yang dapat membantu menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diberikan oleh guru sehingga komik dapat membantu selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan 2: Untuk kegiatan kedua siswa ditanya bagaiman jalannya cahaya untuk teropong bumi dan bagaimana panjang teropongnya? Semua siswa hanya diam, Kemudian siswa ditugaskan untuk membaca komik hal 10. Gambar 8. komik hal 10 Setelah membaca komik, siswa digiring dengan pertanyaan untuk mencermati isi komik. Pertanyaannya 1 adalah bagaimana jalannya cahaya dari benda sampai lensa obyektif dan menghasilkan bayangan akhir? Dua orang siswa maju ke depan untuk menggambar jawaban mereka masing masing dan jawaban mereka hampir sama. Pertanyaan 2 bagaimana jalannya cahaya dari benda ke lensa pembalik sampai ke lensa okuler sampai menghasilkan bayangan akhir? Dua orang siswa yang berbeda 14

23 maju ke depan dan melanjutkan gambar dari temannya untuk menjawab pertanyaan tersebut, ternyata jawaban keduanya benar karena memang sudah ada di dalam komik sehingga lebih mudah untuk menjawabnya. Semua hasil jawaban ditulis sebagai data agar bisa dirangkum untuk menulis kesimpulan. Sebelum menulis kesimpulan guru bertanya dari hasil pengamatan yang teman kalian gambar di papan tulis, berapa jarak teropong bumi? Seorang siswa menulisnya di papan tulis panjang teropong bumi : Fob+4F+Fok. Kemudian semua siswa ditanya apakah ada jawaban lain selain yang ditulis di papan? ternyata semua siswa menjawab sama. Dan semua kesimpulan ditulis sebagai catatan. Berdasarkan jawaban jawaban dari kegiatan 1 dan 2, siswa digiring untuk menarik kesimpulan pada perumusan masalah III dengan pertanyaan apa perbedaan teropong bumi dan teropong bintang berdasarkan jumlah lensa, panjang teropong, dan sifat bayangan akhirnya? Seorang siswa menjawab teropong bumi mempunyai 3 lensa cembung yaitu lensa obyektif, lensa pembalik dan lensa okuler, jarak ketiga lensa dapat dicari dengan rumus d= f ob +4f+f ok, bayangan akhirnya bersifat maya dan tidak terbalik. Seorang siswa lagi menjawab Teropong bintang mempunyai 2 lensa cembung yaitu lensa obyektif dan lensa okuler, jarak kedua lensa dapat dicari dengan rumus d = f ob + f ok dan bayangan akhirnya bersifat maya dan terbalik. Dan semua kesimpulan ditulis oleh siswa sebagai catatan. Pada kegiatan ini, sebagian besar siswa masih antusias dalam menjawab pertanyaan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan komik juga dapat menjadi media pembelajaran yang menarik Hasil dan Analisa Jawaban siswa Berikut ini hasil tes siswa : Tabel 1. Nilai siswa Siswa Nilai Tes Siswa Nilai Tes , ,

24 , Dari 30 siswa hanya 13,3% yang belum tuntas, dan 86,7% siswa mencapai hasil tuntas. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan media komik berjalan efektif. Dari tabel di atas, terdapat empat (4) siswa yang mendapat nilai kurang dari 70. Kesalahan siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 70 adalah siswa tersebut kurang teliti dalam membaca komik, dan memang saat proses pembelajaran berlangsung siswa tersebut tidak memperhatikan. Secara umum jawaban jawaban siswa yang salah berada di no.3 yaitu saat menggambarkan jalannya cahaya untuk mata tak berakomodasi, karena mereka kurang teliti dalam membaca soal yang seharusnya jawaban tersebut sudah ada dalam catatan masing masing Hasil dan Analisis jawaban Kuisioner Berikut ini hasil kuisioner siswa : Tabel 2. jawaban kuisioner siswa N O Pertanyaan Jawaban siswa 1. Apakah pembelajaran - Menarik, karena ada gambar gambarnya (8 menggunakan media komik orang) menarik bagimu? mengapa? - Menarik, karena mudah di pahami dan bisa lihat gambar gambar (10 orang) - Menarik, karena menambah ilmu tentang teropong (6 orang) Menarik, karena saya suka baca komik ( 6 orang) 2. Apakah ada bagian bagian - Tidak ada (18 orang) 16

25 komik yang tidak kamu pahami? - Ada (12 orang) 3. (jawaban no.3 jika jawaban no.2 tidak ) bagian bagian manakah dari komik yang belum kamu pahami dengan baik? - Tulisannya terlalu kecil ( 9 orang) - Tentang gambar teropong dan mikroskop (4 orang) 4. Apakah gambar dan perpaduan warna dari komik sudah menarik?mengapa? - Menarik, karena gambarnya berwarna warni (23 orang) - Menarik, karena gambar bagus dan percakapannya menarik ( 7 orang) 5. Bagaimana bahasa dalam komik mudah dipahami? - Ya, mudah dipahami (26 orang) - Ya mudah dipahami tetapi ada yang tidak ( 4 orang) 6. Bagaimana alur cerita dalam komik, menarik atau tidak? - Menarik, (27 orang)lumayan (3 orang) Dari tabel jawaban kuisioner di atas, dapat kita lihat bahwa pembelajaran menggunakan komik menarik bagi sebagian besar siswa. Tidak ada siswa yang tidak tertarik, karena mereka suka membaca komik. Dari jawaban kuisioner di atas, komik lebih mudah dipahami dibandingkan dengan buku paket yang biasa digunakan karena komik ada gambar gambar yang lebih menarik, bahasanya mudah dimengerti. Tetapi ada juga yang mengatakan komik tersebut lumayan menarik, ada juga yang mereka belum pahami yaitu tentang gambar teropong dan mikroskop, ada juga yang mengatakan kalau tulisannya terlalu kecil. 17

26 4.4. Analisa Peran Komik Terhadap Pembelajaran Kegiatan awal Di awal proses pembelajaran, terlihat siswa sudah tertarik dengan komik, terbukti dengan komik sudah dilihat dan dibolak balik walaupun belum diminta untuk membacanya. Hal ini menunjukkan komik yang dibuat menarik perhatian siswa dan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Di bagian perumusan masalah, ada siswa yang belum menemukan permasalahan yang akan dipecahkan dan teman sebangkunya menunjukkan permasalahan itu di komik. Kebanyakan siswa mengungkapkan permasalahan tadi dengan kalimat yang lain tetapi maksudnya sama, dengan demikian permasalahan dalam komik dapat dimengerti oleh siswa meskipun dialog yang dibuat dalam komik singkat tapi jelas dan gambar ilustrasi yang dibuat lebih menarik bila dibandingkan dengan buku paket yang biasa digunakan. Hal ini didukung oleh hasil data dari kuisioner dimana 100% siswa menyatakan tertarik dengan komik yang dibuat. Kegiatan inti pemecahan masalah Dalam kegiatan inti, selalu diawali dengan pertanyaan pertanyaan perumusan masalah. Ketika siswa diminta untuk berhipotesa banyak siswa yang tidak bisa menjawab, lalu siswa ditugaskan untuk membaca komik secara bertahap dan diberi pertanyaan pertanyaan yang mengarahkan mereka untuk menyimpulkan beberapa konsep fisika yang terdapat di dalam komik tentang teropong. Konsep konsep yang dipelajari antara lain mengenai jalannya cahaya, sifat bayangan dari masing masing lensa, dan bayangan akhir yang terbentuk, serta jarak antar lensa pada teropong. Setelah membaca komik siswa bisa menjawab pertanyaan pertanyaan dengan benar sesuai dengan konsep fisika. Pada saat awal pembelajaran hanya sedikit siswa yang menjawab tetapi dengan berjalannya waktu, setelah membaca komik, banyak siswa bisa menjawab pertanyaan pertanyan yang diberikan dengan benar. Ini berarti siswa semakin aktif setelah membaca seluruh isi komik, siswa dapat mengemukakan pendapatnya, menuliskan hasil pengamatan dan kesimpulan sesuai dengan isi komik. Dengan demikian konsep konsep fisika yang ada dalam komik yang dibuat mudah dipahami walaupun dengan tulisan yang kecil dan singkat, dengan demikian siswa 18

27 termotivasi dan lebih aktif untuk belajar fisika karena komik yag dibuat menampilkan gambar gambar yag menarik dan berwarna warni. Refleksi Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi, terlihat banyak siswa menjawab soal dengan benar karena mereka telah memahami keseluruhan isi komik. Meskipun ada beberapa siswa yang masih salah menggambarkan pembentukan bayangan. Namun hasil tes tertulis mencapai batas tuntas bahkan lebih. Ini ditunjukkan dengan jawaban tes yang mereka isi. Dari jawaban kuisioner kebanyakan siswa mengakui memahami isi komik tersebut tetapi ada juga yang belum memahami tentang pembentukan bayangan, tetapi di dalam pembelajaran ada kegiatan di mana 2 orang siswa ditugaskan untuk menggambarkan jalannya cahaya di depan kelas dan menyuruh siswa lainnya untuk mencatat di buku sebagai catatan. Di dalam lembar kuisioner banyak siswa yang menyebutkan kalau komik yang dibuat menarik, mudah dipahami dan gambarnya berwarna warni dibandingkan dengan buku paket yang mereka punya. Kelemahan dari komik yang dibuat seperti tulisan terlalu kecil, kurang jelasnya gambar jalannya cahaya akan diperbaiki, namun karena 86,7% siswa telah tuntas memahami konsep yang ada di dalam komik maka KBM tidak di ulang. Berdasakan KBM yang telah dilakukan, jawaban evaluasi dan kuisioner ini menunjukkan bahwa komik merupakan media pembelajaran yang baik dan menarik untuk para siswa agar pelajaran fisika lebih menarik lagi. 5. KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan Setelah melakukan penelitian, ternyata komik tentang Teropong berhasil membuat siswa paham tentang materi teropong antara lain mengenai jalannya cahaya, sifat bayangan, bayangan akhir yang terbentuk, dan jarak antar lensa pada teropong. Dan RPP yang dibuat berhasil diimplementasikan dalam proses KBM di dalam kelas menggunakan komik. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan komik fisika dapat memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran, karena komik memudahkan mereka untuk memahami konsep konsep fisika yang menurut mereka rumit. Komik yang dibuat berisi tentang konsep konsep fisika sehingga pembelajaran tidak 19

28 membosankan dan komik juga menjadi salah satu media pembelajaran yang dapat menjadi selingan pembelajaran yang ada. Saran Ke depannya diharapkan ada komik fisika tentang topik topik baru, sehingga membuat komik fisika tidak hanya dapat mendukung pembelajaran tetapi juga untuk menghibur pembacanya. Komik juga tidak hanya dibaca oleh siswa siswa tetapi orang umum juga bisa membacanya. Ketika membuat komik, agar lebih menarik dan lebih rapi lagi. 6. DAFTAR PUSTAKA 1. Sout McCloud,, Understanding Comic,. Kepustakaan Populer Gramedia, jakarta,2001,p.9 2. Kasbolah, Kasihani Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud. 3. Young, Hough D. & Roger A Freedman Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga 4. Wardhani, IGAK & Kuswaya Wihardit Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. 5. Hanaya, Silindung Ester Media Komik Untuk Pembelajaran Topik Arus Listrik. Salatiga: Kasbolah, Kasihani Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud. 6. Supa, Otha Pembuatan Komik Fisika Tentang Kemagnetan Sebagai Media Pembelajaran. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. 7. Astuti, Destya Kusuma Pembuatan Komik Fisika Tentang Periskop Sebagai Media Pembelajaran. Salatiga: Universitas kristen Satya wacana. 20

29 21

30 Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Standar kompetensi Siswa mampu mendiskripsikan dasar dasar getaran, gelombang, dan optic serta penerapannya dalam produk teknologi sehari hari. Kompetensi dasar Siswa mampu mendiskripsikan alat alat optic dan penerapannya dalam sehari hari. Indikator Siswa dapat : 1. Menjelaskan perbedaan dan persamaan mikroskop dan teropong. 2. Menentukan prinsip kerja teropong bintang 3. Menentukan jarak kedua lensa pada teropong bintang 4. Menggambarkan pembentukan bayangan pada teropong bintang 5. Menentukan jarak pada ke tiga lensa pada teropong bumi 6. Menggambarkan pembentukan bayangan akhir pada teropong bumi Waktu : 2 x 45 menit Alat dan bahan : komik, teropong Langkah pembelajaran : Motivasi : Guru bertanya : jika kita melihat rumah yang letaknya jauh apakah bisa kelihatan dengan jelas? Kita bisa melihat rumah yang jauh menggunakan alat apa? Kemudian guru membagikan komik pada setiap siswa. Dan siswa diminta membacanya. Dalam komik, teropong yang dimiliki albe dan paman pandi, sama atau beda? (beda). Apa bedanya? Perumusan masalah I : bagaimana prinsip kerja teropong bintang? Hipotesa :... A. Kegiatan 1 : Perumusan masalah : apa persamaan dan perbedaan antara mikroskop dan teropong Hipotesa :... (siswa ditugaskan membaca komik hal 5 6 ) 22

31 Pertanyaan menggiring mengamati percakapan I : 1. Berapa jumlah lensa pada mikroskop dan teropong? 2. Apa saja jenis lensanya? 3. bagaimana fungsi mikroskop dan teropong? 4. bagaimana perbandingan fokus kedua lensanya? Hasil pengamatan: Persamaan antara mikroskop dan teropong: - mikroskop dan teropong mempunyai 2 lensa cembung, yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. Perbedaan antara mikroskop dan teropong - mikroskop berfungsi untuk melihat benda yang kecil menjadi besar sedangkan teropong untuk melihat benda yang jauh kelihatan dekat dan jelas. - Pada mikroskop fokus lensa obyektif lebih kecil dari lensa okuler, sedangkan pada teropong lensa obyektif fokusnya lebih besar dari lensa okuler. Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan : 1. Apa persamaan antara mikroskop dan teropong 2. Apa perbedaan antara mikroskop dan teropong Kesimpulan : - Persamaan antara mikroskop dan teropong adalah sama sama mempunyai 2 lensa cembung, yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. - Perbedaan antara mikroskop dan teropong adalah mikroskop berfungsi untuk melihat benda yang kecil menjadi kelihatan besar sedangkan teropong untuk melihat benda yang jauh kelihatan dekat dan jelas. Fokus lensa pada mikroskop lebih besar lensa okuler sedangkan pada teropong fukusnya lebih besar lensa obyektif. Info : Lensa yang dekat benda di sebut lensa obyektif, sedangkan yang dekat mata disebit lensa okuler. B. Kegiatan 2 : Perumusan masalah : bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif pada teropong? Hipotesa :... (siswa ditugaskan membaca komik hal 6 11) Pertanyaan penggiring mengamati percakapan II: 1. Dimana letak benda untuk sebuah teropong bintang? 2. Dimana letak bayangan untuk benda di tak hingga? 3. Bagaimana sifat bayangannya? Hasil pengamatan : 23

32 - Benda pada teropong berada di tak hingga - Untuk benda di tak hingga bayangan berada di fokus obyektif - Sifat bayangannya adalah nyata, terbalik, dan diperkecil Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan : - Bagaimana sifat bayangan dari benda pada teropong bintang yang di hasilkan oleh lensa obyektif? Kesimpulan : Pada teropong bintang benda berada di tak hingga sehingga sifat bayangan yang di hasilkan oleh lensa obyektif adalah nyata, terbalik, di perkecil dan berada di fokus lensa obyektif. C. Kegiatan 3 : Perumuan masalah : bagaimana sifat bayangan akhir yang di hasilkan oleh lensa okuler? Hipotesa :... (siswa ditugaskan untuk membaca komik hal 11 12) Pertanyaan penggiring mengamati percakapan III : 1. Lensa okuler berfungsi sebagai apa? 2. Apa yang menjadi benda untuk lensa okuler? 3. Dimana benda harus diletakkan di depan lensa okuler? Hasil pengamatan : - Lensa okuler berfungsi sebagai LUP, bayangan pada lensa obyektif akan menjadi benda untuk lensa okuler. Dan benda tersebut berada di ruang satu. Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan : 1. Dari hasil pengamatan, bagaimana sifat bayangan pada lensa okuler? Kesimpulan : - Sifat bayangan akhir pada lensa okuler adalah maya, tidak terbalik terhadap bayangan lensa obyektif tetapi terbalik terhadap posisi awal benda, dan di perbesar. Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan perumusan masalah I : 1. Berdasarkan fungsi lensa obyektif dan lensa okuler, bagaimana prinsip kerja teropong bintang? Kesimpulan I : Prinsip kerja teropong bintang : - Cahaya di jauh tak hingga di biaskan melalui lensa obyektif kemudian menghasilkan bayangan di titik fokus lensa obyektif. Bayangan tersebut menjadi benda untuk lensa 24

33 okuler yang akan menghasilkan bayangan maya, diberbesar, dan terbalik terhadap posisi awal benda. Perumusan masalah II : Berapa jarak antar lensa pada teropong bintang? Hipotesa :... A. Kegiatan 1 : Perumusan masalah : bagaimana jalannya cahaya untuk mata berakomodasi dan berapa jarak kedua lensa pada teropong? Hipotesa :... (siswa ditugaskan membaca komik hal 14 15) Pertanyaan menggiring mengamati : 1. Untuk benda di jauh tak hingga bagaimana arah sinar sinar datangnya? 2. Gambarkan jalannya sinar sinar datangnya dari benda di tak hingga sampai ke lensa obyektif sampai menghasilkan bayangan? Beri tanda di mana S o ob dan S i ob? 3. Gambarkan jalannya cahaya dari benda ke lensa okuler sampai menghasilkan bayangn akhir? Beri tanda di mana S o ok dan S i ok? Hasil pengamatan : Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan : - Dari hasil pengamatan bagaimana jarak kedua lensa untuk mata tak berakomodasi? - Berapa besarnya S i ob nya? Kesimpulan : - Karena S i ob = F ob Maka jarak kedua lensa untuk mata tak berakomodasi : d = F ob + S o ok B. Kegiatan 3 : Perumusan masalah :bagaimana jalannya cahaya untuk mata tak berakomodasi dan jarak kedua lensa? 25

34 Hipotesa :... (siswa ditugaskan untuk membaca komik hal 16 18) Pertanyaan menggiring mengamati : - Untuk mata tak berakomodasi bayangan akhir terlihat dimana? - Supaya bayangan jatuh di tak hingga, benda harus di letakkan di mana? - Untuk mata tak berakomodasi gambarkan jalannya cahaya dari benda sampai ke lensa obyektif sampai menghasilkan bayangan? Beri tanda S i ob dan S o ob? - Gambarkan jalannya cahaya dari benda ke lensa okuler sampai menghasilkan bayangan akhir? Beri tanda S i ok dan S o ok? Hasil pengamatan : Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan : - Apa perbedaan antara mata berakomodasi dengan mata tak berakomodasi dilihat dari letak lensa okuler dan bayangan akhir yang dihasilkan? - Berapa jarak antar lensa pada mata tak berakomodasi? Kesimpulan : - Untuk mata berakomodasi bayangan lensa obyektif berada di fokus lensa obyektif sehingga bayangan yang di hasilkan di perbesar, maya, dan terbalik terhadap posisi awal benda. - Untuk mata tak berakomodasi bayangan lensa obyektif berada di fokus lensa okuler sehingga bayangannya yang di hasilkan berada di tak hingga. - Pada mata tak berakomodasi S o ok = F ok Maka jarak antar kedua lensa = F ob + F ok Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan : - Berapa jarak antar lensa pada teropong bintang? Kesimpulan II : 26

35 Jarak antar pada teropong bintang : D = F ob + F ok Perumusan masalah III : Apa perbedaan teropong bintang dan teropong bumi? Hipotesa :... A. Kegiatan I : Perumusan masalah : apa itu lensa pembalik? Hipotesa :... (siswa ditugaskan untuk membaca komik hal 18 20) Pertanyaan menggiring mengamati : - Bagaimana bayangan akhir yang dihasilkan oleh teropong bintang? - Bagaimana bayangan akhir yang dihasilkan oleh teropong bumi? - Bagaimana membuat agar bayangan tidak terbalik? Hasil pengamatan : - Bayangan yang dihasilkan oleh teropong bintang adalah terbalik - Bayangan yang di hasilkan oleh teropong bumi adalah tidak terbalik - Agar bayangan yang dihasilkan tidak terbalik harus ada lensa pembaliknya Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan : - Berapa jumlah lensa pada teropong bintang? - Berapa jumlah lensa pada teropong bumi? - Apa fungsi lensa pembalik dan di mana lensa pembalik itu harus diletakkan? Kesimpulan : - Teropong bintang mempunyai 2 lensa cembung yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. - Teropong bumi mempunyai 3 lensa cembung yaitu lensa obyektif, lensa okuler dan lensa pembalik. - Lensa pembalik adalah lensa cembung yang di letakkan di antara lensa obyektif dan lensa okuler yang fungsinya hanya untuk membalik bayangan tanpa mengubah perbesaran. B. Kegiatan 2 : Perumusan masalah : bagaimana jalannya cahaya untuk teropong bumi dan bagaimana panjang teropong bumi? Hipotesa :... (siswa ditugaskan untuk membaca komik hal ) Pertanyaan menggiring mengamati : - Bagaimana jalannya cahaya dari benda sampai lensa pembalik dan menghasilkan bayangan akhir? 27

36 - Bagaimana jalannya cahaya dari benda ke lensa pembalik sampai ke lensa okuler sampai menghasilkan bayangan akhir? Hasil pengamatan : Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan : Dari hasil pengamatan bagaimana panjang teropong bumi? Kesimpulan : Panjang teropong bumi : d= f ob +4f+f ok Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan II : Apa perbedaan antara teropong bumi dan teropong bintang berdasarkan jumlah lensa, panjang teropong dan sifat bayangan akhirnya? Kesimpulan III: - Teropong bintang mempunyai 2 lensa cembung yaitu lensa obyektif dan lensa okuler, jarak kedua lensa dapat dicari dengan rumus d= f ob +f ok dan bayang akhir bersifat maya, terbalik. - Teropong Bumi mempunyai 3 lensa cembung yaitu lensa obyektif, lensa pembalik dan lensa okuler. Jarak ketiga lensa dapat dicari dengan rumus d= f ob +4f+f ok, bayangan akhirnya bersifat maya dan terbalik. Konsulidasi : siswa diberi soal evaluasi 28

37 Lampiran 2 : Nama :... Kelas :... No :... Soal evaluasi 1. Apa saja perbedaan teropong bintang dan teropong bumi berdasarkan fungsi, jumlah lensanya, dan bayangan akhirnya? 2. a. Pada teropong di mana letak benda yang di amati terhadap lensa obyektif dan bagaimana sifat bayangannya? b. Apa yang menjadi benda untuk lensa okuler? c. Dimana letak benda untuk lensa okuler,jika di amati dengan cara : i. mata berakomodasi ii. mata tak berakomodasi d. bagaimana sifat bayangan akhir dari teropong bintang, untuk : i. mata berakomodasi ii. mata tak berakomodasi 3. Gambarkan jalannya cahaya untuk mata tak berakomodasi? 4. Jika kita mempunyai 2 lensa yang fokusnya 10cm dan 20cm. Dan akan membuat sebuah teropong, mana yang menjadi lensa obyektif dan mana yang menjadi lensa okuler? Dan berapa panjang teropong untuk mata tak berakomodasi? Jawab : 29

38 Lampiran 3 Nama :... Kelas :... No :... Kuisioner NO Pertanyaan Jawaban siswa 1. Apakah pembelajaran menggunakan media komik menarik bagimu?mengapa? 2. Apakah ada bagian bagian komik yang tidak kamu pahami? 3. (jawaban no.3 jika jawaban no.2 tidak ) bagian bagian manakah dari komik yang belum kamu pahami dengan baik? 4. Apakah gambar dan perpaduan warna dari komik sudah menarik?mengapa? 5. Bagaimana bahasa dalam komik mudah dipahami? 6. Bagaimana alur cerita dalam komik, menarik atau tidak? 30

39 Lampiran 4 : Lembar observasi No Kegiatan Keterangan 1. Apakah kegiatan motivasi, perumusan masalah (bagaimana prinsip kerja teropong bintang) dan hipotesa didalam komik berhasil memotivasi siswa dan siswa tahu masalah yang akan dipelajari Kegiatan inti : guru mengajak siswa mencari jawabannya dengan mengikuti kegiatan berikut 2. Kegiatan 1 : apa persamaan dan perbedaan antara mikroskop dan teropong? Hipotesa : Siswa memberikan hipotesa tentang masalah kegiatan 1. Siswa ditugaskan membaca komik hal 5 6 Pertanyaan menggiring mengamati dapat diikuti oleh siswa setelah membaca komik. Apakah siswa terlibat aktif dan berperan menuliskan hasil pengamatan sebagai catatan. Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan dapat membantu siswa menarik kesimpulan Kesimpulan : Apakah siswa terlibat aktif dan berperan menuliskan hasil kesimpulan sebagai catatan. 3. Kegiatan 2 : bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif pada teropong? Hipotesa : Siswa memberikan hipotesa tentang masalah kegiatan 2. Siswa ditugaskan membaca komik hal 6 11 Pertanyaan menggiring mengamati dapat diikuti oleh siswa setelah membaca komik. Apakah siswa terlibat aktif dan berperan menuliskan hasil pengamatan sebagai catatan Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan dapat membantu siswa menarik kesimpulan Kesimpulan : Apakah siswa terlibat aktif dan berperan menuliskan hasil kesimpulan sebagai catatan 4. Kegiatan 3 : bagaimana sifat bayangan akhir yang dihasilkan oleh lensa okuler? Hipotesa : 31

40 Siswa memberikan hipotesa tentang masalah kegiatan 3. Siswa ditugaskan membaca komik hal Pertanyaan menggiring mengamati dapat diikuti oleh siswa setelah membaca komik. Apakah siswa terlibat aktif dan berperan menuliskan hasil pengamatan sebagai catatan Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan dapat membantu siswa menarik kesimpulan Kesimpulan : Apakah siswa terlibat aktif dan berperan menuliskan hasil kesimpulan sebagai catatan 5. Kesimpulan umum perumusan masalah I (apakah siswa terlibat aktif dan berperan menuliskan hasil kesimpulan sebagai catatan) 6. Apakah guru menyampaikan perumusan masalah II (berapa jarak antar lensa pada teropong) dan siswa aktif memberikan hipotesanya 7. Kegiatan 1 : bagaimana jalannya cahaya untuk mata berakomodasi dan jarak kedua lensa pada teropong? Hipotesa : Siswa memberikan hipotesa tentang masalah kegiatan 1. Siswa ditugaskan membaca komik hal Pertanyaan menggiring mengamati dapat diikuti oleh siswa setelah membaca komik. Apakah siswa terlibat aktif dan berperan menuliskan hasil pengamatan sebagai catatan Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan dapat membantu siswa menarik kesimpulan Kesimpulan : Apakah siswa terlibat aktif dan berperan menuliskan hasil kesimpulan sebagai catatan 8. Kegiatan 2 : bagaimana jalannya cahaya untuk mata tak berakomodasi dan jarak kedua lensa? Hipotesa : Siswa memberikan hipotesa tentang masalah kegiatan 2. Siswa ditugaskan membaca komik hal Pertanyaan menggiring mengamati dapat diikuti oleh siswa setelah membaca komik. Apakah siswa terlibat aktif dan berperan menuliskan hasil pengamatan sebagai catatan Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan dapat membantu siswa menarik kesimpulan Kesimpulan : Apakah siswa terlibat aktif dan berperan 32

Pembuatan Komik Fisika Tentang Mikroskop Sebagai Media Pembelajaran

Pembuatan Komik Fisika Tentang Mikroskop Sebagai Media Pembelajaran Pembuatan Komik Fisika Tentang Mikroskop Sebagai Media Pembelajaran Oleh, Shinta Rosiana Dewi NIM: 192008008 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG PERISKOP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG PERISKOP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG PERISKOP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Oleh, Destya Kusuma Astuti NIM: 192008006 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA Retno Tiyas, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika - Universitas

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG TEKANAN ZAT PADAT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG TEKANAN ZAT PADAT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG TEKANAN ZAT PADAT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Oleh : Naga Ligan NIM : 192008019 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika guna

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA. Oleh, Retno Tiyas NIM: TUGAS AKHIR

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA. Oleh, Retno Tiyas NIM: TUGAS AKHIR PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA Oleh, Retno Tiyas NIM: 192009028 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

2. KERANGKA TEORITIS. 2.1 Komik untuk Menjelaskan Konsep Arus Listrik

2. KERANGKA TEORITIS. 2.1 Komik untuk Menjelaskan Konsep Arus Listrik Teks komik menggunakan bahasa sehari-hari sehingga memudahkan anak-anak memahaminya. Hal inilah yang membuat komik lebih disukai daripada buku teks pelajaran. Dalam penelitian ini dibuat komik fisika dengan

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMIK TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA

PEMBUATAN KOMIK TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA PEMBUATAN KOMIK TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA Eko Ermawati, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika - Universitas Kristen

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMIK TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA

PEMBUATAN KOMIK TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA PEMBUATAN KOMIK TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA Oleh : Eko Ermawati NIM : 192009026 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG KEMAGNETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG KEMAGNETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG KEMAGNETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Otha Supa #, Marmi Sudarmi, Alvama Pattiserlihun Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL GROUPING ANSWER PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG POSISI KECEPATAN DAN PERCEPATAN

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL GROUPING ANSWER PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG POSISI KECEPATAN DAN PERCEPATAN i PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL GROUPING ANSWER PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG POSISI KECEPATAN DAN PERCEPATAN Oleh, SITI KONGIDAH NIM : 192007013 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Skripsi ini ditulis dan disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LENSA CEMBUNG

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LENSA CEMBUNG PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LENSA CEMBUNG Sahidah, Marmi Sudarmi, Made Rai Suci Shanti Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia.

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG KEMAGNETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Oleh: Otha Supa NIM: 192007020 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi

Lebih terperinci

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan g. Lensa Cembung Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh bidang lengkung. Pada pembahasan lensa dianggap tipis sehingga dapat diabaikan apa yang terjadi dengan sinar didalam lensa dan pembahasan hanya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK INTERFERENSI CINCIN NEWTON SERTA UJI COBA KEBERHASILANNYA

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK INTERFERENSI CINCIN NEWTON SERTA UJI COBA KEBERHASILANNYA PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK INTERFERENSI CINCIN NEWTON SERTA UJI COBA KEBERHASILANNYA Oleh Dodi Purnomo NIM: 192007042 Diajukan kepada Program StudiPendidikan Fisika FakultasSains

Lebih terperinci

PEMETAAN KONSEPSI SISWA TENTANG ELASTISITAS

PEMETAAN KONSEPSI SISWA TENTANG ELASTISITAS PEMETAAN KONSEPSI SISWA TENTANG ELASTISITAS Oleh: Ambar Wahyuni NIM :192013702 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan

Lebih terperinci

ALAT PERAGA GARIS GARIS GAYA MEDAN MAGNET 3D DAN UJI KEBERHASILAN

ALAT PERAGA GARIS GARIS GAYA MEDAN MAGNET 3D DAN UJI KEBERHASILAN ALAT PERAGA GARIS GARIS GAYA MEDAN MAGNET 3D DAN UJI KEBERHASILAN Oleh, MONIK HARDANTI PURBANINGRUM NIM : 192007701 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

Oleh, Darmayani NIM: TUGAS AKHIR. Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh, Darmayani NIM: TUGAS AKHIR. Program Studi Pendidikan Fisika PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL TRUE-FALSE CARD DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG HUKUM 1 NEWTON. Oleh, Darmayani NIM: 192009802 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

PEMBUATAN ANIMASI PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH LUBANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DAN UJICOBA KEBERHASILANNYA DI KELAS

PEMBUATAN ANIMASI PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH LUBANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DAN UJICOBA KEBERHASILANNYA DI KELAS PEMBUATAN ANIMASI PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH LUBANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DAN UJICOBA KEBERHASILANNYA DI KELAS Suwardi 1, Diane Noviandini 1,2, Marmi Sudarmi 1,2 1 Program Studi Pendidikan Fisika,

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL FISIKA KELAS X SEMESTER 2 KERJAKAN SOAL DI BAWAH INI DENGAN CARA MEMBERI TAND X PADA PILIHAN JAWABAN YANG BENAR.

LATIHAN SOAL FISIKA KELAS X SEMESTER 2 KERJAKAN SOAL DI BAWAH INI DENGAN CARA MEMBERI TAND X PADA PILIHAN JAWABAN YANG BENAR. LATIHAN SOAL FISIKA KELAS X SEMESTER 2 KERJAKAN SOAL DI AWAH INI DENGAN CARA MEMERI TAND X PADA PILIHAN JAWAAN YANG ENAR. 1. Perhatikan benda yang terletak di depan lensa positif di bawah ini! kiri kanan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA. Oleh, Siti Noor Fauziah

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA. Oleh, Siti Noor Fauziah PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA Oleh, Siti Noor Fauziah NIM : 192008027 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI OPTIK GEOMETRI (Kelas XI SMA) TRI KURNIAWAN 15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI 1 K o m p u t e r i s a s i P e m b e l a j a r a n F i s i k a OPTIK GEOMETRI A. Kompetensi

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B Alat-alat Optik 119 B A B B A B 6 ALAT-ALAT OPTIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian pernah melihat alat seperti gambar di atas? Apakah alat tersebut? Alat itu dinamakan teropong. Teropong merupakan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA METODE PEMBELAJARAN FISIKA BERDASARKAN KESALAHAN (LEARN OF ERROR) YANG DIBANTU DENGAN FILM KARTUN TOM AND JERRY SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI ELASTISITAS BENDA Oleh: Ika Windiarti NIM: 192007045

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA Siti Noor Fauziah 1, Ferdy S. Rondonuwu 1,2, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B 119 BAB BAB 6 ALAT-ALAT OPTIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian pernah melihat alat seperti gambar di atas? Apakah alat tersebut? Alat itu dinamakan teropong. Teropong

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENGARUH PROSENTASE LUBANG PADA DINDING PENGHALANG TERHADAP PENGURANGAN SPL

STUDI TENTANG PENGARUH PROSENTASE LUBANG PADA DINDING PENGHALANG TERHADAP PENGURANGAN SPL STUDI TENTANG PENGARUH PROSENTASE LUBANG PADA DINDING PENGHALANG TERHADAP PENGURANGAN SPL Oleh, EFROM SUSANTI NIM : 192008009 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains

Lebih terperinci

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik GELOMBANG II 1 MATERI Gelombang elektromagnetik (Optik) Refleksi, Refraksi, Interferensi gelombang optik Pembentukan bayangan cermin dan lensa Alat-alat yang menggunakan prinsip optik 1 Sifat-sifat gelombang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL MASUK BARISAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR BERARUS LISTRIK.

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL MASUK BARISAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR BERARUS LISTRIK. PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL MASUK BARISAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR BERARUS LISTRIK Oleh, Nanik Sugiarti NIM : 192008022 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah:

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah: ALAT-ALAT OPTIK Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan manusia, berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan berbagai fungsi organ atau menyelidiki fungsi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 : Komik Fisika Tekanan Zat Padat. Komik Fisika Tekanan Zat Padat halaman 1

LAMPIRAN 1 : Komik Fisika Tekanan Zat Padat. Komik Fisika Tekanan Zat Padat halaman 1 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : Komik Fisika Tekanan Zat Padat Komik Fisika Tekanan Zat Padat halaman 1 Komik Fisika Tekanan Zat Padat halaman 2 Komik Fisika Tekanan Zat Padat halaman 3 Komik Fisika Tekanan Zat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Kristen Kanaan Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : VIII /1 Materi Pokok : Cahaya dan Alat Optik Alokasi Waktu : 6x40 menit (2 Pertemuan)

Lebih terperinci

Skor Evaluasi pada Observasi Awal

Skor Evaluasi pada Observasi Awal LAMPIRAN I 79 Skor Evaluasi pada Observasi Awal No No. Induk Skor Awal Keterangan 1 7474 73 Tuntas 2 7475 75 Tuntas 3 7501 72 Tuntas 4 7477 43 Tidak Tuntas 5 7502 55 Tidak Tuntas 6 7504 40 Tidak Tuntas

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 7. CAHAYA DAN ALAT - ALAT OPTIKLATIHAN SOAL BAB 7. 1 dan 2. 1 dan 3. 2 dan 4. 3 dan 4

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 7. CAHAYA DAN ALAT - ALAT OPTIKLATIHAN SOAL BAB 7. 1 dan 2. 1 dan 3. 2 dan 4. 3 dan 4 1. Perhatikan pernyataan berikut ini : SMP kelas 8 - FISIKA BAB 7. CAHAYA DAN ALAT - ALAT OPTIKLATIHAN SOAL BAB 7 1. Pantulan sinar yang mengenai permukaan benda kasar 2. Pantulan cahaya pada kaca spion

Lebih terperinci

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK KOMPETENSI INTI 3. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, proses pembentukan bayangan pada mata serangga,

Lebih terperinci

ALAT ALAT OPTIK MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG

ALAT ALAT OPTIK MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG ALAT ALAT OPTIK MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG MATA Kornea, bagian depan mata memiliki lengkung lebih tajam dan dilapisi selaput cahaya Aquaeous humor, berfungsi membiaskan cahaya yang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. 1. Mata. Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut.

BAHAN AJAR. 1. Mata. Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut. BAHAN AJAR 1. Mata Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1. Diagram bagian-bagian mata manusia dan pembentukan Mata merupakan alat optik yang mempunyai cara kerja seperti kamera.

Lebih terperinci

ALAT OPTIK ALAT OPTIK

ALAT OPTIK ALAT OPTIK 3 ALAT OPTIK Setelah mempelajari materi "Alat Optik" diharapkan Anda mampu menganalisis fungsi bagian-bagian, dan pembentukan bayangan pada alat optik mata, kacamata, kamera, lup, mikroskop, dan teropong

Lebih terperinci

PENGENDALI KEBISINGAN DENGAN METODE ACTIVE NOISE CONTROL UNTUK FREKUENSI TUNGGAL BERBASIS ELEKTROMEKANIS

PENGENDALI KEBISINGAN DENGAN METODE ACTIVE NOISE CONTROL UNTUK FREKUENSI TUNGGAL BERBASIS ELEKTROMEKANIS PENGENDALI KEBISINGAN DENGAN METODE ACTIVE NOISE CONTROL UNTUK FREKUENSI TUNGGAL BERBASIS ELEKTROMEKANIS Oleh, Kelik Yan Pradana NIM : 192008015 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan pendidikan : SMA. Kelas / semester : XI/ 2 Alokasi waktu :1 x 45 menit Materi pokok : Sifat Lensa Cembung A. Kompetensi Inti KI1 : Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

fisika CAHAYA DAN OPTIK

fisika CAHAYA DAN OPTIK Persiapan UN SMP 2017 fisika CAHAYA DAN OPTIK A. Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik sehingga cahaya dapat merambat di dalam ruang hampa udara. Kecepatan cahaya merambat

Lebih terperinci

PEMBUATAN PROTOTIPE DYE SEL SURYA DENGAN MEMANFAATKAN ANTOSIANIN KOL MERAH (BRASSICA OLERACEA VAR)

PEMBUATAN PROTOTIPE DYE SEL SURYA DENGAN MEMANFAATKAN ANTOSIANIN KOL MERAH (BRASSICA OLERACEA VAR) PEMBUATAN PROTOTIPE DYE SEL SURYA DENGAN MEMANFAATKAN ANTOSIANIN KOL MERAH (BRASSICA OLERACEA VAR) Oleh, Ferri Rusady Saputra NIM: 642008003 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi Fisika, Fakultas Sains

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMP Negeri 2 Babirik Kelas/Semester : VIII/ 2 Mata Pelajaran : IPA Alokasi waktu : 4 X 40 (2x pertemuan) A. Standar Kompetensi 6. Memahami konsep dan

Lebih terperinci

FABRIKASI PROTOTIPE DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN MEMANFAATKAN EKSTRAK ANTOSIANIN STRAWBERRY

FABRIKASI PROTOTIPE DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN MEMANFAATKAN EKSTRAK ANTOSIANIN STRAWBERRY FABRIKASI PROTOTIPE DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN MEMANFAATKAN EKSTRAK ANTOSIANIN STRAWBERRY Oleh, Mochamad Choirul Misbachudin NIM: 642008004 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi Fisika,

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI Ignasia Evi Susanti 1, Diane Noviandini 1, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.

Lebih terperinci

Alat-Alat Optik. Bab. Peta Konsep. Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Bagian-bagian mata. rusak Mata. Cacat mata dibantu.

Alat-Alat Optik. Bab. Peta Konsep. Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Bagian-bagian mata. rusak Mata. Cacat mata dibantu. Bab 18 Alat-Alat Optik Sumber: www.google.com Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop Coba kamu perhatikan orang yang sedang melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Orang tersebut

Lebih terperinci

MISKONSEPSI SISWA TENTANG GAYA SENTRIPETAL DAN SENTRIFUGAL PADA GERAK MELINGKAR BERATURAN

MISKONSEPSI SISWA TENTANG GAYA SENTRIPETAL DAN SENTRIFUGAL PADA GERAK MELINGKAR BERATURAN MISKONSEPSI SISWA TENTANG GAYA SENTRIPETAL DAN SENTRIFUGAL PADA GERAK MELINGKAR BERATURAN Oleh, Brama NIM : 192007024 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA. Menurut guru kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA. Menurut guru kelas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu dilakukan pengamatan langsung saat pembelajaran IPA dan kegiatan wawancara dengan guru

Lebih terperinci

Pembuatan Media Pembelajaran Untuk Pengukuran Viskositas dengan Menggunakan Viskometer Dua Kumparan. Program Studi Pendidikan Fisika

Pembuatan Media Pembelajaran Untuk Pengukuran Viskositas dengan Menggunakan Viskometer Dua Kumparan. Program Studi Pendidikan Fisika Pembuatan Media Pembelajaran Untuk Pengukuran Viskositas dengan Menggunakan Viskometer Dua Kumparan Oleh Angi Oktaviara NIM : 192007036 TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

Lebih terperinci

kacamata lup mikroskop teropong 2. menerapkan prnsip kerja lup dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan

kacamata lup mikroskop teropong 2. menerapkan prnsip kerja lup dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan alat-alat optik adalah benda/alat yang menerapkan sifat-sifat cahaya mata indra untuk melihat ALAT - ALAT OPTIK kacamata alat-alat optik lup mikroskop teropong alat optik yang digunakan untuk membuat sesuatu

Lebih terperinci

Oleh: Sunarti SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek

Oleh: Sunarti SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek Sunarti, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pengukuran... 171 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN BERAT PADA SISWA KELAS II SDN 2 KARANGANOM KECAMATAN DURENAN TRENGGALEK

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Fisika

Antiremed Kelas 10 Fisika Antiremed Kelas 10 Fisika UAS - Latihan Soal Doc. Name: K13AR10FIS02UAS Doc. Version: 2016-05 halaman 1 01. Perhatikan gambar. Panjang kawat bawah dua kali panjang kawat atas, dan keduanya terbuat dari

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN Oleh Agus Martono NIM : 192007027 TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana

Lebih terperinci

SOAL BABAK PENYISIHAN OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SOAL BABAK PENYISIHAN OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SOAL BABAK PENYISIHAN OLIMPIADE FISIKA UNIERSITAS NEGERI SEMARANG Tingkat Waktu : SMP/SEDERAJAT : 12 menit 1. Di antara besaran - besaran seperti kelajuan, temperatur, percepatan, momentum, intensitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG Umbu Rangga Landu Aang 1, Marmi Sudarmi 1, Diane Noviandini 1 1 Program

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Optika Geometri - Latihan Soal Doc. Name: AR10FIS0502 Version: 2012-08 halaman 1 21. Jika indeks bias kaca terhadap udara 1,5 dan indeks bias air terhadap udara 4/3, maka perbandingan

Lebih terperinci

Penggunaan Gelombang Ultrasonik Untuk Mendeteksi Kombinasi Ketebalan Lapisan Tanah (Tanah Humus, Pasir dan Lempung)

Penggunaan Gelombang Ultrasonik Untuk Mendeteksi Kombinasi Ketebalan Lapisan Tanah (Tanah Humus, Pasir dan Lempung) Penggunaan Gelombang Ultrasonik Untuk Mendeteksi Kombinasi Ketebalan Lapisan Tanah (Tanah Humus, Pasir dan Lempung) Oleh, Hardianus Wilson NIM : 192007044 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

2. DASAR TEORI Pengertian Konsep, Konsepsi, dan Perkembangan konsep

2. DASAR TEORI Pengertian Konsep, Konsepsi, dan Perkembangan konsep menginformasikan teori-teori yang ada di buku tanpa menunjukkan bagaimana teori itu diperoleh. nak tidak menerima begitu saja informasi-informasi atau istilah-istilah yang diajarkan guru atau yang dipaparkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SUSU SAPI MURNI DAN SUSU SAPI YANG MENGANDUNG PEROKSIDA DENGAN SPEKTROSKOPI INFRAMERAH DEKAT DENGAN TEKNIK PCA

IDENTIFIKASI SUSU SAPI MURNI DAN SUSU SAPI YANG MENGANDUNG PEROKSIDA DENGAN SPEKTROSKOPI INFRAMERAH DEKAT DENGAN TEKNIK PCA IDENTIFIKASI SUSU SAPI MURNI DAN SUSU SAPI YANG MENGANDUNG PEROKSIDA DENGAN SPEKTROSKOPI INFRAMERAH DEKAT DENGAN TEKNIK PCA Oleh, Joko Nur Arippin NIM: 192008003 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH MUSIK PADA RANGE FREKUENSI ( ) Hz TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS SAWI HIJAU (Brassica Juncea)

PENGARUH MUSIK PADA RANGE FREKUENSI ( ) Hz TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS SAWI HIJAU (Brassica Juncea) PENGARUH MUSIK PADA RANGE FREKUENSI (3000-6000) Hz TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS SAWI HIJAU (Brassica Juncea) Oleh, Triana Susanti NIM : 192007003 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu.

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu. OPTIK A. OPTIKA GEOMETRI Optika geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena perambatan cahaya seperti pemantulan dan pembiasan. 1. Pemantulan Cahaya Cahaya adalah kelompok sinar yang kita lihat.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HASIL IDENTIFIKASI KETERKAITAN KONSEP DASAR FISIKA TENTANG GAYA DENGAN KEGIATAN YANG SERING DIJUMPAI SISWA SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI HASIL IDENTIFIKASI KETERKAITAN KONSEP DASAR FISIKA TENTANG GAYA DENGAN KEGIATAN YANG SERING DIJUMPAI SISWA SEKOLAH DASAR IMPLEMENTASI HASIL IDENTIFIKASI KETERKAITAN KONSEP DASAR FISIKA TENTANG GAYA DENGAN KEGIATAN YANG SERING DIJUMPAI SISWA SEKOLAH DASAR Lani Prabawati, Diane Noviandini, Ferdy S. Rondonuwu Program Studi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK PENGUAPAN PADA ZAT CAIR YANG DIPANASKAN SERTA UJICOBA KEBERHASILANNYA

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK PENGUAPAN PADA ZAT CAIR YANG DIPANASKAN SERTA UJICOBA KEBERHASILANNYA PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK PENGUAPAN PADA ZAT CAIR YANG DIPANASKAN SERTA UJICOBA KEBERHASILANNYA Oleh ALOYSIUS APRIADI NIM: 192007032 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi

Lebih terperinci

Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s.

Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. CAHAYA 1. Siat Gelombang Cahaya Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Siat2 cahaya : Dapat

Lebih terperinci

2. MATA DAN KACAMATA A. Bagian Bagian Mata Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut.

2. MATA DAN KACAMATA A. Bagian Bagian Mata Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut. 1. PENGERTIAN ALAT OPTIK Alat optik adalah alat penglihatan manusia, baik alamiah maupun buatan manusia. Alat optik alamiah adalah mata dan alat optik buatan adalah alat bantu penglihatan manusia untuk

Lebih terperinci

MENENTUKAN HAMBATAN UDARA DALAM PROSES PERNAFASAN MANUSIA DENGAN LOGGER PRO

MENENTUKAN HAMBATAN UDARA DALAM PROSES PERNAFASAN MANUSIA DENGAN LOGGER PRO MENENTUKAN HAMBATAN UDARA DALAM PROSES PERNAFASAN MANUSIA DENGAN LOGGER PRO Oleh, Joko Nur Arippin NIM: 642008005 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar

Lebih terperinci

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A.

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A. Pembinaan Juara OSN isika SMP Jateng 2009 - Page 1 of 15 A. ERMIN DATAR OPTIKA Pemantulan teratur : jika berkas sinar datang sejajar, maka berkas sinar pantulnyapun sejajar pula. Gb.1. Pemantulan teratur

Lebih terperinci

Hindayani.com Contoh Soal IPA Fisika Kelas 10 SMA MA

Hindayani.com Contoh Soal IPA Fisika Kelas 10 SMA MA Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! Contoh Soal IPA Fisika Kelas 10 SMA MA Hindayani.com 1. Gambar di bawah melukiskan mata seorang yang tidak normal, melihat ke suatu titik P yang bila dilihat

Lebih terperinci

MEMBUAT SENSOR WARNA SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN LDR DAN MIKROKONTROLER ATmega8535

MEMBUAT SENSOR WARNA SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN LDR DAN MIKROKONTROLER ATmega8535 MEMBUAT SENSOR WARNA SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN LDR DAN MIKROKONTROLER ATmega8535 Oleh : Triponia Martini NIM : 192007038 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ALAT-ALAT OPTIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ALAT-ALAT OPTIK Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Kelas : X Semester : 1 Pelajaran : Fisika Alokasi : 12 jam pelajaran (RPP) ALAT-ALAT OPTIK 1. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

PEMBUATAN MEDIA ANIMASI UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK INTERFERENSI CINCIN NEWTON BESERTA UJI COBA KEBERHASILANNYA

PEMBUATAN MEDIA ANIMASI UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK INTERFERENSI CINCIN NEWTON BESERTA UJI COBA KEBERHASILANNYA PEMBUATAN MEDIA ANIMASI UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK INTERFERENSI CINCIN NEWTON BESERTA UJI COBA KEBERHASILANNYA Dodi Purnomo [1.*], Made Rai Suci Shanti N.A [2], Diane Noviandini [2] [1] Program Studi

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Persiapan UAS 2 Doc. Name: AR10FIS02UAS Doc. Version: 2016-07 halaman 1 01. Seseorang berdiri di depan cermin datar sehingga ia dapat melihat keseluruhan bayangannya. Jika cermin

Lebih terperinci

DESAIN PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA TOPIK SISTEM SONAR

DESAIN PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA TOPIK SISTEM SONAR DESAIN PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA TOPIK SISTEM SONAR Oleh, Devi Alin Palembo NIM: 192009010 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012

ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012 ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN 2011 2012 Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012 Waktu : 120 Menit Petunjuk: I. Pilihlah satu jawaban yang benar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2). 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Proses Tindakan Pada dasarnya ada beragam penelitian yang dapat dilakukan oleh guru, misalnya penelitian deskritif, penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan. Diantara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012. Dari tahap persiapan hingga

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TENTANG PROSES PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI MICROSOFT OFFICE POWERPOINT

PEMBELAJARAN TENTANG PROSES PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI MICROSOFT OFFICE POWERPOINT PEMBELAJARAN TENTANG PROSES PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI MICROSOFT OFFICE POWERPOINT Oleh, Monika Leta NIM : 192007039 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi

Lebih terperinci

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol TUGS FISIK KELS 8 (LTIHN US) 1. pabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup rapat (hampa udara) maka cahaya tersebut akan... dipantulkan botol c. diserap botol menembus botol masuk dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL COURSE REVIEW HOORAY PADA MATERI ENERGI MEKANIK

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL COURSE REVIEW HOORAY PADA MATERI ENERGI MEKANIK PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL COURSE REVIEW HOORAY PADA MATERI ENERGI MEKANIK Fransiska Damayanti 1, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT KUTUB MAGNET

KONSEPSI SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT KUTUB MAGNET KONSEPSI SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT KUTUB MAGNET Rien S. D. Premawoli, Marmi Sudarmi, Alvama pattiserlihun Program studi pendidikan fisika Fakultas sains dan matematika Universitas Kristen Satya Wacana

Lebih terperinci

Lampiran 1. Soal. c) sinar datang menuju pusat kelengkungan. a) sinar datang sejajar sumbu utama. b) sinar datang menuju fokus

Lampiran 1. Soal. c) sinar datang menuju pusat kelengkungan. a) sinar datang sejajar sumbu utama. b) sinar datang menuju fokus L A M P I R A 26 Lampiran 1. Soal Tahap Soal Kartu Tugas Kartu Tugas 1 Kartu Tugas 2 Kartu Tugas 3 1. Gambarkan arah sinar pantul, garis normal serta sudut datang dan sudut pantulnya jika sinar datang

Lebih terperinci

GAME ANGRY BIRDS DAN PROGRAM TRACKER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA PADA TOPIK GERAK PARABOLA

GAME ANGRY BIRDS DAN PROGRAM TRACKER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA PADA TOPIK GERAK PARABOLA GAME ANGRY BIRDS DAN PROGRAM TRACKER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA PADA TOPIK GERAK PARABOLA Oleh, Deasyana Rismalasari NIM : 192008017 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02 Salatiga dengan jumlah siswa 17 siswa. Sebelum dilakukan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS SNAKES AND LADDERS GAME PADA PEMBELAJARAN TENTANG CERMIN CEKUNG

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS SNAKES AND LADDERS GAME PADA PEMBELAJARAN TENTANG CERMIN CEKUNG IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS SNAKES AND LADDERS GAME PADA PEMBELAJARAN TENTANG CERMIN CEKUNG Miyati, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini Program studi Pendidikan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK 0 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK ( PTK Di SMP Muhammadiyah 4 Sambi kelas VII Tahun Ajaran 2009

Lebih terperinci

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis Silabus Sekolah : SMP... Kelas : VIII (Delapan) Semester : 2 (Dua) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Standar Kompetensi : 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi Kompetensi Dasar Contoh 5.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH BERBENTUK OPEN-ENDED BERDASARKAN TAHAPAN POLYA PADA SISWA SMP NEGERI 5 SALATIGA DALAM MATERI LINGKARAN

PROFIL PEMECAHAN MASALAH BERBENTUK OPEN-ENDED BERDASARKAN TAHAPAN POLYA PADA SISWA SMP NEGERI 5 SALATIGA DALAM MATERI LINGKARAN PROFIL PEMECAHAN MASALAH BERBENTUK OPEN-ENDED BERDASARKAN TAHAPAN POLYA PADA SISWA SMP NEGERI 5 SALATIGA DALAM MATERI LINGKARAN SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Latihan Soal Optik Geometrik SMK Negeri 1 Balikpapan Kelas XI Semua Jurusan

Latihan Soal Optik Geometrik SMK Negeri 1 Balikpapan Kelas XI Semua Jurusan 1 Latihan Soal Optik Geometrik Kelas XI Semua Jurusan Oleh Tenes Widoyo 1. Mata dapatmelihat sebuah benda apabila terbentuk bayangan a. Sejati, tegak di retina b. Sejati, terbalik di retina c. Maya, tegak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD Kristen 04 Salatiga. Jumlah siswa adalah 15 siswa, dimana siswa laki-laki adalah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DALAM MEMBUAT PANTUN DENGAN PERMAINAN KARTU KATA SISWA KELAS IV SD NEGERI GONDANG KECAMATAN WATUMALANG KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) 148 LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Datar Segi Empat Sub Pokok Bahasan : Persegi Panjang Kelas/Semester

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini semua kelas VIII C SMP Negeri 7 Purwokerto yang berjumlah 35. Terdiri dari 17 putra dan 18

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga. Dalam hal ini siswa kelas IV yang berjumlah 35 siswa. Berdasarkan data hasil

Lebih terperinci

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Tingkat Waktu : SMP/SEDERAJAT : 100 menit 1. Jika cepat rambat gelombang longitudinal dalam zat padat adalah = y/ dengan y modulus

Lebih terperinci

Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolahan : SD Negeri Watu Agung 1 Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Meteri Pokok : Sifat-Sifat Cahaya Kelas/Semester : V/II Alokasi Waktu : 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

Contoh Silabus dan RPP

Contoh Silabus dan RPP Lampiran 2 Contoh Silabus dan RPP PRODI PEDIDIKAN SAINS UNESA 2013 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2012 Rayon 114 Unesa CONTOH SILABUS IPA SMP Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : IPA

Lebih terperinci

PENGUKURAN KADAR AIR PADA LADA PUTIH DENGAN METODE KAPASITOR PLAT SEJAJAR

PENGUKURAN KADAR AIR PADA LADA PUTIH DENGAN METODE KAPASITOR PLAT SEJAJAR PENGUKURAN KADAR AIR PADA LADA PUTIH DENGAN METODE KAPASITOR PLAT SEJAJAR Oleh, Putri Lusiando NIM : 192007026 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I Lampiran 01. Sekolah : SDN WONOSEGORO 01 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Kelas/Semester : V/ 2 Materi Pokok : Cahaya dan Sifat-Sifatnya

Lebih terperinci