2. DASAR TEORI Pengertian Konsep, Konsepsi, dan Perkembangan konsep

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2. DASAR TEORI Pengertian Konsep, Konsepsi, dan Perkembangan konsep"

Transkripsi

1

2 menginformasikan teori-teori yang ada di buku tanpa menunjukkan bagaimana teori itu diperoleh. nak tidak menerima begitu saja informasi-informasi atau istilah-istilah yang diajarkan guru atau yang dipaparkan pada buku teks, tetapi mereka melakukan penafsiran sendiri dengan memperhatikan berbagai informasi yang sudah ada di otaknya. Banyak penelitian yang sudah dilakukan berhubungan dengan konsepsi siswa dalam fisika diantaranya, pembentukan bayangan pada lensa cembung (Nuridawati, 2011), difraksi celah tunggal dan interferensi celah ganda (Sujianta Karaeng, 2005), sedangkan penelitian tentang konsepsi pembentukan bayangan pada lubang kecil belum pernah dilakukan. pabila guru mengajar tanpa memperhatikan salah konsep yang sudah ada di dalam kepala anak sebelum pelajaran, guru tidak akan berhasil menanamkan konsep yang benar. Dengan adanya permasalahan ini sangat penting bagi guru untuk mengetahui konsep awal (pra-konsepsi) anak, sehingga guru dapat merancang suatu pembelajaran yang efektif, sehingga saat guru memberikan konsep-konsep baru dapat dikaitkan dengan konsep yang sudah dimiliki siswa. Menurut teori konstruksivisme materi atau pelajaran harus bersambung dengan konsepsi siswa yang sudah ada atau jika pra-konsep itu salah harus dibongkar dan dibangun kembali. [1] Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsepsi anak tentang pembentukan bayangan dari sebuah benda yang berada di depan lubang kecil, melalui pertanyaan tes diagnostik sehingga peneliti bisa mengetahui sampai dimana siswa memahami konsep tentang pembentukan bayangan pada lubang kecil. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat pertanyaan tes diagnostik yang bisa mengetahui konsepsi siswa tentang pembentukan bayangan oleh lubang kecil. Masalah konsep fisika yang diselidiki dibatasi hanya pada proses pembentukan bayangan oleh lubang kecil. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada guru fisika khususnya konsepsi siswa tentang proses pembentukan bayangan pada lubang kecil, sehingga guru dapat membuat pembelajaran yang dapat memperbaiki kesalahan konsep siswa. 2. DSR TEORI Pengertian Konsep, Konsepsi, dan Perkembangan konsep Konsep adalah golongan benda, simbol atau peristiwa tertentu yang digolongkan berdasarkan sifat yang dimiliki masing-masing dan dapat diberikan nama yang khusus atau dapat diperlihatkan dengan sebuah simbol khusus. Konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia dan yang memungkinkan manusia berpikir. Pengertian atau penafsiran terhadap suatu konsep tertentu dalam pikiran seseorang di sebut konsepsi [1].

3 Perkembangan konsep tidak dimulai saat anak memasuki sekolah formal, tetapi sudah dimulai ketika ia lahir. Hal-hal yang dibutuhkan anak-anak dalam mengerti konsep adalah pengalaman mereka sendiri, sehingga untuk melihat sampai dimana kemajuan seorang anak mendapatkan konsep yang benar adalah bagaimana ia menghubungkan konsep-konsep yang ada dan konsep anak ini akan terus berkembang seiring dengan pengalaman dan bertambahnya usia anak. Saat menerima pelajaran, didalam kepala siswa sudah terbentuk banyak konsep khususnya yang berhubungan dengan fisika, yang diperoleh dari pengalamanpengalaman dalam kehidupannya. Jadi, seorang siswa tidak mengikuti pelajaran dengan kepala kosong, tapi banyak memiliki pra-konsepsi mengenai fisika [1]. Pembentukan bayangan oleh lubang kecil. Benda titik B C Lubang (a) Lubang kecil (b) Bayangan titik dan jelas C B Gambar 1. Proses pembentukan bayangan oleh lubang kecil; (a) untuk benda berupa titik dan (b) untuk benda berupa garis. Cahaya/sinar yang berasal dari benda titik yang melewati lubang kecil, bayangan yang terbentuk juga berupa titik yang jelas tapi redup. Bayangannya dikatakan jelas karena bentuk bayangannya sesuai dengan bentuk benda dan intensitas cahaya yang jatuh pada layar sedikit sehingga bayangan redup. [4] Lubang besar (a) Lubang besar (b)

4 Gambar 2. Proses pembentukan bayangan oleh lubang besar; (a) untuk benda berupa titik dan (b) untuk benda berupa garis. Cahaya dari benda dari titik benda yang melewati lubang besar, bayangan yang terbentuk berupa lingkaran yang terang tapi kabur. Bayangan dikatakan kabur karena berkas-berkas cahaya yang keluar bukan berupa titik lagi tapi bulatan yang saling tumpag tindih dan intensitas yang keluar layar besar sehingga bayangan terang. [5] 3. METODE PENELITIN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsepsi siswa mengenai pembentukan bayangan oleh lubang keci. Jenis metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif [3] yang bertujuan memberikan penjelasan dan mendeskripsikan tentang sesuatu serta mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, kemudian dianalisis tanpa menggunakan angka dan statistik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 orang siswa salah satu SMP di Salatiga yang telah mempelajari optik. Prosedur penelitian dibagi menjadi 2 tahap, yaitu: (1) tahap persiapan, membuat soal pertanyaan konsep. (2) tahap pelaksanaan: (a) proses pengambilan data dilakukan dengan memberikan soal kepada 24 sampel penelitian untuk mengetahui konsepsi siswa tentang pembentukan bayangan oleh lubang kecil. (b) analisa data. Data yang diperoleh dari jawaban dianalisa secara kualitatif. 4. HSIL PENELITIN DN PEMBHSN Jawaban siswa Dari penelitian yang dilakukan diperoleh jawaban siswa sebagai berikut. Tabel 1. Jawaban masing-masing siswa Soal Jawaban Option Option B (siswa) Option C (siswa) (siswa) * * 3 21* * * * * * * 10 1* * * 0

5 * * 18 Keterangan: (*) jawaban benar. Ket : So=S i So Lubang kecil Si Layar Gambar 3. Susunan alat pembentukan bayangan pada lubang kecil. Soal 1. Menggunakan lubang kecil, bayangan nyala lilin yang terbentuk... Jawaban benar (bayangan sesuai nyala lilin utuh dan terbalik). Karena menggunakan lubang kecil dimana cahaya dari satu titik benda akan jatuh di satu titik pula pada layar sehingga menghasilkan satu titik bayangan dan jelas, akibat cahaya merambat lurus bayangannya terbalik. Lilin Lubang Bayanga kecil Gambar 4. Skema jalannya sinar dalam pembentukan bayangan dari lilin. da 20 orang siswa yang memilih option (bayangan sesuai bentuk lubang), dengan alasan karena cahaya merambat lurus, sehingga sebagian cahaya terhalang maka cahaya yang dapat masuk lubang kecil saja, yang dapat membentuk bayangan, sehingga bayangan sama dengan bentuk lubang. Gambar 5. Jawaban siswa yang menjawab bayangan sesuai bentuk lubang Berdasarkan alasan siswa di atas, siswa berpikir bahwa cahaya merambat lurus dari nyala lilin ke layar tapi karena terhalangi, cahaya yang diteruskan oleh lubang saja yang dapat sampai ke layar sehingga bayangan sesuai dengan bentuk lubang. Kesalahan siswa adalah tidak menjelaskan penghalang lubang seperti apa yang digunakan dan tidak memperhatikan lilin sebagai sumber cahayanya. 3 orang siswa yang memilih option B (bayangan sesuai nyala lilin utuh dan tegak), dengan alasan lubang tidak mempengaruhi bentuk bayangan, sehingga bentuk

6 bayangan sama dengan bentuk lilin dan karena menggunakan lubang kecil maka nyala lilin dapat terlihat jelas. Berdasarkan jawaban siswa di atas, alasan siswa salah karena tidak bisa menerapkan konsep cahaya merambat lurus dengan benar. Siswa berpikir karena cahaya merambat lurus (sejajar), sehingga cahaya yang diteruskan dari lubang membentuk bayangan yang tegak. 1 orang siswa memilih option C*(bayangan sesuai nyala lilin utuh dan terbalik), dengan alasan karena bila jarak lilin ke layar semakin jauh maka bayangan akan terbalik. Siswa memilih option yang benar, tapi alasan salah karena siswa berpikir bahwa untuk Si yang dijauhkan bayangan terbalik dan Si yang dekat bayangan tegak. Soal 2. Jika lubang pada soal no.1 (gambar 3) dibuat sedikit lebih besar, ukuran bayangan yang terbentuk dibandingkan yang dihasilkan lubang kecil. Jawaban benar: Ukuran bayangan tetap dan bayangan lebih terang tetapi lebih kabur. Lebih terang karena intensitas cahaya yang tertangkap layar lebih besar. Ukuran (besar kecilnya) bayangan tidak dipengaruhi oleh ukuran lubang, tapi dipengaruhi oleh So atau Si yang diubah. Ket: So=Si Gambar 6. Ukuran bayangan untuk lubang yang sedikit lebih besar. benda da 20 orang siswa memilih lubang option (ukuran bayangan lebih besar), dengan alasan karena sifat cahaya yang merambat lurus, maka bayangan sama dengan lubang dan lebih besar. layar Gambar 7. Jawaban siswa yang menjawab ukuran bayangan lebih besar. Jawaban dan alasan siswa salah, karena siswa berpikir bahwa cahaya yang masuk ke celah merambat lurus, tapi karena menggunakan lubang yang sedikit lebih besar maka cahaya yang diteruskan akan membentuk bayangan yang lebih besar. Siswa menganggap ukuran lubang sangat berpengaruh terhadap ukuran bayangan, seharusnya besar kecilnya bayangan ditentukan oleh So dan Si yang diubah. 2 orang siswa memilih option B (ukuran bayangan lebih kecil), dengan alasan apabila semakin besar lubang maka bayangan semakin kecil.

7 Jawaban siswa salah dan alasan yang dituliskan hanya mengulang soal dan opsinya saja, sehingga tidak dapat diketahui apa yang menjadi dasar pemikiran siswa menjawab bayangan lebih kecil. 2 orang siswa memilih option C* (ukuran bayangan tetap), dengan alasan karena sifat cahaya yang menyebar ke segala arah, maka ukuran bayangan tetap dan cahaya yang masuk lubang sesuai ukuran lubang. Berdasarkan jawaban siswa diatas, alasan siswa salah karena jika siswa berpikir cahaya menyebar ke segala arah tetapi ukuran bayangan tetap, seharusnya jika cahaya menyebar maka cahaya yang melalui lubang juga akan menyebar, sehingga bila tertangkap layar ukuran bayangan juga besar. Ukuran bayangan tetap karena So=Si. Benda Gambar 8. lasan siswa yang menjawab cahaya menyebar tapi ukuran bayangan tetap. Soal 3. Jika lubang pada gambar 3 dibuat sedikit lebih besar, posisi bayangan Bayangan dibandingkan yang dihasilkan lubang Celah kecil. Jawaban benar: Bayangan terbalik akibat cahaya merambat lurus. Pada soal ini bayangan tidak terbalik karena dibandingkan dengan yang dihasilkan lubang kecil bukan dengan benda aslinya. Untuk ukuran lubang yang sedikit lebih besar bayangan yang dihasilkan terang tapi kabur. Terang karena intensitas cahaya yang tertangkap layar lebih besar. 21 orang siswa memilih option * (posisi bayangan tidak terbalik terhadap yang dihasilkan lubang kecil), dengan alasan: 6 siswa menjawab karena posisi lilin tegak dan 15 siswa menjawab karena cahaya merambat lurus dan disesuaikan dengan lubang, jika lubang besar maka bayangan tidak terbalik. Berdasarkan jawaban siswa di atas, 6 siswa yang menjawab posisi lilin tegak alasan ini salah karena siswa membandingkan bayangan yang dihasilkan dengan benda, padahal seharusnya posisi bayangan yang dihasilkan dibandingkan dengan yang dihasilkan lubang kecil. 15 siswa menjawab karena cahaya merambat lurus dan disesuaikan dengan lubang, jika lubang besar maka bayangan tidak terbalik ; alasan ini juga tidak bisa dimengerti karena siswa membandingkan bayangan dengan benda bukan dengan yang dihasilkan lubang kecil, selain itu alasan tentang cahaya merambat lurus hanya merupakan penyebutan salah satu sifat cahaya yang tidak menjelaskan bagaimana pengaruh ukuran lubang terhadap posisi bayangan yang dihasilkan. lasan lain disesuaikan dengan lubang, alasan ini juga tidak menjelaskan pengaruh ukuran lubang terhadap posisi bayangan; kata disesuaikan dengan lubang tidak menjelaskan apa yang disesuaikan dengan lubang. lasan

8 lubang besar bayangan juga terbalik, ini juga tidak menjawab kenapa lubang besar bayangan tidak terbalik. 3 orang siswa memilih option B (posisi bayangan terbalik), dengan alasan karena ukuran lubang besar sehingga mempengaruhi posisi bayangan menjadi terbalik. Jawaban dan alasan siswa salah karena siswa tidak menjelaskan mengapa ukuran lubang yang besar, posisi bayangan terbalik. Soal 4. Jika lubang pada gambar 3 dibuat sedikit lebih besar, terang redupnya bayangan dibandingkan yang dihasilkan lubang kecil. Jawaban benar: Untuk lubang yang sedikit lebih besar bayangan lebih terang dan kabur, lebih terang karena intensitas cahaya yang tertangkap layar lebih besar. 4 orang siswa memilih option (bayangan sama terang) dengan alasan: 2 orang menjawab karena semakin jauh jarak sumber cahaya dengan layar maka intensitas cahaya yang terlihat dilayar akan berkurang, sehingga bayangan sama terang; 2 orang siswa menjawab karena menggunakan lubang besar serta tidak memiliki penghalang, sehingga bayangan sama terang. Berdasarkan jawaban siswa di atas, alasan yang disampaikan salah dan tidak dapat dipahami karena sebagian siswa tidak konsisten dalam menjawab dan juga tidak menjawab pertanyaan. 5 orang siswa memilih option B* (bayangan lebih terang) dengan alasan karena lubang lebih besar, maka cahaya yang masuk lebih banyak sehingga bayangan lebih terang. Dengan demikian ke 5 siswa tersebut bisa menjawab dan memberikan alasan yang benar. 15 orang siswa memilih option C (bayangan lebih redup) dengan alasan: 11 siswa menjawab semakin besar lubang, cahaya yang masuk semakin tidak fokus sehingga bayangan yang dihasilkan redup dan 4 siswa menjawab cahaya yang masuk tersebar pada luasan yang lebih luas (akibat lubang yang lebih besar), sehingga bayangan redup. Berdasarkan jawaban siswa, siswa berpikir bahwa semakin besar lubang akan sangat berpengaruh terhadap cahaya yang masuk, karena cahaya akan tersebar pada luasan yang lebih besar, sehingga cahaya tidak fokus pada satu titik yang mengakibatkan bayangan menjadi redup. Siswa tidak dapat membedakan istilah redup dengan kabur. Soal 5. Jika lubang pada gambar 3 dibuat sedikit lebih besar, jelas kaburnya bayangan dibandingkan yang dihasilkan lubang kecil.

9 Jawaban benar: Bayangan lebih kabur dan terang, karena untuk lubang yang sedikit lebih besar satu titik benda tidak lagi menghasilkan satu titik bayangan tapi bulatan yang saling tumpang tindih, sehingga bayangan menjadi kabur dan intensitas cahaya yang tertangkap layar lebih banyak sehingga bayangan lebih terang. 4 orang siswa memilih option (bayangan lebih jelas), dengan alasan akibat lubang yang lebih besar maka bayangan yang dihasilkan lebih jelas. Berdasarkan jawaban siswa di atas, kesalahan adalah siswa menyamakan intensitas (terang atau redupnya) bayangan dengan jelas atau kaburnya bayangan (sama atau tidak bentuk bayangan dengan benda asli). 16 orang siswa memilih option B* (bayangan lebih kabur), dengan alasan karena lubang besar, maka cahaya yang masuk lubang semakin melebar/menyebar pada luasan yang lebih besar, sehingga bayangan menjadi kabur. Berdasarkan jawaban dan alsan siswa di atas, siswa sudah memahami pengaruh ukuran lubang terhadap jelas kabur dan terang redupnya bayangan. 4 orang siswa memilih option C (bayangan sama jelas), dengan alasan karena ada penghalang pada lubang, sehingga bayangan sama. Jawaban siswa salah dan alasannya tidak bisa dipahami karena tidak menjelaskan penghalang seperti apa yang digunakan dan bagaimana pengaruh penghalang terhadap terangnya bayangan, sehingga bayangan sama terang dengan benda. Soal 6. Menggunakan lubang kecil dan So diperbesar, bayangan yang terbentuk dilayar. Jawaban benar: Bayangan sesuai nyala lilin dan terbalik. Bayangan terbalik akibat cahaya merambat lurus dan So yang diperbesar berpengaruh pada ukuran dan redupnya bayangan yang dihasilkan, semakin besar So semakin kecil bayangan. B B lubang Gambar 9. Pembentukan bayangan jika So diperbesar. 13 orang siswa memilih option (bayangan sesuai bentuk lubang), dengan alasan: 7 siswa menjawab karena cahaya merambat lurus, maka bayangan yang terbentuk juga seperti lubang kecil dan 6 siswa menjawab karena menggunakan lubang kecil maka jarak tidak berpengaruh (walaupun So dan Si diubah-ubah) bayangan yang dihasilkan tetap seperti lubang kecil.

10 Berdasarkan jawaban siswa di atas, ke 13 siswa berpendapat bahwa perubahan So dan Si tidak mempengaruhi bentuk bayangan; karena cahaya merambat lurus maka cahaya yang diteruskan saja yang dapat membentuk bayangan dilayar. 11 siswa memilih option B (bayangan sesuai nyala lilin dan tegak), dengan alasan karena jarak So diperbesar dan lubang yang digunakan adalah lubang kecil, maka bayangan yang dihasilkan sesuai nyala lilin. Jawaban dan alasan siswa salah, karena tidak dapat dipahami. lasan yang dituliskan hanya mengulang soal. Tidak ada siswa yang memilih option C* (bayangan sesuai nyala lilin dan terbalik). Dengan demikian tidak ada siswa yang menjawab benar untuk soal ini. Soal 7. Menggunakan lubang kecil dan So diperbesar, ukuran bayangan yang tampak di layar. Jawaban benar: kibat So diperbesar maka bayangan yang dihasilkan akan lebih kecil dan lebih redup, bayangan redup karena intensitas cahaya yang tertangkap layar melemah akibat melewati jarak yang lebih jauh, seperti pada gambar 9. 5 orang siswa memilih option (ukuran bayangan lebih besar), dengan alasan karena Si lebih kecil dari So, maka bayangan yang terbentuk akan lebih besar. Berdasarkan jawaban siswa diatas, alasan siswa salah karena pada soal jarak Si tidak diubah dan siswa juga tidak menjelaskan mengapa lebih kecil dari So ukuran bayangan lebih besar. 18 orang siswa memilih option B*(ukuran bayangan lebih kecil), dengan alasan karena menggunakan lubang kecil, jarak antara lubang dan benda diperbesar, maka ukuran bayangan menjadi lebih kecil. Jawaban siswa benar tapi alasan yang dituliskan hanya mengulang soal Soal 8. Menggunakan lubang kecil dan So diperbesar dan posisi bayangan dibanding benda asli. Jawaban benar: Bayangan terbalik akibat cahaya merambat lurus, semakin besar So maka bayangan semakin kecil dan redup. Bayangan redup karena intensitas cahaya yang tertangkap layar melemah akibat melewati jarak yang lebih jauh 19 orang siswa memilih option (posisi bayangan tidak terbalik), dengan alasan karena 2 siswa menjawab karena menggunakan layar datar maka posisi bayangan tidak terbalik; 16 siswa menjawab karena bayangan pada layar datar tidak terbalik

11 walaupun So diperbesar dan 1 orang siswa menjawab karena cahaya merambat lurus. Berdasarkan jawaban siswa di atas, alasan siswa salah karena tidak bisa menjelaskan mengapa layar yang datar itu menyebabkan posisi bayangan tidak terbalik terhadap benda aslinya dan siswa yang menjawab karena cahaya merambat lurus maka bayangan tidak terbalik terhadap benda aslinya. 5 orang siswa memilih option B*( posisi bayangan terbalik), dengan alasan 3 orang siswa menjawab karena dipengaruhi oleh So yang diperbesar maka bayangan akan terbalik dan 2 orang siswa menjawab karena menggunakan lubang kecil, sehingga bayangan terbalik. Berdasarkan jawaban siswa di atas, alasan siswa salah karena tidak menjelaskan kenapa So yang diperbesar bisa menyebabkan bayangan terbalik. So tidak berpengaruh terhadap posisi bayangan yang dihasilkan. Soal 9. Menggunakan lubang kecil dan So diperbesar, terang redupnya bayangan. Jawaban benar: Bayangan lebih redup karena intensitas cahaya yang tertangkap layar melemah akibat cahaya melewati jarak yang lebih jauh. 1 orang siswa memilih option (bayangan sama terang), dengan alasan karena Si lebih pendek maka cahaya yang masuk lubang kecil lebih banyak sehingga bayangan sama terang. Berdasarkan jawaban di atas, siswa belum menjelaskan alasan kenapa ukuran lubang berpengaruh pada sama terangnya bayangan yang dihasilkan. 7 orang siswa memilih option B (bayangan lebih terang), dengan alasan 2 orang siswa menjawab karena So>Si maka bayangan akan lebih terang sebab cahaya tidak menyebar pada luasan yang lebih besar dan 5 orang siswa menjawab karena So diperbesar maka cahaya yang masuk lebih banyak. Berdasarkan jawaban siswa di atas, alasan 2 orang siswa sudah benar karena siswa berpikir bayangan yang dihasilkan akan lebih kecil, tapi kesalahannya karena siswa bepikir bahwa intensitas cahaya yang masuk celah tetap meskipun So diperbesar, sehingga ketika cahaya jatuh pada luasan yang lebih sempit bayangan lebih terang. lasan 5 siswa yang lain salah, karena tidak menjelaskan hubungan antara So dan Si lebih besar dengan cahaya yang masuk lebih banyak, sehingga bayangan lebih terang. 16 orang siswa memilih option C* (bayangan lebih redup), dengan alasan 5 siswa menjawab karena lubang kecil akan meredupkan cahaya yang masuk sehingga bayangan lebih redup, 6 siswa menjawab karena So diperbesar, maka cahaya yang diterima layar tidak begitu jelas sehingga bayangan menjadi lebih redup dan 5 siswa

12 menjawab intensitas cahaya akan berkurang karena So diperbesar dan cahaya yang masuk telah tersebar pada tempat yang lebih luas sehingga bayangan lebih redup. Berdasarkan jawaban siswa di atas, alasan 5 siswa yang pertama tidak cocok dengan soal karena tidak dapat menjelaskan pengaruh jarak So yang diperbesar terhadap bayangan yang dihasilkan dan mengapa lubang kecil akan meredupkan cahaya sehingga bayangan menjadi lebih redup. Sedangkan 11 siswa lainnya sudah dapat menjawab dengan benar, siswa sudah memahami pengaruh perubahan So terhadap intensitas cahaya yang masuk ke lubang. Soal 10. Menggunakan lubang kecil dan So diperbesar, jelas kaburnya bayangan. Jawaban benar: Bayangan sama jelas, karena untuk lubang kecil satu titik benda menghasilkan satu titik bayangan. Jelas kaburnya bayangan tidak dipengaruhi oleh So, semakin besar So bayangan yang dihasilkan semakin kecil dan lebih redup. 1 orang siswa memilih jawaban benar yaitu option * (bayangan sama jelas), dengan alasan karena jarak Si lebih pendek maka cahaya yang masuk ke lubang lebih banyak sehingga bayangan sama jelas. Jawaban ini benar tetapi alasannya salah. Kesalahan pertama, siswa berpikir banyaknya cahaya berhubungan dengan jelas/kaburnya bayangan, padahal banyaknya cahaya berhubungan dengan terang redup. Dengan demikian siswa menyamakan jelas/kabur dengan terang redupnya bayangan. Kesalan kedua siawa adalah menganggap Si berhubungan dengan jumlah cahaya yang sampai ke layar sedangkan cahaya masuk celah berhubungan dengan So. Kesalahan lain adalah siswa tidak menjelaskan bagaimana Si yang lebih pendek jumlah cahaya yang masuk lebih banyak tapi bayangannya sama jelas, seharusnya untuk So yang tetap jumlah cahaya yang masuk sama. Jika berkas cahaya yang keluar di lubang lurus, maka intensitas bayangan tetap sama karena luasan bayangan sama. Celah Layar Layar Tetapi jika cahaya yang keluar dari lubang sedikit menyebar, maka semakin dekat Si semakin terang bayangannya karena dibagi luasan yang lebih kecil. Celah Layar

13 9 siswa memilih option B (bayangan lebih jelas), dengan alasan karena ukuran lubang kecil, sehingga cahaya tidak terlalu menyebar dan menyebabkan bayangan lebih jelas. Jawaban dan alasan siswa salah, karena siswa tidak menjawab soal tapi membuat soal baru dengan mengubah ukuran lubang padahal di soal ukuran lubang tetap tapi So yang diperbesar. 14 siswa memilih option C (bayangan lebih kabur), dengan alasan: 6 siswa menjawab karena cahaya yang diteruskan lebih sedikit akibat So diperbesar sehingga bayangan lebih kabur dan 8 siswa menjawab fokus cahaya berkurang akibat jarak benda yang diperbesar sehingga bayangan lebih kabur. Jawaban dan alasan siswa salah. Karena sesungguhnya jika So dijauhkan maka intensitas cahaya yang masuk celah berkurang. Kesalahan siswa tidak dapat membedakan redup dengan kabur. Soal 11. Menggunakan lubang kecil dan Si diperbesar, ukuran bayangan yang tampak. Jawaban benar: Bayangan lebih besar dan lebih redup, karena jika Si diperbesar berkas cahaya yang jatuh di layar akan semakin jauh sehingga ukuran bayangan semakin besar dan bayangan lebih redup karena intensitas yang tertangkap layar sudah melemah akibat cahaya melewati jarak yang lebih jauh. B C So lubang Si C B Gambar 10. Pembentukan bayangan jika Si diperbesar. 2 orang siswa memilih option * (ukuran bayangan lebih besar), dengan alasan karena jarak Si > So, maka bayangan yang dihasilkan lebih besar. Jawaban benar, tapi alasan siswa salah karena siswa hanya menulis ulang soal dan tidak bisa menjelaskan pengaruh jarak Si yang diperbesar terhadap ukuran bayangan. 2 siswa memilih option B (ukuran bayangan lebih kecil), dengan alasan semakin besar Si maka bayangan lilin semakin kecil. Jawaban dan alasan salah karena siswa hanya menulis ulang opsi jawaban. Seharusnya untuk Si yang diperbesar bayangan yang dihasilkan lebih besar seperti terlihat pada gambar 10.

14 20 siswa memilih option C (ukuran bayangan tetap), dengan alasan cahaya yang masuk lebih banyak dan tersebar pada luasan yang lebih luas tetapi karena menggunakan lubang kecil maka bayangan yang dihasilkan tetap. Jawaban dan alasan salah, karena siswa menghubungkan jumlah cahaya masuk celah dengan Si, seharusnya Si berhubungan dengan jumlah cahaya yang sampai ke layar. Ukuran lubang tidak berpengaruh terhadap ukuran bayangan, tetapi menentukan jelas kaburnya bayangan sedangkan yang mempengaruhi besar kecilnya bayangan adalah apabila So atau Si diubah. Soal 12. Menggunakan lubang kecil dan Si diperbesar, posisi bayangan dibanding benda asli. Jawaban benar: Posisi bayangan terbalik, akibat dari cahaya yang merambat lurus dan semakin besar Si bayangan yang dihasilkan lebih besar dan lebih redup. Bayangan lebih redup, karena intensitas yang tertangkap layar sudah melemah akibat cahaya melewati jarak yang lebih jauh. 22 orang siswa memilih yaitu option (posisi bayangan tidak terbalik dibanding benda asli); 14 siswa menjawab Si berpengaruh sehingga bayangan tidak terbalik, 8 siswa menjawab karena cahaya merambat lurus dan bayangan bersifat maya, tegak dan diperkecil. Jawaban dan alasan salah, karena siswa tidak menjelaskan bagaimana pengaruh Si sehingga bayangan tidak terbalik. Jarak Si yang diperbesar ataupun diperkecil berhubungan dengan besar kecilnya bayangan yang dihasilkan dan intensitas cahaya. Bayangan terbalik diakibatkan oleh cahaya yang merambat lurus. 2 siswa memilih option B* (posisi bayangan terbalik dibanding benda asli), dengan alasan, cahaya merambat lurus sehingga bayangan terbalik. Jawaban dan alasan siswa sudah benar, karena siswa sudah memahami konsep cahaya merambat lurus. Soal 13. Menggunakan lubang kecil dan Si diperbesar, terang redupnya bayangan. Jawaban benar: Bayangan lebih redup, karena bila Si dijauhkan cahaya yang keluar menyebar pada luasan yang lebih besar dan intensitas cahaya yang sampai pada layar sudah melemah, sehingga bayangan lebih redup. 2 orang siswa memilih yaitu option (bayangan sama terang), dengan alasan karena jarak Si>So, cahaya yang masuk banyak sehingga bayangan yang dihasilkan sama terang. Jawaban dan alasan siswa salah, karena untuk alasan cahaya yang masuk lebih banyak sehingga bayangan sama terang, seharusnya karena So tidak berubah maka

15 jumlah cahaya keluar tetap sama banyak, tetapi karena Si diperbesar, intensitasnya berkurang dan tersebar pada luasan yang lebih luas sehingga bayangan tidak lagi sama terang tapi lebih redup. 5 siswa memilih option B (bayangan lebih terang), dengan alasan intensitas cahaya yang masuk akan lebih banyak sehingga bayangan lebih terang. Jawaban dan alasan salah karena siswa menghubungkan Si dengan cahaya yang masuk seharusnya cahaya masuk berhubungan dengan So. Seharusnya untuk Si diperbesar cahaya yang keluar sama tapi intensitas cahaya yang sampai ke layar sudah melemah sehingga bayangan lebih redup. 17 siswa memilih option C* (bayangan lebih redup), dengan alasan karena jarak layar lebih jauh dan cahaya tersebar pada luasan yang lebih besar sehingga bayangan lebih redup. Jawaban dan alasan siswa sudah benar, karena siswa sudah memahami bahwa Si yang diperbesar, cahaya yang keluar sama tetapi menyebar pada luasan yang lebih luas dan intensitas yang sampai pada layar melemah sehingga bayangan lebih redup. Soal 14. Menggunakan lubang kecil dan Si diperbesar, jelas kaburnya bayangan. Jawaban benar: Bayangan sama jelas, karena untuk lubang kecil satu titik benda menghasilkan satu titik bayangan dan semakin besar Si bayangan yang dihasilkan semakin besar dan lebih redup. Tidak ada siswa yang memilih yaitu option * (bayangan sama jelas). Dengan demikian tidak ada siswa yang memilih jawaban benar. 6 siswa memilih yaitu option B (bayangan lebih jelas), dengan alasan karena cahaya yang mengenai layar lebih banyak sehingga bayangan menjadi jelas. Jawaban dan alasan salah, karena siswa menyamakan intensitas (banyaknya cahaya yang masuk) dengan jelasnya bayangan yang dihasilkan; seharusnya jelas kaburnya bayangan ditentukan oleh ukuran lubang. 18 siswa memilih option C (bayangan lebih kabur), dengan alasan akibat Si diperbesar maka cahaya yang masuk menyebar sehingga bayangan lebih kabur. Dari alasan yang dituliskan, siswa berpikir jika cahaya yang masuk menyebar maka intensitas dilayar berkurang sehingga bayangan kabur, seharusnya bayangan lebih redup. dengan demikian siswa belum memahami perbedaan antara redup dan kabur bayangan.

16 4.2. nalisa keseluruhan soal. Berdasarkan jawaban siswa dari soal nomor 1-14, hampir semua siswa mengalami kesalahan konsep pada proses pembentukan bayangan oleh lubang kecil, karena siswa menganggap bahwa bentuk lubang sangat berpengaruh pada bentuk bayangan, sebagian besar siswa berpendapat bahwa bayangan yang terbentuk sama dengan bentuk lubang. Selain itu siswa belum memahami pengaruh perubahan So dan Si terhadap ukuran dan intensitas bayangan dan juga tidak dapat membedakan terang redup dengan jelas kaburnya bayangan. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan da beberapa jenis konsepsi siwa pada proses pembentukan bayangan oleh lubang kecil, yaitu: 1. Belum bisa menggambarkan bayangan yang terbentuk pada layar berdasarkan sifat cahaya merambat. 2. Tidak bisa membedakan terang redupnya bayangan (intensitas) dengan jelas kabur bayangan. 3. Siswa menyamakan pembentukan bayangan yang dihasilkan lubang kecil dengan yang dihasilkan lubang besar. 4. Siswa berpikir cahaya dari sebuah titik benda tidak menyebar ke segala arah, tetapi dipancarkan sejajar bidang datar masuk lubang, sehingga bentuk bayangan sama dengan bentuk lubang. 5. Belum memahami perubahan So dan Si terhadap ukuran bayangan dan intensitas, tetapi mereka berpikir berpengaruh terhadap jelas kabur Saran Diharapkan dalam penelitian berikutnya dilakukan wawancara agar lebih mengetahui konsep anak dengan lebih detail dan melakukan remediasi, karena siswa masih banyak yang mengalami kesalahan konsep pada proses pembentukan bayangan oleh lubang kecil. Bagi guru diharapkan agar dalam proses mengajar pembentukan bayangan perlu menekankan perbedaan antara jelas kaburnya bayangan dengan terang redupnya bayangan. Guru juga diharapkan benar-benar memperhatikan konsep anak sehingga dalam proses belajar mengajar dapat membenarkan konsep yang salah sesuai teori

17 Daftar pustaka [1] Berg, Euwe Van Den Miskonsepsi Fisika Dan Remidiasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. [2] Suparno, Paul. Filsafat Kontruksivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. [3] Metode Penelitian Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. [4] Cor Van Huis dan Gerry Van Klinken Optika Geometri (Editor Drs. Ferdy S. Rondonuwu dan Dra. Marmi Sudarmi ).Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. [5] Yuliani, Ira Pembuatan nimasi Komputer sebagai Petunjuk Demonstrasi IP SD tentang Kamera Obskura, Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

PEMBUATAN ANIMASI PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH LUBANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DAN UJICOBA KEBERHASILANNYA DI KELAS

PEMBUATAN ANIMASI PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH LUBANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DAN UJICOBA KEBERHASILANNYA DI KELAS PEMBUATAN ANIMASI PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH LUBANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DAN UJICOBA KEBERHASILANNYA DI KELAS Suwardi 1, Diane Noviandini 1,2, Marmi Sudarmi 1,2 1 Program Studi Pendidikan Fisika,

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT KUTUB MAGNET

KONSEPSI SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT KUTUB MAGNET KONSEPSI SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT KUTUB MAGNET Rien S. D. Premawoli, Marmi Sudarmi, Alvama pattiserlihun Program studi pendidikan fisika Fakultas sains dan matematika Universitas Kristen Satya Wacana

Lebih terperinci

KONSEPSI MAHASISWA MENGENAI RAMBATAN DAN KECEPATAN CAHAYA

KONSEPSI MAHASISWA MENGENAI RAMBATAN DAN KECEPATAN CAHAYA Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 KONSEPSI MAHASISWA MENGENAI RAMBATAN DAN KECEPATAN CAHAYA Rodemtus R.Bintoro,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA Siti Noor Fauziah 1, Ferdy S. Rondonuwu 1,2, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI Ignasia Evi Susanti 1, Diane Noviandini 1, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.

Lebih terperinci

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar

Lebih terperinci

B. DASAR TEORI Konsep, konsepsi dan miskonsepsi Udara

B. DASAR TEORI Konsep, konsepsi dan miskonsepsi Udara . DSR TEORI Konsep, konsepsi dan miskonsepsi Konsep merupakan abstrak dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berfikir []. Pengertian atau penafsiran

Lebih terperinci

Elaborasi Kegiatan I.a: Bagaimana bentuk bayangan dari cahaya lilin yang melewati lubang besar?

Elaborasi Kegiatan I.a: Bagaimana bentuk bayangan dari cahaya lilin yang melewati lubang besar? RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH : MATA PELAJARAN : FISIKA KELAS / SEMESTER : WAKTU : 2 x 45 MENIT a) Standar Kompetensi 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik. b) Kompetensi Dasar 3.1. Menganalisis

Lebih terperinci

PEMETAAN KONSEPSI MAHASISWA TENTANG HUKUM ARCHIMEDES

PEMETAAN KONSEPSI MAHASISWA TENTANG HUKUM ARCHIMEDES PEMETN KONSEPSI MHSISW TENTNG HUKUM RCHIMEDES Meylan Siskawati, Dra. Marmi Sudarmi, M.Si., Made Rai Suci Shanti Nurani, S.Si. Program Studi Pendidikan Fisika, Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika,

Lebih terperinci

Konsepsi Mahasiswa Tentang Cepat Rambat Gelombang Pada Permukaan Air

Konsepsi Mahasiswa Tentang Cepat Rambat Gelombang Pada Permukaan Air Konsepsi Mahasiswa Tentang Cepat Rambat Gelombang Pada Permukaan Air Rahayu D. Astuti, Basten Sanjaya, Nobita Triwijayanti, Ferdy S. Rondonuwu Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, ferdy_sr@yahoo.com Program

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIOANAL

OLIMPIADE SAINS NASIOANAL OLIMPIADE SAINS NASIOANAL Pelajaran Rumpun Materi Tingkat : Fisika : Cahaya dan Optika : Kabupaten / Kota A. PILIHAN GANDA 1. Berikut ini adalah beberapa pernyataan yang berkaitan dengan cahaya : 1. Umbra

Lebih terperinci

KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS

KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS Petrus Ongga *), Yani Sanwaty *), Ferdy Semuel Rondonuwu **), Wahyu Hari Kristiyanto ***) Email : whkris_fisika@yahoo.com, whkris@staff.uksw.edu *) Mahasiswa

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONSEP FISIKA MENGENAI CAHAYA YANG TERDAPAT DI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

IDENTIFIKASI KONSEP FISIKA MENGENAI CAHAYA YANG TERDAPAT DI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI IDENTIFIKASI KONSEP FISIKA MENGENAI CAHAYA YANG TERDAPAT DI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Nimang Soraya 1, Marmi Sudarmi 1,2, Ferdy S. Rondonuwu 1,2 1 Program Studi Pendidikan Fisika dan 2 Fisika Fakultas

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN difraksi Difraksi

A. PENGERTIAN difraksi Difraksi 1 A. PENGERTIAN Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan mengalami lenturan sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah

Lebih terperinci

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK Disusun oleh: Nita Nurtafita 107016300115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL VOTING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN CEMBUNG

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL VOTING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN CEMBUNG PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL VOTING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN CEMBUNG Morita Dewi Yuliana 1, Marmi Sudarmi 1, Diane Noviandini 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus SIFAT-SIFAT CAHAYA Dapatkah kamu melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu dalam keadaan gelap? Tentu tidak bukan? Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat

Lebih terperinci

LKS-1 PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN-PARALEL

LKS-1 PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN-PARALEL LKS-1 PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN-PARALEL Mungkin kamu pernah mengamati batu yang tenggelam ke dasar kolam, sabun yang jatuh ke dalam bak mandi, ikan yang berada dalam kolam atau tongkat yang dimasukkan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 08 Fisika

Antiremed Kelas 08 Fisika Antiremed Kelas 08 Fisika Cahaya - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: AR08FIS0699 Version: 2012-08 halaman 1 01. Berikut yang merupakan sifat cahaya adalah. (A) Untuk merambat, cahaya memerlukan medium

Lebih terperinci

JARAK FOKUS LENSA TIPIS

JARAK FOKUS LENSA TIPIS JARAK FOKUS LENSA TIPIS Dian Saputri Yunus, Ni Nyoman Putri Ari, Fitri Safitri, Sadri. LABORATORIUM FISIKA DASAR JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Abstrak Telah dilakukan

Lebih terperinci

Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya.

Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya. 1 Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya. Optika geometri mempelajari sifat pemantulan HUKUM PEMANTULAN CAHAYA 1. Sinar dating(i),garis normal(n),dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.

Lebih terperinci

BAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata.

BAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata. BAB III OPTIK Kompetensi dasar : Memahami ciri-ciri cermin dan lensa Indikator Tujuan pembelajaran : : - Sifat dan fungsi cermin datar, cekung, dan cembung diidentifikasi - Hukum pemantulan dibuktikan

Lebih terperinci

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA

FIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA A. PENDAHULUAN Optika adalah ilmu yang mempelajari tentang cahaya. Siatsiat cahaya: ) Memiliki cepat rambat 3,0 x 0 8 m/s 2) Merupakan gelombang transversal dan elektromagnetik 3) Merambat dalam arah lurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaluinya. Optika merupakan kajian yang wajib dilalui oleh mahasiswa serta

BAB I PENDAHULUAN. dilaluinya. Optika merupakan kajian yang wajib dilalui oleh mahasiswa serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Optika mempelajari sifat-sifat cahaya dan interaksi dengan medium yang dilaluinya. Optika merupakan kajian yang wajib dilalui oleh mahasiswa serta salah satu mata

Lebih terperinci

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA

PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA PEMBUATAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA TOPIK PRINSIP KERJA KAMERA Retno Tiyas, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika - Universitas

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [FISIKA] [1.6 Sifat Cermin] [Susilo] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 1.6 Materi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LENSA CEMBUNG

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LENSA CEMBUNG PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LENSA CEMBUNG Sahidah, Marmi Sudarmi, Made Rai Suci Shanti Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR 6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR 17 Menurunkan hukum pembiasan. 21 Mendeskripsikan pengertian bayangan nyata dan bayangan maya. INDIKATOR KD - 6.4 ( B. LENSA ) 18 Menjelaskan makna indeks bias medium. 19 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah:

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah: ALAT-ALAT OPTIK Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan manusia, berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan berbagai fungsi organ atau menyelidiki fungsi

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada

Lebih terperinci

fisika CAHAYA DAN OPTIK

fisika CAHAYA DAN OPTIK Persiapan UN SMP 2017 fisika CAHAYA DAN OPTIK A. Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik sehingga cahaya dapat merambat di dalam ruang hampa udara. Kecepatan cahaya merambat

Lebih terperinci

MISKONSEPSI SISWA TENTANG GAYA SENTRIPETAL DAN SENTRIFUGAL PADA GERAK MELINGKAR BERATURAN

MISKONSEPSI SISWA TENTANG GAYA SENTRIPETAL DAN SENTRIFUGAL PADA GERAK MELINGKAR BERATURAN MISKONSEPSI SISWA TENTANG GAYA SENTRIPETAL DAN SENTRIFUGAL PADA GERAK MELINGKAR BERATURAN Oleh, Brama NIM : 192007024 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi

Lebih terperinci

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK KOMPETENSI INTI 3. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, proses pembentukan bayangan pada mata serangga,

Lebih terperinci

MAKALAH PENJELASAN INTERFERENSI GELOMBANG

MAKALAH PENJELASAN INTERFERENSI GELOMBANG MAKALAH PENJELASAN INTERFERENSI GELOMBANG Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fisika Dasar Dosen Pembimbing: Laily Maghfirotunnisa Disusun oleh KELOMPOK 13 1. Muhammad Irfan Maulana (16611073)

Lebih terperinci

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miskonsepsi masih menjadi salah satu masalah dalam pembelajaran fisika di sekolah. Banyak penelitian telah dilakukan dalam bidang pendidikan dengan hasil

Lebih terperinci

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA A. SIFAT-SIFAT CAHAYA Sebuah benda dapat dilihat karena adanya cahaya, yang memancar atau dipantulkan dari benda tersebut, yang sampai ke mata. Cahaya menurut sumber berasalnya ada 2 macam, yaitu: 1. cahaya

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI i PENGEMBANGAN KONSEP LENSA CEMBUNG PADA SEORANG ANAK MELALUI BIMBINGAN DAN TANYA JAWAB DENGAN BANTUAN GAMBAR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program

Lebih terperinci

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan g. Lensa Cembung Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh bidang lengkung. Pada pembahasan lensa dianggap tipis sehingga dapat diabaikan apa yang terjadi dengan sinar didalam lensa dan pembahasan hanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat begitu pentingnya peranan ilmu fisika, sudah semestinya

Lebih terperinci

KISI DIFRAKSI (2016) Kisi Difraksi

KISI DIFRAKSI (2016) Kisi Difraksi KISI DIFRAKSI (2016) 1-6 1 Kisi Difraksi Rizqi Ahmad Fauzan, Chi Chi Novianti, Alfian Putra S, dan Gontjang Prajitno Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

EKSPERIMEN FISIKA DASAR II

EKSPERIMEN FISIKA DASAR II EKSPERIMEN FISIKA DASAR II PERCOBAAN 1 CERMIN CEMBUNG TUJUAN ; Menentukan Titik Fokus Cermin Cembung Menyelidiki sifat-sifat bayangan dari suatu cermin cembung. DASAR TEORI A A` f C S S` Gambar di atas

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 7. CAHAYA DAN ALAT - ALAT OPTIKLATIHAN SOAL BAB 7. 1 dan 2. 1 dan 3. 2 dan 4. 3 dan 4

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 7. CAHAYA DAN ALAT - ALAT OPTIKLATIHAN SOAL BAB 7. 1 dan 2. 1 dan 3. 2 dan 4. 3 dan 4 1. Perhatikan pernyataan berikut ini : SMP kelas 8 - FISIKA BAB 7. CAHAYA DAN ALAT - ALAT OPTIKLATIHAN SOAL BAB 7 1. Pantulan sinar yang mengenai permukaan benda kasar 2. Pantulan cahaya pada kaca spion

Lebih terperinci

Difraksi. Dede Djuhana Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0

Difraksi. Dede Djuhana Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0 Difraksi Dede Djuhana E-mail:dede@fisika.ui.ac.id Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0 Difraksi Difraksi adalah pembelokan arah rambat gelombang yang melalui suatu penghalang yang kecil misal: tepi celah atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas V SD Negeri 3 Grabagan Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan dengan jumlah

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN DAN LENSA. Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo

PERANGKAT LUNAK PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN DAN LENSA. Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo PERANGKAT LUNAK PEBENTUKAN BAYANGAN PADA CERIN DAN LENSA Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo Email: nirsal_e@yahoo.co.id Abstrak Dalam Ilmu isika banyak materi yang menarik untuk

Lebih terperinci

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : Sifat-sifat Cahaya dan Proses Melihat

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : Sifat-sifat Cahaya dan Proses Melihat RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I SMP / MTs Mata Pelajaran Tema Pokok bahasan Kelas / Semester : SMP N 1 Semanu : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Cahaya dan Mata : Sifat-sifat Cahaya dan

Lebih terperinci

Gambar 1. Gambar 2. Hukum Pemantulan atau Hukum Snellius

Gambar 1. Gambar 2. Hukum Pemantulan atau Hukum Snellius 1. Pemantulan dan Cermin a. Pemantulan Kita dapat melihat benda disekitar kita karena benda memantulkan cahaya Pemantulan cahaya bergantung pada tempat jatuhnya cahaya Pemantulan baur adalah pemantulan

Lebih terperinci

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.

CAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus. Bab XXIII CAHAYA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Peta Konsep Cahaya mengalami Perambatan cahaya Pemantulan cahaya

Lebih terperinci

Gelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya

Gelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya Gelombang Cahaya Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan salah satu spektrum gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang merambat tanpa memerlukan medium. Cahaya memiliki sifat-sifat-sifat sebagai berikut:

Lebih terperinci

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI OPTIK GEOMETRI (Kelas XI SMA) TRI KURNIAWAN 15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI 1 K o m p u t e r i s a s i P e m b e l a j a r a n F i s i k a OPTIK GEOMETRI A. Kompetensi

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN AKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Pembentukan bayangan pada cermin dan lensa untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU

Lebih terperinci

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias 7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?

Lebih terperinci

Lampiran 1. Soal. c) sinar datang menuju pusat kelengkungan. a) sinar datang sejajar sumbu utama. b) sinar datang menuju fokus

Lampiran 1. Soal. c) sinar datang menuju pusat kelengkungan. a) sinar datang sejajar sumbu utama. b) sinar datang menuju fokus L A M P I R A 26 Lampiran 1. Soal Tahap Soal Kartu Tugas Kartu Tugas 1 Kartu Tugas 2 Kartu Tugas 3 1. Gambarkan arah sinar pantul, garis normal serta sudut datang dan sudut pantulnya jika sinar datang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KD Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KD Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KD 1.3 1. Identitas Mata pelajaran a. Nama Sekolah : SMA N 6 Yogyakarta b. Kelas / Semester : XII (Dua belas) c. Semester : I d. Jurusan : IPA e. Mata Pelajaran :

Lebih terperinci

Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s.

Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. CAHAYA 1. Siat Gelombang Cahaya Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Siat2 cahaya : Dapat

Lebih terperinci

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu.

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu. OPTIK A. OPTIKA GEOMETRI Optika geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena perambatan cahaya seperti pemantulan dan pembiasan. 1. Pemantulan Cahaya Cahaya adalah kelompok sinar yang kita lihat.

Lebih terperinci

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT

Lebih terperinci

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq ALAT ALAT wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui OPTIK Sri Cahyaningsih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di SD Cokrowati Kecamatan Todanan Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolahan : SD Negeri Watu Agung 1 Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Meteri Pokok : Sifat-Sifat Cahaya Kelas/Semester : V/II Alokasi Waktu : 2

Lebih terperinci

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar. BAB V CAHAYA Cahaya adalah gelombang yang memindahkan tenaga tanpa perambatan massa. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa macam warna. Di dalam ruang hampa warna warna

Lebih terperinci

OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK. PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN

OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK. PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN Pembentukan Bayangan pada Cermin Pembentukan bayangan maya pada cermin datar CERMIN

Lebih terperinci

PEMAHAMAN KONSEP SISWA SETELAH MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI FISIKA YANG TIDAK SESUAI FISIKA

PEMAHAMAN KONSEP SISWA SETELAH MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI FISIKA YANG TIDAK SESUAI FISIKA PEMAHAMA KOSEP SISWA SETELAH MEGGUAKA MEDIA PEMBELAJARA AIMASI FISIKA YAG TIDAK SESUAI FISIKA Abstrak Rita unung Tri Kusyanti Email : rita_nunung@yahoo.com SMA 1 Tempel, Sleman, DIY Hasil penelitian Wahyu

Lebih terperinci

BAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal

BAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal BAB 4 Difraksi Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan meng-alami lenturan sehingga terjadi gelombanggelombang setengah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SOAL EVALUASI SEBELUM VALIDASI SOAL EVALUASI POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA

LAMPIRAN 1 SOAL EVALUASI SEBELUM VALIDASI SOAL EVALUASI POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA LAMPIRAN 57 58 LAMPIRAN 1 SOAL EVALUASI SEBELUM VALIDASI SOAL EVALUASI POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA Jawablah pertanyaan berikut dengan cara memilih salah satu jawaban yang benar pada lembar jawab yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum memperoleh pendidikan formal, sejak lahir anak sudah memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai alam yang berkaitan dengan Fisika. Pengalaman dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Sidorejo Lor 05 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam. Pengembang : Mimi Irawan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Sidorejo Lor 05 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam. Pengembang : Mimi Irawan Lampiran I RPP Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Sidorejo Lor 05 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas : V (Lima) Semester : 2 (Dua) Waktu : 2x35 Menit Pengembang

Lebih terperinci

Halaman (2)

Halaman (2) Halaman (1) Halaman (2) Halaman (3) Halaman (4) Halaman (5) Halaman (6) Halaman (7) SOAL DIFRAKSI PADA CELAH TUNGGAL INTERFERENSI YOUNG PADA CELAH GANDA DAN DIFRAKSI PADA CELAH BANYAK (KISI) Menentukan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010)

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) ISSN: 1693-1246 Juli 2010 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 98-103 J P F I http://journal.unnes.ac.id USAHA MENGURANGI TERJADINYA MISKONSEPSI FISIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONFLIK

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas V SD Negeri Sumogawe 04, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN BAB IV BIOOPTIK Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat: a. Menentukan posisi dan pembesaran bayangan dari cermin dan lensa b. Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata c. Menjelaskan

Lebih terperinci

Cahaya dan Alat Optik

Cahaya dan Alat Optik BB 11 Cahaya dan lat Optik. Sifat-Sifat Cahaya B. Cermin dan Lensa C. lat-lat Optik Bab 11 Cahaya dan lat Optik 351 sumber penghalang bayang-bayang cepat rambat besarnya bergantung medium dari memiliki

Lebih terperinci

ALAT OPTIK. Bagian-bagian Mata

ALAT OPTIK. Bagian-bagian Mata ALAT OPTIK Alat optik adalah alat yang bekerja dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya seperti pemantulan dan pembiasan. Pada dasarnya alat optik merupakan alat penglihatan manusia baik secara alami maupun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iv v vi viii x xi xiii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Masalah...

Lebih terperinci

2. MATA DAN KACAMATA A. Bagian Bagian Mata Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut.

2. MATA DAN KACAMATA A. Bagian Bagian Mata Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut. 1. PENGERTIAN ALAT OPTIK Alat optik adalah alat penglihatan manusia, baik alamiah maupun buatan manusia. Alat optik alamiah adalah mata dan alat optik buatan adalah alat bantu penglihatan manusia untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Konsep merupakan pemikiran dasar yang diperoleh dari fakta peristiwa, pengalaman melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar yang sangat penting

Lebih terperinci

Referensi : 1.Fisika Universitas edisi kesepuluh, schaum 2.Optics, Sears 3.Fundamental of Optics, Jenkin and White

Referensi : 1.Fisika Universitas edisi kesepuluh, schaum 2.Optics, Sears 3.Fundamental of Optics, Jenkin and White SILABUS : 1.Konsep Pemantulan Cahaya a. Cermin Datar b. Cermin Lengkung 2.Pembiasan Cahaya a. Gejala Pembiasan b. Lensa Datar c. Lensa Lengkung 3.Alat-alat Optik a. Mata dan Kacamata b. Lup c. Mikroskop

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung

Lebih terperinci

13. Cahaya; Optika geometri

13. Cahaya; Optika geometri mitrayana@ugm.ac.id 3. Cahaya; Optika geometri 9/7/202 Benda terlihat Benda tersebut sumber cahaya: bola lampu, matahari, bintang dll Benda terlihat dari cahaya yang dipantulkannya . Model Berkas Cahaya

Lebih terperinci

Cahaya Pemantulan Pembiasan Cermin lengkung Lensa Alat optik lain Cacat mata Kata Kunci 236 Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII

Cahaya Pemantulan Pembiasan Cermin lengkung Lensa Alat optik lain Cacat mata Kata Kunci 236 Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII X Optika Bayangkan jika dalam kehidupan ini tidak ada cahaya. Mungkin, di bumi ini tidak akan ada kehidupan. Cahaya sangat penting dalam kehidupan manusia. Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang.

Lebih terperinci

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma. Optika fisis khusus membahasa sifat-sifat fisik cahaya sebagai gelombang. Cahaya bersifat polikromatik artinya terdiri dari berbagai warna yang disebut spektrum warna yang terdiri dai panjang gelombang

Lebih terperinci

Difraksi Franhoufer dan Fresnel Difraksi Franhoufer Celah Tunggal Intensitas pada Pola Celah Tunggal Difraksi Franhoufer Celah Ganda Kisi Difraksi

Difraksi Franhoufer dan Fresnel Difraksi Franhoufer Celah Tunggal Intensitas pada Pola Celah Tunggal Difraksi Franhoufer Celah Ganda Kisi Difraksi Sifat dasar & Perambatan Cahaya Superposisi Gelombang Interferensi Gelombang Cahaya Difraksi Franhoufer Difraksi Franhoufer Intensitas pada Pola Difraksi Franhoufer Kisi Difraksi Difraksi Gelombang Cahaya

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Optika Geometri - Soal Doc Name : RK13AR11FIS1101 Version : 2016-12 halaman 1 01. Seberkas sinar datang menumbuk bidang pantul I kemudian dipantulkan menuju bidang

Lebih terperinci

Eksplorasi Konsep Cahaya Melalui Video Kejadian di Lingkungan Siswa

Eksplorasi Konsep Cahaya Melalui Video Kejadian di Lingkungan Siswa Eksplorasi Konsep Cahaya Melalui Video Kejadian di Lingkungan Siswa Oleh, Nimang Soraya NIM : 192009011 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi

Lebih terperinci

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.

Cahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung. Bab 7 Cahaya Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 7. Pensil yang dicelupkan ke dalam air Coba kamu perhatikan Gambar 7.. Sebatang pensil yang dicelupkan ke dalam gelas berisi air akan tampak bengkok jika dilihat

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK. Adalah alat-alat yang ada hubungannya dengan cahaya. Created by Ius 201

ALAT-ALAT OPTIK. Adalah alat-alat yang ada hubungannya dengan cahaya. Created by Ius 201 ALAT-ALAT OPTIK Adalah alat-alat yang ada hubungannya dengan cahaya Created by Ius 201 Yang termasuk alat-alat optik Mata Kaca mata Kamera Lup Mikroskop Teleskop Diaskop OHP MATA Bagian-bagian mata Retina

Lebih terperinci

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik ALAT - ALAT OPTIK 1. Pendahuluan Alat optik banyak digunakan, baik untuk keperluan praktis dalam kehidupan seharihari maupun untuk keperluan keilmuan. Beberapa contoh alat optik antara lain: Kaca Pembesar

Lebih terperinci

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A.

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A. Pembinaan Juara OSN isika SMP Jateng 2009 - Page 1 of 15 A. ERMIN DATAR OPTIKA Pemantulan teratur : jika berkas sinar datang sejajar, maka berkas sinar pantulnyapun sejajar pula. Gb.1. Pemantulan teratur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Euwe Van Den Berg (1991: 5) menjelaskan bahwa manusia sejak lahir sudah berpengalaman dengan peristiwa Fisika. Anak kecil yang melemparkan

Lebih terperinci

PERCOBAAN PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA CEMBUNG

PERCOBAAN PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA CEMBUNG PERCOBAAN PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA CEMBUNG A. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat : ) Memahami siat lensa cembung. ) Mengetahui jarak okus lensa cembung.

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B 119 BAB BAB 6 ALAT-ALAT OPTIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian pernah melihat alat seperti gambar di atas? Apakah alat tersebut? Alat itu dinamakan teropong. Teropong

Lebih terperinci

A. ALAT-ALAT OPTIK Alat-Alat Optik Bagian-bagian mata Kornea mata: Otot siliar: Iris: Pupil: Lensa mata: Retina:

A. ALAT-ALAT OPTIK Alat-Alat Optik Bagian-bagian mata Kornea mata: Otot siliar: Iris: Pupil: Lensa mata: Retina: A. ALAT-ALAT OPTIK Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin sering kamu jumpai banyak kakek atau nenek yang kesulitan membaca buku/koran pada jarak terlalu dekat juga kesulitan melihat benda yang jauh. Hal

Lebih terperinci

c n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium

c n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium II. Pembiasan Cahaya (Refraksi) Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi

Lebih terperinci

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik GELOMBANG II 1 MATERI Gelombang elektromagnetik (Optik) Refleksi, Refraksi, Interferensi gelombang optik Pembentukan bayangan cermin dan lensa Alat-alat yang menggunakan prinsip optik 1 Sifat-sifat gelombang

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG PERISKOP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG PERISKOP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PEMBUATAN KOMIK FISIKA TENTANG PERISKOP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Oleh, Destya Kusuma Astuti NIM: 192008006 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI CAHAYA

PENDALAMAN MATERI CAHAYA PENDALAMAN MATERI CAHAYA Cahaya digolongkan sebagai suatu bentuk radiasi. Radiasi adalah sesuatu yang memancar keluar dari suatu sumber tetapi bukan merupakan zat. Cahaya dapat dilihat mata manusia. Cahaya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Kristen Kanaan Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : VIII /1 Materi Pokok : Cahaya dan Alat Optik Alokasi Waktu : 6x40 menit (2 Pertemuan)

Lebih terperinci