Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia"

Transkripsi

1

2 Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia Gedung II BPP Teknologi - Jl. MH Thamrin 8 Jakarta Tlp. (021) , , Fax. (021)

3 Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia Tahun 2013 Pengarah : Hari Purwanto Ketua : Wakil Ketua : Sekretaris : Anggota : Erry Ricardo Nurzal Mujianto Endang Wahyudi M. Ilmi Dadit Herdikiagung Malikuz Zahar Didik Notosudjono Ophirtus Sumule Ira Nurhayati Djarot Alvini Pranoto Linda Suryani Dedy Saputra Edi Mulyono Ermalina Syafarudin Hartaya Zulfan Adrinaldi M. Samsuri Etty Tri Widyastuti Eko Kurniawan Rusnadi Fachrul Sukma Sari Refra Supriyadi Andy Suryandi Erviyanti Puteri Pertiwi Miqdad Abdullah Siddiq Robbi Prayudha Boni Agusta Kementerian Riset dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lt Jl. MH Thamrin 8 Jakarta 10340, PO.Box 3110 JKP ii Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi

4 Laporan akuntabilitas ini disusun sebagai wujud dan tekad Kementerian Riset dan Teknologi dalam melaksanakan berbagai kewajiban sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Berbagai langkah perbaikan telah dilakukan hingga tahun 2013 yaitu memperhatikan secara cermat hasil penilaian dan evaluasi akuntabilitas kinerja yang difokuskan pada hal-hal yang menjadi catatan penting dalam evaluasi yang dilakukan Kementerian PAN dan RB. Kementerian Riset dan Teknologi sejak tahun 2010, terus melaksanakan perbaikan dalam rangka implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) untuk mendorong terwujudnya pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result oriented government). Perbaikan dilakukan disemua komponen, yang merupakan bagian integral dari SAKIP, meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian kinerja. Hal ini sejalan dengan semangat pelaksanaan program Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Ristek, dimana salah satu kriteria utamanya adalah peningkatan akuntabilitas kinerja. Beberapa agenda aksi yang dilakukan diantaranya melakukan Revisi Renstra , mempertajam Indikator Kinerja Utama (IKU), melaksanakan Workshop Perencanaan Kementerian Ristek dan Rakor Perencanaan Kementerian Ristek LPNK Ristek dengan tujuan meningkatkan sinergi, refocusing program dan kegiatan, serta mengembangkan Sistem Informasi Perencanaan (SIRen) dalam rangka pengendalian kinerja kegiatan dan anggaran. Kementerian Riset dan Teknologi juga terus meningkatkan efisiensi, efektivitas dan penajaman hasil kerja. Untuk itu pola pikir/mind set manajemen secara bertahap dan sistemik didorong dan disempurnakan menjadi manajemen kinerja (hasil kerja), dimana pendekatan/cara pandang yang berorientasi proses/ kegiatan (process oriented) menjadi pendekatan yang berorientasi hasil (outcome oriented). Disamping itu, dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja di lingkungan unit kerja, maupun tekad untuk menjunjung semangat Reformasi Birokrasi, Kementerian Riset dan Teknologi terus melaksanakan secara konsisten UKM-P3 (Unit Kerja Menteri untuk Pemantauan dan Pengendalian Program) yang berfungsi untuk mengendalikan pelaksanaan program/kegiatan melalui pemantauan, verifikasi dan evaluasi program dan kegiatan (tengah dan akhir tahun). Mulai tahun 2013 penilaian kinerja UKMP-3 dilakukan oleh suatu Tim yang ditetapkan oleh Menristek yang hasilnya dipergunakan sebagai dasar pemberian tunjangan kinerja pada tahun Disamping itu untuk mendukung pengendalian program dan pengambilan keputusan oleh pimpinan dikembangkan control room berbasis Sistem Informasi Manajemen (SIM). Sesuai amanah Peraturan Presiden Republik Indonesia, Nomor 24 Tahun 2010 tentang kedudukan, tugas, fungsi, kementerian negara serta susunan organisasi, tugas dan fungsi eselon I Kementerian Negara menetapkan, bahwa: Tugas pokok Kementerian Riset dan Teknologi adalah penyelenggaraan urusan di bidang riset dan teknologi dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam menjalankan tugas tersebut, Kementerian Riset dan Teknologi menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang risetdan teknologi; 2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang riset dan teknologi. Terkait dengan tugas pokok tersebut, dalam hal perumusan dan penetapan kebijakan, pada tahun 2013, Kementerian Riset dan Teknologi memfasilitasi penyusunan dan pembahasan peraturan perundang-undangan yang diprakarsai oleh LPNK di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi, yaitu : Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan, Peraturan Pemerintah Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi iii

5 (PP) Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang, PP No. 61 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif, dan PP No. 2 Tahun 2014 tentang Perizinan Instalasi Nuklir dan Pemanfaatan Bahan Nuklir. Adapun hasil kinerja fungsi koordinasi dan sinkronisasi dengan LPNK Ristek, lembaga litbang kementerian, daerah, perguruan tinggi dan swasta pada tahun 2013, diperlihatkan pada Tabel 1 (Capaian Indikator Kinerja Utama). Dari capaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja Kementerian Ristek tahun 2013, secara umum berhasil memenuhi target, bahkan terdapat capaian yang berhasil melebihi target yang telah ditentukan. Namun, masih ada target yang belum dapat terpenuhi, yaitu dalam hal upaya peningkatan prosentase investasi litbang terhadap PDB. Adapun capaian Indikator Kinerja Utama digambarkan sebagai berikut: 1. Sasaran Menguatnya Kelembagaan Iptek Indikator pencapaian sasaran menguatnya kelembagaan iptek yaitu : a) Pengembangan Pusat Unggulan Iptek (IKU 1), ditargetkan 1 lembaga, tercapai 300% yaitu ditetapkannya Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), Pusat Studi Biofarmaka (PSB) Institut Pertanian Bogor (IPB) serta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao yang menambahkan 1 komoditas tambahan yaitu kopi sebagai Pusat Unggulan Iptek berdasarkan Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi (Kepmen) Nomor 284/M/Kp/XII/2013; b) Jumlah artikel Iptek di media cetak nasional untuk mengukur tingkat kesadaran Iptek (IKU 2), ditargetkan artikel iptek, terealisasi artikel/berita iptek atau tercapai 269%. 2. Sasaran Menguatnya Sumberdaya Iptek Indikator pencapaian sasaran menguatnya sumberdaya iptek meliputi: a) Jumlah peneliti dan perekayasa per 1 Juta penduduk (IKU 3), ditargetkan 470 orang peneliti, terealisasi 529 orang peneliti atau tercapai 112,55%; b) Prosentase investasi litbang terhadap PDB (IKU 4), ditargetkan 0,50% dari PDB, terealisasi 0,08% dari PDB atau tercapai 16,00%. Hal ini disebabkan karena kebijakan yang ada belum mampu memberikan insentif bagi industri untuk meningkatkan investasinya dalam kegiatan litbang; c) Jumlah Paten Terdaftar (IKU 5), ditargetkan 760 Paten Terdaftar, terealisasi Paten Terdaftar, atau tercapai 218,82%. 3. Sasaran Menguatnya Jaringan Iptek Indikator pencapaian sasaran menguatnya jaringan iptek meliputi : a) Kolaborasi riset lembaga litbang dengan litbang perusahaan (IKU 6), ditargetkan terbentuk 5 kolaborasi riset, terealisasi 7 kolaborasi riset, atau tercapai 140% yaitu dihasilkan : 1) Teknologi varietas sayuran utama; 2) Prototipe PLTGL-SB 20 kw, pengembangan lanjut prototipe sebelumnya; 3) Rancang bangun radar pengawas udara; 4) Prototipe Automatic Train Protection (ATP) skala industri; 5) Prototipe vaksin hepatitis B berbasis protein rekombinan sub-unit Indonesia; 6) Penyempurnaan roket model RX-2020; 7) Teknologi pemurnian pasir zirkon; b) Kerjasama riset Internasional (IKU 7), pada tahun 2013 ditargetkan 8 kerjasama riset, terealisasi 11 kerjasama riset atau tercapai 137,50%. 4. Sasaran Meningkatnya Relevansi dan Produktivitas Litbang Iptek Indikator pencapaian sasaran meningkatnya relevansi dan produktivitas iptek berupa Artikel Jurnal Sains dan Teknik (IKU 8), ditargetkan 40 Jurnal Sains dan Teknik, terealisasi 294 Jurnal Sains dan Teknik atau tercapai 735%. 5. Sasaran Meningkatnya Pendayagunaan Iptek Indikator pencapaian sasaran meningkatnya pendayagunaan iptek meliputi : a) Pemanfaatan teknologi hasil litbang nasional di industri (IKU 9), pada tahun 2013 ditargetkan 2 teknologi, terealisasi 4 teknologi atau tercapai 200%, yaitu : 1) Teknologi Teknologi Mesin iv Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi

6 RUSNAS 500 cc; 2) Teknologi home purifier water berbasis membran dan bahan hollow fibre; 3) Teknologi Pigmen Besi Oksida dari Pasir Besi; dan 4) Teknologi Brown Coal; b) Pemanfaatan teknologi hasil litbang nasional di masyarakat; (IKU 10), pada tahun 2013 ditargetkan 2 teknologi, terealisasi 4 teknologi atau tercapai 200%, yaitu : 1) Teknologi IPAT-BO untuk tanaman padi; 2) Teknologi Pipanisasi Air Bersih; 3) Teknologi Inseminasi Buatan (IB) pada Kambing dan 4) Teknologi Penerangan Jalan Umum Solar Sell; c) Pemanfaatan teknologi hasil litbang nasional untuk national security (IKU 11), pada tahun 2013 ditargetkan 2 teknologi, terealisasi 2 teknologi atau tercapai 100%, yaitu: 1) Teknologi Open Source Software (OSS) untuk pengamanan data; dan 2) Teknologi Proses Fixed Bed untuk Mendukung Desa Mandiri Energi. No. Sasaran Indikator Kinerja Utama Realisasi s/d Menguatnya Kelembagaan Iptek Menguatnya Sumberdaya Iptek Menguatnya Jaringan Iptek Meningkatnya Relevansi dan Produktivitas Litbang Iptek Meningkatnya Pendayagunaan Iptek Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013 Jumlah pusat unggulan Iptek Jumlah artikel Iptek di media cetak nasional untuk mengukur tingkat kesadaran Iptek Jumlah peneliti dan perekayasa (orang/1 juta penduduk) Prosentase investasi litbang terhadap PDB Jumlah paten terdaftar Jumlah kolaborasi riset lembaga litbang dengan litbang perusahaan Jumlah kerjasama riset internasional Jumlah artikel jurnal sains dan teknik Jumlah pemanfaatan teknologi hasil litbang nasional di industri Jumlah pemanfaatan teknologi hasil litbang nasional di masyarakat Jumlah pemanfaatan teknologi hasil litbang nasional untuk national security Target Tahun 2013 Target Realisasi % 3 Lembaga Artikel Iptek 518 Peneliti dan Perekayasa ,55 0,08 % 1.00% 0.50% 0,08 % 16, Paten Terdaftar ,82 13 Kolaborasi Kerjasama Riset , Artikel/ Publikasi Ilmiah Teknologi Teknologi Teknologi Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi v

7 Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Yang Maha Maha Esa Esa atas atas karunia-nya, sehingga Kementerian Riset dan Teknologi dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun 2013 guna memenuhi kewajiban sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP Tahun 2013 ini menyajikan capaian kinerja Kementerian Riset dan Teknologi sesuai target-target yang tercantum dalam Sasaran Renstra yaitu penguatan kelembagaan, sumberdaya dan jaringan Iptek, peningkatan relevansi dan produktivitas Iptek, serta peningkatan pendayagunaan Iptek, yang tercermin pada capaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Sebagai bagian dari pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Kementerian Riset dan Teknologi bertekad terus meningkatkan akuntabilitas kinerja, diantaranya melakukan Revisi Renstra , mempertajam Indikator Kinerja Utama (IKU), dan melaksanakan Workshop Perencanaan dan Rakor Perencanaan Kementerian Ristek LPNK Ristek dengan tujuan meningkatkan sinergi, refocusing program dan kegiatan. Kementerian Riset dan Teknologi juga terus melaksanakan secara konsisten sistem pengendalian program/kegiatan UKM - P3 (Unit Kerja Menteri untuk Pemantauan dan Pengendalian Program) yang berfungsi untuk melakukan pemantauan, verifikasi serta evaluasi (triwulanan, tengah dan akhir tahun), mengembangkan Sistem Informasi Perencanaan (SI- Ren). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa program-program strategis berjalan sesuai dengan yang ditargetkan. Laporan ini disusun mengacu pada indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian Riset dan Teknologi Tahun , serta berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas, agar masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang kinerja Kementerian Riset dan Teknologi. Jakarta, Maret 2014 Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta vi Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi

8 iii vi vii viii x xii IKHTISAR EKSEKUTIF KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Tugas dan Fungsi 1.4. Struktur Organisasi 1.5. Sumber Daya Manusia 1.6. Anggaran 1.7. Sistematika Penyajian BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Rencana Strategis (Renstra) 2.3. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Riset dan Teknologi 2.4. Penetapan Kinerja Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Pengendalian Kinerja 3.2. Pengukuran Kinerja 3.3. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) 3.4. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) 3.5. Analisis Capaian Kinerja 82 BAB IV PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Formulir RS (Rencana Strategis) 2. Formulir RKT (Rencana Kinerja Tahunan) 3. Formulir PK (Penetapan Kinerja) 4. Formulir PKK (Pengukuran Kinerja Kegiatan) 5. Formulir PPS (Pengukuran Pencapaian Sasaran) Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi vii

9 Gambar 1.1. Gambar 1.2. Gambar 1.3. Gambar 2.1. Gambar 2.2. Gambar 2.3. Gambar 2.4. Gambar 3.1. Gambar 3.2. Gambar 3.3. Gambar 3.4. Gambar 3.5. Gambar 3.6 Gambar 3.7. Gambar 3.8. Gambar 3.9. Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Fokus Area Perubahan di Kementerian Ristek Hubungan antara Tupoksi dan Program Penguatan SINas Bagan Struktur Organisasi Kementerian Riset dan Teknologi Kerangka Pembangunan Iptek dalam RPJMN Pola Pikir Sinergi Fungsional dalam Kerangka Renstra Kementerian Riset dan Teknologi Inisiatif Inovasi Operasionalisasi Sistem Inovasi Nasional Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Outcome) Hirarki IKU yang bermuara pada IKU Kementerian Pengendalian Kinerja Kegiatan dalam UKM-P3 Tahapan dalam Penyusunan Laporan UKM-P3 Penandatanganan PK 2014 oleh Menristek dan Deputi Kelembagaan Iptek Penandatanganan PK 2014 oleh Deputi dan Asdep di Lingkungan Kedeputian Sumberdaya Iptek Danau Outcome Linkage (coupling) antara PK, IKU dan Renstran Kementerian Riset dan Teknologi Peta Output Lokus Dashboard Kemenristek Dashboard Deputi Kalender Perencanaan Sistem Penilaian Kinerja Individu Tahapan Pemberlakuan SiPeKIK Hasil Penilaian Kinerja UKMP-3 Hasil Penilaian Kinerja UKMP-3 untuk Tunjangan Kinerja Peta IKU Kementerian Riset dan Teknologi Penganugerahan Pusat Unggulan Iptek Tahun 2013 Pelaksanaan Kegiatan Pusat Unggulan Iptek Tahun 2013 Penerima Anugerah Iptek Tahun 2013 Perkembangan R&D dunia Tahun 2011 Rapat Evaluasi, Pelatihan Drafting Paten Dan Lisensi Bagi Pengelola Sentra HKI Dalam Rangka Meningkatkan Jumlah Paten Terdaftar viii Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012 Kementerian Riset Dan Teknologi

10 Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Prototipe Varietas Sayuran Utama dan Indigenous Pemanfaatan Limbah Biomassa Industri Kelapa Sawit untuk Produksi Bioetanol Generasi 2 dan Co- Products Hasil Rancang Bangun Alat Apung (Ponton Tripod) Mulai dari Simulasi Lab (a), Perakitan hingga Pelepasan, (c) Penentuan Lokasi Uji, hingga (d) Uji Respon Bandulan Terhadap Alunan Ombak Radar Pengawas Udara Perangkat ATP yang dikembangkan : CBU dan DMI Prototipe ATP Skala Industri Prototipe vaksin hepatitis B; Kultivasi Hansenulla polymorpha dan pembuatan mutan untuk transformasi Prototipe Roket Model RX-2020 Saat Diluncurkan Tanggal 27 Agustus 2013 di Pameungpeuk. Penguasaan Teknologi Material Maju dengan Memanfaatkan Karakteristiknya Terutama Ketahanan Terhadap Temperatur Tinggi untuk Aplikasi pada Struktur Nosel Roket Pertahanan Nasional Proses Pengolahan Pasir Zirkon Prof. Dr. Ir. Gusti M. Hatta, MSi, Minister for Research and Technology, opened the 2nd APEC PPSTI meeting in Medan, 1 July 2013 Penandatanganan Pengaturan Iptek Indonesia - Perancis untuk Program Nusantara (Mobility Program) Kendaraan Fungsi Khusus yang Sedang Diujicoba Menggunakan Mesin RUSNAS 500 cc Mesin RUSNAS 500 cc Teknologi Berbasis Membran dan Bahan Hollow Fibre Hasil Sintesis Pigmen Red Iron Oxide Made in Indonesia Pabrik Cat PT Sigma Utama sebagai Off-taker Inovasi Pigmen Red Iron Oxide Produk Turunan BrownCoal Padi varietas Ciherang dengan IPAT-BO Panen padi dengan IPAT-BO Sosialisasi Teknologi Pipanisasi Air Bersih di Lombok Utara Teknologi dan Pelatihan/Sosialisasi Diseminasi Teknologi Inseminasi Buatan di Lumajang Teknologi Penerangan Jalan Umum Solar Sell Kegiatan Implementasi Kebijakan Penerapan e-goverment Berbasis OSS Sambutan dan Arahan Menristek serta Peninjauan IPAL Percontohan Biolita 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012 Kementerian Riset Dan Teknologi ix

11 v Tabel 1. Tabel 1.1. Tabel 2.1. Tabel 2.2. Tabel 3.1. Tabel 3.2. Tabel 3.3. Tabel 3.4. Tabel 3.5. Tabel 3.6. Tabel 3.7. Tabel 3.8. Tabel 3.9. Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013 Realisasi Anggaran Kementerian Ristek Tahun Anggaran 2013 Sasaran dan IKU Renstra Kementerian Ristek Penetapan Kinerja Kementerian Riset dan Teknologi Tahun 2013 IKU Kementerian Riset dan Teknologi Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013 Pencapaian Target Kinerja Perbandingan Capaian Kinerja Tahun dan Perbandingan Capaian Indikator Menguatnya Kelembagaan Iptek Progress Capaian Kinerja Pengembangan Pusat Unggulan Iptek Tahun Capaian Akademik Pusat Unggulan Iptek Tahun 2012 Capaian Akademik Pusat Unggulan Iptek Tahun 2013 Sasaran Menguatnya Sumberdaya Iptek Perbandingan Capaian Kinerja Tahun dan Perbandingan Capaian Indikator Menguatnya Sumberdaya Iptek Jumlah Peneliti dan Perekayasa Per 1 Juta Penduduk Tahun 2013 Jumlah Peneliti dan Perekayasa Tahun Tunjangan Kinerja Jabatan Fungsional Peneliti yang Dikelola LIPI Simulasi Pendapatan Tetap Jabatan Fungsional Peneliti Jumlah Pegawai Kemenristek dan LPNK Berdasarkan Usia dan Tingkat Pendidikan Capaian Kinerja Program Beasiswa S2 dan S3 Evaluasi dan Analisis Kinerja Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM Iptek Beasiswa Pascasarjana Tahun 2013 x Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012 Kementerian Riset Dan Teknologi

12 Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Prosentase anggaran Litbang Indonesia Jumlah Paten Terdaftar Statistik Permohonan Hak Paten Perbandingan Jumlah Permintaan Paten antara Negara-Negara ASEAN & Jepang Proposal & Penerima Insentif HKI, Kementerian Riset dan Teknologi Tahun 2010 sd 2013 Sasaran Menguatnya Jaringan Iptek Perbandingan Capaian Kinerja Tahun dan Perbandingan Capaian Indikator Menguatnya Jaringan Iptek Capaian Kinerja Kolaborasi Riset Sasaran Meningkatnya Relevansi dan Produktivitas Libang Iptek Perbandingan Capaian Kinerja Tahun dan Perbandingan Capaian Indikator Meningkatnya Relevansi dan Produktivitas Libang Iptek Artikel Jurnal Sains Dan Teknik Peringkat Artikel Jurnal Sains dan Teknik di ASEAN Sasaran Meningkatnya Pendayagunaan Iptek Perbandingan Capaian Kinerja Tahun dan Perbandingan Capaian Indikator Meningkatnya Pendayagunaan Iptek Pemanfaatan Teknologi Hasil Litbang Nasional Pemanfaatan Teknologi Hasil Litbang Nasional di Industri tahun 2013 Paket Teknologi yang di Diseminasikan Tahun 2013 Teknologi yang Dimanfaatkan untuk National Security Tahun 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012 Kementerian Riset Dan Teknologi xi

13 5 6 Grafi k 1.2. Realisasi Anggaran Kementerian Riset dan Teknologi Tahun Anggaran Statistik Permohonan Paten Tahun 2013 Perbandingan Paten Domestik dengan Paten Luar Negeri Aplikasi Paten Indonesia Berdasarkan Top Bidang Teknologi ( ) Trend Perkembangan Artikel Jurnal Sains dan Teknologi Dampak Instrumen Kebijakan Insentif Nasionas (SINas) Kementerian Riset dan Teknologi Trend Perkembangan Artikel Sains dan Teknologi Indonesia yang tercatat di SCOPUS/SCImago Journal & Country Rank Trend Perkembangan Persentase Kontribusi Artikel Sains dan Teknologi Riset Insentif SINas terhadap SCOPUS/SCImago Journal & Country Rank xii Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012 Kementerian Riset Dan Teknologi

14

15 1.1. Latar Belakang Berdasarkan arah kebijakan pembangunan Iptek Nasional maupun arah kebijakan Kementerian Riset dan Teknologi yang menekankan pentingnya membangun Sistem Inovasi Nasional, maka Kementerian Riset dan Teknologi telah melaksanakan Programnya, yaitu Peningkatan Kemampuan Iptek Nasional untuk Penguatan Sistem Inovasi Nasional. Dalam hal ini, pembangunan iptek diarahkan untuk meningkatkan unsur-unsur Sistem Inovasi Nasional, yakni : Kelembagaan, Sumber Daya dan Jaringan Iptek, di samping penguatan core business Iptek itu sendiri, yakni Relevansi dan Produktivitas Litbang Iptek serta Pendayagunaan Iptek. Sebagai acuan yang mengarahkan pembangunan Iptek tersebut adalah dokumen Perencanaan Strategis (Renstra) pembangunan jangka menengah yang disusun secara periodik lima tahunan. Sampai dengan tahun 2013 sebagai acuan dalam perencanaan strategis program dan kegiatan di lingkup Kementerian Riset dan Teknologi, yaitu Renstra Kementerian Riset dan Teknologi Tahun sesuai dengan Kepmen tentang Perubahan Rencana Strategis Kementerian Riset dan Teknologi No. 243b/M/Kp/IX/2011 tanggal 07 September Berdasarkan rekomendasi hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Riset dan Teknologi tahun 2012, yaitu perlunya penyempurnaan Renstra terutama dalam hal indikator atau ukuran kinerja yang merepresentasikan tercapai atau tidaknya setiap tujuan atau sasaran yang ditetapkan, maka dilakukan perbaikan Renstra sesuai dengan Kepmen tentang Perubahan Rencana Strategis Kementerian Riset dan Teknologi No. 26/M/Kp/III/2013 tanggal 22 Maret Dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunannya, Kementerian Riset dan Teknologi sebagai unit kerja Pemerintah semakin dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan sistem manajemen pemerintahan yang menuntut azas akuntabilitas dimana setiap penyelenggara negara dituntut untuk mempertanggungjawabkan kinerja dari seluruh program/ kegiatannya kepada masyarakat atas penggunaan dana dan kewenangan yang diberikan. Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Riset dan Teknologi telah melaksanakan Reformasi Birokrasi yang telah berlangsung sejak tahun 2010 dalam rangka menunjang kinerja organisasi agar semakin efektif dan akuntabel. Pada hakekatnya implementasi Reformasi Birokrasi merupakan langkah sistematis untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan sistem penyelenggaraan pemerintahan secara lebih baik menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan berorientasi pada hasil (result oriented government) yakni kinerja tinggi, layanan prima dan bebas KKN, sehingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan stakeholder lainnya. Dalam proses reformasi birokrasi, area yang terus didorong dan menjadi fokus perubahan secara berkelanjutan di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi mencakup perubahan pada pola pikir, perubahan pada sistem dan perubahan pada budaya organisasi. Perubahan pada ketiga area ini dapat diilustrasikan pada Gambar 1.1. Gambar 1.1. Fokus Area Perubahan di Kementerian Ristek Perubahan merupakan pergeseran organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan yang diinginkan. Dalam organisasi, perubahan tersebut meliputi pola pikir, budaya kerja dan sistem (struktur). Pola pikir (mind set), pegawai Kementerian Riset dan Teknologi diarahkan untuk mendukung organisasi yang efisien, efektif, produktif, profesional, dan memiliki pola pikir yang melayani masyarakat sehingga menghasilkan kinerja yang tinggi dan berorientasi pada hasil (outcome). Budaya kerja (culture set), budaya kerja organisasi diarahkan pada perbaikan kondisi yang belum berorientasi keluar, minim pemberdayaan, cenderung lambat dalam pengambilan keputusan, masih bersifat tertutup dan belum berintegrasi. 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi

16 Perubahan sistem (system set), mendorong berfungsinya sistem informasi kinerja secara optimal, mengharuskan sistem beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, baik internal maupun eksternal. Sebagai wujud pertanggungjawaban formal atas pelaksanaan kinerja selama tahun 2013, maka Kementerian Riset dan Teknologi menyusun laporan akuntabilitas kinerja Kementerian Riset dan Teknologi ini. Laporan akuntabilitas kinerja ini juga dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban sebagaimana yang diamanahkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan, yaitu: a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Bersih dan Bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) ; b. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah ; c. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; d. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP-135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi LAKIP; e. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Atas dasar hal-hal di atas tersebut, Kementerian Riset dan Teknologi sebagai instansi Pemerintah dan Penyelenggara Negara telah menetapkan target kinerja 2013 dilanjutkan dengan melakukan monitoring dan pengukuran kinerja yang telah dicapai, kemudian dituangkan ke dalam susunan LAKIP Kementerian Riset dan Teknologi tahun 2013 ini sebagai wujud dari mandat yang diemban Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan LAKIP Kementerian Riset dan Teknologi tahun 2013 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Menteri Riset dan Teknologi kepada Presiden atas pelaksanaan program/kegiatan dan pengelolaan anggaran dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun tujuan penyusunan LAKIP adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian sasaran dan kinerja Kementerian Riset dan Teknologi Tugas dan Fungsi Sesuai amanah dalam UU No. 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara Pasal 4 ayat (2) huruf (c) mengenai urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi dan sinkronisasi program pemerintah; serta Pasal 8 ayat (3) huruf (a) dan (b) mengenai fungsi Kementerian yaitu perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya; dan pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya; maka Kementerian Riset dan Teknologi bertugas untuk melakukan penajaman, koordinasi dan sinkronisasi program pemerintah di bidang riset, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mempunyai fungsi perumusan kebijakan dan koordinasi di bidang riset, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilaksanakan secara outcome base, fokus dan sinergi dengan stakeholder iptek lainnya. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Presiden No. 64 Tahun 2005 tentang Perubahan Keenam atas Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), maka Menteri Negara Riset dan Teknologi mengkoordinasikan LPNK sebagai berikut : Badan Informasi Geospasial (BIG); Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN); Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN); Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT); Badan Standardisasi Nasional (BSN); Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN); dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Menteri Riset dan Teknologi selain melaksanakan perumusan dan pengkoordinasian kebijakan pemerintah di bidang riset, ilmu pengetahuan dan teknologi (Riptek), juga mempunyai kewenangan, diantaranya menyusun rencana nasional secara makro di bidang riset dan teknologi, pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional di bidang Riptek, penerapan sistem informasi nasional di bidang Riptek, serta membangun sistem inovasi dan budaya ilmu pengetahuan dan teknologi nasional. Pelaksanaan tugas Kementerian Riset dan Teknologi dilandasi oleh peraturan dan perundangan yang berlaku, yaitu: 1) Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 5; 2) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) ; dan 3) Kebijakan Strategis Nasional Iptek (Jakstra Ipteknas) yang ditetapkan sesuai Kepmen Ristek No. 193/M/Kp/IV/2010. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor : 03/M/PER/VI/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Riset dan Teknologi menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang riset dan teknologi; b. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang riset dan teknologi; c. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawab Kementerian Riset dan Teknologi; dan d. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi. Tugas dan fungsi Kementerian Riset dan Teknologi Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi 3

17 sebagaimana disebutkan di atas dijalankan dalam rangka memperkuat Sistem Inovasi Nasional (SINas). Keterkaitan antara tugas dan fungsi dengan penguatan SINas adalah seperti dideskripsikan pada Gambar 1.2. Satu hal penting yang menjadi kata kunci pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lembaga-lembaga publik adalah implementasi tata kelola pemerintahan yang baik. Untuk itu, Kementerian Riset dan Teknologi menyadari sepenuhnya bahwa aspek tata kelola kepemerintahan yang baik merupakan landasan awal bagi kesuksesan tercapainya visi dan misi organisasi. Harus diakui pula, tantangan yang dihadapi organisasi sangatlah berat seiring dengan perkembangan lokal dan global yang menuntut organisasi harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan-perubahan dan trend baru yang terjadi. Gambar 1.2. Hubungan antara Tupoksi dan Program Penguatan SINas 1.4. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Kementerian Riset dan Teknologi ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor : 03/M/PER/VI/2010, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset dan Teknologi, organisasinya Kementerian Riset dan Teknologi meliputi : a. Sekretariat Kementerian; b. Deputi Bidang Kelembagaan Iptek; c. Deputi Bidang Sumberdaya Iptek; d. Deputi Bidang Jaringan Iptek; e. Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Iptek; f. Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek; g. Staf Ahli Bidang Pangan dan Pertanian; h. Staf Ahli Bidang Energi dan Material Maju; i. Staf Ahli Bidang TIK dan Transportasi; j. Staf Ahli Bidang Kesehatan dan Obat; k. Staf Ahli Bidang Pertahanan dan Keamanan; l. Inspektorat. Struktur Organisasi Kementerian Riset dan Teknologi ini dapat dilihat dalam bagan pada Gambar 1.3. Gambar 1.3. BaganStruktur Organisasi Kementerian Riset dan dan Teknologi 4 Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi

18 1.5. Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kementerian Riset dan Teknologi didukung oleh SDM sejumlah 801 orang pegawai yang berada di Kantor Pusat Jalan M.H. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat dan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong. Dilihat dari profilnya, 4% dari total SDM aparatur di Kementerian Riset dan Teknologi berlatar belakang jenjang pendidikan S3, sedangkan 12,98 % tercatat sebagai lulusan S2, 33,71% merupakan lulusan S1 dan sisanya merupakan SDM yang berlatar belakang non sarjana, sebagaimana terlihat pada grafik 1.1. Grafik 1.1. Profil Pegawai Kementerian Riset dan Teknologi Dilihat dari jenis tugas dan fungsi yang dilaksanakan, 71% SDM di Kementerian Riset dan Teknologi (Non Puspiptek) bekerja di unit teknis/deputi (347 orang) sedangkan sisanya (136 orang) bekerja di unit Sekretariat Kementerian. Sementara itu, berdasarkan kelompok struktural dan non struktural, 30% SDM di Kementerian Riset dan Teknologi menduduki jabatan struktural, sedangkan sisanya tersebar di beberapa Jabatan Fungsional Tertentu dan Jabatan Fungsional Umum. Apabila dilihat dari komposisi SDM yang berbasis Ilmu Kebijakan Publik S2/S3, maka terdapat 14% atau 70 orang dimana 44 orang diantaranya berada di Unit Teknis/Deputi. Terkait dengan pelaksanaan reformasi birokrasi, Kementerian Riset dan Teknologi telah menyampaikan Proposal Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada tahun 2011, yang dilanjutkan dengan verifikasi lapangan oleh Kementerian PAN & RB pada bulan Oktober Tujuan Reformasi Birokrasi di Kementerian Riset dan Teknologi adalah dalam rangka peningkatan Kinerja Tinggi, Pelayanan Prima dan Integritas Tinggi. Pada tahun 2012, Kementerian Riset dan Teknologi telah melaksanakan rencana-rencana aksi Program Reformasi Birokrasi yang tertuang dalam 8 (delapan) area perubahan. Diantara rencana-rencana aksi yang dilaksanakan, beberapa diantaranya memiliki nilai ungkit dan berperan strategis dalam menggerakkan reformasi di Kementerian Riset dan Teknologi yaitu : Revisi Renstra dan IKU Kementerian Riset dan Teknologi, Penyusunan Permen Ristek tentang Pelayanan Publik, Pelaksanaan inisiatif anti korupsi, Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan, dan penyusunan pengukuran kinerja individu. Dengan dilaksanakannya Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) RI No. 102 Tahun 2012 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi. Untuk itu, Kementerian Ristek telah mengeluarkan/menetapkan aturan pelaksanaan pembayaran tunjangan kinerja yaitu : a. Permenristek No. 7/M/PER/XII/2011 tentang Susunan dan Tata Kerja Jabatan Fungsional Kementerian Riset dan Teknologi. b. Permenristek No. 9 Tahun 2012 tentang Jabatan dan Kelas Jabatan serta Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi. c. Permenristek No. 10 Tahun 2012 tentang Sistem Penilaian Kinerja Individu Kementerian Ristek, yang mengatur kinerja individu melalui komponen: Kehadiran, Kinerja dan Integritas. d. Kepmenristek No. 191/M/KP/XII/2012 tentang Penetapan Penerima Tunjangan Kinerja Pegawai Kementerian Riset dan Teknologi sebagaimana telah diubah dengan Kepmenristek No. 196/M/KP/XII/2012. Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi 5

19 e. Kepmenristek No. 192/M/Kp/XII/2012 tentang Petunjuk Teknis Penghitungan Sistem Penilaian Kinerja Individu, sebagaimana telah diubah dengan Kepmenristek No. 22/M/Kp/III/2013. Dalam pelaksanaan penghitungan pembayaran tunjangan kinerja pegawai, untuk komponen Kehadiran telah diaplikasikan Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG), sedangkan untuk pengukuran Kinerja dilakukan penilaian melalui sistem yang terintegrasi dalam Sistem Informasi Perencanaan (SIRen). Adapun komponen Integritas penilaiannya dilakukan oleh Inspektorat. Pada tahun 2013 penilaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi menggunakan instrumen Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB). Nilai PMPRB Kementerian Ristek adalah 68%, sehingga belum dapat mendapatkan remunerasi 70%. Untuk meningkatkan besaran tunjangan kinerja menjadi 70%, nilai PMPRB Kementerian Ristek harus minimal 80%. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai nilai tersebut, telah disusun Rencana Aksi RB pada komponen pengungkit Rencana Strategis, Kemitraan dan Sumber Daya, serta komponen Proses Anggaran Pagu anggaran Kementerian Riset dan Teknologi Tahun 2013 sebesar Rp. 944,87 Miliar terealisasi sebesar Rp. 800,89 Miliar ( 84,76%). Alokasi anggaran untuk mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) secara rinci disampaikan sebagaimana Tabel 1.1 dan Gambar 1.4. Tabel 1.1. Realisasi Anggaran Kementerian Ristek Tahun Anggaran 2013 Program Pagu Realisasi Tingkat Penyerapan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya 198,785,563, ,137,136, Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SINas) 746,086,636, ,755,815, Jumlah 944,872,199, ,892,952, % 90.12% Gambar Grafik Realisasi Anggaran Kementerian Riset dan Teknologi Tahun Anggaran Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi

20 1.7. Sistematika Penyajian Laporan kinerja ini melaporkan capaian kinerja Kementerian Riset dan Teknologi pada tahun 2013 sesuai Rencana Strategis (Renstra) tahun Analisis Capaian Kinerja (performance result) diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi, yang memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai perbaikan kinerja di masa mendatang. Sistematika penyajian LAKIP Kementerian Riset dan Teknologi Tahun 2013 adalah sebagai berikut : 1. Ikhtisar Eksekutif, menyajikan ringkasan pencapaian kinerja Kementerian Riset dan Teknologi Tahun Bab. I - Pendahuluan, menjelaskan latar belakang penyusunan laporan, tugas dan fungsi, serta sumber daya. 3. Bab. II - Perencanaan dan Penetapan Kinerja, menjelaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah , Rencana Strategis, arah kebijakan dan strategi Kemenristek, dan Penetapan Kinerja Bab. III - Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013, menjelaskan tentang pengendalian, pengukuran dan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, serta pencapaian kinerja sebagai pertanggungjawaban terhadap pencapaian sasaran strategis pada tahun Bab. IV - Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dan upaya perbaikan. Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi 7

21

22 Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi 9

23 2.1. Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN) Pembangunan Iptek nasional secara keseluruhan Selaras dengan amanat dan arah kebijakan di tertuang dalam politik negara melalui amanat Undang- atas, pembangunan iptek nasional diharapkan dapat Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 meningkatkan produktivitas dan daya saing produk Amandemen ke 4 Pasal 31 ayat 5. Dalam Undang-Undang industri, membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan Dasar tersebut disebutkan bahwa Pemerintah memajukan profesionalisme individu, dan akhirnya memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Secara operasional, pentingnya peran Iptek dirumuskan perekonomian bangsa. Kemajuan iptek diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan lingkungan, perubahan iklim, ketahanan pangan, penanganan bencana, peningkatan pertahanan dan keamanan, dll. dalam Undang-undang No. 18/2002 tentang Sistem Dengan arah kebijakan Iptek tersebut, maka Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek (Sisnas P3 Iptek). pembangunan Iptek dilaksanakan melalui 2 (dua) program pembangunan yaitu : Selanjutnya dalam Rencana Pemerintah Jangka 1. Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SINas) yang meliputi Menengah Nasional (RPJMN) tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, mengamanatkan bahwa kebijakan iptek diarahkan untuk : 1. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan litbang dan lembaga pendukung untuk mendukung proses transfer dari ide menjadi prototipe laboratorium, aspek kelembagaan, sumberdaya dan jaringan, yang berfungsi sebagai wahana pembangunan iptek menuju visi pembangunan iptek dalam jangka panjang. 2. Peningkatan Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek (P3 Iptek) yang dilaksanakan sesuai dengan arah yang digariskan dalam RPJMN kemudian menuju prototipe industri sampai Oleh karena itu, pembangunan iptek mencakup menghasilkan produk komersial (penguatan Sistem Inovasi Nasional); dua prioritas utama yakni : (1) pembangunan untuk memperkuat unsur-unsur Sistem Inovasi Nasional (SINas) 2. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya agar mampu menjadi wahana pembangunan Iptek iptek untuk menghasilkan produktivitas litbang yang berdayaguna bagi sektor produksi dan meningkatkan budaya inovasi serta kreativitas nasional; yang efektif dan efisien, serta (2) pembangunan untuk meningkatkan dukungan penelitian, pengembangan dan penerapan iptek bagi pembangunan nasional. Penguatan 3. Mengembangkan dan memperkuat jejaring Sisnas Iptek tersebut adalah meliputi 5 (lima) program kelembagaan baik peneliti di lingkup nasional utama yang terdiri dari : penguatan kelembagaan Iptek, maupun internasional untuk mendukung peningkatan penguatan sumber daya Iptek, penguatan jaringan produktivitas litbang dan peningkatan pendayagunaan litbang nasional; 4. Meningkatkan kreativitas dan produktivitas litbang untuk ketersediaan teknologi yang dibutuhkan oleh industri dan masyarakat serta menumbuhkan budaya kreativitas masyarakat; Iptek, peningkatan relevansi dan produktifitas iptek, serta pendayagunaan Iptek. Adapun implementasi dari 5 program utama penguatan Sinas Iptek ini meliputi 7 (tujuh) bidang fokus yaitu : pangan, energi, teknologi informasi dan telekomunikasi, transportasi, pertahanan, kesehatan dan obat, serta material maju. 5. Meningkatkan pendayagunaan Iptek dalam sektor Program pembangunan Iptek ini dilaksanakan dalam produksi untuk peningkatan perekonomian nasional dan penghargaan terhadap Iptek dalam negeri. kerangka RPJMN tahun yang disajikan pada Gambar Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi

24 Gambar 2.1. Kerangka Pembangunan Iptek dalam RPJMN Kita menyadari bahwa pembangunan Iptek masih belum memberikan kontribusi maksimal bagi pembangunan nasional. Di satu sisi, kita melihat telah banyak hasil-hasil litbang dari lembaga-lembaga litbang nasional maupun perguruan tinggi. Akan tetapi di lain pihak, kita juga masih dihadapkan pada kenyataan bahwa hasil-hasil litbang tersebut belum memberikan kemanfaatan atau nilai tambah yang maksimal bagi masyarakat. Secara umum masalah mendasar yang dihadapi meliputi : (1) kemampuan sisi litbang menyediakan solusisolusi teknologi; (2) kemampuan sisi pengguna dalam menyerap teknologi baru yang tersedia; serta (3) integrasi sisi penyedia dan pengguna teknologi belum terbangun dengan baik. Dengan kata lain, masih perlu peningkatan sinergi iptek di antara penyedia dan pengguna. Oleh karena itu fokus kebijakan dan program Pembangunan Iptek diarahkan untuk : (1) menciptakan ruang yang berfungsi sebagai panggung inovasi, agar terjadi interaksi dan kolaborasi yang baik antar aktoraktor inovasi nasional dalam suasana yang kondusif; (2) mempercepat koordinasi dan intermediasi antara penyedia dan pengguna teknologi, (3) mendorong pemanfaatan hasil litbang guna menyelesaikan permasalahan pembangunan, meningkatkan daya saing, memberikan layanan kepada masyarakat serta mencapai kemandirian bangsa. Selama periode 5 tahun ( ), program Kementerian Riset dan Teknologi adalah Peningkatan Kemampuan Iptek Untuk Penguatan SINas, yang secara garis besar pelaksanaannya meliputi tahapan : Nasional yaitu melalui Penyusunan Renstra , Reorganisasi Kementerian Riset dan Teknologi, Program insentif penelitian, Program implementasi Sistem Inovasi Nasional dan Daerah, Program penguatan dan peningkatan mutu infrastruktur penelitian, Program pengembangan SDM, Program gerakan inovasi teknologi bagi pemuda dan mahasiswa, serta Program penggalakan perolehan HAKI. Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi 11

25 melalui program-program realisasi secara nasional dan daerah secara masif di seluruh tanah air dengan memanfaatkan potensi daerah yang terintegrasi dengan inovasi teknologi, terus mengokohkan pembangunan SDM dan infrastruktur inovasi seperti Science and Technology Park, serta program bersama lintas kementerian untuk mendukung Sistem Inovasi Nasional. melalui program-program realisasi secara nasional dan daerah yang semakin nyata dengan indikasi terwujudnya proyek inovasi bersama melibatkan secara aktif pemasok Iptek (perguruan tinggi dan lembaga litbang) dan pengguna Iptek (pemerintah, industri, masyarakat) untuk pemenuhan kebutuhan National Security (Hankam, Pangan dan Energi), peningkatan daya saing (industri) dan layanan masyarakat. Tahapan tersebut tercermin dalam Renstra Kementerian Riset dan Teknologi yang meliputi 5 (lima) program utama sebagaimana disebutkan diatas yang diturunkan dari RPJP, RPJMN, Visi, Misi, Agenda dan 11 program Prioritas Nasional KIB II, serta Kontrak Kinerja Menristek Rencana Strategis (Renstra) Sampai dengan tahun 2013 sebagai acuan dalam perencanaan strategis program dan kegiatan di lingkup Kementerian Riset dan Teknologi, yaitu Renstra Kementerian Riset dan Teknologi Tahun sesuai dengan Kepmenristek No. 243b/M/Kp/IX/2011. Berdasarkan rekomendasi hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Riset dan Teknologi tahun 2012, yaitu perlunya penyempurnaan Renstra terutama dalam hal indikator atau ukuran kinerja yang merepresentasikan tercapai atau tidaknya setiap tujuan atau sasaran yang ditetapkan, maka dilakukan perbaikan Renstra sesuai dengan Kepmenristek No.26/M/Kp/III/2013. a. Visi Dalam rangka menyatukan langkah dalam pembangunan iptek nasional, maka pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Riset dan Teknologi dilandasi suatu Visi dan Misi yang ingin diwujudkan. Visi dan Misi tersebut merupakan panduan yang memberikan pandangan dan arah ke depan sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran. Visi Kementerian Riset dan Teknologi dalam Pembangunan Iptek adalah : IPTEK UNTUK KESEJAHTERAAN DAN KEMAJUAN PERADABAN Deskripsi iptek untuk kesejahteraan dimaksudkan dengan kemajuan iptek nasional yang dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan profesionalisme individu, dan meningkatkan pendapatan individu dan masyarakat, yang pada akhirnya dapat memajukan perekonomian bangsa. Kemajuan iptek diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan lingkungan, perubahan iklim, ketahanan pangan, penanganan bencana, peningkatan pertahanan dan keamanan, dan lain-lain, yang pada akhirnya meningkatkan rasa aman, ketentraman dan kesejahteraan masyarakat. Deskripsi iptek untuk kemajuan peradaban dimaksudkan dengan kemajuan iptek nasional yang mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat seperti ekonomi, sosial dan budaya. Hasil-hasil litbang harus mencerminkan academic excellence, mempunyai economic value, dan memberikan social impact yang positif bagi kehidupan bangsa dan negara. Hal ini akan tercermin dari meningkatkan jumlah penduduk yang memasuki perguruan tinggi, jumlah S3 per tahun yang dihasilkan Perguruan Tinggi dalam negeri, jumlah publikasi ilmiah internasional dan indek sitasi, dominasi teknologi lokal pada belanja teknologi, nasionalisme akan produk dalam negeri, dan kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi. Penelitian, pengembangan dan pemanfaatan iptek yang maju menempatkan Indonesia menjadi negara yang bermartabat, yang berdiri sama tinggi, dan duduk sama rendah dengan negara-negara lain di dunia. Kemajuan iptek nasional juga akan menempatkan Indonesia menjadi negara dengan peradaban maju, hasil akumulasi kemajuan budaya material dan non-material buah dari penelitian, pengembangan dan pemanfaatan Iptek. 12 Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi

26 b. Misi Dalam upaya mewujudkan Visi Kementerian Riset dan Teknologi, maka disusunlah Misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan Iptek sebagai basis dalam membangun daya saing, kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan negara dalam pergaulan internasional, serta mencapai kemajuan peradaban bangsa. 2. Memperkuat daya dukung Iptek untuk mempercepat pencapaian tujuan negara, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa; turut serta menjaga ketertiban dunia. Misi ini mencakup upaya menjawab permasalahan pembangunan Iptek saat ini dan masa mendatang dalam aspek : kelembagaan Iptek, sumber daya Iptek, jaringan Iptek, relevansi dan produktifitas Iptek, dan pendayagunaan Iptek. Misi tersebut juga merupakan pernyataan tentang hal-hal yang harus dicapai oleh organisasi untuk pihakpihak yang berkepentingan pada kurun waktu 5 tahun. Sebagai penjabaran dari visi yang telah ditetapkan, pernyataan misi mencerminkan tentang segala sesuatu untuk pencapaian visi tersebut. c. Tujuan Untuk mencapai Visi dan Misi Kementerian Riset dan Teknologi di atas, maka Visi dan Misi harus dirumuskan ke dalam tujuan yang lebih terarah dan operasional. Untuk meningkatkan kontribusi teknologi yang nyata terhadap upaya-upaya mensejahterakan masyarakat dan memajukan peradaban, maka tujuan yang harus dicapai adalah : 1. Meningkatkan kemampuan litbang nasional. 2. Meningkatkan kontribusi iptek bagi pembangunan nasional. d. Sasaran Tujuan di atas akan dicapai apabila tercapai penguatan dalam unsur-unsur Sistem Inovasi Nasional di sisi supply yakni : Kelembagaan, Sumberdaya dan Jaringan Iptek, di samping penguatan core business iptek itu sendiri, yakni Relevansi dan Produktivitas Iptek serta penguatan Pendayagunaan Iptek di kalangan pengguna baik masyarakat, pemerintah maupun dunia industri. Karena itulah, sasaran pembangunan iptek adalah : 1. Menguatnya Kelembagaan Iptek; 2. Menguatnya Sumber Daya Iptek; 3. Menguatnya Jaringan Iptek; 4. Meningkatnya Relevansi dan Produktivitas Iptek; 5. Meningkatnya Pendayagunaan Iptek. Integrasi vertikal untuk mencapai sinergi dalam pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Iptek tahun dibangun dengan pola pikir yang diilustrasikan pada Gambar 2.2. Sasaran tersebut tertuang dalam Renstra Kementerian Riset dan Teknologi yang hingga kini telah memasuki revisi ke-3 dengan Indikator Kinerja Utama sebagai berikut : Tabel 2.1. Sasaran dan IKU Renstra Kementerian Ristek No Sasaran IKU Target Tercapainya Penguatan Kelembagaan Iptek Peringkat dunia kualitas lembaga penelitian Peringkat dunia ke Tercapainya Penguatan Sumber Daya Iptek 3. Tercapainya Penguatan Jaringan Iptek Prosentase investasi anggaran litbang terhadap PDB Jumlah peneliti dan perekayasa (orang per 1 juta penduduk) Jumlah kolaborasi riset lembaga litbang dengan industri 1% Meningkatkan Relevansi dan Produktivitas Litbang Iptek 5. Meningkatkan Pendayagunaan Iptek Jumlah paten terdaftar Jumlah publikasi ilmiah 90 Jumlah pemanfaatan teknologi hasil litbang di industri, masyarakat dan untuk national security 158 Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Kementerian Riset Dan Teknologi 13

IKHTISAR EKSEKUTIF. Adapun capaian indikator kinerja terkait dengan sasaran renstra sebagai berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Adapun capaian indikator kinerja terkait dengan sasaran renstra sebagai berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2013 yang telah disusun oleh Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek merupakan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Akuntabilitas Kinerja l KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI Lampiran I 1. Jumlah pusat unggulan Iptek Mengukur kinerja Kelembagaan Iptek 2. Jumlah artikel Iptek di media cetak nasional untuk mengukur tingkat kesadaran Iptek Mengukur tingkat kesadaran Iptek masyarakat

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Deputi Bidang Kelembagaan Iptek

IKHTISAR EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Kinerja 2013 Deputi Bidang Kelembagaan Iptek IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah gambaran umum tentang capaian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan. Lakip Deputi Bidang Kelembagaan Iptek disusun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN Reformasi Birokrasi NASIONAL ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI Pengorganisasian Pelaksanaan Tim Pengarah Kementerian/Lembaga Ketua: Pimpinan K/L Sekretaris: Sekjen Anggota: Pejabat Eselon I Pemerintah

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Latar Belakang Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya. Untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2014 merupakan perwujudan dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Deputi

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 29 Juli 2016 ROADMAP RB 2015-2019

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj)

LAPORAN KINERJA (LKj) LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PARIWISATA, RISET DAN TEKNOLOGI, DAN LINGKUNGAN MARITIM TAHUN 2016 DAFTAR ISI Sampul Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi i ii iii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Informasi dan Dokumentasi

Lebih terperinci

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi Ir. Deddy S. Bratakusumah, BE., MURP., M.Sc, PhD. DEPUTI BIDANG TATALAKSANA deddys@menpan.go.id

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi birokrasi dengan tekad mewujudkan pemerintah yang transparan dan akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk mewujudkan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KECAMATAN KUBUTAMBAHAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KECAMATAN KUBUTAMBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KECAMATAN KUBUTAMBAHAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa karena hanya dengan limpahan karunia Nya penyusunan Dokumen

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI Lampiran I 1. Jumlah pusat unggulan Iptek Mengukur kinerja kelembagaan Iptek 2. Jumlah peneliti per 1 juta penduduk Mengukur kualitas SDM Iptek 3. Jumlah kekayaan intelektual hasil litbangyasa Iptek Mengukur

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 279 /M/Kp/X/2013 TENTANG

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 279 /M/Kp/X/2013 TENTANG .. ' 1 SALINAN 1 REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 279 /M/Kp/X/2013 TENTANG PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan L LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pasal 373 ayat (4) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pembinaan yang bersifat umum dan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Biro Perencanaan dan Keuangan/Biro Perencanaan dan Organisasi... 2 1.1.2 Capaian Biro Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN STANDARDISASI NASIONAL JAKARTA 2017 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang mesti dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi dan misi pembangunan sekaligus aspirasi serta cita-cita

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2011 Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2011 Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia Laporan Akuntabilitas Kinerja 2011 Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia Gedung II BPP Teknologi - Jl. MH Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. (021) 316-9119, 316-9127, Fax. (021) 310-1835 Laporan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari 2015 Kepala Biro Perencanaan,

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari 2015 Kepala Biro Perencanaan, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah laporan kinerja Tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance) yang merupakan tuntutan masyarakat, mengharuskan pemerintah menyelenggarakan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT) merupakan suatu hal yang penting bagi terselenggaranya tatakelola kinerja yang baik, oleh karenanya, RKT menjadi suatu hal yang cukup kritikal yang harus

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK

PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK Nomor : 17/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis BAB II Renstra Tahun 2015 2019 merupakan panduan pelaksanaan tugas dan fungsi pada periode 2015 2019 yang disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Tahun 2010

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA (PK) Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

PENETAPAN KINERJA (PK) Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Unit Organisasi Eselon I: Deputi Relevansi dan Produktivitas Iptek Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya Relevansi dan Jumlah paten terdaftar Produktivitas Litbang Iptek Bagi Jumlah publikasi

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang LKj Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan kewajiban bagi instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci