PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG Umbu Rangga Landu Aang 1, Marmi Sudarmi 1, Diane Noviandini 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika, kultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia tobigooner@gmail.com Abstrak Umpan balik merupakan hal yang terpenting di dalam pembelajaran karena bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan sisa dalam suatu proses pembelajaran. Namun seringkali aktu pengoreksian yang memakan aktu cukup lama membuat umpan balik yang didapatkan menjadi terlambat dan tidak ada aktu untuk memperbaiki kesalahan sisa. Untuk mengatasi masalah koreksi yang memakan aktu cukup lama telam ditemukan metode koreksi cepat yaitu metode fast feedback. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan metode fast feedback model pengakuan kesalahan tentang terapung, tenggelam, melayang ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dan menguji keberhasilan metode fast feedback model pengakuan kesalahan pada materi terapung, tenggelam dan melayang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas dan guru bertindak sebagai peneliti. Syarat satu siklus feedback dikatakan berhasil apabila jumlah sisa yang menjaab benar 70% dan aktu yang dibutuhkan maksimal 10 menit. Jika belum berhasil, maka diberi pembelajaran. Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif kualitatif. Dari hasil analisa bisa disimpulkan baha penerapan metode fast feedback ke dalam RPP cukup efektif dan penggunaan metode fast feedback cukup berhasil untuk mengetahui kesalahan sisa secara cepat dan bisa kesalahan sisa bisa langsung diperbaiki. 1. PENDAHULUAN Kata kunci: fast feedback, pengakuan kesalahan Salah satu tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mendapatkan umpan balik atau feedback yang bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat keberhasilan sisa yang telah dicapai dalam suatu proses pembelajaran[1]. Umpan balik selalu didapatkan oleh guru setelah selesai koreksi, tapi permasalahannya aktu koreksi perlu aktu berhari-hari, bahkan berbulan-bulan padahal pembelajaran terus berjalan sehingga feedback menjadi tidak berfungsi sesuai dengan tujuannya, akibatnya tidak ada aktu untuk memperbaiki kesalahan sisa. Untuk mengatasi permasalahan tentang koreksi yang memakan aktu cukup lama, telah dikembangkan metode koreksi cepat yaitu metode fast feedback. Keunggulan dari metode fast feedback adalah pengoreksiaanya dapat dilakukan pada saat itu juga dan dapat langsung 1

2 diketahui hasilnya sehingga guru bisa langsung mengetahui kesalahan sisa dan langsung dikoreksi pada saat itu juga. Setelah selesai dikoreksi bisa diteruskan dengan materi selanjutnya[2]. Penelitian ini telah dilakukan oleh Ed van den Berg yaitu Teaching, Learning, and Quick Feedback Methods in Classical and Modern Physics, kemudian mulai dikembangkan oleh Debora Natalia Sudjito dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode st Feedback model Klasikal Pada materi pembelejaran fisika tentang pembentukan bayangan pada cermin datar. Singgih Adi Sri Utami dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode st Feedback model Peer to Peer Support Group pada Materi Pembelajaran Fisika tentang Gaya-gaya yang Bekerja pada Benda Jatuh Bebas dan Benda Diam. Siti Noor uziah dalam skripsinya yang berjudul berjudul Penggunaan Metode st Feedback model Indikasi Warna pada Materi Pembelajaran Fisika tentang Pembentukan Bayangan pada Lensa, Morita Dei Yuliana dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode st Feedback Model Voting pada Materi Pembelajaran Fisika tentang Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung. Pada penelitian kali ini akan dikembangkan metode fast feedback model pengakuan kesalahan dimana guru menyediakan soal dan pilihan jaaban kemudian sisa menjaabnya. Jika jaaban sisa tidak sesuai dengan kunci jaaban maka sisa harus mengaku kalau jaaban yang dipilih pada opsi jaaban merupakan jaaban yang salah. Jadi dibutuhkan kejujuran oleh sisa agar guru bisa lebih mudah mengetahui kesalahan sisa dan langsung dikoreksi pada saat itu juga. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan metode fast feedback model pengakuan kesalahan pada materi pembelajaran fisika tentang terapung, tenggelam dan melayang ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dengan metode pembelajaran discovery serta menguji keberhasilan metode fast feedback model pengakuan kesalahan pada materi terapung, tenggelam dan melayang. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu (i) membantu guru dalam mengembangkan metode fast feedback yang lain ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, (ii) tidak hanya sebatas dalam penulisan sebuah tugas akhir tetapi juga bisa diterapkan ke dalam pembelajaran, terutama masalah koreksi yang memakan aktu cukup lama, (iii) menjadi referensi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan model-model fast feedback. 2. DASAR TEORI 2.1 Umpan Balik Cepat (st Feedback) Umpan balik merupakan pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada sisa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian atau hasil belajar sisa[4]. Sedangkan umpan balik cepat atau fast feedback adalah suatu metode koreksi cepat dimana kesalahan sisa bisa langsung diketahui kemudian kesalahan sisa bisa diperbaiki oleh guru dan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung[2]. Metode fast feedback dilakukan sesering mungkin sehingga dalam aktu yang singkat sehingga kesalahan sisa bisa diketahui pada saat itu juga tanpa aktu koreksi yang lama[3]. Namun yang menjadi catatan penting baha penggunaan metode fast feedback tidak digunakan untuk pemberian nilai akhir 2

3 kepada sisa, tetapi digunakan oleh guru untuk mengetahui kesalahan sisa dalam pembelajaran, agar bisa langsung dikoreksi oleh guru sehingga dapat memudahkan guru untuk meneruskan materi selanjutnya[2]. 2.2 Konsep Terapung, Tenggelam, dan Melayang Prinsip Archimedes Sebuah benda yang tercelup dalam zat cair akan terasa lebih ringan karena mengalami gaya ke atas yang diberikan oleh zat cair dirumuskan dalam hukum Archimedes sebagai berikut: Sebuah benda yang seluruhnya atau sebagian tercelup dalam suatu fluida akan mengalami gaya apung yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. [7,8] Persamaan hukum Archimedes: Keterangan: : gaya apung : massa jenis fluida ( ) : volume benda tercelup ( ) : percepatan gravitasi ( Terapung, Tenggelam dan Melayang Terapung Suatu benda dikatakan terapung apabila ada bagian benda yang muncul di permukaan air. F A A Karena benda dalam keadaan diam, maka: ( )...(1) Gambar 1. gaya-gaya pada benda yang terapung karena, maka Melayang Suatu benda dikatakan melayang apabila semua bagian benda masuk ke dalam air tetapi tidak menyentuh dasar adah. Persamaan untuk gaya-gaya yang bekerja pada benda melayang: 3

4 Karena benda dalam keadaan diam, maka: ( ) B...(2) Gambar 2. Gaya-gaya pada benda yang melayang. Karena, maka Tenggelam Suatu benda dikatakan tenggelam apabila semua bagian benda masuk ke dalam air dan ada bagian benda yang menyentuh dasar adah. Persamaan untuk gaya-gaya yang bekerja pada benda tenggelam: Karena benda dalam keadaan diam, maka: ( ) C N Maka...(3) Karena, maka F A Gambar 3. Gaya-gaya pada benda yang tenggelam. 2.3 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penilaian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya[6]. Tahapan dalam melakukan penelitian tindakan kelas yaitu: Rencana Pada tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana serta tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, dan sikap sebagai solusi. 4

5 Tindakan Dalam tahap ini merupakan pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenai tindakan yang dilakukan di kelas. Observasi Dalam tahap ini tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan tindakan karena observasi dilakukan saat tindakan sedang berlangsung dalam aktu yang sama. Refleksi Dalam tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak tindakan dari berbagai kriteria[5]. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas 3.2 Sampel Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah sisa SMA Negeri 1 Pabelan kelas XI IA sebanyak 20 sisa. 3.3 Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data yang digunakan berupa : RPP : sebagai pedoman guru mengajar Kartu Tugas : untuk memberi tugas kepada sisa Lembar observasi : untuk mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan metode fast feedback. 3.4 Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas: a. Persiapan Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Kartu Tugas, dan lembar observasi KBM yang diisi oleh observer b. Pelaksanaan Pada saat pelaksanaan, guru melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Mulai dari sisa diberi kartu tugas, mengerjakan kartu tugas, hingga guru menghitung jumlah sisa yang menjaab benar dalam 1 siklus feedback. Syarat 1 siklus feedback dikatakan berhasil apabila: 1. Waktu yang dibutuhkan maksimal 10 menit 2. Jumlah sisa yang menjaab benar 70% Prosedur penggunaan metode fast feedback model pengakuan kesalahan : Kartu tugas diberikan kepada sisa lalu dikerjakan. Kartu tugas berupa soal dan opsi jaaban Setelah dikerjakan, diberi tahu opsi jaaban yang benar Sisa yang memilih opsi jaaban yang salah harus mengaku kalau opsi jaaban yang dipilih adalah salah lalu kartu tugas diletakkan di meja guru, dan sisa memilih opsi jaaban yang benar diserahkan kepada observer. 5

6 Kemudian dihitung berapa jumlah sisa yang menjaab benar, untuk mengetahui apakah bisa diberi kartu tugas lagi atau diberi pembelajaran terlebih dahulu. Setelah itu diulangi lagi pada tahap-tahap pembelajaran selanjutnya. Penggunaan metode fast feedback: Kartu tugas dari Guru Sisa mengerjakan tugas Cek oleh Guru 70% sisa menjaab benar Kartu tugas Baru Pembelajaran Oleh Guru 70% sisa menjaab benar Gambar 4. Penggunaan fast feedback dalam satu siklus Jalannya Pembelajaran Koreksi Tugas Pembelajaran Feedback Tugas Pembelajaran Koreksi Feedback Waktu Gambar 5. Penggunaan metode fast feedback pada setiap tahap pembelajaran Prosentase sisa yang menjaab benar dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut: Keterangan: PK : presentase keberhasilan a : jumlah sisa yang menjaab benar n : jumlah sisa 6

7 c. Observasi Pada saat observasi, peneliti bertindak sebagai guru dan meminta seorang rekan peneliti untuk menjadi pengamat dan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Tujuannya yaitu untuk mencatat berapa aktu yang dibutuhkan dalam satu siklus pembelajaran serta berapa jumlah sisa yang menjaab benar untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam satu siklus feedback. d. Refleksi Pada tahap ini jaaban sisa dan lembar hasil pengamatan dikaji, kemudian dianalisa berapa jumlah sisa yang menjaab benar dan aktu yang dibutuhkan dalam satu siklus fast feedback. 4. HASIL DAN ANALISA DATA Tabel 1. Hasil Pengamatan Tahap 1 Kartu Tugas ke Waktu yang dibutuhkan Jumlah sisa yang menjaab benar Prosentase ' 10 50% ' 19 95% ' % ' % 2 54' 18 90% 3 tidak perlu ' 17 85% ' 9 45% ' 12 60% 2 41' % 3 tidak perlu 4 tidak perlu 1 58' 19 95% 2 tidak perlu 3 tidak perlu ' % 2 tidak perlu 7

8 ' 13 65% ' 14 70% ' % 2 tidak perlu Analisa Data Kegiatan Pembelajaran Dalam kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak 9 tahap pembelajaran. Untuk setiap tahap pembelajaran diberikan maksimal 4 kartu tugas. Tahap 1 (Penyamaan persepsi sisa tentang terapung, tenggelam dan melayang) 1. Kartu tugas 1 A B C Bagaimana posisi benda A, B, dan C pada gambar di atas? a. A: terapung, B: melayang, C: tenggelam b. A: lebih terapung, B: terapung, C: lebih tenggelam c. A: terapung, B: terapung, C: terapung Analisa jaaban kartu tugas 1 : Sebanyak 10 sisa (50%) memilih opsi jaaban yang benar (opsi c). Alasan sisa memilih opsi jaaban c karena sisa sudah paham tentang definisi benda terapung yaitu masih ada bagian benda yang muncul ke permukaan air dan tidak peduli seberapa banyak volume benda yang tercelup ke dalam air. Sebanyak 10 sisa (50%) memilih opsi jaaban yang salah yaitu opsi jaaban a dan b. Sebanyak 3 sisa (15%) memilih opsi jaaban a beranggapan baha benda A dikatakan terapung apabila banyak bagian benda yang muncul ke permukaan air, benda B dikatakan melayang apabila bagian benda yang muncul ke permukaan air kira-kira setengah volume benda B dan benda C dikatakan tenggelam apabila hanya lebih sedikit bagian benda yang muncul ke permukaan air. Sebanyak 7 sisa (35%) memilih opsi jaaban b beranggapan baha benda A dikatakan lebih terapung karena lebih banyak bagian benda yang muncul ke permukaan air, benda B dikatakan terapung 8

9 karena bagian benda yang muncul ke permukaan air kira-kira setengah volume benda dan benda C dikatakan lebih tenggelam karena hanya sedikit bagian benda yang muncul ke permukaan air. Karena jumlah sisa yang menjaab benar belum mencapai 70%, maka harus diberi pembelajaran sesuai dengan RPP. Pembelajaran dilakukan dengan melaksanakan demonstrasi yaitu dengan memasukkan sebuah kayu ke dalam bejana yang berisi air dan kayu terapung. Setelah itu akan terlihat berapa banyak bagian kayu yang muncul ke permukaan untuk menunjukkan baha benda dikatakan terapung apabila masih ada bagian benda yang muncul ke permukaan, tidak peduli seberapa banyak bagian benda yang tercelup ke dalam air. Waktu yang dibutuhkan pada siklus ini adalah 2 menit 23 detik. Setelah pembelajaran selesai bisa diberi kartu tugas berikutnya. 2. Kartu tugas 2 K L M Bagaimana posisi benda K, L, dan M pada gambar di atas? a. K: terapung, L: melayang, M: tenggelam b. K: lebih terapung, L: melayang, M: lebih tenggelam c. K: melayang, L: melayang, M: melayang Analisa jaaban kartu tugas 2 : Sebanyak 19 sisa (95%) memilih opsi jaaban yang benar (opsi c). Alasan sisa memilih opsi jaaban c karena sisa sudah paham bagaimana definisi suatu benda dikatakan melayang yaitu semua benda masuk ke dalam air tetapi tidak ada bagian benda yang menyentuh dasar adah. Sebanyak 1 sisa (5%) memilih opsi jaaban yang salah (opsi b). Sisa beranggapan kalau untuk benda melayang ada istilah lebih terapung dan lebih tenggelam karena posisi benda K yang mendekati permukaan, Benda L melayang karena kira-kira berada di tengah adah dan benda M yang mendekati dasar adah. Padahal dimanapun posisi suatu benda di dalam air asal tidak menyentuh dasar adah, maka benda itu dikatakan melayang. Pada siklus ini aktu yang dibutuhkan 1 menit 3 detik dan jumlah sisa yang menjaab benar sebanyak 19 sisa (95%). Pada siklus ini terjadi peningkatan jumlah sisa yang menjaab benar sebanyak 45% dari kartu tugas 1. Artinya pembelajaran yang diberikan pada kartu tugas 1 berhasil dipahami oleh sisa. Karena jumlah sisa yang menjaab benar lebih dari 70% dan aktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit, maka tidak ada pembelajaran yang dilakukan sehingga bisa diberi kartu tugas berikutnya. 9

10 3. Kartu tugas 3 Y Bagaimana posisi benda X, Y pada gambar di atas? a. X: terapung, Y: melayang b. X: lebih terapung, Y: melayang c. X: tenggelam, Y: tenggelam Analisa jaaban pada kartu tugas 3: X Sebanyak 20 sisa (100%) memilih jaaban yang benar (opsi c). Alasan sisa memilih opsi jaaban c karena sisa sudah paham tentang definisi benda tenggelam yaitu semua bagian benda masuk ke dalam air dan ada bagian benda yang menyentuh dasar. Pada siklus ini aktu yang dibutuhkan 1 menit 7 detik dan jumlah sisa yang menjaab benar sebesar 100%. Artinya terjadi peningkatan jumlah sisa yang menjaab benar sebesar 5% dari kartu tugas sebelumnya. Karena jumlah sisa yang menjaab benar lebih dari 70% dan aktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit, maka tidak ada pembelajaran yang dilakukan dan bisa diberikan kartu tugas baru pada tahap berikutnya. Tahap 2 (Pengaruh ukuran benda terhadap terapung dan tenggelamnya suatu benda) A B Gambar di atas merupakan balok A dan balok B, kedua balok memiliki volume yang sama. Jika dimasukkan ke dalam air, maka balok A terapung dan balok B tenggelam. 1. Kartu Tugas 1 Jika balok B dipotong menjadi dua bagian yang sama kemudian salah satu potongan balok B dimasukkan ke dalam air, bagaimana posisinya? a. B1 b. c. B1 B1 10

11 Analisa jaaban kartu tugas 1: Sebanyak 20 sisa(100%) memilih opsi jaaban c dan merupakan jaaban yang benar. Alasan sisa menjaab atau memilih opsi jaaban c karena sisa sudah paham baha balok b tetap tenggelam alaupun massa dan ukuran balok b berkurang. Pada siklus ini aktu yang dibutuhkan adalah 1 menit 28 detik dan jumlah sisa yang menjaab benar 20 sisa (100%). Karena jumlah sisa yang menjaab benar lebih dari 70% dan aktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit, maka tidak ada pembelajaran yang dilakukan dan bisa diberi kartu tugas berikutnya. 2. Kartu tugas 2 Jika ada balok yang volumenya lebih besar dari balok A tetapi jenisnya sama, bagaimana posisinya ketika dimasukkan ke dalam air? a. b. c. Analisa jaaban kartu tugas 2: Sebanyak 18 sisa (90%) memilih opsi jaaban yang benar (opsi a). Alasan sisa menjaab atau memilih opsi jaaban a adalah karena sisa sudah paham baha balok A tetap terapung alaupun ada balok yang sejenis dengan balok A volumenya lebih besar. Sebanyak 2 sisa (10%) memilih opsi jaaban yang salah yaitu opsi jaaban b. Sisa yang memilih atau menjaab opsi jaaban b beranggapan baha bertambahnya volume benda bisa mengakibatkan benda melayang. Pada siklus ini aktu yang dibutuhkan adalah 54 detik dan jumlah sisa yang menjaab benar sebanyak 18 sisa (90%). Terjadi penurunan jumlah sisa yang menjaab benar sebesar 10%, namun karena jumlah sisa yang menjaab benar lebih dari 70% dan aktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit sehingga tidak ada pembelajaran yang dilakukan dan bisa diberi kartu tugas baru pada tahap berikutnya. Tahap 3 (Pengaruh bentuk terhadap terapung dan tenggelamnya suatu benda) Gambar di atas merupakan dua buah plastisin yang berukuran kecil dan besar, jika dimasukkan ke dalam air plastisin kecil dan besar tenggelam. 11

12 1. Kartu Tugas 1 Bagaimana cara agar plastisin tersebut dapat terapung? a. b. c. Analisa jaaban kartu tugas 1: Sebanyak 17 sisa (85%) memilih opsi jaaban yang benar yaitu opsi a. Sisa sudah paham baha benda yang semula tenggelam bisa terapung dengan cara mengubah bentuk benda seperti kapal atau mangkok. Sebanyak 15 sisa (15%) memilih opsi jaaban yang salah yaitu opsi b dan c. Sebanyak 1 sisa (5%) memilih opsi jaaban b. sisa yang memilih opsi jaaban b beranggapan baha benda yang semula tenggelam bisa terapung dengan cara mengubah bentuknya seperti balok. Sebanyak 2 sisa (10%) memilih memilih opsi jaaban c. Sisa yang memilih opsi jaaban c beranggapan baha benda yang semula tenggelam bisa terapung dengan cara mengubah bentuk benda seperti oval (lonjong). Pada siklus ini, aktu yang dibutuhkan 48 detik dan jumlah sisa yang menjaab benar sebanyak 17 sisa (85%). Walaupun jumlah sisa yang menjaab benar lebih dari 70% dan aktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit, tetap diberikan pembelajaran untuk meyakinkan jaaban pada opsi jaaban a dengan cara melakukan demonstrasi dengan meminta salah satu sisa untuk maju ke depan kemudian membuat plastisin berbentuk seperti mangkok kemudian dimasukkan ke adah berisi air dan plastisin yang berbentuk mangkok terapung. Setelah pembelajaran selesai, dilanjutkan pada tahap berikutnya untuk diberi kartu tugas baru. Tahap 4 (pengaruh ukuran pengapung dan penenggelam terhadap terapung dan tenggelamnya suatu benda) Pipet yang semula kosong terapung jika dimasukkan ke dalam air. 1. Kartu tugas 1 Jika pipet yang berisi penuh air dimasukkan ke dalam air, bagaimana posisinya? a. b. c. 12

13 Analisa jaaban kartu tugas 1: Sebanyak 8 sisa (40%) memilih opsi jaaban c karena sisa sudah paham baha pipet dapat tenggelam karena pipet diisi dengan air sampai penuh. (kemudian diinformasikan baha secara tidak langsung terjadi penambahan ukuran penenggelam yang mengakibatkan pipet yang semula terapung bisa tenggelam) Sebanyak 12 sisa memilih opsi jaaban yang salah yaitu opsi jaaban a dan opsi jaaban b. Sebanyak 5 sisa (25%) memilih opsi jaaban a. Sisa yang memilih atau menjaab opsi jaaban a beranggapan baha benda tetap terapung alaupun air terisi penuh pada pipet atau dengan kata lain alaupun ukuran penenggelam lebih besar daripada ukuran pengapung, benda tetap terapaung. Sebanyak 7 sisa (35%) memilih opsi jaaban b. Sisa memilih atau menjaab opsi jaaban b beranggapan baha pipet bisa melayang apabila pipet diisi penuh dengan air atau dengan kata lain alaupun ukuran penenggelam lebih besar daripada ukuran pengapung benda akan melayang. Karena jumlah sisa yang menjaab belum mencapai 70%, harus diberi pembelajaran dengan melakukan demonstrasi yaitu memasukkan air ke dalam pipet secara bertahap sampai pipet terisi penuh dan yang terjadi pipet yang terisi air penuh tenggelam. Setelah itu sengaja tidak diberi kartu tugas lagi karena adanya kesulitan dalam pembuatan kartu tugas dengan alasan baha jika dibuat kartu tugas lagi, maka akan menimbulkan jaaban yang bervariasi dan kebenaran jaaban tidak bisa dipastikan. Pada siklus ini aktu yang dibutuhkan adalah 1 menit 49 detik. Setelah pembelajaran selesai bisa diberi kartu tugas baru pada tahap selanjutnya. Tahap 5 (pengaruh volume air terhadap perbandingan volume benda yang tercelup dan volume benda yang muncul ke permukaan pada peristia benda terapung) X Benda x terapung jika dimasukkan dalam sebuah bejana yang berisi air, dan volume benda yang tercelup adalah setengah volume benda x. 13

14 1. Kartu tugas 1 Bagaimana posisi benda x saat dimasukkan dalam bejana yang berisi air lebih banyak? a. b. c. X X X Analisa jaaban kartu tugas 1: Sebanyak 12 sisa (60%) memilih opsi jaaban b dan merupakan jaaban yang benar. Alasan sisa memilih atau menjaab opsi jaaban b karena bertambahnya volume air tidak mempengaruhi banyaknya volume benda yang muncul ke permukaan pada benda terapung. Sebanyak 8 sisa memilih opsi jaaban yang salah yaitu opsi jaaban a dan opsi jaaban c. Sebanyak 5 sisa (25%) memilih opsi jaaban a. Sisa yang memilih atau menjaab opsi jaaban a beranggapan baha volume benda yang tercelup menjadi lebih sedikit apabila volume air bertambah. Sebanyak 3 sisa (15%) memilih opsi jaaban c. Sisa yang memilih opsi jaaban c beranggapan baha volume benda yang tercelup menjadi lebih banyak apabila volume air bertambah. Padahal bertambahnya volume air tidak mempengaruhi berapa banyaknya volume benda yang tercelup pada benda yang terapung. Karena jumlah sisa yang menjaab benar belum mencapai 70%, maka diberikan pembelajaran yaitu dengan melakukan demonstrasi sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Demonstrasi yang dilakukan yaitu dengan menunjukkan sebuah benda yang terapung dan ada bagian benda yang tercelup, kemudian ditambahkan air ke adah dan banyaknya volume benda yang tercelup selalu tetap pada benda yang terapung. Pada siklus ini aktu yang dibutuhkan adalah 2 menit 38 detik. Setelah pembelajaran selesai bisa diberi kartu tugas yang baru pada siklus berikutnya. 2. Kartu tugas 2 Bagaimana posisi benda x saat dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air lebih sedikit? a. b. c. X X X 14

15 Analisa jaaban Kartu Tugas 2: Sebanyak 20 sisa (100%) memilih opsi jaaban yang benar (opsi b). Sisa yang memilih atau menjaab opsi jaaban b sudah paham baha volume benda yang tercelup selalu tetap alaupun volume air berkurang. Pada siklus ini aktu yang dibutuhkan 41 detik dan jumlah sisa yang menjaab benar sebanyak 20 sisa (100%). Terjadi kenaikan jumlah sisa yang menjaab benar sebanyak 40%, ini artinya setelah diberi pembelajaran pada kartu tugas 1 sisa sudah mulai paham baha banyaknya volume benda yang tercelup pada benda terapung tidak dipengaruhi oleh banyaknya volume air. Karena jumlah sisa yang menjaab benar lebih dari 70%, maka tidak ada pembelajaran yang dilakukan dan bisa diberikan kartu tugas baru pada tahap berikutnya. Tahap 6 (Pengaruh volume air terhadap posisi melayangnya suatu benda) Benda Y melayang apabila dimasukkan dalam bejana yang berisi air 1. Kartu Tugas 1 Bagaimana posisi benda Y saat melayang jika dimasukkan dalam bejana yang berisi air lebih banyak? Analisa jaaban kartu tugas 1: Sebanyak 19 sisa (95%) sisa memilih opsi jaaban yang benar (opsi c).sisa yang memilih opsi jaaban sudah paham baha posisi melayang suatu benda selalu berpatokan terhadap jarak ke permukaan air. Sebanyak 1 (5%) memilih opsi jaaban memilih opsi jaaban yang salah yaitu opsi jaaban a. Sisa yang memilih opsi jaaban a beranggapan baha kenaikan benda sejauh 22 cm karena bertambahnya volume air. 15

16 Pada siklus ini aktu yang dibutuhkan adalah 58 detik dan jumlah sisa yang menjaab benar 19 sisa. Karena jumlah sisa yang menjaab benar lebih dari 70% dan aktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit sehingga tidak ada pembelajaran yang dilakukan dan bisa diberi kartu tugas baru pada tahap selanjutnya. Sebenarnya masih ada kartu tugas 2, tetapi peneliti sengaja tidak memberikan karena dengan alasan sisa sudah paham baha posisi melayangnya suatu benda tidak dipengaruhi oleh banyaknya volume air. Tahap 7 (Pengaruh volume air terhadap tenggelamnya suatu benda) Benda Z tenggelam jika dimasukkan dalam bejana yang berisi air 1. Kartu Tugas 1 Bagaimana posisi benda Z jika dimasukkan dalam bejana yang berisi air lebih banyak? a. b. c. Z Z Z Analisa jaaban kartu tugas 1: Sebanyak 20 sisa (100%) sisa memilih opsi jaaban c dan merupakan jaaban yang benar. Alasan sisa memilih atau menjaab opsi jaaban c karena sisa sudah paham baha bertambahnya volume air tidak mempengaruhi benda yang semula tenggelam. Pada siklus ini, aktu yang dibutuhkan 57 detik dan jumlah sisa yang menjaab benar sebanyak 20 sisa (100%). Karena jumlah sisa yang menjaab benar lebih dari 70% dan aktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit sehingga tidak ada pembelajaran yang dilakukan dan bisa diberi kartu tugas baru pada tahap berikutnya. Sebenarnya masih ada kartu tugas 2, namun sengaja tidak diberikan karena sisa sudah paham baha banyaknya volume air tidak mempengaruhi benda yang semula tenggelam. Z 16

17 Tahap 8 (Pengaruh perbandingan gaya apung dan gaya berat pada benda yang terapung) A Perbandingan besar gaya apung dan gaya berat pada benda yang terapung adalah sama. 1. Kartu Tugas 1 Bagaimana perbandingan besar gaya apung dan gaya berat jika posisi benda B terapung seperti pada gambar di baah ini? a. b. c. B B B Analisa jaaban kartu tugas 1: Sebanyak 13 sisa (65%) memlih opsi jaaban yang benar yaitu opsi jaaban a. Sisa memilih atau menjaab opsi jaaban a sudah paham baha perbandingan besar gaya apung dan gaya berat adalah sama karena resultan gaya sama dengan nol. Sebanyak 7 sisa (35%) memilih opsi jaaban yang salah yaitu opsi jaaban b. sisa yang memilih opsi jaaban b beranggapan baha banyaknya volume benda yang tercelup mengakibatkan gaya berat lebih besar daripada gaya apung. Karena jumlah sisa yang menjaab benar belum mencapai 70%, maka diberikan pembelajaran sesuai dengan RPP. Pembelajaran dilakukan dengan menjelaskan kemudian ditampilkan pada slide poerpoint baha perbandingan besar gaya apung dan gaya berat adalah sama karena benda dalam keadaan diam atau dengan kata lain baha resultan gaya yang bekerja pada benda B adalah nol. Setelah pembelajaran selesai bisa diberikan kartu tugas berikutnya. Pada siklus ini aktu yang dibutuhkan adalah 1 menit 20 detik. 17

18 2. Kartu Tugas 2 Bagaimana perbandingan besar gaya apung dan gaya berat jika posisi benda C terapung seperti pada gambar di baah ini a. b. c. C C C Analisa jaaban kartu tugas 2: Sebanyak 14 sisa (70%) memilih opsi jaaban yang benar yaitu opsi jaaban a. Sisa yang memilih opsi jaaban a adalah sisa sudah paham baha perbandingan besar gaya apung dan gaya berat adalah sama pada benda terapung karena benda dalam keadaan atau dengan kata lain baha resultan gaya yang bekerja pada benda C adalah nol. Sebanyak 6 sisa memilih opsi jaaban yang salah yaitu opsi jaaban c. Sisa yang memilih opsi jaaban c beranggapan baha volume benda c yang tercelup lebih sedikit, gaya apungnya lebih besar dari pada gaya beratnya, padahal jika resultan gayanya sama dengan nol karena benda dalam keadaan diam. Pada siklus ini aktu yang dibutuhkan adalah 1 menit dan jumlah sisa yang menjaab benar sebanyak 14 sisa (70%). Artinya terjadi peningkatan jumlah sisa yang menjaab benar dari siklus sebelumnya sebanyak 10% dan bisa dikatakan baha pembelajaran yang dilakukan pada tahap sebelumnya membuat sisa menjadi lebih paham untuk mengerjakan soal pada kartu tugas berikutnya. Tahap 9 (pengaruh perbandingan besar gaya apung dan gaya berat pada benda yang melayang) P Perbandingan besar gaya apung dan gaya berat pada benda P adalah sama. 18

19 1. Kartu Tugas 1 Bagaimana perbandingan besarnya gaya apung dan gaya berat pada benda Q yang melayang pada posisi seperti pada gambar di baah ini? a. b. c. Q Q Q Analisa jaaban kartu tugas 1: Sebanyak 20 sisa (100%) memilih opsi jaaban yang benar yaitu opsi jaaban a. Sisa memilih atau menjaab opsi jaaban a sudah paham baha perbandingan besar gaya apung dan gaya berat adalah sama pada benda yang melayang alaupun posisi melayangnya mendekati permukaan air atau dengan kata lain baha resultan gaya yang bekerja pada benda Q sama dengan nol karena benda dalam keadaan diam. Pada siklus ini aktu yang dibutuhkan adalah 33 detik dan jumlah sisa yang menjaab benar sebanyak 20 sisa (100%). Karena jumlah sisa yang menjaab benar lebih dari 70% dan aktu yang dibutuhkan kurang dari 10 menit sehingga tidak ada pembelajaran yang dilakukan. Sebenarnya masih ada kartu tugas 2, namun sengaja tidak diberikan karena sisa sudah paham baha perbandingan besar gaya apung dan gaya berat adalah sama pada benda yang melayang, tetapi besar masing-masing gaya apung dan gaya berat dipengaruhi oleh berapa banyak volume zat cair yang dipindahkan. KESIMPULAN DAN SARAN Penggunaan metode fast feedback model pengakuan kesalahan cukup berhasil digunakan untuk mengetahui kesalahan sisa secara cepat sehingga kesalahan sisa bisa segera diperbaiki pada saat itu juga selama pembelajaran berlangsung. Saran bagi peneliti lain: (i) Persiapkan secara matang pembuatan RPP dan kartu tugas, (ii) soal-soal kartu tugas harus dibuat sejelas mungkin sehingga bisa dipahami oleh sisa, (iii) jika dalam pembuatan kartu tugas ditemukan kesulitan dalam memvariasi soal pada kartu tugas, usahakan untuk mencari jenis soal lain tetapi sesuai dengan materi yang ingin diberikan. (iv) koreksi harus dilakukan secara cermat dan teliti karena akan mempengaruhi penekanan materi yang diberikan kepada sisa. Daftar Pustaka [1] Arikunto, Suharsimi dkk Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. [2] Berg, Ed van den Teaching, Learning, and Quick Feedback Methods in Classical and Modern Physics. Amsterdam: Vrije Universiteit. 19

20 [3] Sudjito, Debora Natalia Penggunaan Metode st Feedback model Klasikal Pada materi pembelejaran fisika tentang pembentukan bayangan pada cermin datar. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. [4] Silverius, Suke Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo. [5] Suroso Classroom Action Research. Jogjakarta :Pararaton Publising. [6] Arikunto, Suharsimi dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :Bumi Aksara. [7] Halliday, David dan Robert Resnick Fisika Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. [8] Munson, Bruce R dkk Mekanika Fluida. Jakarta: Erlangga. 20

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL VOTING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN CEMBUNG

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL VOTING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN CEMBUNG PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL VOTING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN CEMBUNG Morita Dewi Yuliana 1, Marmi Sudarmi 1, Diane Noviandini 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL CLOSED EYES PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG SIFAT SUSUNAN PARTIKEL ZAT PADAT, ZAT CAIR, ZAT GAS

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL CLOSED EYES PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG SIFAT SUSUNAN PARTIKEL ZAT PADAT, ZAT CAIR, ZAT GAS PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL CLOSED EYES PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG SIFAT SUSUNAN PARTIKEL ZAT PADAT, ZAT CAIR, ZAT GAS Meylani Aljeinie Tijow 1, Marmi Sudarmi 1 Ferdy S. Rondonuwu 1, 1

Lebih terperinci

diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa.

diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa. 2 diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa. Berdasarkan pengalaman peneliti pada Program Pengalaman Lapangan (PPL)

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA Siti Noor Fauziah 1, Ferdy S. Rondonuwu 1,2, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Skripsi ini ditulis dan disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

2. DASAR TEORI UMPAN BALIK CEPAT

2. DASAR TEORI UMPAN BALIK CEPAT PEDAHULUA. Suatu realita sehari-hari, di dalam suatu ruang kelas ketika sesi Kegiatan belajarmengajar (KBM) berlangsung, nampak beberapa atau sebagian besar siswa belum belajar sewaktu guru mengajar. Sebagian

Lebih terperinci

PEMETAAN KONSEPSI MAHASISWA TENTANG HUKUM ARCHIMEDES

PEMETAAN KONSEPSI MAHASISWA TENTANG HUKUM ARCHIMEDES PEMETN KONSEPSI MHSISW TENTNG HUKUM RCHIMEDES Meylan Siskawati, Dra. Marmi Sudarmi, M.Si., Made Rai Suci Shanti Nurani, S.Si. Program Studi Pendidikan Fisika, Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika,

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI Ignasia Evi Susanti 1, Diane Noviandini 1, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Fast Feedback Model Rainbow Card dalam Pembelajaran Fisika tentang Suhu dan Kalor

Penggunaan Metode Fast Feedback Model Rainbow Card dalam Pembelajaran Fisika tentang Suhu dan Kalor Penggunaan Metode Fast Feedback Model Rainbow Card dalam Pembelajaran Fisika tentang Suhu dan Kalor Ni P. D. Purnamasari, Debora N. Sudjito, Marmi Sudarmi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL MASUK BARISAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR BERARUS LISTRIK

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL MASUK BARISAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR BERARUS LISTRIK PRODNG EMNAR NAONAL AN DAN PENDDKAN AN V KW PENGGNAAN METODE AT EEDACK MODEL MAK ARAN DALAM PEMELAJARAN KA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR ERAR LTRK Nanik ugiarti 1, Marmi udarmi 1, Alvama Pattiserlihun

Lebih terperinci

KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS

KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS Petrus Ongga *), Yani Sanwaty *), Ferdy Semuel Rondonuwu **), Wahyu Hari Kristiyanto ***) Email : whkris_fisika@yahoo.com, whkris@staff.uksw.edu *) Mahasiswa

Lebih terperinci

hafal rumus [7]. Secara umum siswa tidak mengerti bagaimana konsep fisika dan akhirnya hasil belajar yang diperoleh kurang optimal [1,5].

hafal rumus [7]. Secara umum siswa tidak mengerti bagaimana konsep fisika dan akhirnya hasil belajar yang diperoleh kurang optimal [1,5]. hafal rumus [7]. Secara umum siswa tidak mengerti bagaimana konsep fisika dan akhirnya hasil belajar yang diperoleh kurang optimal [1,5]. Banyak faktor yang menyebabkan hasil pembelajaran fisika kurang

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA Retno Tiyas, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika - Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Pemecahan Masalah Hamsah (2003), mengatakan bahwa pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide baru, menemukan teknik atau produk baru. Bahkan di dalam

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Kelas/Semester : XI/2 Mata Pelajaran : IPA Alokasi waktu : 2 x 45 ( 1x pertemuan ) A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA. Oleh, Siti Noor Fauziah

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA. Oleh, Siti Noor Fauziah PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA Oleh, Siti Noor Fauziah NIM : 192008027 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

: 1. Menggambar Gaya Pada Benda Diam. Tahap 1 : Menggambar gaya pada benda diam diatas meja. balok

: 1. Menggambar Gaya Pada Benda Diam. Tahap 1 : Menggambar gaya pada benda diam diatas meja. balok 23 Lampiran 1 Kartu Tugas KARTU TUGAS. Topik : 1. Menggambar Gaya Pada Benda Diam Tahap 1 : Menggambar gaya pada benda diam diatas meja. Tugas 1a balok Gambarkan gaya gaya yang bekerja pada balok yang

Lebih terperinci

PENERAPAN QUICK FEEDBACK DENGAN RAINBOW CARD UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MTs MATERI HUKUM ARCHIMEDES

PENERAPAN QUICK FEEDBACK DENGAN RAINBOW CARD UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MTs MATERI HUKUM ARCHIMEDES 1 PENERAPAN QUICK FEEDBACK DENGAN RAINBOW CARD UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MTs MATERI HUKUM ARCHIMEDES Seli Loviana, Haratua TMS, Erwina Oktavianty Program Studi Pendidikan Fisika FKIP

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT KUTUB MAGNET

KONSEPSI SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT KUTUB MAGNET KONSEPSI SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT KUTUB MAGNET Rien S. D. Premawoli, Marmi Sudarmi, Alvama pattiserlihun Program studi pendidikan fisika Fakultas sains dan matematika Universitas Kristen Satya Wacana

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL COURSE REVIEW HOORAY PADA MATERI ENERGI MEKANIK

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL COURSE REVIEW HOORAY PADA MATERI ENERGI MEKANIK PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL COURSE REVIEW HOORAY PADA MATERI ENERGI MEKANIK Fransiska Damayanti 1, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

MENGUKUR MASSA JENIS AIR DAN MINYAK TANAH DENGAN MENGGUNAKAN HUKUM ARCHIMEDES

MENGUKUR MASSA JENIS AIR DAN MINYAK TANAH DENGAN MENGGUNAKAN HUKUM ARCHIMEDES MENGUKUR MASSA JENIS AIR DAN MINYAK TANAH DENGAN MENGGUNAKAN HUKUM ARCHIMEDES Nurlaili 1* dan Muh. Haiyum 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan km. 280 Buketrata

Lebih terperinci

Oleh, Darmayani NIM: TUGAS AKHIR. Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh, Darmayani NIM: TUGAS AKHIR. Program Studi Pendidikan Fisika PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL TRUE-FALSE CARD DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG HUKUM 1 NEWTON. Oleh, Darmayani NIM: 192009802 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

HUKUM ARCHIMEDES KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI

HUKUM ARCHIMEDES KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI KEGIATAN BELAJAR A. LANDASAN TEORI HUKUM ARCHIMEDES Bila kita mencelupkan suatu benda ke dalam zat cair, maka akan ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi pada benda itu yaitu tenggelam, melayang atau

Lebih terperinci

Lampiran 1. Soal. c) sinar datang menuju pusat kelengkungan. a) sinar datang sejajar sumbu utama. b) sinar datang menuju fokus

Lampiran 1. Soal. c) sinar datang menuju pusat kelengkungan. a) sinar datang sejajar sumbu utama. b) sinar datang menuju fokus L A M P I R A 26 Lampiran 1. Soal Tahap Soal Kartu Tugas Kartu Tugas 1 Kartu Tugas 2 Kartu Tugas 3 1. Gambarkan arah sinar pantul, garis normal serta sudut datang dan sudut pantulnya jika sinar datang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 5-26 Januari di kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.

Lebih terperinci

PEMETAAN KONSEPSI SISWA TENTANG ELASTISITAS

PEMETAAN KONSEPSI SISWA TENTANG ELASTISITAS PEMETAAN KONSEPSI SISWA TENTANG ELASTISITAS Oleh: Ambar Wahyuni NIM :192013702 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS SNAKES AND LADDERS GAME PADA PEMBELAJARAN TENTANG CERMIN CEKUNG

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS SNAKES AND LADDERS GAME PADA PEMBELAJARAN TENTANG CERMIN CEKUNG IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PHYSICS SNAKES AND LADDERS GAME PADA PEMBELAJARAN TENTANG CERMIN CEKUNG Miyati, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini Program studi Pendidikan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

1. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum Archimedes.

1. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum Archimedes. 4. Archimedes 1. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum Archimedes. 2. Alat dan Bahan 1. Jangka sorong [15,42 cm, 0,02 mm ] 1 buah. 2. Neraca pegas [ 5 N ] 1 buah 3. Neraca

Lebih terperinci

B. DASAR TEORI Konsep, konsepsi dan miskonsepsi Udara

B. DASAR TEORI Konsep, konsepsi dan miskonsepsi Udara . DSR TEORI Konsep, konsepsi dan miskonsepsi Konsep merupakan abstrak dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berfikir []. Pengertian atau penafsiran

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL MASUK BARISAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR BERARUS LISTRIK.

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL MASUK BARISAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR BERARUS LISTRIK. PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL MASUK BARISAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GAYA LORENTZ PADA PENGHANTAR BERARUS LISTRIK Oleh, Nanik Sugiarti NIM : 192008022 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MEMPERBAIKI MISKONSEPSI FISIKA. Rina Ning Tyas 1, Sukisno 2, Mosik 3

PENGGUNAAN STRATEGI POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MEMPERBAIKI MISKONSEPSI FISIKA. Rina Ning Tyas 1, Sukisno 2, Mosik 3 PENGGUNAAN STRATEGI POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MEMPERBAIKI MISKONSEPSI FISIKA Rina Ning Tyas 1, Sukisno 2, Mosik 3 123 Pendidikan Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Semarang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada pelajaran matematika kelas empat pokok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada pelajaran matematika kelas empat pokok BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada pelajaran matematika kelas empat pokok bahasan bilangan bulat di Sekolah Dasar Negeri Pasir Impun Kota Bandung tahun ajaran

Lebih terperinci

Peningkatan Prestasi Siswa pada Konsep Fluida Statis dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray

Peningkatan Prestasi Siswa pada Konsep Fluida Statis dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray Fadiyah Suryani SMA Negeri 5 Yogyakarta Jl Nyi Pembayun 39 Prenggan Kotagede Yogyakarta 55172 Surat-e: fadiyahsuryani@yahoocom Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar fisika konsep fluida

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GASAL. Abstrak

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GASAL. Abstrak IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GASAL Andi Desy Yuliana Mukti 1), Trustho Raharjo 2), Edy Wiyono 2) 1). Alumnus Prodi Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA FKIP UNS 2). Dosen

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMIK TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA

PEMBUATAN KOMIK TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA PEMBUATAN KOMIK TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA Eko Ermawati, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika - Universitas Kristen

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 5. TEKANANLatihan Soal 5.2

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 5. TEKANANLatihan Soal 5.2 SMP kelas 8 - FISIKA BAB 5. TEKANANLatihan Soal 5.2 1. Seekor ikan berada pada bak air seperti gambar di bawah ini! Image not readable or empty assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/5.2%207.png Apabila

Lebih terperinci

Melalui kegiatan diskusi dan praktikum, peserta didik diharapkan dapat: 1. Merencanakan eksperimen tentang gaya apung

Melalui kegiatan diskusi dan praktikum, peserta didik diharapkan dapat: 1. Merencanakan eksperimen tentang gaya apung RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Nomor : 6 Kelas/Semester : X/2 Materi Pembelajaran : Fluida Statis Alokasi Waktu : 9 45 menit Jumlah Pertemuan : 3 kali A. Kompetensi Dasar 3.7. Menerapkan hukum-hukum

Lebih terperinci

KONSEPSI MAHASISWA MENGENAI RAMBATAN DAN KECEPATAN CAHAYA

KONSEPSI MAHASISWA MENGENAI RAMBATAN DAN KECEPATAN CAHAYA Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 KONSEPSI MAHASISWA MENGENAI RAMBATAN DAN KECEPATAN CAHAYA Rodemtus R.Bintoro,

Lebih terperinci

PEMBUATAN ANIMASI PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH LUBANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DAN UJICOBA KEBERHASILANNYA DI KELAS

PEMBUATAN ANIMASI PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH LUBANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DAN UJICOBA KEBERHASILANNYA DI KELAS PEMBUATAN ANIMASI PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH LUBANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DAN UJICOBA KEBERHASILANNYA DI KELAS Suwardi 1, Diane Noviandini 1,2, Marmi Sudarmi 1,2 1 Program Studi Pendidikan Fisika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah konsep Gaya dan Tekanan yang terdapat dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) dan buku cetak SMP/MTs kelas VIII.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 004 Pulau Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar dengan jumlah

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD )

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ) LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ) Mata Pelajaran Materi Pokok : FISIKA : Fluida Statik NAMA KELOMPOK : ANGGOTA : 1.. 3. 4. 5. Kompetensi Dasar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMAN Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI/1 Materi Pokok : Getaran Harmonik Alokasi Waktu : 12 Jam Pelajaran (3 x 4 JP) + 2JP A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

Melalui kegiatan diskusi dan praktikum, peserta didik diharapkan dapat: 1. Merencanakan eksperimen tentang gaya apung

Melalui kegiatan diskusi dan praktikum, peserta didik diharapkan dapat: 1. Merencanakan eksperimen tentang gaya apung RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Nomor : 6 Kelas/Semester : X/2 Materi Pembelajaran : Fluida Statis Alokasi Waktu : 9 45 menit Jumlah Pertemuan : 3 kali A. Kompetensi Dasar 3.7. Menerapkan hukum-hukum

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN. : 2 x 40 menit. Siswa mampu menerapkan konsep gaya dan tekanan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

MODEL PEMBELAJARAN. : 2 x 40 menit. Siswa mampu menerapkan konsep gaya dan tekanan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. MODEL PEMBELAJARAN Mata Pelajaran atuan pendidikan Materi Pokok Kelas Waktu : ains : ekolah Dasar : Hukum Pascal dan Archimedes : VI : 2 x 40 menit I. KOMPETENI DAAR iswa mampu menerapkan konsep gaya dan

Lebih terperinci

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. A. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. A. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum A. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum Archimedes. B. Alat dan Bahan 3. Archimedes 1. Jangka sorong [15,42 cm, 0,02 mm ] 1 buah. 2. Neraca pegas [ 5 N ] 1 buah 3. Neraca

Lebih terperinci

RENPEL TEKANAN PADA BENDA PADAT, CAIR DAN GAS NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : KELAS/SEMESTER : ALOKASI WAKTU : 6 JAM PELAJARAN

RENPEL TEKANAN PADA BENDA PADAT, CAIR DAN GAS NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : KELAS/SEMESTER : ALOKASI WAKTU : 6 JAM PELAJARAN RENPEL TEKANAN PADA BENDA PADAT, CAIR DAN GAS NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : KELAS/SEMESTER : ALOKASI WAKTU : 6 JAM PELAJARAN STANDAR KOMPETENSI 1. Mengenali perkembangan dan hakikat sains serta melakukan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE INQUIRY TERBIMBING UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS 1. Abstrak

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE INQUIRY TERBIMBING UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS 1. Abstrak Pembelajaran Fisika dengan. PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE INQUIRY TERBIMBING UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS 1 Oleh : Wawan Kurniawan 2 dan Diana Endah H 3 Abstrak Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Dwiyani Hegarwati Guru SMAN 6 Cirebon

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal 4.1.1.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Setelah dilakukan uji reliabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 13: 67, (Juli, 2007), 720.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 13: 67, (Juli, 2007), 720. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, menuntut adanya perubahan yang lebih baik dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan ( action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah

Lebih terperinci

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI A. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum Archimedes. B. Alat dan Bahan 3. Translasi dan rotasi 1. Jangka sorong [15,42 cm, 0,02 mm ] 1 buah. 2. Neraca pegas [ 5 N ] 1 buah

Lebih terperinci

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika 14.1 APLIKASI INTEGRAL A. Usaha Dan Energi Hampir semua ilmu mekanika ditemukan oleh Issac newton kecuali konsep energi. Energi dapat muncul dalam berbagai

Lebih terperinci

Hukum Archimedes. Tenggelam

Hukum Archimedes. Tenggelam Hukum Archimedes Hukum Archimedes menyatakan sebagai berikut, Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI Frando Heremba, Nur Aji Wibowo, Suryasatriya Trihandaru Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN Tugas Kegiatan Belajar II Tatang Kurniawan Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Lebih terperinci

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 1 PEUSANGAN email: raudhatuljannah183@yahoo.com email: asrulkarim@ymail.com

Lebih terperinci

REMEDIASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KALOR MENGGUNAKAN FAST FEEDBACK DI SMA

REMEDIASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KALOR MENGGUNAKAN FAST FEEDBACK DI SMA REMEDIASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KALOR MENGGUNAKAN FAST FEEDBACK DI SMA ARTIKEL PENELITIAN Oleh: PANJI SAKSONO NIM F03111023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PMIPA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 10 A. Fluida Statis Fluida statis membahas tentang gaya dan tekanan pada zat alir yang tidak bergerak. Zat yang termasuk zat alir adalah zat cair dan gas. Setiap zat baik padat, cair maupun gas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di atas

I. PENDAHULUAN. Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di atas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di atas zat cair. Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan

Lebih terperinci

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium.

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium. 6.5 Tekanan Apa kamu pernah mendengar orang terkena penyakit darah tinggi? Hal itu terjadi karena adanya penyempitan pada pembuluh darah. Kejadian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara besar tekanan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida MEKANIKA FLUIDA Zat dibedakan dalam 3 keadaan dasar (fase), yaitu:. Fase padat, zat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar dikerjakan pada benda padat. 2. Fase

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas yang dikembangkan berdasarkan model Kurt Lewin tetapi lebih detail dan rinci pada

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS KELAS XI IPA 2 SMA HANGTUAH 4 SURABAYA SKRIPSI OLEH: DIAN

Lebih terperinci

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis Sekolah : SMP... Kelas : VIII (Delapan) Mata Pelajaran : IPA Fisika Silabus Standar Kompetensi : 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam Kompetensi Dasar 5.1 Mengidentifikasi jenis-jenis gaya,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HASIL IDENTIFIKASI KETERKAITAN KONSEP DASAR FISIKA TENTANG GAYA DENGAN KEGIATAN YANG SERING DIJUMPAI SISWA SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI HASIL IDENTIFIKASI KETERKAITAN KONSEP DASAR FISIKA TENTANG GAYA DENGAN KEGIATAN YANG SERING DIJUMPAI SISWA SEKOLAH DASAR IMPLEMENTASI HASIL IDENTIFIKASI KETERKAITAN KONSEP DASAR FISIKA TENTANG GAYA DENGAN KEGIATAN YANG SERING DIJUMPAI SISWA SEKOLAH DASAR Lani Prabawati, Diane Noviandini, Ferdy S. Rondonuwu Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah Penelitian Tindakan (action research)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru tahun ajaran. 2013/2014 yang terdiri dari 46 orang siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru tahun ajaran. 2013/2014 yang terdiri dari 46 orang siswa. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG PERISKOP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG PERISKOP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG PERISKOP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Oleh, Destya Kusuma Astuti NIM: 192008006 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

Students misconception about archimedes law

Students misconception about archimedes law SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 206 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya, sehingga berfokus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. penelitian tindakan kelas yakni tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja

Lebih terperinci

CONTOH SOAL & PEMBAHASAN

CONTOH SOAL & PEMBAHASAN CONTOH SOAL & PEMBAHASAN 1. Sebuah balok ditarik gaya F = 120 N yang membentuk sudut 37 o terhadap arah horizontal. Jika balok bergeser sejauh 10 m, tentukan usaha yang dilakukan pada balok! Soal No. 2

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Fisika

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Fisika Nama : Kelas : 8 UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 07.45-09.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Selasa, 09 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Rencana Kerja Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Februari 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Rencana Kerja Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Februari 2012 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan ialah Penelitian Tindakan Kelas Kolaborasi dimana peneliti akan melakukan penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Jenis penelitian ini menawarkan cara dan

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI TEKANAN MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA

RANGKUMAN MATERI TEKANAN MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA RANGKUMAN MATERI TEKANAN MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. Tekanan zat padat Pada saat kita berjalan di atas tanah yang berlumpur jejak kaki kita akan tampak membekas lebih dalam

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

Fluida adalah suatu zat yang dapat berubah bentuk sesuai dengan wadahnya dan dapat mengalir (cair dan gas).

Fluida adalah suatu zat yang dapat berubah bentuk sesuai dengan wadahnya dan dapat mengalir (cair dan gas). Fluida Statis Fluida adalah suatu zat yang dapat berubah bentuk sesuai dengan wadahnya dan dapat mengalir (cair dan gas). Fluida statis adalah fluida diam atau fluida yang tidak mengalami perpindahan bagianbagiannya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI/2 Materi Pokok : OPTIK GEOMETRI Alokasi Waktu : 1 x 3 Jam Pelajaran A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berkaitan dengan penggunaan media permainan smart monopoly untuk

BAB III METODE PENELITIAN. berkaitan dengan penggunaan media permainan smart monopoly untuk 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan berkaitan dengan penggunaan media permainan smart monopoly untuk meningkatkan hasil.

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM MATERI HUKUM ARCHIMEDES

BAB II PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM MATERI HUKUM ARCHIMEDES 12 BAB II PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM MATERI HUKUM ARCHIMEDES A. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Kontekstual (Contextual) berasal

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LENSA CEMBUNG

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LENSA CEMBUNG PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LENSA CEMBUNG Sahidah, Marmi Sudarmi, Made Rai Suci Shanti Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. 16% siswa hanya mengulang soal saja.

Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. 16% siswa hanya mengulang soal saja. L A M P I R A N 19 Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. Soal no Jumlah siswa (%) yang menjawab option : 10,5 (A) Siswa tidak teliti membaca soal. analisa 1 79 (B*) 10,5 (C) 26% siswa berpikir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri, dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognisi siswa kelas III

Lebih terperinci

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari. Lampiran 08 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII/ 1 Tema/ Sub topik :Gaya/ Resultan Gaya dan Gaya Gesek Alokasi Waktu

Lebih terperinci

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis Silabus Sekolah : SMP... Kelas : VIII (Delapan) Semester : 2 (Dua) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Standar Kompetensi : 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi Kompetensi Dasar Contoh 5.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan pendekatan dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan pendekatan dan jenis 24 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti dan lokasi penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian, pengembangan

Lebih terperinci

PEMBUATAN MEDIA ANIMASI UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK INTERFERENSI CINCIN NEWTON BESERTA UJI COBA KEBERHASILANNYA

PEMBUATAN MEDIA ANIMASI UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK INTERFERENSI CINCIN NEWTON BESERTA UJI COBA KEBERHASILANNYA PEMBUATAN MEDIA ANIMASI UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA TOPIK INTERFERENSI CINCIN NEWTON BESERTA UJI COBA KEBERHASILANNYA Dodi Purnomo [1.*], Made Rai Suci Shanti N.A [2], Diane Noviandini [2] [1] Program Studi

Lebih terperinci

1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik gerak pada benda titik dan

1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik gerak pada benda titik dan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Sub Materi : FISIKA : XI/1 : Usaha dan Energi : Usaha dan energi Pertemuan ke- : 1

Lebih terperinci

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. baik dan meningkatnya penguasaan konsep materi yang telah diajarkan.

I. PENDAHULUAN. baik dan meningkatnya penguasaan konsep materi yang telah diajarkan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan siswa dalam proses belajar ditandai dengan hasil belajar yang baik dan meningkatnya penguasaan konsep materi yang telah diajarkan. Siswa yang berhasil dalam

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT Tanggal Percobaan : 02 November 2012 1. Angela Maryam, S.Si 2. Nasrudin,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Irma Daniyati dan Sri Sudarmini Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya SMA Negeri 11 Surabaya

Lebih terperinci

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari. Lampiran 08 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII/ 1 Topik/ Sub Topik :Gaya/ Jenis-jenis Gaya dan Pengukuran Gaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk kajian

Lebih terperinci